IDENTITAS PASIEN
Nama
: An. R S
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 5 bulan
Tanggal MRS
: 9 Februari 2011
ANAMNESA
Dilakukan alloanamnesis (Ibu pasien ) pada tanggal 9 Februari 2011 pukul
07.30 WIB
Keluhan Utama
Ingin operasi pada bibir yang terdapat celah sejak lahir
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSPAD Gatot Subroto dengan ibunya karena dijadwalkan
untuk operasi pada bibir yang terdapat celah sejak lahir. Pasien adalah anak kelima
dari lima bersaudara. Kakak-kakak pasien lahir dalam keadaan normal. Ibu pasien
menyangkal mengkonsumsi obat-obatan dan jamu-jamuan selama kehamilan. Ia juga
menyangkal pernah mengkonsumsi minum-minuman alkohol atau merokok selama
kehamilan. Ibu pasien mengaku keluarganya merupakan golongan sosial ekonomi
yang cukup. Selama hamil ibu pasien tidak pernah USG dan saat kehamilan trimester
I ibu pasien mengaku tidak mengkonsumsi makanan tambahan, seperti susu dan asam
folat. Riwayat jatuh terbentur tidak ada pada waktu hamil.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos Mentis
Keadaan gizi
: Baik
Berat badan
: 5,5 Kg
Tanda vital
TD
:-
: 100 x / menit
Suhu
: 37 C
RR
: 30 x / menit
Kepala
: Normocephal
Mata
Tenggorok
Leher
Thorax
Pulmo
Cor
Abdomen
Ekstremitas
Status Lokalis
Regio facial
Inspeksi :
Hidung : Tampak ala nasi sisi kanan menurun (pesek), sehingga nostril kanan
menyempit dan melebar serta tidak simetris antara kanan dan kiri,collumela pendek
dan bergeser ke sisi kiri.
Mulut : Tampak celah pada bibir atas, philtrum (+), philtrum collumn dextra (-),
cupids bow (-), tampak mukosa bibir merah muda
Regio oroantral (dilihat dari dalam rongga mulut) :
Inspeksi: Tampak celah gusi bagian tengah terbelah. Hanya sedikit bagian depan
palatum durum yang terbelah. Warna gusi dan langit-langit merah muda.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
Bleeding time
Clotting time
Leukosit
Kimia
SGPT (ALT)
SGOT (AST)
Ureum
Kreatinin
Natrium
Kalium
Klorida
Glukosa sewaktu
Nilai
Nilai Rujukan
10,8
35
4,5
451000
74
24
31
145
445
12000
12-16g/dl
37-47 %
4,3-6,0 juta/uL
150000-400000/uL
80-96 fl
27-32 pg
32-36 g/dl
1-3 menit
1-6 menit
5000-14500/uL
24
54
18
0,5
142
5,2
106
99
< 40 U/L
< 35 U/L
20 50 mg/dL
0,5 1,5 mg/dL
135 145 mEq/L
3,5 5,3 mEq/L
97 107 mEq/L
<140 mg/dL
Riwayat obstetri: G5P4A1. Masa kehamilan cukup bulan (9 bulan 4 hari), partus
status lokalis:
o Regio facial (dilihat dari depan) :
Inspeksi :
o Hidung : Tampak ala nasi sisi kanan menurun (pesek), sehingga nostril
kanan menyempit dan melebar serta tidak simetris antara kanan dan
kiri,collumela pendek dan bergeser ke sisi kiri.
o Mulut : Tampak celah pada bibir atas, philtrum (+), philtrum collumn
dextra (-), cupids bow (-), tampak mukosa bibir merah muda
o Regio oroantral (dilihat dari dalam rongga mulut) :
Inspeksi: Tampak celah gusi bagian tengah terbelah. Hanya sedikit bagian
depan palatum durum yang terbelah. Warna gusi dan langit-langit merah
muda.
DIAGNOSIS KERJA
Labiognatopalatoschizis unilateral incomplete dextra
RENCANA TERAPI
Operasi Labioplasty dengan general anastesi
Cek toleransi operasi (pemeriksaan DPL, Foto Thorax, konsultasi dengan departemen
IKA pra-operatif)
RENCANA EDUKASI
o Menjelaskan pada keluarga pasien mengenai penyakitnya.
o Penjelasan bahwa tindakan operatif bertahap terhadap pasien sebaiknya dilakukan
sesuai usia yang dianjurkan.
