Anda di halaman 1dari 26

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................... 1
BAB I.................................................................................................. 3
PENDAHULUAN................................................................................... 3
1.1

Latar Belakang....................................................................3

1.2

Rumusan Masalah...............................................................3

1.3

Tujuan dan Sasaran.............................................................4

1.4

Ruang Lingkup.....................................................................4

1.4.1
Ruang Lingkup
Wilayah.................5
1.4.2

Ruang Lingkup Materi...................................................5

1.5

Kerangka Pikir.....................................................................6

1.6

Sistematika Penulisan.........................................................7

BAB II................................................................................................. 8
KAJIAN TEORI...................................................................................... 8
2.1

Definisi Industri......................................................................8

2.2

Klasifikasi Industri...................................................................8

2.3

Karakteristik Usaha Kecil......................................................10

2.4

Teori Pemasaran...................................................................11

BAB III.............................................................................................. 12
KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI.......................................................12
3.1

Letak Dan Kondisi Geografis....................................................12

3.2

Keadaan Umum Wilayah Studi.................................................12

3.2.1 Kependudukan..................................................................12
3.2.2. Sosial Budaya....................................................................12
3.2.3. Mata Pencaharian..............................................................13

3.3

Karakteristik Industri Rumah Tangga Makanan Ringan............13

3.3.1. Modal................................................................................ 13
3.3.2. Bahan Baku.......................................................................14
3.3.3. Proses Produksi.................................................................14
3.3.4. Tenaga Kerja......................................................................14
3.3.5. Pemasaran........................................................................14
BAB IV.............................................................................................. 16
METODOLOGI................................................................................... 16
4.1

Tahap Persiapan.......................................................................16

4.2

Tahap Pengumpulan Data........................................................16

BAB V............................................................................................... 22
MANAJEMEN PELAKSANAAN.............................................................22
5.1

Jadwal Kegiatan Survey...........................................................22

5.1.1 Jadwal Teknik Survey.........................................................22


5.1.2 Jadwal Kegiatan Lapangan................................................23
5.2

Struktur Organisasi..................................................................24

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................25

BAB I
PENDAHULUAN
i.

Latar Belakang
Menurut Badan Pusat Statistik (2008) industri mempunyai dua pengertian.
Pengertian secara luas, industri mencakup semua usaha dan kegiatan di bidang
ekonomi bersifat produktif. Dalam pengertian secara sempit, industri hanyalah
mencakup industri pengolahan yaitu suatu kegiatan ekonomi yang melakukan
kegiatan mengubah suatu barang dasar mekanis, kimia, atau dengan tangan
sehingga menjadi barang setengah jadi dan atau barang jadi, kemudian barang
yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih nilainya dan sifatnya lebih
kepada pemakaian akhir.
Industri di Indonesia dapat digolongkan kedalam beberapa macam
kelompok, yaitu industri besar, industri sedang, industri kecil, dan industri rumah
tangga atau biasa disebut home industry. Industri rumah tangga yaitu industri yang
menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang. Ciri industri ini memiliki
modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan
pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau
anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri
tempe/tahu, dan industri makanan ringan. (Ghozaliq, 2013).
Dalam penulisan desain survei ini, lokasi studi yang diambil adalah Desa
Randugunting, Kecamatan Bergas. Melalui pertimbangan beberapa alasan,
seperti: perkembangan industri rumah tangga makanan ringan yang maju. Terlebih
semenjak dibentuknya unit instansi baru di bawah pengawasan Kantor Desa yang
menampung segala macam kegiatan industri rumah tangga, industri kecil dan
ketrampilan warga Desa Randugunting yang bernama Pos Daya.
Kemajuan industri rumah tangga makanan ringan di Desa Randugunting
terlihat dari beragamnya jenis usaha makanan ringan yang digeluti oleh warga
desa mulai dari tahu, tempe, kerupuk, dan sebagainya. Karakteristik masyarakat
Indonesia yang suka berkuliner membuat industri rumah tangga makanan ringan
di Desa Randugunting berkembang karena sifat produknya (makanan ringan)
yang mudah terjual. Sehingga banyak orang berpikir untuk membuka usaha di
bidang makanan ringan. Selain itu tahapan proses pembuatan makanan ringan
tidaklah susah dengan bahan baku yang mudah ditemukan dan alat produksi yang
sederhana.

ii.

Rumusan Masalah
Perkembangan industri di Kabupaten Semarang sangatlah pesat. Hal ini
dikarenakan pembangunan jalan tol Semarang-Solo, sehingga mengakibatkan
meningkatnya jumlah kendaraan baik kendaraan umum maupun pribadi yang

berlalu lalang di jalan tersebut. Mulai dari industri rumah tangga, industri kecil,
industri menengah dan industri besar ada disana.
Kecamatan Bergas salah satunya, terkenal dengan industri besar yang terletak
di pinggiran jalan protokol nasional, Jl. Soekarno-Hatta. Namun dibalik fenomena
tersebut, industri rumah tangga di Kecamatan Bergas juga tak kalah
perkembangannya. Desa Randugunting merupakan desa dengan jumlah rumah
tangga industri yang cukup banyak dan pemberdayaan akan industri rumah tangga
tersebut saat ini sedang gencar dikembangkan. Rumah tangga industri di Desa
Randugunting mengolah bahan baku yang berbeda-beda sehingga menghasilkan
berbagai macam produk seperti kerupuk, tahu, sapu, makanan ringan, dan lainlain. Oleh karena itu perlu adanya pengindentifikasian terhadap industri rumah
tangga makanan ringan.
iii.

iv.

