Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

Neoplasma atau tumor adalah pertumbuhan sel-sel baru yang tidak terkontrol
dan berlebihan akibat faktor pengendali pertumbuhan sel normal yang tidak responsif.
Tumor dapat dibedakan menjadi tumor jinak dan tumor ganas atau kanker.1,3
Dari Global Cancer Statistic, kanker payudara merupakan kanker yang paling
sering didiagnosis dan penyebab utama kematian pada wanita di seluruh dunia,
terhitung 23% (1,38 juta) dari total kasus kanker baru dan 14% (458.400) dari total
kematian akibat kanker pada tahun 2008.2 Global Health Estimates tahun 2013
menyatakan meskipun kanker payudara dianggap penyakit negara maju, hampir 50%
dari kasus kanker payudara dan 58% kematian terjadi di negara berkembang (WHO,
2013).4
Di Indonesia berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun
2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh
RS di Indonesia (16,85%) dan kanker leher rahim menempati urutan kedua pada
pasien rawat inap (11,78%).5 WHO memperkirakan insidensi kanker payudara pada
wanita akan cenderung meningkat tiap tahunnya. Di Indonesia, prevalensi dari tumor
jinak payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan sebesar 30,5% dari semua pasien
tumor payudara.6
Bagi para wanita, kanker payudara (selain kanker serviks) merupakan kanker
yang sangat ditakuti. Data dari American Cancer Society menyebutkan bahwa
meskipun telah ada perbaikan dalam hal diagnosis dini dan penatalaksanaan, hampir
seperempat perempuan yang mengidap kanker ini dapat meninggal akibat penyakit
tersebut. Oleh karena itu, banyak penelitian intensif dilakukan untuk mengetahui
penyebab kanker ini serta berbagai penanganannya.1

Fibroadenoma mammae (FAM), umumnya menyerang para remaja dan wanita


dengan usia di bawah 30 tahun. Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang
sering terjadi dipayudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim)
dan jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini disebut
sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk bulat atau oval,
bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya nyeri. Fibroadenoma ini dapat kita
gerakkan dengan mudah karena pada tumor ini terbentuk kapsul sehingga dapat
mobile, oleh sebab itu sering disebut sebagai breast mouse.1,3

BAB II
LAPORAN KASUS

A. Identitas
Nama

: Nn. S

Umur

: 17 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Status

: Belum Menikah

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Mahasiswi

Alamat

: Sei pimping

Dirawat di

: Bangsal Bedah

Tanggal masuk

: Senin, 26 Oktober 2015

Tanggal Periksa

: Senin, 26 Oktober 2015

B. Anamnesis
Keluhan utama

: Benjolan di payudara kanan

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke poli bedah RSUD H. Badaruddin Tanjung dengan keluhan
terdapat benjolan di payudara kanan sejak 1 tahun SMRS. Awalnya benjolan tersebut
kira-kira berukuran sebesar kacang merah. Benjolan tidak terasa nyeri dan bisa
digerakkan. Pasien mengakatakan tidak pernah terbentur ataupun terpukul
payudaranya.

Sekitar 1 bulan SMRS benjolan dirasa semakin membesar kira-kira sebesar


kelereng. Benjolan tersebut tidak nyeri dan tidak ada terdapat keluhan lain. Karena
khawatir akan membesarnya benjolan tersebut, pasien memutuskan untuk
memeriksakan payudaranya ke dokter spesialis bedah di RSUD H. Badaruddin
Tanjung, oleh dokter dikatakan bahwa pasien mengalami tumor jinak dipayudara dan
disarankan untuk dilakukan pengangkatan tumor.
Riwayat keluar cairan dari puting payudara kanan disangkal. Riwayat datang
bulan pertama kali sekitar umur 10 tahun. Riwayat datang bulan teratur setiap
bulannya dan tidak terdapat keluhan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit pada payudara disangkal
Riwayat Penyakit dalam Keluarga
Bibi pasien meninggal pada usia 40 tahun karena kanker payudara
C. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran

: compos mentis

Vital sign
TD

: 120/70 mmHg

Nadi

: 80 kali/menit, isi dan tegangan cukup

Pernapasan

: 20 kali/menit

Suhu

: 36,8 C

Kepala
Bentuk

: Normocephal

Rambut

: hitam, tidak mudah dicabut

Mata

: konjungtiva anemis (-/-), sklera tidak ikterik, refleks


cahaya (+/+) normal, pupil bulat, isokor

Hidung

: tidak ada kelainan

Telinga

: tidak ada kelainan

Mulut

: tidak ada kelainan

Leher

: tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening

Thoraks
Paru-paru
Inspeksi

: simetris, retraksi (-)

