PENDAHULUAN
Neoplasma atau tumor adalah pertumbuhan sel-sel baru yang tidak terkontrol
dan berlebihan akibat faktor pengendali pertumbuhan sel normal yang tidak responsif.
Tumor dapat dibedakan menjadi tumor jinak dan tumor ganas atau kanker.1,3
Dari Global Cancer Statistic, kanker payudara merupakan kanker yang paling
sering didiagnosis dan penyebab utama kematian pada wanita di seluruh dunia,
terhitung 23% (1,38 juta) dari total kasus kanker baru dan 14% (458.400) dari total
kematian akibat kanker pada tahun 2008.2 Global Health Estimates tahun 2013
menyatakan meskipun kanker payudara dianggap penyakit negara maju, hampir 50%
dari kasus kanker payudara dan 58% kematian terjadi di negara berkembang (WHO,
2013).4
Di Indonesia berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun
2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh
RS di Indonesia (16,85%) dan kanker leher rahim menempati urutan kedua pada
pasien rawat inap (11,78%).5 WHO memperkirakan insidensi kanker payudara pada
wanita akan cenderung meningkat tiap tahunnya. Di Indonesia, prevalensi dari tumor
jinak payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan sebesar 30,5% dari semua pasien
tumor payudara.6
Bagi para wanita, kanker payudara (selain kanker serviks) merupakan kanker
yang sangat ditakuti. Data dari American Cancer Society menyebutkan bahwa
meskipun telah ada perbaikan dalam hal diagnosis dini dan penatalaksanaan, hampir
seperempat perempuan yang mengidap kanker ini dapat meninggal akibat penyakit
tersebut. Oleh karena itu, banyak penelitian intensif dilakukan untuk mengetahui
penyebab kanker ini serta berbagai penanganannya.1
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas
Nama
: Nn. S
Umur
: 17 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status
: Belum Menikah
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Mahasiswi
Alamat
: Sei pimping
Dirawat di
: Bangsal Bedah
Tanggal masuk
Tanggal Periksa
B. Anamnesis
Keluhan utama
: compos mentis
Vital sign
TD
: 120/70 mmHg
Nadi
Pernapasan
: 20 kali/menit
Suhu
: 36,8 C
Kepala
Bentuk
: Normocephal
Rambut
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Thoraks
Paru-paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
: datar
Palpasi
Perkusi
: timpani
Auskultasi
Ekstremitas
Status Lokalis
Regio mammae dextra
Inspeksi
hiperemis (-), cekungan atau dimpling mammae tidak ada, retraksi atau
D. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium tanggal 26 Oktober 2015
Golongan darah
Hemoglobin
Leukosit
Eritrosit
Hitung jenis
- Basofil
- Eosinofil
- Stab
- Segmen
- Limfosit
- Monosit
Hematokrit
Trombosit
CT
BT
HbsAg
:B
: 11, 8 gr/dl
: 5500/mm3
: 4,22 jt/ul
: 0%
: 1%
: 2%
: 68%
: 29%
: 0%
: 34.8
: 275000/ul
: 310
: 20
: Negatif
E. Diagnosis Kerja
Susp Fibroadenoma Mammae (FAM) dextra
F. Penatalaksanaan
Pro lumpectomy
G. Prognosis
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad functionam
: dubia ad bonam
H. Follow up
Tanggal
Follow up
27/10/2015
06.00
Thoraks
Tatalaksana post op :
28/10/201
5
Thoraks
Cefadroxil 3x500 mg
Asam mefenamat 3x500 mg
Ganti verban setiap 2 hari di puskesmas
Kontrol setelah 1 minggu
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Fibroadenoma adalah tumor jinak dan berbatas tegas dengan konsistensi
kenyal. Neoplasma payudara jinak ini umum yang terjadi pada semua usia, dengan
insidensi tertinggi pada wanita muda. Fibroadenoma muncul sebagai nodul padat
pada payudara yang berbatas tegas dan dapat digerakkan dengan bebas.1
Fibroadenoma yang sering ditemukan berbentuk bundar atau oval, tunggal,
relative mobile, dan tidak nyeri. Massa berukuran diameter 1-5cm. Biasanya
ditemukan secara tidak sengaja.1,3
Fibroadenoma multiple terjadi pada 10% kasus. Umumnya, fibroadenoma
terbungkus di dalam kapsul, teraba padat, dan seluruhnya rata berwarna putih
keabuan.1
B. Anatomi Payudara
Payudara adalah organ yang berperan dalam proses laktasi, sedangkan pada
pria organ ini tidak berkembang dan tidak memiliki fungsi dalam proses laktasi
seperti pada wanita (rudimeter). Payudara terletak antara iga ketiga dan ketujuh serta
terbentang lebarnya dari linea parasternalis sampai axillaris anterior dan mediana.
