13.

KESERASIAN TATA RUANG

KAWASAN DALAM
PENGEMBANGAN EKOWISATA

Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, FPIK IPB

KONSEP PENTING TENTANG

WISATA
WISATA ADALAH KEGIATAN/PERJALANAN YANG
INTENDED (DISENGAJA)
WISATA ADALAH PROSES KONSUMSI TERHADAP
SUMBERDAYA/PRODUK
YANG
TIDAK
BISA
DIKIRIMKAN DARI SENTRA PRODUKSINYA.
WISATA ADALAH PROSES KONSUMSI PADA
SUMBERDAYA/PRODUK YANG BERSIFAT TERSIER,
BERSIFAT SANGAT ELASTIS (SENSITIF) TERHADAP
HARGA DAN PENDAPATAN.
WISATA ADALAH PROSES KONSUMSI YANG
IRRASIONAL.

MENGAPA ASPEK RUANG PERLU

DIPERHATIKAN DALAM PENGEMBANGAN
EKOWISATA ?
1. PERENCANAAN
EKONOMI
SERINGKALI
BERSIFAT
SPACELESS, TERMASUK PENGEMBANGAN EKOWISATA
2. SETIAP AKTIVITAS EKONOMI SELALU MEMBUTUHKAN
RUANG BAIK DALAM KONSEP SEBAGAI LOKUS (TITIK)
MAUPUN SEBAGAI INPUT (LUASAN)
3. PEMANFAATAN RUANG UNTUK LEBIH DARI SATU JENIS
PEMANFAATAN MENIMBULKAN CONFLICT OF INTEREST
DAN BERPOTENSI PADA EKSTERNALITAS
4. DAMPAK PEMANFAATAN SUMBERDAYA AKAN BERGANDA
KETIKA TERDAPAT LEBIH DARI SATU JENIS PEMANFAATAN
PADA SUMBERDAYA YANG SAMA

4. PERLU SINKRONISASI PEMANFAATAN RUANG UNTUK

MENGHINDARI ATAU MEMINIMALKAN EKSTERNALITAS
NEGATIF
5. KARAKTERISTIK EKOWISATA : MEMINIMALKAN DAMPAK
TERHADAP
EKOSISTEM
UNTUK
MENDUKUNG
KELSETARIAN SUMBERDAYA
6. KELESTARIAN SUMBERDAYA MERUPAKAN JAMINAN
KEBERLANJUTAN PENGEMBANGAN EKOWISATA
7. DALAM
PENGEMBANGAN
SEKTOR
PARIWISATA
(TERMASUK EKOWISATA), PERLU DUKUNGAN SEKTOR
LAIN : PRASARANA (AIR, ENERGI, TRANSPORTASI),
INDUSTRI, PEMUKIMAN
8. PERLU HARMONISASI PEMANFAATAN RUANG

KONSEP RUANG DAN TATA RUANG (UU.

No.26/2007 TENTANG PENATAAN RUANG)
o RUANG ADALAH WADAH YANG MELIPUTI RUANG
DARAT, RUANG LAUT, DAN RUANG UDARA,
TERMASUK RUANG DI DALAM BUMI SEBAGAI SATU
KESATUAN WILAYAH, TEMPAT MANUSIA DAN
MAKHLUK LAIN HIDUP, MELAKUKAN KEGIATAN, DAN
MEMELIHARA KELANGSUNGAN HIDUPNYA.
o TATA RUANG ADALAH WUJUD STRUKTUR RUANG
DAN POLA RUANG.
o WILAYAH ADALAH RUANG YANG MERUPAKAN
KESATUAN GEOGRAFIS BESERTA SEGENAP UNSUR
TERKAIT YANG BATAS DAN SISTEMNYA DITENTUKAN
BERDASARKAN ASPEK ADMINISTRATIF DAN/ATAU
ASPEK FUNGSIONAL