Tujuan dan Sasaran


Tujuan dan sasaran dari laporan ini adalah sebagai berikut.
1. Tujuan
Tujuan dari laporan ini adalah untuk mengidentifikasi industri rumah
tangga makanan ringan di Desa Randugunting.
2. Sasaran
Sasaran yang dituju dalam pembuatan laporan ini adalah sebagai
berikut.
a. Mengidentifikasi letak dan karakteristik non fisik di Desa
Randugunting, meliputi kependudukan, mata pencaharian penduduk
dan sosial-budayanya.
b. Mengidentifikasi jumlah industri rumah tangga makanan ringan di
Desa Randugunting serta letaknya.
c. Mengidentifikasi jumlah tenaga kerja pada industri makanan ringan
di Desa Randugunting.
d. Mengidentifikasi asal bahan baku pada industri makanan ringan di
Desa Randugunting.
e. Mengidentifikasi produk hasil kegiatan industri makanan ringan di
Desa Randugunting.
f. Mengidentifikasi daerah pemasaran industri makanan ringan Desa
Randugunting.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup merupakan batasan dari wilayah studi yang akan ditinjau.
Ruang lingkup yang dibahas pada laporan ini yaitu ruang lingkup wilayah dan
ruang lingkup materi.
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah dalam laporan ini terbagi atas ruang lingkup
wilayah makro dan ruang lingkup wilayah mikro.

A. Ruang Lingkup Wilayah Makro


Ruang lingkup makro mencakup wilayah Kecamatan Bergas,
Kabupaten Semarang. Luas wilayah Kecamatan Bergas, Kabupaten
Semarang yaitu seluas 4733,10 Ha dengan memiliki 9 desa, 4 kelurahan,
82 RW dan 389 RT. Adapun batas-batas administrasi Kecamatan Bergas
adalah sebagai berikut (peta terlampir):
Timur
: Kecamatan Pringapus
Utara
: Kecamatan Ungaran Barat dan Kecamatan Ungaran Timur
Selatan
: Kecamatan Bawen dan Kecamatan Bandungan
Barat
: Kecamatan Bandungan, Ungaran Barat dan Kabupaten
Kendal
B. Ruang Lingkup Wilayah Mikro
Ruang lingkup mikro mencakup Desa Randugunting, Kecamatan
Bergas, Kabupaten Semarang. Luas wilayah Desa Randugunting yaitu
seluas 1.078.500.00 m2 dan terdiri atas 2 RW dan 13 RT. Adapun batasbatas Desa Randugunting adalah sebagai berikut (peta terlampir):
Utara
: Desa Jatijajar
Selatan
: Desa Harjosari
Timur
: Desa Lemah Ireng
Barat
: Desa Samban
1.4.2 Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi pada laporan ini membahas industri rumah tangga
makanan ringan, serta bahasan mengenai tenaga kerjanya, asal bahan baku dan
daerah pemasaran produk. Dalam penyusunan laporan ini metode penyusunan
data yang digunakan yaitu metode pengumpulan data literatur internet, survei
lapangan dan mengumpulkan data yang bersumber dari Kantor Desa, Pos Daya
dan BPS Kabupaten Semarang serta responden wawancara dan kuesioner yaitu
pemilik industri rumah tangga makanan ringan dan karyawannya.

1.5

Kerangka Pikir
Latar Belakang:
Beragam industri rumah tangga makanan ringan

Wilayah Studi:
Desa Randugunting, Kecamatan Bergas

Tujuan:
Mengidentifikasi industri rumah tangga makanan ringan di Desa Randugunting
Keberadaan industri rumah tangga makanan ringan yang beragam di Desa Randugunting

Rumusan Masalah:
Adanya jumlah tenaga kerja, asal bahan baku, produk serta distribusi produk yang berbeda pada setiap industri
rumah tangga makanan ringan Desa Randugunting

Sasaran:
Mengidentifikasi letak dan karakteristik non fisik di Desa Randugunting, meliputi kependudukan, mata pencaharian
penduduk dan sosial-budayanya.
Mengidentifikasi jumlah industri rumah tangga makanan ringan di Desa Randugunting serta letaknya.
Mengidentifikasi jumlah tenaga kerja pada industri makanan ringan di Desa Randugunting.
Mengidentifikasi asal bahan baku pada industri makanan ringan di Desa Randugunting.
Mengidentifikasi produk hasil kegiatan industri makanan ringan di Desa Randugunting.
Mengidentifikasi daerah pemasaran industri makanan ringan Desa Randugunting.
Data Primer:
Observasi
Data Sekunder:
Wawancara
Kantor Desa
Kuesioner
Pengumpulan Data
Pos Daya
BPS Kab Semarang

Letak dan
karakteristik
non fisik Desa
Randugunting

Jumlah industri
rumah tangga
makanan
ringan Desa
Randugunting

Jumlah tenaga
kerja industriindustri
makanan ringan
Desa
Randugunting

Bahan baku
proses
kegiatan
industri
makanan
ringan

Produk-produk
yang dihasilkan
industri
makanan ringan
Desa
Randugunting

Distribusi
produk industri
makanan
ringan Desa
Randugunting

Analisis jumlah tenaga kerja, asal bahan baku, produk serta distribusi produk industri rumah tangga makanan
ringan

