Anda di halaman 1dari 12

BAB III

DASAR TEORI

DIVISI CME (CIVIL & MECHANICAL ELECTRICAL)

3.1 Konsep Dasar


CME (Civil Mechanical Electrical) adalah suatu divisi di PT.Telekomunikasi
Lembong yang berfungsi untuk memberikan catuan serta proteksi terhadap perangkat perangkat telekomunikasi serta pendukungnya.Catu daya adalah suatu sistem yang berguna
untuk menyalurkan listrik ke beban dan merupakan sistem yang sangat penting dalam bidang
telekomunikasi karena sistem inilah yang memberi catuan pada perangkat agar bisa
beroperasi dan melayani komunikasi masyarakat.Apabila catu daya pada perusahaan
mengalami masalah maka akan menimbulkan kerugian sangat besar karena perangkatperangkat tidak dapat beroperasi sehingga tidak dapat melayani hubungan komunikasi
masyarakat. Load atau beban yang dikenal dalam catu daya terdiri dari 2 jenis yaitu essential
load (beban penting) yaitu beban yang tidak boleh terputus catuannya karena apabila terputus
maka dapat mengganggu hubungan komunikasi seperti komputer sentral, perangkat radio,
perangkat multimedia, dan lain lain. Sedangkan non essential load (beban tidak penting)
yaitu beban yang apabila terputus cataunnya maka tidak mengganggu hubungan komunikasi
seperti penerangan.

3.1.1 Konfigurasi Catu Daya

Dengan keterangan sebagai berikut :


ATS : Automatic Transfer Switch
MDP : Main Distribution Panel
SDP : Sub Distribution Panel
INV : Inverter
Genset : Generator Set
DC-PDB : Direct Current Panel Distribution Point
: Baterai
: Rectifier

: Trafo PLN

3.1.2

Perangkat Sistem Catu Daya Telekomunikasi

Trafo PLN

Sumber listrik utama di STO Lembong adalah PLN. Untuk itu PLN menyediakan
trafo yang ditempatkan di ruang khusus. Ttrafo PLN berfungsi untuk memasok catuan
arus bolak-balik ke perangkat.
Diesel Engine Generator Set
Diesel engine generator set (DEG) atau yang lebih dikenal genset merupakan sumber
catuan cadangan di STO Balaikota. Genset ini akan digunakan apabila terjadi
pemadaman listrik oleh PLN atau jika terjadinya.
Panel ATS (Automatic Transfer Switch)
Fungsi panel ATS adalah sebagai switch dengan memindahkan catuan dari main
supply ke genset secara otomatis yaitu dengan mendeteksi penurunan tegangan,
apabila terjadinya pemadaman listrik atau sebaliknya, dengan memindahkan catuan
dari genset ke PLN.
MDP (Main Distribution Panel)
Fungsi dari main distribution panel (MDP) adalah sebagai panel penerima daya/power
dari transformer (trafo) atau genset dan mendistribusikan power tersebut lebih lanjut
ke sub distribution panel (SDP).

SDP (Sub Distribution Panel)


Fungsi Sub Distribution Panel (SDP) adalah mendistribusikan tegangan Ac ke beban/
load. Load sendiri terbagi menjadi 2 yaitu :Di dalam SDP ini juga terdapat arrester
yang berfungsi untuk melindungi perangkat dari sambaran petir atau arus bertegangan
tinggi.
Rectifier
Rectifier merupakan suatu rangkaian alat listrik untuk mengubah arus listrik bolakbalik / AC (Alternating Current) menjadi arus searah / DC (Direct Current). Rectifier
merupakan bagian yang vital dalam sistem catu daya, karena fungsinya sebagai
pencatu perangkat yang membutuhkan tegangan DC dan juga untuk mencharge
bettery. Sehingga apabila rectifier ini rusak maka akan menimbulkan kerusakan yang
fatal dan kerugian yang besar.Merk rectifier yang digunakan di STO Lembong yaitu
merk Siemens (3 fasa) dengan kapasitas 1 rectifier yaitu 500 A,merk ZTE (1 fasa)
yang dapat menyimpan hingga 20 modul,dan merk Benning (1 fasa).Suhu pada
ruangan rectifier harus dijaga agar tetap dingin yaitu sekitar 180 C karena apabila
suhu naik, maka komponen didalam rectifier dapat rusak.Selain ituruangan juga harus
dilengkapi dengan grounding untuk melindungi perangkat dari kerusakan.
Jenis-jenis Rectifier :
1.Rectifier 1 Fasa
Rectifier 1 fasa adalah rectifier yang rangkaian inputnya menggunakan AC suplai 1
fasa. Rectifier akan bekerja apabila diberikan tegangan sekitar 220 VAC.
2.Rectifier 2 Fasa
Rectifier 3 fasa adalah rectifier yang rangkaian inputnya menggunakan AC suplai 3
fasa (380 VAC). Agar dapat menghasilkan tegangan sebesar 380 VAC, maka proses
penyambungannya yaitu dengan konfigurasi fasa ke fasa ( R-S/ R-T/ T-R), sehingga
rectifier 3 fasa ini dapat bekerja.

