DAFTAR ISI.......................................................................................... 1
BAB I.................................................................................................. 3
PENDAHULUAN................................................................................... 3
1.1
Latar Belakang....................................................................3
1.2
Rumusan Masalah...............................................................3
1.3
1.4
Ruang Lingkup.....................................................................4
1.4.1
Ruang Lingkup
Wilayah.................5
1.4.2
1.5
Kerangka Pikir.....................................................................6
1.6
Sistematika Penulisan.........................................................7
BAB II................................................................................................. 8
KAJIAN TEORI...................................................................................... 8
2.1
Definisi Industri......................................................................8
2.2
Klasifikasi Industri...................................................................8
2.3
2.4
Teori Pemasaran...................................................................11
BAB III.............................................................................................. 12
KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI.......................................................12
3.1
3.2
3.2.1 Kependudukan..................................................................12
3.2.2. Sosial Budaya....................................................................12
3.2.3. Mata Pencaharian..............................................................13
3.3
3.3.1. Modal................................................................................ 13
3.3.2. Bahan Baku.......................................................................14
3.3.3. Proses Produksi.................................................................14
3.3.4. Tenaga Kerja......................................................................14
3.3.5. Pemasaran........................................................................14
BAB IV.............................................................................................. 16
METODOLOGI................................................................................... 16
4.1
Tahap Persiapan.......................................................................16
4.2
BAB V............................................................................................... 22
MANAJEMEN PELAKSANAAN.............................................................22
5.1
Struktur Organisasi..................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
i.
Latar Belakang
Menurut Badan Pusat Statistik (2008) industri mempunyai dua pengertian.
Pengertian secara luas, industri mencakup semua usaha dan kegiatan di bidang
ekonomi bersifat produktif. Dalam pengertian secara sempit, industri hanyalah
mencakup industri pengolahan yaitu suatu kegiatan ekonomi yang melakukan
kegiatan mengubah suatu barang dasar mekanis, kimia, atau dengan tangan
sehingga menjadi barang setengah jadi dan atau barang jadi, kemudian barang
yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih nilainya dan sifatnya lebih
kepada pemakaian akhir.
Industri di Indonesia dapat digolongkan kedalam beberapa macam
kelompok, yaitu industri besar, industri sedang, industri kecil, dan industri rumah
tangga atau biasa disebut home industry. Industri rumah tangga yaitu industri yang
menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang. Ciri industri ini memiliki
modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan
pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau
anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri
tempe/tahu, dan industri makanan ringan. (Ghozaliq, 2013).
Dalam penulisan desain survei ini, lokasi studi yang diambil adalah Desa
Randugunting, Kecamatan Bergas. Melalui pertimbangan beberapa alasan,
seperti: perkembangan industri rumah tangga makanan ringan yang maju. Terlebih
semenjak dibentuknya unit instansi baru di bawah pengawasan Kantor Desa yang
menampung segala macam kegiatan industri rumah tangga, industri kecil dan
ketrampilan warga Desa Randugunting yang bernama Pos Daya.
Kemajuan industri rumah tangga makanan ringan di Desa Randugunting
terlihat dari beragamnya jenis usaha makanan ringan yang digeluti oleh warga
desa mulai dari tahu, tempe, kerupuk, dan sebagainya. Karakteristik masyarakat
Indonesia yang suka berkuliner membuat industri rumah tangga makanan ringan
di Desa Randugunting berkembang karena sifat produknya (makanan ringan)
yang mudah terjual. Sehingga banyak orang berpikir untuk membuka usaha di
bidang makanan ringan. Selain itu tahapan proses pembuatan makanan ringan
tidaklah susah dengan bahan baku yang mudah ditemukan dan alat produksi yang
sederhana.
ii.
Rumusan Masalah
Perkembangan industri di Kabupaten Semarang sangatlah pesat. Hal ini
dikarenakan pembangunan jalan tol Semarang-Solo, sehingga mengakibatkan
meningkatnya jumlah kendaraan baik kendaraan umum maupun pribadi yang
berlalu lalang di jalan tersebut. Mulai dari industri rumah tangga, industri kecil,
industri menengah dan industri besar ada disana.