PROGNOSIS
Quo vitam
: ad bonam
Otot dibebaskan
Operasi selesai
TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN
Sumbing bibir dan langitan merupakan anomali kongenital yang sering
ditangani oleh dokter bedah plastik. Keberhasilan terapi pada anak sumbing bibir dan
langitan memerlukan keterampilan, pengetahuan mengenai anatomi abnormal dan
kemampuan
mengapresiasikan
gambaran
tiga
dimensi
dari
estetik
wajah.
Penatalaksanaan sumbing bibir memerlukan kerja sama dari tim dokter spesialis
bedah plastik dan berbagai disiplin ilmu.1
EPIDEMIOLOGI DAN ETIOPATOGENESIS
Menurut laporan peneliti dari berbagai negara, cacat bawaan sumbing dapat
muncul dari 1 : 800 sampai 1 : 2000 kelahiran. Diantara populasi sumbing, diagnosis
paling sering adalah sumbing bibir dan langitan sebanyak 46%, sumbing langitan
33%, sumbing bibir 21%. Sumbing bibir bilateral sebanyak 86% dan sumbing bibir
unilateral sebanyak 68%, keduanya berhubungan dengan sumbing langitan. Sumbing
bibir unilateral sembilan kali lebih sering terjadi dibandingkan sumbing bibir bilateral
dan dua kali lebih sering terjadi pada sisi kiri dibandingkan sisi kanan. Sumbing bibir
dan langitan lebih sering terjadi pada laki-laki, sedangkan sumbing langitan sering
terjadi pada wanita.1
Faktor genetik dan teratogen mempengaruhi terjadinya sumbing bibir dan
langitan. Paparan anticonvulsant phenytoin selama kehamilan menyebabkan
terjadinya peningkatan insiden pada sumbing bibir. Ibu yang merokok selama hamil
menyebabkan terjadinya insiden sumbing bibir sebanyak dua kali. Teratogen lain
seperti akohol, anticonvulsant, dan asam retinoid berkaitan dengan pola malformasi
yang melibatkan sumbing bibir dan langit-langit, namun tidak secara langsung
berhubungan dengan sumbing.1
Orang tua dengan riwayat keluarga yang anak sebelumnya ada yang terkena
sumbing sering menanyakan resiko terkena sumbing pada kehamilan selanjutnya.
Risiko tergantung apakah sumbing hanya sumbing bibir saja, sumbing bibir dengan
langitan atau sumbing langitan saja. Jika satu keluarga memiliki anak atau orang tua
dengan riwayat sumbing bibir dan langitan, maka resiko anak pada kehamilan
selanjutnya mendapat sumbing bibir dan langitan 4 %. Jika dua anak sebelumnya
memiliki riwayat sumbing bibir dan langitan, resiko meningkat menjadi 9 %. Jika
salah satu orang tua dan satu anak dengan riwayat sumbing bibir dan langitan, maka
resiko anak terkena pada kehamilan selanjutnya adalah 17%. Untuk keluarga dengan
riwayat sumbing langitan, resiko terkena sumbing langitan untuk anaknya pada
kehamilan selanjutnya adalah 2 % jika satu anak sebelumnya terkena, 1 % jika 2 anak
sebelumnya yang terkena, 6 % jika salah satu orang tuanya sumbing langitan, dan
15% jika salah satu orang tuanya dan satu anak sebelumnya memiliki sumbing
langitan.1
ANATOMI BIBIR DAN LANGITAN
Bibir terdiri dari 3 seksi yaitu kutaneus, vermilion dan mukosa. Bibir bagian
atas disusun 3 unit kosmetik yaitu 2 lateral dan 1 medial. Cupid bow adalah proyeksi
ke bawah dari unit philtrum yang memberi bentuk bibir yang khas. Proyeksi linear
tipis yang memberi batas bibir atas dan bawah secara melingkar pada batas kutaneus
dan vermilion disebut white roll.2
Bibir bagian bawah memiliki 1 unit kosmetik yaitu pada bagian mental crease
yang memisahkan bibir dengan dagu. Vermilion merupakan bagian bibir yang paling
penting dari sisi kosmetik. Lapisan sagital bibir dari luar ke dalam yaitu epidermis,
dermis, jaringan subkutaneus, m. orbicularis oris, submukosa dan mukosa.2
Bibir atas yang normal mempunyai otot orbicularis oris utuh, 2 buah
philthrum ridge yang sejajar dan sama panjang dengan di tengahnya terbentuk
philthrum dimple. Disamping itu mempunyai cupid bow, dibagian permukaan
mempunyai vermilion yang simetris (milard).2
10
Berasal dari a. labialis superior dan inferior, cabang dari a. facialis. Arteri labialis
terletak antara m. orbicularis oris dan submukosa sampai zona transisi vermilionmukosa.2
Inervasi
Inervasi sensoris bibir atas berasal dari cabang n. cranialis V (n. trigeminus) dan n.
