Disusun Oleh :
Rizal Taufiqurrohman
3713100010
Mata Kuliah :
Fisika Batuan
Dosen Pengampu :
Anik Hilyah, S.Si, MT
ABSTRAK
Telah dilakukan praktikum yang bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai dari spesific
gravity, porositas, saturasi air dan densitas suatu batuan dengan menggunakan metode dan
peralatan yang sederhana. Metode-metode yang dipakai pada praktikum kali ini adalah kuhum
archimedes dan pengukuran dengan imbibisi. Praktikum ini dilakukan dengan 2 sampel batuan
yaitu basalt dan batugamping. spesific gravity, porositas, saturasi air dan densitas berurutan
untuk basalt adalah 2,0839, 3,06%, 1,67% dan 1,83 gr/cc ; sedangkan untuk batugamping
adalah 2,6458, 2,11%, 0,81% dan 2,59 gr/cc. Hasil yang ddapatkan adalah Spesific Gravity
berbanding lurus dengan densitas. Porositas berbanding lurus dengan saturasi air dan
berbanding terbalik dengan densitas batuan tersaturasi air. Saturasi air berbanding terbalik
dengan densitas batuan tersaturasi air.
Kata Kunci : massa, spesific gravity, porositas, saturasi air dan densitas
DAFTAR ISI
Abstrak ....................................................................................................................
10
13
13
14
15
15
17
20
21
Lampiran ...................................................................................................................
22
Daftar Tabel
Tabel 2.1 Daftar Spesific Gravity mineral oleh Ekwere J. Peters ..................................
11
Tabel 2.3 Densitas batuan beku dan metamorf oleh Schoen ...............................................
12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Batuan dapat dibedakan menjadi 3 kelompok besar yaitu batuan beku, batuan sedimen
dan batuan metamorf. Setiap jenis batuan memiliki sifat fisik dan karakteristik yang berbeda,
begitu pula pada setiap kelompoknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat fisik batuan
dapat berupa mineral penyusunnya, proses pembentukannya dll. Beberapa sifat fisik dari batuan
adalah spesific gravity, porositas, saturasi air dan densitas. Sifat fisik batuan sangat dibutuhkan
dalam proses eksplorasi dan eksploitasi sumber daya mineral. Karena dengan mengetahui sifat
fisik suatu batuan, dapat memudahkan proses eksplorasi dan eksploitasi yang dilakukan.
Contohnya saja pada saat dilakukan eksplorasi migas, maka hal yang penting untuk
diketahui adalah porositas dari batuan reservoir yang ditemukan. Karena hal ini menyangkut
dengan cadangan minyak yang dapat dieksploitasi selanjutnya. Untuk mengetahui sifat nilainilai dari sifat fisik batuan, diperlukan suatu metode dan alat yang sesuai untuk sifat fisik batuan
yang dicari. untuk itu maka dilakukan praktikum sederhana dengan menggunakan peralatan
yang ada di dalam kampus.
1.2
Permasalahan
Permasalahan yang ada dalam praktikum kali ini ialah bagaimana cara mengetahui
beberapa sifat fisik yang dimiliki batuan, bagaimana cara mengetahui nilai-nilai dari spesific
gravity, porositas, saturasi air dan densitas suatu batuan dengan menggunakan peralatan
sederhana
1.3
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai dari spesific gravity, porositas,
saturasi air dan densitas suatu batuan dengan menggunakan metode dan peralatan yang
sederhana.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Spesific Gravity
Specific Gravity (SG) merupakan perbandingan densitas suatu fluida terhadap fluida
standar (referensi). Di dalam proses pengolahan migas, istilah ini banyak dijumpai terutama
berkaitan dengan analisis karakteristik atau spesifikasi feed dan produk. SG suatu fluida
dinyatakan dalam angka dengan 4 digit di belakang koma dan tidak bersatuan.
=
Untuk gas :
................................................................................. (2.1)
pV = nRT
n = m/M
pV = (m/M)RT
dimana :
= m/V
= (pM)/RT
(liter.atm)/(mol.K)=10,7315(psia.ft3)/(lbmol.0R)
Fluida standar untuk zat cair adalah air dengan densitas 1 g/cm3 atau 1000 kg/m3
(densitas terbesar pada suhu 3,98 degC). Sedangkan untuk gas, fluida standarnya adalah udara
dengan berat molekul 28,964 g/mol. SG zat cair diukur dengan hydrometer. Pada
pengukurannya, selain menggunakan hydrometer, digunakan juga termometer untuk
mengetahui temperatur fluida saat diukur. Hal ini sangat penting karena SG berubah seiring
perubahan temperatur.
