Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

SIFAT FISIK BATUAN

Disusun Oleh :
Rizal Taufiqurrohman
3713100010

Mata Kuliah :
Fisika Batuan

Dosen Pengampu :
Anik Hilyah, S.Si, MT

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2014/2015

PRAKTIKUM SIFAT FISIK BATUAN

RIZAL TAUFIQURROHMAN | 3713100010

SIFAT FISIK BATUAN


Rizal Taufiqurrohman
37131000010
JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

ABSTRAK

Telah dilakukan praktikum yang bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai dari spesific
gravity, porositas, saturasi air dan densitas suatu batuan dengan menggunakan metode dan
peralatan yang sederhana. Metode-metode yang dipakai pada praktikum kali ini adalah kuhum
archimedes dan pengukuran dengan imbibisi. Praktikum ini dilakukan dengan 2 sampel batuan
yaitu basalt dan batugamping. spesific gravity, porositas, saturasi air dan densitas berurutan
untuk basalt adalah 2,0839, 3,06%, 1,67% dan 1,83 gr/cc ; sedangkan untuk batugamping
adalah 2,6458, 2,11%, 0,81% dan 2,59 gr/cc. Hasil yang ddapatkan adalah Spesific Gravity
berbanding lurus dengan densitas. Porositas berbanding lurus dengan saturasi air dan
berbanding terbalik dengan densitas batuan tersaturasi air. Saturasi air berbanding terbalik
dengan densitas batuan tersaturasi air.

Kata Kunci : massa, spesific gravity, porositas, saturasi air dan densitas

PRAKTIKUM SIFAT FISIK BATUAN

RIZAL TAUFIQURROHMAN | 3713100010

PRAKTIKUM SIFAT FISIK BATUAN

RIZAL TAUFIQURROHMAN | 3713100010

DAFTAR ISI

Halaman Judul ..........................................................................................................

Abstrak ....................................................................................................................

Daftar Isi ...................................................................................................................

Daftar Tabel ...............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................

1.2 Permasalahan ......................................................................................................

1.3 Tujuan .................................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................

2.1 Spesific Gravity ..................................................................................................

2.2 Porositas .............................................................................................................

2.3 Saturasi ...............................................................................................................

2.4 Densitas ..............................................................................................................

10

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN ................................................................

13

3.1 Peralatan dan Bahan ...........................................................................................

13

3.2 Flow Chart Langkah Kerja .................................................................................

14

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ................................................

15

4.1 Analisa data ........................................................................................................

15

4.2 Pembahasan ........................................................................................................

17

BAB V KESIMPULAN ...........................................................................................

20

Daftar Pustaka ..........................................................................................................

21

Lampiran ...................................................................................................................

22

PRAKTIKUM SIFAT FISIK BATUAN

RIZAL TAUFIQURROHMAN | 3713100010

Daftar Tabel
Tabel 2.1 Daftar Spesific Gravity mineral oleh Ekwere J. Peters ..................................

Tabel 2.2 Densitas batuan beku, sedimen dan metamorf ...................................................

11

Tabel 2.3 Densitas batuan beku dan metamorf oleh Schoen ...............................................

12

PRAKTIKUM SIFAT FISIK BATUAN

RIZAL TAUFIQURROHMAN | 3713100010

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Batuan dapat dibedakan menjadi 3 kelompok besar yaitu batuan beku, batuan sedimen

dan batuan metamorf. Setiap jenis batuan memiliki sifat fisik dan karakteristik yang berbeda,
begitu pula pada setiap kelompoknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat fisik batuan
dapat berupa mineral penyusunnya, proses pembentukannya dll. Beberapa sifat fisik dari batuan
adalah spesific gravity, porositas, saturasi air dan densitas. Sifat fisik batuan sangat dibutuhkan
dalam proses eksplorasi dan eksploitasi sumber daya mineral. Karena dengan mengetahui sifat
fisik suatu batuan, dapat memudahkan proses eksplorasi dan eksploitasi yang dilakukan.
Contohnya saja pada saat dilakukan eksplorasi migas, maka hal yang penting untuk
diketahui adalah porositas dari batuan reservoir yang ditemukan. Karena hal ini menyangkut
dengan cadangan minyak yang dapat dieksploitasi selanjutnya. Untuk mengetahui sifat nilainilai dari sifat fisik batuan, diperlukan suatu metode dan alat yang sesuai untuk sifat fisik batuan
yang dicari. untuk itu maka dilakukan praktikum sederhana dengan menggunakan peralatan
yang ada di dalam kampus.

