Anda di halaman 1dari 23

ISTILAH PEMERINTAHAN

100 Istilah dalam Pemerintahan


1. Administrasi Perencanaan
Sistem pengaturan dan penyelenggaraan perencanaan tata ruang serta realisasi rencananya;
system ini merupakan suatu proses dan prosedur yang melibatkan berbagai lembaga
pemerintahan, swasta dan masyarakat yang terkait di wilayah perencanaan, proses perencanaan
dan pengaturan pelaksanaan segala kegiatan atau tindakan yang diperlukan untuk
mengefektifkan atau mengimplementasikan perencanaan; administrasi perencanaan merupakan
bagian yang sangat penting diproses perencanaan dan realisasi rencana, sehingga perlu dipahami
oleh seorang perencana.2. Afiliasi
Hubungan antara seseorang atau badan hukum dengan satu orang atau lebih, atau badan hukum
lain, sedemikian rupa sehingga salah satu dari mereka dapat mempengaruhi pengelolaan atau
kebijaksanaan dari orang yang lain atau badan hukum yang lain, atau sebaliknya dengan
memanfaatkan adanya kebersamaan kepemilikan saham atau kebersamaan pengelolaan
perusahaan (Sumber : Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian).
3. Aglomerasi
Gabungan, kumpulan dua atau lebih pusat kegiatan, tempat pengelompokan berbagai macam
kegiatan dalam satu lokasi atau kawasan tertentu, dapat berupa kawasan industri, permukiman,
perdagangan, dan lain-lain (yang dapat saja tumbuh melewati batas administrasi kawasan
masing-masing, sehingga membentuk wilayah baru yang tidak terencana secara sempurna)
4. Akuisisi
Pengambilalihan kepemilikan suatu bank. (Sumber : Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang
Perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan)
5. Akuntabilitas
Merupakan salah satu prinsip dari sepuluh prinsip Good Governance yang berarti meningkatkan
akuntabilitas para pengambil keputusan di pemerintahan, sektor swasta dan organisasi-organisasi
masyarakat dalam segala bidang kepada masyarakat. (Hasil Seminar Nasional Tata
Pemerintahan Kota yang Baik Mei 2001)
6. Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah
untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan misi organisasi dalam mencapai tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik. (Media
Internal Ditjen Otda-Info Otda, Nomor 1 Tahun 2001)
7. Amdal Regional
Hasil analisis mengenai dampak penting suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap
lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem zona rencana pengembangan wilayah

sesuai rencana umum tata ruang daerah dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang
bertanggung jawab.
8. AMPEK (Anak-Anak Yang Membutuhkan Perlindungan Khusus)
Terjemahan dari Children in Need Special Protection (CNSP), sebagai komponen program ketiga
dari program kerjasama RI-UNICEF periode 2001-2005 yang bertujuan untuk meningkatkan
perlindungan sosial dan hukum bagi anak usia 0-18 tahun yang beresiko terhadap semua bentuk
diskriminasi, kekerasan, eksploitasi, penyalahgunaan dan penelantaran.
9. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
Telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha
atau kegiatan. (Sumber : Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1999 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup)
10. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan / atau kegiatan yang direncanakan
pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan / atau kegiatan. (Sumber : Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup)
11. Angka Harapan Hidup Waktu Lahir
Perkiraan rata-rata lamanya hidup sejak lahir yang akan dicapai oleh sekelompok penduduk.
(Sumber : Menual Teknis Operasinal (MTO) Pengembangan dan Pemanfaatan IPM dalam
Perencanaan Pembangunan Daerah Ditjen Bina Bangda 1998).
12 Area Pelayanan Dalam Ilmu Perencanaan Kota
Istilah ini menyatakan area layanan suatu unit kelembagaan, misal : area pelayanan sekolah SD
atau SMP atau SMA, Puskesmas, Kantor Pos, Pasar dan lain sebagainya; misalnya juga suatu
daerah yang dilayani oleh suatu sistem angkutan umum.
13 Areal Pengusahaan Hutan
Areal hutan yang telah dibebani Hak Pengusahaan Hutan atau Hak Pengusahaan Hutan Tanaman
Industri (Sumber : Keputusan Menteri Kehutanan Ni. 523/KPTS-I/693 Tgl. 16 September 1993
tentang Pedoman Perlindungan Hutan di Areal Pengusahaan Hutan).
14 ASIA (Analisis Situasi Ibu dan Anak)
Suatu analisis yang bertujuan untuk melihat kondisi obyektif tentang anak dan perempuan di
Kabupaten/Kota berdasarkan kelompok umur sasaran dalam siklus kehidupan keluarga dan
dinaksudkan sebagai basis perencanaan program-program pembangunan SDM Dini, yang dapat
dijadikan sebagai acuan oleh berbagai pihak yang berkepentingan.
15 Asosiasi Usaha Berdasakan Topik Tertentu
Stakeholders (lihat Stakeholders) dalam kebijakan usaha kecil dan menengah yang dibentuk
berdasarkan suatu topik atau fungsi spesifik, seperti asosiasi pengusaha, asosiasi wirausaha
perempuan atau asosiasi wira usaha muda. (Makalah Partisipasi Stakeholders : Teori dan

Prakteknya di Indonesia, pada Lokakarya Pertisipasi Masyarakat dalam Perumusan Kebijakan