Sebagaimana yang tercantum dalam rumus SG di atas, bahwa SG merupakan
perbandingan densitas zat terhadap densitas zat standar. Densitas merupakan perbandingan
massa zat dengan volume zat. Volume zat sangat dipengaruhi oleh suhu. Kenaikan suhu akan
mengakibatkan pemuaian zat sehingga volumenya bertambah. Dengan demikian densitas zat
PRAKTIKUM SIFAT FISIK BATUAN
yang sama pada temperatur yang lebih tinggi akan lebih rendah. Oleh karenanya besarnya SG
zat tersebut pun berubah.
Dalam praktikum digunakan rumus dengan menganggap densitas air adalah pada
keadaan standar, yaitu :
. =
Dimana :
............................................ (2.2)
Dimana :
............................................... (2.3)
Untuk membandingkan hasil praktikum, maka dapat digunakan nilai spesific gravity
berdasarkan tabel berikut
Specific Gravity
Andesite
2.5 - 2.8
2.11 - 2.36
Basalt/Traprock
2.8 - 3.0
2.36 - 2.53
Coal - Anthracite
1.3
1.08
Coal - Bituminous
1.1 - 1.4
0.92 - 1.18
1.89
Diabase
2.6 - 3.0
2.19 - 2.53
Diorite
2.8 - 3.0
2.36 - 2.53
Dolomite
2.8 - 2.9
2.36 - 2.44
Earth (dry)
1.6 - 1.8
1.35 - 1.52
Earth (wet)
16.875
Gneiss
2.6 - 2.9
2.19 - 2.44
Granite
2.6 - 2.7
2.19 - 2.28
Gypsum
2.3 - 2.8
1.94 - 2.36
Iron Ore
4.5 - 5.3
3.79 - 4.47
7.5
6.21
Copper Ore
2.2
Limestone
2.3 - 2.7
1.94 - 2.28
Marble
2.4 - 2.7
2.02 - 2.28
Mica, schist
2.5 - 2.9
2.09 - 2.43
Quartzite
2.6 - 2.8
2.19 - 2.36
Rhyolite
2.4 - 2.6
2.02 - 2.19
Rock Salt
2.5 - 2.6
2.11 - 2.19
Sandstone
2.2 - 2.8
1.85 - 2.36
Shale
2.4 - 2.8
2.02 - 2.36
Slate
2.7 - 2.8
2.28 - 2.36
Talc
2.6 - 2.8
2.19 - 2.36
Porositas
Porositas suatu medium adalah perbandingan volum rongga rongga pori terhadap
volum total seluruh batuan. Perbandingan ini biasanya dinyatakan dalam persen dan disebut
porositas. Porositas dapat juga dikatakan sebagai perbandingan antara volume semua ruang
(termasuk pori, rekahan (fracture), retakan (cracks), celah, lubang, dll) terhadap volume total
suatu massa batuan atau medium.
Secara umum, porositas dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut :
Dimana :
Dengan menggunakan Metode Imbibisi yaitu dengan menggunakan air dan perendaman
pada batuan, maka dapat digunakan rumus berikut untuk mencari nilai porositas suatu batuan :
Dimana :
Porositas intergranular, yaitu ruang pori yang terbentuk antar butiran partikel atau
fragmen material klastik akibat batuan yang memiliki kemas lepas (looses packing),
terkompaksi atau tersementasi.
10
b.
c.
Porositas rekahan, diakibatkan oleh adanya proses mekanik atau proses kimiawi secara
parsial terhadap batuan yang masiv pada awalnya, seperti batu gamping. Porositas jenis
ini merupakan porositas sekunder.
d.
Porositas vugular, adalah porositas yang dibentuk oleh organisme dan bersamaan
dengan terjadinya proses/ reaksi kimia pada tahapan selanjutnya. Porositas ini
merupakan jenis porositas primer dan sekunder.
2.2.2
b.
tersebut
akan
mengakibatkan
lapisan
yang
sebelumnya
non-
2.3
Saturasi Fluida
Saturasi suatu fluida adalah tingkat kejenuhan suatu batuan oleh fluida, dapat juga
dikatakan bahwa saturasi adalah perbandingan antara volume fluida tersebut terhadap volume
pori totalnya. Berdasarkan definisi tersebut maka saturasi air merupakan tingkat kejenuhan suatu
batuan dalam porinya untuk terisi fluida jenis air, minyak dan gas atau perbandingan volume air
yang mengisi pori pori didalam batuan dibagi dengan kuantitas jumlah pori pada batuan tersebut.