Palpasi

: vocal fremitus kiri sama dengan kanan

Perkusi

: sonor pada kedua lapangan paru

Auskultasi

: vesikuler (+) normal, ronki (-/-), wheezing (-/-)

Jantung
Inspeksi

: iktus cordis tidak terlihat

Palpasi

: iktus cordis tidak teraba

Perkusi

: batas jantung dalam batas normal

Auskultasi

: S1 dan S2 reguler, murmur dan gallop tidak ada

Abdomen
Inspeksi

: datar

Palpasi

: soepel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba

Perkusi

: timpani

Auskultasi

: bising usus (+) normal

Ekstremitas

: Akral hangat, edema (-/-), CRT <2 detik

Status Lokalis
Regio mammae dextra

Inspeksi

: Warna kulit sama seperti sekitar, tak tampak adanya massa,

hiperemis (-), cekungan atau dimpling mammae tidak ada, retraksi atau

cekungan papilla mammae tidak ada, discharge tidak ada.


Palpasi
: Teraba sebuah massa pada kuadran superolateral, bentuk
bulat, diameter 2,5 cm, permukaannya licin, konsistensi kenyal, mobile,
berbatas jelas, nyeri tekan (-), pembesaran KGB aksila (-)

D. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium tanggal 26 Oktober 2015

Golongan darah
Hemoglobin
Leukosit
Eritrosit
Hitung jenis
- Basofil
- Eosinofil
- Stab
- Segmen
- Limfosit
- Monosit
Hematokrit
Trombosit
CT
BT
HbsAg

:B
: 11, 8 gr/dl
: 5500/mm3
: 4,22 jt/ul
: 0%
: 1%
: 2%
: 68%
: 29%
: 0%
: 34.8
: 275000/ul
: 310
: 20
: Negatif

E. Diagnosis Kerja
Susp Fibroadenoma Mammae (FAM) dextra

F. Penatalaksanaan

Pro lumpectomy

G. Prognosis
Quo ad vitam

: dubia ad bonam

Quo ad functionam

: dubia ad bonam

H. Follow up
Tanggal

Follow up

27/10/2015
06.00

S: puasa (+) pre-op, keluhan (-)


O: TD: 100/70 mmHg, HR: 84 x/m, Suhu: 36,7 0 C, RR: 20 x/m.
Kepala

: tidak ada kelainan

Thoraks

: tidak ada kelainan

Abdomen : tidak ada kelainan


Ekstremitas: tidak ada kelainan
Status lokalis a/r mammae dextra :
Teraba sebuah massa pada kuadran superolateral, bentuk bulat,
diameter 2,5 cm, permukaannya licin, konsistensi lunak kenyal,
mobile, berbatas jelas, nyeri tekan (-), hiperemis (-)
Papilla mamae tidak ada retraksi, pengeluaran discharge tidak ada.
Pembesaran KGB aksila (-)
A: Susp FAM dextra
P: Pro lumpectomy
27/10/201
5
10.00

Dilakukan tindakan eksisi


Laporan operasi :

posisi supine, general anestesi, medan op tertutup duk


steril
insisi areolar 2 cm, perdalam sampai batas tumor
dilakukan lumpectomy
kontrol perdarahan
jahit luka lapis demi lapis
op selesai

Tatalaksana post op :

28/10/201
5

IVFD RL 1500 cc/24 jam


Inj antrain 1 gr/8 jam
Inj cefotaxim 1gr/8 jam

S: nyeri luka post op (+)


O: TD: 110/70 mmHg, HR: 80x/m, Suhu: 36,6 0 C, RR: 20 x/m.
Kepala

: tidak ada kelainan

Thoraks

: tidak ada kelainan

Abdomen : tidak ada kelainan


Ekstremitas: tidak ada kelainan
Status lokalis a/r mammae dextra :
Tampak luka post op, keadaan luka baik, perdarahan (-), pus (-)
A: Post lumpectomy
P: Pasien diperbolehkan pulang, diberikan :

Cefadroxil 3x500 mg
Asam mefenamat 3x500 mg
Ganti verban setiap 2 hari di puskesmas
Kontrol setelah 1 minggu

