Anda di halaman 1dari 950

CHAPTER I.

PENYAKIT-PENYAKIT INFEKSI DAN


PARASIT TERTENTU
Bab ini berisi penyakit-penyakit yang umumnya dikenal sebagai
penyakit menular.

Hal-hal penting pada bab ini:


Bab ini adalah satu dari bab-bab terbesar ICD-10, terbagi atas 21
blok, dengan kategori berkisar dari A00 to B99.Dari 200 kategori yang
tersedia, 171 telah digunakan. Terdapat lima eksklusi yang berada pada
level bab.
Penggunaan modifier certain atau
menunjukkan
bahwa
beberapa
penyakit
diklasifikasikan di tempat lain.

tertentu pada judul


infeksi
dan
parasit

Perhatikan bahwa terdapat beberapa pengecualian terhadap


eksklusi. Mereka berhubungan dengan tetanus obstetri dan neonatus,
sifilis kongenital, infeksi gonokokus perinatal, serta penyakit HIV
obstetrik dan neonatus.
Terdapat sebuah aturan mengenai dugaan asal-usul infeksi atau
bukan infeksi pada diare, yang tergantung pada negara tempat diare ini
didapatkan. Aturan ini hanya berlaku kalau tidak ada penjelasan
mengenai apakah diare ini asalnya infeksi atau bukan. Kalau diare
dianggap bukan infeksi, kodenya K52.9 (pada bab Penyakit-penyakit
Sistem Pencernaan). Kalau diare dianggap infeksi, ia dikode pada bab I.
Ketika mengkode tuberkulosis, kategori A15-A16 menunjukkan
apakah tuberkulosis ini telah dipastikan dan metode apa yang digunakan
untuk pemastiannya, misalnya pemeriksaan sputum di bawah mikroskop,
atau x-ray dada.
Blok B20-B23 memiliki catatan di bagian awal tentang penggunaan
subkategori karakter ke-4. Kategori ini disediakan untuk penggunaan opsi
kalau tidak mungkin dilakukan pengkodean ganda.
Blok B50- B64 menyediakan pedoman melalui catatan inklusi dan
eksklusi mengenai tindakan yang diambil dalam kasus infeksi plasmodium
campuran..
Kode-kode B90-B94 codes digunakan kalau kondisi yang diobati
merupakan sekuel dari penyakit infeksi
B95-B97 merupakan blok kode tambahan yang memungkinkan
organisme infeksi dicatat sebagai penyebab kondisi yang diklasifikan
terutama pada bab lain. Kode-kode tidak boleh digunakan untuk kondisi
perimer/utama, karena mereka adalah kode tambahan atau pelengkap.

Gunakan kode tambahan, bila perlu, untuk identifikasi antibiotika


yang kuman itu resisten (U80-U89)

Mencakup:

Penyakit-penyakit yang umumnya dianggap

menular
Kecuali:

Carrier atau diduga carrier penyakit menular

(Z22.-)
Infeksi lokal tertentu lihat bab tentang sistem tubuh
Penyakit infeksi dan parasit yang mempersulit kehamilan,
persalinan dan nifas [kecuali tetanus obstetri dan penyakit
human immunodeficiency virus (HIV)] (O98.-).
Penyakit infeksi dan parasit yang khusus pada masa
perinatal [kecuali tetanus neonatorum, sifilis kongenital,
infeksi gonokokus perinatal dan penyakit HIV perinatal]
(P35-P39).
Influenza dan infeksi pernafasan akut lainnya (J00-J22)
Bab ini berisi blok-blok sebagai berikut:
Penyakit-penyakit akibat bakteria, chlamydia, dan rickettsia
A00-A09 Penyakit infeksi usus
A15-A19

Tuberculosis

A20-A28

Penyakit bakteri zoonotik tertentu

A30-A49

Penyakit bakteri lainnya

A50-A64

Infeksi dengan penularan terutama melalui

hubungan seksual
A65-A69

Penyakit akibat spirochaeta lainnya

A70-A74

Penyakit lain akibat chlamydia

A75-A79

Rickettsioses

Penyakit-penyakit akibat infeksi virus


A80-A89 Infeksi virus sistem syaraf pusat
A90-A99

Demam akibat virus asal-arthropoda dan demam

berdarah akibat virus


B00-B09

Infeksi virus yang khas dengan lesi kulit dan

membran mukosa
B15-B19

Hepatitis virus

B20-B24

Penyakit human immunodeficiency virus

[HIV]
B25-B34

Apikes Iris, Padang

Penyakit virus lainnya

Penyakit-penyakit akibat jamur, protozoa, cacing, dan kutu


B35-B49
Mikosis
B50-B64

Penyakit akibat protozoa

B65-B83

Penyakit akibat cacing (helminthiases)

B85-B89

Pediculosis, acariasis dan infestasi lainnya

Hal-hal lain sehubungan dengan penyakit infeksi dan parasit


B90-B94
Sequelae penyakit-penyakit infeksi dan
parasit
B95-B97

Bakteria, virus dan agen infeksi lainnya

B99

Penyakit-penyakit menular lainnya

Penyakit-penyakit infeksi pada usus (A00-A09)


A00 Cholera
Cholera adalah infeksi akut yang melibatkan semua bagian usus
halus, khas dengan berak encer yang sangat banyak, muntah, kejang otot,
dehidrasi, oliguria, dan pingsan. Penularannya melalui makan dan minum
bahan yang tercemar dengan kotoran orang yang terinfeksi Vibrio
cholerae serogroup 01.
Masa inkubasi adalah 1-3 hari, yang bisa memberikan gejala ringan
atau berat, disusul oleh diare mendadak tanpa nyeri yang bisa mencapai 1
liter/jam. Kehilangan cairan dan elektrolit akibat toksin kuman ini
merupakan penyebab gejala yang lebih berat. Pengobatan terutama
dengan mengganti cairan dan elektrolit sesegera mungkin, dan
antibiotika.
A00.0

Cholera akibat Vibrio cholerae 01, biovar cholerae

Cholera klasik
A00.1

Cholera akibat Vibrio cholerae 01, biovar eltor

Cholera El Tor
A00.9

Cholera, tidak dijelaskan

A01 Demam typhoid and paratyphoid


Salmonella adalah penyebab utama penyakit diare di seluruh dunia.
Kelompok yang menyerang manusia dan adalah Salmonella typhi, S.
paratyphi A, B, dan C, serta S. sendai.
Salmonella typhi dan S. paratyphi menyebabkan demam tifoid dan
paratifoid yang khas dengan demam, lemah, nyeri perut, dan kulit
kemerahan. Keadaan ini disebut juga demam usus (enteric fever).
Penularannya melalui makanan yang tercemar oleh kotoran atau urin
penderita, menembus dinding usus ke kelenjar limfe dan masuk ke aliran
darah.

Apikes Iris, Padang

Masa inkubasi 8-14 hari, dan gejala diawali oleh demam, sakit
kepala, nyeri sendi, radang tenggorokan, konstipasi, anoreksia, nyeri dan
nyeri tekan perut. Gejala ini bisa diikuti dysuria, batuk kering, dan
epistaxis. Suhu tubuh 39-40oC selama 10-14 hari, menurun pada minggu
ketiga. Gejala sistem syaraf pusat adalah delirium, stupor, atau koma.
Nekrosis jaringan usus bisa terjadi, di samping ulkus, perdarahan
dan perforasi usus. Kuman yang beredar di darah menyebabkan infeksi
organ seperti osteomyelitis, endocarditis, meningitis, abses jaringan
lunak, glomerulonefritis, dan radang daerah reproduksi.
A01.0

Typhoid fever

Infeksi oleh Salmonella typhi


A01.1

Paratyphoid fever A

A01.2

Paratyphoid fever B

A01.3

Paratyphoid fever C

A01.4

Paratyphoid fever, tak dijelaskan

Infeksi oleh S. paratyphi NOS


A02 Infeksi salmonella lainnya
Termasuk: Infeksi atau keracunan makanan oleh Salmonella selain
S. typhi dan S. paratyphi
A02.0

Salmonella enteritis

Salmonellosis
A02.1

Salmonella septicaemia

A02.2 Infeksi salmonella terlokalisir


meningitis salmonella (G01*),
pneumonia salmonella (J17.0*),
arthritis salmonella (M01.3*),
osteomyelitis salmonella (M90.2*),
penyakit tubulo-interstitial ginjal salmonella (N16.0*)
A02.8

Infeksi salmonella lain yang dijelaskan

A02.9

Infeksi salmonella, tidak dijelaskan

A03 Shigellosis
Shigellosis adalah infeksi akut usus akibat Shigella, yang tersebar di
seluruh dunia. Jenis yang paling umum adalah Shigella flexneri (B) dan S.
sonnei (D), disusul oleh S. boydii (C) dan yang paling ganas, S.
dysenteriae (A). Penyebarannya melalui makanan yang tercemar oleh
kotoran. Disentri basiler akibat Shigella paling umum pada anak-anak di
daerah endemi, sedangkan orang dewasa agak lebih tahan terhadap
serangannya.

Apikes Iris, Padang

Shigella menembus mukosa kolon dan ujung ileum, menyebabkan


sekresi lendir, hiperemia, infiltrasi lekosit, edema, dan ulkus dangkal
mukosa. Gejalanya berupa diare encer yang disusul gejala disentri berupa
sakit perut, mual dan muntah, serta berak bercampur lendir, darah dan
pus. Pengobatan dengan penggantian cairan tubuh dan pemberian
antibiotika.
A03.0

Shigellosis akibat S. dysenteriae; Group A [dysentery

Shiga-Kruse]
A03.1

Shigellosis akibat Shigella flexneri; Group B

A03.2

Shigellosis akibat Shigella boydii; Group C

A03.3

Shigellosis akibat Shigella sonnei; Group D

A03.8

Shigellosis lain

A03.9

Shigellosis, tidak dijelaskan; disentri basiler NOS

A04 Infeksi usus akibat bakteri lainnya


Escherichia coli biasanya tinggal di saluran pencernaan. Kalau
pembatas anatomis yang menghalanginya rusak, ia menyebar ke struktur
sekitar atau memasuki aliran darah. Situs yang paling sering diserang E.
coli adalah saluran kemih yang dimasuki dari luar; di samping yang dari
dalam seperti hati dan empedu, peritoneum, kulit, dan paru-paru.
Kecuali:

keracunan makanan akibat bakteri (A05.-);

enteritis tuberkulosa (A18.3)


A04.0

Infeksi E. coli enteropathogenik

A04.1

Infeksi E. coli enterotoxigenik

A04.2

Infeksi E. coli enteroinvasif

A04.3

Infeksi E. coli enterohaemorrhagik

A04.4

Infeksi E. coli lain pada usus;

Enteritis Escherichia coli NOS


A04.5

Enteritis Campylobacter

A04.6

Enteritis akibat Yersinia enterocolitica

Kecuali: yersiniosis extraintestinum (A28.2)


A04.7

Enterokolitis akibat Clostridium difficile

Keracunan makanan akibat Clostridium difficile


A04.8

Infeksi usus akibat bakteri lain yang dijelaskan

A04.9

Infeksi usus akibat bakteri, tidak dijelaskan;

Enteritis bakteri NOS

A05 Keracunan makanan akibat bakteri lainnya, nec

Apikes Iris, Padang

Keracunan makanan oleh enterotoksin (racun yang menyerang


usus) kuman menyebabkan gastroenteritis, misalnya akibat V. cholerae
atau non-cholerae, E. coli, staphylococcus, Clostridium. botulinum, Cl.
perfringens, salmonella, dsb.
Keracunan stafilokokus menyebabkan muntah, diare, sakit perut,
kadang-kadang demam dan sakit kepala. Keracunan Cl. botulinum
memberi gejala syaraf yang dimulai dari kelemahan syaraf kepala, lalu
diikuti syaraf spinal. Gejala antara lain mual, muntah dan sakit perut,
disusul mulut kering, diplopia, blepharoptosis dan penurunan refleks
pupil.
Keracunan makanan oleh Cl. perfringens biasanya ringan, namun
sakit perut, diare berat, penumpukan gas dan perut kembung bisa
menyebabkan kolaps.
Kecuali:

keracunan makanan dan infeksi akibat salmonella

(A02.-)
infeksi E. coli (A04.0-A04.4); listeriosis (A32.-);
efek toxik makanan beracun (T61-T62)
A05.0

Keracunan makanan akibat staphylococcus

A05.1

Botulismus

Keracunan makanan klasik akibat Clostridium botulinum


A05.2

Keracunan makanan akibat Cl. perfringens [Cl. welchii];

Enteritis necroticans; Pig-bel


A05.3

Keracunan makanan akibat Vibrio parahaemolyticus

A05.4

Keracunan makanan akibat Bacillus cereus

A05.8

Keracunan makanan akibat kuman lain yang dijelaskan

A05.9

Keracunan makanan akibat kuman, tidak dijelaskan

A06 Amoebiasis
Amoebiasis adalah infeksi kolon oleh protozoa Entamoeba
histolytica. Biasanya tanpa gejala, tapi bisa berupa diare ringan sampai
disentri. Penularan melalui kontak makanan dengan kotoran manusia.
Bentuknya bisa berupa trofozoit hidup yang mudah mati, atau kista yang
sangat menular. Kista akan menghasilkan trofozoit di usus halus yang
kemudian dibawa ke kolon, cecum dan appendix.
Trofozoit menembus mukosa kolon, membentuk abses-abses kecil
yang kemudian menyatu dan merusak jaringan sehingga terjadi
perdarahan, edema dan ulkus. Mereka bisa dibawa vena porta ke hati dan
membentuk abses hati, atau menyebar ke paru-paru dan pleura kanan.
Penularan melalui darah bisa mencapai paru-paru, perikardium dan otak.
Gejala bisa berupa diare atau konstipasi, kembung, nyeri perut, berak
berlendir dan berdarah, dan nyeri tekan di hati. Pengobatan mencakup
kemoterapi dan penggantian darah, cairan dan elektrolit.
Termasuk::
Kecuali:

infeksi akibat Entamoeba histolytica

penyakit usus lain akibat protozoa (A07.-)

Apikes Iris, Padang

A06.0

Disentri amubik akut;

Amubiasis akut,
Amubiasis usus NOS
A06.1

Amubiasis usus kronis

A06.2

Kolitis amuba non-disentri

A06.3

Amuboma usus;

Amuboma NOS
A06.4

Abses hati akibat amuba;

Amubiasis hati
A06.5 Abses paru-paru akibat amoeba (J99.8*);
Abses paru (dan hati)
A06.6 Abses otak amuba (G07*);
Abses amuba otak (dan hati) (dan paru-paru)
A06.7

Amubiasis kulit

A06.8

Infeksi amuba di situs lain;

Appendisitis amuba,
Balanitis amuba (N51.2*)
A06.9

Amubiasis, tak dijelaskan

A07 Penyakit usus akibat protozoa lainnya


Penyakit protozoa usus lain balantidiasis, giardiasis, dan
kriptosporidiosis. Balantidiasis akibat Balantidium coli menyebabkan
ulkus dinding usus, diare, dan disentri. Giardiasis (lambliasis) akibat
Giardia lamblia menyebabkan gangguan penyerapan lemak sehingga
timbul diare. Kriptosporidiosis akibat Cryptosporidia berupa diare akut
tapi berlangsung singkat. Isospora dan protozoa lain juga dapat
menimbulkan gejala pada saluran pencernaan.
A07.0

Balantidiasis

Disentri balantidia
A07.1

Giardiasis [lambliasis]

A07.2

Cryptosporidiosis

A07.3

Isosporiasis

Infeksi Isospora belli dan I. hominis;


Coccidiosis usus
Isosporosis usus
A07.8

Penyakit usus akibat protozoa lain yang dijelaskan

Apikes Iris, Padang

Trichomoniasis usus
Sarkositosis
Sarkosporidiosis
A07.9

Penyakit usus akibat protozoa, tidak dijelaskan

Diare flagellata
Kolitis protozoa, diare protozoa, disentri protozoa.
A08 Infeksi usus oleh virus dan infeksi lain yang dijelaskan
Virus adalah parasit terkecil, partikel molekul intrasel, yang
memiliki inti asam nukleat dan dilapisi protein, yang tergantung pada sel
(bakteri, tanaman, hewan) untuk reproduksi. Virus group enterik terbagi
atas kategori poliomyelitis, coxsackievirus, echovirus dan enterovirus, dan
virus gastroenteritis epidemik. Kategori terakhir ini yang memberikan
gejala pada saluran pencernaan berupa mual dan muntah, dan bisa
berupa rotavirus, Norwalk agents, astrovirus, adenovirus tipe 40 dan
41, calicivirus, dan agen-agen mirip coronavirus.
Kecuali:

Influenza yang melibatkan saluran pencernaan

(J10.8, J11.8)
A08.0

Enteritis akibat rotavirus

A08.1

Gastroenteropati akut akibat Norwalk agent;

Enteritis virus dengan struktur kecil bulat


A08.2

Enteritis adenovirus

A08.3

Enteritis virus lainnya

A08.4

Infeksi usus oleh virus, tidak dijelaskan

Enteritis NOS, gastroenteritis NOS, gastroenteropati NOS


akibat virus.
A08.5

Infeksi usus lain yang dijelaskan

A09 Diare dan gastroenteritis dan kolitis yang berawal dari infeksi
atau tidak jelas
Kecuali: akibat bakteri, protozoa, virus dan agen infeksi lain yang
dijelaskan (A00-A08)
diare non-infektif (see noninfectious) (K52.9)
diare non-infektif neonatus (P78.3)
A09.0 Gastroenteritis dan kolitis lain dan tidak dijelaskan yang
asalnya menular
Kataralis usus
Diare: akut berdarah, akut encer, disenteri, epidemik
Diare menular
Kolitis menular atau septik: NOS, hemoragik
Enteritis menular atau septik: NOS, hemoragik
A09.0 Gastroenteritis dan kolitis asalnya tidak jelas

Apikes Iris, Padang

Tuberkulosis (A15-A19)
Tuberkulosis (TB) adalah infeksi akut atau kronis akibat
Mycobacterium tuberculosis, dan kadang-kadang oleh M. bovis. Penyakit
ini khas dengan keseimbangan antara ketahanan tubuh dan infeksi, fokus
infeksi (di dalam atau di luar paru-paru) bisa aktif kembali kapan saja,
dan sering setelah periode laten yang cukup lama. Fokus TB memiliki
tuberkel berisi sel-sel raksasa dan epitelioid, cenderung fibrosis, dan
perkejuan (caseation) yaitu nekrosis yang tidak mencair.
Infeksi dengan menghirup bulir cairan (droplet) yang dikeluarkan
batuk dan mengering di udara. Piring dan sprei juga sumber penularan
yang penting. Pada M. bovis, susu sapi menjadi sumber penyebaran.
Pekerja laboratorium bisa terinfeksi melalui inokulasi langsung.
Tubuh yang belum disensitisasi tidak memiliki pertahanan terhadap
TB. Infeksi biasa dimulai pada paru-paru bagian bawah dan tengah,
kuman menyebar ke kelenjar limfe, terus ke aliran darah dan seluruh
tubuh. Dalam 4-10 minggu timbul hipersensitivitas tuberkulin, area
pneumonitis kecil, perbanyakan kuman dihambat, dan infeksi terhenti.
Perkembangan infeksi selanjutnya tergantung pada usia dan
intensitas kontak. Kasus yang paling menular adalah yang sputumnya
mengandung kuman. Infeksi paling mudah mengenai bayi, disusul oleh
anak-anak dan remaja. Pada usia tua kemungkinan terinfeksi kembali
meningkat.
Termasuk::

infeksi oleh Mycobacterium tuberculosis dan M.

bovis
Kecuali:

sequel TB (B90.-),

TB kongenital (P37.0)
pneumokoniosis dengan TB (J65), silicotuberculosis (J65)
A15 TB pernafasan, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
A15.0 TB paru, dipastikan oleh mikroskopis sputum dengan atau
tanpa kultur.
Bronkiektasia TB, fibrosis paru TB, pneumonia TB ,
pneumothoraks TB,
dipastikan oleh mikroskopis sputum dengan atau tanpa kultur
A15.1

TB paru, dipastikan oleh kultur saja

Kondisi pada A15.0, dipastikan oleh kultur saja


A15.2

TB paru, dipastikan secara histologis

Kondisi pada A15.0, dipastikan secara histologis


A15.3

TB paru, dipastikan melalui cara yang tidak dijelaskan

Kondisi pada A15.0, dipastikan tapi tidak jelas secara


bakteriologis atau histologis

Apikes Iris, Padang

A15.4

TB kelenjar limfe intratoraks, dipastikan secara

bakteriologis dan histologis


TB kelenjar limfe hilus, mediastinum, trakheobronkus,
dipastikan secara bakteriologis dan histologis
Kecuali: dinyatakan primer (A15.7)
A15.5

TB larings, trakhea, glottis dan bronkus, dipastikan secara

bakteriologis dan histologis


TB bronkus, glottis, larings, trakhea, dipastikan secara
bakteriologis dan histologis
A15.6

Pleuritis TB, dipastikan secara bakteriologis dan histologis

TB pleura, empyema TB, dipastikan secara bakteriologis dan


histologis
Kecuali: TB pernafasan primer, dipastikan bakteriologis dan
histologis (A15.7)
A15.7

TB pernafasan primer, dipastikan secara bakteriologis dan

histologis
A15.8

TB pernafasan lain, dipastikan secara bakteriologis dan

histologis
TB mediastinum, nasofarings, hidung, sinus hidung,
dipastikan secara bakteriologis dan histologis
A15.9

TB pernafasan yang tidak dijelaskan, dipastikan secara

bakteriologis dan histologis

A16 TB pernafasan, tidak dipastikan secara bakteriologis atau


histologis
A16.0 TB paru, secara bakteriologis dan histologis negatif.
Bronkiektasia TB, fibrosis paru TB, pneumonia TB ,
pneumothoraks TB,
secara bakteriologis dan histologis negatif.
A16.1

TB paru, pemeriksaan bakteriologis dan histologis tidak

dilakukan
Kondisi pada A16.0, pemeriksaan bakteriologis dan histologis
tidak dilakukan
A16.2

TB paru, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau

histologis

Apikes Iris, Padang

10

TB paru, bronkiektasia TB, fibrosis paru TB, pneumonia TB ,


pneumothoraks TB, NOS (tanpa disebutkan konfirmasi
bakteriologis atau histologis)
A16.3

TB kelenjar limfe intratoraks, tanpa disebutkan konfirmasi

bakteriologis atau histologis


TB kelenjar limfe hilus, intratoraks, mediastinum,
trakheobronkus,
NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau
histologis)
Kecuali: dinyatakan primer (A15.7)
A16.4

TB larings, trakhea, glottis dan bronkus, tanpa disebutkan

konfirmasi bakteriologis atau histologis


TB bronkus, glottis, larings, trakhea,
NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau
histologis)
A16.5

Pleuritis TB, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis

atau histologis
TB pleura, empyema TB, pleuritis TB,
NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau
histologis)
Kecuali: TB pernafasan primer, dipastikan bakteriologis dan
histologis (A15.7)

A16.7

TB pernafasan primer, tanpa disebutkan konfirmasi

bakteriologis atau histologis


TB pernafasan primer NOS
Kompleks TB primer
A16.8

TB pernafasan lain, tanpa disebutkan konfirmasi

bakteriologis atau histologis


TB mediastinum, nasofarings, hidung, sinus hidung,
NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau
histologis)
A16.9

TB pernafasan yang tidak dijelaskan, tanpa disebutkan

konfirmasi bakteriologis atau histologis


TB pernafasan NOS
Tuberkulosis NOS

Apikes Iris, Padang

11

A17 TB sistem syaraf


A17.0 Meningitis TB(G01*)
TB meningen, leptomeningitis TB
A17.1 Tuberkuloma meningen (G07*)
A17.8 TB lain sistem syaraf
Meningoensepfalitis TB (G05.0*), myelitis TB (G05.0*),
Tuberkuloma otak atau medulla spinalis, TB otak atau
medulla spinalis (G07*),
Abses TB otak (G07*),
Polyneuropathy TB (G63.0*)
A17.9 TB sistem syaraf, tidak dijelaskan (G99.8*)

A18 TB organ lain


A18.0 TB tulang dan sendi
TB panggul (M01.1*), TB lutut (M01.1*), arthritis TB
(M01.1*),
TB kolom vertebra (M49.0*)
Synovitis TB (M68.0*), tenosynovitis TB (M68.0*)
Mastoiditis TB (H75.0*),
Osteitis TB (M90.0*), osteomyelitis TB (M90.0*), nekrosis TB
tulang (M90.0*),
A18.1

TB sistem genitourinarius

TB ginjal (N29.1*), TB ureter (N29.1*),


TB bladder (N33.0*),
TB organ genital pria (N51.-*),
TB cervix (N74.0*),
Pelvic inflammatory disease TB wanita (N74.1*)
A18.2

Limfadenopati perifer TB,

Adenitis TB
Kecuali:

Adenopati trakheobronkus TB, TB kelenjar limfe

intratoraks (A15.4, A16.3)


TB kelenjar limfe mesenterik dan retroperitoneum
(A18.3),

Apikes Iris, Padang

12

A18.3

TB usus, peritoneum, dan kelenjar mesenterika

Asites TB, TB kelenjar limfe retroperitoneum


Peritonitis TB (K67.3*)
TB anus dan rektum, TB usus (halus, besar), enteritis TB
(K93.0*),
A18.4

TB kulit dan jaringan subkutis

Erythema induratum TB, scrofuloderma


Lupus exedens, lupus vulgaris NOS,
Lupus vulgaris kelopak mata (H03.1*),
Kecuali:

lupus erythematosus (L93.-),

lupus erythematosus systemic (M32.-)


A18.5 TB mata
Episcleritis TB (H19.0*),
Keratitis interstitialis TB (H19.2*), keratoconjunctivitis TB
(H19.2*)
Iridocyclitis TB (H22.0*),
Chorioretinitis TB (H32.0*),
Kecuali: lupus vulgaris kelopak (A18.4)
A18.6

TB telinga

Otitis media TB (H67.0*)


Kecuali: TB mastoiditis (A18.0)
A18.7 TB kelenjar adrenal (E35.1*),
Penyakit Addison pada TB
A18.8

TB organ lain yang dijelaskan:

TB kel. tiroid (E35.0*),


TB perikardium (I32.0*),
TB endokardium (I39.8*),
TB miokardium (I41.0*),
Arteritis serebri TB (I68.1*)
TB esofagus (K23.0*)

A19 TB miliaris
Termasuk:
TB disseminata, TB generalisata, poliserositis TB
A19.0

TB miliaris akut pada situs tunggal yang disebutkan

Apikes Iris, Padang

13

A19.1

TB miliaris akut pada situs ganda

A19.2

TB miliaris akut, tidak dijelaskan

A19.8

TB miliaris lainnya

A19.9

TB miliaris, tidak dijelaskan

Penyakit kuman zoonotik tertentu (A20-A28)


Penyebab: kuman yang biasa hidup pada hewan dan kemudian
ditularkan ke manusia
A20 Plague
Plague adalah penyakit infeksi akut berat yang dikenal sebagai
epidemi Black Death pada abad pertengahan, akibat Yersinia
(Pasteurella) pestis yang masuk melalui gigitan kutu tikus terinfeksi,
diikuti demam, delirium dan muntah. Jenis yang menonjol adalah bubonic
dengan pembesaran padat kelenjar limfe aksilla atau perineum yang
sangat nyeri, kulit di atasnya merah, hati dan limpa membesar, gelisah
dan bingung, dengan kematian 60% dalam 3-5 hari Bentuk pneumonic
(pada kelenjar limfe paru-paru) plague menyebabkan batuk darah dan
dapat membunuh penderitanya dalam 48 jam.
Termasuk:

infeksi akibat Yersinia pestis

A20.0

Bubonic plague

A20.1

Cellulocutaneous plague

A20.2

Pneumonic plague

A20.3

Plague meningitis

A20.7

Septicaemic plague

A20.8

Bentuk-bentuk lain plague

Plague abortif
Plague asimptomatik
Pestis minor
A20.9

Plague, tidak dijelaskan

A21 Tularaemia
Tularemia adalah penyakit infeksi akut yang biasanya khas dengan
lesi ulseratif lokal, gejala sistemik yang menonjol, dan keadaan seperti
demam tifus, bakteremia, dan pneumonia. Penyebabnya Francisella
(Pasteurella, Brucella) tularensis yang memasuki tubuh melalui makanan,
inokulasi, atau kontaminasi. Ia bisa menembus kulit yang utuh. Type A
yang ganas hidup pada kelinci, dan type B yang lebih jinak hidup pada
tikus.

Apikes Iris, Padang

14

Empat jenis klinis tularemia adalah ulceroglandular (87%) dengan


lesi utama di tangan dan jari, oculoglandular dengan infeksi pada mata
dan radang pada kelenjar limfe di sisi tubuh yang sama, glandular dengan
limfadenitis regional, mungkin akibat termakan, dan jenis tifoid dengan
nyeri perut dan demam. Gejalanya nyeri kepala berat, demam tinggi dan
pembesaran kelenjar limfe. Kematian 6% pada kasus yang tidak diobati.
Termasuk:

deer-fly fever, infeksi akibat Francisella tularensis,

rabbit fever
A21.0

Ulceroglandular tularaemia

A21.1

Oculoglandular tularaemia

Ophthalmic tularaemia
A21.2

Pulmonary tularaemia

A21.3

Gastrointestinal tularaemia

Abdominal tularaemia
A21.7

Generalized tularaemia

A21.8

Bentuk-bentuk lain tularaemia

A21.9

Tularaemia, tidak dijelaskan

A22 Anthrax
Disebabkan oleh Bacillus anthracis, anthrax sangat menular pada
hewan ternak. Infeksi pada manusia biasanya melalui kulit, selain
menelan dan menghirup sporanya. Pada infeksi kulit timbul papula,
vesikula dan eksudasi. Bisa terjadi limfadenopati, lemah, myalgia, sakit
kepala, demam, mual dan muntah. Jenis pernafasan paling berbahaya
karena spora dengan cepat memperbanyak diri, diikuti oleh nekrosis pada
kelenjar limfe paru-paru, dan menyebar ke meningen dan otak.
Termasuk:
A22.0

infeksi akibat Bacillus anthracis

Anthrax kulit

Karbunkel ganas, pustula ganas


A22.1

Anthrax pernafasan

Anthrax inhalasi
Penyakit Ragpicker
Penyakit Woolsorter
A22.2

Anthrax gastrointestinum

A22.7

Septikaemia anthrax

A22.8

Bentuk-bentuk lain anthrax

Meningitis anthrax (G01*)


A22.9

Anthrax, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang

15

A23 Brucellosis
Brucellosis disebabkan oleh Brucella melitensis (kambing dan
domba), B. suis (caribou), dan B. canis (anjing). Infeksi terjadi akibat
menelan susu atau produk susu (butter dan keju) hewan terinfeksi.
Penyakit ini khas dengan stadium demam akut dengan sedikit tanda lokal,
dan stadium kronis dengan demam naik turun (undulant fever), lemah,
dan keringatan, namun jarang membawa kematian.

Termasuk:

Demam: Malta, Mediterranean, undulant

A23.0

Brucellosis akibat B. melitensis

A23.1

Brucellosis akibat B. abortus

A23.2

Brucellosis akibat B. suis

A23.3

Brucellosis akibat B. canis

A23.8

Brucellosis lain

A23.9

Brucellosis, tidak dijelaskan

A24 Glanders and melioidosis


Glanders disebabkan oleh Pseudomonas mallei, yaitu bakteri kuda,
dengan gejala demam tinggi dan radang kelenjar limfe. Melioidosis
disebabkan oleh Ps. pseudomallei melalui kulit yang lecet; jarang secara
langsung dari hewan atau pasien yang terinfeksi. Gejala yang paling
umum pada infeksi pernafasan akut adalah pneumonia nekrotikans. Pada
infeksi septikemik, bisa terjadi kebingungan, sesak nafas, faringitis,
demam tinggi, dan sianosis, serta nyeri hebat pada otot. Kematian
biasanya <10%.
A24.0

Glanders

Infeksi akibat Pseudomonas mallei


Malleus
A24.1

Melioidosis akut dan fulminant

Melioidosis: pneumonia, septicaemia


A24.2

Melioidosis subakut dan kronis

A24.3

Melioidosis lain

A24.4

Melioidosis, tidak dijelaskan

Infeksi Pseudomonas pseudomallei NOS;


Penyakit Whitmore

A25 Rat-bite fevers demam gigitan tikus


Terdapat dua jenis demam yang timbul setelah gigitan tikus ini,
yaitu spirillosis dan streptobacillosis. Spirillosis disebabkan oleh Spirillum
minus, yang menimbulkan radang di tempat gigitan 10 hari kemudian,
setelah luka gigitan itu sembuh, diikuti oleh demam berulang dan

Apikes Iris, Padang

16

limfadenitis
regional.
Jenis
streptobacillosis
disebabkan
oleh
Streptobacillus moniliformis, yang menimbulkan gejala 10 hari setelah
gigitan berupa demam menggigil, muntah, sakit kepala, dan nyeri
punggung dan sendi.
A25.0

Spirillosis

Sodoku
A25.1

Streptobacillosis

Erythema arthritik epidemik,


Demam Haverhill,
Streptobacillary rat-bite fever
A25.9

Rat-bite fever, tidak dijelaskan

A26 Erysipeloid
Erysipeloid adalah infeksi akut kulit akibat Erysipelothrix
rhusiopathiae yang biasa menyerang babi. Infeksi sering melalui luka
pada tangan yang mengolah jaringan hewan ini. Gejala berupa sembab
lokal yang mengganggu pekerjaan selama 2-3 minggu.
A26.0

Cutaneous erysipeloid; Erythema migrans

A26.7

Erysipelothrix septicaemia

A26.8

Bentuk-bentuk lain erysipeloid

A26.9

Erysipeloid, tidak dijelaskan

A27 Leptospirosis
Leptospirosis adalah infeksi akibat Leptospira yang hidup pada
hewan piaraan atau liar, yang menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.
Kontak terjadi melalui urine, jaringan tubuh, dan tanah atau air. Gejala
sakit kepala, nyeri otot, demam dan menggigil pada fase leptospiremia;
disusul oleh fase imun. Pada infeksi berat bisa terjadi jaundice, azotemia
(terdapatnya urea dan komponen nitrogen lain di darah), perdarahan,
gangguan kesadaran dan demam. Gejala pada ginjal berupa proteinuria,
pyuria, dan hematuria.
A27.0

Leptospirosis icterohaemorrhagica

Leptospirosis akibat L. interrogans serovar


icterohaemorrhagiae
A27.8

Bentuk-bentuk lain leptospirosis

A27.9

Leptospirosis, tidak dijelaskan

A28 Penyakit bakteri zoonotik lain, not elsewhere classified


A28.0 Pasteurellosis
A28.1

Cat-scratch disease

Cat-scratch fever

Apikes Iris, Padang

17

A28.2

Extraintestinal yersiniosis

Kecuali:
akibat Y. enterocolitica (A04.6)
plague (A20.-)
A28.8

Penyakit bakteri zoonotik lain yang dijelaskan, not

elsewhere classified
A28.9

Penyakit bakteri zoonotik, tidak dijelaskan

Penyakit bakteri lainnya (A30-A49)


A30 Leprosy [Hansen's disease]
Lepra adalah penyakit infeksi Mycobacterium leprae, diduga sangat
menular tapi keganasannya rendah dan menyukai daerah tubuh yang
lebih sejuk seperti kulit, membran mukosa dan syaraf perifer. Lesi kulit
dan lesi syaraf perifer mendominasi penemuan klinis awal. Lepra dibagi
menurut derajat imunitas penderitanya.
Lepra indeterminata sulit didiagnosa. Lesi awal pada kulit biasanya
berupa makula berbatas kabur, agak pucat atau kemerahan dengan
diameter 1-2 cm. Ini adalah radang tidak khas yang melibatkan pembuluh
darah, kelenjar keringat dan sebasea, folikel rambut, dan syaraf kulit.
Lesi ini cenderung sembuh spontan, tapi bisa pula menjadi tiga bentuk,
yaitu lepra tuberkuloid (TT), lepromatosa (LL), dan borderline
(dimorpheus).
Lepra TT khas dengan lesi kulit yang awalnya terlokalisir pada kulit
atau syaraf perifer. Lesi kulit cenderung besar berbatas tegas, berjumlah
satu atau beberapa, tidak berasa, dan tidak simetris. Respons radang
sangat aktif, dengan sel-sel epitelioid dan sel-sel Langhan mirip dengan
tuberkel yang dikelilingi banyak sel limfosit. Basil sedikit dan sulit
ditemukan. Nekrosis kaseasi (perkejuan) dapat merusak bundel syaraf
dengan akibat paralisis yang terfokus pada daerah tertentu. Pertahanan
tubuh cukup tinggi dan kesembuhan spontan bisa terjadi; namun, syaraf
perifer dapat rusak.
Lepra LL. adalah infeksi umum yang melibatkan kulit, mulut, hidung
dan membran mukosa pada pernafasan atas, permukaan depan hidung,
syaraf kulit dan perifer, sistem retikulo-endotel, kelenjar adrenal, dan
testes. Seluruh permukaan tubuh bisa terlibat begitu luas, disertai oleh
basilemia lepra berkadar tinggi. Makula paling banyak, disertai oleh
papula, nodula, atau plak. Basil mudah ditemukan pada sampel jaringan.
Resistensi pasien terhadap basil rendah, dan penyakit yang tidak diobati
akan progresif.
Lepra borderline memiliki kombinasi gambaran klinis dan patologis
TT dan LL, yaitu borderline-tuberkuloid (BT), mid-borderline (BB), dan
borderline-lepromatosa (BL), tergantung pada jumlah relatif basil,
limfosit, sel epitelioid, dan makrofag. Jenis borderline ini tidak stabil dan
bisa berubah menjadi TT atau LL.
Lesi syaraf kulit sering menimbulkan anestesia pada lesi tersebut.
Lesi pada serat syaraf yang lebih besar akan menyebabkan anestesi pada
seluruh daerah yang disyarafinya. Anestesia ini menyebabkan pasien

Apikes Iris, Padang

18

tidak menyadari kerusakan yang terjadi pada anggota tubuh. Lepra juga
bisa merusak hidung, daun telinga, alis mata, atau testis.
Termasuk:

infeksi akibat Mycobacterium leprae

Kecuali:

Sekuel lepra (B92)

A30.0

Indeterminate leprosy

Lepra I
A30.1

Tuberculoid leprosy

Lepra TT
A30.2

Borderline tuberculoid leprosy

Lepra BT
A30.3

Borderline leprosy

Lepra BB
A30.4

Borderline lepromatous leprosy

Lepra BL
A30.5

Lepromatous leprosy

Lepra LL
A30.8

Bentuk lain leprosy

A30.9

Lepra, tidak dijelaskan

A31 Infeksi akibat mikobakteria lain


Kecuali
: tuberculosis (A15-A19), leprosy (A30.-)
A31.0

Infeksi mikobakterium pada paru-paru

Infeksi akibat M. avium, M. intracellulare [Battey bacillus],


M. kansasii
A31.1

Infeksi mikobakterium pada kulit

Buruli ulcer
Infeksi akibat M. marinum, M. ulcerans
A31.8

Infeksi mikobakterium lainnya

A31.9

Infeksi mikobakterium, tidak dijelaskan

Infeksi mikobakterium tidak khas NOS


Mycobacteriosis NOS

A32 Listeriosis
Listeriosis disebabkan oleh Listeria monocytogenes dengan
manifestasi yang bervariasi menurut patogenesis, situs, dan usia pasien.

Apikes Iris, Padang

19

Infeksi terjadi melalui minum susu atau produk keju yang terinfeksi, atau
kontak langsung. Pada orang dewasa, meningitis merupakan bentuk
umum listeriosis, sedangkan endokarditis dan listeriosis typhoid (dengan
bakteremia dan demam tinggi) jarang terjadi. Kontak pada konjungtiva
bisa menyebabkan infeksi kelenjar mata dengan oftalmitis.
Termasuk: infeksi listeria melalui makanan
Kecuali:
A32.0

listeriosis neonatus (disseminata) (P37.2)

Listeriosis kulit

A32.1 Meningitis and meningoencephalitis listeria


Meningitis listeria (G01*); meningoencephalitis listeria
(G05.0*)
A32.7

Septikemia listeria

A32.8

Bentuk lain listeria

Endocarditis listeria (I39.8*)


Arteritis cerebri Listeria (I68.1*),
Listeriosis okuloglandular
A32.9

Listeriosis, tidak dijelaskan

A33 Tetanus neonatorum


Tetanus khas dengan spasme tonik berulang otot sadar, terjadi
setelah luka, dan bisa terjadi pada prosedur kebidanan dan bayi baru
lahir. Spasme otot rahang memberinya nama lockjaw atau rahang
terkunci. Penyebabnya exotoksin (tetanospasmin) Clostridium tetani, basil
anaerob yang sporanya stabil bertahun-tahun, bisa terdapat di tanah dan
kotoran binatang..
Tetanospasmin memasuki syaraf pusat melalui syaraf motorik atau
aliran darah. Toksin berikatan pada sinaps dan menyebabkan kekakuan
umum, dengan masa inkubasi 2-50 (biasanya 5-10) hari. Gejala yang
paling sering kekakuan rahang sehingga sulit membuka mulut (trismus),
di samping spasme otot muka sehingga terlihat seperti senyum terfiksir
dengan alis mata naik (risus sardonicus). Kekakuan otot perut, leher dan
punggung malah opisthotonus bisa terjadi. Spasme sfingter
menyebabkan retensi urin dan konstipasi. Sensoris biasanya jernih, tapi
koma bisa segera timbul setelah kejang.
A34 Tetanus obstetri
A35 Tetanus lain, Tetanus NOS

A36 Diphtheria
Difteri adalah penyakit menular akut akibat Corynebacterium
diphtheriae, khas dengan pseudomembran fibrinosa pada mukosa
pernafasan, dan kerusakan jaringan miokardium dan syaraf akibat
eksotoksin. Difteri kulit juga umum terjadi. Tiga jenis C. diphtheriae, yaitu
mitis, intermedius, dan gravis, yang menyebar melalui sekresi orang yang

Apikes Iris, Padang

20

terinfeksi. Biasanya kuman bersarang di tonsil atau nasofarings. Jenis


toksigenik menghasilkan eksotoksin yang mematikan sel-sel di sekitarnya
dan sel-sel yang jauh karena dibawa oleh darah. Lesi patologis ditemukan
di saluran nafas, orofarings, miokardium, sistem syaraf, dan ginjal.
Membran di daerah tonsil, bewarna abu-abu kotor, keras dan
berfibrin, melekat dengan erat sehingga pembuangannya menyebabkan
perdarahan. Edema larings dan farings bisa menyumbat pernafasan.
Tanpa antitoksin bisa terjadi miokarditis dan kegagalan jantung, serta
kelumpuhan otot mulut, rahang dan tenggorok (bulbar paralysis)
A36.0

Difteri farings

Angina membranosa difteri


Difteri tonsil
A36.1

Difteri nasofarings

A36.2

Difteri larings,

Laringotrakheitis difteri
A36.3

Difteri kulit

Kecuali: erythrasma (L08.1)


A36.8

Difteri lain

Konjungtivitis difteri (H13.1*); miokarditis difteri (I41.0*),


polyneuritis difteri (G63.0*)
A36.9

Diphtheria, tidak dijelaskan

A37 Whooping cough


Batuk rejan atau pertussis ini akut, sangat menular, khas dengan
batuk paroksismal spasmodik (tiba-tiba dan terus-menerus) yang biasanya
berakhir dengan inspirasi panjang, berbunyi dengan nada tinggi
(whoop). Penyebabnya adalah Bordetella pertussis. Bentuk yang lebih
ringan disebabkan oleh B. parapertussis.
Infeksi karena menghirup kuman yang disebarkan pasien lain ke
udara. Pertussis bisa menyerang setiap usia, walaupun lebih dari separo
berusia di bawah 2 tahun. Masa inkubasi 7-14 hari, penyakit berlangsung
selama 6 minggu. Stadium kataralis berlangsung ringan, dengan batuk,
air mata, dan tanda pilek lain. Stadium paroksismal terjadi setelah 10-14
hari, dengan 5 sampai >15 batuk berturut-turut dengan cepat, diakhiri
dengan pernafasan dalam dan berbunyi. Setelah beberapa pernafasan
normal, paroksisma dimulai kembali. Stadium kataralis dan paroksismal
awal sangat menular. Stadium penyembuhan terjadi setelah 4 minggu,
batuk menurun frekuensi dan beratnya. Lama penyakit rata-rata 51 hari
(3 minggu 3 bulan).
A37.0

Whooping cough disebabkan Bordetella pertussis

A37.1

Whooping cough disebabkan Bordetella parapertussis

A37.8

Whooping cough disebabkan spesies Bordetella lain

A37.9

Whooping cough, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang

21

A38 Scarlet fever


Skarlatina
Kecuali:

sore throat akibat streptokokus

Skarlatina disebabkan Streptokokus group A yang membuat


erythrotoxin, menyebabkan warna merah pada kulit. Gejala yang khas
antara lain circumoral pallor yaitu kelihatan pucat di sekitar mulut
karena muka sangat merah, lidah strawberry karena papilla menonjol
pada lapisan merah terang, dan Pastias lines berupa garis merah gelap di
lipatan kulit.

A39 Infeksi meningokokus


Meningokokus dapat menyebabkan infeksi pada meningen, adrenal,
jantung, dan sebagainya. Ia juga menyebabkan bakteremia dengan sifat
akut atau kronis.
A39.0 Meningitis meningokokus (G01*)
A39.1 Sindroma Waterhouse-Friderichsen (E35.1*);
Adrenalitis haemoragika meningokokus
Sindroma adrenal meningokokus
A39.2

Acute meningococcaemia

A39.3

Chronic meningococcaemia

A39.4

Meningokokaemia, tidak dijelaskan;

Bakteremia meningokokus NOS


A39.5 Penyakit jantung meningokokus
Pericarditis meningokokus (I32.0*)
Endocarditis meningokokus (I39.8*),
Myocarditis meningokokus (I41.0*),
Karditis meningokokus NOS (I52.0*)
A39.8

Infeksi meningokokus lain

Encephalitis meningokokus meningokokus (G05.0*)


Konjunctivitis meningokokus (H13.1*)
Retrobulbar neuritis meningokokus (H48.1*)
Arthritis meningokokus (M01.0*)
Artritis pasca-meningokokus (M03.0*)
A39.9

Infeksi meningokokus , tidak dijelaskan

Penyakit meningokokus NOS

Apikes Iris, Padang

22

A40 Septikemia streptokokus


Septikemia adalah terdapatnya kuman di dalam darah (bakteremia)
yang disertai oleh manifestasi klinis infeksi tersebut. Bakteremia
umumnya, dan biasanya sementara, menyertai berbagai tindakan bedah
(misalnya insisi abses); atau akibat kolonisasi kuman pada saluran infus
atau kateter kandung kemih yang terpasang lama Demam hampir selalu
menyertai septikemia, dengan awalnya menggigil. Erupsi pada kulit
sering terjadi
Kecuali:

setelah:

abortus atau hamil ektopik atau mola

(O03-O07, O08.0),
infus, transfusi atau injeksi terapi (T80.2),
immunisasi (T88.0),
ketika melahirkan (O75.3), masa nifas (puerperal) (O85)
pada neonatus (P36.0-P36.1)
pasca-prosedur (T81.4),
A40.0

Septikemia akibat streptokokus, group A

A40.1

Septikemia akibat streptokokus, group B

A40.2

Septikemia akibat streptokokus, group D

A40.3

Septikemia akibat Streptococcus pneumoniae,

Septikemia pneumokokus
A40.8

Septikemia akibat streptokokus lainnya

A40.9

Septikemia akibat streptokokus, tidak dijelaskan

A41 Septikemia lain


Kecuali:
melioidosis septikemik (A24.1), plague septikemik
(A20.7)
toxic shock syndrome (A48.3), bacteraemia NOS (A49.9)
setelah:

abortus atau hamil ektopik atau mola (O03-

O07, O08.0),
infus, transfusi atau injeksi terapi (T80.2),
immunisasi (T88.0),
selama melahirkan (O75.3)
septikemia (akibat)(pada):
tularaemia (A21.7), anthrax (A22.7), Erysipelothrix (A26.7),
yersiniosis extraintestinum (A28.2), listeria (A32.7),
meningokokus (A39.2-A39.4), streptokokus (A40.-),
aktinomikotik (A42.7), gonokokus (A54.8),

Apikes Iris, Padang

23

herpesvirus (B00.7), kandida (B37.7),


puerperal (O85), neonatal (P36.-), pasca-prosedur (T81.4),
A41.0

Septikemia akibat Staphylococcus aureus

A41.1

Septikemia akibat stafilokokus lain yang disebutkan

Septikemia akibat stafilokokus koagulase-negatif


A41.2

Septikemia akibat stafilokokus yang tidak dijelaskan

A41.3

Septikemia akibat Haemophilus influenzae

A41.4

Septikemia akibat kuman anaerob

Kecuali: gas gangrene (A48.0)


A41.5

Septikemia akibat organisme Gram-negative lain

Septikemia Gram-negative NOS


A41.8

Septikemia lain yang dijelaskan

A41.9

Septicaemia, tidak dijelaskan;

Septic shock

A42 Actinomycosis
Aktinomikosis adalah penyakit infeksi kronis yang khas dengan
banyak sinus yang mengalirkan cairan dan disebabkan mikroorganisme
gram positif anaerob yang sering terdapat pada gusi, tonsil, dan gigi,
yaitu Actinomyces israelii..
Penyakit ini sering terdapat pada pria dewasa. Pada bentuk yang
paling umum, cervicofacialis, tempat masuk utama adalah gigi yang
membusuk. Bentuk lain adalah pulmonalis akibat terhirupnya sekresi
mulut; dan abdominalis akibat pecahnya mukosa suatu divertikulum atau
appendix. Lesi yang khas berupa daerah mengeras berisi abses kecil-kecil
yang saling berhubungan dikelilingi oleh jaringan granulasi. Penyakit
menyebar ke jaringan yang berdekatan, dan kadang-kadang melalui aliran
darah.
Bentuk servikofasialis dimulai dengan bengkak di bawah mukosa
mulut atau kulit leher. Area yang melunak akan menjadi sinus dengan
fistula berisi cairan seperti granul sulfur kuning, dengan diameter 1 mm.
Pada bentuk pulmonalis, serangan diikuti oleh nyeri dada, demam, batuk
produktif, dan perforasi dinding dada oleh saluran sinus. Bentuk
abdominalis menyerang cecum, appendix, dan peritoneum; khas dengan
nyeri, demam, muntah, diare atau konstipasi, dan kurus. Massa abdomen
biasa terdapat, dan pada dinding bisa muncul sinus dan fistula. Bentuk
generalisata disebabkan oleh septikemia, menyebar melalui darah ke
kulit, vertebrae, otak, hati, ginjal, ureter dan organ pelvis (wanita).
Kecuali : Kecuali: actinomycetoma (B47.1)
A42.0

Aktinomikosis pulmonalis

Apikes Iris, Padang

24

A42.1

Aktinomikosis abdominalis

A42.2

Aktinomikosis servikofasialis

A42.7

Septikemia aktinomikosis

A42.8

Bentuk lain aktinomikosis

A42.9

Aktinomikosis, tidak dijelaskan

A43 Nocardiosis
Nokardiosis adalah penyakit infeksi akut atau kronis yang
menimbulkan granuloma dan nanah di seluruh tubuh, akibat Nocardia
asteroides, suatu saprofit tanah. Organisme ini biasanya masuk melalui
paru-paru, sering menyerang orang tua yang lemah. Penyebaran melalui
aliran darah dan menimbulkan abses di otak, kadang-kadang di ginjal
atau organ lain.
A43.0

Nokardiosis pulmonalis

A43.1

Nokardiosis kulit

A43.8

Bentuk lain nokardiosis

A43.9

Nokardiosis, tidak dijelaskan

A44 Bartonellosis
Disebabkan Bartonella bacilliformis dan hanya di Amerika Selatan,
khas dengan anemia dan demam (demam Oraya) atau erupsi kulit yang
kronis (Verruga peruana)
A44.0

Bartonellosis sistemik

Demam Oroya
A44.1

Bartonellosis kulit dan mukosa kulit

Verruga peruana
A44.8

Bentuk lain bartonellosis

A44.9

Bartonellosis, tidak dijelaskan

A46 Erysipelas
Erisipelas adalah selulitis permukaan akibat Streptokokus
hemolitikus Group A, sering melibatkan muka, lengan atau tungkai.
Selulitis adalah radang akut menyebar rata pada jaringan padat seperti
kulit atau bawah kulit, jarang pada struktur yang lebih dalam, dan khas
dengan hiperemia, infiltrasi lekosit, dan edema tanpa nekrosis atau
pernanahan Lesi berbatas tegas, sembab, merah mengkilat, dan nyeri
tekan; sering disertai oleh vesikel dan bulla. Garis-garis merah perifer
dan limfadenopati regional kadang-kadang muncul; sedangkan demam

Apikes Iris, Padang

25

tinggi, menggigil dan lesu umum terjadi. Erisipelas bisa muncul berulang
dan menyebabkan limfedema kronis. Tempat masuk kuman bisa dari
infeksi jamur pada sela jari kaki.
Kecuali : erisipelas nifas (O86.8)

A48 Penyakit bakteri lain, not elsewhere classified


Gas gangrene disebabkan oleh Clostridium perfringens dengan
nekrosis pada otot dan selulitis, sering pada kaki. Penyakit Legionnnaires
disebabkan oleh Legionella pneumophila, menyerang American Legion di
Philadelphia tahun 1976, menyebabkan gejala pernafasan berupa
pneumonia. Bentuk yang lebih ringan tidak menyebabkan pneumonia,
cuma mirip flu.
TSS atau toxic shock syndrome khas dengan demam tinggi, muntah,
diare, bingung, kulit merah, dan bisa syok; diduga akibat Staphylococcus
aureus, sering pada wanita menstruasi akibat pemakaian tampon, atau
laki-laki pascabedah. Muncul tahun 1978, menurut drastis tahun 1981
setelah penarikan beberapa jenis tampon dari pasaran. Demam purpura
(kulit keunguan seperti lecet) Brazilia disebabkan oleh infeksi sistemik
Hemophilus aegyptus
Kecuali : actinomycetoma (B47.1)
A48.0

Gas gangrene

Clostridial: cellulitis, myonecrosis


A48.1

Penyakit Legionnaires

A48.2

Penyakit Legionnaires Nonpneumonic [demam Pontiac]

A48.3

Toxic shock syndrome

Kecuali: septikemia NOS (A41.9), syok endotoxik NOS (R57.8)


A48.4

Brazilian purpuric fever;

Infeksi sistemik Haemophilus aegyptius


A48.8

Penyakit bakteri lain yang dijelaskan

A49 Infeksi bakteri, situs tidak dijelaskan


Kecuali: infeksi meningokokus NOS (A39.9),
infeksi spirokhaeta NOS (A69.9)
infeksi chlamydia NOS (A74.9),
infeksi rickettsia NOS (A79.9),
bakteri penyebab penyakit yang diklasifikasikan pada bab
lain (B95-B96),
A49.0

Infeksi stafilokokus, tidak dijelaskan

A49.1

Infeksi streptokokus, tidak dijelaskan

A49.2

Infeksi Haemophilus influenzae, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang

26

A49.3

Infeksi Mycoplasma, tidak dijelaskan

A49.8

Infeksi bakteri lain dengan situs tidak dijelaskan

A49.9

Infeksi bakteri, tidak dijelaskan;

Bacteraemia NOS

Infeksi yang terutama ditularkan hubungan seks (A50A64)


Kecuali:

penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20-

B24)
uretritis nonspesifik and uretritis non-gonokokus (N34.1)
penyakit Reiter's (M02.3)
A50 Sifilis kongenital
Sifilis (lues) adalah penyakit sistemik menular akibat spirochete
Treponema pallidum, khas dengan stadium klinis dan laten (tanpa gejala)
bertahun-tahun. T. pallidum bisa menyerang semua jaringan dan organ,
atau ditularkan ibu ke janin melalui plasenta (sifilis kongenital). Sifilis
dapat dideteksi oleh uji serologik sifilis (Serologic Tests for Syphilis - STS)
pada wanita hamil sehingga penularan ke anak dapat dicegah.
Sifilis kongenital terbagi atas jenis dini, yang gejalanya muncul
sebelum usia 2 tahun, dan jenis lanjut. Pada sifilis kongenital dini, lesi
kulit berupa erupsi bullosa atau rash makula merah tembaga di telapak
tangan dan kaki, dan papula di hidung, mulut dan daerah diaper. Berat
badan sulit naik, terlihat seperti orang tua, retak-retak di sekitar mulut
(rhagades), hidung mengeluarkan sekret mukopurulenta atau bernoda
darah, hati dan limpa membesar, dan limfadenopati umum. Bisa timbul
meningitis, choroiditis (pada mata), hydrocephalus, kejang, atau retardasi
mental. Pada 3 bulan pertama kelahiran bisa terjadi pseudoparalysis
akibat osteochondritis (chondroepiphysitis). Gejala yang khas adalah
Triad Hutchinson, yaitu (1) keratitis interstitialis yang dapat
menyebabkan parut kornea, (2) insisor Hutchinson (insisor atas sempit
dengan cekungan), dan (3) tuli syaraf akibat kerusakan NC VIII (n.
auditorius).
Tahap laten bisa berlangsung seumur hidup. Stadium lanjut ditandai
ulkus gusi yang dapat menyerang hidung, septum dan palatum durum,
penonjolan os frontalis dan parietalis, tibia mirip pedang (saber shins),
neurosifilis meningen atau otak, dan atrofi mata. Bisa juga terjadi
gangguan perkembangan maksilla sehingga wajah mirip bulldog

A50.0

Sifilis kongenital dini, dengan gejala

Setiap kondisi sifilis kongenital yang dinyatakan dini atau


muncul dalam waktu kurang dari dua tahun sejak lahir

Apikes Iris, Padang

27

Sifilis kongenital dini: kulit, mukokutan, viseral


Rhinitis, faringitis, laringitis, pneumonia: sifilitika kongenital
dini
Okulopati, osteokondrodistrofi: sifilitika kongenital dini
A50.1

Sifilis kongenital dini, latent

Sifilis kongenital tanpa manifestasi klinis, dengan reaksi


serologis positif dan uji cairan spinal negatif, kurang dari dua
tahun sejak lahir.
A50.2

Sifilis kongenital dini, tidak dijelaskan

Sifilis kongenital NOS kurang dari dua tahun sejak lahir


A50.3

Okulopati sifilitika kongenital lanjut

Keratitis interstitialis sifilitika kongenital lanjut

(H19.2*)
Okulopati sifilitika kongenital lanjut NEC (H58.8*)
Kecuali: Triad Hutchinson (A50.5)
A50.4

Neurosifilis kongenital lanjut [neurosifilis juvenile]

Dementia paralytica juvenilis


Juvenile: general paresis, tabes dorsalis, taboparetic
neurosyphilis
Meningitis (G01*), encephalitis (G05.0*): sifilitika
kongenital lanjut
Polyneuropathy (G63.0*) sifilitika kongenital lanjut
Kecuali: Triad Hutchinson (A50.5)
A50.5

Sifilis kongenital lanjut lain dengan gejala klinis

Setiap kondisi sifilis kongenital yang dinyatakan lanjut atau


muncul dua tahun atau lebih sejak lahir
Syphilitic saddle nose [pangkal hidung mencekung seperti
sadel]
Gigi atau triad Hutchinson
Clutton's joints (M03.1*): [sendi lutut membengkak]
Artropati sifilitika (M03.1*), osteokhondropati sifilitika
(M90.2*)
Sifilis kardiovaskuler kongenital lanjut (I98.0*),
A50.6

Sifilis kongenital lanjut, latent

Apikes Iris, Padang

28

Sifilis kongenital tanpa manifestasi klinis, dengan reaksi


serologis positif dan uji cairan spinal negatif, dua tahun atau
lebih sejak lahir
A50.7

Sifilis kongenital lanjut, tidak dijelaskan

Sifilis kongenital NOS dua tahun atau lebih sejak lahir


A50.9

Sifilis kongenital, tidak dijelaskan

A51 Sifilis dini


T. pallidum masuk melalui membran mukosa atau kulit pada kontak
seksual, termasuk orogenital, anorektum, ciuman atau kontak tubuh.
Dalam beberapa jam ia mencapai kelenjar limfe regional dan menyebar ke
seluruh tubuh. Masa inkubasi biasanya 3-4 minggu. Gejala bisa muncul
pada berbagai stadium tanpa didahului stadium yang lebih ringan, atau
lama setelah infeksi awal.
Lesi primer muncul setelah 4 minggu berupa papula merah yang
menjadi ulkus tanpa nyeri dengan dasar keras yang disebut chancre., dan
pembesaran tanpa nyeri kelenjar limfe regional. Chancre primer terdapat
di penis, anus, rektum; vulva, servix, dan perineum; di samping bibir,
lidah, mukosa pipi, tonsil, atau jari. Penyembuhan disertai oleh jaringan
parut dalam waktu4-8 minggu.
Sifilis sekunder berupa rash muncul 6-12 minggu setelah infeksi.
Rash umumnya tersebar simetris, dapat menjadi makula, papula, pustula,
atau skuamosa, sering sembuh tanpa parut, atau hanya dengan bekasbekas bewarna hitam atau putih. Papula di perbatasan mukosa dan kulit,
misalnya vulva, hipertrofi dengan permukaan datar, bewarna merah pucat
atau abu-abu, yang disebut kondiloma latum. Selain kulit dan mukosa,
terdapat pembesaran kelenjar limfe dimana-mana, disertai keterlibatan
mata, tulang, sendi, meningen, ginjal, hati, dan limpa.
Penularan sangat mudah pada sifilis primer atau sekunder, tapi
sukar pada sifilis tertier. Pada sifilis laten, infeksi kulit dan mukosa terjadi
pada tahun pertama, lalu hilang bertahun-tahun atau seumur hidup.
Kemunculan kembali sering dalam stadium tertier.
A51.0

Sifilis genital primer

Syphilitic chancre NOS


A51.1

Sifilis primer anus

A51.2

Sifilis primer di tempat lain

A51.3

Sifilis sekunder kulit dan membran mukosa

Condyloma latum
alopecia sifilitika (L99.8*), leukoderma sifilitika (L99.8*),
patch mukosa sifilitika
A51.4

Sifilis sekunder lain

Meningitis sifilitika sekunder (G01*),

Apikes Iris, Padang

29

iridosiklitis sifilitika sekunder (H22.0*), okulopati sifilitika


sekunder NEC (H58.8*)
myositis sifilitika sekunder (M63.0*), periostitis sifilitika
sekunder (M90.1*)
pelvic inflammatory disease (PID) wanita sifilitika sekunder
(N74.2*),
limfadenopati sifilitika sekunder,
A51.5

Sifilis dini, latent

Sifilis (didapat) tanpa manifestasi klinis, dengan reaksi


serologis positif dan uji cairan spinal negatif, kurang dari dua
tahun sejak infeksi
A51.9

Sifilis dini, tidak dijelaskan

A52 Sifilis lanjut


Sifilis lanjut atau tertier terbagi secara klinis atas (1) sifilis tertier
ringan pada kulit, tulang dan visera, (2) sifilis kardiovaskuler, dan (3)
sifilis syaraf (neurosifilis). Sifilis tertier ringan memiliki lesi khas berupa
gumma, yaitu reaksi granuloma kronis yang menyebabkan nekrosis dan
fibrosis, dan ulkus tanpa nyeri yang membesar dan meninggalkan parut.
Gumma terjadi di kulit, jaringan bawah kulit, submukosa, dan organorgan dalam seperti lambung, paru-paru, hati, testis, atau khoroid mata.
Pada keadaan lanjut bisa timbul artropati Charcot berupa kerusakan
sendi tanpa nyeri, pembesaran tulang dan terbatasnya gerakan.
Sifilis kardiovaskuler menyebabkan timbulnya aneurisma aorta,
penyempitan pangkal a. koronaria, insufisiensi katup aorta. Sifilis syaraf
muncul sebagai neurosifilis meningovaskuler dengan berbagai gejala
gangguan syaraf mulai dari sakit kepala sampai lumpuh. Khas disini
adalah pupil Argyll Robertson, yaitu pupil kecil tidak beraturan yang
bereaksi normal pada akomodasi atau rangsangan cahaya. Kerusakan
medulla spinalis menimbulkan tabes dorsalis (ataxia lokomotor) dengan
nyeri, ataksia (kontrol gerakan berkurang), gangguan sensoris, dan
hilangnya refleks tendon.
A52.0 Cardiovascular syphilis
Sifilis kardiovaskuler NOS (I98.0*)
Inkompetensi aorta (I39.1*), regurgitasi pulmonalis (I39.3*)
sifilitika
Perikarditis (I32.0*), endokarditis NOS (I39.8*), myokarditis
(I41.0*), sifilitika
Arteritis serebri (I68.1*), aneurisma aorta (I79.0*), aortitis
(I79.1*), sifilitika
A52.1

Neurosifilis simptomatik

Syphilitic parkinsonism (G22*),


Tabes dorsalis

Apikes Iris, Padang

30

Charcot's arthropathy (M14.6*)


[sendi rusak karena nyeri di dalamnya tak bisa dirasakan
pasien]
Meningitis sifilitika lanjut (G01*), encephalitis sifilitika
lanjut (G05.0*),
Polyneuropathy sifilitika lanjut (G63.0*),
Optic atrophy sifilitika lanjut (H48.0*),
Retrobulbar neuritis sifilitika lanjut (H48.1*) radang n.
opticus,
Acoustic neuritis sifilitika lanjut (H94.0*)
A52.2

Neurosifilis asimptomatik (tanpa gejala)

A52.3

Neurosifilis, tidak dijelaskan

Gumma sifilis pada sistem syaraf pusat NOS


Sifilis (lanjut) pada sistem syaraf pusat NOS
Syphiloma pada sistem syaraf pusat NOS
A52.7

Sifilis lanjut dengan gejala lainnya

Penyakit glomerulus pada syphilis (N08.0*)


Gumma (sifilitika), sifilis lanjut atau tertier:
semua tempat, kecuali yang diklasifikasikan pada A52.0A52.3
Episcleritis sifilitika lanjut (H19.0*), chorioretinitis sifilitika
lanjut (H32.0*),
Okulopathy sifilitika lanjut NEC (H58.8*), peritonitis
sifilitika lanjut (K67.2*)
Leukoderma sifilitika lanjut (L99.8*), bursitis sifilitika lanjut
(M73.1*),
Pelvic inflammatory disease (PID) wanita sifilitika lanjut
(N74.2*).
Sifilis [stadium tidak dijelaskan] pada:
paru-paru (J99.8*), hati (K77.0*),
otot (M63.0*), synovium (M68.0*), tulang (M90.2*)
A52.8

Sifilis lanjut, latent

Sifilis (didapat) tanpa manifestasi klinis, dengan reaksi


serologis positif fan uji cairan spinal negatif, dua tahun atau
lebih sejak lahir.