Rectifier merk ZTE

Rectifier merk
Siemens

Rectifier merk
Benning

Bagian-bagian Rectifier
1. Trafo Utama
Trafo utama yang terpasang di rectifier merupakan trafo step-down (penurun tegangan) dan
tegangan AC 220V / 380V menjadi 48V, kemudian masuk ke rectifier untuk didistribusikan
ke beban dan baterai.
2. Penyearah Dioda
Dioda digunakan sebagai penyearah arus yang keluar dan trafo. Hal ini dikarenakan beban
yang akan dicatu menggunakan tegangan arus searah hasil dan penyearahan diode.
Prinsip Kerja Rectifier
1.Pada kondisi normal
Catuan input tegangan AC 380 Volt. 50 Hz dari PLN atau genset masuk, kemudian
didistribusikan ke masing-masing unit Rectifier yang mengubah menjadi tegangan DC = 48V
untuk catuan beban dan paralel untuk memelihara kapasitas batere.
2.Pada kondisi mains failure
Semua Unit Rectifier tidak operasi sehingga batere langsung mencatu Beban melalui panel
batere (sehingga beban tidak terputus).
3.Pada kondisi mains normal kembali
Semua Unit Rectifier kembali beropesi secara Auto ke operasi Trikle Batere dengan tegangan
56 Volt. DC, serta paralel mencatu Beban melalui Panel Baterai.

Baterai
Baterai adalah catuan listrik yang bekerja jika listrik dari PLN terputus. Jika listrik
padam, baterai langsung berfungsi. Baterai ini tahan sampai 8 jam. Baterai yang
digunakan di STO Lembong sebagian besar bermerk Hoppeck, Hagen dan BAE.
Baterai ini memiliki satuan sel untuk satu kotak baterai. Sedangkan baterai dihitung 1
band jika terdiri dari 25 sel. Baterai memiliki tegangan sebesar 2 volt dan kapasitas

sebesar 1500 A per selnya. Terdapat 8 band baterai STDI, 1 band baterai SKKL, 2
band baterai transmisi, dan 2 bank baterai kering untuk perangkat NGN.
Inverter
Inverter adalah suatu perngkat yang berfungsi untuk mengkonversi catuan tegangan
DC menjadi tegangan AC secara kontinyu. Perangkat Inverter ini digunakan untuk
mencatu perangkat komputer atau komputer data.
Kondisi normal output Rectifier DC mencatu inverter dan selanjutnya output inverter
AC no-break mencatu komputer data, bila PLN mati maka rectifier juga mati namun
catuan batere langsung secara paralel mencatu inverter sehingga inverter tetap
bekerja.
DC PDB (DIRECT CURRENT PANEL DISTRIBUTION BOARD)
DC PDB adalah suatu panel yang berfungsi mendistribusikan catuan DC yang berasal
dari output rectifier ke perangkat yang membutuhkan.Panel ini biasa terpasang di
dinding ruangan perangkat radio, multimedia, sentral dan lain-lain.Pemasangan panel
ini memerlukan ketelitian dan harus berhati-hati agar tidak terjadi kecelakaan kerja.

