Laporan KP Rini Bagian Catu Daya
Laporan KP Rini Bagian Catu Daya
DASAR TEORI
: Trafo PLN
3.1.2
Trafo PLN
Sumber listrik utama di STO Lembong adalah PLN. Untuk itu PLN menyediakan
trafo yang ditempatkan di ruang khusus. Ttrafo PLN berfungsi untuk memasok catuan
arus bolak-balik ke perangkat.
Diesel Engine Generator Set
Diesel engine generator set (DEG) atau yang lebih dikenal genset merupakan sumber
catuan cadangan di STO Balaikota. Genset ini akan digunakan apabila terjadi
pemadaman listrik oleh PLN atau jika terjadinya.
Panel ATS (Automatic Transfer Switch)
Fungsi panel ATS adalah sebagai switch dengan memindahkan catuan dari main
supply ke genset secara otomatis yaitu dengan mendeteksi penurunan tegangan,
apabila terjadinya pemadaman listrik atau sebaliknya, dengan memindahkan catuan
dari genset ke PLN.
MDP (Main Distribution Panel)
Fungsi dari main distribution panel (MDP) adalah sebagai panel penerima daya/power
dari transformer (trafo) atau genset dan mendistribusikan power tersebut lebih lanjut
ke sub distribution panel (SDP).
Rectifier merk
Siemens
Rectifier merk
Benning
Bagian-bagian Rectifier
1. Trafo Utama
Trafo utama yang terpasang di rectifier merupakan trafo step-down (penurun tegangan) dan
tegangan AC 220V / 380V menjadi 48V, kemudian masuk ke rectifier untuk didistribusikan
ke beban dan baterai.
2. Penyearah Dioda
Dioda digunakan sebagai penyearah arus yang keluar dan trafo. Hal ini dikarenakan beban
yang akan dicatu menggunakan tegangan arus searah hasil dan penyearahan diode.
Prinsip Kerja Rectifier
1.Pada kondisi normal
Catuan input tegangan AC 380 Volt. 50 Hz dari PLN atau genset masuk, kemudian
didistribusikan ke masing-masing unit Rectifier yang mengubah menjadi tegangan DC = 48V
untuk catuan beban dan paralel untuk memelihara kapasitas batere.
2.Pada kondisi mains failure
Semua Unit Rectifier tidak operasi sehingga batere langsung mencatu Beban melalui panel
batere (sehingga beban tidak terputus).
3.Pada kondisi mains normal kembali
Semua Unit Rectifier kembali beropesi secara Auto ke operasi Trikle Batere dengan tegangan
56 Volt. DC, serta paralel mencatu Beban melalui Panel Baterai.
Baterai
Baterai adalah catuan listrik yang bekerja jika listrik dari PLN terputus. Jika listrik
padam, baterai langsung berfungsi. Baterai ini tahan sampai 8 jam. Baterai yang
digunakan di STO Lembong sebagian besar bermerk Hoppeck, Hagen dan BAE.
Baterai ini memiliki satuan sel untuk satu kotak baterai. Sedangkan baterai dihitung 1
band jika terdiri dari 25 sel. Baterai memiliki tegangan sebesar 2 volt dan kapasitas
sebesar 1500 A per selnya. Terdapat 8 band baterai STDI, 1 band baterai SKKL, 2
band baterai transmisi, dan 2 bank baterai kering untuk perangkat NGN.
Inverter
Inverter adalah suatu perngkat yang berfungsi untuk mengkonversi catuan tegangan
DC menjadi tegangan AC secara kontinyu. Perangkat Inverter ini digunakan untuk
mencatu perangkat komputer atau komputer data.
Kondisi normal output Rectifier DC mencatu inverter dan selanjutnya output inverter
AC no-break mencatu komputer data, bila PLN mati maka rectifier juga mati namun
catuan batere langsung secara paralel mencatu inverter sehingga inverter tetap
bekerja.
DC PDB (DIRECT CURRENT PANEL DISTRIBUTION BOARD)
DC PDB adalah suatu panel yang berfungsi mendistribusikan catuan DC yang berasal
dari output rectifier ke perangkat yang membutuhkan.Panel ini biasa terpasang di
dinding ruangan perangkat radio, multimedia, sentral dan lain-lain.Pemasangan panel
ini memerlukan ketelitian dan harus berhati-hati agar tidak terjadi kecelakaan kerja.
