Anda di halaman 1dari 39

Makalah Mata Kuliah Filsafat Ilmu

RANAH KOGNITIF
DALAM PEMBELAJARAN

Mata Kuliah : Teori dan Model dalam TEP

Dosen Pembina:
Prof. Dr. H. Punaji Setyosari, M.Pd., M.Ed.

Oleh:
NAMA : SIYAMTA
NIM : 130121909684

PROGRAM STUDI S3 TEKNOLOGI PEMBELAJARAN


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
DESEMBER 2013

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

--

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami Haturkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan Ijin dan
Kehendak-Nya Makalah tentang Ranah Kognitif Dalam Pembelajaran ini dapat
diselesaikan oleh penulis.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Akhir Mata Kuliah Teori dan Model dalam
TEP Program Doktor (S3) Teknologi Pembelajaran Universitas Negeri Malang.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Bapak Prof Dr. Punadji Setyosari, M.Pd.,
M.Ed, selaku dosen Pembina mata kuliah Teori dan Model dalam TEP yang telah
membimbing penulis, sehingga berhasil menyelesaikan makalah ini. Kritik dan saran
yang bersifat konstuktif sangatlah Penulis harapkan demi penyempurnaan lebih lanjut.
Namun demikian, semoga yang sederhana ini bermanfaat bagi para pembacanya.

Malang, Desember 2013


Penulis

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 | -i-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

Ranah Kognitif Dalam Pembelajaran

Siyamta
Mahasiswa Program S3-TEP UM

ABSTRAK
Pembelajaran merupakan kegiatan interaktif dan timbal balik antara pendidik dan
peserta didik. Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan maka seorang pendidik
seharusnya menyiapkan berbagai kebutuhan sebalum mengajar termasuk kebutuhan
setelah mengajar. Merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran
merupakan kegiatan wajib yang harus dilakukan oleh guru. Dengan demikian guru
dapat berkreasi dan berinovasi pada kelasnya dengan teori yang mendasari proses
pembelajaran tersebut. Tujuan dari pembelajaran adalah untuk membantu siswa untuk
memahami konsep utama pada suatu topik atau mata pelajaran. Kemampuan berpikir
merupakan faktor penting dalam proses pembelajaran siswa. Kemampuan berpikir
seseorang dapat dikembangkan melalui belajar, bertanya pada diri sendiri, memiliki
keinginan untuk menghasilkan sesuatu yang baru, berkemauan memanfaatkan
sesuatu yang ada di sekitar, sehingga menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
dirinya maupun bagi orang lain.
Terdapat banyak teori belajar yang mendasari proses pembelajaran. Beberapa
diantaranya yaitu teori Bloom, Gagne, Ausubel, Anderson, Merril, dan Reigeluth. Teori
belajar Bloom secara umum memeparkan tentang ranah pembelajaran (kognitif, afektif
dan psikomotor). Teori belajar Gagne menyatakan bahwa belajar dipengaruhi oleh
faktor dari luar diri dan faktor dalam diri dan keduanya saling berinteraksi.Teori
Ausubel secara umum memaparkan bahwa pembelajaran harus bermakna yang
terbagi dalam dua dimensi yaitu penyampaian informasi dan penemuan. Teori
Anderson berkaitan dengan deklaratif dan prosedural knowledge, sedangkan
Taksonomi Reigeluth berkaitan dengan memorize information, understand relationship,
Apply skill dan Apply generic skill.

Kata kunci : Kognitif Domain, Pembelajaran, Taksonomi Pembelajaran

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 | -ii-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i


ABSTRAK .................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A.

Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1

B.

Rumusan Masalah ............................................................................................. 2

C.

Tujuan Penulisan ............................................................................................... 2

D.

Metode Penulisan .............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3


A.

Hakekat Belajar dan Pembelajaran .................................................................... 3

B.

Taksonomi dalam Pembelajaran ........................................................................ 4

C.

Domain Cognitive Bloom ................................................................................... 8

D.

Framework Dalam Pembelajaran..................................................................... 14

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 19


A.

Kesimpulan ...................................................................................................... 19

B.

Saran ............................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 20


Biografi ...................................................................................................................... 21
Lampiran Slide Power Point ..................................................................................... 22

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 | -iii-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Taksonomi pada dasarnya merupakan usaha pengelompokan yang disusun dan diurut
berdasarkan ciri-ciri suatu bidang tertentu. Sebagai contoh, taksonomi dalam bidang
ilmu fisika menghasilkan pengelompokan benda kedalam benda cair, benda padat, dan
gas. Taksonomi dalam bidang ilmu botani mengelompokkan tumbuhan berdasakan
karakteristik tertentu, misalnya kelompok tumbuhan bersel satu dan tumbuhan bersel
banyak. Taksonomi tujuan pembelajaran adalah pengelompokan tujuan pembelajaran
dalam kawasan kognitif, afektif dan psikomotorik. Tujuan pembelajaran merupakan
salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan pembelajaran,
sebab