Publik, Depdagri, 2002).
16 Asosiasi Usaha Berdasarkan Sektor Tertentu
Stakeholders (lihat Stakeholders) dalam kebijakan usaha kecil dan menengah yang cenderung
lebih berorientasi pada isu nasional, meskippun mereka memiliki basis regional yang kuat dalam
kelompok industri tertentu. Memformulasikan suatu agenda lobi, mengakumulasikan keahlian
khusus dan membangun pelayanan spesifik begi anggotanya jauh lebih mudah bagi suatu
asosiasi sektor tunggal. (Makalah Partisipasi Stakeholders : Teori dan Prakteknya di Indonesia,
pada Lokakarya Pertisipasi Masyarakat dalam Perumusan Kebijakan Publik, Depdagri, 2002).
17 Asosiasi Usaha Lokal
Stakeholders (lihat Stakeholders) dalam kebijakan usaha kecil dan menengah yang lebih
memfokuskan diri pada pembangunan lokal dan isu kebijakan, meskipun mereka memiliki
struktur atas pada tingkat regional dan nasional. Koperasi merupakan salah satu contoh dari
Asosiasi Usaha Lokal. (Makalah Partisipasi Stakeholders : Teori dan Prakteknya di Indonesia,
pada Lokakarya Pertisipasi Masyarakat dalam Perumusan Kebijakan Publik, Depdagri, 2002).
18 Backlog
Pengeluaran yang sudah membebani rekening khusus, akan tetapi belum diajukan
pertanggungjawabannya (sekaligus penggantian) ke pemberi pinjaman.
19 Badan Kerjasama BUMD Seluruh Indonesia (BKS-BUMDSI)
Wadah/forum kerjasama BUMD di seluruh Indonesia baik yang telah berbadan hukum atau
belum berbadan hukum dengan tujuan mengembangkan dan memberdayakan usaha anggotanya.
(Sumber : Kepmendagri No. 539.05-93 Tanggal 12-8-1997 tentang Kepengurusan BKSBUMDSI)
20 Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)
Suatu institusi masyarakat atau organisasi masyarakat warga di tingkat kelurahan yang
diprakarsai dan dikelola secara mandiri oleh warga, untuk memenuhi kebutuhan atau
memperjuangkan kepentingan bersama, memecahkan persoalan bersama, mentakan kepedulian
bersama dengan tetap menghargai hak orang lain untuk berbuat yang sama. (Sumber : Informasi
Ringkas Program PSKP, Dirjen Perumahan dan Permukiman, Dep. Kimpraswil, 2001)
21 Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Instansi pemerintah pusat yang menangani kegiatan penanaman modal dalam rangka penanaman
modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA).(Sumber : Rancangan
Kepmendagri tentang Pedoman Teknis Prosedur dan Mekanisme Investasi Daerah).
22 Badan Perwakilan Desa (BPD)
Lembaga yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999. BPD merupakan
salah satu unsur pemerintah desa selain Kepala Desa, BPD mempunyai 4 fungsi (1) mengayomi
adat istiadat; (2) membuat peraturan desa; (3) menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat;
serta (4) melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintah Desa.

23 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau Perusahaan Daerah (PD)


Perusahaan yang pendiriannya diprakarsai oleh Pemerintah Daerah yang modalnya untuk
seluruhnya atau untuk sebagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan. (Sumber : UU No.
5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah dan Peraturan Pelaksanaannya)
24 Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum), Perusahaan Perseorangan Terbatas
(Persero) atau badan usaha lainnya yang dibentuk dengan peraturan perundang-undangan
tersendiri. (Sumber : SKB Menteri Keuangan dan Meneg PPN?Ketua BAPPENAS No.
48/KMK.012/1987 dan No. Kep. 004/Ket/1/1987 tentang Tata Cara Pelaksanaan dan Penata
Usahaan Pinjaman dan atau Hibah Luar Negeri Dalam Rangka Pelaksanaan APBN).
25 Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Setiap bahan yang karena sifat atau konsentrasi, jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup lain. (Sumber : Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup).
26 Bahu Jalan / Ambang Pengaman Jalan
(Struktur bagian dari jalan) yang berdampingan dengan jalur gerak untuk melindungi perkerasan,
menjamin, kebebasan samping dan menyediakan ruang untuk tempat berhenti sementara, parkir
dan kadang-kadang dipakai oleh pejalan kaki atau bersepeda.
27 Baku Mutu Lingkungan Hidup
Ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada dan
atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai
unsur lingkungan hidup. (Sumber : Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup).
28 Banaj Tanah/Lahan
Lembaga yang membebaskan tanah/lahan perkotaan diupaya membantu pengelolaan
(menyediakan dan mengendalikan penggunaan tanah/lahan ruang kota sesuai rencana.
29 Bandara
Lapangan dan gedung terminal, tempat pesawat udara berangkat, mendarat dan parkir, singkatan
dari bandar udara
30 Bangunan Hidrolik/Air
Bangunan, pengendali tingkat laku air akibat alami atau buatan, untuk menanggulangi
kekurangan air waktu kemarau dan kelebihan waktu penghujan, seperti waduk atau kolam air,
bendungan dan sebagainya.
31 Barang Negara
Barang bergerak dan barang tidak bergerak yang dimiliki/dikuasau oleh instansi pemerintah
pusat yang sebagian atau seluruhnya dibeli atas beban anggaran pendapatan dan belanja negara