1.2

Permasalahan
Permasalahan yang ada dalam praktikum kali ini ialah bagaimana cara mengetahui

beberapa sifat fisik yang dimiliki batuan, bagaimana cara mengetahui nilai-nilai dari spesific
gravity, porositas, saturasi air dan densitas suatu batuan dengan menggunakan peralatan
sederhana

1.3

Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai dari spesific gravity, porositas,

saturasi air dan densitas suatu batuan dengan menggunakan metode dan peralatan yang
sederhana.

PRAKTIKUM SIFAT FISIK BATUAN

RIZAL TAUFIQURROHMAN | 3713100010

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Spesific Gravity
Specific Gravity (SG) merupakan perbandingan densitas suatu fluida terhadap fluida

standar (referensi). Di dalam proses pengolahan migas, istilah ini banyak dijumpai terutama
berkaitan dengan analisis karakteristik atau spesifikasi feed dan produk. SG suatu fluida
dinyatakan dalam angka dengan 4 digit di belakang koma dan tidak bersatuan.
=

Untuk gas :

................................................................................. (2.1)

pV = nRT

n = m/M

pV = (m/M)RT

dimana :

= m/V

= (pM)/RT

p = tekanan, atm, psia


V = Volume, liter, ft3
n = jumlah mol, kgmol
m = massa, kg, lbs
M = berat molekul
T = suhu, K, 0R
R = konstanta gas yang harganya 0,08206

(liter.atm)/(mol.K)=10,7315(psia.ft3)/(lbmol.0R)

Fluida standar untuk zat cair adalah air dengan densitas 1 g/cm3 atau 1000 kg/m3
(densitas terbesar pada suhu 3,98 degC). Sedangkan untuk gas, fluida standarnya adalah udara
dengan berat molekul 28,964 g/mol. SG zat cair diukur dengan hydrometer. Pada
pengukurannya, selain menggunakan hydrometer, digunakan juga termometer untuk
mengetahui temperatur fluida saat diukur. Hal ini sangat penting karena SG berubah seiring
perubahan temperatur.
Sebagaimana yang tercantum dalam rumus SG di atas, bahwa SG merupakan
perbandingan densitas zat terhadap densitas zat standar. Densitas merupakan perbandingan
massa zat dengan volume zat. Volume zat sangat dipengaruhi oleh suhu. Kenaikan suhu akan
mengakibatkan pemuaian zat sehingga volumenya bertambah. Dengan demikian densitas zat
PRAKTIKUM SIFAT FISIK BATUAN

RIZAL TAUFIQURROHMAN | 3713100010

yang sama pada temperatur yang lebih tinggi akan lebih rendah. Oleh karenanya besarnya SG
zat tersebut pun berubah.
Dalam praktikum digunakan rumus dengan menganggap densitas air adalah pada
keadaan standar, yaitu :
. =
Dimana :

............................................ (2.2)

Wo = massa batuan kering ( setelah mengalami proses pengovenan)


Ww = massa batuan jenuh (setelah direndam selama 72 jam)
Ws = massa batuan jenuh di dalam air

Dimana :

............................................... (2.3)

Wo = massa batuan kering ( setelah mengalami proses pengovenan)


Ws = massa batuan jenuh di dalam air

Untuk membandingkan hasil praktikum, maka dapat digunakan nilai spesific gravity
berdasarkan tabel berikut

Tabel 2.1 Daftar Spesific Gravity Material oleh Ekwere J. Peters


Material

Specific Gravity

Tons / Cubic Yard

Andesite

2.5 - 2.8

2.11 - 2.36

Basalt/Traprock

2.8 - 3.0

2.36 - 2.53

Coal - Anthracite

1.3

1.08

Coal - Bituminous

1.1 - 1.4

0.92 - 1.18

1.89

Diabase

2.6 - 3.0

2.19 - 2.53

Diorite

2.8 - 3.0

2.36 - 2.53

Dolomite

2.8 - 2.9

2.36 - 2.44

Earth (dry)