segala

kegiatan

pembelajaran

bermuara

pada

tercapainya

kegiatan

pembelajaran tersebut. Dilihat dari sejarahnya tujuan pembelajaran pertama kali


diperkenalkan oleh B.F. Skinner pada tahun 1950 yang diterapkannya dalam ilmu
perilaku (behavioral science) dengan maksud untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Kemudian diikuti oleh Robert Mager yang menulis buku yang berjudul Preparing
Instructional Objective pada tahun 1962.
Keuntungan yang dapat diperoleh melalui penuangan tujuan pembelajaran antara lain
sebagai berikut : (1) Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara
tepat, (2) Pokok bahasan dapat dibuat seimbang sehingga tidak ada materi pelajaran
yang dibahas terlalu mendalam atau terlalu sedikit, (3) Guru dapat menetapkan berapa
banyak materi pelajaran yang dapat atau sebaiknya disajikan dalam setiap jam
pelajaran, (4) Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pelajaran secara
tepat, (5) Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan strategi belajar
mengajar yang paling cocok dan menarik, (6) Guru dapat dengan mudah
mempersiapkan berbagai keperluan peralatan maupun bahan dalam keperluan belajar,
(7) Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam belajar, (8)
Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik dibandingkan dengan
hasil belajar tanpa tujuan yang jelas.
Seorang guru profesional harus merumuskan tujuan pembelajaran dalam bentuk
perilaku siswa yang dapat diukur yaitu menunjukkan apa yang dapat dilakukan oleh
siswa tersebut sesudah mengikuti pelajaran.
Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-1-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut :
1. Apa hakekat belajar dan pembelajaran?
2. Apa yang dimaksud dengan Taksonomi Pembelajaran?
3. Apa yang dimaksud dengan Kognitif Domain beserta Hirarkinya?
4. Bagaimana deskripsi perbandingan antar Framework pembelajaran ?
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui hakekat pembelajaran
2. Untuk mengetahui berbagai macam taksoni pembelajaran
3. Untuk mengetahui kognitif domain
4. Untuk mengetahui perbandingan antar framework pembelajaran
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan penulis dalam penulisan makalah ini adalah studi kepustakaan
melalui literatur buku-buku yang relevan serta dari berbagai media lainnya terutama
internet.

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-2-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakekat Belajar dan Pembelajaran


Pada hakikatnya belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada
diri seseorang. Seseorang menjadi dewasa karena dia telah melewati sebuah proses
yang direncanakan maupun tidak direncanakan. Mereka belajar sesuatu dari berbagai
aspek kehidupan baik itu formal maupun nonformal. Dengan belajar seseorang
diharapkan menjadi manusia yang sesungguhnya, atau didalam konsep pendidikan
Islam dinamakan manusia yang berkepribadian kaffah/insan kamil atau manusia
paripurna. Salah satu indikator manusia kaffah selain memiliki kecerdasan adalah
memiliki perilaku yang baik (akhlakul karimah), mungkin inilah yang dirasa cukup berat
oleh para pendidik karena pada kenyataannya proses belajar belum mampu
sepenuhnya mencapai hal tersebut.
Proses pembelajaran yang terjadi pada umumnya adalah seseorang lebih banyak
dituntut untuk mendengarkan dari pada aktif atau kreatif, mereka hanya dijadikan
obyek dalam belajar hal ini terjadi dari jenjang pendidikan tingkat dasar sampai
menengah atas, hampir 12 tahun mereka belajar seperti itu, maka tidak heran ketika
memasuki perguruan tinggi mereka tidak siap dengan metode belajar mandiri. Pada
dasarnya proses pendidikan itu berkesinambungan artinya proses pendidikan
sebelumnya akan memengaruhi proses pendidikan selanjutnya, oleh karenanya
konsep student centre atau siswa merupakan subyek dalam pembelajaran harus
benar-benar diterapkan oleh para pendidik disemua jenjang pendidikan karena hal
tersebut akan berpengaruh terhadap cara mereka belajar dijenjang berikutnya.
Ketidaksiapan seseorang dalam memasuki perguruan tinggi juga dikarenakan faktor
mindset atau cara pandang seseorang dalam memaknai belajar. Sedikitnya ada
beberapa potensi yang harus dikembangkan dalam proses belajar diantaranya aspek
kognitif, menurut Bloom (Djahiri, 1996) aspek tersebut mencakup hapalan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Dalam hal ini mahasiswa
dituntut untuk dapat mengingat, memahami, menganalisis dan menyimpulkan serta
menerapkan sebuah teori dalam permasalahan yang sesungguhnya, dengan itu
mereka diharapkan menjadi seorang pembelajar aktif, kritis serta reaktif terhadap
permasalahan yang ada. Sementara secara afektif yang meliputi emosi, feelingminding, cita rasa, kemauan, kecintaan, sikap, sistem nilai serta sistem keyakinan
(Djahiri, 2007). Itu berarti mahasiswa diharapkan memiliki motivasi atau minat yang
Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-3-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

tinggi terhadap proses belajar sehingga mereka dapat menghargai proses belajar serta
dapat mengintegrasikan nilai-nilai yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari.
Berikutnya aspek psikomotorik dimana mahasiswa dapat mempraktikkan kompetensi
atau keahliannya dalam dunia kerja, wirausaha dan kehidupan bermasyarakat. Proses
belajar seperti ini harus didukung oleh seluruh stakeholder kampus khususnya dosen
yang

bertindak

sebagai

pembimbing,

patner,

serta

motivator

bagi

seluruh

mahasiswanya.

B. Taksonomi dalam Pembelajaran


Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein berarti untuk mengklasifikasi dan
nomos yang berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarki dari sesuatu atau
prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan
kejadian-kejadian sampai pada kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut
beberapa skema taksonomi. Taksonomi tujuan pembelajaran adalah pengelompokan
tujuan pembelajaran dalam kawasan kognitif, afektif dan psikomotorik. Tujuan
pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam
melaksanakan pembelajaran, karena segala kegiatan pembelajaran bermuara pada
tercapainya tujuan tersebut. Agar proses pembelajaran dapat terkonsepsikan dengan
baik, maka seorang guru dituntut untuk mampu menyusun dan merumuskan tujuan
pembelajaran secara jelas dan tegas. Kendati demikian, dalam kenyataan di lapangan
saat ini, tampaknya kita masih dapat menemukan permasalahan yang dihadapi guru
(calon guru) dalam merumuskan tujuan pembelajaran yang hendak dilakukannya, yang
berujung pada inefektivitas dan inefesiensi pembelajaran. Taksonomi adalah suatu
klasifikasi atau pengelompokan benda menurut ciri-ciri tertentu. Dalam bidang
pendidikan, taksonomi digunakan untuk mengklasifikasikan tujuan instruksional.

