Bab11 Tegangan Panjar Transistor
Bab11 Tegangan Panjar Transistor
TEGANGAN PANJAR
TRANSISTOR
penguatan arus, tegangan atau daya dari suatu masukan. Namun perlu diperhatikan
bahwa bentuk keluaran harus sama dengan bentuk isyarat masukan. Syarat ini tidak
mudah untuk dipenuhi.
Kenyataan di atas adalah benar walaupun masukan hanya berupa isyarat yang
sangat sederhana misalnya berupa fungsi sinus yang berosilasi secara sama di atas dan
di bawah harga 0 volt. Sebagai ilustrasi diperlihatkan pada gambar 11.1-a, yaitu dengan
mengenakan isyarat tersebut pada masukan transistor.
masukan berharga + 0,6 volt, arus kolektor masih relatif kecil. Saat masukan telah
melebihi harga tegangan ini, arus kolektor membesar dengan cepat, naik sebesar e =
2,718 kali setiap ada kenaikan 25 mV kenaikan masukan (ingant pers. eksponensial).
Besarnya arus agar masukan berada sedikit di atas tingkat kritis diperlihatkan
pada gambar 11.1-b. Besarnya tegangan keluaran diberikan oleh
v CE = VCC iC R L
(11.1)
Ini ditunjukkan pada gambar 11.1-c, bahwa keluaran identik dengan masukan.
Kita kembali pada tipe karakteristik keluaran transistor seperti terlihat pada
gambar 11.2, dimana kita telah mengikutkan nilai v BE untuk setiap kurva karakteristik.
Dari kurva-kurva yang didapat terlihat bahwa seharusnya transistor diberi panjar ( v BE )
sebesar 637 mV. Dengan demikian untuk masukan yang berosilasi 10 mV akan
memberikan perubahan arus kolektor yang cukup besar.
"
&
'
!
Sayangnya,
ii)
Agak sulit untuk memdapatkan tegangan panjar dekat dengan harga 637 mV.
iii)
ii)
1
5
(11.2)
Karena biasanya
VCC > 3 V
v BE 0,6 V
(11.3)
Untuk transistor dengan suatu harga , teknik pemasangan panjar ini sangat
tepat karena mengingat arus kolektor
IC = IB
(11.4)
dan dapat diatur sesuai yang dikehendaki. Sayangnya transistor yang digunakan dapat
memiliki yang bervariasi.
dan
RL .
Tegangan
keluaran v CE untuk suatu harga arus kolektor I C pada rangkaian gambar 11.4 diberikan
oleh
v CE = VCC iC R L
iC =
1
V
vCE + CC
RL
RL
dimana ini akan berupa garis lurus jika diplot dengan v CE sebagai sumbu-x dan iC
sebagai sumbu-y. Garis lurus ini menghubungkan dua titik, yaitu di titik perpotongan
pada sumbu v CE (dimana iC = 0 ) di v CE = VCC , dan di titik perpotongan pada sumbu iC
(dimana v CE = 0 ) di iC = VCC / R L . Garus lurus ini biasa disebut sebagai garis beban.
Sebagai contoh pada gambar 11.2 telah disertakan garis beban dengan parameter
VCC = 10 volt
R L = 10 k
6
iC , v CC harus memenuhi kondisi yang dituntut transistor, misalnya pada gambar 11.2,
Jika I B sebesar 5 A maka harga iC , v CC berada pada perpotongan karakteristik
transistor dan di atas garis beban, katakan pada
iC = 0,45 mA
v CE = 5,5 V
Hal yang sama untuk arus basis 5,6 A akan memberikan titik seperti ditandai pada
gambar 11.2, yaitu
iC = 0,5 mA
v CE = 5 V
Harga di atas merupakan harga DC yang cocok untuk pengoperasian transistor. Titik
ini biasa disebut sebagai titik tenang (quiescent point) Q.