Sehingga saturasi dapat dituliskan sebagai berikut :
Dimana :
........................................................................................................... (2.6)
Vf = volume total fluida (Air, minyak maupun gas)
Vp = Volume total pori suatu batuan
11
Sw = Saturasi air
So = Saturasi minyak
Sg = Saturasi gas
Dalam praktikum kali ini digunakan saturasi air saja karena praktikum dilakukan dengan
melakukan perendaman dalam air dengan waktu 72 jam, dan digunakan pula saturasi dengan
prosentase yang menyatakan prosentase massa air dalam keadaan asli/ natural terhadap massa
batuan kering, sehingga rumus untuk saturasi air yang digunakan adalah sebagai berikut
=
Dimana :
Selain saturasi batuan oleh air, dapat juga dilakukan pengukuran derajat kejenuhan
suatu batuan yang digunakan untuk mencari seberapa banyak dan jenuh suatu batuan dapat
tersaturasi oleh fluida (dalam praktikum ini air). Sehingga dapat dituliskan rumus untuk derajat
kejenuhan yaitu
2.4
12
Untuk densitas batuan berpori, maka sebagian volumenya adalah volume pori yang dinyatakan
dalam porositas , densitas bulknya merupakan jumlahan dari densitas matrik materi padatnya
m dan densitas pori p, sehingga densitas dapat dituliskan sebagai berikut
Aplikasi densitas biasa digunakan dalam beberapa aspek , seperti untuk mempelajari
sifat fisika pada batuan. Densitas batuan juga dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan
suatu batuan ketika sebelum terisi fluida dan sesudah terisi oleh fluida (air), dengan menghitung
densitas natural dan densitas jenuh suatu batuan. Sehingga densitas tersebut dalam praktikum
dapat dituliskan sebagai berikut
=
................................................................................ (2.11)
Dan
=
.................................................................... (2.12)
Dry density merupakan densitas suatu batuan yang sebenarnya tanpa adanya pengotor
maupun tambahan fluida. Saturated density merupakan densitas batuan jenuh yang sudah terisi
oleh fluida (dalam praktikum ini air) atau bisa disebut sebagai densitas campuran antara
densitas batu dengan fluida air. Dengan keterangan Wo adalah massa sampel batuan setelah di
oven agar kering sehingga tinggal massa batuan saja, dan Ws adalah massa sampel batuan
massa jenuh sampel batuan didalam air. Sehingga ketika sudah diketahui densitas kering dan
densitas jenuh , dapat diketahui perbedaan nilai densitas ketika suatu batuan jenuh terisi fluida.
Untuk membandingkan nilai hasil dari praktikum yang telah dilakukan, maka dapat
digunakan data densitas batuan sebagai berikut
13
14
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1
- Oven Listrik
- Gelas ukur
- Baskom
- Statif 2 buah
Bahan :
- Basalt
Dalam praktikum ini digunakan basalt yang diambil langsung dari Karangsambung,
tepatnya di Kali Muncar, Desa Seboro dengan koordinat lokasi S 7 30 47,4 E 109
42 27,5. Sampel memiliki warna hitam pekat dengan struktur primer pillow lava
dan termasuk ke dalam batuan beku. Komposisinya terdiri dari piroksen yang
membuat warnanya hitam.
- Batugamping
Dalam praktikum ini digunakan Batugamping yang diambil langsung dari Bali,
tepatnya di Pantai Nusadua dengan koordinat lokasi 84859 LS 1151317 BT.
Sampel memiliki warna putih yang cenderung memudar sehingga seperti warna
lapuk yaitu kekuningan. Ukuran butirnya adalah pasir sangat bagus yaitu <1/256 mm
dengan matriks dan semen berupa karbonat.
- Air Secukupnya
15
3.2
Mulai
Pengolahan data
16
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1
Analisa Data
Parameter Pengukuran
Basalt
Batugamping
Warna
Hitam
Putih
124,81 gr
170,88 gr
168,07 gr
123,80 gr
suhu 90 0C) Wo
4
188,32 gr
125,93 gr
1172,30 gr
1114,51 gr
1075,80 gr
1036,46 gr
96,50 gr
78,05 gr
bejana Wb
7
- Basalt =
PRAKTIKUM SIFAT FISIK BATUAN
, =
168,07.1
188,32(1172,301075,80)
17
Basalt = 1,8304
123,80.1
- Batugamping =
125,93(1114,511036,46)
Batugamping = 2,5856
.