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Fibroadenoma adalah tumor jinak dan berbatas tegas dengan konsistensi
kenyal. Neoplasma payudara jinak ini umum yang terjadi pada semua usia, dengan
insidensi tertinggi pada wanita muda. Fibroadenoma muncul sebagai nodul padat
pada payudara yang berbatas tegas dan dapat digerakkan dengan bebas.1
Fibroadenoma yang sering ditemukan berbentuk bundar atau oval, tunggal,
relative mobile, dan tidak nyeri. Massa berukuran diameter 1-5cm. Biasanya
ditemukan secara tidak sengaja.1,3
Fibroadenoma multiple terjadi pada 10% kasus. Umumnya, fibroadenoma
terbungkus di dalam kapsul, teraba padat, dan seluruhnya rata berwarna putih
keabuan.1
B. Anatomi Payudara
Payudara adalah organ yang berperan dalam proses laktasi, sedangkan pada
pria organ ini tidak berkembang dan tidak memiliki fungsi dalam proses laktasi
seperti pada wanita (rudimeter). Payudara terletak antara iga ketiga dan ketujuh serta
terbentang lebarnya dari linea parasternalis sampai axillaris anterior dan mediana.
Berat dan ukuran payudara bervariasi sesuai pertambahan umur, pada masa pubertas
membesar, dan bertambah besar selama kehamilan dan sesudah melahirkan, dan
menjadi atropi pada usia lanjut.7
Setiap payudara terdiri atas 15 sampai 25 lobus kelenjar yang masing-masing
mempunyai saluran ke papilla mamma yang disebut duktus laktiferus dan dipisahkan
oleh jaringan lemak yang bervariasi jumlahnya. Diantara kelenjar susu dan fasia
pektoralis, juga di antara kulit dan kelenjar tersebut terdapat jaringan lemak. Di antara
lobus tersebut terdapat jaringan ikat yang disebut ligamentum cooper yang
merupakan tonjolan jaringan payudara, yang bersatu dengan lapisan luar fasia
superfisialis yang berfungsi sebagai struktur penyokong dan memberi rangka untuk
payudara. Jaringan ikat memisahkan payudara dari otot-otot dinding dada, otot
pektoralis dan anterior.
10

Pembuluh darah mammae berasal dari arteri mamaria interna dan arteri
torakalis lateralis. Vena supervisialis mamae mempunyai banyak anastomosa yang
bermuara ke vena mamaria interna dan vena torakalis interna/epigastrika, sebagian
besar bermuara ke vena torakalis lateralis. Aliran limfe dari payudara kurang lebih
75% ke aksila, sebagian lagi ke kelenjar terutama dari bagian yang sentral dan medial
dan ada pula aliran ke kelenjar interpektoralis.7

Gambar 1. Anatomi Payudara Wanita


C. Fisiologi
Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipegaruhi oleh hormon.
Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa
fertilitas, sampai ke klimakterium, dan menopause. Sejak pubertas, pengaruh estrogen
dan progesteron yang diproduksi oleh ovarium dan juga hormon hipofise, telah
menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.7,8
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur haid. Sekitar hari ke
8 haid, payudara jadi lebih besar dan beberapa hari sebelum haid berikutnya terjadi

11

pembesaran maksimal. Kadang kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata.
Selama beberapa hari menjelang haid, payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga
pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu,
pemeriksaan foto mamografi tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar.
Begitu haid mulai, semuanya berkurang.
Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui. Pada kehamilan,
payudara menjadi besar karena epitel duktus lobus dan duktus alveolus berproliferasi,
dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu
laktasi. Air susu diproduksi oleh sel sel alveolus, mengisi asinus, kemudian
dikeluarkan melalui duktus ke puting susu.7,8

D. Insiden dan Epidemiologi


Data dari Global Cancer Statistic, kanker payudara merupakan kanker yang
paling sering didiagnosis dan penyebab utama kematian pada wanita di seluruh dunia,
terhitung 23% (1,38 juta) dari total kasus kanker baru dan 14% (458.400) dari total
kematian akibat kanker pada tahun 2008.2 Global Health Estimates tahun 2013
menyatakan meskipun kanker payudara dianggap penyakit negara maju, hampir 50%
dari kasus kanker payudara dan 58% kematian terjadi di negara berkembang (WHO,
2013).4
Di Indonesia berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun
2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh
RS di Indonesia (16,85%) dan kanker leher rahim menempati urutan kedua pada
pasien rawat inap (11,78%).5 WHO memperkirakan insidensi kanker payudara pada
wanita akan cenderung meningkat tiap tahunnya. Di Indonesia, prevalensi dari tumor
jinak payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan sebesar 30,5% dari semua pasien
tumor payudara.6