1.6

Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan desain survei terdiri dari lima bab yaitu pendahuluan,
kajian teori, karakteristik Desa Randugunting, metode penyusunan dan
manajemen pelaksanaan.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang yang menjelaskan secara singkat hal yang
melatarbelakangi dilakukannya kegiatan survei ini, rumusan masalah, tujuan dan
sasaran, ruang lingkup yang terdiri dari ruang lingkup materi dan ruang lingkup
wilayah, kerangka pikir dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang landasan-landasan teoritis yang dipakai


sebagai pedoman dasar dalam melakukan kegiatan survei.
BAB III KARAKTERISTIK DESA RANDUGUNTING
Bab ini berisi karakteristik wilayah studi Desa Randugunting meliputi
letak dan karakteristik Desa Randugunting serta aspek non fisik berupa
kependudukan, mata pencaharian dan sosial-budaya.
BAB IV METODE PENYUSUNAN
Bab ini menjelaskan berbagai metode/cara yang akan digunakan untuk
mendukung kegiatan survei, meliputi: tahap persiapan, tahap pendekatan, dan
tahap pengumpulan data.
BAB V MANAJEMEN PELAKSANAAN
Bab ini menjelaskan jadwal waktu kegiatan dari awal sampai akhir
tersusunnya laporan seperti jadwal survei lapangan, alokasi dan mobilisasi
personel, organisasi kerja seperti struktur organisasi, kode etik, standar-standar
kerja, dan manajemen pelaksanaan.

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1

Definisi Industri
Menurut Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang perindutrian,
industri merupakan seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku
dan/atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang
mempunyai nilai tambah atau menfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri.
Sedangkan pengertian kawasan industri menurut Undang-Undang Nomor 3 tahun
2014 tentang perindustrian adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri

yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan
dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri.
Kawasan industri menurut Keputusan Presiden Nomor 53 tahun 1989
tentang Kawasan industri, Pasal 1 menyebutkan bahwa kawasan industri adalah
kawasan tempat pemusatan kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan
prasarana, sarana dan fasilitas penunjang lainnya yang disediakan dan dikelola
oleh Perusahaan Kawasan Industri.
Selanjutnya Unido (1978 : 6) mendefinisikan Kawasan Industri (Industrial
Estates) adalah sebidang lahan yang dipetak-petak sedemikian rupa sesuai dengan
rancangan menyeluruh, dilengkapi dengan jalan, kemudahan-kemudahan umum
(public utilities) dengan atau tanpa bangunan pabrik, yang diperuntukkan bagi
pengarahan industri dan dikelola secara khusus (full timer). Dalam kawasan
Industri akan dibagi menjadi zona industri dan area industri. Dalam kawasan
indsutri, zona industri dan area industri terbagi 3 (tiga) unsur utama kegiatan
produksi yaitu : modal (investasi), tenaga kerja (wiraswasta), pengusaha
(wiraswasta) di bidang investasi; ketiganya dapat mengubah struktur ekonomi
daerah menjadi lebih industrial dan produktif.
Dalam hal pembangunan industri, khususnya pengembangan kawasan
industri (dimana keterkaitan pada suatu lokasi agak terbatas), maka permasalahan
pokoknya adalah lokasi mana atau penetapan pengembangan gugusan mana yang
menjanjikan pemanfaatkan regional terbaik. Sasaran dari strategi ini adalah:
1. Menciptakan tata ruang kegiatan pengembangan yang seimbang terutama
untuk menjangkau wilayah-wilayah potensial baru;
2. Pada waktu yang sama membuka peluang partisipasi masyarakat setempat.
2.2

Klasifikasi Industri
Industri dapat digolongkan berdasarkan beberapa kelompok komoditas,
berdasarkan skala usaha dan berdasarkan hubungan antara produknya.
Pengolongan yang paling universal ialah berdasarkan International Standard of
Industrial Clasifcation (ISIC). Pengolongan menurut ISIC ini didasarkan atas
pendekatan kelompok komoditas, yang secara garis besar dibedakan kepada
sembilan golongan sebagaimana tercantum di bawah ini (Dumairy, 1996).
ISIC 31
: Industri makanan, minuman dan tembakau.
ISIC 32
: Industri tekstil, pakaian jadi dan kulit.
ISIC 33
: Industri kayu dan barang dari kayu, termasuk perabot rumah
tanga.
ISIC 34
: Industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan penerbitan.
ISIC 35
: Industri kimia dan barang dari kimia, minyak bumi, batu bara,
karet dan plastik.
ISIC 36
: Industri barang galian bukan logam, kecuali minyak bumi dan
batu bara.
ISIC 37
: Industri logam dasar.

ISIC 38
: Industri barang dari logam, mesin dan peralatanya.
ISIC 39
: Industri pengolahan lainya.
Departemen Perindustrian dan Perdagangan dalam menilai keberhasilan
industri kecil mengunakan kriteria jumlah angkatan kerja, produksi dan jumlah
penjualan. Hal ini didasarkan pada sifat industri kecil tersebut yang umumnya
padat karya, sehinga dengan adanya pertambahan angkatan kerja dan jumlah
produksi atau penjualan berarti ndustri kecil tersebut mampu bertahan pada
lingkungan.
Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (2007) industri diklasifikasikan
sebagai berikut:
1. Industri kerajinan rumah tanga yang mempunyai 1-4 karyawan.
2. Industri kecil rumah tanga yang mempunyai 5-19 karyawan.
3. Industri sedang rumah tanga yang mempunyai 20-99 karyawan.
4. Industri besar rumah tanga yang mempunyai 100 karyawan lebih.
Berdasarkan klasifikasi industri menurut BPS (2007), berikut penjelasannya
lebih lanjut.
1. Industri Rumah Tangga
Industri rumah tangga yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja
kurang dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat
terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau
pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota
keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/
tahu, dan industri makanan ringan.
2. Industri Kecil
Industri kecil yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5
sampai 19 orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative
kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada
hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan industri
pengolahan rotan.
3. Industri Sedang
Industri sedang yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20
sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup
besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan
memiliki kemapuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri
bordir, dan industri keramik.
4. Industri Besar
Industri besar yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100
orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara
kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki
keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemapuan

dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri mobil,
industri besi baja, dan industri pesawat terbang.
2.3

