Anda di halaman 1dari 32

ASMA BRONKIAL

LAPORAN KASUS

Nama
Umur
Alamat
No Rekam Medik
Anamnesis

: Ny. K
: 43 Tahun
: Jln. H. Ali Cipete Selatan
: 13.0538
: Autoanamnesis

RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan utama: sesak napas
Anamnesis :
Dialami sejak 14 hari yang lalu disertai batuk berdahak
bewarna bening kental, rasa tertekan di dada dan mengi.
Sesak timbul apabila kedinginan, menghirup debu,
terpapar asap rokok ataupun jika pasien makan nenas.
Pasien ada riwayat asma

selama 2 tahun ini dan

mengaku sering mengkonsumsi salbutamol apabila


sesak muncul tetapi pasien sudah lama tidak makan obat
tersebut.

Riwayat Penyakit (2)


Sesak napas dirasakan mengganggu aktivitas dan
tidur. Dalam 2 minggu terakhir, sesak napas
dirasakan setiap hari tetapi tidak lebih 1 kali dalam
sehari, dan saat malam hari lebih 1 kali dalam
seminggu. Sesak terasa berkurang dalam posisi
duduk.

Riwayat Penyakit (3)


Pasien masih bisa tidur tanpa meninggikan
bantal. Tidak demam, tidak ada riwayat demam,
nyeri dada tidak ada,tidak mual ,tidak muntah,
tidak ada jantung berdebar. Batuk lama dan
keringat malam disangkal. Saat dianamnesis,
pasien berbicara dengan baik.
BAB dan BAK normal.

Riwayat Penyakit (4)


Riwayat penyakit sebelumnya:
Pasien memiliki riwayat asma semenjak 2 tahun
yang lalu
Pasien memiliki riwayat alergi, seperti alergi
udara dingin, debu, asap rokok dan buah nenas
Riwayat Hipertensi (-), DM (-), Berobat OAT (-)
Riwayat Keluarga
Ibu dan anak perempuan pasien menderita
asma.

Riwayat Penyakit (5)


Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi dan
Kebiasaan
Bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Riwayat merokok (-), konsumsi alkohol (-)

PEMERIKSAAN FISIK
Status presens
BB : 60 kg ,TB : 164 cm ,IMT : 22,3 kg/m2
Tanda Vital
Tensi
: 110/70 mmhg
Nadi
: 80x/menit, cepat, kuat angkat dan
reguler
Pernafasan : 24 x/menit
Suhu
: 36,5 C

PEMERIKSAAN FISIK (2)


Kepala:
Mata: anemis(-),ikterus(-),sianosis(-)
Leher :
MT(-),NT(-),DVS R-2cmH20

PEMERIKSAAN FISIK (3)


Thoraks:
I: Simetris kanan dan kiri, bentuk normochest ,
tidak ada pelebaran sela iga, pengunaan otototot bantu pernapasan (+)
P: MT(-) dan NT(-), Vokal Fremitus ki=ka
Batas paru-hepar : ICS VI anterior dextra
Batas paru belakang kanan : V Th X
Batas paru belakang kiri : V Th XI
P: Sonor kanan dan kiri
A: Bronkovesikuler, rh -/-, wh +/+

PEMERIKSAAN FISIK (4)


Jantung:
I : ictus cordis tidak nampak
P: ictus cordis tidak teraba
P: pekak, batas jantung dalam batas normal
batas jantung kanan: Linea Sternalis Dextra
batas jantung kiri:Linea Midclavicularis Sinistra
A:Bunyi jantung I/II murni regular, Bunyi
tambahan : (-).

PEMERIKSAAN FISIK (5)


Abdomen:
I: Datar,ikut gerak napas
P: MT(-),NT(-)
P: Timpani
A: Bunyi peristaltik (+) kesan normal
Ekstremitas:
Edema -/-

DIAGNOSA SEMENTARA
-Asma bronkial serangan ringan pada asma
persisten sedang, terkontrol sebagian

PENATALAKSANAAN Farmakologi:
--Salbutamol 3 x 2mg
-- GG 3x100 mg

RENCANA PEMERIKSAAN
-Foto thoraks
-Cek BTA
-Spirometri
-Analisa Gas Darah

RADIOLOGI
Foto thorak ( 6/12/2011)
-corakan bronchovaskuler pada kedua paru
dalam batas normal
-tidak tampak proses spesifik pada kedua paru
-cor dalam batas normal, kedua sinis dan
diafragma baik
-tulang-tulang intak
Kesan : Normal