1.6 - 1.8

1.35 - 1.52

Earth (wet)

16.875

Gneiss

2.6 - 2.9

2.19 - 2.44

Granite

2.6 - 2.7

2.19 - 2.28

Gypsum

2.3 - 2.8

1.94 - 2.36

Iron Ore

4.5 - 5.3

3.79 - 4.47

7.5

6.21

Copper Ore

Lead Ore (Galena)


PRAKTIKUM SIFAT FISIK BATUAN

RIZAL TAUFIQURROHMAN | 3713100010

2.2

Limestone

2.3 - 2.7

1.94 - 2.28

Marble

2.4 - 2.7

2.02 - 2.28

Mica, schist

2.5 - 2.9

2.09 - 2.43

Quartzite

2.6 - 2.8

2.19 - 2.36

Rhyolite

2.4 - 2.6

2.02 - 2.19

Rock Salt

2.5 - 2.6

2.11 - 2.19

Sandstone

2.2 - 2.8

1.85 - 2.36

Shale

2.4 - 2.8

2.02 - 2.36

Slate

2.7 - 2.8

2.28 - 2.36

Talc

2.6 - 2.8

2.19 - 2.36

Porositas

Porositas suatu medium adalah perbandingan volum rongga rongga pori terhadap
volum total seluruh batuan. Perbandingan ini biasanya dinyatakan dalam persen dan disebut
porositas. Porositas dapat juga dikatakan sebagai perbandingan antara volume semua ruang
(termasuk pori, rekahan (fracture), retakan (cracks), celah, lubang, dll) terhadap volume total
suatu massa batuan atau medium.
Secara umum, porositas dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut :

100% ...................................................................................... (2.4)

Dimana :

Vb = Volume bulk/ total batuan


Vm = Volume matriks batuan

Dengan menggunakan Metode Imbibisi yaitu dengan menggunakan air dan perendaman
pada batuan, maka dapat digunakan rumus berikut untuk mencari nilai porositas suatu batuan :

Dimana :

100% ..................................................................................... (2.5)


Wn = Massa batuan asli
Wo = massa batuan kering ( setelah mengalami proses pengovenan)
Ws = massa batuan jenuh di dalam air

2.2.1 Jenis Porositas Secara Petrographi


Secara petrographi asal mula pembentukan porositas dapat dibedakan menjadi :
a.

Porositas intergranular, yaitu ruang pori yang terbentuk antar butiran partikel atau
fragmen material klastik akibat batuan yang memiliki kemas lepas (looses packing),
terkompaksi atau tersementasi.

PRAKTIKUM SIFAT FISIK BATUAN

RIZAL TAUFIQURROHMAN | 3713100010

10

b.

Porositas intragranular atau interkristalin, terbentuk akibat adanya shrinking


( lenyapnya butiran akibat reaksi kimia ) atau kontraksi butiran.

c.

Porositas rekahan, diakibatkan oleh adanya proses mekanik atau proses kimiawi secara
parsial terhadap batuan yang masiv pada awalnya, seperti batu gamping. Porositas jenis
ini merupakan porositas sekunder.

d.

Porositas vugular, adalah porositas yang dibentuk oleh organisme dan bersamaan
dengan terjadinya proses/ reaksi kimia pada tahapan selanjutnya. Porositas ini
merupakan jenis porositas primer dan sekunder.

2.2.2

Jenis Porositas Berdasarkan Asal Usulnya

Berdasarkan asal terbentuknya porositas, maka porositas dapat dibagi menjadi 2,


yaitu :
a.

Original (Primary) Porosity


Porositas yang terbentuk ketika proses pengendapan batuan (deposisi) tanpa ada faktor
lain. Pada umumnya terjadi pada porositas antar butiran pada batupasir, antar Kristal
pada batukapur, atau porositas oolitic pada batukapur.

b.