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-4-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

Beberapa taksonomi pembelajaran dituliskan dalam tabel 2.1 berikut ini.


Tabel 2.1. Taksonomi Pembelajaran

Keterangan :
Bloom yang warna Merah (Sudah direvisi / New Bloom).

Berdasarkan pada tabel di atas, maka maka terdapat 6 Taksonomi, yaitu Taksonomi
Bloom, Taksonomi Gagne, Taksonomi Ausubel, Taksonomi Anderson, Taksonomi
Merril, Taksonomi Reigeluth.
1. Taksonomi Bloom
Taksonomi Bloom memiliki hirarki yang paling banyak (6 hirarki), baik yang belum
direvisi maupun yang sudah direvisi. Pembahasan tentang Taksonomi Bloom lebih
lanjut apa pada Point B.
2. Taksonomi Gagne
Gagne mengkategorikan taksonomi hasil belajar dalam lima komponen, yaitu:
informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan
motorik. Dengan demikian, maka tiga ranah dalam taksonomi Bloom tercakup semua
di dalam taksonomi Gagne. Gagne mengelompokkan kedalam lima komponen
dikarenakan atas asumsi bahwa hasil belajar yang berbeda tersebut memerlukan
kondisi belajar yang berbeda pula. Artinya, untuk membangun strategi kognitif siswa
memerlukan kondisi berbeda dengan ketika kita ingin membangun sikap atau
keterampilan motorik. Gagne membagi hasil belajar menjadi lima kategori kapabilitas
sebagai berikut :
Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-5-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

1). Informasi verbal


Kapabilitas informasi verbal merupakan kemampuan untuk mengkomunikasikan
secara lisan pengetahuannya tentang fakta-fakta. Informasi verbal diperoleh
secara lisan, membaca buku dan sebagainya. Informasi ini dapat diklasifikasikan
sebagai fakta, prinsip, nama generalisasi. Contoh, siswa dapat menyebutkan dalil
Phytagoras yang berbunyi, pada segitiga siku-siku berlaku kuadrat sisi miring
sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi siku-sikunya.
2). Keterampilan Intelektual
Kapabilitas

keterampilan

intelektual

merupakan

kemampuan

untuk

dapat

memperbedakan, menguasai konsep, aturan, dan memecahkan masalah.


Kemampuan-kemampuan

tersebut

diperoleh

melalui

belajar.

Kapabilitas

keterampilan intelektual menurut Gagne dikelompokkan dalam 8 tipe belajar yaitu,


belajar isyarat, belajar stimulus respon, belajar rangkaian gerak, belajar rangkaian
verbal,

belajar

memperbedakan,

belajar

pembentukan

konsep,

belajar

pembentukan aturan, dan belajar pemecahan masalah. Tipe belajar tersebut


terurut kesukarannya dari yang paling sederhana (belajar isyarat) sampai kepada
yang paling kompleks belajar pemecahan masalah.
3). Strategi Kognitif
Kapalilitas strategi kognitif adalah kemampuan untuk mengkoordinasikan serta
mengembangkan proses berpikir dengan cara merekam, membuat analisis dan
sintesis. Kapabilitas ini terorganisasikan secara internal sehingga memungkinkan
perhatian, belajar, mengingat, dan berfikir anak terarah. Contoh tingkah laku akibat
kapabilitas strategi kognitif, adalah menyusun langkah-langkah penyelesaian
masalah matematika.
3. Taksonomi Ausubel
David Ausubel (1963) merupakan seorang psikolog pendidikan, melakukan beberapa
penelitian rintisan menarik di waktu yang hampir sama dengan Burner, Ia sangat
tertarik dengan cara mengorganisasikan berbagai ide. Ia menjelaskan bahwa dalam
diri seorang pelajar sudah ada organisasi dan kejalasan tentang pengetahuan dibidang
subjek tertentu. Ia menyebut organisasi ini sebagai struktur kognitif dan percaya bahwa
struktur ini menentukan kemampuan pelajar untuk menangani berbagai ide dan
hubungan baru. Makna dapat muncul dari materi baru hanya bila materi itu terkait
Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-6-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

dengan struktur kognitif dari pembelajaran sebelumnya. David Ausubel terkenal


dengan teori belajar yang dibawanya yaitu

belajar bermakna (meaningful learning)

dan belajar menghafal (rote learning). Menurut Ausubel belajar bermakna terjadi jika
suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep yang relevan yang
terdapat dalam struktur kognitif seseorang, selanjutnya bila tidak ada usaha yang
dilakukan untuk mengasimilasikan pengertian baru pada konsep-konsep yang relevan
yang sudah ada dalam struktur kognitif, maka akan terjadi belajar hafalan. Faktorfaktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna menurut Ausubel adalah struktur
kognitif yang ada, stabilitas dan kejelasan pengetahuan dalam suatu bidang studi
tertentu dan pada waktu tertentu. Seseorang belajar dengan mengasosiasikan
fenomena baru ke dalam skema yang telah ia punya. Dalam prosesnya siswa
mengkonstruksi apa yang ia pelajari dan ditekankan pelajar mengasosiasikan
pengalaman, fenomena, dan fakta-fakta baru kedalam system pengertian yang telah
dipunyainya. Teori belajar bermakna Ausubel ini sangat dekat dengan inti pokok
konstruktivisme.