Karakteristik Usaha Kecil


Menurut Smeru (203), terdapat beberapa pengertian usaha kecil yang
diberikan oleh beberapa lembaga, antara lain:
1. BPS. Industri kerajinan rumah tanga yaitu perusahan/usaha industri
pengolahan yang mempunyai pekerja 1-4 orang, sedangkan industri kecil
mempekerjakan 5-19 orang.
2. Departemen Perindustrian dan Perdagangan: Industri-Dagang Mikro
adalah industri-perdagangan yang mempunyai tenaga kerja 1-4 orang.
3. Departemen Keuangan: Usaha mikro adalah usaha produktif milk keluarga
atau perorangan WNI yang memilki hasil penjualan paling banyak Rp.
10.00.00 per tahun, sedangkan usaha kecil memilki hasil penjualan paling
banyak Rp. 1 milyar per tahun.
4. Kantor Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah: Usaha
mikro dan usaha kecil adalah suatu badan usaha milk WNI baik
perorangan maupun berbadan hukum yang memiliki kekayaan bersih
(tidak termasuktanah dan bangunan) sebanyak-banyaknya Rp. 200 juta dan
atau mempunyai omzet/nilai output atau hasil penjualan rata-rata per tahun
sebanyakbanyaknya Rp. 1 milyar dan usaha tersebut berdiri sendiri.
5. Komite Penanggulangan Kemiskinan Nasional. Pengusaha mikro adalah
pemilik atau pelaku kegiatan usaha skala mikro di semua sektor ekonomi
dengan kekayaaan di luar tanah dan bangunan maksimum Rp. 25 juta.
6. ADB: Usaha mikro adalah usaha-usaha non-pertanian yang
mempekerjakan kurang dari 10 orang termasuk pemilik usaha dan anggota
keluarga. SK Menteri Keuangan RI No. 40/KMK.06/2003. 12 ADB
Report, Lembaga penelitian SMERU, Desember 2003.
7. USAID: Usaha mikro adalah kegiatan bisnis yang mempekerjakan
maksimal 10 orang pegawai termasuk anggota keluarga yang tidak
dibayar. Kadangkalahanya melibatkan 1 orang, yaitu pemilik yang
sekaligus menjadi pekerja. Kepemilikan aset dan pendapatannya terbatas.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat dibatasi pengertian usaha
kecil mikro yaitu: Usaha non pertanian (termasuk peternakan dan
perikanan) yang mempekerjakan paling banyak 10 pekerja, termasuk
pemilik usaha dan anggota keluarga, memiliki hasil penjualan paling
banyak Rp. 100 juta per tahun, dan mempunyai aset di luar tanah dan
bangunan paling banyak Rp. 25 juta. Berdasarkan penjelasan tersebut
dapat disimpulkan bahwa usaha kecil memiliki cakupan yang tidak besar,
baik untuk jumlah pekerja, jenis usaha, jumlah penjualan dan kepemilikan
atas kekayaan yang terbatas.

2.4

Teori Pemasaran
Pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus
barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan maksud
untuk menciptakan permintaan efektif (Hasyim, 1994). Dalam pemasaran terjadi
suatu aliran barang dari produsen ke konsumen dengan melibatkan lembaga
perantara pemasaran. Seluruh lembaga perantara pemasaran memegang peranan
yang sangat penting dalam menentukan saluran pemasaran, karena jika terdiri dari
rantai pemasaran yang panjang, maka biaya pemasaran yang dikeluarkan menjadi
lebih besar.
Menurut Assauri (1996), pemasaran mempunyai peranan yang sangat
penting dalam pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan, karena pemasaran
merupakan pintu terdepan untuk mengalirnya dana kembali ke dalam perusahaan.
Kelancaran masuknya kembali dana dari hasil operasi perusahaan sangat
ditentukan oleh bidang pemasaran. Pencapaian keuntungan usaha perusahaan
sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan memasarkan produk perusahaan
dengan harga yang menguntungkan.

BAB III
KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI
3.3.1. Letak Dan Kondisi Geografis
Desa Randugunting merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan
Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa tengah. Adapun batas-batas Desa
Randugunting adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara
: Desa Jatijajar
Sebelah Selatan
: Desa Harjosari
Sebelah Timur
: Desa Lemah Ireng
Sebelah Barat
: Desa Samban
Desa Randugunting memiliki topografi daerah perbukitan atau dataran
tinggi dengan ketinggian tanah 350 m dari permukaan laut. Dengan letak
ketinggian seperti itu maka secara umum Desa Randugunting memiliki iklim yang
sejuk dengan keadaan suhu rata rata 29C. Desa Randugunting mempunyai luas
wilayah 1.078.500.00 m2 yang terdiri dari 2 RT dan 13 RW. Desa Randugunting