Berat dan ukuran payudara bervariasi sesuai pertambahan umur, pada masa pubertas
membesar, dan bertambah besar selama kehamilan dan sesudah melahirkan, dan
menjadi atropi pada usia lanjut.7
Setiap payudara terdiri atas 15 sampai 25 lobus kelenjar yang masing-masing
mempunyai saluran ke papilla mamma yang disebut duktus laktiferus dan dipisahkan
oleh jaringan lemak yang bervariasi jumlahnya. Diantara kelenjar susu dan fasia
pektoralis, juga di antara kulit dan kelenjar tersebut terdapat jaringan lemak. Di antara
lobus tersebut terdapat jaringan ikat yang disebut ligamentum cooper yang
merupakan tonjolan jaringan payudara, yang bersatu dengan lapisan luar fasia
superfisialis yang berfungsi sebagai struktur penyokong dan memberi rangka untuk
payudara. Jaringan ikat memisahkan payudara dari otot-otot dinding dada, otot
pektoralis dan anterior.
10
Pembuluh darah mammae berasal dari arteri mamaria interna dan arteri
torakalis lateralis. Vena supervisialis mamae mempunyai banyak anastomosa yang
bermuara ke vena mamaria interna dan vena torakalis interna/epigastrika, sebagian
besar bermuara ke vena torakalis lateralis. Aliran limfe dari payudara kurang lebih
75% ke aksila, sebagian lagi ke kelenjar terutama dari bagian yang sentral dan medial
dan ada pula aliran ke kelenjar interpektoralis.7
11
pembesaran maksimal. Kadang kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata.
Selama beberapa hari menjelang haid, payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga
pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu,
pemeriksaan foto mamografi tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar.
Begitu haid mulai, semuanya berkurang.
Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui. Pada kehamilan,
payudara menjadi besar karena epitel duktus lobus dan duktus alveolus berproliferasi,
dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu
laktasi. Air susu diproduksi oleh sel sel alveolus, mengisi asinus, kemudian
dikeluarkan melalui duktus ke puting susu.7,8
12
fibroadenoma tidak terasa sakit, namun kadang kala akan menimbulkan rasa tidak
nyaman dan sangat sensitif apabila disentuh.
F. Klasifikasi
Secara sederhana fibroadenoma dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam:7,9
1. Common Fibroadenoma
Common fibroadenoma memiliki ukuran 1-3 cm, disebut juga dengan simpel
fibroadenoma. Sering ditemukan pada wanita kelompok umur muda antara
21-25 tahun. Ketika fibroadenoma dapat dirasakan sebagai benjolan, benjolan
itu biasanya berbentuk oval atau bulat, halus, tegas, dan bergerak sangat
bebas. Sekitar 80% dari seluruh kasus fibroadenoma yang terjadi adalah
fibroadenoma tunggal.
2. Giant Fibroadenoma
Giant fibroadenoma adalah tumor jinak payudara yang memiliki ukuran
dengan diameter lebih dari 5 cm. Secara keseluruhan insiden giant
fibroadenoma
sekitar
4%
dari
seluruh
kasus
fibroadenoma.
Giant
14
15
G. Diagnosis
1. Diagnosis Klinik
a) Gambaran Klinik
Fibroadenoma pada sebagian besar penderita tidak menunjukkan gejala
dan terdeteksi setelah dilakukan pemeriksaan fisik. Pertumbuhan
fibroadenoma relatif lambat dan hanya menunjukkan sedikit perubahan
ukuran dan tekstur dalam beberapa bulan. Fibroadenoma memiliki gejala
berupa benjolan dengan permukaan yang licin dan merah. Biasanya
fibroadenoma tidak nyeri, tetapi kadang dirasakan nyeri bila ditekan.7,12
b) Pemeriksaan Fisik.
Secara klinik, fibroadenoma biasanya bermanifestasi sebagai massa
soliter, diskret, dan mudah digerakkan, selama tidak terbentuk jaringan
fibroblas di sekitar jaringan payudara, dengan diameter kira-kira 1 3 cm,
tetapi ukurannya dapat bertambah sehingga membentuk nodul dan lobus.
Fibroadenoma dapat ditemukan di seluruh bagian payudara, tetapi lokasi
tersering adalah pada quadran lateral atas payudara. Tidak terlihat
16
terbuka,
bulat
hingga
oval
dan
cukup
teratur
(fibroadenoma
17
b) Ultrasonography (USG)
Dalam pemeriksaan USG, fibroadenoma terlihat rata, berbatas tegas,
berbentuk bulat, oval atau berupa nodul dan lebarnya lebih besar
dibandingkan dengan diameter anteroposteriornya. Internal echogenicnya
homogen dan ditemukan gambaran dari isoechoic sampai hypoechoic.
Gambaran echogenic kapsul yang tipis, merupakan gambaran khas dari
fibroadenoma dan mengindikasikan lesi tersebut jinak. Fibroadenoma
18
Gambar 8. Gambaran USG Fibroadenoma. Tampak massa hipoechoic yang rata, batas
tegas pada sebagian lobus merupakan khas dari fibroadenoma
Fibroadenoma
digambarkan
sebagai
lesi
yang
19
Gambar 9. Seorang wanita 47 tahun, dengan lesi 1cm yang terohat dari mamografi.