infraorbitalis. Bibir bawah mendapat inervasi sensoris dari n. mentalis. Pengetahuan
inervasi sensoris ini penting untuk melakukan tindakan blok anestesi. Inervasi
motorik bibir berasal dari n. cranialis VII (n. facialis). Ramus buccalis n.facialis
meninervasi m. orbicularis oris dan m. elevator labii. Ramus mandibularis n. facialis
menginervasi m. orbicularis oris dan m. depressor labii.2
Muskulus
Muskulus utama bibir adalah m. orbicularis oris yang melingkari bibir. Muskulus ini
tidak melekat pada tulang, berfungsi sebagai sfingter rima oris. Dengan gerakan yang
kompleks, muskulus ini berfungsi untuk puckering, menghisap, bersiul, meniup dan
menciptakan ekspresi wajah.. Kompetensi oris dikendalikan oleh m. orbicularis oris,
dengan musculus ekspresi wajah lainnya daerah otot ini dikenal dengan istilah
modiolus.2
1. Muskulus elevator terdiri dari m. levator labii superior alaeque nasi, m. levator
labii superior, m. zygomaticum major, m. zygomaticum minor dan m. levator anguli
oris.2
2.
11
12
fusi ini menimbulkan celah di daerah prealveolaris, maka celah tersebut dikatakan
inkomplet, sedang selebihnya dikatakan labioschisis komplet.4
Klasifikasi: 4
Gambar 3. Labioschisis.
Anamnesa: 4
- Sumbing bibir sejak lahir
- Riwayat keluarga sakit serupa
- Riwayat defisiensi nutrisi/vit pada ibu dan obat pengganggu pertumbuhan
Pemeriksaan: 4
Inkomplet bila celah bibir tidak sampai dasar lubang hidung.
Penanganan:
serta hitung jumlah sel darah putih kurang dari 10.000 per mL
menunjukkan anak dalam daya tahan tubuh baik.
13
Bilamana prasyarat ini terpenuhi, maka anak akan terjamin suatu operasi yang
aman, dengan risiko pembiusan dan risiko pembedahan yang minimal serta
prediksi kesembuhan yang baik.
14
Gambar 6. Berbagai deformitas celah bibir. A. Celah bibir mikroform. B. Celah bibir unilateral
inkomplit. C. Celah bibir unilateral komplit. D. Celah bibir bilateral komplit. E. Celah bibir
bilateral inkomplit.
2. PALATOSCHISIS
Klasifikasi :6
P. Bilateral completa
P. Inkompleta
15
Gambar 7. Palatoschisis.