12

Fibroadenoma mammae sering dijumpai pada perempuan muda, pada tumor


filoides terdapat pada semua usia, kista payudara sering ditemukan pada usia dekade
kelima.7 Distribusi letak tumor payudara berdasarkan penelitian (Haagensen) lebih
sering terjadi di kuadran lateral atas (50%), kemudian sentral/subareolar (20%),
kuadran lateral bawah (10%), kuadran medial atas (10%) dan kuadran medial bawah
(10%). Payudara sebelah kiri lebih sering terkena bila dibandingkan sebelah kanan.1,9

E. Etiologi dan Patofisiologi


Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada
masa reproduksi yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat
sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap hormon estrogen sehingga
kelainan ini sering digolongkan dalam mamary dysplasia.8
Penyebab munculnya beberapa fibroadenoma pada payudara belum diketahui
secara jelas dan pasti. Hubungan antara munculnya beberapa fibroadenoma dengan
penggunaan kontrasepsi oral belum dapat dilaporkan dengan pasti. Selain itu adanya
kemungkinan patogenesis yang berhubungan dengan hipersensitivitas jaringan
payudara lokal terhadap estrogen, faktor makanan dan faktor riwayat keluarga atau
keturunan. Kemungkinan lain adalah bahwa tingkat fisiologi estrogen penderita tidak
meningkat tetapi sebaliknya jumlah reseptor estrogen meningkat. Peningkatan
kepekaan terhadap estrogen dapat menyebabkan hiperplasia kelenjar susu dan akan
berkembang menjadi karsinoma.8
Fibroadenoma sensitif terhadap perubahan hormon. Fibroadenoma bervariasi
selama siklus menstruasi, kadang dapat terlihat menonjol, dan dapat membesar
selama masa kehamilan dan menyusui. Akan tetapi tidak menggangu kemampuan
seorang wanita untuk menyusui. Diperkirakan bahwa sepertiga dari kasus
fibroadenoma jika dibiarkan ukurannya akan berkurang bahkan hilang sepenuhnya.
Namun yang paling sering terjadi, jika dibiarkan ukuran fibroadenoma akan tetap.8
Tumor ini biasanya bersifat kenyal dan berbatas tegas dan tidak sulit untuk
diraba. Apabila benjolan didorong atau diraba akan terasa seperti bergerak-gerak
sehingga beberapa orang menyebut fibroadenoma sebagai breast mouse. Biasanya
13

fibroadenoma tidak terasa sakit, namun kadang kala akan menimbulkan rasa tidak
nyaman dan sangat sensitif apabila disentuh.
F. Klasifikasi
Secara sederhana fibroadenoma dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam:7,9
1. Common Fibroadenoma
Common fibroadenoma memiliki ukuran 1-3 cm, disebut juga dengan simpel
fibroadenoma. Sering ditemukan pada wanita kelompok umur muda antara
21-25 tahun. Ketika fibroadenoma dapat dirasakan sebagai benjolan, benjolan
itu biasanya berbentuk oval atau bulat, halus, tegas, dan bergerak sangat
bebas. Sekitar 80% dari seluruh kasus fibroadenoma yang terjadi adalah
fibroadenoma tunggal.
2. Giant Fibroadenoma
Giant fibroadenoma adalah tumor jinak payudara yang memiliki ukuran
dengan diameter lebih dari 5 cm. Secara keseluruhan insiden giant
fibroadenoma

sekitar

4%

dari

seluruh

kasus

fibroadenoma.

