• Persiapan Wadah
• Sistem Resirkulasi Tertutup
• Persiapan Penumbuhan Pakan Alami
• Pemanfaatan Tanaman Air Sebagai Media Substrat
Telur (Aquascaping)
• Pemilharaan dan Pemijahan Ikan Hias
• Pemeliharaan Larva
• Penanganan Hama dan Penyakit
• Panen dan Transportasi Ikan
TEKNOLOGI
PRODUKSI IKAN HIAS
• Tempat pemijahan
• Pemilihan induk
• Proses Pemijahan
• Pembesaran
Tempat Pemijahan
• Akuarium
• Bak Beton
• Kolam Tanah
• Bak Terpal
• Wadah Plastik/ Fiber
Pemilihan Induk
• Melihat Organ Genital
• Warna Tubuh
• Bentuk Kepala
• Bentuk Sirip
• Ukuran Tubuh
Proses Pemijahan
• Berlangsung Pada Siang Maupun Malam Hari
• Membuat Sarang
• Memilih Substrat
• Pengeraman (Skin Breeder, Mouth Breeder)
• Ritual Atraksi
Pemeliharaan Larva
• Zat Organik
• Zat Anorganik
• Gas
KUALITAS AIR
KIMIA
• pH
• Oksigen (O2)
• CO2
• Total ammonia nitrogen (TAN = NH3 + NH4+)
• NO2-
• NO3-
• suhu • H 2S
• kekeruhan (TSS) • Kesadahan
FISIKA
• TDS • Alkalinitas
• Logam berat (Hg, Pb, Cd, Fe, Zn, Co, Al, dsb)
• Klorin
• BOD
• Predator
BIOLOGI • Kompetitor
• COD
• Total organic matter (TOM)
• Bakteri • Pencemaran (Pestisida, deterjen, minyak, dsb)
• Virus • Plankton, • Salinitas
• Jamur benthos
• Parasit • Mikroba
Aspek Penting Yang Perlu Diperhatikan
Dalam Pengelolaan Kualitas Air
• Nitrogen 5,7 %
• Posfor 1,26 %
Kualitas Air dan Laju Pemberian
Pakan
• Pertahanan konstitutif
(sistem pertahanan
bawaan yang menjalankan
perlindungan secara
umum terhadap segala
jenis invasi)
• Pertahanan induktif
(sistem pertahanan yang di
dapat dari hasil
pemaparan pada jenis
patogen tertentu)
Beberapa Hal Yang Menjadi Penyebab Penyakit Pada
Organisme Akuatik
• Patogen
• Cidera Fisik • Cacat Genetik
Sifat Serangan Wabah Penyakit Infeksius
• Sub-Akut/ Kronis:
Mortalitas terjadi hingga
beberapa minggu sejak
munculnya wabah.
• Tingkah Laku
Simptom Penyebab
Warna tubuh (gelap/pucat) Stress
Nafsu makan terganggu Infeksi, stress, atau hipoksia kronik
Lemah/ berenang berputar-putar Infeksi, hipo/hipertermia
Hiperaktif Hipertermia, asidosis, respon terhadap parasit/ toksin
Aktivitas respirasi meningkat Hipertermia, keracunan amonia/nitrat, insang rusak,
rendah O2
Aktivitas respirasi meningkat Hipotermia, respon terhadap anastetik
Berlindung/ bersembunyi Luka, kelebihan cahaya, stress
Menggosok-gosokkan tubuh Ektoparasit atau senyawa penyebab iritasi
Berenang selalu dipermukaan Hipertermia, O2 rendah, keracunan nitrat/amonia, insang
rusak akibat infeksi ektoparasit atau kimiawi.
Berenang tidak terkontrol Infeksi sistem syaraf, kerusakan neurologik akibat
keracunan amonia
Berada didasar atau mengapung Kerusakan gelembung renang
Metode Metode
Penyuntikan Perendaman
Metode
Nama Bahan Kegunaan Dosis
Pemakaian
Formalin • Antiseptik/ germisida • 0,15–0,25 ml/10 l selama 2–3 hari
• Pengawet Perendaman • 2 ml/ 10 l selama 10–30 menit
• Ektoparasit
Garam Inggris • Sembelit (susah • 2,5 g/ 18 l
Perendaman
(MgSO4 7H2O) mengeluarkan feses)
Methylene Blue • Bakterisida (WS) • 2 ml/ 10 l (bakteri, jamur, protozoa)
Perendaman
• Fungisida • 2 ppm (telur)
Garam Dapur • Serangan bakteri • 1 – 2 g/l (sebagai tonik)
(NaCl) akibat infeksi sekunder • 10 g/l selama 24 – 48 jam (untuk
• Menahan masuknya Perendaman pengobatan)
nitrit dari insang & kulit • 2,5 g/l (melepaskan lintah, kutu)
• Parasit
PK (Kalium • Ektoparasit • 10 – 25 ppm selama 90 menit
Perendaman
Permanganat)
Oxytetracycline • Infeksi Bakterial Penyuntikan • 10 – 20 ml/ kg
Melalui Pakan • 60 – 75 mg/kg BB (7 – 14 hari)
Perendaman • 20 – 100 ppm selama 5 hari
Klorin/ kaporit • Desinfektan media • 0,2 – 100 ppm
Melarutkan
(Cl2)
Melacyte Green • Ektoparasit • 0,1 – 0,2 ml/10 l selama 4 – 5 hari
Perendaman
• 1 – 2 ml/10 l selama 30 – 60 menit