Anda di halaman 1dari 39

Kelompok 1

OLEOKIMIA
ASHABI SUFRI
130405006
MUHAMMAD ASHARI 130405008
AZHARI BAHARSYAH GAJAH 130405016

DETERJEN DARI LERAK

Latar
Belakang
Penting untuk
keperluan rumah
tangga dan
industri

Industri deterjen

Membuk
a
lapangan
kerja
baru

Permintaan pasar
meningkat

12/17/15

Manajemen Industri

Pengertian Detergen
Deterjen adalah campuran berbagai bahan, yang
digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat
dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding
dengan sabun, deterjen mempunyai keunggulan
antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik
serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.

Produk Yang Ditawarkan

Reaksi pembuatan deterjen

Adapun zat-zat yang terkandung dalam deterjen yaitu:

Surfaktan, yaitu untuk mengikat lemak dan membasahi permukaan.

Abrasive untuk menggosok kotoran.

Substansi untuk mengubah pH yang mempengaruhi penampilan ataupun


stabilitas dari komponen lain.

Water softener untuk menghilangkan efek kesadahan.

Oxidants untuk memutihkan dan menghancurkan kotoran.

Material lain selain surfaktan untuk mengikat kotoran didalam suspensi.

Enzim untuk mengikat protein, lemak, ataupun karbohidrat didalam


kotoran

Zat-zat yang Terkandung Dalam Deterjen

Surfaktan

Komponen penting deterjen adalah surfaktan. Fungsi surfaktan


adalah untuk meningkatkan daya pembasahan air sehingga
kotoran yang berlemak dapat dibasahi, mengendorkan dan
mengangkat kotoran dari kain dan mensuspensikan kotoran yang
telah terlepas.
Surfaktan yang biasa digunakan dalam deterjen adalah linear
alkilbenzene sulfonat, etoksisulfat, alkil sulfat, etoksilat, senyawa
amonium kuarterner, imidazolin dan betain.

Komposisi Detergen

Bahan Aktif

(Active Ingredient)
Bahan aktif merupakan bahan inti dari deterjen sehingga
bahan ini harus ada dalam proses pembuatan deterjen.
Secara kimia bahan ini dapat berupa sodium lauryl
sulfonate (SLS). Beberapa nama dagang dari bahan aktif ini
diantaranya Luthensol, Emal, dan Neopelex (NP). Di pasar
beredar beberapa jenis Emal dan NP, yaitu Emal-10, Emal20, Emal-30, NP-10, NP-20, dan NP- 30. Secara fungsional
bahan aktif ini mempunyai andil dalam meningkatkan daya
bersih. Ciri dari bahan aktif adalah busanya sangat banyak.

Bahan

Pengisi (Filler)

Filler adalah bahan tambahan deterjen yang tidak


mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci,
tetapi menambah kuantitas, contoh : Sodium sulfate.
Bahan ini berfungsi sebagai pengisi dari seluruh
campuran bahan baku. Pemberian bahan ini berguna
untuk memperbanyak atau memperbesar volume.

Bahan

Penunjang (Builder)

Salah satu contoh bahan penunjang adalah soda ash atau sering
disebut soda abu yang berbentuk bubuk putih. Bahan penunjang
ini berfungsi meningkatkan daya bersih. Keberadaan bahan ini
dalam campuran tidak boleh terlalu banyak karena
menimbulkan efek samping, yaitu dapat mengakibatkan rasa
panas di tangan pada saat mencuci pakaian. Bahan penunjang
lain adalah STTP (sodium tripoly phosphate) yang mempunyai
efek samping yang positif, yaitu dapat menyuburkan tanaman.

Bahan

Tambahan (Aditif)

Additives adalah bahan suplemen / tambahan untuk


membuat produk lebih menarik, misalnya pewangi,
pelarut, pemutih, pewarna, dst, tidak berhubungan
langsung dengan daya cuci deterjen. Additives
ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi
produk. Contoh : Enzyme, Borax, Sodium chloride,
Carboxy Methyl Cellulose (CMC).