BAB IV
SOP & SMP CME
Dalam Kerja Praktek di divisi ini,pekerjaan yang dilakukan adalah melakukan SOP
(Standard Operation Procedure) dan SMP (Standard Maintenance Procedure).Kegiatan ini
rutin dilakukan oleh divisi Catu Daya untuk perawatan komponen serta tetap menjaga kinerja
komponen-komponen yang ada di Catu Daya agar tetap optimal.Berikut akan dijelaskan lebih
terperinci mengenai apa yang dilakukan di divisi ini.
4.1 SOP (Standard Operation Procedure)
4.1.1 Genset STO Lembong
A. OPERASI
1. Check oli mesin genset
2. Check air radiator
3. Check BBM solar dalam tangki harian
4. Check baterai starter (tegangan 27,7 VOLTDC)
5. Posisikan dari auto ke posisi manual (tekan manual)
6. Tekan start
7. Biarkan genset jalan kira-kira 2 menit sebagai pemanasan
8. Amati temperatur genset (62-82 C )
9. Amati frekuensi genset (50 Hz)
10. Tekan / off kan load PLN (0)
11. Tekan / off kan load G (1)
12. Amati tegangan RST
13. Amati / pastikan output beban pada MDP utama

B. CARA MEMATIKAN
1. Off kan load G (0)
2. On kan load PLN (1)

3. Perhatikan motorize pada MOP pada posisi on


4. Biarkan genset operasi tanpa beban selama 3 menit
5. Tekan stop (genset akan off)
6. Tekan auto

C. Apabila terjadi alarm,tekan reset dan amati indikasinya.


D. CARA MANUAL
1. Off kan fuze R pada panel ATS PLN, maka ATS PLN akan off dan secara auoto genset
akan start dan beban akan dicatu oleh genset
2. On kan kembali fuse pada ATS PLN maka beban akan dicatu oleh PLN
3. Genset akan off sekitar 3 menit

4.1.2 Perangkat Baterai


1. Baterai harus dalam kondisi bersih dan kering
2. Ruangan baterai harus dalam kondisi bersih dan kering, sirkulasi udara continue
dengan fan blower yang memadai
3. Tegangan nominal baterai 2,00 V/Cell
4. Tegangan pada kondisi charge 2,25 v/cell 2,45 V/cell
5. Untuk kondisi charge tegangan total dalam 1 bank berkisar antara 55v 0,5 v/dc
6. Pada kondisi uncharge tegangan 2,00V/cell- 2,06V/cell
7. Sedang pada kondisi uncharge tegangan total dalam 1 bank berkisar antara 48,8
0,80 V/dc
8. Tegangan initial charge (pengisian awal) = 2,6 2,7 V/cell
9. BJ (berat jenis) = 1,215-1,25
10. Suhu maksimal 50 C0

4.1.3 Rectifier
1. Pastikan bahwa semua fuse perangkat rectifier dalam keadaan baik dan terpasang
pada posisinya masing-masing serta sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
2. Pastikan bahwa catuan input dan fuse input dan fuse lainnya pada main Panel
Rectifier dalam keadaan normal dan stand by
3. On kan secara berurutan Q62,Q63 dan Q63.
4. Rectifier akan beroperasi setelah relay K-1 bekerja (0-15 detik) dengan indikasi
H81 nyala, dan pada modul A3 LED H7, H8 nyala, LED enabling H9 nyala serta
secara beransur LED gate pulse H1-H6 nyala
5. Tekan tombol S44 (automatic) dan LED pada tombol tersebut menyala
6. Rectifier akan menyala secara automatic mencatu beban/batere dengan tegangan
2,33 V/cell (recharge) yang dapat dilihat pada penunjukkan LED display monitor
selama 0-9 jam (sesuai dengan setting awal)
7. Setelah waktu setting antara 0-9 jam tercapai, maka Rectifier secara otomatis akan
beroperasi mencatu beban/batere dengan tegangan 2,23 V/cell (floating charge) dapat
dilihat pada penunjukkan LED display monitor
8. Perhatikan besaran tegangan dan arus pada LED display monitor.
9. Rectifier beroperasi normal dengan sistem automatic dan bila terjadi pemadaman
sumber catuan utama dalam waktu kurang dari 3 menit maka rectifier akan On
kembali secara automatic ke sistem floating charge (2,23 V/cell) sedangkan bila
terjadi pemadaman sumber catuan utama dengan waktu lebih dari 3 menit maka
rectifier akan On kembali secara automatic ke recharge sistem (2,23 V/cell) yang
selanjutnya akan berpindah ke floating charge bila setting charge time telah tercapai.
4.2 SMP (Standard Maintenance Procedure)
4.2.1 Perangkat Genset
A. MINGGUAN DAN BULANAN
1. Ketinggian oli dalam karter
2. Sistem pendingin
3. Sistem kelistrikan
4. Pemeriksaan kekencangan tali kipas
5. Heater