serta perolehan lain yang sah. (Sumber: Lampiran Kepmendagri dan Otonomi Daerah Nomor 11
Tahun 2001)
32 Cagar Alam
Kawasan suaka alam yang karena keadaan alam mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan
ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dna perekembangannya berlangsung
secara alami. (Sumber : Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konversi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya)
33 Cagar Biosfer
Suatu kawasan yang terdiri dari ekosistem unik, dan/atau ekosistem yang telah mengalami
degradasi yang keseluruhan unsur alamnya dilindungi dan dilestarikan bagi kepentingan
penelitian dan pendidikan.(Sumber : Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya).
34 Capacity Building atau Pembangunan Kapasitas
Pembangunan atau peningkatan kemampuan (capacity) secara dinamis untuk mencapai kinerja
dalam menghasilkan out-put dan out-come pada kerangka tertentu.(makalah Permasalah dalam
Capacity Building Daerah, Oleh Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia, 2001).
35 Category
Jenis pengeluaran dalam suatu proyek yang dibayar oleh pinjaman/loan yang bersangkutan,
misalnya civil works, training, equipment dan sebagainya.
36 Commitment Fee
Biaya yang dikenakan kepada peminjam atas dana pinjaman yang sudah tersedia akan tetapi
belum ditarik.(Sumber : The World Bank, External Debt Management, halaman 83).
37 Corporate Plan BUMD
Suatu pedoman bagi rencana pengembangan BUMD yang mendasar, menyeluruh dan
berkesinambungan untuk jangka waktu tertentu yang disusun oleh BUMD yang bersangkutan
dengan memperhatikan potensi dan kendala yang ada serta lingkungannya.(Sumber : Surat
Mendagri No. 690/448/PUMDA tanggal 6 Juli 2000 perihal Pedoman Penyusunan Corporate
Plan bagi PDAM).
38 Crash Program Method
Salah satu metode yang dijadikan azas pemberdayaan masyarakat dalam realisasi program dan
kegiatan Pemerintah Daerah. Metide ini mencakup upaya untuk melakukan keterpaduan
program-program pembangunan lintas sektoral yang dimotori oleh instansi terkait. (Paduan
Pemerintah Daerah dalam Pemberdayaan Masyarakat, Dirjen Bangda, T.A. 2000).
39 Currency
Mata uang, valuta asing sebagai alat bayar yang diterima oleh semua negara.

40 Daerah
Ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur yang terkait padanya yang
batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional
41 Daerah Aliran Sungai (DAS)
Suatu daerah tertentu yang bentuk dan sifat alamnya sedemikian rupa, sehingga merupakan satu
kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang melalui daerah tersebut di fungsinya
untuk menampung air yang berasal dari air hujan dan sumber-sumber air lainnya yang
penyimpanannya serta pengalirannya dihimpun dan ditata berdasarkan hukum-hukum alam
sekelilingnya demi kesinambungan daerah tersebut; daerah sekitar sungai, meliputi punggung
bukit atau gunung yang merupakan tempat sumber air dan semua curahan air hujan yang
mengalir ke sungai, sampai daerah dataran dan muara sungai.
42 Daerah Inti
Daerah yang mempunyai ciri potensi pertumbuhan ekonomi tinggi.
43 Daerah Khusus
Daerah-daerah yang berdasarkan amanat GBHN 1999 perlu ditangani secara khusus dalam
rangka menuntaskan gejolak konflik yang mengarah pada disintegrasi dan keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, yakni Aceh, Papua, Maluku dan Maluku Utara.
44 Daerah Konservasi/Lindung
Wilayah yang dilindungi dan dipelihara untuk mencegah kerusakan atau kemunduran berat atau
kemusnahan akibat perkembangan ekonomi sosial atau fisik; daerah yang memuat sekelompok
bangunan dengan bentuk arsitektur atau latar belakang sejarah yang berarti atau penting, yang
oleh pemerintah dilindungi dan dipelihara untuk mencegah kerusakan atau kemusnahan.
45 Efective Date
Tanggal dimana suatu naskah perjanjian mulai mengikat semua pihak dan pada saat itu pula
penarikan dana dapat dilakukan.(Hasil Seminar Nasional Tata Pemerintah Kota yang Baik Mei
2001).
46 Efektifitas dan Efisiensi
Salah satu prinsip dan sepuluh prinsip Good Governance yang berarti memberikan pelayanan
pada masyarakat sesuai dengan kebutuhannya dengan menggunakan segala sumber daya secara
optimal (Hasil seminar Nasional Tata Pemerintahan Kota yang Baik Mei 2001)
47 Ekologi
Hubungan timbal balik antara kelompok organisasi dengan lingkungannya.(Sumber : Kamus
Kehutanan Edisi Pertama 1989).
48 Ekosistem
Tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling
mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan stabilitas dan produktivitas lingkungan hidup.
(Sumber : Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup).