KONSEP .
STRUKTUR RUANG ADALAH SUSUNAN PUSAT-PUSAT
PERMUKIMAN DAN SISTEM JARINGAN PRASARANA DAN
SARANA YANG BERFUNGSI SEBAGAI PENDUKUNG
KEGIATAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT YANG
SECARA
HIERARKIS
MEMILIKI
HUBUNGAN
FUNGSIONAL.
POLA RUANG ADALAH DISTRIBUSI PERUNTUKAN
RUANG DALAM SUATU WILAYAH YANG MELIPUTI
PERUNTUKAN RUANG UNTUK FUNGSI LINDUNG DAN
PERUNTUKAN RUANG UNTUK FUNGSI BUDI DAYA.
PENATAAN
RUANG
ADALAH
SUATU
SISTEM
PROSESERENCANAAN TATA RUANG, PEMANFAATAN
RUANG, DAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

UNSUR TATA RUANG UNTUK

PENGEMBANGAN EKOWISATA
STRUKTUR
RUANG
POLA RUANG
JARINGAN
TRANSPORTASI,
KOMUNIKASI,
INFRASTRUKTU
R WISATA
KESESUAIAN
PERUNTUKAN
PEMANFAATAN
RUANG

TUJUAN
WISATA
LOKASI : UJUNG
GENTENG
PENGANDARAN,
PARANGTRITIS,
MALANG SELATAN,
BANYUWANGI, BALI

ATRAKSI
WISATA
PERAIRAN
1.PEMANDANGAN
2.RENANG
3. DIVING
4. SNORKLING
KESESUAIAN
MIKRO LOKASI

HIRARKI PERENCANAAN WILAYAH PESISIR

(UU No.27/2007 ttg PENGELOLAAN WILAYAH
PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
HIRARKI PERENCANAAN WILAYAH PESISIR :
a. RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN
PULAU-PULAU KECIL (RS-WP3K)
b. RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN
PULAU-PULAU KECIL (RZ-WP3K)
c. RENCANA PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN
PULAU-PULAU KECIL (RP-WP3K)
d. RENCANA AKSI PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR
DAN PULAU-PULAU KECIL (RAP-WP3K)

ALOKASI RUANG DALAM RENCANA

ZONASI WP3K(UU No.27/2007)
KAWASAN PEMANFAATAN UMUM
KAWASAN KONSERVASI
KAWASAN STRATEGIS
ALUR LAUT (MIGRASI FAUNA, PELAYARAN, KABEL
BAWAH LAUT DLL)

PEMANFAATAN PPK DAN

PERAIRANNYA :
a.

KONSERVASI;

b.

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN;

c.

PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN;

d.

BUDIDAYA LAUT;

e.

PARIWISATA;

f.

USAHA PERIKANAN DAN

KELAUTAN DAN INDUSTRI
PERIKANAN SECARA LESTARI;

g.

PERTANIAN ORGANIK;
DAN/ATAU

h.

PETERNAKAN

WAJIB

a. PERSYARATAN
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
b. KEMAMPUAN SISTEM
TATA AIR SETEMPAT;
c. TEKNOLOGI
YANG
RAMAH LINGKUNGAN
(KECUALI UNTUK
PEMANFAATAN
a, b, c)

Potensi Ekowisata Bahari

Kabupaten Maluku Tenggara

5
4
1
2

5
6

2
3

WISATA DILIHAT DARI TEORI LOKASI

1. URBAN TOURISM, sebagai PUSAT UTAMA
a.
b.
c.

Pusat kota/pemukiman
Market oriented
Atraksi : budaya, belanja, hiburan

2. NATURAL TOURISM, sebagai PUSAT SEKUNDER

d.
e.
f.

