Tugas Pokok Mud Logging Unit Bagi Wellsite Geologist
Tugas Pokok Mud Logging Unit Bagi Wellsite Geologist
kandungan gas yang keluar (BG, TG, CG) beserta peak-peak gas, kecepatan pemboran dan
kemajuan pemboran, formasi yang sedang ditembus, yang kesemuanya dapat dipakai
sebagai dasar pembuatan laporan pagi Wellsite Geologist .
5. Dari data-data di atas Wellsite Geologist juga dapat meramalkan posisi pemboran terakhir,
berdasarkan lithologi yang sudah ditembus dan dapat membuat korelasi sementara.
Cara pengambilan / pemeriksaan contoh batuan
Pada setiap pemboran sumur ekoplorasi selalu dilakukan pengambilan contoh batuan (serbuk
bor) untuk mengetahui jenis litologi yang ditembus. Data litologi akan menunjang dalam
mempelajari sifat fisik batuan, studi korelasi, biostratigrafi, penentuan umur dan lingkungan
pengendapan serta evaluasi batuan waduk.
Untuk mengetahui kapan serbuk bor tersebut diambil perlu diperhitungkan lag time yaitu
waktu yang dibutuhkan oleh serbuk bor naik dari dasar lubang sampai ke permukaan. Data lag time
sangat dipengaruhi oleh volume anulus lubang bor dan kecepatan pompa. Makin dalam lubang bor
makin besar volume anulus dan makin bertambah pula waktu yang dibutuhkan serbuk bor naik
kepermukaan.
Pengambilan dilakukan di Shale shaker diambil sesuai dengan program, yaitu setiap selang 5
m pada pemboran dipermukaan yang berjalan cepat (misal 0-500 m) dan setiap selang 2m pada
kedalaman selanjutnya (500 m-TD) disamping itu ada sampel-sampel khusus yang diambil per titik
kedalaman (dinamakan sampel spot). Pada pengambilan sampel spot ini, wellsite geologist dapat
menugaskan data engineer untuk mengambilnya.
Serbuk bor dicuci diatas 2 atau 3 susunan ayakan dengan ukuran besar di bagian atas, yang
lebih halus di bagian bawah (umumnya berukuran 10, 60, 230 mesh)
Tempatkan hasil cucian diatas tray untuk pemeriksaan litologi dan indikasi hidrokarbon
dengan Microscpoe dan Fluoroscope. Setelah selesai kemudian dikeringkan dan dimasukkan
kedalaman
Contoh batuan untuk geokimia diambil setiap seloang 30 m, terutama pada batuan serpih.
Contoh ini dimasukan kedalam kaleng (60 % dari volume kaleng), diisi dengan air setinggi
2 cm dan ditutup rapat.
Pengambilan contoh disesuaikan dengan tujuan penggunaan contoh (bila dari serbuk bor
kurang jelas atau ragu atau meyakinkan adanya indikasi hidrokarbon). Dasar pengambilan
teras samping adalah indikasi hidrokarbon di serbuk bor, background gas yang besar
terutama iC4, nC4 dan C5, dari SP Log dan GR Log serta hasil penilaian log : ISF, FDC-
CNL-GR, MSFL.
Data kedalaman yang akan diambil contoh batuannya diberikan kepada Logging Engineer.
Pengintian sepanjang + 8 m atau 16 m ( sesuai dengan panjang core barrel ) dan perhatikan
kecepatan pengintian dan gas yang keluar selama pengintian serta serbuk bor
Setelah batu inti dibor sepanjang 8 m atau 16 m, potong batuan tersebut agar terlepas dari
sumur
Untuk pemerikasaan dilapangan terlebih dahulu batu inti dibersihkan seperlunya, diambil
sedikit contoh setiap 1 0.5 meter, setiap perubahan litologi, atau yang dianggap perlu,
Kecepatan pemboran (ROP ) : perubahan litologi yang ditembus kadang kala dapat ditandai
dengan adanya perubahan ROP atau WOB, RPM dan kecepatan pompa (SPM) tetap
Kehilangan lumpur (mud lost) : menandakan sedang menembus bantuan yang mempunyai
b. Metode langsung
Yang dimaksud adalah mendiskripsi langsung serbuk bor , teras inti maupun teras samping
dengan pemeriksaan megaskopis maupun miskroskopis.
Pemeriksaan megaskopis
Pemeriksaan megaskopis terhadap serbuk bor perlu untuk menentukan warna atau
kemungkinan adanya guguran (caving) dari atas (guguran biasanya lebih besar atau runcing).
Untuk teras inti dan teras samping secara megaskopis dapat diamati struktur sedimen, perlapisan
struktur tektonik, fosil besar (molusca, foram besar) dan butiran/fragmen batuan kasar (kerikil,
kerakal, konglomerat, breksi).
Pemeriksaan mikroskopis
Secara mikroskopis dapat diteliti lebih rinci tentang pemerian secara litologi contoh serbuk
bor, teras inti dan teras samping. Untuk pemerian litologi baik serbuk bor, teras inti maupun
teras samping, dengan urutan sebagai berikut :
Nama batuan
Porositas (v. poor, fair, good , v. good)
Warna
Tekstur (besar butir, pemilahan butir, kebundaran)
Kekarasan (loose, soft, medium hard, hard, v hard, unconsol)
Bentuk pecahan dan sifat pecahan (platy, blocky, brittle)
Sementasi (calcareous, silica cmt, argill)
Mineral dan asesoris
Fosil
Kongkresi dan nodul
Sifat pelapisan
Struktur sedimen
Pemerian litologi untuk batuan karbonat (limestone) biasa digunakan klasifikasi menurut
DUNHAM, (Gambar22) dan porositas menurut Choquette & Pray (Gambar-23) :
Mudstone : Mud supported, less than 10% grains
Wackstone: mud supported, more than 10 % grains
Packstone : grain supported, more than 10 % mud
Grainstone : lacks mud and is grain supported, less than 10 % mud
Boundstone : original components were bound together during deposition
Crystalline carbonat : depositional texture not recognizable.
Pada setiap pemboran eksplorasi selalu diramalkan adanya reservoir hidrokarbon pada
lapisan objektif. Ada 2 cara yaitu metode tidak langsung dan metode langsung.
a) Metode tidak langsung
Pengamatan pemboran
Adanya kandungan minyak atau gas di dalam lumpur mengakibatkan berat
lumpur (SG lumpur) yang keluar dari lubang bor akan berkurang. Berkurangnya
berat lumpur ini biasa disebut gas cut mud, apabila gas dalam jumlah besar akan
mengakibatkan kick.
b) Metode langsung
Setiap pengambilan serbuk bor, dilakukan pengamatan. Setelah dilakukan pemerian
litologi dibawah mikroskop binokular, dilanjutkan pengamatan di bawah fluoroscope.
Ada 4 (empat) tahap pengamatan di bawah fluoroscope :
Pengamatan Odour
Pengamatan Oil Staining
Pengamatan Fluorecense
Pengamatan Cut
Pengamatan Odour
Odour adalah bau dari minyak bumi yang terkandung dalam contoh batuan. Bau
odour ini agak sulit ditemukan pada serbuk bor karena sudah tercampur lumpur, lebih
mudah ditemukan pada teras inti dan teras samping. Yang dicatat adalah ada/tidaknya
bau minyak bumi dan kekuatan baunya. Odour ini dapat didiskripsi dalam none, poor,
fair dan strong odour.