Induced (Secondary) Porosity


Porositas yang terbentuk setelah proses deposisi batuan karena beberapa proses geologi
yang terjadi pada batuan tersebut, seperti proses intrusi, fault, retakan, dan sebagainya.
Proses

tersebut

akan

mengakibatkan

lapisan

yang

sebelumnya

non-

porosity/permeabelitas menjadi lapisan berporositas. Contohnya retakan pada shale dan


batukapur, dan vugs atau lubang-lubang akibat pelarutan pada batukapur.

2.3

Saturasi Fluida
Saturasi suatu fluida adalah tingkat kejenuhan suatu batuan oleh fluida, dapat juga

dikatakan bahwa saturasi adalah perbandingan antara volume fluida tersebut terhadap volume
pori totalnya. Berdasarkan definisi tersebut maka saturasi air merupakan tingkat kejenuhan suatu
batuan dalam porinya untuk terisi fluida jenis air, minyak dan gas atau perbandingan volume air
yang mengisi pori pori didalam batuan dibagi dengan kuantitas jumlah pori pada batuan tersebut.
Sehingga saturasi dapat dituliskan sebagai berikut :

Dimana :

........................................................................................................... (2.6)
Vf = volume total fluida (Air, minyak maupun gas)
Vp = Volume total pori suatu batuan

PRAKTIKUM SIFAT FISIK BATUAN

RIZAL TAUFIQURROHMAN | 3713100010

11

Saturasi maksimal dari suatu batuan adalah 1, dimana


1 = Sw + So + Sg ............................................................................................. (2.7)
Dimana :

Sw = Saturasi air
So = Saturasi minyak
Sg = Saturasi gas

Dalam praktikum kali ini digunakan saturasi air saja karena praktikum dilakukan dengan
melakukan perendaman dalam air dengan waktu 72 jam, dan digunakan pula saturasi dengan
prosentase yang menyatakan prosentase massa air dalam keadaan asli/ natural terhadap massa
batuan kering, sehingga rumus untuk saturasi air yang digunakan adalah sebagai berikut
=

Dimana :

100% ..................................................................................... (2.7)


Wn = Massa batuan asli
Wo = massa batuan kering ( setelah mengalami proses pengovenan)

Selain saturasi batuan oleh air, dapat juga dilakukan pengukuran derajat kejenuhan
suatu batuan yang digunakan untuk mencari seberapa banyak dan jenuh suatu batuan dapat
tersaturasi oleh fluida (dalam praktikum ini air). Sehingga dapat dituliskan rumus untuk derajat
kejenuhan yaitu

= 100% ...................................................................................... (2.8)


Dimana :

Wn = Massa batuan asli


Wo = Massa batuan kering ( setelah mengalami proses pengovenan)
Ww= Massa batuan jenuh (setelah perendaman air selama 72 jam)

2.4

Massa Jenis/ Densitas Batuan


Densitas suatu batuan dipengaruhi oleh mineral penyusun, ikatan antar mineral dan

struktur dari mineralnya pula. Densitas dapat dibedakan menjadi


a. Densitas bulk, yaitu rata-rata dari suatu volume batuan (termasuk adanya pori, lubang,
dan fluida). Sebagai contoh untuk batupasir memiliki bulk densitas batupasir
b. Densitas individu, yaitu densitas dari suatu batuan berdasarkan komponen batuannya
saja. Misal densitas mineral kuarsa, biotit, dll
c. Densitas rata-rata dari materi matriks, yaitu densitas yang dihitung berdasarkan volume
matriks padatan suatu batuan saja
d. Densitas fluida, densitas dari pengisi pori rata-rata suatu batuan, misalnya densitas air
pori.