Keduanya

menekankan

pentingnya

siswa

mengasosiasikan

pengalaman, fenomena, dan fakta-fakta baru kedalam sistem pengertian yang telah
dipunyai. Keduanya menekankan pentingnya asimilasi pengalaman baru kedalam
konsep atau pengertian yang sudah dipunyai sisw. Keduanya mengandalkan bahwa
dalam pembelajaran itu aktif.
4. Taksonomi Anderson
Taksonomi menurut Anderson dibedakan menjadi declarative Knowledge dan
Procedural Knowledge. Pengetahuan Deklaratif, yaitu pengetahuan yang bisa
dideklarasikan biasanya dalam bentuk kata atau singkatnya pengetahuan konseptual.
Pengetahuan Prosedural, yaitu pengetahuan tentang tahapan yang harus dilakukan
misalnya dalam hal pembagian satu bilangan ataupun cara kita mengemudikan
sepeda, singkatnya pengetahuan bagaimana atau bersifat aplikasi.
5. Taksonomi Merril
Taksonomi Merril. M. D. Merril sendiri menamakan taksonomi buatannya itu sebagai
Componen Display Theory (CDT). Merril (dalam Uno, Sofyan, dan Candiasa, 2001)
mengembangkan taksonominya dengan menyempurnakan teori Robert Gagne.
Taksonomi Merril membagi tujuan-tujuan pendidikan jadi dua kategori: isi dan kinerja
(teori Gagne). Kategori isi berisikan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur; sedangkan
kategori kinerja terdiri dari mengingat, menggunakan, dan menemukan. Namun,
Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-7-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

Taksonomi Merril ini tak sekomprehensif Taksonomi Bloom sehingga jarang sekali
digunakan.
6. Taksonomi Reigeluth
Pada taksonomi Reigeluth terdapat 4 tingkatan, yaitu memorize information,
understand relationship, apply skill dan apply generic skill. Memorize information
berkaitan dengan bagaiman suatu informasi akan masuk dalam suatu memori
seseorang. Applying skill berkaitan dengan bagaimana suatu skill diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
C. Domain Cognitive Bloom
Taksonomi Bloom pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956.
Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan)
dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci
berdasarkan hirarkinya. Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif)
Ranah Kognitif berisi tentang perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual,
seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Indikator kognitif
proses merupakan perilaku (behavior) siswa yang diharapkan muncul setelah
melakukan serangkaian kegiatan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Selain
ranah afektif dan psikomotorik, hasil belajar yang perlu diperhatikan adalah dalam
ranah kognitif. Seseorang dapat dikatakan telah belajar sesuatu dalam dirinya apabila
telah terjadi perubahan, akan tetapi tidak semua perubahan terjadi. Hasil belajar
merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil belajar sebagai produk dari proses
belajar. Perilaku ini sejalan dengan keterampilan proses sains, tetapi yang
karakteristiknya untuk mengembangkan kemampuan berfikir siswa. Indikator kognitif
produk berkaitan dengan perilaku siswa yang diharapkan tumbuh untuk mencapai
kompetensi yang telah ditetapkan. Indikator kognitif produk disusun dengan
menggunakan kata kerja operasional aspek kognitif.

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-8-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

Dalam Taksonomi Bloom yang direvisi oleh David R. Krathwohl di jurnal Theory into
Practice, aspek kognitif dibedakan atas enam jenjang yang diurutkan seperti pada
gambar berikut ini.

Gambar 2.1. Hieraki Ranah Kognitif Menurut Revisi Taksonomi Bloom

Masing-masing tingkatan dijelaskan seperti berikut ini :


1). Knowledge / Remember (C1)
Mengingat merupakan proses kognitif paling rendah tingkatannya. Untuk
mengkondisikan agar mengingat dapat menjadi bagian belajar bermakna, maka
tugas mengingat hendaknya selalu dikaitkan dengan aspek pengetahuan yang
lebih luas dan bukan sebagai suatu yang lepas dan terisolasi. Kategori ini
mencakup dua macam proses kognitif yaitu mengenali (recognizing) dan
mengingat. Beberapa kata kerja operasional yang berkaitan dengan mengingat
antara lain Mengetahui, Mengutip, Menjelaskan, Menggambar, Menyebutkan,
Membilang, Mengidentifikasi, Memasangkan, Menandai, Menamai, Mengutip,
Menyebutkan,

Menjelaskan,

Menggambar,

Membilang,

Mengidentifikasi,

Mendaftar, Menunjukkan, Memberi label, Memberi indeks, Memasangkan,


Menamai, Menandai, Membaca, Menyadari, Menghafal, Meniru, Mencatat,
Mengulang,

Mereproduksi,

Meninjau,

Memilih,

Menyatakan,

Mempelajari,

Mentabulasi, Memberi kode, Menelusuri, Menulis.

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-9-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

2). Comprehension / Understanding (C2)


Pertanyaan pemahaman menuntut siswa agar dapat menunjukkan bahwa mereka
telah mempunyai pengertian yang memadai untuk mengorganisasikan dan
menyusun materi-materi yang telah diketahui. Siswa harus memilih fakta-fakta
yang cocok untuk menjawab pertanyaan. Jawaban siswa tidak sekedar mengingat
kembali informasi, namun harus menunjukkan pengertian terhadap materi yang
diketahuinya. Kata kerja operasional yang berkaitan dengan memahami antara
lain Menafsirkan, Meringkas, Mengklasifikasikan, Membandingkan, Menjelaskan,
Membeberkan, Memperkirakan, Menjelaskan, Mengkategorikan, Mencirikan,
Merinci,