Diluar kota
Resource oriented
Atraksi : keindahan alam, hawa yang sejuk, udara
bersih, eksplorasi alam (jogging, bicycling, walking)

HIRARKI
PENGEMBANGAN WISATA (TERMASUK EKOWISATA) DARI
TINJAUAN TATA RUANG DAN TEORI LOKASI JUGA
MERUJUK KONSEP HIRARKI DARI : MIKRO LOKAL,
WILAYAH/KAWASAN, NASIONAL, REGIONAL
HIRARKI : MENUNJUKAN KETERKAITAN FUNGSIONAL
WILAYAH/KAWASAN/RUANG

RUTE PARIWISATA
PENGEMBANGAN EKOWISATA (SEBAGAI BAGIAN
DARI PARIWISATA) PERLU DIDASAR PADA
KONSEP SPASIAL (KERUANGAN) DALAM RANGKA
MENJAMIN
KEFEKTIVANNYA
DILIHAT
DARI
KEDEKATAN DENGAN SUMBER WISATAWAN,
TERBENTUKNYA
RUTE
PARIWISATA
TANPA
MENGURANGI PELUANG WISATAWAN UNTUK
MENIKMATI OBJEK SECARA LENGKAP.
PEMBENTUKAN RUTE :
a. KOMBINASI ATRAKSI DAN JALUR
b. MENGHINDARI BACK ROUTE
c. WAKTU PERJALANAN YANG EFISIEN/MINIMUM

CONTOH HIRARKI DAN KONEKTIVITAS

TUJUAN WISATA

WILAYAH LOKAL
1. ENTRANCE GATE
2. JALUR EKSURSI
3. JALUR KONEKSI DENGAN WILAYAH LAIN

JARINGAN KONEKSI WISATA

WILAYAH NASIONAL

JARINGAN KONEKSI WISATA HIRARKI

WILAYAH REGIONAL & INTERNASIONAL

KONEKTIVITAS OBYEK WISATA DI PHUKET THAILAND

HIRARKI JUGA
MENDORONG
KONEKTIVITAS DAN
MENGEMBANGKAN
PAKET WISATA

JARINGAN KONEKTIVITAS OBYEK WISATA DI

BALI : MENGGAMBARKAN STRUKTUR DAN POLA
RUANG

ASPEK TATA RUANG

PADA WILAYAH
EKOWISATA LOKAL

PETA WISATA PANTAI DRINI

YOGYAKARTA

PETA WISATA PENGANDARAN

PERHATIKAN POTENSI
EKSTERNALITAS YANG
MUNGKING TERJADI

EKOWISATA JUGA BERDAMPAK PENGGANDA BAGI

PEREKONOMIAN LOKAL CONTOH KASUS OBYEK WISATA
BROMO

APA YANG PERLU DIWASPADAI ?

1. KEPASTIAN PERUNTUKAN RUANG WILAYAH (POLA
RUANG)
2. KAPASITAS
INFRASTUKTUR
UNTUK
PENGEMBANGAN (STRUKTUR RUANG), TERUTAMA
AIR TAWAR
3. KONFLIK KEPENTINGAN ANTAR PEMANFAATAN
WILAYAH
PESISIR/PERAIRAN
(EKOWISATA,
BUDIDAYA, PENANGKAPAN, KONSERVASI)
4. EKSTERNALITAS YANG BERDAMPAK PADA SALAH
SATU SEKTOR DAN ATAU BERDAMPAK PADA
SUMBERDAYA ALAM

4. DAMPAK ANTROPOGENIK DARI AKTIVITAS

EKOWISATA
(JUMLAH
WISATAWAN,
PEMBANGUNAN
HOTEL/PENGINAPAN,
INFRASTRUKTUR
TRANSPORTASI,
PUSAT
PERBELANJAAN) TERHADAP ALAM, DAYA
DUKUNG SEBAGAI BASIS.
5. PERKEMBANGAN PEMUKIMAN YANG TIDAK
TERKONTROL
6. DAMPAK EKONOMI, BERPOTENSI PADA
KETIMPANGAN EKONOMI
7. DAMPAK SOSIO -KULTURAL

TERIMA KASIH