Asam Sitrat
Asam Sitrat
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah
Asam Sitrat diyakini ditemukan oleh alkimiawan Arab-Yemen (kelahiran
Iran) yang hidup pada abad ke-8, Jabir Ibnu Hayyan. Pada zaman pertengahan, para
ilmuwan Eropa membahas sifat asam sari buah lemon dan limau; hal tersebut tercatat
dalam Ensiklopedia Speculum Majus (Cermin Agung) dari abad ke-13 yang
dikumpulkan oleh Vincent dari Beauvais. Asam Sitrat pertama kali diisolasi pada
tahun 1784 oleh kimiawan Swedia, Carl Wilhelm Scheele, yang mengkristalkannya
dari sari buah lemon. Pembuatan Asam Sitrat skala industri dimulai pada tahun 1860,
terutama mengandalkan produksi jeruk dari Italia. Pada tahun 1893, C. Wehmer
menemukan bahwa kapang Penicillium dapat membentuk Asam Sitrat dari gula.
Namun demikian, pembuatan Asam Sitrat dengan mikroba secara industri tidaklah
nyata sampai Perang Dunia I mengacaukan ekspor jeruk dari Italia. Pada tahun 1917,
kimiawan pangan Amerika, James Currie menemukan bahwa galur tertentu kapang
Aspergillus niger dapat menghasilkan Asam Sitrat secara efisien, dan perusahaan
kimia Pfizer memulai produksi Asam Sitrat skala industri dengan cara tersebut dua
tahun kemudian. (Wikipedia. 2008)
Di alam, Asam Sitrat tersebar luas sebagai bahan penyusun rasa dari berbagai
macam buah-buahan (sitrun, nenas, pear, dan lain-lain). Asam Sitrat terdapat pada
berbagai jenis buah dan sayuran, namun ditemukan pada konsentrasi tinggi, yang
dapat mencapai 8 % bobot kering, pada jeruk lemon dan limau (misalnya jeruk nipis
dan jeruk purut). Karena sifat-sifatnya yang tidak beracun, dapat mengikat logamlogam berat (besi maupun bukan besi), dan dapat menimbulkan rasa yang menarik,
Asam Sitrat banyak dimanfaatkan di dalam industri pengolahan alkyd resin. Asam
Sitrat alami juga banyak diproduksi di Sisilia, India Barat, Kalifornia, Hawaii, dan di
berbagai wilayah lainnya. Produksi Asam Sitrat dengan proses fermentasi diterapkan
secara besar-besaran dalam skala industri oleh Jerman pada awal abad ke-20 dan
sekarang hampir 90% dari seluruh produksi Asam Sitrat di Amerika Serikat
dihasilkan dengan cara fermentasi.
2.2
OH
OH
OH
OH
: 192 gr/mol
2. Spesific gravity
: 1,54 (20C)
3. Titik lebur
: 153C
4. Titik didih
: 175C
B. Sifat Kimia
1. Kontak langsung (paparan) terhadap Asam Sitrat kering atau larutan dapat
menyebabkan iritasi kulit dan mata.
2. Mampu mengikat ion-ion logam sehingga dapat digunakan sebagai pengawet
dan penghilang kesadahan dalam air.
3. Keasaman Asam Sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil -COOH yang
dapat melepas proton dalam larutan.
4. Asam Sitrat dapat berupa kristal anhidrat yang bebas air atau berupa kristal
monohidrat yang mengandung satu molekul air untuk setiap molekulnya.
5. Bentuk anhidrat Asam Sitrat mengkristal dalam air panas, sedangkan bentuk
monohidrat didapatkan dari kristalisasi Asam Sitrat dalam air dingin.
6. Bentuk monohidrat Asam Sitrat dapat diubah menjadi bentuk anhidrat dengan
pemanasan pada suhu 70-75C.
7. Jika dipanaskan di atas suhu 175C akan terurai (terdekomposisi) dengan
melepaskan karbon dioksida (CO2) dan air (H2O).
Tabel 2.1 Kandungan Pada Kulit Buah Nenas/100 gram Berat Basah
Komposisi
Kadar (%)
Air
Serat kasar
Protein
Karbohidrat
Gula reduksi
(Sumber : Wijana, dkk. 1991)
80
21
4
17
13
Mengingat kandungan karbohidrat dan gula yang cukup tinggi, maka kulit
nenas memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bahan
kimia, salah satunya Asam Sitrat melalui proses fermentasi.
(a)
(b)
Jawa Barat
Riau
Jawa Timur
Sumatera Selatan
Sumatera Utara
Kepulauan Bangka Belitung
NTB
Jawa Tengah
Sulawesi Selatan
Kalimantan Tengah
14.927,2
12.390,9
12.391,0
10.728,6
5.731,8
3.852,8
1.713,8
1.632,7
610,9
517,6
Total
64.497,3
Aspergillus niger
29C-37C (optimum) dan 6C-8C (minimum) serta memerlukan oksigen (O2) yang
cukup. Aspergillus niger dalam perkembangannya memerlukan nutrien/mineral
seperti Ammonium Nitrat (NH4NO3), Kalium Klorida (KCl), dan Magnesium Sulfat
(MgSO4) yang akan mempengaruhi produksi enzim Selulase yang dapat mengubah
komponen disakarida (C12H22O11) menjadi monosakarida (C6H12O6).