Kecamatan Bergas salah satunya, terkenal dengan industri besar yang terletak
di pinggiran jalan protokol nasional, Jl. Soekarno-Hatta. Namun dibalik fenomena
tersebut, industri rumah tangga di Kecamatan Bergas juga tak kalah
perkembangannya. Desa Randugunting merupakan desa dengan jumlah rumah
tangga industri yang cukup banyak dan pemberdayaan akan industri rumah tangga
tersebut saat ini sedang gencar dikembangkan. Rumah tangga industri di Desa
Randugunting mengolah bahan baku yang berbeda-beda sehingga menghasilkan
berbagai macam produk seperti kerupuk, tahu, sapu, makanan ringan, dan lainlain. Oleh karena itu perlu adanya pengindentifikasian terhadap industri rumah
tangga makanan ringan.
iii.
iv.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup merupakan batasan dari wilayah studi yang akan ditinjau.
Ruang lingkup yang dibahas pada laporan ini yaitu ruang lingkup wilayah dan
ruang lingkup materi.
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah dalam laporan ini terbagi atas ruang lingkup
wilayah makro dan ruang lingkup wilayah mikro.
1.5
Kerangka Pikir
Latar Belakang:
Beragam industri rumah tangga makanan ringan
Wilayah Studi:
Desa Randugunting, Kecamatan Bergas
Tujuan:
Mengidentifikasi industri rumah tangga makanan ringan di Desa Randugunting
Keberadaan industri rumah tangga makanan ringan yang beragam di Desa Randugunting
Rumusan Masalah:
Adanya jumlah tenaga kerja, asal bahan baku, produk serta distribusi produk yang berbeda pada setiap industri
rumah tangga makanan ringan Desa Randugunting
Sasaran:
Mengidentifikasi letak dan karakteristik non fisik di Desa Randugunting, meliputi kependudukan, mata pencaharian
penduduk dan sosial-budayanya.
Mengidentifikasi jumlah industri rumah tangga makanan ringan di Desa Randugunting serta letaknya.
Mengidentifikasi jumlah tenaga kerja pada industri makanan ringan di Desa Randugunting.
Mengidentifikasi asal bahan baku pada industri makanan ringan di Desa Randugunting.
Mengidentifikasi produk hasil kegiatan industri makanan ringan di Desa Randugunting.
Mengidentifikasi daerah pemasaran industri makanan ringan Desa Randugunting.
Data Primer:
Observasi
Data Sekunder:
Wawancara
Kantor Desa
Kuesioner
Pengumpulan Data
Pos Daya
BPS Kab Semarang
Letak dan
karakteristik
non fisik Desa
Randugunting
Jumlah industri
rumah tangga
makanan
ringan Desa
Randugunting
Jumlah tenaga
kerja industriindustri
makanan ringan
Desa
Randugunting
Bahan baku
proses
kegiatan
industri
makanan
ringan
Produk-produk
yang dihasilkan
industri
makanan ringan
Desa
Randugunting
Distribusi
produk industri
makanan
ringan Desa
Randugunting
Analisis jumlah tenaga kerja, asal bahan baku, produk serta distribusi produk industri rumah tangga makanan
ringan
1.6
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan desain survei terdiri dari lima bab yaitu pendahuluan,
kajian teori, karakteristik Desa Randugunting, metode penyusunan dan
manajemen pelaksanaan.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang yang menjelaskan secara singkat hal yang
melatarbelakangi dilakukannya kegiatan survei ini, rumusan masalah, tujuan dan
sasaran, ruang lingkup yang terdiri dari ruang lingkup materi dan ruang lingkup
wilayah, kerangka pikir dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN TEORI
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1
Definisi Industri
Menurut Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang perindutrian,
industri merupakan seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku
dan/atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang
mempunyai nilai tambah atau menfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri.
Sedangkan pengertian kawasan industri menurut Undang-Undang Nomor 3 tahun
2014 tentang perindustrian adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri
yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan
dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri.
Kawasan industri menurut Keputusan Presiden Nomor 53 tahun 1989
tentang Kawasan industri, Pasal 1 menyebutkan bahwa kawasan industri adalah
kawasan tempat pemusatan kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan
prasarana, sarana dan fasilitas penunjang lainnya yang disediakan dan dikelola
oleh Perusahaan Kawasan Industri.
Selanjutnya Unido (1978 : 6) mendefinisikan Kawasan Industri (Industrial
Estates) adalah sebidang lahan yang dipetak-petak sedemikian rupa sesuai dengan
rancangan menyeluruh, dilengkapi dengan jalan, kemudahan-kemudahan umum
(public utilities) dengan atau tanpa bangunan pabrik, yang diperuntukkan bagi
pengarahan industri dan dikelola secara khusus (full timer). Dalam kawasan
Industri akan dibagi menjadi zona industri dan area industri. Dalam kawasan
indsutri, zona industri dan area industri terbagi 3 (tiga) unsur utama kegiatan
produksi yaitu : modal (investasi), tenaga kerja (wiraswasta), pengusaha
(wiraswasta) di bidang investasi; ketiganya dapat mengubah struktur ekonomi
daerah menjadi lebih industrial dan produktif.