Anamnesa:
16
otot ), termasuk palatum, berasal dari sel-sel neural crest di cranial, sel-sel inilah
yang memberikan pola pada pertumbuhan dan perkembangan muka. Pertumbuhan
fasial sendiri dimulai sejak penutupan neuropore ( neural tube ) pada minggu ke4
masa kehamilan; yang kemudian dilanjutkan dengan rangkaian proses kompleks
berupa migrasi, kematian sel terprogram, adhesi dan proliferasi sel-sel neural
crest.8
Ada 3 pusat pertumbuhan fasial, yaitu :
Sentra prosensefalik
Bertanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan lobus frontal otak,
tulang frontal, dorsum nasal dan bagian tengah bibir atas, premaksila dan septum
nasal ( regio fronto-nasal ).8
Rombensefalik
Membentuk bagian posterior kepala, lateral muka dan sepertiga muka bagian
bawah ( regio latero-posterior ). Ada bagian-bagian yang mengalami tumpang
tindih ( overlap ) akibat impuls-impuls pertumbuhan yang terjadi, disebut
diacephalic borders.8
Diasefalik.
Diacephalic borders pertama yaitu sela tursika, orbita dan ala nasi, selanjutnya ke
arah filtrum; dan filtrum merupakan pertanda ( landmark ) satu-satunya dari
17
18
mencerminkan
gangguan
pertumbuhan
pada
sentra
prosensefalik
19
20
Klasifikasi8
o Berdasarkan organ terlibat ( kelainan anatomik ):
o Celah bibir
o Celah gusi
o Celah langitan
o Berdasarkan lengkap atau tidaknya celah yang terbentuk:
o Inkomplit
o Komplit
Pembagian berdasarkan International Classification of the Diseases ( ICD ),
mencakup celah anatomis organ terlibat, lengkap atau tidaknya celah, unilateral
atau bilateral; digunakan untuk sistim pencatatan dan pelaporan yang dilakukan
oleh World Health Organization ( WHO ).8
Bentuk dan dasar kelainan
Kelainan yang segera terlihat :8
o Alveolus dengan kolaps lengkung yang nyata, akibat pertumbuhan yang
tidak terkoordinasi dengan premaksila.
o Deformitas hidung, melibatkan jaringan lunak ( khususnya kolumela Celah
bibir yang memisahkan kedua sisi lateral dengan prolabia, dengan
defisiensi dan abnormalitas konfigurasi otot.
o Prolabia yang miskin jaringan ( kecil, pendek ) disertai disparitas warna,
khususnya di daerah vermilion, filtrum dan komponen otot.
o Premaksila yang menonjol / mencuat ke anterior, akibat pertumbuhan yang
tidak terkontrol.
o Celah langitan, memisahkan kedua sisi lateral palatum durum dengan os
vomer. pendek ) dan rangka ( kartilago alae yang flare, bahkan os nasal ).
o Kelainan yang terlihat setelah anak tumbuh:
o Hiperplasi / hipertrofi mukosa nasal termasuk choana, akibat iritasi kronik
karena adanya hubungan antara rongga nasal dengan rongga mulut.
o Gigi insisivus 1-2 dan kaninus hipoplastik
o Otot palatum molle hipoplastik
o Palatum durum pendek
21
Gambar 10. Variasi perbaikan bedah dari deformitas cleft bibir unilateral.
22
Tabel 1. Penatalaksanaan:
UMUR
TINDAKAN
0 1 minggu
1 2 minggu
10 minggu
1,5 2 tahun
2 4 tahun
Speech therapy
4 6 tahun
Velopharyngoplasty
Mengembalikan fungsi katup yang dibentuk m.tensor veli
palatini & m.levator veli palatini, untuk bicara konsonan,
latihan dengan cara meniup
6 8 tahun
8 9 tahun
9 17 tahun
Orthodonsi ulang
17 18 tahun
PROGNOSIS
Kelainan labioschisis merupakan kelainan bawaan yang dapat
dimodifikasi/ disembuhkan. Kebanyakan anak yang lahir dengan
kondisi ini melakukan operasi saat usia masih dini, dan hal ini
sangat memperbaiki penampilan wajah secara signifikan. Dengan
adanya teknik pembedahan yang makin berkembang, 80% anak
dengan
labioschisis
yang
telah
ditatalaksana
mempunyai
23
insisi
dan
langit-langit
intraoperative
hidroklorida
oxymetazoline
penggunaan material kemasan yang basah dapat mengurangi kehilangan darah. Untuk
mencegah kehilangan darah pascaoperasi, wilayah demucosalized langit-langit harus
dikemas dengan Avitene atau agen hemostatic serupa.