49 Ekosistem Sumber Daya Alam Hayati


Suatu hubungan timbal balik antara unsur-unsur dalam alam baik hayati maupun non hayati yang
saling tergantung dan pengaruh mempengaruhi. (Sumber : Undang-undang No. 23 Tahun 1990
tentang Konservasi SDA Hayati dan Ekosistemnya).
50 Eksploitasi
Kegiatan yang meliputi pengeboran sumur produksi dan injeksi untuk mencapai target kapasitas
produksi, pembangunan fasilitas lapangan panas bumi untuk pembangkit tenaga listrik.
51 Eksplorasi
Kegiatan penyelidikan geologi, geokimia, geofisika dan landaian suhu yang apabila
diintegrasikan pada suatu daerah panas bumi dapat menghasilkan uap atau fluida melalui
pengeboran sumur eksplorasi untuk mengetahui tingkat cadangan mungkin & tingkat cadangan
terbukti.
52 Fasilitas / Sarana
Bangunan atau ruang terbuka; istilah umum dipakai untuk menunjuk kepada suatu unsur penting
di aset pemerintah atau pemberian jasa pelayanan pada umumnya; jaringan dan/atau bangunanbangunan yang memberi pelayanan dengan fungsi tertentu kepada masyarakat maupun
perorangan berupa kemudahan kehidupan mesyarakat; di perkotaan lebih rumit dan di luar kota
lebih langka; misal : bangunan-bangunan kesehatan, peribadatan, pendidikan pemerintahan,
sarana transportasi umum dan sebagainya.
53 Fasilitas Kenyamanan
Bangunan atau ruang, memberi kenyamanan di lingkungan tempat seseorang bertempat tinggal,
bekerja dan bersantai; hal ini termasuk aspek lingkungan perkotaan, misal penambilan kota yang
estetis, menyenangkan dan memberikan kenyamanan yang ditawarkan oleh lingkungan
perkotaan, yang menjadi pusat informasi akomodasi, dengan cat, bahwa maknanya dikhususkan
pada fungsinya bukan pada bangunannya
54 Fasilitas Komunitas/Lingkungan
Bangunan yang dimiliki oleh pemerintah dan atau masyarakat yang diperlukan serta digunakan
oleh orang banyak, misal : jalan, sekolah, pasar, perpustakaan umum, taman, pusat pelayanan
kesehatan, kantor pos, polisi dan pemadam kebakaran, juga fasilitas-fasilitas yang secara nirlaba
dimiliki dan dioperasikan oleh perorangan atau badan hukum misal : gereja, masjid, surau,
langgar, lapangan olah raga (padanan kata = fasilitas lingkungan).
55 Fasilitator Desa (FD)
Anggota masyarakat yang dipilih dalam proses musyawarah desa dan dianggap mampu
memotivasi dan menyelenggarakan diskusi mengenai pengembangan potensi suatu sektor
(hamparan).(Sumber : Panduan Teknis Administrasi Desa, Tim Koordinasi P2D Pusat, 2002).
56 Fasilitator Kecamatan-1 (FK-1)
Pejabat dari kantor kecamatan yang membidangi tugas pemberdayaan masyarakat, memfasilitasi
pelaksanaan P2D khususnya terkait dengan aspek kelembagaan dan partisipasi masyarakat.
(Sumber : Panduan Teknis Administrasi Desa, Tim Koordinasi P2D Pusat, 2002).

57 Fasilitator Kecamatan-2 (FK-2)


Personil yang bertugas untuk mendampingi, membantu kelancaran kegiatan P2D di tingkat
Kecamatan, dilakukan sesuai dengan ketentuan P2D. (Sumber : Panduan Teknis Administrasi
Desa, Tim Koordinasi P2D Pusat, 2002).
58 Flat
Hunian yang berada pada satu lantai dan merupakan bagian dari bangunan rumah bertingkat.
59 Foreign Expenditure
Pengeluaran dalam mata uang di luar negeri peminjam untuk barang-barang/jasa yang suplai dari
negara lain.(Sumber : The World Bank, Disburnement Handbook, halaman 19).
60 Forum Lintas Pelaku (FLP)
Forum terbuka skala Kabupaten (dan juga provinsi), yang berfungsi sebagai salah satu sarana
kontrol publik. Pada hakekatnya siapapun yang berkepentingan dengan Jaringan Pengaman
Sosial-Penanggulangan Kemiskinan (JPS-PK) bisa ikut serta dalam forum ini. FLP ini sama
dengan SPM (lihat Sarasehan Pemberdayaan Masyarakat), namun SPM skala lebih kecil yaitu di
tingkat desa.(Bahan-bahan Materi TOTMASI, Sekretariat PMP3, Ditjen Bina Bangda Depdagri,
Tahun 2000).
61 Garis Batas Kemiskinan
garis demarkasi yang mengindikasikan suatau keluarga dianggap miskin atau tidak. Berdasarkan
kriteria BPS, sesorang atau keluarga dianggap berada di bawah garis kemiskinan jika setiap
anggota keluarga mengkonsumsi rata-rata kurang dari 2100 kal. (indeks Pembangunan Regional,
Ditjen Bina Bangda Departemend Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, 2001)
62 Garis Sepadan Bangunan
garis batas dalam mendirikan dalam suatu persil atau petak yang tidak boleh dilewatinya; garis
ini bisa membatasi fisik bangunan kearah depan, belakang atau pun samping.
63 Gerakan Koperasi
Keseluruhan organisasi koperasi dan kegiatan perkoperasian yang bersifat terpadu menuju
tercapainya cita-cita bersama koperasi. (Sumber : Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian).
64 Good Governance (Tata Pemerintahan yang Baik)
Suatu tata pemerintahan atau Governance (lihat Governance/Tata Pemerintahan) yang
mendasarkan diri pada prinsip-prinsip (yang kemudian dikenal dengan Sepuluh Prinsi Tata
Pemerintahan yang Baik), antara lain : Partisipasi, Penegakan Hukum, mewujudkan adanya
penegakan huum dan kepastian hukum yang adil Transparansi, Responsivness/Tanggap,
Kesetaraan, Visi Strategis, Efektifitas dan Efisiensi, Profesionalisme, Ekuntabilitas dan
Pengawasan. (Hasil Seminar Nasional Tata Pemerintahan Kota yang baik Mei 2001).
65 Governance (Tata Pemerintahan)
Suatu mekanisme interkasi para pihak terkait yang berada di lembaga pemerintahan, legislatif
dan masyarakat, baik secara pribadi maupun kelompok (perusahaan, asosiasi, LSM dan lain-lain)