FOLLOW UP
TANGGAL

PERJALANAN PENYAKIT

INSTRUKSI DOKTER

6/12/2011
T: 120/90
N : 124x/i
P : 28x/i
S:37.10c

PERAWATAN HARI-1
S:
Sesak napas(+), batuk(+),lendir(+)
bening kental,

O2 2 lpm via nasal kanul


Bed rest
IVFD RL 28 tpm
Nebulizer Combivent selama 1
jam (dinilai ulang setelah 1 jam)
Dexamethason tab 3 x 1
Ambroxol 3 x 30mg

BAB dan BAK normal.


O : SS/Gizi Cukup/CM
Anemis(-),ikterus(-),sianosis(-)
BP.Bronkial ,Rh-/-,Wh+/+
BJI/II murni,regular
Peristaltik(+) kesan normal
Hepar dan lien tidak teraba
Extremitas udem-/-,
A : Asma bronchial serangan
sedang persisten ringan ,
terkontrol sebagian

Pemeriksaan:
DR
AGD
Spirometri
Foto thoraks

7/12/2011
T: 110/80
N : 100x/i
P : 204x/i
S:36.70c

PERAWATAN HARI-2
S: Sesak napas(+) berkurang,
batuk(+), berkurang, lendir
mulai berkurang .
BAB dan BAK normal
O:SR/Gizi cukup/CM
Anemis(-),ikterus(-),sianosis(-)
BP.Bronkial Rh-/-,Wh - /BJI/II murni,regular
Peristaltik(+) kesan normal
Hepar dan lien tidak teraba
Extremitas udem-/-,
A : Asma bronkial serangan
sedang, persisten ringan,
terkontrol sebagian

O2 2 lpm via nasal kanul


Bed rest
Nebuliser Ventoline / 8 j
Salbutamol 3 x 2 mg (jika perlu)
Dexamethason tab 3 x 1
Ambroxol 3 x 30mg

8/12/2011
T:110/70
N:88x/i
P:20x/i
S:36.520c

PERAWATAN HARI-3
S: Sesak napas(-), batuk(-),
lendir(-) bening kental,

AFF Infus
Salbutamol 3 x 2 mg
Dexamethason tab 3 x 1

BAB dan BAK normal.

Pemeriksaan:
Darah kontrol
Spirometri

O : SR/Gizi cukup/CM
Anemis(-),ikterus(-),sianosis(-)
BP.Bronkial ,Rh-/-,Wh -/BJI/II murni,regular
Peristaltik(+) kesan normal
Hepar dan lien tidak teraba
Extremitas udem-/-,
A:
Asma Bronkial eksaserbasi akut +
infeksi sekunder
Suspek Bronkitis kronik

Pasien boleh pulang dan rawat


jalan

RESUME
Seorang perempuan berusia 43 tahun datang ke
puskesmas dengan keluhan Dyspneu. Dialami sejak
14 hari yang lalu disertai batuk berdahak bewarna
bening kental, rasa tertekan di dada dan mengi.
Pasien ada riwayat asma selama 2 tahun ini dan
mengaku sering mengkonsumsi salbutamol
apabila sesak muncul tetapi pasien sudah lama
tidak makan obat tersebut

RESUME (2)
Sesak napas dirasakan mengganggu aktivitas dan
tidur.
Dalam 2 minggu terakhir, sesak napas dirasakan
setiap hari tetapi tidak lebih 1 kali dalam sehari,
dan saat malam hari lebih 1 kali dalam
seminggu.

RESUME (3)
Sesak terasa berkurang dalam posisi duduk. Pasien
masih bisa tidur tanpa meninggikan bantal.
Tidak demam, tidak ada riwayat demam, nyeri
dada tidak ada,tidak mual ,tidak muntah, tidak ada
jantung berdebar.
Batuk lama dan keringat malam disangkal.
Saat dianamnesis, pasien berbicara dengan kalimat
yang terputus-putus.
BAB dan BAK normal.

RESUME (4)
Hasil dari pemeriksaan fisis pasien sakit sedang, gizi
cukup, composmentis dan tanda vital ,Tensi 120/80
mmhg , nadi 124x/menit cepat, kuat angkat dan
reguler(takikardi), pernafasan 28x/menit (takipneu) ,
suhu 37,1C.
Pada pemeriksaan thorak adanya bunyi paru
bronchial, ekspirasi memanjang dan mengi pada
kedua lapangan paru.