Giant

fibroadenoma biasanya ditemui pada wanita hamil dan menyusui. Giant


fibroadenoma ditandai dengan ukuran yang besar dan pembesaran massa
enkapsulasi payudara yang cepat. Giant fibroadenoma dapat merusak bentuk
payudara dan menyebabkan tidak simetris karena ukurannya yang besar,
sehingga perlu dilakukan pemotongan dan pengangkatan terhadap tumor ini.
3. Juvenile Fibroadenoma
Juvenile fibroadenoma biasa terjadi pada remaja perempuan, dengan insiden
0,5-2% dari seluruh kasus fibroadenoma. Sekitar 10-25% pasien dengan
juvenile fibroadenoma memiliki lesi yang multiple atau bilateral. Tumor jenis
ini lebih banyak ditemukan pada orang Afrika dan India Barat dibandingkan
pada orang Kaukasia.
Fibroadenoma mammae juga dapat dibedakan secara histologi antara lain:
1. Fibroadenoma Pericanaliculare
Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau
beberapa lapis.
2. Fibroadenoma intracanaliculare

14

Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar


berbentuk panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau
menghilang. Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran
sedikit dan pada saat menopause terjadi regresi.

15

G. Diagnosis
1. Diagnosis Klinik
a) Gambaran Klinik
Fibroadenoma pada sebagian besar penderita tidak menunjukkan gejala
dan terdeteksi setelah dilakukan pemeriksaan fisik. Pertumbuhan
fibroadenoma relatif lambat dan hanya menunjukkan sedikit perubahan
ukuran dan tekstur dalam beberapa bulan. Fibroadenoma memiliki gejala
berupa benjolan dengan permukaan yang licin dan merah. Biasanya
fibroadenoma tidak nyeri, tetapi kadang dirasakan nyeri bila ditekan.7,12
b) Pemeriksaan Fisik.
Secara klinik, fibroadenoma biasanya bermanifestasi sebagai massa
soliter, diskret, dan mudah digerakkan, selama tidak terbentuk jaringan
fibroblas di sekitar jaringan payudara, dengan diameter kira-kira 1 3 cm,
tetapi ukurannya dapat bertambah sehingga membentuk nodul dan lobus.
Fibroadenoma dapat ditemukan di seluruh bagian payudara, tetapi lokasi
tersering adalah pada quadran lateral atas payudara. Tidak terlihat

16

perubahan kontur payudara. Penarikan kulit dan axillary adenopathy yang


signifikan pun tidak ditemukan.3,7
2. Pemeriksaan Histopatologi
Secara makroskopis, semua tumor teraba padat dengan warna cokelat putih
pada irisan, dengan bercak bercak kuning merah muda yang mencerminkan
daerah kelenjar.3

Gambar 6. Makroskopik Fibroadenoma Payudara


Secara histologis, tumor terdiri atas jaringan ikat dan kelenjar dengan berbagai
proporsi dan variasi. Tampak storma fibroblastik longgar yang mengandung
rongga mirip duktus berlapis sel epitel dengan ukuran dan bentuk yang beragam.
Rongga yang mirip duktus atau kelenjar ini dilapisi oleh satu atau lebih lapisan sel
yang reguler dengan membran basal jelas dan utuh. Meskipun di sebagian lesi
duktus

terbuka,

bulat

hingga

oval

dan

cukup

teratur

(fibroadenoma

perikanalikularis), sebagian lainnya tertekan oleh proliferasi ekstensif stroma


sehingga pada potongan melintang rongga tersebut tampak sebagi celah atau
struktur ireguler mirip bintang (fibroadenoma intrakanalikularis).3
3. Pemeriksaan Radiologik
a) Mammografi
Pada pemeriksaan mamografi, fibroadenoma digambarkan sebagai massa
berbentuk bulat atau oval dengan batas yang halus dan berukuran sekitas 4
100 mm. Fibrodenoma biasanya memiliki densitas yang sama dengan
jaringan kelenjar sekitarnya, tetapi, pada fibroadenoma yang besar, dapat

17

menunjukkan densitas yang lebih tinggi. Kadang-kadang, tumor terdiri


atas gambaran kalisifikasi yang kasar, yang diduga sebagai infraksi atau
involusi. Gambaran kalsifikasi pada fibroadenoma biasanya di tepi atau di
tengah berbentuk bulat, oval atau berlobus lobus. Pada wanita
postmenopause, komponen fibroglandular dari fibroadenoma akan
berkurang dan hanya meninggalkan gambaran kalsifikasi dengan sedikit
atau tanpa komponen jaringan ikat.12,13

Gambar 7. Mammografi Fibroadenoma Mamae

b) Ultrasonography (USG)
Dalam pemeriksaan USG, fibroadenoma terlihat rata, berbatas tegas,
berbentuk bulat, oval atau berupa nodul dan lebarnya lebih besar
dibandingkan dengan diameter anteroposteriornya. Internal echogenicnya
homogen dan ditemukan gambaran dari isoechoic sampai hypoechoic.
Gambaran echogenic kapsul yang tipis, merupakan gambaran khas dari
fibroadenoma dan mengindikasikan lesi tersebut jinak. Fibroadenoma