PRAKTIKUM SIFAT FISIK BATUAN

RIZAL TAUFIQURROHMAN | 3713100010

12

Untuk densitas batuan berpori, maka sebagian volumenya adalah volume pori yang dinyatakan
dalam porositas , densitas bulknya merupakan jumlahan dari densitas matrik materi padatnya
m dan densitas pori p, sehingga densitas dapat dituliskan sebagai berikut

= (1-m+ p ......................................................................................... (2.9)


Saturasi suatu fluida Sf adalah perbandingan antara volume fluida vf tersebut terhadap
volume pori totalnya vp, yaitu seperti pada persamaan 2.6 . Batuan yang berisi gas dan air akan
mempunyai densitas gabungan ketiga materi tersebut, yaitu materi matrik padat, fluida dan gas.
Sehingga densitas dapat ditulis sebagai berikut
= (1-m+Sw. w+(1-Sw) g] ............................................................. (2.10)

Aplikasi densitas biasa digunakan dalam beberapa aspek , seperti untuk mempelajari
sifat fisika pada batuan. Densitas batuan juga dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan
suatu batuan ketika sebelum terisi fluida dan sesudah terisi oleh fluida (air), dengan menghitung
densitas natural dan densitas jenuh suatu batuan. Sehingga densitas tersebut dalam praktikum
dapat dituliskan sebagai berikut
=

................................................................................ (2.11)

Dan
=

.................................................................... (2.12)

Dry density merupakan densitas suatu batuan yang sebenarnya tanpa adanya pengotor
maupun tambahan fluida. Saturated density merupakan densitas batuan jenuh yang sudah terisi
oleh fluida (dalam praktikum ini air) atau bisa disebut sebagai densitas campuran antara
densitas batu dengan fluida air. Dengan keterangan Wo adalah massa sampel batuan setelah di
oven agar kering sehingga tinggal massa batuan saja, dan Ws adalah massa sampel batuan
massa jenuh sampel batuan didalam air. Sehingga ketika sudah diketahui densitas kering dan
densitas jenuh , dapat diketahui perbedaan nilai densitas ketika suatu batuan jenuh terisi fluida.
Untuk membandingkan nilai hasil dari praktikum yang telah dilakukan, maka dapat
digunakan data densitas batuan sebagai berikut

PRAKTIKUM SIFAT FISIK BATUAN

RIZAL TAUFIQURROHMAN | 3713100010

13

Tabel 2.2 Densitas batuan beku, sedimen dan metamorf

Tabel 2.3 Densitas batuan beku dan metamorf oleh Schoen

PRAKTIKUM SIFAT FISIK BATUAN

RIZAL TAUFIQURROHMAN | 3713100010

14

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1

Peralatan dan Bahan


Peralatan :
- Neraca Digital

- Oven Listrik

- Tali setangah meter

- Gelas ukur

- Baskom

- Statif 2 buah

Bahan :
- Basalt
Dalam praktikum ini digunakan basalt yang diambil langsung dari Karangsambung,
tepatnya di Kali Muncar, Desa Seboro dengan koordinat lokasi S 7 30 47,4 E 109
42 27,5. Sampel memiliki warna hitam pekat dengan struktur primer pillow lava
dan termasuk ke dalam batuan beku. Komposisinya terdiri dari piroksen yang
membuat warnanya hitam.
- Batugamping
Dalam praktikum ini digunakan Batugamping yang diambil langsung dari Bali,
tepatnya di Pantai Nusadua dengan koordinat lokasi 84859 LS 1151317 BT.
Sampel memiliki warna putih yang cenderung memudar sehingga seperti warna
lapuk yaitu kekuningan. Ukuran butirnya adalah pasir sangat bagus yaitu <1/256 mm
dengan matriks dan semen berupa karbonat.
- Air Secukupnya

PRAKTIKUM SIFAT FISIK BATUAN

RIZAL TAUFIQURROHMAN | 3713100010

15

3.2

Flow Chart Langkah Kerja

Mulai

Persiapan peralatan dan bahan yang digunakan

Penimbangan massa natural batuan

Pengovenan/ pengeringan batuan selama 24 jam

Penimbangan massa batuan kering

Direndam batuan dalam air di baskom dalam waktu 72 jam

Penimbangan massa batuan yang telah direndam

Penimbangan massa batuan dengan statif

Pengolahan data

PRAKTIKUM SIFAT FISIK BATUAN

RIZAL TAUFIQURROHMAN | 3713100010

16

BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1

Analisa Data

4.1.2 Data Hasil Praktikum


Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil untuk batu basalt dan batugamping
sebagai berikut
Tabel 4.1 data hasil percobaan
No