- Basalt =
, =
168,07.1
168,07(1172,301075,80)
Basalt = 2,3483
123,80.1
- Batugamping =
123,80(1114,511036,46)
Batugamping = 2,7060
4.1.2.2 Perhitungan Nilai Porositas
=
- Basalt =
100%,
170,88168,07
188,32(1114,511036,46)
100%
Basalt = 3,06%
- Batugamping =
124,81123,80
125,93(1114,511036,46)
100%
Batugamping = 2,11%
4.1.2.3 Perhitungan Nilai Saturasi
=
- Basalt =
170,88168,07
168,07
100%
100%
Basalt = 1,67%
- Batugamping =
124,81123,80
123,80
100%
Batugamping = 0,81%
=
- Basalt =
170,88168,07
188,32168,07
100%
100%
Basalt = 13,87%
PRAKTIKUM SIFAT FISIK BATUAN
18
- Batugamping =
124,81123,80
125,93123,80
100%
Batugamping = 47,42%
4.1.2.4 Perhitungan Nilai Densitas
=
- Basalt =
168,07
188,32(1114,511036,46)
100%
Basalt = 1,83 /
- Batugamping =
123,80
125,93(1114,511036,46)
100%
=
- Basalt =
168,07
188,32(1114,511036,46)
100%
Basalt = 1,05 /
- Batugamping =
123,80
125,93(1114,511036,46)
100%
4.2
Pembahasan
Praktikum yang berjudul Sifat Fisik Batuan ini betujuan untuk mengetahui nilai-nilai
dari spesific gravity, porositas, saturasi air dan densitas suatu batuan dengan menggunakan
metode dan peralatan yang sederhana. Praktikum ini mengambil sifat fisik batuan yaitu spesific
gravity, porositas, saturasi air dan densitas karena nantiya dalam eksplorasi reservoir migas,
sifat fisik tersebut akan sangat sering dijumpai. Hal ini mendasari dipilihnya karakteristik dari
sifat fisik yang dilakukan pengukuran pada praktikum ini.
Praktikum dimulai dengan dilakukannya pengukuran massa asli batuan yang berguna
untuk mencari nilai densitas asli dari batuan sehingga diketahui massa asli batuan. Kemudian
dilakukan pengovenan/ pengeringan batuan yang dilakukan pada temperatur 90 0C dan selama
24 jam, hal ini bertujuan untuk mengetahui massa batuan kering, karena apabila dikeringkan
dalam waktu 24 jam kami yakin bahwa air yang terserap pada batuan sebelumnya akan
menguap dan hilang dari matriks batuan. Kemudian dilakukan pengukuran massa batuan kering.
PRAKTIKUM SIFAT FISIK BATUAN
19
Setelah itu atuan direndam dalam baskom yang berisi air yang bertujuan untuk mengetahui
densitas dan porositas dengan metode imbibisi dan juga untuk mengetahui saturasi batuan oleh
air. Perendaman dilakukan selama 72 jam yang bertujuan agar batugamping dapat tersaturasi
secara maksimal karena proses penyerapan air dalam batugamping agar tersaturasi secara
sempurna tidak secepat basalt.
Setelah direndam maka batuan ditimbang sehingga diperoleh massa batuan yang
tersaturasi oleh air, kemudian dilakukan peninbangan massa batuan dimana batuan ditimbang
dalam keadaan didalam air secara menggantung dan tergeletak di gelas ukur. Hal ini bertujuan
untuk mendapatkan data yang digunakan untuk pemrosesan data densitas, porositas, Spesific
Gravity, dan saturasi.
Berdasarkan tabel 2.1 tentang Spesific Gravity suatu material, karena basalt sesuai tabel
adalah antara 2,8-3,0 sedangkan hasil pengukuran praktikum adalah 1,8304 dan 2,3483. Hal ini
terjadi karena adanya proses pelapukan pada basalt karena pada saat diambil sampel. Sampel
merupakan bagian atas yang sudah lepas dari batuan induk dan pada bagian paling luar sendiri.
Sehingga hal ini mempengaruhi pengukuran dari Spesific Gravity. Untuk batugamping karena
mineral penyusun dominan adalah karbonat dari tabel berkisar antara 2,3-2,7 dan hasil
pengukuran praktikum adalah 2,5856 dan 2,7060. Angka tersebut sudah masuk tetapi masih
ada satu yang berasa dibawah range tersebut. Hal ini terjadi karena pelapukan pada batuga,ping
yang mana batugamping sangat mudah terlapukkan oleh air dan letak dari singkapan sampel
adalah di pinggir pantai yang mudah terkena ombak.