6. Running test 1 jam


- Tes manual start/stop
- Tes auto start/stop
- Frekuensi
- Tegangan output
- Tekanan oli
- Arus beban
- Warna gas buang
- Suara mesin
- Temperatur air
- Test beban
B. SEMESTERAN
1. Penggantian oli mesin
2. Pembersihan filter udara
3. Pembersihan filter solar
4. Pembersihan filter oli
5. Penggantian air radiator
6. Penggantian coolant filter
7. Penyetelan keregangan klep
8. Pemeriksaan operasi DEG
- star stop dengan kunci
- star stop dengan manual
- star stop dengan auto
9. test dengan pembebanan

10. test simulasi alarm sistem


- Low Oil Pressure
- Over speed
- High engine temperatur
- Over crank
- PLN on
11. Pengukuran grounding
12. Pemeriksaan injector
13. Pemeriksaan sikat arang bila ada
14. Pemeriksaan kandungan air di tangki harian dan bulanan
C. TAHUNAN
1. Kalibrasi meter
2. Pengukuran total harmonic distarsion (THD pada saat tanpa beban)
3. Terminasi dan kapasitas baterai starter.
4.2.2 Baterai
A. HARIAN
1. Pemeriksaan kebersihan ruangan dan baterai
2. Pemeriksaan kebersihan kutub-kutb (pole) baterai
3. Pengukuran sel pilot (BJ, tegangan, temperatur dan level elektrolit)
4. Pengukuran temperatur ruangan
5. Pemeriksaan sistem sirkulasi udara ruangan.
B. BULANAN
1. Sama dengan pemeliharaan harian

2. Pembersihan seluruh baterai dan pemberian pelindung kutub baterai


3. Penambahan aquadest bila level elektrolit mendekati level minimum
4. Pengukuran seluruh sel
5. Pemeriksaan pengkondisian sirkulasi udara
6. Pembersihan tutup dan saringan baterai
7. Pemeriksaan visual kondisi internal dan eksternal baterai
C. TAHUNAN
1. Sama dengan pemeriksaan bulanan
2. Pemeriksaan kekencangan mur baut pada terminal pole baterai
3. Test kapasitas baterai dengan beban existing/ beban rill minimal 1 jam
untuk semua bank/sel baterai.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka penulis
dapat menarik kesimpulan bahwa :
-

Catu daya adalah suatu sistem yang berguna untuk menyalurkan listrik ke load
/ beban dan merupakan sistem yang sangat penting dalam bidang
telekomunikasi.
Prosedur Operasi maupun Maintenance harus dilakukan secara rutin agar
kinerja komponen tetap optimal dan jarang menimbulkan gangguan.

5.2 Saran
1. Sebaiknya dalam pelaksanaan Kerja Praktek, jumlah divisi dikurangi agar
upaya pelaksanaan kerja lebih efisien, karena waktunya panjang.
2. Jika jumlah divisi tidak dikurangi, sebaiknya waktu Kerja Praktek
ditambah. Karena jika jumlah divisi banyak serta waktu sedikit, maka
pelaksanaan Kerja Praktek tidak terlalu efisien sehingga ilmu yang didapat
juga tidak banyak.
3.Tingkat penanganan gangguan yang harus ditingkatkan agar dapat
memberikan pelayanan yang baik bagi konsumen.

Anda mungkin juga menyukai