: 18,016 gr/mol
2. Indeks bias
: 1,3330
3. Spesific gravity
: 1 (cair)
: 0,915 (es)
4. Suhu lebur
: 0C
5. Suhu didih
: 100C
6. Kalor jenis
: 1 kal/grC
B. Sifat Kimia
1. Merupakan senyawa nonpolar karena memiliki pasangan elektron bebas.
2. Memiliki ikatan hidrogen yang lemah antara atom H+ dengan OH-.
3. Merupakan senyawa kivalen.
4. Tidak dapat larut dalam campuran minyak dan akan membentuk dua lapisan
cairan.
5. Sebagai senyawa elektrolit lemah akan mudah terionisasi (H+ dan OH-).
6. Tidak mengalami disosiasi yang kuat.karena memiliki konstanta ionisasi yang
kecil.
: 180,18 gr/mol
2. Spesific gravity
: 1,544
3. Suhu lebur
: 146C
: 82 gr/100 ml (17,5C)
B. Sifat Kimia
1. Merupakan jenis senyawa kimia aldehida (mengandung gugus-CHO).
2. Memiliki isomer dextro-glukosa sehingga biasa disebut dekstrosa.
3. Merupakan heksosa monosakarida yang mengandung enam atom karbon.
4. Berupa kristal monohidrat pada suhu < 60C dan anhidrat pada suhu > 60C.
5. Secara kimiawi glukosa terikat dengan fruktosa dalam sukrosa.
6. Pada proses respirasi teroksidasi menjadi karbon dioksida, air, dan energi.
: 80,05 gr/mol
2. Spesific gravity
: 1,66
3. Suhu leleh
: 169,6C
4. Suhu didih
: 210C
5. Indeks bias
: 1,611
B. Sifat Kimia
1. Terdiri atas dua jenis struktur molekul :
NH4NO3 () stabil pada 16oC 32oC
NH4NO3 () stabil pada 32oC 84oC
2. NH4NO3 merupakan zat yang dapat meledak (explosif), dan bila meledak
akan terurai menjadi :
NH4NO3
2N2 + 4H2O + O2
N2O + 2H2O
: 120,38 gr/mol
2. Spesific gravity
: 2,66
3. Suhu lebur
: 1185C
4. Densitas
B. Sifat Kimia
1. Senyawanya cukup stabil, tidak mudah terbakar.
2. Merupakan senyawa elektrolit.
3. Merupakan pereaksi murni yang higroskopis.
4. Memiliki ikatan ionik.
5. Merupakan garam ber-pH netral karena berasal dari asam dan basa kuat.
6. Bentuk anhidratnya dapat digunakan sebagai drying agent.
: 74,56 gr/mol
2. Spesific grafity
: 1,988
3. Suhu leleh
: 790oC
4. Suhu didih
: 1.500oC
5. Indeks bias
: 1,4904
B. Sifat Kimia
1. Merupakan senyawa ionik.
2. KCl bersifat elektrolit.
Klorida :
2KCl + H2SO4
K2SO4 + 2HCl
CH3COOK + HCl
KHCO3
+ N(CH3)3HCl
2KOH + CaCl2
: 53,50 gr/mol
2. Spesific gravity
: 1,53
3. Indeks bias
: 1,639
4. Suhu leleh
: 350C
5. Suhu didih
: 520C
B. Sifat Kimia
1. Merupakan senyawa yang cukup stabil.
2. Pada kontak langsung dapat menyebabkan iritasi kulit, mata, dan infeksi
pernafasan.
3. Bila teroksidasi dapat terdekomposisi menjadi hidrogen dan ammonia.
4. Dalam bentuk larutan bersifat asam lemah.
5. Dapat dihasilkan dengan mereaksikan Ammonia dan Asam Klorida melalui
proses kamar :
NH3 + HCl
NH4Cl
: 32,04 gr/mol
2. Spesific gravity
: 0,796 (20C)
3. Suhu lebur
: 97,8C
4. Suhu didih
: 64,7C
5. Tekanan kritis
: 78,5 atm
6. Temperatur kritis
: 240C
B. Sifat Kimia
1. Merupakan senyawa yang mudah menguap dan mudah terbakar.
2. Bersifat korosi terhadap beberapa logam termasuk aluminium.
3. Apabila teroksidasi akan membentuk karbon dioksida dan air.
4. Sulfonasi dengan Asam Sulfat membentuk Metanol Sulfat.
5. Biasa digunakan sebagai bahan aditif pada pembuatan alkohol industri.
6. Digunakan juga sebagai bahan bakar, pelarut dan bahan pendingin anti beku.