Bahan

Pewangi (Parfum)
Parfum untuk deterjen berbentuk cairan berwarna
kekuning-kuningan dengan berat jenis 0,9. Dalam
perhitungan, berat parfum dalam gram (g) dapat
dikonversikan ke milliliter (ml). Sebagai patokan 1 g
parfum = 1,1 ml.

Antifoam

Cairan antifoam digunakan khusus untuk pembuatan


deterjen bubuk untuk mesin cuci. Bahan tersebut
berfungsi untuk meredam timbulnya busa. Persentase
keberadaan senyawa ini dalam formula sangat sedikit,
yaitu berkisar antara 0,04-0,06%.

Berdasarkan bentuk fisik


Deterjen Cair
Deterjen Krim.
Deterjen bubuk
Berdasarkan keadaan butirannya
Deterjen bubuk berongga
Deterjen bubuk padat/masif

Penggolongan Deterjen

Reaksi
1.

dalam Pembuatan Deterjen

Proses Sulfonasi

sulfonasi

sulfasi

Proses Netralisasi

Cationic detergents
Sebagai tambahan, selain adalah bahan pencuci yang bersih, mereka juga
mengandung sifat antikuman yang membuat mereka banyak digunakan di
rumah sakit. Kebanyakan deterjen jenis ini adalah turunan dari ammonia.

Anionic detergents
Deterjen jenis ini adalah merupakan deterjen yang memiliki gugus ion
negatif. Pada jenis surfaktan ini terdapat group ion negatif sehingga
dinamakan anionic detergent.

Neutral atau Non-Ionic Detergents


Nonionic detergen banyak digunakan untuk keperluan pencucian piring.
Karena deterjen jenis ini tidak memiliki adanya gugus ion apapun, deterjen
jenis ini tidak bereaksi dengan ion yang terdapat dalam air sadah.

Penggolongan Deterjen Berdasarkan Ion yang


Dikandungnya

Proses pembuatan deterjen secara umum terdiri atas 3


bagian yaitu :
Spray-drying
Agglomerasi
Dry-mixing

Proses Pembuatan Detergen

Spray-drying

merupakan proses modern dalam


pembuatan deterjen bubuk sintetik dimana dalam
spray-drying terjadi proses pengabutan dan
dilanjutkan proses pengeringan.

Spray-drying

Proses

aglomerasi merupakan proses pembuatan deterjan


bubuk sintesis yang memiliki densitas yang tinggi dengan
cara pencampuran material-material kering dengan bahanbahan cairan yang dibantu dengan adanya bahan pengikat
cairan yang kemudian bercampur yang menyebabkan bahanbahan tadi bergabung satu sama lain yang membentuk
partikel-partikel berukuran besar.

Prose aglomerasi dapat di gambar kan seprti proses


penimbunan atau penumpukan dari komponen dari bubuk
menjadi cairan dan menjadi butir atau granula.

Aglomerasi

Bahan baku

Bahan baku
(cair)

Packaging

Pencampuran

Bahan
homogen

Cairan panas
kental

Aglomerator
Crushing

Bubuk yang
menggumpal

Cairan panas
kental

Udara panas

Material

kering (dry material) yang digunakan untuk


membuat deterjen bubuk ditimbang dan selanjutnya
dimasukkan kedalam mixer, pencampuran
dilanjutkan selama 1-2 menit dan ditambahkan slurry
selama 3-4 menit.

Dry Mixing

Builders,

salah satu yang paling banyak


dimanfaatkan di dalam deterjen adalah phosphate.
Phosphate memegang peranan penting dalam produk
deterjen, sebagai softener air. Bahan ini mampu
menurunkan kesadahan air dengan cara mengikat ion
kalsium dan magnesium.

1.

Sulfonasi Dedocyl benzene dengan


sulfonating agent Oleum (SO3H2SO4).

2.

Sulfonasi Dedocyl benzene dan Lauryl alcohol


dengan sulfating agent Oleum.