Saat terjadi perubahan i B (atau v BE ), harga iC atau v CE akan naik ke atas atau
turun di bawah garis beban, memperlihatkan adanya perubahan keluaran. Nilai DC arus
dan tegangan yang ditunjukkan oleh titik Q mempunyai beberapa keterbatasan. Pada
gambar 11.5 diperlihatkan karakteristik keluaran beserta garis beban suatu transistor
daya-medium.
Arus maksimum, iC
ii)
Tegangan maksimum, v CE
iii)
Jika keluaran mempunyai bentuk sama dengan masukan, kita harus memperhatikan
karakteristik pada daerah pengoperasian ini (kira-kira berada pada titik tengah tengah
garis beban). Kita harus menghindarkan pengoperasian di kedua ujung garis beban
karena:
i)
ii)
menghindari persyaratan untuk V, I, P dan panjar penguat seperti telah dituntut di atas.
Kita dapat menandai pengoperasian dengan titik lingkaran seperti terlihat pada gambar,
yaitu dengan menghindari terlalu dekat dengan v CE = 0 atau iC = 0 .
<
>
<
(11.5)
yang akan melawan kenaikan I C . Rangkaian ini tidak dapat menetapkan I C dengan
baik, tetapi paling tidak dapat menjamin bahwa VCE akan berada pada harga paling
tidak 1 volt- atau kemungkinan lain , arus basis akan sangat kecil dan VCE akan
berharga sangat tinggi, tentu ini suatu yang kontradiksi.
Q
W
R
G
J
L
CC
0,6 / R E
R1 + R2
(11.6)
Jika masukan diharapkan mempunyai efek yang maksimum, maka pada emitor
hampir tidak ada tegangan AC- dan hanya ada di basis. Kapasitor C E memastikan
kondisi tersebut, namun kapasitor harus berharga sangat besar. Perhatikan rangkaian
tertutup v i , C , B E , C E untuk melihat kenapa digunakan C E .
Agar kita dapat mengabaikan harga arus basis pada perhitungan di atas, arus
pada pembagi potensial harus relatif besar. Ini dimungkinkan karena arus emitor tidak
terlalu tergantung pada besarnya dari transistor, tetapi kita mengharapkan arus AC
masukan terbuang karena harga R1 , R2 terlalu rendah.
gambar 11.7 dengan sebuah rangkaian ekivalen terdiri dari sebuah sumber tegangan V BB
dan sebuah resistor tunggal R B (ingat teorema Thevenin), masing-masing berharga
V BB = VCC R2 / (R1 + R2 )
(11.7)
R B = R1 R2 / (R1 + R2 ) .
(11.8)
(11.9)
Dengan menggunakan hukum Kirchhoff tentang tegangan, pada rangkaian tertutup yang
melibatkan V BB , R B , V BE , dan R E , diperoleh
V BB = ( + 1) I B R E + V BE + I B R B
sehingga
IB =
V BB V BE
( + 1)R E + RB
(11.10)
(11.11)
Perhatikan bahwa pada persamaan di atas terdapat VC bukan VCE . Jika pada emitor
terdapat resistor seperti rangkaian ini, maka kita harus memodifikasi garis bebannya.
VCE = VC V E
I R 2 = VB / R2
I R1 = (VCC V B ) / R1
Perhatikan bahwa kedua arus terakhir di atas adalah sama dengan I B , dan V B V BB .
Kita mempunyai
IE =
V BB V BE
R E + R B / ( + 1)
(11.12)
Dua parameter pada persamaan 11.12 yang bervariasi antara transistor satu dengan
lainnya adalah V BE dan . V BE biasanya berharga sekitar 0,2 V, sehingga pembilang
V BB V BE sedikit tergantung pada jenis transistor jika
V BB 0,6 >> 0,2
V BB 3 V (misalnya)
atau
biasanya berharga paling tidak = 25, sehingga penyebut pada persamaan 11.12 tidak
tergantung pada jenis transistor jika
R E >> R B / 26
Kita tidak perlu menginagt-ingat persamaan di atas, namun dua langkah yang perlu
diingat adalah:
i)
ii)
V B 2 = V B1 I B R B
Jika digunakan dua pencatu daya, rangkaian di atas dapat disederhanakan seperti terlihat
pada gambar 11.7. Di sini masukan tidak perlu dipasang kapasitor, dan masukan akan
berubah-ubah terhadap tanah (ground).