18

tidak memiliki kapsul, gambaran kapsul yang terlihat pada pemeriksaan


USG merupakan pseudocapsule yang disebabkan oleh penekanan dari
jaringan di sekitarnya.12,13

Gambar 8. Gambaran USG Fibroadenoma. Tampak massa hipoechoic yang rata, batas
tegas pada sebagian lobus merupakan khas dari fibroadenoma

c) Magnetic Resonances Imaging (MRI)


Dalam pemeriksaan MRI, fibroadenoma tampak sebagi massa bulat atau
oval yang rata dan dibandingkan dengan menggunakan kontras
gadolinium-based.

Fibroadenoma

digambarkan

sebagai

lesi

yang

hypointense atau isointense, jika dibandingkan dengan jaringan sekitarnya


dalam gambaran T1-weighted dan hypointense and hyperintense dalam
gambaran T2-weighted.12,13

19

Gambar 9. Seorang wanita 47 tahun, dengan lesi 1cm yang terohat dari mamografi.
Dari pemeriksaan USG dan FNA, menujukkan gambaran fibroadenoma. Pemeriksaan
dengan MRI post-contras, memperlihatkan penyerapan yang cepat tanpa
pembersihan, yang merupakan ciri khas dari fibroadenoma

H. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding dari fibroadenoma, antara lain :3,7,12
1. Cystosarcoma Phyllodes. Tumor ini jauh lebih jarang ditemukan dan
diperkirakan berasal dari stroma intralobulus. Tumor ini berdiameter kecil,
sekitar 3 4 cm, tetapi sebagian besar terus tumbuh dan membesar sehingga
menyebabkan payudara membesar. Tumor ini terdapat pada semua usia,
namun kebanyakan ditemukan pada usia 45 tahun. Gambaran radiologis
(mammografi) dari tumor ini berupa massa berbentuk bulat dan berbatas
tegas.

20

Gambar 10. Mamografi Cystosarcoma Phyllodes. Tampak massa berbatas tegas tanpa
kalsifikasi

Gambaran USG tumor ini, pada umumnya hipoechoic dengan batas yang
masih tegas, echo-internal dapat homogen atau sedikit inhomogen serta adanya
penyangatan akustik posterior lemah, hal ini mungkin disebabkan struktur kistik
pada tumor tersebut.

Gambar 15. Gambaran USG Cystosarcoma Phylloides. Lesi hypoechoic tampak


besar, berlobulasi dengan echo-internal inhomogen, sering ampak struktur anechoic
yang menandakan adanya proses degeneresi kistik. (dikutip dari kepustakaan 16)

21

2. Kista Payudara.
Kista payudara dapat berasal dari adenosis, ketika lamina duktus dan acini
mengalami dilatasi dan dibatasi oleh jaringan epitel. Gambaran mamografinya
berupa massa bulat atau oval yang berbatas tegas. Tepi kista ini dapat
berbatasan

dengan

jaringan

fibroglandular,

baik

sebagian

maupun

seluruhnya.13

Gambar 11. Gambaran Mamografi Kista Payudara. Tampak massa bulat atau oval
dengan densitas yang lebih terang dibandingkan dengan parenkim payudara.
Gambaran USG pada kista adalah lesi dengan bentuk bulat atau oval,
mempunyai batas tegas dan teratur, an-echoic dan adanya penyangatan akustik
posterior.

22

Gambar 12. Gambaran USG Kista Payudara. Tumor ini akan tampak sebagai suatu
lesi an-echoic dengan batas teratur serta tampak penyangatan akustik posterior.
3. Papilloma
Merupakan lesi jinak yang berasal dari duktus laktiferus dan 75% tumbuh di
bawah areola mamma. Papilloma memberikan gejala berupa sekresi cairan
serous atau berdarah, adanya tumor subareola kecil dengan diameter beberapa
milimeter atau retraksi puting payudara (jarang ditemukan). Biasanya, ukuran
lesi papilloma sangat kecil, hanya beberapa milimeter, sehingga pada
mamografi, terlihat gambaran sedikit pengembungan atau normal dari duktus
retro-areolar.1,10