Mengasosiasikan,

Mengubah,

Membandingkan,

Mempertahankan,

Mendiskusikan,
Mempolakan,

Menggali,

Menguraikan,

Mencontohkan,

Memperluas,

Menghitung,
Menjalin,

Menerangkan,

Menyimpulkan,

Mengkontraskan,
Membedakan,
Mengemukakan,

Meramalkan,

Merangkum,

Menjabarkan.
3). Application / Applying (C3)
Pertanyaan

penerapan

menyelesaikan

masalah

mencakup
atau

penggunaan

mengerjakan

suatu

tugas.

prosedur

Oleh

untuk

karena

itu,

mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Namun tidak


berarti bahwa kategori ini hanya sesuai untuk pengetahuan prosedural saja.
Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif yaitu menjalankan dan
mengimplementasikan. Kata kerja oprasionalnya antara lain Melaksanakan,
Menggunakan, Menjalankan, Melakukan, Mempraktekan, Memilih, Menyusun,
Memulai, Menyelesaikan, Mendeteks, Menugaskan, Mengurutkan, Menerapkan,
Menyesuaikan,
Membangun

Mengkalkulasi,

Memodifikasi,

Membiasakan,

Mencegah,

Mengklasifikasi,
Menentukan,

Menghitung,

Menggambarkan,

Menggunakan, Menilai, Melatih, Menggali, Mengemukakan, Mengadaptasi,


Menyelidiki, Mengoperasikan, Mempersoalkan, Mengkonsepkan, Melaksanakan,
Meramalkan,

Memproduksi,

Memproses,

Mengaitkan,

Menyusun,

Mensimulasikan, Memecahkan, Melakukan, Mentabulasi, Meramalkan.


4). Analysis / Analysing (C4)
Pertanyaan analisis menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsurunsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur
tersebut. Kata kerja oprasionalnya antara lain Menguraikan, Membandingkan,
Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-10-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

Mengorganisir,
Menyusun

Menyusun
outline,

ulang,

Mengubah

Mengintegrasikan,

struktur,

Mengkerangkakan,

Membedakan,

Menyamakan,

Membandingkan, Mengintegrasikan, Menganalisis, Mengaudit, Memecahkan,


Menegaskan, Mendeteksi, Mendiagnosis, Menyeleksi, Merinci, Menominasikan,
Mendiagramkan,
Menjelajah,

Megkorelasikan,

Membagankan,

Merasionalkan,

Menyimpulkan,

Menguji,

Mencerahkan,

Menemukan,

Menelaah,

Memaksimalkan, Memerintahkan, Mengedit, Mengaitkan, Memilih, Mengukur,


Melatih, Mentransfer
5). Sintesis / Evaluation (C5)
Teori Bloom Sebelum direvisi
Dengan kata kerja operasional

Mengabstraksi, Mengatur, Menganimasi,

Mengumpulkan, Mengkategorikan, Mengkode, Mengombinasikan, Menyusun,


Mengarang,

Membangun,

Mengkreasikan,
Meningkatkan,
Menggeneralisasi,

Menanggulangi,

Menghubungkan,

Mengoreksi,

Merancang,

Memperjelas,

Memfasilitasi,

Menggabungkan,

Menciptakan,

Merencanakan,
Membentuk,

Memadukan,

Mendikte,
Merumuskan,

Membatas,

Mereparasi,

Menampilkan, Menyiapkan Memproduksi, Merangkum, Merekonstruksi.


Teori Bloom Setelah direvisi
Mengevaluasi adalah membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan
standar yang ada. Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori
ini adalah memeriksa dan mengkritik. Kata operasionalnya antara lain Menyusun
hipotesis,

Mengkritik,

Memprediksi,

Menilai,

Menguji,

Membenarkan,

Menyalahkan.
6). Evaluation / Creating (C6)
Teori Bloom Sebelum direvisi
Dengan kata kerja operasional

Membandingkan, Menyimpulkan, Menilai,

Mengarahkan, Mengkritik, Menimbang, Memutuskan, Memisahkan, Memprediksi,


Memperjelas,

Menugaskan,

Menafsirkan,

Mempertahankan,

Memerinci,

Mengukur, Merangkum, Membuktikan, Memvalidasi, Mengetes, Mendukung,


Memilih, Memproyeksikan

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-11-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

Teori Bloom Setelah direvisi


Membuat adalah menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk
kesatuan. Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong dalam kategori ini yaitu
Membuat, Merencanakan, dan Memproduksi. Kata kerja oprasionalnya antara lain
Merancang,

Membangun,

Merencanakan,

Memproduksi,

Menemukan,

Membaharui, Menyempurnakan, Memperkuat, Memperindah, Menggubah.


2. Ranah Afektif
Indikator pada ranah afektif merupakan sikap yang diharapkan saat dan setelah siswa
melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran IPA, indikator
afektif berkaitan dengan salah satu hakekat IPA yaitu sikap ilmiah. Oleh karena itu,
indicator afektif disusun dengan menggunakan kata kerja operasional dengan objek
sikap ilmiah. Beberapa contoh sikap ilmiah adalah : berlaku jujur, peduli,
tanggungjawab dan lain-lain.