untuk bersama-sama merumuskan berbagai kesepakatan yang berkaitan dengan manajemen


pembangunan dalam suatu wilayah hukum atau administratif tertentu.(Hasil Kesepakatan
Bersama antara Asosiasi DPRD Kabupaten/Kota seluruh Indonesia).
66 Governanse Finanse Statistic (GFS)
Sistem pengumpulan data statistik keuangan mengenai kegiatan pemerintahan yang berhubungan
dengan transaksi-transaksi keuangan negara, dalam format yang sesuai untuk analisa ekonomi
dan dapat diterima secara internasional.(makalah Sistem Akuntansi Pemerintahan, oleh Mulia
P. Nasution, Departemen Keuangan Republik Indonesia).
67 Government Finance Statistic Yearbook (GFSY)
Terbitan Tahunan dari statistik keuangan mengenai kegiatan pemerintahan (lihat Government
Finance Statistic GFS) yang berhubungan dengan transaksi-transaksi keuangan negara.
(makalah Sistem Akuntansi Pemerintahan, oleh Mulia P. Nasution, Departemen Keuangan
Republik Indonesia).
68 Grant atau Hibah Luar Negeri
Setiap penerimaan negara baik dalam bentuk devisa maupun dalam bentuk barang ataupun dalam
bentuk jasa yang diperoleh dari pemberi hibah luar negeri yang tidak perlu dibayar kembali.
(Sumber : SKB Menteri Keuangan dan Meneg PPN/Ketua BAPPENAS Nomor
48/KMK.012/1987 dan Nomor Kep. 004/Ket/1/1987 tentang Tata Cara Pelaksanaan dan Penata
Usahaan Pinjaman dan atau Hibah Luar Negeri Dalam Rangka Pelaksanaan APBN).
69 Guarantee Fee
Sejenis biaya atas dikeluarkannya jaminan kredit ekspor yang harus ditanggung oleh penerima
kredit ekspor.(Sumber : SKB Menteri Keuangan dan Meneg PPN/Ketua BAPPENAS Nomor
185/KMK.03/1995 dan Nomor Kep. 031/Ket/5/1995 tentang Tata Cara Perencanaan Pelaksanaan
? Penata Usahaan dan Pemantauan Pinjaman / Hibah Luar Negeri Dalam Rangka Pelaksanaan
APBN).
70 Gugus Kepulauan
Kumpulan dari pulau-pulau yang saling berdekatan yang terdiri dari berbagai tipe dan ukuran
yang mempunyai ikatan/hubungan satu dengan yang lain.
71 Habitat
Lingkungan tempat tinggal khas bagi seseorang atau kelompok masyarakat; (biologi) tempat
hidup organisme tertentu, tempat hidup yang alami (bagi tumbuh-tumbuhan dan hewan),
lingkungan kehidupan asli, (geografi) tempat kediaman atau kehidupan tumbuhan, hewan dan
manusia dengan kondisi tertentu pada permukaan bumi
72 Hak Atas Ruang
Hak-hak yang diberikan atas pemanfaatan ruang daratan, ruang lautan dan ruang udara.
(Sumber : Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang di Daerah).