Parameter Pengukuran

Basalt

Batugamping

Warna

Hitam

Putih

Massa asli (Natural Mass) Wn

124,81 gr

170,88 gr

Massa kering (Setelah oven selama 24 jam dengan

168,07 gr

123,80 gr

suhu 90 0C) Wo
4

Massa jenuh (Direndam dalam air 72 jam) Ww

188,32 gr

125,93 gr

Massa jenuh + berat air + bejana Wa

1172,30 gr

1114,51 gr

Massa jenuh tergantung dalam air + Massa air +

1075,80 gr

1036,46 gr

96,50 gr

78,05 gr

bejana Wb
7

Massa jenuh di dalam air

4.1.2 Perhitungan Nilai Sifat Fisik Batuan


4.1.2.1 Perhitungan Nilai Spesific Gravity
. =

- Basalt =
PRAKTIKUM SIFAT FISIK BATUAN

, =

168,07.1
188,32(1172,301075,80)

RIZAL TAUFIQURROHMAN | 3713100010

17

Basalt = 1,8304
123,80.1

- Batugamping =

125,93(1114,511036,46)

Batugamping = 2,5856
.

- Basalt =

, =

168,07.1
168,07(1172,301075,80)

Basalt = 2,3483
123,80.1

- Batugamping =

123,80(1114,511036,46)

Batugamping = 2,7060
4.1.2.2 Perhitungan Nilai Porositas

=
- Basalt =

100%,

170,88168,07
188,32(1114,511036,46)

100%

Basalt = 3,06%
- Batugamping =

124,81123,80
125,93(1114,511036,46)

100%

Batugamping = 2,11%
4.1.2.3 Perhitungan Nilai Saturasi
=
- Basalt =

170,88168,07
168,07


100%

100%

Basalt = 1,67%
- Batugamping =

124,81123,80
123,80

100%

Batugamping = 0,81%

=
- Basalt =

170,88168,07
188,32168,07


100%

100%

Basalt = 13,87%
PRAKTIKUM SIFAT FISIK BATUAN

RIZAL TAUFIQURROHMAN | 3713100010

18

- Batugamping =

124,81123,80
125,93123,80

100%

Batugamping = 47,42%
4.1.2.4 Perhitungan Nilai Densitas
=
- Basalt =

168,07
188,32(1114,511036,46)

100%

Basalt = 1,83 /
- Batugamping =

123,80
125,93(1114,511036,46)

100%

Batugamping = 2,59 gr/cc

=
- Basalt =

168,07
188,32(1114,511036,46)

100%

Basalt = 1,05 /
- Batugamping =

123,80
125,93(1114,511036,46)

100%

Batugamping = 1,63 gr/cc

4.2

Pembahasan
Praktikum yang berjudul Sifat Fisik Batuan ini betujuan untuk mengetahui nilai-nilai

dari spesific gravity, porositas, saturasi air dan densitas suatu batuan dengan menggunakan
metode dan peralatan yang sederhana. Praktikum ini mengambil sifat fisik batuan yaitu spesific
gravity, porositas, saturasi air dan densitas karena nantiya dalam eksplorasi reservoir migas,
sifat fisik tersebut akan sangat sering dijumpai. Hal ini mendasari dipilihnya karakteristik dari
sifat fisik yang dilakukan pengukuran pada praktikum ini.
Praktikum dimulai dengan dilakukannya pengukuran massa asli batuan yang berguna
untuk mencari nilai densitas asli dari batuan sehingga diketahui massa asli batuan. Kemudian
dilakukan pengovenan/ pengeringan batuan yang dilakukan pada temperatur 90 0C dan selama
24 jam, hal ini bertujuan untuk mengetahui massa batuan kering, karena apabila dikeringkan
dalam waktu 24 jam kami yakin bahwa air yang terserap pada batuan sebelumnya akan
menguap dan hilang dari matriks batuan. Kemudian dilakukan pengukuran massa batuan kering.
PRAKTIKUM SIFAT FISIK BATUAN