Selain itu, indikator Afektif juga perlu memunculkan

keterampilan social misalnya : bertanya, menyumbang ide atau berpendapat, menjadi


pendengar yang baik, berkomunikasi dan lain sebagainya. Beberapa hal yang
berkaitan dengan ranah afektif antara lain :
1). Menerima (A1) : Memilih, Mempertanyakan, Mengikuti, Memberi, Menganut,
Mematuhi, Meminati
2). Menanggapi

(A2)

: Menjawab,

Membantu,

Mengajukan,

Mengompromika,

Menyenangi, Menyambut, Mendukung, Menyetujui, Menampilkan, Melaporkan,


Memilih, Mengatakan, Memilah, Menolak
3). Menilai (A3) : Mengasumsikan, Meyakini, Melengkapi, Meyakinkan, Memperjelas,
Memprakarsai,

Mengimani,

Mengundang,

Menggabungkan,

Mengusulkan,

Menekankan, Menyumbang
4). Mengelola

(A4)

Mengombinasikan,

: Menganut,

Mengubah,

Mempertahankan,

Menata,

Membangun,

Mengklasifikasikan,

Membentuk

pendapat,

Memadukan, Mengelola, Menegosiasi, Merembuk


5). Menghayati

(A5)

Mendengarkan,

: Mengubah
Mengkualifikasi,

perilaku,

Berakhlak

Melayani,

mulia,

Menunjukkan,

Mempengaruhi,
Membuktikan,

Memecahkan
3. Ranah Psikomotor
Indikator psikomotorik merupakan perilaku (behavior) siswa yang diharapkan tampak
setelah siswa mengikuti pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang telah
Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-12-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

ditetapkan. Selama proses pembelajaran IPA, diperlukan kegiatan yang berkaitan


dengan percobaan, penemuan atau pembuktian konsep. Kegiatan ini melibatkan
aktivitas fisik, misalnya merangkai, mengukur, membuat dan lain sebagainya. hal-hal
yang berkaitan dengan ranah Psikomotor, antara lain :
1). Menirukan (P1) : Mengaktifkan, Menyesuaikan, Menggabungkan, Melamar,
Mengatur, Mengumpulkan, Menimbang, Memperkecil, Membangun, Mengubah,
Membersihkan, Memposisikan, Mengonstruksi
2). Memanipulasi (P2) : Mengoreksi, Mendemonstrasikan, Merancang, Memilah,
Melatih, Memperbaiki, Mengidentifikasikan, Mengisi, Menempatkan, Membuat,
Memanipulasi, Mereparasi, Mencampur
3). Pengalamiahan

(P3)

: Mengalihkan,

Menggantikan,

Memutar,

Mengirim,

Memindahkan, Mendorong, Menarik, Memproduksi, Mencampur, Mengoperasikan,


Mengemas, Membungkus
4). Artikulasi

(P4)

Menggunakan,

: Mengalihkan,
Memulai,

Mempertajam,

Menyetir,

Membentuk,

Menjeniskan,

Menempel,

Memadankan,
Menseketsa,

Melonggarkan, Menimbang.
Seiring dengan perkembangan teknologi dalam dunia Pendidikan dan Pengajaran,
maka tools yang digunakan juga akan mengalami perubahan, seperti pada piramida
berikut ini.

Gambar 2.2. Taksonomi Bloom di Era Digital

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-13-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

Dengan memperhatikan pada gambar di atas terlihat bahwa setiap tingkatan sudah
menggunakan aplikasi web atau desktop maupun berbasis mobile. Tujuan dari
pembelajaran adalah untuk membantu siswa untuk memahami konsep utama pada
suatu topik atau mata pelajaran.

D. Framework Dalam Pembelajaran


Dalam proses belajar mengajar, terdapat beberapa point perbandingan yang berkaitan
dengan type of learning, control of learning, focus of learning, seperti pada tabel 2.2
berikut ini.
Tabel 2.2. Description of Comparison Framework
COMPARISON POINT

DESCRIPTION

Type of Learning
Control of Learning

What types of learning do the theory and its methods?


Who controls the nature of the learning process : teacher,
student or instructional designer?
Do the learning activities revolve around specific topics or
problems or something else?
How are learners grouped? Do they work individually or with
others?
What is the primary nature of interactions? Teacher with
student, student with student or student with material?
What kinds and levels of support are given to the learner?
What kind of cognitive support are give by the teacher or the
material? What kinds of resourcews are available? What
kinds of emotional support are given?

Focus of Learning
Grouping For Learning
Interactions for Learning
Support for Learning

1. Type of Learning
Jenis pembelajaran berkaitan dengan teori ataupun metode yang nantinya akan
digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan pada Taksonomi
Reigeluth, maka tipe pembelajaran digambarkan seperti gambar berikut ini.

Type of Learning

Memorize
Information

Apply
Skills

Understand
Relationship

Apply
General
Skill

Gambar 2.3. Jenis Pembelajaran


Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-14-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

2. Control of Learning
Control of learning berkaitan dengan siap yang mengendalikan proses pembelajaran.
Ada 2 jenis model kegiatan pembelajaran, yaitu: (a) kegiatan pembelajaran yang
berfokus pada guru (teachers-centered learning) dan (b) kegiatan pembelajaran yang
berfokus pada peserta didik (students-centered learning). Pada era tahun 1980 an
dimana sumber belajar belum mudah diperoleh atau belum banyak seperti saat ini,
maka model pembelajaran waktu itu cenderung menggunakan Teacher Centered.
Pada awalnya, guru memang merupakan salah satu atau dapat dikatakan sebagai
satu-satunya komponen penting dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran
dapat berlangsung atau tidak, sangat ditentukan oleh keberadaan guru. Seandainya
karena satu dan lain hal, guru terpaksa tidak dapat hadir di sekolah, maka kegiatan
pembelajaran pun dapat dikatakan tidak akan berlangsung. Guru memang benar-benar
berfungsi sebagai satu-satunya sumber belajar bagi peserta didiknya. Oleh karena
itulah guru menjadi komponen yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran.
Apabila kegiatan pembelajaran tidak dapat berlangsung hanya dikarenakan guru
berhalangan hadir, maka keadaan yang demikian ini mengindikasikan bahwa
ketergantungan peserta didik kepada gurunya sangat tinggi dalam keterlaksanaan
kegiatan pembelajaran. Artinya, tidak ada alternatif lain yang dapat ditempuh agar
kegiatan pembelajaran tetap dapat

berlangsung.

