Jambu air adalah tumbuhan dalam suku jambu-jambuan atau Myrtaceae yang berasal
dari Asia Tenggara. Jambu air sebetulnya berbeda dengan jambu semarang (Syzygium
samarangense), kerabat dekatnya yang memiliki pohon dan buah hampir serupa.
Beberapa kultivarnya bahkan sukar dibedakan, sehingga keduanya kerap dinamai
dengan nama umum jambu air atau jambu saja. Jambu air mudah ditanam dan
dibudidaya.
Nama-nama lainnya adalah jambu ayer mawar , jambu aie , jambu cai , jambu
wer , jhâmbhu wir, kalampok, nyambu er , kumpas, kumpasa, kombas,
kembes (bahasa-bahasa di, jambu jene, jambu salo (, jambu waelo, kuputol waelo,
lutune waele, kopo olo (aneka bahasa diseram dan sekitarnya), dan lain-lain.
[1]
Juga jambu kancing , untuk kultivar yang buahnya kecil-kecil.[2]
Di negara-negara lain, jambu ini dikenal sebagai machom phupa atau chomphu
pa, tambis , bell fruit, water apple dan lain-lain. Tanaman jambu air (Syzygium
aqueumL) berasal dari daerah Indo Cina dan Indonesia, tersebar ke Malaysia,dan
pulau-pulau di Pasifik. Dua kecamatan sebagai sentra produksi dan pemasaran
jambu air madu yaitu Kecamatan Namorambe dan Kecamatan STM Hilir, Kabupaten
Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara Desa Betokan .
jambu air mengandung kadar air yang cukup tinggi. Menurut Data Komposisi
Pangan Indonesia, buah ini memiliki 87 g air.
Lebih dari itu, kandungan jambu air lainnya juga menyehatkan, misalnya serat, zat
besi, vitamin B dan C, kalsium, beta karoten, dan sebagainya. Kalori jambu air yaitu
46 Kal. Berikut kandungan lengkap jambu air:
Air : 87.0 g
Energi (Energy) : 46 Kal
Protein (Protein) : 0.6 g
Lemak (Fat) : 0.2 g
Karbohidrat (CHO) : 11.8 g
Serat (Fibre) : 2.1 g
Abu (ASH) : 0.8 g
Kalsium (Ca) : 8 mg
Fosfor (P) : 9 mg
Besi (Fe) : 1.1 mg
Natrium (Na) : 11 mg
Kalium (K) : 321.2 mg
Seng (Zn) : 0.1 mg
Beta-Karoten : 92 mcg
Thiamin (Vit. B1) : 0.02 mg
Riboflavin (Vit. B2) : 0.38 mg
Niasin (Niacin) : 4.6 mg
Vitamin C (Vit. C) : 5 mg
Komposisi
Pada umumnya, detergen mengandung bahan-bahan berikut:
Surfaktan
Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda
yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan
permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan. Pada
dasarnya, surfaktan memiliki sifat ionik (muatan listrik) dan dikategorikan dalam tiga jenis surfaktan
yaitu:
1.Surfaktan Anionik
Surfaktan anionik membawa muatan negatif sehingga bereaksi dengan ion bermuatan positif pada
air sadah.
Untuk diketahui, air sadah mengandung senyawa magnesium dan kalsium.
Surfaktan anionik bereaksi dengan senyawa pada air sadah untuk kemudian menetralkannya.
2. Surfaktan Kationik
Surfaktan anionik membawa muatan negatif sehingga bereaksi dengan ion bermuatan positif pada
air sadah.
Untuk diketahui, air sadah mengandung senyawa magnesium dan kalsium.
Surfaktan anionik bereaksi dengan senyawa pada air sadah untuk kemudian menetralkannya.
3.Surfaktan Nonionik
Karena surfaktan nonionik tidak memiliki muatan, maka mereka tidak mengalami ionisasi dalam air.
Surfaktan jenis ini membantu membersihkan noda berminyak melalui proses emulsifikasi.[1]
Builder
Builder merupakan komponen kunci yang dapat membantu cara kerja surfaktan agar lebih optimal.
Penguat atau
builder ini bekerja dalam mengurangi ion kalsium dan magnesium sehingga deterjen dapat
membersihkan dengan baik.
Sodium tripolyphosphate (STPP) merupakan contoh penguat yang banyak digunakan.
STTP juga mampu menjaga kondisi alkali saat mencuci kotoran lemak, mampu melindungi mesin
cuci dari karat, dan membantu menahan kotoran tetap dalam air cucian sehingga tidak kembali
menempel pada pakaian.[2]
Filler
Filler (pengisi) adalah bahan tambahan detergen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan
daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contoh Sodium sulfat.