RESUME (5)
Hasil pemeriksaan penunjang yaitu foto thorak
kesan normal (24 Maret 2015)

DISKUSI
Dyspneu
Cardiac
Pasien tidak
mengeluhkan
dyspneu yang
dipengaruhi
posisi. Bisa tidur
dengan satu
bantal di malam
hari. Foto thoraks
tidak ada
cardiomegaly.
Eksklusi
Penyebab
jantung

Extracardiac
Berhubungan dengan cuaca
dingin, riwayat sesak sejak usia
kecil, alergi,konsumsi
salbutamol untuk hilangkan
sesak . Ibu dan anak
perempuan menderita keluhan
sama.
Hasil Pemeriksaan Fisis:
Takipneu, takikardi, otot bantu
pernafasan turut ikut aktif,
auskultasi fase inspirasi lebih
pendek dibanding fase ekspirasi
dan diikuti oleh mengi
(wheezing).

Diagnosa Asma
bronkial ditegakkan

Hasil laboratorium (6/12/11):


adanya peningkatan jumlah
eosinofil (3.43x103/mm3),
menandakan terjadi reaksi
imunologi yaitu pengaktifan selsel radang seperti eosinofil,
neutrofil, serta limfosit.
Kadar eosinofil menurun 3 hari
kemudian (2,95x103/mm3).
Peningkatan faktor alergi
meningkat waktu serangan dan
turun kembali apabila serangan
berhenti.
Hasil dari analisa gas darah:
Alkalosis Respiratorik
Terkompensasi sempurna.
Hipokapnia berlaku hasil dari
hiperventilasi oleh pasien untuk
atasi sesaknya.

Foto thorak
- Corakan bronchovaskuler
dalam batas normal Kesan :
Normal
*Dilakukan untuk mengeklusi
komplikasi lain dari asma bronkial
seperti atelektasis, pneumotoraks.
Spirometri seharusnya dilakukan sebelum
(APE:50%) dan setelah (APE:71%)
pemberian bronkodilator (nebulizer) bagi
menentukan dan membedakan diagnosis
asma dan PPOK serta menentukan derajat
obstruksi pada penderita asma serta efek
pengobatan.
*asma bersifat reversibel

Spirometri dilakukan lagi 3 hari kemudian


untuk melihat kondisi pasien. Ada perbaikan
kerana hasil APE:81%.

Terapi
O2 2 lpm diberikan
untuk memelihara
saturasi oksigen
agar (Sa 02 > 92%)
dan mencegah
hipoksemia
Nebuliser combivent (beta 2
agonis & ipratropium bromida
diberikan) & Nebuliser Ventolin
(salbutamol), salbutamol tab
diberikan berulangkali untuk
membebaskan obstruksi saluran
napas dan melebarkannya.
Kortikosteroid digunakan untuk
mengurangi inflamasi dan mencegah
kekambuhan dari berlaku.

Ambroxol untuk mengatasi keluhan batuk


sekaligus mengurangi lendir hingga
meringankan gejala sesak. Sebenarnya
pemberian Ambroxol pada pasien ini
kurang tepat, karena dengan mengatasi
sesak, maka gejala batuk pun akan
berkurang atau hilang.
Perawatan hari ke-3:
Sesak (-) batuk (-) dan
pasien bisa pulang ke rumah.
Lanjutkan

-agonis

inhalasi
Pertimbangkan steroid
oral
Pertimbangkan inhaler
kombinasi
Edukasi pasien:

Pasien didiagnosis :
Asma bronkial
Serangan sedang, persisten
ringan,terkontrol sebagian.