Luka dehiscence (palatal fistula) dapat terjadi sebagai komplikasi dalam periode
pasca-operasi langsung, atau dapat menjadi masalah yang tertunda. Sebuah Fistula
palatal dapat terjadi di mana saja di sepanjang belahan asli situs. Insiden ini telah
dilaporkan setinggi 34%, dan tingkat keparahan sumbing asli telah terbukti
berkorelasi dengan risiko terjadinya fistula. Complete dehiscence jarang, tetapi segera
reclosure harus dicoba jika hal itu terjadi. Fistula kecil yang terjadi di daerah luka
maksimal ketegangan yang lebih umum. Ini biasanya terjadi di persimpangan primer
dan sekunder selera anterior atau di persimpangan keras dan lunak selera posterior.
Pascabedah celah langit-langit fistula dapat dikelola dalam 2 cara. Pada pasien tanpa
gejala, prostesis gigi dapat digunakan untuk menutup cacat dengan hasil yang baik.
Seorang pasien dengan gejala mungkin membutuhkan pembedahan. Miskin pasokan
darah, terutama pasokan anterior, adalah alasan utama kegagalan penutupan fistula.
Oleh karena itu, penutupan dari anterior atau posterior persisten fistula tidak harus
24
dicoba lebih cepat dari 6-12 bulan setelah operasi, ketika suplai darah memiliki
kesempatan untuk membangun kembali sendiri. Saat ini, banyak pusat-pusat
menunggu sampai pasien yang lebih tua (paling tidak 10 y) sebelum mencoba fistula
perbaikan. Jika metode penutupan sederhana gagal, jaringan vascularized flaps,
seperti lidah anterior flap, mungkin diperlukan untuk penutupan.
Perawatan sumbing langit-langit di beberapa lembaga telah berfokus pada awal
intervensi bedah. Salah satu efek negatif berkenaan degan rahang atas pertumbuhan
dapat pembatasan persentase tertentu pasien. Selera yang diperbaiki pada usia dini
mungkin memiliki penurunan anterior atau posterior dimensi, lengkung gigi yang
lebih sempit, atau ketinggian yang tidak normal.
25
ANALISIS KASUS
Diagnosis pada pasien ini:
Labiognatopalatoschizis unilateral incomplete dextra.
Berdasarkan:
Pada anamnesis: terdapat celah pada bibir, gusi dan langit-langit sejak lahir.
Etiologi pada kasus bibir sumbing ini kemungkinan defisiensi asam folat, Zn dan
juga defisiensi vitamin yang diperlukan selama kehamilan untuk proses tumbuh
kembang organ selama masa embrional terutama saat trimester I. Ibu ini tidak
rajin kontrol kehamilan dan tidak pernah meminum obat yang mengandung asam
folat, Zn (fomilat) dan vitamin C. Defisiensi zat-zat atau materi yang diperlukan
menyebabkan gangguan dan atau hambatan pada pusat pertumbuhan maupun
rangkaian proses kompleks sel-sel neural crest, serta faktor genetik, karena ada
keluarga ayah yang mengalami hal serupa.
26
d. Pada pasien ini Labioplasty dilakukan pada usia 8 bulan, karena ketidaktahuan
pasien dan faktor biaya.
e. Tehnik operasi labioplasty yang dipilih pada pasien ini menggunakan cara
Milard
27
DAFTAR PUSTAKA
1. Grabb and Smith. Cleft Lip and Palate in the Plastic Surgery. 6th Edition.
USA: Lippincott-Raven Publishers, 1997. Page 201-25
2. Anatomi Bibir. Diunduh dari: http://www.bedahugm.net/anatomi-bibir/.
Diakses pada tanggal tanggal 6 Februari 2011.
3. R. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. Kelainan Bawaan dalam Buku Ajar Ilmu
Bedah. Edisi Jakarta: EGC, 2005. Hal: 344-5.
4. Labioschisis. Diunduh dari: http://www.bedahugm.net/labioschisis/. Diakses
pada tanggal tanggal 6 Februari 2011.
5. Subing
bibir
dan
langitan.
Diunduh
dari:
http://www.bedah-
Labiognatopalatoschisis.
Diunduh
dari:
28