Apikes Iris, Padang

31

A52.9

Sifilis lanjut, tidak dijelaskan

A53 Sifilis lain dan tidak dijelaskan


A53.0 Sifilis, tidak dijelaskan dini atau lanjut
Sifilis laten NOS
Reaksi serologis sifilis positif
A53.9

Sifilis, tidak dijelaskan

Infeksi Treponema pallidum NOS


Sifilis (didapat) NOS
Kecuali: sifilis NOS penyebab kematian pada usia <2 tahun
(A50.2)

A54 Infeksi gonokokus


Gonorrhea adalah penyakit infeksi Neisseria gonorrhoeae pada
epitel urethra, servix, rektum, farings, atau mata, yang dapat
menyebabkan bakteremia dan komplikasi yang luas, dengan penyebaran
biasanya melalui kontak seksual. Wanita sering merupakan carrier
tanpa gejala selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Infeksi
tanpa gejala juga sering terdapat pada orofarings dan rektum lelaki
homoseksual.
Masa inkubasi pada laki-laki 2-14 hari, diikuti rasa tidak nyaman di
urethra, dysuria, dan sekret bernanah dari muara urethra yang merah
dan sembab. Sering berkemih (frequency) dan tersesak (urgency)
muncul ketika infeksi makin ke pangkal urethra. Pada wanita masa
inkubasi 7-21 hari, ringan; kadang-kadang dengan dysuria, sering
berkemih, dan sekret vagina akibat nanah di kelenjar Bartholini.. Infeksi
sering pada servix dan organ reproduksi dalam, disusul urethra dan
rektum, dengan komplikasi salpingitis. Gonorrhea rektum timbul akibat
hubungan seks melalui anus, dan.faringitis gonorrhea akibat hubungan
seks melalui mulut.
A54.0

Infeksi gonokokus pada saluran genitourinarius bawah

tanpa abses kelenjar periuretra atau kelenjar aksesorius.


Servisitis gonokokus NOS, vulvovaginitis gonokokus NOS
Cystitis gonokokus NOS, urethritis gonokokus NOS,
A54.1

Infeksi gonokokus pada saluran genitourinarius bawah

dengan abses kelenjar periuretra atau kelenjar aksesorius


Abses gonokokus kelenjar Bartolini
A54.2 Pelviperitonitis gonokokus dan infeksi gonokokus lainnya
Prostatitis gonokokus (N51.0*), orchitis atau epididymitis
gonokokus (N51.1*)
Pelvic inflammatory disease [PID] gonokokus wanita
(N74.3*)

Apikes Iris, Padang

32

Kecuali: peritonitis gonokokus (A54.8)


A54.3

Infeksi gonokokus pada mata

Konjungtivitis gonokokus (H13.1*), iridocyclitis gonokokus


(H22.0*)
Ophthalmia neonatorum akibat gonokokus
A54.4 Infeksi gonokokus pada sistem muskuloskeletonl
Arthritis gonokokus (M01.3*), synovitis atau tenosynovitis
gonokokus (M68.0*)
Bursitis gonokokus (M73.0*), osteomyelitis (M90.2*)
gonokokus
A54.5

Faringitis gonokokus

A54.6

Infeksi gonokokus pada anus dan rektum

A54.8

Infeksi gonokokus lainnya

Meningitis gonokokus (G01*), abses gonokokus otak


(G07*),
Perikarditis gonokokus (I32.0*), endokarditis gonokokus
(I39.8*),
Miokarditis gonokokus (I41.0*), pneumonia gonokokus
(J17.0*),
Peritonitis gonokokus (K67.1*),
Septikemia gonokokus, dan lesi kulit gonokokus
Kecuali: pelviperitonitis gonokokus (A54.2)
A54.9

Infeksi gonokokus, tidak dijelaskan

A55 Limfogranuloma chlamydia (venereum)


Penyakit akibat chlamydia ini memiliki lesi primer sementara yang
diikuti limfangitis suppuratif dan komplikasi lokal yang serius. Gejala
awal biasanya limfadenopati inguinalis unilateral dengan nyeri tekan,
kemudian membesar dan melekat ke struktur sekitar dan menyebabkan
radang kulit setempat. Sinus-sinus kecil terbentuk dengan cairan
purulenta atau mukopurulenta.
Bubo iklim atau tropis
Penyakit Durand-Nicolas-Favre
Esthiomene
Lymphogranuloma inguinale

Apikes Iris, Padang

33

A56 Penyakit chlamydia lain yang ditularkan melalui hubungan


seksual
Termasuk:
infeksi hubungan seksual akibat Chlamydia
trachomatis
Kecuali:

lymphogranuloma chlamydia (A55), kondisi pada A74.-

pneumonia chlamydia neonatus (P23.1), konjungtivitis


chlamydia neonatus (P39.1),
A56.0

Infeksi chlamydia pada saluran genitourinarius bawah

Servisitis chlamydia, vulvovaginitis chlamydia


Cystitis chlamydia, urethritis chlamydia
A56.1 Infeksi chlamydia pada pelviperitoneum dan organ
genitourinarius lain
Orchitis atau epididymitis chlamydia (N51.1*)
Pelvic inflammatory disease [PID] chlamydia wanita
(N74.4*),
A56.2

Infeksi chlamydia saluran genitourinarius, tidak dijelaskan

A56.3

Infeksi chlamydia anus dan rektum

A56.4

Infeksi chlamydia farings

A56.8

Infeksi chlamydia melalui hubungan seksual pada tempat

lain

A57 Chancroid
Penyakit lokal akut akibat Haemophylus ducreyi, khas dengan ulkus
genital yang nyeri dan pernanahan kelenjar limfe inguinalis..
Ulcus molle

A58 Granuloma inguinale


Granuloma kronis akibat Donovania granulomatis, biasanya
melibatkan genitalia dan mungkin disebabkan oleh kontak seksual.
Donovanosis

A59 Trikhomoniasis
Infeksi yang biasanya bersama gonorrhea ini disebabkan oleh
Trichomonas vaginalis, lebih sering pada wanita dengan akibat vaginitis,
urethritis, dan cystitis.. Awal penyakit ditandai oleh cairan kuning
kehijauan dan berbusa. Pada pria biasanya tanpa gejala, cairan uretra
berbusa atau bernanah, dysuria dan frequency, dengan komplikasi
epididymitis dan prostatitis.

Apikes Iris, Padang

34

Kecuali:
A59.0

trikhomoniasis usus (A07.8)

Trikhomoniasis urogenital;

Leukorrhoea (vaginalis); Prostatitis (N51.0*) akibat T.


vaginalis
A59.8

Trikhomoniasis di tempat lain

A59.9

Trikhomoniasis, tidak dijelaskan

A60 Infeksi herpesviral [herpes simplex] anogenital


Herpes genitalis adalah infeksi kulit genital oleh herpes simplex
virus (HSV), yang menyebar melalui hubungan seksual. Lesi muncul
dalam 4-7 hari setelah kontak berupa lesi primer yang nyeri. Lesi sering
menyerang preputium, glans dan batang penis; atau labia, clitoris,
perineum, vagina dan cervix, serta pada rektum dan anus akibat anal
sex.. Selain itu terjadi kelelahan umum, demam, dan sulit berkemih atau
berjalan.
A60.0

Infeksi herpesvirus saluran genitalia dan urogenitalis

Infeksi herpesvirus saluran genital: wanita (N77.0-N77.1*);


pria (N51.-*)
A60.1

Infeksi herpesvirus kulit perianus dan rektum

A60.9

Infeksi herpesvirus anogenita;, tidak dijelaskan

A63 Penyakit hubungan seksual lain, tidak diklasifikasi di tempat


lain
Kecuali: molluscum contagiosum (B08.1), papilloma servix
(D26.0)
Genital warts (condylomata acuminata, jerawat kelamin) disebabkan
oleh human papilloma virus (HPV) di daerah lembab pangkal preputium,
muara uretra, dan batang penis; serta vulva, dinding vagina, servix. dan
perineum. Munculannya berupa sembab kecil yang lembab, lunak, pink
atau merah yang tumbuh dengan cepat dan bertangkai.
A63.0

Anogenital (venereal) warts

A63.8

Penyakit hubungan kelamin lain yang dijelaskan

A64 Penyakit hubungan kelamin yang tidak dijelaskan


Penyakit kelamin NOS

Penyakit akibat spirochaeta lainnya (A65-A69)


Kecuali:

leptospirosis (A27.-); syphilis (A50-A53)

Apikes Iris, Padang

35

A65 Sifilis nonvenereal


Bejel; sifilis endemic; Njovera
Sifilis endemik disebabkan oleh Treponema pallidum II, dimulai
sejak kanak-kanak sebagai patch mukosa pipi, disusul oleh lesi
papulosquamosa dan erosi di badan dan anggota. Periostitis tungkai
bawah sering terjadi. Lesi gumma pada hidung dan palatum molle
berkembang pada tingkat lanjut.

A66 Yaws
Termasuk:

Bouba, framboesia (tropica), pian

Yaws disebabkan oleh T. pertenue sebagai granuloma atau makula


di tempat inokulasi, biasanya tungkai bawah. Lesi telapak kaki berupa
ulkus nyeri (crab yaws). Kesembuhan lesi diikuti oleh erupsi di muka,
anggota, dan panggul. Lesi destruktif muncul pada stadium lanjut, yaitu
periostitis (terutama tibia), exostosis maksilla bagian hidung, nodul
disekitar sendi, lesi gumma kulit, dan ulkus mutilans di muka, terutama
sekitar hidung (gangosa).
A66.0

Yaw, lesi awal

Chancre of yaws;
Framboesia, awal atau primer;
Mother yaw
Ulkus framboesia awal
A66.1

Yaw papillomata ganda dan wet crab

Framboesioma
Pianoma;
Papilloma plantaris atau palmaris yaws
A66.2

Lesi awal kulit lain pada yaws

Yaws kulit <5 tahun setelah infeksi;


Yaws (kulit) (makularis) (makulopapularis) (mikropapularis)
(papularis) dini
Framboeside pada yaws dini
A66.3

Hiperkeratosis pada yaws

Ghoul hand
Worm-eaten soles
Hyperkeratosis, palmaris atau plantaris (dini) (lanjut) akibat
yaws
A66.4

Gummata dan ulkus pada yaws

Framboeside gummatosa
Yaws nodularis (bertukak) lanjut

Apikes Iris, Padang

36

A66.5

Gangosa

Rhinopharyngitis mutilans
A66.6

Lesi tulang dan kulit pada yaws

Ganglion, hydrarthrosis, osteitis, periostitis (hipertrofik):


pada yaws (dini) (lanjut)
Goundou, gumma tulang, osteitis atau periostitis gummatosa:
pada yaws (lanjut)
A66.7

Manifestasi lain yaws

Nodul yaws juxta-articularis


Yaws mukosa
A66.8

Yaws laten

Yaws tanpa gejala klinis, dengan serologis positif


A66.9

Yaws, tidak dijelaskan

A67 Pinta [carate]


Disebabkan oleh T. carateum, pinta dimulai di tempat inokulasi
sebagai papula kecil yang berkembang menjadi plak eritematosa, lalu
menjadi patch di muka, leher dan anggota. Setelah beberapa tahun
muncul patch kebiruan yang simetris di muka dan anggota serta tonjolan
tulang, kemudian menjadi putih seperti vitiligo.
A67.0

Lesi primer pinta

Chancre (primer) atau papula (primer): dari pinta (carate)


A67.1

Lesi intermedia pinta

Plak eritematosa, lesi hiperkromik, hiperkeratosis; pintids:


dari pinta (carate)
A67.2

Lesi lanjut pinta

Lesi kardiovaskuler (I98.1*) dari pinta (carate)


Lesi kulit akromik, sikatriks, atau diskromik: dari pinta
(carate)
A67.3

Lesi campuran dari pinta

Lesi kulit akromik bercampur dengan hiperkromik dari pinta


(carate)
A67.9

Pinta, tidak dijelaskan

A68 Relapsing fevers demam berulang

Apikes Iris, Padang

37

Relapsing fever adalah infeksi akut akibat spirochaeta jenis Borrelia


yang ditularkan oleh kutu (tick atau lice). Masa inkubasi 3-11 hari, lalu
menggigil, demam tinggi, takikardia, sakit kepala berat, muntah, nyeri
otot dan sendi, dan sering meracau (delirium). Rash makula atau papula
muncul di badan dan anggota; dan bisa disertai perdarahan konjungtiva,
subkutis atau submukosa. Demam berlangsung 3-5 hari, sembuh dan
berulang lagi 2-10 kali setiap 1-2 minggu. Jaundice, hepatomegaly,
splenomegaly, myocarditis, dan kegagalan jantung bisa menyertainya.
Kesembuhan terjadi setelah pasien memperoleh kekebalan alamiah.
Termasuk : Recurrent fever
Kecuali : Lyme disease (A69.2)
A68.0

Louse-borne relapsing fever

Relapsing fever akibat Borrelia recurrentis


A68.1

Tick-borne relapsing fever

Relapsing fever akibat spesies Borrelia. selain Borrelia


recurrentis
A68.9

Relapsing fever, tidak dijelaskan

A69 Infeksi spirochaeta lainnya


Infeksi Vincent adalah infeksi mulut tak menular akibat Bacillus
fusiformis dan spirochaeta, dimulai dari papilla interdentin dan bisa
merusak gusi secara langsung. Penyakit atau arthritis Lyme disebabkan
oleh Borrelia burgdorferi yang dibawa kutu Ixodes dammini dan
sejenisnya. Penyakit ini dikenal tahun 1975, dengan lesi dini kulit, eritema
kronis berpindah (erythema chronicum migrans = ECM), yang disusul
oleh kelainan neurologis, jantung atau sendi.
A69.0

Stomatitis ulseratif nekrotikans [infeksi Vincent]

Cancrum oris
Gangrene fusospirochaeta
Noma
Stomatitis gangrenosa
A69.1

Infeksi Vincent lainnya

Gingivitis atau gingivostomatitis ulseratif nekrotikans (akut)


Angina atau gingivitis Vincent, stomatitis spirochaeta, trench
mouth
Faringitis fusospirochaeta
A69.2

Penyakit Lyme

Erythema kronis migrans akibat Borrelia burgdorferi


A69.8

Infeksi spirochaeta lain yang dijelaskan

A69.9

Infeksi spirochaeta, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang

38

Penyakit lain yang disebabkan chlamydiae (A70-A74)


Chlamydia adalah parasit intrasel, memperbanyak diri dalam
sitoplasma, namun bukan virus karena memiliki sifat-sifat bakteria. C.
psittaci menyebabkan psittacosis, dan C. trachomatis menyebabkan
limfogranuloma venereum (LGV), trachoma dan konjungtivitis inklusi.
Psittacosis adalah pneumonia tidak khas yang ditularkan burung
psittacine (parrots, karakeet, dan love-birds). Trachoma (konjungtivitis
granularis) bersifat kronis dengan hiperplasia folikel subkonjungtiva,
dengan akibat jaringan parut pada konjungtiva, kornea, dan kelopak.
A70 Infeksi Chlamydia psittaci
Ornithosis; parrot fever, Psittacosis

A71 Trachoma
Kecuali: sequelae of trachoma (B94.0)
A71.0

Stadium awal trachoma

Trachoma dubium
A71.1

Stadium aktif trachoma

Konjungtivitis granularis trachomatosa, konjungtivitis


folikularis trachomatosa
Pannus trachomatosa
A71.9

Trachoma, tidak dijelaskan

A74 Penyakit lain akibat chlamydiae


Kecuali: penyakit chlamydia yang ditularkan melalui hubungan
seksual (A55-A56)
pneumonia chlamydia (J16.0)
pneumonia chlamydia neonatus (P23.1)
conjunctivitis chlamydia neonatus (P39.1)
A74.0 Konjungtivitis chlamydia (H13.1*);
Paratrachoma
A74.8

Penyakit chlamydia lain

Peritonitis chlamydia (K67.0*)


A74.9

Infeksi chlamydia, tidak dijelaskan

Chlamydiosis NOS

Apikes Iris, Padang

39

Rickettsioses (A75-A79)
Penyakit rickettsia memiliki gejala demam, sakit kepala, letih,
kurus, radang pembuluh darah perifer, dan rash. Rickettsia umumnya
menggunakan siklus kehidupan hewan dan insekta yang menularkannya
ke manusia.
Tifus epidemi disebabkan oleh R. prowazekii yang ditularkan oleh
kutu. Penyakit Brill-Zinser bersifat rekrudesen (timbul lama, bertahuntahun setelah infeksi), ringan karena daya tahan tubuh terhadap R.
prowazekii. Tifus murine disebabkan oleh R. typhi yang dibawa oleh kutu
tikus, sedangkan tifus scrub disebabkan R. tsutsugamushi yang dibawa
oleh mite (sejenis arachnida kecil yang sering berkelompok).
Spotted fever disebabkan oleh R. rickettsii yang juga ditularkan
kutu dan menyebabkan demam tinggi, batuk, dan rash pada hampir
seluruh tubuh. Rash ini bisa menjadi makulopapula, petechiae, atau
bergabung membentuk ulkus. Rocky Mountain Spotted Fever jauh lebih
ganas daripada jenis Afrika, Asia dan Australia.
Jenis lain adalah demam Q, yaitu penyakit akut dengan demam dan
pneumonitis interstitialis, akibat R burnetti (Coxiella burnetti). Mereka
tidak memiliki gejala pada kulit.
A75 Typhus fever
Kecuali: rickettsiosis akibat Ehrlichia sennetsu (A79.8)
A75.0

Demam tifus louse-borne epidemik akibat Rickettsia

prowazekii
(Demam) tifus klasik
Tifus (louse-borne) epidemik
A75.1

Recrudescent typhus [penyakit Brill];

Penyakit Brill-Zinsser
A75.2

Demam tifus akibat R. typhi;

Murine (flea-borne) typhus [tifus tikus yang dibawa kutu]


A75.3

Demam tifus akibat R. tsutsugamushi;

Scrub (mite-borne) typhus


A75.9

Demam tifus, tidak dijelaskan;

(Demam) typhus NOS

A77 Spotted fever [tick-borne rickettsioses]


A77.0 Spotted fever akibat R. rickettsii:
Rocky Mountain spotted fever, demam Sao Paulo
A77.1

Spotted fever akibat R. conorii

Tick typhus: Afrika, India, Kenya

Apikes Iris, Padang

40

Tick fever: Bouton, Marseilles, Mediterran


A77.2

Spotted fever akibat R. siberica

North Asian tick fever, Siberian tick typhus


A77.3

Spotted fever akibat R. australis

Queensland tick typhus


A77.8

Spotted fever lain

A77.9

Spotted fever, tidak dijelaskan

Tick-borne typhus NOS


A78 Q fever
Infeksi akibat Coxiella burnetii,
Nine Mile fever, quadrilateral fever
A79 Rickettsioses lain
A79.0 Trench fever,
Quintan fever, Wolhynian fever
A79.1

Rickettsial pox akibat Rickettsia akari:

Kew Garden fever, rickettsiosis vesikularis


A79.8
:

Rickettsioses lain yang dijelaskan

Rickettsiosis akibat Ehrlichia sennetsu

A79.9

Rickettsiosis, tidak dijelaskan;

Infeksi Rickettsia NOS

Infeksi virus sistem syaraf pusat (A80-A89)


Virus adalah parasit terkecil berupa molekul intrasel dengan inti
asam nukleat yang dilapisi protein. Mereka sangat tergantung pada sel
(bakteri, tanaman, atau hewan) untuk reproduksi. Inti asam nukleat (RNA
atau DNA) merupakan material penginfeksi yang sering dapat menembus
sel.
Ensefalitis disebabkan oleh virus atau reaksi hipersensitif
terhadapnya atau protein asing, dan kalau menyerang medulla spinalis
disebut ensefalomielitis. Meningitis aseptik adalah peradangan meningen
tanpa adanya bakteri. Ensefalitis primer akibat virus bisa epidemik atau
sporadik. Ensefalitis sekunder disebabkan oleh mekanisme imunologis
setelah measles, chickenpox, rubella, vaksinasi smallpox, vaccinia
(cowpox), dsb.
Arbovirus (arthropode-borne virus) hidup melalui transmisi
vertebrata dan artropoda, dan memperbanyak diri di dalam keduanya.
Arbovirus yang dibawa nyamuk menyerang manusia di musim panas.
Arenavirus penyebab khoriomeningitis limfositik ditularkan melalui

Apikes Iris, Padang

41

rodent (binatang pengerat), kadang-kadang secara langsung antara


manusia.
A80 Poliomielitis akut
Poliomyelitis adalah infeksi akut virus dengan gejala mulai dari
minor sampai kelumpuhan otot. Virus masuk melalui mulut, memasuki
darah dan sistem retikuloendotel dan bereproduksi. Mereka menyerang
neuron motorik medulla spinalis, medulla oblongata, cerebellum, dan
korteks motoris. Umumnya infeksi berakibat minor, sisanya menyebabkan
kelumpuhan yang hampir semuanya terjadi pada anak balita.
A80.0

Poliomyelitis paralitika akut, akibat vaksin

A80.1

Poliomyelitis paralitika akut, virus liar, berasal dari luar

negeri
A80.2

Poliomyelitis paralitika akut, virus liar, berasal dari dalam

negeri
A80.3

Poliomyelitis paralitika akut, jenis lain dan tidak dijelaskan

A80.4

Poliomyelitis non-paralitika akut

A80.9

Poliomyelitis akut, tidak dijelaskan

A81 Infeksi virus tidak khas pada sistem syaraf pusat


Penyakit Creutzfeldt-Jakob bersifat fatal dengan dementia dan
kejang mioklonik. Subacute sclerosing panencephalitis terjadi setelah
measles, dengan mental kacau dan kejang. Progressive multifocal
leukoencephalopathy terjadi pada pasien dengan penurunan kekebalan.
Termasuk: penyakit-penyakit prion pada sistem syaraf pusat
A81.0

Penyakit Creutzfeldt-Jakob:

Ensefalopati spongiformis subakut


A81.1

Panensefalitis sklerosa aubakut

Dawson's inclusion body encephalitis


Van Bogaert's sclerosing leukoencephalopathy
A81.2

Leukoensefalopati multifokus progresif

Leukoensefalopati multifokus NOS


A81.8

Infeksi virus tidak khas lain pada SSP

Kuru
A81.9

Infeksi virus tidak khas pada SSP, tidak dijelaskan

Penyakit prion sistem syaraf pusat

A82 Rabies

Apikes Iris, Padang

42

Rabies atau hidrofobia disebabkan virus neurotropik yang hidup di


saliva karnivora. Jenis furious disebakan oleh iritasi SSP yang diikuti oleh
lumpuh dan kematian, jenis dumb didominasi oleh kelumpuhan. Kejang
mudah terjadi ketika menelan, sehingga mereka tidak bisa minum walau
pun sangat haus.
A82.0

Rabies sylvatika

A82.1

Rabies urban

A82.9

Rabies, tidak dijelaskan

A83 Ensefalitis virus yang ditularkan melalui nyamuk


Termasuk:
meningoencephalitis virus yang ditularkan melalui
nyamuk
Kecuali:

Venezuelan equine encephalitis (A92.2)

A83.0

Japanese encephalitis

A83.1

Western equine encephalitis

A83.2

Eastern equine encephalitis

A83.3

St Louis encephalitis

A83.4

Australian encephalitis;

Kunjin virus disease


A83.5

California encephalitis

California meningoencephalitis
La Crosse encephalitis
A83.6

Rocio virus disease

A83.8

Ensefalitis virus lain yang ditularkan melalui nyamuk

A83.9

Ensefalitis virus yang ditularkan melalui nyamuk, tidak

dijelaskan

A84 Ensefalitis virus yang ditularkan melalui kutu


Termasuk:
tick-borne viral meningoencephalitis
A84.0

Tick-borne ensefalitis Timur Jauh [Russian spring-summer

encephalitis]
A84.1

Tick-borne ensefalitis Eropa Tengah

A84.8

Tick-borne ensefalitis virus lain:

Louping ill, Powassan virus disease


A84.9

Tick-borne ensefalitis virus, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang

43

A85 Ensefalitis virus lain, not elsewhere classified


Termasuk:
dinyatakan: ensefalomielitis virus NEC,
meningoensefalitis virus NEC
Kecuali:

khoriomeningitis limfositik (A87.2)

ensefalomielitis myalgika ringan (G93.3)


ensefalitis akibat: virus poliomyelitis (A80.-),
herpesvirus [herpes simplex] (B00.4), zoster (B02.0)
virus measles (B05.0), virus mumps (B26.2),
A85.0 Ensefalitis enterovirus (G05.1*);
Ensefalomielitis enterovirus
A85.1 Ensefalitis adenovirus (G05.1*);
Meningoensefalitis adenovirus
A85.2

Ensefalitis virus yang dibawa arthropoda, tidak dijelaskan

A85.8

Ensefalitis virus lain yang dijelaskan

A86 Ensefalitis virus, tidak dijelaskan


Ensefalomielitis virus NOS, meningoensefalitis virus NOS
A87 Meningitis virus
Kecuali: meningitis akibat: virus poliomyelitis (A80.-),
herpesvirus [herpes simplex] (B00.3), zoster (B02.1)
virus measles (B05.1), virus mumps (B26.1),
A87.0 Meningitis enterovirus (G02.0*):
Meningitis Coxsackievirus,
Meningitis Echovirus
A87.1 Meningitis adenovirus (G02.0*)
A87.2

Khoriomeningitis limfositik,

Meningoensefalitis limfositik
A87.8

Meningitis virus lain

A87.9

Meningitis virus, tidak dijelaskan

A88 Infeksi virus sistem syaraf pusat lainnya, not elsewhere


classified
Kecuali: encephalitis virus NOS (A86),
meningitis virus NOS (A87.9)
A88.0

Demam eksantema enterovirus [Boston exanthem]

A88.1

Epidemic vertigo

Apikes Iris, Padang

44

A88.8

Infeksi virus sistem syaraf pusat lain yang dijelaskan

A89 Infeksi virus sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan

Demam arbovirus dan demam berdarah virus (A90-A99)


A90 Demam dengue [dengue klasik]
Dengue (breakbone fever, dandy fever) adalah penyakit akut akibat
virus yang dibawa nyamuk Aedes. Penyakit ini khas dengan awal
mendadak, sakit kepala, demam, gelisah, nyeri sendi dan otot,
limfadenopati, dan rash. Demam dengan suhu 40oC berlangsung 48-96
jam, lalu 24 jam tanpa demam. Rash pada demam berikutnya berupa
erupsi makulopapula dari anggota terus ke badan, kecuali muka. Sembuh
dalam beberapa minggu dengan kelelahan.
A91 Demam berdarah dengue
Dengue hemorrhagic fever (DHF) terutama terjadi pada anak-anak,
khas dengan demam mendadak yang diikuti perdarahan dan kolaps
sirkulasi atau syok dalam 2-6 hari. Perdarahan biasanya berupa purpura
(kebiruan), petechiae (bintik merah kecil) atau ecchymoses (warna gelap);
kadang-kadang hematemesis, melena, atau epistaxis.
A92 Demam akibat virus yang dibawa nyamuk lainnya
Kecuali: Penyakit Ross River (B33.1)
A92.0

Penyakit virus Chikungunya;

Demam (berdarah) Chikungunya


A92.1

Demam O'nyong-nyong

A92.2

Demam equine Venezuela

Venezuelan equine encephalitis


Venezuelan equine encephalomyelitis virus disease
A92.3

Demam West Nile

A92.4

Demam Rift Valley

A92.8

Demam akibat virus yang dibawa oleh nyamuk lainnya

A92.9

Demam akibat virus yang dibawa oleh nyamuk, tidak

dijelaskan

A93 Demam arbovirus lain, not elsewhere classified


A93.0 Demam virus Oropouche,
Demam Oropouche
A93.1

Demam Sandfly

Demam Pappataci

Apikes Iris, Padang

45

Demam Phlebotomus
A93.2

Colorado tick fever

A93.8

Demam arbovirus lain yang dijelaskan

Penyakit virus Piry


Penyakit virus stomatitis vesikularis (demam Indiana)

A94 Demam arbovirus, tidak dijelaskan


Demam atau infeksi arbovirus NOS

A95 Yellow fever


Yellow fever adalah infeksi akut dengan demam mendadakZ, nadi
lambat, dan sakit kepala. Pada kasus berat terjadi albuminuria, jaundice,
dan hematemesis. Pada jenis urban, virus diantarkan oleh Aedes aegypti;
sedangkan pada jenis sylvatic (rimba), virus ditularkan oleh nyamuk liar
Haemogogus yang memperolehnya dari primata liar. Yellow fever
endemikk di Afrika Tengah dan Amerika Selatan.
A95.0

Sylvatic yellow fever;

Jungle yellow fever


A95.1

Urban yellow fever

A95.9

Yellow fever, tidak dijelaskan

A96 Demam berdarah arenavirus


A96.0 Demam berdarah Junin
Demam berdarah Argentina
A96.1

Demam berdarah Machupo

Demam berdarah Bolivia


A96.2

Demam Lassa

A96.8

Demam berdarah arenavirus lain

A96.9

Demam berdarah arenavirus, tidak dijelaskan

A98 Demam berdarah virus lain, not elsewhere classified


Kecuali: Demam berdarah dengue (A91)
Demam berdarah chikungunya (A92.0)
A98.0

Demam berdarah Crimea-Congo:

Apikes Iris, Padang

46

Demam berdarah Asia tengah


A98.1

Demam berdarah Omsk

A98.2

Penyakit Kyasanur Forest

A98.3

Penyakit virus Marburg

A98.4

Penyakit virus Ebola

A98.5

Demam berdarah dengan gejala ginjal

Demam berdarah epidemik, demam berdarah Korea, demam


berdarah Russia
Penyakit virus Hantaan
Nephropathia epidemica
Penyakit hantavirus dengan manisfestasi ginjal
Kecuali: sindroma (kardio)pulomonalis hantavirus
A98.8

Demam berdarah virus lain yang dijelaskan

A99 Demam berdarah akibat virus yang tidak dijelaskan

Infeksi virus dengan lesi kulit dan mukosa (B00-B09)


B00 Infeksi herpesvirus [herpes simplex]
Herpes simplex virus (HSV) strain HSV-1 menyebabkan herpes
labialis dan keratitis, dan HSV-2 menyebabkan herpes genitalis. Penyakit
ini khas dengan kumpulan vesikel kecil di kulit atau membran mukosa,
berisi cairan jernih, di atas dasar radang yang agak menaik. Vesikel
kering dalam beberapa hari, membentuk kerak kekuningan.
Kecuali:

Infeksi herpesvirus anogenital (A60.-),

Herpangina (B08.5), mononucleosis gammaherpesvirus


(B27.0),
Infeksi herpesvirus kongenital (P35.2)
B00.0

Eczema herpeticum;

Erupsi variselliformis Kaposi


B00.1

Dermatitis vesikularis herpesvirus

Herpes simplex fasialis, herpes simplex labialis


Dermatitis vesikularis pada telinga atau bibir akibat human
() herpesvirus 2
B00.2

Gingivostomatitis dan pharyngotonsillitis herpesvirus;

Pharyngitis herpesvirus
B00.3 Meningitis herpesvirus (G02.0*)

Apikes Iris, Padang

47

B00.4 Encephalitis herpesvirus (G05.1*):


Meningoencephalitis herpesvirus,
Penyakit Simian B [simian = monyet]
B00.5

Penyakit mata herpesvirus:

Dermatitis herpesvirus kelopak mata (H03.1*),


Konjungtivitis herpesvirus (H13.1*)
Keratitis herpesvirus (H19.1*), keratoconjunctivitis
herpesvirus (H19.1*)
Iridocyclitis herpesvirus (H22.0*), iritis herpesvirus
(H22.0*)
Uveitis anterior herpesvirus (H22.0*)
B00.7

Penyakit herpesvirus disseminata,

Septikemia herpesvirus
B00.8

Bentuk lain infeksi herpesvirus

hepatitis herpesvirus (K77.0*), whitlow herpesvirus


B00.9

Infeksi herpesvirus, tidak dijelaskan

Infeksi herpes simplex NOS

B01 Varicella [chickenpox]


Chickenpox adalah infeksi akut virus dengan gejala konstitusi,
diikuti oleh erupsi di banyak tempat berupa makula, papula, vesikel, dan
kerak. Chickenpox dan herpes zoster disebabkan oleh virus varicellazoster; dengan chickenpox pada fase serangan akut, dan zoster sebagai
reaktifasi terhadap fase laten. Penularan diduga melalui droplet terinfeksi
dari hidung dan tenggorokan, dan paling menular pada saat awal erupsi.
Masa inkubasi 14-16 hari, dan menjadi menular kepada orang lain setelah
10-21 hari terkena infeksi.
B01.0 Meningitis varicella (G02.0*)
B01.1 Ensefalitis varicella (G05.1*)
Ensefalitis postchickenpox; ensefalomyelitis varicella
B01.2 Pneumonia varicella (J17.1*)
B01.8

Varicella dengan komplikasi lain

B01.9

Varicella tanpa komplikasi

Varicella NOS

B02 Zoster [herpes zoster]

Apikes Iris, Padang

48

Shingles, zona, atau ganglionitis posterior akut ini adalah infeksi


akut SSP yang melibatkan ganglion dorsalis. Gejalanya khas dengan
vesikel dan nyeri neuralgia di kulit yang dilayani oleh syaraf sensoris dari
ganglion yang terlibat. Pengaktifan virus ini mungkin karena penyakit
sistemik, terutama penyakit Hodgkin; atau pengobatan yang menekan
sistem imun.
Gejala awal berupa demam menggigil dan gangguan pencernaan,
disusul kelompok vesikel di atas basis eritema yang mengikuti distribusi
syaraf ganglion dorsalis di kulit. Daerah yang terlibat sangat peka, nyeri
yang timbul sangat hebat. Erupsi sering di dada dan menyebar pada satu
sisi, kering setelah 5 hari, disusul oleh neuralgia pascaherpes bertahuntahun.
B02.0 Ensefalitis zoster (G05.1*);
Meningoensefphalitis zoster
B02.1 Meningitis zoster (G02.0*)
B02.2 Zoster yang melibatkan sistem syaraf lainnya
Ganglionitis genikulata pascaherpes (G53.0*)
Neuralgia trigeminus pascaherpes (G53.0*)
Polyneuropathy pascaherpes (G63.0*)
B02.3 Penyakit mata zoster
Blefaritis zoster (H03.1*), konjungtivitis zoster (H13.1*),
skleritis zoster (H19.0*),
Keratitis zoster (H19.2*), keratokonjungtivitis zoster
(H19.2*),
Iritis zoster (H22.0*), dan iridosiklitis zoster (H22.0*)
B02.7

Zoster disseminata

B02.8

Zoster dengan komplikasi lain

B02.9

Zoster tanpa komplikasi, zoster NOS

B03 Smallpox
Tahun 1980 World Health Assembly ke-33 menyatakan smallpox
telah hapus.
Klasifikasi ini masih dipertahankan untuk tujuan pengawasan.
B04 Monkeypox
B05 Measles
Measles (rubeola, morbilli, measles 9-hari, campak) sangat menular,
khas dengan demam, batuk, hidung berair, konjungtivitis, erupsi mukosa
bibir atau pipi (Kopliks spot), dan rash makulopapula tersebar pada kulit.
Penularan melalui droplet dari hidung, tenggorok dan mulut pada stadium
prodroma atau erupsi dini. Virus menghilang dari sekresi hidung dan
tenggorok ketika rash.menghilang

Apikes Iris, Padang

49

Termasuk : morbilli
Kecuali : subacute sclerosing panencephalitis (A81.1)
B05.0 Measles dengan komplikasi encephalitis (G05.1*),
Ensefalitis pasca measles
B05.1 Measles dengan komplikasi meningitis (G02.0*),
meningitis pasca measles
B05.2 Measles dengan komplikasi pneumonia (J17.1*),
Pneumonia pasca measles
B05.3 Measles dengan pasca measles komplikasi otitis media
(H67.1*),
Otitis media pasca measles
B05.4

Measles dengan komplikasi usus

B05.8

Measles dengan komplikasi lain,

Keratitis dan keratoconjunctivitis measles (H19.2*)


B05.9

Measles tanpa komplikasi,

Measles NOS

B06 Rubella [German measles]


Rubella adalah penyakit eksantema yang menular, dengan gejala
konstitusi ringan tapi bisa menyebabkan abortus, lahir mati, atau cacad
kongenital pada bayi yang ibunya terinfeksi. Rash mirip dengan measles
tapi agak ringan, dimulai dari leher dan menyebar ke badan dan anggota,
dengan pembesaran limfe di tengkuk dan belakang telinga.
Kecuali : rubella kongenital (P35.0)
B06.0 Rubella dengan komplikasi neurologis
Meningitis rubella (G02.0*),
Ensefalitis rubella (G05.1*), meningoensefalitis
rubella(G05.1*)
B06.8

Rubella dengan komplikasi lain

Arthritis rubella (M01.4*),


Pneumonia rubella (J17.1*)
B06.9

Rubella tanpa komplikasi

Rubella NOS
B07 Viral warts jerawat virus
Warts adalah tumor epitel yang umum terjadi, kadang-kadang
menjadi ganas, ditularkan oleh human papillomavirus (HPV). Sering
terjadi menjelang remaja, dan jarang sekali di usia tua. Bentuk dan

Apikes Iris, Padang

50

ukuran tergantung pada lokasi dan adanya iritasi atau trauma di tempat
ia tumbuh. Infeksi bisa berupa lesi tunggal atau ganda, sembuh total
dalam beberapa bulan tapi bisa timbul lagi pada tempat yang sama atau
berbeda.
Verruca: simplex, vulgaris
Kecuali anogenital (venereal) warts (A63.0)
papilloma pada: larynx (D14.1), cervix (D26.0), atau
bladder (D41.4)

B08 Infeksi virus lain dengan lesi kulit dan membran mukosa,
N.E.C.
Kecuali: penyakit virus stomatitis vesikularis (A93.8)
B08.0

Infeksi orthopoxvirus lain:

Cowpox, Pseudocowpox [milker's node],


Penyakit virus Orf, Vaccinia
Kecuali: monkeypox (B04)
B08.1

Molluscum contagiosum

B08.2

Exanthema subitum [sixth disease]

B08.3

Erythema infectiosum [fifth disease]

B08.4

Stomatitis vesikularis enterovirus dengan eksantema

Penyakit tangan, mulut dan kaki


B08.5

Faringitis vesikularis enterovirus ,

Herpangina
B08.8

Infeksi virus lain dengan lesi kulit dan membran mukosa

yang dijelaskan
Faringitis limfonodularis enterovirus, penyakit kaki dan
mulut
Penyakit virus Tanapox, penyakit virus Yaba pox.
B09 Infeksi virus lain dengan lesi kulit dan membran mukosa,
tidak dijelaskan
Enanthema virus NOS, exanthema virus NOS

Hepatitis virus(B15-B19)
Hepatitis adalah peradangan hati dengan nekrosis sel. Penyebab
utamanya hepatitis virus Type A, B, dan C (non-A non-B), gejala bisa
bervariasi dari ringan seperti flu sampai gagal hati fulminant
(berkembang cepat, sangat berbahaya) yang fatal. Gejala awal anoreksia,
tidak enak badan (malaise), mual dan muntah, dan demam. Hepatitis

Apikes Iris, Padang

51

biasanya sembuh spontan setelah 4-8 minggu, dan bisa menjadi kronis
atau menjadi lebih berat.
Kecuali:

hepatitis herpesvirus [herpes simplex] (B00.8)

hepatitis cytomegalovirus (B25.1), sequelae hepatitis virus


(B94.2)
B15 Hepatitis akut A
B15.0 Hepatitis A dengan koma hepatika
B15.9

Hepatitis A tanpa koma hepatika,

Hepatitis A (akut) (virus) NOS


B16 Hepatitis akut B
B16.0 Hepatitis akut B dengan delta-agent (koinfeksi), dengan
koma hepatika
B16.1

Hepatitis akut B dengan delta-agent (koinfeksi), tanpa

koma hepatika
B16.2

Hepatitis akut B tanpa delta-agent, dengan koma hepatika

B16.9

Hepatitis akut B tanpa delta-agent, dan tanpa koma

hepatika
Hepatitis B (akut) (virus) NOS
B17 Hepatitis virus akut lain
B17.0 Delta-(super)infection akut terhadap carrier hepatitis B
B17.1

Hepatitis akut C

B17.2

Hepatitis akut E

B17.8

Hepatitis virus akut lain yang dijelaskan,

Hepatitis non-A non-B (akut) (virus) NEC


B18 Hepatitis virus kronis
B18.0 Hepatitis virus B kronis dengan delta-agent
B18.1

Hepatitis virus B kronis tanpa delta-agent,

Hepatitis (virus) kronis B


B18.2

Hepatitis virus C kronis

B18.8

Hepatitis virus kronis lain

B18.9

Hepatitis virus kronis, tidak dijelaskan

B19 Hepatitis virus, tidak dijelaskan


B19.0 Hepatitis virus yang tidak dijelaskan dengan koma
B19.9

Hepatitis virus yang tidak dijelaskan tanpa koma hepatika

Apikes Iris, Padang

52

Hepatitis virus NOS

Penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20-B24)


Penyakit akibat virus immunodefisiensi manusia (HIV) ini memberi
kumpulan gejala yang dikenal dengan Acquired Immune Deficiency
Syndrome (AIDS), atau kumpulan gejala penurunan kekebalan yang
diperoleh setelah lahir. Penurunan kekebalan menyebabkan berbagai
penyakit yang seharusnya dapat dihambat oleh tubuh normal. Penularan
virus HIV terjadi melalui cairan tubuh, dan paling sering melalui
penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi, hubungan seksual melalui
anus, dan transfusi darah.
Kecuali:

Status infeksi HIV asimptomatik (Z21)

B20 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi dan parasit


Kecuali: sindroma infeksi akut HIV (B23.0)
B20.0

Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi mycobacteria

Penyakit HIV yang menyebabkan tuberkulosis


B20.1

Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi bakteri lain

B20.2

Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit cytomegalovirus

B20.3

Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi virus lain

B20.4

Penyakit HIV yang menyebabkan kandidiasis

B20.5

Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit jamur lain

B20.6

Penyakit HIV yang menyebabkan pneumonia Pneumocystis

carinii
B20.7

Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi ganda

B20.8

Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi dan

parasit lain
B20.9

Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi dan

parasit yang tidak dijelaskan


Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi NOS

B21 Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas


B21.0 Penyakit HIV yang menyebabkan sarkoma Kaposi
B21.1

Penyakit HIV yang menyebabkan limfoma Burkitt

B21.2

Penyakit HIV yang menyebabkan jenis lain limfoma non-

Hodgkin

Apikes Iris, Padang

53

B21.3

Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas lain

pada jaringan limfoid, hematopoietik dan yang terkait


B21.7

Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas ganda

B21.8

Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas lain

B21.9

Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas yang

tidak dijelaskan

B22 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit lain yang


dijelaskan
B22.0 Penyakit HIV yang menyebabkan ensefalopati
Dementia HIV
B22.1

Penyakit HIV yang menyebabkan pneumonitis interstitialis

llimfoid
B22.2

Penyakit HIV yang menyebabkan wasting syndrome

Penyakit HIV yang menyebabkan gagal bertumbuh


Penyakit kurus (Slim disease)
B22.7

Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit ganda yang

diklasifikasi di tempat lain


Catatan: Untuk pemakaian kategori ini, perlu rujukan ke
aturan pengkodean morbiditas dan mortalitas di Volume 2.

B23 Penyakit HIV yangmenyebabkan kondisi lain


B23.0 Sindroma infeksi HIV akut
B23.1

Penyakit HIV yang menyebabkan limfadenopati umum

(persistent)
B23.2

Penyakit HIV yang menyebabkan kelainan haematologis

dan immunologis, n.e.c.


B23.8

Penyakit HIV yang menyebabkan kondisi lain yang

dijelaskan

B24 Penyakit HIV, tidak dijelaskan


Acquired immunodeficiency syndrome [AIDS] NOS
AIDS-related complex [ARC] NOS

Apikes Iris, Padang

54

Catatan dari volume 2:

Pasien dengan kerusakan sistem imun akibat penyakit HIV kadangkadang memerlukan pengobatan untuk lebih dari satu penyakit pada
satu periode perawatan, misalnya infeksi mycobacterium dan
cytomegalovirus. Kodelah subkategori yang sesuai untuk kondisi utama
yang dipilih oleh praktisi asuhan kesehatan.
Seandainya kondisi utama adalah penyakit HIV dengan banyak penyakit
penyerta, maka gunakan subkategori .7 dari B20-B22. Kondisi yang
bisa diklasifikasi pada dua subkategori atau lebih harus dikode pada
subkategori .7 pada kategori yang relevan (misalnya B20 atau B21).
Subkategori B22.7 digunakan kalau terdapat kondisi yang bisa
diklasifikasikan pada dua kategori atau lebih pada B20-B22. Kode
tambahan dari dalam blok B20-B24 bisa digunakan, kalau perlu, untuk
menjelaskan setiap kondisi yang terdaftar.
Kadang-kadang kalau kondisi yang berhubungan jelas muncul lebih
dahulu daripada infeksi HIV, kombinasinya tidak boleh dikode dan
Selection Rules harus diikuti.
1.

KU: Penyakit HIV dan sarkoma Kaposi


Kode:
Penyakit HIV yang menyebabkan Sarkoma Kaposi
(B21.0).

2.

KU: Toxoplasmosis dan cryptococcosis pada pasien HIV


Kode: Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi ganda (B20.7).
Kode B20.8 (penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi
dan parasit lain) dan B20.5 (penyakit HIV yang menyebabkan
mikosis lain) bisa digunakan sebagai kode tambahan, kalau
diinginkan.

3.

KU: Penyakit HIV dengan pneumonia Pneumocystis carinii,


limfoma Burkitt dan kandidiasis mulut.
Kode: Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit ganda
(B22.7).
Kode tambahan B20.6 (penyakit HIV penyebab pneumonia
Pneumocystis carinii), B21.1 (penyakit HIV penyebab limfoma
Burkitt), dan B20.4 (penyakit HIV penyebab kandidiasis) bisa
diberikan kalau diinginkan.

Subkategori pada B20-B23 adalah satu-satunya kode 4-karakter pilihan.


Kalau penggunaan pilihan ini tidak diinginkan, kode lain harus
digunakan sebagai kode tambahan untuk identifikasi kondisi spesifik
yang timbul. Pada contoh 1, kondisi utama B21 (penyakit HIV penyebab
neoplasma ganas), dan C46.9 (sarkoma Kaposi) sebagai kode
tambahan. Pada contoh 2, kondisi utama B20 (penyakit HIV penyebab
penyakit infeksi dan parasit), sedangkan B58.9 (Toxoplasmosis, tidak
dijelaskan) dan B45.9 (Cryptococcosis, tidak dijelaskan) dipakai
sebagai kode tambahan.
Penentuan penggunaan subkategori 4-karakter pada B20-B23 atau kode
penyebab ganda untuk mengidentifikasi kondisi spesifik, harus
diputuskan pada waktu ICD 10 diimplementasikan di negara yang
bersangkutan.

Penyakit virus lain (B25-B34)


B25 Penyakit Cytomegalovirus (CMV)
Penyakit CMV bisa mengenai janin, neonatus, atau pada segala usia.
Penularan melalui saliva, urin, feses, semen, ASI, dan sekresi serviks.

Apikes Iris, Padang

55

Akibatnya berkisar dari infeksi ringan, demam, hepatitis, pneumonitis,


kerusakan otak, sampai lahir mati dan kematian perinatal.
Kecuali:

infeksi CMV kongenital (P35.1),

mononucleosis CMV (B27.1)


B25.0 Pneumonitis CMV (J17.1*)
B25.1 Hepatitis CMV (K77.0*)
B25.2 Pancreatitis CMV (K87.1*)
B25.8

Penyakit CMV lain

B25.9

Penyakit CMV, tidak dijelaskan

B26 Mumps
Mumps (parotitis epidemika, infeksiosa) adalah penyakit menular
yang akut, dengan pembesaran kelenjar saliva, terutama parotid yang
disertai nyeri. Virus disebarkan melalui droplet atau kontak langsung
dengan material yang tercemar oleh saliva terinfeksi. Komplikasi yang
sering adalah orkhitis, meningoensefalitis, dan pankreatitis.
B26.0 Orchitis mumps (N51.1*)
B26.1 Meningitis mumps (G02.0*)
B26.2 Encephalitis mumps (G05.1*)
B26.3 Pancreatitis mumps (K87.1*)
B26.8

Mumps dengan komplikasi lain:

Polyneuropathy mumps (G63.0*), myocarditis mumps


(I41.1*)
Arthritis mumps (M01.5*), nephritis mumps (N08.0*)
B26.9

Mumps tanpa komplikasi

Mumps NOS, Parotitis NOS

B27 Mononucleosis infeksiosa


Penyakit ini ditandai oleh demam tinggi, tenggorok
limfadenopati umum; hiperplasia jaringan limfe, dan limfositosis.
Termasuk:

sakit,

glandular fever, monocytic angina, penyakit

Pfeiffer'
B27.0

Mononucleosis gammaherpesvirus;

Mononucleosis akibat virus Epstein-Barr


B27.1

Mononucleosis CMV

B27.8

Mononucleosis infeksiosa lain

B27.9

Mononucleosis infeksiosa, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang

56

B30 Konjungtivitis virus


Penyakit akibat adenovirus ini terutama menyerang orang dewasa.
Serangan pada anak-anak berhubungan dengan efeknya pada pernafasan
dan sistemik.
Kecuali:

penyakit mata herpesvirus [herpes simplex] (B00.5),

penyakit mata zoster (B02.3)

B30.0 Keratoconjunctivitis akibat adenovirus (H19.2*);


Keratoconjunctivitis epidemika,
Shipyard eye
B30.1 Konjungtivitis akibat adenovirus (H13.1*),
Konjungtivitis folikularis adenovirus akut,
Swimming-pool conjunctivitis
B30.2

Faringokonjungtivitis virus

B30.3 Konjungtivitis hemoragika epidemik akut (enterovirus)


(H13.1*);
Konjungtivitis akibat coxsackievirus 24,
Konjungtivitis akibat enterovirus 70
Konjungtivitis hemoragika (akut) (epidemik)
B30.8 Konjungtivitis virus lainnya (H13.1*);
Konjungtivitis Newcastle
B30.9

Konjungtivitis virus, tidak dijelaskan

B33 Penyakit virus lain, not elsewhere classified


B33.0 Myalgia epidemik
Penyakit Bornholm
B33.1

Penyakit Ross River

Demam Ross River


Poliartritis dan exantema epidemik
B33.2

Karditis virus

B33.3

Infeksi retrovirus, not elsewhere classified;

Infeksi retrovirus NOS


B33.4 Hantavirus (cardio)-pulmonary syndrome [HPS] [HCPS]
(J17.1*)

Apikes Iris, Padang

57

Hantavirus dengan manifestasi pulmonalis


Penyakit virus Sin Nombre
Gunakan kode tambahan (N17.9) kalau perlu, untuk
identifikasi kegagalan ginjal yang berhubungan dengan HPS
yang disebabkan oleh etiologi hantavirus Andes, Bayou, dan
Black Creek Canal
Kecuali: demam berdarah dengan manifestasi ginjal (A98.5
N08.0*)
B33.8

Penyakit virus lain yang dijelaskan.

B34 Penyakit virus dengan situs tidak dijelaskan


Kecuali: infeksi herpesvirus NOS (B00.9)
penyakit CMV NOS (B25.9)
infeksi retrovirus NOS (B33.3)
virus sebagai penyebab penyakit yang diklasifikasikan pada
bab lain (B97.-)
B34.0

Infeksi adenovirus, tidak dijelaskan

B34.1

Infeksi enterovirus, tidak dijelaskan

Infeksi coxsackievirus NOS


Infeksi echovirus NOS
B34.2

Infeksi coronavirus, tidak dijelaskan

B34.3

Infeksi parvovirus, tidak dijelaskan

B34.4

Infeksi papovavirus, tidak dijelaskan

B34.8

Infeksi virus lain yang situsnya tidak dijelaskan

B34.9

Infeksi virus, tidak dijelaskan;

Viraemia NOS

Mycoses (B35-B49)
Kecuali:

mycosis fungoides (C84.0)

pneumonitis hipersensitif akibat debu organik (J67.-)


B35 Dermatophytosis
Dermatophyta adalah jamur jaringan mati pada kulit atau bagiannya
(stratum korneum, kuku, rambut). Microsporum, Trichophyton dan
Epidermophyton paling sering terlibat. Beberapa dermatophyta

Apikes Iris, Padang

58

menyebabkan radang ringan atau tanpa radang. Infeksi akut bisa terjadi,
misalnya vesikel dan bulla di kaki, atau lesi lunak berair (kerion) di kepala
akibat reaksi imunologis terhadap jamur yang biasanya diikuti oleh remisi
atau kesembuhan.
Tinea barbae adalah infeksi jamur pada jenggot yang jarang terjadi.
Tinea kapitis pada kepala yang disebabkan Trichophyton sering mengenai
anak-anak, menular dan bisa menjadi epidemik. Area yang terlibat
memiliki bintik-bintik hitam akibat rambut yang patah. Lesi Microsporum
audouini berupa patch abu-abu, bersisik, dan agak botak dengan rambut
kusam dan patah-patah. Lesi akibat M. canis dan M. gypseum lebih
bersifat radang, dengan lepasnya rambut terinfeksi, dan bisa disertai
granuloma radang yang menonjol (kerion), lalu segera sembuh.
Tinea unguium atau jamur kuku adalah salah satu bentuk
onychomycosis, biasanya disebabkan oleh Trichophyton. Kuku menebal
dan kusam, debris berkumpul di bawah ujung bebasnya. Plat kuku bisa
menjadi terpisah, dan kuku bisa hancur.
Tinea manuum adalah jamur tangan, dan tinea pedis di sela-sela jari
kaki dikenal dengan nama athletes foot. Lesi Trichophyton ini sering
lecet dengan vesikel dipinggirnya.
Tinea korporis disebabkan oleh Trichophyton dengan lesi
papuloskuamosa berbentuk lingkaran dengan pinggir yang naik, meluas
ke pinggir, dan bagian tengah cenderung bersih. Tinea cruris melebar
dari lipatan paha menuju paha dalam bagian atas. Bentuk-bentuk lain
jamur adalah Pityriasis versikolor, Pityriasis nigra, white piedra dan black
piedra..

Termasuk: favus
infeksi Epidermophyton, Microsporum and Trichophyton
tinea, semua jenis kecuali yang ada pada B36.B35.0

Tinea barbae dan tinea capitis

Ringworm (jamur) jenggot, ringworm kulit kepala, kerion,


sycosis jamur
B35.1

Tinea unguium

Onychomycosis, onychia dermatophyta, dermatophytosis


kuku, ringworm kuku
B35.2

Tinea manuum

Dermatophytosis tangan, hand ringworm


B35.3

Tinea pedis

Athlete's foot, dermatophytosis kaki, foot ringworm


B35.4

Tinea corporis

Ringworm badan
B35.5

Tinea imbricata

Tokelau

Apikes Iris, Padang

59

B35.6

Tinea cruris;

Dhobi itch, groin ringworm, jock itch


B35.8

Dermatophytosis lain

Dermatophytosis disseminata, dermatophytosis


granulomatosa
B35.9

Dermatophytosis, tidak dijelaskan;

Ringworm NOS

B36 Mikosis permukaaan lainnya


B36.0 Pityriasis versicolor
Tinea flava, tinea versicolor, [panu]
B36.1

Tinea nigra;

Microsporosis nigra, pityriasis nigra


Keratomycosis nigricans palmaris
B36.2

White piedra

Tinea blanca
B36.3

Black piedra

B36.8

Mikosis superfisialis lain yang dijelaskan

B36.9

Mikosis superfisialis, tidak dijelaskan

B37 Candidiasis
Kandidiasis biasanya pada kulit dan membran mukosa, infeksi
sistemik menyebabkan lesi visera yang fatal. Penyebabnya, Candida
albicans adalah jamur ragi saprofit yang menjadi patogen kalau
lingkungan memungkinkan atau pertahanan tubuh melemah. Daerah
hangat dan lecet adalah tempat yang rentan. Kerentanan ditingkatkan
oleh antibiotik, kortikosteroid, antimetabolik, kehamilan, obesitas,
diabetes mellitus dan cacad imunologis. Pada dewasa muda kandidiasis
bisa merupakan tanda awal AIDS.
Kandidiasis intertrigo (lipatan) berupa patch berbatas tegas, merah,
bisa gatal dan eksudat. Kandidiasis perianus menyebabkan pruritus ani
yang lecet bewarna putih. Vulvovaginitis kandida sering ketika hamil atau
diabetes mellitus, berupa cairan putih kekuningan. Infeksi glans penis
dan preputium terdapat pasangan seksual penderita vulvovaginitis
kandida. Kandidiasis mulut (oral thrush) berupa patch eksudat putih krem
yang bisa dikikis dari lidah atau mukosa pipi. Perleche, yaitu radang dan
retak sudut mulut, bisa disebabkan oleh kandida atau gigi palsu yang
letaknya tidak benar.