merupakan salah satu desa yang memiliki beberapa industri-industri rumah tangga
khususnya industri dalam produksi makanan ringan.
3.3.2. Keadaan Umum Wilayah Studi
3.2.1 Kependudukan
Pesatnya perkembangan industry di Desa Randugunting, Kecamatan
Bergas telah mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi penduduknya.
Berdasarkan data dari Kantor Desa Randugunting dalam angka, terlihat bahwa
mayoritas penduduk adalah sebagai pengusaha home industry terutama bagi ibu
rumah tangga. Jumlah penduduk keseluruhan di Desa Randugunting berkisar 2417
orang, dari laki-laki berjumlah 99 orang dan wanita berjumlah 1421 orang.
3.2.2. Sosial Budaya
Visi dan misi salah satu dari Desa Randugunting adalah melestarikan seni
dan budaya. Kesenian Jaran Kepang adalah kesenian yang terkenal di Desa
Randugunting. Kesenian Jaran Kepang di desa randu gunting ini bernama BUDI
UTOMO. Nama BUDI UTOMO berasal dari nama 4 ekor kuda lumping atau
ebleknya, yaitu Budi, Utomo, Trimo, dan Lutung. Dahulu kesenian Jaran Kepang
ini, dimainkan dengan menggunakan 3 alat musik saja yaitu angklung, kendang,
dan bendi. Namun seiring berjalannya zaman, alat musiknya pun bertambah lebih
modern. alat musik angklung tidak digunakan kembali dalam kesenian ini.
Kesenian Jaran kepang di desa Randu Gunting sudah memliki perizinan
dari Departemen Pariwisata. Sampai dengan sekarang kesenian Jaran Kepang
Budi Utomo diketuai oleh Alex arifin, yang memimpin 6-10 orang pemain bahkan
sampai dengan 16 orang pemain. Kesenian Jaran Kepang Budi Utomo ini pernah
tampil di Boyolali Pudak Payung, pernah juga ikut berbagai festival, dan pernah
memecahkan rekor memainkan Jaran Kepang selama 30 jam. Biasanya Kesenian
Jaran Kepang ditampilkan pada saat tahun baru Hijriah, dan Agustusan. Untuk
melakukan pemesanan untuk tampil, pihak Jaran Kepang Budi Utomo memasang
syarat-syarat tertentu dan untuk biaya pemesanan pada saat ini pihak Jaran
Kepang Budi Utomo mematok harga 2,5 Jt untuk sekali tampil.
3.2.3. Mata Pencaharian
Dari jumlah penduduk di Desa Randugunting di Kecamatan Bergas,
terdapat mata pencaharian bermacam-macam. Mata pencaharian diantaranya,
sebagai petani berjumlah 31 orang, buruh tani berjumlah 7 orang, pengusaha
berjumlah 5 orang, buruh industry berjumlah 367, buruh bangunan berjumlah 17
orang, pedagang berjumlah 9 orang, angkutan berjumlah 10 orang, PNS/BRI
berjumlah 33 orang.
Gambar III.1
Persentasi Mata Pencaharian Penduduk Desa Randugunting

Sumber: BPS Kabupaten Semarang, 2014

3.3
Karakteristik Industri Rumah Tangga Makanan Ringan
3.3.1. Modal
Usaha industri selalu beraitan dengan barang yang bernilai ekonomis
sehingga faktor modal merupakan salah satu produksi yang utama demi
kelancaran industri yang diusahakan. Beberapa industri kadang-kadang
membutuhkan modal yang sangat besar, sehingga hanya perusahaan-perusahaan
besar yang dapat memberikan atau menyediakan modalnya. Asal atau sumber
modal yang dimiliki oleh para pengusaha industri rumah tangga di Desa
Randugunting Kecamatan Bergas dalam tabel berikut ini:

Tabel III.1
Asal/Sumber Modal IRT Makanan Ringan Desa Randugunting Kecamatan
Bergas

NO
Asal/Sumber Modal
1 Modal Sendiri
2 Pinjaman Keluarga
Jumlah

Pengusaha
1
2
3

Sumber: Survey Lapangan kelompok 8, 2014

3.3.2. Bahan Baku


Bahan baku merupakan unsur yang paling penting dalam perindustrian,
tanpa bahan baku suatu industri tidak akan menghasilkan produk. Oleh karena itu,
agar proses produksi industri lancar maka ketersediaan dan kemudahan perolehan
bahan baku harus diperhatikan. Setiap industri memiliki cara yang berbeda-beda
dalam perolehan bahan baku yang digunakan. Bahan baku dapat berasal dari
pertanian, kehutanan dan pertambangan serta dapat juga berasal dari industriindustri lain.

3.3.3. Proses Produksi


Kegiatan proses produksi yang dilakukan oleh pengusaha industry rumah
tangga makanan ringan di Desa Randugunting Kecamatan Bergas dimulai dari
alat yang digunakan untuk proses produksi sampai proses pengemasan hasil
produk. Alat produksi yang digunakan oleh pengusaha makanan ringan industri
menggunakan alat modern. Kegiatan proses produksi industri rumah tangga
makanan ringan di Desa Randugunting Kecamatan Bergas berbeda-beda karena
jenis usaha makanan ringannya berbeda-beda. Waktu yang dibutuhkan untuk
membuat produk industri juga berbeda.
3.3.4. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan bagian yang penting dari proses indutri untuk
mengoperasikan mesin dan melakukan kegiatan-kegiatan pengolahan lainnya.
Penyediaan tenaga kerja dalam industri rumah tangga makanan ringan di Desa
Randugunting Kecamatan Bergas ini berasal dari anggota keluarga sendiri. Jumlah
tenaga kerja atau banyaknya pekerja industry makanan ringan yang dimiliki oleh
masing-masing pengusaha tergantung dari besar kecilnya produksi yang dimiliki
oleh masing-masing pangusaha, hanya terdiri dari 2 oarang keluarga (suami/istri).
3.3.5. Pemasaran
Bahan baku makanan ringan yang sudah di olah atau di produksi manjadi
bahan jadi selanjutnya di jual atau di pasarkan kepada konsumen. Pemasaran
merupakan kegiatan mendistribusikan hasil produk industri, sejak dari perodusen
sampai kepada konsumen yang terakhir baik secara langsung maupun melalui
perantara. Dalam variabel pemasaran ini diungkapkan tentang cara pemasaran dan
jangkauan daerah pemasaran.
Cara pemasaran hasil produksi yang di lakukan setiap industry makana
ringan di Desa Randugunting Kecamatan Bergas berbeda-beda. Cara pemasaran
dilakukan secara langusng dan tidak langsung. Secara langsung yaitu pengusaha
menjual langsung kepada pembeli atau pemesan. Secara tidak langsung yaitu hasil
produksi dijual melalui penyalur yaitu pedagang pengumpul, agen, dan distributor.
Pemasaran produk industri rumah tangga makanan ringan dijual untuk memenihi
pasar dalam negeri.