73 Hak Guna Bangunan (HGB)


Hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-bangunan di atas tanah yang bukan miliknya
sendiri, dengan jangka waktu paling lama 30 tahun, orang atau badan hukum yang mempunyai
hak guna bagunan luas serta keadaan bangunan-bangunan jangka waktu tersebut dapat
diperpanjang dengan waktu paling lama 20 tahun, HGB dapat beralih dan dialihkan kepada pihak
lain (UPA60); HGB dapat diberikan kepada warga Indonesia dan badan hukum yang didirikan
menurun hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia.
74 Hak Lintas Damai
Hak yang diberikan kepada semua jenis kapal asing untuk berlayar melewati laut teritorial dan
perairan suatu negara yang tidak mengganggu kedamaian, ketertiban umum dan keamanan
negara yang dilaluinya.
75 Hak Lintas Transit
Hak yang diberikan kepada semua jenis kapal asing untuk berlayar melewati selat yang
digunakan untuk pelayaran Internasional secara cepat dan tidak terputus, dari satu bagian ZEE
atau laut lepas meuju kegian dari ZEE atau laut lepas.
76 Hak Pakai
Hak untuk menggunakan dan/atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai langsung oleh
negara atau tanah milik orang lain; yang memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan
dalam keputusan pemberiannya oleh pejabat yang berwenang memberikannya atau dalam
perjanjian dengan pemilik tanahnya, yang bukan perjanjian sewa menyewa atau perjanjian
pengolahan tanah, segala sesuatu asal tidak bertentangan dengan jiwa dan ketentuan
perundangan dapat diberikan selama jangka waktu tertentu atau selama tanahnya dipergunakan
untuk keperluan tertentu, dengan cuma-cuma, dengan pembayaran atau pemberian jasa apapun
(UPA60).
77 Iklim Usaha
Kondisi yang diupayakan oleh Pemerintah berupa penetapan berbagai peraturan perundangundangan dan kebijaksanaan diberbagai aspek kehidupan sosial ekonomi, agar masyarakat
memperoleh kesempatan yang sama dan dukungan berusaha yang seluar-luasnya terutama bagi
usaha kecil sehingga berkembang menjadi tangguh dan mandiri. (Sumber Undang-Undang No.9
Tahun 1995 tentang Usaha Kecil).
78 Impoverishment
Suatu proses yang aktif yang memusnahkan akses masyarakat pada banyak pilihan atau proses
pelemahan dalam berbagai sektor, ekonomi, ekologi, sosial, politik, budaya dan mengenai pada
mayoritas masyarakat kita.(Makalah oleh Ir. Sutan Hidayatsyah, M. Sp., dalam Seminar Nasional
tentang Penguatan Komunitas sebagai Pilar Pembangunan, April 2002).
79 Indeks Gini
Suatu koefisien yang berkisar dari angka 0 sampai angka 1. koefisien tersebut menjelaskan kadar
kemerataan (ketimpangan) distribusi pendapat nasional. Semakin kecil koefisinnya, pertanda
semakin baik distribusi pendapatan nasionalnya.(Indeks Pembangunan Regional, Departemen
Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah, 2001).

80 Indeks Pembangunan Manusia


Suatu alat yang dapat dipergunakan untuk mengukur aspek-aspek yang relevan dengan
pelaksanaan otonomi dan pembangunan daerah sebagai indeks komposit yang secara generic
terdiri dari 3 komponen utama, yaitu : 1. Kawasan Pemerintah; 2. Perkembangan Wilayah; 3.
Kebudayaan Masyarakat. (Sumber : Makalah Deputy Regional dan Sumber Daya Alam Pada
Konasbang 2001).
81 Indikator
Ukuran kwantitatif atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau
tujuan yang telah ditetapkan. (Sumber : Proyek Pengembangan Program Transmigrasi dan PPH
Tahun 2001).
82 Jalan
Salah satu prasarana perhubungan yang berperan penting untuk mempermudah arus transportasi.
(Sumber : Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Kamus Data Perumahan dan Pemukiman
tahun 1997).
83 Jalan Akses Desa
Jalan yang menghubungkan antara satu desa dengan jalur atau tempat lainnya, misalnya; Jalan
raya, jalan desa lainnya dan sebagainya. (Sumber : Keputusan Menteri Negara Perumahan
Rakyat No. 10/KPTS/1994)
84 Jalan Desa
Jalan lingkungan dalam suatu desa yang menjadi jalur-jalur lalu lintas untuk mendukung
kegiatan di dalamnya.(Sumber : Keputusan Menteri Transmigrasi dan Permukiman Perambah
Hutan No. 36/MEN/1995, Kamus Data Perumahan dan Permukiman Tahun 1997).
85 Jalan Lingkungan
Jalan yang sirinya berperan sebagai penghubung lalu lintas dalam suatu lingkungan.
86 Jalan Penghubung
Jalan yang merupakan peran penghubung antara satu tempat dengan suatu tempat/lokasi lainnya.
(Sumber : Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Data Perumahan dan Permukiman Tahun
1997).
87 Jalan Utama
Jalan yang penting dan utama bagi arus transportasi. (Sumber : Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Balai Pustaka Kamus Data Perumahan dan Permukiman Tahun 1997).
88 Kabupaten Partnership for Local Economic Development (KAPLED)
Kemitraan (lihat Program Kemitraan bagi Pengembangan Ekonomi Lokal KPEL) pada tingkat
Kabupaten yang berfungsi untuk merumuskan kebijakan-kebijakan atau rencana tindak bagi
pengembangan cluster suatu komoditas yang lebih spesifik dan berdampak langsung pada
kelompok-kelompok spesifik. Anggota KAPLE adalah pemerintah dan swasta di wilayah
Kabupaten / Kota serta wakil kelompok masyarakat. (Definisi: Bappenas, UNDP, UN Center for
Settlements).

89 Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM)