Contoh 1
Pada gambar 11.4 misalnya rangkaian mempunyai
VCC = 10 V
RL = 5 k
]
R panjar = 1 M
]
30
ii)
100
iii)
300
Jawab
Untuk semua keadaan terdapat V BE 0,6 V , sehingga
I B = 9,4 V/1 M
= 9,4
i)
IC = I B
= 0,282 mA
VC = VCC I C R L
= 10 0,282 5
= 8,59 V
= 0,94 mA
VC = 10 0,94 5
= 5,3 V
= 2,82 mA
VC = 10 2,82 5
= -4,1 V
Dengan menggunakan I C = I B , kita secara
implisit berasumsi bahwa transistor berada dalam daerah aktif, asumsi ini salah.
Jelas transistor berada pada tegangan yang sangat rendah, atau berada pada daerah
jenuh. Kita dapat menduga
VC 0,2 V
saat
I C = (10 0,2 ) V / 5 k
r
= 1,96 mA
Keadaan panjar ini sangat tidak cocok untuk suatu penguat.
Contoh 2
Pada gambar 11.6 misalnya rangkaian mempunyai
VCC = 10 V
RL = 5 k
s
R panjar = 470 k
s
30
ii)
100
iii)
300
Jawab
Perhatikan bahwa I C (= I B ) dan I B keduanya mengalir melalui R L . Karenanya kita
mempunyai
I B = (VC V BE ) / R panjar
VC = VCC ( + 1) I B R L
= VCC ( + 1)(VC V BE ) R L / R panjar
Sebut x = ( + 1)R L / R panjar
VC = VCC xVC + xV BE
=
VCC + xV BE
1+ x
i) Untuk = 30
x = 31 5 / 470
= 0,333
VC =
10 + 0,33 0,6
1,33
I C = 0,45 mA
Pada perhitungan panjar di atas kita banyak menggunakan bantuan aljabar. Kita dapat
mencoba menggunakan pendekatan lain dengan memulai dari memasang
VC = 5 V
maka
I B = (5 0,6) V/470 k
= 9,36 A
( + 1)I B = (VCC
VC ) / R L
= 5 V/5 k
= 1 mA
sehingga ini dapat dicapai jika
( + 1) = 1 mA/9,36 A
= 107
Untuk = 30 kita harus mempunyai arus basis yang lebih, sehingga kita coba VC yang
lebih tinggi, katakan 7 V. Jadi
I B = (7 0,6) V/470 k
= 13,6 A
I C = 0,6 mA
( + 1) = 44
( = 43)
Jelas kita tidak akan mencoba VC yang terlalu tinggi; kita coba 7,5 V.
I B = 14,7 A
( + 1)I B
= 0,5 mA
( + 1) = 34
( = 33)
Dengan ekstrapolasi dari kedua percobaan kita di atas, selanjutnya kita dapat menduga
V C = 7,5 +
33 30
43 33
(7,5 7,0)
= 7,65 V
Saat
I B = 15 A
( + 1)I B
= 0,47 mA
( + 1) = 31,3
hasil ini nampaknya sudah cukup baik, mengingat resistor yang digunakan juga
memiliki toleransi misalnya 5%.
ii) Untuk = 100
x = 101 5 / 470
= 1,074
VC =
10 + 1,074 0,6
2,074
= 0,964 mA.
Sebaiknya kita perlu curiga apakah kita tidak melakukan kesalahan perhitungan. Kita
dapat memeriksa dengan menghitung
I B = (5,13 0,6) V/470 k
= 9,64 A
= 0,964 mA/9,64
u
= 100
dan ternyata sudah benar.
iii) Untuk = 300
x = 301 5 / 470
= 3,202
VC =
10 + 3,202 0,6
4,202
= 2,84 V
I C = (300 / 301) (10 2,84 ) V/5 k
t
= 1,43 mA.