Dalam hal pembangunan industri, khususnya pengembangan kawasan
industri (dimana keterkaitan pada suatu lokasi agak terbatas), maka permasalahan
pokoknya adalah lokasi mana atau penetapan pengembangan gugusan mana yang
menjanjikan pemanfaatkan regional terbaik. Sasaran dari strategi ini adalah:
1. Menciptakan tata ruang kegiatan pengembangan yang seimbang terutama
untuk menjangkau wilayah-wilayah potensial baru;
2. Pada waktu yang sama membuka peluang partisipasi masyarakat setempat.
2.2
Klasifikasi Industri
Industri dapat digolongkan berdasarkan beberapa kelompok komoditas,
berdasarkan skala usaha dan berdasarkan hubungan antara produknya.
Pengolongan yang paling universal ialah berdasarkan International Standard of
Industrial Clasifcation (ISIC). Pengolongan menurut ISIC ini didasarkan atas
pendekatan kelompok komoditas, yang secara garis besar dibedakan kepada
sembilan golongan sebagaimana tercantum di bawah ini (Dumairy, 1996).
ISIC 31
: Industri makanan, minuman dan tembakau.
ISIC 32
: Industri tekstil, pakaian jadi dan kulit.
ISIC 33
: Industri kayu dan barang dari kayu, termasuk perabot rumah
tanga.
ISIC 34
: Industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan penerbitan.
ISIC 35
: Industri kimia dan barang dari kimia, minyak bumi, batu bara,
karet dan plastik.
ISIC 36
: Industri barang galian bukan logam, kecuali minyak bumi dan
batu bara.
ISIC 37
: Industri logam dasar.
ISIC 38
: Industri barang dari logam, mesin dan peralatanya.
ISIC 39
: Industri pengolahan lainya.
Departemen Perindustrian dan Perdagangan dalam menilai keberhasilan
industri kecil mengunakan kriteria jumlah angkatan kerja, produksi dan jumlah
penjualan. Hal ini didasarkan pada sifat industri kecil tersebut yang umumnya
padat karya, sehinga dengan adanya pertambahan angkatan kerja dan jumlah
produksi atau penjualan berarti ndustri kecil tersebut mampu bertahan pada
lingkungan.
Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (2007) industri diklasifikasikan
sebagai berikut:
1. Industri kerajinan rumah tanga yang mempunyai 1-4 karyawan.
2. Industri kecil rumah tanga yang mempunyai 5-19 karyawan.
3. Industri sedang rumah tanga yang mempunyai 20-99 karyawan.
4. Industri besar rumah tanga yang mempunyai 100 karyawan lebih.
Berdasarkan klasifikasi industri menurut BPS (2007), berikut penjelasannya
lebih lanjut.
1. Industri Rumah Tangga
Industri rumah tangga yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja
kurang dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat
terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau
pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota
keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/
tahu, dan industri makanan ringan.
2. Industri Kecil
Industri kecil yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5
sampai 19 orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative
kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada
hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan industri
pengolahan rotan.
3. Industri Sedang
Industri sedang yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20
sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup
besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan
memiliki kemapuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri
bordir, dan industri keramik.
4. Industri Besar
Industri besar yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100
orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara
kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki
keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemapuan
dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri mobil,
industri besi baja, dan industri pesawat terbang.
2.3
2.4
Teori Pemasaran
Pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus
barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan maksud
untuk menciptakan permintaan efektif (Hasyim, 1994). Dalam pemasaran terjadi
suatu aliran barang dari produsen ke konsumen dengan melibatkan lembaga
perantara pemasaran. Seluruh lembaga perantara pemasaran memegang peranan
yang sangat penting dalam menentukan saluran pemasaran, karena jika terdiri dari
rantai pemasaran yang panjang, maka biaya pemasaran yang dikeluarkan menjadi
lebih besar.
Menurut Assauri (1996), pemasaran mempunyai peranan yang sangat
penting dalam pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan, karena pemasaran
merupakan pintu terdepan untuk mengalirnya dana kembali ke dalam perusahaan.