Aditif
Aditif adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya pewangi,
pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak berhubungan langsung dengan daya cuci detergen. Additives
ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk. Contoh: Enzim, Boraks, Sodium klorida,
Carboxy Methyl Cellulose (CMC).
Selain membersihkan / menghilangkan kotoran, deterjen juga mampu membunuh kuman dan
bakteri serta memperpanjang umur dari kain, karpet dan peralatan rumah tangga lainnya.
BAHAN PEMBENTUK Pada umumnya deterjen terdiri dari bahan-bahan sebagai berikut:
1. Surfaktan - surface active agent, merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai
kemampuan berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini
berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga memudahkan proses pelepasan
kotoran yang menempel pada permukaan bahan / material. Secara garis besar, terdapat
empat kategori surfaktan yang digunakan, yaitu:
Anionik (Alkyl Benzene Sulfonate –ABS dan Linier Alkyl Benzene Sulfonate - LAS)
Kationik (Garam Ammonium)
Non ionic (Nonyl phenol polyethoxyle)
Amphoterik (Acyl Ethylenediamines)
2. Builder – pembentuk, berfungsi meningkatkan efisiensi proses pencuci dari surfaktan
dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air. Secara garis besar, terdapat
empat kategori builder yang digunakan, yaitu:
Phosphates (Sodium Tri Poly Phosphate - STPP)
Acetates (Nitril Tri Acetate – NTA dan Ethylene Diamine Tetra Acetate - EDTA)
Silicates (Zeolith)
Citrates (Citrate acid)
3. Filler – pengisi, merupakan bahan tambahan yang berfungsi meningkatkan kuantitas dari
bahan-bahan lainnya (tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci). Bahan yang
digunakan biasanya:
Sodium sulfate
4. Aditif - suplemen / tambahan, digunakan untuk membuat deterjen lebih menarik, misalnya
pewangi, pelarut, pemutih dan pewarna. Biasanya bahan yang ditambahkan adalah:
Enzyme
Borax
Sodium chloride
Carboxy Methyl Cellulose - CMC
CARA MEMILIH DETERJEN YANG BAIK Apabila kita sulit menemukan deterjen yang alami
/ ramah lingkungan, berikut beberapa panduan yang bisa digunakan ketika kita membeli deterjen
di toko / mini market.
1. Belilah produk yang mencantumkan kandungan bahannya dengan lengkap dan telah lolos
seleksi serta penelitian dari pemerintah
2. Pilihlah yang bahan surfaktan nya ramah lingkungan (LAS / LABS)
3. Pilihlah yang kandungan fosfatnya paling rendah (kalau bisa tidak ada). Karena air deterjen
yang berasal dari kandungan fosfat yang rendah (apalagi nil) masih bisa digunakan untuk
menyiram tanaman.
4. Pilihlah yang kandungan NaOH nya paling rendah, karena bahan ini dapat menyebabkan
panas pada tangan dan pakaian / bahan menjadi rapuh.
5. Pilih deterjen yang sedikit busanya.
DETERJEN RAMAH LINGKUNGAN Berikut adalah daftar bahan yang bias menggantikan
fungsi deterjen dan tentunya tetap ramah lingkungan.
1. Baking soda. Bisa digunakan untuk membersihkan dan mencerahkan pakaian, serta alat-alat
dan perabotan rumah tangga
2. Asam cuka. Bisa digunakan untuk membersihkan dan melembutkan pakaian
3. Jeruk lemon. Bisa digunakan untuk membersihkan, memutihkan dan membuat pakaian
wangi. Selain itu ia juga bias digunakan untuk membersihkan alalt-alat dan perabotan rumah
tangga
4. Boraks – larutan garam berkonsentrasi tinggi. Bisa digunakan untuk mencuci dan
mencemerlangkan warna pakaian. Selain itu juga bias digunakan untuk membersihkan
peralatan dapur dan toilet
5. Lerak. Kandungan saponin pada lerak menghasilkan busa yang dapat berfungsi seperti
deterjen. Selain bisa digunakan pada pakaian, lerak juga bisa digunakan untuk
membersihkan peralatan dapur, lantai bahkan aman digunakan untuk memandikan hewan
peliharaan (seperti: kucing dan anjing
REFERENSI
https://www.klikdokter.com/gaya-hidup/diet-nutrisi/manfaat-jambu-air-untuk-kesehatan-tubuh
https://id.wikipedia.org/wiki/Detergen
https://id.wikipedia.org/wiki/Jambu_air
https://www.patikab.go.id/v2/id/2015/11/14/deterjen-ramah-lingkungan/