23

Gambar 13. Mamografi Papilloma. Tampak gamabran heterogen dari payudara


dengan kalsifikasi yang menyebar tanpa gambaran massa
I. Penatalaksanaan.
Operasi eksisi merupakan satu-satunya pengobatan untuk fibroadenoma.
Operasi dilakukan sejak dini, hal ini bertujuan untuk memelihara fungsi payudara dan
untuk menghindari bekas luka. Pemilihan tipe insisi dilakukan berdasarkan ukuran
dan lokasi dari lesi di payudara. terdapat 3 tipe insisi yang biasa digunakan, yaitu10
1. Radial Incision, yaitu dengan menggunakan sinar.
2. Circumareolar Incision
3. Curve/Semicircular Incision
Tipe insisi yang paling sering digunakan adalah tipe radial. Tipe
circumareolar, hanya meninggalkan sedikit bekas luka dan deformitas, tetapi hanya
memberikan pembukaan yang terbatas. Tipe ini digunakan hanya untuk fibroadenoma
yang tunggal dan kecil dan lokasinya sekitar 2 cm di sekitar batas areola.
Semicircular incision biasanya digunakan untuk mengangkat tumor yang besar dan
berada di daerah lateral payudara.10

24

Gambar 14. Teknik insisi lumpectomy

J. Prognosis
Prognosis pada umumnya baik. Fibroadenoma mammae dapat terulang hingga
20% pada perempuan. Sebagian kecil dapat hilang dengan sendirinya.

25

BAB IV
ANALISIS KASUS

Pasien datang dengan keluhan muncul benjolan pada payudara kanan nya
yang muncul sejak sekitar 1 tahun SMRS. Benjolan tersebut dirasakan semakin lama
semakin membesar, mula-mula diameter lebih kurang 1 cm yang kemudian
membesar sebesar kelereng. Namun, pasien tidak mengeluhkan adanya nyeri atau
keluhan lain.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum dan tanda-tanda vital
pasien dalam batas normal dengan status lokalis pada payudara kanan secara palpasi
teraba benjolan di kuadran superolateral, berbentuk bulat dengan diameter 2,5 cm,
permukaannya licin, konsistensi lunak kenyal, mobile, berbatas jelas, nyeri tekan
tidak ada. Papilla mamae elastis tidak ada retraksi, pengeluaran discharge tidak ada.
Pembesaran KGB aksila tidak ada.
Berdasarkan keluhan utama pasien yang datang dengan adanya benjolan di
payudaranya tersebut maka perlu dibedakan benjolan tersebut apakah disebabkan
oleh neoplasma atau benjolan yang bukan disebabkan oleh neoplasma. Untuk
keadaan dimana terdapat benjolan di payudara non-neoplasma dapat dipikirkan
adanya kista dan abses payudara.
Kemungkinan benjolan tersebut kista dapat disingkirkan sebab secara klinis
kista akan menampilan konsistensi keras dan nyeri tekan. Sedangkan kemungkinan
abses payudara juga dapat disingkirkan dengan tidak adanya gambaran benjolan yang
nyeri, merah, suhu lokal panas, fisura/luka pada puting, abses (nanah), demam, dan
pembesaran limfonodus.
Setelah menyingkirkan kedua diagnosis banding tersebut, maka selanjutnya
dapat dipikirkan bahwa benjolan tersebut disebabkan oleh neoplasma yaitu

26

neoplasma ganas atau neoplasma jinak. Neoplasma atau sering dikenal dengan tumor
didefinisikan sebagai setiap pertumbuhan baru yang abnormal khususnya dimana
multiplikasi selnya bersifat tidak terkontrol dan progresif. Berdasarkan usia pasien,
anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik,

maka diagnosis mengarah pada

Fibroadenoma Mammae (FAM) yang merupakan tumor jinak. Tanda-tanda adanya


keganasan tidak ditemukan. Namun, FAM juga harus dibedakan dengan tumor ganas
stadium awal.
Diagnosis pasti fibroadenoma mammae adalah dengan pemeriksaan
histopatologi. Pemeriksaan tambahan dapat yang dilalukan antara lain: radiologi
diagnosis dengan mammografi, USG, Rontgen Thorax, CT Scan, Fine Needle
Aspiration Biopsy. Pada kasus ini dilakukan terapi dengan eksisi pada benjolan
tersebut (lumpektomi).

27

Anda mungkin juga menyukai