Kelancaran masuknya kembali dana dari hasil operasi perusahaan sangat
ditentukan oleh bidang pemasaran. Pencapaian keuntungan usaha perusahaan
sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan memasarkan produk perusahaan
dengan harga yang menguntungkan.
BAB III
KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI
3.3.1. Letak Dan Kondisi Geografis
Desa Randugunting merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan
Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa tengah. Adapun batas-batas Desa
Randugunting adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara
: Desa Jatijajar
Sebelah Selatan
: Desa Harjosari
Sebelah Timur
: Desa Lemah Ireng
Sebelah Barat
: Desa Samban
Desa Randugunting memiliki topografi daerah perbukitan atau dataran
tinggi dengan ketinggian tanah 350 m dari permukaan laut. Dengan letak
ketinggian seperti itu maka secara umum Desa Randugunting memiliki iklim yang
sejuk dengan keadaan suhu rata rata 29C. Desa Randugunting mempunyai luas
wilayah 1.078.500.00 m2 yang terdiri dari 2 RT dan 13 RW. Desa Randugunting
merupakan salah satu desa yang memiliki beberapa industri-industri rumah tangga
khususnya industri dalam produksi makanan ringan.
3.3.2. Keadaan Umum Wilayah Studi
3.2.1 Kependudukan
Pesatnya perkembangan industry di Desa Randugunting, Kecamatan
Bergas telah mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi penduduknya.
Berdasarkan data dari Kantor Desa Randugunting dalam angka, terlihat bahwa
mayoritas penduduk adalah sebagai pengusaha home industry terutama bagi ibu
rumah tangga. Jumlah penduduk keseluruhan di Desa Randugunting berkisar 2417
orang, dari laki-laki berjumlah 99 orang dan wanita berjumlah 1421 orang.
3.2.2. Sosial Budaya
Visi dan misi salah satu dari Desa Randugunting adalah melestarikan seni
dan budaya. Kesenian Jaran Kepang adalah kesenian yang terkenal di Desa
Randugunting. Kesenian Jaran Kepang di desa randu gunting ini bernama BUDI
UTOMO. Nama BUDI UTOMO berasal dari nama 4 ekor kuda lumping atau
ebleknya, yaitu Budi, Utomo, Trimo, dan Lutung. Dahulu kesenian Jaran Kepang
ini, dimainkan dengan menggunakan 3 alat musik saja yaitu angklung, kendang,
dan bendi. Namun seiring berjalannya zaman, alat musiknya pun bertambah lebih
modern. alat musik angklung tidak digunakan kembali dalam kesenian ini.
Kesenian Jaran kepang di desa Randu Gunting sudah memliki perizinan
dari Departemen Pariwisata. Sampai dengan sekarang kesenian Jaran Kepang
Budi Utomo diketuai oleh Alex arifin, yang memimpin 6-10 orang pemain bahkan
sampai dengan 16 orang pemain. Kesenian Jaran Kepang Budi Utomo ini pernah
tampil di Boyolali Pudak Payung, pernah juga ikut berbagai festival, dan pernah
memecahkan rekor memainkan Jaran Kepang selama 30 jam. Biasanya Kesenian
Jaran Kepang ditampilkan pada saat tahun baru Hijriah, dan Agustusan. Untuk
melakukan pemesanan untuk tampil, pihak Jaran Kepang Budi Utomo memasang
syarat-syarat tertentu dan untuk biaya pemesanan pada saat ini pihak Jaran
Kepang Budi Utomo mematok harga 2,5 Jt untuk sekali tampil.
3.2.3. Mata Pencaharian
Dari jumlah penduduk di Desa Randugunting di Kecamatan Bergas,
terdapat mata pencaharian bermacam-macam. Mata pencaharian diantaranya,
sebagai petani berjumlah 31 orang, buruh tani berjumlah 7 orang, pengusaha
berjumlah 5 orang, buruh industry berjumlah 367, buruh bangunan berjumlah 17
orang, pedagang berjumlah 9 orang, angkutan berjumlah 10 orang, PNS/BRI
berjumlah 33 orang.