Serangan sedang kerana memenuhi


kriteria:Sesak saat berbicara,lebih suka
duduk, bicara penggal kalimat
Wheezing nyaring, sepanjang ekspirasi
dan inspirasi, takipneu, takikardi.
(Berdasarkan klasifikasi keparahan
eksaserbasi asma Ref. GINA 2010)
Persisten ringan :sesak napas dirasakan
lebih 1 kali dalam seminggu tetapi tidak
lebih 1 kali dalam sehari, dan saat malam
hari lebih 2 kali dalam sebulan.(Asma
Pedoman & Penatalaksanaan di Indonesia
2004)

Terkontrol sebagian:
Ada keterbatasan aktivitas, ada gejala
di malam hari.(Tingkatan asma
terkontrol berdasarkan GINA 2010)

Mild (ringan)
Sesak napas

Berbicara dalam
Kewaspadaan
Frek. Pernapasan

Otot Bantu Napas dan


Retraksi Suprasternal
Wheezing
Nadi/menit

Pulsus paradoksus
% APE yg diprediksi
setelah bronkodilator
awal
PaO2 (on air)**
dan / atau
PaCO2**
SaO2 % (on air)**

Berjalan

Moderate (sedang)
Berbicara
Infant-softer; Menangis
pendek; Sulit makan

Severe (berat)
Beristirahat
Bayi berhenti menyusui

Dapat berbaring
Duduk lebih nyaman
Membungkuk kedepan
Kalimat lengkap
Kalimat tdk lengkap
Kata-kata
Mungkin gelisah
Biasanya gelisah
Usually agitated
Meningkat
Meningkat
Sering > 30/min
Frekuensi pernapasan normal dari anak-anak pada saat tidak tidur (bangun):
Usia
Frek. normal
<bulan
2 months
< 60/menit
2-12 bulan
< 50/menit
1-5 tahun
< 40/menit
6-8 tahun
< 30/menit
Biasanya tidak ada

Biasanya ada

Respiratory arrest
immitent

Biasanya ada

Sedang, sering hanya pada


Keras
Biasanya keras
akhir ekspirasi
< 100
100-200
>120
Penuntun batas dari denyut nadi normal pada anak-anak:
Bayi
2-12 bulan - Angka normal < 160/menit
Anak belum sekolah
1-2 tahun
< 120/menit
Anak usia sekolah
2-8 tahun
< 110/menit
Tidak ada
Mungkin ada
Sering ada
< 10 mm Hg
10-25 mmHg
> 25 mmHg (dewasa)
20-40 mmHg (anak)
> 80%
60-80%
< 60% yg diprediksi
(< 100 L/menit dewasa)
atau respon <2 jam terakhir
Normal, biasa tdk diperlukan > 60 mmHg
< 60 mmHg; mungkin sianosis

Ngantuk atau Bingung

Pergerakan thoracoabdominal paradoksal


Tidak ada wheezing
Bradikardia

Tidak ada mengesankan


kecapaian otot pernapasan

< 45 mmHg
< 45 mmHg
> 45 mmHg:mungkin gagal napas
> 95%
91-95%
< 90%
Hipercapnea (hipoventilasi) berkembang lebih mudah pada anak-anak daripada dewasa
dan remaja
* Note: Keberadaan dari beberapa parameter, tetapi tidak semuanya, mengindikasikan klasifikasi umum dari eksaserbasi.
** Note: Kilopascals juga digunakan secara internasional; konversi telah disesuaikan pada keadaan ini.

Ref. GINA Updated 2010

Klarifikasi Asma Pedoman & Penatalaksanaan di


Indonesia 2004

Tingkatan Asma Terkontrol


berdasarkan GINA 2010 updated

Karakteristik
Gejala siang hari

Terkontrol
(semua di bawah ini)

2 kali / minggu

Terkontrol sebagian
(muncul salah satu pada
minggu tertentu)

> 2 kali / minggu

Keterbatasan
aktivitas

Tidak ada

Ada

Gejala / terbangun
Malam hari

Tidak ada

Ada

Kebutuhan obat
pelega
Fungsi paru
(APE or VEP1)

2 kali / minggu
Normal

Penilaian resiko masa depan

> 2 kali / minggu


< 80% prediksi atau nilai
terbaik pasien tersebut

Tidak terkontrol

3 atau lebih fitur


asma
terkontrol
sebagian
muncul pada
minggu tertentu
(kejadian
eksaserbasi pada
minggu manapun
akan dinilai sebagai
minggu asma tidak
terkontrol)

(resiko eksaserbasi, ketidak-stabilan, perburukan fungsi paru yang cepat,

efek samping)

Resiko adverse event di masa depan akan meningkat pada pasien dengan fitur berikut ini :
Kontrol klinis yang jelek, eksaserbasi yang sering pada tahun yg lalu, pernah dirawat di ruang critical care di
asma, VEP1 rendah, paparan asap rokok, harus sudah memakai obat dosis tinggi.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai