Anda di halaman 1dari 7

TUGAS ALAT INDUSTRI KIMIA

FLOWSHEET DETERGENT

DISUSUN OLEH

NAMA : DAREZA DWIAJI


NPM : 070959
KELAS :A

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA


JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
CILEGON – BANTEN
2009
Produk yang disebut deterjen ini merupakan pembersih sintetis yang terbuat
dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan produk terdahulu yaitu
sabun, deterjen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih
baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.
Detergen adalah Surfaktant anionik dengan gugus alkil (umumnya C9 – C15)
atau garam dari sulfonat atau sulfat berantai panjang dari Natrium (RSO3- Na+ dan
ROSO3- Na+) yang berasal dari derivat minyak nabati atau minyak bumi (fraksi
parafin dan olefin).
Teknik pengolahan detergen dapat dilakukan menggunakan berbagai macam
teknik misalnya biologi yaitu dengan bantuan bakteri, koagulasi-flokulasi-flotasi,
adsorpsi karbon aktif, lumpur aktif, khlorinasi dan teknik representatif lainnya
tergantung dari efektifitas kebutuhan dan efisiensi financial.
Kemudian Bahan baku yang digunakan didasarkan pada beberapa kriteria,
antara lain faktor manusia dan keamanan lingkungan, biaya, kecocokan dengan
bahan-bahan additive yang lain, serta wujud dan spesifikasi khusus dari produk
jadinya. Sedangkan proses produksi aktual dilapangan bisa saja bervariasi dari satu
pabrik dengan pabrik yang lain, namun tahap-tahap utama pembuatan semua produk
tersebut adalah tetap sama.
Pada umumnya, deterjen mengandung bahan-bahan berikut:
1. Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang
mempunyai ujung berbeda yaitu hydrophile (suka air) dan hydrophobe (suka lemak).
Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat
melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan. Surfaktant ini baik
berupa anionic (Alkyl Benzene Sulfonate/ABS, Linier Alkyl Benzene Sulfonate/LAS,
Alpha Olein Sulfonate/AOS), Kationik (Garam Ammonium), Non ionic (Nonyl
phenol polyethoxyle), Amphoterik (Acyl Ethylenediamines)
2. Builder (Permbentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari
surfaktan dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air. Baik berupa
Phosphates (Sodium Tri Poly Phosphate/STPP), Asetat (Nitril Tri Acetate/NTA,
Ethylene Diamine Tetra Acetate/EDTA), Silikat (Zeolit),  dan Sitrat (asam sitrat).
3. Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai
kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas atau dapat
memadatkan dan memantapkan sehingga dapat menurunkan harga. Contoh : Sodium
sulfate
4. Additives adalah bahan suplemen/ tambahan untuk membuat produk lebih
menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dan sebagainya yang tidak
berhubungan langsung dengan daya cuci deterjen. Additives ditambahkan lebih untuk
maksud komersialisasi produk. Contoh : Enzyme, Borax, Sodium chloride, Carboxy
Methyl Cellulose (CMC) dipakai agar kotoran yang telah dibawa oleh detergent ke
dalam larutan tidak kembali ke bahan cucian pada waktu mencuci (anti Redeposisi).
Wangi – wangian atau parfum dipakai agar cucian berbau harum, sedangkan air
sebagai bahan pengikat.

PEMBUATAN DETERJEN
Alkylbenzene + oleum alkylbenzena sulfonat
Tallow fatty alcohol + oleum fatty alcohol sulfonat
Sulfonat + sulfat + NaOH sodium salt
Sodium salt + builders deterjen

REAKSI KIMIA
I. Sulfonasi

R– + H2SO4.SO3 R– –SO3H + H2SO4

SO3H

R– –SO3H + H2SO4.SO3 R– –SO3H + H2SO4

R– –SO3H + R– R– –SO3– –R’

II. Sulfasi
Reaksi utama
H= -325 sd -350 Kj/kgDR-CH2OH + SO3H2O R’OSO3H + H2O

Reaksi tambahan
R-CH2OH + R’-CH2-OSO3H R’-CH2-O-CH2-R’ + H2SO4

R’-CH2-CH2OH + SO3 R’-CH=CH2 + H2SO4


R-CH2OH + SO3 RCHO + H2O +SO2

R-CH2OH + 2 SO3 RCOOH + H2O +SO2

Netralisasi dengan NaOH


hasil sulfonasi (R I) dengan sulfasi (R II) ditambah NaOH terbentuk Na5P3O11,
kemudian terjadi hidrasi

Na5P3O11 + 6 H2O Na5P3O11.6 H2O


Flowsheet Detergent
Permasalahan

Deterjen sangat berbahaya bagi lingkungan karena dari beberapa kajian


menyebutkan bahwa detergen memiliki kemampuan untuk melarutkan bahan dan
bersifat karsinogen, misalnya 3,4 Benzonpyrene, selain gangguan terhadap masalah
kesehatan, kandungan detergen dalam air minum akan menimbulkan bau dan rasa
tidak enak. Deterjen kationik memiliki sifat racun jika tertelan dalam tubuh, bila
dibanding deterjen jenis lain (anionik ataupun non-ionik).
Kerugian lain dari penggunaan deterjen adalah terjadinya proses
eutrofikasi di perairan. Ini terjadi karena penggunaan deterjen dengan
kandungan fosfat tinggi. Eutrofikasi menimbulkan pertumbuahan tak terkendali
bagi eceng gondok dan menyebabkan pendangkalan sungai. Sebaliknya deterjen
dengan rendah fosfat beresiko menyebabkan iritasi pada tangan dan kaustik.
Karena diketahui lebih bersifat alkalis. Tingkat keasamannya (pH) antara 10 – 12.

 
Kesimpulan

1.      Detergen merupakan salah satu polutan air yang harus dihilangkan.
2.      Teknik pengolahan detergen dapat dilakukan menggunakan berbagai
macam teknik misalnya biologi yaitu dengan bantuan bakteri, koagulasi-
flokulasi-flotasi, adsorpsi karbon aktif, lumpur aktif, khlorinasi dan teknik
representatif lainnya tergantung dari efektifitas kebutuhan dan efisiensi
financial.
 
Refrensi

www.chem.is.try.org
 
www.wikipedia.or.id
 

www.google book- Encyclopedia of chemical processing and design.com

Dede Karyana. dkk. 2003. Kajian Bahan Kimia Khusus Untuk Tekstil. Bandung :
Institut Teknologi Tekstil

Anda mungkin juga menyukai