BAB IV
METODOLOGI
Pelaksanaan survey terdiri dari tahap persiapan, tahap pengumpulan data,
dan tahap analisis.
4.1

Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahapan dimana persiapan survey dilakukan,


persiapan untuk kebutuhan survey dan persiapan dalam mendapatkan data yang
dibutuhkan. Tahapan persiapan survey terdiri dari:
a. Penentuan wilayah studi
b. Justifikasi wilayah studi
c. Identifikasi gambaran wilayah studi
d. Penentuan tujuan dan sasaran
e. Pembuatan table kebutuhan data
f. Pembuatan tabel observasi
g. Penentuan teknik survei
h. Pembuatan jadwal survey lapangan
i. Penyusunan organisasi pelaksanaan

4.2

Tahap Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data merupakan tahapan yang disusun untuk


mendapatkan data yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan dan sasaran penelitian.
Data yang dibutuhkan harus akurat agar mencegah ketimpangan antara produk
rencana yang dihasilkan dengan kondisi lapangan sebenarnya. Sumber-sumber
data yang dibutuhkan adalah:
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang dikumpulkan melalui survey dengan
pengamatan dan perhitungan langsung ke kawasan industri, wawancara
terhadap tenaga kerja/buruh industri atau pihak pengelola industri serta
penyebaran kuisioner. Metode pengumpulan data primer adalah sebagai
berikut:
1) Observasi
Observasi lapangan yang dilakukan meliputi observasi terhadap
kondisi eksisting Desa Randugunting. Kegiatan ini dilakukan dengan
pengamatan dan dokumentasi keadaan lapangan. Observasi yang
dilakukan adalah observasi terhadap kondisi tempat produksi, kinerja
tenaga kerja, kualitas produk yang dihasilkan, dan jenis sampah/limbah
yang dihasilkan. Dalam observasi, perlengkapan yang disediakan adalah
kamera, peta Desa Randugunting dan Peta administrasi Kecamatan
Bergas, dan alat tulis.
Dalam observasi dibutuhkan data-data yang diamati selama observasi.
Untuk pengumpulan data-data observasi dibutuhkan tabel observasi.
Tabel observasi sebagai berikut:
2) Wawancara
Wawancara yang digunakan dalam survey ini adalah wawancara
terstruktur. Wawancara ini digunakan untuk mendapatkan data yang
berkaitan dengan jumlah tenaga kerja industri di Desa Randugunting,
asal dan jenis bahan baku yang digunakan dalam produksi, alat produksi,
jenis produksi yang dihasilkan dan wilayah pemasaran produk yang
dihasilkan. Responden/narasumber dalam wawancara ini yang dipilih
adalah pengelola dalam perindustrian tersebut. Perlengkapan yang
disediakan dalam melakukan wawancara ini adalah form wawancara,
kamera, alat perekam dan alat tulis.
3) Kuisioner
Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
metode pengambilan sampel. Metode pengambilan sampel yang
digunakan adalah metode non-probability sampling dengan cara
pengambilan sampel yaitu Convenience Sampling. Convenience
Sampling yaitu cara pengambilan sampel secara subjektif berdasarkan
ketersediaan data. Responden dalam penyebaran kuisioner ini adalah

pemilik/pengelola industri dan tenaga kerja/buruh industri rumah tangga


Desa Randugunting. Jumlah sampel kuisioner yang akan disebar yaitu
berjumlah 6 sampel dengan perhitungan sampel sebagai berikut:
n = N : N(d)2 + 1
b. Data Sekunder
Data sekunder didapat dari data-data di instansi dan literature terkait
dengan studi untuk mendukung data yang dibutuhkan dalam kegiatan
analisis. Teknik pengumpulan data sekunder yaitu dengan survey ke
instansi pemerintah terkait dengan studi dan telaah data dari literature
terkait dengan studi. Instansi-instansi pemerintah terkait studi ini adalah
BPS Kabupaten Semarang, Kantor Kepala Desa Randugunting, dan Pos
Daya.

Tabel IV.I
Kebutuhan Data

Jenis Data

Tahu
n
Data

Sumber Data

Deskripti
f dan
tabulasi

Sekunder

2013

Desa
Randugunti
ng

Tabulasi

Primer

Desa
Randugunti

Tabulasi

No.