Manakala kondisi

kegiatan

pembelajarannya sudah sedemikian ini (kegiatan pembelajaran di kelas yang sangat


tergantung pada kehadiran guru), maka dapatlah dikatakan bahwa model kegiatan
pembelajaran yang diterapkan adalah model pembelajaran yang masih berfokus pada
guru.

Control of Learning

Teacher
Centered

Student
Centered

Gambar 2.4. Jenis Pembelajaran

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-15-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

Kegiatan pembelajaran yang berfokus pada peserta didik merupakan suatu


pendekatan terhadap pendidikan berfokus pada kebutuhan pada peserta didik
ketimbang pada kebutuhan berbagai pihak yang berperanserta dalam proses
pendidikan, seperti guru dan para pengelola pendidikan
Kegiatan pembelajaran yang berfokus pada peserta didik ditandai dengan terarah atau
terfokusnya kegiatan perancangan, pembelajaran, dan penilaian pada kebutuhan dan
kemampuan peserta didik. Gagasan utama yang menjadi latar belakang konsep ini
adalah bahwa kegiatan pembelajaran akan menjadi sangat menarik dan bermakna
apabila (a) topik-topik materi pelajaran yang dirancang untuk dipelajari peserta didik
adalah yang relevan dengan kehidupan, kebutuhan, dan minat mereka, dan (2) peserta
didik terlibat aktif dalam menciptakan, memahami, dan menghubungkan materi
pelajaran yang dipelajari dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya
(McCombs and Whistler, 1997).
Model kegiatan pembelajaran yang berfokus pada peserta didik menurut Molly
Johnson (Johnson, 2007) antara lain ditandai dengan serangkaian kondisi berikut ini,
yaitu:
1)

guru lebih berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran ketimbang


sebagai penyaji pengetahuan,

2)

guru menciptakan kelas yang dikelolanya lebih kondusif terhadap kegiatan dan
interaksi peserta didik yang mengarah pada pengalaman belajar yang produktif,

3)

peserta didik aktif dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran
ketimbang hanya duduk manis, pasif selama kegiatan pembelajaran sedang
berlangsung di dalam kelas, dan

4)

investasi waktu dan energi dibutuhkan dalam menerapkan model pembelajaran


yang berfokus pada peserta didik.

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-16-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

3. Focus of Learning
Fokus pembelajaran dibedakan menjadi 4, yaitu apakah pembelajaran berfokus pada
interdisciplinary, problem, domain atau

topik. Masing-masing fokus mempunyai

kelebih n beserta kelemahannya masing-masing.

Focus of Learning
Interdisciplinary

Topic

Problem

Domain

Gambar 2.5. Fokus Pembelajaran

4. Groupping for Learning


Dalam sistem pembelajaran sebaiknya dilakukan secara tidak monoton, artinya suatu
ketika diterapkan prinsip belajar sendiri (individu), berpasangan, membentuk tim atau
membentuk kelompok dengan jumlah anggota tertentu.

Grouping for Learning

Individual

Pairs

Teams
(36)

Groups
(7+)

Gambar 2.6. Kelompok untuk pembelajaran

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-17-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

5. Interraction for Learning


Berkaitan dengan interaksi dalam pembelajaran, maka dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu human dan non human. Interaksi dengan manusia, misalnya guru dengan siswa
atau siswa dengan siswa atau lainnya.

Untuk interaksi yang bersifat non human,

misalnya berupa perlengkapan/insfrastruktur siswa, informasi berkaitan dengan siswa,


lingkungan belajar dan lain sebagainya, seperti pada gambar berikut ini.

Interactions for Learning


HUMAN
StudentTeacher

StudentStudent

NON HUMAN

Other

StudentTools

StudentInformation

StudentEnvirontments

Other

Gambar 2.7. Interaksi Pembelajaran

6. Support for learning


Support for learning berkaitan cognitif support dan emotional support.

Keduanya

sama-sama diperlukan untuk mendukung proses pembelajaran.

Support for Learning


Cognitive
Support

Emotional
Support

Gambar 2.8. Support for learning

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-18-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas tentang ranah kognitif dalam pembelajaran, dapat
disimpulkan bahwa :

Pembelajaran merupakan kegiatan interaktif dan timbal balik antara pendidik dan
peserta didik. Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan maka seorang pendidik
seharusnya

menyiapkan

berbagai

kebutuhan

sebalum

mengajar

termasuk

kebutuhan setelah mengajar. Merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi


pembelajaran merupakan kegiatan wajib yang harus dilakukan oleh guru. Dengan
demikian guru dapat berkreasi dan berinovasi pada kelasnya dengan teori yang
mendasari proses pembelajaran tersebut. Tujuan dari pembelajaran adalah untuk
membantu siswa untuk memahami konsep utama pada suatu topik atau mata
pelajaran.

Kemampuan berpikir merupakan faktor penting dalam proses

pembelajaran siswa. Kemampuan berpikir seseorang dapat dikembangkan melalui


belajar, bertanya pada diri sendiri, memiliki keinginan untuk menghasilkan sesuatu
yang baru, berkemauan memanfaatkan sesuatu yang ada di sekitar, sehingga
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi dirinya maupun bagi orang lain.

Terdapat banyak teori belajar yang mendasari proses pembelajaran. Beberapa


diantaranya yaitu teori Bloom, Gagne, Ausubel, Anderson, Merril, dan Reigeluth.
Teori belajar Bloom secara umum memeparkan tentang ranah pembelajaran
(kognitif, afektif dan psikomotor). Teori belajar Gagne menyatakan bahwa belajar
dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalam diri dan keduanya saling
berinteraksi.Teori Ausubel secara umum memaparkan bahwa pembelajaran harus
bermakna yang terbagi dalam dua dimensi yaitu penyampaian informasi dan
penemuan. Teori Anderson berkaitan dengan deklaratif dan prosedural knowledge,
sedangkan

Taksonomi

Reigeluth

berkaitan

dengan

memorize

information,

understand relationship, Apply skill dan Apply generic skill


B. Saran
Untuk pembahasan makalah selanjutnya perlu dikaji lebih lanjut tentang hubungan
antara berbagai ranah dalam taksonomo Bloom, kaitannya dengan prestasi peserta
didik.

