Anda di halaman 1dari 2

A.

Deterjen
Produk yang disebut deterjen ini merupakan pembersih sintetis yang terbuat dari
bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan produk terdahulu yaitu sabun, deterjen
mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak
terpengaruh oleh kesadahan air.
Pada umumnya, deterjen mengandung bahan-bahan berikut:
1. Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang
mempunyai ujung berbeda yaitu hydrophile (suka air) dan hydrophobe
(suka lemak).
2. Builder (Permbentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari
surfaktan dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air.
3. Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai
kemampuan meningkatkan daya cuci
4. Additives adalah bahan suplemen/ tambahan untuk membuat produk lebih
menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dan sebagainya
Bahan Baku untuk Pembuatan Deterjen:
1.
2.
3.
4.
5.

Bahan
Bahan
Bahan
Bahan
Bahan

Aktif
Pengisi
penunjang
tambahan (aditif)
Pewangi/Bibit Parfum

Komposisi Pembuatan Deterjen:


1. Cottoclarin/Ultra Sles/Texapone 5-10%
2. LAS 5-10%
3. Na2SO4 10-20%
4. Na2CO3 35% - 50%
5. STPP 5-20 %
6. Enzym AR 2-10 %
7. Parfum secukupnya

Dampak Yang Dihasilkan Dari Proses Produksi Detergen

Surfaktan merupakan zat aktif permukaan yang termasuk bahan kimia organik. Ia
memiliki rantai kimia yang sulit didegradasi (diuraikan) alam. Sesuai namanya, surfaktan
bekerja dengan menurunkan tegangan air untuk mengangkat kotoran (emulsifier, bahan
pengemulsi).
Dengan makin luasnya pemakaian surfaktan sebagai bahan utama pembersih maka
risiko bagi kesehatan dan lingkungan pun makin rentan. Deterjen sangat berbahaya bagi
lingkungan karena dari beberapa kajian menyebutkan bahwa detergen memiliki kemampuan
untuk melarutkan bahan dan bersifat karsinogen, misalnya 3,4 Benzonpyrene, selain
gangguan terhadap masalah kesehatan, kandungan detergen dalam air minum akan
menimbulkan bau dan rasa tidak enak. Deterjen kationik memiliki sifat racun jika tertelan
dalam tubuh, bila dibanding deterjen jenis lain (anionik ataupun non-ionik).

Cara yang paling sederhana mengatasi pencemaran air limbah adalah dengan
menanami selokan dengan tanaman air yang bisa menyerap zat pencemar.
Tanaman yang bisa digunakan, antara lain jaringao, Pontederia cordata (bunga
ungu), lidi air, futoy ruas, Thypa angustifolia (bunga coklat), melati air, dan lili
air. Cara ini sangat mudah, tapi hanya bisa menyerap sedikit zat pencemar dan
tak bisa menyaring lemak dan sampah hasil dapur yang ikut terbuang ke
selokan.

Air limbah dari deterjen dapat menimbulkan dampak pencemaran, apalagi bila bahan
yang dipakainya bukan terbuat dari bahan alami dan ramah lingkungan,
dampak-nya bila limbah tersebut menyebar di air dan sungai dapat membunuh organisme
yang ada di dalamnya seperti ikan, fitoplankton, zooplankton / protozoa, cyanobacteria, dan
lain-lain.
Limbah dari bahan kimia sabun dan deterjen bila tidak dapat ditangani dengan baik
pun akan memberi dampak yang buruk bagi kesehatan
Bahan kimia dalam deterjen ataupun sabun yang paling berbahaya adalah dari golongan
ammonium kuartener, senyawa ini dapat membentuk senyawa nitrosamin. Senyawa
nitrosamin diketahui bersifat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker.

Anda mungkin juga menyukai