Nama Data

Manfaat / Tujuan

Unit Data

Bentuk
Data

Letak dan
karakteristik non
fisik Desa
Randugunting
meliputi
kependudukan
,mata pencaharian
penduduk, sosialbudaya,
Kondisi
perindustrian
(industri makanan
ringan) di Desa
Randugunting
meliputi kondisi
tempat produksi,
kinerja tenaga
kerja, kualitas
produk yang
dihasilkan, dan
jenis sampaj/limbah
yang dihasilkan
Jumlah industri
rumah tangga

Mengetahui profil
Desa Randugunting
meliputi letak dan
karakteristik,
kependudukan, mata
pencaharian
penduduk dan sosialbudaya

Desa
Randugunti
ng

Mengetahui kondisi
perindustrian
(industri makanan
ringan) di Desa
Randugunting
meliputi kondisi
tempat produksi,
kinerja tenaga kerja,
kualitas produk yang
dihasilkan, dan jenis
sampaj/limbah yang
dihasilkan
Mengetahui jumlah
dan persebaran

Kantor Desa
Pos Daya

Telaah
dokumen

2014

Industri terkait

Observasi

2013

Telaah
dokumen

Sekunder

Cara
Pengumpula
n data

Kantor Desa
Pos Daya

No.

Nama Data

Manfaat / Tujuan

Unit Data

(industri makanan
ringan) Desa
Randugunting

industri rumah
tangga (industri
makanan ringan) di
Desa Randugunting
Mengetahui
penyerapan tenaga
kerja industri-industri
rumah tangga
(industri makanan
ringan) Desa
Randugunting

ng

Penyerapan tenaga
kerja industriindustri rumah
tangga (industri
makanan ringan)
Desa Randugunting,
meliputi jumlah,
asal tenaga kerja
dan lain
sebagainya.
Asal bahan baku
proses kegiatan
industri rumah
tangga (industri
makanan ringan)
Desa Randugunting

Mengetahui asal
bahan baku industri
rumah tangga
(industri makanan
ringan) di Desa
Randugunting

Desa
Randugunti
ng

Desa
Randugunti
ng

Jenis Data

Tahu
n
Data

Sumber Data

Tabulasi

Sekund
er

2013

Pos Daya

Deskripti
f

2014
-

Primer

Pemilik industri
rumah tangga

Bentuk
Data

Deskripti
f

Primer

2014

Pemilik industri
rumah tangga

Cara
Pengumpula
n data

Telaah
dokumen
Kuesioner

Wawancara

No.

Nama Data

Manfaat / Tujuan

Unit Data

Produk-produk yang
dihasilkan industri
rumah tangga
(industri makanan
ringan) Desa
Randugunting
Distribusi produk
industri rumah
tangga (industri
makanan ringan)
Desa Randugunting

Mengetahui produk
yang dihasilkan oleh
industri rumah
tangga (industri
makanan ringan) di
Desa Randugunting
Mengetahui
pemasaran/distribusi
produk industri
rumah tangga
(industri makanan
ringan) Desa
Randugunting

Desa
Randugunti
ng

Desa
Randugunti
ng

Sumber: Analisis Kelompok 8C, 2014

Jenis Data

Tahu
n
Data

Deskripti
f

Primer

2014

Pemilik industri
rumah tangga

Deskripti
f

Primer

2014

Pemilik industri
rumah tangga

Bentuk
Data

Sumber Data

Cara
Pengumpula
n data
Wawancara

Kuesioner
Wawancar
a

Berdasarkan tabel kebutuhan data di atas, cara pengumpulan data primer


dilakukan dengan cara observasi, kuesioner, dan wawancara. Cara pengumpulan
data bahan baku dan pemasaran produk industri rumah tangga menggunakan cara
wawancara, dengan metode pengambilan sampelnya adalah simple random
sampling. Penggunaan metode wawancara tersebut karena populasinya homogen
yaitu pemilik industri rumah tangga makanan ringan di Desa Randugunting.
Sehingga pengambilan sampel nanti setiap pemilik industri rumah tangga
makanan ringan mempunyai kemampuan yang sama untuk dijadikan sampel.
Misalkan, antara pemilik industri rumah tangga makanan ringan keripik dengan
kerupuk mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel karena samasama pemilik industri rumah tangga makanan ringan. Cara pengumpulan data
produk-produk yang dihasilkan oleh industri rumah tangga menggunakan cara
wawancara dengan metode pengambilan sampelnya yaitu simple random.
Penggunaan metode simple random karena populasinya bersifat homogen
yaitu pemilik industri rumah tangga makanan ringan di Desa Randugunting, yang
artinya setiap pemilik industri rumah tangga makanan ringan mempunyai
kemampuan yang sama untuk dijadikan sampel karena dapat memenuhi
kebutuhan data yang ada. Cara pengumpulan data kondisi umum perindustrian
industri makanan ringan di Desa Randugunting yang meliputi kondisi tempat
produksi, kinerja tenaga kerja, kualitas produk yang dihasilkan, dan jenis
sampaj/limbah yang dihasilkan menggunkan cara observasi lapangan dengann
mengisi tabel observasi yang telah tersedia. Tabel observasi berisi kolom kondisi
tempat produksi, kinerja tenaga kerja, kualitas produk yang dihasilkan, dan jenis
sampah/limbah yang dihasilkan. Pengisian dengan cara menuliskan kelas-kelas
(amat baik, cukup baik, kurang baik) pada setiap kolom yang kriteria per kelas
telah dijelaskan dalam metodologi observasi.
Cara pengumpulan data sekunder dengan cara telaah dokumen dari
instansi-instansi yang relevan dalam memberikan data. Di antara data
sekundernya adalah profil Desa Randugunting, jumlah industri rumah tangga
Desa Randugunting, dan jumlah tenaga kerja industri-industri rumah tangganya.
Instansi yang menyediakan data-data yang dibutuhkan adalah Kantor Desa
Randugunting, kantor Pos Daya serta BPS Kabupaten Semarang.