Termasuk: candidosis, miniliasis


Kecuali:

kandidiasis neonatus (P37.5)

Apikes Iris, Padang

60

B37.0

Stomatitis kandida

Oral thrush
B37.1

Kandidiasis pulmonalis

B37.2

Kandidiasis kulit dan kuku;

Onychia kandida, paronychia kandida


Kecuali:

dermatitis diaper (L22)

B37.3 Kandidiasis vulva dan vagina (N77.1*);


Vulvovaginitis kandida, vulvovaginitis monilia; vaginal thrush
B37.4 Kandidiasis urogenital lain;
Balanitis kandida (N51.2*), urethritis kandida (N37.0*)
B37.5 Meningitis kandida(G02.1*)
B37.6 Endokarditis kandida (I39.8*)
B37.7

Septikemia kandida

B37.8

Kandidiasis pada situs lain;

Cheilitis kandida
Enteritis kandida
B37.9

Kandidiasis, tidak dijelaskan;

Thrush NOS

B38 Coccidioidomycosis
Bentuk primer infeksi Coccidioides immitis ini bisa tanpa gejala,
berupa infeksi saluran pernafasan, effusi pleura atau pneumonia. Bentuk
progresif muncul dari bentuk primer, menyerang kulit, kelenjar limfe,
limpa, hati, ginjal, meningen dan otak, dan sering fatal
B38.0

Koksidioidomikosis paru-paru akut

B38.1

Koksidioidomikosis paru-paru kronis

B38.2

Koksidioidomikosis paru-paru, tidak dijelaskan

B38.3

Koksidioidomikosis kulit

B38.4 Koksidioidomikosis meningitis (G02.1*)


B38.7

Koksidioidomikosis disseminata

Koksidioidomikosis generalisata
B38.8

Bentuk lain koksidioidomikosis

B38.9

Koksidioidomikosis, tidak dijelaskan

B39 Histoplasmosis

Apikes Iris, Padang

61

Disebabkan oleh Histoplasma capsulatum, khas dengan lesi paruparu primer dan bisa menyebar melalui darah dan menyebabkan ulkus
orofarings, saluran pencernaan, serta hepatomegali, splenomegali,
limfadenopati, dan nekrosis adrenal.
B39.0

Histoplasmosis capsulati paru-paru akut

B39.1

Histoplasmosis capsulati paru-paru kronis

B39.2

Histoplasmosis capsulati paru-paru, tidak dijelaskan

B39.3

Histoplasmosis capsulati disseminata

Histoplasmosis capsulati generalisata


B39.4

Histoplasmosis capsulati, tidak dijelaskan

Histoplasmosis Amerika
B39.5

Histoplasmosis duboisii

Histoplasmosis Afrika
B39.9

Histoplasmosis, tidak dijelaskan

B40 Blastomycosis
Penyakit Gilchrist ini disebabkan oleh Blastomyces dermatitidis,
terutama melibatkan paru-paru dan bisa menyebar secara hematogen ke
kulit.
Kecuali:

Blastomikosis Brazilia (B41.-)

Blastomikosis keloid (B48.0)


B40.0

Blastomikosis paru-paru akut

B40.1

Blastomikosis paru-paru kronis

B40.2

Blastomikosis paru-paru, tidak dijelaskan

B40.3

Blastomikosis kulit

B40.7

Blastomikosis disseminata

Blastomikosis generalisata
B40.8

Bentuk lain blastomikosis

B40.9

Blastomikosis, tidak dijelaskan

B41 Parakoksidioidomikosis
Penyakit infeksi kulit, membran mukosa, kelenjar limfe, dan organ
internal ini disebabkan oleh jamur Paracoccidioides brasiliensis
(Blastomyces brasiliensis).
Termasuk: Blastomikosis Brazilia
Penyakit Lutz
B41.0

Parakoksidioidomikosis paru-paru

Apikes Iris, Padang

62

B41.7

Parakoksidioidomikosis disseminata

Parakoksidioidomikosis umum
B41.8

Bentuk lain parakoksidioidomikosis

B41.9

Parakoksidioidomikosis, tidak dijelaskan

B42 Sporotrichosis
Akibat saprofit tanaman Sporothrix schenckii, khas dengan nodul,
ulkus dan abses pada kulit dan saluran limfe permukaan, dan bisa
menyerang paru-paru atau membran sinovium. Ia sering menyerang
petani dan peladang, terutama yang menangani semak belukar.
B42.0 Sporotrikosis paru-paru (J99.8*)
B42.1

Sporotrikosis limfokutan

B42.7

Sporotrikosis disseminata

Sporotrikosis umum
B42.8

Bentuk lain sporotrikosis

B42.9

Sporotrikosis, tidak dijelaskan

B43 Chromomycosis and phaeomycotic abscess


Penyakit infeksi akibat Hormodendrum pedrosoi, H. compactum,
atau Phialophora verrucosa, khas dengan nodul kulit seperti wart yang
dengan perlahan menjadi vegetasi papillomatosa yang mudah membentuk
ulkus. Umum terjadi di daerah tropis pada laki-laki 30-50 tahun.
B43.0

Kromomikosis kulit

Dermatitis verrucosa
B43.1

Abses otak phaeomikotik

Kromomycosis otak
B43.2

Abses dan kista phaeomikotik subkutis

B43.8

Bentuk lain kromomikosis

B43.9

Kromomikosis, tidak dijelaskan

B44 Aspergillosis
Penyakit infeksi paru-paru yang bisa menyebar melalui darah,
disebabkan oleh Aspergillus spp, terutama A. fumigatus. Kelainan paruparu mungkin pula sebagai reaksi allergi terhadap jamur ini atau spesies
lainnya. Jamur ini muncul setelah pengobatan antibiotika bronkus yang
rusak oleh bronkitis, bronkiekstasis, atau TB. Bola jamur (aspergilloma,
fungus ball) adalah bentuk khas penyakit ini yang pada foto Rontgen
terlihat sebagai massa bulat padat dikelilingi oleh lapisan udara tipis,
biasanya di dalam rongga sisa TB.

Apikes Iris, Padang

63

Termasuk: Aspergilloma
B44.0

Aspergillosis paru-paru invasif

B44.1

Aspergillosis paru-paru lainnya

B44.2

Aspergillosis paru-paru tonsil

B44.7

Aspergillosis paru-paru disseminata

Aspergillosis umum
B44.8

Bentuk lain aspergillosis

B44.9

Aspergillosis, tidak dijelaskan

B45 Cryptococcosis
Penyakit
infeksi
Filobasidiella
neoformans
(dulu
disebut
Cryptococcus neoformans) ini memiliki fokus primer pada paru-paru,
menyebar ke meningen atau ke ginjal, tulang dan kulit.
B45.0

Kriptokokosis paru-paru

B45.1

Kriptokokosis cerebralis

Kriptokokosis meningocerebralis
Meningitis cryptococcus (G02.1*)
B45.2

Kriptokokosis kulit

B45.3

Kriptokokosis tulang

B45.7

Kriptokokosis disseminata

Kriptokokosis umum
B45.8

Bentuk lain kriptokokosis

B45.9

Cryptococcosis, tidak dijelaskan

B46 Zygomycosis
Disebut juga phycomycosis atau mucormycosis, disebabkan oleh
hyphae (filamen jamur) lebar tanpa septum dari Rhizopus, Abdisia, atau
Basidiobolus spp. Mucormycosis kulit menyebabkan bengkak-bengkak
pada subkutis leher dan dada. Jenis rhinocerebralis adalah infeksi primer
fatal pada hidung, sinus atau orbita, sering pada penurunan daya tahan
tubuh.
B46.0

Mukormikosis paru-paru

B46.1

Mukormikosis rhinocerebralis

B46.2

Mukormikosis gastrointestinalis

B46.3

Mukormikosis kulit, mucormycosis subkutis

B46.4

Mukormikosis disseminata;

Mukormikosis umum

Apikes Iris, Padang

64

B46.5

Mukormikosis, tidak dijelaskan

B46.8

Zygomikoses lain;

Entomophthoromycosis
B46.9

Zygomikosis, tidak dijelaskan;

Phycomycosis NOS

B47 Mycetoma
Infeksi kaki (kadang-kadang anggota atas) yang kronis, agak
sembab, dengan banyak sinus; yang menyebar kecuali kalau dieksisi atau
diamputasi. Kasus yang dibiarkan bisa menyebabkan kematian akibat
serangan infeksi sekunder bakteria. Hampir separo kasus disebabkan
oleh Nocardia spp., dan sisanya oleh sekitar 20 macam jamur dan
bakteria. Paling sering terjadi di daerah tropis dan pada usia 21-40 tahun.
B47.0

Eumycetoma

Madura foot jenis mikotik; Maduromycosis


B47.1

Actinomycetoma

B47.9

Mycetoma, tidak dijelaskan;

Madura foot NOS

B48 Mikosis lain, not elsewhere classified


B48.0 Lobomycosis
Penyakit Lobo;
Blastomikosis keloid
B48.1

Rhinosporidiosis

B48.2

Allescheriasis

Infeksi Pseudallescheria boydii


Kecuali:
B48.3

eumycetoma (B47.0)

Geotrichosis;

Stomatitis geotrichum
B48.4

Penicillosis

B48.7

Mikoses oportunistik

disebabkan oleh jamur dengan keganasan rendah yang hanya


menginfeksi sebagai
akibat terdapatnya faktor-faktor seperti penyakit yang
melemahkan atau pemberian

Apikes Iris, Padang

65

obat penekan ketahanan dan obat lainnya, atau terapi


penyinaran. Hampir semua
jamur penyebab bersifat saprofit di tanah atau pada vegetasi
yang membusuk.
B48.8

Mikoses lain yang dijelaskan

Adiaspiromycosis

B49 Mycosis, tidak dijelaskan


Fungaemia NOS

Penyakit-penyakit akibat protozoa (B50-B64)

Kecuali:

amoebiasis (A06.-),

penyakit usus akibat protozoal lain (A07.-)

Malaria
Malaria adalah penyakit akibat Plasmodium falciparum, P. vivax, P.
malariae, atau P. ovale. Infeksi terjadi melalui tusukan nyamuk anopheles,
transfusi darah, atau penggunaan jarum bersama di antara pengguna
narkoba.. Masa inkubasi 10-35 hari, disusul oleh masa prodroma berupa
demam ringan, lesu, sakit kepala, nyeri otot, dan rasa dingin, sehingga
sering diduga influenza. Serangan dimulai dengan menggigil, demam dan
keringatan, pada malaria vivax dan ovale setiap 48 jam, pada malaria
falciparum setiap 36-72 jam, dan pada malaria malariae setiap 72 jam.
Gejala diikuti anemia dan splenomegali, dengan perjalanan penyakit
kronis berulang.
Lingkaran hidup dimulai ketika anopheles betina menelan gametosit
malaria dari darah, yang berubah menjadi sporozoit yang akan bermukim
di kelenjar saliva nyamuk. Sporozoit yang disuntikkan ke manusia
memasuki sel-sel parenkim hati dan memperbanyak diri (fase
eksoeritrosit). Setelah 2-4 minggu, terbentuk merozoit yang memasuki
darah dan eritrosit (fase eritrosit). Mereka memperbanyak diri di dalam
eritrosit membentuk generasi merozoit baru. Eritrosit akan pecah,
merozoit dibebaskan ke dalam plasma dan memasuki eritrosit baru, lalu
memperbanyak diri. Gametosit yang juga terbentuk di eritrosit, tidak
mampu memperbanyak diri kalau tidak ditelan kembali oleh anopheles.
B50 Malaria Plasmodium falciparum
Termasuk:
infeksi campuran P. falciparum dengan Pasmodium
spp. lain
B50.0

Malaria P. falciparum dengan komplikasi otak

Malaria otak NOS

Apikes Iris, Padang

66

B50.8

Malaria P. falciparum berat dan berkomplikasi lain

Malaria P. falciparum berat dan berkomplikasi NOS


B50.9

Malaria P. falciparum, tidak dijelaskan

B51 Malaria Plasmodium vivax


Termasuk:
infeksi campuran P. vivax dengan Plasmodium spp.
lain
Kecuali:

bercampur dengan P. falciparum (B50.-)

B51.0

Malaria P. vivax dengan ruptur limpa

B51.8

Malaria P. vivax dengan komplikasi lain

B51.9

Malaria P. vivax tanpa komplikasi

Malaria P. vivax NOS


B52 Malaria Plasmodium malariae
Termasuk:
infeksi campuran P. malariae dengan Plasmodium
spp. lain
Kecuali:

bercampur dengan P. falciparum (B50.-)

bercampur dengan P. vivax (B51.-)


B52.0

Malaria P. malariae dengan nephropathy

B52.8

Malaria P. malariae dengan komplikasi lain

B52.9

Malaria P. malariae tanpa komplikasi

Malaria P. malariae NOS


B53 Malaria lain yang secara parasitologi dipastikan
B53.0 Malaria P. ovale
Kecuali:

bercampur dengan P. falciparum (B50.-)

bercampur dengan P. vivax (B51.-)


bercampur dengan P. malariae (B52.-)
B53.1

Malaria akibat plasmodia simian (monyet)

Kecuali:

bercampur dengan P. falciparum (B50.-)

bercampur dengan P. vivax (B51.-)


bercampur dengan P. malariae (B52.-)
bercampur dengan P. ovale (B53.0),
B53.8

Malaria lain yang secara parasitologi dipastikan, not

elsewhere classified;
Malaria yang secara parasitologi dipastikan NOS.

Apikes Iris, Padang

67

B54 Malaria yang tidak dijelaskan


Malaria yang didiagnosa secara klinis tanpa konfirmasi
parasitologi

B55 Leishmaniasis
Leishmaniasis disebabkan oleh Leishmania spp. yang ditularkan
lalat Phlebotomus (sandfly). Manifestasinya bisa viseral, mukokutan, atau
kulit, tergantung strain yang menyerang dan kekebalan. Kala-azar
disebabkan oleh L. donovani, masuk aliran darah, bersarang di sistem
retikulo-endotel, menimbulkan demam, splenomegali, kurus dan
pansitopenia, dengan angka kematian 90% kalau tidak diobati.
Leishmaniasis kulit disebabkan oleh L. tropica atau L. major, dengan
ulkus granulomatosa berbatas tegas. Ulkus mukokutan di muka
disebabkan oleh L. mexicana., L. braziliensis peruvia, dan L. braziliensis
braziliensis. Jenis lain, L. mexicana amazonensis dan L. tropica aethiopica
menyebabkan lesi kulit tersebar luas menyerupai lepra lepromatosa.
B55.0

Leishmaniasis viseral;

Kala-azar;
Leishmaniasis kulit pasca-kala-azar
B55.1

Leishmaniasis kulit

B55.2

Leishmaniasis mukokutan

B55.9

Leishmaniasis, tidak dijelaskan

B56 Trypanosomiasis Afrika


Trypanosomiasis adalah penyakit kronis akibat T. brucei var.
gambiense dan T. brucei var. rhodesiense yang menyebabkan penyakit
tidur Afrika, ditularkan oleh lalat Tsetse (Glossina spp.). Tripanosomiasis
ini khas dengan demam, limfadenopati, erupsi kulit, dan edema-edema
lokal yang nyeri. Gejala SSP seperti tremor, sakit kepala, apathy, dan
kejang akan muncul kemudian dan menyebabkan koma dan kematian.
B56.0

Trypanosomiasis Gambia; West African sleeping sickness

B56.1

Trypanosomiasis Rhodesia; East African sleeping sickness

B56.9

Trypanosomiasis Afrika, tidak dijelaskan; Sleeping sickness

NOS
B57 Penyakit Chagas
Penyakit Chagas atau Trypanosomiasis Amerika terdapat di Amerika
Selatan dan Tengah, disebabkan oleh T. cruzi, ditularkan oleh insekta
reduviid (Triatoma). Gejala akut terutama pada anak-anak kecil, khas
dengan demam, limfadenopati, hepatosplenomegali, dan edema muka.
Kadang-kadang
disertai
meningoensefalitis
dan
kejang
yang
menyebabkan cacad mental atau fisik yang permanen, atau kematian.
Termasuk:

American trypanosomiasis;

Infeksi Trypanosoma cruzi

Apikes Iris, Padang

68

B57.0 Penyakit Chagas akut yang melibatkan jantung (I41.2*,


I98.1*)
Penyakit Chagas akut yang melibatkan kardiovaskuler NEC
(I98.1*)
Penyakit Chagas akut dengan miokarditis (I41.2*)
B57.1

Penyakit Chagas akut tanpa melibatkan jantung;

Penyakit Chagas akut NOS


B57.2 Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan jantung
Trypanosomiasis Amerika NOS
Penyakit Chagas (kronis) NOS
Penyakit Chagas (kronis) (dengan) melibatkan kardiovaskuler
NEC (I98.1*),
Penyakit Chagas (kronis) (dengan) myokarditis (I41.2*)
Trypanosomiasis NOS, di tempat penyakit Chagas prevalent
B57.3 Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan sistem
pencernaan
B57.4 Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan sistem syaraf
B57.5 Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan organ lain

B58 Toxoplasmosis
Penyakit granulomatosa umum atau SSP akibat Toxoplasma gondii.
Infeksi asimptomatik di seluruh dunia menunjukkan variasi 7-94%. Ia
menyerang dan memperbanyak diri secara aseksual di dalam sitoplasma
sel-sel berinti, dan membentuk kista di jaringan. Perbanyakan secara
seksual terjadi pada sel-sel usus kucing, oosit yang dihasilkan keluar
bersama feses. Penularan bisa terjadi melalui plasenta, makan daging
berkista yang kurang masak, dan melalui oosit di tanah yang tercemar
kotoran kucing.
Termasuk:
Kecuali:

Infeksi Toxoplasma gondii


Toxoplasmosis kongenital (P37.1)

B58.0 Okulopati toxoplasma;


chorioretinitis toxoplasma (H32.0*)
B58.1 Hepatitis toxoplasma (K77.0*)
B58.2 Meningoencephalitis toxoplasma (G05.2*)
B58.3 Toxoplasmosis paru-paru (J17.3*)
B58.8

Toxoplasmosis yang melibatkan organ lain:

Miokarditis toxoplasma (I41.2*);

Apikes Iris, Padang

69

Miositis toxoplasma (M63.1*)


B58.9

Toxoplasmosis, tidak dijelaskan

B59 Pneumocystosis (J17.3*)


Pneumonia akibat Pneumocystis carinii

B60 Penyakit protozoa lain, not elsewhere classified


Kecuali: Kriptosporidiosis (A07.2);
Isosporiasis (A07.3)
Mikrosporidiosis usus (A07.8)
B60.0

Babesiosis

Piroplasmosis [infeksi intraeritrosit pada hewan]


B60.1

Acanthamoebiasis

Konjungtivitis akibat Acanthamoeba (H13.1*)


Keratokonjungtivitis akibat Acanthamoeba (H19.2*)
B60.2

Naegleriasis

Meningoensefalitis amuba primer (G05.2*)


B60.8

Penyakit protozoa lain yang dijelaskan:

Mikrosporidiosis

B64 Penyakit protozoa yang tidak dijelaskan

Helminthiases (B65-B83)
B65 Schistosomiasis [bilharziasis]
Penyakit visera akibat cacing darah Schistosoma, yang hidup di
dalam vena mesenterium atau bladder. Telur yang menembus mukosa
usus atau bladder akan tiba di air, menetas, melepaskan miracidia yang
dengan cepat berubah menjadi ribuan cercaria di dalam keong. Cercaria
dapat menembus kulit, dan berubah menjadi skistosomula, pada saat ini
terjadi dermatitis. Skistosomula pindah ke vena bladder atau usus,
menjadi dewasa dan bertelur dalam waktu 1 3 bulan sejak memasuki
kulit.
Gejala penyakit mencakup demam, menggigil, mual, nyeri abdomen,
malaise, mialgia, urtikaria merah, dan eosininofilia. Kadang-kadang telur
nyasar ke SSP dan menyebabkan mielitis transversa atau kejang. Penyakit
lain termasuk akibat dari trematoda usus Fasciolopsis buski, Heteropyes

Apikes Iris, Padang

70

atau Metagonimus; trematoda hati seperti Fasciola hepatica


Clonorshis sinensis, dan trematoda paru seperti Paragonimus sp.

dan

Termasuk: snail fever


B65.0

Skistosomiasis akibat Schistosoma haematobium

[schistosomiasis urine]
B65.1

Skistosomiasis akibat Schistosoma mansoni

[schistosomiasis usus]
B65.2

Skistosomiasis akibat Schistosoma japonicum:

Skistosomiasis Asia
B65.3

Dermatitis cercaria

Swimmer's itch
B65.8

Skistosomiasis lain:

Infeksi Schistosoma intercalatum, Schistosoma mattheei,


Schistosoma mekongi
B65.9

Skistosomiasis, tidak dijelaskan

B66 Infeksi cacing jaringan (fluke) lainnya


B66.0 Opisthorchiasis
Infeksi cacing hati kucing
Opisthorchis (felineus)(viverrini)
B66.1

Clonorchiasis

Penyakit cacing hati Cina,


Penyakit cacing hati oriental;
Infeksi Clonorchis sinensis
B66.2

Dicrocoeliasis

Infeksi Dicrocoelium dendriticum


Infeksi cacing jaringan lancet
B66.3

Fascioliasis

Infeksi: Fasciola gigantica, F. hepatica, F. indica;


Penyakit cacing hati domba
B66.4

Paragonimiasis

Infeksi Paragonimus sp;


Penyakit cacing paru-paru
Distomiasis paru-paru
B66.5

Fasciolopsiasis

Infeksi Fasciolopsis buski;

Apikes Iris, Padang

71

Distomiasis usus
B66.8

Infeksi fluke lain

Echinostomiasis, Heterophyiasis, Metagonimiasis,


Nanophyetiasis, Watsoniasis
B66.9

Infeksi cacing jaringan, tidak dijelaskan

B67 Echinococcosis
Echinococcus adalah cacing dari jenis cestoda (cacing pita),
berbentuk panjang, pipih dan bersegmen, tidak memiliki pencernaan tapi
memperoleh makanan secara langsung dengan menyerapnya dari usus
tuan rumah. Echinococcosis adalah infeksi larva Echinococcus granulosus
yang bisa menimbulkan kista di dalam hati dan organ lain. Penularan
mulai dari telur yang ada dalam feses anjing, serigala atau kaninus lain,
ditelan oleh sapi, domba atau manusia, lalu diserap saluran pencernaan
dan memasuki hati, paru-paru, dan kadang-kadang otak, tulang, dsb.
Larva berkembang dengan lambat, bertahun-tahun, membentuk kista
hidatid yang akan berkembang lagi kalau dimakan anjing. Echinococcus
multilokularis memiliki siklus yang sama, dan umumnya berasal dari
serigala..
Termasuk: hydatidosis
B67.0

Infeksi Echinococcus granulosus pada liver

B67.1

Infeksi Echinococcus granulosus pada lung

B67.2

Infeksi Echinococcus granulosus pada bone

B67.3

Infeksi Echinococcus granulosus pada, other and multiple

sites
B67.4

Infeksi Echinococcus granulosus, tidak dijelaskan

B67.5

Infeksi Echinococcus multilocularis pada hati

B67.6

Infeksi Echinococcus multilocularis pada situs lain dan

ganda
B67.7

Infeksi Echinococcus multilocularis, tidak dijelaskan

B67.8

Echinococcosis pada hati, tidak dijelaskan

B67.9

Echinococcosis, di tempat lain and tidak

dijelaskan;Echinococcosis NOS
B68 Taeniasis
Infeksi saluran usus, sering tanpa gejala, akibat sestoda dewasa
Taenia saginata yang berasal dari sapi, atau Taenia solium yang berasal
dari babi. Infeksi stadium larva T. solium dapat menyebabkan
neurocysticercosis dengan kejang epilepsi.
Kecuali:

cysticercosis (B69.-)

Apikes Iris, Padang

72

B68.0

Taeniasis Taenia solium

(Infeksi) cacing pita babi


B68.1

Taeniasis Taenia saginata

(Infeksi) cacing pita sapi


Infeksi cacing pita Taenia saginata dewasa
B68.9

Taeniasis, tidak dijelaskan

B69 Cysticercosis
Termasuk:
infeksi cysticerciasis akibat bentuk larva Taenia
solium
B69.0

Cysticercosis sistem syaraf pusat

B69.1

Cysticercosis mata

B69.8

Cysticercosis pada situs lain

B69.9

Cysticercosis, tidak dijelaskan

B70 Diphyllobothriasis and sparganosis


Infeksi Diphyllobothrium latum, atau cacing pita ikan, sering tanpa
gejala. Ia menyerap vitamin B12 dari usus sehingga timbul defisiensi
vitamin ini dan anemia megaloblastik..
B70.0

Diphyllobothriasis:

Infeksi Diphyllobothrium (dewasa) (latum) (pacificum),


(Infeksi) cacing pita ikan
Kecuali:
B70.1

diphyllobothriasis larva (B70.1)

Sparganosis

Infeksi Sparganum (mansoni)(proliferum); infeksi larva


Spirometra
Diphyllobothriasis larva
Spirometrosis
B71 Infeksi cestoda lainnya
B71.0 Hymenolepiasis
(Infeksi) cacing pita cebol (dwarf)
(Infeksi) cacing pita tikus
B71.1

Dipylidiasis

(Infeksi) cacing pita anjing


B71.8

Infeksi cestoda lain yang dijelaskan

Coenurosis
B71.9

Infeksi cestoda, tidak dijelaskan:

Apikes Iris, Padang

73

(Infeksi) cacing pita NOS

B72 Dracunculiasis
Infeksi nematoda (cacing bulat) jenis Dracunculus medinensis yang
dapat menyebabkan ulkus nyeri pada kulit dan arthritis yang
melumpuhkan. Infeksi melalui air terkontaminasi, menembus usus, dan
menjadi dewasa di jaringan ikat. Bagian kepala muncul di kulit dan
membentuk papula merah, vesikula, dan ulkus.
Infeksi Dracunculus medinensis,
Infeksi cacing Guinea
B73 Onchocerciasis
Infeksi nematoda filaria yang menyebabkan penyakit kulit kronis
dan lesi mata yang dapat menyebabkan buta.
Infeksi Onchocerca volvulus,
Onchocercosis,
River blindness
B74 Filariasis
Filariasis limfatik adalah infeksi oleh 3 spesies Filarioidea,
Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, atau B. timori, yang menyebabkan
adenolimfangitis akut, limfedema kronik, hidrokel, dan chiluria. Larva
yang disuntikkan nyamuk memasuki darah dan saluran limfe, menjadi
dewasa dalam 6-12 bulan. Radang kelenjar limfe menyumbat aliran limfe
dan terjadinya penyakit kaki gajah. Loiasis adalah infeksi Loa loa,
menyebabkan angioedema lokal pada kulit dan sindroma hipereosinofilia
allergi. Ia disuntikkan oleh lalat Chrysops (deerfly atau horsefly).
Kecual:

Onchocerciasis (B73);
Eosinofilia (pulmonalis) tropis NOS (J82)

B74.0

Filariasis akibat Wuchereria bancrofti:

Elefantiasis bancrofti,
Filariasis bancrofti
B74.1

Filariasis akibat Brugia malayi

B74.2

Filariasis akibat Brugia timori

B74.3

Loiasis

Infeksi Loa loa


Sembab Calabar
Penyakit cacing mata Afrika
B74.4

Mansonelliasis:

Infeksi Mansonella ozzardi, M. perstans, M. streptocerca


B74.8

Filariasis lain

Apikes Iris, Padang

74

Dirofilariasis
B74.9

Filariasis, tidak dijelaskan

B75 Trichinellosis
Infeksi Trichinella spiralis, yang dapat menyebabkan gejala
pencernaan ringan diikuti oleh edema periorbita, nyeri otot, demam, dan
eosinofilia.
Infeksi Trichinella spp;
Trichiniasis
B76 Hookworm diseases
Penyakit cacing tambang disebabkan oleh Ankylostoma duodenale
atau Necator americanus, menyebabkan nyeri perut dan anemia defisiensi
besi. Larva Ankylostoma braziliense pada anjing atau kucing dapat masuk
tubuh manusia melalui kulit, menyebabkan cutaneous larva migrans.
Termasuk: Uncinariasis
B76.0

Ancylostomiasis

Infeksi Ancylostoma sp.


B76.1

Necatoriasis

Infeksi Necator americanus


B76.8

Penyakit cacing tambang lain

B76.9

Penyakit cacing tambang, tidak dijelaskan:

Cutaneous larva migrans NOS


B77 Ascariasis
Telur Ascaris lumbricoides menetas di duodenum, menembus
dinding usus dan dibawa darah ke jantung dan paru-paru. Selanjutnya
melalui bronkus mereka tiba di orofarings dan tertelan, lalu menjadi
dewasa di usus.
Termasuk: Askaridiasis
Infeksi cacing gelang
B77.0

Askariasis dengan komplikasi usus

B77.8

Askariasis dengan komplikasi lain

B77.9

Askariasis, tidak dijelaskan

B78 Strongyloidiasis
Infeksi Strongyloides
eosinofilia, dan nyeri perut.

stercoralis,

B78.0

Strongyloidiasis usus

B78.1

Strongyloidiasis kulit

B78.7

Strongyloidiasis disseminata

Apikes Iris, Padang

menyebabkan

rash

kulit,

75

B78.9

Strongyloidiasis, tidak dijelaskan

B79 Trichuriasis - Trichocephaliasis;: Whipworm (penyakit)


(infeksi)
Trichocephaliasis
(Penyakit)(infeksi) whipworm [cacing cambuk]
B80 Enterobiasis - Oxyuriasis; Pinworm infection; infeksi
Threadworm
Oxyuriasis
Infeksi pinworm [cacing jarum]
Infeksi threadworm [cacing benang]
B81 Helminthiasis usus lainnya, not elsewhere classified
Kecuali: angiostrongyliasis akibat Parastrongylus cantonensis
(B83.2)
B81.0

Anisakiasis

Infeksi larva Anisakis


B81.1

Capillariasis usus

Capillariasis NOS
Infeksi Capillaria philippinensis,
Kecuali: capillariasis hati (B83.8)
B81.2

Trichostrongyliasis

B81.3

Angiostrongyliasis usus

Infeksi Parastrongylus costaricensis


B81.4

Helminthiasis usus campuran

Helminthiasis campuran NOS


Infeksi cacing usus yang dapat diklasifikasikan pada lebih
dari satu di antara kategori B65.0-B81.3 dan B81.8.
B81.8

Helminthiasis usus lain yang dijelaskan

Infeksi Oesophagostomum sp. [oesophagostomiasis]


Infeksi Ternidens diminutus [ternidensiasis]
B82 Parasitisme usus yang tidak dijelaskan
B82.0 Intestinal helminthiasis, tidak dijelaskan
B82.9

Intestinal parasitism, tidak dijelaskan

B83 Helminthiasis lain

Apikes Iris, Padang

76

Kecuali:
B83.0

Capillariasis NOS (B81.1), capillariasis usus (B81.1)

Visceral larva migrans

Toxocariasis
B83.1

Gnathostomiasis:

Wandering swelling sembab berpindah


B83.2

Angiostrongyliasis akibat Parastrongylus cantonensis

Eosinophilic meningoencephalitis (G05.2*)


Kecuali:
B83.3

angiostrongyliasis usus (B81.3)

Syngamiasis

Syngamosis
B83.4

Hirudiniasis internal

Kecuali:
B83.8

Hirudiniasis eksternal (B88.3)

Helminthiasis lain yang dijelaskan

Acanthocephaliasis
Gongylonemiasis
Hepatic capillariasis
Metastrongyliasis
Thelaziasis
B83.9

Helminthiasis, tidak dijelaskan:

Cacingan NOS
Kecuali:

helminthiasis usus NOS (B82.0)

Pediculosis, acariasis and other infestations (B85-B89)


Pediculosis disebabkan oleh kutu kepala (Pediculus humanus
capitis), kutu badan (P. humanus corporis), atau kutu area genital
(Phthirus pubis). Kutu kepala dan pubis bisa hidup pada tubuh, sedangkan
kutu badan pada pakaian. Kutu badan adalah vektor penting penularan
organisme penyebab epidemic typhus, trench fever, dan relapsing fever
B85 Pediculosis and phthiriasis
B85.0 Pediculosis akibat Pediculus humanus capitis
Infestasi kutu kepala
B85.1

Pediculosis akibat Pediculus humanus corporis

Infestasi kutu badan


B85.2

Pediculosis, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang

77

B85.3

Phthiriasis

Infestasi Phthirus pubis, infestasi crab-louse (kutu daerah


pubis)
B85.4

Campuran pediculosis and phthiriasis

Infestasi yang dapat diklasifikasikan pada lebih dari satu di


antara kategori B85.0-B85.3

B86 Scabies
Scabies disebabkan oleh kutu (mite) Sarcoptes scabiei. Kutu betina
membuat terowongan di stratum korneum kulit untuk meletakkan
telurnya yang menetas dalam beberapa hari.
Sarcoptic itch

B87 Myiasis
Termasuk:
B87.0

infestasi oleh larva lalat

Myiasis kulit

Myiasis menjalar
B87.1

Myiasis luka

Myiasis traumatika
B87.2

Myiasis okuler

B87.3

Myiasis nasopharyngs

Myiasis laryngs
B87.4

Myiasis aural

B87.8

Myiasis tempat lain

Myiasis genitourinarius
Myiasis usus
B87.9

Myiasis, tidak dijelaskan

B88 Infestasi lain


B88.0 Acariasis lain:
Dermatitis acarine;
Trombiculosis
Dermatitis akibat: Demodex sp., Dermanyssus gallinae,
Liponyssoides sanguineus
Kecuali:

scabies (B86)

Apikes Iris, Padang

78

B88.1

Tungiasis [sandflea infestation]

B88.2

Infestasi artropoda lain:

Scarabiasis
B88.3

Hirudiniasis eksternal:

Infestasi leech (lintah) NOS


Kecuali: hirudiniasis internal (B83.4)
B88.8

Infestasi lain yang dijelaskan

Ichthyoparasitism akibat Vandellia cirrhosa


Linguatulosis
Porocephaliasis
B88.9

Infestasi, tidak dijelaskan

Infestasi (kulit) NOS


Infestasi kutu NOS
Parasit kulit NOS

B89 Penyakit parasit yang tidak dijelaskan

Sequel penyakit infeksi dan parasit (B90-B94)


Kategori ini digunakan untuk menunjukkan kondisi pada kategori
A00-B89 sebagai penyebab sekuel, sementara mereka diklasifikasikan di
tempat lain. Sekuel mencakup kondisi yang dinyatakan demikian; juga
mencakup efek lanjut dari penyakit yang dapat diklasifikasikan pada
kategori di atas kalau terdapat bukti bahwa penyakit itu tidak ada lagi.
Untuk penggunaan kategori ini, rujukan perlu dibuat ke aturan dan
pedoman pengkodean mortalitas dan morbiditas pada Volume 2.
B90 Sekuel tuberkulosis
B90.0 Sekuel TB sistem syaraf pusat
B90.1

Sekuel TB genitourinarius

B90.2

Sekuel TB tulang dan sendi

B90.8

Sekuel TB organ lain

B90.9

Sekuel TB paru-paru dan yang tidak dijelaskan

Sekuel TB NOS
B91 Sekuel poliomyelitis
B92 Sekuel leprosy

Apikes Iris, Padang

79

B94 Sekuel penyakit infeksi dan parasit lain dan yang tidak
dijelaskan
B94.0 Sekuel trakoma
B94.1

Sekuel ensefalitis virus

B94.2

Sekuel hepatitis virus

B94.8

Sekuel penyakit infeksi dan parasit lain yang dijelaskan

B94.9

Sekuel penyakit infeksi dan parasit yang tidak dijelaskan

Bakteri, virus dan agen infeksi lain (B95-B97)


Kategori ini jangan sekali-kali digunakan untuk pengkodean primer.
Mereka disediakan untuk digunakan sebagai kode tambahan kalau dirasa
perlu
mengidentifikasi
agen
infeksi
penyebab
penyakit
yang
diklasifikasikan di bab lain
B95 Streptococcus and staphylococcus penyebab penyakit yang
diklasifikasikan di bab lain
B95.0 Streptokokus, group A
B95.1

Streptokokus, group B

B95.2

Streptokokus, group D

B95.3

Streptokokus pneumoniae

B95.4

Streptokokus lain

B95.5

Streptokokus yang tidak dijelaskan

B95.6

Stafilokokus aureus

B95.7

Stafilokokus lain

B95.8

Stafilokokus yang tidak dijelaskan

B96 Bakteri lain penyebab penyakit yang diklasifikasikan di bab


lain.
B96.0 Mycoplasma pneumoniae [M. pneumoniae]
Pleuro-pneumonia-like-organism [PPLO]
B96.1

Klebsiella pneumoniae

B96.2

Escherichia coli

B96.3

Haemophilus influenzae

B96.4

Proteus (mirabilis)(morganii)

B96.5

Pseudomonas (aeruginosa)(mallei)(pseudomallei)

B96.6

Bacillus fragilis [B. fragilis]

B96.7

Clostridium perfringens [C. perfringens]

Apikes Iris, Padang

80

B96.8

Agen bakteri lain yang dijelaskan

B97 Agen virus penyebab penyakit yang diklasifikasikan di bab


lain
B97.0 Adenovirus
B97.1

Enterovirus: Coxsackievirus, Echovirus

B97.2

Coronavirus

B97.3

Retrovirus: Lentivirus, Oncovirus

B97.4

Respiratory syncytial virus

B97.5

Reovirus

B97.6

Parvovirus

B97.7

Papillomavirus

B97.8

Virus lainnya

Penyakit-penyakit in feksi lain (B99)


B99 Penyakit infeksi lain dan yang tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang

81

CODING EXERCISES

1.

Chronic viral hepatitis C

2.

Congenital syphilis in an 18-month old child

3.

Oral candidiasis in a HIV patient

4.

Acute pneumococcal tracheitis

5.

Dracunculiasis

6.

Non-infective diarrhoea in a 3-week old infant

7.

Tuberculosis of lung, confirmed

8.

Axillary cutaneous abscess

9.

Streptococcal sore throat

10.

Cytomegalovirus pancreatitis

11.

Internal hirudiniasis

12.

Kaposi's sarcoma of skin of back in HIV patient

13.

Infeksi Schistosoma mansoni dan Fasciolopsis buski dengan


nyeri perut yang berat

14.

Epidemic typhus due to Rickettsia prowazekii

15.

Granular trachomatous conjunctivitis

16.

Mycotic Madura foot

17.

Dwarf tapeworm infestation

18.

Sequelae of leprosy

19.

Classical cholera

20.

Varicella meningitis

Apikes Iris, Padang

82

CHAPTER I: CERTAIN INFECTIOUS AND PARASITIC DISEASES


1.Chronic viral hepatitis C
Look up hepatitis in the Index (Volume 3, page 263).
Hepatitis
- viral
- - chronic
- - - type
- - - - C -> B18.2

2.Congenital syphilis in an 18-month old child


Look up syphilis in the Index (Volume 3, page 524).
Syphilis
- congenital
- - early or less than two years after birth -> A50.2
Perhatikan bahwa tidak ada gejala yang dijelaskan dan sifilis tidak
dinyatakan sebagai laten. A50.2 pada volume 1 dianggap
Early congenital syphilis, unspecified.

3.Oral candidiasis in a HIV patient


Look up candidiasis in the Index (Volume 3, page 84)
Candidiasis
- resulting from HIV disease -> B20.4
Perhatikan bahwa kode ini adalah untuk penyakit HIV yang
menyebabkan kandidiasis dan harus digunakan kalau yang
dikode hanyalah penyebab tunggal. Kalau mengkode kondisi
ganda, bisa ditambahkan B37.0 untuk menjelaskan bahwa
manifestasi infeksi HIV adalah oral thrush (candidal
stomatitis). Untuk menemukan kode ini, look up
Candidiasis
- mouth -> B37.0

4.Acute pneumococcal tracheitis


Look up tracheitis in the Index (Volume 3, page 538)
Tracheitis -> J04.1

Apikes Iris, Padang

83

Perhatikan bahwa kata-kata "acute" and "pneumococcal"


tercantum dalam uraian

tracheitis di dalam tanda kurung,

yang berarti bahwa ada tidaknya kata-kata ini dalam uraian


penyakit tidak mengubah kode. Untuk mengkode kondisi
ganda, bisa ditambahkan kode B95.3 untuk menunjukkan
pneumokokus. To find this code, you look up
Infection
- pneumococcal
- - as cause of disease classified elsewhere -> B95.3.
Kode J04.1 berasal dari bab pernafasan, bukan bab penyakit
infeksi. Lihat catatan eksklusi pada halaman 107 volume 1
untuk menjelaskan ini.

5.Dracunculiasis
Look up dracunculiasis in the Index (Volume 3, page 189)
Dracunculiasis, dracunculosis -> B72.

6.Noninfective diarrhoea in a 3-week old infant


Cari diare pada indeks (Volume 3, page 158) perhatikan bahwa
istilah di dalam tanda kurung menunjukkan bahwa diare yang
tidak dijelaskan dianggap menular dan dikode pada bab I.
Karena kasus ini dinyatakan non-infectious, look up
Diarrhoea
- neonatal (non infective) -> P78.3.
Perhatikan bahwa usia pasien mengubah pemilihan kode. Kalau
pasien adalan neonatus, kodenya adalah K52.9 - diarrhoea,
non-infective.

7.Tuberculosis of lung, confirmed


Look up tuberculosis in the Index (Volume 3, page 545).
Tuberculosis
- lung - see Tuberculosis, pulmonary.
- pulmonary
- - confirmed (by)
- - - unspecified means -> A15.3.

Apikes Iris, Padang

84

8.Axillary cutaneous abscess


Look up Abscess in the Index (Volume 3, page 17)
Abscess
- axilla (region) -> L02.4.
Note that if you look up Abscess, cutaneous the Index suggests to
see also Abscess, by site. This indicates that there are other,
more specific, codes available for body sites. There is also a
code for the axillary lymph node under Abscess, axilla but the
diagnosis here is for a cutaneous abscess. The exclusion notes
on page 107 of volume 3 indicate that certain localised
infections, such as this one, are coded to the relevant body
system chapter and not to chapter 1.

9.Streptococcal sore throat


Look up Sore in the Index (Volume 3, page 501) or, if you know the
medical term for sore throat, look up pharyngitis.
Sore
- throat
- - streptococcal (ulcerative) -> J02.0.
Pharyngitis
- streptococcal -> J02.0.
The exclusion notes on page 107 of Volume 3 indicate that certain
localised infections, such as this one, are coded to the
relevant body system chapter and not to chapter 1.

10.Cytomegalovirus pancreatitis
Look up pancreatitis in the Index (Volume 3, page 425)
Pancreatitis
- cytomegaloviral -> B25.2 K87.1 *
Note that this is a case where a dagger and asterisk are used to
indicate the underlying cause of the disease
(cytomegalovirus) and the manifestation (pancreatitis). If you
are only coding single conditions, use the dagger code only.

Apikes Iris, Padang

85

11.Internal hirudiniasis
Look up hirudiniasis in the Index (Volume 3, page 266)
Hirudiniasis
- internal -> B83.4.

12.Kaposi's sarcoma of back (skin) in HIV patient


Look up sarcoma in the Index (Volume 3, page 484).
Sarcoma
- Kaposi's (M9140/3)
- - resulting from HIV disease -> B21.0.
If you are coding multiple conditions, you can add a code for the
sarcoma of skin of back and a morphology code to indicate
Kaposi's sarcoma. Look these up this way:
Sarcoma
- Kaposi's (M9140/3)
- - skin -> C46.0
Note the morphology code in parentheses after the morphological
type in the Index. Check this also in the Morphology Table in
Volume 1 (page 1195) - next to the morphology code is the
Chapter 2 category (C46.-) that should be used with this
morphology.

13.Infection by schistosoma mansoni and fasciolopsis buski


causing severe abdominal pain
Look up Infection in the Index (Volume 3, pages 291-299).
Infection
- Schistosoma - see Infestation, Schistosoma
Infestation
- Schistosoma
- - mansoni -> B65.1
Infection
- fasciolopsis buski -> B66.5
If you are coding multiple conditions, use both these codes. There
is no need to code the abdominal pain as this is stated to be a
symptom of (caused by) the infection. If you are coding single

Apikes Iris, Padang

86

conditions only, you may wish to use either the first infection
code (B65.1) or B81.4 Mixed intestinal helminthiases. Read
the description for this code on page 174 of volume 1.

14.Epidemic typhus due to Rickettsia prowazekii


Look up typhus in the Index (Volume 3, page 552)
Typhus
- due to Rickettsia
- - prowazekii -> A75.0.

15.Granular trachomatous conjunctivitis


Look up conjunctivitis in the Index (Volume 3, page 113)
Conjunctivitis
- granular (trachomatous) -> A71.1 H13.1*

16.Mycotic Madura Foot


Look up Madura foot in the Index (Volume 3, page 343).
Madura foot
- mycotic -> B47.0

17.Dwarf tapeworm infestation


Look up infestation in the Index (Volume 3, page 299).
Infestation
- dwarf tapeworm -> B71.0

18.Sequelae of leprosy
Look up sequelae in the Index (Volume 3, page 495).
Sequelae
- leprosy -> B92

19.Classical cholera
Look up cholera in the Index (Volume 3, page 97).
Cholera
- classical -> A00.0

Apikes Iris, Padang

87

20.Varicella meningitis
Look up meningitis in the Index (Volume 3, page 355).
Meningitis
- in
- - varicella -> B01.0 G02.0*

Apikes Iris, Padang

88

CHAPTER II. NEOPLASMA


Bab ini berisi kelompok-kelompok besar neoplasma sebagai
berikut:
C00-C75

Neoplasma ganas yang dinyatakan atau dianggap

primer, pada tempat yang dijelaskan, selain neoplasma


jaringan limfoid, hematopoietik dan yang berhubungan.
C00-C14

Bibir, rongga mulut, dan farings

C15-C26

Organ pencernaan

C30-C39

Organ pernafasan dan intratoraks

C40-C41

Tulang dan rawan sendi

C43-C44

Kulit

C45-C49

Jaringan mesotel dan jaringan lunak

C50

Mammae

C51-C58

Organ genitalia wanita

C60-C63

Organ genitalia pria

C64-C68

Saluran kemih

C69-C72

Mata, otak, dan bagian lain sistem syaraf pusat

C73-C75

Thyroid dan kelenjar endokrin lain

C76-C80

Neoplasma ganas pada situs yang kurang jelas,

sekunder dan tidak dijelaskan


C81-C96

Neoplasma ganas yang dinyatakan atau dianggap

primer, pada jaringan limfoid, hematopoietik dan yang


berhubungan
C97 Neoplasma ganas pada situs-situs ganda yang independen
(primer)
D00-D09

Neoplasma in situ

D10-D36

Neoplasma jinak

D37-D48

Neoplasma dengan sifat tidak jelas atau tidak

diketahui [lihat catatan]

Catatan
1. Neoplasma ganas primer, kurang jelas, sekunder dan situs tidak
dijelaskan.
Kategori C76-C80 melibatkan neoplasma ganas tanpa indikasi
yang jelas mengenai situs asalnya, atau kanker dinyatakan
disseminata, tersebar, atau meluas tanpa menyebutkan
situs primer. Pada kedua kasus ini situs primer dianggap tidak
diketahui.
2. Aktifitas fungsional.
Semua neoplasma diklasifikasikan di dalam bab ini, baik
mereka aktif atau tidak secara fungsional. Sebuah kode
tambahan dari Bab IV bisa digunakan, kalau diinginkan, untuk
mengidentifikasi aktifitas fungsional yang berhubungan
dengan setiap neoplasma. Misalnya, phaeochromocytoma
ganas kelenjar adrenal yang menghasilkan catecholamine
harus dikode pada C74 dengan kode tambahan E27.5;
adenoma basofil kelenjar pituitary harus dikode pada D35.2
dengan kode tambahan E24.0.
3. Morfologi.
Terdapat beberapa kelompok morfologis (histologis) utama
neoplasma ganas: karsinoma yang melibatkan karsinoma (sel)
skuamosa dan adenokarsinoma; sarkoma; tumor jaringan
lunak lain yang termasuk mesothelioma; limfoma (Hodgkin
and non-Hodgkin); leukaemia; jenis lain yang dijelaskan atau
spesifik pada suatu situs; dan kanker yang tidak dijelaskan.
Kanker adalah istilah umum dan dapat digunakan untuk
semua kelompok di atas, walau pun jarang digunakan untuk
neoplasma ganas pada jaringan limfatik, hematopoietik dan
yang berhubungan. Karsinoma kadang-kadang digunakan
secara salah sebagai sinonim kanker.
Pada Bab II hampir semua neoplasma diklasifikasikan
menurut situs dengan sifatnya dalam kelompok yang luas.
Pada beberapa kasus morfologinya ditunjukkan pada judul
kategori dan subkategori.
Untuk yang ingin mengidentifikasi jenis histologis, kode
morfologis komprehensif tersedia di halaman 1177-1204.
Kode-kode morfologi ini berasal dari International
Classification of Diseases for Oncology (ICD-O) edisi kedua,
yang merupakan klasifikasi dua axis yang menyediakan sistem
pengkodean independent untuk topografi dan morfologi. Kode
morfologi memiliki enam digit: empat digit pertama
menunjukkan jenis histologis, digit ke-5 adalah kode sifat
(primer ganas, sekunder ganas [metastatik], in situ, jinak, tak
jelas keganasannya), dan kode ke-6 adalah peringkat
(differensiasi) untuk tumor padat, yang juga digunakan
sebagai kode khusus limfoma dan leukemia.

Apikes Iris, Padang

4. Penggunaan subkategori pada Bab II.


Perhatikan penggunaan khusus subkategori .8. Tempat untuk
subkategori yang lain umumnya diberikan sebagai
subkategori .7
5. Neoplasma ganas yang batas situsnya overlap dan subkategori .8
(lesi overlap)
Kategori C00-C75 mengklasifikasi neoplasma ganas menurut
titik asalnya. Banyak kategori 3-karakter dibagi lebih lanjut
atas bagian yang diberi nama atau subkategori dari organ
yang dipertanyakan. Sebuah neoplasma yang overlap pada
dua atau lebih situs yang berbatasan di dalam satu kategori 3karakter , dan yang titik asalnya tidak bisa ditentukan, harus
diklasifikasi pada subkategori .9 (lesi overlap), kecuali kalau
kombinasi ini secara jelas diindeks di tempat lain. Misalnya,
karsinoma esofagus dan lambung secara spesifik diindeks
pada C16.0 (cardia), sementara karsinoma ujung dan
permukaan ventral lidah harus dikode pada C02.8.
Sebaliknya, karsinoma ujung lidah yang meluas dan
melibatkan permukaan ventral harus dikode pada C02.1
karena titik asalnya, ujung lidah, diketahui. Overlap berarti
bahwa situs yang terlibat bersambungan (saling berbatasan).
Subkategori yang dinomori secara berurutan sering secara
anatomis juga bersambungan, tapi ini tidak selalu demikian
(misalnya bladder C67.-) dan pengkode mungkin perlu
memeriksa buku anatomi untuk menentukan hubungan
topografisnya.
Kadang-kadang sebuah neoplasma overlap pada kategori 3karakter di dalam sistem tertentu. Untuk mengatasi ini,
subkategori berikut telah ditentukan:
C02.8
Lesi overlap pada lidah
C08.8

Lesi overlap pada kelenjar saliva utama

C14.8

Lesi overlap pada bibir, rongga mulut dan

C21.8

Lesi overlap pada rektum, anus, dan

lidah

saluran anus
C24.8

Lesi overlap pada saluran empedu

C26.8

Lesi overlap pada sistem pencernaan

C39.8

Lesi overlap pada organ pernafasan dan

intratoraks
C41.8

Apikes Iris, Padang

Lesi overlap pada tulang dan rawan sendi

C49.8

Lesi overlap pada jaringan penyambung

dan jaringan lunak


C57.8

Lesi overlap pada organ genitalia wanita

C63.8

Lesi overlap pada organ genitalia pria

C68.8

Lesi overlap pada organ perkemihan

C72.8

Lesi overlap pada sistem syaraf pusat

Sebuah contoh untuk ini adalah karsinoma lambung dan usus


halus, yang harus dikode pada C26.8 (lesi overlap pada sistem
pencernaan)
6. Neoplasma ganas jaringan ektopik.
Neoplasma ganas jaringan ektopik dikode pada situs yang
disebutkan, misalnya neoplasma ganas pankreas ektopik
dikode pankreas, tidak dijelaskan (C25.9).
7. Penggunaan indeks alfabet dalam pengkodean neoplasma.
Sebagai tambahan pada situs, morfologi dan sifat harus
dipertimbangkan ketika mengkode neoplasma, dan rujukan
harus dilakukan pertama kali pada entri indeks alfabet
untuk melihat uraian morfologis.
Halaman pengantar pada volume 3 melibatkan instruksi
umum mengenai penggunaan indeks alfabet secara benar.
Instruksi khusus dan contoh-contoh sehubungan dengan
neoplasma harus dicari untuk memastikan penggunaan
kategori dan subkategori di dalam Bab II secara benar.
8. Penggunaan International Classification of Diseases for
Oncology (ICD-O) edisi kedua.
Untuk jenis morfologis tertentu, Bab II menyediakan
klasifikasi topografis yang agak terbatas, atau tidak ada
sama sekali. Kode topografi ICD-O yang digunakan untuk
semua neoplasma pada dasarnya adalah kategori 3- atau 4karakter yang digunakan Bab II untuk neoplasma ganas
(C00-C77, C80), sehingga memberikan peningkatan
kespesifikan situs untuk neoplasma lain (ganas sekunder
[metastatik], jinak, in situ, dan tidak pasti atau tidak
Apikes Iris, Padang

diketahui).
Jadi badan-badan yang tertarik untuk mengidentifikasi
situs dan morfologi tumor, seperti registri kanker, rumah
sakit kanker, bagian patologi, dan badan lain yang
mengkhususkan diri pada kanker, direkomendasikan untuk
menggunakan ICD-O.

Catatan khusus Bab II: Neoplasma


Ketika mengkode neoplasma, rujuk catatan pengantar Bab II
pada Volume 1 dan pada pendahuluan Volume 3 tentang pemberian
kode dan penggunaan deskripsi morfologis.
Suatu neoplasma, baik primer atau metastasis, yang merupakan
fokus perawatan selama perawatan kesehatan harus dicatat dan dikode
sebagai kondisi utama. Bisa saja kondisi utama yang dicatat oleh
praktisi asuhan kesehatan adalah neoplasma primer yang tidak
terdapat lagi (telah dibuang pada periode asuhan sebelumnya). Untuk
keadaan ini, kondisi utama dikode pada neoplasma situs sekunder,
komplikasi saat ini, atau keadaan yang bisa dikode pada Bab XXI
(Kontak dengan pelayanan kesehatan untuk alasan selain sakit) yang
merupakan fokus pengobatan atau penyelidikan saat itu. Kode yang
sesuai dari Bab XXI untuk riwayat neoplasma pribadi bisa digunakan
untuk kode tambahan.

Contoh 6
Kondisi utama : Karsinoma prostat
Kondisi lain
Prosedur
Kode:

: Bronkitis kronis
: Prostatektomi

Neoplasma ganas prostat (C61) sebagai kondisi utama

Contoh 7
Kondisi utama : Karsinoma mammae - dibuang dua tahun yang
lalu
Kondisi lain
Prosedur

: Karsinoma sekunder paru-paru


: Bronkoskopi dengan biopsi

Apikes Iris, Padang

Kode:

Neoplasma ganas paru-paru (C78.0) sebagai kondisi

utama. Z85.3 (riwayat neoplasma mammae) bisa menjadi


kode tambahan.

Contoh 8
Kondisi utama : Kanker bladder telah dibuang - dirawat untuk
pemeriksaan follow-up dengan cystoscopy.
Kondisi lain
Prosedur
Kode:

:: Cystoscopy

Pemeriksaan follow-up pasca operasi neoplasma ganas

(Z08.0) sebagai kondisi utama. Z85.5 (riwayat neoplasma


ganas saluran urin) sebagai kode tambahan.

Neoplasma ganas (C00-C97)


Neoplasma ganas bibir, rongga mulut dan farings (C00-C14)
C00 Neoplasma ganas bibir
Kecuali:

kulit bibir (C43.0, C44.0)

C00.0 Bibir atas luar; bibir atas: NOS, area lipstik, batas
vermilion
C00.1 Bibir bawah luar: bibir bawah: NOS, area lipstik, batas
vermilion
C00.2 Bibir luar, tidak dijelaskan: batas vermilion NOS
C00.3 Bibir atas, permukaan dalam: buccal, frenulum, mucosa,
permukaan oral
C00.4 Bibir bawah, permukaan dalam: buccal, frenulum, mucosa,
permukaan oral
C00.5 Bibir, tak dijelaskan, permukaan dalam: buccal, frenulum,
mucosa, perm. oral
C00.6 Sudut bibir
C00.8 Lesi overlap pada bibir
Apikes Iris, Padang

C00.9 Lip, tidak dijelaskan


C01 Neoplasma ganas basis lidah
Permukaan dorsal basis lidah
Bagian lidah yang tidak bergerak
Sepertiga belakang lidah
C02 Neoplasma ganas lidah pada bagian lain dan yang tidak
dijelaskan
C02.0 Permukaan dorsal lidah dua-pertiga depan permukaan
bawah lidah
Kecuali: permukaan dorsal dasar lidah (C01)
C02.1 Pinggir lidah ujung lidah
C02.2 Permukaan ventral lidah dua pertiga depan permukaan
atas lidah
Frenulum linguae
C02.3 Dua-pertiga depan lidah bagian tidak dijelaskan
Sepertiga tengah lidah NOS Bagian lidah yang bergerak
NOS
C02.4 Tonsilla lingualis
Kecuali: tonsil NOS (C09.9)
C02.8 Lesi overlap pada lidah
titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C01C02.4
C02.9 Lidah, tidak dijelaskan
C03 Neoplasma ganas gusi
Termasuk:
Kecuali:

mukosa alveoli (tonjolan); gingiva


neoplasma odontogenik ganas (C41.0-C41.1)

C03.0 Gusi atas


C03.1 Gusi bawah
C03.9 Gusi, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang

C04 Neoplasma ganas lantai mulut


C04.0 Lantai anterior mulut anterior dari pertemuan premolar
- caninus
C04.1 Lantai lateral mulut
C04.8 Lesi overlap pada lantai mulut
C04.9 Lantai mulut, tidak dijelaskan
C05 Neoplasma ganas palatum
C05.0 Palatum durum
C05.1 Palatum molle
Kecuali: permukaan nasofarings palatum molle (C11.3)
C05.2 Uvula
C05.8 Lesi overlap pada palatum
C05.9 Palate, tidak dijelaskan; atap mulut
C06 Neoplasma ganas mulut pada bagian lain dan yang tidak
dijelaskan
C06.0 Mukosa pipi; pipi dalam
C06.1 Vestibulum mulut; sulcus buccalis (upper)(lower), sulcus
labialis (upper)(lower)
C06.2 Area retromolar
C06.8 Lesi overlap mulut pada bagian lain dan yang tidak
dijelaskan
C06.9 Mulut, tidak dijelaskan
Kelenjar saliva minor, situs tidak dijelaskan; rongga mulut
NOS
C07 Neoplasma ganas kelenjar parotid
C08 Neoplasma ganas kelenjar saliva mayor lain dan yang tidak
dijelaskan
Kecuali:

kelenjar saliva minor yang dijelaskan, diklasifikasi

menurut lokasi anatomis

Apikes Iris, Padang

kelenjar saliva minor NOS (C06.9); kelenjar parotid (C07)


C08.0 Kelenjar submandibularis; kelenjar submaxillaris
C08.1 Kelenjar sublingualis
C08.8 Lesi overlap pada kelenjar saliva mayor
titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C07C08.1
C08.9 Major salivary gland, tidak dijelaskan; kelenjar saliva
(mayor) NOS
C09 Neoplasma ganas tonsil
Kecuali:

Tonsilla lingualis (C02.4); tonsilla pharyngealis

(C11.1)
C09.0 Fossa tonsillaris
C09.1 Tonsillar pillar (anterior)(posterior)
C09.8 Lesi overlap pada tonsil
C09.9 Tonsil, tidak dijelaskan
Tonsil: NOS, faucialis, palatina
C10 Neoplasma ganas orofarings
Kecuali:

tonsil (C09.-)

C10.0 Vallecula
C10.1 Permukaan anterior epiglottis
Pinggir [batas] bebas epiglottis; plica glossoepiglottis
Kecuali:

epiglottis (pars suprahyoidea) NOS (C32.1)

C10.2 Dinding lateral orofarings


C10.3 Dinding posterior orofarings
C10.4 Branchial cleft (fistula branchial); kista branchial [situs
neoplasma]
C10.8 Lesi overlap pada orofarings
C10.9 Orofarings, tidak dijelaskan
C11 Neoplasma ganas nasofarings

Apikes Iris, Padang

C11.0 Dinding superior nasofarings;


Atap nasofarings
C11.1 Dinding posterior nasofarings;
Adenoid; tonsilla farings
C11.2 Dinding lateral nasofarings;
Fossa Rosenmuller; muara tuba auditorius; recessus farings
C11.3 Dinding anterior nasofarings
Lantai nasofarings
Permukaan nasofarings (anterior)(posterior) palatum molle
Pinggir posterior: choana, septum hidung
C11.8 Lesi overlap pada nasofarings
C11.9 Nasofarings, tidak dijelaskan; dinding nasofarings NOS
C12 Neoplasma ganas sinus piriformis
Fossa pyriformis
C13 Neoplasma ganas hipofarings
Kecuali:

sinus pyriformis (C12)

C13.0 Regio postcricoidea


C13.1 Plika ariepiglottis, permukaan hipofarings, NOS, zona
pinggir
Kecuali:

Plika ariepiglottis, permukaan larings (C32.1)

C13.2 Dinding posterior hipofarings


C13.8 Lesi overlap pada hipofarings
C13.9 Hipofarings, tidak dijelaskan; dinding hipofarings NOS
C14 Neoplasma ganas bibir, rongga mulut, dan farings lainnya,
dan yang situsnya kurang jelas
Kecuali: oral cavity NOS (C06.9)
C14.0 Farings, tidak dijelaskan
C14.2 Cincin Waldeyer
C14.8 Lesi overlap pada bibir, rongga mulut dan farings

Apikes Iris, Padang

10

titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C00C14.2


Neoplasma ganas organ pencernaan (C15-C26)
C15 Neoplasma ganas esofagus
Catatan:

Terdapat dua subklasifikasi alternatif diberikan,

yaitu .0-.2 secara anatomis, dan .3-.5 menurut pertigaan.