RIZAL TAUFIQURROHMAN | 3713100010

19

Setelah itu atuan direndam dalam baskom yang berisi air yang bertujuan untuk mengetahui
densitas dan porositas dengan metode imbibisi dan juga untuk mengetahui saturasi batuan oleh
air. Perendaman dilakukan selama 72 jam yang bertujuan agar batugamping dapat tersaturasi
secara maksimal karena proses penyerapan air dalam batugamping agar tersaturasi secara
sempurna tidak secepat basalt.
Setelah direndam maka batuan ditimbang sehingga diperoleh massa batuan yang
tersaturasi oleh air, kemudian dilakukan peninbangan massa batuan dimana batuan ditimbang
dalam keadaan didalam air secara menggantung dan tergeletak di gelas ukur. Hal ini bertujuan
untuk mendapatkan data yang digunakan untuk pemrosesan data densitas, porositas, Spesific
Gravity, dan saturasi.
Berdasarkan tabel 2.1 tentang Spesific Gravity suatu material, karena basalt sesuai tabel
adalah antara 2,8-3,0 sedangkan hasil pengukuran praktikum adalah 1,8304 dan 2,3483. Hal ini
terjadi karena adanya proses pelapukan pada basalt karena pada saat diambil sampel. Sampel
merupakan bagian atas yang sudah lepas dari batuan induk dan pada bagian paling luar sendiri.
Sehingga hal ini mempengaruhi pengukuran dari Spesific Gravity. Untuk batugamping karena
mineral penyusun dominan adalah karbonat dari tabel berkisar antara 2,3-2,7 dan hasil
pengukuran praktikum adalah 2,5856 dan 2,7060. Angka tersebut sudah masuk tetapi masih
ada satu yang berasa dibawah range tersebut. Hal ini terjadi karena pelapukan pada batuga,ping
yang mana batugamping sangat mudah terlapukkan oleh air dan letak dari singkapan sampel
adalah di pinggir pantai yang mudah terkena ombak.
Pada hasil pengukuran dengan metode imbibisi untuk memperoleh nilai dari porositas
batuan, maka didapatkan nilai porositas untuk basalt yaitu 3,06% dan batugamping adalah
2,11%. Meskipun basalt adalah batuan beku dan batugamping adalah batuan sedimen, tetapi
nilai dari porositasnya lebih besar basalt. Hal ini dikarenakan struktur dari singkapan sampel
pada karangsambung sudah mengalami kekar, sehingga timbul retakan yang menyebabkan
terbentuknya porositas sekunder sehingga nilai porositasnya lebih besar.
Perhitungan selanjutnya adalah perhitungan sifat fisik batuan yaitu saturasi dan derajat
saturasi air. Nilai saturasi air pada basalt adalah 1,67% sedangkan batugamping adalah 0,81%
dan untuk derajat jenuh dari basalt adalah 13,87% sedangkan batugamping adalah 47,42%.
Nilai dari saturasi air lebih besar basalt daripada batugamping, hal ini dikarenakan oleh adanya
retakan yang ada pada basalt sehingga basalt lebih mudah tersaturasi oleh air dan menyimpang
air dalam prosentase yang lebih besar. Akan tetapi meskipun begitu, nilai dari derajat jenuh dari