Contoh 3
Pada gambar 11.7 misalnya rangkaian mempunyai
VCC = 12 V
RL = 5 k
w
R E = 1,8 k
w
R1 = 470 k
w
R2 = 120 k
w
30
ii)
100
iii)
300
Jawab
Dengan menggunakan persamaan 11.7 dan 11.8 didapat
V BB = 12 120 / 590
= 2,44 V
R B = 120 k // 470 k
w
= 95,6 k
i) Untuk = 30
IB =
=
V BB V BE
( + 1)R E + R B
(2,44 0,6) V
(31 1,8 + 95,6) k
= 12,15
x
IC = IB
= 30 12,15
= 0,36 mA
x
VC = VCC I C R L
= 12 0,36 5
= 10,18 V (agak terlalu tinggi)
I E = 0,38 mA
VE = I E RE
= 0,38 1,8
= 0,68 V
V B = V E + V BE
= 0,68 + 0,6
= 1,28 V
VCE = VC V E
= 9,5 V
Perhatikan bahwa V B berada di bawah V BB , keadaan panjar ini akan bekerja lebih baik
jika perbedaan keduanya semakin kecil.
ii) Untuk = 100
IB =
=
V BB V BE
( + 1)R E + R B
(2,44 0,6) V
(101 1,8 + 95,6) k
|
= 6,63
z
IC = IB
= 100 6,63
= 0,663 mA
z
VC = VCC I C R L
= 12 0,663 5
= 8,68 V (masih agak terlalu tinggi)
I E = 0,670 mA
VE = I E RE
= 1,2 V
V B = V E + V BE
= 1,8 V
V BB V BE
( + 1)R E + R B
(2,44 0,6) V
(301 1,8 + 95,6) k
= 2,89
}
IC = IB
= 300 2,89
= 0,866 mA
}
VC = VCC I C R L
= 12 0,866 5
= 7,67 V (panjar ya ng cukup bagus)
I E = 0,869 mA
VE = I E RE
= 1,56 V
V B = V E + V BE
= 2,16 V
Harga ini sedikit di bawah V BB , dan rangkaian panjar cukup cocok untuk transistor
dengan yang sedemikian tinggi.
Contoh 4
Ulangi contoh 3 untuk R1 , R2 yang diturunkan sepuluh kali lebih rendah, yaitu
R1 = 47 k
R2 = 12 k
Jawab
V BB tidak berubah
R B = 9,56 k
i) Untuk = 30
IB =
=
V BB V BE
( + 1)R E + R B
(2,44 0,6) V
(31 1,8 + 9,56) k
= 28,2
IC = IB
= 30 28,2
= 0,845 mA
VC = VCC I C R L
= 12 0,845 5
= 7,78 V
I E = 0,873 mA
VE = I E RE
= 1,57 V
V B = V E + V BE
= 2,17 V
Harga ini tidak terlalu jauh dari harga V BB , sehingga kondisi panjar di atas cukup bagus.
Ini akibat kita menaikkan arus pada pembagi tegangan dan arus basis. Perhitungan
untuk kondisi ii) dan iii) dapat diteruskan, secara cepat ambil pendekatan dengan
mengabaikan arus basis.
Contoh 5
Pada gambar 11.8 misalnya rangkaian mempunyai
VCC = V EE = 15 V
R L = 100 k
R E = 220 k
Jawab
Secara sederhana kita mempunyai
V BB = 0 V
V E = 0,6 V
= 65,5
Karena secara efektif kita mempunyai R B = 0 , tidak diperlukan lagi. Kita dapat
mengabaikan I B untuk menghitung
IC IE
= 65,5
VC = 15 V 65,5
100 k
= 8,45 V
dan VCC = VC V E = 9,05 V