Gambar III.1
Persentasi Mata Pencaharian Penduduk Desa Randugunting
3.3
Karakteristik Industri Rumah Tangga Makanan Ringan
3.3.1. Modal
Usaha industri selalu beraitan dengan barang yang bernilai ekonomis
sehingga faktor modal merupakan salah satu produksi yang utama demi
kelancaran industri yang diusahakan. Beberapa industri kadang-kadang
membutuhkan modal yang sangat besar, sehingga hanya perusahaan-perusahaan
besar yang dapat memberikan atau menyediakan modalnya. Asal atau sumber
modal yang dimiliki oleh para pengusaha industri rumah tangga di Desa
Randugunting Kecamatan Bergas dalam tabel berikut ini:
Tabel III.1
Asal/Sumber Modal IRT Makanan Ringan Desa Randugunting Kecamatan
Bergas
NO
Asal/Sumber Modal
1 Modal Sendiri
2 Pinjaman Keluarga
Jumlah
Pengusaha
1
2
3
BAB IV
METODOLOGI
Pelaksanaan survey terdiri dari tahap persiapan, tahap pengumpulan data,
dan tahap analisis.
4.1
Tahap Persiapan
4.2
Tabel IV.I
Kebutuhan Data
Jenis Data
Tahu
n
Data
Sumber Data
Deskripti
f dan
tabulasi
Sekunder
2013
Desa
Randugunti
ng
Tabulasi
Primer
Desa
Randugunti
Tabulasi
No.
Nama Data
Manfaat / Tujuan
Unit Data
Bentuk
Data
Letak dan
karakteristik non
fisik Desa
Randugunting
meliputi
kependudukan
,mata pencaharian
penduduk, sosialbudaya,
Kondisi
perindustrian
(industri makanan
ringan) di Desa
Randugunting
meliputi kondisi
tempat produksi,
kinerja tenaga
kerja, kualitas
produk yang
dihasilkan, dan
jenis sampaj/limbah
yang dihasilkan
Jumlah industri
rumah tangga
Mengetahui profil
Desa Randugunting
meliputi letak dan
karakteristik,
kependudukan, mata
pencaharian
penduduk dan sosialbudaya
Desa
Randugunti
ng
Mengetahui kondisi
perindustrian
(industri makanan
ringan) di Desa
Randugunting
meliputi kondisi
tempat produksi,
kinerja tenaga kerja,
kualitas produk yang
dihasilkan, dan jenis
sampaj/limbah yang
dihasilkan
Mengetahui jumlah
dan persebaran
Kantor Desa
Pos Daya
Telaah
dokumen
2014
Industri terkait
Observasi
2013
Telaah
dokumen
Sekunder
Cara
Pengumpula
n data
Kantor Desa
Pos Daya
No.
Nama Data
Manfaat / Tujuan
Unit Data
(industri makanan
ringan) Desa
Randugunting
industri rumah
tangga (industri
makanan ringan) di
Desa Randugunting
Mengetahui
penyerapan tenaga
kerja industri-industri
rumah tangga
(industri makanan
ringan) Desa
Randugunting
ng
Penyerapan tenaga
kerja industriindustri rumah
tangga (industri
makanan ringan)
Desa Randugunting,
meliputi jumlah,
asal tenaga kerja
dan lain
sebagainya.
Asal bahan baku
proses kegiatan
industri rumah
tangga (industri
makanan ringan)
Desa Randugunting
Mengetahui asal
bahan baku industri
rumah tangga
(industri makanan
ringan) di Desa
Randugunting
Desa
Randugunti
ng
Desa
Randugunti
ng
Jenis Data
Tahu
n
Data
Sumber Data
Tabulasi
Sekund
er
2013
Pos Daya
Deskripti
f
2014
-
Primer
Pemilik industri
rumah tangga
Bentuk
Data
Deskripti
f
Primer
2014
Pemilik industri
rumah tangga
Cara
Pengumpula
n data
Telaah
dokumen
Kuesioner
Wawancara
No.
Nama Data
Manfaat / Tujuan
Unit Data
Produk-produk yang
dihasilkan industri
rumah tangga
(industri makanan
ringan) Desa
Randugunting
Distribusi produk
industri rumah
tangga (industri
makanan ringan)
Desa Randugunting
Mengetahui produk
yang dihasilkan oleh
industri rumah
tangga (industri
makanan ringan) di
Desa Randugunting
Mengetahui
pemasaran/distribusi
produk industri
rumah tangga
(industri makanan
ringan) Desa
Randugunting
Desa
Randugunti
ng
Desa
Randugunti
ng
Jenis Data
Tahu
n
Data
Deskripti
f
Primer
2014
Pemilik industri
rumah tangga
Deskripti
f
Primer
2014
Pemilik industri
rumah tangga
Bentuk
Data
Sumber Data
Cara
Pengumpula
n data
Wawancara
Kuesioner
Wawancar
a
BAB V
MANAJEMEN PELAKSANAAN
5.1
Jadwal kegiatan survey terbagi dalam jadwal teknik survey dan jadwal
kegiatan lapangan.