BAB V
MANAJEMEN PELAKSANAAN
5.1

Jadwal Kegiatan Survey

Jadwal kegiatan survey terbagi dalam jadwal teknik survey dan jadwal
kegiatan lapangan.
5.1.1 Jadwal Teknik Survey
Rencana kegiatan teknik survey merupakan tahapan yang dilakukan dalam
perkuliahan teknik survey dan dasar tata ruang samapai pelaksanaan survey.
Rencana kegiatan teknik survey dan dasar tata ruang disusun dalam bentuk
timeline, yaitu sebagai berikut:
Tabel V.1
Timeline Teknik Survey
No

Kegiatan

Penjelasan kerangka
acuan
2
Pembentukan kelompok
Menentukan Wilayah
3
Studi
Pendeskripsian wilayah
4
studi secara umum
Membuat peta dasar
5
wilayah studi
Identifikasi wilayah
6
studi
Merancang desain
7
survey
Membuat table
8
kebutuhan data sekunder
Membuat table
9
kebutuhan data primer
Membuat form
10
wawancara, kuosioner
Pengumpulan data
11 primer observasi dan
persiapan survey
Membuat rancangan
12
teknik sampling
Mengurus surat
13
perijinan
Menyelesaikan Desain
14
Survey
Survey Lapangan
1

September
1
2 3 4

Oktober
1 2 3 4

November
1 2 3 4

Desember
1 2 3 4

No

Kegiatan

September
2 3 4

Oktober
2 3 4

November
2 3 4

Desember
2 3 4

Penyusunan Laporan Akhir


1
Pendahuluan
2
Kompilasi Data
3
Olah data primer
4
Olah data sekunder
5
Interpretasi data
Penyempurnaan laporan
6
akhir
Presentasi laporan dan
7
evaluasi
Pengumpulan laporan
8
akhir
Sumber: Hasil Diskusi Kelompok 8C, 2014

5.1.2

Jadwal Kegiatan Lapangan


Rencana kegiatan lapangan merupakan rencana yang disusun untuk
melakukan survey lapangan. Rencana kegiatan lapangan disajikan sebagai berikut:
Tabel V.2
Jadwal Kegiatan Lapangan

Hari/
Tanggal
Senin/3
Novembe
r 2014

Selasa/4
Novembe
r 2014

Waktu

Kegiatan

Lokasi

Perangkat

Target

09.0011.00

Pengambilan
data instansi

Kantor
Kelurahan
Randugunting

Alat tulis
dan Kamera

14.0015.30

Wawancara 1

Industri 1

Alat tulis,
kamera dan
recorder

16.3017.30

Kuisioner 1
(pemilik dan
buruh
industri)

Industri 1

Alat tulis,
kamera dan
recorder

19.0022.00
09.0011.00

Kompilasi
data
Wawancara 2

Penginapan

Alat tulis
dan laptop
Alat tulis
dan Kamera

Data
kependudukan,
mata pencaharian
dan sosial budaya
Jumlah tenaga
kerja, bahan baku
industri, produk
yang dihasilkan dan
wilayah pemasaran
produk
Jumlah tenaga
kerja, bahan baku
industri, produk
yang dihasilkan dan
wilayah pemasaran
produk
Penyusunan data
lapangan
Jumlah tenaga
kerja, bahan baku
industri, produk
yang dihasilkan dan
wilayah pemasaran
produk

Industri 2

Penanggung
Jawab
Yuli
Indriyani
Desita
Fathimah
Aziz

Marihot
Joseph
Gunawan

Suci Dwi
Ramadhani
Rezky Indah
Cahya
Mentari

Hari/
Tanggal

Rabu/5
Novembe
r 2014

Waktu

Kegiatan

14.0015.30

Kuisioner 2
(pemilik dan
buruh
industri)

19.0022.00
09.0011.00

Lokasi

Perangkat

Target

Industri 2

Alat tulis,
kamera dan
recorder

Kompilasi
data
Wawancara 3

Penginapan

Alat tulis
dan laptop
Alat tulis
dan Kamera

14.0015.30

Kuisioner 3
(pemilik dan
buruh
industri)

Industri 3

Alat tulis,
kamera dan
recorder

19.0022.00

Penyusunan
data

Penginapan

Alat tulis
dan laptop

Jumlah tenaga
kerja, bahan baku
industri, produk
yang dihasilkan dan
wilayah pemasaran
produk
Penyusunan data
lapangan
Jumlah tenaga
kerja, bahan baku
industri, produk
yang dihasilkan dan
wilayah pemasaran
produk
Jumlah tenaga
kerja, bahan baku
industri, produk
yang dihasilkan dan
wilayah pemasaran
produk
Penyusunan data
lapangan

Industri 3

Penanggung
Jawab
Luthfi
Anggara
Atmaguita

Suci Dwi
Ramadhani
Venny
Belfara

Zuhhut
Manila D

Suci Dwi
Ramadhani

Sumber: Analisis Kelompok 8C, 2014

5.2

Struktur Organisasi

Ketua
Sekretaris
Bendahara
Editor
Koordinator Peta
Koordinator Pengumpulan Data

: Luthfi Anggara Atmaguita


: Zuhhut Manila D
: Desita Fathimah Aziz
: Suci Dwi Ramadhani
: Marihot Joseph Gunawan
: Rezky Indah Cahya M dan Yuli Indriyani

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. Kabupaten Semarang Dalam Angka 2013. Semarang: BPS,
2014.
Anonim.

2012. Kawasan Industri Bergas. 13 Oktober 2014.


http://www.semarangkab.go.id/skpd/kpmpt/kawasan- industri.html.

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35 Tentang Pedoman Teknis Kawasan


Industri. 2010. Semarang

Anda mungkin juga menyukai