Laporan berkala mengenai perkembangan kegiatan perusahaan penanaman modal
90 Macro Community Development Method
Salah satu metode yang dijadikan azas pemberdayaan masyarakat dalam realisasi program dan
kegiatan Pemerintah Daerah. Metode ini berupaya memperluas wawasan aparat Pemda dalam
rangka meningkatkan pemahaman terhadap konsep: (1) pembangunan berlandaskan pada
kemampuan masyarakat; (2) penciptaan Community Center sebagai basis perencanaan
pembangunan; dan (3) peningkatan partisipasi komunitas masyarakat. (Panduan Pemerintah
Daerah dalam Pemberdayaan Masyarakat, Dirjen Bangda, TA 2000)
91 Naskah Perjanjian Luar Negeri(NPLN)
Suatu naskah perjanjian atau suatu naskah lainnya yang merupakan kesepakatan mengenai
pinjaman atau hibah luar negeri yang ditandatangani oleh Pemerintah Republik Indonesia dan
Pemberi Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PPHLN). (Sumber : SKB Menteri Keuangan dan Meneg
PPN/Ketua BAPPENAS Nomor 48/KMK.012/1987 dan Nomor Kep. 004/Ket/1987 tentang Tata
Cara Pelaksanaan dan Penata Usahaan Pinjaman dan atau Hibah Luar Negeri Dalam Rangka
Pelaksanaan APBN).
92 Obligasi
Pinjaman yang diperoleh dari penertiban surat utang.
93 PAP (Pembinaan dan Administrasi Proyek)
Dana yang bersumber dari APBN atau APBD yang digunakan untuk kegiatan administrasi,
pembinaan, pemantauan dan pengendalian program.
94 Rapat Koordinasi Pembangunan (Rakorbang)
Forum musyawarah/rapat koordinasi, sosialisasi, pengambilan dan perumusan keputusan mulai
dari tingkat desa sampai tingkat nasional dan dianggap sebagai mekanisme Pedoman
Penyusunan Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan di Daerah. Istilah Rakorbang pada
tiap tingkatan antara lain (1) Tingkat Desa/Kelurahan dalam Musbangdes, (2) Tingkat
Kecamatan dalam UDKP (lihat UDKP), (3) Tingkat Kabupaten/Kota dalam Musyawarah
Pembangunan Daerah Tk. II (Musbangda II), (4) Tingkat Propinsi pada Musbangda I, (5) antar
wilayah pada Konregbang, dan (6) Tingkat Nasional pada Konasbang.
95 Sarana Lingkungan
Fasilitas penunjang yang berfungsi untuk menyelenggarakan dan pengembangan kehidupan
ekonomi, sosial dan budaya.(Sumber : Undang-Undang RI No.24 Tahun 1992 tentang Tata
Ruang).
96 Taman Hutan Raya
Kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan/atau satwa yang alami atau
buatan, jenis asli dan/atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budidaya pariwisata dan rekrasi. (Sumber
Undang-Undang No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya)

97 Unit Daerah Kerja Pembangunan (UDKP)


Merupakan Rapat Koordinasi Pembangunan (Rakorbang) di tingkat Kecamatan. UDKP sangat
strategis sebagai wahana warga masyarakat untuk proses-proses pengambilan keputusan tentang
kegiatan yang akan dilakukan, wahan sosialisasi dan penyebaran informasi tentang latar
belakang, manfaat, sasaran dan hal-hal lain yang berkaitan dengan progarm pembangunan
prasarana perdesaan berbasis pemberdayaan masyarakat. Ada beberapa tahapan UDKP, antara
lain (1) UDKP-1 merupakan tahapan sosialisasi dan kesepakatan kerja; (2) UDKP-2 merupakan
tahap penyusunan dan kesepakatan atas Rencana Strategis Kecamatan; (3) UDKP-3 merupakan
tahapan penyusunan Progaram Investasi Kecamatan (PIK); (4) UDKP-4 merupakan tahapan
penetapan bentuk pelaksanaan tahun berikutnya. (Panduan Pelaksanaan P2D T.A 2001 2003,
TIM Koordinasi Pusat P2B)
98 Vicious Circle of Poverty and Backwardness
Diterjemahkan sebagai lingkaran setan kemisikinan dan keterbelakangan adalah kondisi suatu
masyarakat yang berada dan sulit untuk keluar dari kemiskinan dan penyebab kemiskinan itu
sendir. Produktifitas rendah; Pendapatan Rendah; Pendapatan Nasional Rendah; lemahnya
infrastruktur pendukung investasi; Sempitnya lapangan kerja; Pengangguran; daya beli dan daya
motivasi kerja yang rendah; dan akhirnya kembali pada rendahnya produktivitas. Strategi
mengatasi masalah kemiskinan tersebut adalah dengan memotong siklus melalaui peningkatan di
bidang sarana fisik dan SDM, yang bermuara pada tergeraknya investasi dari dalam dan menarik
investasi dari luar. (Makalah Konsepsi, Strategi dan Kebijakan Pembangunan Kawasan Cepat
Tumbuh dan Kumuh, Direktorat Permukiman dan Perumahan, Bappenas, 2002)
99 Wilayah
Ruang yang merupakan kesatusan geogrofis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas
dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administrasi dan/atau aspek fungsional. (Sumber :
Undang-Undang No.24 tahun 1992 tentang Tata Ruang)
100 Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Bagian dari laut lepas berupa suatu jalur laut yang terletak di luar dan berdampingan dengan laut
teritorial yang lebarnya tidak melebihi 200 mil laut diukur dari garis pangkal.
DAFTAR SINGKATAN Dalam PNPM Mandiri Perdesaan
BKAD