C15.0 Esofagus bagian leher
C15.1 Esofagus bagian toraks
C15.2 Esofagus bagian abdomen
C15.3 Esofagus sepertiga atas
C15.4 Esofagus sepertiga tengah
C15.5 Esofagus sepertiga bawah
C15.8 Lesi overlap pada esofagus
C15.9 Esofagus, tidak dijelaskan
C16 Neoplasma ganas lambung
C16.0 Cardia: pertemuan lambung-esofagus; mulut lambung,
esofagus dan lambung
C16.1 Fundus lambung
C16.2 Korpus lambung
C16.3 Antrum pilori; antrum lambung
C16.4 Pylorus; prepylorus; canalis pylori
C16.5 Kurvatura minor lambung, tidak dijelaskan; tak sesuai
dengan C16.1-C16.4
C16.6 Kurvatura mayor lambung, tidak dijelaskan; tak sesuai
dengan C16.1-C16.4
C16.8 Lesi overlap pada lambung
C16.9 Lambung, tidak dijelaskan; kanker lambung NOS
C17 Neoplasma ganas usus halus
C17.0 Duodenum

Apikes Iris, Padang

11

C17.1 Jejunum
C17.2 Ileum
Kecuali:

katup ileocaecum (C18.0)

C17.3 Divertikulum Meckel


C17.8 Lesi overlap pada usus halus
C17.9 Usus halus, tidak dijelaskan
C18 Neoplasma ganas kolon
C18.0 Caecum; katup ileocaecum
C18.1 Appendix
C18.2 Kolon asendens
C18.3 Fleksura hepatis
C18.4 Kolon transversa
C18.5 Fleksura lienalis/splenika
C18.6 Kolon desendens
C18.7 Kolon sigmoidea; fleksura sigmoidea
Kecuali: rectosigmoid junction (C19)
C18.8 Lesi overlap pada kolon
C18.9 Kolon, tidak dijelaskan; usus besar NOS
C19 Neoplasma ganas rectosigmoid junction
C20 Neoplasma ganas rektum
C21 Neoplasma ganas anus dan saluran anus anal
C21.0 Anus, tidak dijelaskan
Kecuali: pinggir anus, kulit anus, kulit perianus (C43.5,
C44.5)
C21.1 Saluran anus; sphincter ani
C21.2 Zona kloakogenic
C21.8 Lesi overlap pada rektum, anus and saluran anus
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C20C21.2
Apikes Iris, Padang

12

C22 Neoplasma ganas hati dan saluran empedu intrahepatik


Kecuali:

saluran empedu NOS (C24.9); neoplasma ganas

sekunder hati (C78.7)


C22.0 Karsinoma sel hati; Ca hepatocellular; hepatoma
C22.1 Karsinoma saluran empedu intrahepatis;
cholangiocarcinoma
C22.2 Hepatoblastoma
C22.3 Angiosarkoma hati; sarkoma sel Kupffer
C22.4 Sarkoma lain pada hati
C22.7 Karsinoma lain yang dijelaskan pada hati
C22.9 Hati, tidak dijelaskan
C23 Neoplasma ganas kantong empedu
C24 Neoplasma ganas saluran empedu yang lain dan tidak
dijelaskan
Kecuali:

saluran empedu intrahepatik (C22.1)

C24.0 Saluran empedu di luar hati


Saluran empedu NOS; ductus biliaris komunis; d. cysticus;
d. hepaticus
C24.1 Ampulla Vateri
C24.8 Lesi overlap pada saluran empedu
Termasuk saluran empedu intra dan ekstrahepatik
Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori
C22.0-C24.1
C24.9 Saluran empedu, tidak dijelaskan
C25 Neoplasma ganas pankreas
C25.0 Caput pancreas
C25.1 Corpus pancreas
C25.2 Cauda pancreas
C25.3 Ductus pancreaticus

Apikes Iris, Padang

13

C25.4 Pankreas endokrin; pulau-pulau Langerhans


C25.7 Bagian lain pankreas; leher pankreas
C25.8 Lesi overlap pada pankreas
C25.9 Pankreas, tidak dijelaskan
C26 Neoplasma ganas organ pencernaan lain dan yang tidak
jelas
Kecuali:

peritoneum dan retroperitoneum (C48.-)

C26.0 Saluran usus, bagiannya tidak dijelaskan; usus NOS


C26.1 Limpa
Kecuali: Penyakit Hodgkin (C81.-); Limfoma non-Hodgkin
(C82-C85)
C26.8 Lesi overlap pada saluran pencernaan
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C15C26.1
Kecuali:

Cardio-oesophageal junction (C16.0)

C26.9 Situs yang tidak jelas di dalam saluran pencernaan


Saluran pencernaan NOS, gastrointestinal tract NOS
Neoplasma ganas organ pernafasan dan intratoraks (C30-C39)
Termasuk:
Kecuali:

telinga tengah
mesothelioma (C45.-)

C30 Neoplasma ganas rongga hidung dan telinga tengah


C30.0 Rongga hidung
Rawan hidung, concha nasales, hidung dalam, septum,
vestibulum hidung
Kecuali:

pinggir posterior septum nasi dan choana

(C11.3)
tulang hidung (C41.0), kulit hidung (C43.3,
C44.3),
bulbus olfaktorius (C72.2), hidung NOS (C76.0),
C30.1 Telinga tengah
Apikes Iris, Padang

14

Tuba Eustachius, telinga dalam, sel-sel udara mastoid


Kecuali:

tulang telinga (meatus) (C41.0), rawan telinga

(C49.0)
liang atau kulit telinga (luar) (C43.2, C44.2)
C31 Neoplasma ganas sinus-sinus aksesorius
C31.0 Sinus maxillary: Antrum (Highmore)(maxillary)
C31.1 Sinus ethmoidalis
C31.2 Sinus frontalis
C31.3 Sinus sphenoidalis
C31.8 Lesi overlap pada sinus aksesorius
C31.9 Sinus aksesorius, tidak dijelaskan
C32 Neoplasma ganas larings
C32.0 Glottis
Intrinsic larynx; pita suara (sejati) NOS
C32.1 Supraglottis
Plica aryepiglottis, permukaan larings; epiglottis (pars
suprahyoidea) NOS; larings extrinsik; pita suara palsu;
permukaan posterior (larings) epiglottis; ventricular bands
Kecuali:

permukaan anterior epiglottis (C10.1),


plika aryepiglottis: NOS (C13.1),
permukaan hipofarings (C13.1), zona pinggir

(C13.1)
C32.2 Subglottis
C32.3 Rawan larings
C32.8 Lesi overlap larings
C32.9 Larings, tidak dijelaskan
C33 Neoplasma ganas trachea
C34 Neoplasma ganas bronchus dan paru-paru
C34.0 Bronkus utama: Carina; hilus (paru-paru)

Apikes Iris, Padang

15

C34.1 Lobus atas, bronkus atau paru-paru


C34.2 Lobus tengah, bronkus atau paru-paru
C34.3 Lobus bawah, bronkus atau paru-paru
C34.8 Lesi overlap bronkus dan paru-paru
C34.9 Bronkus atau paru-paru, tidak dijelaskan
C37 Neoplasma ganas thymus
C38 Neoplasma ganas jantung, mediastinum dan pleura
Kecuali:

mesothelioma (C45.-)

C38.0 Jantung, perikardium


Kecuali:

pembuluh-pembuluh besar (C49.3)

C38.1 Mediastinum anterior


C38.2 Mediastinum posterior
C38.3 Mediastinum, bagiannya tidak dijelaskan
C38.4 Pleura
C38.8 Lesi overlap pada jantung, mediastinum dan pleura
C39 Neoplasma ganas pernafasan dan intratoraks di situs lain
dan tidak jelas
Kecuali:

intratoraks NOS (C76.1)

C39.0 Saluran pernafasan atas, bagian tidak dijelaskan


C39.8 Lesi overlap pada organ pernafasan dan intratoraks
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C30C39.0
C39.9 Situs yang tidak jelas di dalam sistem pernafasan
Saluran pernafasan NOS
Neoplasma ganas tulang dan rawan sendi (C40-C41)
Kecuali:

sumsum tulang NOS (C96.7), sinovia (C49.-)

C40 Neoplasma ganas tulang dan rawan sendi anggota


C40.0 Skapula dan tulang panjang anggota atas
C40.1 Tulang pendek anggota atas
Apikes Iris, Padang

16

C40.2 Tulang panjang anggota bawah


C40.3 Tulang pendek anggota bawah
C40.8 Lesi overlap pada tulang dan rawan sendi anggota
C40.9 Tulang dan rawan sendi anggota, tidak dijelaskan
C41 Neoplasma ganas tulang dan rawan sendi lain dan tidak
dijelaskan
Kecuali:

tulang anggota (C40.-)

rawan: telinga (C49.0), larings (C32.3), anggota (C40.-),


hidung (C30.0)
C41.0 Tulang tengkorak dan muka
Maxilla (superior), tulang orbita
Kecuali:

semua jenis karsinoma pada: sinus maxillaris

(C31.0),
rahang atas (C03.0) kecuali intraossea atau
odontogenik
C41.1 Mandibula
Kecuali:

semua jenis karsinoma pada: rahang NOS

(C03.9), rahang bawah (C03.1) kecuali intraossea atau


odontogenik
C41.2 Kolom vertebra
Kecuali:

sacrum dan coccyx (C41.4)

C41.3 Iga, sternum dan klavikula


C41.4 Tulang pelvik, sacrum and coccyx
C41.8 Lesi overlap pada tulang dan rawan sendi
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C40C41.4
C41.9 Tulang dan rawan sendi, tidak dijelaskan
Melanoma dan neoplasma ganas lain kulit (C43-C44)
C43 Melanoma maligna kulit
Termasuk:

kode morfologi M872-M879 dengan kode sifat /3

Apikes Iris, Padang

17

Kecuali:

melanoma maligna kulit organ genital (C51-C52,

C60.-, C63.-)
C43.0 Melanoma maligna bibir
Kecuali: batas vermillion bibir (C00.0-C00.2)
C43.1 Melanoma maligna kelopak mata, termasuk canthus
C43.2 Melanoma maligna telinga dan liang telinga luar
C43.3 Melanoma maligna pada bagian lain dan tidak dijelaskan
pada muka
C43.4 Melanoma maligna kulit kepala dan leher
C43.5 Melanoma maligna badan; pinggir atau kulit anus, kulit
perianus, kulit mammae
Kecuali:

anus NOS (C21.0)

C43.6 Melanoma maligna anggota atas, termasuk bahu


C43.7 Melanoma maligna anggota bawah, termasuk panggul
C43.8 Lesi overlap melanoma maligna kulit
C43.9 Malignant melanoma kulit, tidak dijelaskan
Melanoma (malignant) NOS

C44 Neoplasma ganas lain pada kulit


Termasuk:

Neoplasma ganas: kelenjar sebasea, kelenjar

keringat
Kecuali:

Sarkoma Kaposi (C46.-)

Melanoma maligna kulit (C43.-), kulit genital (C51-C52,


C60.-, C63.-)
C44.0 Kulit bibir: basal cell carcinoma of lip
Kecuali:

Neoplasma ganas bibir (C00.-)

C44.1 Kulit kelopak mata, termasuk canthus


Kecuali: jaringan ikat kelopak mata (C49.0)
C44.2 Kulit telinga dan liang telinga luar

Apikes Iris, Padang

18

Kecuali:

jaringan ikat telinga (C49.0)

C44.3 Kulit bagian lain dan yang tidak dijelaskan pada muka
C44.4 Kulit kepala dan leher
C44.5 Kulit badan, pinggir atau kulit anus, kulit perianus, kulit
mammae
Kecuali:

anus NOS (C21.0)

C44.6 Kulit anggota atas, termasuk bahu


C44.7 Kulit anggota bawah, termasuk panggul
C44.8 Lesi overlap pada kulit
C44.9 Neoplasma ganas kulit, tidak dijelaskan
Neoplasma ganas jaringan mesotel dan jaringan lunak (C45-C49)
C45 Mesothelioma
Termasuk:

morphology code M905 dengan kode sifat /3

C45.0 Mesothelioma pleura


Kecuali:

neoplasma ganas lain pleura (C38.4)

C45.1 Mesothelioma peritoneum


Mesenterium, mesokolon, omentum, peritoneum (parietal)
(pelvic)
Kecuali:

neoplasma ganas lain pada peritoneum (C48.-)

C45.2 Mesothelioma perikardium


Kecuali:

neoplasma ganas lain perikardium (C38.0)

C45.7 Mesothelioma pada situs lain


C45.9 Mesothelioma, tidak dijelaskan
C46 Sarkoma Kaposi
Termasuk:

kode morfologis M9140 dengan kode sifat /3

C46.0 Sarkoma Kaposi skin


C46.1 Sarkoma Kaposi soft tissue
C46.2 Sarkoma Kaposi palatum
C46.3 Sarkoma Kaposi kelenjar limfe
Apikes Iris, Padang

19

C46.7 Sarkoma Kaposi situs lain


C46.8 Sarkoma Kaposi organ ganda
C46.9 Sarkoma Kaposi, tidak dijelaskan
C47 Neoplasma ganas syaraf perifer dan sistem syaraf otonom
Termasuk:
C47.0

syaraf dan ganglion simpatis dan parasimpatis

Syaraf perifer head, face and neck

Kecuali: peripheral nerves of orbit (C69.6)


C47.1

Syaraf perifer anggota atas, termasuk bahu

C47.2

Syaraf perifer anggota bawah, termasuk panggul

C47.3

Syaraf perifer toraks

C47.4

Syaraf perifer abdomen

C47.5

Syaraf perifer pelvis

C47.6

Syaraf perifer badan, tidak dijelaskan

C47.8

Lesi overlap syaraf perifer dan sistem syaraf otonom

C47.9

Syaraf perifer dan sistem syaraf otonom, tidak dijelaskan

C48 Neoplasma ganas retroperitoneum and peritoneum


Kecuali:

Sarcoma Kaposi (C46.1); mesothelioma (C45.-)

C48.0 Retroperitoneum
C48.1 Bagian peritoneum yang dijelaskan: mesenterium,
mesokolon, omentum, peritoneum parietalis dan
peritoneum pelvik
C48.2 Peritoneum, tidak dijelaskan
C48.8 Lesi overlap pada retroperitoneum dan peritoneum
C49 Neoplasma ganas jaringan penyambung dan jaringan lunak
lainnya
Termasuk:

pembuluh darah, bursa, rawan, fasia, jaringan

lemak, ligament (kecuali rahim), pembuluh limfe, otot,


sinovia, tendon (pembungkus)

Apikes Iris, Padang

20

Kecuali:

rawan (dari): sendi (C40-C41), larings (C32.3), hidung

(C30.0),
jaringan ikat mammae (C50.-); sarkoma Kaposi (C46.-);
mesothelioma (C45.-); syaraf perifer dan sistem syaraf
otonom (C47.-); peritoneum (C48.-); retroperitoneum
(C48.0)
C49.0 Jaringan ikat dan lunak kepala, muka dan leher
Jaringan ikat telinga, mata, kelopak mata
Kecuali:

jaringan ikat orbita (C69.6)

C49.1 Jaringan ikat dan lunak anggota atas, termasuk bahu


C49.2 Jaringan ikat dan lunak anggota bawah, termasuk panggul
C49.3 Jaringan ikat dan lunak thorax
Axilla, diaphragm, pembuluh besar
Kecuali: mammae (C50.-), jantung (C38.0), mediastinum
(C38.1-C38.3), thymus (C37)
C49.4 Jaringan ikat dan lunak abdomen: Dinding abdomen,
hypochondrium
C49.5 Jaringan ikat dan lunak pelvis: Buttock; groin, perineum
C49.6 Jaringan ikat dan lunak pada badan, tidak dijelaskan:
Punggung NOS
C49.8 Lesi overlap jaringan ikat dan lunak
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C47C49.6
C49.9 Jaringan ikat dan lunak, tidak dijelaskan
Neoplasma ganas mammae (C50)
C50 Neoplasma ganas mammae
Termasuk:
Kecuali:

jaringan ikat mammae


kulit mammae (C43.5, C44.5)

C50.0 Nipple dan areola


C50.1 Bagian sentral mamma
Apikes Iris, Padang

21

C50.2 Kwadran dalam-atas mamma


C50.3 Kwadran dalam-bawah mamma
C50.4 Kwadran luar-atas mamma
C50.5 Kwadran luar-bawah mamma
C50.6 Ujung mamma arah aksilla
C50.8 Lesi overlap pada mamma
C50.9 Mamma, tidak dijelaskan
Neoplasma ganas organ genital wanita (C51-C58)
Termasuk: kulit organ-organ genital wanita
C51 Neoplasma ganas vulva
C51.0 Labium mayora, kelenjar Bartholini [vestibula mayor]
C51.1 Labium minus
C51.2 Clitoris
C51.8 Lesi overlap pada vulva
C51.9 Vulva, tidak dijelaskan; genitalia external wanita NOS;
pudendum
C52 Neoplasma ganas vagina
C53 Neoplasma ganas servix uteri
C53.0 Endoservix
C53.1 Exoservix
C53.8 Lesi overlap pada servix uteri
C53.9 Servix uteri, tidak dijelaskan
C54 Neoplasma ganas korpus uteri
C54.0 Isthmus uteri; segmen bawah rahim
C54.1 Endometrium
C54.2 Myometrium
C54.3 Fundus uteri
C54.8 Lesi overlap pada korpus uteri
C54.9 Korpus uteri, tidak dijelaskan
Apikes Iris, Padang

22

C55 Neoplasma ganas uterus, bagian tidak dijelaskan


C56 Neoplasma ganas ovarium
C57 Neoplasma ganas organ genitalia lain wanita dan yang
tidak dijelaskan
C57.0 Tuba Fallopii; oviduct; tuba uterus
C57.1 Broad ligament (ligamentum latum)
C57.2 Round ligament (ligamentum rotundum)
C57.3 Parametrium; ligamen uterus NOS
C57.4 Adnexa uterus, tidak dijelaskan
C57.7 Organ genitalia lain wanita yang dijelaskan; korpus atau
duktus Wolffian
C57.8 Lesi overlap pada organ genitalia wanita
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C51C57.7, C58
Tubo-ovarium; utero-ovarium
C57.9 Organ genitalia wanita, tidak dijelaskan
Traktus genito-urinarius wanita NOS
C58 Neoplasma ganas plasenta
Choriocarcinoma NOS
Chorionepithelioma NOS
Kecuali:

chorioadenoma (destruens) (D39.2)

mola hydatidiformis: NOS (O01.9), invasive (D39.2),


malignant (D39.2)
Neoplasma ganas organ genitalia pria (C60-C63)
Termasuk:

kulit organ genitalia pria

C60 Neoplasma ganas penis


C60.0 Prepuce; foreskin (kulit depan)
C60.1 Glans penis
C60.2 Batang penis; korpus kavernosum

Apikes Iris, Padang

23

C60.8 Lesi overlap pada penis


C60.9 Penis, tidak dijelaskan; kulit penis NOS
C61 Neoplasma ganas prostat
C62 Neoplasma ganas testis
C62.0 Undescended testis: ectopic testis; testis tertahan[situs
neoplasma]
C62.1 Descended testis: testis di dalam skrotum
C62.9 Testis, tidak dijelaskan
C63 Neoplasma ganas organ genitalia pria lain dan tidak
dijelaskan
C63.0 Epididymis
C63.1 Spermatic cord
C63.2 Skrotum, Kulit skrotum
C63.7 Organ genitalia pria lain yang dijelaskan: Vesikula
seminalis; tunika vaginalis
C63.8 Lesi overlap pada organ genitalia pria
Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C60C63.7
C63.9 Organ genitalia pria, tidak dijelaskan
Traktus genito-urinarius pria NOS
Neoplasma ganas saluran kemih (C64-C68)
C64 Neoplasma ganas ginjal, selain pelvis ginjal
Kecuali:

kaliks ginjal (C65), pelvis ginjal (C65)

C65 Neoplasma ganas pelvis ginjal


Pelviureteric junction; kaliks ginjal
C66 Neoplasma ganas ureter
Kecuali:

muara ureter di kandung kemih (C67.6)

C67 Neoplasma ganas kandung kemih


C67.0 Trigonum vesicae

Apikes Iris, Padang

24

C67.1 Puncak bladder


C67.2 Dinding lateral bladder
C67.3 Dinding anterior bladder
C67.4 Dinding posterior bladder
C67.5 Leher bladder; lobang internal uretra
C67.6 Muara ureter
C67.7 Urachus
C67.8 Lesi overlap pada bladder
C67.9 Bladder, tidak dijelaskan
C68 Neoplasma ganas organ perkemihan lain dan yang tidak
dijelaskan
Kecuali: traktus genito-urinarius NOS: wanita (C57.9), pria
(C63.9)
C68.0 Urethra
Kecuali:

lobang internal uretra (C67.5)

C68.1 Kelenjar paraurethra


C68.8 Lesi overlap pada organ perkemihan
Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C64C68.1
C68.9 Organ perkemihan, tidak dijelaskan; sistem urinarius NOS
Neoplasma ganas mata, otak dan bagian lain SSP (C69-C72)
C69 Neoplasma ganas mata dan adnexa
Kecuali:

jaringan ikat kelopak (C49.0), kelopak (kulit) (C43.1,

C44.1)
nervus optikus (C72.3)
C69.0 Conjunctiva
C69.1 Cornea
C69.2 Retina
C69.3 Choroid

Apikes Iris, Padang

25

C69.4 Korpus siliaris; bola mata


C69.5 Kelenjar dan duktus lakrimalis; duktus nasolakrimalis
C69.6 Orbita: jaringan ikat orbita, otot ekstraokuli, syaraf
perifer orbita, jaringan retrobulbar, jaringan retrookuli
Kecuali:

tulang orbita (C41.0)

C69.8 Lesi overlap pada mata dan adnexa


C69.9 Mata, tidak dijelaskan
C70 Neoplasma ganas meningen
C70.0 Meningen otak
C70.1 Meningen spinalis
C70.9 Meningen, tidak dijelaskan
C71 Neoplasma ganas otak
Kecuali:

nervi kraniales (C72.2-C72.5)

jaringan retrobulbar (C69.6)


C71.0 Serebrum, selain lobus dan ventrikel
Corpus callosum; supratentorium NOS
C71.1 Lobus frontalis
C71.2 Lobus temporalis
C71.3 Lobus parietalis
C71.4 Lobus oksipitalis
C71.5 Ventrikel otak
Kecuali:

ventrikel IV (C71.7)

C71.6 Serebellum
C71.7 Batang otak; ventrikel IV; infratentorium NOS
C71.8 Lesi overlap pada otak
C71.9 Otak, tidak dijelaskan
C72 Neoplasma ganas medulla spinalis, nervi craniales dan
bagian lain SSP
Kecuali:

meningen (C70.-)

Apikes Iris, Padang

26

syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (C47.-)


C72.0 Medulla spinalis
C72.1 Cauda equina
C72.2 Nervus olfaktorius; bulbus olfaktorius
C72.3 Nervus optikus
C72.4 Nervus akustikus
C72.5 Nervi kraniales lain dan yang tidak dijelaskan; nervi
kraniales NOS
C72.8 Lesi overlap pada otak dan bagian lain SSP
Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C70C72.5
C72.9 Sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan; sistem syaraf NOS
Neoplasma ganas tiroid dan kelenjar endokrin lain (C73-C75)
C73 Neoplasma ganas kelenjar tiroid
C74 Neoplasma ganas kelenjar adrenal
C74.0 Kortex kelenjar adrenal
C74.1 Medulla kelenjar adrenal
C74.9 Kelenjar adrenal, tidak dijelaskan
C75 Neoplasma ganas kelenjar endokrin lain dan struktur
terkait
Kecuali:

Kelenjar adrenal (C74.-), pankreas endokrin (C25.4),

ovarium (C56), testis (C62.-), thymus (C37), kelenjar tiroid


(C73)
C75.0 Kelenjar paratiroid
C75.1 Kelenjar pituitary
C75.2 Duktus kraniopharyngeus
C75.3 Kelenjar pineal
C75.4 Carotid body
C75.5 Aortic body dan paraganglia lain

Apikes Iris, Padang

27

C75.8 Keterlibatan banyak kelenjar (pluriglandular), tidak


dijelaskan
Catatan: Kalau situs diketahui, mereka harus dikode secara
terpisah.
C75.9 Kelenjar endokrin, tidak dijelaskan
Neoplasma ganas pada situs yang tidak jelas, sekunder dan tidak
dijelaskan (C76-C80)
C76 Neoplasma ganas pada situs-situs lain dan tidak jelas
Kecuali:

Neoplasma ganas: genitourinarius NOS: wanita

(C57.9), pria (C63.9)


jaringan limfoid, hematopoietik dan yang berhubungan
(C81-C96)
situs yang tidak dijelaskan (C80)
C76.0 Kepala, muka dan leher: Pipi NOS, hidung NOS
C76.1 Thorax: Axilla NOS, intratoraks NOS, toraks NOS
C76.2 Abdomen
C76.3 Pelvis: Groin NOS; Situs yang overlap dengan sistem di
dalam pelvis, seperti rektovagina (septum) dan rektovesika
(septum)
C76.4 Anggota atas
C76.5 Anggota bawah
C76.7 Situs tidak jelas lainnya
C76.8 Lesi overlap pada situs-situs lain dan tidak jelas
C77 Neoplasma ganas lymph nodes sekunder dan tidak
dijelaskan
Kecuali: Neoplasma ganas kelenjar limfe, dinyatakan primer
(C81-C87, C96.-)
C77.0 Kelenjar limfe kepala, muka dan leher: Kelenjar limfe
supraklavikula
C77.1 Kelenjar limfe intratoraks
Apikes Iris, Padang

28

C77.2 Kelenjar limfe intra-abdominalis


C77.3 Kelenjar limfe aksillaris dan anggota atas: Kelenjar limfe
pektoralis
C77.4 Kelenjar limfe inguinalis dan anggota bawah
C77.5 Kelenjar limfe intrapelvik
C77.8 Kelenjar limfe di berbagai tempat
C77.9 Kelenjar limfe, tidak dijelaskan
C78 Neoplasma ganas sekunder organ pernafasan dan
pencernaan
C78.0 Neoplasma ganas sekunder paru-paru
C78.1 Neoplasma ganas sekunder mediastinum
C78.2 Neoplasma ganas sekunder pleura
C78.3 Neoplasma ganas sekunder organ pernafasan lain dan
yang tidak dijelaskan
C78.4 Neoplasma ganas sekunder usus halus
C78.5 Neoplasma ganas sekunder usus besar dan rektum
C78.6 Neoplasma ganas sekunder retroperitoneum dan
peritoneum
Malignant ascites NOS
C78.7 Neoplasma ganas sekunder hati
C78.8 Neoplasma ganas sekunder organ pencernaan lain dan
yang tidak dijelaskan
C79 Neoplasma ganas sekunder pada other sites
C79.0 Neoplasma ganas sekunder ginjal dan pelvis renalis
C79.1 Neoplasma ganas sekunder bladder, organ kemih lain dan
yang tidak dijelaskan
C79.2 Neoplasma ganas sekunder kulit
C79.3 Neoplasma ganas sekunder otak dan meningen otak

Apikes Iris, Padang

29

C79.4 Neoplasma ganas sekunder bagian sistem syaraf lain dan


yang tidak dijelaskan
C79.5 Neoplasma ganas sekunder tulang dan sumsum tulang
C79.6 Neoplasma ganas sekunder pada ovarium
C79.7 Neoplasma ganas sekunder kelenjar adrenal
C79.8 Neoplasma ganas sekunder pada situs lain yang dijelaskan
C80 Neoplasma ganas tanpa penjelasan situs
C80 hanya digunakan untuk kondisi utama kalau neoplasma
ganas tercatat tanpa penjelasan mengenai situsnya. Kode
tambahan bisa digunakan untuk identifikasi masingmasing neoplasma ganas tersebut.
Contoh
Kondisi utama : Carcinomatosis
Kondisi lain

:-

Kode : Neoplasma ganas tanpa penjelasan mengenai situsnya


(80)).

Kanker, karsinoma, karsinomatosis, kanker umum, keganasan


umum, keganasan, dan kanker ganda yang situsnya tidak
dijelaskan (primary)(secondary)
Malignant cachexia
Situs primer tidak diketahui
Neoplasma ganas limfoid, hematopoietik dan jaringan yang
berhubungan (C81-C96)
Catatan:

Istilah yang digunakan pada kategori C82-C85 untuk

limfoma non-Hodgkin adalah dari the Working


Formulation, yang berusaha untuk menemukan dasar
bersama di antara berbagai skema klasifikasi. Istilah yang
digunakan dalam skema-skema ini tidak diberikan pada
Daftar Tabulasi, tapi muncul pada Indeks Alfabetis;

Apikes Iris, Padang

30

persamaan yang pas dengan istilah yang terdapat pada


Daftar Tabulasi tidak selalu dimungkinkan.

Termasuk:
Kecuali:

kode morfologi M959-M994 dengan kode sifat /3


neoplasma kelenjar limfe sekunder dan yang tidak

dijelaskan (C77.-)
C81 Penyakit Hodgkin
Termasuk: kode morfologi M965-M966 dengan kode sifat /3
C81.0 Limfosit lebih menonjol: Limfosit-histiosit lebih menonjol
C81.1 Nodular sclerosis
C81.2 Sel-sel menonjol bercampur
C81.3 Limfosit sangat sedikit
C81.7 Penyakit Hodgkin lain
C81.9 Penyakit Hodgkin, tidak dijelaskan
C82 Limfoma follikuler [nodular] non-Hodgkin
Termasuk:

limfoma follikuler non-Hodgkin dengan atau

tanpa area yang diffus


kode morfologi M969 dengan kode sifat /3
C82.0 Small cleaved cell, follikuler (sel-sel kecil terbelah)
C82.1 Campuran sel kecil terbelah dan sel besar, follikuler
C82.2 Sel besar, follikuler
C82.7 Jenis lain limfoma follikuler non-Hodgkin
C82.9 Limfoma follikuler non-Hodgkin, tidak dijelaskan
Limfoma noduler non-Hodgkin NOS
C83 Limfoma diffus non-Hodgkin
Termasuk: kode morfologi M9593, M9595, M967-M968 dengan
kode sifat /3
C83.0 Sel kecil (diffus)
C83.1 Sel kecil terbelah (diffus)

Apikes Iris, Padang

31

C83.2 Campuran sel kecil dan besar (diffus)


C83.3 Sel besar (diffus); sarkoma sel retikulum
C83.4 Immunoblastik (diffus)
C83.5 Lymphoblastik (diffus)
C83.6 Undifferentiated (diffus)
C83.7 Tumor Burkitt
C83.8 Jenis lain limfoma diffus non-Hodgkin
C83.9 Limfoma diffus non-Hodgkin, tidak dijelaskan
C84 Limfoma sel-T perifer dan kulit
Termasuk:

morphology code M970 dengan kode sifat /3

C84.0 Mycosis fungoides


C84.1 Penyakit Sezary
C84.2 Limfoma T-zone
C84.3 Limfoma limfo-epithelioid lymphoma; limfoma Lennert
C84.4 Limfoma sel-T perifer
C84.5 Limfoma sel-T lain dan yang tidak dijelaskan
Catatan: Kalau garis pembentukan atau keterlibatan sel-T
disebutkan sehubungan dengan limfoma spesifik, kode
yang lebih spesifik.
C85 Limfoma non-Hodgkin dan jenis yang tidak dijelaskan
Termasuk:

kode morfologi M9590-M9592, M9594, M971

dengan kode sifat /3


C85.0 Limfosarkoma
C85.1 Limfoma sel-B, tidak dijelaskan
Catatan: Kalau garis pembentukan atau keterlibatan sel-B
disebutkan sehubungan dengan limfoma spesifik, kode
yang lebih spesifik.
C85.7 Limfoma non-Hodgkin jenis lain yang dijelaskan

Apikes Iris, Padang

32

Retikulo-endotheliosis maligna, retikulosis maligna,


mikroglioma
C85.9 Limfoma non-Hodgkin, jenis tidak dijelaskan
Limfoma NOS, limfoma maligna NOS, limfoma nonHodgkin NOS
C88 Penyakit immunoproliferatif maligna
Termasuk:

kode morfologi M976 dengan kode sifat /3

C88.0 Makroglobulinaemia Waldenstrom


C88.1 Penyakit alpha heavy chain
C88.2 Penyakit gamma heavy chain; penyakit Franklin
C88.3 Penyakit immunoproliferatif usus halus; penyakit
Mediterranean
C88.7 Penyakit immunoproliferatif maligna lainnya
C88.9 Penyakit immunoproliferatif maligna, tidak dijelaskan
Penyakit immunoproliferatif NOS
C90 Myeloma multipel dan neoplasma sel plasma ganas
Termasuk:

kode morfologi M973, M9830 dengan kode

sifat /3
C90.0 Myeloma multipel; penyakit Kahler, myelomatosis
C90.1 Leukaemia sel plasma
C90.2 Plasmacytoma, extramedulla
Tumor sel plasma ganas NOS, plasmacytoma NOS, myeloma
soliter
C91 Leukaemia limfoid
Termasuk: kode morfologi M982, M9940-M9941 dengan kode
sifat /3
C91.0 Leukaemia limfoblast akut
Kecuali:

eksasebasi akut leukemia limfosit akut (C91.1)

C91.1 Leukaemia limfosit kronis

Apikes Iris, Padang

33

C91.2 Leukaemia limfosit subakut


C91.3 Leukaemia prolimfosit
C91.4 Leukaemia hairy-cell (sel-sel berambut):
retikuloendotheliosis leukemia
C91.5 Leukaemia sel-T dewasa
C91.7 Leukaemia limfoid lain
C91.9 Leukaemia limfoid, tidak dijelaskan
C92 Leukaemia myeloid
Termasuk:

leukaemia: granulosit, myelogen

kode morfologi M986-M988, M9930 dengan kode sifat /3


C92.0 Leukaemia myeloid akut
Kecuali:

eksaserbasi akut leukaemia myeloid kronis

(C92.1)
C92.1 Leukaemia myeloid kronis
C92.2 Leukaemia myeloid subakut
C92.3 Sarkoma myeloid; khloroma; sarkoma granulosit
C92.4 Leukaemia promyelosit akut
C92.5 Leukaemia myelomonosit akut
C92.7 Leukaemia myeloid lain
C92.9 Leukaemia myeloid, tidak dijelaskan
C93 Leukaemia monosit
Termasuk:

leukaemia monositoid

kode morfologi M989 dengan kode sifat /3


C93.0 Leukaemia monosit akut
Kecuali: eksaserbasi akut leukaemia monosit kronis
(C93.1)
C93.1 Leukaemia monosit kronis
C93.2 Leukaemia monosit subakut
C93.7 Leukaemia monosit lain

Apikes Iris, Padang

34

C93.9 Leukaemia monosit, tidak dijelaskan


C94 Leukemia lain dengan jenis sel dijelaskan
Termasuk: kode morfologi M984, M9850, M9900, M9910,
M9931-M9932 dengan kode sifat /3
Kecuali:

retikuloendoteliosis leukemik (C91.4) ; leukemia sel

plasma (C90.1)
C94.0 Eritremia dan eritroleukemia akut
Myelosis eritremik akut; penyakit Di Guglielmo
C94.1 Eritremia kronis; penyakit Heilmeyer-Schoner
C94.2 Leukemia megakaryoblast akut
Leukaemia: megakaryoblast (akut), megakaryocyt (akut)
C94.3 Leukemia sel mast
C94.4 Panmyelosis akut
C94.5 Myelofibrosis akut
C94.7 Leukemia lain yang dijelaskan; leukemia sel limfosarkoma
C95 Leukaemia dengan jenis sel tidak dijelaskan
Termasuk:

kode morfologi M980 dengan kode sifat /3

C95.0 Leukemia akut dengan jenis sel tidak dijelaskan


Leukaemia sel blast, leukemia sel stem
Kecuali: eksaserbasi akut leukemia kronis yang tidak
dijelaskan (C95.1)
C95.1 Leukemia kronis dengan jenis sel tidak dijelaskan
C95.2 Leukemia subakut dengan jenis sel tidak dijelaskan
C95.7 Leukemia lain dengan jenis sel tidak dijelaskan
C95.9 Leukaemia, tidak dijelaskan
C96 Neoplasma ganas lain dan tidak dijelaskan pada jaringan
limfoid, haematopoietik dan yang berhubungan
Termasuk:

kode morfologi M972, M974 dengan kode sifat /

Apikes Iris, Padang

35

C96.0 Penyakit Letterer-Siwe


retikuloendotheliosis nonlipid:, retikulosis nonlipid:
C96.1 Histiositosis maligna
Retikulosis medulla histiosit
C96.2 Tumor maligna sel mast
Malignant: mastositoma, mastositosis, sarkoma sel mast
Kecuali: leukaemia sel mast (C94.3), mastositosis (kulit)
(Q82.2)
C96.3 Limfoma histiosit sejati
C96.7 Neoplasma ganas lain jaringan limfoid, haematopoietic
dan yang berhubungan
C96.9 Neoplasma ganas jaringan limfoid, haematopoietic dan
yang berhubungan, tidak dijelaskan
Neoplasma ganas situs ganda independen (primer) (C97)
C97 Neoplasma ganas situs ganda independen (primer)
C97. Neoplasma ganas dengan situs ganda primer yang
independen
C97 digunakan kalau tercatat dua atau lebih neoplasma ganas
primer yang independen sebagai kondisi utama, tanpa ada
yang lebih menonjol. Kode tambahan bisa digunakan untuk
identifikasi masing-masing neoplasma ganas tersebut.
Contoh 10
Kondisi utama : Multiple myeloma dan adenokarsinoma prostat
primer
Kondisi lain
Kode:

:-

Neoplasma ganas situs ganda primer yang independen

(C97).
C90.0 (multiple myeloma) dan C61 (neoplasma ganas
prostat) bisa digunakan sebagai kode tambahan

Apikes Iris, Padang

36

Catatan:

Untuk penggunaan kategori ini, hendaknya dirujuk

aturan dan pedoman pengkodean mortalitas pada volume 2.


Neoplasma in situ (D00-D09)
Catatan:

Neoplasma in situ banyak dianggap sebagai berada

dalam masa perubahan morfologis antara displasia dan


kanker yang invasif. Misalnya, untuk cervical
intraepithelial neoplasia (CIN) dikenal tiga stadium, yang
ketiga (CIN III) termasuk pada displasia berat dan
karsinoma in situ. Sistem peringkat ini telah diperluas ke
organ lain, seperti vulva dan vagina. Deskripsi neoplasia
intraepitel stadium III, dengan atau tanpa disebutkannya
displasia, diletakkan pada bagian ini. Stadium I dan II
diklasifikasikan sebagai displasia sistem organ yang
terlibat dan harus dikode pada bab sistem tubuh yang
relevan.
Termasuk:

penyakit Bowen; erythroplasia; kode morfologi

dengan kode sifat /2


eritroplasia Queyrat
D00 Carcinoma in situ rongga mulut, esofagus, dan lambung
Kecuali:

melanoma in situ (D03.-)

D00.0 Bibir, rongga mulut dan farings


Plika ariepiglottik: NOS, permukaan hipofarings, zona
pinggir
Batas vermillion bibir
Kecuali:

plika ariepiglottik, permukaan larings (D02.0)


epiglottis: NOS (D02.0), pars suprahyoid (D02.0)
kulit bibir (D03.0, D04.0)

D00.1 Esofagus
D00.2 Lambung

Apikes Iris, Padang

37

D01 Carcinoma in situ organ pencernaan lain dan yang tidak


dijelaskan
Kecuali:

melanoma in situ (D03.-)

D01.0 Colon
Kecuali:

pertemuan rektosigmoid (D01.1)

D01.1 Pertemuan rektosigmoid


D01.2 Rektum
D01.3 Anus dan saluran anus
Kecuali:

pinggir anus (D03.5, D04.5), kulit anus (D03.5,

D04.5)
kulit sekitar anus (D03.5, D04.5)
D01.4 Bagian usus lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali:

ampulla Vateri (D01.5)

D01.5 Hati, kantong empedu dan saluran empedu; ampulla


Vateri
D01.7 Organ pencernaan lain yang dijelaskan; pankreas
D01.9 Organ pencernaan, tidak dijelaskan
D02 Carcinoma in situ of middle ear and respiratory system
Kecuali:

melanoma in situ (D03.-)

D02.0 Larings: Aryepiglottic fold, permukaan larings; Epiglottis


(pars suprahyoid)
Kecuali: plika aryepiglottik: NOS, permukaan hipofarings,
pinggir (D00.0)
D02.1 Trakhea
D02.2 Bronkus dan paru-paru
D02.3 Bagian lain sistem pernafasan: Sinus aksesorius, telinga
tengah, rongga hidung
Kecuali:

telinga (luar)(kulit) (D03.2, D04.2)

Apikes Iris, Padang

38

hidung: NOS (D09.7), kulit hidung (D03.3,


D04.3)
D02.4 Sistem pernafasan, tidak dijelaskan
D03 Melanoma in situ
Termasuk:

kode morfologi M872-M879 dengan kode sifat /2

D03.0 Melanoma in situ bibir


D03.1 Melanoma in situ kelopak mata, termasuk canthus
D03.2 Melanoma in situ telinga dan liang telinga luar
D03.3 Melanoma in situ bagian lain muka dan yang tidak
dijelaskan
D03.4 Melanoma in situ kulit kepala dan leher
D03.5 Melanoma in situ badan
Pinggir anus, kulit anus, kulit perianus, mammae (kulit)
(jaringan lunak)
D03.6 Melanoma in situ anggota atas, termasuk bahu
D03.7 Melanoma in situ anggota bawah, termasuk panggul
D03.8 Melanoma in situ tempat lain
D03.9 Melanoma in situ, tidak dijelaskan
D04 Carcinoma in situ kulit
Kecuali:

erythroplasia Queyrat (penis) NOS (D07.4); melanoma

in situ (D03.-)
D04.0 Kulit bibir
Kecuali: batas vermilion bibir (D00.0)
D04.1 Kulit kelopak mata, termasuk canthus
D04.2 Kulit telinga dan liang telinga luar
D04.3 Kulit bagian lain muka dan yang tidak dijelaskan
D04.4 Kulit kulit kepala dan leher
D04.5 Kulit badan; pinggir anus, kulit anus, kulit perianus, kulit
mammae

Apikes Iris, Padang

39

Kecuali: anus NOS (D01.3), kulit organ genital (D07.-)


D04.6 Kulit anggota atas, termasuk bahu
D04.7 Kulit anggota bawah, termasuk panggul
D04.8 Kulit tempat lain
D04.9 Kulit, tidak dijelaskan
D05 Karsinoma in situ mammae
Kecuali:

karsinoma in situ kulit mammae (D04.5)

melanoma in situ mammae (kulit) (D03.5)


D05.0 Karsinoma lobularis in situ
D05.1 Karsinoma intraductus in situ
D05.7 Karsinoma in situ lain mammae
D05.9 Karsinoma in situ mammae, tidak dijelaskan
D06 Karsinoma in situ servix uteri
Termasuk:

cervical intraepithelial neoplasia [CIN], grade

III, dengan atau tanpa disebutkan displasia berat


Kecuali:

melanoma in situ servix (D03.5); displasia berat servix

NOS (N87.2)
D06.0

Endoservix

D06.1

Exoservix

D06.7

Bagian lain servix

D06.9

Servix, tidak dijelaskan

D07 Karsinoma in situ organ genital lain dan yang tidak


dijelaskan
Kecuali:

melanoma in situ (D03.5)

D07.0 Endometrium
D07.1 Vulva: Vulvar intraepithelial neoplasia [VIN], grade III,
dengan atau tanpa disebutkan displasia berat
Kecuali: displasia berat vulva NOS (N90.2)

Apikes Iris, Padang

40

D07.2 Vagina: Vaginal intraepithelial neoplasia [VAIN], grade III,


dengan atau tanpa disebutkan displasia berat
Kecuali: displasia berat vagina NOS (N89.2)
D07.3 Organ genitalia wanita yang lain dan tidak dijelaskan
D07.4 Penis; eritroplasia Queyrat NOS
D07.5 Prostat
D07.6 Organ genitalia pria yang lain dan tidak dijelaskan
D09 Karsinoma in situ pada situs lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali: melanoma in situ (D03.-)
D09.0 Bladder
D09.1 Organ perkemihan lain dan yang tidak dijelaskan
D09.2 Mata
Kecuali: kulit kelopak (D04.1)
D09.3 Tiroid dan kelenjar endokrin lain
Kecuali: pankreas endocrine (D01.7); ovarium (D07.3),
testis (D07.6)
D09.7 Karsinoma in situ pada tempat lain yang dijelaskan
D09.9 Karsinoma in situ, tidak dijelaskan
Neoplasma jinak (D10-D36)
Termasuk:

kode morfologi dengan kode sifat /0

D10 Neoplasma jinak mulut dan farings


D10.0 Bibir; bibir (frenulum)(sisi dalam)(mucosa)(batas
vermilion)
Kecuali: kulit bibir (D22.0, D23.0)
D10.1 Lidah, tonsilla lingualis
D10.2 Lantai mulut
D10.3 Bagian mulut yang lain dan tidak dijelaskan; kelenjar
saliva minor NOS

Apikes Iris, Padang

41

Kecuali: neoplasma odontogenik jinak (D16.4-D16.5),


mukosa bibir (D10.0), permukaan nasofarings palatum
molle (D10.6)
D10.4 Tonsil; tonsil (faucial)(palatina)
Kecuali: tonsilla lingualis (D10.1), tonsil farings (D10.6),
tonsillar: fossa (D10.5), pillars (D10.5)
D10.5 Bagian lain orofarings
Epiglottis, permukaan anterior
Tonsillar: fossa, pillars
Vallecula
Kecuali: epiglottis: NOS (D14.1), pars suprahyoid (D14.1)
D10.6 Nasofarings
Tonsil farings, pinggir posterior septum dan choanae
D10.7 Hipofarings
D10.9 Farings, tidak dijelaskan
D11 Neoplasma jinak kelenjar saliva mayor
Kecuali:

neoplasma jinak kelenjar saliva minor yang

dijelaskan, yang diklasifikasi menurut lokasi anatomisnya


neoplasma jinak kelenjar saliva minor NOS (D10.3)
D11.0 Kelenjar parotid
D11.7 Kelenjar saliva mayor lainnya; kelenjar: sublingualis,
submandibularis
D11.9 Kelenjar saliva mayor, tidak dijelaskan
D12 Neoplasma jinak kolon, rektum, anus dan saluran anus
D12.0 Caecum; katup ileocaecum
D12.1 Appendix
D12.2 Kolon asendens
D12.3 Kolon transversa; fleksura hepatis, fleksura splinikus
D12.4 Kolon desendens

Apikes Iris, Padang

42

D12.5 Kolon sigmoid


D12.6 Kolon, tidak dijelaskan: adenomatosis, polyposis
(herediter) kolon
D12.7 Pertemuan rektosigmoid
D12.8 Rektum
D12.9 Anus dan saluran anus
Kecuali: pinggir (D22.5, D23.5), kulit anus dan perianus
(D22.5, D23.5)
D13 Neoplasma jinak bagian sistem pencernaan yang lain dan
kurang jelas
D13.0 Esofagus
D13.1 Lambung
D13.2 Duodenum
D13.3 Bagian usus halus lain dan yang tidak dijelaskan
D13.4 Liver; saluran empedu intrahepatik
D13.5 Saluran empedu ekstrahepatik
D13.6 Pankreas
Kecuali: pankreas endokrin (D13.7)
D13.7 Pankreas endokrin: tumor sel pulau, pulau Langerhans
D13.9 Situ yang tidak jelas pada sistem pencernaan
Sistem pencernaan NOS, usus NOS, limpa
D14 Neoplasma jinak telinga tengah dan sistem pernafasan
D14.0 Telinga tengah, rongga hidung dan sinus aksesorius;
rawan hidung
Kecuali:

liang telinga (luar)(kulit) (D22.2, D23.2)


tulang: telinga (D16.4), hidung (D16.4)
rawan telinga (D21.0)
hidung:

NOS (D36.7), kulit (D22.3, D23.3)

bulbus olfaktorius (D33.3)

Apikes Iris, Padang

43

polip: sinus aksesorius (J33.8), hidung (rongga)


(J33.-)
polip telinga (tengah) (H74.4),
pinggir posterior dan khoanae (D10.6)
D14.1 Larings; epiglottis (pars suprahyoid)
Kecuali:

permukaan anterior epiglottis (D10.5)


polip pita suara dan larings (J38.1)

D14.2 Trachea
D14.3 Bronkus dan paru-paru
D14.4 Sistem pernafasan, tidak dijelaskan
D15 Neoplasma jinak other and tidak dijelaskan intrathoracic
organs
Kecuali: jaringan mesotel (D19.-)
D15.0 Thymus
D15.1 Heart
Kecuali: pembuluh besar (D21.3)
D15.2 Mediastinum
D15.7 Organ intratoraks lain yang dijelaskan
D15.9 Organ intratoraks, tidak dijelaskan
D16 Neoplasma jinak tulang dan rawan sendi
Kecuali:

synovia (D21.-)

D16.0 Skapula dan tulang panjang anggota atas


D16.1 Tulang pendek anggota atas
D16.2 Tulang panjang anggota bawah
D16.3 Tulang pendek anggota bawah
D16.4 Tulang tengkorak dan muka: maxilla (superior), tulang
orbital
Kecuali: tulang rahang bawah (D16.5)
D16.5 Tulang rahang bawah

Apikes Iris, Padang

44

D16.6 Kolom vertebrae


Kecuali: sakrum dan koksigis (D16.8)
D16.7 Iga, sternum dan klavikula
D16.8 Tulang pelvis, sakrum dan koksigis
D16.9 Tulang dan rawan sendi, tidak dijelaskan
D17 Neoplasma lipomatosa jinak
Termasuk:

kode morfologi M885-M888 dengan kode sifat /0

D17.0 Kulit dan jaringan bawah kulit kepala, muka dan leher
D17.1 Kulit dan jaringan bawah kulit badan
D17.2 Kulit dan jaringan bawah kulit anggota
D17.3 Kulit dan jaringan bawah kulit pada situs lain dan tidak
dijelaskan
D17.4 Organ intratoraks
D17.5 Organ intra-abdomen
Kecuali: peritoneum dan retroperitoneum (D17.7)
D17.6 Spermatic cord
D17.7 Neoplasma lipomatosa jinak pada situs lain: peritoneum,
retroperitoneum
D17.9 Neoplasma lipomatosa jinak, tidak dijelaskan; lipoma NOS
D18 Haemangioma dan lymphangioma, semua situs
Termasuk:
Kecuali:

kode morfologi M912-M917 dengan kode sifat /0


nevus biru atau berpigmen (D22.-)

D18.0 Haemangioma, semua situs; angioma NOS


D18.1 Lymphangioma, semua situs
D19 Neoplasma jinak jaringan mesotel
Termasuk:

kode morfologi M905 dengan kode sifat /0

D19.0 Jaringan mesotel pleura


D19.1 Jaringan mesotel peritoneum
D19.7 Jaringan mesotel situs lain
Apikes Iris, Padang

45

D19.9 Jaringan mesotel, tidak dijelaskan; mesotelioma jinak


NOS
D20 Neoplasma jinak jaringan lunak retroperitoneum dan
peritoneum
Kecuali:

neoplasma lipomatosa jinak peritoneum dan

retroperitoneum (D17.7)
jaringan mesotel (D19.-)
D20.0

Retroperitoneum

D20.1

Peritoneum

D21 Neoplasma jinak lain jaringan ikat dan jaringan lunak lain
Termasuk:

pembuluh darah, bursa, rawan, fasia, lemak,

ligamen [kecuali pada uterus], saluran limfe, otot, sinovia,


tendon (pelapis)
Kecuali:

rawan: sendi (D16.-), larings (D14.1), hidung (D14.0)

uterus: leiomyoma (D25.-), ligamen (D28.2)


jaringan vaskuler (D18.-), haemangioma (D18.0),
lymphangioma (D18.1)
neoplasma lipomatosa (D17.-), jaringan ikat mammae
(D24)
peritoneum (D20.1), retroperitoneum (D20.0)
syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (D36.1)
D21.0 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain kepala, muka dan
leher
Jaringan ikat: telinga, kelopak mata
Kecuali: jaringan ikat orbita (D31.6)
D21.1 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain anggota atas,
termasuk bahu
D21.2 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain anggota bawah,
termasuk panggul

Apikes Iris, Padang

46

D21.3 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain toraks: aksila,


diafragma, pembuluh besar
Kecuali: jantung (D15.1), mediastinum (D15.2), thymus
(D15.0)
D21.4 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain abdomen
D21.5 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain pelvis
Kecuali: leiomyoma uterus (D25.-), ligamen uterus (D28.2)
D21.6 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain badan, tidak
dijelaskan; punggung NOS
D21.9 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain, tidak dijelaskan
D22 Naevi melanosit
Termasuk:

kode morfologi M872-M879 dengan kode sifat /0

naevus: NOS, blue, hairy, pigmented


D22.0 Naevi melanosit bibir
D22.1 Naevi melanosit kelopak mata, termasuk canthus
D22.2 Naevi melanosit telinga dan liang telinga luar
D22.3 Naevi melanosit bagian lain muka dan yang tidak
dijelaskan
D22.4 Naevi melanosit kulit kepala dan leher
D22.5 Naevi melanosit badan: pinggir anus; kulit anus, perianus,
mammae
D22.6 Naevi melanosit anggota atas, termasuk bahu
D22.7 Naevi melanosit anggota bawah, termasuk panggul
D22.9 Naevi melanosit, tidak dijelaskan
D23 Neoplasma jinak lain pada kulit
Termasuk:

neoplasma jinak: folikel rambut, kelenjar

sebasea, kelenjar keringat


Kecuali:

neoplasma lipomatosa jinak (D17.0-D17.3), naevi

melanosit (D22.-)

Apikes Iris, Padang

47

D23.0 Kulit bibir


Kecuali: batas vermilion bibir (D10.0)
D23.1 Kulit kelopak mata, termasuk canthus
D23.2 Kulit telinga dan liang telinga luar
D23.3 Kulit bagian lain muka dan yang tidak dijelaskan
D23.4 Kulit kulit kepala dan leher
D23.5 Kulit badan; pinggir anus; kulit anus, perianus, mammae
Kecuali: anus NOS (D12.9), skin of genital organs (D28D29)
D23.6 Kulit anggota atas, termasuk bahu
D23.7 Kulit anggota bawah, termasuk panggul
D23.9 Kulit, tidak dijelaskan
D24 Neoplasma jinak breast
Mammae: jaringan ikat, bagian lunak
Kecuali:

displasia jinak mammae (N60.-), kulit mammae

(D22.5, D23.5)
D25 Leiomyoma uterus
Termasuk:

neoplasma jinak uterus dengan kode morfologi

M889 dan kode sifat /0


fibromyoma uterus
D25.0 Leiomyoma submukosa uterus
D25.1 Leiomyoma intramural uterus
D25.2 Leiomyoma subserosa uterus
D25.9 Leiomyoma uterus, tidak dijelaskan
D26 Neoplasma jinak lain uterus
D26.0 Servix uteri
D26.1 Korpus uteri
D26.7 Bagian lain uterus
D26.9 Uterus, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang

48

D27 Neoplasma jinak ovarium


D28 Neoplasma jinak organ genitalia lain wanita dan yang tidak
dijelaskan
Termasuk:

polip adenomatosa, kulit organ genitalia wanita

D28.0 Vulva
D28.1 Vagina
D28.2 Tuba dan ligamen uterus: tuba Fallopii, ligamen uterus
(latum)(rotundum)
D28.7 Organ genitalia lain wanita yang dijelaskan
D28.9 Organ genitalia wanita, tidak dijelaskan
D29 Neoplasma jinak organ genitalia pria
Termasuk:

kulit organ genitalia pria

D29.0 Penis
D29.1 Prostat
Kecuali:

hyperplasia prostate (adenomatosa) (N40)


prostatic:: adenoma (N40), pembesaran,

hipertrofi (N40)
D29.2 Testis
D29.3 Epididymis
D29.4 Skrotum; kulit skrotum
D29.7 Organ genitalia lain pria: vesikula seminalis, spermatic
cord, tunica vaginalis
D29.9 Organ genitalia pria, tidak dijelaskan
D30 Neoplasma jinak organ perkemihan
D30.0 Ginjal
Kecuali: kaliks ginjal (D30.1), pelvis ginjal (D30.1)
D30.1 Pelvis ginjal
D30.2 Ureter
Kecuali: muara ureter di bladder (D30.3)

Apikes Iris, Padang

49

D30.3 Bladder, muara ureter di bladder, lobang pangkal uretra di


bladder
D30.4 Urethra
Kecuali: lobang pangkal uretra di bladder (D30.3)
D30.7 Organ perkemihan lainnya: kelenjar paraurethra
D30.9 Urinary organ, tidak dijelaskan; sistem perkemihan NOS
D31 Neoplasma jinak eye and adnexa
Kecuali:

jaringan ikat kelopak (D21.0),

kulit kelopak (D22.1, D23.1)


N. Optikus (D33.3)
D31.0 Konjunctiva
D31.1 Kornea
D31.2 Retina
D31.3 Khoroid
D31.4 Korpus siliaris; bola mata
D31.5 Kelenjar dan duktus lakrimalis; saccus lacrimalis, ductus
nasolacrimalis
D31.6 Orbita, tidak dijelaskan:
jaringan ikat orbita, otot ekstraokuli, syaraf perifer
orbita,
jaringan retrobulbar, jaringan retrookuler
Kecuali: tulang orbita (D16.4)
D31.9 Mata, tidak dijelaskan
D32 Neoplasma jinak meningen
D32.0 Meningen otak
D32.1 Meningen spinalis
D32.9 Meningen, tidak dijelaskan; meningioma NOS
D33 Neoplasma jinak otak dan bagian lain sistem syaraf pusat

Apikes Iris, Padang

50

Kecuali:

angioma (D18.0), meningen (D32.-), syaraf perifer

dan sistem syaraf otonom (D36.1), jaringan retro-okuler


(D31.6)
D33.0 Supratentorium otak
Ventrikel otak, serebrum, lobus frontalis, oksipitalis,
parietalis, temporalis
Kecuali: ventrikel IV (D33.1)
D33.1 Infratentorium otak: batang otak, serebelum, ventrikel IV
D33.2 Otak, tidak dijelaskan
D33.3 Nervi craniales; bulbus olfaktorius
D33.4 Medulla spinalis
D33.7 Bagian lain sistem syaraf pusat yang dijelaskan
D33.9 Sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan; sistem syaraf
(pusat) NOS
D34 Neoplasma jinak kelenjar tiroid
D35 Neoplasma jinak kelenjar endokrin lain dan yang tidak
dijelaskan
Kecuali: pankreas endokrin (D13.7), ovarium (D27), testis
(D29.2), thymus (D15.0)
D35.0 Kelenjar adrenal
D35.1 Kelenjar parathyroid
D35.2 Kelenjar pituitary
D35.3 Duktus kraniofarings
D35.4 Kelenjar pineal
D35.5 Carotid body
D35.6 Aortic body dan paraganglia lain
D35.7 Kelenjar endokrin lain yang dijelaskan
D35.8 Keterlibatan pluriglandular [berbagai kelenjar yang
berbeda]

Apikes Iris, Padang

51

D35.9 Kelenjar endocrine, tidak dijelaskan


D36 Neoplasma jinak padasitus lain dan yang tidak dijelaskan
D36.0

Kelenjar limfe

D36.1

Syaraf perifer dan sistem syaraf otonom

Kecuali: syaraf perifer orbita (D31.6)


D36.7

Situs lain yang idjelaskan; hidung NOS

D36.9

Neoplasma jinak pada situs yang tidak dijelaskan

Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui (D37-D48)


Catatan:

Kategori D37-D48 mengklasifikasi neoplasma yang

sifatnya tidak jelas atau tidak diketahui, yaitu terdapat


keraguan apakah neoplasma ini ganas atau jinak, menurut
situs. Neoplasma semacam ini diberi kode sifat /1 dalam
klasifikasi morfologi neoplasma
D37 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada
rongga mulut dan organ pencernaan
D37.0 Bibir, rongga mulut dan farings
Aryepiglottic fold: NOS, permukaan hipofarings, zona
pinggir
Kelenjar saliva mayor dan minor, batas vermilion bibir
Kecuali: permukaan larings plika aryepiglottik (D38.0),
epiglottis: NOS atau pars suprahyoidea (D38.0), kulit bibir
(D48.5)
D37.1 Lambung
D37.2 Usus halus
D37.3 Appendix
D37.4 Kolon
D37.5 Rektum, pertemuan rektosigmoid
D37.6 Hati, kantong empedu dan saluran empedu, ampulla
Vateri

Apikes Iris, Padang

52

D37.7 Organ pencernaan lainnya:saluran anus, sfingter ani, anus


NOS, usus NOS
Kecuali: pinggir anus (D48.5), kulit anus, kulit perianus
(D48.5)
D37.9 Organ pencernaan, tidak dijelaskan
D38 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada
telinga tengah dan organ pernafasan dan intratoraks
Kecuali:

jantung (D48.7)

D38.0 Larynx
Aryepiglottic fold, permukaan larings; epiglottis (pars
suprahyoidea)
Kecuali: aryepiglottic fold: NOS, permukaan hipofarings,
pinggir (D37.0)
D38.1 Trachea, bronkus dan paru-paru
D38.2 Pleura
D38.3 Mediastinum
D38.4 Thymus
D38.5 Organ pernafasan lain: sinus, rawan hidung, rongga
hidung, telinga
Kecuali: telinga (luar)(kulit) (D48.5), nose: NOS (D48.7),
kulit (D48.5)
D38.6 Organ pernafasan, tidak dijelaskan
D39 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada
genitalia tengah wanita
D39.0 Uterus
D39.1 Ovarium
D39.2 Plasenta
Chorioadenoma destruens, mola hydatidiformis invasif atau
maligna
Kecuali:

mola hydatidiformis NOS (O01.9)

Apikes Iris, Padang

53

D39.7 Organ genitalia wanita lainnya; kulit organ genitalia


wanita
D39.9 Organ genitalia wanita, tidak dijelaskan
D40 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada
genitalia pria
D40.0 Prostat
D40.1 Testis
D40.7 Organ genitalia pria lainnya, kulit organ genitalia pria
D40.9 Organ genitalia pria, tidak dijelaskan
D41 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui organ
perkemihan
D41.0 Ginjal
Kecuali: pelvis ginjal (D41.1)
D41.1 Pelvis ginjal
D41.2 Ureter
D41.3 Urethra
D41.4 Bladder
D41.7 Organ perkemihan lain
D41.9 Organ perkemihan, tidak dijelaskan
D42 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada
meningen
D42.0 Meningen serebri
D42.1 Meningen spinalis
D42.9 Meningen, tidak dijelaskan
D43 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada
otak dan SSP
Kecuali: syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (D48.2)
D43.0 Supratentorium otak:

Apikes Iris, Padang

54

Ventrikel serebri, serebrum, lobus frontal, oksipital,


parietal, temporal
Kecuali: ventrikel IV (D43.1)
D43.1 Infratentorium otak: batang otak, serebellum, ventrikel IV
D43.2 Otak, tidak dijelaskan
D43.3 Nervi kraniales
D43.4 Medulla spinalis
D43.7 Bagian lain sistem syaraf pusat
D43.9 Sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan; sistem syaraf
(pusat) NOS
D44 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui
kelenjar endokrin
Kecuali: pankreas endokrin (D37.7), ovarium (D39.1), testis
(D40.1), thymus (D38.4)
D44.0 Kelenjar tiroid
D44.1 Kelenjar adrenal
D44.2 Kelenjar parathyroid
D44.3 Kelenjar pituitary
D44.4 Duktus kraniofarings
D44.5 Kelenjar pineal
D44.6 Carotid body
D44.7 Aortic body dan paraganglia lain
D44.8 Keterlibatan pluriglandular; adenomatosis endokrin ganda
D44.9 Endocrine gland, tidak dijelaskan
D45 Polycythaemia vera
Kode morfologi M9950 dengan kode sifat /1
D46 Sindroma myelodysplastik
Termasuk: Kode morfologi M998 dengan kode sifat /1
D46.0 Anemia refrakter tanpa sideroblasts, begitu dinyatakan

Apikes Iris, Padang

55

D46.1 Anemia refrakter dengan sideroblasts


D46.2 Anemia refrakter dengan kelebihan blasts
D46.3 Anemia refrakter dengan kelebihan blasts dengan
transformasi
D46.4 Anemia refrakter, tidak dijelaskan
D46.7 Sindroma myelodysplastik lain
D46.9 Sindroma myelodysplastik, tidak dijelaskan;
Myelodysplasia NOS, Preleukaemia (syndrome) NOS
D47 Neoplasma lain dengan sifat tak jelas atau tak diketahui
pada limfoid, hematopoietik dan jaringan yang
berhubungan
Termasuk: kode morfologi M974, M976, M996-M997 dengan
kode sifat /1
D47.0 Tumor histiosit dan sel mast dengan sifat tidak jelas atau
tidak diketahui
tumor sel mast NOS, mastocytoma NOS
Kecuali: mastocytosis (kulit) (Q82.2)
D47.1 Penyakit myeloproliferatif kronis
Myelofibrosis (dengan myeloid metaplasia)
Penyakit myeloproliferatif, tidak dijelaskan
Myelosklerosis (megakaryocytic) dengan metaplasia
myeloid
D47.2 Monoclonal gammopathy
D47.3 Essential (haemorrhagic) thrombocythaemia
Idiopathic haemorrhagic thrombocythaemia
D47.7 Neoplasma lain dengan sifat tidak jelas atau tidak
diketahui lain yang dinyatakan pada limfoid, hematopoietik
dan jaringan yang berhubungan

Apikes Iris, Padang

56

D47.9 Neoplasma dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui


lain yang dinyatakan pada limfoid, hematopoietik dan
jaringan yang berhubungan
Penyakit limfoproliferatif NOS
D48 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada
situs lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali:

neurofibromatosis (nonmalignant) (Q85.0)

D48.0 Tulang dan rawan sendi


Kecuali:

rawan telinga (D48.1), larings (D38.0), hidung

(D38.5)
jaringan ikat kelopak mata (D48.1), synovia
(D48.1)
D48.1 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain; jaringan ikat
telinga, kelopak mata
Kecuali:

rawan sendi (D48.0), larings (D38.0), hidung

(D38.5)
jaringan ikat mammae (D48.6)
D48.2 Syaraf perifer dan sistem syaraf otonom
Kecuali: suaraf perifer orbita (D48.7)
D48.3 Retroperitoneum
D48.4 Peritoneum
D48.5 Kulit: pinggir anus, kulit anus, kulit perianus, kulit
mammae
Kecuali:

anus NOS (D37.7), kulit organ genital (D39.7,

D40.7)
batas vermilion bibir (D37.0)
D48.6 Mammae
Jaringan ikat mammae, cystosarcoma phyllodes
Kecuali: kulit mammae (D48.5)

Apikes Iris, Padang

57

D48.7 Situs lain yang dijelaskan: mata, jantung, syaraf perifer


orabita
Kecuali:

jaringan ikat (D48.1), kulit kelopak mata

(D48.5)
D48.9 Neoplasma dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui,
tidak dijelaskan
"

Pertumbuhan NOS", neoplasma NOS, pertumbuhan baru


NOS, tumor NOS

Apikes Iris, Padang

58

Catatan untuk bab-bab spesifik (Vol. 2 ICD-10)


B20-B24. Penyakit human immunodeficiency virus (HIV)
Pasien dengan sistem imun yang rusak akibat penyakit HIV
kadang-kadang butuh pengobatan untuk lebih dari satu
penyakit pada satu periode perawatan, misalnya infeksi
mycobacterium dan cytomegalovirus. Kategori dan
subkategori terdapat pada blok ini untuk penyakit HIV
dengan berbagai penyakit yang ditimbulkannya. Kodelah
subkategori yang sesuai untuk kondisi utama sebagaimana
dipilih oleh praktisi asuhan kesehatan.
Seandainya kondisi utama adalah penyakit HIV dengan banyak
penyakit penyerta, subkategori .7 dari B20-B22 harus
digunakan. Kondisi-kondisi yang bisa diklasifikasikan pada
2 subkategori atau lebih dikode pada subkategori .7 pada
kategori yang relevan (misalnya B20 atau B21).
Subkategori B22.7 digunakan kalau terdapat kondisi yang
bisa diklasifikasikan pada 2 kategori atau lebih pada B20B22. Kode tambahan dari blok B20-B24 bisa digunakan,
kalau perlu, untuk menjelaskan setiap kondisi yang
terdaftar.
Kadang-kadang kalau kondisi yang berhubungan muncul lebih
dahulu daripada infeksi HIV, kombinasinya tidak boleh
dikodekan dan Selection Rules harus diikuti.
Contoh 1
KU:

Penyakit HIV dan sarkoma Kaposi

Kode:

Penyakit HIV yang menyebabkan sarkoma Kaposi

(B21.0).
Contoh 2
KU:

Toxoplasmosis dan cryptococcosis pada pasien HIV

Kode:

Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi ganda

(B20.7). Kode B20.8 (penyakit HIV yang menyebabkan

Apikes Iris, Padang

59

penyakit infeksi dan parasit lain) dan B20.5 (penyakit HIV


yang menyebabkan mikosis lain) bisa digunakan sebagai
kode tambahan, kalau diinginkan.
Contoh 3
KU:

Penyakit HIV dengan pneumonia Pneumocystis carinii,


limfoma Burkitt dan kandidiasis mulut.