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-19-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

DAFTAR PUSTAKA

Reigeluth, C.M., Ed. (1999) Instructional Design Theories and Models: A New
Paradigm of Instructional Theory. Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaaum Associates,
Publishers.
Reigeluth, C.M., Ed. (2009) Instructional Design Theories and Models: A New
Paradigm of Instructional Theory. Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaaum Associates,
Publishers.
Medsker K.L. & Holdsworth, K.M (2001) Models and Strategies for Training Design.
Silver Spring, MD: International Sociey for Performance Improvement
Publication
Schunk, D.H. 2012, Learning Theories An Educational Perspective, Sixth Edition,
Boston : Pearson Publishing.
Joyce, B., & Weil, M. (2003). Model of Teaching. Massachusetts: Allyn & Bacon.
Johnson, Molly. (2007). Learner-centered Education as A Model and A Platform for
Training Graduate Teaching Assistants in Professional Skills. Sumber
Internet.http://72.14.235.104/search?q=cache:Jh9huPl4AZsJ:fie.engrng.
pitt.edu/fie98/papers/johnson.pdf+teachercentered+classroom&hl=en&ct=clnk&cd=50).
McCombs, B. L., & Whisler, J. S. (1997). The Learner-centered Classroom and School.
San Francisco: Jossey-Bass.
http://psb-psma.org/content/blog/4947-kata-kerja-operasional-untuk-pengembanganindikator-pada-silabus-dan-rpp-anda
http://faheipen.blogspot.com/2011/06/memahami-konsep-belajar.html

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-20-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

Biografi
SIYAMTA, dilahirkan di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Menyelesaikan pendidikan formal SD,SMP, dan STM di Yogyakarta.
Meraih gelar S1 (S.Pd.) Sarjana Pendidikan Teknik Elektronika dari
IKIP Yogyakarta pada tahun 1998. Meraih gelar Sarjana Sain
Terapan (S.ST.) bidang keahlian Teknik Informatika pada tahun 2002
dari PENS ITS Surabaya melalui beasiswa dari Dikmenjur
Depdiknas. Gelar Magister Teknik (M.T) dengan predikat Cumlaude
diperoleh pada tahun 2005 melalui beasiswa unggulan Depdiknas di
Program Pasca Sarjana ITB dalam bidang Teknik Elektro,
Konsentrasi Teknologi Informasi.

Pengalaman Luar Negeri diperoleh dari pemerintah Germany melalui program


Internationale Weiterbildung und Entwicklung gGmbH (InWent) / Deutschen
Gesellschaft fr Technische Zusammenarbeit (GIZ) pada tahun 2010-2011 selama
12 bulan, dengan mengikuti Program International Leadership Training (ILT).
Pernah Praktikum di Landesstellehessen selama 2.5 bulan yang merupakan Balai
Diklat Bagi Guru Kejuruan yang ada di negara bagian Hessen, Germany, dengan
alamat http://www.hlft. hessen.de/hessen/.
Pengalaman training dalam bidang Komputer dan Jaringan memperoleh sertifikat IT
Essential PC Hardware and Software serta CCNA dari CISCO Academy. Training
dalam bidang Sistem Majemen Mutu memperoleh sertifikat Lead Auditor dalam
sistem manajemen mutu ISO dari SAI Global. Pernah mengikuti diklat calon Asessor
untuk penyusunan Instrumen dan Pelaksanaan Uji Kompetensi Professional Guru
Paket Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan.
Pengalaman kegiatan antara lain TIM Expert Teknologi Informasi Mobile Training
Unit (MTU) Nanggroe Aceh Darussalaam (NAD) tahun 2006, Sekretaris Workstation
Kota Bontang tahun 2008-2009.
Selama kurun waktu 2000 sampai sekarang aktif sebagai Instruktur di lingkungan
PPPPTK/VEDC Malang dengan mengajar diklat-diklat teknis kejuruan bidang
Teknologi Informasi untuk guru-guru SMK dan industri. Selain itu juga sebagai
tenaga pengajar dalam Joint Program VEDC Malang yang merupakan kerjasama
antara Industri, EST Tettnang, VEDC Malang dan STTAR Malang.
Amanah yang pernah diemban adalah sebagai Kepala Laboratorium Jaringan
Komputer, Wakil Kepala Departemen Teknologi Informasi bidang Training Center
(2005-2007), serta Kepala Departemen Teknologi Informasi (2007-2008)
PPPPTK/VEDC Malang.
Menjadi Alumniportal Deutschland di https://www.alumniportal-deutschland.
org/community/pg/profile/Siyamta
Beberapa Artikel pernah dimuat dalam Proceeding Seminar on Intelligent and its
Applications / SITIA (Teknik Elektro ITS Surabaya), Journal LPM Universitas Negeri
Yogyakarta, http://www. Ilmukomputer.com dan http://www.oke.or.id.
Informasi lebih lanjut mengenai Penulis, dapat dihubungi melalui :
Email : must_yamta@yahoo.com
HP : 082132857578
BB : 28778490

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-21-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

Lampiran Slide Power Point

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-22-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-23-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-24-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-25-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-26-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-27-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-28-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-29-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-30-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-31-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-32-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-33-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-34-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-35-

Anda mungkin juga menyukai