: Badan Kerjasama Antar Desa

BKU

: Buku Kas Umum

BP-UPK : Badan Pengawas Unit Pengelola Kegiatan


FK

: Fasilitator Kecamatan

FT

: Fasilitator Teknik

F - Kab

: Fasilitator Kabupaten

TPK

: Tim Pelaksana Kegiatan

KPMD

: Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa

KT

: Kader Teknik

RAB

: Rencana Anggaran Biaya

BKU

: Buku Kas Umum

HOK

: Hari Orang Kerja

LPD

: Laporan Penggunaan Dana

RPD

: Rencana Penggunaan Dana

MAD

: Musyawarah Antar Desa

MDKP

: Musyawarah Desa Khusus Perempuan

MDST

: Musyawarah Desa Serah Terima

MUSDES : Musyawarah Desa


PJOK

: Penanggung Jawab Operasional Kegiatan

PL

: Pendamping Lokal

RTM

: Rumah Tangga Miskin

ADD Alokasi Dana Desa


APBN Anggaran
Pendapatan dan Belanja
Negara
APBD Anggaran
Pendapatan dan Belanja
Daerah
APF Aparat Pengawasan

Fungsional
APH Aparat Penegak
Hukum
Bappenas Badan
Perencanaan
Pembangunan Nasional
Bawasda Badan
Pengawas Daerah
BLM Bantuan Langsung
Masyarakat
BKAD Badan Kerjasama
Antar Desa
BPD Badan
Permusyawaratan Desa
BPKP Badan Pengawas
Keuangan dan
Pembangunan
CSR Corporate Social
Responsibility
Depdagri Departemen
Dalam Negeri
DIPA Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran

Dirjen Direktur Jenderal


Ditjen Direktorat
Jenderal
DPR Dewan Perwakilan
Rakyat
DPRD Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah
Gender Asumsi atau
konsep masyarakat atas
peran, tanggung-jawab
serta perilaku lakilaki
dan perempuan, yang
dipelajari dan dapat
berubah dari waktu ke
waktu
serta bervariasi menurut
sosial dan budaya
masyarakat.
Kelompok Kelompok
yang memberikan
perhatian atau memiliki
Peduli kepentingan
terhadap suatu kegiatan

tertentu
KPPN Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara
LSM Lembaga Swadaya
Masyarakat
Masyarakat Masyarakat
yang mampu mengelola
potensi yang ada dalam
dirinya atau
Mandiri lingkungannya
sehingga menghasilkan
nilai lebih, dan bukan
masyarakat yang
pasif atau hanya
menggantungkan
kehidupannya dengan
mengharap pemberian
bantuan dari pemerintah
atau masyarakat lainnya
MAD Musyawarah Antar
Desa
MAK Musyawarah Antar
Kelurahan

MDGs Millennium
Development Goals
Musrenbang
Musyawarah Perencanan
Pembangunan
PMD Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa
Pembangunan Kegiatan
pelayanan yang
diwujudkan dalam
investasi anggaran
maupun
sektoral regulasi yang
diselenggarakan oleh
kementerian/ lembaga,
dinas sektor
Pembangunan
Pembangunan yang
diselenggarakan pada
wilayah tertentu di daerah
yang
kewilayahan
diorientasikan pada

pengembangan potensi
lokal wilayah tersebut
Pembangunan
Pembangunan yang
melibatkan secara aktif
komponen masyarakat
dan
partisipatif dunia usaha
guna mengoptimalkan
pencapaian tujuan
pembangunan yang
diselenggarakan oleh
pemerintah
Pemberdayaan Upaya
menumbuhkan kapasitas
dan kapabilitas
masyarakat untuk
meningkatmasyarakat
kan posisi tawar
(bargaining power),
sehingga memiliki akses
dan kemampuan
untuk mengambil

keuntungan timbal balik


dalam bidang ekonomi,
politik, sosial
dan budaya
PNPM Program Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat
Pamsimas Program Air
Minum dan Sanitasi
Masyarakat
PISEW Pengembangan
Infrastruktur Sosial dan
Ekonomi Wilayah
P2DTK Percepatan
Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Khusus
PJOK Penanggung jawab
Operasional Kegiatan
PPIP Program
Pengembangan
Infrastruktur Perdesaan
PPK Program
Pengembangan

Kecamatan
PPKP (P2KP) Program
Penanggulangan
Kemiskinan Perkotaan
PU Pekerjaan Umum
Renja Rencana Kerja
Renstra Rencana
Strategis
RISE Regional
Infrastructure for Social
Economic
RKP Rencana Kerja
Pemerintah
RKPD Rencana Kerja
Pemerintah Daerah
RPJM Rencana
Pembangunan Jangka
Menengah
RPJMD Rencana
Pembangunan Jangka
Menengah Daerah
RPJP Rencana
Pembangunan Jangka

Panjang
RPTD Rencana
Pembangunan Tahunan
Desa
SKPD Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang
bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan
tugas pemerintahan di
bidang tertentu di daerah
provinsi, kabupaten, atau
kota.
SNPK Strategi Nasional
Penanggulangan
Kemiskinan
SPADA Support for Poor
and Disadvantage Areas
SPK Surat Perintah Kerja
SPP Surat Perintah
Pembayaran
SP2D Surat Perintah
Pencairan Dana
SPPN Sistem

Perencanaan
Pembangunan Nasional
SPM Surat Perintah
Membayar
SPPM Sistem
Pengelolaan Pengaduan
Masyarakat
TKPK Tim Koordinasi
Penanggulangan
Kemiskinan
TKPKD Tim Koordinasi
Penanggulangan
Kemiskinan Daerah
UPK Unit Pengelola
Kegiatan
Keputusan Menteri
Koordinator Bidang
Kesejahteraan
Rakyat ....................................................

Anda mungkin juga menyukai