Kode:

Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit ganda

(B22.7). Kode B20.6 (penyakit HIV menyebabkan


pneumonia Pneumocystis carinii), B21.1 (penyakit HIV
menyebabkan limfoma Burkitt), dan B20.4 (penyakit HIV
menyebabkan kandidiasis) bisa ditambahkan kalau
diinginkan.

Subkategori pada B20-B23 adalah satu-satunya kode 4-karakter


pilihan pada negara yang menggunakan versi 4-karakter
ICD 10. Kalau tidak diinginkan penggunaan pilihan ini,
kode lain di dalam klasifikasi digunakan sebagai kode
tambahan untuk identifikasi kondisi spesifik yang
ditimbulkannya. Pada contoh 1 di atas, kondisi utama bisa
dikode B21 (penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma
ganas), dengan kode C46.9 (sarkoma Kaposi) digunakan
sebagai kode tambahan. Pada contoh 2, kondisi utama bisa
dikode B20 (penyakit HIV yang menyebabkan penyakit
infeksi dan parasit), dengan kode B58.9 (Toxoplasmosis)
dan B45.9 (Cryptococcosis) bisa dipakai sebagai kode
tambahan.
Penentuan subkategori 4-karakter pada B20-B23 atau kode
penyebab ganda untuk kondisi spesifik, diputuskan ketika
ICD 10 diimplementasikan di negara bersangkutan.
B90-B94. Sekuel penyakit infeksi dan parasit

Apikes Iris, Padang

60

Kode-kode ini tidak digunakan sebagai kode pilihan untuk KU,


kalau sifat kondisi sisa tercatat. Pada saat mengkode
kondisi sisa, B90-B94 bisa digunakan sebagai kode
tambahan pilihan (lihat hal. 25, Pengkodean sekuel kondisi
utama).
B95-B97. Bakteri, virus, dan agen infeksi lain
Kode-kode ini dipakai sebagai tambahan untuk identifikasi
penyebab infeksi pada penyakit yang klasifikasinya di luar
Bab I.
Contoh 4
KU:

Cystitis akut akibat E. coli

Kode:

Cystitis akut (N30.0) sebagai KU. B96.2 (E. coli

sebagai penyebab penyakit c.e.) bisa digunakan sebagai


kode tambahan pilihan.
Contoh 5
KU:

Infeksi kuman

Kode:

Infeksi kuman, tidak dijelaskan (A49.9) sebagai KU.

Bab II: Neoplasma


Ketika mengkode neoplasma, rujuk catatan pengantar Bab II
Volume 1 dan pendahuluan Volume 3 tentang pemberian
kode dan penggunaan deskripsi morfologis.
Neoplasma, baik primer atau metastasis, yang merupakan fokus
perawatan selama perawatan kesehatan, harus dicatat dan
dikode sebagai KU. Bisa saja KU yang dicatat oleh
praktisi asuhan kesehatan adalah neoplasma primer yang
tidak terdapat lagi (telah dibuang pada periode asuhan
sebelumnya). Untuk ini, KU dikode pada neoplasma situs
sekunder, komplikasi saat ini, atau keadaan yang bisa
dikode pada Bab XXI (lihat halaman 21, Kontak dengan
pelayanan kesehatan untuk alasan selain sakit) yang
merupakan fokus pengobatan atau penyelidikan sekarang.

Apikes Iris, Padang

61

Kode yang sesuai dari Bab XXI untuk riwayat neoplasma


pribadi bisa digunakan untuk kode tambahan pilihan.
Contoh 6
KU: Karsinoma prostat
K. lain: Bronkitis kronis
Kode:

Neoplasma ganas prostat (C61) sebagai kondisi utama

Contoh 7
KU: Karsinoma mammae - dibuang dua tahun yang lalu
K. lain: Karsinoma sekunder paru-paru
Kode:

Kanker paru-paru (C78.0) sebagai KU. Z85.3 (riwayat

neoplasma mammae) untuk tambahan.


Contoh 8
KU: Kanker bladder telah dibuang, dirawat untuk follow-up
dengan cystoscopy.
Kode:

Pemeriksaan pasca operasi neoplasma ganas (Z08.0)

sebagai KU. Z85.5 (riwayat kanker saluran urin) bisa


sebagai kode tambahan pilihan.
C80. Neoplasma ganas tanpa penjelasan mengenai situsnya
C97. Neoplasma ganas dengan situs ganda primer yang
independen
C80 hanya digunakan untuk KU kalau neoplasma ganas tercatat
tanpa penjelasan mengenai situsnya. C97 digunakan kalau
tercatat dua atau lebih neoplasma ganas primer yang
independen sebagai KU, tanpa ada yang lebih menonjol.
Kode tambahan bisa digunakan untuk identifikasi masingmasing neoplasma ganas tersebut.
Contoh 9
KU:

Carcinomatosis

Kode:

Neoplasma ganas tanpa penjelasan mengenai situsnya

(C80)).

Apikes Iris, Padang

62

Contoh 10
KU:

Multiple myeloma dan adenokarsinoma prostat primer

Kode:

Neoplasma ganas situs ganda primer yang independen

(C97). Kode C90.0 (multiple myeloma) dan C61 (kanker


prostat) bisa sebagai tambahan

Morfology neoplasma

International Classification of Diseases for Oncology (ICD-O)


edisi kedua tahun 1990 berisi nomenklatur untuk kode
morfologi neoplasma. .Nomor ini terdiri dari lima digit,
jenis histologis pada 4 digit pertama, garis miring, dan
sifatnya pada digit ke-5.
Kode sifat tersebut menunjukkan arti sebagai berikut:
/0 Jinak
/1 Tidak jelas jinak atau ganas; perbatasan keganasan, potensi
keganasan rendah*
/2 Intraepithel, tidak menginfiltrasi, tidak invasif
/3 Ganas, situs primer
/6 Ganas, situs metastatik; ganas, situs sekunder
/9 Ganas, tidak pasti apakah situs primer atau metastatik
* Kecuali cystadenoma ovarium pada M844-M849, yang dianggap
ganas.
Kode morfologi berisi kode sifat (digit 5) yang sesuai dengan
jenis histologis (digit 1-4). Kode ini harus diubah kalau ada
informasi lain yang harus disesuaikan. Misalnya,
chordoma dianggap ganas (M9370/3), namun benign chordoma
M9370/0.

Apikes Iris, Padang

63

superficial spreading adenocarcinoma (M8143/3), yang


noninvasive M8143/2
melanoma (M8720/3), kalau dinyatakan secondary M8720/6.
Tabel berikut menunjukkan penyesuaian kode sifat dengan
bagian-bagian Bab II:

Behaviour code categories kategori

Chapter II

kode sifat
/0 Neoplasma jinak
/1 Neoplasma dengan sifat tidak pasti

D10-D36
D37-D48

atau tidak diketahui


/2 Neoplasma in situ
/3 Neoplasma ganas, dinyatakan atau

D00-D09
C00-C76;

dianggap primer
/6 Neoplasma ganas, dinyatakan atau

C80-C97
C77-C79

dianggap sekunder
Digit /9 pada ICD-O tidak dipakai pada ICD karena semua
neoplasma ganas dianggap primer (/3) atau sekunder (/6),
sesuai dengan informasi

rekam medis.

Kadang-kadang situs yang diberikan diagnosis berbeda dari


situs yang ditentukan oleh kode spesifik suatu situs. Dalam
hal ini, kode yang dipakai adalah yang sesuai dengan
diagnosis. Misalnya, C50.- (mammae) ditambahkan pada
Infiltrating duct carcinoma (M8500/3), karena biasanya
pada mammae. Namun, kalau Infiltrating duct carcinoma
timbul di pankreas, kode tambahan yang benar adalah
C25.9 (Pancreas, tidak dijelaskan).
Untuk neoplasma jaringan limfoid, hematopoietik dan terkait
(M959-M998) kode yang relevan dari C81-C96 dan D45D47 diberikan. Kode-kode dari Bab II ini harus digunakan
tanpa menghiraukan situs neoplasma.

Apikes Iris, Padang

64

Kesulitan pengkodean kadang-kadang muncul ketika diagnosis


morfologis mengandung dua adjective kualifikasi yang
memiliki nomor kode yang berbeda. Misalnya transitional
cell epidermoid carcinoma. Transitional cell carcinoma
NOS adalah M8120/3 dan epidermoid carcinoma NOS
adalah M8070/3. Dalam keadaan ini, nomor yang lebih
tinggi (M8120/3) harus digunakan, karena biasanya lebih
spesifik.

RINGKASAN

Kategori berkisar dari C00 sampai D48.


136 dari 149 kategori yang tersedia telah digunakan.
Bab ini berisi 7 blok, dengan blok tumor ganas primer dibagi
lagi atas 12 sub-blok.
Tiga aspek spesifik yang dipertimbangkan ketika mengkode
neoplasma adalah
situs tumour
bentuk tumour (jenis morfologi atau histologis),
sifat tumour.
Chapter II disusun menurut situs neoplsma, sesuai dengan
sifatnya:
D10-D36

/0 jinak

D37-D48

/1 dengan sifat tidak pasti dan tidak

diketahui
D00-D07

/2 in situ

C00-C75; C81-C97

/3 ganas, dinyatakan atau dianggap

primer

Apikes Iris, Padang

65

C76-C80

/6 ganas, dinyatakan atau dianggap

sekunder

Morphology menguraikan struktur dan jenis sel atau jaringan


seperti terlihat pada mikroskop. Jaringan asal dan jenis sel
yang membentuk neoplasma ganas sering menentukan
kecepatan pertumbuhan, berat penyakit, dan jenis
pengobatan yang akan diberikan. Morfologi diuraikan oleh
sistem pengkodean tambahan yang ada pada ICD-10.
Nomor kode morfologi terdiri dari 5 digit yang didahului
huruf M..

Behaviour menunjukkan sifat tumor, yaitu ganas (primer atau


sekunder), in situ, tidak jelas atau tidak diketahui, atau
jinak. Sifat terdapat pada digit terakhir kode morfologis.
Kadang-kadang Indeks ICD-10 (Volume 3) menunjukkan
sifat neoplasma (karena jenis histologis selalu muncul
dalam pola tertentu), tapi kalau sifat ini ditukar dokter
maka pertukaran tersebut harus diterima. Dalam kasus ini
misalnya adenoma biasanya benign, tapi kalau dokter
mendokumentasikan sebagai malignant adenoma maka
kodelah sebagaimana pendapat dokter.

Tabel Neoplasma terdapat pada Volume 3 dan berisi kode


Chapter II untuk setiap situs anatomis tumor. Untuk setiap
tempat, terdapat lima kemungkinan nomor kode sesuai
dengan sifat tumor. Kalau diagnosis tidak menyebutkan
sifat tumor, maka periksalah morfologi pada bagian lain
Index untuk pedoman pengkodean tumor tersebut.
Misalnya Mesonephroma - see Neoplasm, malignant., anda
kemudian akan menggunakan tumor ganas, baik primer
atau sekunder, tergantung diagnosis..
Apikes Iris, Padang

66

Periksa Table of Neoplasms pada halaman 370-401 Alphabetical


Index dan perhatikan srtrukturnya. Baca juga catatan pada
halaman 369.

Pada Chapter II, digit ke-4 .9 adalah untuk unspecified site dan
.8 adalah untuk lesi overlap pada situs yang
berkesinambungan.

Di bagian belakang Tabular List (Volume 1), terdapat Table of


Morphology of Neoplasms, berisi daftar jenis morfologis
neoplasma yang komprehensif tapi tidak mendetil. Kalau
jenis sifat tidak terdapat bersama jenis histologis, digit
terakhir bisa diubah (kalau secara klinis benar). Misalnya,
banyak neoplasma ganas hanya dituliskan disana bersama
kode morfologis untuk lesi primer, kalau lesi sekunder
perlu dikode, ubahlah digit terakhir dari /3 menjadi /6.
Contoh:

Mencari situs dan kode morfologi yang tepat untuk pasien


wanita yang menderita lobular carcinoma yang muncul di
kwadran bawah luar pada mammae kiri..

Step 1:
Cari lead term, carcinoma, di Alphabetical Index.

Carcinoma
- lobular (infiltrating) (M8520/3)
- - specified site - see Neoplasm, malignant

Apikes Iris, Padang

67

Step 2:
Morphology yang didapatkan adalah M8520/3. Pastikan bahwa
sifat (/3) sesuai dengan tumor yang disebtukan. Kode /3
menunjukkan keganasan primer sehingga sesuai dengan
diagnosis.

Step 3:
Periksa morphology (M8520) pada Table of Morphology of
Neoplasms di Volume 1. Morphology ternyata benar untuk
kasus ini.

Step 4:
Lihat Table of Neoplasms pada Volume 3. Gunakan daftar alfabet
situs anatomis untuk menemukan breast. Perhatikan
pembagian di bawah lead term untuk berbagai bagian
mammae. Temukan bagian untuk kwadran bawah luar.

Step 5:
Temukan kode pada baris yang sesuai dengan kolom Malignant
primary tumour. Kita mengetahui bahwa tumor muncul
pada mammae pasien, sehingga ia adalah primer dan
bukan metastasis. Tempat yang benar pada Chapter II
adalah C50.5.

Step 6:
Pastikan pilihan kode anda pada Volume 1 ICD-10. Periksa
apakah terdapat catatan esclusion yang relevan.

Step 7:
Kode yang benar untuk kasus ini adalah C50.5, M8520/3

Apikes Iris, Padang

68

Pages 71-85 of Volume 2 provide a large amount of information


and direction for the coder in dealing with neoplasms. Read
these notes now.

Soal-soal latihan
1.Malignant bronchial adenoma
Lihat adenoma pada Index (volume 3, halaman 31)
Adenoma
- bronchial (M8140/1) D38.1
Pada kasus ini, kode sifat (/1) menunjukkan bahwa adenoma
umumnya adalah tumor yang sifatnya tidak pasti atau tidak
dijelaskan. Diagnosis adalah tumor ganas (malignant), dan
kita bisa menganggapnya kanker primer. Jadi lihat tabel
Neoplasms (Volume 3, halaman 374).
Neoplasm
- bronchus lihat pada kolom Malignant primary -> C34.9.
2.Cholangiocarcinoma
Cholangiocarcinoma -> (M8160/3) (volume 3, halaman 96)
- unspecified site -> C22.1
Walau pun situs tidak dijelaskan, uraian kode (volume 1 halaman
193) menunjukkan bahwa tumor ini berada pada saluran
empedu intrahepatik.
3.Polycythemia vera
Polycythemia (primary) (rubra) (vera) (M9950/1) -> D45.
(volume 3, halaman 447)
4.Acute myelomonocytic leukemia
Leukemia (volume 3, halaman 334)
- myelomonocytic
Apikes Iris, Padang

69

- - acute (M9867/3) -> C92.5.


Lihat lebih dahulu lekemia myelomonositik sebelum modifiers
acute atau chronic.
5.Squamous cell carcinoma cervix uteri and upper two-thirds of
vagina
Carcinoma (volume 3, halaman 89)
- squamous cell -> (M8070/3).
Catatan di bawah Carcinoma pada Index halaman 85
menyatakan bahwa, kecuali kalau dinyatakan lain,
carcinoma pada setiap situs harus dianggap neoplasma
ganas situs tersebut. Ketika mengkode diagnosis ganda,
situsnya dicari pada tabel Neoplasms.
Neoplasm
- cervix (uteri) -> C53.9
- vagina -> C52
Untuk kode tunggal, ini, gunakan C57.8 Overlapping lesion of
female genital organs.
6.Lesion on neck identified as metastatic from squamous cell
carcinoma of tonsil
Pada kasus ini, diagnosis adalah kanker metastatik leher yang
menyebar dari Ca sel skuamosa pada tonsil. Dalam
mengkode kondisi ganda, kedua situs primer dan
metastasis dikode. Lihat carcinoma pada Index (Volume 3,
halaman 89).
Carcinoma
- squamous cell (M8070/3).
Kode sifat 3 menunjukkan kanker primer ganas dan harus
dilihat situs kanker primer (tonsil) pada tabel Neoplasma.
Neoplasm
- tonsil -> C02.4.

Apikes Iris, Padang

70

Pada daftar Tabulasi terdapat Excludes: tonsil NOS (C09.9).


Jadi kode adalah C09.9.
Untuk mengkode kanker metastatik, ubah kode sifat menjadi /6
yaitu tempat sekunder. Morfologi menjadi M8070/6. Lihat
situs sekunder pada tabel neoplasma.
Neoplasm
- neck NEC # Tanda # (hash) menunjukkan bahwa, kalau morfologi adalah Ca
sel skuamosa, situsnya harus dikode pada kulit daerah
tersebut. Lihat Note 2 pada halaman 369 Volume 3.
Neoplasm
- skin
- neck -> C79.2.
7.Malignant fibrous histiocytoma, knee
Histiocytoma (volume 3, halaman 266)
- fibrous
- - malignant (M8830/3) - see Neoplasm, connective tissue,
malignant
Neoplasm
- connective tissue
- - knee llihat pada kolom Malignant primary (halaman 377) ->
C49.2
8.Pleomorphic adenoma, salivary glands
Adenoma (volume 3, halaman 32)
- pleomorphic (M8940/0)
Tidak ada petunjuk untuk kode kelenjar saliva,. jadi lihat tabel
Neoplasma.
Neoplasm
- salivary gland (major) lihat kolom Benign [/0 adalah jinak]
(halaman 395) -> D11.9.
Apikes Iris, Padang

71

9.Bilateral synchronous Wilm's tumour (patient is four years old)


Lihat tumor atau Wilm's pada Index (Volume 3, halaman 552
atau 566)
Tumor
- Wilm's (M8960/3) -> C64.
Wilm's tumor adalah kanker ginjal, terutama terjadi pada anakanak.
10.Mycosis fungoides
Mycosis (volume 3, halaman 363)
- fungoides (M9700/3) -> C84.0.
Deskripsi kategori halaman 217 Volume 1 juga menunjukkan
kode morfologi.
11.Myxoma of larynx
Myxoma -> (M8840/0) see also Neoplasm, connective tissue,
benign. (vol. 3, hal. 366).
Neoplasm
-connective tissue (volume 3, halaman 376).
Perhatikan bahwa tidak terdapat daftar untuk larynx pada
connective tissue. Tapi di awal bagian connective tissue
terdapat catatan yang menunjukkan bahwa kalau tidak ada
kode situs pada daftar connective tissue maka neoplasma
harus dikode pada situs itu. Jadi kita perlu melihat pada
neoplasm, larynx.
Neoplasm
-larynx lihat di bawah kolom Benign (halaman 384) -> D14.1
12.Paget's diseases of nipple
Paget's disease (volume 3, halaman 423).
-nipple -> (M8540/3) C50.0
13.Periosteal chondroma of left humerus
Chondroma (volume 3, halaman 97).
Apikes Iris, Padang

72

-periosteal -> (M9221/0) - see Neoplasm, bone , benign


Neoplasm
- bone
- - humerus lihat pada kolom Benign (halaman 372)-> D16.0
14.Squamous cell carcinoma of vermilion border of lower lip
Carcinoma - see also Neoplasm Malignant (volume 3, halaman
89)
- squamous (cell) -> M8070/3
Neoplasm
-lip
- - vermilion border
- - - lower lihat pada kolom Malignant primary (halaman 385) >
C00.1
15.Burkitts lymphoma
Lymphoma (volume 3, halaman 340).
- Burkitts -> (M9687/3) C83.7
16.Transitional cell papilloma of the bladder
Papilloma (volume 3, halaman 426).
- transitional (cell)
- bladder (urinary) -> (M8120/1) D41.4
17.Metastatic carcinoma of brain
Carcinoma (volume 3, halaman 88).
- metastatic -> (M8010/6) - see Neoplasm, secondary
Neoplasm
brain NEC lihat pada kolom Malignant secondary (halaman
374) -> C79.3
18.Carcinoid tumour of small intestine
Carcinoid -> (M8240/3) - see also Neoplasm, malignant (volume
3, halaman 84).

Apikes Iris, Padang

73

Neoplasm
- intestine, intestinal
--

small lihat pada kolom Malignant primary

(halaman

383) -> C17.9


19.Anaplastic seminoma, left testes
Seminoma (volume 3, halaman 492).
- anaplastic -> (M9062/3)
- - specified site see Neoplasm, malignant
Neoplasm
- testes lihat pada kolom Malignant primary

(halaman 399)

-> C62.9
20. Secondary neoplasm in lung
Secondary (volume 3, halaman491)
- neoplasm -> (M8000/6) - see Table of Neoplasms, secondary
Neoplasm
- lung lihat pada kolom Malignant secondary

(halaman 385)

-> C78.0

Apikes Iris, Padang

74

Catatan Halaman 369 ICD 10 Volume 3

1.

Daftar di bawah memberikan nomor kode untuk neoplasam


menurut situs anatomis. Untuk setiap situs terdapat lima
kemungkinan nomor kode sesuai dengan apakah
neoplasma tersebut ganas, primer; ganas, sekunder; in situ;
jinak; atau memiliki sifat yang tidak pasti atau tidak
disebutkan. Deskripsi neoplasma akan sering menunjukkan
bagian mana dari kolom ini yang sesuai, misalnya
melanoma maligna kulit, karsinoma in situ servix uterus,
fibroadenoma jinak mammae.
Kalau deskripsi ini tidak terdapat, bagian lain dari Index
harus diperiksa, tempat pedoman diberikan ke arah kolom
yang sesuai untuk setiap jenis morfologis (histologis) yang
tertulis. Misalnya Mesonephroma see Neoplasm,
malignant; Embryoma see also Neoplasm, uncertain
behavior; Bowen;s disease see Neoplasm, skin, in situ.
Akan tetapi, pedoman pada Index bisa diabaikan kalau satu
di antara deskriptor di atas terdapat. Misalnya malignant
adenoma of colon dikode pada C18.9 dan bukan pada
D12.6 karena adjective malignant dapat mengalahkan
entry Adenoma see also Neoplasm, benign.

2.

Situs yang diberi tanda # (seperti NEC #) hendaknya


diklasifikasikan pada neoplasma ganas dari kulit situs
tersebut kalau jenisnya adalah squamous cell carcinoma
atau suatu epidermoid carcinoma; atau pada neoplasma
jinak dari kulit situs tersebut kalau jenisnya adalah
papilloma (semua jenis).

Apikes Iris, Padang

75

3.

Carcinoma dan adenocarcinoma, selain dari jenis


intraosseous atau odontogenic, pada situs yang diberi
tanda (misalnya ischium ) hendaknya dianggap sebagai
metastasis dari situs primer yang tidak dijelaskan dan
dikode pada C79.5

Apikes Iris, Padang

76

Interpretasi Penyebab Kematian pada Neoplasma ganas.


Aturan ini biasanya untuk menentukan penyebab dasar kematian
yang dipakai pada tabulasi kematian primer. Kalau
neoplasma ganas dianggap sebagai penyebab dasar
kematian, maka situs primernya sangat perlu ditentukan,
morfologi dan sifatnya perlu dipertimbangkan. Kanker
adalah istilah generik untuk semua kelompok morfologis,
walaupun jarang digunakan pada neoplasma ganas jaringan
limfatik, hematopoietik, dan terkait. Karsinoma kadangkadang secara salah digunakan untuk mengganti istilah
kanker. Sertifikat kematian bisa dipertanyakan kalau
terdapat keraguan akan situs primer atau ketidaktepatan
dalam menulis sertifikat. Pada keadaan ini, kalau mungkin,
penulis sertifikat hendaknya diwawancarai untuk
klarifikasi. Seandainya ini tidak bisa dilakukan, pedoman di
bawah hendaknya digunakan.
Jenis-jenis morfologis tumor yang diklasifikasikan pada halaman
1179-1204 pada Volume I bisa ditemukan pada indeks
alfabet (volume III) dengan kode morfologisnya dan
dengan indikasi kode menurut situs.
A. Implikasi keganasan
Neoplasma yang di sertifikat tertulis telah bermetastase harus
dikode sebagai ganas, walaupun kalau tidak disebutkan
bermetastase ia bisa diklasifikasikan ke bagian lain
Chapter II.
1. I

(a) Keterlibatan kelenjar limfe dalam metastase

(b) Karsinoma mammae


Kode neoplasma ganas mammae (C50.9).
B. Situs dengan prefiks atau definisi tidak pas
Neoplasma dengan situs yang didahului oleh prefix peri,
para, pre, supra, infra, dan sebagainya, atau

Apikes Iris, Padang

77

dituliskan di dalam area atau region suatu situs, harus


dikode sebagai berikut (kecuali kalau ia memiliki indeks
yang spesifik):
*

jenis morfologi yang bisa diklasifikasi pada subkategori


dari kategori C40, C41 (tulang dan rawan sendi), C43
(melanoma maligna kulit), C44 (neoplasma ganas lain
kulit), C45 (mesothelioma), C47 (syaraf perifer dan
otonom), C49 (jaringan ikat dan lunak), C70 (meningen),
C71 (otak), dan C72 (bagian lain SSP), dikode pada
subdivisi yang sesuai dengan subkategori tersebut;

kalau tidak bisa dikategorikan pada kode di atas maka


dikode pada subdivisi yang sesuai pada C76 (situs lain dan
tidak jelas).

2. I

(a) Fibrosarkoma di daerah (region) kaki

Kode neoplasma ganas jaringan ikat dan lunak anggota bawah


(C49.2).
C. Neoplasma ganas dengan situs tidak jelas, dan kondisi lain
dilaporkan
Kalau situs neoplasma ganas primer tidak dijelaskan, jangan
diasumsikan situs tersebut berdasarkan lokasi kondisi lain
yang dilaporkan seperti perforasi, obstruksi, atau
perdarahan. Kondisi-kondisi ini bisa timbul pada situs-situs
yang tidak berhubungan dengan neoplasma, misalnya
obstruksi usus bisa akibat penyebaran keganasan ovarium.
3. I

(a) Obstruksi usus

(b) Karsinoma
Kode neoplasma ganas tanpa spesifikasi situs (C80).
D. Neoplasma ganas dengan situs primer disebutkan
Kalau situs tertentu dinyatakan primer, ia harus dipilih (tanpa
peduli posisinya pada Part I atau II sertifikat). Kalau situs
primer dinyatakan tidak diketahui, maka lihat pada bagian

Apikes Iris, Padang

78

E berikut (situs primer tidak diketahui). Situs primer bisa


ditunjukkan oleh pernyataan satu di antara cara-cara
berikut:

a. Suatu situs dinyatakan sebagai primer baik pada Part I atau


pun II:
4.

(a) Karsinoma bladder

II Primer pada ginjal


Kode neoplasma ganas pada ginjal (C64).
b. Spesifikasi situs lain sebagai sekunder, metastase, spread,
atau carcinomatosis.
5. I

(a) Karsinoma mammae

(b) Secondaries in brain


Kode neoplasma ganas mammae (C50.9), karena rule 2 berlaku.
c. Morfologi menunjukkan neoplasma ganas primer. Kalau jenis
morfologis memberi implikasi situs primer, misalnya
hepatoma, pertimbangkan ini seolah-olah kata primer
telah diikutkan.
6. I

(a) Karsinoma metastase

(b) Adenokarsinoma pseudo-musinosa


Kode neoplasma ganas ovarium (C56), adenokarsinoma
pseudomusinosa dengan situs yang tidak jelas masuk ke
kelompok ovarium di Volume 3.
Kalau dua atau lebih situs primer atau morfologi ditentukan,
mereka harus dikode sesuai dengan bagian-bagian F, G,
dan H di bawah.
E. Situs primer tidak diketahui
Kalau dinyatakan situs primer tidak diketahui atau sejenisnya,
kodelah jenis morfologi yang terlibat (misal

Apikes Iris, Padang

79

adenokarsinoma C80, fibrosarkoma C49.9, osteosarkoma


C41.9) pada kategori situs yang tidak jelas.
7. I

(a) Karsinoma sekunder hati

(b) Situs primer tidak diketahui


(c) ? Lambung ? Kolon
Kode karsinoma tanpa spesifikasi situs (C80).
8. I

(a) Metastase umum

(b) Melanoma punggung


(c) Situs primer tidak diketahui
Kode neoplasma ganas dengan situs yang tidak dijelaskan
(C43.9).
F. Situs ganda independen/primer (C37)
Kehadiran lebih dari satu neoplasma primer bisa ditunjukkan
oleh adanya dua situs anatomis yang berbeda atau dua jenis
yang morfologinya sangat berbeda (seperti hipernefroma
dan karsinoma intraduktus); atau oleh campuran jenis
morfologi yang menunjukkan situs spesifik, tambah adanya
situs kedua. Sangat tidak mungkin suatu keganasan primer
disebabkan oleh keganasan primer lain, kecuali pada
neoplasma ganas limfoid, jaringan hematopoietik, dan
terkait (C81-C96), tempat bentuk keganasan bisa berakhir
pada keganasan lain (seperti lekemia bisa timbul setelah
limfoma non-Hodgkin).
Kalau dua atau lebih situs yang disebut pada bagian I berada
pada sistem organ yang sama, lihat penjelasan bagian H
(situs ganda). Kalau situs-situs ini tidak berada pada
sistem organ yang sama dan tidak jelas mana yang primer
atau sekunder, kodelah neoplasma ganas dengan situs
ganda independen (primer (C97), kecuali kalau semuanya
bisa diklasifikasikan pada C81-C96, atau satu dari situs

Apikes Iris, Padang

80

yang disebutkan adalah situs umum dari metastasis atau


paru-paru (lihat G: Neoplasma metastasis).
9. I

(a) Kanker lambung

(b) Kanker mammae


Kodelah C97, karena dua situs anatomis yang berbeda disebut di
bagian I, dan rendahnya kemungkinan satu neoplasma
disebabkan oleh yang lain.

10. I (a) Penyakit Hodgkin


(b) Karsinoma kandung kemih
Kode neoplasma ganas dengan situs ganda independent (primer)
(C97), karena dua jenis morfologis yang jauh berbeda telah
disebutkan.
11. I (a) Lekemia limfositik akut
(b) Limfoma non-Hodgkin
Kode limfoma non-Hodgkin (
), karena keduanya bisa diklasifikasikan pada C81-C96 dan
sekuensi (urutan kejadiannya) dapat diterima.
12. I (a) Leukemia
(b) Limfoma non-Hodgkin
(c) Karsinoma ovarium
Kode neoplasma ganas dengan situs ganda independent (primer)
(C97),.karena, walaupun dua dari neoplasma ini bisa
diklasifikasikan pada C81-C96, terdapat pernyataan
mengenai situs di tempat lain.
13. I (a) Leukemia
II.

Karsinoma mammae

Kode leukemia (C95.9) karena karsinoma mammae berada di


bagian II. Kalau berurusan dengan situs ganda, hanya situs

Apikes Iris, Padang

81

pada bagian I sertifikat kematian yang dipertimbangkan


(lihat H).

G. Neoplasma metastasis
Kalau neoplasma ganas bermetastasis, biasanya ia
mempertahankan morfologi yang sama walaupun
differensiasinya (perubahan bentuk sel-sel) berkurang.
Beberapa metastasis memiliki tampilan mikroskopis yang
khas sehingga ahli patologi dapat mengetahui situs
primernya dengan yakin, misalnya tiroid. Metastasis yang
luas dari suatu karsinoma sering disebut karsinomatosis.
Kalau satu term yang tidak spesifik seperti karsinoma
atau sarkoma muncul bersamaan dengan term yang
menunjukkan bentuk jaringan yang lebih spesifik yang
berada pada kelompok yang sama, kodelah situs dengan
morfologi yang lebih spesifik, sambil menganggap bahwa
yang satu lagi adalah metastasis.

Situs-situs umum metastasis:


Paru-paru Pleura
Jantung

Diafragma

Mediastinum

Hati

Peritoneum

Otak

Medulla Spinalis

Kelenjar limfe

Retroperitoneum
Meningen

Tulang Situs susah dijelaskan (C76)


Paru-paru merupakan masalah khusus karena merupakan situs
umum neoplasma ganas metastasis dan primer. Paru-paru
harus dianggap sebagai situs umum metastasis kalau ia
dituliskan bersama situs lain yang tidak ada pada daftar di
atas. Akan tetapi kalau kanker bronkus atau bronkogenik
disebutkan, maka kanker ini harus dianggap primer. Kalau
paru-paru disebutkan dan situs lain hanya terdapat pada

Apikes Iris, Padang

82

daftar situs umum metastasis, pertimbangkanlah kanker


primer paru-paru.
Neoplasma ganas kelenjar limfe yang tidak dinyatakan sebagai
primer harus dianggap sebagai sekunder.

Walaupun sel-sel ganas dapat bermetastatis kemana saja di


seluruh tubuh, situs-situs tertentu merupakan tempat yang
lebih umum daripada situs lainnya dan harus diperlakukan
dengan berbeda. Namun, kalau satu di antara situs-situs ini
muncul sendirian pada sertifikat kematian dan tidak
dinyatakan sebagai metastasis, maka ia harus dianggap
primer.
14. I (a) Kanker otak
Kode neoplasma ganas otak (C71.9).

15. I (a) Kanker tulang


(b) Karsinoma metastatis pada paru-paru
Kode neoplasma ganas paru-paru (C34.9) karena tulang berada
pada daftar situs umum metastasis sehingga paru-paru
dapat dianggap sebagai primer.

Kata metastasis bisa digunakan dalam dua cara, kadangkadang berarti sekunder dari tempat primer lain dan
kadang-kadang menunjukkan kanker primer yang telah
memberi metastasis. Untuk menghindari keraguan, maka
pedoman berikut ini disarankan:

a. Neoplasma ganas yang dinyatakan bermetastasis dari suatu


tempat spesifik hendaknya dianggap primer dari tempat
tersebut.
16. I (a) Teratoma metastasis dari ovarium
Apikes Iris, Padang

83

Kode neoplasma ganas ovarium (C56).

b. Neoplasma ganas yang diuraikan sebagai bermetastasis ke


suatu tempat hendaknya dianggap sebagai sekunder pada
tempat tersebut, kecuali kalau morfologis menunjukkan
situs primer yang spesifik.
17. I (a) Karsinoma metastasis ke rektum
Kode neoplasma ganas sekunder rektum (C78.5). Kata ke
dengan jelas menunjukkan bahwa rektum adalah sekunder.
18. I (a) Osteosarkoma metastasis ke otak
Kode neoplasma ganas tulang (C41.9), karena ini merupakan
tempat osteosarkoma yang tidak dinyatakan dengan jelas.

c. Neoplasma ganas tunggal dinyatakan sebagai metastasis


(of).
Istilah metastatic dan metastatic of agar diartikan sebagai
berikut:
(i) Kalau suatu tempat disebutkan dan memenuhi syarat sebagai
metastasis, kodelah keganasan primer tempat tersebut
kalau jenis morfologis tidak disebutkan dan ia bukan
merupakan situs metastasis umum.
19. I (a) Kanker serviks, metastasis
Kode neoplasma ganas serviks (C53.9).
(ii) Kalau tempat tidak disebutkan tapi jenis morfologis
memenuhi syarat metastasis, kode sebagai situs primer
yang tidak dijelaskan dari jenis morfologis yang terlibat.
20. I (a) Karsinoma metastasis sel-sel oat
Kode neoplasma ganas paru-paru (C34.9).
(iii) Kalau jenis morfologis tunggal dan suatu situs, selain dari
situs metastasis umum, disebutkan sebagai metastasis,

Apikes Iris, Padang

84

kode kategori spesifik jenis morfologis dan situs yang


terlibat itu.
21. I (a) Melanoma metastasis lengan
Kode neoplasma ganas kulit lengan (C43.6), karena pada kasus
ini situs yang tidak dijelaskan dengan baik itu merupakan
situs spesifik untuk melanoma, bukan situs umum
metastasis yang bisa diklasifikasikan pada C76..

(iv) Kalau jenis morfologi tunggal dinyatakan metastasis


sedangkan situs yang disebut adalah satu di antara situssitus umum metastasis selain paru-paru, kodelah jenis
morfologis itu dengan situs tidak dijelaskan; kecuali kalau
situs yang tidak jelas itu diklasifikasikan pada C80
(neoplasma ganas dengan situs tidak jelas), karena disini
pengkodean adalah pada neoplasma ganas sekunder dari
situs tersebut.
22. I (a) Osteosarkoma metastasis otak
Kode neoplasma ganas tulang, tidak dijelaskan (C41.9), karena
otak berada pada daftar situs umum metastasis.

(v) Kalau satu di antara situs-situs umum metastasis, selain


paru-paru, dinyatakan sebagai metastasis, sedangkan situs
atau morfologis lain tidak disebutkan, kodelah neoplasma
sekunder situs tersebut (C77-C79).
23. I (a) Karsinoma metastasis otak
Kode neoplasma ganas sekunder otak (C79.3).

24. I (a) Karsinoma metastasis paru-paru


Kode neoplasma ganas paru-paru (C34.9).

Apikes Iris, Padang

85

d. Lebih dari satu neoplasma ganas memenuhi syarat sebagai


metastasis.
(i) Kalau dilaporkan dua atau lebih situs dengan morfologi yang
sama, dan semuanya memenuhi syarat sebagai metastasis
namun tidak berada pada daftar situs umum metastasis,
kodelah sebagaimana untuk situs primer yang tidak
dijelaskan pada sistem anatomis dan jenis morfologis yang
terlibat.
25. I (a) Karsinoma metastasis prostat
(b) Karsinoma metastasis kulit
Kode neoplasma ganas tanpa spesifikasi tempat (C80), karena
karsinoma metastasis prostat tidak disebabkan oleh
karsinoma metastasis kulit; keduanya berkemungkinan
disebarkan dari neoplasma ganas dengan situs primer yang
tidak diketahui, yang semestinya telah tertulis pada baris
(c).
26. I (a) Karsinoma metastasis lambung
(b) Karsinoma metastasis mammae
(c) Karsinoma metastasis paru-paru
Kode neoplasma ganas tanpa spesifikasi tempat (C80), karena
mammae dan lambung tidak berada pada sistem anatomis
yang sama dan paru-paru berada pada daftar situs umum
metastatis.
(ii) Kalau dua atau lebih jenis morfologis dari kelompok
histologis berbeda memenuhi syarat sebagai metastasis,
kodelah neoplasma ganas situs-situs primer .ganda (C97)
(Lihat F)
27. I (a) Obstruksi usus
(b) Adenokarsinoma metastasis usus
(c) Sarkoma metastasis uterus
Kode neoplasma ganas situs-situs primer ganda (C97).
Apikes Iris, Padang

86

(iii) Kalau sebuah situs yang menunjukkan morfologi dan sebuah


situs anatomis independen memenuhi syarat sebagai
metastasis, kodelah neoplasma ganas tanpa spesifikasi
situs.
28. I (a) Karsinoma kolon dan sel-sel ginjal metastasis
Kode neoplasma ganas tanpa spesifikasi situs (C80).
(iv) Kalau lebih dari satu situs dengan morfologi yang sama
disebutkan dan hanya satu yang tidak memenuhi syarat
sebagai metastasis atau tidak terdapat pada daftar situs
umum metastasis, kodelah situs yang tidak memenuhi
syarat metastastik tersebut. Ini dilakukan tanpa peduli
urutan entri atau posisinya pada Bagian I atau II sertifikat.
Kalau semua situs memenuhi syarat sebagai metastasis
atau berada pada daftar situs umum metastasis, termasuk
paru-paru, kodelah neoplasma ganas tanpa spesifikasi situs
(C80).
29. I (a) Karsinoma metastasis lambung
(b) Karsinoma kandung empedu
(c) Karsinoma metastasis kolon
Kode neoplasma ganas kandung empedu (C23).
30. I (a) Karsinoma metastasis ovarium
(b) Karsinoma paru-paru
(c) Karsinoma metastasis serviks
Kode neoplasma ganas tanpa spesifikasi situs (C80).
31. I (a) Karsinoma metastasis lambung
(b) Karsinoma metastasis paru-paru
II

Karsinoma kolon

Kode neoplasma ganas kolon (C18.9), karena ini satu-satunya


diagnosis yang tidak memenuhi syarat sebagai metastasis,
walaupun letaknya di Bagian II.

Apikes Iris, Padang

87

(v) Kalau semua situs yang disebutkan berada pada daftar situs
umum metastasis, kode situs primer yang tidak diketahui
untuk jenis morfologis yang terlibat, kecuali kalau paruparu disebutkan, kodelah neoplasma ganas paru-paru
(C34.-)
32. I (a) Kanker hati
(b) Kanker abdomen
Kode neoplasma ganas dengan situs yang tidak dijelaskan (C80),
karena keduanya terdapat pada daftar situs umum
metastasis. (Abdomen adalah satu di antara situs kabur
yang termasuk pada C76.-)
33. I (a) Kanker otak
(b) Kanker paru-paru
Kode kanker paru-paru (C34.9), karena paru-paru disini
dianggap primer. Hal ini disebabkan karena otak, satusatunya situs lain yang disebutkan, berada pada daftar
situs umum metastasis.
(vi) Kalau hanya satu di antara situs yang disebutkan berada
pada daftar situs umum metastasis, kodelah situs yang
tidak terdapat pada daftar itu.
34. I (a) Kanker paru-paru
(b) Kanker mammae
Kode neoplasma ganas mammae (C50.9), karena paru-paru
disini dianggap sebagai situs metastasis. Hal ini
disebabkan karena mammae tidak berada pada daftar situs
umum metastasis.
(vii) Kalau satu atau lebih situs yang disebutkan berada pada
daftar situs umum metastasis, tapi dua atau lebih situs
atau jenis morfologis yang berbeda juga disebutkan,
kodelah neoplasma ganas situs ganda independen (primer)
(C97).

Apikes Iris, Padang

88

35. I (a) Kanker hati


(b) Kanker kandung kencing
(c) Kanker kolon
Kode neoplasma ganas situs ganda independen (primer) (C97),
karena hati berada pada daftar situs umum metastasis dan
terdapat pula dua situs independen lainnya.

(viii) Kalau terdapat campuran beberapa situs yang memenuhi


syarat sebagai metastasis dan beberapa situs lain
disebutkan, pedomanilah Rule-Rule untuk situs-situs ganda
(lihat bagian F di atas dan H di bawah).

H. Situs-situs ganda
Pada saat mengolah situs-situs ganda, hanya situs-situs pada
Bagian I sertifikat yang hendaknya diperhatikan.
Kalau neoplasma ganas dengan lebih dari satu situs terdapat
pada sertifikat, situs yang didaftarkan sebagai primer atau
tidak menunjukkan apakah primer atau sekunder yang
harus dipilih (Lihat bagian D, E, dan F di atas).
Situs ganda tanpa adanya spesifikasi sebagai primer.
a. Walaupun dinyatakan untuk hanya mempertimbangkan situs
yang ada pada Bagian I, kalau satu di antara situs umum
metastasis, selain paru-paru, dan situs atau jenis
morfologis lain disebutkan dimana saja pada sertifikat,
maka kodelah situs lain tersebut. Namun kalau suatu
neoplasma ganas pada jaringan limfatik, hematopoietik
atau yang berhubungan terdapat pada Bagian II, maka
hanya Bagian I saja yang hendaknya dipertimbangkan.
36. I (a) Kanker lambung
(b) Kanker hati

Apikes Iris, Padang

89

Kode neoplasma ganas lambung (C16.9). Walaupun urutannya


memberikan kesan bahwa hati adalah situs utama,
metastasis dari hati (yang sesungguhnya tempat umum
metastasis) ke lambung adalah kurang mungkin sehingga
perlu diasumsikan bahwa kanker lambung yang menyebar
ke hati.
37. I (a) Kanker peritoneum
II

Karsinoma mammae

Kode neoplasma ganas mammae (C50.9), kanker peritoneum


dianggap sekunder karena ia berada di dalam daftar situs
umum metastasis.
b. Neoplasma ganas yang diuraikan sebagai suatu situs atau
situs lain, atau kalau ada kesan atau, harus dikode pada
kategori yang melibatkan kedua situs. Kalau tidak ada
kategori yang pantas untuk itu, kode situs yang tidak
dijelaskan untuk jenis morfologis yang terlibat. Rule ini
berlaku untuk semua situs, baik ada atau tidak ada pada
daftar situs umum metastasis.
38. I (a) Karsinoma kolon asendens atau desendens
Kode neoplasma ganas kolon, tidak dijelaskan (C18.9).
39. I (a) Karsinoma vertebra lumbalis atau sakrum
Kode neoplasma ganas tulang, tidak dijelaskan (C41.9).

c. Kalau dua atau lebih jenis neoplasma ganas terdapat pada


jaringan limfoid, hematopoietik dan yang berhubungan,
(C81-C96), kode sesuai dengan urutan yang diberikan
karena neoplasma ini kadang-kadang berakhir sebagai
entitas lain di dalam C81-C96. eksaserbasi akut dari, atau
krisis blast di dalam, lekemia kronis, hendaknya dikode
menurut bentuk kronis.
40. I (a) Lekemia limfosit akut

Apikes Iris, Padang

90

(b) limfoma non-Hodgkin


Kode limfoma non-Hodgkin (C85.9).
41. I (a) Lekemia limfosit akut dan kronis
Kode lekemia limfosit kronis (C91.1).
Situs ganda pada sistem organ yang sama
Kalau situs-situs yang disebutkan berada pada sistem organ
yang sama dan berkesinambungan, subkategori .8,
termasuk yang tercantum di halaman 183 volume 1, harus
digunakan. Ini berlaku kalau sertifikat menjelaskan situs
sebagai satu situs dan situs lainnya, atau kalau situssitus disebutkan pada baris yang berbeda. Kode
subkategori .8 yang melibatkan kedua situs. Kalau ada
keraguan mengenai kesinambungan situs-situs yang
disebutkan, kode situs yang tidak dijelaskan untuk organ
yang disebutkan.
a.

Kalau disebutkan adanya dua subsitus yang


berkesinambungan pada situs yang sama, kode subkategori
.8 untuk kategori tiga-karakternya.

42. I (a) Karsinoma kolon desendens dan sigmoid


Kode neoplasma ganas overlapping pada kolon (C18.8).
b. Kalau subsitus tidak berkesinambungan, kode subkategori .9
pada kategori tiga-karakternya
43. I (a) Karsinoma kepala pankreas
(b) Karsinoma ekor pankreas
Kode neoplasma ganas pankreas, tidak dijelaskan (C25.9).
c. Kalau disebutkan dua situs berkesinambungan yang
diklasifikasikan pada kategori tiga-karakter yang terpisah
pada sistem tubuh yang sama, kode subkategori .8 untuk
sistem tubuh umum (lihat daftar pada note 5 pada halaman
183 Volume 1)
44. I (a) Karsinoma vagina dan serviks
Apikes Iris, Padang

91

Kode neoplasma ganas situs-situ overlap pada organ genital


perempuan (C57.8).
d. Kalau dua situs disebutkan pada sertifikat dan keduanya
berada pada sistem organ yang sama dan memiliki jenis
morfologis yang sama, kode subkategori .9 pada sistem
organ tersebut, seperti pada daftar berikut:
C26.9

situs tidak jelas di dalam sistem pencernaan

C39.9

Situs tidak jelas di dalam sistem pernafasan

C41.9

Tulang dan rawan sendi, tidak dijelaskan

C49.9

Jaringan ikat dan jaringan lunak, tidak dijelaskan

C57.9

Organ genital perempuan, tidak dijelaskan

C63.9

Organ genital laki-laki, tidak dijelaskan

C68.9

Organ urinarius, tidak dijelaskan

C72.9

sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan.

45. I (a) Embolisme paru-paru


(b) Kanker lambung
(c) Kanker kandung empedu
Kode situs yang tidak jelas di dalam sistem pencernaan (C26.9).

e. Kalau tidak tersedia subkategori .8 atau .9, kode neoplasma


ganas dengan situs ganda independen (primer (C97).
46. I (a) Cardiac arrest (jantung berhenti mendadak)
(b) Karsinoma prostat atau kandung kencing
Kode neoplasma ganas dengan situs ganda independen (primer
(C97), karena tidak tersedia subkategori .8

I. Penyakit Infeksi dan Neoplasma Ganas

Apikes Iris, Padang

92

a.

Akibat efek kemoterapi terhadap sistem imun, beberapa


pasien kanker menjadi mudah terserang penyakit infeksi
dan meninggal akibat infeksi tersebut. Jadi, setiap penyakit
infeksi yang diklasifikasikan pada A00-B19 atau B25-B64,
yang dilaporkan sebagai akibat kanker, akan merupakan
urutan yang bisa diterima baik di dalam Bagian I atau
Bagian II.

47. I (a) Zoster


(b) Lekemia limfosit kronis
Kode lekemia limfosit kronis (C91.1)

b.

Kecuali untuk penyakit HIV, tidak satu pun penyakit infeksi


atau parasit yang bisa diterima sebagai penyebab
neoplasma ganas.

48. I (a) Karsinoma hepatosellular


(b) Virus Hepatitis B
Kode karsinoma hepatoseluler (C22.0)
49. I (a) Tumor Burkitt
(b) Virus Epstein-Barr
Kode tumor Burkitt (C83.7)
50. I (a) Cholangiokarsinoma hati
(b) Clonorchiasis
Kode neoplasma ganas saluran empedu intrahepatika (C22.1)
J. Neoplasma Ganas dan Penyakit Sirkulasi
Penyakit sirkulasi akut atau fatal berikut ini bisa diterima pada
Bagian I sebagai akibat neoplasma ganas:
I21 - I22

Infark miokardium akut

I24.- Penyakit jantung iskemik akut lainnya


I26.- Embolisme paru-paru
I30.- Perikarditis akut
Apikes Iris, Padang

93

I33.- Endokarditis akut dan subakut


I40.- Miokarditis akut
I44.- Blok atrioventrikel dan cabang bundel kiri
I45.- Kelainan konduksi lainnya
I46.- Serangan jantung (cardiac arrest)
I47.- Takikardia paroksismal
I48

Fibrillasi dan flutter atrium

I49.- Aritmia jantung lainnya


I50.- Kegagalan jantung
I51.8 Penyakit jantung lain yang tidak jelas
I60 I69

Penyakit serebro-vaskuler, kecuali I67.0,-I67.5, I67.9,

I69.-

Penyakit-penyakit sirkulasi berikut ini tidak dianggap akibat


neoplasma ganas:
I00 I09

Demam rematik dan penyakit jantung rematik

I10 I15

Penyakit hipertensi (kecuali kalau dilaporkan sebagai

akibat neoplasma endokrin, neoplasma ginjal, dan tumortumor karsinoid)


I20.- Angina pectoris
I25.- Penyakit jantung iskemik kronis
I70.- Aterosklerosis

This chapter covers the coding of all neoplastic tumours.


IMPORTANT POINTS FOR THIS CHAPTER
Categories range from C00 to D48.
136 of the 149 available categories have been allocated.
The chapter is divided into 7 blocks, with the block of primary
malignancy codes subdivided into 12 further sub-blocks.

Apikes Iris, Padang

94

It is especially important when coding neoplasms to use both


Volume 1 and Volume 3 in identifying the correct set of
codes
The three specific aspects to take into account when coding
neoplasms are
the site of the tumour
the nature of the tumour (also known as the morphology or
histological type),
and the behaviour of the tumour.
Chapter II is organised by tumour site along the following lines,
in terms of behaviour of neoplasms:
D10-D36

/0 benign neoplasms

D37-D48

/1 neoplasms of uncertain and

unknown

behaviour
D00-D07

/2 in situ neoplasms

C00-C75 &
or presumed to

/3 malignant neoplasms, stated


C81-C97

be primary

lesions
C76-C80
presumed to

/6 malignant neoplasms, stated or


be secondary lesions.

Morphology describes the structure and type of cells or tissues


as seen under the microscope. The tissue of origin and the
type of cells that make up a malignant neoplasm often
determine the expected rate of growth, the severity and the
type of treatment given. Morphology is described by an
additional coding system found in the ICD-10. The
morphology code numbers are 6 digits long, including the
prefix M.
Behaviour indicates how the tumour will behave ie. malignant
(primary or secondary), in situ, of uncertain or unknown
behaviour or benign. The behaviour is the final digit of the
Apikes Iris, Padang

95

morphology code. Sometimes the ICD-10 Index indicates


the behaviour of a neoplasm (because the histological type
always acts in a certain pattern) but, when coding, if the
clinician overrides the expected behaviour then accept the
override in that particular case e.g. adenoma is usually
benign, but if clinician documents a case with malignant
adenoma code the case as such.
The Table of Neoplasms is included in Volume 3 and includes the
Chapter II codes for each anatomical site of tumour. For
each site, there are five possible code numbers according to
the behaviour of the tumour. If the diagnosis you are
coding does not describe the behaviour of the tumour, you
should look up the morphology in the rest of the Index for
guidance as to how the tumour should be coded. E.g.
Mesonephroma - see Neoplasm, malignant. You would
therefore use the malignant primary tumour or malignant
secondary tumour, depending on the diagnosis.
Check the Table of Neoplasms on pages 370-401 of the
Alphabetical Index and look at how it is structured. Read
also the notes on page 369.
In Chapter II, the 4th digit .9 is for unspecified site and .8 is for
overlapping lesions of contiguous sites.
At the back of the Tabular List, is a Table of Morphology of
Neoplasms. This table consists of a comprehensive but not
exhaustive list of morphological types of neoplasms; the
coder should be aware that if the behaviour type being
sought is not listed with the histological type then the final
digit can be changed (if this is clinically correct) for
example, many malignant neoplasms are listed only with
the morphology code for the primary lesion; if a secondary
lesion needs to be coded, change the final 3 to 6 and
the code is correct.

Apikes Iris, Padang

96

Example:
To find the correct site and morphology codes for a female
patient suffering from lobular carcinoma arising in the
lower outer quadrant of the left breast.
Step 1:
Look up the lead term, carcinoma, in the Alphabetical Index.
Carcinoma
- lobular (infiltrating) (M8520/3)
- - specified site - see Neoplasm, malignant
Step 2:
The morphology you are given is M8520/3. Confirm that the
behaviour (/3) is appropriate for the tumour being
described. /3 indicates a primary malignancy and is
therefore appropriate for this case.
Step 3:
Check the morphology (M8520) in the Table of Morphology of
Neoplasms in Volume 1. The morphology is correct for this
case.
Step 4:
Look up the Table of Neoplasms in volume 3. Use the alphabetic
listing of anatomical sites to find the entry for breast.
Note the subdivisions under the lead term for different
parts of the breast. Find the section for the lower outer
quadrant.
Step 5:
Find the code across the row that corresponds to the column
Malignant primary tumour. We are told that the tumour
arose in the patients breast; it is therefore a primary
tumour and not a metastasis. The correct site or Chapter II
code is therefore

Apikes Iris, Padang

97

C50.5.
Step 6:
Confirm your code selection in Volume 1 of the ICD-10. Check
whether there are any relevant exclusion notes.
Step 7:
The codes for this case are C50.5, M8520/3
Pages 71-85 of Volume 2 provide a large amount of information
and direction for the coder in dealing with neoplasms. Read
these notes now.
CODING EXERCISES
1.

Malignant bronchial adenoma

2.

Cholangiocarcinoma

3.

Polycythemia vera

4.

Acute myelomonocytic leukaemia

5.

Squamous cell carcinoma cervix uteri and upper two-thirds


of vagina

6.

Lesion on neck identified as metastatic to squamous cell


carcinoma of tonsil

7.

Malignant fibrous histiocytoma, knee

8.

Pleomorphic adenoma, salivary glands

Apikes Iris, Padang

98

9.

Bilateral synchronous Wilm's tumour (patient is four years


old)

10. Mycosis fungoides


11. Myxoma of larynx

12. Paget's disease of nipple


13. Periosteal chondroma of left humerus

Squamous cell carcinoma vermilion border of lower lip


Burkitts lymphoma
16.

Transitional cell papilloma of bladder

17.

Metastatic carcinoma of brain

Carcinoid tumour of small intestine


Anaplastic seminoma, left testes
20.

Secondary neoplasm in the lung

Apikes Iris, Padang

99

NEOPLASMA

1.Malignant bronchial adenoma


Look up adenoma in the Index (see Volume 3, page 31)
Adenoma
- bronchial (M8140/1) D38.1
In this case, the behaviour code (/1) indicates that an adenoma is
generally a tumour of uncertain or unspecified nature.
Remember that it is possible to change the behaviour (that
is the fifth digit of the morphology code) to suit the
diagnosis you have been given. Our diagnosis states that, in
this case, the tumour is malignant and we can assume it is
a primary cancer. Therefore we can change the morphology
code to M8140/3. The /3 behaviour code indicates a
malignant primary tumour.
To find the Chapter 2 code for a primary cancer of the bronchus,
we need to look up the Neoplasms table (Volume 3, page
374). Look up
Neoplasm
- bronchus - see under Malignant primary -> C34.9.

2.Cholangiocarcinoma
Look up cholangiocarcinoma in the Index (see Volume 3, page
96)
Cholangiocarcinoma -> (M8160/3)
- unspecified site -> C22.1
Note that even though a site for the cancer is not specified, the
morphological description indicates that the tumour is in
the intrahepatic bile ducts - check the code description in
Volume 1, page 193.

Apikes Iris, Padang

100

3.Polycythemia vera
Look up polycythemia in the Index (Volume 3, page 447)
Polycythemia (primary) (rubra) (vera) (M9950/1) -> D45.
Don't forget that the modifiers in parentheses after the lead
term are words that may or may not be part of the diagnosis
description without changing the assignment of the code.

4.Acute myelomonocytic leukemia


Look up leukemia in the Index (Volume 3, page 334)
Leukemia
- myelomonocytic
- - acute (M9867/3) -> C92.5.
Note that it is important to look up the complete morphological
description first - in this case, myelomonocytic leukemia before looking up the modifiers "acute" or "chronic".

5.Squamous cell carcinoma cervix uteri and upper two-thirds of


vagina
Look up carcinoma in the Index (Volume 3, page 89)
Carcinoma
- squamous cell -> (M8070/3).
Read the note under "Carcinoma" in the Index on page 85 which
states that, except where otherwise indicated, carcinomas
of any site should be coded to a malignant neoplasm of that
site. If you are coding multiple diagnoses, to find the sites
you should look up the Neoplasms table.
Neoplasm
- cervix (uteri) -> C53.9
- vagina -> C52
Apikes Iris, Padang

101

If you are only coding single conditions, it is important to read


Note 5 on page 182 of volume 1 which discusses the use of
one code to indicate overlapping sites. In this case, you
should use C57.8 Overlapping lesion of female genital
organs.

6.Lesion on neck identified as metastatic from squamous cell


carcinoma of tonsil
In this case, the diagnosis is a metastatic cancer of the neck
which has spread from a primary squamous cell carcinoma
of the tonsil. If you are coding multiple conditions, it is
important to code both the primary site and the site of
metastasis. Look up carcinoma in the Index (Volume 3,
page 89).
Carcinoma
- squamous cell (M8070/3).
The behaviour code of /3 indicates a malignant primary cancer
and you should look up the site of the primary cancer (the
tonsil) in the Neoplasm table.
Neoplasm
- tonsil -> C02.4.
But, if you check the entry for this code in the Tabular list, there
is an exclusion note. You cannot use this code if the disease
description is tonsil, not otherwise specified (NOS) - which
it is in this case. You are pointed to the correct code in
parentheses -> C09.9.
To code the metastatic cancer, you change the behaviour code to
a /6 to indicate a secondary deposit. The morphology is
therefore M8070/6. Look up the secondary site in the
Neoplasm table.
Neoplasm

Apikes Iris, Padang

102

- neck NEC # the # (hash) sign indicates that, if the morphology is a squamous
cell carcinoma, the site should be coded to skin of that site.
See note 2 on page 369 in Volume 3.
Neoplasm
- skin
- neck -> C79.2.

7.Malignant fibrous histiocytoma, knee


Look up histiocytoma in the Index (Volume 3, page 266)
Histiocytoma
- fibrous
- - malignant (M8830/3) - see Neoplasm, connective tissue,
malignant
Neoplasm
- connective tissue
- - knee - look under the Malignant primary column -> C49.2

8.Pleomorphic adenoma, salivary glands


Look up adenoma in the Index (Volume 3, page 32)
Adenoma
- pleomorphic (M8940/0)
Note that there is no entry to indicate a Chapter 2 code for the
salivary glands under this Index entry. To find it, look up
the Neoplasms table.
Neoplasm
- salivary gland (major) - look under the Benign column (because
of the /0 behaviour code which indicates a benign tumour)
-> D11.9.

Apikes Iris, Padang

103

Remember that the term in parentheses (major) may or may not


be part of the description without changing the code.

9.Bilateral synchronous Wilm's tumour (patient is four years old)


Look up either tumor or Wilm's in the Index (Volume 3, page 552
or 566)
Tumor
- Wilm's (M8960/3) -> C64.
You will note that the code description in the Tabular list is
"Malignant neoplasm of kidney, except renal pelvis". A
Wilm's tumor is a cancer of the kidney, mainly occurring in
children. Remember that the spelling used in the Index is
usually American whilst in the Tabular list, it is English.

10.Mycosis fungoides
Look up Mycosis in the Index (Volume 3, page 363)
Mycosis
- fungoides (M9700/3) -> C84.0.
Check the category description on page 217 of volume 1 - this
also indicates the morphology code to be used.

11.Myxoma of larynx
Look up myxoma in the Index, (Volume 3, page 366).
Myxoma -> (M8840/0) see also Neoplasm, connective tissue,
benign.
Refer to neoplasms in the Index, (Volume 3, page 376).
Neoplasm
-connective tissue
Note that there is no listing in connective tissue for the larynx.
There is a note at the beginning of the connective tissue
Apikes Iris, Padang

104

section stating that if there is no site code listed in the


connective tissue list then you should code to neoplasm of
that site. Therefore, we need to look under neoplasm,
larynx.
Neoplasm
-larynx - look under Benign column -> D14.1

12.Paget's diseases of nipple


Look up Paget's disease in the Index (Volume 3, page 423).
Paget's disease
-nipple -> (M8540/3) C50.0

13.Periosteal chondroma of left humerus


Look up chondroma in the Index (Volume 3, page 97).
Chondroma
-periosteal -> (M9221/0) - see Neoplasm, bone , benign
Refer to Neoplasm in the Index to find the site code for the
humerus.
Neoplasm
- bone
- - humerus - look under Benign column -> D16.0

14.Squamous cell carcinoma of vermilion border of lower lip


Look up carcinoma in the Index, (Volume 3, page 89)
Carcinoma - see also Neoplasm Malignant
- squamous (cell) -> M8070/3
Refer to neoplasms in the Index (Volume 3 , page 385)to assign
the site code.
Neoplasm

Apikes Iris, Padang

105

-lip
- - vermilion border
- - - lower -> C00.1

15.Burkitts lymphoma
Look up lymphoma in the Index (Volume 3, page 340).
Lymphoma
- Burkitts -> (M9687/3) C83.7

16.Transitional cell papilloma of the bladder


Look up papilloma in the Index (Volume 3, page 426).
Papilloma
- transitional (cell)
- bladder (urinary) -> (M8120/1) D41.4

17.Metastatic carcinoma of brain


Look up carcinoma in the Index (Volume 3, page 88).
Carcinoma
- metastatic -> (M8010/6) - see Neoplasm, secondary
Look up Neoplasm table in the Index (Volume 3, page 374).
Neoplasm
brain NEC - look under Malignant secondary column -> C79.3

18.Carcinoid tumour of small intestine


Look up carcinoid in the Index (Volume 3, page 84).
Carcinoid -> (M8240/3) - see also Neoplasm, malignant
Look up Neoplasm table (Volume 3, page 383).
Neoplasm
- small intestine -> C17.9
Apikes Iris, Padang

106

19.Anaplastic seminoma, left testes


Look up seminoma in the Index (Volume 3, page 492).
Seminoma
- anaplastic -> (M9062/3)
- - specified site - see Neoplasm, malignant
Look up Neoplasm table in the Index (Volume 3, page 399).
Neoplasm
- testes -> C62.9

20. Secondary neoplasm in lung


Look up secondary in the Index (Volume 3, page491)
Secondary
- neoplasm -> (M8000/6) - see Table of Neoplasms, secondary
Neoplasm
- lung -> C78.0

Apikes Iris, Padang

107

CHAPTER III. PENYAKIT DARAH DAN


ORGAN PEMBUATNYA, SERTA
KELAINAN TERTENTU MEKANISME
KEKEBALAN (D50 - D89)
Kecuali:

Penyakit autoimmun (sistemik) NOS (M35.9)


Kondisi tertentu yang dimulai pada masa perinatal (P00-P96)
Komplikasi hamil, melahirkan, dan nifas (O00-O99)
Malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital (Q00Q99)
Penyakit endokrin, gizi dan metabolik (E00-E90)
Penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20-B24)
Cedera, keracunan dan akibat lain tertentu penyebab eksternal
(S00-T98)
Neoplasma (C00-D48)
Tanda, gejala dan penemuan klinis dan laboratorium abnormal,
nec (R00-R99)

Blok-blok pada Bab ini:


D50-D53
D55-D59
D60-D64
D65-D69
lain
D70-D77
D80-D89

Anemia nutrisi
Anemia hemolitika
Anemia aplastika dan anemia lain
Cacad pembekuan, purpura dan kondisi perdarahan
Penyakit darah dan organ pembentuk darah lain
Kelainan tertentu yang melibatkan mekanisme imun

Kategori asterisk:
D63*

Anemia pada penyakit kronis c. e. (classified elsewhere)

D77*

Kelainan darah atau organ pembentuk darah pada


penyakit c. e.

Anemia adalah penurunan jumlah eritrosit atau kadar


hemoglobin, akibat kehilangan darah, kurangnya pembentukan darah
(eritropoiesis), pemecahan darah (hemolisis) berlebihan, atau
kombinasinya. Pada dewasa, kadar eritrosit normal pria 5.4 0.8
juta/L dan wanita 4.8 0.6 juta/L: kadar hemoglobin normal pria 16
2 g/dL dan wanita 14 2 g/dL.
Anemia defisiensi eritropoiesis khas dengan perubahan ukuran
dan bentuk eritrosit. Anemia sel kecil (mikrositik) menunjukkan
gangguan sintesis heme atau globin (anemia defisiensi besi,
thalassemia dan cacad sintesis Hb lain, dan anemia pada penyakit
kronis).
Anemia
sel
normal (normokromik dan normositik)

menunjukkan kurangnya pembentukan (hipoplasia atau hipoplastika).


Anemia dengan eritrosit besar (makrositik) menunjukkan cacad pada
sintesis DNA; yang biasanya disebabkan oleh kurangnya vitamin B12
atau asam folat, atau gangguan sintesis DNA oleh obat-obat
kemoterapi.

Anemia nutrisi (D50-D53)


Kurangnya sisntesis heme atau globin menyebabkan eritrosit
berukuran kecil. Contohnya adalah anemia defisiensi besi (kekurangan
zat, transport, atau penggunaan besi), anemia pada penyakit kronis,
dan thalassemia (gangguan sintesis Hb). Anemia defisiensi besi,
umumnya disebabkan oleh kehilangan darah, kehamilan, atau
peningkatan kebutuhan besi pada remaja. Pada keadaan yang berat
bisa terjadi sideropenic dysphagia akibat jaring-jaring membran
mukosa tipis yang tumbuh di permukaan esofagus
Eritrosit besar pada anemia megaloblast disebabkan karena
rusaknya sintesis DNA, sehingga fungsi sel darah menurun dan lebih
cepat mati. Penyebabnya kekurangan vitamin B12, asam folat, obat
sitotoksik yang mengganggu sintesis DNA, dan bentuk neoplasma yang
jarang terjadi (Sindroma Di Guglielmo). Vitamin B12 tubuh berkurang
karena kekurangannya pada makanan atau terganggunya penyerapan
yang memerlukan Faktor Intrinsik lambung, dan menyebabkan anemia
pernisiosa. Asam folat berkurang kalau makanan dimasak terlalu lama,
penyerapan berkurang, penggunaan berkurang (akibat obat-obatan),
kebutuhan meningkat (hamil, menyusui, bayi, keganasan,.) dan
pembuangan meningkat (dialisis ginjal).
D50 Anemia defisiensi besi
Termasuk: Anaemia: asiderotic, hypochromic
D50.0 Anemia defisiensi besi akibat kehilangan darah (kronis)
Anemia pasca perdarahan (kronis)
Kecuali:
anemia pasca perdarahan akut (D62)
anemia kongenital akibat kehilangan darah janin (P61.3)
D50.1 Sideropenic dysphagia
Sindroma Kelly-Paterson, sindroma Plummer-Vinson
D50.8 Anemia defisiensi besi lainnya
D50.9

Anemia defisiensi besi, tidak dijelaskan

D51 Anemia akibat defisiensi vitamin B12


Kecuali: Defisiensi vitamin B12 (E53.8)
D51.0 Anemia defisiensi vitamin B12 akibat defisiensi faktor
intrinsik
Anaemia: Addison, Biermer, pernicious (congenital)
Defisiensi faktor intrinsik kongenital

Apikes Iris, Padang

D51.1

Anemia def. vit. B12 akibat malabsorbsi selektif vit. B12

dengan proteinuria
Sindroma Imerslund(-Grsbeck); anaemia megaloblast herediter
D51.2 Defisiensi transcobalamin II
D51.3

Anemia defisiensi vitamin B12 makanan

Anaemia Vegan
D51.8 Anemia defisiensi vitamin B12 lain
D51.9

Anemia defisiensi vitamin B12, tidak dijelaskan

D52 Anemia defisiensi asam folat


D52.0 Anemia defisiensi folat makanan
Anemia megaloblastik gizi
D52.1 Anemia defisiensi folat akibat obat-obatan
D52.8

Anemia defisiensi folat lainnya

D52.9

Anemia defisiensi folat, tidak dijelaskan

D53 Anemia nutrisi lainnya


Termasuk: Anemia megaloblastik yang tidak sembuh dengan terapi
vitamin B12 atau folat
D53.0 Anemia defisiensi protein
Anemia defisiensi asam amino, anemia orotaciduric
Kecuali: sindroma Lesch-Nyhan (E79.1)
D53.1 Anemia megaloblastik lain, n.e.c.; Anemia megaloblastik
NOS
Kecuali: penyakit Di Guglielmo (C94.0)
D53.2 Anemia skorbut
Kecuali: scurvy (E54) kekurangan vitamin C
D53.8 Anemia nutrisi lain yang dijelaskan
Kecuali:
defisiensi gizi kalau tidak disebutkan anemia, seperti
defisiensi copper (E61.0), molybdenum (E61.5), atau zinc
(E60)
D53.9 Anemia gizi, tidak dijelaskan
Anemia kronis sederhana
Kecuali: anaemia NOS (D64.9)

Anemia hemolitika (D55-D59)


Pada usia sekitar 120 hari, eritrosit dihancurkan oleh sistem
fagosit di limpa, tempat pemecahan Hb. Hemolisis menyebabkan usia

Apikes Iris, Padang

eritrosit memendek, dan anemia hemolitika terjadi kalau produksi tidak


bisa lagi mengatasi kadar eritrosit. Anemia hemolitika disebabkan oleh
defisiensi herediter sistem enzim yang terlibat dalam metabolisme
glukosa menjadi asam laktat dan enerji, karena sumber enerji
utamanya adalah glukosa.
D55 Anemia akibat kelainan enzim
Kecuali: Anemia defisiensi enzim akibat obat-obatan (D59.2)
D55.0 Anemia akibat defisiensi glucose-6-phosphate
dehydrogenase [G6PD]
Favism, anemia defisiensi G6PD
D55.1 Anemia akibat kelainan lain metabolisme glutathione
Anemia akibat defisiensi enzim jalur hexose monophosphate
(HMP)
Anemia hemolitika nonsferositik (herediter), type I
D55.2 Anemia akibat kelainan enzim-enzim glikolisis
Anaemia defisiensi hexokinase, pyruvate kinase, triose-P
isomerase
Anemia hemolitika nonsferositik (herediter), type II
D55.3 Anemia akibat kelainan metabolisme nukleotida
D55.8

Anemia akibat kelainan enzim lainnya

D55.9

Anemia akibat kelainan enzim, tidak dijelaskan

D56 Thalassaemia
Hemoglobinopathi adalah kelainan genetik molekul Hb.Molekul
Hb dewasa normal (Hb A) terdiri dari dua pasang rantai polipeptida
dan . Hb janin (Fetal Hb atau Hb F), tempat rantai (gamma)
menggantikan rantai , menurun perlahan dalam bulan-bulan pertama
kehidupan sampai <2% Hb total dewasa. Darah normal juga berisi
2,5% Hb A2 yang terdiri dari rantai dan (delta).
Hb abnormal diberi nama menurut abjad berdasarkan urutan
penemuannya (misalnya, A, B, C), walau pun yang pertama, sickle cell
Hb (Hb sel-sabit), disebut Hb S. Thalassemia adalah anemia mikrositik
yang khas dengan rusaknya sintesis Hb dan tidak efektifnya
eritropoiesis. Penyakit ini termasuk kelainan hemolitika yang paling
umum.
D56.0

Thalassaemia alpha

Kecuali: hydrops fetalis akibat penyakit hemolisis (P56.-)


D56.1 Thalassaemia beta
Cooley's anaemia
Thalassaemia intermedia, thalassemia major
D56.2 Thalassaemia delta-beta
Apikes Iris, Padang

D56.3

Thalassaemia trait

D56.4

Hereditary persistence of fetal haemoglobin [HPFH]

Hb fetus persisten herediter


D56.8 Thalassaemia lain
D56.9

Thalassaemia, tidak dijelaskan

Mediterranean anaemia (dengan haemoglobinopathy lain)


Thalassaemia (minor)(campuran)(dengan haemoglobinopathy
lain)
D57 Kelainan-kelainan sel sabit [sickle-cell]
Kelainan sel-sabit (penyakit Hb S; drepanocytic anemia;
meniscocytosis) ini adalah anemia hemolitika kronis S. Karena eritrosit
yang berbentuk sabit sangat rapuh, hemolisis terjadi tak lama setelah
mereka memasuki sirkulasi.
Kecuali: haemoglobinopathi lain (D58.-)
D57.0 Sickle-cell anaemia dengan krisis
Penyakit Hb-SS dengan krisis
D57.1 Sickle-cell anaemia tanpa krisis
Sickle-cell: anaemia, penyakit, kelainan NOS
D57.2 Kelainan sabit heterozigot ganda
Penyakit: Hb-SC, Hb-SD, Hb-SE
Thalassemia sel sabit
D57.3 Sickle-cell trait (bakat sel sabit)
Hb-S trait, heterozygous haemoglobin S [HbAS]
D57.8 Kelainan sickle-cell lain
D58 Anemia hemolitika herediter lain
D58.0 Sferositosis herediter
Acholuric (familial) jaundice: congenital (spherocytic) haemolytic
icterus
Sindroma Minkowski-Chauffard
D58.1 Hereditary elliptocytosis
Elliptocytosis (congenital): ovalocytosis (congenital)(hereditary)
D58.2 Haemoglobinopati lain
Haemoglobin abnormal NOS, haemoglobinopathy NOS
Anaemia Heinz body congenital, penyakit: Hb-C, Hb-D, b-E,
Penyakit hemolitik hemoglobin tidak stabil
Kecuali:
HPFH (D56.4), methaemoglobinaemia (D74.-),
penyakit Hb-M (D74.0), familial polycythaemia (D75.0),
high-altitude polycythaemia (D75.1)

Apikes Iris, Padang

D58.8

Anemia hemolitika herediter yang dijelaskan lainnya:

stomatocytosis
D58.9

Anemia hemolitika herediter, tidak dijelaskan

D59 Anemia hemolitika yang didapat


Anemia hemolitika autoimun disebabkan oleh auto-antibody yang
bereaksi dengan eritrosit, yang dibuktikan dengan test antibody
langsung (test Coombs). Jenis hangat (warm) bereaksi pada 37C, dan
tipe dingin (cold) pada suhu <37C. Antibody bisa timbul spontan,
akibat penyakit tertentu (Systemic Lupus Erythematosus/SLE, limfoma,
lekemia limfatik kronis), atau dirangsang obat-obatan. Anemia
hemolitika nonautoimun disebabkan oleh obat-obatan, trauma,
mikroangiopati, atau pun zat toksik.
Paroxysmal nocturnal haemoglobinuria (PNH) adalah kelainan
yang jarang terjadi, khas dengan hemolisis dan hemoglobinuria, yang
terakhir ini menguat sewaktu tidur
D59.0

Anemia hemolitika autoimmun akibat obat-obatan

D59.1

Anemia hemolitika autoimmun lainnya

Penyakit hemolitika autoimun (cold type)(warm type)


Penyakit haemagglutinin cold kronis
Cold agglutinin: penyakit, haemoglobinuria
Anemia hemolitika:
cold type (secondary)(symptomatic)
.
warm type (secondary)(symptomatic)
Kecuali:
penyakit hemolitik fetus dan bayi (P55.-),
paroxysmal cold haemoglobinuria (D59.6),
sindroma Evans (D69.3)
D59.2 Anemia hemolitika nonautoimmune akibat obat-obatan
Anemia defisiensi enzim akibat obat-obatan
D59.3 Haemolytic-uraemic syndrome
D59.4

Anemia hemolitika nonautoimmune lainnya

Haemolytic anaemia: mekanis, mikroangiopati, toksik


D59.5 Paroxysmal nocturnal haemoglobinuria [MarchiafavaMicheli]
Kecuali: haemoglobinuria NOS (R82.3)
D59.6 Haemoglobinuria pada haemolysis akibat faktor
eksternal lainnya
Haemoglobinuria: akibat olahraga, gerak jalan, dingin
paroksismal
Gunakan kode tambahan (Chapter XX), untuk identifikasi
penyebab.
Kecuali: haemoglobinuria NOS (R82.3)
Apikes Iris, Padang

D59.8

Anemia hemolitika didapat lainnya

D59.9

Anemia hemolitika didapat, tidak dijelaskan

Anemia hemolitika idiopatik, kronis

Anemia aplastika dan anemia lainnya (D60-D64)


D60 Aplasia eritrosit murni yang didapat [erythroblastopenia]
Anemia aplastika disebabkan oleh kurangnya pendahulu eritrosit,
akibat rusaknya stem cell atau cedera mikro sumsum tulang, dan
sering dengan MCV (mean corpuscular volume volume eritrosit ratarata) yang agak tinggi. Anemia aplastika biasanya berarti
panhipoplasia sumsum tulang dengan leukopenia dan trombositopenia.
Keraguan ini memunculkan istilah baru, yaitu aplasia RBC murni, yaitu
penurunan selektif pendahulu eritroid.
Termasuk: aplasia eritrosit (acquired)(adult)(with thymoma)
D60.0 Aplasia eritrosit murni yang didapat kronis
D60.1

Aplasia eritrosit murni yang didapat sementara

D60.8

Aplasia eritrosit murni yang didapat lsinnys

D60.9

Aplasia eritrosit murni yang didapat, tidak dijelaskan

D61 Anemia aplastika lainnya


Kecuali: agranulocytosis (D70)
D61.0 Anemia aplastika konstitusional
aplasia eritrosit (murni) (pada): kongenital, bayi, primer
sindroma Blackfan-Diamond, familial hypoplastic anaemia
anemia Fanconi, pansitopenia dengan malformasi
D61.1 Anemia aplastika akibat obat-obatan
D61.2

Anemia aplastika akibat agen eksternal

D61.3

Anemia aplastika idiopatik

D61.8

Anemia aplastika lain yang dijelaskan

D61.9

Anemia aplastika, tidak dijelaskan

D62 Anemia pasca perdarahan akut


Kecuali: anaemia kongenital dari kehilangan darah janin (P61.3)
D63* Anaemia pada penyakit kronis yang diklasifikasikan di
tempat lain
D63.0* Anaemia pada penyakit neoplasia (C00-D48)

Apikes Iris, Padang

D63.8*

Anaemia pada penyakit kronis lain yang

diklasifikasikan di tempat lain


D64 Anemia lain
Kecuali: anemia refrakter:
tanpa sideroblasts (D46.0), dengan sideroblast (D46.1);
dengan kelebihan blasts (D46.2), dengan transformasi
(D46.3), NOS (D46.4)
D64.0

Anemia sideroblastik herediter

D64.1

Anemia sideroblastik sekunder akibat penyakit

D64.2

Anemia sideroblastik sekunder akibat obat dan toksin

D64.3

Anemia sideroblastik lain

Sideroblastic anaemia: NOS, responsif pada pyridoxine NEC


D64.4 Anemia diseritropoietik kongenital
Dishematopoietik anemia (kongenital)
Kecuali:

sindroma Blackfan-Diamond (D61.0),

peny. Di Guglielmo (C94.0)


D64.8

Anemia lain yang dijelaskan

Infantile pseudoleukaemia, anemia leukoerythroblastic


D64.9 Anemia, tidak dijelaskan

Cacad koagulasi, purpura, kondisi perdarahan lain


(D65-D69)
Hemostasis adalah penghentian perdarahan dari pembuluh
cedera. Ia memerlukan gabungan aktifitas faktor-faktor vaskuler,
platelet, dan plasma, serta diimbangi oleh mekanisme yang membatasi
penumpukan platelet dan fibrin. Kelainan hemostasis menyebabkan
perdarahan berlebihan atau pun thrombosis.
Faktor vaskuler mengurangi aliran darah dengan vasokonstriksi
lokal (reaksi langsung terhadap cedera) dan penekanan pembuluh oleh
darah yang merembes ke jaringan sekitar.
Faktor platelet membuat perlengketan (sumbat hemostatik) yang
menutup luka, melepas faktor-faktor yang memperkuat vasokonstriksi
dan perbaikan pembuluh, dan memudahkan pembentukan reaksi
koagulasi. Platelet yang beredar tidak melekat pada endotel normal
atau sesamanya, tapi bisa melekat pada subendotel yang terbuka
ketika endotel robek. Perlengketan platelet memerlukan sekresi

Apikes Iris, Padang

endotel berupa Faktor von Willebrand. Penyakit Von Willebrand adalah


kelainan perdarahan dengan akibat kelainan Faktor von Willebrand.
Faktor plasma menentukan dalam pembentukan bekuan fibrin. Ia
melekat pada sumbat hemostasis, menyebar dan menambah bahan
penyumbat. Komponen-komponen reaksi ini adalah: I (fibrinogen), II
(prothrombin), V (proakselerin), VII (prokonvertin), VIII (globulin
antihemofilia), IX (faktor Christmas), X (fFaktor Stuart-Prower), XI
(Plasma Thromboplastin Antecedent), Prekallikrein (faktor Fletcher),
Kininogen berat molekul tinggi, XII (faktor Hageman, faktor kontak),
XIII (faktor penstabil fibrin), Protein C, Protein S, dan Tissue Factor
Pathway Inhibitor (TPFI).
Reaksi pembekuan darah juga memerlukan faktor-faktor dari
permukaan sel seperti faktor jaringan atau thromboplastin jaringan,
fosfolipid prokoagulan, dan thrombomodulin.
Disseminated intravascular coagulation (DIC) adalah peningkatan
abnormal fibrin di sirkulasi akibat munculnya material yang memiliki
aktifitas faktor jaringan dan memulai koagulasi, terutama pada
komplikasi kebidanan, endotoksin kuman Gram negatif, keganasan, dan
syok. Penyebab lain adalah trauma kepala berat, komplikasi bedah
prostat, dan bisa ular.
Thrombositopenia adalah jumlah platelet yang di bawah normal
(140.000 440.000/L). Keadaan ini bisa disebabkan oleh gagalnya
produksi platelet, penarikan oleh limpa, penghancuran atau pemakaian
berlebihan, atau pengenceran. Thrombositopenia menyebabkan
petechiae yang sering di kulit tungkai bawah; ecchymoses di tempat
trauma minor, perdarahan mukosa (epistaxis, perdarahan saluran
pencernaan dan genito-urinarius, perdarahan vagina), dan perdarahan
berlebihan ketika operasi. Namun trombositopenia tidak menyebabkan
perdarahan besar-besaran ke jaringan (misalnya hematoma viseral
atau hemarthrosis) yang khas pada perdarahan akibat kelainan
pembekuan (hemofilia).
Idiopathic (immunologic) thrombocytopenic purpura. ITP adalah
kelainan perdarahan akibat penyakit sistemik, pada dewasa biasanya
kronis, dan pada anak-anak akut dan terbatas. Pada dewasa, ITP
disebabkan oleh timbulnya antibodi yang melawan antigen struktur
platelet (auto-antibody). Pada anak-anak, antigen virus diduga memicu
sintesis antibodi yang bereaksi dengan antigen virus yang melekat di
permukaan antigen.
D65 Disseminated intravascular coagulation [sindroma
defibrinasi]
Afibrinogenaemia didapat; Koagulopati konsumsi,
Koagulasi intravaskuler diffusa atau disseminata (DIC),
Perdarahan fibrinolitik didapat, Purpura fibrinolitik, Purpura fulminans
Kecuali: pada (mempersulit):

Apikes Iris, Padang

abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.1), bayi


baru lahir (P60), hamil, melahirkan dan nifas (O45.0, O46.0,
O67.0, O72.3)
D66 Defisiensi faktor VIII herediter
Defisiensi faktor VIII (dengan cacad fungsional)
Haemophilia: NOS, A, klasik
Kecuali: Defisiensi faktor VIII dengan cacad vaskuler (D68.0)
D67 Defisiensi faktor IX herediter
Penyakit Christmas, Haemophilia B
Defisiensi: faktor IX (dengan cacad fungsional), plasma
thromboplastin component [PTC]
D68 Other coagulation defects
Kecuali: yang mempersulit:
abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.1)
hamil, melahirkan dan nifas (O45.0, O46.0, O67.0, O72.3)
D68.0 Penyakit Von Willebrand
Angiohaemophilia, def. faktor VIII dengan cacad vaskuler,
hemofilia vaskuler
Kecuali: defisiensi faktor VIII:NOS (D66), dengan cacad
fungsional (D66)
kerapuhan kapiler (herediter) (D69.8)
D68.1 Defisiensi faktor XI herediter
Haemophilia C
Defisiensi Plasma thromboplastin antecedent [PTA]
D68.2 Defisiensi herediter faktor pembekuan lainnya
Congenital afibrinogenaemia, Defisiensi: AC globulin,
proaccelerin
Defisiensi faktor: I , II, V, VII, X, XII, XIII,
Dysfibrinogenaemia (kongenital), Hypoproconvertinaemia,
Penyakit Owren
D68.3 Kelainan perdarahan akibat antikoagulansia yang beredar
Perdarahan sewaktu penggunaanantikoagulan jangka panjang
Hyperheparinaemia
Peningkatan: antithrombin, anti-VIIIa, anti-IXa, anti-Xa, anti-XIa
D68.4 Defisiensi faktor koagulasi yang didapat
Defisiensi faktor koagulasi akibat: liver penyakit, defisiensi
vitamin K
Kecuali: defisiensi vitamin K bayi (P53)
D68.5 Primary Thrombophilia
Activated protein C resistance [factor V Leiden mutation]
Deficiency: antithrombin, protein C, protein S
Prothrombin gene mutation

Apikes Iris, Padang

10

D68.6 Other Thrombophilia


Anticardiolipin syndrome
Antiphospholipid syndrome
Presence of the lupus anticoagulant
Kecuali
disseminated intravascular coagulation (D65)
hyperhomocysteinemia (E72.1)
D68.8 Cacad koagulasi lain yang dijelaskan
D68.9 Cacad koagulasi, tidak dijelaskan
D69 Purpura dan keadaan perdarahan lainnya
Kecuali: trombositemia essensial (haemorrhagic) (D47.3),
purpura fulminans (D65),
purpura hipergammaglobulinemia jinak (D89.0),
purpura cryoglobulinaemia (D89.1);
purpura thrombositopenik thrombotik (M31.1)
D69.0 Purpura alergi
Purpura: anaphylactoid, Henoch(-Schnlein), vascular
Purpura nonthrombocytopenic: haemorrhagic, idiopathic
Vasculitis, allergi
D69.1 Qualitative platelet defects cacad kualitatif platelet
Thrombocytopathy
Kecuali: penyakit von Willebrand (D68.0)
D69.2 Purpura nonthrombositopenik lainnya
Purpura: NOS, senile, simplex
D69.3 Idiopathic thrombocytopenic purpura
Sindroma Evans
D69.4 Trombositopenia primer lainnya
Kecuali:
trombositopenia neonatus sementara (P61.0),
sindroma Wiskott-Aldrich (D82.0),
trombositopenia dengan radius absen (Q87.2)
D69.5 Trombositopenia sekunder
D69.6 Trombositopenia, tidak dijelaskan
D69.8 Kondisi perdarahan lain yang dijelaskan
Kerapuhan kapiler (herediter); pseudohaemophilia vaskuler
D69.9 Kondisi perdarahan, tidak dijelaskan

Penyakit lain darah dan organ pembentuk darah (D70D77)


D70 Agranulocytosis

Apikes Iris, Padang

11

Agranulocytic angina; Infantile genetic agranulocytosis, Neutropenic


splenomegaly
Neutropenia:
NOS, kongenital, akibat obat, periodik,
splenic (primer), toksik
Kecuali: transient neonatal neutropenia (P61.5)
D71 Kelainan fungsi netrofil polimorfonuklir (PMN)
Cacad kompleks reseptor [CR3] membran sel, Congenital
dysphagocytosis
Chronic (childhood) granulomatous penyakit, Progressive septic
granulomatosis
D72 Kelainan lain sel darah putih
Kecuali: preleukaemia (syndrome) (D46.9), basophilia (D75.8),
neutropenia (D70), kelainan-kelainan immunitas (D80-D89)
D72.0 Kelainan genetik lekosit
Anomaly (granulation)(granulocyte) atau sindroma:
Alder, May-Hegglin, Pelger-Hut
Hipersegmentasi lekosit, hiposegmentasi lekosit,
leukomelanopathy
Kecuali:
Chediak(-Steinbrinck)-Higashi syndrome (E70.3)
D72.1 Eosinophilia
Eosinofilia: allergic, hereditary
D72.8 Kelainan sel darah putih lain yang dijelaskan
Reaksi lekemoid: limfositik, monositik, myelositik;
Leukositosis, limfositosis (symptomatic),
Limfopenia, monositosis (symptomatic), plasmasitosis
D72.9 Kelainan sel darah putih, tidak dijelaskan
D73 Penyakit-penyakit limpa
D73.0 Hiposplenismus
Asplenia, pasca-bedah; atrofi of spleen
Kecuali: asplenia (kongenital) (Q89.0)
D73.1 Hypersplenism
Kecuali: splenomegaly: NOS (R16.1), kongenital (Q89.0)
D73.2 Splenomegali kongestif kronis
D73.3 Abses limpa
D73.4 Kista limpa
D73.5 Infark limpa
Ruptur non-trauma limpa, limpa terpuntir
D73.8 Penyakit lain pada limpa
Fibrosis limpa NOS, Perisplenitis, Splenitis NOS
Apikes Iris, Padang

12

D73.9 Penyakit limpa, tidak dijelaskan


D74 Methaemoglobinaemia
D74.0 Methaemoglobinaemia kongenital
Defisiensi kongenital NADH-methaemoglobin reductase
Penyakit haemoglobin-M [Hb-M];
Methaemoglobinaemia, hereditary
D74.8 Methaemoglobinaemia lain
Methaemoglobinaemia didapat(dengan sulfhaemoglobinaemia)
Methaemoglobinaemia toksik
D74.9 Methaemoglobinaemia, tidak dijelaskan
D75 Penyakit lain darah dan organ pembentuk darah
Kecuali: hypergammaglobulinaemia NOS (D89.2), pembesaran kelenjar
limfe (R59.-)
lymphadenitis: mesenteric (akut)(kronis) (I88.0),
lymphadenitis: kronis (I88.1), NOS (I88.9), akut (L04.-)
D75.0 Familial erythrocytosis
Polycythaemia: jinak, keturunan
Kecuali: hereditary ovalocytosis (D58.1)
D75.1 Polycythaemia sekunder
Eritrositosis NOS
Polycythaemia:
acquired, emotional, hypoxaemic, nefrogenous, relative
akibat: erythropoietin, volume plasma turun, high altitude,
stress
Kecuali:
polycythaemia: neonatorum (P61.1), vera (D45)
D75.2 Essential thrombocytosis
Kecuali:
essential (haemorrhagic) thrombocythaemia (D47.3)
D75.8 Penyakit lain darah dan organ pembentuk darah yang
dijelaskan
Basophilia
D75.9 Penyakit darah dan organ pembentuk darah, tidak
dijelaskan
D76 Penyakit yang melibatkan jar. limforetikulum dan sistem
retikulohistiosit
Kecuali: penyakit Letterer-Siwe (C96.0)
histiocytosis maligna (C96.1)
retikuloendotheliosis atau retikulosis:
. histiocytic medullary (C96.1); leukaemic (C91.4)

Apikes Iris, Padang

13

. lipomelanotic (I89.8); malignant (C85.7); nonlipid


(C96.0)
D76.0 Histiositosis sel Langerhans, not elsewhere classified
Granuloma eosinophilia,
Penyakit Hand-Schller-Christian, Histiocytosis X (chronic)
D76.1 Limfohistiosytosis hemofagositik
Retikulosis hemofagositik keturunan (familial)
Histiostoses fagosit mononuklit selain sel-sel Langerhans NOS
D76.2 Sindroma hemofagositik, berhubungan dengan infeksi
D76.3 Sindroma histiositoses lain
Retikulohistiositoma (giant-cell), histiositosis sinus dengan
limfadenopati luas
Xanthogranuloma
D77* Kelainan lain darah dan pembentuknya pada penyakit yang
diuraikan di tempat lain
Fibrosis limpa pada schistosomiasis [bilharziasis] (B65.-)

Kelainan tertentu yang melibatkan mekanisme imun


(D80-D89)
Sistem imun atau kekebalan terrdiri dari jaringan komponen sel
dan komponen terlarut yang berinteraksi. Fungsinya untuk
membedakan entitas di dalam tubuh sebagai sendiri dan asing, dan
untuk membuang yang asing. Mikroorganisme adalah entitas asing
utama, di samping neoplasma, transplant, dan zat asing tertentu
(misalnya beberapa toksin). Sistem imun memiliki mekanisme spesifik
dan non-spesifik, yang saling berkaitan dan mempengaruhi.
Imunitas non-spesifik terdapat sejak lahir, tidak memerlukan
encounter dengan substans yang mengganggu, dan tidak memiliki
memori. Disini termasuk kulit dan asam lambung. Komponen seluler
ada dua macam yaitu sistem fagositik yang berfungsi menelan dan
mencerna mikroorganisme yang masuk, dan sel-sel NK (natural killer)
yang fungsinya membunuh beberapa tumor, mikroorganisme, dan selsel yang terinfeksi virus. Komponen larut terdiri dari protein
komplemen, reaktan fase akut, dan sitokin (cytokines).
Fagosit adalah netrofil dan monosit (darah), dan makrofag
(jaringan). Mereka berada dimana-mana, misalnya alveolus paru-paru,
hati, rongga sendi, perivaskuler sistem syaraf pusat, dan ginjal. Sitokin
adalah polipeptida non-imunoglobulin yang disekresi oleh monosit dan
limfosit akibat interaksinya dengan antigen (Ag) spesifik, Ag nonspesifik, atau rangsangan zat terlarut seperti endotoksin atau sitokin
lain.
Imunitas spesifik (adaptif) memiliki kemampuan belajar,
menyesuaikan diri, dan mengingat. Komponen selulernya limfosit, dan

Apikes Iris, Padang

14

komponen terlarutnya imunoglobulin. Limfosit dibagi atas kelompok


yang berasal dari thymus (sel T) dan sumsum tulang (sel B).
Sistem komplemen adalah sistem yang terdiri dari lebih 34
macam protein yang berinteraksi dalam rangkaian reaksi cascade.
Pada reaksi ini, satu reaksi akan mengahsilkan puluhan reaksi atau
lebih, yang masing-masingnya juga akan menghasilkan puluhan
reaksilanjutan, berturut-turut hingga beberapa rangkaian reaksi.
Penyakit Imunodefisensi
Penyakit imunodefisiensi disebabkan oleh cacad satu sistem imun
atau lebih, meningkatkan kerentanan akan infeksi sehingga timbul
penyakit yang berat, akut, berulang, atau kronis. Imunodefisiensi
primer terbagi atas empat group berdasarkan kekurangan sel B, sel T,
sel fagosit, atau komplemen.
Imunodefisiensi sekunder disebabkan oleh suatu penyakit.
Kerusakan sering bisa diperbaiki kalau kondisi yang mendasarinya
membaik. Keadaan ini lebih umum daripada imunodefisiensi primer
dan terjadi pada berbagai pasien yang dirawat. Hampir setiap penyakit
serius yang berlangsung lama mengganggu sistem imun, apa pun
tingkat gangguannya.
Termasuk: cacad sistem komplemen, sarkoidosis,
kelainan imunodefisiensi, kecuali penyakit [HIV]
Kecuali: penyakit auto imun (sistemik) NOS (M35.9), kelainan fungsi
netrofil polimorfonuklir (D71), penyakit [HIV] (B20-B24)
D80 Immunodefisiensi dengan cacad antibodi menonjol
D80.0 Hipogammaglobulinaemia herediter
Agammaglobulinaemia autosom resessif (Swiss type)
Agammaglobulinaemia X-link [Bruton] (dg defisiensi growth
hormon)
D80.1 Hipogammaglobulinaemia nonfamilial
Agammaglobulinaemia dengan limfosit B pembawa
immunoglobulin
Agammaglobulinaemia (common variable) [CVAgamma]
Hipogammaglobulinaemia NOS
D80.2 Defisiensi selektif immunoglobulin A [IgA]
D80.3 Defisiensi selektif sub-subklas immunoglobulin G [IgG]
D80.4 Defisiensi selektif immunoglobulin M [IgM]
D80.5 Immunodefisiensi dengan peningkatan immunoglobulin
M [IgM]

Apikes Iris, Padang

15

D80.6 Defisiensi antobodi dengan immunoglobulin mendekati


normal atau dengan hiperimmunoglobulinaemia
D80.7 Hipogammaglobulinaemia sementara pada bayi baru lahir
D80.8 Immunodefisiensi lain dengan cacad antibodi menonjol
Defisiensi rantai ringan Kappa (Kappa light chain)
D80.9 Immunodefisiensi dengan cacad antibodi, tidak dijelaskan
D81 Immunodefisiensi gabungan
Kecuali: agammaglobulinaemia autosom resesif (Swiss type) (D80.0)
D81.0 Kelainan immunodefisiensi gabungan berat (Severe
combined immuno-deficiency [SCID]) dengan gangguan
pembentukan retikulum
D81.1 SCID dengan jumlah sel T dan B rendah
D81.2 SCID dengan jumlah sel B rendah atau normal
D81.3 Defisiensi adenosine deaminase [ADA]
D81.4 Sindroma Nezelof
D81.5 Defisiensi Purine nucleoside phosphorylase [PNP]
D81.6 Defisiensi kompleks histokompatibilitas major kelas I
Bare lymphocyte syndrome
D81.7 Defisiensi kompleks histokompatibilitas major kelas II
D81.8 Immunodefisiensi gabungan lainnya
Defisiensi karboksilase yang tergantung Biotin
D81.9 Immunodefisiensi gabungan, tidak dijelaskan
Severe combined immunodeficiency kelainan [SCID] NOS
D82 Immunodefisiensi yang berhubungan dengan cacad mayor
lainnya
Kecuali: ataxia telangiectasia [Louis-Bar] (G11.3)
D82.0 Sindroma Wiskott-Aldrich
Immunodefisiensi dengan trombositopenia dan eczema
D82.1 Di George's syndrome
Pharyngeal pouch syndrome sindroma saccus pharyngeus
Thymic: alymphoplasia, aplasia atau hypoplasia dengan
immunodefisiensi
D82.2 Immunodefisiensi dengan anggota tubuh yang pendek

Apikes Iris, Padang

16

D82.3 Immunodefisiensi setelah respons cacad herediter


terhadap
Virus Epstein-Barr, penyakit limfoproliferatif X-link
D82.4 Sindroma hiperimmunoglobulin E [IgE]
D82.8 Immunodefisiensi, berhubungan dengan cacad mayor lain
yang dijelaskan
D82.9 Immunodefisiensi, berhubungan dengan cacad mayor,
tidak dijelaskan
D83 Imunodefisiensi variabel bersama (common variable)
D83.0 Imunodefisiensi var. bersama: kelainan utama jumlah dan
fungsi sel B
D83.1 Imunodefisiensi var. bersama: kelainan utama
immunoregulatory T-cell
D83.2 Imunodefisiensi var. bersama: autoantibodi terhadap sel B
atau T
D83.8 Imunodefisiensi variabel bersama lain
D83.9 Imunodefisiensi variabel bersama, tidak dijelaskan
D84 Imunodefisiensi lainnya
D84.0 Cacad lymphocyte function antigen-1 [LFA-1]
D84.1 Cacad-cacad pada sistem komplement
Defisiensi C1 esterase inhibitor [C1-INH]
D84.8 Imunodefisiensi lain yang dijelaskan
D84.9 Imunodefisiensi, tidak dijelaskan
D86 Sarkoidosis
D86.0 Sarkoidosis paru-paru
D86.1 Sarkoidosis kelenjar limfe
D86.2 Sarkoidosis paru-paru dengan sarkoidosis kelenjar limfe
D86.3 Sarkoidosis kulit
D86.8 Sarkoidosis pada situs lain dan situs gabungan
Iridocyclitis pada sarkoidosis (H22.1*)

Apikes Iris, Padang

17

Kelumpuhan Nn. Craniales ganda pada sarkoidosis (G53.2*)


Sarcoid: artropati (M14.8*), miokarditis (I41.8*), miositis
(M63.3*)
Demam uveoparotid [Heerfordt]
D86.9 Sarkoidosis, tidak dijelaskan
D89 Kelainan lain yang melibatkan mekanisme imun, n.e.c.
Kecuali: hyperglobulinaemia NOS (R77.1)
monoclonal gammopathy (D47.2)
kegagalan dan penolakan transplantasi (T86.-)
D89.0 Polyclonal hypergammaglobulinaemia
Benign hypergammaglobulinaemic purpura
Polyclonal gammopathy NOS
D89.1 Cryoglobulinaemia
Cryoglobulinaemia: essensial, idiopatik, campuran, primer,
sekunder
Cryoglobulinaemic: purpura, vaskulitis
D89.2 Hypergammaglobulinaemia, tidak dijelaskan
D89.8 Kelainan lain yang dijelaskan yang melibatkan
mekanisme imun, n.e.c.
D89.9 Kelainan yang melibatkan mekanisme, tidak dijelaskan
Penyakit imun NOS

Apikes Iris, Padang

18

CHAPTER IV. PENYAKIT-PENYAKIT


ENDOKRIN, NUTRISI DAN
METABOLIK (E00-E90)
Catatan:
Semua neoplasma, baik secara fungsional aktif atau tidak,
diklasifikasi pada Bab II. Kode pada Bab ini (mis. E05.8, E07.0,
E16-E31, E34.-) bisa sebagai tambahan untuk aktifitas fungsional
neoplasma dan jaringan endokrin ektopik atau hipofungsi
kelenjar endokrin akibat neoplasma, dan keadaan lain yang
diklasifikasi di tempat lain.
Kecuali:
Komplikasi kehamilan, melahirkan dan nifas (O00-O99)
Gejala, tanda, dan kelainan klinis dan laboratorium, n.e.c. (R00R99)
Kelainan endokrin-metabolik sementara yang khas pada janin dan
neonatus (P70-P74)
Chapter ini berisi blok-blok berikut:
E00-E07
Gangguan pada kelenjar thyroid
E10-E14
Diabetes mellitus
E15-E16
Gangguan lain pengaturan glukosa dan sekresi
internal pankreas
E20-E35
Gangguan pada kelenjar endokrin lain
E40-E46
Malnutrisi
E50-E64
Defisiensi nutrisi lain
E65-E68
Obesitas dan hiperalimentasi lain
E70-E90
Gangguan metabolik
Kategori asterisk untuk chapter ini adalah sebagai berikut:
E35* Kelainan kelenjar endokrin pada penyakit yang diklasifikasi
di tempat lain
E90* Kelainan nutrisi dan metabolik pada penyakit yang
diklasifikasi di tempat lain

Gangguan pada kelenjar tiroid (E00-E07)


Hormon tiroid (T3/T4) dibentuk dari iodium (I2) makanan, yang
dirangsang oleh tirotropin (TSH, thyroid stimulating hormone) dari
hipofisis anterior. Peningkatan T3/T4 akan menekan TSH sehingga
produksi T3/T4 berkurang kembali ke arah normal.
Kekurangan iodium menurunkan produksi T3/T4, sehingga
sekresi TSH meningkat dan kelenjar tiroid membesar (goiter). TSI
(thyroid stimulating immunoglobulin) dapat merangsang sekresi
berlebihan T3/T4 (hipertiroidisme) yang menyebabkan tirotoksikosis
dan goiter. Tirotoksikosis akibat menelan hormon tiroid dalam jumlah
besar terjadi tanpa goiter, disebut tirotoksikosis factitia.

Goiter eutiroid adalah pembesaran kelenjar tiroid tanpa tandatanda gangguan fungsi tiroid, yang sering pada pubertas, kehamilan,
dan menopause. Sick euthyroid syndrome khas pada pasien yang
menderita penyakit berat, yang secara klinis tiroidnya normal
(eutiroid), tapi uji fungsi tiroidnya abnormal. Tiroiditis subakut
mungkin disebabkan oleh virus, sedangkan tiroiditis auto-imun
(Hashimoto) khas dengan infiltrasi kronis limfosit pada kelenjar tiorid.
E00 Sindroma defisiensi iodin kongenital
Termasuk:: Defisiensi iodin yang langsung menyerang pasien atau
melalui ibu sewaktu hamil. Beberapa pasien kadar T3/T4-nya
normal, tapi penderitaannya adalah akibat defisiensi pada
masa janin. Goitrogen lingkungan bisa menyebabkan keadaan
ini.
Gunakan kode tambahan(F70-F79) untuk retardasi mental
yang berhubungan.
Kecuali: Hipotiroidisme defisiensi iodin subklinis (E02)
E00.0 Sindroma defisiensi iodin kongenital, tipe neurologis
Kretin endemik, tipe neurologis
E00.1 Sindroma defisiensi iodin kongenital, tipe mixedema
Kretin endemik: hipotiroid, jenis miksedematosa
E00.2 Sindroma defisiensi iodin kongenital, tipe campuran
Kretin endemik, tipe campuan
E00.9 Sindroma defisiensi iodin kongenital, tidak dinyatakan
Hipotiroidisme defisiensi iodin kongenital NOS, kretin endemik
NOS
E01 Kelainan tiroid dan keadaan terkait akibat defisiensi iodin
Kecuali:
Sindroma defisiensi iodin kongenital (E00.-)
Hipotiroidisme defisiensi iodin subklinis (E02)
E01.0 Goiter difus (endemik) akibat defisiensi iodin
E01.1

Goiter multinodul (endemik) akibat defisiensi iodin

Goiter nodular akibat defisiensi iodin


E01.2 Goiter endemik akibat defisiensi iodin, tidak dijelaskan
Goiter endemik NOS
E01.8 Kelainan tiroid dan kondisi terkait akibat defisiensi iodin
lainnya
Hipotiroidisme defisiensi iodin yang didapat.
E02 Hipotiroidisme defisiensi iodin subklinis
E03 Hipotiroidisme lain

Apikes Iris, Padang

Kecuali:Hipotiroidisme: defisiensi iodin (E00-E02), pasca-prosedur


(E89.0)
E03.0 Hipotiroidisme kongenital dengan goiter difus
Goiter (nontoksik) kongenital: NOS, parenkimatosa
Kecuali: goiter kongenital sementara dengan fungsi normal
(P72.0)
E03.1 Hipotiroidisme kongenital tanpa goiter
Aplasia tiroid (dengan miksedema), atrofi tiroid kongenital,
hipotiroid kongenital NOS
E03.2 Hipotiroidisme akibat obat dan zat dari luar lainnya
E03.3

Hipotiroidisme pasca-infeksi

E03.4

Atrofi tiroid (didapat)

Kecuali: atrofi tiroid kongenital (E03.1)


E03.5 Koma miksedema
E03.8

Hipotiroidisme lain yang dijelaskan

E03.9

Hipotiroidisme yang tidak dijelaskan

Myxedema NOS
E04 Goiter nontoksik lain
Kecuali: Goiter kongenital: NOS, diffus, parenkimatosa (E03.0)
Hipotiroidisme akibat defisiensi iodin (E00-E02)
E04.0 Goiter nontoksik difus
Goiter nontoxic: diffus (koloid), tunggal
E04.1 Nodul tunggal tiroid nontoksik
Nodul koloid (kistik) (tiroid); goiter uninoduler nontoksik, nodul
(kistik) tiroid
E04.2 Goiter nodul-ganda nontoksik
Goiter kistik, goiter (kistik) multinodularis
E04.8 Goiter nontoksik lain yang dijelaskan
E04.9

Goiter nontoksik yang tidak dijelaskan

Goiter NOS, goiter noduler (nontoksik) NOS


E05 Thyrotoxicosis [hyperthyroidism]
Kecuali: Tiroiditis kronis dengan tirotoksikosis sementara (E06.2)
Tirotoksikosis neonatus (P72.1)
E05.0 Tirotoksikosis dengan goiter diffus
Penyakit Graves, goiter eksoftalmus NOS
Goiter diffusa toksik, goiter toksik NOS
E05.1 Tirotoksikosis dengan tiroid nodul tunggal toksik
Apikes Iris, Padang

Tirotoksikosis dengan goiter toksik uninodular


E05.2 Tirotoksikosis dengan multinodular tiroid toksik
Goiter noduler toksik
E05.3 Tirotoksikosis akibat jaringan tiroid ektopik
E05.4

Tirotoksikosis factitia

E05.5

Krisis/ badai tiroid

E05.8

Tirotoksikosis lain

Kelebihan TSH (thyroid stimulating hormone)


E05.9 Tirotoksikosis, tak dijelaskan
Hipertiroidisme NOS, penyakit jantung tirotoksikosis (I43.8*)
E06 Tiroiditis
Kecuali:Tiroiditis pasca-persalinan (O90.5)
E06.0 Tiroiditis akut
Abses tiroid, tiroiditis piogenik, tiroiditis suppuratif
E06.1 Tiroiditis subakut
Tiroiditis: de Quervain, giant-cell, granulomatosa, non-suppuratif
Kecuali: tiroiditis autoimun (E06.3)
E06.2 Tiroiditis kronis dengan with thyrotoxicosis sementara
Kecuali: tiroiditis autoimun (E06.3)
E06.3 Tiroiditis auto-imun
Tiroiditis Hashimoto, Hashitoksikosis (sementara)
Goiter limfadeniod, struma limfomatosa, tiroiditis limfositik,
E06.4 Tiroiditis yang disebabkan obat
E06.5

Tiroiditis kronis lain

Tiroiditis Riedel, tiroiditis ligneous, tiroiditis kronis fibrosa,


tiroiditis: kronis NOS
E06.9 Tiroiditis, tidak dijelaskan
E07 Gangguan lain pada tiroid
E07.0 Hipersekresi kalsitonin
Hiperplasia sel C tiroid; hipersekresi thyrocalcitonin
E07.1 Goiter akibat ketidakseimbangan hormon
(dyshormogenetic)
Goiter dishormogenetik keturunan, sindroma Pendred
Kecuali: goiter kongenital sementara dengan fungsi normal
(P72.0)
E07.8 Kelainan lain pada tiroid yang dijelaskan
Apikes Iris, Padang

Kelainan thyroid-binding globulin (TBG)


Perdarahan tiroid, infark tiroid
Sick-euthyroid syndrome
E07.9 Kelainan tiroid, tidak dijelaskan

Diabetes mellitus (E10-E14)


Diabetes mellitus disebabkan oleh gagalnya produksi insulin (tipe
I, insulin-dependent), atau gagalnya insulin bekerja (tipe II, noninsulin-dependent) yang bisa juga terjadi pada malnutrisi, wanita
hamil, neonatus, atau akibat obat. Pada keadaan ini, glukosa tidak bisa
memasuki sel sehingga kadarnya dalam darah meningkat, dengan
berbagai komplikasinya. Gejala khas adalah glycosuria, haus dan lapar,
dan kadar glukosa darah tidak kembali ke normal dua jam setelah
makan (glucose tolerance test terganggu).
Karakter-keempat berikut digunakan bersama kategori E10E14:
.0 Dengan koma

.1

Koma diabetes: dengan atau tanpa ketoasidosis, hiperosmolar,


hipoglisemia
Koma hiperglisemia NOS
Dengan ketoasidosis

Diabetes asidosis atau ketoasidosis tanpa disebutkan koma


.2 Dengan komplikasi ginjal
Nefropati diabetes (N08.3*), glomerulonefrosis intrakapiler
(N08.3*)
Sindroma Kimmerstiel-Wilson (N08.3)
.3 Dengan komplikasi mata
Katarak diabetes (H28.0*), retinopati diabetes (H36.0*)
.4 Dengan komplikasi neurologis

.5

Dibabetic: mononeuropati (G59.0*), polineuropati (G63.2*),


amiotrofi (G73.0*)
Neuropati otonom diabetes (G99.0*), polineuropati otonom
diabetes (G99.0*)
Dengan komplikasi sirkulasi perifer

.6

Gangren diabetes, ulkus diabetes, angiopati perifer diabetes


(I79.2*)
Dengan komplikasi lain yang dinyatakan

.7

Arthropathy diabetes (M14.2*), dengan neuropati (M14.6*)


Dengan komplikasi ganda

.8

Dengan komplikasi yang tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang

.9

Tanpa komplikasi

E10. Insulin-dependent diabetes mellitus (IDDM)


Termasuk: Diabetes (mellitus): brittle, juvenile-onset, ketosis-prone,
type I
Kecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus (P70.2),
malnutrisi (E12.-),
Glycosuria:: renal (E74.8), NOS (R81)
Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pascabedah (E89.1)
E11 Non-insulin-dependent diabetes mellitus (NIDDM)
Termasuk: Diabetes (mellitus)(nonobese)(obese): adult-onset,
nonketotic, stable, type II
Diabetes non-insulin-dependent pada remaja
Kecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus (P70.2),
malnutrisi (E12.-),
Glikosuria: NOS (R81), renal (E74.8)
Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia
pasca-bedah (E89.1)
E12 Diabetes mellitus akibat malnutrisi
Termasuk: Diabetes mellitus akibat malnutrisi: insulin-dependent,
non-insulin-dependent
Kecuali: Diabetes mellitus: (dalam): obstetri (O24.-), neonatus (P70.2)
Glycosuria: NOS (R81), renal (E74.8)
Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pascabedah (E89.1)
E13 Diabetes mellitus lain yang dijelaskan
Kecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus (P70.2),
Type I (E10.-), Type II (E11.-), akibat malnutrisi (E12.-)
Glycosuria: NOS (R81), renal (E74.8)
Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pascabedah (E89.1)
E14 Diabetes mellitus yang tidak dijelaskan
Termasuk:Diabetes NOS
Kecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus(P70.2),
Type I (E10.-), Type II (E11.-), akibat malnutrisi (E12.-)
Glycosuria: NOS (R81), renal (E74.8)
Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pascabedah (E89.1)

Gangguan lain pengaturan glukosa dan sekresi


pankreas (E15-E16)
E15 Koma hipoglikemik non-diabetik
Koma insulin akibat obat pada non-diabetik, koma hipoglikemik NOS

Apikes Iris, Padang

Hiperinsulinisme dengan koma hipoglikemia


E16 Kelainan lain sekresi internal pankreas
E16.0 Hipoglikemia akibat obat tanpa koma
E16.1

Hipoglikemia lain

Hipoglikemia nonhiperinsulinemik fungsional, hiperplasia sel


beta pankreas NOS
Hiperinsulinisme: NOS, fungsional; Ensefalopati pasca koma
hipoglikemik
E16.2 Hipoglikemia yang tidak dijelaskan
E16.3

Peningkatan sekresi glukagon

Hiperplasia sel endokrin pankreas dengan kelebihan glukagon


E16.4 Sekresi abnormal gastrin
Hipergastrinemia, sindroma Zollinger-Ellison
E16.8 Gangguan lain sekresi internal pankreas yang dijelaskan
Peningkatan sekresi dari endokrin pankreas:
growth hormone-releasing hormone (GHRH), somatostatin,
polipeptida pankreas (PP), vasoactive-intestinal polypeptide
(VIP)
E16.9 Gangguan sekresi hormon pankreas yang tidak
dijelaskan
Hiperplasia: sel-sel pulau pankreas NOS, sel-sel endokrin
pankreas NOS

Gangguan kelenjar endokrin lain (E20-E35)


Kecuali: galactorrhoea (N64.3): gynaecomastia (N62)

E20 Hipoparatiroidisme
Kecuali:
Di George's syndrome (D82.1), hypoparatiroidisme
pascaproseur (E89.2)
Hypoparatiroidisme neonatus sementara (P71.4), tetani NOS
(R29.0 )
E20.0 Hipoparatiroidisme idiopatik
E20.1

Pseudohipoparatiroidisme

E20.8

Hipoparatiroidisme lain

E20.9

Hipoparatiroidisme yang tidak dijelaskan

Tetani paratiroid
E21 Hiperparatiroidisme dan kelainan lain kelenjar paratiroid
Kecuali: osteomalacia: dewasa (M83.-), bayi dan remaja (E55.0)
E21.0 Hiperparatiroidisme primer
Apikes Iris, Padang

Hiperplasia parathyroid
Osteitis fibrosa cystica generalisata [penyakit tulang von
Recklinghausen]
E21.1 Hiperparatiroidisme sekunder, not elsewhere classified
Kecuali: Hiperparatiroidisme sekunder akibat ginjal (N25.8)
E21.2 Hiperparatiroidisme lain
Kecuali: hiperkalsemia hipokalsiurik familial (E83.5)
E21.3 Hiperparatiroidisme yang tidak dijelaskan
E21.4

Kelainan lain kelenjar paratiroid yang dijelaskan

E21.5

Kelainan kelenjar paratiroid yang tidak dijelaskan

E22 Hiperfungsi kelenjar pituitary


Kecuali: Sindroma Cushing (E24.-), sindroma Nelson (E24.1)
Overproduksi: ACTH, tidak berhubungan dengan penyakit
Cushing (E27.0), pituitary ACTH (E24.0), thyroid-stimulating
hormone (E05.8)
E22.0 Akromegali dan gigantisme pituitari
Artropati sehubungan dengan akromegali (M14.5*),
overproduksi growth hormone
Kecuali: constitutional gigantism (E34.4), peningkatan GHRH
pankreas (E16.8)
E22.1 Hiperprolaktinaemia
E22.2

Sindroma sekresi ADH yang tidak semestinya

E22.8

Hiperfungsi lain kelenjar pituitari

Pubertas precox sentral pubertas dini akibat pengaruh otak


E22.9 Hiperfungsi kelenjar pituitary yang tidak dijelaskan
E23 Hipofungsi dan gangguan lain kelenjar pituitary
Termasuk: keadaan berikut, baik kelainannya di pituitari atau
hipotalamus
Kecuali: hipopituitarisme pasca-bedah (E89.3)
E23.0 Hipopituitarisme
Defisiensi tersendiri pada: gonadotropin, growth hormone,
hormon pituitary
Pituitary: cachexia, short stature (pendek), insufisiensi NOS
Defisiensi growth hormone idiopatik, Lorain-Levi short stature
Hipogonadisme akibat hipogonadotropin, sindroma fertile
eunuch [kebiri-subur]
Nekrosis kelenjar pituitary (pasca melahirkan),
panhipopituitarisme
Sindroma Kallmann, sindroma Sheehan, penyakit Simmonds

Apikes Iris, Padang

E23.1

Hipopituitarisme akibat obat

E23.2

Diabetes insipidus

Kecuali: diabetes insipidus nefrogenik (N25.1)


E23.3 Gangguan fungsi hipothalamus, not elsewhere classified
Kecuali: Sindroma Prader-Willi (Q87.1), sindroma Russell-Silver
(Q87.1)
E23.6Gangguan lain kelenjar pituitary
Absess pituitari, distrofi adiposogenital
E23.7 Gangguan kelenjar pituitary yang tidak dijelaskan
E24Sindroma Cushing
Kelebihan kortikosteroid adrenal akibat tumor korteks adrenal,
atau kelebihan ACTH dari pituitary, tumor paru-paru (small
cell carcinoma), dan pemberian ACTH dari luar. Terapi
adrenalektomi menyebabkan kelenjar pituitary membesar,
ACTH dan -MSH (melanocyte-stimulating hormone)
meningkat, sehingga timbul hiperpigmentasi. sindroma
Nelson
E24.0

Penyakit Cushing yang tergantung pituitari

Overproduksi ACTH pituitari, hiperadrenokortisisme yang


tergantung pituitari
E24.1 Sindroma Nelson
E24.2

Sindroma Cushing akibat obat

E24.3

Sindroma ACTH ektopik

E24.4

Sindroma pseudo-Cushing akibat alkohol

E24.8

Sindroma Cushing lainnya

E24.9Sindroma Cushing yang tidak dijelaskan


E25 Kelainan-kelainan adrenogenital
Termasuk: Sindroma adreno-genital penyebab virilisasi atau
femininasi, baik didapat atau sejak lahir karena cacad enzim
yang menyebabkan hiperplasia adrenal.
Wanita: Pseudohermaphroditisme adrenal, pseudopubertas praecox
heterosexual, virilisasi
Pria:
Sexual precocity dengan hiperplasia adrenal, pseudopubertas
praecox isosexual, macrogenitosomia praecox

Apikes Iris, Padang

E25.0Kelainan adrenogenital kongenital akibat deficiensi


enzyme
Hiperplasia adrenal kongenital, defisiensi enzim 21-hydroxylase
Hiperplasia adrenal kongenital dengan kehilangan garam (saltlosing)
E25.8Kalinan adrenogenital lain
Kelainan adrenogenital idiopatik
E25.9 Kelainan adrenogenital yang tidak dijelaskan
Sindroma adrenogenital NOS
E26 Hiperaldosteronism
E26.0Hiperaldosteronisme primer
Sindroma Conn, aldosteronisme primer akibat hiperplasia
adrenal (bilateral)
E26.1Hiperaldosteronisme sekunder
E26.8Hiperaldosteronisme lain
Sindroma Bartter
E26.9Hiperaldosteronisme yang tidak dijelaskan
E27 Gangguan lain kelenjar adrenal
E27.0Overaktifitas lain korteks adrenal
Overproduksi ACTH, tak terkait dengan penyakit Cushing,
adrenarche prematur
Kecuali:
sindroma Cushing (E24.-)
E27.1Insufisiensi primer korteks adrenal
Penyakit Addison, adrenalitis autoimmune
Kecuali:
amyloidosis (E85.-), penyakit Addison tuberkulosis
(A18.7)
sindroma Waterhouse-Friderichsen (A39.1)
E27.2 Krisis Addison
Krisis adrenal, krisis korteks adrenal
E27.3 Insufisiensi korteks adrenal akibat induksi obat
E27.4Insufisiensi lain dan tidak dijelaskan pada korteks adrenal
Hypoaldosteronism, insufisiensi korteks adrenal NOS,
perdarahan/infark adrenal
Kecuali:
adrenoleukodystrophy [Addison-Schilder] (E71.3)
sindroma Waterhouse-Friderichsen (A39.1)
E27.5Hiperfungsi medula adrenal
Hiperplasia medula adrenal, hipersekresi katekholamin

Apikes Iris, Padang

10

E27.8Kelainan lain kelenjar adrenal yang dijelaskan


Kelainan cortisol-binding globulin
E27.9Kelainan kelenjar adrenal yang tidak dijelaskan
E28 Gangguan fungsi ovarium
Kecuali: Defisiensi gonadotropin tersendiri (E23.0), gagal ovarium
pasca-prosedur (E89.4)
E28.0 Kelebihan estrogen
E28.1

Kelebihan androgen

Hipersekresi androgen ovarium


E28.2 Polycystic ovarian syndrome
Sindroma sclerocystic ovary, sindroma Stein-Leventhal
[menstruasi tidak teratur, sedikit gemuk, hirsutisme (rambut
berlebihan)]
E28.3 Kegagalan primer ovarium
Penurunan estrogen, menopause prematur NOS, resistant ovary
syndrome
Kecuali:
keadaan menopause dan climacteric wanita (N95.1)
disgenesis murni gonad (Q99.1), sindroma Turner (Q96.-)
E28.8Gangguan lain fungsi ovarium
E28.9

Hiperfungsi ovarium NOS


Gangguan fungsi ovarium, tidak dijelaskan

E29 Kelainan fungsi testis


Kecuali: sindroma resistensi androgen (E34.5), (sindroma) femininasi
testis (E34.5),
defisiensi gonadotropin terpisah (E23.0), hipofungsi testis
pascaprosedur (E89.5)
zoo-/oligospermia NOS (N46), sindroma Klinefelter (Q98.0Q98.2, Q98.4)
E29.0 Hiperfungsi testis
E29.1

Hipofungsi testis

Defisiensi 5-alpha-reductase (dengan pseudohermaphroditisme


pria)
Defektif biosintesis androgen testis NOS, hipogonadisme testis
NOS
E29.8 Gangguan lain fungsi testis
E29.9

Gangguan fungsi testis, tidak dijelaskan

E30 Gangguan pubertas, not elsewhere classified

Apikes Iris, Padang

11

Precocious pubarche adalah munculnya rambut pubis, dan


precocious adrenarche adalah munculnya rambut aksila dan pubis
pada usia <8 tahun (wanita) dan <9 tahun (pria); precocious thelarche
adalah mulainya pertumbuhan mammae pada usia <8 tahun (wanita).
Kondisi ini menunjukkan awal pubertas precox, walau pun bisa tanpa
perkembangan lanjutan.
E30.0

Pubertas terlambat

Pubertas terlambat konstitusional, perkembangan seksual


terlambat
E30.1 Pubertas precox (terlalu cepat)
Menstruasi precox
Kecuali:
pubertas precox sentral (E22.8), hiperplasia adrenal
kongenital (E25.0),
pseudopubertas precox heteroseksual wanita (E25.-),
pseudopubertas precox isoseksual pria (E25.-),
sindroma Albright(-McCune)(-Sternberg) (Q78.1)
E30.8 Kelainan lain pubertas
Thelarche prematur
E30.9 Gangguan pubertas, tidak dijelaskan
E31 Disfungsi poliglandular
Fungsi subnormal beberapa kelenjar endokrin yang datang serentak.
Kecuali: Pseudohipoparatiroidisme (E20.1), ataxia telangiectasia
[Louis-Bar] (G11.3)
Dystrophia myotonica [Steinert] (G71.1)
E31.0 Kegagalan poliglandular autoimmun
Sindroma Schmidt
E31.1 Hiperfungsi poliglandular
Kecuali: multiple endocrine adenomatosis (D44.8)
E31.8 Disfungsi poliglandular lain
E31. 9 Disfungsi poliglandular, tidak dijelaskan
E32 Penyakit-penyakit thymus
Kecuali: A/hipoplasia thymus dengan defisiensi immun (D82.1),
myasthenia gravis (G70.0)
E32.0 Hiperplasia persisten thymus
Hipertrofi thymus
E32.1 Abses thymus
E32.8

Penyakit lain thymus

E32.9

Penyakit thymus, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang

12

E34 Gangguan lain endokrin


Kecuali:Pseudohypoparathyroidism (E20.1)
E34.0 Sindroma karsinoid
Tumor sel-sel neuroendokrin saluran pencernaan (90%),
pankreas, dan bronkus.
Kode ini bisa sebagai tambahan untuk aktifitas fungsional tumor
karsinoid
E34.1 Hipersekresi lain hormon usus
E34.2

Sekresi hormon ektopik, not elsewhere classified

E34.3

Short stature (pendek), not elsewhere classified

Pendek: NOS, konstitusional, tipe Laron, psikososial


Kecuali: pendek: pituitary (E23.0), nutrisi (E45), renal (N25.0),
a/hipokondroplastik (Q77.4), pada sindroma dismorfik
khusus - Vol. 3
progeria (E34.8), sindroma Russell-Silver (Q87.1)
anggota tubuh pendek dengan defisiensi imun (D82.2)
E34.4 Constitutional tall stature
Gigantisme konstitusi
E34.5 Sindroma resistensi androgen
Pseudohermafroditisme pria dengan resistensi androgen
Kelainan reseptor hormon perifer, sindroma Reifenstein,
(sindroma) femininasi testis
E34.8 Kelainan lain endokrin yang dijelaskan
Disfungsi kelenjar pineal, progeria
E34.9 Kelainan endokrin, tidak dijelaskan
Kekacauan: endokrin NOS, hormon NOS
E35* Kelainan kel. endokrin pada penyakit yang diklasifikasi di
tempat lain
E35.0* Gangguan kelenjar tiroid pada penyakit yang
diklasifikasi di tempat lain
Tuberkulosis kelenjar tiroid (A18.8)
E35.1* Gangguan kelenjar adrenal pada penyakit yang
diklasifikasi di tempat lain
Penyakit Addison tuberkulosis (A18.7)
Sindroma Waterhouse-Friderichsen (meningokokus) (A39.1)
E35.8* Gangguan kelenjar endokrin lain pada penyakit yang
diklasifikasi di tempat lain

Apikes Iris, Padang

13

Malnutrisi (E40-E46)

Derajat malnutrisi biasanya dinyatakan dalam standard


deviasi (SD) dari berat badan rata-rata populasi yang relevan.
Kalau ada hasil pengukuran sebelumnya, maka tidak naiknya
berat badan anak, atau turunnya berat badan anak dan
dewasa merupakan indikasi malnutrisi. Kalau hanya berat
badan saat itu yang tersedia, diagnosis didasarkan pada
probabilitas (perkiraan statistik) dan tidak bersifat definitif
tanpa uji klinis lain atau laboratorium lainnya. Kalau hasil
pengukuran berat badan tidak ada, bukti klinis harus menjadi
sandaran utama.
Malnutrisi berat adalah kalau berat badan 3 SD, malnutrisi
sedang kalau antara 2 SD - <3 SD, malnutrisi ringan kalau 1
SD - <2 SD di bawah rata-rata populasi.
Kecuali: anemia gizi (D50-D53), sekuel malnutrisi protein-enerji
(E64.0)
penyakit kurus (B22.2), gangguan penyerapan usus (K90.-),
kelaparan (T73.0)
E40 Kwashiorkor
Malnutrisi berat dengan edema dan dispigmentasi kulit dan rambut.
Defisiensi protein lebih menonjol daripada defisiensi enerji
Kecuali:marasmic kwashiorkor (E42)
E41 Nutritional marasmus (defisiensi protein-energi)
Malnutrisi berat dengan marasmus, disebut juga bentuk kering atau
kurus
Defisiensi protein dan makanan nonprotein
Kecuali:marasmic kwashiorkor (E42)
E42 Marasmic kwashiorkor
Protein-energy malnutrition berat [seperti pada E43]:
bentuk intermediate (pertengahan),
dengan tanda-tanda kwashiorkor dan marasmus
E43 Protein-energy malnutrition (PEM) berat yang tidak
dijelaskan
Berat badan berada pada 3 SD di bawah rata-rata.
Edema kelaparan (busung lapar)
E44 Protein-energy malnutrition sedang dan ringan
E44.0 PEM sedang
Berat badan 2 SD - <3 SD di bawah rata-rata populasi referensi.
E44.1 PEM ringan
Berat badan 1 SD - <2 SD di bawah rata-rata populasi referensi.
E45 Retardasi perkembangan setelah PEM

Apikes Iris, Padang

14

Nutritional: short stature (pendek),stunting (terhalang waktu


bertumbuh)
Retardasi fisik akibat malnutrisi
E46 PEM yang tidak dijelaskan
Malnutrisi NOS, protein-energy imbalance NOS

Defisiensi gizi lainnya (E50-E64)


Kecuali: anemia akibat gizi (D50-D53)

E50 Defisiensi vitamin A


Kecuali: Sekuela defisiensi vitamin A (E64.
E50.0Defisiensi vitamin A dengan xerosis konjungtiva
E50.1

Defisiensi vitamin A dengan Bitot's spot dan xerosis

konjungtiva
Bitots spot pada anak kecil
E50.2 Defisiensi vitamin A dengan xerosis kornea
E50.3

Defisiensi vitamin A dengan ulkus dan xerosis kornea

E50.4

Defisiensi vitamin A dengan keratomalasia

E50.5

Defisiensi vitamin A dengan rabun senja

E50.6

Defisiensi vitamin A dengan parut xerophthalmia kornea

E50.7

Manifestasi defisiensi vitamin A lainnya pada mata

Xerophthalmia NOS
E50.8 Manifestasi lain defisiensi vitamin A
Keratosis folikularis, xeroderma, akibat defisiensi vitamin A
(L86*)
E50.9 Defisiensi vitamin A, tidak dijelaskan
Hipovitaminosis A NOS
E51 Defisiensi thiamine (Vitamin B1)
Kecuali: Sekuela deficiensi thiamine (E64.8)
E51.1 Beriberi
Beri-beri kering, beri-beri basah (I98.8*)
E51.2 Wernicke's encephalopathy
E51.8

Manifestasi lain defisiensi thiamin

E51.9

Defisiensi tiamin, tidak dijelaskan

E52 Defisiensi Niacin [pellagra]

Apikes Iris, Padang

15

Defisiensi niasin (-tryptophan), defisiensi nikotinamida, Pellagra


(alkoholik)
Kecuali: Sekuela defisiensi niacin (E64.8)
E53 Defisiensi kelompok vitamin B lainnya
Kecuali: Sekuela defisiensi vitamin B (E64.8), anemia karena defisiensi
vitamin B12 (D51.-)
E53.0 Defisiensi riboflavin (vitamin B2)
Ariboflavinosis
E53.1 Defisiensi pyridoxine (vitamin B6)
E53.8

Defisiensi kelompok vitamin B lainnya

Defisiensi: biotin, sianokobalamin (B12), folic acid, panthotenic


acid
E53.9 Defisiensi vitamin B, tak dijelaskan
E54 Defisiensi ascorbic acid
Defisiensi vitamin C, scurvy
Kecuali: anemia skorbut (D53.2), sekuela defisiensi vitamin C (E64.2)
E55 Defisiensi vitamin D
Kecuali: sekuela rickets (E64.3), osteoporosis (M80-M81), osteomalacia
dewasa(M83.-)
E55.0 Rickets, aktif
Osteomalasia: bayi, remaja (juvenile)
Kecuali:
rickets: inaktif (E64.3), resisten terhadap vitamin D
(E83.3),
Crohns (K50.-), coeliaca (K90.0), renal (N25.0),
E55.9 Defisiensi vitamin D, tidak dijelaskan
Avitaminosis D
E56 Other vitamin deficiencies
Kecuali: Sekuela defisiensi vitamin lain (E64.8)
E56.0 Defisiensi vitamin E
E56.1

Defisiensi vitamin K

Kecuali:
defisiensi faktor pembekuan karena defisiensi.
vitamin K (D68.4)
defisiensi vitamin K bayi (P53)
E56.8 Defisiensi vitamin lain
E56.9

Defisiensi vitamin, tidak dijelaskan

E58 Defisiensi kalsium (Ca) makanan


Kecuali: kelainan metabolisme kalsium (E83.5),
sequelae defisiensi kalsium deficiency (E64.8)
Apikes Iris, Padang

16

E59 Defisiensi selenium (Se) makanan


Penyakit Keshan
Kecuali: sequelae defisiensi selenium (E64.8)
E60 Defisiensi seng (Zn) diet
E61 Defisiensi elemen diet lainnya
Gunakan kode penyebab eksternal kapan perlu
Kecuali: kelainan tiroid akibat deifisiensi iodin (E00-E02),
sekuela malnutrisi dan defisiensi gizi lainnya (E64.-),
kelainan metabolisme mineral (E83.-)
E61.0 Defisiensi Copper (Cu)
E61.1

Defisiensi Iron (Fe)

Kecuali: anemia deifisiensi besi (D50.-)


E61.2 Defisiensi Magnesium (Mg)
E61.3

Defisiensi Manganese (Mn)

E61.4

Defisiensi Chromium (Cr)

E61.5

Defisiensi Molybdenum (Mo)

E61.6

Defisiensi Vanadium

E61.7

Defisiensi ganda elemen makanan

E61.8

Defisiensi elemen makanan lain yang dijelaskan

E61.9

Defisiensi elemen makanan, tidak dijelaskan

E63 Defisiensi gizi lainnya


Kecuali: sekuela malnutrisi dan defisiensi gizi lainnya (E64.-), dehidrasi
(E86)
masalah pemberian makanan bayi baru lahir (P92.-), gagal
bertumbuh (R62.8)
E63.0 Defisiensi asam lemak esensial (essential fatty acid
[EFA])
E63.1

Ketidakseimbangan konstituen makanan

E63.8

Defisiensi gizi lain yang dinyatakan

E63.9

Defisiensi gizi, tidak dijelaskan

Kardiomiopati gizi NOS (I43.2*)


E64 Sekuela malnutrisi dan defisiensi gizi lainnya
E64.0 Sequelae malnutrisi protein-energy
Kecuali:

perkembangan terhalang setelah PEM (E45)

Apikes Iris, Padang

17

E64.1

Sequelae defisiensi vitamin A

E64.2

Sequelae defisiensi vitamin C

E64.3

Sequelae rickets

Gunakan kode (M40.1, M40.5) kalau perlu, untuk identifikasi


deformitas vertebra
E64.8 Sequelae defisiensi gizi lain
E64.9

Sequelae defisiensi gizi, tidak dijelaskan

Obesitas dan makan berlebihan (hyperalimentasi)


lainnya (E65-E68)
E65 Localized adiposity
Fat pad penebalan lemak
E66 Obesity
Kecuali: adiposogenital dystrophy (E23.6), sindroma Prader-Willi
(Q87.1)
lipomatosis: NOS (E88.2), dolorosa [Dercum] (E88.2)
E66.0 Obesitas akibat kelebihan kalori
E66.1

Obesitas akibat obat

E66.2

Obesitas ekstrim dengan hipoventilasi alveoli

E66.8

Obesitas lain

E66.9

Obesity, tidak dijelaskan

E67 Hiperalimentasi lain


Kecuali:sekuel hiperalimentasi (E68), hiperalimentasi NOS (R63.2)
E67.0 Hipervitaminosis A
E67.1

Hipercarotenaemia

E67.2

Megavitamin-B6 syndrome

E67.3

Hipervitaminosis D

E67.8

Other specified hyperalimentation

E68 Sekuel hiperalimentasi

Kelainan Metabolik (E70-E90)

Kecuali: Anaemia haemolitika kelainan enzim (D55.-), defisiensi 5-reductase (E29.1)


Hiperplasia adrenal kongenital (E25.0), sindroma resistensi
androgen (E34.5)
Apikes Iris, Padang

18

Sindroma Ehlers-Danlos (Q79.6), sindroma Marfan (Q87.4).


E70 Kelainan metabolisme asam amino aromatik
E70.0 Phenylketonuria klasik
E70.1

Hiperphenilalaninaemias lain

E70.2

Kelainan metabolisme tirosin

Alkaptonuria, hipertirosinemia, ochronosis, tirosinemia,


tirosinosis
E70.3 Albinism
Albinisme okuler, okulo-kutaneus
Sindroma: Chediaki (-Steinbrinck)-Higashi; Cross; HermanskyPudlak
E70.8 Kelainan lain metabolisme asam amino aromatik
Kelainan metabolisme histidin, triptophan
E70.9 Kelainan metabolisme asam amino aromatik, tidak
dijelaskan
E71 Kelainan metabolisme asam amino bercabang dan asam
lemak
E71.0 Penyakit maple-syrup-urine
E71.1

Kelainan lain metabolisme asam amino bercabang

Hiperleusin-isoleusinemia, hipervalinemia;
Asidemia: isovalerat, metilmalonat, propionat
E71.2 Kelainan metabolisme asam amino, tidak dijelaskan
E71.3

Kelainan metabolisme asam lemak

Adrenoleukodistrofi (Addison-Schilder), defisiensi carnitine


palmityltransferase otot
Kecuali:
penyakit Schilder (G37.0)
E72 Kelainan lain metabolisme asam amino
Kecuali: Gout (M10.-), penemuan abnormal tanpa manifestasi penyakit
(R70-R89)
Kelainan metabolisme: asam amino aromatik (E70.-), asam
amino bercabang (E71.0-E71.2), asam lemak (E71.3), purin
dan pirimidin (E79.-)
E72.0 Kelainan transport asam amino
Cystonosis, cystinuria,
Sindroma Fanconi (-de Toni) (-Debr), sindroma Lowe, penyakit
Hartnup
Kecuali:
kelainan metabolisme triptophan (E70.8)

Apikes Iris, Padang

19

E72.1

Kelainan metabolisme asam amino yang mengandung

sulfur
Cystathioninuria, homocystinuria, methioninemia, defisiensi
sulfite oxidase
Kecuali:
defisiensi transkobalamin II (D51.2)
E72.2 Kelainan metabolisme siklus urea
Argininemia, citrullinemia, hiperammonemia, asiduria
arginosuksinat
Kecuali:
kelainan metabolisme ornitin (E72.4)
E72.3 Kelainan metabolisme lysine dan hydroxylysine
Asiduria glutarat, hidroksilisinemia, hiperlisinemia
Kecuali:
penyakit Refsum (G60.1), penyakit Zelwegger
(Q87.8)
E72.4 Kelainan metabolisme ornithine
Ornithinemia (type I, type II)
E72.5 Kelainan metabolisme glycine
Hiperhidroksiprolinemia, hiperprolinemia (type-type I, II)
Non-ketotic hiperglisinemia, sarkosinemia
E72.8 Kelainan metabolisme asam amino lain yang dijelaskan
Kelainan metabolisme: asam amino , siklus -glutamyl
E72.9 Kelainan metabolisme asam amino, tak dijelaskan
E73 Intoleransi laktosa
E73.0 Defisiensi laktase kongenital
E73.1

Defisiensi laktase sekunder

E73.8

Intoleransi laktosa lainnya

E73.9

Intoleransi laktosa, tidak dijelaskan

E74 Kelainan lain metabolisme karbohidrat


Kecuali: Peningkatan sekresi glukagon (E16.3), diabetes mellitus (E10E14)
Hipoglikemia NOS (E16.2), mucopolisakharidosis (E76.0E76.3)
E74.0 Glycogen storage disease
Glikogenosis jantung, defisiensi fosforilasi hati
Penyakit: Andersen, Cori, Forbes, Hers, McArdle, Pompe, Tarui,
Tauri, von Gierke
E74.1 Kelainan metabolisme fruktosa
Fruktosuria esensial, defisiensi fruktosa 1,6 difosfatase,
intoleransi fruktosa herediter
Apikes Iris, Padang

20

E74.2

Kelainan metabolisme galaktosa

Defisiensi galaktokinase, galaktosemia


E74.3 Kelainan lain penyerapan karbohidrat di usus
Malabsorbsi glukosa-galaktosa, defisiensi sukrosa
Kecuali:
intoleransi laktosa (E73.-)
E74.4 Kelainan metabolisme piruvate dan glukoneogenesis
Defisiensi: phosphoenolpyruvate carboxykinase,
pyruvate carboxylase, pyruvate dehydrogenase
Kecuali:
dengan anemia (D55.-)
E74.8 Kelainan lain metabolisme karbohidrat yang dijelaskan
Pentosuria essensial, oxalosis, oxaluria, glikosuria ginjal
E74.9 Kelainan metabolisme karbohidrat, tidak dijelaskan
E75 Kelainan metabolisme sphingolipid dan penyimpanan lipid
lainnya
Kecuali: Mucolipidosis, type-type I-III (E77.0-E77.1), penyakit Refsum
(G60.1)
E75.0 GM2 gangliosidosis
Penyakit: Sandhoff, Tay-Sachs
GM2 gangliosidosis: NOS, dewasa, remaja (juvenile)
E75.1 Gangliosidosis lain
Mukolipidosis IV
Gangliosidosis: NOS, GM1, GM3;
E75.2 Sphingolipidosis lain
Penyakit: Fabry (-Anderson), Gaucher, Krabbe, Niemann-Pick
Sindroma Farber, leukodistrofi metakromatik, defisiensi sulfatase
Kecuali:
adrenoleukodistrofi [Addison-Schilder] (E71.3)
E75.3 Sphingolipidosis, tidak dijelaskan
E75.4

Ceroid lipofusinosis neuronal

Penyakit: Batten, Bielschowsky-Jansky, Kufs, Spielmeyer-Vogt


E75.5 Kelainan lain penyimpanan lipid
Kholesterosis serebrotendinosa [von Bogaert-Schere-Epstein],
penyakit Wolman
E75.6 Lipid storage disorder, tidak dijelaskan
E76 Kelainan metabolisme glycosaminoglycan
E76.0 Mukopolisakharidosis, type I
Sindroma Hurler, Hurler-Scheie, Scheie
E76.1 Mukopolisakharidosis, type II

Apikes Iris, Padang

21

Sindroma Hunter
E76.2 Mukopolisakharidosis lain
Defisiensi -glukoronidase
Mukopolisakharidosis type III, IV, V, VI
Sindroma: Maroteaux-Lamy (ringan)(berat), Morquio (mirip-)
(klasik),
Sanfilipo (type B) (type C) (type D)
E76.3 Mukopolisakharidosis, tidak dijelaskan
E76.8

Kelainan lain metabolisme glucosaminoglycan

E76.9

Kelainan metabolisme glucosaminoglycan, tidak

dijelaskan
E77 Kelainan metabolisme glycoprotein
E77.0 Cacad dalam modifikasi enzim lisosom pasca-translasi
Mukolipidosis II (penyakit I-cell), mokulipidosis III (polidistrofi
pseudo-Hurler)
E77.1 Cacad dalam degradasi glycoprotein
Aspartylglukosaminuria, fukosisdosis, mannosidosis, sialidosis
(mokulipidosis I)
E77.8 Kelainan lain metabolisme glycoprotein
E77.9

Kelainan of glycoprotein metabolism, tidak dijelaskan

E78 Kelainan metabolisme lipoprotein dan lipidaemia lainnya


Kecuali: Sphingolipidosis (E75.0-E75.3)
E78.0 Hiperkholesterolaemia murni
Hiperkholesterolemia keturunan, hiperlipidemia group A,
hiperbetalipoproteinemia
Hiperlipoproteinemia: Frederickson IIa, jenis low-densitylipoprotein [LDL]
E78.1 Hipergliseridaemia murni
Hipergliseridaemia endogen, hiperlipidemia group B,
hiperprebetalipoproteinemia
Hiperlipoproteinemia: Frederickson IV, jenis very-low-densitylipoprotein [VLDL]
E78.2 Hiperlipidaemia campuran
Broad- atau floating betalipoproteinemia, hiperlipidemia group C
Hiperbetalipoproteinemia dengan prebetalipoproteinemia
Hiperlipoproteinemia Frederickson IIb atau III
Xanthoma tubo-eruptif, xanthoma tuberosum
Kecuali:
kholesterosis serebrotendinosa [von Bogaert-SchereEpstein] (E75.5)
Apikes Iris, Padang

22

E78.3

Hiperchylomicronaemia

Hiperlipoproteinemia Frederickson, type I atu V, hiperlipidemia


group D
Hipergliseridemia campuran
E78.4 Hiperlipidaemia lain
Hiperlipidemia gabungan keturunan
E78.5 Hiperlipidaemia, tidak dijelaskan
E78.6

Defisiensi lipoprotein

Abetalipoproteinaemia, defisiensi high-density lipoprotein [HDL]


Hipoalfalipoproteinaemia, hipobetalipoproteinaemia (keturunan)
Defisiensi lecithin cholesterol acyltransferase, penyakit Tangier
E78.8 Kelainan lain metabolisme lipoprotein
E78.9

Kelainan metabolisme lipoprotein, tidak dijelaskan

E79 Kelainan metabolisme purine dan pyrimidine


Kecuali: Orotaciduric anaemia (D53.0), kelainan imunodefisiensi
gabungan (D81.-)
Gout (M10.-), batu ginjal (N20.0), xeroderma pigmentosum
(Q82.1)
E79.0 Hyperuricaemia tanpa tanda-tanda radang arthritis dan
penyakit tophi
Hiperurikemia asimptomatik
E79.1 Lesch-Nyhan syndrome
E79.8

Kelainan lain metabolisme purine dan pyrimidine

Xanthinuria herediter
E79.9 Kelainan metabolisme purine dan pyrimidine, tidak
dijelaskan
E80 Kelainan metabolisme porphyrin dan bilirubin
Termasuk:
Cacad katalase dan peroxidase
E80.0 Porphyria eritropoietik herediter
Porphyria eritropoietik kongenital, protoporphyria eritropoietik
E80.1 Porphyria cutanea tarda
E80.2

Porphyria lain

Coproporphyria herediter; porphyria: NOS, intermitten akut


(hepatika)
E80.3 Cacad katalase dan peroxidase
Acatalasia [Takahara]

Apikes Iris, Padang

23

E80.4

Sindroma Gilbert

E80.5

Sindroma Crigler-Najjar

E80.6

Kelainan lain metabolisme bilirubin

Sindroma Dublin-Johnson, sindroma Rotor


E80.7 Kelainan metabolisme bilirubin, tidak dijelaskan
E83 Kelainan metabolisme mineral
Kecuali: Kelainan parathyroid (E20-E21), defisiensi mineral makanan
(E58-E61)
Deficiensi vitamin D (E55.-)
E83.0 Kelainan metabolisme tembaga [copper]
Penyakit: Menkes (rambut patah) (rambut kaku seperti baja
steely), Wilson
E83.1 Kelainan metabolisme besi [iron]
Hemokromatosis
Kecuali:
anemia defisiensi besi (D50.-), anemia siderosis
(D64.0-D64.3)
E83.2 Kelainan metabolisme seng [zinc]
Acrodermatitis enteropatika
E83.3 Kelainan metabolisme phosphor dan phosphatase
Defisiensi acid phosphatase, hipofosfatemia keturunan,
hipofosfatasia
Osteomalasia atau rickets akibat resistensi vitamin D
Kecuali:
osteoporosis (M80-M81), osteomalasia dewasa
(M83.-)
E83.4 Kelainan metabolisme magnesium
Hipermagenemia, hipomagnesemia
E83.5 Kelainan metabolisme calcium
Hiperkalsemia hipokalsiuria keturunan, hiperkalsiuria idiopatik
Kecuali: hiperparatiroidisme (E21.0-E21.3), chondrocalcinosis
(M11.1-M11.2)
E83.8 Kelainan lainmetabolisme mineral
E83.9

Kelainan metabolisme mineral, tidak dijelaskan

E84 Cystic fibrosis


Termasuk: mucoviscidosis
E84.0 Cystic fibrosis dengan manifestasi paru-paru
E84.1

Cystic fibrosis dengan manifestasi usus

Ileus mekonium (P75*)

Apikes Iris, Padang

24

Kecuali:
obstruksi mekonium pada kasus tempat cystic fibrosis
tidak terjadi (P76.0)
E84.8 Cystic fibrosis dengan manifestasi lain
Cystic fibrosis dengan manifestasi gabungan
E84.9 Cystic fibrosis, tak dijelaskan
E85 Amyloidosis
Kecuali: Penyakit Alzheimer (G30.-)
E85.0 Heredofamilial amyloidosis, jenis non-neuropathic
Demam Mediterran keturunan, nefropati amiloid keturunan
E85.1 Heredofamilial amyloidosis, jenis neuropathic
Polineuropati amiloid (Portuguese)
E85.2 Heredofamilial amyloidosis, tidak dijelaskan
E85.3

Systemic amyloidosis sekunder

Amiloidosis yang berhubungan dengan hemodialisis


E85.4 Organ-limited amyloidosis
Amiloidosis lokal
E85.8 Amyloidosis lainnya
E85.9

Amyloidosis, tidak dijelaskan

E86 Volume depletion kehabisan cairan


Dehidrasi, kehabisan cairan plasma atau ekstraseluler, hipovolemia
Kecuali: dehidrasi pada bayi baru lahir (P74)
syok hipovolemia: NOS (R57.1), trauma (T79.4), pascabedah
(T81.1)
E87 Kelainan lain keseimbangan cairan, elektrolit, dan asambasa
E87.0 Hyperosmolality dan hypernatraemia
Peningkatan atau kelebihan sodium [Na]
E87.1 Hypo-osmolality dan hyponatraemia
Defisiensi sodium [Na]
Kecuali:
sindroma sekresi ADH yang tidak semestinya (E22.2)
E87.2 Asidosis
Asidosis: NOS, laktat, metabolik, respiratorik
Kecuali:
DM (E10-E14 dengan karakter keempat .1)
E87.3 Alkalosis
Alkalosis: NOS, metabolik, respiratorik
E87.4 Kelainan campuran keseimbangan asam-basa

Apikes Iris, Padang

25

E87.5

Hyperkalaemia

Kelebihan kadar potassium [K]


E87.6 Hypokalaemia
Kekurangan kadar potassium [K]
E87.7 Fluid overload
Kecuali: edema (R80.-)
E87.8 Kelainan lain keseimbangan elektrolit dan cairan, not
elsewhere classified
Ketidak seimbangan elektrolit, hiperkhloremia, hipokhloremia
E88 Kelainan metabolik lain
Kecuali: Histiositosis X (chronic) (D76.0)
E88.0 Kelainan metabolisme protein plasma, not elsewhere
classified
Defisiensi -1-antitripsin, bisalbuminemia
Kecuali:
kelainan metabolisme lipoprotein (E78.-), gammopati
monoklonal (D47.2)
hipergammaglonbulinemia (D89.0), makroglobulinemia
Waldenstrm (C88)
E88.1 Lipodystrophy, not elsewhere classified
Lipodistrofi NOS
Kecuali:
penyakit Whipple (K90.8)
E88.2 Lipomatosis, not elsewhere classified
Lipomatosis: NOS, dolorosa
E88.8 Kelainan metabolisme lain yang dijelaskan
Adenolipomatosis Launois-Bensaude, trimethylaminuria
E88.9 Kelainan metabolisme, tidak dijelaskan
E89 Kelainan endokrin dan metabolik pasca-prosedur, not
elsewhere classified
E89.0 Hipotiroidisme pasca-prosedur
Hipotiroidisem pasca-radiasi, hipotiroidisme pasca-bedah
E89.1 Hipoinsulinaemia pasca-prosedur
Hiperglikemia pasca-pankreatektomi, hipoinsulinesmia pascabedah
E89.2 Hipoparatiroidisme pasca-prosedur
Tetani paratiroprival
E89.3 Hipopituitarisme pasca-prosedur

Apikes Iris, Padang

26

Hipopituitarisme pasca-radiasi
E89.4 Kegagalan ovarium pasca-prosedur
E89.5

Hipofungsi testis pasca-prosedur

E89.6

Hipofungsi korteks (-medulla) adrenal pasca-prosedur

E89.8

Kelainan lain endokrin dan metabolik pasca-prosedur

E89.9

Kelainan endokrin dan metabolik pasca-prosedur, tidak

dijelaskan
E90* Kelainan-kelainan gizi dan metabolik pada penyakit yang
diklasifikasi di tempat lain

Apikes Iris, Padang

27

Catatan khusus Bab III:


Kondisi tertentu yang bisa diklasifikasikan ke dalam Bab ini bisa
disebabkan oleh obat atau penyebab eksternal lain. Kode
dari Bab XX bisa digunakan sebagai kode tambahan.
Contoh 11
Kondisi utama : Anemia defisiensi folat akibat trimethoprim.
Kondisi lain

:-

Kode : Anemia defisiensi folat akibat obat (D52.1). Sebagai kode


tambahan bisa dipakai Y41.2 (Obat antimalaria dan
antiprotozoa darah lainnya, menyebabkan efek samping
dalam penggunaan terapi).

Catatan khusus Bab IV


Kondisi tertentu yang dapat diklasifikasikan pada Bab ini bisa
disebabkan oleh obat-obatan atau penyebab luar. Kode dari
Bab XX bisa digunakan sebagai kode tambahan.
(1) E10-E14. Diabetes Mellitus
Pemilihan subkategori yang tepat dari daftar yang berlaku bagi
seluruh kategori ini didasarkan pada KU yang tercatat.
Subkategori .7 hanya digunakan sebagai KU kalau
berbagai komplikasi diabetes dicatat sebagai KU tanpa
mengutamakan salah satu di antaranya. Untuk masingmasing komplikasi bisa diberikan kode tambahan.
Contoh 12
Kondisi utama : Kegagalan ginjal akibat glomerulonefrosis
diabetes.
Kode : DM, tidak dijelaskan, dengan komplikasi ginjal (E14.2
dan N08.3 *).
Contoh 13

Apikes Iris, Padang

28

Kondisi utama : Diabetes tergantung insulin dengan nefropati,


gangren, dan katarak.
Kondisi lain

:-

Kode : IDDM dengan komplikasi ganda (E10.7). Kode tambahan


E10.2 dan N08.3* (IDDM dengan nefropati), E10.5 (IDDM
dengan komplikasi sirkulasi perifer), dan E10.3 dan
H28.0* (IDDM dengan katarak) bisa diberi untuk
identifikasi masing-masing komplikasi
(2) E34.0

Sindroma karsinoid

Kode ini tidak dipakai untuk KU kalau tumor karsinoid tercatat,


kecuali kalau episode perawatan adalah untuk sindroma itu
sendiri. Pada pengkodean tumor ini, E34.0 bisa digunakan
sebagai kode tambahan untuk identifikasi aktifitas
fungsional.
(3) E64.E68

Sekuel malnutrisi dan defisiensi gizi lain

Sekuel hiperalimentasi

Kode-kode ini tidak untuk kode pilihan KU kalau sifat kondisi


sisa ini tercatat. Pada saat mengkode kondisi sisa ini, E64.atau E68 bisa digunakan sebagai kode tambahan.

Apikes Iris, Padang

29

CHAPTER V. KELAINAN-KELAINAN
JIWA DAN TINGKAH LAKU (F00-F99)
Blok-blok di dalam bab ini:
F00-F09
Kelainan jiwa organik, termasuk yang hanya berupa
gejala
F10-F19
Kelainan jiwa dan tingkah laku akibat penggunaan zat
psikoaktif
F20-F29
Schizophrenia, schizotype dan waham (delusion)
F30-F39
Kelainan alam perasaan (mood/affective]
F40-F48
Kelainan neurotik, berhubungan dengan stress-dan
somatoformis.
F50-F59
Sindroma tingkah laku akibat kekacauan fisiologis
dan faktor fisik
F60-F69
Kelainan kepribadian dan tingkah laku pada orang
dewasa.
F70-F79
Retardasi mental
F80-F89
Kelainan perkembangan psikologis
F90-F98
Kelainan tingkah laku dan emosi dengan onset
biasanya pada masa anak dan remaja
F99
Kelainan mental yang tidak dijelaskan
Kategori asterisk untuk bab ini:
F00* Dementia yang timbul pada penyakit Alzheimer
F02* Dementia yang timbul pada penyakit lain yang
klasifikasinya di tempat lain

Kelainan jiwa organik, termasuk hanya gejala (F00F09)


Blok ini berisi kelainan jiwa yang dikelompokkan karena samasama memiliki etiologi yang jelas dalam penyakit otak, cedera otak,
atau serangan lain terhadap otak, yang menyebabkan gangguan fungsi
otak. Gangguan fungsi ini bisa primer, seperti pada penyakit, cedera
dan serangan yang langsung mengganggu otak, atau sekunder seperti
pada penyakit dan kelainan sistemik yang menyerang otak sebagai
satu dari organ atau sistem tubuh yang terlibat.
Dementia (F00-F03) adalah sindroma yang disebabkan oleh
penyakit otak, biasanya bersifat kronik atau progresif, dengan
terdapatnya kekacauan fungsi korteks yang lebih tinggi. Fungsi ini
mencakup daya ingat, berpikir, orientasi, pemahaman, penghitungan,
kemampuan belajar, bahasa, dan pengambilan keputuskan. Kesadaran
tidak terganggu. Kerusakan fungsi kognitif biasanya disertai, dan
kadang-kadang didahului, oleh memburuknya kontrol emosi, tingkahlaku sosial, atau motivasi. Sindroma ini terjadi pada penyakit
Alzheimer, penyakit pembuluh darah otak, dan kondisi lain yang
mengganggu otak secara primer atau sekunder.

Gunakan kode tambahan, kalau perlu, untuk identifikasi penyakit


yang mendasari.
F00* Dementia pada penyakit Alzheimer (G30.-)
Penyakit Alzheimer adalah penyakit otak degeneratif primer yang
etiologinya tidak diketahui dengan bentuk neurofisiologis dan
neurokimia yang khas. Kelainan ini biasanya memiliki awal yang tidak
jelas dan berkembang perlahan dalam periode betrtahun-tahun.
F00.0* Dementia pada penyakit Alzaheimer dengan awal dini
(G30.0)
Dementia pada penyakit Alzaheimer dengan awal sebelum usia
65 tahun, dengan pemberatan yang relatif cepat dan dengan
berbagai kelainan nyata pada fungsi korteks yang lebih tinggi.
Penyakit Alzheimer, type 2
Dementia presenilis, type Alzheimer
Dementia progresif primer dari jenis alzheimer, awal dini
F00.1* Dementia pada penyakit Alzheimer dengan awal lanjut
(G30.1)
Dementia pada penyakit Alzheimer dengan awal setelah usia 65
tahun, biasanya dalam usia 70-an akhir atau sesudahnya, dengan
pemberatan yang lambat, dan dengan gangguan daya ingat
sebagai bentuk utama
Penyakit Alzheimer, type 1
Dementia degeneratif primer dari jenis Alzheimer, awal waktu
tua
Dementia senilis, type Alzheimer
F00.2* Dementia pada penyakit Alzaheimer, type tidak khas atau
campuran (G30.8)
Dementia tidak khas, type Alzheimer
F00.9* Dementia pada penyakit Alzaheimer, tidak dijelaskan
(G30.9)
F01 Dementia vaskuler
Dementia vaskuler adalah akibat infark otak yang disebabkan
oleh penyakit pembuluh darah, termasuk penyakit serebrovaskuler
hipertensif. Infark-infark ini biasanya kecil tapi memiliki efek
kumulatif. Awal penyakit biasanya pada usia lanjut
Termasuk: dementia arteriosklerotik
F01.0 Dementia vaskuler dengan awal yang akut
Biasanya berkembang dengan cepat setelah stroke berturut-turut
akibat trombosis, embolisme atau perdarahan serebrovaskuler.
Kadang-kadang penyebabnya bisa infark tunggal yang besar.

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

F01.1

Dementia dengan banyak infark

Awal perlahan-lahan, menyusul sejumlah episode iskemik


sementara yang menghasilkan akumulasi infark di parenkim otak
Dementia korteks predominan
F01.2 Dementia vaskuler pada subkorteks
Mencakup kasus dengan riwayat hipertensi dan fokus-fokus
kerusakan iskemik pada subtansia grisea dalam di hemisfer otak.
Korteks serebri biasanya aman, dan ini berlawanan dengan
gambaran klinis yang bisa mirip sekali dengan dementia pada
penyakit Alzheimer.
F01.3 Dementia vaskuler campuran korteks dan subkorteks
F01.8

Dementia vaskuler lain

F01.9

Dementia vaskuler ,tidak dijelaskan

F02* Dementia pada penyakit yang klasifikasinya di bagian lain


Kasus-kasus dementia yang disebabkan oleh, atau diduga
disebabkan oleh penyebab-penyebab selain penyakit Alzheimer atau
penyakit serebrovaskuler. Awal bisa kapan saja dalam kehidupan,
walau pun jarang pada usia tua.
F02.0* Dementia pada penyakit Pick (G31.0)
Dementia progresif, dimulai pada usia pertengahan, khas dengan
perubahan dini yang berlangsung lambat pada karakter dan
pemburukan hubungan sosial, diikuti dengan kerusakan fungsifungsi intelek, ingatan, dan bahasa, dengan apati, euphoria, dan
kadang-kadang fenomena ekstrapiramid..
F02.1* Dementia pada penyakit Creutzfeldt-Jakob (A81.0)
Dementia progresif dengan tanda-tanda neurologis yang luas,
disebabkan oleh perubahan neuropatologis yang diduga akibat
agen yang ditularkan. Awal biasanya pada usia pertengahan atau
tua, tapi bisa pada usia dewasa. Perjalanannya subakut,
membawa ke kematian dalam satu sampai dua tahun.
F02.2* Dementia pada penyakit Huntington (G10)
Dementia yang terjadi sebagai bagian dari degenerasi luas tak.
Kelainan ini dibawa oleh sebuah gen autosom dominan tunggal.
Gejala biasanya muncul pada usia dekade ketiga atau keempat.
Perjalanan penyakit lambat, membawa ke kematian dalam 10-15
tahun.
Dementia pada khorea Huntington.
F02.3* Dementia pada penyakit Parkinson (G20)
Dementia yang berkembang dalam perjalanan penyakit Parkinson
yang telah berkembang. Belum ada gambaran klinis tertentu
yang menonjol ditentukan
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

Dementia pada
paralysis agitans
parkinsonisme
F02.4* Dementia pada penyakit human immunodeficiency virus
[HIV] (B22.0)
Dementia yang berkembang dalam perjalanan penyakit HIV,
tanpa adanya penyakit atau kondisi yang bersamaan selain
infeksi HIV yang bisa menjelaskan bentuk klinisnya.
F02.8* Dementia pada penyakit lain yang klasifikasinya di
tempat lain
Dementia pada:
neurosyphilis ( A52.1 )
trypanosomiasis ( B56.- , B57.- )
hypothyroidism, acquired ( E01.- , E03.- )
niacin deficiency [pellagra] ( E52 ), vitamin B 12 deficiency (
E53.8 )
cerebral lipidosis ( E75.- )
hepatolenticular degeneration ( E83.0 ), hypercalcaemia (
E83.5 )
multiple sclerosis ( G35 ), epilepsy ( G40.- )
polyarteritis nodosa ( M30.0 ), systemic lupus erythematosus (
M32.- )
intoxications ( T36-T65 )
F03 Dementia yang tidak dijelaskan
Dementia presenilis NOS, psikosis presenilis NOS, dementia
degeneratif primer NOS
Dementia senilis: NOS, jenis depresi atau paranoid
Psikosis senilis NOS
Kecuali: dementia senilis dengan delirium atau kebingungan akut
(F05.1)
senilitas NOS (R54)
F04 Amnesia organik, bukan akibat alkohol atau zat psikoaktif
lain
Suatu sindroma kerusakan nyata daya ingat baru dan lama,
sementara ingatan terbaru masih ada, dengan penurunan kemampuan
mempelajari materi baru disorientasi waktu. Konfabulasi (bercerita
antara khayalan dan kenyataan biasanya yang hebat-hebat) bisa
merupakan bentuk yang menonjol, tapi persepsi dan fungsi kognitif
lain, intelek, biasanya utuh. Prognosis tergantung pada perjalanan lesi
yang mendasari.
Termasuk: Psikosis atau sindroma Korsakov, non-alkoholik
Kecuali: amnesia:
anterograde (R41.1), retrograde (R41.2), NOS (R41.3),
disosiatif (F44.0)
sindroma Korsakov:
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

akibat alkohol atau tidak dijelaskan ( F10.6 )


akibat zat psikoaktif lain (F11-F19 dengan karakter
keempat .6)
F05 Delirium, bukan akibat alkohol atau zat psikoaktif lain
Suatu sindroma otak organik yang etiologinya tidak spesifik, khas
dengan kekacauan serentak dari kesadaran dan perhatian, persepsi,
pemikiran, daya ingat, tingkah-laku psikomotor, emosi, dan jadwal
tidur-bangun. Lama berlangsungnya bervariasi dan derajat beratnya
berkisar dari ringan sampai sangat berat.
Termasuk: keadaan akut atau subakut dari:

sindroma otak, keadaan bingung (nonalkoholik), psikosis


infektif
reaksi organik, sindroma psiko-organik
Kecuali: delirium tremens, akibat alkohol atau tidak dijelaskan (F10.4)
F05.0 Delirium yang tidak terjadi pada dementia
F05.1

Delirium yang terjadi pada dementia

Kondisi yang memenuhi kriteria di atas tapi berkembang dalam


perjalanan dementia
F05.8 Delirium jenis lain
Delirium yang asal-usulnya campuran
F05.9 Delirium, tidak dijelaskan
F06 Kelainan jiwa lain akibat kerusakan otak atau penyakit
badan
Mencakup kondisi minor yang secara sebab-akibat berhubungan
dengan kelainan otak akibat penyakit otak primer, penyakit sistemik
yang secara sekunder mengganggu otak, penyakit endokrin, atau
penyakit badan lainnya.
Kecuali: berhubungan dengan:
delirium (F05.-), dementia seperti yang diklasifikasikan
pada F00-F03
disebabkan penggunaan alkohol atau zat psikoaktif lain (F10F19)
F06.0 Halusinosis organik diikuti banyak halusinasi
Kelainan berupa halusinasi persisten atau berulang, biasanya
visual atau auditorius, yang terjadi ketika sadar penuh dan bisa
diketahui atau tidak diketahui subjek sebagai halusinasi.
Pengolahan waham terhadap halusinasi dapat terjadi, tapi
waham tidak mendominasi gambaran klinis; pemikiran ke dalam
(insight) bisa utuh.
Keadaan halusinasi organik (nonalkoholik)
Kecuali: halusinosis alkoholik (F10.5), skizofrenia (F20.-)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

F06.1

Kelainan katatonik organik aktifitas psikomotor

terganggu
Kelainan aktifitas psikomotor berupa penurunan (stupor) atau
peningkatan (eksitasi) yang berhubungan dengan gejala
katatonik. Kedua ujung ekstrim kekacauan psikomotor ini bisa
timbul bergantian.
Kecuali:
catatonic schizophrenia (F20.2)
stupor: NOS (R40.1), dissosiatif (F44.2)
F06.2 Kelainan waham organik [mirip skizofrenia]
Kelainan dengan waham persisten atau berulang mendominasi
gambaran klinis. Waham bisa diikuti oleh halusinasi. Beberapa
gambaran yang menunjuk pada skizofrenia, seperti halusinasi
aneh atau kelainan pikiran, bisa terdapat.
Keadaan paranoid dan halusinasi paranoid organik
Psikosis mirip-skizofrenia pada epilepsi
Kecuali:
kelainan:
psikotik akkiibat obat (F11-F19) dengan karakter keempat .
5)
waham persisten (F22.-), psikotik akut dan sementara
(F23.-)
schizophrenia (F20.-)
F06.3 Kelainan alam perasaan [afektif] organik
Kelainan yang khas dengan perubahan alam perasaan atau afek,
biasanya diikuti oleh perubahan dalam tingkat aktifitas
menyeluruh, depresif, hipomanik, manik, atau bipolar (lihat F30F38), tapi muncul sebagai akibat kelainan organik
Kecuali: kelainan alam perasaan, non-organik atau tidak
dijelaskan (F30-F39)
F06.4 Kelainan anxietas [cemas] organik
Kelainan yang khas dengan bentuk kelainan cemas umum
(F41.1), kelainan panik (F41.0), atau kombinasi keduanya, tapi
muncul sebagai akibat kelainan organik
Kecuali: kelainan anxietas, non-organik atau tidak dijelaskan
(F41.-)
F06.5 Kelainan disosiatif organik
Khas dengan kehilangan sebagianatau keseluruhan integrasi
normal antara daya ingat masa lalu, kesadaran identitas dan
indera saat ini, dan kontrol gerakan tubuh [lihat F44.-], tapi
muncul akibat kelainan organik
Kecuali: kelainan disosiatif [konversi], non-organik atau tidak
dijelaskan (F44.-)
F06.6 Kelainan emosi labil [asthenic] organik

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

Khas dengan emosi tidak stabil, mudah lelah, dan berbagai


indera fisik yang tidak menyenangkan (misalnya pusing) dan
nyeri, tapi muncul akibat kelainan organik
Kecuali: kelainan somatformis, nonorgani atau tidak dijelaskan
(F45.-_
F06.7 Kelainan kognitif ringan
Khas dengan kegagalan daya ingat, kesulitan belajar, dan
penurunan kemampuan berkonsentrasi pada suatu tugas selama
lebih dari perode-periode singkat.
F06.8 Kelainan jiwa lain yang dijelaskan akibat kerusakan dan
gangguan fungsi otak dan penyakit fisik
Psikosis epileptik NOS
F06.9 Kelainan jiwa yang tidak dijelaskan akibat kerusakan
dan gangguan fungsi otak atau penyakit badan
Sindroma otak organik NOS, kelainan jiwa organik NOS
F07 Kelainan kepribadian dan tingkah-laku akibat kerusakan
otak
F07.0 Kelainan kepribadian organik
F07.1

Sindroma pasca ensefalitis

F07.2

Sindroma pasca-konkusio

F07.8

Kelainan kepribadian dan tingkah-laku akibat kerusakan

otak lainnya
F07.9

Kelainan kepribadian dan tingkah-laku akibat kerusakan

otak, tidak dijelaskan.


F09 Kelainan jiwa organik atau simptomatik, tidak dijelaskan.

Blok F10-F19: Kelainan jiwa akibat penggunaan zat


psikoaktif
Blok ini berisi kelainan akibat penggunaan zat psikoaktif, baik
melalui resep dokter atau tidak. Karakter ketiga pada kode
menunjukkan jenis zat, dan karakter keempat menunjukkan keadaan
klinis. Kode ini hendaknya digunakan untuk setiap zat yang diduga,
namun harus diperhatikan bahwa tidak semua kode karakter keempat
ini bisa digunakan pada semua zat. Subdivisi karakter keempat berikut
digunakan untuk kategori F10-F19:
.0 Intoksikasi akut

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

Kondisi setelah pemberian zat psikoaktif yang menyebabkan


kekacauan tingkat kesadaran, kognisi, persepsi, alam perasaan atau
tingkah-laku, atau fungsi dan respons psiko-fisiologis lain. Kekacauan
berbanding lurus dengan efek farmakologis dan berkurang menurut
waktu. Kesembuhan sempurna, kecuali kalau kerusakan jaringan atau
komplikasi lain telah terjadi. Komplikasi bisa berupa trauma, inhalasi
vomitus, delirium, koma, kejang, dan lain-lain. Sifat komplikasi
tergantung pada jenis farmakologis dan cara pemberian zat tersebut.
Contohnya adalah mabuk alkohol akut, "bad trips" (drugs), mabuk
NOS, intoksikasi patologis, kesurupan' dan kemasukan pada waktu
intoksikasi zat psikoaktif
.1 Penggunaan yang berbahaya
Sebuah pola penggunaan zat psikoaktif yang merusak kesehatan.
Kerusakan bisa berupa fisik (seperti hepatitis akibat penyuntikan zat
psikoaktif) atau mental (misalnya episode depresi setelah meminum
alkohol dalam jumlah besar).
.2 Sindroma ketergantungan
Campuran fenomena tingkah-laku, kognitif, dan fisiologis yang
muncul setelah pemakaian berulang, Sindroma ini khas dengan adanya
dorongan untuk menggunakan zat tersebut, sulit mengontrol
penggunaannya, tetap menggunakan walau mengetahui akibat yang
berbahaya, prioritas untuk menggunakan zat lebih besar dibandingkan
dengan kegiatan dan kewajiban lain, naiknya toleransi terhadap zat,
dan kadang-kadang gejala fisik akibat putus zat. Sindroma ini bisa
terjadi pada zat psikoaktif tertentu (tembakau, alkohol, atau
diazepam), satu kelompok obat (opioid), atau berbagai jenis zat
psikoaktif yang secara farmakologis berbeda.
.3 Keadaan putus obat
Kelompok gejala yang terjadi akibat penarikan zat psikoaktif
setelah penggunaan yang menetap. Onset dan arah perjalanan gejala
ini terbatas dan tergantung pada zat psikoaktif dan dosis yang
digunakan sebelum penggunaannya dihentikan atau dikurangi.
Keadaan ini bisa diperberat oleh kejang-kejang.
.4 Keadaan putus obat dengan delirium
Keadaan putus obat yang diikuti oleh delirium (F05.-). Kejang
juga bisa timbul. Kalau penyebabnya diduga faktor organik, maka
harus diklasifikasikan pada F05.8. Contohnya delirium tremens
(diinduksi alkohol)
.5 Kelainan psikosis
Sekelompok fenomena psikosis yang terjadi selama atau sesudah
penggunaan zat psikoaktif tapi tidak bisa dijelaskan berdasarkan
intoksikasi akut saja dan tidak merupakan bentuk keadaan putus obat.
Kelainan ini khas dengan halusinasi (biasanya auditorius, tapi sering
lebih dari satu jenis sensoris), distorsi persepsi, waham (sering bersifat
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

paranoid atau curiga), kekacauan psikomotor (excitement atau stupor),


dan alam perasaan abnormal yang bisa berkisar dari sangat takut atau
sangat senang. Sensoris biasanya jernih, namun bisa terjadi penurunan
kesadaran walau pun tidak berat.
Contohnya adalah halusinosis, cemburu, paranoia dan psikosis
akibat alkohol
.6 Sindroma amnesia
Sebuah gejala dengan kerusakan pada ingatan baru dan lama.
Ingatan terbaru masih utuh, sedangkan ingatan baru lebih terganggu
daripada ingatan lama. Kekacauan sensasi waktu dan urutan kejadian
biasanya terdapat, di samping kesulitan mempelajari hal baru.
Konfabulasi bisa sangat menonjol walaupun tidak selalu ada. Fungsi
kognitif lain biasanya baik dan kerusakan amnesia tidak berimbang
dengan kekacauan lain. Misalnya kelainan amnesia akibat alkohol atau
obat, dan psikosis/sindroma Korsakov akibat alkohol atau zat psikoaktif
lain, atau tidak dijelaskan
.7 Kelainan psikotik sisa (residual) dan mulainya terlambat
(late-onset)
Perubahan kognisi, alam perasaan, kepribadian, atau tingkah
laku akibat alkohol atau zat psikoaktif berlangsung lebih lama daripada
mestinya. Awal terjadinya kelainan harus sesuai dengan penggunaan
zat psikoaktif. Kalau kelainan terjadi setelah episode penggunaan zat,
kelainan tersebut dikode kalau jelas merupakan efek sisa zat tersebut.
.8 Kelainan jiwa dan tingkah laku lainnya
.9 Kelainan jiwa dan tingkah laku yang tidak dijelaskan

F10.-

Kelainan jiwa akibat penggunaan alkohol

F11.-

Kelainan jiwa akibat penggunaan opioids

F12.-

Kelainan jiwa akibat penggunaan kannabinoids

F13.-

Kelainan jiwa akibat penggunaan sedatif atau hipnotik

F14.-

Kelainan jiwa akibat penggunaan kokain

F15.Kelainan jiwa akibat penggunaan stimulants lain,


termasuk caffeine
F16.-

Kelainan jiwa akibat penggunaan hallusinogens

F17.-

Kelainan jiwa akibat penggunaan tembakau

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

F18.Kelainan jiwa akibat penggunaan pelarut mudah


menguap
F19.Kelainan jiwa akibat penggunaan banyak obat dan zat
psikoaktif lain
Kategori ini digunakan kalau dua zat psikoaktif atau lebih, tapi
yang lebih berpengaruh tidak diketahui. Ia juga digunakan kalau
identitas zat psikoaktif yang digunakan tidak jelas atau tidak diketahui,
karena banyak pengguna obat ganda tidak tahu detil zat yang mereka
gunakan.
Includes: penggunaan obat secara salah NOS

Blok F20-F29: Schizophrenia, schizotype dand Waham


Blok ini menyatukan skhizofrenia, kelainan skhizotipe, waham
persisten, dan kelainan psikotik akut dan sementara. Kelainan
skhizoaktif masih masuk ke dalam kategori ini walau pun statusnya
masih diperdebatkan.
F20

Schizophrenia
Khas dengan distorsi pikiran dan persepsi, dan alam perasaan
yang tidak sesuai atau tumpul. Kesadaran dan kapasitas intelektual
biasanya baik walau pun defisit kognitif tertentu bisa muncul bersama
waktu. Fenomena psikopatologis yang paling penting adalah thought
echo (pikiran berulang); thought insertion or withdrawal (penyisipan
atau
pembuangan
bagian
pikiran);
thought
broadcasting
(menyampaikan kemana-mana pikirannya); persepsi waham dan
waham kuasa; suka mempengaruhi atau pasif sama sekali; suara
halusinasi yang mengomentari atau membicarakan pasien; kelainan
pikiran dan gejala-gejala negatif.
Perjalanan skizofrenia bisa terus menerus, sewaktu-waktu
dengan defisit yang progresif atau stabil, atau satu-episode atau lebih
dengan remisi yang komplit atau tidak komplit. Diagnosis skizofrenia
dihindarkan kalau ada gejala depresi atau manik yang luas, kecuali
kalau skizofrenia muncul lebih dulu. Juga skizofrenia tidak didiagnosa
kalau ada penyakit otak organik atau ketika keracunan atau putus
obat.
F20.0

Skizofrenia paranoid - curiga

F20.1

Skizofrenia hebefrenik alam perasaan

F20.2

Skizofrenia katatonik psikomotor: hiperkinensis atau

stupor
F20.3

Skizofrenia undifferentiated gejala di atas tidak tegas

F20.4

Depresi pasca skizofrenia tekanan perasaan

F20.5

Skizofrenia residual kronis, gejala sisa

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

10

F20.6

Skizofrenia simplex ringan tapi progresif

F20.8

Skizofrenia lain

F20.9

Skizofrenia, tidak dijelaskan

F21 Kelainan schizotype


Kelainan yang khas dengan tingkah laku eksentrik dan alam
perasaan yang mirip skizofrenia, walau pun tidak terdapat kelainan
yang merupakan ciri-ciri skizofrenia.. Tidak jelas saat mulai dan
evolusinya, arah penyakit biasanya kelainan kepribadian.
F22 Kelainan waham persisten
Mencakup berbagai kelainan dengan waham jangka panjang
merupakan gejala utama, namun tidak bisa diklasifikasikan sebagai
organik, skizofrenik, atau afektif.
F22.0

Kelainan waham waham tunggal atau kelompok waham

yang berhubungan
F22.8

Kelainan waham persisten lainnya

F22.9

Kelainan waham persisten, tidak dijelaskan

F23 Kelainan psikotik akut dan sementara


Kelainan dengan onset akut gejala psikotik (waham, halusinasi,
dan kekacauan persepsi), dan terhentinya tingkah laku yang biasa.
Onset akut adalah perkembangan gambaran klinis dalam dua minggu
atau kurang.
F23.0

Kelainan psikotis polimorf akut tanpa gejala skizofrenia

F23.1

Kelainan psikotik polimorf akut dengan gejala

skizofrenia
F23.2

Kelainan psikotik akut mirip-skizofrenia.

