Anda di halaman 1dari 12

SISTEM PENGISIAN PADA SEPEDA MOTOR

(CHARGING SYSTEM)
DIAGRAM SIRKUIT SISTEM PENGISIAN

1 = Magnet C.D.I
2 = Rectifier Regulator
4 = aki
5 = Sekring

MENCARI PENYEBAB KERUSAKAN PADA SISTEM


PENGISIAN

1. Alternator (terdiri dari stator/spul + rotor magnet),


fungsinya untuk menghasilkan listrik (AC) hasil konversi
energi gerak
2. Regulator (kiprok), fungsinya untuk mengkonversi
listrik AC menjadi DC (rectifying) dan membatasi
voltase output (regulating). Listrik DC ini nantinya
didistribusikan ke aki (charging) dan pernak-pernik
elektrik lainnya yang membutuhkan listrik DC.
3. Batere (aki), fungsinya sebagai sumber listrik DC dan
menyimpan energi listrik.
Ketiga komponen tersebut HARUS dalam kondisi baik agar
menghasilkan listrik yang optimal. Kalo salah satunya KO,
sedikit/banyak bakal mempengaruhi kelistrikan secara keseluruhan
Selain ketiga komponen tersebut, bagian penting lain yang juga
harus selalu terjaga kondisinya adalah KABEL listrik sebagai jalan
raya bagi arus listrik.

Skema kelistrikan dasar

Ada kalanya hasil modifikasi sistem kelistrikan fullwave nggak


semulus yang diharapkan. Output nggak optimal, tekor, dll. Apa yang
salah? Apa ada yang rusak/error? Yok, kita cek pelan-pelan tapi
tolong siapkan dulu multimeter digitalnya :) bagus lagi kalo ada tang
ampere sekalian :D

A. Cek Stator (Spul)


1. Cabut soket kabel stator.
2. Cek continuity kawat kumparan stator:
1.

Set multimeter pada range continuity (biasanya


berupa simbol buzzer atau dioda)

2.

Posisikan probe (tester) merah pada salah satu


jalur spul pengisian (titik A pada skema di atas) dan
probe hitam pada jalur spul pengisian yang satu lagi
(titik B pada skema di atas).

3.

Jika multimeter berbunyi, jalur kumparan dalam


kondisi baik (nggak ada yang putus). Jika nggak
berbunyi, berarti kabel atau kawat kumparan ada
yang putus.

3. Cek continuity kumparan stator terhadap


ground:
1.

Set multimeter pada range continuity (biasanya


berupa simbol buzzer atau dioda)

2.

Posisikan probe (tester) merah pada salah satu


jalur spul pengisian (titik A pada skema di atas) dan
probe hitam pada ground/massa/rangka.

3.

Jika multimeter berbunyi, berarti kumparan masih


terhubung dengan ground.

4.

Lakukan hal yang sama pada jalur spul yang


lainnya (titik B pada skema di atas).

5.

Untuk stator multi-phase (3-phase atau lebih),


caranya sama untuk tiap-tiap jalur spul pengisian.

4. Ukur hambatan kawat kumparan stator:


1.

Set multimeter pada range 200 ohm

2.

Posisikan probe (tester) merah pada salah satu


jalur spul pengisian (titik A pada skema di atas) &
probe hitam pada jalur spul pengisian yang satu lagi
(titik B pada skema di atas)

3.

Nilai hambatan yang terbaca di multimeter harus


< 1 ohm.

4.

Jika > 1 ohm, kawat kumparan sudah dalam


kondisi jenuh dan harus diganti (gulung ulang).

5.

Jika angka di multimeter nggak bergeming, berarti


ada jalur yang putus (kabel ataupun kawat kumparan
stator).

5. Ukur output stator:


1.

Pastikan aki dalam kondisi full-charge (untuk


motor dengan CDI DC).

2.

Nyalakan mesin motor pada RPM idle dan beban


listrik minimum (lampu utama & lampu senja OFF).

3.

Set multimeter ke range 200V AC.

4.

Posisikan probe (tester) merah & hitam pada


masing-masing output spul (titik A dan B pada skema
di atas).

5.

Minimal output stator nggak kurang dari 10V AC.


Jika kurang dari itu, kemungkinan stator short atau
nge-ground. Jika short, gulung ulang atau ganti baru!
Jika nge-ground, cek lagi dari langkah awal :D

B. Cek Regulator
1. Pasang kembali soket kabel stator.
2. Ukur output stator:
1.

Ukur output stator seperti pada langkah A5 dan


bandingkan dengan hasil ukur pada langkah A5.

2.

Jika selisih/turun banyak, kemungkinan regulator


short (shunting). Ganti regulator!

3. Ukur output regulator:


1.

Set multimeter pada range 20V DC.

2.

Posisikan probe (tester) merah pada terminal


positif aki & probe hitam pada terminal
negatif/ground aki.

3.

Nyalakan mesin pada RPM idle dengan lampu


utama & lampu senja OFF.

4.

Nilai voltase yang terbaca musti naik secara


bertahap misal 11.9V, 12.0V, 12.3V, dst.

5.

Naikkan RPM ke kisaran 3000. Nilai voltase yang


terbaca bisa naik hingga 14~15V DC, atau paling
nggak lebih tinggi dibanding voltase pada RPM idle.

6.

Jika voltase cenderung menurun seiring kenaikan


RPM, kemungkinan regulator short. Ganti regulator!

7.

Jika voltase naik > 16V atau lebih, kemungkinan


sirkuit limiter voltase pada regulator rusak. Ganti
regulator!

C. Cek Batere (Aki)


1.

Pastikan kunci kontak pada posisi OFF.

2.

Lepas semua kabel yang terpasang di


terminal negatif dan positif aki. Pastikan
dimulai dari terminal negatif dahulu!

3.

Ukur voltase aki:


1.

Set multimeter pada range 20V DC

2.

Posisikan probe (tester) merah pada terminal


positif aki & probe hitam pada terminal
negatif/ground aki.

3.

Pada kondisi full-charged, voltase aki pada


kisaran 12.7~12.8V.

4.

Pada kondisi low, voltase aki pada kisaran


12.3V.

5.

Jika voltase aki turun dengan cepat,


kemungkinan aki soak/rusak. Ganti aki!

4.

Ukur tingkat kebocoran arus listrik:


1.

Pasang kembali kabel-kabel yang terhubung


di terminal positif aki.

2.

Set multimeter pada range 20mA.

3.

Posisikan probe (tester) merah pada terminal


negatif aki & probe hitam pada kabel ground aki.

4.

Nilai arus yang terbaca nggak boleh >


0.5mA. Jika lebih, kemungkinan ada jalur/kabel
yang short.

5.

Self-Discharge:
1.

Aki otomatis mengalami pengosongan secara


berkala (self discharge) meski dalam kondisi gak
terpasang. Secara umum, 1% kapasitasnya
berkurang setiap hari, dan bergantung suhunya.
Pada suhu panas bakal lebih cepat dan pada suhu
dingin bakal lebih lambat.

D. Cek Fuse (Sikring)

1.

Cek masing-masing fuse dan pastikan dalam


kondisi baik (nggak putus atau meleleh).

2.

Cek terminal fuse dan pastikan fuse terpasang


dengan ketat.

Anda mungkin juga menyukai