Proses Pembuatan Detergen

Proses yang akan dipilih untuk pembuatan bubuk detergent adalah


proses yang kedua yaitu proses pembuatan bubuk detergent
dengan proses sulfonasi dengan penambahan Lauryl Alkohol, karena:
1.

Bahan bakunya mudah didapat.

2.

Suhu operasinya lebih kecil daripada proses yang lain.

3.

Proses pembuatan bubuk detergent sangat sederhana.

4.

Biaya produksi lebih murah.

Uraian Proses

Pada zaman teknologi modern saat ini,


banyak aktivitas manusia yang dapat
menyebabkan kerusakan pada lingkungan
alam.
Detergen ialah bahan pembersih pakaian
yang (spt. sabun yang tidak dibuat dari
lemak atau soda dan berupa tepung atau
cairan)

TEKNOLOGI YANG DITAWARKAN

Linier Alkylbenzene Sulfonate (LAS) adalah jenis surfaktan yang umum dipakai
dalam deterjen komersial dewasa ini. Deterjen ini dibuat dengan cara
menempelkan gugus alkil rantai panjang pada cicin benzena dengan katalis
Friedel-Crafts dan alkali halida,alkena atau alcohol. Dengan sulfonasi dan
netralisasi dihasilkan surfaktan (Morrison, 1987).

Penelitian ilmiah menemukan bahwa Alkyl Benzene Sulfonate mengakibatkan efek


buruk pada lingkungan. Dikarenakan zat tersebut sangat sulit terurai oleh
mikroorganisme. Limbah yang dihasilkan oleh detergen menjadi sangat berbahaya
dan bisa merusak lingkungan hidup.

Penelitian lanjutan membuktikan Linier Alkyl Sulfonat juga bisa mengancam


lingkungan hidup bila dipakai dalam jangka panjang. Berdasarkan data yang
didapat membuktikan bahwa untuk mengurai zat Linier Alkyl Sulfonat dibutuhkan
waktu 90 hari. Lebih parahnya lagi hanya 50% zat itu yang bisa terurai oleh
mikroorganisme.

Detergen

tidak hanya berdampak negatif pada lingkungan,


tetapi juga kepada manusia sebagai konsumennya. Efek
samping itu berupa kerusakan kulit tangan, seperti kulit
menjadi panas, kering, retak-retak, melepuh dan kulit mudah
terkelupas. Terkadang efek tersebut juga menimbulkan gatalgatal dan menjadikannya penyakit alergi.

Pemakaian

detergen secara besar-besaran dan dalam jangka


waktu yang lama bisa mencemari air tanah. Sehingga air
minum yang dikonsumsi menjadi tidak enak rasanya dan
berbau tidak sedap. Konsumsi air minum yang tercemar
limbah detergen dapat menyebabkan penyakit kanker. Pada
proses terurainya detergen dihasilkan benzena. Bila benzena
bercampur dengan klor bisa menghasilkan zat klorobenzena
yang terbukti sangat bahaya. Bercampurnya klor dan benzena
bisa terjadi saat proses pengolahan air minum.

Biasanya

dalam proses klorinasi digunakan zat


kaporit yang digunakan untuk membunuh kuman.
Padahal di dalam kaporit terkandung unsur klor.
Kenyataan membuktikan detergen telah menggangu
lingkungan hidup. Dampaknya sangat buruk pada
lingkungan tinggalnya manusia, lingkungan perairan
dan organismenya serta bagi
Buah lerak (Sapindus rarak) banyak terdapat di
Pulau Jawa dan lazim dipakai oleh masyarakat
sebagai bahan pencuci kain batik dan perhiasan
emas. Bahan insektisida yang dikandung buah lerak
adalah saponin.

Gambar Buah lerak


Buah Lerak Kering

No.

Senyawa Aktif

Persentase Senyawa
Aktif

Saponin

12 %

Alkaloid

1%

Ateroid

0,036 %

Triterpen

0,029 %

Lerak juga bisa digunakan untuk mencuci pakaian biasa, bahkan


membuat pakaian lebih awet karena tidak mengandung bahanbahan deterjen

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai