Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014 - 2
Modul Akuntansi Keuangan Pemda 2014 - 2
MODUL
AKUNTANSI KEUANGAN
PEMERINTAH DAERAH DAN SKPD
Andy P. Hamzah
Eko Wisnu
Universitas Indonesia
Universitas Andalas
Lilik Purwanti
Universitas Brawijaya
Rahmawati
Universitas HasanuDdin
Lintje Kalangi
Didin Solahudin
Agus Solihin
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Sang Pencipta atas perkenanNya, Modul
Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah ini akhirnya dapat diselesaikan dengan baik
oleh tim penyusun.
Modul ini merupakan salah satu bagian dari rangkaian paket materi
pembelajaran yang akan digunakan dalam Kursus Keuangan Daerah (KKD) Khusus
Penatausahaan/Akuntansi Keuangan Daerah tahun 2014 bagi pejabat/staf di lingkungan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah
(SKPKD), yang penyelenggaraannya merupakan hasil kerjasama antara 7 Center dan
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Modul dalam paket tersebut dikelompokkan menjadi tiga bagian besar; bagian pertama
berisi materi-materi tinjauan pengelolaan keuangan daerah untuk menjelaskan
lingkungan akuntansi pemerintah daerah, bagian kedua berisi materi-materi sistem dan
prosedur penatausahaan dan akuntansi keuangan daerah, dan bagian ketiga berisi
materi akuntansi keuangan pemerintah daerah.
Kami berharap, Modul yang telah disusun dengan mempertimbangkan aspek
kemudahan untuk dipahami ini, menjadi materi yang bermanfaat bagi peserta Kursus
Keuangan Daerah,
Adriansyah
NIP 195606071984031001
Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
ii
Daftar Singkatan
Istilah
(Singkatan)
Penjelasan
LO
Laporan Operasional
LRA
LPE
LPSAL
SAP
SKPD
SKPKD
PPKD
BUD
ALK
iii
Daftar Tabel
iv
Daftar Gambar
GAMBAR 1 KETERKAITAN ANTAR LAPORAN KEUANGAN39
GAMBAR 2 ALUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN.54
GAMBAR 3 METODLOGI PEMERIKSAAN ATAS LPKD192
Daftar Lampiran
vi
PENDAHULUAN
a.
Abstraksi:
Modul Akuntansi Keuangan Pemda dan SKPD ini dapat dikatakan memiliki
empat bagian besar dan sifatnya adalah sekuensial, artinya topik-topik yang
disampaikan disini diuraikan berdasarkan urutan materi yang harus dikuasai oleh
peserta untuk dapat mencapai kompetensi dasar mampu menyusun laporan
keuangan pemerintah daerah.
Empat bagian besar dari isi Modul ini meliputi pengantar akuntansi
pemerintahan, siklus akuntansi pemerintah daerah, prinsip-prinsip akuntansi
keuangan daerah, dan proses penyusunan laporan keuangan daerah. Dalam materi
konsep dasar akuntansi keuangan daerah ditekankan pada pemahaman persamaan
dasar akuntansi pemerintah daerah dan aturan debit-kredit serta analisis transaksi
dan pencatatan transaksi. Hal ini sangat penting dan memberikan landasan
pemahaman untuk dapat memahami materi selanjutnya.
Setelah memahami pengantar akuntansi pemerintahan dan siklus akuntansi,
materi berikutnya adalah peseta dikenalkan dengan prinsip dasar/kebijakan
akuntansi keuangan daerah yang meliputi item-item pos laporan keuangan
pemerintah daerah. Pengenalan prinsip/kebijakan akuntansi keuangan daerah
diuraikan dalam 5 aspek/atribut yaitu definisi, pengakuan, pengukuran, pencatatan,
penyajian dan pengungkapan.
Setelah pemahaman atas pengantar akuntansi pemerintahan dan siklus
akuntansi dan prinsip/kebijakan akuntansi pemerintah daerah, kemudian
dilanjutkan dengan proses penyusunan laporan keuangan daerah (SKPD, PPKD dan
Konsolidasi), meliputi langkah analisis dan pencatatan transaksi, pencatatan
penyesuaian akhir tahun , posting ke buku besar, penyusunan neraca saldo setelah
penyesuaian, dan berakhir dengan penyusunan laporan keuangan. Yang perlu
diingat dan disampaikan kepada peserta adalah bahwa teknik untuk mencatat
transaksi menggunakan teknik double entry sesuai Permendagri 64 tahun 2013
tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis Akrual pada
Pemerintah Daerah.
Selain berisi materi, Modul ini juga dilengkapi dengan lembar kerja peserta
(LKP) per topik yang harus diisi oleh setiap peserta guna memperoleh sekaligus
mengecek/membuktikan bahwa pemahaman atas materi di setiap topik telah
diperoleh.
Dengan pola penyajian materi dengan disertai lembar kerja peserta tersebut
diharapkan peserta dapat mempraktekkan secara komprehensif proses penyusunan
laporan keuangan pemerintah daerah.
vii
b.
Tujuan pelatihan
Setelah mempelajari Modul ini peserta pelatihan diharapkan mampu menyusun
laporan keuangan pemerintah daerah meliputi laporan keuangan SKPD, laporan
keuangan PPKD dan laporan keuangan konsolidasian (laporan keuangan
pemerintah daerah).
c.
Peserta pelatihan
Persyaratan peserta untuk mengikuti pelatihan Modul akuntansi keuangan daerah
ini:
1. Pegawai/calon pegawai Pemerintah daerah yang menangani akuntansi
keuangan daerah atau akan diproyeksikan menangani akuntansi keuangan
daerah.
2. Latar belakang pendidikan SMA/D3/S1 semua jurusan
d.
Materi Pelatihan
Topik-topik yang disajikan dalam Modul ini yaitu:
Topik I
: Pengantar Akuntansi Pemerintahan
Topik II
: Siklus Akuntansi Keuangan Daerah
Topik III : Akuntansi Keuangan Daerah
Topik IV : Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
Topik V
: Penyusunan Laporan Keuangan PPKD
Topik VI : Penyusunan Laporan Keuangan Daerah (Konsolidasian)
Topik VII : Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Topik VIII : Reviu dan Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
e.
Metode Pelatihan
Metode dan pendekatan pembelajaran yang diterapkan dalam mencapai
kompetensi dasar materi ini adalah metode partisipatif dengan pendekatan
pembelajaran andragogi (pembelajaran orang dewasa) dimana pola penyampaian
materi dilandaskan pada golden rule yaitu 10-60-40 dimana 10% (pengantar
pelatihan/introduction), 60% (praktek/aktifitas) dan 30% (integrasi antara teori
dan praktek). Dalam proses pembelajaran, dijelaskan mengenai materi dan proses
penyusunan laporan keuangan dengan mempraktekkannya/mengerjakannya dalam
lembar kerja peserta di bagian akhir Modul ini bersama pengajar. Prinsip yang
harus dipegang adalah bahwa semua mengerjakan sama-sama baik tiap-tiap
peserta maupun pengajar, dan dicocokkan dan ketemu hasil yang sama. Sehingga
dengan demikian setiap peserta mampu menunjukkan/memberikan bukti
pemahaman setiap topik materi yang sudah dipelajari.
viii
f.
g.
Evaluasi Pelatihan
Evaluasi yang dilakukan meliputi 3 hal yaitu:
1. Evaluasi terhadap peserta meliputi:
Kehadiran:
o Minimum kehadiran peserta untuk dapat mengikuti ujian adalah
80% dari total hari pelatihan.
Partisipasi di kelas
o Fasilitator memberikan penilaian atas keaktifan peserta dalam
presentasi, diskusi dan mengerjakan soal.
Ujian
o Dilakukan dengan memberikan soal ujian proses penyusunan
laporan keuangan SKPD di akhir pertemuan.
o Nilai akhir meliputi nilai ujian, nilai partisipasi dan nilai kehadiran
dengan bobot masing-masing 60%, 30% dan 10%.
o Peserta yang dinyatakan tidak lulus akan diberikan sertifikat telah
mengikuti pelatihan.
2. Evaluasi terhadap fasilitator
Dilakukan untuk setiap fasilitator per topik yang disampaikan.
Meliputi aspek penilaian: kompetensi, teknik presentasi dan komunikasi,
serta sikap dan perilaku
3. Evaluasi terhadap penyelenggaraan pelatihan
Dilaksanakan 2 kali yaitu di tengah waktu pelatihan dan di akhir pelatihan.
Meliputi aspek penilaian: sarana dan prasarana, konsumsi , dan pelayanan
panitia.
ix
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..... ii
DAFTAR SINGKATAN ..... iii
DAFTAR TABEL .... iv
DAFTAR GAMBAR .. v
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................... VI
PENDAHULUAN ... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................X
BAB I PENGANTAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN ..................................................................... 14
A.
B.
C.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
D.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
E.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
F.
A.
1.
2.
3.
B.
A.
1.
2.
B.
1.
2.
3.
C.
1.
2.
D.
1.
2.
3.
E.
1.
2.
F.
1.
2.
3.
xi
BAB VIII REVIU DAN PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH ................ 188
A.
1.
2.
B.
1.
2.
3.
C.
D.
1.
2.
E.
1.
2.
F.
G.
H.
1.
2.
3.
I.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
xii
xiii
BAB I
PENGANTAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
[
Sub Topik
Reformasi Keuangan Negara
Standar Akuntansi
Pemerintahan
Kata Kunci
Reformasi Keuangan, Undang-Undang
Reformasi Keuangan
PP 71 Tahun 2010, Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan (PSAP), Interpretasi
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
(IPSAP)
Pengertian Akuntansi Pemerintahan,
Karakterisitik Akuntansi Pemerintahan, Prinsip
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Basis akuntansi, nilai historis, substance over
form
Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan
Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Arus
Kas, Laporan Operasional, Laporan Perubahan
Ekuitas, Catatan atas Laporan Keuangan
Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan
Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Arus
Kas, Laporan Operasional, Laporan Perubahan
Ekuitas, Catatan atas Laporan Keuangan
Referensi:
1. PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
2. Buletin Teknis (Bultek) Standar Akuntansi Pemerintahan No. 1 s/d 10
3. PMK 238 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan
4. Permendgri No. 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah
5. Permendagri 13 tahun 2006 jo Permendagri 59 tahun 2007 dan Permendagri 21
Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
6. SE Ditjen BAKD No.900/079/BAKD/2008
7. Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan No 2 dan 3
8. Mulyana, Budi, Handbook Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual, Berdasar
SAP Akrual (PP 71/2010), 2012
9. Prof Abdul Halim dan Muhammad Syam Kusufi, Akuntansi Keuangan Daerah
SAP berbasis Akrual, Edisi 4, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2012
Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
14
15
5. Pinjaman APBD tidak lagi masuk dalam akun Pendapatan (yang menunjukkan
hak pemda), tetapi masuk dalam akun Penerimaan (yang belum tentu menjadi
hak pemda)
6. Masyarakat termasuk dalam unsur-unsur penyusun APBD, selain pemda yang
terdiri atas kepala daerah dan DPRD.
7. Indikator kinerja pemda mencakup;
a. Perbandingan antara anggaran dan realisasi;
b. Perbandingan antara standar biaya dengan realisasi;
c. Target dan persentase fisik;
d. Standar pelayanan yang diharapkan.
8. Laporan Pertanggungjawaban Kepala Daerah pada akhir tahun anggaran yang
bentuknya adalah Laporan Perhitungan APBD dibahas oleh DPRD dan
mengandung konsekuensi terhadap masa jabatan kepala daerah apabila 2(dua)
kali mengalami penolakan dari DPRD.
9. Digunakannya akuntansi dalam pengelolaan keuangan daerah.
Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut sebelumnya, peraturan yang
mengakibatkan adanya perubahan yang mendasar dalam pengelolaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah PP Nomor 105 Tahun 2000 dan
Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002. Perubahan mendasar tersebut adalah tuntutan
akan akuntabilitas dan transparansi yang lebih besar dalam pengelolaan anggaran. Salah
satu pergeseran pengelolaan APBD berdasarkan PP Nomor 105 Tahun 2000 dan
Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002, serta aturan-aturan penerusnya (pengganti) adalah
timbulnya perubahan sistem akuntansi keuangan pemerintah.
Perkembangan selanjutnya, sejalan dengan diterbitkannya paket UU tentang
Keuangan Negara, yakni UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU Nomor 15 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, maka sebagai
konsekuensinya adalah penyesuaian dan amandemen atas peraturan perundangan
sebelumnya. Dalam kaitan dengan pemerintahan daerah dan pengelolaan keuangan
daerah, maka diterbitkan UU Nomor 32 Tahun 2004 sebagai pengganti UU Nomor 22
Tahun 1999,dan UU Nomor 33 Tahun 2004 sebagai pengganti UU Nomor 25 Tahun
1999. Selain itu muncul peraturan perundangan yang diamanatkan oleh UU terdahulu,
seperti PP 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
PP yang berpayung hukum dengan UU yang telah diamandemen tentu harus
menyesuaikan dan atau mengalami perubahan atau revisi. PP Nomor 105 Tahun 2000,
misalnya, diganti dengan PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah. Begitu juga dengan peraturan yang lebih teknis, seperti Kepmendagri Nomor 29
Tahun 2002, diganti dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah. Kemudian dikeluarkan Permendagri Nomor 59 Tahun
2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagai perubahan pertama.
Selanjutnya dikeluarkan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Sesuai amanat UU Nomor 1 Tahun2004 tentang Perbendaharaan Negara, yang
mengatur penggunaan basis akrual dalam sistem akuntansi keuangan pemerintah, maka
Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
16
saat ini dikeluarkan PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP) sebagai penganti PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan yang menggunakan basis kas menuju basis akrual(cash toward accrual).
Pada PP Nomor 71 Tahun 2010 diamanatkan bahwa penggunaan basis akrual dalam
sisten akuntansi keuangan pemerintah, dilaksanakan paling lambat tahun 2015. Untuk
mendukung pelaksanaan PP Nomor 71 Tahun 2010, telah dikeluarkan Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) Nomor 238 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi
Pemerintah (PUSAP).
17
18
upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan
secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk
kepentingan:
a. Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan
kebijakan yang dipercayakan kepada Pemerintah Daerah dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.
b. Manajemen
Membantu para pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan Pemerintah Daerah dalam periode pelaporan
sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian
atas seluruh aset dan ekuitas dana Pemerintah Daerah untuk kepentingan
masyarakat.
c. Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat
berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk
mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban
Pemerintah Daerah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan
kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.
d. Keseimbangan Antargenerasi (Intergenerational equity)
Membantu para pengguna laporan untuk mengetahui apakah penerimaan
Pemerintah Daerah pada periode laporan cukup untuk membiayai seluruh
pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang
diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.
4. Tujuan Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan Pemerintah Daerah menyajikan informasi yang
bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam menilai akuntabilitas dan
membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial maupun politik dengan:
a. menyediakan informasi mengenai apakah penerimaan periode berjalan
cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran.
b. menyediakan informasi mengenai apakah cara memperoleh sumber daya
ekonomi dan alokasinya telah sesuai dengan anggaran yang ditetapkan dan
peraturan perundang-undangan.
c. menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang
digunakan dalam kegiatan Pemerintah Daerah serta hasil-hasil yang telah
dicapai.
d. menyediakan informasi mengenai bagaimana Pemerintah Daerah mendanai
seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.
e. menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi Pemerintah
Daerah berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka
pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak
dan pinjaman.
f. menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan Pemerintah
Daerah, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat
kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan
Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
19
20
21
22
23
akuntansi
pemerintah
tidak
mendapat
dipraktekkan dalam akuntansi komersial.
penekanansebagaimana
24
25
Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil
divestasi.
Pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk
pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas
lain, dan penyertaan modal pemerintah.
Format LRA sebagai berikut:
26
27
28
29
5. Neraca
Unsur yang dicakup dalam neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas dan
Masing-masing unsur didefinisikan sebagai berikut:
a. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan atau dimiliki oleh
pemerintah daerah, sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana
manfaat ekonomi dan atau sosial di masa depan diharapkan dapat
diperoleh, baik oleh pemerintah daerah maupun masyarakat, serta dapat
diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang
diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumbersumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
b. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi
pemerintah daerah.
c. Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih
antara aset dan kewajiban pemerintah daerah.
30
31
Aktivitas Operasi
32
b.
Aktivitas Investasi
c.
Aktivitas Pendanaan
d.
Aktivitas Transitoris
33
34
b.
35
c.
d.
36
37
Info ....
Perkembangan Opini LKPD Tahun 2007-2012
BPK: Wajar Dengan Pengecualian atas LKPP Tahun 2012
Jakarta, Selasa (11 Juni 2013)
Memenuhi Pasal 17 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia (BPK), Drs. Hadi Poernomo, Ak.menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan atas
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LHP LKPP) Tahun 2012 kepada DPR RI dalam Rapat
Paripurna di Gedung Nusantara II DPR RI, Jakarta pada hari ini (11/6). Dalam penyampaian LHP
LKPP tersebut, hadir pula Wakil Ketua dan Anggota BPK serta pejabat pelaksana BPK.
LKPP merupakan bentuk pertangungjawaban pelaksanaan APBN oleh Pemerintah Pusat. LKPP
Tahun 2012 meliputi dari Neraca Pemerintah Pusat per 31 Desember 2012 dan 2011, Laporan
Realisasi Anggaran (LRA), dan Laporan Arus Kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
tersebut, serta Catatan atas Laporan Keuangan.
Sebelum LKPP Tahun 2012 dibahas DPR sebagai pertanggungjawaban APBN Tahun
2012, LKPP tersebut diperiksa BPK. Setelah BPK menerima LKPP tersebut dari Pemerintah, BPK
memeriksa LKPP tersebut dan menyampaikan LHP atas LKPP tersebut kepada DPR, DPD, dan
juga Pemerintah Pusat.
LHP LKPP Tahun 2012 terdiri dari enam buku, yaitu: (1) Ringkasan Eksekutif Hasil Pemeriksan
atas LKPP Tahun 2012; (2) LHP atas LKPP Tahun 2012; (3) LHP Sistem Pengendalian Intern (SPI)
LKPP Tahun 2012; (4) LHP atas Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-Undangan LKPP
Tahun 2012; (5) Laporan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan atas LKPP Tahun 2007-
WDP
TW
TMP
JUMLA
H
2006
327
28
28
105
23
463
2007
283
59
59
13
123
26
469
2008
12
323
31
31
118
24
485
2009
15
330
65
48
10
111
22
504
2010
34
341
66
26
115
22
516
2011
67
13
349
67
96
18
520
2012
113
27
267
64
31
415
LKPD
Sumber: BPKRI
38
BAB II
SIKLUS AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
Sub Topik
Kata Kunci
Siklus Akuntansi
Referensi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
39
SUMBER - SUMBERNYA
ASET
KEWAJIBAN
Sisi kiri
Sisi kanan
Sisi debit
Sisi kredit
EKUITAS
Persamaan dasar ini akan mendasari seluruh proses dalam siklus akuntansi,
mulai dari pencatatan transaksi, pengklasifikasian, sampai pada penyusunan
laporan keuangan seperti neraca. Secara garis besar, laporan neraca menyajikan
informasi tentang posisi aset, kewajiban, dan ekuitas pemerintah daerah pada
tanggal tertentu. Struktur neraca tersebut bisa dibuat dalam bentuk berimbang
antara sisi kiri yaitu aset dengan sisi kanan yaitu kewajiban dan ekuitas.
CONTOH NERACA
PEMERINTAH KOTA ABC
NERACA
PER 31 DESEMBER 20XX
Uraian
Jumlah
Uraian
Jumlah
Aset
Kewajiban
Kewajiban Jangka
Aset Lancar
10.601.661.888
11.506.643.910
Pendek
Investasi
Jangka
Kewajiban Jangka
3.648.306.899
4.138.819.678
Panjang
Panjang
Aset tetap
409.820.181.389 Ekuitas
Dana Cadangan
Ekuitas
409.622.859.318
Aset Lain-lain
1.198.172.729
Total Kewajiban
Total Aset
425.268.322.906
425.268.322.906
dan Ekuitas
40
Kredit
untuk
pengurang
Kewajiban
Akun-Akun Kewajiban
Debit
Kredit
untuk
untuk
Pengurangan Penambahan
Ekuitas
Akun-akun Ekuitas
Debit
Kredit
untuk
untuk
Pengurangan Penambahan
Dalam akun-akun dari persamaan akuntansi di atas aturan debit dan kredit
untuk Aset berlawanan arah dengan kewajiban dan ekuitas. Apabila suatu akun
Aset bertambah, maka akun tersebut didebit dan jika berkurang, maka akun
yang bersangkutan dikredit, sebaliknya, untuk akun kewajiban dan ekuitas
dikredit untuk penambahan dan didebit untuk pengurangan.
Saldo normal (normal balance) dari suatu akun adalah posisi yang bertambah
menurut aturan debit dan kredit. Sebagai contoh adalah saldo normal dari akun
kas adalah saldo debit, karena suatu Aset bertambah dengan mencatat pada
posisi debit. Oleh karena itu, saldo normal adalah pada sisi yang positif, dimana
saldo normal dari Aset adalah pada sisi debit, sebaliknya kewajiban dan ekuitas
mempunyai saldo normal pada sisi kredit atau disebut akun-akun bersaldo
kredit. Saldo-saldo normal dari akun-akun neraca digambarkan sebagai berikut:
41
Kewajiban
Akun-Akun Kewajiban
Saldo
Normal
Debit
Saldo
Normal
Kredit
Ekuitas
Akun-akun Ekuitas
Saldo
Normal
Kredit
Ekuitas biasanya terdiri atas beberapa akun. Setiap akun ekuitas akan mempunyai
saldo normal pada sisi kredit, apabila akun tersebut merupakan unsur penambahan
dalam ekuitas contohnya yaitu pendapatan. Apabila suatu akun merupakan unsur
pengurangan dalam ekuitas, maka akun ini akan mempunyai saldo normal pada sisi
debit misalnya akun beban.
Sisi kanan
(Debit)
(Kredit)
42
Sisi kiri dari akun disebut sisi debit dan sisi kanan disebut sisi kredit. Bentuk akun
yang lainnya yang lebih informatif dan lengkap adalah bentuk empat kolom yang
digunakan dalam praktik. Bentuk empat kolom ini merupakan pengembangan
dari akun bentuk T. Dua kolom tambahan diperlukan untuk menunjukkan saldo
jumlah debit dan saldo jumlah kredit dari setiap akun. Contoh dari akun bentuk
empat kolom dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1 Contoh Bentuk Akun 4 (Empat) Kolom
Nama Akun : Kas di Kasda
Tanggal
Ket
Debit
Kredit
Debit
Saldo
Kredit
2014
Agust 7
......................
j.1
8.000.000
8.000.000
......................
j.1
6.000.000
14.000.000
10 ......................
j.1
2.500.000
11.500.000
13 ......................
j.1
3.000.000
8.500.000
Akun Kas pada Tabel 2 mempunyai saldo debit sebesar Rp8.000.000 setelah transaksi
pertama diposting dari jurnal ke buku besar (akun) kas di kasda, dan mempunyai saldo
debit sebesar Rp8.500.000 setelah posting transaksi keempat.
Permendagri 64 tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah pada Lampiran II mendesain bentuk akun 4
kolom sebagai berikut:
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
BUKU BESAR
SKPD
KODE REKENING
NAMA REKENING
PAGU APBD
PAGU PERUBAHAN APBD
Tanggal
Uraian
:
:
:
:
:
Ref
Debit
Kredit
Saldo
43
Bagan Akun
Buku besar (Ledger) merupakan kumpulan dari akun-akun suatu organisasi yang saling
berhubungan, berdasarkan Permendagri 64 tahun 2013 tentang Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah, akun dikelompok
kedalam tiga kelompok sebagai berikut :
a. Akun Neraca
Uraian
Neraca
Aset
Kewajiban
Ekuitas
Laporan Realisasi Anggaran
Pendapatan LRA
Belanja
Transfer
Pembiayaan
Laporan Operasional
Pendapatan LO
Beban
Bagan Akun Standar (BAS) untuk pemerintah pemerintah daerah sesuai Lampiran III
Pemendagri 64 tahun 2013 terdiri dari 5 level yang terdiri dari kode akun,
kelompok, jenis, obyek, hingga rincian obyeknya.
Panduan penyusunan BAS untuk pemerintah daerah
Pemendagri 64/2013 sebagaimana diuraikan berikut ini:
1.
Akun Neraca
Aset
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah
daerah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi
dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah daerah
maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya
nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan
sumber sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
Klasifikasi akun aset dapat dilihat pada tabel berikut:
Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
44
Kodefikasi Aset
Kode Akun
1.0.0.00.00
1.1.0.00.00
1.1.1.00.00
1.1.2.00.00
1.1.3.00.00
1.1.4.00.00
1.1.5.00.00
1.1.6.00.00
1.1.7.00.00
1.1.8.00.00
1.2.0.00.00
1.2.1.00.00
1.2.2.00.00
1.3.0.00.00
1.3.1.00.00
1.3.2.00.00
1.3.3.00.00
1.3.4.00.00
1.3.5.00.00
1.3.6.00.00
1.3.7.00.00
1.4.0.00.00
1.4.1.00.00
1.5.0.00.00
1.5.1.00.00
1.5.2.00.00
1.5.3.00.00
1.5.4.00.00
Nama Akun
Aset
Aset Lancar
Kas
Investasi Jangka Pendek
Piutang Pendapatan
Piutang Lainnya
Penyisihan Piutang
Beban Dibayar Dimuka
Persediaan
Aset Untuk Dikonsolidasikan
Investasi Jangka Panjang
Investasi Jangka Panjang Non Permanen
Investasi Jangka Panjang Permanen
Aset Tetap
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Aset Tetap Lainya
Konstruksi Dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan
Dana Cadangan
Dana Cadangan
Aset Lainnya
Tagihan Jangka Panjang
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Aset Tidak Berwujud.
Aset Lain-lain
Kewajiban
Kewajiban adalah kewajiban yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah daerah.
Klasifikasi dari akun Kewajiban sebagaimana tercantum pada tabel berikut:
Kodefikasi Kewajiban
Kode Akun
2.0.0.00.00
2.1.0.00.00
2.1.1.00.00
2.1.2.00.00
2.1.3.00.00
2.1.4.00.00
Nama Akun
Kewajiban
Kewajiban Jangka Pendek.
Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)
Utang Bunga
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
Pendapatan Diterima Dimuka.
45
2.1.5.00.00
2.1.6.00.00
Utang Beban
Utang Jangka Pendek Lainnya
2.2.0.00.00
2.2.1.00.00
2.2.2.00.00
Ekuitas
Ekuitas merupakan kekayaan bersih Pemerintah Daerah yang merupakan selisih antara
aset dan kewajiban Pemerintah Daerah pada tanggal laporan. Klasifikasi Akun Ekuitas
sebagaimana tercantum dalam tabel sebagai berikut:
Kodefikasi Ekuitas
Kode Akun
3.0.0.00.00
3.1.0.00.00
3.1.1.00.00
3.1.2.00.00
3.1.3.00.00
2.
Nama Akun
Ekuitas
Ekuitas
Ekuitas
Ekuitas SAL
Ekuitas untuk Dikonsolidasikan
Akun Pendapatan-LRA
Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Daerah yang
menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan
yang menjadi hak pemerintah daerah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah
daerah. Klasifikasi Akun Pendapatan-LRA sebagaimana tercantum dalam tabel sebagai
berikut:
Kodefikasi Akun Pendapatan-LRA
Kode Akun
4.0.0.00.00
4.1.0.00.00
4.1.1.00.00
4.1.2.00.00
4.1.3.00.00
4.1.4.00.00
4.2.1.00.00
4.2.1.00.00
4.2.3.00.00
4.2.4.00.00
4.3.0.00.00
4.3.1.00.00
4.3.2.00.00
4.3.3.00.00
Nama Akun
PENDAPATAN LRA
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) LRA
Pendapatan Pajak Daerah LRA
Pendapatan Retribusi Daerah LRA
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
LRA
Lain-lain PAD Yang Sah LRA
Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan LRA
Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan LRA
Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya LRA
Bantuan Keuangan LRA
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH LRA
Pendapatan Hibah LRA
Dana Darurat LRA
Pendapatan Lainnya LRA
46
Akun Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi
Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah daerah. Klasifikasi Akun Belanja
sebagaimana tercantum dalam tabel sebagai berikut:
Kodefikasi Akun Belanja
Kode Akun
5.0.0.00.00
5.1.0.00.00
5.1.1.00.00
5.1.2.00.00
5.1.3.00.00
5.1.4.00.00
5.1.5.00.00
5.1.6.00.00
5.2.0.00.00
5.2.1.00.00
5.2.2.00.00
5.2.3.00.00
5.2.4.00.00
5.2.5.00.00
Nama Akun
BELANJA
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
BELANJA MODAL
Belanja Modal Tanah
Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan
Belanja Modal Aset Tetap Lainnya
Akun Transfer
Klasifikasi Akun Transfer sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
Kodefikasi Akun Transfer
Kode Akun
6.0.0.00.00
6.1.0.00.00
6.1.1.00.00
6.1.2.00.00
6.2.0.00.00
6.2.1.00.00
6.2.2.00.00
6.2.3.00.00
6.2.4.00.00
Nama Akun
TRANSFER
TRANSFER BAGI HASIL PENDAPATAN
Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah
Transfer Bagi Hasil Pendapatan Lainnya
TRANSFER BANTUAN KEUANGAN
Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah Lainnya
Transfer Bantuan Keuangan ke Desa
Transfer Bantuan Keuangan Lainnya
Transfer Dana Otonomi Khusus
47
Akun Pembiayaan
Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Klasifikasi Akun Pembiayaan
sebagaimana tercantum dalam tabel sebagai berikut:
Kodefikasi Akun Pembiayaan
Kode Akun
7.0.0.00.00
7.1.0.00.00
7.1.1.00.00
7.1.2.00.00
7.1.3.00.00
7.1.4.00.00
7.1.5.00.00
7.1.6.00.00
7.1.7.00.00
7.1.8.00.00
7.2.0.00.00
7.2.1.00.00
7.2.2.00.00
7.2.3.00.00
7.2.4.00.00
7.2.5.00.00
7.2.6.00.00
7.2.7.00.00
Nama Akun
PEMBIAYAAN
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
Penggunaan SiLPA
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Pinjaman Dalam Negeri
Penerimaan Kembali Piutang
Penerimaan Kembali Investasi Non Permanen Lainnya
Pinjaman Luar Negeri
Penerimaan Utang Jangka Panjang Lainnya
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal/Investasi Pemerintah Daerah
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri
Pemberian Pinjaman Daerah
Pengeluaran Investasi Non Permanen Lainnya
Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri
Pembayaran Utang Jangka Panjang Lainnya
Nama Akun
PENDAPATAN LO
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) LO
Pendapatan Pajak Daerah LO
Pendapatan Retribusi Daerah LO
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan LO
Lain-lain PAD Yang Sah LO
48
Kode Akun
8.2.0.00.00
8.2.1.00.00
8.2.2.00.00
8.2.3.00.00
8.2.4.00.00
8.3.0.00.00
8.3.1.00.00
8.3.2.00.00
8.3.3.00.00
8.4.0.00.00
8.4.1.00.00
8.4.2.00.00
8.4.3.00.00
8.5.0.00.00
8.5.1.00.00
Nama Akun
PENDAPATAN TRANSFER LO
Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat LO
Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya LO
Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya LO
Bantuan Keuangan LO
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH LO
Pendapatan Hibah LO
Dana Darurat LO
Pendapatan Lainnya LO
SURPLUS NON OPERASIONAL LO
Surplus Penjualan Aset Non Lancar LO
Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang LO
Surplus dari Kegiatan Non Operasional Lainnya LO
PENDAPATAN LUAR BIASA LO
Pendapatan Luar Biasa LO
Akun Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan
yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau
timbulnya kewajiban. Klasifikasi Akun Beban sebagaimana tercantum dalam tabel
sebagai berikut:
Kodefikasi Akun Beban
Kode Akun
9.0.0.00.00
9.1.0.00.00
9.1.1.00.00
9.1.2.00.00
9.1.3.00.00
9.1.4.00.00
9.1.5.00.00
9.1.6.00.00
9.1.7.00.00
9.1.8.00.00
9.1.9.00.00
Nama Akun
BEBAN
BEBAN OPERASI LO
Beban Pegawai LO
Beban Barang dan Jasa
Beban Bunga
Beban Subsidi
Beban Hibah
Beban Bantuan Sosial
Beban Penyusutan dan Amortisasi
Beban Penyisihan Piutang
Beban Lain-lain.
49
Nama Akun
BEBAN TRANSFER
Beban Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah
Beban Transfer Bagi Hasil Pendapatan Lainnya
Beban Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah Lainnya
Beban Transfer Bantuan Keuangan ke Desa
Beban Transfer Bantuan Keuangan Lainnya
Beban Transfer Dana Otonomi Khusus
Uraian Akun
DEFISIT NON OPERASIONAL
Defisit Penjualan Aset Non Lancar LO
Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang LO
Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya LO
Uraian Akun
B. SIKLUS AKUNTANSI
Sistem akuntansi pemerintah daerah dilaksanakan oleh PPK SKPD dalam satu
rangkaian proses yang disebut siklus akuntansi pemerintah daerah. Sebagaimana
dinyatakan dalam pasal 6 Permendagri 64 tahun 2013, Sistem Akuntansi Pemerintah
Daerah dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Sistem akuntansi PPKD
2. Sistem akuntansi SKPD
Siklus akuntansi merupakan tahapan/langkah-langkah yang harus dilalui dalam
penyusunan laporan keuangan.
Langkah-langkah tersebut meliputi 8 Langkah, yaitu:
Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
50
51
Penjelasan
1. Mencatatat Jurnal Anggaran di Buku Jurnal
Pencatatan yang pertama kali dilakukan adalah melakukan pencatatan
jurnal anggaran di Buku Jurnal berdasarkan dokumen DPA SKPD/PPKD.
a. Jurnal anggaran PPKD
Tanggal
01/01/2014
Ref
Debit
XXX
XXX
Kredit
XXX
XXX
XXX
Ref
A
Debit
Kredit
XXX
52
Tanggal
Ref
Debit
Kredit
XXX
XXX
Ref
Debit
07/07/2014
XXX
Kredit
XXX
Ref
Debit
XXX
XXX
Kredit
XXX
53
Ref
Debit
XXX
Kredit
XXX
Ref
Debit
XXX
Kredit
XXXX
Ref
Debit
XXX
XXX
Kredit
XXX
Ref
Debit
XXX
Kredit
XXX
54
31/12/2014
31/12/2014
Uraian
Ref
9.1.2.01.01
Beban Persediaan alat tulis kantor
Debit
XXX
XXX
XXX
F
F
Kredit
XXX
XXX
XXX
55
56
Nama Akun
Saldo
Debit
Kredit
1.1.3.02.01
Rp1.500.000
Rp-
1.1.7.01.01
Rp1.000.000
Rp-
1.3.1.11.04
Rp250.000.000
Rp-
1.3.2.04.01
Rp259.000.000
Rp-
1.3.3.01.01
Rp240.000.000
Rp-
1.3.7.01.04
Rp-
Rp37.000.000
1.3.7.02.01
Rp-
Rp4.800.000
2.1.1.03.01
Utang PPh 21
Rp-
Rp5.235.000
2.1.1.04.01
Rp-
Rp8.100.000
2.1.5.02.01
Rp-
Rp15.325.000
3.1.1.01.01
Ekuitas
Rp-
Rp639.500.000
3.1.2.05.01
Rp-
Rp1.781.750.000
3.1.3.01.01
RK PPKD
Rp-
Rp1.768.415.000
4.1.2.01.01
Rp-
Rp25.500.000
5.1.1.01.01
Rp941.980.654
Rp-
5.1.1.01.02
Tunjangan Keluarga
Rp194.601.755
Rp-
5.1.1.01.03
Tunjangan Jabatan
Rp135.713.962
Rp-
5.1.1.01.04
Tunjangan Fungsional
Rp117.971.012
Rp-
5.1.1.01.06
Tunjangan Beras
Rp80.205.622
Rp-
5.1.1.01.07
Rp17.026.995
Rp-
5.1.2.01.01
5.1.2.24.01
5.2.2.04.01
Rp145.000.000
Rp-
Rp64.750.000
Rp-
Rp110.000.000
Rp-
57
Kode Akun
Nama Akun
Saldo
Debit
Kredit
8.1.2.01.01
Rp-
Rp27.000.000
9.1.1.01.01
Rp941.980.654
Rp-
9.1.1.01.02
Tunjangan Keluarga - LO
Rp194.601.755
Rp-
9.1.1.01.03
Tunjangan Jabatan - LO
Rp135.713.962
Rp-
9.1.1.01.04
Tunjangan Fungsional - LO
Rp117.971.012
Rp-
9.1.1.01.06
Tunjangan Beras - LO
Rp80.205.622
Rp-
9.1.1.01.07
Rp17.026.995
Rp-
9.1.2.01.01
Rp144.500.000
Rp-
9.1.2.03.03
Rp15.325.000
Rp-
9.1.2.25.03
Rp64.750.000
Rp-
9.1.7.01.04
Rp37.000.000
Rp-
9.1.7.02.01
Rp4.800.000
Rp-
Rp4.312.625.000,00
Rp4.312.625.000,00
Jumlah
58
59
31/12/2014
31/12/2014
Nama Akun
3.1.2.03.01 Apropriasi Belanja
3.1.2.05.01 Estimasi Perubahan SAL
3.1.2.01.01 Estimasi Pendapatan
Ref
Debit
1.835.000.000
1.811.000.000
Kredit
24.000.000
Rp25.500.000
1.781.750.000
1.781.750.000
Rp941.980.654
Rp194.601.755
Rp135.713.962
Rp117.971.012
Rp80.205.622
Rp17.026.995
Rp145.000.000
Rp64.750.000
Rp110.000.000
1.781.750.000
Jurnal Penutup LO
Tanggal
31/12/2014
31/12/2014
Nama Akun
Debit
Rp27.000.000
Rp1.726.875.000
3.1.1.01.01 Ekuitas
3.1.1.02.01 Surplus/Defisit - LO
Rp1.726.875.000
Kredit
Rp941.980.654
Rp194.601.755
Rp135.713.962
Rp117.971.012
Rp80.205.622
Rp17.026.995
Rp144.500.000
Rp15.325.000
Rp64.750.000
Rp37.000.000
Rp4.800.000
Rp1.726.875.000
60
berupa neraca. Format Neraca Saldo setelah Penutupan sama persis dengan
format Neraca Saldo setelah Penyesuaian, hanya judulnya diganti Neraca
Saldo setelah Penutupan dan angka di neraca saldo setelah penutupan
merupakan saldo terakhir setelah posting jurnal penutup.
Contoh Neraca Saldo setelah Penutupan
Saldo
Ref
Debit
Kredit
Rp
Rp-
Rp
Rp1.500.000,00
Rp 1.500.000,00
Rp-
Rp500.000,00
Rp-
Rp110.000.000,00
Rp-
Rp-
Rp37.000.000,00
Rp-
Rp4.800.000,00
Rp-
Rp3.885.000,00
Rp-
Rp7.950.000,00
Rp-
Rp15.325.000,00
3.1.1.02.01 Surplus/Defisit - LO
Rp1.726.875.000,00
Rp-
Rp-
Rp1.781.750.000,00
Rp1.781.750.000,00
Rp-
3.1.3.01.01 RK PPKD
Rp-
Rp1.768.415.000,00
Total
Rp3.620.625.000,00
Rp3.620.625.000,00
61
BAB III
AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah mempelajari Topik ini peserta diharapkan mampu menjelaskan serta
mampu menganalisis dan mencatat transaksi:
1. Akuntansi Pendapatan dan Piutang
2. Akuntansi Belanja Barang dan Jasa, Beban dan Persediaan
3. Akuntansi Belanja Modal dan Aset Tetap
4. Akuntansi Pembiayaan, Investasi dan Kewajiban
5. Akuntansi Dana Cadangan dan Transaksi Non Anggaran
6. Akuntansi Koreksi Kesalahan, Jurnal Penyesuaian dan Jurnal Penutup.
No.
1
Sub Topik
Akuntansi Pendapatan dan
Piutang
Akuntansi Pembiayaan,
Investasi dan Kewajiban
Kata Kunci
Definisi, Pengakuan, Pengukuran,
Penyajian dan Pengungkapan Pendapatan
dan Piutang
Definisi, Pengakuan, Pengukuran,
Penyajian dan Pengungkapan Belanja
Barang dan Jasa, Beban dan Persediaan
Definisi, Pengakuan, Pengukuran,
Penyajian dan Pengungkapan Belanja
Modal, dan Aset Tetap
Definisi, Pengakuan, Pengukuran,
Penyajian dan Pengungkapan Pembiayaan,
Investasi dan Kewajiban
Definisi, Pengakuan, Pengukuran,
Penyajian dan Pengungkapan Dana
Cadangan dan Transaksi Non Anggaran
Definisi, Pengakuan, Pengukuran,
Penyajian dan Pengungkapan, Koreksi
Kesalahan, Jurnal Penyesuaian, dan Jurnal
Penutup
Referensi:
1. PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
2. Buletin Teknis (Bultek) Standar Akuntansi Pemerintahan No. 1 s/d 10
3. PMK 238 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi
Pemerintahan
4. Permendagri 13 tahun 2006 jo Permendagri 59 tahun 2007 jo Permendagri
21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
5. Permendagri 64 tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah
6. SE Ditjen BAKD No.900/079/BAKD/2008
7. Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan No 2 dan 3
8. Mulyana, Budi, Handbook Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual,
Berdasar SAP Akrual (PP 71/2010), 2012
Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
62
9. Prof Abdul Halim dan Muhammad Syam Kusufi, Akuntansi Keuangan Daerah
SAP berbasis Akrual, Edisi 4, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2012
63
64
Uraian
Laporan Realisasi Anggaran
Pendapatan LRA
Belanja
Transfer
Pembiayaan
f.
Kode
Akun
3...
4...
Nama Akun
Estimasi Perubahan SAL
Pendapatan LRA...
Debit
Kredit
xxx
xxx
Uraian
Laporan Operasional
Pendapatan LO
Beban
65
Contoh Jurnal penerimaan kas atas pajak dan langsung disetor ke kas
daerah di buku jurnal finansial:
Tanggal
2/2/2012
Kode
Akun
3...
8...
Nama Akun
RK PPKD
Pendapatan-LO
Debit
Kredit
Xxx
Xxx
Kode
Akun
1...
8...
Nama Akun
Piutang ...
Pendapatan-LO
Debit
Kredit
Xxx
Xxx
g. Penyajian
Pendapatan LRA disajikan di Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
sedangkan Pendapatan LO disajikan di Laporan Operasional (LO).
2. Akuntansi Piutang
a. Definisi
Piutang adalah hak tagih pemerintah kepada pihak lain yang belum
diterima pembayarannya. Hak tagih tersebut bisa berasal dari
kewenangan pemda misalnya untuk memungut pajak daerah, retribusi
daerah, atau hak tagih karena memberikan pinjaman kepada pihak lain.
b. Jenis Piutang
Jenis Piutang adalah:
1) Piutang Pendapatan
Adalah piutang atas pendapatan pemerintah yang berupa
- Piutang Pajak
- Piutang restribusi
- Piutang hasil kekayaan daerah yang dipisahkan
- Piutang lain-lain PAD yang sah
- Piutang transfer pemerintah pusat
- Piutang bantuan kekayaan
- Piutang hibah
- Piutang pendapatan lainnya
2) Piutang Lainnya
Yang termasuk piutang lain-lain adalah:
- Bagian lancar tagihan jangka panjang
3) Pengakuan
Telah diterbitkan surat ketetapan; dan/atau
Telah diterbitkan surat penagihan dan telah dilaksanakan
penagihan
c. Pencatatan Piutang
Contoh pencatatan jurnal di buku jurnal finansial saat timbulnya hak
tagih (piutang):
66
Tanggal
2/2/2012
Kode
Akun
1...
8...
Nama Akun
Piutang ...
Pendapatan-LO
Debit
Kredit
Xxx
Xxx
d. Penyajian
Disajikan sebagai aset lancar di Neraca sebesar nilai yang jatuh
tempo dalam tahun berjalan dan yang akan ditagih dalam 12 bulan
ke depan berdasarkan surat ketentuan penyelesaian yang telah
ditetapkan;
Disajikan sebagai aset lainnya terhadap nilai yang akan dilunasi di
atas 12 bulan berikutnya.
Aset Lancar diungkapkan pula dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.
B. AKUNTANSI BELANJA BARANG DAN JASA, BEBAN DAN PERSEDIAAN
1. Akuntansi Belanja Barang dan Jasa
a. Definisi
Belanja Daerah adalah Semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun
anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya
kembali oleh pemerintah. (PP No 71 th 2010)
Belanja adalah kewajiban pemerintah daerah yg diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih. (Permendagri 13/2006).
b. Klasifikasi Belanja
Menurut Permendagri No 64 tahun 2013, belanja dikelompokkan
sebagai belanja operasi, belanja Modal dan belanja tak terduga.
Berikut klasifikasi belanja menurut Permendagri 64 tahun 2013:
(Permendagri No. 64 tahun 2013)
1. Belanja Operasi
- Belanja pegawai
- Belanja barang
- Bunga
- Subsidi
- Hibah
- Bantuan sosial
2. Belanja Modal
3. Belanja Tak Terduga
c. Prinsip Pengakuan dan Pengukuran
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas
umum Daerah.
Pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanjanya
terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran yang
disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan.
Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
67
Kode
Akun
5...
3...
Nama Akun
Debit
Belanja ...
Estimasi Perubahan SAL
Kredit
Xxx
Xxx
e. Penyajian
Belanja akan dilaporkan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) setelah
akun Pendapatan.
2. Akuntansi Beban
a. Definisi
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam
periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, dapat berupa pengeluaran
atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban (PP No 71 tahun 2010)
b. Klasifikasi Beban
1) Beban Operasi
Beban Pegawai
Beban Barang
Beban Bunga
Beban Subsidi
Beban Hibah
Beban Bantuan Sosial
Beban Penyusutan Aset Tetap/Amortisasi
Beban Penyisihan Piutang
Beban Lain-lain
2) Beban Transfer
Beban Bagi Hasil Pajak
Beban bagi Hasil Pendapatan lainnya
Beban Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah
Lainnya
Beban Transfer Bantuan ke Desa
Beban Transfer Bantuan Keuangan lainnya
3) Beban Non Operasional
Beban yang sifatnya tidak rutin, misalnya berasal dari:
Defisit penjualan aset non lancar
Defisit penyelesaian kewajiban jangka panjang
Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
68
Kode
Akun
9...
1...
1...
3...
Nama Akun
Beban ...
Kas di Bend. Pengeluaran
Kas di Bend. Pengeluaran
RK-PPKD
Debit
Kredit
Xxx
Xxx
Xxx
Xxx
Kode
Akun
9...
3...
Nama Akun
Beban ...
RK-PPKD
Debit
Kredit
Xxx
Xxx
e. Penyajian
Beban dilaporkan dalam Laporan Operasional (LO).
Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
69
3. Akuntansi Persediaan
a. Definisi
Aset dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies) yang diperoleh
dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah
atau barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan atau diserahkan
dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dalam kurun waktu 12
bulan dari tanggal pelaporan.
Contoh persediaan:
Persediaan ATK
Persediaan Benda Akun
Persediaan obat-obatan
Persediaan bibit
Persediaan pupuk
Persediaan bahan pembersih
Persediaan bahan bangunan
Persediaan amunisi
b. Prinsip Pengakuan dan Pengukuran
Persediaan dinilai dengan perhitungan fisik pada akhir periode
Persediaan yang berasal dari pembelian, maka di nilai berdasarkan
Biaya perolehan
Persediaan yang diperoleh dengan memproduksi sendiri maka dinilai
berdasarkan biaya Standar
Persediaan yang diperoleh dengan cara lain seperti hibah atu
rampasan dinilai sebesar Nilai wajar
Saldo persediaan tersebut dihitung berdasarkan harga pembelian
terakhir
c. Pencatatan Persediaan
Contoh jurnal yang dibuat di buku jurnal finansial saat pembelian
persediaan menggunakan mekanisme UP:
Tanggal
2/3/2012
Kode
Akun
1...
1...
Nama Akun
Persediaan ...
Kas di Bend.
Pengeluaran
Debit
Kredit
Xxx
Xxx
d. Penyajian
Persediaan dilaporkan dalam Neraca dan diungkapkan dalam Catatan
atas Laporan Keuangan.
70
Kode
Akun
5...
3 ...
Nama Akun
Belanja Modal...
Estimasi Perubahan
SAL
Debit
Xxx
Kredit
Xxx
Yang perlu diingat adalah bahwa jika transaksi yang terjadi secara kredit
(tidak tunai), maka TIDAK dicatat jurnal realisasi anggaran, melainkan
hanya pencatatan di buku jurnal finansial atas aset tetap yang diperoleh.
d. Penyajian
Belanja Modal dilaporkan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA).
2. Akuntansi Aset Tetap
a. Definisi
Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih
dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah
atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
b. Klasifikasi Aset Tetap
Tanah
Peralatan dan Mesin
Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
71
72
Kode
Akun
1...
3...
Nama Akun
Debit
Mobil Ambulan
RK-PPKD
Kredit
Xxx
Xxx
Kode
Akun
5...
3...
Nama Akun
Debit
Belanja Modal...
Estimasi Perubahan
SAL
Xxx
Kredit
Xxx
f.
Kode
Akun
9...
1...
Nama Akun
Debit
Beban Penyusutan...
Akum. Penyusutan ..
Kredit
Xxx
xxx
Penyajian
Penyajian aset tetap dalam lembar muka neraca sebagai berikut:
Aset
Aset Tetap
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
xxx
Jalan, Irigasi dan Jaringan
Aset Tetap Lainnya
Akumulasi Penyusutan
(xxx)
Konstruksi dalam Pengerjaan
Total Aset Tetap
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
73
Kode
Akun
3...
7...
Nama Akun
Estimasi Perubahan SAL
Penerimaan Pembiayaan
Debit
Kredit
xxx
xxx
Kode
Akun
7...
3...
Nama Akun
Pengeluaran Pembiayaan
Estimasi Perubahan SAL
Debit
Kredit
Xxx
Xxx
d. Penyajian
Pembiayaan akan disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA).
74
2. Akuntansi Investasi
a. Definisi
Investasi adalah Aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat
ekonomik seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial
sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat.
b. Klasifikasi
Investasi diklasifikasikan menjadi:
Investasi jangka Pendek
Diharapkan dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki
selama setahun atau kurang ditujukan dalam rangka manajemen kas
Berisiko rendah atau bebas dari perubahan atau pengurangan harga
yang signifikan
Contoh : investasi dalam saham dan investasi dalam obligasi
Kode
Akun
1...
1...
Nama Akun
Investasi ...
Kas di Kasda
Debit
Kredit
Xxx
Xxx
e. Penyajian
Investasi akan dilaporkan dalam Neraca dan diungkapkan dalan Catatan
atas Laporan Keuangan (CaLK) Pemerintah Daerah.
75
3. Akuntansi Kewajiban
a. Definisi
Utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah
b. Klasifikasi Kewajiban
Kewajiban diklasifikasikan manjadi
1) Kewajiban Jangka Pendek
Adalah Kewajiban yang jatuh tempo kurang dari 12 bulan setelah
tanggal pelaporan.
Jenis Kewajiban Jangka Pendek:
o Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)
o Utang Bunga
o Bagian Lancar utang jangka panjang
o Pendapatan diterima dimuka
o Utang Beban
o Utang jangka pendek lainnya
2) Kewajiban Jangka Panjang
Adalah Kewajiban yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan setelah
tanggal pelaporan
Jenis Kewajiban Jangka Panjang:
o Utang Dalam negeri
o Utang Luar negei
o Utang jangka panjang lainnya
c. Prinsip Pengakuan dan Pengukuran
Kewajiban diakui jika besar kemungkinan sumber daya ekonomi
akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai
saat pelaporan dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai
nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal
Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima dan/atau pada
saat kewajiban timbul
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal.
Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam
mata uang rupiah. Menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada
tanggal neraca
d. Pencatatan Kewajiban
Transaksi kewajiban dicatat di buku jurnal finansial.
timbulnya kewajiban:
Tanggal
2/3/2012
Kode
Akun
1...
2...
Nama Akun
Kas di Kasda ...
Utang ...
Debit
Contoh jurnal
Kredit
Xxx
Xxx
76
Kode
Akun
7...
3 ...
Nama Akun
Pengeluaran Pembiayaan Pembentukan Dana Cadangan
Estimasi Perubahan SAL
Debit
Kredit
Xxx
Xxx
Kode
Akun
1...
1...
Nama Akun
Dana Cadangan
Kas di Kasda
Debit
Kredit
Xxx
Xxx
c. Penyajian
Dana Cadangan perupakan akun yang dilaporkan di Neraca bagian aset.
2. Akuntansi Transaksi Non Anggaran
a. Definisi
Adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak
mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja, transfer dan
pembiayaan pemerintah.
Contohnya: Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) dan Kiriman Uang.
Jenis Transaksi Non Anggaran
Perhitungan Fihak Ketiga : kas yang berasal dari jumlah
dana yang dipotong dari Surat Perintah Membayar (SPM)
atau diterima secara tunai untuk pihak ketiga misalnya
potongan Taspen dan Askes.
Kiriman Uang : mutasi kas antar rekening kas
negara/daerah.
Transaksi yang tidak tercantum dalam APBD
b. Pencatatan Transaksi Non Anggaran
Pencatatan transaksi non anggaran (transitoris) dilakukan di buku jurnal
finansial.
Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
77
Kode
Akun
1...
2...
Nama Akun
Kas di Bend. Pengeluaran
Utang PFK
Debit
Kredit
Xxx
Xxx
Kode
Akun
2...
1...
Nama Akun
Utang PFK
Kas di Bend. Pengeluaran
Debit
Kredit
Xxx
Xxx
c. Penyajian
Tansaksi non Anggaran akan disajikan di Neraca dan dalam Laporan Arus
Kas.
F. AKUNTANSI KOREKSI KESALAHAN, JURNAL PENYESUAIAN DAN JURNAL
PENUTUP
1. Akuntansi Koreksi Kesalahan
adalah merupakan koreksi terhadap kesalahan dalam membuat jurnal
dan telah diakunting ke buku besar.
Setiap kesalahan dikoreksi segera setelah diketahui/kesalahan
ditemukan.
Contoh kesalahan: kesalahan pembebanan akun, kesalahan nominal,
dst.
Kesalahan pencatatan dapat terjadi baik di buku jurnal finansial maupun
buku anggaran.
Koreksi kesalahan diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.
Berdasarkan PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, kesalahan menurut sifatnya dibedakan menjadi 2 (dua)
yaitu kesalahan tidak berulang dan kesalahan berulang dan sistemik
yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Kesalahan tidak berulang
Adalah kesalahan yang diharapkan tidak akan terjadi lagi.
a) Kesalahan yang terjadi pada periode berjalan
Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode
berjalan, baik yang mempengaruhi posisi kas maupun yang
tidak, dilakukan dengan pembetulan pada akun yang
bersangkutan dalam periode berjalan, baik pada akun
pendapatan-LRA atau akun Belanja, maupun pendapatan-LO
atau akun Beban.
b) Kesalahan yang terjadi pada periode sebelumnya
Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada
periode-periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas,
apabila laporan keuangan periode tersebut belum
diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun yang
bersangkutan, baik pada akun pendapatan-LRA atau akun
Belanja, maupun akun pendapatan-LO dan akun Beban.
78
Kode
Akun
1...
9...
Nama Akun
Kas di Kasda
Beban Pegawai
Debit
Kredit
Xxx
Xxx
Kode
Akun
3...
4...
Nama Akun
Estimasi Perubahan SAL
Pendapatan Lain-lain
LRA
Debit
Kredit
Xxx
Xxx
79
80
Kode
Akun
1...
8...
9...
2...
Contoh Penyesuaian
pengakuannya):
Tanggal
31/12/2012
Kode
Akun
2...
Nama Akun
Debit
Piutang
Pendapatan LO
Xxx
Beban
Utang Beban
Xxx
atas
akun
Xxx
xxx
defferal
Nama Akun
(ditangguhkan
Debit
Xxx
8...
Pendapatan diterima
Dimuka
Pendapatan
9...
2...
Beban
Utang Beban
Xxx
Kredit
Kredit
Xxx
xxx
81
3. Jurnal Penutup
Adalah jurnal yang dibuat untuk tujuan mengenolkan seluruh saldo
akun-akun laporan operasional dan laporan realisasi anggaran.
Jurnal penutup ada 2, yaitu jurnal penutup LRA dan Jurnal Penutup LO.
Langkah pertama, membuat jurnal penutup LRA yaitu menutup jurnal
anggaran yang pertama kali dibuat, kemudian menutup akun akun
pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan ke akun surplus/defisit.
Kemudian saldo akun surplus/defisit ditutup ke akun Estimasi
perubahan SAL.
Langkah kedua, menutup akun-akun pendapatan LO dan beban ke akun
surplus/defisit. Kemudian saldo akun surplus/defisit ditutup ke akun
Ekuitas.
Jurnal Penutup LRA
Tanggal
31/12/2012
31/12/2012
31/12/2012
Kode
Akun
3 ...
3 ...
3 ...
Nama Akun
Debit
Apropriasi Belanja
Estimasi Perubahan SAL
Estimasi Pendapatan
xxx
xxx
4...
5...
3 ...
Pendapatan-LRA ...
Belanja ...
Surplus/ Defisit LRA
Xxx
3 ...
3 ...
Xxx
Kredit
xxx
xxx
xxx
Xxx
Jurnal Penutup LO
Tanggal
31/12/2012
31/12/2012
Kode
Akun
8 ...
9 ...
3 ...
3 ...
3 ...
Nama Akun
Debit
Pendapatan LO
Beban
Surplus/ Defisit LO
Xxx
Surplus/ Defisit LO
Ekuitas
Xxx
Kredit
Xxx
Xxx
xxx
82
BAB IV
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD
Tujuan Instruksional Khusus:
Setelah mempelajari Topik ini peserta mampu menyusun Laporan Keuangan SKPD
meliputi LRA, LO, LPE dan Neraca, yang ditandai dengan:
1. mampu menjelaskan sistem akuntansi SKPD.
2. mampu menjelaskan struktur anggaran SKPD.
3. mampu mempraktekkan proses penyusunan laporan keuangan SKPD
No.
Sub Topik
Kata Kunci
Referensi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
83
84
85
86
KEWAJIBAN
Aset Lancar
1.1.1.03.01
1.1.7.01.01
1.500.000
2.1.1.03.01
Utang PPh 21
500.000
2.1.1.04.01
150.000
Total Kewajiban
1.500.000
2.000.000
Aset Tetap
EKUITAS
1.3.1.11.04
1.3.2.04.01
149.000.000
1.3.3.01.01
240.000.000
639.000.000
TOTAL ASET
1.350.000
250.000.000
641.000.000
3.1.1.01.01
Ekuitas
639.500.000
641.000.000
Ringkasan DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran) Dinas Kesehatan untuk T.A. 2014
sebagai berikut :
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Retribusi Daerah
4.1.2.01.01
Pelayanan kesehatan di Puskesmas LRA
TOTAL PENDAPATAN
BELANJA
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai
5.1.1.01.01
Gaji Pokok PNS/ Uang Representasi
5.1.1.01.02
Tunjangan Keluarga
5.1.1.01.03
Tunjangan Jabatan
5.1.1.01.04
Tunjangan Fungsional
5.1.1.01.05
Tunjangan Fungsional Umum
5.1.1.01.06
Tunjangan Beras
5.1.1.01.07
Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus
Total Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
5.1.2.01.01
Belanja alat tulis kantor
5.1.2.24.01
Honorarium Tenaga Ahli/Narasumber/Instruktur
Total Belanja Barang dan Jasa
24.000.000
24.000.000
941.980.654
194.601.755
135.713.962
117.971.012
12.500.000
80.205.622
17.026.995
1.500.000.000
150.000.000
65.000.000
215.000.000
87
BELANJA MODAL
Belanja Modal Peralatan dan Mesin
5.2.2.04.01 Belanja modal Pengadaan Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan
Total Belanja Modal Peralatan dan Mesin
TOTAL BELANJA
SURPLUS (DEFISIT)
120.000.000
120.000.000
1.835.000.000
(1.811.000.000)
Untuk menyederhanakan ilustrasi, transaksi yang terjadi selama Tahun Anggaran 2014 di
Dinas Perhubungan diringkaskan sebagai berikut :
Tanggal
No Bukti
Transaksi
01/01/20
14
001/DINKES/2014
02/02/20
14
03/03/20
14
002/DINKES/2014
04/04/20
14
004/DINKES/2014
05/05/20
14
005/DINKES/2014
06/06/20
14
006/DINKES/2014
07/07/20
14
007/DINKES/2014
08/08/20
14
008/DINKES/2014
09/09/20
14
10/10/20
14
009/DINKES/2014
003/DINKES/2014
010/DINKES/2014
88
Tanggal
No Bukti
Transaksi
31/12/20
14
31/12/20
14
011/DINKES/2014
Diketahui nilai persediaan alat tulis kantor yang masih tersisa pada akhir
tahun sebesar Rp1.000.000,Berdasarkan kebijakan akuntansi Pemkab Adil Makmur, penyusutan aset
tetap mulai diterapkan terhitung Tahun Anggaran 2014. Metode
penyusutan yang digunakan adalah garis lurus (straight line method) dengan
asumsi nilai residu nol (nihil). Diasumsikan penyusutan dilakukan setahun
penuh berdasarkan saldo akhir aset tetap akhir tahun.
Masa manfaat aset tetap ditetapkan sebagai berikut:
Bangunan Gedung Kantor
50 tahun
Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan
7 tahun
31/12/20
14
012/DINKES/2014
013/DINKES/2014
89
Diminta:
1. Buatlah jurnal anggaran dan jurnal untuk mencatat saldo awal!
2. Lakukan analisis transaksi dan buatlah jurnal transaksi meliputi jurnal finansial
/dan jurnal anggaran!
3. Susunlah Laporan Keuangan Dinas Kesehatan Kabupaten Adil Makmur Tahun
2014 meliputi:
a. Laporan Operasional
b. Laporan Perubahan Ekuitas
c. Neraca
d. Laporan Realisasi Anggaran
4. Buatlah jurnal penutup dan susunlah Neraca Saldo setelah penutupan
90
5. Penyelesaian soal
Dilakukan dengan 8 langkah sebagai berikut:
1. Pencatatan Jurnal Anggaran dan Saldo Awal di Buku Jurnal
2. Analisis Transaksi dan Pencatatan Transaksi di Buku Jurnal
Guna memudahkan penyusunan laporan keuangan secara manual, maka
digunakan daftar akun sesuai yang diatur di Permendagri 64 tahun 2014
yaitu di pasal 7 dan lampiran III mengenai Bagan Akun Standar (BAS),
yaitu dituliskan kode dan nama akun detil sampai level 5 yaitu rincian
objek.
Penjurnalan dibedakan menjadi 2:
a. Jurnal Finansial:
Secara default seluruh transaksi dicatat/ dibuat jurnal finansialnya
dalam buku jurnal dengan melibatkan akun dengan kode awal 1Aset ,2-Kewajiban,3-Ekuitas serta 8-Pendapatan LO dan 9-Beban.
b. Jurnal Anggaran:
Jika transaksi melibatkan akun dengan kode awal 4-pendapatan LRA,
5-Belanja, 6-Transfer dan 7-Pembiayaan dan dilakukan secara
tunai/melibatkan kas, maka selain mencatat jurnal finansial juga
mencatat jurnal anggaran.
3. Pencatatan Jurnal Penyesuaian di Buku Jurnal
Pencatatan penyesuaian dilakukan dengan membuat jurnal finansial saja
yaitu melibatkan akun dengan kode awal 1-Aset ,2-Kewajiban,3-Ekuitas
serta 8-Pendapatan LO dan 9-Beban.
4. Posting ke Buku Besar
5. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
6. Penyusunan Laporan Keuangan:
a. Laporan Operasional
b. Laporan Perubahan Ekuitas
c. Neraca
d. Laporan Realisasi Anggaran
7. Pencatatan Jurnal Penutup di Buku Jurnal
8. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan
91
LANGKAH 1:
Pencatatan Jurnal Anggaran dan Saldo Awal di Buku Jurnal
BUKU JURNAL
Jurnal Anggaran
Tanggal
01/01/2014
Ref
Debit
24.000.000
1.811.000.000
Kredit
1.835.000.000
01/01/2014
1.1.1.03.01
Kas di Bendahara Pengeluaran
Ref
Debit
1.500.000
500.000
250.000.000
149.000.000
240.000.000
Kredit
1.350.000
150.000
3.1.1.01.01 Ekuitas
639.500.000
LANGKAH 2:
Analisis Transaksi dan Pencatatan Transaksi di Buku Jurnal
BUKU JURNAL
Tanggal
01/01/2014
Uraian
Ref
Debit
1.350.000
150.000
02/02/2014
02/02/2014
3.1.3.01.01 RK PPKD
Kredit
1.500.000
50.000.000
50.000.000
92
Tanggal
Uraian
Ref
Debit
941.980.654
194.601.755
135.713.962
117.971.012
12.500.000
80.205.622
17.026.995
3.1.3.01.01 RK PPKD
03/03/2014
941.980.654
03/03/2014
194.601.755
03/03/2014
135.713.962
03/03/2014
117.971.012
03/03/2014
12.500.000
03/03/2014
80.205.622
03/03/2014
17.026.995
03/03/2014
03/03/2014
04/04/2014
04/04/2014
1.3.2.04.01
Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan
3.1.3.01.01 RK PPKD
04/04/2014
05/05/2014
05/05/2014
3.1.3.01.01 RK PPKD
05/05/2014
05/05/2014
06/06/2014
06/06/2014
1.500.000.000
110.000.000
110.000.000
110.000.000
110.000.000
55.000.000
55.000.000
55.000.000
55.000.000
25.500.000
06/06/2014
3.1.3.01.01 RK PPKD
06/06/2014
07/07/2014
1.500.000.000
04/04/2014
Kredit
25.500.000
25.500.000
25.500.000
25.500.000
93
Tanggal
07/07/2014
Uraian
4.1.2.01.01 Pelayanan kesehatan di Puskesmas LRA
Ref
Debit
25.500.000
53.750.000
08/08/2014
9.1.2.25.03
Honorarium Tenaga Ahli/Instruktur/Narasumber
9.1.2.01.01 Beban Persediaan alat tulis kantor
62.500.000
08/08/2014
09/09/2014
09/09/2014
3.1.3.01.01 RK PPKD
08/08/2014
116.250.000
116.250.000
116.250.000
53.750.000
08/08/2014
5.1.2.24.01
Honorarium Tenaga Ahli/Narasumber/Instruktur
5.1.2.01.01 Belanja alat tulis kantor
62.500.000
08/08/2014
08/08/2014
116.250.000
11.000.000
10/10/2014
9.1.2.25.03
Honorarium Tenaga Ahli/Instruktur/Narasumber
9.1.2.01.01 Beban Persediaan alat tulis kantor
27.500.000
10/10/2014
10/10/2014
Kredit
38.500.000
11.000.000
10/10/2014
5.1.2.24.01
Honorarium Tenaga Ahli/Narasumber/Instruktur
5.1.2.01.01 Belanja alat tulis kantor
27.500.000
10/10/2014
11/11/2014
3.1.3.01.01 RK PPKD
11/11/2014
12/12/2014
12/12/2014
5.235.000
12/12/2014
8.100.000
12/12/2014
12/12/2014
12/12/2014
10/10/2014
38.500.000
11.500.000
11.500.000
13.335.000
5.235.000
8.100.000
13.335.000
94
LANGKAH 3:
Pencatatan Penyesuaian di Buku Jurnal
BUKU JURNAL
Tanggal
Uraian
Ref
31/12/2014
31/12/2014
31/12/2014
31/12/2014
31/12/2014
31/12/2014
9.1.7.01.04
Beban Penyusutan Alat Angkutan Darat Bermotor
9.1.7.02.01
Beban Penyusutan Bangunan Gedung Tempat Kerja
1.3.7.01.04
Akumulasi Penyusutan Alat Angkutan Darat Bermotor
1.3.7.02.01 Akumulasi Penyusutan Bangunan
Gedung Tempat Kerja
Kredit
500.000
500.000
33.070.000
4.800.000
33.070.000
4.800.000
31/12/2014
31/12/2014
Debit
15.325.000
15.325.000
95
LANGKAH 4:
Posting ke Buku Besar
BUKU BESAR
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
Dinas Kesehatan
1.1.1.02.01
Kas di Bendahara Penerimaan
Debit
Tanggal
Transaksi
Debit
Kredit
Saldo
01/01/2014
Saldo Awal
07/07/2014
25.500.000
25.500.000
07/07/2014
25.500.000
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
Dinas Kesehatan
1.1.1.03.01
Kas di Bendahara Pengeluaran
Debit
Tanggal
Transaksi
01/01/2014
02/02/2014
Saldo Awal
Penyetoran Potongan PPh dan
PPN ke kas negara
Menerima UP
08/08/2014
09/09/2014
Menerima SP2D GU
10/10/2014
01/01/2014
11/11/2014
12/12/2014
12/12/2014
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
Debit
Kredit
Saldo
1.500.000
1.500.000
50.000.000
50.000.000
116.250.000
-66.250.000
116.250.000
50.000.000
38.500.000
11.500.000
11.500.000
13.335.000
13.335.000
13.335.000
Dinas Kesehatan
1.1.7.01.01
Persediaan Alat Tulis Kantor
Debit
Tanggal
Transaksi
Debit
Kredit
Saldo
96
01/01/2014
Saldo Awal
31/12/2014
Jurnal penyesuaian
500.000
500.000
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
1.000.000
Dinas Kesehatan
1.3.1.11.04
Tanah Untuk Bangunan Tempat Kerja/Jasa
Debit
Tanggal
Transaksi
Debit
Kredit
Saldo
250.000.000
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
Dinas Kesehatan
1.3.2.04.01
Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan
Debit
Tanggal
Transaksi
01/01/2014
Saldo Awal
Membeli peralatan dan mesin
secara LS
04/04/2014
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
Debit
Kredit
Saldo
149.000.000
110.000.000
259.000.000
Dinas Kesehatan
1.3.3.01.01
Bangunan Gedung Kantor
Debit
Tanggal
01/01/2014
Transaksi
Debit
Kredit
Saldo Awal
Saldo
240.000.000
SKPD
Dinas Kesehatan
KODE AKUN
1.3.7.01.04
NAMA AKUN
Kredit
Tanggal
Transaksi
01/01/2014
Saldo Awal
31/12/2014
Jurnal penyesuaian
Debit
Kredit
Saldo
0
33.070.000
33.070.000
97
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
Dinas Kesehatan
1.3.7.02.01
Akumulasi Penyusutan Bangunan Gedung Tempat
Kerja
Kredit
Tanggal
01/01/201
4
31/12/201
4
Transaksi
Debit
Kredit
Saldo
Saldo Awal
Jurnal penyesuaian
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
4.800.000
4.800.000
Dinas Kesehatan
2.1.1.03.01
Utang PPh 21
Kredit
Tanggal
01/01/2014
Transaksi
Debit
Kredit
Saldo
1.350.000
12/12/2014
Saldo Awal
Penyetoran Potongan PPh dan
PPN ke kas negara
Menerima potongan PPh/PPN
5.235.000
5.235.000
12/12/2014
5.235.000
Kredit
Saldo
01/01/2014
1.350.000
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
Dinas Kesehatan
2.1.1.04.01
Utang PPN Pusat
Kredit
Tanggal
01/01/2014
Transaksi
12/12/2014
Saldo Awal
Penyetoran Potongan PPh dan
PPN ke kas negara
Menerima potongan PPh/PPN
12/12/2014
01/01/2014
SKPD
KODE AKUN
Debit
150.000
150.000
8.100.000
8.100.000
8.100.000
Dinas Kesehatan
2.1.5.02.01
98
NAMA AKUN
Kredit
Tanggal
Transaksi
Debit
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
Kredit
Saldo
0
15.325.000 15.325.000
Dinas Kesehatan
3.1.1.01.01
Ekuitas
Kredit
Tanggal
Transaksi
Debit
Kredit
Saldo
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
639.500.000
Dinas Kesehatan
3.1.2.05.01
Estimasi Perubahan SAL
Kredit
Tanggal
Transaksi
01/01/2014
08/08/2014
Saldo Awal
Membayar Gaji dan Tunjangan
Pegawai
Membeli peralatan dan mesin
secara LS
Membeli barang dan jasa
secara LS
Menyetor pendapatan
retribusi
Pengesahan SPJ Belanja UP
10/10/2014
03/03/2014
04/04/2014
05/05/2014
07/07/2014
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
Debit
Kredit
Saldo
0
1.487.500.000
1.487.500.000
110.000.000
1.597.500.000
55.000.000
1.652.500.000
25.500.000
1.627.000.000
116.250.000
1.743.250.000
38.500.000
1.781.750.000
Dinas Kesehatan
3.1.3.01.01
RK PPKD
Kredit
Tanggal
Transaksi
01/01/2014
Saldo Awal
02/02/2014
Menerima UP
Debit
Kredit
Saldo
0
50.000.000
50.000.000
99
03/03/2014
04/04/2014
05/05/2014
07/07/2014
09/09/2014
11/11/2014
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
1.487.500.000
1.537.500.000
110.000.000
1.647.500.000
55.000.000
1.702.500.000
25.500.000
1.677.000.000
116.250.000
1.793.250.000
11.500.000
1.781.750.000
Dinas Kesehatan
4.1.2.01.01
Pelayanan kesehatan di Puskesmas LRA
Kredit
Tanggal
Transaksi
Debit
Kredit
Saldo
0
0 25.500.000
25.500.000
Dinas Kesehatan
5.1.1.01.01
Gaji Pokok PNS/ Uang Representasi
Debit
Tanggal
Transaksi
Debit
Kredit
Saldo
0
941.980.654
941.980.654
Dinas Kesehatan
5.1.1.01.02
Tunjangan Keluarga
Debit
Tanggal
Transaksi
Debit
Kredit
Saldo
0
194.601.755
194.601.755
100
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
Dinas Kesehatan
5.1.1.01.03
Tunjangan Jabatan
Debit
Tanggal
Transaksi
Debit
Kredit
Saldo
0
135.713.962
135.713.962
Dinas Kesehatan
5.1.1.01.04
Tunjangan Fungsional
Debit
Tanggal
Transaksi
Debit
Kredit
Saldo
0
117.971.012
0 117.971.012
Dinas Kesehatan
5.1.1.01.05
Tunjangan Fungsional Umum
Debit
Tanggal
Transaksi
Debit
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
Kredit
Saldo
0
12.500.000
12.500.000
Kredit
Saldo
Dinas Kesehatan
5.1.1.01.06
Tunjangan Beras
Debit
Tanggal
Transaksi
Debit
0
80.205.622
80.205.622
101
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
Dinas Kesehatan
5.1.1.01.07
Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus
Debit
Tanggal
Transaksi
Debit
Kredit
Saldo
0
17.026.995
17.026.995
Kredit
Saldo
Dinas Kesehatan
5.1.2.01.01
Belanja alat tulis kantor
Debit
Tanggal
Transaksi
Debit
0
55.000.000
55.000.000
62.500.000
0 117.500.000
27.500.000
0 145.000.000
Dinas Kesehatan
5.1.2.24.01
Honorarium Tenaga Ahli/Narasumber/Instruktur
Debit
Tanggal
Transaksi
SKPD
KODE
AKUN
NAMA
AKUN
Debit
Kredit
Saldo
0
53.750.000
53.750.000
11.000.000
64.750.000
Dinas Kesehatan
5.2.2.04.01
Belanja modal Pengadaan Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan
102
Debit
Tanggal
Transaksi
01/01/2014
Saldo
Awal
04/04/2014
Membeli
peralatan
dan mesin
secara LS
Debit
Kredit
Saldo
0
110.000.000
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
110.000.000
Dinas Kesehatan
8.1.2.01.01
Pelayanan kesehatan di Puskesmas LO
Kredit
Tanggal
Transaksi
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
Debit
Kredit
Saldo
0
0 25.500.000 25.500.000
Dinas Kesehatan
9.1.1.01.01
Gaji Pokok PNS / Uang Representasi - LO
Debit
Tanggal
Transaksi
Debit
Kredit
Saldo
0
941.980.654
0 941.980.654
Dinas Kesehatan
9.1.1.01.02
Tunjangan Keluarga - LO
Debit
Tanggal
Transaksi
Debit
Kredit
Saldo
0
103
03/03/2014
194.601.755
0 194.601.755
Dinas Kesehatan
9.1.1.01.03
Tunjangan Jabatan - LO
Debit
Tanggal
Transaksi
Debit
Kredit
Saldo
0
135.713.962
0 135.713.962
Dinas Kesehatan
9.1.1.01.04
Tunjangan Fungsional - LO
Debit
Tanggal
Transaksi
Debit
Kredit
Saldo
0
117.971.012
0 117.971.012
Dinas Kesehatan
9.1.1.01.05
Tunjangan Fungsional Umum - LO
Debit
Tanggal
Transaksi
Debit
Kredit
Saldo
0
12.500.000
12.500.000
Kredit
Saldo
0
80.205.622
Dinas Kesehatan
9.1.1.01.06
Tunjangan Beras - LO
Debit
Tanggal
Transaksi
Debit
80.205.622
104
Tunjangan Pegawai
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
Dinas Kesehatan
9.1.1.01.07
Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus LO
Debit
Tanggal
Transaksi
Debit
Kredit
Saldo
0
17.026.995
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
17.026.995
Dinas Kesehatan
9.1.2.01.01
Beban Persediaan alat tulis kantor
Debit
Tanggal
Transaksi
Debit
Kredit
10/10/2014
31/12/2014
Jurnal penyesuaian
05/05/2014
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
Saldo
0
55.000.000
55.000.000
62.500.000
117.500.000
27.500.000
145.000.000
500.000
144.500.000
Kredit
Saldo
0
15.325.000
Dinas Kesehatan
9.1.2.03.03
Beban Jasa listrik
Debit
Tanggal
Transaksi
Debit
15.325.000
Dinas Kesehatan
9.1.2.25.03
Honorarium Tenaga Ahli/Instruktur/Narasumber
Debit
Tanggal
Transaksi
Debit
Kredit
Saldo
0
53.750.000
53.750.000
105
10/10/2014
11.000.000
64.750.000
Dinas Kesehatan
9.1.7.01.04
Beban Penyusutan Alat Angkutan Darat Bermotor
Debit
Tanggal
Transaksi
Debit
Kredit
Saldo
Jurnal penyesuaian
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
33.070.000
33.070.000
Dinas Kesehatan
9.1.7.02.01
Beban Penyusutan Bangunan Gedung Tempat Kerja
Debit
Tanggal
Transaksi
Debit
Kredit
Saldo
Jurnal penyesuaian
0
4.800.000
4.800.000
LANGKAH 5:
Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Pemerintah Kabupaten Adil Makmur
NERACA SALDO SETELAH PENYESUAIAN
per Tanggal 31 Desember 2012
SKPD Dinas Kesehatan
Saldo
Kode dan Nama Akun
Debit
Kredit
1.1.7
Rp
1.000.000
Rp
1.3.1
Rp
250.000.000
Rp
1.3.2
Rp
259.000.000
Rp
1.3.3
Rp
240.000.000
Rp
1.3.7
Rp
Rp33.070.000
1.3.7
Rp
Rp4.800.000
2.1.5
Rp
Rp15.325.000
106
Saldo
Kode dan Nama Akun
Debit
Kredit
3.1.1
3.1.1.01.01 Ekuitas
Rp
Rp639.500.000
3.1.2
Rp
24.000.000
3.1.2
Rp
Rp
Rp
1.835.000.000
3.1.2
Rp
16.750.000
Rp
-
3.1.3
3.1.3.01.01 RK PPKD
Rp
Rp
1.794.250.000
4.1.2
Rp
Rp
25.500.000
5.1.1
Rp
941.980.654
5.1.1
Rp
194.601.755
5.1.1
Rp
135.713.962
5.1.1
Rp
117.971.012
5.1.1
Rp
12.500.000
5.1.1
Rp
80.205.622
5.1.1
Rp
17.026.995
5.1.2
Rp
145.000.000
5.1.2
Rp
64.750.000
5.2.2
5.2.2.04.01
Belanja modal Pengadaan Kendaraan Dinas Bermotor Perorangan
Rp
110.000.000
8.1.2
Rp
9.1.1
Rp
941.980.654
9.1.1
Rp
194.601.755
9.1.1
Rp
135.713.962
9.1.1
Rp
117.971.012
9.1.1
Rp
12.500.000
9.1.1
Rp
80.205.622
9.1.1
Rp
17.026.995
9.1.2
Rp
144.500.000
9.1.2
Rp
15.325.000
9.1.2
Rp
64.750.000
9.1.7
Rp
33.070.000
9.1.7
Rp
4.800.000
Jumlah
4.372.945.000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
25.500.000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
4.372.945.000
107
Ket: Jumlah kolom debit dan kredit pada Neraca Saldo di atas harus seimbang
(balance), apabila tidak, berarti ada kesalahan yang mungkin terjadi pada saat
mencatat jumlah pada jurnal, buku besar, atau pada saat memindahkan saldo
rekening buku besar ke neraca saldo, atau mungkin salah menempatkan posisi
saldo, misalnya yang seharusnya di debit tetapi ditempatkan di kredit, atau
sebaliknya.
108
LANGKAH 6:
Penyusunan Laporan Keuangan
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 Desember 2014 DAN 2013
Nomor
Urut
Uraian
2014
8.0.0
8.1.0
8.1.1
8.1.2
8.1.3
8.1.4
PENDAPATAN - LO
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) - LO
Pendapatan Pajak Daerah - LO
Pendapatan Retribusi Daerah - LO
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan - LO
Lain-lain PAD Yang Sah - LO
Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s.d. 6)
RpRp25.500.000
RpRpRp25.500.000
8.2.0
PENDAPATAN TRANSFER - LO
8.2.1
Rp-
8.2.2
10
Rp-
8.2.3
11
Rp-
12
8.3.0
13
8.3.1
14
8.3.3
15
Pendapatan Hibah - LO
17
Pendapatan Lainnya - LO
Jumlah Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah (14
s.d. 15)
JUMLAH PENDAPATAN (7+12+16)
9.0.0
18
BEBAN
9.1.0
19
9.1.1
20
Beban Pegawai - LO
9.1.2
21
9.1.3
22
Beban Bunga
16
RpRpRpRpRp25.500.000
BEBAN OPERASI - LO
Rp
1.487.500.000
Rp
224.575.000
Rp
-
109
9.1.4
23
Beban Subsidi
9.1.5
24
Beban Hibah
9.1.6
25
9.1.7
26
9.1.8
27
9.1.9
28
Beban Lain-lain
29
9.2.0
30
9.2.1
31
9.2.2
32
9.2.3
33
9.2.4
34
9.2.5
35
36
37
BEBAN TRANSFER
38
39
8.4.0
40
8.4.1
41
8.4.2
42
8.4.3
43
44
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
1.762.445.000
Rp
(1.736.945.000)
9.3.0
45
9.3.1
46
9.3.2
47
9.3.3
48
49
Rp
Rp
Rp
Rp
37.870.000
Rp
Rp
Rp
1.762.445.000
Rp
Rp
Rp
Rp
-
Rp
Rp
Rp
Rp
-
110
50
Rp
-
51
Rp
(1.736.945.000)
8.5.0
52
8.5.1
53
54
9.4.0
55
9.4.1
56
57
58
59
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
(1.736.945.000)
3.1.1
0
0
0
Nomor
Urut
Uraian
2014
Ekuitas Awal
Rp
639.500.000
Surplus/Defisit LO
Rp
(1.736.945.000)
Rp
Rp
Lain-lain
Rp
Rp
(1.097.445.000)
111
NERACA
PER 31 Desember 2014
No
Uraian
1.0.0
1.1.0
1.1.1
1.1.2
1.1.3
Piutang Pendapatan
1.1.4
Piutang Lainnya
1.1.5
Penyisihan Piutang
1.1.6
1.1.7
Persediaan
1.1.8
10
Tahun 2014
Tahun 2013
ASET
ASET LANCAR
11
1.2.0
12
1.2.1
13
1.2.2
14
15
Jumlah
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
1.000.000,00
Rp
Rp
1.000.000,00
Rp
1.500.000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
500.000,00
Rp
Rp
2.000.000,00
Rp
Rp
Rp
-
Rp
Rp
Rp
-
Rp
250.000.000,00
Rp
259.000.000,00
Rp
240.000.000,00
Rp
Rp
-
Rp
250.000.000,00
Rp
149.000.000,00
Rp
240.000.000,00
Rp
Rp
-
14)
1.3.0
16
ASET TETAP
1.3.1
17
Tanah
1.3.2
18
1.3.3
19
1.3.4
20
1.3.5
21
112
1.3.6
22
1.3.7
23
Akumulasi Penyusutan
Jumlah Aset Tetap (17 s.d. 23)
24
1.4.0
25
DANA CADANGAN
1.4.1
26
Dana Cadangan
Jumlah Dana Cadangan (26)
27
1.5.0
28
1.5.1
29
1.5.2
30
1.5.3
31
1.5.4
32
Aset Lain-lain
Jumlah Aset Lainnya (29 s.d. 32)
34
2.0.0
35
KEWAJIBAN
2.1.0
36
2.1.1
37
2.1.2
38
Utang Bunga
2.1.3
39
2.1.4
40
2.1.5
41
Utang Belanja
2.1.6
42
44
2.2.1
45
2.2.2
46
49
3.1.0
50
3.1.1
51
Rp
Rp
-
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
-
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
-
Rp
712.130.000,00
Rp
641.000.000,00
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
15.325.000,00
Rp
Rp
15.325.000,00
Rp
1.500.000,00
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
1.500.000,00
Rp
Rp
Rp
Rp
15.325.000,00
Rp
Rp
Rp
Rp
1.500.000,00
Rp
(1.097.445.000,00)
Rp
639.500.000,00
46)
48
3.0.0
Rp
Rp
-
2.2.0
47
Rp
Rp
Rp
639.000.000,00
ASET LAINNYA
33
43
Rp
Rp
(37.870.000,00)
Rp
711.130.000,00
EKUITAS
EKUITAS
Ekuitas
113
3.1.3
52
53
54
Rp
1.794.250.000,00
Rp
698.805.000,00
Rp
Rp
639.500.000,00
Rp
712.130.000,00
Rp
641.000.000,00
No
Uraian
Anggaran Setelah
Perubahan 2014
Realisasi 2014
4.0.0
PENDAPATAN - LRA
4.1.0
4.1.1
4.1.2
4.1.3
4.1.4
4.2.0
4.2.1
4.2.2
10
4.2.3
11
12
4.3.0
13
4.3.1
14
4.3.2
15
4.3.3
16
17
Rp
Rp
24.000.000
Rp
Rp
Rp
24.000.000
Rp
Rp
25.500.000
Rp
Rp
Rp
25.500.000
Rp
Rp
Rp
Rp
-
Rp
Rp
Rp
Rp
-
Rp
Rp
Rp
Rp
-
Rp
Rp
Rp
Rp
-
106%
114
18
5.0.0
19
5.1.0
20
5.1.1
21
Belanja Pegawai
5.1.2
22
5.1.3
23
Belanja Bunga
5.1.4
24
Belanja Subsidi
5.1.5
25
Belanja Hibah
5.1.6
26
27
5.2.1
29
5.2.2
30
5.2.3
31
5.2.4
32
5.2.5
33
Rp
1.500.000.000
Rp
209.750.000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
1.709.750.000
Rp
Rp
120.000.000
Rp
Rp
Rp
Rp
120.000.000
Rp
Rp
110.000.000
Rp
Rp
Rp
Rp
110.000.000
Rp
Rp
Rp
1.835.000.000
Rp
Rp
Rp
1.819.750.000
Rp
Rp
Rp
-
Rp
Rp
Rp
-
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
100%
98%
BELANJA MODAL
5.3.0
35
5.3.1
36
37
38
6.0.0
39
6.1.0
40
6.1.1
41
6.1.2
42
92%
TRANSFER
6.2.0
44
6.2.1
45
6.2.2
46
6.2.3
47
48
Rp
1.500.000.000
Rp
215.000.000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
1.715.000.000
BELANJA OPERASI
28
43
Rp
25.500.000
BELANJA
5.2.0
34
Rp
24.000.000
115
s.d. 47)
JUMLAH TRANSER (43+48)
49
50
(38+49)
51
7.0.0
52
PEMBIAYAAN
7.1.0
53
7.1.1
54
Penggunaan SiLPA
7.1.2
55
7.1.3
56
7.1.4
57
7.1.5
58
59
Rp
Rp
1.835.000.000
Rp
Rp
1.819.750.000
Rp
(1.811.000.000)
Rp
(1.794.250.000)
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
-
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
-
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
-
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
-
Rp
(1.811.000.000)
Rp
(1.794.250.000)
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
7.2.0
60
7.2.1
61
7.2.2
62
7.2.3
63
7.2.4
64
65
64)
66
67
116
LANGKAH 7:
Pencatatan Jurnal Penutup di Buku Jurnal
Jurnal Penutup LRA
Tanggal
31/12/2014
31/12/2014
31/12/2014
Nama Akun
3.1.2.03.01 Apropriasi Belanja
3.1.2.01.01 Estimasi Pendapatan
3.1.2.05.01 Estimasi Perubahan SAL
4.1.2.01.01 Pelayanan kesehatan di Puskesmas
LRA
3.1.2.06.01 Surplus/Defisit - LRA
5.1.1.01.01 Gaji Pokok PNS/ Uang Representasi
5.1.1.01.02 Tunjangan Keluarga
5.1.1.01.03 Tunjangan Jabatan
5.1.1.01.04 Tunjangan Fungsional
5.1.1.01.05 Tunjangan Fungsional Umum
5.1.1.01.06 Tunjangan Beras
5.1.1.01.07 Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus
5.1.2.01.01 Belanja alat tulis kantor
5.1.2.24.01
Honorarium Tenaga Ahli/Narasumber/Instruktur
5.2.2.04.01
Belanja modal Pengadaan Kendaraan Dinas
Perorangan
3.1.2.05.01 Estimasi Perubahan SAL
3.1.2.06.01 Surplus/Defisit - LRA
Ref
Debit
1.835.000.000
Kredit
24.000.000
1.811.000.000
Rp25.500.000
1.794.250.000
Rp941.980.654
Rp194.601.755
Rp135.713.962
Rp117.971.012
Rp12.500.000
Rp80.205.622
Rp17.026.995
Rp145.000.000
Rp64.750.000
Rp110.000.000
1.794.250.000
1.794.250.000
Jurnal Penutup LO
Tanggal
31/12/2014
Nama Akun
8.1.2.01.01 Pelayanan kesehatan di Puskesmas - LO
3.1.1.02.01 Surplus/Defisit - LO
9.1.1.01.01
Gaji Pokok PNS / Uang Representasi - LO
9.1.1.01.02 Tunjangan Keluarga - LO
9.1.1.01.03 Tunjangan Jabatan - LO
LO
Debit
Rp27.000.000
1.736.945.000
Kredit
Rp941.980.65
4
Rp194.601.75
5
Rp135.713.96
2
Rp117.971.01
2
Rp12.500.000
Rp80.205.622
Rp17.026.995
Rp144.500.00
117
0
Rp15.325.000
Rp64.750.000
Rp33.070.000
Rp4.800.000
3.1.1.01.01 Ekuitas
3.1.1.02.01 Surplus/Defisit - LO
1.736.945.000
1.736.945.000
LANGKAH 8:
Penyusunan Neraca Saldo setelah Penutupan
Debit
Rp
1.000.000
Rp
250.000.000
Rp
259.000.000
Rp
240.000.000
1.3.7.01.04
Akumulasi Penyusutan Alat Angkutan Darat Bermotor
1.3.7.02.01
Akumulasi Penyusutan Bangunan Gedung Tempat Kerja
Rp
Rp
Rp
-
Rp 1.097.445.000
3.1.3.01.01 RK PPKD
Rp
Jumlah
1.847.445.000
Kredit
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
33.070.000
Rp
4.800.000
Rp
15.325.000
Rp
Rp
1.794.250.000
1.847.445.000
118
119
BAB V
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD
Tujuan Instruksional Khusus:
Setelah mempelajari Topik ini:
1. Peserta mampu menjelaskan sistem akuntansi PPKD, dan
2. Peserta mampu mempraktekkan proses penyusunan laporan keuangan
PPKD yang terdiri dari LRA, LPSAL, LO, LPE, dan Neraca.
No.
Sub Topik
Kata Kunci
Referensi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
120
121
Nama Rek
Kas di Kas Daerah
Penyertaan Modal Kepada BUMD
Ekuitas
Jumlah
Debit
35.750.654.000
10.000.000.000
45.750.654.000
Kredit
45.750.654.000
45.750.654.000
122
Saldo SiLPA awal tahun 2014 sebesar Rp35.750.654.000,Ringkasan DPA PPKD T.A. 2014 sebagai berikut :
Pemerintah Kabupaten Adil Makmur
Dokumen Pelaksanaan Anggaran PPKD
Tahun Anggaran 2014
No. Urut
(1)
1
1.2
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.3
1.3.1
2
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.2.5
2.2.6
2.2.7
3.
3.1.
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
Uraian
(2)
PENDAPATAN
Pendapatan Dana Perimbangan
Pendapatan Dana Bagi Hasil
Pendapatan Dana Alokasi Umum
Pendapatan Dana Alokasi Khusus
Jumlah Dana Perimbangan
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
Pendapatan Hibah
Jumlah Lain-Lain Pendapatan Daerah yang
Sah
Jumlah Pendapatan
BELANJA
Belanja Tidak Langsung
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bagi Hasil
Belanja Bantuan Keuangan
Belanja Tak Terduga
Jumlah Belanja
Surplus /Defisit: [1]-[2]
Pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan
SiLPA Tahun Anggaran sebelumnya
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman Daerah
Penerimaan Piutang Daerah
Jumlah Penerimaan Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal Daerah
Pembayaran Pokok Utang
Pemberian Pinjaman Daerah
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan
Anggaran
stlh Perubahan
(3)
54.350.000.000
255.000.000.000
45.500.000.000
354.850.000.000
354.850.000.000
3.500.000.000
2.000.000.000
2.500.000.000
8.000.000.000
346.850.000.000
35.750.654.000
25.000.000.000
60.750.654.000
5.000.000.000
2.500.000.000
7.500.000.000
123
No. Urut
Uraian
Pembiayaan Neto [3.1] [3.2]
*)
SiLPA Tahun Anggaran Berkenaan
[Surplus/Defisit + Pembiayaan Neto]
Anggaran
stlh Perubahan
53.250.654.000
400.100.650.00
0
*)
Perlu diingat bahwa SiLPA pada DPA PPKD belum mencerminkan SiLPA Pemda yang
sebenarnya, karena SiLPA di DPA PPKD bukan SiLPA dari APBD secara keseluruhan.
Ringkasan transaksi PPKD selama T.A. 2014 sebagai berikut.:
Tanggal
1/1/2014
2/2/2014
3/3/2014
4/4/2014
5/5/2014
6/6/2014
7/7/2014
8/8/2014
9/9/2014
31/12/2014
Transaksi
Jumlah total realisasi pendapatan dana perimbangan T.A. 2014
berdasarkan Nota Kredit Rekening Koran Bank adalah Rp dengan
rincian sbb.:
Pendapatan DBH 55.850.000.000
Pendapatan DAU 250.000.000.000
Pendapatan DAK 45.500.000.000
Jumlah
351.350.000.000
Jumlah total pendapatan SKPD yang telah disetorkan ke rekening
Kasda berdasarkan STS dan Nota Kredit Rekening Koran Bank adalah Rp
35.467.546.000
Jumlah total SP2D LS yang diterbitkan kepada seluruh SKPD adalah Rp.
390.756.540.000
Jumlah potongan dan penyetoran PFK yang dilakukan oleh BUD atas
SP2D LS yang diterbitkan kepada seluruh SKPD adalah sbb:
Jumlah dipungut Jumlah disetor
Potongan PPh dan PPN 32.650.386.000
32.540.654.000
Potongan Taspen
18.120.000.000
18.120.000.000
Potongan Askes
1.560.430.000
1.560.430.000
Jumlah
52.330.816.000
52.221.084.000
Jumlah total SP2D UP/GU dan TU yang diterbitkan kepada seluruh
SKPD adalah Rp 3.576.000.000
Jumlah total sisa UP dan TU yang disetorkan kembali oleh seluruh SKPD
ke rekening Kasda adalah Rp 124.760.000
Jumlah total SP2D LS realisasi belanja tidak langsung PPKD terdiri dari:
Belanja Bantuan Sosial
3.500.000.000
Belanja Bantuan Keuangan
2.000.000.000
Jumlah
5.500.000.000
Jumlah penerimaan pinjaman jangka panjang dari Pemerintah Pusat
berdasarkan bukti transfer dan/atau Nota Kredit Rekening Koran Bank
sebesar Rp 25.000.000.000
Jumlah SP2D LS untuk pembentukan dana cadangan sebesar Rp
5.000.000.000
Jumlah SP2D LS untuk penambahan penyertaan modal di perusahaan
daerah sebesar Rp2.500.000.000
DAU yang belum diterima sd akhir tahun 2012 sebesar Rp
124
Tanggal
31/12/2014
Transaksi
5.000.000.000
Beban bunga yang terutang atas pinjaman jangka panjang sebesar
Rp250.000.000
Diminta:
Susunlah Laporan Keuangan PPKD Kabupaten Adil Makmur Tahun 2014
meliputi:
a. Laporan Operasional
b. Laporan Perubahan Ekuitas
c. Neraca
d. Laporan
Realisasi
Anggaran
125
2. Penyelesaian soal
Dilakukan dengan 8 langkah sebagai berikut:
1. Pencatatan Jurnal Anggaran dan Saldo Awal di Buku Jurnal
2. Analisis Transaksi dan Pencatatan Transaksi di Buku Jurnal
a. Guna memudahkan penyusunan laporan keuangan secara manual, maka
digunakan daftar akun sesuai yang diatur di Permendagri 64 tahun 2014
yaitu di pasal 7 dan lampiran III mengenai Bagan Akun Standar (BAS),
yaitu dituliskan kode dan nama akun detil sampai level 5 yaitu rincian
objek.
b. Penjurnalan dibedakan menjadi 2:
1). Jurnal Finansial:
Secara default seluruh transaksi dicatat/ dibuat jurnal finansialnya
dalam buku jurnal dengan melibatkan akun dengan kode awal 1Aset ,2-Kewajiban,3-Ekuitas serta 8-Pendapatan LO dan 9-Beban.
2). Jurnal Anggaran:
Jika transaksi melibatkan akun dengan kode awal 4-pendapatan LRA,
5-Belanja, 6-Transfer dan 7-Pembiayaan dan dilakukan secara
tunai/melibatkan kas, maka selain mencatat jurnal finansial juga
mencatat jurnal anggaran.
3. Pencatatan Jurnal Penyesuaian di Buku Jurnal
Pencatatan penyesuaian dilakukan dengan membuat jurnal finansial saja
yaitu melibatkan akun dengan kode awal 1-Aset ,2-Kewajiban,3-Ekuitas
serta 8-Pendapatan LO dan 9-Beban.
4. Posting ke Buku Besar
5. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
6. Penyusunan Laporan Keuangan:
a. Laporan Operasional
b. Laporan Perubahan Ekuitas
c. Neraca
d. Laporan Realisasi Anggaran
7. Pencatatan Jurnal Penutup di Buku Jurnal
8. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan
126
LANGKAH 1:
Pencatatan Jurnal Anggaran di Buku Jurnal
PEMERINTAH KABUPATEN ADIL MAKMUR
BUKU JURNAL
PPKD
Tanggal
01/01/2014
Kode Akun
3.1.2.01.01
3.1.2.02.01
Nama Akun
Ref
Debit
Kredit
Rp
354.850.000.000
Rp
60.750.654.000
Estimasi Pendapatan
Estimasi Penerimaan Pembiayaan
3.1.2.03.01
Apropriasi Belanja
Rp
8.000.000.000
3.1.2.04.01
Rp
7.500.000.000
3.1.2.05.01
Rp 400.100.654.000
LANGKAH 2:
Analisis Transaksi dan Pencatatan Transaksi di Buku Jurnal
PEMERINTAH KABUPATEN ADIL MAKMUR
BUKU JURNAL
PPKD
Tanggal
01/01/2014
01/01/2014
01/01/2014
01/01/2014
Kode Akun
Nama Akun
1.1.1.01.01
8.2.1.02.08
8.2.1.03.01
8.2.1.04.18
01/01/2014
3.1.2.05.01
01/01/2014
4.2.1.02.08
01/01/2014
4.2.1.03.01
01/01/2014
4.2.1.04.18
02/02/2014
1.1.1.01.01
Ref
Debit
Rp351.350.000.000,0
0
Rp
55.850.000.000,00
Rp
250.000.000.000,00
Rp
45.500.000.000,00
F
F
F
Rp
351.350.000.000,00
Rp
55.850.000.000,00
Rp
250.000.000.000,00
Rp
45.500.000.000,00
A
A
A
Kredit
Rp
35.467.546.000,00
127
Tanggal
02/02/2014
03/03/2014
03/03/2014
04/04/2014
04/04/2014
04/04/2014
04/04/2014
04/04/2014
04/04/2014
04/04/2014
04/04/2014
04/04/2014
04/04/2014
05/05/2014
05/05/2014
06/06/2014
06/06/2014
07/07/2014
07/07/2014
07/07/2014
07/07/2014
07/07/2014
Kode Akun
Nama Akun
1.1.8.01.01
RK SKPD.
1.1.8.01.01
RK SKPD.
1.1.1.01.01
1.1.1.01.01
2.1.1.03.01
Utang PPh 21
2.1.1.04.01
2.1.1.01.01
Utang Taspen
2.1.1.02.01
2.1.1.03.01
Utang PPh 21
2.1.1.04.01
2.1.1.01.01
Utang Taspen
2.1.1.02.01
1.1.1.01.01
1.1.8.01.01
RK SKPD.
1.1.1.01.01
1.1.1.01.01
1.1.8.01.01
RK SKPD.
Ref
Debit
Rp
35.467.546.000,00
Rp
390.756.540.000,00
Rp
19.590.231.600,00
Rp
13.060.154.400,00
Rp
18.120.000.000,00
Rp
1.560.430.000,00
F
F
F
F
F
F
Rp
19.590.231.600,00
Rp
13.060.154.400,00
Rp
18.120.000.000,00
Rp
1.560.430.000,00
Rp
3.576.000.000,00
Rp
124.760.000,00
Rp
124.760.000,00
9.2.4.01.01
1.1.1.01.01
5.1.6.01.01
Rp
3.500.000.000,00
6.2.2.01.01
Rp
9.1.6.01.01
F
F
Rp
52.330.816.000,00
Rp
3.576.000.000,00
Rp
390.756.540.000,00
Rp
52.330.816.000,00
Kredit
Rp
3.500.000.000,00
Rp
2.000.000.000,00
Rp
5.500.000.000,00
128
Tanggal
Kode Akun
Nama Akun
Ref
esa ...........
07/07/2014
08/08/2014
08/08/2014
08/08/2014
08/08/2014
09/09/2014
09/09/2014
09/09/2014
09/09/2014
10/10/2014
10/10/2014
10/10/2014
10/10/2014
3.1.2.05.01
1.1.1.01.01
2.2.1.01.01
3.1.2.05.01
7.1.4.01.01
1.4.1.01.01
1.1.1.01.01
7.2.1.01.01
Rp
5.500.000.000,00
Rp
25.000.000.000,00
Rp
25.000.000.000,00
Rp
25.000.000.000,00
1.1.1.01.01
7.2.2.02.01
Rp
5.000.000.000,00
Rp
5.000.000.000,00
Rp
5.000.000.000,00
Rp
2.500.000.000,00
Rp
25.000.000.000,00
Rp
5.000.000.000,00
1.2.2.01.02
3.1.2.05.01
Kredit
2.000.000.000,00
3.1.2.05.01
Debit
Rp
2.500.000.000,00
Rp
2.500.000.000,00
Rp
2.500.000.000,00
LANGKAH 3:
Pencatatan Jurnal Penyesuaian di Buku Jurnal
PEMERINTAH KABUPATEN ADIL MAKMUR
BUKU JURNAL
PPKD
Tanggal
Nomor
Bukti
Kode
Akun
31/12/20
14
31/12/20
011/PPKD/2
013
011/PPKD/2
1.1.3.05.0
3
8.2.1.03.0
Nama Akun
Ref
Debit
Rp
5.000.000.000,00
Kredit
Rp
129
14
013
31/12/20
14
012/PPKD/2
013
31/12/20
14
012/PPKD/2
013
9.1.3.01.0
3
2.1.2.04.0
1
5.000.000.000,00
Beban Bunga Utang Pinjam
an kepada Lembaga Keuang
an Bank
Rp
250.000.000,00
Rp
250.000.000,00
LANGKAH 4:
Posting ke Buku Besar
BUKU BESAR
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
:
:
:
PPKD
1.1.1.01.01
Kas di Kas Daerah
Debit
Tanggal
Transaksi
01/01/2014
Saldo Awal
01/01/2014
02/02/2014
03/03/2014
Penerbitan SP2D LS
04/04/2014
Potongan PFK
04/04/2014
Penyetoran PFK
05/05/2014
06/06/2014
07/07/2014
08/08/2014
Ref
Debit
10/10/2014
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
Saldo
35.750.654.000
351.350.000.000
387.100.654.000
35.467.546.000
422.568.200.000
390.756.540.000
31.811.660.000
52.330.816.000
84.142.476.000
52.330.816.000
31.811.660.000
3.576.000.000
28.235.660.000
124.760.000
28.360.420.000
5.500.000.000
22.860.420.000
25.000.000.000
47.860.420.000
5.000.000.000
42.860.420.000
2.500.000.000
40.360.420.000
09/09/2014
Kredit
:
:
:
PPKD
1.1.3.05.03
Piutang Dana Alokasi Umum
Debit
130
Tanggal
Transaksi
01/01/2014
Saldo Awal
31/12/2014
Ref
Debit
Kredit
Saldo
-
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
5.000.000.000
:
:
:
5.000.000.000
PPKD
1.1.8.01.01
RK SKPD.
Debit
Tanggal
Transaksi
01/01/2014
Saldo Awal
02/02/2014
03/03/2014
Penerbitan SP2D LS
05/05/2014
06/06/2014
Ref
Debit
Kredit
Saldo
-
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
:
:
:
35.467.546.000
(35.467.546.000)
390.756.540.000
355.288.994.000
3.576.000.000
358.864.994.000
124.760.000
358.740.234.000
PPKD
1.2.2.01.02
Penyertaan Modal Kepada BUMD
Debit
Tanggal
Transaksi
01/01/2014
Saldo Awal
10/10/2014
Ref
Debit
Kredit
Saldo
10.000.000.000
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
2.500.000.000
:
:
:
12.500.000.000
Kredit
Saldo
PPKD
1.4.1.01.01
Dana Cadangan ......
Debit
Tanggal
Transaksi
01/01/2014
Saldo Awal
09/09/2014
Ref
Debit
5.000.000.000
5.000.000.000
131
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
:
:
:
PPKD
2.1.1.01.01
Utang Taspen
Ref
Debit
Kredit
Tanggal
Transaksi
01/01/2014
Saldo Awal
04/04/2014
Potongan PFK
04/04/2014
Penyetoran PFK
Kredit
Saldo
-
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
:
:
:
18.120.000.000
18.120.000.000
18.120.000.000
-
PPKD
2.1.1.02.01
Utang Iuran Jaminan Kesehatan
Kredit
Tanggal
Transaksi
01/01/2014
Saldo Awal
04/04/2014
Potongan PFK
04/04/2014
Penyetoran PFK
Ref
Debit
Kredit
Saldo
-
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
:
:
:
1.560.430.000
1.560.430.000
1.560.430.000
-
PPKD
2.1.1.03.01
Utang PPh 21
Kredit
Tanggal
Transaksi
01/01/2014
Saldo Awal
04/04/2014
Potongan PFK
04/04/2014
Penyetoran PFK
Ref
Debit
Kredit
Saldo
-
19.590.231.600
19.590.231.600
19.590.231.600
-
132
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
:
:
:
PPKD
2.1.1.04.01
Utang PPN Pusat
Kredit
Tanggal
Transaksi
01/01/2014
Saldo Awal
04/04/2014
Potongan PFK
04/04/2014
Penyetoran PFK
Ref
Debit
Kredit
Saldo
-
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
:
:
:
13.060.154.400
13.060.154.400
13.060.154.400
-
PPKD
2.1.2.04.01
Utang Bunga kepada Bank
Kredit
Tanggal
Transaksi
01/01/2014
Saldo Awal
31/12/2014
Ref
Debit
Kredit
Saldo
-
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
:
:
:
250.000.000
250.000.000
PPKD
2.2.1.01.01
Utang Dalam Negeri Sektor Perbankan
Kredit
Tanggal
Transaksi
01/01/2014
Saldo Awal
08/08/2014
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
Ref
Debit
Kredit
Saldo
-
:
:
:
25.000.000.000
25.000.000.000
PPKD
3.1.1.01.01
Ekuitas
Kredit
Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
133
Tanggal
01/01/2014
Transaksi
Ref
Debit
Kredit
Saldo Awal
Saldo
45.750.654.000
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
:
:
:
PPKD
3.1.2.05.01
Estimasi Perubahan SAL
Kredit
Tanggal
Transaksi
01/01/2014
Saldo Awal
01/01/2014
Jurnal Anggaran
01/01/2014
07/07/2014
08/08/2014
Ref
Debit
Kredit
Saldo
-
09/09/2014
10/10/2014
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
:
:
:
400.100.654.000
400.100.654.000
351.350.000.000
48.750.654.000
5.500.000.000
54.250.654.000
25.000.000.000
29.250.654.000
5.000.000.000
34.250.654.000
2.500.000.000
36.750.654.000
PPKD
4.2.1.02.08
Bagi Hasil dari Pertambangan Minyak Bumi - LRA
Kredit
Tanggal
Transaksi
01/01/2014
Saldo Awal
01/01/2014
Ref
Debit
Kredit
Saldo
-
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
:
:
:
55.850.000.000
55.850.000.000
PPKD
4.2.1.03.01
Dana Alokasi Umum - LRA
Kredit
Tanggal
01/01/2014
Transaksi
Ref
Debit
Saldo Awal
Kredit
Saldo
134
01/01/2014
250.000.000.000 250.000.000.000
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
:
:
:
PPKD
4.2.1.04.18
DAK Bidang Pendidikan - LRA
Kredit
Tanggal
Transaksi
Ref
01/01/2014
Saldo Awal
01/01/2014
Debit
Kredit
Saldo
-
SKPD
PPKD
KODE AKUN
5.1.6.01.01
NAMA AKUN
45.500.000.000
45.500.000.000
Debit
Tanggal
Transaksi
Ref
Kredit
Debit
Saldo
-
01/01/2014
Saldo Awal
07/07/2014
Pembayaran
belanja bantuan
sosial dan bantuan
keuangan
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
:
:
:
3.500.000.000
3.500.000.000
PPKD
6.2.2.01.01
Transfer Bantuan Keuangan ke Desa ...........
Debit
Tanggal
Transaksi
01/01/2014
Saldo Awal
07/07/2014
SKPD
Ref
Debit
Kredit
Saldo
-
2.000.000.000
2.000.000.000
PPKD
135
KODE AKUN
NAMA AKUN
:
:
7.1.4.01.01
Pinjaman Dalam Negeri dari Bank ............
Kredit
Tanggal
Transaksi
01/01/2014
Saldo Awal
08/08/2014
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
Ref
Debit
Kredit
Saldo
-
:
:
:
25.000.000.000
25.000.000.000
PPKD
7.2.1.01.01
Pembentukan Dana Cadangan
Debit
Tanggal
Transaksi
01/01/2014
Saldo Awal
09/09/2014
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
Ref
Debit
Kredit
Saldo
-
5.000.000.000
:
:
:
5.000.000.000
PPKD
7.2.2.02.01
Penyertaan Modal pada BUMD
Debit
Tanggal
Transaksi
01/01/2014
Saldo Awal
10/10/2014
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
Ref
Debit
Kredit
Saldo
-
2.500.000.000
:
:
:
2.500.000.000
PPKD
8.2.1.02.08
Bagi Hasil dari Pertambangan Minyak Bumi - LO
Kredit
Tanggal
01/01/2014
Transaksi
Ref
Debit
Saldo Awal
Kredit
Saldo
136
01/01/2014
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
:
:
:
55.850.000.000
55.850.000.000
PPKD
8.2.1.03.01
Dana Alokasi Umum - LO
Kredit
Tanggal
Transaksi
01/01/2014
Saldo Awal
01/01/2014
31/12/2014
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
Ref
Debit
Kredit
Saldo
-
:
:
:
250.000.000.000 250.000.000.000
5.000.000.000
255.000.000.000
PPKD
8.2.1.04.18
DAK Bidang Pendidikan - LO
Kredit
Tanggal
Transaksi
01/01/2014
Saldo Awal
01/01/2014
SKPD
KODE AKUN
NAMA AKUN
Ref
Debit
Kredit
Saldo
-
:
:
:
45.500.000.000
45.500.000.000
PPKD
9.2.4.01.01
Beban Transfer Bantuan Keuangan ke Desa.
Debit
Tanggal
Transaksi
01/01/2014
Saldo Awal
07/07/2014
Ref
Debit
Kredit
Saldo
-
2.000.000.000
2.000.000.000
137
LANGKAH 5:
Penyusunan Neraca Saldo setelah Penyesuaian
Saldo Akhir
Nama Akun
Kas di Kas Daerah
Piutang Dana Alokasi Umum
RK SKPD.
Penyertaan Modal Kepada BUMD
Dana Cadangan ......
Utang Bunga kepada Bank
Utang Dalam Negeri Sektor Perbankan
Ekuitas
Estimasi Pendapatan
Estimasi Penerimaan Pembiayaan
Apropriasi Belanja
Apropriasi Pengeluaran Pembiayaan
Estimasi Perubahan SAL
Bagi Hasil dari Pertambangan Minyak Bumi - LRA
Dana Alokasi Umum - LRA
DAK Bidang Pendidikan - LRA
Belanja Bantuan Sosial kepada Organisasi Sosial Kemasyara
katan ....
Debit
Rp
40.360.420.000
Rp
5.000.000.000
Rp
358.740.234.000
Rp
12.500.000.000
Rp
5.000.000.000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
3.500.000.000
Kredit
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
250.000.000
Rp
25.000.000.000
Rp
45.750.654.000
Rp
(354.850.000.000
)
Rp
(60.750.654.000)
Rp
8.000.000.000
Rp
7.500.000.000
Rp
36.750.654.000
Rp
55.850.000.000
Rp
250.000.000.000
Rp
45.500.000.000
Rp
-
138
6.2.2.01.
01
7.1.4.01.
01
7.2.1.01.
01
7.2.2.02.
01
8.2.1.02.
08
8.2.1.03.
01
8.2.1.04.
18
9.1.3.01.
03
9.1.6.01.
01
9.2.4.01.
01
Rp
2.000.000.000
Rp
Rp
5.000.000.000
Rp
2.500.000.000
Rp
Rp
Rp
Rp
250.000.000
Rp
3.500.000.000
Rp
2.000.000.000
Rp440.350.654.000
,00
Jumlah
Rp
Rp
25.000.000.000
Rp
Rp
Rp
55.850.000.000
Rp
255.000.000.000
Rp
45.500.000.000
Rp
Rp
Rp
-
Rp440.350.654.000
,00
LANGKAH 6:
Penyusunan Laporan Keuangan
LAPORAN OPERASIONAL
Uraian
2014
8.0.0
8.1.0
8.1.1
8.1.2
8.1.3
8.1.4
6
7
8.2.0
8.2.1
PENDAPATAN - LO
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) - LO
Pendapatan Pajak Daerah - LO
Pendapatan Retribusi Daerah - LO
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipi
sahkan - LO
Lain-lain PAD Yang Sah - LO
Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s.d. 6)
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
356.350.000.000
PENDAPATAN TRANSFER - LO
Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat -LO
139
8.2.2
10
Rp
8.2.3
11
Rp
Rp
356.350.000.000
12
8.3.0
13
8.3.1
14
Pendapatan Hibah - LO
Rp
8.3.3
15
Pendapatan Lainnya - LO
Jumlah Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah (14 s.d.
Rp
Rp
Rp
356.350.000.000
16
15)
17
9.0.0
18
9.1.0
19
9.1.1
20
Beban Pegawai - LO
Rp
9.1.2
21
Rp
9.1.3
22
Beban Bunga
Rp
250.000.000
9.1.4
23
Beban Subsidi
Rp
9.1.5
24
Beban Hibah
Rp
9.1.6
25
Rp
9.1.7
26
Rp
9.1.8
27
Rp
9.1.9
28
Beban Lain-lain
Rp
29
BEBAN
BEBAN OPERASI - LO
Rp
3.500.000.000
3.750.000.000
9.2.0
30
9.2.1
31
Rp
9.2.2
32
Rp
9.2.3
33
Rp
9.2.4
34
Rp
9.2.5
35
Rp
36
37
BEBAN TRANSFER
38
39
2.000.000.000
-
Rp
2.000.000.000
Rp
5.750.000.000
Rp
350.600.000.000
8.4.0
40
8.4.1
41
Rp
8.4.2
42
Rp
8.4.3
43
Rp
Rp
44
9.3.0
45
9.3.1
46
Rp
9.3.2
47
Rp
9.3.3
48
Rp
140
49
Rp
50
Rp
51
Rp
350.600.000.000
Rp
Rp
Rp
8.5.0
52
8.5.1
53
54
9.4.0
55
9.4.1
56
57
Rp
58
Rp
Rp
350.600.000.000
59
No
Uraian
2014
Ekuitas Awal
Rp
45.750.654.000
Surplus/Defisit LO
Rp
350.600.000.000
Rp
Rp
Lain-lain
Rp
Rp
396.350.654.000
NERACA
Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
141
Uraian
2014
2013
1.0.0
1.1.0
1.1.1
Rp
40.360.420.000,00
Rp
35.750.654.000,00
1.1.2
Rp
Rp
1.1.3
Piutang Pendapatan
Rp
5.000.000.000,00
Rp
1.1.4
Piutang Lainnya
Rp
Rp
1.1.5
Penyisihan Piutang
Rp
Rp
1.1.6
Rp
Rp
1.1.7
1.1.8
10
11
1.2.0
12
1.2.1
13
1.2.2
14
15
ASET
ASET LANCAR
Persediaan
Aset Untuk Dikonsolida
sikan
Jumlah Aset Lancar (3
s.d. 10)
INVESTASI JANGKA PANJA
NG
Investasi Jangka Panjan
g Non Permanen
Investasi Jangka Panjan
g Permanen
Jumlah Investasi
Jangka Panjang (13 s.d. 14)
ASET TETAP
Rp
-
Rp
-
Rp
358.740.234.000,00
Rp
Rp
404.100.654.000,00
Rp
35.750.654.000,00
Rp
Rp
Rp
12.500.000.000,00
Rp
10.000.000.000,00
Rp
12.500.000.000,00
Rp
10.000.000.000,00
1.3.0
16
1.3.1
17
Tanah
Rp
Rp
1.3.2
18
Rp
Rp
1.3.3
19
Rp
Rp
1.3.4
20
Rp
Rp
1.3.5
21
Rp
Rp
1.3.6
22
Rp
Rp
1.3.7
23
Rp
Rp
Rp
Rp
24
an
Akumulasi Penyusutan
Jumlah Aset Tetap
(17 s.d. 23)
DANA CADANGAN
1.4.0
25
1.4.1
26
Dana Cadangan
Rp
5.000.000.000,00
Rp
27
Jumlah Dana
Cadangan (26)
Rp
5.000.000.000,00
Rp
1.5.0
28
ASET LAINNYA
1.5.1
29
Rp
Rp
1.5.2
30
Rp
Rp
1.5.3
31
Rp
Rp
142
1.5.4
32
33
34
2.0.0
35
2.1.0
36
2.1.1
37
2.1.2
38
2.1.3
39
2.1.4
40
2.1.5
41
Aset Lain-lain
Jumlah Aset Lainnya
(29 s.d. 32)
JUMLAH ASET
(11+15+24+27+33)
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PEN
DEK
Utang Perhitungan Piha
k Ketiga (PFK)
Utang Bunga
Bagian Lancar Utang Ja
ngka Panjang
Pendapatan Diterima Di
muka
Utang Belanja
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
421.600.654.000,00
Rp
45.750.654.000,00
Rp
Rp
Rp
250.000.000,00
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
42
Rp
Rp
43
Jumlah Kewajiban
Jangka Pendek (37 s.d. 42)
Rp
250.000.000,00
Rp
Rp
25.000.000.000,00
Rp
Rp
Rp
47
Jumlah Kewajiban
Jangka Panjang (45 s.d. 46)
Rp
25.000.000.000,00
Rp
48
JUMLAH
KEWAJIBAN (43+47)
Rp
25.250.000.000,00
Rp
3.0.0
49
EKUITAS
3.1.0
50
3.1.1
51
Rp
396.350.654.000,00
Rp
45.750.654.000,00
Rp
Rp
Rp
396.350.654.000,00
Rp
45.750.654.000,00
Rp
421.600.654.000,00
Rp
45.750.654.000,00
2.1.6
2.2.0
44
2.2.1
45
2.2.2
46
3.1.3
52
53
54
EKUITAS
Ekuitas
Ekuitas untuk Dikonsoli
dasikan
Jumlah Ekuitas (51
s.d. 52)
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
EKUITAS (48+53)
143
No
Uraian
Anggaran Setelah
Perubahan 2014
Realisasi 2014
99%
4.0.0
4.1.0
4.1.1
4.1.2
4.1.3
4.1.4
4.2.0
4.2.1
4.2.2
10
4.2.3
11
12
PENDAPATAN - LRA
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) - LRA
4.3.0
13
4.3.1
14
4.3.2
15
4.3.3
16
17
18
5.0.0
5.1.0
19
20
5.1.1
21
Belanja Pegawai
5.1.2
22
5.1.3
23
Belanja Bunga
5.1.4
24
Belanja Subsidi
5.1.5
25
Belanja Hibah
5.1.6
26
27
Rp
Rp
-
Rp
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
Rp
-
Rp
Rp
-
Rp
354.850.000.000
Rp
Rp
Rp
354.850.000.000
Rp
351.350.000.000
Rp
Rp
Rp
351.350.000.000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
354.850.000.000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
351.350.000.000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
3.500.000.000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
3.500.000.000
Rp
Rp
BELANJA
BELANJA OPERASI
100%
144
5.2.0
28
5.2.1
29
5.2.2
30
5.2.3
31
5.2.4
32
5.2.5
33
gan
5.3.0
35
5.3.1
36
37
38
6.0.0
6.1.0
39
40
6.1.1
41
6.1.2
42
ya
43
6.2.0
44
6.2.1
45
6.2.2
46
6.2.3
47
49
3.500.000.000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
-
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
-
Rp
2.500.000.000
Rp
2.500.000.000
Rp
6.000.000.000
Rp
Rp
Rp
3.500.000.000
Rp
Rp
Rp
-
Rp
Rp
Rp
-
Rp
Rp
2.000.000.000
Rp
Rp
2.000.000.000
Rp
2.000.000.000
Rp
8.000.000.000
Rp
Rp
2.000.000.000
Rp
Rp
2.000.000.000
Rp
2.000.000.000
Rp
5.500.000.000
Rp
346.850.000.000
Rp
345.850.000.000
Rp
35.750.654.000
Rp
Rp
Rp
Rp
35.750.654.000
Rp
Rp
Rp
BELANJA MODAL
34
48
3.500.000.000
0%
TRANSFER
TRANSFER BAGI HASIL PENDAPATAN
Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah
Transfer Bagi Hasil Pendapatan Lainn
50
51
7.0.0
7.1.0
52
53
PEMBIAYAAN
7.1.1
54
Penggunaan SiLPA
7.1.2
55
7.1.3
56
7.1.4
57
100%
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
100%
100%
145
7.1.5
25.000.000.000
25.000.000.000
Rp
Rp
60.750.654.000
Rp
Rp
60.750.654.000
66
Rp
5.000.000.000
Rp
2.500.000.000
Rp
Rp
Rp
7.500.000.000
Rp
53.250.654.000
Rp
5.000.000.000
Rp
2.500.000.000
Rp
Rp
Rp
7.500.000.000
Rp
53.250.654.000
67
Rp
400.100.654.000
Rp
399.100.654.000
58
59
7.2.0
60
7.2.1
61
7.2.2
62
7.2.3
63
7.2.4
64
65
100%
100%
LANGKAH 7:
Pencatatan Jurnal Penutup di Buku Jurnal
Jurnal Penutup LRA
Tanggal
Kode Akun
31/12/2014
3.1.2.03.01
3.1.2.04.01
3.1.2.05.01
3.1.2.01.01
3.1.2.02.01
31/12/2014
Nama Akun
Ref
Apropriasi Belanja
Apropriasi Pengeluaran Pembia
yaan
Estimasi Perubahan SAL
Kredit
Debit
Rp
8.000.000.000
Rp
7.500.000.000
Rp 400.100.654.000
Rp
354.850.000.000
Rp
60.750.654.000
Estimasi Pendapatan
Estimasi Penerimaan Pembiaya
an
4.2.1.02.08
Rp
55.850.000.000
Rp
4.2.1.03.01
Rp 250.000.000.000
Rp
4.2.1.04.18
Rp
Rp
5.1.6.01.01
45.500.000.000
Rp 3.500.000.000
146
31/12/2014
6.2.2.01.01
7.1.4.01.01
7.2.1.01.01
Rp 5.000.000.000
7.2.2.02.01
Rp 2.500.000.000
3.1.2.06.01
Surplus/Defisit - LRA
Rp
363.350.000.000
3.1.2.06.01
Surplus/Defisit - LRA
Rp 2.000.000.000
Rp
25.000.000.000
Rp
Rp 363.350.000.000
Rp
363.350.000.000
Jurnal Penutup LO
Tanggal
31/12/2014
31/12/2014
Kode Akun
Nama Akun
Ref
Kredit
Debit
8.2.1.02.08
Rp
55.850.000.000
Rp
8.2.1.03.01
Rp 255.000.000.000
Rp
8.2.1.04.18
Rp
Rp
9.1.3.01.03
Rp
250.000.000
9.1.6.01.01
Rp
3.500.000.000
9.2.4.01.01
Rp
2.000.000.000
3.1.1.02.01
Surplus/Defisit - LO
Rp 350.600.000.000
3.1.1.02.01
Surplus/Defisit - LO
3.1.1.01.01
Ekuitas
45.500.000.000
Rp 350.600.000.000
Rp 350.600.000.000
147
LANGKAH 8:
Penyusunan Neraca Saldo setelah Penutupan
Saldo Akhir
Ref
Debit
Kredit
Rp
4.609.766.000,00
Rp
Rp
5.000.000.000,00
Rp
1.1.8.01.01 RK SKPD.
Rp 358.740.234.000,00
Rp
Rp
2.500.000.000,00
Rp
Rp
5.000.000.000,00
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
250.000.000,00
Rp
Rp
25.000.000.000,00
3.1.1.01.01 Ekuitas
Rp
Rp 350.600.000.000,00
TOTAL
Rp 375.850.000.000,00
Rp 375.850.000.000,00
148
TOPIK VI
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (KONSOLIDASIAN)
Sub Topik
Laporan Keuangan
Konsolidasian
Kata Kunci
Kertas Kerja Penyusunan LRA, LO, Neraca
dan
Laporan
Perubahan
Ekuitas
Konsolidasian
Penyusunan LPSAL , sistematika LPSAL
Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi,
Aktivitas Pen
danaan, Aktivitas Transitoris
Penyusunan CaLK, Format CaLK, Sistematika
CaLK
Referensi:
1. PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
2. Buletin Teknis (Bultek) Standar Akuntansi Pemerintahan No. 1 s/d 10
3. PMK 238 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi
Pemerintahan
4. Permendagri 64 tahun 2013 tentang Penerapan SAP Berbasis Akrual pada
Pemerintah Daerahn
5. Permendagri 13 tahun 2006 jo Permendagri 59 tahun 2007 jo Permendagri 21
Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
6. SE Ditjen BAKD No.900/079/BAKD/2008
7. Mulyana, Budi, Handbook Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual,
Berdasar SAP Akrual (PP 71/2010), 2012
8. Halim, Abdul dan Muhammad Syam Kusufi, Akuntansi Keuangan Daerah SAP
berbasis Akrual, Edisi 4, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2012
dagri 64 tahun 2013 tentang Penerapan SAP Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah
149
150
KODE
REK
NAMA
REKENING
NS.S.PENY-PPKD
PENYESUAIAN
(ELIMINASI)
NS.S.PENY-SKPD A
NS.S.PENY-SKPD B
NS.S.PENYPEMDA
DEBET
KREDIT
DEBET
KREDIT
DEBET
KREDIT
DEBET
KREDIT
DEBIT
KREDIT
1...
Akun Asset
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
2...
Akun Kewajiban
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
3...
Akun Ekuitas
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
4...
Akun PendapatanLRA
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
5...
Akun Belanja
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
6...
Akun Transfer
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
7...
Akun Pembiayaan
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
8...
Akun PendapatanLO
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
9...
Akun Beban
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
151
Uraian
4.
PENDAPATAN
4.1
PPKD
(Realisasi)
23.659.500
23.659.500
7.674.400
7.674.400
3.500.000
3.500.000
633.646
633.646
35.467.546
35.467.546
55.850.000
55.850.000
250.000.000
250.000.000
45.500.000
45.500.000
351.350.000
351.350.000
351.350.000
35.467.546
386.817.546
4.2
Saldo
Gabungan
(Pemda)
(Realisasi)
SKPD
(Realisasi)
Pendapatan Transfer
Dana Bagi Hasil
5.
JUMLAH PENDAPATAN
BELANJA
152
Kode
Rek
Uraian
PPKD
(Realisasi)
Saldo
Gabungan
(Pemda)
(Realisasi)
SKPD
(Realisasi)
Belanja Operasi
Belanja Pegawai-Gaji dan Tunjangan
215.567.500
215.567.500
Belanja Pegawai-Honor
1.576.000
1.576.000
12.064.280
12.064.280
Belanja Bunga
3.500.000
3.500.000
2.000.000
2.000.000
45.750.000
45.750.000
Belanja Penyusutan
Belanja Modal
Belanja Modal
165.000.000
JUMLAH BELANJA
6
5.500.000
394.207.780
399.707.780
Transfer
Surplus/Defisit
165.000.000
345.850.000
(358.740.234)
(12.890.234)
Pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan
Pinjaman Pemerintah Pusat
25.000.000
25.000.000
5.000.000
5.000.000
2.500.000
2.500.000
17.500.000
17.500.000
Pengeluaran Pembiayaan
Pembiayaan Netto
363.350.000
(358.740.234)
4.609.766
Uraian
8.
PENDAPATAN
8.1
PPKD
(Realisasi)
SKPD
(Realisasi)
Saldo
Gabungan
(Pemda)
(Realisasi)
153
Kode
Rek
PPKD
(Realisasi)
Uraian
SKPD
(Realisasi)
1)
23.700.000
2)
8.2
Saldo
Gabungan
(Pemda)
(Realisasi)
23.700.000
7.686.900
7.686.900
3.500.000
3.500.000
633.646
633.646
35.520.546
35.520.546
55.850.000
55.850.000
255.000.000
255.000.000
45.500.000
45.500.000
356.350.000
356.350.000
356.350.000
35.520.546
391.870.546
215.567.500
215.567.500
Beban Pegawai-Honor
1.576.000
1.576.000
12.139.690
12.139.690
Pendapatan Transfer
Dana Bagi Hasil
Dana Alokasi Umum
3)
9.
JUMLAH PENDAPATAN
BEBAN
4)
5)
250.000
250.000
3.500.000
3.500.000
2.000.000
2.000.000
6)
45.750.000
45.750.000
5.750.000
275.033.190
280.783.190
350.600.000
(239.512.644)
111.087.356
Belan Penyusutan
JUMLAH BEBAN
SURPLUS/(DEFISIT) KEGIATAN
7)
OPERASIONAL
Keterangan LO:
1) Pendapatan pajak daerah tahun berjalan yang telah diterima sebesar
Rp23.659.500.000. Jumlah tersebut seluruhnya berasal dari pajak daerah
yang diakui tahun berjalan, dalam arti tidak ada yang berasal dari
pembayaran piutang pajak daerah tahun lalu.
Untuk pengakuan
pendapatan-LO yg berbasis akrual, jumlah pajak daerah yang diterima
tersebut ditambah dengan piutang pendapatan pajak daerah tahun berjalan
yang belum diterima pembayarannya sebesar Rp 40.500.000, sehingga
jumlah pendapatan pajak daerah yang dilaporkan di LO seluruhnya
berjumlah Rp 23.700.000.000
2) Pendapatan retribusi daerah tahun berjalan yang ditelah diterima sebesar
Rp7.674.400.000. Jumlah tsb seluruhnya berasal dari retribusi daerah yang
Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
154
diakui tahun berjalan, dalam arti tidak ada yang berasal dari pembayaran
piutang retriubsi tahun lalu. Untuk pengakuan pendapatan-LO yg berbasis
akrual, jumlah retribusi yang diterima tersebut ditambah dengan piutang
retribusi tahun berjalan yang belum diterima pembayarannya sebesar
Rp12.500.000, sehingga jumlah pendapatan retribusi yang dilaporkan di LO
seluruhnya berjumlah Rp7.686.900.000.
3) Jumlah pendapatan DAU yang dilaporkan di LRA adalah jumlah yang telah
diterima (basis kas). Sementara di dalam LO, jumlah pendapatan DAU yang
diakui adalah jumlah yang seharusnya diterima tahun berjalan yaitu sebesar
Rp255.000.000.000,- (basis akrual).
4) Belanja barang dan jasa yang dilaporkan di LRA sebesar Rp12.064.280.000,merupakan belanja yang telah dibayar (dipertanggungjawabkan) pada tahun
berjalan. Jumlah tsb seluruhnya merupakan beban tahun berjalan, dalam
arti tidak ada pembayaran untuk membayar utang belanja barang dan jasa
tahun lalu. Oleh karena itu, jumlah beban barang dan jasa yg dilaporkan di
LO (basis akrual) berasal dari jumlah belanja barang dan jasa yang telah
dilaporkan di LRA ditambah dengan belanja barang dan jasa tahun berjalan
yang sudah terjadi tetapi belum dibayar (utang belanja) yaitu sebesar
Rp110.410.000, dan dikurangi dengan kenaikan saldo persediaan akhir
sebesar Rp35.000.000,-, sehingga total beban barang dan jasa di LO sebesar
Rp12.139.690.000,- (Rp12.064.280.000 + Rp110.410.000 Rp35.000.000).
5) Di LRA tidak terdapat belanja bunga, karena belum ada belanja bunga yang
sudah dibayar. Namun bunga yang terutang pada tahun berjalan atas
pinjaman jangka panjang kepada pemerintah pusat sebesar Rp250.000.000
sudah dapat diakui di LO sebagai beban bunga tahun berjalan.
6) Di dalam LO tidak ada belanja modal, karena belanja modal merupakan
belanja untuk memperoleh aset tetap dan aset lain-lain yang memiliki
manfaat lebih dari satu tahun, sehingga di dalam entitas akuntansi keuangan
pengaruh dari transaksi belanja modal langsung dicatat dengan mendebit
akun aset yang bersangkutan (bukan dengan jurnal korolari). Namun di sisi
lain, harus ada pengakuan penyusutan atas aset yang dikapitalisasi tersebut
sebagai beban penyusutan yang harus dilaporkan di LO. Di sisi lain,
akumulasi penyusutan dilaporkan di Neraca sebagai contra account atas
akun aset tetap. Beban penyusutan hanya ada di LO SKPD, karena di Neraca
PPKD tidak pernah ada akun aset tetap.
7) Dalam ilustrasi ini diasumsikan tidak ada transaksi surplus/defisit dari
kegiatan non operasional dan juga tidak ada transaksi luar biasa. Di samping
itu di LO tidak akan pernah disajikan akun transaksi pembiayaan, karena
pemibiayaan itu bukan pendapatan maupun beban. Sehingga LO dalam
ilustrasi di atas hanya disajikan sampai Surplus/Defisit dari Kegiatan
Operasional.
155
Nama Rekening
ASET
Aset Lancar
Kas di Kas Daerah
Kas di Bendahara Penerimaan
Kas di Bendahara Pengeluaran
Piutang Pajak Daerah
Piutang Retribusi
Piutang DAU
Persediaan
Total Aset Lancar
Aset Non Lancar
Investasi Jangka Panjang
Aset Tetap
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap2)
Nilai Buku Aset Tetap
Dana Cadangan
Aset Lainnya
Total Aset Non Lancar
RK-SKPD1)
TOTAL ASET
PPKD
40.470.152
SKPD
Ayat Eliminasi
Debit
Kredit
Neraca
Konsolidasian
45.470.152
40.500
12.500
235.000
288.000
40.470.152
40.500
12.500
5.000.000
235.000
45.758.152
12.500.000
5.000.000
17.500.000
358.740.234
421.710.386
915.000.000
(45.750.000)
869.250.000
350.000
869.600.000
869.888.000
12.500.000
915.000.000
(45.750.000)
869.250.000
5.000.000
350.000
887.100.000
932.858.152
5.000.000
156
358.740.234
Kode
Rek
Nama Rekening
KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek
Utang PFK3)
Utang Belanja
Utang Bunga
Total Kewajiban jangka Pendek
Kewajiban Jangka Panjang
Pinjaman kepada Pemerintah Pusat
TOTAL KEWAJIBAN
PPKD
109.732
SKPD
Ayat Eliminasi
Debit
Kredit
Neraca
Konsolidasian
250.000
359.732
110.410
110.410
109.732
110.410
250.000
470.142
25.000.000
25.359.732
110.410
25.000.000
25.470.142
45.750.654
350.600.000
796.300.654
111.087.356
907.388.010
EKUITAS
Ekuitas Awal Tahun
Surplus (Defisit)-LO
RK-PPKD1)
TOTAL EKUITAS AKHIR TAHUN
396.350.654
750.550.000
(239.512.644)
358.740.234
869.777.590
421.710.386
869.888.000
358.740.234
932.858.152
Keterangan:
1)
RK-SKPD = RK-PPKD = Total SP2D LS SKPD (+) Total SP2D UP/GU/TU SKPD (-) Pengembalian Sisa UP/GU/TU dari SKPD (-) Pendapatan SKPD
yang telah disetor ke Kasda.
2)
Penyusutan aset tetap di asumsikan baru diakui tahun ini, sehingga jumlah akumulasi penyusutan sama dengan jumlah beban
penyusutan yang diakui tahun ini.
3)
Utang PFK adalah uang potongan PPh/PPN yang belum disetor ke Kas Negara.
Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
157
PPKD
20X1
SKPD
45.750.654
350.600.000
750.550.000
(239.512.644)
LPE
Konsolidasian
796.300.654
111.087.356
396.350.654
511.037.356
907.388.010
158
159
taspen, askes.
Sumber : diolah penulis dari PP 24/2005 dan PP 71/2010
1. Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang
ditujukanuntuk kegiatan operasional pemerintah selama satu periode
akuntansi.Arus kas bersih aktivitas operasi merupakan indikator yang
menunjukkankemampuan operasi pemerintah dalam menghasilkan kas yang
cukup untukmembiayai aktivitas operasionalnya di masa yang akan datang
tanpa mengandalkansumber pendanaan dari luar.
Arus masuk kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari:
a. Penerimaan Perpajakan
b. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)/Retribusi;
c. Penerimaan Hibah;
d. Penerimaan Bagian Laba perusahaan negara/daerah danInvestasi Lainnya;
e. Penerimaan Lain-lain/penerimaan dari pendapatan Luar Biasa; dan
f. Penerimaan Transfer.
Arus keluar kas untuk aktivitas operasi terutama digunakan untuk:
a. Pembayaran Pegawai;
b. Pembayaran Barang;
c. Pembayaran Bunga;
d. Pembayaran Subsidi;
e. Pembayaran Hibah;
f. Pembayaran Bantuan Sosial;
g. Pembayaran Lain-lain/Kejadian Luar Biasa; dan
h. Pembayaran Transfer.
2. Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas
yang ditujukanuntuk perolehan dan pelepasan aset tetap serta investasi lainnya
yang tidaktermasuk dalam setara kas.Arus kas dari aktivitas investasi
mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kasbruto dalam rangka perolehan
dan pelepasan sumber daya ekonomi yang bertujuanuntuk meningkatkan dan
mendukung pelayanan pemerintah kepada masyarakat dimasa yang akan
datang.
Arus masuk kas dari aktivitas investasi terdiri dari:
a. Penjualan Aset Tetap;
b. Penjualan Aset Lainnya;
c. Pencairan Dana Cadangan;
d. Penerimaan dari Divestasi;
e. Penjualan Investasi dalam bentuk Sekuritas.
Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
160
161
URAIAN
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Arus Kas Masuk
Penerimaan Pajak Daerah
Penerimaan Retribusi daerah
Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan
Penerimaan Lain-lain PAD yang Sah
Penerimaan Dana Bagi Hasil
Penerimaan Dana Alokasi Umum
Penerimaan Dana Alokasi Khusus
Penerimaan Lain-Lain Pendapatan Daerah
yang Sah
Jumlah Arus Masuk
Arus Kas Keluar
Pembayaran Pegawai
Pembayaran Barang dan Jasa
Pembayaran Bunga
Pembayaran Bantuan Sosial
Pembayaran Bantuan Keuangan
Pembayaran Tidak Terduga
Jumlah Arus Keluar
Jumlah Arus Kas Bersih dari Aktlvitas Operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Arus Kas Masuk
Penerimaan Penjualan Aset Tetap
20X1
20X0
23.659.500
7.674.400
3.500.000
Xxx
Xxx
Xxx
633.646
55.850.000
250.000.000
45.500.000
-
Xxx
Xxx
Xxx
Xxx
386.817.546
xxx
217.143.5
00
12.064.28
0
3.500.000
2.000.000
234.707.780
152.109.766
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
162
URAIAN
20X1
20X0
xxx
xxx
165.000.000
5.000.000
2.500.000
172.500.000
(172.500.000)
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
25.000.000
xxx
xxx
xxx
25.000.000
xxx
52.330.816
52.330.816
xxx
Xxx
52.221.084
52.221.084
109.732
Xxx
Xxx
Xxx
4.719.498
35.750.654
40.470.152
Xxx
Xxx
35.750.654
163
5.1.4
5.1.5
Pembiayaan
Pendapatan-LO
164
Bab VI
Bab VII
5.1.6 Beban
5.1.7 Aset
5.1.8 Kewajiban
5.1.9 Ekuitas
5.2 Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul
sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan
belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, untuk
entitas pelaporan yang menggunakan basis akrual pada pemda
Penjelasan atas informasi-informasi nonkeuangan pemda
Penutup
1.2.
165
166
Indikator pencapaian kinerja dapat dilihat melalui kinerja fiskal, seperti contoh
berikut:
(dalam jutaan rupiah)
APBD
(UU No/ tahun
Perda No/ tahun)
Uraian
Pertumbuhan Ekonomi (Persen)
Tingkat Inflasi (persen)
Nilai Tukar rupiah (Rp/US$)
Suku Bunga SBI-3 Bulan (Persen)
Harga Minyak (US$ / barel)
Produksi Minyak (juta barel/hari)
Program
- Kegiatan
Peningkatan Pengawasan
Aparatur Negara
udit Operasional
udit Kinerja
-
Indikator
Hasil
- Keluaran
Peningkatan nilai temuan dari
tahun lalu.
Satuan
Sasaran
2%
Instansi
10
Laporan
Laporan
Kejadian
167
sistensi SAP
168
169
170
proses penetapan nilai setiap aset, kewajiban, dan ekuitas. Informasi pengukuran
yang dimaksud adalah menggambarkan nilai perolehan historis (yaitu aset dicatat
sebesar pengeluaran kas dan setara kas) atau sebesar nilai wajar dari imbalan untuk
memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal dan ekuitas
dicatat sebesar selisih antara aset dengan kewajiban. Hal ini karena pengguna
laporan keuangan perlu mengetahui basisbasis pengukuran yang digunakan
sebagai landasan dalam penyajian laporan keuangan. Apabila lebih dari satu basis
pengukuran digunakan dalam penyusunan laporan keuangan, maka informasi yang
disajikan harus cukup memadai untuk dapat mengindikasikan aset dan kewajiban
yang menggunakan basis pengukuran tersebut.
4.4 Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam
Standar Akuntansi Pemerintah
Pada dasarnya seluruh kebijakan akuntansi dijelaskan dalam bagian 4.2 dari Bab IV.
Namun demikian, setiap entitas perlu mempertimbangkan jenis kegiatan- kegiatan
dan kebijakan-kebijakan yang perlu diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan. Sebagai contoh, pengungkapan informasi untuk pengakuan pendapatan
pajak, retribusi dan bentuk-bentuk lainnya dari iuran wajib, Kurs. Kebijakan
akuntansi dapat menjadi signifikan walaupun nilai akun-akun yang disajikan dalam
periode berjalan dan sebelumnya tidak material. Selain itu, perlu pula diungkapkan
kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan yang tidak diatur dalam Pernyataan
Standar ini.
Uraian mengenai kebijakan akuntansi yang penting, sedapat mungkin menjelaskan
berbagai kebijakan akuntansi atas elemen-elemen utama laporan keuangan seperti
pendapatan, belanja, aset, kewajiban, dan ekuitas. Dimuat dalam bagian 4.4 dari
CaLK, kebijakan akuntansi yang hendak dijelaskan pada intinya adalah penjelasan
mengenai basis dan kebijakan akuntansi yang mendasari pelaksanaan akuntansi
pemerintahan yang menghasilkan Laporan Keuangan. Kebijakan akuntansi yang
perlu dijelaskan adalah kebijakan-kebijakan yang diterapkan dalam mengakui,
mencatat dan melaporkan seluruh hal yang terkait dalam Laporan Keuangan.
Contoh penjelasan mengenai kebijakan akuntansi yang mencakup pendapatan,
belanja, pembiayaan, aset, kewajiban dan ekuitas adalah sebagai berikut:
a) Pengakuan Pendapatan pada saat kas diterima pada Kas Umum Daerah
b) Pengakuan Belanja pada saat kas dikeluarkan dari Kas Umum Daerah
c) Pengakuan Pembiayaan pada saat kas diterima pada/keluar dari Kas Umum
Daerah
d) Jenis-jenis sumber daya/kekayaan yang dapat dikelompokkan sebagai aset
secara umum dan aset secara khusus yang terdiri dari aset lancar, investasi,
aset tetap, dana cadangan. Selain itu, dalam bagian ini pun diuraikan cara
penilaiannya.
Tentang Aset Tetap misalnya, bagian ini menguraikan bahwa Aset tetap
mencakup seluruh aset yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk
kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. JenisModul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
171
172
Untuk CaLK SKPD, akun pendapatan hanya terdiri atas akun pendapatan asli
daerah.
5.1.2 Belanja.
Untuk CaLK SKPD, akun belanja hanya terdiri atas akun belanja pegawai, belanja
barang dan jasa, belanja modal.
Contoh Tabel Rincian Realisasi Belanja Modal
Kode
MAK.
Anggaran
Setelah Revisi
3
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp
1
531111
532111
533111
534111
534112
534113
535111
2
BM Tanah
BM Peralatan dan Mesin
BM Gedung dan Bangunan
BM Jalan dan Jembatan
BM Irigasi
BM Jaringan
BM Fisik Lainnya
Jumlah
Realisasi
Belanja
4
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp
Persentase
5=(4/3)x100%
.%
.%
.%
.%
.%
.%
.%
.%
5.1.3 Aset
Berisi penjelasan akun aset seperti aset lancar, aset tetap, aset lain-lain.
Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan
untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan atau dimanfaatkan oleh masyarakat
umum. Nilai aset tetap per <tanggal neraca> sebesar Rp <nilai total aset tetap>
dengan perincian sebagai berikut:
Tabel Daftar Aset Tetap
Nama Aset Tetap
1
Tanah
- Peralatan dan Mesin
- Gedung dan Bangunan
- Jalan, Irigasi dan Jaringan
- Aset Tetap Lainnya
Jujumlah
Mutasi
Saldo
Awal
Tambah
Kurang
Saldo
Akhir
5
Rp
Rp
173
Dan seterusnya
Pada sesi ini diungkapkan pula aset-aset pada satuan kerja yang masih mengalami
permasalahan sehingga belum bisa dimasukkan dalam Neraca. Contoh aset seperti
ini adalah tanah-tanah yang dikuasai pemerintah kota tetapi dalam status sengketa,
aset-aset yang secara faktual diperoleh dari hibah namun belum dapat dibukukan
karena belum ada berita acara serah terimanya, penambahan nilai gedung tempat
kerja bukan milik sendiri yang nilainya memenuhi syarat kapitalisasi.
5.1.4 Kewajiban
Berisi penjelasan akun kewajiban seperti kewajiban jangka panjang dan jangka
pendek
5.1.5 Ekuitas
Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan akun ekuitas (SKPD), ekuitas
investasi (SKPKD) dan ekuitas cadangan (SKPKD).
5.2 Pengungkapan atas akun-akun aset dan kewajiban yang timbul sehubungan
dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya
dengan penerapan basis kas untuk entitas pelaporan yang menggunakan
akuntansi berbasis akrual penuh.
Bagian ini berisi kebijakan akuntansi yang diharuskan Standar Akuntansi
Pemerintah dan pengungkapan atas akun-akun aset dan kewajiban yang timbul
sehubungan dengan penerapan basis akrual. Entitas pelaporan yang menyusun
laporan keuangan berbasis akrual atas pendapatan dan belanja harus
mengungkapkan akun-akun aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan
penerapan basis akrual dan menyajikan rekonsiliasinya dengan penerapan basis
kas.
Pada entitas pelaporan yang sudah menggunakan asas akrual murni, suatu proses
pengadaan yang belum tuntas sampai pada pengeluaran seluruh belanja dari kas
negara dan penerimaan Berita Acara Serah Terima Barang mungkin sudah
membukukan komitmen kontrak yang ditandatangani sebagai dasar pencatatan
aset tetap dengan nilai sebesar nilai kontrak. Di pihak lain, entitas yang
menggunakan asas kas menuju akrual mungkin baru mencatat aset tetap dalam
akun Konstruksi dalam Pengerjaan dengan nilai sebesar nilai yang tercantum dalam
Berita Acara Kemajuan Pekerjaan. Perbedaan ini akan dapat lebih dimaklumi jika
entitas yang menggunakan asas akrual murni menyajikan rekonsiliasinya dengan
basis kas menuju akrual.
Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
174
Neraca:
(Kr) Kas Rp 1,5 M
(Kr) Hutang Rp1,5 M
(Db) Bangunan Rp 3 M
(Kr) Diinvestasikan dalam
Aset Tetap Rp3 M
Rp 1,500 juta
175
Hutang
1,200 juta
1,800 juta
Bangunan
Rp3,000 juta
Belanja Modal
1,500 juta
Dengan jurnal di atas, maka catatan di dalam Laporan Kinerja Keuangan dan neraca
entitas berbasis akrual penuh akan sama dengan catatan seandainya ia mencatat
dengan basis kas menuju akrual.
Bab VI Penjelasan atas Informasi-informasi Non-Keuangan SKPD
Penjelasan yang dimaksud adalah informasi-informasi yang belum disajikan dalam
bagian Laporan Keuangan seperti domisili, sifat entitas, penggantian manajemen,
pergantian undang-undang, kejadian yang mempunyai dampak sosial, dan lain-lain.
Dengan demikian, Catatan atas Laporan Keuangan juga harus mengungkapkan
informasi yang bila tidak diungkapkan akan menyesatkan bagi pembaca laporan.
Suatu entitas pelaporan mengungkapkan hal-hal berikut ini apabila belum
diinformasikan dalam bagian manapun dari laporan keuangan, yaitu:
a. domisili dan bentuk hukum suatu entitas serta jurisdiksi tempat entitas tersebut
berada;
b. penjelasan mengenai sifat operasi entitas dan kegiatan pokoknya;
c. ketentuan perundang-undangan yang menjadi landasan kegiatan
operasionalnya.
Catatan atas Laporan Keuangan juga harus mengungkapkan kejadian-kejadian
penting selama tahun pelaporan, seperti:
a.
b.
c.
d.
e.
176
Sub Topik
1.
Pendahuluan
2.
3.
4.
Kata Kunci
Pengertian, Tujuan dan Manfaat
Analisis Laporan Keuangan
Analisis Horizontal, Analisis Vertikal,
Analisis Rasio
Data historis, bersifat umum,
kuantitatif dan taksiran
Ilustrasi, Analisis Laporan Keuangan
Referensi:
1.
2.
3.
4.
177
A. PENDAHULUAN
Sejak berlakunya PP 71 tahun 2010, maka setiap pengelola keuangan daerah
harus menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan berupa
Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Neraca, Laporan Operasional,
Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas dan CaLK. Dengan bertambahnya
komponen laporan pemerintah daerah tersebut, seyogyanya terdapat pula
perkembangan teknik analisis laporan keuangan pemerintah daerah, agar pengguna
laporan keuangan memiliki dasar memadai dalam mengevaluasi kondisi dan kinerja
keuangan pemerintah daerah, yang pada akhirnya hasil analisis laporan keuangan
tersebut dapat digunakan sebagai dasar dalam perumusan kebijakan anggaran daerah
di masa mendatang.
Supaya laporan keuangan lebih berarti dan mudah dipahami oleh para pembaca
laporan keuangan, maka perlu dilakukan analisis atas laporan keuangan tersebut.
Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan mengidentifikasi akun-akun laporan
tersebut menjadi unit informasi yang lebih rinci dan melihat hubungan antara satu
dengan yang lainnya guna mengetahui kondisi keuangan pemerintah daerah tersebut
untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan.
B. PENGERTIAN
Secara singkat analisis laporan keuangan dapat diartikan sebagai upaya untuk
mengidentifikasi ciri-ciri keuangan berdasarkan laporan keuangan suatu entitas
tertentu. Untuk itu, seseorang yang melakukan analisis atas laporan keuangan perlu
menguraikan pos-pos laporan tersebut menjadi unit informasi yang lebih rinci dan
melihat hubungan antara satu dengan yang lainnya guna mengetahui kondisi keuangan
entitas tersebut untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan.
Analisis laporan keuangan dilakukan dengan menggunakan metode dan teknik
analisis tertentu dalam melihat ukuran dan hubungan unsur laporan keuangan. Hasil
analisis tersebut diharapkan dapat meminimalkan bahkan menghilangkan penilaian yang
bersifat dugaan, ketidakpastian, pertimbangan pribadi dan lain sebagainya. Analisis
laporan keuangan dapat menunjukkan adanya kesalahan proses akuntansi. Dengan
demikian akan menambah keyakinan pengguna laporan atas data atau informasi yang
tersedia sehingga pengambilan keputusannya menjadi lebih akurat.
Karakteristik dari analisis laporan keuangan dapat disusun sebagai berikut:
178
179
180
181
2.
3.
4.
5.
182
7. Jumlah arus kas keluar dari aktivitas pembiayaan harus sama dengan jumlah
pengeluaran pembiayaan selain untuk investasi dan penyertaan dalam Laporan
Realisasi Anggaran.
Untuk mengetahui hubungan antara laporan realisasi anggaran dan neraca, dilakukan
analisis sebagai berikut:
1. Bila ada belanja modal dalam laporan realisasi anggaran, maka jumlah aset tetap di
dalam neraca harus bertambah dengan jumlah yang sama kecuali jika terdapat
pelepasan aset tetap.
2. Bila ada penerimaan pembiayaan berupa penerimaan pinjaman dalam laporan
realisasi anggaran, maka jumlah kewajiban (utang) di dalam neraca harus bertambah
dengan jumlah yang sama. Demikian sebaliknya, jika terjadi pengeluaran pembiayaan
berupa pembayaran pinjaman, jumlah kewajiban di dalam neraca harus berkurang
dengan jumlah yang sama.
3. Bila ada penerimaan pembiayaan berupa penggunaan dana cadangan dalam laporan
realisasi anggaran, maka jumlah dana cadangan (aset) di dalam neraca harus
berkurang dengan jumlah yang sama. Demikian sebaliknya, jika terjadi pengeluaran
pembiayaan berupa pembentukan dana cadangan, jumlah dana cadangan (aset) di
dalam neraca harus bertambah dengan jumlah yang sama.
4. Bila ada penerimaan pembiayaan berupa penjualan investasi perusahaan daerah
dalam laporan realisasi anggaran, maka jumlah investasi jangka panjang (aset) di
dalam neraca harus berkurang dengan jumlah yang sama. Demikian sebaliknya, jka
terjadi pengeluaran pembiayaan berupa penyertaan modal dalam perusahaan
daerah, jumlah investasi jangka panjang (aset) di dalam neraca harus bertambah
dengan jumlah yang sama.
5. SiLPA pada kelompok ekuitas di neraca harus sama dengan jumlah SiLPA (akhir
tahun) di laporan realisasi anggaran. SiLPA di neraca diperoleh dengan perhitungan:
jumlah total kas dikurangi kewajiban pada PFK (potongan taspen, askes, dan PPh dan
PPn yang belum disetor).
3. Analisis Rasio
Analisis rasio merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan akunakun yang ada dalam satu laporan keuangan atau akun-akun antara laporan keuangan
neraca dan laporan realisasi anggaran. Analisis rasio dapat dikelompokkan menjadi
beberapa jenis sebagai berikut:
1. Likuiditas, untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam membayar
utang (kewajiban) jangka pendek. Rasio ini bisa diukur dengan rasio lancar dan rasio
kas.
2.
Solvabilitas, untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam
membayar semua utangnya yang akan jatuh tempo. Rasio ini bisa diukur dengan
rasio uang terhadap aset atau rasio utang terhadap ekuitas.
3.
Leverage, untuk mengukur perbandingan antara ekuitas (kekayaan bersih
pemerintah daerah) dengan total utang.
4.
Kemandirian, untuk mengukur tingkat kemandirian pemerintah daerah
dalam mendanai aktivitas sebagai indikator tingkat partisipasi masyarakat lokal
terhadap pembangunan daerah, indikator perkembangan ekonomi daerah dan
kesejahteraan masyarakat. Rasio ini dapat diukur dengan membandingkan jumlah
Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
183
PAD terhadap jumlah DAU ditambah jumlah pinjaman (selain utang PFK dan utang
pajak PPn/PPh).
184
Rasio ini untuk mengukur jumlah beban utang yang menjadi tanggungan tiap
anggota masyarakat dalam satu wilayah. Makin besar rasio ini semakin
buruk.
Rasio ini digunakan untuk mengukur persentase aset tetap yang dapat
dijadikan jaminan dalam pengambilan utang atau digunakan untuk melunasi
utangnya.
185
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar persentase PAD yang
dapat digunakan untuk membayar beban bunga utang jangka panjang. Makin
besar rasio ini semakin buruk.
186
187
BAB VIII
REVIU DAN PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Sub Topik
Kata Kunci
Dasar-Dasar Pemeriksaan
Keuangan
Komunikasi Pemeriksaan
Referensi:
1. Arens, Alvin A and James K Loebbecke, Auditing, An Integrated Approach.
Prentice Hall International, Englewood Cliffs, 5th edition, 2010
2. PP 60/2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah
3. Permendagri 4/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu atas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata
Cara Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah jo Permendagri
Nomor 8 Tahun 2009 tentang Perubahan Permendagri No 23 Tahun 2007
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma
Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah
6. BPK RI, Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN), 2007.
7. BPKP, Teknik Komunikasi Audit, Edisi 4, Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
188
189
A. PENDAHULUAN
Saat ini audit dalam sektor pemerintahan digunakan istilah pemeriksaan,
merupakan salah satu pilar utama dalam mewujudkan tata kelola organisasi yang baik
(good governance). Secara etimologi, istilah audit berasal dari bahasa latin audire yang
berarti mendengar. Secara tradisional auditing dapat dipahami sebagai upaya
pemeriksaan atas informasi akuntansi untuk mendapat kayakinan bahwa informasi
tersebut telah disajikan secara wajar (true and fair). Tujuan
Jika mengacu kepada definisi audit, akan tampak perbedaan antara definisi audit
sektor privat/swasta dengan audit sektor pemerintahan. Pada sektor swasta terdapat
perbedaan makna untuk audit dengan pemeriksaan (examination), sedangkan pada
sektor pemerintahan penggunaan kata pemeriksaan dan pengauditan hingga saat ini
masih memiliki kata yang bermakna sama. Sebagai pengantar berikut adalah definisi
audit dari sektor privat atau swasta.
1. Definisi Audit
Audit adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti
secara obyektif yang berhubungan dengan asersi tentang
tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi, dengan tujuan
untuk menentukan tingkat kesesuaian antara pernyataan
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan
mengkomunikasikan hasil-hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan (Arens, et.al., 2010).
190
Menyampaikan hasil:
hasil dilaporkan dalam laporan tertulis yang mengindikasikan tingkat kesesuaian
antara asersi dan kriteria yang telah ditentukan. Tujuan pengauditan (pemeriksaan)
adalah untuk menambah kredibilitas pernyataan managemen sehingga pihak yang
berkepentingan dapat memakai informasi dengan penjaminan yang memadai
bahwa informasi tersebut bebas dari salah saji material.
191
dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum
(PABU) di Indonesia atau basis komprehensif selain prinsip akuntansi berterima umum
di Indonesia. Selain untuk memberikan opini, pemeriksaan keuangan juga ditujukan
untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya kelemahan dalam sistem pengendalian
intern (SPI) serta mengidentifikasi kemungkinan adanya penyimpangan dari ketentuan
peraturan perundangan, kecurangan (fraud), serta ketidakpatutan (abuse).
Dasar hukum pemeriksaan keuangan meliputi:
a. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
b. Undang Undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
c. Undang Undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
d. Undang Undang nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara
e. Undang Undang nomor 15 tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.
192
terdiri dari BPKP; Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional
melaksanakan pengawasan intern; Inspektorat Provinsi; dan Inspektorat
Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, yang melaksanakan reviu atas laporan keuangan
pemerintah daerah adalah Inspektorat Provinsi untuk Laporan Keuangan Pemerintah
Provinsi dan Inspektorat Kabupaten/Kota untuk Laporan Keuangan Pemerintah
Kabupaten/Kota.
3. Ruang Lingkup Pemeriksaan Keuangan
Ruang lingkup pemeriksaan meliputi hal-hal berikut ini:
Arus kas dan saldo kas akhir sesuai dengan sisa lebih pembiayaan anggaran (SILPA)
dalam laporan realisasi anggaran dan ekuitas dalam neraca; dan
Selain itu, pemeriksaan juga menguji efektivitas pengendalian intern dan kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pelaporan keuangan
dalam Laporan Keuangan.
b.
Akuntan Publik atau pihak lainnya yang melakukan pemeriksaan atas pengelolaan
dan tanggung jawab Keuangan Negara, untuk dan atas nama Badan Pemeriksa
Keuangan.
c.
193
1. Metodologi Pemeriksaan
Metodologi pemeriksaan keuangan terdiri dari tiga tahap pemeriksaan, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan.
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan pemeriksaan meliputi 10 langkah kegiatan, yaitu: (1)
Pemahaman Tujuan Pemeriksaan dan Harapan Penugasan, (2) Pemenuhan
Kebutuhan Pemeriksa, (3) Pemahaman atas Entitas, (4) Pemantauan Tindak Lanjut
Hasil Pemeriksaan Sebelumnya, (5) Pemahaman atas Sistem Pengendalian Intern,
(6) Pemahaman dan Penilaian Risiko, (7) Penetapan Materialitas Awal dan
Kesalahan Tertoleransi, (8) Penentuan Metode Uji Petik, (9) Pelaksanaan Prosedur
Analitis Awal, dan (10) Penyusunan Program Pemeriksaan dan Program Kegiatan
Perseorangan.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pemeriksaan meliputi tujuh langkah kegiatan, yaitu: (1)
Pelaksanaan Pengujian Analitis Terinci, (2) Pengujian Sistem Pengendalian Intern,
(3) Pengujian Substantif Atas Transaksi dan Saldo Akun, (4) Penyelesaian
Penugasan, (5) Penyusunan Konsep Temuan Pemeriksaan (TP), (6) Perolehan
Tanggapan Resmi dan Tertulis, dan (7) Penyampaian TP.
c. Tahap Pelaporan
Langkah pelaporan pemeriksaan meliputi lima langkah kegiatan, yaitu: (1)
Penyusunan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan, (2) Penyampaian Konsep Laporan
Hasil Pemeriksaan kepada Pejabat Entitas Yang Berwenang, (3) Pembahasan
Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan dengan Pejabat Entitas Yang Berwenang, (4)
Perolehan Surat Representasi, dan (5) Penyusunan Konsep Akhir dan Penyampaian
Laporan Hasil Pemeriksaan.
194
2. Asersi Manajemen
Kewajaran laporan keuangan sangat ditentukan kualitas berbagai asersi
manajemen yang terkandung dalam laporan keuangan karena dalam pelaksanaan
pemeriksaan, tim pemeriksa BPK akan menguji asersi manajemen (Kepala Daerah dan
para Kepala SKPD/SKPKD/PPKD) atas laporan keuangan pemerintah daerah.
Asersi (assertion) adalah pernyataan manajemen yang terkandung di dalam
komponen laporan keuangan. Pernyataan tersebut dapat bersifat implisit atau eksplisit.
Berdasarkan Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 04/K/1III.2/5/2008 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan Badan Pemeriksa
Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
195
Keuangan Republik Indonesia, asersi yang diuji mencakup 5 aspek, yaitu: (1) keberadaan
dan keterjadian, (2) kelengkapan, (3) hak dan kewajiban, (4) penilaian dan
pengalokasian, dan (5) penyajian dan pengungkapan.
a. Asersi Keberadaan dan Keterjadian (existence or occurrence) berhubungan
dengan aspek:
Apakah Aset, kewajiban dan ekuitas yang tercantum dalam neraca dan
Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK) memang benar-benar ada (exist)
per tanggal neraca
Apakah pendapatan serta belanja yang dilaporkan dalam Laporan Realisasi
Anggaran (LRA) dan CaLK memang benar-benar telah terjadi (occurred)
selama periode pelaporan.
Apakah transaksi operasional, investasi, pembiayaan dan transaksi non
anggaran yang mempengaruhi kas yang dilaporkan dalam Laporan Arus
Kas (LAK) dan CaLK memang benar-benar telah terjadi (occurred) selama
periode pelaporan.
196
3) Bahwa tidak ada batasan apapun terhadap penggunaan kas yang dilaporkan
tersebut
E.
197
3.
4.
5.
6.
198
199
200
201
Terhadap
Ketentuan
Peraturan
Perundangan-
202
203
204
JUMLAH
WTP
WDP
TW
TMP
2006
327
28
28
105
23
463
2007
283
59
59
13
123
26
469
2008
12
323
31
31
118
24
485
2009
15
330
65
48
10
111
22
504
2010
34
341
66
26
115
22
516
2011
67
13
349
67
96
18
520
2012
113
27
267
64
31
415
205
Sesuai dengan hal di atas, maka selain kesesuaian dengan standar akuntansi
pemerintahan dan kecukupan pengungkapan, opini didasarkan pula kepada kepatuhan
perundang-undangan dan efektivitas sistem pengendalian intern yang berpengaruh
terhadap laporan keuangan. Laporan yang memuat kepatuhan dan sistem pengendalian
intern dapat dilaporkan terpisah.
b. Laporan Kepatuhan atas Pengendalian Intern
Pemeriksa harus melaporkan kelemahan pengendalian intern atas pelaporan
keuangan yang dianggap sebagai kondisi yang dapat dilaporkan. Beberapa contoh
kondisi yang dapat dilaporkan seperti yang dirumuskan dalam SPAP adalah sebagai
berikut:
1) Tidak ada pemisahan tugas yang memadai sesuai dengan tujuan pengendalian yang
layak.
2) Tidak ada reviu dan persetujuan yang memadai untuk transaksi, pencatatan
akuntansi atau output dari suatu sistem.
3) Tidak memadainya berbagai persyaratan untuk pengamanan Aset.
4) Bukti kelalaian yang mengakibatkan kerugian, kerusakan atau penggelapan Aset.
5) Bukti bahwa suatu sistem gagal menghasilkan output yang lengkap dan cermat
sesuai dengan tujuan pengendalian yang ditentukan oleh entitas yang diperiksa,
karena kesalahan penerapan prosedur pengendalian.
6) Bukti adanya kesengajaan mengabaikan pengendalian intern oleh orang-orang yang
mempunyai wewenang, sehingga menyebabkan kegagalan tujuan menyeluruh
sistem tersebut.
7) Bukti kegagalan untuk menjalankan tugas yang menjadi bagian dari pengendalian
intern, seperti tidak dibuatnya rekonsiliasi atau pembuatan rekonsiliasi tidak tepat
waktu.
8) Kelemahan dalam lingkungan pengendalian, seperti tidak adanya tingkat kesadaran
yang memadai tentang pengendalian dalam organisasi tersebut.
9) Kelemahan yang signifikan dalam desain atau pelaksanaan pengendalian intern
yang dapat mengakibatkan pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berdampak langsung dan material atas laporan keuangan.
10) Kegagalan untuk melakukan tindak lanjut dan membentuk sistem informasi
pemantauan tindak lanjut untuk secara sistematis dan tepat waktu memperbaiki
kekurangan-kekurangan dalam pengendalian intern yang sebelumnya telah
diketahui.
Dalam melaporkan kelemahan pengendalian intern atas pelaporan keuangan,
pemeriksa harus mengidentifikasi kondisi yang dapat dilaporkan yang secara sendirisendiri atau secara kumulatif merupakan kelemahan yang material. Pemeriksa harus
menempatkan temuan tersebut dalam perspektif yang wajar.
206
5. Penyusunan konsep akhir dan penyampaian laporan hasil pemeriksaan. Langkah ini
terdiri dari dua kegiatan, yaitu: (1) Penyusunan konsep akhir LHP, dan (2)
Penyampaian LHP kepada pihak-pihak yang diwajibkan sebagaimana ditetapkan
dalam peraturan perundangan.
3. Surat Representasi
Sesuai SPAP SA Seksi 333 [PSA No.17] Representasi Manajemen, pemeriksa harus
memperoleh surat representasi yang dilampiri dengan LKPD yang akan disampaikan
Kepala Daerah kepada DPRD. Surat representasi tersebut menggambarkan representasi
resmi dan tertulis dari pemerintah daerah atas berbagai keterangan, data, informasi,
dan laporan keuangan yang disampaikan selama proses pemeriksaan berlangsung. Surat
tersebut merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah daerah.
Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
207
208
209
I.
210
Interaksi antara auditor dengan auditan dan dengan pihak lain memerlukan
komunikasi. Oleh karena itu, komunikasi merupakan salah satu aspek penting dalam
pemeriksaan. Komunikasi dalam pemeriksaan dimulai dari saat pertama kami
mendatangi auditan untuk memperkenalkan diri hingga auditor menyerahkan laporan
hasil pemeriksaan, bahkan diteruskan hingga pemantauan tindak lanjut hasil
pemeriksaan. Dengan demikian, sepanjang proses pemeriksaan yang dilakukannya,
seorang pemeriksa memerlukan keterampilan berkomunikasi untuk menghasilkan
pemeriksaan yang terbaik.
Penjelasan:
Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
211
Komunikator
Pesan
Komunikan
Media
Efek
212
Bahwa setiap manusia pada dasarnya selalu ingin diperlakukan secara terhormat
dan ingin selalu dihargai.
b.
c.
Bahwa setiap tingkah laku manusia mempunyai tujuan tertentu, misalnya untuk
dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhannya, walaupun kebutuhan itu tidak
selalu merupakan hal yang harus diperoleh, tetapi sesuatu yang mereka inginkan.
Dalam hal ini seorang pemeriksa yang baik akan selalu berusaha untuk
mengetahui kebutuhan-kebutuhan apa saja yang diingini auditan, supaya dapat
memberikan motivasi yang tepat untuk bisa bekerjasama
d.
Bahwa setiap orang mempunyai keinginan untuk dapat memilih serta bekerja
sesuai dengan kehendaknya serta perasaannya.
213
Penting untuk dicatat bahwa semua faktor-faktor diatas tidak terlepas dari
pengaruh budaya nasional, lokal dan budaya organisasi.
4. Kiat-kiat Menghadapi Pemeriksa
Menghadapi pemeriksa jangan menjadi beban, sebab mereka pun juga manusia,
seorang pekerja yang sedang menjalankan tugasnya sebagai pemeriksa. Berikut ini
beberapa kiat menghadapi pemeriksa:
a. Pemeriksa adalah tamu organisasi, sambut seperti laiknya menyambut tamu.
Buatlah pemeriksa senyaman mungkin saat berkunjung. Image anda sebagai tuan
rumah yang baik akan membekas di benak pemeriksa, sehingga awal kebaikan inilah
yang akan membuka kebaikan-kebaikan lainnya.
b. Pemeriksa adalah manusia, jadi tidak perlu kita takut karenanya.
Saat berkenalan atau jeda tanyakan hal-hal kecil mengenai pemeriksa seperti tinggal
dimana, keluarganya, dan sebagainya untuk mencairkan suasana dan membuat
proses pemeriksaan berjalan dengan lebih santai.
c. Identifikasi kriteria yang akan dijadikan acuan pemeriksa sehingga wajib diketahui
oleh auditan.
Kriteria yang dijadikan acuan pemeriksa dalam pemeriksaan tergantung dari tujuan
pemeriksaan. Dalam pemeriksaan keuangan kriteria tersebut meliputi:
a. Standar akuntansi pemerintahan (SAP)
b. Sistem pengendalian intern pemerintahan (SPIP)
c. Peraturan-peraturan perundangan yang menaungi dan wajib ditaati oleh
entitas yang sedang diperiksa
Pahamilah dengan baik dokumen-dokumen di atas dan pastikan anda memahami
betul standar, prosedur dan peraturan yang tertuang.
214
Jawab pertanyaan pemeriksa dengan memberikan fakta dan data, sehingga bagi
pemeriksa fakta dan data tersebut dapat dijadikan dasar untuk memberikan saran
perbaikan dan penyempurnaan.
Biasakan untuk menjawab pertanyaan pemeriksa dengan bukti, bukan sekedar
jawaban lisan semata. Artinya, jika pemeriksa bertanya tentang tugas dan tanggung
jawab anda, sangat dianjurkan untuk menjelaskan hal tersebut sambil menunjukkan
uraian tugas (job description) anda. Hindari asumsi atau jawaban asal-asalan yang
membuat pemeriksa berpikiran Anda bukanlah orang yang jujur.
Meskipun demikian, rasanya tidak mungkin jika auditan diperiksa tanpa adanya
temuan. Temuan yang perlu anda hindari adalah temuan yang bersifat signifikan.
Adapun temuan minor sebisa mungkin Anda tekan dengan betul-betul memahami dan
menerapkan persyaratan yang diminta oleh SPIP. Anggaplah temuan minor dari
pemeriksa sebagai bahan perbaikan di masa mendatang.
b)
c)
Temuan kadang tidak didasarkan pada bukti yang kuat, lengkap dan relevan
serta argumentasi logis.
d)
e)
Temuan yang buktinya lemah bisa menjadi fitnah dan berpotensi menjadi
pembunuhan karakter pihak tertentu.
215
f)
g)
216
Jika temuan yang diajukan oleh pemeriksa menyangkut perbaikan SPI maka jika
auditan meyakini bahwa pemeriksa memang benar dan beralasan kuat maka auditan
dapat berjanji melakukan perbaikan. Misalnya jika terdapat prosedur yang kurang baik
dalam pembayaran gaji anggota DPRD, maka auditan dapat berjanji bahwa kejadian
tersebut tidak akan diulangi di masa yang akan datang. Lebih lanjut, pada bulan
Desember tahun 2012 pemegang kas telah menerima SPM Gaji untuk bulan Januari
tahun 2013. SPM ini harusnya dicairkan pada tahun 2013. Akan tetapi pemegang kas
mencairkannya pada akhir Desember 2012 dengan alasan bahwa pada tanggal 1 Januari
merupakan tahun baru dan bank libur. Tidak ada kerugian negara, tetapi gaji ini harus di
bebankan pada laporan realisasi anggaran pada tahun 2012. Pemeriksa menemukan
kejadian ini dan membuat management letter bahwa hal tersebut tidak terjadi lagi di
masa yang akan datang.
Contoh lain, misal ditemukan oleh pemeriksa bahwa pemerintah daerah tidak
memiliki Kartu Aset Tetap sehingga semua aset tetap yang dimiliki tidak tercatat dengan
baik. Akibatnya aset tetap tersebut mudah sekali hilang atau digelapkan. Temuan seperti
ini dapat diselesaikan dengan janji melakukan perbaikan atas SPI.
c. Perbaikan Atas Temuan Administratif Pelaporan
Jika temuan pemeriksa merupakan temuan administratif misalnya terjadi kesalahan
pencatatan dan pelaporan yang tidak menimbulkan kerugian negara, maka auditan
dapat langsung menerima temuan tersebut jika memang demikian adanya. Temuan
seperti ini lazim sekali terjadi dalam pemeriksaan keuangan. Misalnya laporan realisasi
anggaran satker terjadi kesalahan pencatatan rekening. Biaya foto copy dibebankan ke
rekening biaya ATK. Koreksi semacam ini lazim dan tidak perlu dipermasalahkan selama
memang ini benar adanya.
d. Penyelesaian di Tempat
Jika terdapat kerugian negara misalnya jika kesalahan ini bukan kesengajaan maka
auditan dapat melakukan pembayaran ke kas daerah atau pemerintah pada saat proses
pemeriksaan dilakukan. Dengan demikian pemeriksa dapat mengeluarkan temuan
tersebut dari laporan hasil pemeriksaan. Akan tetapi jika kesalahan ini mengandung
unsur kecurangan maka pemeriksa dapat memandang kasus tersebut sebagai kasus
korupsi dan terdapat unsur tindak pidana. Hanya saja, beda kesalahan dengan
kecurangan adalah tipis. Kecurangan adalah kesalahan yang disengaja dan ada unsur
merugikan negara. Sedangkan kesalahan adalah hal yang tidak disengaja mungkin
karena auditan tidak memahami peraturan perundangan yang berlaku.
217
siapa saja yang akan menjadi lawan bicara, sifat dan kepribadian, ego,
bagaimana tingkat sensitifitas dan sebagainya.
g. Pelajari dulu dengan seksama lingkup pekerjaan dan kontrak yang dibuat. Pekerjaan
yang tidak terdapat dalam kontrak tetapi dilaksanakan oleh pihak ketiga dalam
kenyataan, cenderung tidak dianggap sebagai penambah komponen biaya oleh
pemeriksa. Sebaliknya, pekerjaan yang ada dalam kontrak tetapi tidak dilaksanakan
oleh pihak ketiga akan menjadi kerugian negara.
218
219
SOAL TOPIK II
1. Soal Latihan Persamaan Dasar akuntansi
Berikut di bawah ini disajkan data Neraca Awal Pemerintah Kabupaten Mudah
Sekali:
Kode Akun
111
113
116
117
131
132
133
137
211
214
215
221
Nama Akun
Saldo
Kas
Piutang Pendapatan
Beban Dibayar Dimuka
Persediaan
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Akumulasi Penyusutan
Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)
Pendapatan Diterima Dimuka
Utang Beban
Utang Dalam Negeri
100
200
80
50
1.000
2.000
5.000
800
150
300
250
2.500
Saudara diminta:
Susunlah Neraca Awal Kabupaten Mudah Sekali dengan menuliskan kode dan nama
akun beserta saldonya ke dalam format Neraca sebagai berikut:
Kode
Akun
Nama Akun
Kode
Akun
Saldo
ASET
Nama Akun
Saldo
KEWAJIBAN
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
EKUITAS
...
...
220
Kode
Akun
Nama Akun
Kode
Akun
Saldo
Total Aset
...
Nama Akun
Saldo
Total Kewajiban
dan Ekuitas
...
Rp
KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek
1.500
Utang Perhitungan Pihak Ketiga
500
2.000
EKUITAS
Ekuitas**
250.000
240.000
149.000
639.000
Rp
1.500
639.500
TOTAL ASET
641.000 TOTAL KEWAJIBAN & EKUITAS
641.000
*) Kas merupakan Kas di Bendahara Pengeluaran merupakan potongan PPh/PPN yang
belum disetor ke Kas Negara s/d akhir tahun
**)Akun Ekuitas di dalam SAP Akrual tidak dibagi lagi menjadi Ekuitas Dana Lancar,
Ekuitas Dana Diinvestasikan, dsb., karena akun Ekuitas di sini sudah merupakan Ekuitas
yg bersifat full accrual.
RINGKASAN DPA
Ringkasan DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran) Dinas Kesehatan untuk T.A. 2014
adalah sbb.:
Uraian
Retribusi
Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
Jumlah
Rp 24.000.000
221
Belanja
Belanja Tidak Langsung:
Belanja Pegawai
Belanja Langsung:
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal
Total Belanja Langsung
Total Belanja
Rp 1.500.000.000
Rp 65.000.000
150.000.000
120.000.000
Rp 335.000.000
Rp 1.835.000.000
TRANSAKSI
Untuk menyederhanakan ilustrasi, transaksi yang terjadi selama Tahun Anggaran 2014 di
Dinas Kesehatan diringkaskan sbb:
a) Bendahara pengeluaran menyetorkan potongan PPh/PPN sebesar Rp1.500.000
ke rekening Kas Negara, berdasarkan bukti transaksi berupa SSP (Surat Setoran
Pajak Pusat).
b) Bendahara pengeluaran menerima uang persediaan (UP) dari BUD sebesar
Rp50.000.000 berdasarkan bukti transaksi berupa SP2D UP.
c) Total realisasi belanja gaji dan tunjangan selama setahun sebesar
Rp1.487.500.000 berdasarkan bukti transaksi berupa SP2D-LS Gaji dan Tunjangan.
d) Total realisasi belanja modal yang seluruhnya untuk pengadaan peralatan dan
mesin sebesar Rp110.000.000 berdasarkan bukti transaksi berupa SP2D-LS Belanja
Barang dan Jasa.
e) Total realisasi belanja barang dan jasa berupa ATK yang dibayar secara UP
sebesar Rp25.000.000 dan sudah diterbitkan SP2D-GU nya.
f) Surat Ketetapan Retribusi (SKR) yang diterbitkan selama T.A 2014 sebesar
Rp27.000.000. Dari jumlah tersebut, pendapatan retribusi yang diterima
bendahara penerimaan sebesar Rp25.500.000. Pendapatan tsb telah disetor
seluruhnya ke rekening Kas Daerah, berdasarkan bukti transaksi berupa STS (Surat
Tanda Setoran).
g) Sisa UP disetor seluruhnya pada akhir tahun ke rekening Kas Daerah berdasarkan
bukti transaksi berupa STS.
DATA PENYESUAIAN AKHIR TAHUN
h) Persediaan yang masih tersisa pada akhir tahun diestimasi sebesar Rp1.000.000.
i)
Penyusutan aset tetap Gedung dan Bangunan disusutkan sebesar Rp6.000.000,
sedangkan peralatan dan mesin disusutkan sebesar Rp31.900.000.
j)
Tagihan belanja barang dan jasa berupa belanja langganan daya dan jasa untuk
bulan Desember 2014 sebesar Rp15.325.000 belum terbayarkan.
222
Nama Akun
Aset
Aset Lancar
Kas
Investasi Jangka Pendek
Piutang Pendapatan
Piutang Lainnya
Penyisihan Piutang
Beban Dibayar Dimuka
Persediaan
Aset Untuk Dikonsolidasikan (RK SKPD)
Investasi Jangka Panjang
Investasi Jangka Panjang Non Permanen
Investasi Jangka Panjang Permanen
Aset Tetap
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Aset Tetap Lainya
Konstruksi Dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan
Dana Cadangan
Dana Cadangan
Aset Lainnya
Tagihan Jangka Panjang
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Aset Tidak Berwujud
Aset Lain-lain
Kewajiban
Kewajiban Jangka Pendek
Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)
Utang Bunga
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
Pendapatan Diterima Dimuka
Utang Beban
Utang Jangka Pendek Lainnya
Kewajiban Jangka Panjang
H/D
H
H
D
D
D
D
D
D
D
D
H
D
D
H
D
D
D
D
D
D
D
H
D
H
D
D
D
D
H
H
D
D
D
D
D
D
H
223
Kode Akun
221
223
224
3
31
311
312
313
4
41
411
412
413
414
42
421
422
423
424
43
431
432
5
51
511
512
513
514
515
516
52
521
522
523
524
525
53
6
61
611
612
Nama Akun
Utang Dalam Negeri
Utang Luar Negeri
Utang Jangka Panjang Lainnya
Ekuitas
Ekuitas
Ekuitas
Ekuitas SAL
Ekuitas untuk Dikonsolidasikan (RK PPKD)
Pendapatan-LRA
Pendapatan Asli Daerah (PAD)-LRA
Pendapatan Pajak Daerah-LRA
Pendapatan Retribusi Daerah-LRA
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan-LRA
Lain-Lain PAD yang Sah-LRA
Pendapatan Transfer LRA
Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat
Pendapatan Tranfer Pemerintah Pusat - Lainnya
Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya
Bantuan Keuangan
Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah-LRA
Pendapatan Hibah
Pendapatan Lainnya
Belanja
Belanja Operasi
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Modal
Belanja Modal Tanah
Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Belanja Modal Aset Tetap Lainnya
Belanja Tak Terduga
Transfer
Transfer Bagi Hasil Pendapatan
Transfer Bagi Hasil Pajak
Transfer Bagi Hasil Pendapatan Lainnya
H/D
D
D
D
H
H
D
D
D
H
H
D
D
D
D
H
D
D
D
D
H
D
D
H
H
D
D
D
D
D
D
H
D
D
D
D
D
H
H
H
D
D
224
Kode Akun
62
621
622
623
7
71
711
712
713
714
715
716
72
721
722
723
724
8
81
811
812
813
819
82
821
822
823
824
83
831
832
84
85
9
91
911
912
913
914
915
916
Nama Akun
Transfer Bantuan Keuangan
Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah Lainnya
Transfer Bantuan Keuangan ke Desa
Transfer Bantuan Keuangan Lainnya
Pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan
Penggunaan SILPA
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Pinjaman Dalam Negeri
Penerimaan Kembali Piutang
Penerimaan Kembali Investasi Dana Bergulir
Pengeluaran Pembiayaan
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal/Investasi Pemerintah Daerah
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri
Pemberian Pinjaman Daerah
Pendapatan-LO
Pendapatan Asli Daerah (PAD)-LO
Pendapatan Pajak Daerah-LO
Pendapatan Retribusi Daerah-LO
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan-LO
Lain-Lain PAD yang Sah-LO
Pendapatan Transfer LO
Pendapatan Transfer dari Pemerintah Pusat
Pendapatan Tranfer Pemerintah Pusat Lainnya
Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya
Bantuan Keuangan
Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah-LO
Pendapatan Hibah
Pendapatan Lainnya
Pendapatan Non Operasional-LO
Pos Luar Biasa Pos Luar Biasa
Beban
Beban Operasi
Beban Pegawai
Beban Barang
Beban Bunga
Beban Subsidi
Beban Hibah
Beban Bantuan Sosial
H/D
H
D
D
D
H
H
D
D
D
D
D
D
H
D
D
D
D
H
H
D
D
D
D
H
D
D
D
D
H
D
D
H
H
H
H
D
D
D
D
D
D
225
Kode Akun
917
918
919
92
921
922
923
924
925
93
94
Nama Akun
Beban Penyusutan
Beban Penyisihan Piutang
Beban Lain-lain
Beban Transfer
Bagi Hasil Pajak
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya
Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah Lainnya
Transfer Bantuan Keuangan ke Desa
Transfer Bantuan Keuangan Lainnya
Beban Non Operasional
Beban Luar Biasa
H/D
D
D
D
H
D
D
D
D
D
H
H
226
227
...................................
Nomor
Bukti
Ref
Debit
Kredit
228
Tanggal
Nomor
Bukti
Ref
Debit
Kredit
Saldo
BUKU BESAR
111 Kas
117 Persediaan
131 Tanah
311 Ekuitas
229
230
231
NERACA SALDO
PEMERINTAH KAB/KOTA .........................................
NERACA SALDO
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2014
SKPD: ................................
Kode dan Nama Rekening
Ref
Saldo
Debit
Kredit
111 Kas
113 Piutang Pendapatan
117 Persediaan
131 Tanah
132 Peralatan dan Mesin
133 Gedung dan Bangunan
137 Akumulasi Penyusutan
211 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)
215 Utang Beban
311 Ekuitas
313 Ekuitas untuk Dikonsolidasikan (RK
PPKD)
812 Pendapatan Retribusi Daerah-LO
911 Beban Pegawai
912 Beban Barang
917 Beban Penyusutan
Saldo
Tanggal . ..
PPK SKPD
NIP .
232
LAPORAN OPERASIONAL
PEMERINTAH KAB/KOTA ................................
SKPD ...................................................
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(dalam rupiah)
Kode
No
8
81
811
812
1
1
2
3
4
5
813
819
82
821
822
823
829
83
831
832
84
85
9
91
911
912
913
914
915
916
917
918
919
Uraian
Jumlah
Pendapatan-LO
Pendapatan Asli Daerah (PAD)-LO
Pendapatan Pajak Daerah-LO
Pendapatan Retribusi Daerah-LO
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan-LO
Lain-Lain PAD yang Sah-LO
Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s.d. 6)
Pendapatan Transfer LO
Pendapatan Transfer dari Pemerintah Pusat
Pendapatan Tranfer Pemerintah Pusat Lainnya
Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya
Bantuan Keuangan
Jumlah Pendapatan Transfer (9 s.d. 12)
Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah-LO
Pendapatan Hibah
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16 Pendapatan Lainnya
17
Jumlah Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah (15 s.d. 16)
18 Pendapatan Non Operasional-LO
19 Pos Luar Biasa
20 JUMLAH PENDAPATAN (7+13+17+18+19)
21 Beban
22 Beban Operasi
23 Beban Pegawai
24 Beban Barang
25 Beban Bunga
26 Beban Subsidi
27 Beban Hibah
28 Beban Bantuan Sosial
29 Beban Penyusutan
30 Beban Penyisihan Piutang
31 Beban Lain-lain
32
Jumlah Beban Operasi (23 s.d. 31)
233
Kode
No
92
921
922
923
924
925
33
34
35
36
37
38
39
40
41
43
93
94
Uraian
Jumlah
Beban Transfer
Bagi Hasil Pajak
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya
Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah Lainnya
Transfer Bantuan Keuangan ke Desa
Transfer Bantuan Keuangan Lainnya
Jumlah Beban Transfer (34 s.d. 38)
Beban Non Operasional
Beban Luar Biasa
JUMLAH BEBAN (32+39+40+41)
234
Uraian
1
2
1 Ekuitas Awal
2 Surplus/Defisit LO
3 Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan/Kesalahan
Mendasar:
4
Koreksi Nilai Persediaan
5
Selisih Revaluasi Aset Tetap
6
Lain-lain
7 Ekuitas Akhir (1 s.d. 6)
2012
2011
235
NERACA
PEMERINTAH KAB/KOTA ..................................
SKPD ...............................
NERACA
PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
Kode No
1
11
111
112
113
114
115
116
117
199
12
121
122
13
131
132
133
134
135
136
137
14
141
15
151
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Uraian
(dalam rupiah)
Jumlah
Tahun 2014
Tahun 2013
Aset
Aset Lancar
Kas
Investasi Jangka Pendek
Piutang Pendapatan
Piutang Lainnya
Penyisihan Piutang
Beban Dibayar Dimuka
Persediaan
Aset Untuk Dikonsolidasikan
Jumlah Aset Lancar (3 s.d. 10)
Investasi Jangka Panjang
Investasi Jangka Panjang Non Permanen
Investasi Jangka Panjang Permanen
Jumlah Investasi Jangka Panjang (1314)
Aset Tetap
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Aset Tetap Lainya
Konstruksi Dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan
Jumlah Aset Tetap (17 s.d. 23)
Dana Cadangan
Dana Cadangan
Jumlah Dana Cadangan (26)
Aset Lainnya
Tagihan Jangka Panjang
236
Kode No
152
153
154
2
21
211
212
213
214
215
216
22
221
223
224
3
31
311
312
313
Uraian
Jumlah
Tahun 2014
Tahun 2013
237
No
Uraian
Anggaran
Setelah
Perubahan
2014
Realisasi
2013
1
4
Pendapatan-LRA
41
411
412
4
5
413
414
42
421
8
9
422
10
423
11
424
12
13
43
14
431
15
Pendapatan Hibah
432
16
17
Pendapatan Lainnya
Jumlah Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
(15 s.d. 16)
18
19
Belanja
51
20
Belanja Operasi
511
21
Belanja Pegawai
512
22
513
23
514
24
Belanja Subsidi
515
516
25
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
26
Belanja Bunga
238
Kode
No
27
52
Uraian
Realisasi
2013
28 Belanja Modal
521
29
522
30
523
31
524
32
525
33
34
53
35
531
36
37
38
39
Transfer
61
40
611
41
612
42
62
621
43
44
622
45
623
46
47
48
49
50
Pembiayaan
71
49
Penerimaan Pembiayaan
711
51
Penggunaan SILPA
712
52
713
53
714
54
715
55
716
56
57
72
Anggaran
Setelah
Perubahan
2014
58
721
59
722
60
723
61
724
62
239
Kode
No
Uraian
63
64
65
Anggaran
Setelah
Perubahan
2014
Realisasi
2013
No
Uraian
1
2
1 Saldo Anggaran Lebih Awal
2 Penggunaan SAL sbg Penerimaan Pemb. Th
Berjalan
3 Subtotal (1-2)
4 Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran
(SiLPA/SiKPA)
5 Subtotal (3+4)
6 Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya
7 Lain-lain
8 Saldo Anggaran Lebih Akhir (5+6+7)
(dalam rupiah)
2014
2013
240
241
SOAL TOPIK IV
Untuk meningkatkan pemahaman atas akuntansi SKPD, Silahkan Anda mengerkan soal
berikut ini !
Dinas Pariwisata Pemerintah Kabupaten Bahari menerima DPA T.A. 2014 dengan
ringkasan anggaran sbb.:
Pendapatan Retribusi
Rp
450.000.000
Rp
1.020.000.000
100.000.000
280.000.000
200.000.000
1.600.000.000
Rp
Rp
Rp
Rp
Adapun Neraca awal Dinas Pariwisata per 1 Januari 2014 adalah sbb:
Dinas Pariwisata - Pemkab Bahari
NERACA
Per 1 Januari 2014
Uraian
ASET
Aset Lancar
Kas di Bendahara
Penerimaan
Kas di Bendahara
Pengeluaran
Piutang
Persediaan
Total Aset Lancar
Jumlah (Rp)
550.000
550.000
Aset Tetap
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung
dan
Bangunan
Total Aset Tetap
2.150.000.000
TOTAL ASET
2.150.550.000
Uraian
KEWAJIBAN
Kewajiban jk Pendek
Jumlah (Rp)
-
EKUITAS
Ekuitas
2.150.550.000
TOTAL KEWAJIBAN
DAN EKUITAS DANA
2.150.550.000
600.000.000
750.000.000
800.000.000
242
Rp
Rp
Rp
Rp
747.000.000
13.000.000
243.000.000
150.000.000
Belanja gaji dan tunjangan dan belanja modal harus dibayar secara langsung (LS),
sedangkan belanja honor dan belanja barang dan jasa dapat dibayarkan dengan
UP/TU.
3) Pendapatan retribusi yang diterima/disetor ke Kasda sebesar Rp 300.710.000
B. Transaksi selama triwulan IV (Oktober-Des) T.A. 2014 adalah sbb.:
Transaksi selama Oktober:
a) Diterima SP2D-LS Gaji dan Tunjangan sebesar Rp 83.000.000
b) Diterima SP2D-TU (Tambah Uang Persediaan) sebesar Rp 85.000.000. Dana TU
tersebut akan digunakan untuk membayar honor nara sumber kegiatan diklat
dan honor paniti.
c) Diterima SP2D-LS untuk pembelian 5 unit komputer dengan nilai total sebesar
Rp44.000.000.
d) Dibayar honor nara sumber sebesar Rp 75.000.000 dan honor panitia sebesar Rp
10.000.000. Dari pembayaran honor tersebut telah dipotong PPh sebesar
Rp11.750.000.
e) Potongan PPh sebesar Rp 11.750.000 (butir d) telah disetorkan ke rekening Kas
Negara.
f) Belanja honor di atas (butir d) telah disahkan pertanggungjawabannya dengan
menerima SP2D-TU Nihil. (Keterangan: SP2D TU Nihil bukan merupakan
pengisian kembali dana TU, tetapi hanya merupakan bukti pengesahan SPJ
pengguna dana TU).
g) Pendapatan retribusi yang diterima/disetor ke Kasda sebesar Rp 45.500.000
Transaksi selama November:
a) Diterima SP2D-LS Gaji dan Tunjangan sebesar Rp 83.700.000
b) Dibayar ATK dan penggandaan sebesar Rp 8.800.000 (catat ke Belanja Barang
dan Jasa). Dari pembayaran belanja tsb dipotong PPh sebesar Rp120.000 dan
PPn sebesar Rp 800.000.
Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
243
244
Nama Akun
Aset
Aset Lancar
Kas
Investasi Jangka Pendek
Piutang Pendapatan
Piutang Lainnya
Penyisihan Piutang
Beban Dibayar Dimuka
Persediaan
Aset Untuk Dikonsolidasikan (RK SKPD)
Investasi Jangka Panjang
Investasi Jangka Panjang Non Permanen
Investasi Jangka Panjang Permanen
Aset Tetap
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Aset Tetap Lainya
Konstruksi Dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan
Dana Cadangan
Dana Cadangan
Aset Lainnya
Tagihan Jangka Panjang
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Aset Tidak Berwujud
Aset Lain-lain
Kewajiban
Kewajiban Jangka Pendek
Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)
Utang Bunga
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
Pendapatan Diterima Dimuka
Utang Beban
Utang Jangka Pendek Lainnya
H/D
H
H
D
D
D
D
D
D
D
D
H
D
D
H
D
D
D
D
D
D
D
H
D
H
D
D
D
D
H
H
D
D
D
D
D
D
245
Kode
Akun
22
221
223
224
3
31
311
312
313
4
41
411
412
413
414
42
421
422
423
424
43
431
432
5
51
511
512
513
514
515
516
52
521
522
523
524
525
53
6
Nama Akun
Kewajiban Jangka Panjang
Utang Dalam Negeri
Utang Luar Negeri
Utang Jangka Panjang Lainnya
Ekuitas
Ekuitas
Ekuitas
Ekuitas SAL
Ekuitas untuk Dikonsolidasikan (RK PPKD)
Pendapatan-LRA
Pendapatan Asli Daerah (PAD)-LRA
Pendapatan Pajak Daerah-LRA
Pendapatan Retribusi Daerah-LRA
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang DipisahkanLRA
Lain-Lain PAD yang Sah-LRA
Pendapatan Transfer LRA
Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat
Pendapatan Tranfer Pemerintah Pusat - Lainnya
Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya
Bantuan Keuangan
Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah-LRA
Pendapatan Hibah
Pendapatan Lainnya
Belanja
Belanja Operasi
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Modal
Belanja Modal Tanah
Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Belanja Modal Aset Tetap Lainnya
Belanja Tak Terduga
Transfer
H/D
H
D
D
D
H
H
D
D
D
H
H
D
D
D
D
H
D
D
D
D
H
D
D
H
H
D
D
D
D
D
D
H
D
D
D
D
D
H
H
246
Kode
Akun
61
611
612
62
621
622
623
7
71
711
712
713
714
715
716
72
721
722
723
724
8
81
811
812
813
819
82
821
822
823
824
83
831
832
84
85
9
91
911
Nama Akun
Transfer Bagi Hasil Pendapatan
Transfer Bagi Hasil Pajak
Transfer Bagi Hasil Pendapatan Lainnya
Transfer Bantuan Keuangan
Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah Lainnya
Transfer Bantuan Keuangan ke Desa
Transfer Bantuan Keuangan Lainnya
Pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan
Penggunaan SILPA
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Pinjaman Dalam Negeri
Penerimaan Kembali Piutang
Penerimaan Kembali Investasi Dana Bergulir
Pengeluaran Pembiayaan
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal/Investasi Pemerintah Daerah
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri
Pemberian Pinjaman Daerah
Pendapatan-LO
Pendapatan Asli Daerah (PAD)-LO
Pendapatan Pajak Daerah-LO
Pendapatan Retribusi Daerah-LO
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang DipisahkanLO
Lain-Lain PAD yang Sah-LO
Pendapatan Transfer LO
Pendapatan Transfer dari Pemerintah Pusat
Pendapatan Tranfer Pemerintah Pusat Lainnya
Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya
Bantuan Keuangan
Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah-LO
Pendapatan Hibah
Pendapatan Lainnya
Pendapatan Non Operasional-LO
Pos Luar Biasa Pos Luar Biasa
Beban
Beban Operasi
Beban Pegawai
H/D
H
D
D
H
D
D
D
H
H
D
D
D
D
D
D
H
D
D
D
D
H
H
D
D
D
D
H
D
D
D
D
H
D
D
H
H
H
H
D
247
Kode
Akun
912
913
914
915
916
917
918
919
92
921
922
923
924
925
93
94
Nama Akun
Beban Barang
Beban Bunga
Beban Subsidi
Beban Hibah
Beban Bantuan Sosial
Beban Penyusutan
Beban Penyisihan Piutang
Beban Lain-lain
Beban Transfer
Bagi Hasil Pajak
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya
Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah Lainnya
Transfer Bantuan Keuangan ke Desa
Transfer Bantuan Keuangan Lainnya
Beban Non Operasional
Beban Luar Biasa
H/D
D
D
D
D
D
D
D
D
H
D
D
D
D
D
H
H
248
249
BUKU JURNAL
PEMERINTAH KAB/KOTA ........................................
JURNAL UMUM
SKPD
...................................
Tanggal
Nomor
Bukti
Ref
Debit
Kredit
250
Tanggal
Nomor
Bukti
Ref
Debit
Kredit
Saldo
BUKU BESAR
251
252
253
NERACA SALDO
PEMERINTAH KAB/KOTA .........................................
NERACA SALDO
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2014
SKPD: ................................
Kode dan Nama Rekening
Ref
Saldo
Debit
Kredit
111 Kas
113 Piutang Pendapatan
117 Persediaan
131 Tanah
132 Peralatan dan Mesin
133 Gedung dan Bangunan
137 Akumulasi Penyusutan
211 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)
215 Utang Beban
311 Ekuitas
313 Ekuitas untuk Dikonsolidasikan (RK PPKD)
812 Pendapatan Retribusi Daerah-LO
911 Beban Pegawai
912 Beban Barang
917 Beban Penyusutan
Saldo
Tanggal . ..
PPK SKPD
NIP .
254
LAPORAN OPERASIONAL
PEMERINTAH KAB/KOTA ................................
SKPD ...................................................
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(dalam rupiah)
Kode
No
1
8
81
1
2
Uraian
Jumlah
Pendapatan-LO
Pendapatan Asli Daerah (PAD)-LO
811
812
813
819
7
82
821
822
10
823
11
829
12
Bantuan Keuangan
13
83
831
832
14
15
16
17
84
18
85
19
20
21
Beban
9
91
22
Beban Operasi
911
23
912
24
Beban Barang
913
25
Beban Bunga
914
26
Beban Subsidi
915
916
917
918
919
27
Beban Hibah
Beban Bantuan Sosial
Beban Penyusutan
Beban Penyisihan Piutang
Beban Lain-lain
28
29
30
31
Beban Pegawai
255
Kode
No
92
921
32
33
34
922
35
923
36
924
37
925
38
93
40
94
41
39
Uraian
43
44
Jumlah
Uraian
2014
2013
1
1
Ekuitas Awal
Surplus/Defisit LO
Lain-lain
256
NERACA
PEMERINTAH KAB/KOTA ..................................
SKPD ...............................
NERACA
PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
Kode No
1
11
111
112
113
114
115
116
117
199
12
121
122
13
131
132
133
134
135
136
137
14
141
15
151
152
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Uraian
(dalam rupiah)
Jumlah
Tahun 2014
Tahun 2013
Aset
Aset Lancar
Kas
Investasi Jangka Pendek
Piutang Pendapatan
Piutang Lainnya
Penyisihan Piutang
Beban Dibayar Dimuka
Persediaan
Aset Untuk Dikonsolidasikan
Jumlah Aset Lancar (3 s.d. 10)
Investasi Jangka Panjang
Investasi Jangka Panjang Non Permanen
Investasi Jangka Panjang Permanen
Jumlah Investasi Jangka Panjang (13-14)
Aset Tetap
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Aset Tetap Lainya
Konstruksi Dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan
Jumlah Aset Tetap (17 s.d. 23)
Dana Cadangan
Dana Cadangan
Jumlah Dana Cadangan (26)
Aset Lainnya
Tagihan Jangka Panjang
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
257
Kode No
153
154
Uraian
Tahun 2014
Tahun 2013
2
21
211
212
213
214
215
216
35
36
37
38
39
40
41
42
43
22
221
223
224
44
45
46
47
48
Kewajiban
Kewajiban Jangka Pendek
Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)
Utang Bunga
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
Pendapatan Diterima Dimuka
Utang Beban
Utang Jangka Pendek Lainnya
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek (37
s.d. 42)
Kewajiban Jangka Panjang
Utang Dalam Negeri
Utang Luar Negeri
Utang Jangka Panjang Lainnya
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang (45
s.d. 47)
JUMLAH KEWAJIBAN (43+48)
Ekuitas
Ekuitas
Ekuitas
Ekuitas SAL
Ekuitas untuk Dikonsolidasikan
JUMLAH EKUITAS (52 s.d. 54)
3
31
311
312
313
Jumlah
49
50
51
52
53
54
55
258
No
1
Uraian
Anggaran
Setelah
Perubahan
2014
Realisasi
2013
Pendapatan-LRA
41
411
412
4
5
413
414
7
42
421
422
423
424
8
9
10
11
12
13
43
14
431
15
Pendapatan Hibah
432
16
17
Pendapatan Lainnya
Jumlah Lain-lain Pendapatan Daerah yang
Sah (15 s.d. 16)
18
19
Belanja
51
20
Belanja Operasi
511
21
Belanja Pegawai
512
22
513
23
Belanja Bunga
514
24
Belanja Subsidi
515
25
Belanja Hibah
259
Kode
No
516
521
26
27
28
29
522
30
523
31
524
32
525
33
52
34
Uraian
53
531
36
37
38
39
Transfer
61
40
611
41
612
42
62
621
43
44
622
45
623
46
48
49
50
Pembiayaan
71
49
Penerimaan Pembiayaan
711
51
Penggunaan SILPA
712
52
53
714
54
715
55
716
56
57
72
58
Pengeluaran Pembiayaan
721
59
713
Realisasi
2013
35
47
Anggaran
Setelah
Perubahan
2014
260
Kode
No
Uraian
60
723
61
724
62
722
63
64
65
Anggaran
Setelah
Perubahan
2014
Realisasi
2013
No
1
1
2
3
4
5
6
7
8
(dalam rupiah)
Uraian
2014
2013
261
SOAL TOPIK V
TUGAS:
Untuk meningkatkan pemahaman akuntansi PPKD, silahkan Anda mengerjakan soal
berikut ini.
A. Neraca Saldo Awal Tahun Anggaran 2014
Pemerintah Kabupaten Langit Biru
PPKD
Neraca Saldo
Per 1 Januari 2014
Nama Rek
Debit
(Rp)
Kas di Kas Daerah
45.750.765.000
Piutang DAU
15.000.000.000
Penyertaan Modal pada Perusahaan
25.000.000.000
Daerah
Ekuitas
Jumlah
85.750.765.000
Kredit
(Rp)
85.750.765.000
85.750.765.000
Uraian
(2)
PENDAPATAN
Pendapatan Dana Perimbangan
Pendapatan Dana Bagi Hasil
Pendapatan Dana Alokasi Umum
Pendapatan Dana Alokasi Khusus
Jumlah Dana Perimbangan
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
Pendapatan Hibah
Jumlah Lain-Lain Pendapatan Daerah
Anggaran
stlh Perubahan
(3)
40.350.000.000
275.000.000.000
25.000.000.000
340.350.000.000
262
No. Urut
2
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.2.5
2.2.6
2.2.7
3.
3.1.
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
Uraian
Jumlah Pendapatan
BELANJA
Belanja Tidak Langsung
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bagi Hasil
Belanja Bantuan Keuangan
Belanja Tak Terduga
Jumlah Belanja
Surplus /Defisit: [1]-[2]
yang Sah
Pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan
SiLPA Tahun Anggaran sebelumnya
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman Daerah
Penerimaan Piutang Daerah
Jumlah Penerimaan Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal Daerah
Pembayaran Pokok Utang
Pemberian Pinjaman Daerah
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan
Pembiayaan Neto [3.1] [3.2]
SILPA PPKD Akhir Tahun Anggaran
[Surplus/Defisit + Pembiayaan Neto]
Anggaran
stlh Perubahan
340.350.000.000
5.000.000.000
2.500.000.000
4.500.000.000
12.000.000.000
328.350.000.000
45.750.765.000
20.000.000.000
65.750.765.000
2.500.000.000
2.500.000.000
63.250.765.000
391.600.765.000
263
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Jumlah
(Rp)
5.000.000.000
2.500.000.000
1.500.000.000
9.000.000.000
264
Nama Akun
H/D
Aset
Aset Lancar
111
Kas
112
113
Piutang Pendapatan
114
Piutang Lainnya
115
Penyisihan Piutang
116
117
Persediaan
199
11
121
12
122
Aset Tetap
131
Tanah
132
133
134
135
136
137
Akumulasi Penyusutan
14
Dana Cadangan
141
Dana Cadangan
Aset Lainnya
151
152
153
154
Aset Lain-lain
Kewajiban
211
212
Utang Bunga
213
214
215
Utang Beban
216
13
15
2
21
22
265
Kode Akun
Nama Akun
H/D
221
223
224
Ekuitas
31
Ekuitas
311
Ekuitas
312
Ekuitas SAL
313
Pendapatan-LRA
411
412
413
414
42
421
422
423
424
Bantuan Keuangan
4
41
431
43
Pendapatan Hibah
432
Pendapatan Lainnya
Belanja
5
51
Belanja Operasi
511
Belanja Pegawai
512
513
Belanja Bunga
514
Belanja Subsidi
515
Belanja Hibah
516
Belanja Modal
521
522
523
524
525
Transfer
611
612
52
53
6
61
266
Kode Akun
62
Nama Akun
H/D
621
622
623
Pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan
711
Penggunaan SILPA
712
713
714
715
716
Pengeluaran Pembiayaan
721
722
723
724
Pendapatan-LO
811
812
813
819
82
7
71
72
8
81
Pendapatan Transfer LO
821
822
823
824
Bantuan Keuangan
831
Pendapatan Hibah
832
Pendapatan Lainnya
84
85
Beban
91
Beban Operasi
911
Beban Pegawai
912
Beban Barang
913
Beban Bunga
914
Beban Subsidi
915
Beban Hibah
916
83
267
Kode Akun
Nama Akun
H/D
917
Beban Penyusutan
918
919
Beban Lain-lain
92
Beban Transfer
921
922
923
924
925
93
94
268
269
BUKU JURNAL
PEMERINTAH KAB/KOTA ........................................
JURNAL UMUM
SKPD
Tanggal
Nomor
Bukti
...................................
Kode dan Nama Akun
Ref
Debit
Kredit
270
Tanggal
Nomor
Bukti
Ref
Debit
Kredit
Saldo
BUKU BESAR
271
272
273
NERACA SALDO
PEMERINTAH KAB/KOTA .........................................
NERACA SALDO
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2014
PPKD: ................................
Kode dan Nama Rekening
Ref
Saldo
Debit
Kredit
111 Kas
113 Piutang Pendapatan
117 Persediaan
131 Tanah
132 Peralatan dan Mesin
133 Gedung dan Bangunan
137 Akumulasi Penyusutan
211 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)
215 Utang Beban
311 Ekuitas
313 Ekuitas untuk Dikonsolidasikan (RK PPKD)
812 Pendapatan Retribusi Daerah-LO
911 Beban Pegawai
912 Beban Barang
917 Beban Penyusutan
Saldo
Tanggal . ..
PPK PPKD
NIP .
274
LAPORAN OPERASIONAL
PEMERINTAH KAB/KOTA ................................
PPKD ...................................................
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(dalam rupiah)
Kode
No
1
8
81
1
2
Uraian
Jumlah
Pendapatan-LO
Pendapatan Asli Daerah (PAD)-LO
811
812
813
819
7
82
821
822
10
823
11
829
12
Bantuan Keuangan
13
83
831
832
14
15
16
17
84
18
85
19
20
21
Beban
9
91
22
Beban Operasi
911
23
912
24
Beban Barang
913
25
Beban Bunga
914
26
Beban Subsidi
915
916
917
918
919
27
Beban Hibah
Beban Bantuan Sosial
Beban Penyusutan
Beban Penyisihan Piutang
Beban Lain-lain
28
29
30
31
Beban Pegawai
275
Kode
No
Uraian
Jumlah Beban Operasi (23 s.d. 31)
Beban Transfer
921
32
33
34
922
35
923
36
924
37
925
38
93
40
94
41
92
39
43
44
Jumlah
Ekuitas Awal
Surplus/Defisit LO
2014
2013
Lain-lain
Uraian
276
NERACA
PEMERINTAH KAB/KOTA ..................................
PPKD ...............................
NERACA
PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(dalam rupiah)
Kode
Uraian
No
1
11
111
Kas
112
113
Piutang Pendapatan
114
Piutang Lainnya
115
116
117
199
10
11
12
121
122
12
13
14
15
Penyisihan Piutang
Beban Dibayar Dimuka
Persediaan
Aset Untuk Dikonsolidasikan
Jumlah Aset Lancar (3 s.d. 10)
Investasi Jangka Panjang
Investasi Jangka Panjang Non Permanen
Investasi Jangka Panjang Permanen
Jumlah Investasi Jangka Panjang (13-14)
16
Aset Tetap
131
17
Tanah
132
18
133
134
20
135
21
136
22
137
23
Akumulasi Penyusutan
24
14
141
25
15
26
27
28
151
29
152
30
Tahun 2013
Aset Lancar
13
19
Tahun 2014
Aset
Jumlah
277
Kode
Uraian
No
153
154
31
32
33
34
2
21
35
36
212
38
Utang Bunga
213
39
214
40
215
41
Utang Beban
216
42
22
44
221
45
223
46
224
47
49
50
Ekuitas
31
51
Ekuitas
311
52
Ekuitas
312
53
Ekuitas SAL
313
54
Tahun 2013
Aset Lain-lain
211
48
Tahun 2014
37
43
Jumlah
55
56
278
No
1
4
41
411
412
413
414
1
2
3
4
5
6
7
42
421
422
423
424
8
9
10
11
12
13
43
431
432
14
15
16
17
18
5
51
511
512
513
514
515
516
19
20
21
22
23
24
25
26
27
52
28
Uraian
Anggaran
Setelah
Perubahan
2014
Realisasi
2013
Pendapatan-LRA
Pendapatan Asli Daerah (PAD)-LRA
Pendapatan Pajak Daerah-LRA
Pendapatan Retribusi Daerah-LRA
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang DipisahkanLRA
Lain-Lain PAD yang Sah-LRA
Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s.d. 6)
Pendapatan Transfer LRA
Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat Dana Perimbangan
Pendapatan Tranfer Pemerintah Pusat - Lainnya
Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya
Bantuan Keuangan
Jumlah Pendapatan Transfer (9 s.d. 12)
Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah-LRA
Pendapatan Hibah
Pendapatan Lainnya
Jumlah Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah (15 s.d. 16)
JUMLAH PENDAPATAN (7 + 13 + 17)
Belanja
Belanja Operasi
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Jumlah Belanja Operasi (21 s.d. 26)
Belanja Modal
279
Kode
521
522
523
524
525
53
531
No
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
6
61
611
612
62
621
622
623
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
7
71
711
712
713
714
715
716
72
721
722
723
724
50
49
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
Uraian
Anggaran
Setelah
Perubahan
2014
Realisasi
2013
280
Kode
No
65
Anggaran
Setelah
Perubahan
2014
Uraian
Realisasi
2013
No
1
Uraian
2014
2013
Subtotal (1-2)
Subtotal (3+4)
(dalam rupiah)
Lain-lain
281
282
D. Rp770 milyar
6. Pendapatan dari penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan akan dilaporkan dalam
Laporan Arus Kas sebagai:
A. Arus kas masuk dari aktivitas operasi
B. Arus kas keluar dari aktivitas operasi
C. Arus kas masuk dari aktivitas investasi non-keuangan
D. Arus kas keluar dari aktivitas investasi non-keuangan
7. Jumlah belanja modal akan dilaporkan dalam Laporan Arus Kas sebagai:
A. Arus kas masuk dari aktivitas operasi
B. Arus kas keluar dari aktivitas operasi
C. Arus kas masuk dari aktivitas investasi non-keuangan
D. Arus kas keluar dari aktivitas investasi non-keuangan
8. Diantara rasio berikut:
I. Likuiditas
II. Leverage
III. Solvabilitas
IV. Kemandirian
Rasio yang mencerminkan kemampuan pemerintah daerah untuk melunasi
utangnya adalah:
A. I, II, III
B. I, III
C. II, IV
D. IV
9. Suatu daerah yang relatif mandiri akan cenderung memiliki:
Rasio Kemandirian
Rasio Pinjaman
A. Tinggi
Tinggi
B. Tinggi
Rendah
C. Rendah
Tinggi
D. Rendah
Rendah
10. Diantara rasio berikut:
I. Rasio Kemandirian
II. DSCR
III. Rasio Keselarasan Belanja
IV. Rasio Pinjaman
Pemerintah daerah dengan kinerja keuangan yang baik akan memiliki nilai yang
relatif tinggi untuk rasio:
A. I, II, III
B. I, III
C. II, IV
D. IV
283
B. SOAL ESSAY
Lakukanlah horizontal, vertikal dan rasio atas laporan keuangan dari contoh laporan
keuangan yang ada pada lampiran Handbook ini.
Neraca
Laporan realisasi anggaran
Laporan arus kas
Informasi lain yang diperlukan.
ILUSTRASI
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAHAN KOTA ABC
TAHUN XXX
N
o
Rumus
4
5
6
9.148,48
284
ILUSTRASI KASUS
Video Case: LKPD 2011 Kabupaten Melawi (Kal-bar) mendapat Opini Tidak Wajar
Diskusikan kemungkinan penyebab sebuah kabupaten (misal Melawi pada taun 2011)
mendapat opini tidak wajar dan apa yang seyogyanya dilakukan oleh pemrintah daerah
untuk memperbaiki system pelaporan keuangan yang mereka miliki sehingga dapat
menyajikan laporan keuangan yang transparan, akuntabel dan sesuai dengan SAP.
285
DAFTAR PUSTAKA
A.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
B.
Buku Literatur
Arens, Alvin A and James K Loebbecke, Auditing, An
Integrated Approach. Prentice Hall International, Englewood Cliffs, 5th
edition, 2010
Bastian, Indra, 2006, Akuntansi Sektor Publik: Suatu
Pengantar, Penerbit Erlangga, Jakarta (IB)
BPK RI, 2007, Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.
DJPK, 2012, Handbook Akuntansi Pemda
Mulyana, Budi, Handbook Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual,
Berdasar SAP Akrual (PP 71/2010), 2012
Prof Abdul Halim dan Muhammad Syam Kusufi, Akuntansi Keuangan Daerah
SAP berbasis Akrual, Edisi 4, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2012
Freeman, Robert J. dan Craig D. Shoulders. 2003. Governmental and
Nonprofit Accounting. Person Education, Prentice Hall. 7 th Edition.
Mardiasmo, 20XX, Akuntansi Sektor Publik, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Peraturan Perundangan
1. Undang-undang RI No 32/2004 tentang Pemerintah Daerah
2. Undang-Undang No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara;
3. Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
4. Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan Daerah;
5. PP 60/2008
6. Peraturan Pemerintah No. 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
7. Buletin Teknis (Bultek) Standar Akuntansi Pemerintahan No. 1 s/d 10
8. Interpretasi Standar Akuntansi Pemerintahan (IPSAP) No. 2 dan 3
9. Permendagri 13 tahun 2006 jo Permendagri 59 tahun 2007 jo Permendagri
21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
10. Permendagri No 64 tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman
Tata Cara Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah jo
Permendagri Nomor 8 Tahun 2009 tentang Perubahan Permendagri No 23
Tahun 2007
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma
Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah
13. Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan Daerah;
14. PMK 238 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi
Pemerintahan
286
287
LAMPIRAN - LAMPIRAN
288
Lampiran 1
Bagan Alir Akuntansi dan Pertanggungjawaban
Sumber : Dep. Dalam Negeri, Bagan Alir Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah
berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, 2006
289
Lampiran 2
Bagan Alir Akuntansi SKPD (1)
Sumber : Dep. Dalam Negeri, Bagan Alir Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah
berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, 2006
290
Lampiran 3
Bagan Alir Akuntansi SKPD (2)
Sumber : Dep. Dalam Negeri, Bagan Alir Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah
berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, 2006
291
Lampiran 4
Bagan Alir Laporan Keuangan SKPD (1)
Sumber : Dep. Dalam Negeri, Bagan Alir Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah
berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, 2006
292
Lampiran 5
Bagan Alir Laporan Keuangan SKPD (2)
Sumber : Dep. Dalam Negeri, Bagan Alir Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah
berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, 2006
293
Lampiran 6
Bagan Alir Akuntansi SKPKD (PPKD) (1)
Sumber : Dep. Dalam Negeri, Bagan Alir Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah
berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, 2006
294
Lampiran 7
Bagan Alir Akuntansi SKPKD (PPKD) (2)
Sumber : Dep. Dalam Negeri, Bagan Alir Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah
berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, 2006
295
Lampiran 8
Bagan Alir Laporan Keuangan Pemda (2)
Sumber : Dep. Dalam Negeri, Bagan Alir Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah
berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, 2006
296
Lampiran 9
Bagan Alir Laporan Keuangan Pemda (2)
Sumber : Dep. Dalam Negeri, Bagan Alir Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah
berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, 2006
297
Lampiran 10
Bagan Alir Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD (1)
Sumber : Dep. Dalam Negeri, Bagan Alir Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah
berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, 2006
298
Lampiran 11
Bagan Alir Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD (2)
Sumber : Dep. Dalam Negeri, Bagan Alir Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah
berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, 2006
Modul Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
299
Lampiran 12
Bagan Alir Pembahasan Laporan Keuangan Pemda (1)
Sumber : Dep. Dalam Negeri, Bagan Alir Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah
berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, 2006
300
Lampiran 13
Bagan Alir Pembahasan Laporan Keuangan Pemda (2)
Sumber : Dep. Dalam Negeri, Bagan Alir Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah
berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, 2006
301
Lampiran 14
Artikel Penyimpangan Laporan Keuangan Pemda
302
"Terhadap sembilan laporan keuangan PDAM 2011 yang diperiksa BPK pada Semester II2012, opini WTP diberikan kepada dua PDAM, opini WDP kepada tiga PDAM dan opini
TMP kepada empat PDAM," pungkasnya. kbc11
303