Dari pemeriksaan USG dan FNA, menujukkan gambaran fibroadenoma. Pemeriksaan
dengan MRI post-contras, memperlihatkan penyerapan yang cepat tanpa
pembersihan, yang merupakan ciri khas dari fibroadenoma
H. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding dari fibroadenoma, antara lain :3,7,12
1. Cystosarcoma Phyllodes. Tumor ini jauh lebih jarang ditemukan dan
diperkirakan berasal dari stroma intralobulus. Tumor ini berdiameter kecil,
sekitar 3 4 cm, tetapi sebagian besar terus tumbuh dan membesar sehingga
menyebabkan payudara membesar. Tumor ini terdapat pada semua usia,
namun kebanyakan ditemukan pada usia 45 tahun. Gambaran radiologis
(mammografi) dari tumor ini berupa massa berbentuk bulat dan berbatas
tegas.
20
Gambar 10. Mamografi Cystosarcoma Phyllodes. Tampak massa berbatas tegas tanpa
kalsifikasi
Gambaran USG tumor ini, pada umumnya hipoechoic dengan batas yang
masih tegas, echo-internal dapat homogen atau sedikit inhomogen serta adanya
penyangatan akustik posterior lemah, hal ini mungkin disebabkan struktur kistik
pada tumor tersebut.
21
2. Kista Payudara.
Kista payudara dapat berasal dari adenosis, ketika lamina duktus dan acini
mengalami dilatasi dan dibatasi oleh jaringan epitel. Gambaran mamografinya
berupa massa bulat atau oval yang berbatas tegas. Tepi kista ini dapat
berbatasan
dengan
jaringan
fibroglandular,
baik
sebagian
maupun
seluruhnya.13
Gambar 11. Gambaran Mamografi Kista Payudara. Tampak massa bulat atau oval
dengan densitas yang lebih terang dibandingkan dengan parenkim payudara.
Gambaran USG pada kista adalah lesi dengan bentuk bulat atau oval,
mempunyai batas tegas dan teratur, an-echoic dan adanya penyangatan akustik
posterior.
22
Gambar 12. Gambaran USG Kista Payudara. Tumor ini akan tampak sebagai suatu
lesi an-echoic dengan batas teratur serta tampak penyangatan akustik posterior.
3. Papilloma
Merupakan lesi jinak yang berasal dari duktus laktiferus dan 75% tumbuh di
bawah areola mamma. Papilloma memberikan gejala berupa sekresi cairan
serous atau berdarah, adanya tumor subareola kecil dengan diameter beberapa
milimeter atau retraksi puting payudara (jarang ditemukan). Biasanya, ukuran
lesi papilloma sangat kecil, hanya beberapa milimeter, sehingga pada
mamografi, terlihat gambaran sedikit pengembungan atau normal dari duktus
retro-areolar.1,10
23
24
J. Prognosis
Prognosis pada umumnya baik. Fibroadenoma mammae dapat terulang hingga
20% pada perempuan. Sebagian kecil dapat hilang dengan sendirinya.
25
BAB IV
ANALISIS KASUS
Pasien datang dengan keluhan muncul benjolan pada payudara kanan nya
yang muncul sejak sekitar 1 tahun SMRS. Benjolan tersebut dirasakan semakin lama
semakin membesar, mula-mula diameter lebih kurang 1 cm yang kemudian
membesar sebesar kelereng. Namun, pasien tidak mengeluhkan adanya nyeri atau
keluhan lain.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum dan tanda-tanda vital
pasien dalam batas normal dengan status lokalis pada payudara kanan secara palpasi
teraba benjolan di kuadran superolateral, berbentuk bulat dengan diameter 2,5 cm,
permukaannya licin, konsistensi lunak kenyal, mobile, berbatas jelas, nyeri tekan
tidak ada. Papilla mamae elastis tidak ada retraksi, pengeluaran discharge tidak ada.
Pembesaran KGB aksila tidak ada.
Berdasarkan keluhan utama pasien yang datang dengan adanya benjolan di
payudaranya tersebut maka perlu dibedakan benjolan tersebut apakah disebabkan
oleh neoplasma atau benjolan yang bukan disebabkan oleh neoplasma. Untuk
keadaan dimana terdapat benjolan di payudara non-neoplasma dapat dipikirkan
adanya kista dan abses payudara.
Kemungkinan benjolan tersebut kista dapat disingkirkan sebab secara klinis
kista akan menampilan konsistensi keras dan nyeri tekan. Sedangkan kemungkinan
abses payudara juga dapat disingkirkan dengan tidak adanya gambaran benjolan yang
nyeri, merah, suhu lokal panas, fisura/luka pada puting, abses (nanah), demam, dan
pembesaran limfonodus.
Setelah menyingkirkan kedua diagnosis banding tersebut, maka selanjutnya
dapat dipikirkan bahwa benjolan tersebut disebabkan oleh neoplasma yaitu
26
neoplasma ganas atau neoplasma jinak. Neoplasma atau sering dikenal dengan tumor
didefinisikan sebagai setiap pertumbuhan baru yang abnormal khususnya dimana
multiplikasi selnya bersifat tidak terkontrol dan progresif. Berdasarkan usia pasien,
anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik,
27