PRAKTIKUM SIFAT FISIK BATUAN

RIZAL TAUFIQURROHMAN | 3713100010

20

kedua batuan sangat jauh, hal ini dikarenakan kejenuhan dari batugamping lebih besar untu
dapat menampung air dan tersaturasi dengan baik daripada pada basalt.
Perhitungan terakhir dari praktikum ini adalah pengukuran densitas kering dan densitas
tersaturasi pada kedua sampel. Hasil yang didapat adalah untuk densitas kering basalt adalah
1,83 gr/cc sedangkan batugamping adalah 2,59 gr/cc. Dari tabel 2.2 dan 2.3 tentang densitas
beberapa batuan, maka untuk basalt adalah antara 2,4 - 3,1 gr/cc sedangkan untuk batugamping
adalah antara 2,3 2,7 gr/cc. Hasil yang didapatkan adalah jauh berbeda untuk basalt
dikarenakan faktor pelapukan yang sangat mempengaruhi hasil penguuran sejak awal sehingga
nilai dari sifat fisiknya berbeda dengan range densitas batuan menurut schoen. Sedangkan
batugamping masih masuk meskipun sudah terlapukkan tetapi hal ini mengindikasikan
pelapukannya tidaklah terlalu besar pada batugamping. Karena pada saat mepaluk batuan pasti
mepngembang dan bertambah volumenya, akan tetapi massanya tetap sehingga densitasnya
berkurang dari densitas batuan segarnya.
Untuk densitas tersaturasi oleh air pada perhitungan basalt adalah 1,05 gr/cc dan
batugamping adalah 1,63 gr/cc. Sesuai dengan persamaan 2.10 tentang densitas batuan yang
tersaturasi oleh suatu fluida, dimana pada percobaan ini fluidanya adalah air dan untuk densitas
batuan lebih besar dari densitas air. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan densitas yang
besar dikarenakan saturasi air pada kedua batuan adalah besar. Dimana densitas basalt turun
menjadi 57% densitas keringnya dan densitas batugamping menjadi 62% densitas keringnya.
Dari penurunan ini terlihat bahwa nilai saturasi basalt lebih besar daripada batugamping yang
akibatnya penurunan nilai densitas pada basalt lebih besar daripada penurunan densitas
batugamping.
Dari nilai-nilai yang telah diproses melalui rumus, maka dapat dibuat kesimpulan untuk
Spesific Gravity memiliki nilai yang berbanding lurus dengan densitas. Untuk porositas
berbanding lurus dengan saturasi air, tetapi berbanding terbalik dengan densitas batuan yang
tersaturasi air.

PRAKTIKUM SIFAT FISIK BATUAN

RIZAL TAUFIQURROHMAN | 3713100010

21

BAB VI KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Spesific Gravity dari basalt adalah 2,0839 dan batugamping adalah 2,6458
2. Porositas basalt adalah 3,06% dan batugamping adalah 2,11%
3. Saturasi air pada basalt adalah 1,67% dan batugamping adalah 0,81%
4. Derajat kejenuhan basalt adalah 13,87% dan batugamping adalah 47,42%
5. Densitas kering basalt adalah 1,83 gr/cc dan batugamping adalah 2,59 gr/cc
6. Densitas tersaturasi air pada basalt adalah 1,05 gr/cc dan batugamping adalah 1,63
gr/cc
7. Spesific Gravity beranding lurus dengan densitas densitas tersaturasi air
8. Porositas berbanding lurus dengan saturasi air
9. Porositas dan saturasi air berbanding terbalik dengan densitas batuan tersaturasi air.

PRAKTIKUM SIFAT FISIK BATUAN

RIZAL TAUFIQURROHMAN | 3713100010

22

DAFTAR PUSTAKA

Schon, J.H., 1998, Physical Properties of Rocks : Fundamentals and Principles of


Petrophysics Volume 18, Institute of Applied Geophysics, Leoben, Austria.
Peters, Ekwere J, , Petrophysics, Departement of Petroleum and Geosystem
Engineering University of Texas, Austin
Koesoemadinata. 1980. Geologi Minyak dan Gas Bumi, Jilid 1 Edisi Kedua. Bandung:
ITB.
http://refiners-notes.blogspot.com/2013/06/specific-gravity-sg.html , Diakses tanggal 2
Januari 2015. Pukul 7.46 WIB

PRAKTIKUM SIFAT FISIK BATUAN

RIZAL TAUFIQURROHMAN | 3713100010

23

Lampiran

Massa kering batugamping

Massa alami batugamping

Massa batu gamping melayang di air

Massa basalt kering

PRAKTIKUM SIFAT FISIK BATUAN

Massa batugamping tersaturasi

Massa batu gamping tenggelam di air

Massa basalt alami

RIZAL TAUFIQURROHMAN | 3713100010

24

Massa basalt melayang di air

Sampling Basalt di Kali Muncar

PRAKTIKUM SIFAT FISIK BATUAN

Massa basalt tenggelam di air

Sampling Batugamping di Nusadua

RIZAL TAUFIQURROHMAN | 3713100010

Anda mungkin juga menyukai