5.1.1 Jadwal Teknik Survey
Rencana kegiatan teknik survey merupakan tahapan yang dilakukan dalam
perkuliahan teknik survey dan dasar tata ruang samapai pelaksanaan survey.
Rencana kegiatan teknik survey dan dasar tata ruang disusun dalam bentuk
timeline, yaitu sebagai berikut:
Tabel V.1
Timeline Teknik Survey
No
Kegiatan
Penjelasan kerangka
acuan
2
Pembentukan kelompok
Menentukan Wilayah
3
Studi
Pendeskripsian wilayah
4
studi secara umum
Membuat peta dasar
5
wilayah studi
Identifikasi wilayah
6
studi
Merancang desain
7
survey
Membuat table
8
kebutuhan data sekunder
Membuat table
9
kebutuhan data primer
Membuat form
10
wawancara, kuosioner
Pengumpulan data
11 primer observasi dan
persiapan survey
Membuat rancangan
12
teknik sampling
Mengurus surat
13
perijinan
Menyelesaikan Desain
14
Survey
Survey Lapangan
1
September
1
2 3 4
Oktober
1 2 3 4
November
1 2 3 4
Desember
1 2 3 4
No
Kegiatan
September
2 3 4
Oktober
2 3 4
November
2 3 4
Desember
2 3 4
5.1.2
Hari/
Tanggal
Senin/3
Novembe
r 2014
Selasa/4
Novembe
r 2014
Waktu
Kegiatan
Lokasi
Perangkat
Target
09.0011.00
Pengambilan
data instansi
Kantor
Kelurahan
Randugunting
Alat tulis
dan Kamera
14.0015.30
Wawancara 1
Industri 1
Alat tulis,
kamera dan
recorder
16.3017.30
Kuisioner 1
(pemilik dan
buruh
industri)
Industri 1
Alat tulis,
kamera dan
recorder
19.0022.00
09.0011.00
Kompilasi
data
Wawancara 2
Penginapan
Alat tulis
dan laptop
Alat tulis
dan Kamera
Data
kependudukan,
mata pencaharian
dan sosial budaya
Jumlah tenaga
kerja, bahan baku
industri, produk
yang dihasilkan dan
wilayah pemasaran
produk
Jumlah tenaga
kerja, bahan baku
industri, produk
yang dihasilkan dan
wilayah pemasaran
produk
Penyusunan data
lapangan
Jumlah tenaga
kerja, bahan baku
industri, produk
yang dihasilkan dan
wilayah pemasaran
produk
Industri 2
Penanggung
Jawab
Yuli
Indriyani
Desita
Fathimah
Aziz
Marihot
Joseph
Gunawan
Suci Dwi
Ramadhani
Rezky Indah
Cahya
Mentari
Hari/
Tanggal
Rabu/5
Novembe
r 2014
Waktu
Kegiatan
14.0015.30
Kuisioner 2
(pemilik dan
buruh
industri)
19.0022.00
09.0011.00
Lokasi
Perangkat
Target
Industri 2
Alat tulis,
kamera dan
recorder
Kompilasi
data
Wawancara 3
Penginapan
Alat tulis
dan laptop
Alat tulis
dan Kamera
14.0015.30
Kuisioner 3
(pemilik dan
buruh
industri)
Industri 3
Alat tulis,
kamera dan
recorder
19.0022.00
Penyusunan
data
Penginapan
Alat tulis
dan laptop
Jumlah tenaga
kerja, bahan baku
industri, produk
yang dihasilkan dan
wilayah pemasaran
produk
Penyusunan data
lapangan
Jumlah tenaga
kerja, bahan baku
industri, produk
yang dihasilkan dan
wilayah pemasaran
produk
Jumlah tenaga
kerja, bahan baku
industri, produk
yang dihasilkan dan
wilayah pemasaran
produk
Penyusunan data
lapangan
Industri 3
Penanggung
Jawab
Luthfi
Anggara
Atmaguita
Suci Dwi
Ramadhani
Venny
Belfara
Zuhhut
Manila D
Suci Dwi
Ramadhani
5.2
Struktur Organisasi
Ketua
Sekretaris
Bendahara
Editor
Koordinator Peta
Koordinator Pengumpulan Data
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. Kabupaten Semarang Dalam Angka 2013. Semarang: BPS,
2014.
Anonim.