BAB IV
SOP & SMP CME
Dalam Kerja Praktek di divisi ini,pekerjaan yang dilakukan adalah melakukan SOP
(Standard Operation Procedure) dan SMP (Standard Maintenance Procedure).Kegiatan ini
rutin dilakukan oleh divisi Catu Daya untuk perawatan komponen serta tetap menjaga kinerja
komponen-komponen yang ada di Catu Daya agar tetap optimal.Berikut akan dijelaskan lebih
terperinci mengenai apa yang dilakukan di divisi ini.
4.1 SOP (Standard Operation Procedure)
4.1.1 Genset STO Lembong
A. OPERASI
1. Check oli mesin genset
2. Check air radiator
3. Check BBM solar dalam tangki harian
4. Check baterai starter (tegangan 27,7 VOLTDC)
5. Posisikan dari auto ke posisi manual (tekan manual)
6. Tekan start
7. Biarkan genset jalan kira-kira 2 menit sebagai pemanasan
8. Amati temperatur genset (62-82 C )
9. Amati frekuensi genset (50 Hz)
10. Tekan / off kan load PLN (0)
11. Tekan / off kan load G (1)
12. Amati tegangan RST
13. Amati / pastikan output beban pada MDP utama
B. CARA MEMATIKAN
1. Off kan load G (0)
2. On kan load PLN (1)
4.1.3 Rectifier
1. Pastikan bahwa semua fuse perangkat rectifier dalam keadaan baik dan terpasang
pada posisinya masing-masing serta sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
2. Pastikan bahwa catuan input dan fuse input dan fuse lainnya pada main Panel
Rectifier dalam keadaan normal dan stand by
3. On kan secara berurutan Q62,Q63 dan Q63.
4. Rectifier akan beroperasi setelah relay K-1 bekerja (0-15 detik) dengan indikasi
H81 nyala, dan pada modul A3 LED H7, H8 nyala, LED enabling H9 nyala serta
secara beransur LED gate pulse H1-H6 nyala
5. Tekan tombol S44 (automatic) dan LED pada tombol tersebut menyala
6. Rectifier akan menyala secara automatic mencatu beban/batere dengan tegangan
2,33 V/cell (recharge) yang dapat dilihat pada penunjukkan LED display monitor
selama 0-9 jam (sesuai dengan setting awal)
7. Setelah waktu setting antara 0-9 jam tercapai, maka Rectifier secara otomatis akan
beroperasi mencatu beban/batere dengan tegangan 2,23 V/cell (floating charge) dapat
dilihat pada penunjukkan LED display monitor
8. Perhatikan besaran tegangan dan arus pada LED display monitor.
9. Rectifier beroperasi normal dengan sistem automatic dan bila terjadi pemadaman
sumber catuan utama dalam waktu kurang dari 3 menit maka rectifier akan On
kembali secara automatic ke sistem floating charge (2,23 V/cell) sedangkan bila
terjadi pemadaman sumber catuan utama dengan waktu lebih dari 3 menit maka
rectifier akan On kembali secara automatic ke recharge sistem (2,23 V/cell) yang
selanjutnya akan berpindah ke floating charge bila setting charge time telah tercapai.
4.2 SMP (Standard Maintenance Procedure)
4.2.1 Perangkat Genset
A. MINGGUAN DAN BULANAN
1. Ketinggian oli dalam karter
2. Sistem pendingin
3. Sistem kelistrikan
4. Pemeriksaan kekencangan tali kipas
5. Heater
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka penulis
dapat menarik kesimpulan bahwa :
-
Catu daya adalah suatu sistem yang berguna untuk menyalurkan listrik ke load
/ beban dan merupakan sistem yang sangat penting dalam bidang
telekomunikasi.
Prosedur Operasi maupun Maintenance harus dilakukan secara rutin agar
kinerja komponen tetap optimal dan jarang menimbulkan gangguan.
5.2 Saran
1. Sebaiknya dalam pelaksanaan Kerja Praktek, jumlah divisi dikurangi agar
upaya pelaksanaan kerja lebih efisien, karena waktunya panjang.
2. Jika jumlah divisi tidak dikurangi, sebaiknya waktu Kerja Praktek
ditambah. Karena jika jumlah divisi banyak serta waktu sedikit, maka
pelaksanaan Kerja Praktek tidak terlalu efisien sehingga ilmu yang didapat
juga tidak banyak.
3.Tingkat penanganan gangguan yang harus ditingkatkan agar dapat
memberikan pelayanan yang baik bagi konsumen.