Pada hasil pengukuran dengan metode imbibisi untuk memperoleh nilai dari porositas
batuan, maka didapatkan nilai porositas untuk basalt yaitu 3,06% dan batugamping adalah
2,11%. Meskipun basalt adalah batuan beku dan batugamping adalah batuan sedimen, tetapi
nilai dari porositasnya lebih besar basalt. Hal ini dikarenakan struktur dari singkapan sampel
pada karangsambung sudah mengalami kekar, sehingga timbul retakan yang menyebabkan
terbentuknya porositas sekunder sehingga nilai porositasnya lebih besar.
Perhitungan selanjutnya adalah perhitungan sifat fisik batuan yaitu saturasi dan derajat
saturasi air. Nilai saturasi air pada basalt adalah 1,67% sedangkan batugamping adalah 0,81%
dan untuk derajat jenuh dari basalt adalah 13,87% sedangkan batugamping adalah 47,42%.
Nilai dari saturasi air lebih besar basalt daripada batugamping, hal ini dikarenakan oleh adanya
retakan yang ada pada basalt sehingga basalt lebih mudah tersaturasi oleh air dan menyimpang
air dalam prosentase yang lebih besar. Akan tetapi meskipun begitu, nilai dari derajat jenuh dari
20
kedua batuan sangat jauh, hal ini dikarenakan kejenuhan dari batugamping lebih besar untu
dapat menampung air dan tersaturasi dengan baik daripada pada basalt.
Perhitungan terakhir dari praktikum ini adalah pengukuran densitas kering dan densitas
tersaturasi pada kedua sampel. Hasil yang didapat adalah untuk densitas kering basalt adalah
1,83 gr/cc sedangkan batugamping adalah 2,59 gr/cc. Dari tabel 2.2 dan 2.3 tentang densitas
beberapa batuan, maka untuk basalt adalah antara 2,4 - 3,1 gr/cc sedangkan untuk batugamping
adalah antara 2,3 2,7 gr/cc. Hasil yang didapatkan adalah jauh berbeda untuk basalt
dikarenakan faktor pelapukan yang sangat mempengaruhi hasil penguuran sejak awal sehingga
nilai dari sifat fisiknya berbeda dengan range densitas batuan menurut schoen. Sedangkan
batugamping masih masuk meskipun sudah terlapukkan tetapi hal ini mengindikasikan
pelapukannya tidaklah terlalu besar pada batugamping. Karena pada saat mepaluk batuan pasti
mepngembang dan bertambah volumenya, akan tetapi massanya tetap sehingga densitasnya
berkurang dari densitas batuan segarnya.
Untuk densitas tersaturasi oleh air pada perhitungan basalt adalah 1,05 gr/cc dan
batugamping adalah 1,63 gr/cc. Sesuai dengan persamaan 2.10 tentang densitas batuan yang
tersaturasi oleh suatu fluida, dimana pada percobaan ini fluidanya adalah air dan untuk densitas
batuan lebih besar dari densitas air. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan densitas yang
besar dikarenakan saturasi air pada kedua batuan adalah besar. Dimana densitas basalt turun
menjadi 57% densitas keringnya dan densitas batugamping menjadi 62% densitas keringnya.
Dari penurunan ini terlihat bahwa nilai saturasi basalt lebih besar daripada batugamping yang
akibatnya penurunan nilai densitas pada basalt lebih besar daripada penurunan densitas
batugamping.
Dari nilai-nilai yang telah diproses melalui rumus, maka dapat dibuat kesimpulan untuk
Spesific Gravity memiliki nilai yang berbanding lurus dengan densitas. Untuk porositas
berbanding lurus dengan saturasi air, tetapi berbanding terbalik dengan densitas batuan yang
tersaturasi air.
21
BAB VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Spesific Gravity dari basalt adalah 2,0839 dan batugamping adalah 2,6458
2. Porositas basalt adalah 3,06% dan batugamping adalah 2,11%
3. Saturasi air pada basalt adalah 1,67% dan batugamping adalah 0,81%
4. Derajat kejenuhan basalt adalah 13,87% dan batugamping adalah 47,42%
5. Densitas kering basalt adalah 1,83 gr/cc dan batugamping adalah 2,59 gr/cc
6. Densitas tersaturasi air pada basalt adalah 1,05 gr/cc dan batugamping adalah 1,63
gr/cc
7. Spesific Gravity beranding lurus dengan densitas densitas tersaturasi air
8. Porositas berbanding lurus dengan saturasi air
9. Porositas dan saturasi air berbanding terbalik dengan densitas batuan tersaturasi air.
22
DAFTAR PUSTAKA
23
Lampiran
24