F23.3

Kelainan psikotik akut lain dengan waham sebagai

gejala utama.
F23.8

Kelainan psikotik akut dan sementara lain

F23.9

Kelainan psikotik akut dan sementara lain, tidak

dijelaskan
F24 Kelainan waham induksi
Kelainan waham yang dirasakan oleh dua orang atau lebih
dengan hubungan emosi yang erat. Hanya seorang yang benar-benar

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

11

menderita psikotik, waham terinduksi ke orang lain dan biasanya


hilang setelah mereka dipisahkan.
F25 Kelainan skizo-afektif
Kelainan yang muncul sewaktu-waktu dengan gejala afektif dan
skizofrenia, tapi tidak memenuhi syarat diagnosis skizofrenia atau
episode depresi atau manik.
F25.0

Kelainan skizoafektif, tipe manik

F25.1

Kelainan skizoafektif, tipe depresif

F25.2

Kelainan skizoafektif, tipe campuran

F25.8

Kelainan skizoafektif lain

F25.9

Kelainan skizoafektif, tidak dijelaskan

F28 Kelainan psikotik non-organik lain


Kelainan waham atau halusinasi, tapi tidak cukup untuk diagnosis
skizofrenia (F20.-), kelainan waham persisten (F22.-), kelainan psikotik
akut dan sementara (F23.-), episode manik jenis psikotik (F30.2), atau
episode depresi berat (F32.3).
F29 Psikosis non-organik yang tidak dijelaskan

Blok F30-F39: Kelainan alam perasaan (afektif/Mood)


Blok ini berisi kelainan dengan perubahan alam perasaan
menjadi tertekan (dengan atau tanpa kecemasan yang terkait) atau
menjadi sangat bebas. Perubahan mood biasanya diikuti oleh
perubahan level aktifitas menyeluruh, hampir semua gejala lain bisa
merupakan gejala sekunder dari, atau mudah dipahami dari bentuk
perubahan mood dan aktifitas. Hampir semua kelainan ini cenderung
berulang dan titik mulainya episode tersendiri sering berhubungkan
dengan kejadian atau situasi yang membuat stress.
F30 Episode mania
Semua subdivisi pada kategori ini digunakan hanya untuk satu
episode. Episode hipomanik atau manik pada seseorang yang memiliki
episode afektif sebelumnya (depresif, hipomanik, manik, atau
campuran) harus dikode sebagai kelainan afektif bipolar (F31.-).
Includes:
kelainan bipolar, episode manik tunggal
F30.0 Hypomania
F30.1

Mania tanpa gejala psikotik

F30.2

Mania dengan gejala psikotik

F30.8

Episode mania lain

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

12

F30.9

Episode mania, tidak dijelaskan

F31 Kelainan afektif bipolar


Khas dengan dua atau lebih episode gangguan mood dan
aktifitas, gangguan ini pada suatu ketika berupa meningginya mood
dan peningkatan aktifitas (hipomania atau mania), dan pada
kesempatan lain berupa merendahnya mood dan penurunan aktifitas
(depresi).
Disini termasuk penyakit, psikosis, atau reaksi manik-depresi
F31.0

episode sekarang hipomania

F31.1

episode sekarang mania tanpa gejala psikotik

F31.2

episode sekarang mania dengan gejala psikotik

F31.3

episode sekarang depresi ringan atau sedang

F31.4

episode sekarang depresi berat tanpa gejala psikotik

F31.5

episode sekarang depresi berat dengan gejala psikotik

F31.6

episode sekarang campuran

F31.7

sekarang dalam remisi

F31.8

kelainan afektif bipolar lain

F31.9

kelainan afektif bipolar, tidak dijelaskan

F32 Episode depresi


Pada episode depresi umumnya terjadi penurunan daya untuk
menikmati, tertarik, dan konsentrasi, dan kelelahan setelah usaha
ringan. Tidur biasanya terganggu dan selera makan menurun. Harga
diri dan rasa percaya diri hampir selalu berkurang, dan bahkan dalam
bentuk yang paling ringan, perasaan bersalah atau merasa tak berguna
sering muncul.
Penurunan mood bervariasi dari hari ke hari, tidak berespons
pada keadaan sekitar dan bisa diikuti oleh gejala-gejala somatik
seperti hilangnya ketertarikan dan kesenangan, bangun pagi beberapa
jam sebelum biasanya, depresi paling berat di pagi hari, retardasi
psikomotor menonjol, tegang, hilang selera makan, berat badan
berkurang, dan hilangnya libido..
F32.0

Episode depresi ringan

F32.1

Episode depresi sedang

F32.2

Episode depresi berat tanpa gejala psikotik

F32.3

Episode depresi berat dengan gejala psikotik

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

13

F32.8

Episode depresi lain

F32.9

Episode depresi, tidak dijelaskan

F33 Depresi berulang


Khas dengan berulangnya episode depresi. Episode pertama bisa
pada semua usia, onset bisa akut atau perlahan, dan berlangsung
beberapa minggu sampai beberapa bulan.
F33.0

Depresi berulang, episode sekarang ringan

F33.1

Depresi berulang, episode sekarang sedang

F33.2

Depresi berulang, episode sekarang berat tanpa gejala

psikotik
F33.3

Depresi berulang, episode sekarang berat dengan gejala

psikotik
F33.4

Depresi berulang, sedang dalam remisi

F33.8

Depresi berulang lainnya

F33.9

Depresi berulang, tidak dijelaskan

F34 Kelainan afektif persisten


Kelainan alam perasaan yang persisten dan biasanya naik turun,
tapi ringan. Berlangsung berbulan-bulan, kadang-kadang pada
sebagian besar kehidupan dewasanya. Kadang-kadang, episode
tunggal manik atau depresi bisa muncul.
F34.0

Cyclothymia mood tidak stabil; depresi dan perasaan

senang ringan
F34.1

Dysthymia - depresi mood kronis, berlangsung

sekurangnya beberapa tahun


F34.8

Kelainan afektif persisten lainnya

F34.9

Kelainan afektif persisten, tidak dijelaskan

F38 Kelainan afektif lainnya


Kelainan mood yang tidak cukup berat atau berlangsung tidak
cukup lama.
F38.0

Kelainan afektif tunggal lainnya

F38.1

Kelainan afektif berulang lainnya

F38.8

Kelainan afektif lainnya

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

14

F39 Kelainan afektif yang tidak dijelaskan

Blok F40-F49: Neurosis, DENGAN STRESS DAN


SOMATOFORMIS
F40 Cemas fobia (phobic anxiety)
Cemas muncul terhadap situasi yang jelas dan tidak berbahaya;
yang kalau bisa dihindari, atau kalau terpaksa akan dihadapi dengan
takut. Kekhawatiran bisa berupa gejala berdebar-debar atau rasa mau
jatuh, dan sering diikuti oleh khawatir akan kematian, kehilangan
kontrol, atau gila. Berpikir untuk masuk ke situasi fobia biasanya sudah
menimbulkan cemas. Cemas fobia sering hadir bersamaan dengan
depresi.
F40.0

Agoraphobia takut berada di tempat terbuka

F40.1

Fobia-fobia sosial - anthropophobia atau neurosis sosial

F40.2

Fobia spesifik (isolated) - acrophobia (takut ketinggian),

claustrophobia (takut tempat tertutup), fobia binatang,


fobia sederhana
F40.8

Cemas fobia lainnya

F40.9

Cemas fobia, tidak dijelaskan

F41 Kelainan cemas lainnya


Cemas merupakan gejala utama dan tidak terbatas pada situasi
tertentu..
F41.0

Panik [cemas paroksismal secara episodik]

F41.1

Kecemasan umum

F41.2

Cemas campur depresi

F41.3

Cemas campur lainnya

F41.8

Cemas lain yang dijelaskan

F41.9

Cemas, tidak dijelaskan

F42 Kelainan obsesi-kompulsi


Gambaran penting adalah pikiran obsesi dan tindakan kompulsi
yang timbul berulang-ulang. Pikiran obsesi adalah ide, bayangan, atau
dorongan yang memasuki pikiran berulang-ulang dalam bentuk yang
sama. Obsesi hampir selalu menekan perasaan dan pasien sering
berusaha untuk melawannya tapi gagal.

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

15

Tindakan kompulsi dilakukan berulang-ulang.. Tujuannya untuk


mencegah kejadian yang dianggap akan mencelakakan terhadap
dirinya atau disebabkan oleh dirinya, walau pun secara objektif tidak
akan terjadi. Biasanya, tingkah laku ini diketahui pasien sebagai tidak
berdasar, dan ia berusaha berulang-ulang untuk melawannya.
Nama lain keadaan ini: neurosis anankastik atau neurosis obsesifkompulsif
F42.0

Pikiran dengan obsesi yang menonjol

F42.1

Tindakan kompulsi yang menonjol

F42.2

Pikiran dan tindakan obsesi campuran

F42.8

Kelainan obsesi-kompulsi lainnya

F42.9

Kelainan obsesi-kompulsi, tidak dijelaskan

F43 Reaksi terhadap stress berat, dan gangguan penyesuaian


Kategori ini dikenal dengan kejadian yang sangat menekan
perasaan sehingga timbul reaksi stress akut, atau perubahan besar
kehidupan yang tidak menyenangkan sehingga timbul gangguan
penyesuaian. Kelainan dianggap sebagai respons maladaptive atau
adaptasi jelek terhadap stress berkepanjangan.
F43.0

Reaksi stress akut - reaksi sementara terhadap stress

fisik dan mental


F43.1

Stress pasca trauma - respons lama terhadap stress fisik

dan mental
F43.2

Gangguan penyesuaian

F43.8

Reaksi lain terhadap stress berat

F43.9

Reaksi yang tidak dijelaskan terhadap stress berat

F44 Kelainan-kelainan dissosiasi (konversi)


Tema umum adalah hilangnya integrasi normal antara memori
masa lalu, kesadaran identitas dan sensasi langsung, serta kontrol
gerak tubuh. Kelainan yang lebih kronis, seperti paralisis dan
anestesia, bisa timbul kalau onsetnya berhubungan dengan masalah
yang tidak bisa diselesaikan dan kesulitan interpersonal. Gejala
kelainan sering mewakili konsep pasien tentang timbulnya penyakit.
Pemeriksaan medis tidak menunjukkan kelainan fisik atau neurologis,
karena hilangnya fungsi tubuh merupakan ekspresi konflik atau
kebutuhan emosi. Kelompok ini hanya melibatkan kelainan fungsi fisik
yang biasanya di bawah kontrol normal.
F44.0

Amnesia disosiasi

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

16

Gejala utama adalah hilangnya ingatan tentang kejadian penting


yang baru terjadi, bukan sekedar lupa atau lelah. Amnesia
terpusat pada kejadian yang menyakitkan, seperti kecelakaan
atau duka-cita, dan biasanya bersifat partial (sebagian) dan
selektif.
F44.1 Fugue disosiasi
Fugue disosiasi (kehilangan ingatan dan meninggalkan rumah)
memiliki semua gejala amnesia disosiasi, tambah berkelana
melebihi aktifitas harian biasa..
F44.2 Stupor disosiasi
Stupor disosiasi (keadaan setengah sadar) adalah penurunan
atau kehilangan gerakan sadar dan respons terhadap rangsangan
luar seperti cahaya, suara, dan rabaan.
F44.3 Trance and possession disorders
Trance (keadaan seperti dalam mimpi, tapi tidak tidur) adalah
kehilangan sementara identitas pribadi dan kesadaran akan
sekitar. Disini termasuk hanya trance yang tidak disadari atau
tidak diinginkan, di luar situasi keagamaan atau kebudayaan
yang dianutnya.
F44.4 Gangguan motorik disosiasi
Kemampuan untuk menggerakkan semua atau sebagian anggota
hilang. Bisa mirip sekali dengan berbagai variasi ataxia (gerak
tak terkontrol), apraxia (tak mampu bergerak dengan pantas),
akinesia (gerakan sadar berkurang), aphonia (tak bisa bersuara),
dysarthria (susah mengeluarkan kata-kata dengan jelas),
dyskinesia (tidak sanggup mengontrol gerakan sadar), seizures,
atau paralysis.
F44.5 Konvulsi disosiasi
Mirip dengan epilepsi, tapi jarang disertai lidah tergigit, lecet
jatuh, atau inkontinensia urin, kesadaran bisa dipertahankan atau
diganti oleh stupor atau trance.
F44.6 Anestesia disosiasi dan kehilangan sensoris
Hilangnya rasa di kulit memiliki batas sesuai dengan pendapat
pasien mengenai fungsi tubuh, bukan pendapat medis.
Kehilangan sensasi bisa diikuti keluhan paresthesi (kesemutan).
Jarang diikuti oleh kehilangan total penglihatan atau
pendengaran.
F44.7 Kelainan disosiasi (konversi) campuran - gabungan
kelainan F44.0-F44.6
F44.8

Kelainan disosiasi (konversi) lainnya

F44.9

Kelainan disosiasi (konversi), tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

17

F45 Kelainan somatoformis


Bentuk utama adalah berulang-ulang menyatakan keluhan fisik
bersama permintaan untuk pemeriksaan medis, walau pun
hasilnya selalu negatif dan dokter mengatakan bahwa gejalanya
tidak memiliki basis fisik. Kalau pun ada, kelainan fisik tidak
berhubungan dengan gejala dan keyakinan pasien mengenai
penyakitnya.
F45.0 Kelainan somatisasi
Gejala fisik yang banyak, berulang, dan sering berubah selama
paling kurang dua tahun. Kalau gejala jelas dan berlangsung <2
tahun, klasifikasikan pada F45.1.
Kelainan Briquet
F45.1 Gangguan somatoformis tidak khas
Keluhan somatoformis banyak, bervariasi, dan terus menerus,
namun tidak terdapat bentuk klinis kelainan somatisasi yang
jelas.
F45.2 Kelainan hipokondriak
Bentuk utama adalah keyakinan persisten adanya kelainan fisik
serius dan progresif. Perhatian biasanya terfokus pada satu atau
dua organ atau sistem tubuh.
F45.3 Gangguan fungsi otonom somatoformis
Keluhan pasien seolah-olah disebabkan penyakit sistem atau
organ yang dikontrol oleh syaraf otonom, seperti kardiovaskuler,
pencernaan, pernafasan, dan urogenital. Gejala biasanya dua
jenis, tanpa kelainan pada sistem atau organ tersebut. Pertama,
keluhan berdasarkan tanda-tanda objektif rangsangan otonom
seperti berdebar-debar, keringat, panas-panas, tremor, dan takut
akan kemungkinan kelainan fisik. Kedua, keluhan subjektif dan
berubah-ubah mengenai sakit dan nyeri, rasa terbakar, rasa
beban berat, rasa terjepit, dan perasaan desakan dari dalam,
yang dikatakan oleh pasien akibat organ atau sistem tertentu.
F45.4 Nyeri somatoformis persisten
Keluhan utama adalah nyeri persisten, berat, dan menekan
perasaan, tapi tidak berdasarkan kelainan fisiologis atau fisik,
namun berhubungan dengan konflik emosi atau masalah
psikososial yang cukup besar.
F45.8 Gangguan somatoformis lain
Kelainan sensasi, fungsi, dan tingkah-laku yang tidak disebabkan
kelainan fisik, tidak melalui syaraf otonom, terbatas pada sistem
atau bagian spesifik tubuh.
F45.9 Gangguan somatoformis yang tidak dijelaskan kelainan
psikosomatik NOS
F48 Neurosis lainnya
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

18

F48.0

Neurasthenia

Kelelahan mudah terjadi setelah usaha mental atau setelah usaha


fisik minimal. Sering terdapat perasaan fisik umum yang tidak
menyenangkan seperti pusing, sakit kepala, dan rasa tidak stabil.
Nama lain penyakit ini adalah sindroma kelelahan (Fatigue
syndrome)
F48.1 Sindroma depersonalisasi - derealisasi
Pasien mengeluhkan perubahan mutu aktifitas mental, tubuh, dan
lingkungan, sehingga terasa seperti tidak nyata, jauh, dan serba
otomatis di luar kontrol. Pasien sering mengeluh tentang
hilangnya emosi dan merasa terasing dari pikiran, tubuh, atau
dunia nyata..
F48.8 Gangguan neurosis lain
F48.9

Gangguan neurosis, tidak dijelaskan - Neurosis NOS

Blok F50-F59: Sindroma akibat gangguan faal dan fisik


F50 Kelainan makan
F50.0 Anorexia nervosa
Khas dengan penurunan berat badan yang disengaja, sering pada
wanita muda, bisa juga laki-laki muda, anak menjelang pubertas dan
wanita menjelang menopause. Gejalanya mencakup pembatasan
makanan, olahraga berlebihan, merangsang muntah dan cuci perut,
serta penggunaan obat penekan selera dan diuretika.
F50.1

Anorexia nervosa tidak khas

Mirip anorexia nervosa namun gambaran klinis keseluruhan tidak


sesuai. Misalnya tidak terdapat gejala kunci seperti amenorrhea atau
sangat takut gemuk, walau pun berat badannya sangat berkurang dan
ia menunjukkan tingkah-laku menurunkan berat badan.
F50.2

Bulimia nervosa

Makan berlebihan dan sangat ingin mengontrol berat badan,


sehingga menyebabkan pola makan berlebihan yang disusul oleh
muntah atau penggunaan pencahar. Nama lain keadaan ini adalah
Bulimia, dan Hyperorexia nervosa
F50.3

Bulimia nervosa tidak khas

Mirip bulimia nervosa, tapi gambaran klinis keseluruhan tidak


sesuai. Misalnya bisa terdapat makan berlebihan dan penggunaan
pencahar berlebihan tanpa perubahan berat badan yang nyata, atau
tidak adanya kekhawatiran berlebihan akan bentuk badan dan berat
badan.

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

19

F50.4

Makan berlebihan akibat kekacauan psikologis lain

Makan berlebihan akibat kejadian yang menyebabkan stress,


seperti ditinggal mati, kecelakaan, melahirkan, dsb. Nama lainnya
adalah Psychogenic overeating
F50.5

Muntah akibat kekacauan psikologis lain

Muntah berulang pada gangguan dissosiasi (F44.-) dan


hipokhondriaka (F45.2). Subkategori ini bisa sebagai tambahan pada
O21.- (muntah berlebihan waktu hamil). Nama lainnya adalah
Psychogenic vomiting.
F50.8

Kelainan makan lainnya

Pica (keinginan makan yang bukan makanan seperti kayu atau


kertas) pada dewasa; nama lain adalah Psychogenic loss of appetite.
Kecuali:
pica pada bayi dan anak kecil (F98.3)
F50.9 Kelainan makan, tidak dijelaskan
F51 Kelainan tidur non-organik
Kelainan tidur sering merupakan gejala kelainan mental atau
fisik. Kalau kelainan tidur adalah salah satu keluhan utama dan
diyakini pasien sebagai penyakit tersendiri, maka kode ini harus
digunakan bersama diagnosa lain yang menguraikan psikopatologi dan
patofisiologi yang terlibat. Kategori ini hanya mencakup gangguan
tidur yang faktor primernya adalah emosi.
F51.0

Insomnia non-organik

Keadaan dengan tidur yang tidak memuaskan dan telah


berlangsung lama, misalnya susah tertidur, susah untuk tetap tidur,
atau bangun lebih dini.
F51.1

Hypersomnia non-organik

Hipersomnia adalah keadaan dengan siang sangat mengantuk,


serangan tidur, atau lamanya transisi dari bangun ke sadar penuh.
Kalau tidak ada faktor organik yang mendasari, maka keadaan ini
biasanya berhubungan dengan kelainan jiwa.
F51.2

Nonorganic disorder of the sleep-wake schedule

Tidak ada kesesuaian antara jadwal tidur-bangun dengan jadwal


yang diinginkan pada lingkungan tertentu, sehingga menyebabkan
insomnia atau hipersomnia.
F51.3

Sleepwalking [somnambulism]

Perubahan kesadaran sehingga fenomena tidur dan bangun


bergabung. Pada episode tidur berjalan ini pasien bangkit dari tempat
tidur, biasanya pada sepertiga pertama tidur malam, dengan
rendahnya tingkat keawasan, reaksi dan keterampilan otot. Setelah
bangun biasanya ia tidak ingat kejadian tersebut.
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

20

F51.4

Sleep terrors [night terrors]

Episode terror dan panik di waktu malam dengan suara dan


gerakan yang hebat dan aktifitas otonom yang tinggi. Pasien akan
terduduk atau berdiri, biasanya pada sepertiga pertama tidur malam,
dengan teriakan panik. Sering juga ia lari ke pintu seolah-olah ingin
meloloskan diri, namun jarang meninggalkan kamar. Ingatan akan
kejadian tersebut sangat terbatas (biasanya satu atau dua bayangan
yang tidak utuh).
F51.5

Nightmares mimpi buruk

Mimpi berisi rasa cemas dan takut, yang bisa diingat dengan
jelas. Temanya sering mencakup ancaman nyawa, keamanan, atau
harga diri. Biasanya pada episode tersebut terdapat aktifitas otonom,
namun suara atau gerak tubuh tidak jelas. Pada waktu bangun ia
dengan cepat sadar dan berorientasi ke kenyataan.
F51.8

Kelainan tidur nonorganik lainnya

F51.9

Kelainan tidur nonorganik, tidak dijelaskan

F52 Gangguan fungsi seksual tanpa kelainan atau penyakit


organik
Mencakup berbagai keadaan yang berhubungan dengan
ketidakmampuan melakukan hubungan seksual seperti yang
diinginkan. Respons seksual adalah proses psikosomatik. Dalam
kelainan ini, proses psikologis dan somatik biasanya terlibat.
F52.0

Kurang atau hilangnya keinginan seksual frigiditas,

nafsu sex hipoaktif


F52.1

Penghindaran sex dan kurangnya kenikmatan seksual

anhedonia (sexual)
F52.2

Kegagalan respons genital gangguan ereksi atau

kekeringan vagina
F52.3

Gangguan fungsi orgasme - orgasme tidak terjadi atau

tercapai sangat lama


F52.4

Ejakulasi prematur

F52.5

Vaginismus nonorganic kejang otot sekitar sehingga

vagina tertutup
F52.6

Dyspareunia nonorganik - nyeri selama hubungan

seksual

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

21

F52.7

Nafsu seksual berlebihan nymphomania (perempuan),

satyriasis (laki-laki)
F52.8

Disfungsi seksual nonorganik lain

F52.9

Disfungsi seksual nonorganik, tidak dijelaskan

F53 Kelainan jiwa dan tingkah-laku pada puerperium, not


elsewhere classified
Kelainan jiwa yang berhubungan dengan nifas yang tidak bisa
diklasifikasikan di tempat lain pada bab ini, baik karena informasi tidak
cukup, atau karena adanya gambaran klinis khusus yang menyebabkan
klasifikasinya di tempat lain tidak sesuai.
F53.0

Kelainan ringan depresi postpartum

F53.1

Kelainan berat psikosis puerperium NOS

F53.8

Kelainan lain

F53.9

Kelainan yang tidak dijelaskan

F54 Kelainan psikologis pada kelainan yang klasifikasinya di


tempat lain
Kategori ini digunakan untuk mencatat pengaruh psikologis yang
diduga berperan dalam timbulnya kelainan fisik yang klasifikasinya
pada bab lain. Termasuk disini faktor-faktor psikologis yang
mempengaruhi keadaan fisik.
Contoh: asthma F54 and J45.-; dermatitis F54 and L23-L25;
gastric ulcer F54 and K25.-; mucous colitis F54 and K58.-; ulcerative
colitis F54 and K51.-; urticaria F54 and L50.F55 Penyalahgunaan zat yang tidak menyebabkan
ketergantungan
F59 Sindroma tingkah-laku akibat faktor fisiologis dan fisik
yang tidak dijelaska

Blok F60-F69: Kelainan kepribadian dan tingkah-laku


dewasa
Blok ini berisi berbagai keadaan dan pola-pola tingkah-laku yang
nyata secara klinis dan cenderung menetap. Gejala ini muncul sebagai
ekspresi gaya hidup seseorang dan caranya berhubungan dengan diri
sendiri dan orang lain. Beberapa dari gejala ini muncul dini pada
perkembangan seseorang, dan yang lainnya didapatkan lebih lambat.
Kelainan kepribadian spesifik (F60), campuran (F61), dan
perubahan kepribadian (F62) merupakan pola tingkah-laku yang
tertanam dalam, dan muncul sebagai respons terhadap berbagai
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

22

situasi. Mereka melambangkan pembelokan tajam dalam memahami,


memikirkan, merasakan, dan terutama membandingkan dirinya dengan
orang lain. Mereka sering berhubungan dengan distress subjektif dan
masalah penampilan sosial.
F60 Kelainan kepribadian spesifik
Kekacauan berat kepribadian dan tingkah-laku, bukan akibat
langsung gangguan otak atau kelainan psikiatrik lain. Biasanya
melibatkan beberapa daerah kepribadian, berhubungan dengan
ketegangan pribadi yang berat dan kerusakan hubungan sosial, dan
muncul sejak kanak-kanak atau remaja.
F60.0

Gangguan kepribadian paranoid

Sangat sensitif akan kemunduran, tidak bisa memaafkan hinaan,


curiga berlebihan, bersikap siap tempur dan sangat menjaga hak-hak
pribadi. Ia merasa dirinya sangat penting dan selalu membandingkan
segala sesuatu dengan diri sendiri.
F60.1

Gangguan kepribadian skizoid

Khas dengan menarik diri dari hubungan yang akrab, sosial dan
lainnya dan lebih menyukai khayalan, aktifitas sendiri, dan introspeksi.
F60.2

Gangguan kepribadian antisosial

Khas dengan tidak peduli akan kewajiban sosial dan perasaan


orang lain. Disebut juga kepribadian amoral, anti sosial, asosial,
psikopatik atau sosiopatik
F60.3

Kepribadian emosi labil

Bertendensi untuk bertindak tanpa memikir akibat, alam


perasaan mudah berubah. emosi mudah meledak dan tidak terkontrol.
Gejala lain adalah tendensi untuk merusak diri sendiri, atau bunuh diri.
Disebut juga kepribadian agresif atau eksplosif
F60.4

Kepribadian histrionik

Alam perasaan dangkal dan labil, mendramatisir diri sendiri,


ekspresi emosi berlebihan, mudah disugesti, egosentris, mudah
tersinggung, dan selalu mencari pujian, rangsangan, dan perhatian.
Disebut juga kepribadian histeris dan psikoinfantil
F60.5

Kepribadian anankastik

Selalu ragu-ragu; ingin serba sempurna (perfeksionisme),


perhatian akan detail berlebihan; bandel, sangat hati-hati, dan kaku.
Disebut juga kepribadian kompulsif, obsesif, obsesif-kompulsif
F60.6

Kepribadian hindaran atau cemas

Pasien memiliki perasaan tegang dan enggan, tidak percaya diri


dan rendah diri. Selalu ingin disenangi dan diterima, sangat sensitif

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

23

akan kritikan, dan bertendensi menghindari aktifitas rutin


dengan membesar-besarkan bahaya atau resikonya.
F60.7

tertentu

Kepribadian tergantung

Tergantung pada orang lain dalam mengambil keputusan, patuh


pada keinginan orang yang lebih tua, dan respons yang lemah terhadap
tuntutan kehidupan harian.
F60.8

Kelainan kepribadian lainnya

Kepribadian
psikoneurotik
F60.9

eksentrik,

narcissistic,

immatur,

pasif

agresif,

Kelainan kepribadian, tidak dijelaskan

F61 Kelainan kepribadian campuran dan lainnya


Kategori ini adalah untuk kelainan spesifik yang sering
menimbulkan gangguan tapi tidak memiliki pola spesifik dari gejalagejala pada F60.-.
F62 Perubahan kepribadian menetap, bukan karena kelainan
otak
Gangguan kepribadian yang berkembang setelah stress berat
atau penyakit jiwa yang berat. Perubahan kepribadian harus jelas dan
tidak terdapat sebelum kejadian.
F62.0

Perubahan kepribadian menetap setelah stress berat

F62.1

Perubahan kepribadian menetap setelah sakit jiwa

F62.8

Perubahan kepribadian menetap lainnya

F62.9

Perubahan kepribadian menetap, tidak dijelaskan

F63 Kelainan kebiasaan dan dorongan


Khas dengan tindakan berulang tanpa motivasi yang rasional,
tidak bisa dikontrol, dan umumnya merusak kepentingan pasien sendiri
dan orang lain.
F63.0

Judi yang patologis

Kelainan ini berupa episode perjudian yang mendominasi


kehidupan pasien sampai merusak nilai-nilai dan kewajiban sosial,
pekerjaan, dan keluarga.
F63.1

Pembakaran yang patologis [pyromania]

Khas dengan usaha membakar tanpa motif yang jelas, dan


pikiran tentang api dan kebakaran. Diawali peningkatan ketegangan
sebelum, dan kepuasan dalam sesudah tindakan
F63.2

Mencuri yang patologis [kleptomania]

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

24

Kelainan dengan kegagalan menahan dorongan untuk mencuri


objek yang tidak berguna untuk pribadi. Objek ini bisa dibuang,
diberikan kepada orang lain, atau dikoleksikan. Terdapat ketegangan
sebelum tindakan, dan sangat puas sesudahnya.
F63.3

Menarik rambut yang patologis (trichotillomania)

Khas dengan botak karena gagal menahan dorongan menarik


rambut. Penarikan rambut didahului oleh ketegangan yang tinggi dan
diikuti oleh perasaan lega atau puas.
F63.8

Kelainan kebiasaan dan dorongan lainnya

F63.9

Kelainan kebiasaan dan dorongan, tidak dijelaskan

F64 Kelainan identitas kelamin


F64.0 Transsexualisme
Khas dengan hasrat hidup sebagai anggota seks yang
berlawanan, biasanya diikuti perasaan tidak nyaman atau tidak pantas
pada kelompok seksnya sendiri, dan berharap memperoleh
pembedahan dan pengobatan supaya tubuh sesuai dengan seks yang
diinginkan
F64.1

Transvestisme peran-ganda

Memakai pakaian jenis seks lain untuk menikmati rasa menjadi


anggota jenis seks tersebut, tanpa hasrat pergantian seks dan tidak
diikuti oleh kepuasan seksual.
F64.2

Kelainan identitas kelamin kanak-kanak

Pertama muncul di masa kanak-kanak, ingin menjadi jenis seks


yang berbeda. Pikiran selalu pada pakaian dan aktifitas jenis seks yang
berbeda dan kesal akan jenis seks sendiri.
F64.8

Kelainan identitas kelamin lainnya

F64.9

Kelainan identitas kelamin, tidak dijelaskan

F65 Kelainan nafsu seksual


F65.0 Fetishisme
Mengandalkan benda mati (fetish) untuk rangsangan dan
kepuasan seksual. Fetish sering merupakan bagian tambahan tubuh,
misalnya pakaian atau sepatu. Contoh umum lainnya khas dengan
texture tertentu seperti karet, plastik atau kulit. Objek-objek fetish
bisa hanya digunakan untuk meningkatkan rangsangan seksual
(misalnya dengan partner yang mengenakan pakaian tertentu).
F65.1

Transvestisme fetish

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

25

Pemakaian pakaian jenis seks yang berlawanan untuk


rangsangan seksual dan menciptakan penampilan jenis seks berbeda.
Berbeda dari transvestisme trans-seksual, transvestisme fetish
memiliki hubungan yang jelas dengan rangsangan seksual dan
keinginan kuat untuk menanggalkan pakaian tersebut ketika orgasme
telah dicapai. Keadaan ini bisa terjadi pada fase awal perkembangan
trans-seksualisme.
F65.2

Exhibitionisme

Tendensi untuk memperlihatkan genitalia kepada jenis seks yang


berbeda atau ke orang banyak di tempat umum, tanpa bermaksud
mengadakan kontak seksual. Biasanya, tapi tidak selalu, rangsangan
seksual pada waktu itu diikuti oleh masturbasi.
F65.3

Voyeurisme

Tendensi untuk mengintip orang yang sedang berhubungan


seksual atau membuka baju. Dilakukan tanpa setahu objek, dan diikuti
oleh rangsangan seksual dan masturbasi.
F65.4

Paedophilia

Nafsu seks pada anak lelaki dan/atau perempuan sebelum atau


awal pubertas.
F65.5

Sadomasochisme

Aktifitas seksual yang melibatkan pemberian rasa nyeri, hinaan,


atau ikatan. Keinginan sebagai penerima disebut masochisme; sebagai
pemberi disebut sadisme.
F65.6

Kelainan ganda nafsu seksual

Lebih dari satu preferensi seksual abnormal dan tidak ada yang
lebih
menonjol.
Kombinasi
yang
sering
adalah
fetishisme,
transvestisme, dan sadomasochisme.
F65.8

Kelainan nafsu seksual lainnya

Melakukan telpon cabul, menggeserkan badan pada orang lain


untuk rangsangan seks di tempat ramai; aktifitas seksual dengan
binatang (zoophilia), mayat (necrophilia), dan penggunaan cekikan
atau anoksia untuk meningkatkan rangsangan seksual.
F65.9

Kelainan nafsu seksual, tidak dijelaskan

F66 Kelainan yang berhubungan dengan perkembangan dan


orientasi seksual
Note:
Orientasi seksual saja tidak dianggap sebagai kelainan.

F66.0

Gangguan pematangan seksual

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

26

Pasien tidak yakin akan identitas gender atau orientasi


seksualnya. Sering pada remaja yang tidak pasti apakah ia homo-,
hetero- atau bi-seksual, atau pada orang dewasa yang setelah orientasi
seksualnya terlihat stabil, mendapatkan bahwa orientasi seksualnya itu
berubah.
F66.1

Orientasi seksual egodystonik

Identitas gender atau preferensi seksual (heterosexual,


homosexual, bisexual, atau prepubertal) tidak diragukan, tapi ia
berharap hal ini berbeda, dan mungkin mencari pengobatan untuk
mengubahnya.
F66.2

Gangguan hubungan seksual

Identitas gender atau orientasi seksual (hetero-, homo-, atau bisexual)


menyebabkan
kesulitan
dalam
membentuk
atau
mempertahankan hubungan dengan pasangan seksualnya.
F66.8

Kelainan perkembangan psikoseksual lainnya

F66.9

Kelainan perkembangan psikoseksual, tidak dijelaskan

F68 Kelainan kepribadian dan tingkah laku dewasa lainnya


F68.0 Penonjolan gejala fisik untuk alasan psikologis
Gejala-gejala fisik yang sudah pasti menjadi menonjol dan lama
akibat keadaan psikologis. Pasien umumnya tertekan oleh gejala ini.
Disebut juga neurosis kompensasi
F68.1

Menciptakan gejala atau cacad fisik atau psikologis

Pasien berulang-ulang menciptakan gejala tanpa alasan yang


jelas, dan malah melukai diri sendiri untuk lebih meyakinkan.
Motivasinya kabur dan mungkin untuk mengambil peran sebagai orang
sakit. Disebut juga sindroma Munchhausen
F68.8

Kelainan kepribadian dan tingkah laku dewasa lainnya

yang dijelaskan
F69 Kelainan kepribadian dan tingkah laku dewasa , tidak
dijelaskan

Blok F70-F79: Retardasi Mental


Perkembangan pikiran terhenti atau tidak sempurna, khas
dengan
kegagalan
keterampilan
pada
masa
perkembangan.
Keterampilan ini ikut menentukan level kecerdasan umum seperti daya
kognitif (pengenalan), bahasa, gerakan, dan sosial. Retardasi dapat
terjadi dengan atau tanpa keadaan mental dan fisik lainnya.

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

27

Derajat retardasi mental diukur dengan alat uji kecerdasan yang


distandarisasi. Ukuran ini memberi perkiraan derajat retardasi mental.
Kemampuan intelektual dan adaptasi sosial bisa membaik sebagai hasil
latihan dan rehabilitasi. Diagnosis harus didasarkan pada tingkat
kemampuan fungsi saat pemeriksaan.
Subdivisi berikut
kerusakan tingkah laku.

digunakan

untuk

menunjukkan

luasnya

.0

Kerusakan tingkah laku tidak ada atau minimal

.1

Kerusakan tingkah laku nyata dan memerlukan perhatian


dan pengobatan.

.8

Kerusakan tingkah laku lain

.9

Kerusakan tingkah laku tidak disebutkan

Kalau perlu gunakan kode tambahan untuk keadaan lain yang


berhubungan seperti autisma, gangguan perkembangan lain, epilepsi,
kelainan perangai, atau cacad fisik yang berat.

F70 Retardasi mental ringan


IQ 5069 (pada dewasa, usia mental 912 tahun). Cenderung
menyebabkan kesulitan belajar di sekolah. Banyak dewasa dengan IQ
ini masih mampu bekerja dan mempertahankan hubungan sosial yang
baik dan berguna untuk masyarakat.
F71 Retardasi mental sedang
IQ 3549 (pada dewasa, usia mental 6-9 tahun). Perkembangan
terlambat di masa kanak-kanak, tapi umumnya bisa mengurus diri
sendiri dengan komunikasi dan akademis yang memadai. Orang akan
memerlukan berbagai sokongan untuk hidup dan bekerja di
masyarakat.
F72 Retardasi mental berat
IQ 20-34 (pada dewasa, usia mental 3-6 tahun), cenderung
membutuhkan sokongan terus menerus.
F73 Retardasi mental sangat berat
IQ di bawah 20 (pada dewasa, usia mental di bawah 3 tahun).
Menyebabkan sulit merawat diri sendiri, buang air besar dan kecil,
komunikasi dan gerakan.
F78 Retardasi mental lain
F79 Retardasi mental tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

28

Blok F80-F89: Kelainan perkembangan psikologis


Dimulai pada masa bayi atau kanak-kanak, berhubungan dengan
pematangan sistem syaraf pusat, dan arah yang tetap tanpa remisi
atau relaps. Fungsi yang terganggu mencakup bahasa, keterampilan
visuo-spatial (penglihatan ruang), dan koordinasi gerak. Biasanya
kerusakan berkurang ketika bertumbuh, walau pun defisit ringan
sering ada pada usia dewasa.
F80 Kelainan perkembangan bicara dan bahasa
Pola normal berbahasa terganggu sejak awal perkembangan..
Sering sulit membaca dan mengeja, kelainan hubungan antar-pribadi,
serta kelainan emosi dan tingkah laku.
F80.0

Gangguan artikulasi (membuat kata) waktu bicara

Penggunaan artikulasi di bawah level yang sesuai untuk usia, tapi


keterampilan bahasa normal. Disebut juga dyslalia
F80.1

Gangguan bahasa ekspresif

Penggunaan ekspresi bahasa rendah, tapi pemahaman normal.


Bisa diikuti kelainan artikulasi. Disebut juga dysphasia atau aphasia
perkembangan jenis ekspresif
F80.2

Gangguan bahasa reseptif

Pemahaman bahasa rendah, diikuti gangguan bahasa ekspresi


dan artikulasi. Disebut juga dysphasia, aphasia perkembangan jenis
reseptif, aphasia Wernicke, dan tuli kata-kata
F80.3

Aphasia didapat dengan epilepsy [Landau-Kleffner]

Perkembangan bahasa mulanya normal, lalu kemampuan bahasa


reseptif dan ekspresif menghilang, dengan inteligensia umum baik.
Awalnya disertai oleh kelainan otak atau epilepsi. Onset biasanya
antara usia 3-7 tahun.
F80.8
ts

Kelainan perkembangan bicara dan bahasa lainnya

Lisping (susah mengeluarkan huruf s dan menggantinya dengan

F80.9

Kelainan perkembangan bicara dan bahasa, tidak

dijelaskan
F81 Kelainan perkembangan keterampilan sekolah
Kelainan dengan gangguan keterampilan sejak tingkat awal
perkembangan. Hal ini bukan karena kurangnya kesempatan belajar,
tidak semata-mata akibat retardasi mental, dan tidak akibat trauma
atau penyakit pada otak.

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

29

F81.0

Kelainan khusus membaca - dyslexia perkembangan

F81.1

Kelainan khusus mengeja

F81.2

Kelainan khusus keterampilan berhitung

F81.3

Kelainan keterampilan sekolah campuran

F81.8

Kelainan perkembangan keterampilan sekolah lainnya

F81.9

Kelainan perkembangan keterampilan sekolah, tidak

dijelaskan
F82 Kelainan perkembangan fungsi gerak
Kelainan
dengan
gambaran
utama
kegagalan
serius
perkembangan koordinasi motorik yang tidak bisa hanya dijelaskan
oleh retardasi intelektual umum atau kelainan neurologis baik
kongenital atau didapat.
F83 Kelainan perkembangan campuran
Kategori sisa yang berisi campuran gangguan perkembangan
spesifik bicara dan bahasa, keterampilan belajar, dan fungsi motoris,
tapi tidak ada yang lebih menonjol untuk diagnosa utama. Kategori ini
dipakai kalau gangguan fungsi memenuhi kriteria untuk dua atau lebih
dari F80, F81, dan F82.
F84 Kelainan perkembangan pervasif
Khas dengan kelainan interaksi sosial timbal-balik dan pola
komunikasi, dan oleh minat dan aktifitas yang terbatas, berbentuk
khas, dan berulang-ulang. Kelainan ini merupakan bentuk pervasif
fungsi seseorang dalam semua situasi.
F84.0

Autisma kanak-kanak

Ditentukan oleh adanya perkembangan abnormal sebelum usia


tiga tahun, dan ciri-ciri khas fungsi abnormal pada ketiga area
psikopatologi (interaksi sosial timbal-balik, komunikasi, dan tingkah
laku yang terbatas, khas dan berulang).
F84.1

Autisma tidak khas

Berbeda dari autisma kanak-kanak dalam usia onset atau tidak


terpenuhinya ketiga set kriteria diagnosa.
F84.2

Sindroma Rett

Pada anak perempuan, perkembangan awal normal lalu diikuti


penurunan kemampuan bicara, keterampilan gerakan dan penggunaan
tangan, bersama dengan perlambatan pertumbuhan kepala, biasanya
dengan onset antara usia 7-24 bulan.
F84.3

Kelainan disintegrasi kanak-kanak lainnya

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

30

Periode perkembangan yang normal sebelum onset kelainan,


diikuti oleh hilangnya keterampilan yang telah diperoleh dalam waktu
beberapa bulan saja.
F84.4

Kelainan overaktif sehubungan dengan retardasi mental

dan gerakan stereotype


Kategori ini melibatkan anak-anak dengan retardasi mental berat
(IQ <34) dengan masalah utama pada hiperaktifitas dan perhatian, di
samping tingkah laku stereotype.
F84.5

Sindroma Asperger

Interaksi sosial seperti autisma, minat dan aktifitas terbatas,


stereotype, dan berulang. Tidak terdapat retardasi perkembangan
bahasa atau kognitif. Kelainan ini sering berhubungan dengan gerakan
yang kacau.
F84.8

Kelainan perkembangan pervasif lainnya

F84.9

Kelainan perkembangan pervasif, tidak dijelaskan

F88 Gangguan perkembangan psikologis lainnya - agnosia


perkembangan
F89 Gangguan perkembangan psikologis yang tidak dijelaskan

Kelainan tingkah-laku dan emosi dengan onset


biasanya pada masa kanak-kanak dan remaja (F90-98)
F90 Kelainan hiperkinetik
Onset dini (biasanya balita), kurangnya usaha aktifitas kognitif,
suka berganti aktifitas tanpa penyelesaian, dan aktifitas tidak teratur
dan berlebihan.. Tidak memiliki rasa sungkan pada orang dewasa,
tidak disukai oleh anak lain dan mungkin tersisih. Terdapat kegagalan
fungsi kognitif umum, dan keterlambatan perkembangan motorik dan
bahasa.
F90.0

Kekacauan aktifitas dan perhatian

F90.1

Kelainan hiperkinetik disertai kelainan perangai

F90.8

Kelainan hiperkinetik lain

F90.9

Kelainan hiperkinetik, tidak dijelaskan

F91 Kelainan perangai (conduct disorders)


Pola kelakuan dissosial, agresif, atau bandel yang berulang dan
persisten, yang lebih berat daripada kenakalan anak-anak atau remaja,
berlangsung lama (enam bulan atau lebih). Contohnya berkelahi atau

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

31

menjajah (bullying) yang berlebihan, kasar pada orang lain atau


binatang, merusak harta benda, membakar, mencuri, berbohong, bolos
sekolah dan lari dari rumah, temper tantrum sangat sering dan berat,
dan tidak patuh. Satu saja dari tingkah laku ini, kalau menonjol, cukup
untuk menegakkan diagnosa.
F91.0

Kelainan perangai yang hanya di dalam keluarga

Agresif (juga melawan, bandel dan disruptif [menghambat


kegiatan]) yang hampir selalu terjadi di rumah dan dengan anggota
keluarga inti atau anggota di rumah tangga.
F91.1

Kelainan perangai tanpa sosialisasi

Khas dengan kombinasi tingkah laku dissosial atau agresif


dengan pervasif yang nyata dalam hubungannya dengan anak-anak
lain.
F91.2

Kelainan perangai sosialisasi

Mencakup tingkah laku dissosial atau agresif pada orang-orang


yang umumnya menyatu dengan baik dengan teman sebayanya.
F91.3

Kelainan bandel oposisional

Kelainan perangai khas dengan tingkah laku melawan, tidak


patuh atau disruptif tapi tidak melibatkan tindakan yang lebih ekstrim.
F91.8

Kelainan perangai lainnya

F91.9

Kelainan perangai, tidak dijelaskan

F92 Kelainan campuran perangai dan emosi


Kelompok kelainan yang khas dengan kombinasi tingkah laku
agresif, dissosial atau bandel, dengan gejala-gejala nyata depresi,
cemas atau gangguan emosi lain.
F92.0

Kelainan perangai depresif

Kombinasi kelainan perangai (F91.-) dengan depresi (F32.-),


kehilangan minat akan aktifitas, menyalahkan diri, dan putus asa. Bisa
terdapat gangguan tidur atau selera makan.
F92.8

Kelainan perangai dan emosi campuran lainnya

Kombinasi kelainan perangai (F91.-) dengan gejala emosi yang


persisten dan nyata seperti cemas, obsesi atau kompulsi,
depersonalisasi atau derealisasi, fobia, atau hipokondria.
F92.9

Kelainan perangai dan emosi campuran, tidak dijelaskan

F93 Kelainan emosi dengan onset pada masa kanak-kanak

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

32

Terutama pemberatan terhadap trend perkembangan normal,


bukan fenomena abnormal itu sendiri. Kesesuaian perkembangan
digunakan sebagai gambaran kunci dalam perbedaan kelainan emosi
ini dari kelainan neurosis (F40-F48).
F93.0

Kelainan cemas perpisahan pada anak

Didiagnosa kalau takut berpisah merupakan fokus kecemasan


dan kecemasan tersebut muncul pertama kali pada tahun-tahun awal
masa kanak-kanak.
F93.1

Kelainan cemas fobia pada anak

Ketakutan masa kanak-kanak yang menunjukkan kespesifikan


fase perkembangan dan terdapat pada sebagian besar anak, tapi
derajatnya abnormal.
F93.2

Kelainan cemas sosial anak

Disini terdapat kekhawatiran akan orang asing dan keengganan


sosial, atau cemas kalau bertemu dengan situasi yang baru, asing, atau
secara sosial mengancam. Misalnya kelainan hindaran masa kanakkanak dan remaja
F93.3

Kelainan persaingan pada saudara

Kekacauan emosi yang biasanya mengikuti kelahiran adik


diperlihatkan oleh sebagian besar anak yang masih kecil. Disebut juga
Sibling jealousy
F93.8
F93.9

Kelainan emosi kanak-kanak lainnya


Kelainan perangai dan emosi campuran, tidak dijelaskan

F94 Kelainan fungsi sosial yang dimulai di masa kanak-kanak


atau remaja
Merupakan kelompok yang memiliki kelainan fungsi sosial sama
yang dimulai sewaktu perkembangan, tapi tidak melibatkan semua
area fungsi sosial. Distorsi lingkungan yang serius mungkin
memainkan peranan penting dalam etiologi sebagian besar kasus.

F94.0

Mutisme elektif

Keadaan bisu elektif ini khas dengan selektifnya kemampuan


bicara yang ditentukan oleh emosi, misalnya anak mampu berbicara
pada satu situasi namun tidak bisa bicara pada situasi (tertentu)
lainnya.
F94.1

Kelainan tambahan bersifat reaktif pada anak

Dimulai pada usia balita dan khas dengan kelainan persisten


hubungan sosial.
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

33

F94.2

Kelainan tambahan anak-anak bersifat disinhibisi (tanpa

hambatan)
Merupakan pola fungsi sosial abnormal yang muncul pada usia
balita dan cenderung bertahan walau pun keadaan lingkungan telah
berubah.
F94.8

Kelainan fungsi sosial masa kanak-kanak lainnya

F94.9

Kelainan fungsi sosial masa kanak-kanak, tidak

dijelaskan
F95 Kelainan Tic
Manifestasi utama suatu bentuk tic, yaitu gerakan motor yang
tidak berirama atau suara tiba-tiba dan tanpa tujuan. Tic motorik
umum sederhana hanya melibatkan pengedipan mata, getaran leher,
mengangkat bahu, dan mengerutkan wajah. Tic vokalis umum
sederhana mencakup pembersihan tenggorok, menghardik, membaubau, dan mendesis.
F95.0

Kelainan tic sementara

Tic berlangsung kurang dari 12 bulan. biasanya berbentuk


kedipan mata, kerutan wajah, dan getaran kepala.
F95.1

Kelainan tic motor atau vocal kronis

Berupa tic motorik atau vokal tapi tidak keduanya, yang masingmasing bisa tunggal atau ganda, dan berlangsung lebih dari satu
tahun.
F95.2

Kelainan tic motor atau vocal gabungan [de la Tourette]

Suatu bentuk kelainan tic dengan satu atau lebih tic vokal, yang
tidak harus muncul bersamaan. Biasanya makin berat selama remaja
dan cenderung menetap di usia dewasa. Tic vokal sering muncul ganda
dengan vokalisasi berulang yang meledak-ledak, pembersihan
tenggorokan, dan menyumpah, dan bisa dengan penggunaan kata-kata
atau ungkapan cabul. Bisa terdapat echopraxia dengan gerakan
badan yang bisa saja bersifat cabul (copropraxia)
F95.8

Kelainan tic lainnya

F95.9

Kelainan tic, tidak dijelaskan

F98 Kelainan tingkah laku dan emosi lain dengan awalnya anak
atau remaja
Kelompok kelainan heterogen yang memiliki onset di masa kanakkanak. Beberapa dari keadaan ini mewakili sindroma yang sudah jelas,
namun pada yang lain tidak lebih daripada kompleks gejala yang perlu

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

34

dimasukkan karena keseringannya dan hubungannya dengan masalah


psikososial, dan karena tidak bisa dimasukkan ke dalam sindroma lain.
F98.0

Enuresis non-organik

Khas dengan kencing di luar kesadaran baik siang atau malam,


tidak sesuai dengan usia mentalnya, dan tidak karena kurangnya
kontrol bladder akibat kelainan neurologis, serangan epilepsi, atau
kelainan struktur saluran kencing.
F98.1

Enkopresis nonorganis

Berak berulang baik sadar atau tidak, dengan kepadatan normal


atau mendekati normal, pada tempat yang tidak sesuai dengan setting
sosiokultural.
F98.2
kecil.

Feeding disorder of infancy and childhood

Kelainan pemberian makanan pada masa bayi atau kanak-kanak

F98.3

Pica pada bayi dan anak

Memakan zat-zat bukan makanan (seperti tanah, cat, pecahan


kayu, dsb.) secara persisten. Ini bisa merupakan bagian dari kelainan
psikiatrik yang lebih luas (misalnya autisma), atau tingkah laku
psikopatologis terpisah seperti pada klasifikasi ini.
F98.4

Kelainan gerakan stereotypical

Gerakan sadar, berulang, stereotype, tanpa fungsi (dan sering


berirama) yang bukan bagian dari keadaan psikiatrik atau neurologis
yang dikenal. Gerakan yang tidak membahayakan diri sendiri antara
lain body-rocking, head rocking, mencabut rambut, memutar
rambut, finger-flicking, dan hand-flapping.
F98.5

Stuttering [stammering] - gagap

Bicara khas dengan pengulangan atau pemanjangan suara suku


kata atau kata, atau oleh seringnya keraguan atau penghentian yang
mengganggu alur irama bicara.
F98.6

Cluttering
Bicara yang cepat dengan gangguan kelancaran, tapi tidak
disertai pengulangan atau keraguan, yang beratnya sampai
menyebabkan pembicaraan tidak bisa dimengerti. Bicara sering salah
dan tidak berirama, dengan getaran-getaran cepat yang biasanya
menunjukkan pola kalimat yang tidak benar.
F98.8

Kelainan emosi dan tingkah laku dengan onset kanak-

kanak dan remaja


F98.9

Kelainan emosi dan tingkah laku dengan onset kanak-

kanak dan remaja

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

35

Kelainan tingkah laku dan emosional yang tidak dijelaskan,


dengan onset biasanya di masa kanak-kanak dan remaja

Kelainan mental yang tidak dijelaskan (F99)


F99 Kelainan mental, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

36

HAL-HAL PENTING PADA BAB INI


Kategori berkisar dari F00-F99.
Dari 100 kategori yang tersedia, 78 kategori telah berisi.
Bab ini terdiri atas 11 blok.
Terdapat dua kategori asterisk, yang berhubungan dengan dementia
(1) pada penyakit Alzheimer dan (2) pada penyakit lain
yang klasifikasinya di bagian lain.
Setiap kategori didahului oleh uraian komprehensif kelainan yang
ada di dalamnya
Terdapat penekanan pada kelainan tingkah laku di samping kelainan
jiwa
Blok F00-F09 mencakup kelainan jiwa organik. Maksudnya, kelainan
ini disebabkan oleh penyebab fisik (misalnya dementia pada
penyakit Alzheimer).
Blok F10-F19 mencakup kelainan akibat penggunaan zat psikoaktif
dan zat lainnya. Karakter ketiga menunjukkan zat tersebut,
dan karakter keempat menunjukkan keadaan klinisnya.
Contoh:
F12.2

pada

Menunjukkan bahwa
zat yang terlibat adalah

Menunjukkan bahwa pasien


secara klinis tergantung

suatu cannabinoid

obat tersebut

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

37

LATIHAN
a.

1.

Trichotillomania

b.

2.

Impotensia psikogenik - Psychogenic impotence

c.

3.

Psikosis Korsakof - Korsakov's psychosis

d.

4.
Penyakit Akzheimer dengan dementia, 72 tahun. Alzheimer's
disease with dementia, 72 years old

e.

5.
with dementia

f.

6.
Dyslexia, dikenali oleh guru di sekolah Dyslexia, identified by
school teacher (grade 3)

g.

7.
Flashback dan episode tingkah laku aneh setelah penggunaan
LSD, digunakan terakhir 25 tahun yll.

h.

8.

Penyakit Huntington dengan dementia - Huntington's disease

Serangan panik - Panic attack

i.

9.
Kelainan bipolar, depresi berat tapi tidak psikotik - Bipolar
disorder, severely depressed but not psychotic

j.

10.

k. 11.

Skizofrenia paranoid - Paranoid schizophrenia


Keadaan cemas - Anxiety state

12. Dementia (tanpa sebab organik) pada penderita HIV - Dementia (without organic
cause) in HIV patient
13. Episode hipomania - Hypomanic episode
14. Dysthymia Dysthymia
15. Retardasi mental, dengan bentuk-bentuk autisma - Mental retardation, with
autistic features
16. Reaksi stress akut - Acute stress reaction
17. Ketergantungan pada heroin - Heroin dependence
18. Delirium akut akibat alkohol - Acute alcoholic delirium
19. Waham paranoid - Paranoid delusions
20. Syncope psikogenik - Psychogenic syncope

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

38

Jawaban Latihan Bab V

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

39

1.

Trichotillomania

Lihat trichotillomania pada Index (Volume 3, halaman


541).
Trichotillomania ->F63.3
2.

Psychogenic impotence

Lihat impotence pada Index (Volume 3, halaman


287).
Impotence(sexual)(psychogenic) -> F52.2
3.

Korsakov's psychosis
Lihat psychosis pada Index (Volume 3, halaman 464).
Psychosis
-Korsakov's(alcoholic) F10.6

Halaman 323 Daftar Tabulasi untuk F10, berisi


catatan yang menyuruh perhatikan hal. 321-323 untuk
subdivisi karakter ke-4t. Kita harus memastikan bahwa .
6 adalah kode yang tepat. Catatan pada ..6 (Vol. 1, hal.
322) menunjukkan bahwa psikosis Korsakov ada disana.
Jadi kode yang tepat adalah F10.6.
4.
Alzheimer's disease with dementia, first identified
at age 72 years old
Lihat Alzheimer's disease pada Index (Volume 3,
halaman 39).
Alzheimer's disease or sclerosis
-dementia in G30.9 F00.9*
Kategori F00 di hal. 312-313 Daftar Tabulasi
menunjukkan bahwa F00.1 berarti awal penyakit di usia
lanjut (di atas 65 tahun). Usia awal penyakit pasien ini
72 tahun, jadi hendaknya digunakan F00.1*. Disini
terlihat kode yang digunakan bersama F00.1. Jadi
kodenya adalah G30.1 and F00.1*

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

40

5.

Huntington's disease with dementia

Lihat Huntington's disease or chorea pada Index


(Volume 3, halaman 270).
Huntington's disease or chorea
- with dementia -> G10 F02.2*
6.

Dyslexia - identified by school teacher (grade 3)


Lihat dyslexia pada Index (Volume 3, halaman 193)
Dyslexia
-developmental

F81.0

Kode perkembangan digunakan karena dyslexia


dikenali oleh gurunya, sehingga bisa dianggap terjadi
pada masa perkembangan kanak-kanak.
7.
Flashbacks and episodes of bizarre behaviour
secondary to use of the drug LSD (lysergic acid
diethylamide), last used 25 years ago.
Pastikan LSD itu zat apa pada Table of Drugs and
Chemicals (Section III) di Index (Hal. 693). Tabel ini
mengirim kita ke Daftar Tabulasi (Volume 1, hal. 972),
dan terlihat bahwa LSD adalah zat halusinogen.
Lihat Flashbacks pada Index, halaman 232.
Flashbacks (residual to alcohol or drug use) - code
to F10 - F19 with a fourth character of .7

F10-F19 pada Daftar Tabulasi (Vol. 1) memiliki kode


untuk Mental and behavioural disorders due to the use
of hallucinogens, F16. Catatan pada F16 menyuruh lihat
hal. 321-323 untuk subdivisi karakter ke-4. Index
menunjukkan bahwa untuk flashbacks kita harus
menggunakan .7. Rujuk .7 untuk memastikan apakah
ia angka yang tepat. Flashback dimasukkan pada
deskripsi untuk penggunaan karakter keempat ini. Kode
yang benar jadinya adalah F16.7.
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

41

Pada pengkodean ganda, tentukan jenis obat pada


Table of drugs and chemicals, halaman 693. Kita
memerlukan kode dari Chapter XX pada kolom 4, niat
tidak jelas, Y12.9, dengan kode aktifitas 9, memberi kita
Y12.99. Alasan memilih niat tidak jelas adalah bahwa
kita tidak tahu apakah pasien menggunakan LSD
dengan sengaja, dipaksa, atau akibat kecelakaan. Kita
tidak bisa membuat dugaan tentang apa yang telah
terjadi.
8.

Panic attack
Lihat Panic pada Index, (Volume 3, halaman 425).
Panic(attack)(state) -> F41.0

9.
Bipolar affective disorder, currently severely
depressed but not psychotic
Lihat disorder pada Index (Volume 3, halaman 174).
Disorder
-bipolar F31.9
Rujuk hal. 335 Daftar Tabulasi untuk F31.9,
kelainan afektif bipolar yang tidak spesifik. Kelainan
bipolar dan kelainan afektif bipolar itu sama. Perhatikan
kategori F31 untuk melihat apakah ada kode yang lebih
spesifik karena pasien ini sangat depresi tapi tidak
psikosis.. Kode yang benar adalah F31.4.
10. Paranoid schizophrenia;
(Volume 3, halaman 487).

Lihat schizophrenia pada Index

Schizophrenia
-paranoid (type) -> F20.0
11. Anxiety state; Lihat anxiety pada Index (Volume 3,
halaman 54).
Anxiety
-state -> F41.1

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

42

12. Dementia (without organic cause) in HIV patient


Lihat Dementia pada Index (Volume 3, halaman 149).
Dementia
-in (due to)
- - human immunodeficiency virus (HIV) disease ->
B22.0 F02.4*
13. Hypomanic episode
Lihat hypomania pada Index (Volume 3, halaman
280).
Hypomania, hypomanic reaction -> F30.0
14. Dysthymia
Lihat Dysthymia pada Index (Volume 3, halaman
194).
Dysthymia -> F34.1
15. Mental retardation with autistic features
Lihat retardation pada Index (Volume 3, halaman
476).
Retardation
- mental
- - with autistic features -> F84.1
16. Acute stress reaction - Lihat reaction pada Index
(Volume 3, halaman 473).
Reaction
- stress
- - acute -> F43.0
17. Heroin dependence - Lihat dependence pada Index
(Volume 3, halaman 150).
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

43

Dependence
- due to
- - heroin -> F11.2
18. Acute alcohol delirium - Lihat delirium pada Index
(Volume 3, halaman 144).
Delirium
- alcohol(acute) -> F10.4
19. Paranoid delusions - Lihat delusions pada Index
(Volume 3, halaman 149).
Delusions - see Disorder, delusional.
Disorder
- delusional -> F22.0
20. Psychogenic syncope - Lihat syncope pada Index
(Volume 3, halaman 518).
Syncope
- psychogenic -> F48.8

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

44

Latihan Tambahan:

Wanita, 47 tahun, admisi dengan depresi cemas


(anxiety depression). Selama admisi, dia mendapat
serangan panik yang berhubungan dengan depresinya.
Ia dipulangkan setelah satu minggu untuk follow up
kemudian di klinik. Diagnosis?
______________________________________________________
Seorang pasien admisi untuk psikoterapi kelompok.
Diagnosis adalah kelainan kepribadian ringan
(borderline personality disorder). Masalah yang juga
ada adalah gemuk yang tidak sehat. Diagnosis?
______________________________________________________
Laki-laki 84 tahun dengan penyakit Parkinson admisi
dengan depresi berulang dan kelainan afektif bipolar.
Ia memperoleh satu kali terapi kejang listrik.
Diagnosis?
______________________________________________________
Laki-laki 40 tahun admisi dengan eksaserbasi akut
pada skizofrenia kronisnya. Ini terjadi karena ia tidak
mematuhi pengobatan yang diberikan. Kondisi lain
termasuk riwayat melanoma di tumit kanannya.
Diagnosis?
______________________________________________________
Perempuan 9 tahun admisi untuk pemeriksaan tingkah
laku yang salah. Ibunya melaporkan bahwa ia bersikap
kasar dan bandel pada siapa pun dam umumnya tidak
terkontrol. Setelah pemeriksaan psikiatri ia
didiagnosis dengan kelainan bandel oposisi
(oppositional defiance disorder) dengan berkurangnya
perhatian dan dengan hiperaktifitas. Diagnosis?
______________________________________________________

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

45

Perempuan 32 tahun datang setelah overdosis heroin


(usaha bunuh diri) melalui transfer dari fasilitas lain.
Terdapat bukti penggunaan narkotika sebelumnya
(penyalahgunaan obat). Ia memiliki perasaan depresi
tapi tidak bersifat ingin bunuh diri. Ia tidak
menggunakan heroin selama 12 bulan sebelumnya dan
hanya menggunakannya dua kali sebelum masa
tersebut. Diagnosis final adalah kelainan dysthymia
(dysthymic disorder). Diagnosis?
______________________________________________________
Seorang laki-laki alkoholik berusia 54 tahun dibawa ke
bagian Emergency setelah berkelahi di jalan.
Kepalanya luka akibat botol pecah. Pada pemeriksaan
ia sangat mabuk dan memaki anggota staf dengan
keras. Sambil menjahit lukanya, terlihat kepalanya
berkutu dan ini mulai diobati. Ia dipulangkan dalam
keadaan relatif sadar pagi harinya. Diagnosis?
______________________________________________________

This chapter deals with mental and behavioural


disorders of all origins.
IMPORTANT POINTS FOR THIS CHAPTER
Categories range from F00 to F99.
Of the 100 available categories, 78 have been allocated.
The chapter is divided into 11 blocks.
There are 2 asterisk categories, relating to dementia in
Alzheimers disease and in other diseases classified
elsewhere.
Each category is prefaced by a comprehensive
description of the disorders included therein.
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

46

There is emphasis on behavioural disorders as well as


mental disorders.
Block F00-F09 covers organic mental disorder. That is,
those disorders resulting from a physical cause(e.g.
dementia in Alzheimers disease).
Block F10-F19 covers disorders due to the use of
psychoactive or other substances. The third character
indicates the substance involved and the fourth
character indicates the clinical state.
Example:
F12.2

patient is
dependent on

Indicates that

Indicates that the

the substance

clinically

involved is

the drug

a cannabinoid

CODING EXERCISES
1.

Trichotillomania

2.

Psychogenic impotence

3.

Korsakov's psychosis

4.

Alzheimer's disease with dementia, 72 years old

5.

Huntington's disease with dementia

6.

Dyslexia - identified by school teacher (grade 3)

7. Flashbacks and episodes of bizarre behaviour akibat


penggunaan obat LSD (lysergic acid diethylamide),
terakhir digunakan 25 tahun yll.
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

47

8.

Panic attack

9.
Bipolar disorder, severely depressed but not
psychotic
10. Paranoid schizophrenia
11. Anxiety state
12. Dementia (without organic cause) in HIV patient
13. Hypomanic episode
14. Dysthymia
15. Mental retardation, with autistic features
16. Acute stress reaction
17. Heroin dependence
18. Acute alcoholic delirium
19. Paranoid delusions
20. Psychogenic syncope

1.Trichotillomania
Look up trichotillomania in the Index (Volume 3, page
541).
Trichotillomania ->F63.3

2.Psychogenic impotence
Look up impotence in the Index (Volume 3, page 287).
Impotence(sexual)(psychogenic) -> F52.2

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

48

3.Korsakov's psychosis
Look up psychosis in the Index (Volume 3, page 464).
Psychosis
-Korsakov's(alcoholic) F10.6
If you refer to page 323 of the Tabular List for F10, you
will see a note telling you to look at pages 321-323 for
a fourth character subdivision. However when we have
already been given a fourth character by the Index. We
should still confirm that the .6 is the correct code to
use. By reading the notes under .6 (Volume 1, page
322) we can see Korsakov's psychosis listed there.
Therefore the correct code is F10.6.

4.Alzheimer's disease with dementia, first identified at


age 72 years old
Look up Alzheimer's disease in the Index (Volume 3,
page 39).
Alzheimer's disease or sclerosis
-dementia in G30.9 F00.9*
If you refer to the F00 category on page 312-313 of the
Tabular List you will note that F00.1 refers to late onset
(meaning people over 65 years old). The age at onset
for this patient was 72 years, so we should use the
F00.1* code. In parentheses after the code is the
asterisk code that is to be used with F00.1. Therefore
our two codes will be G30.1 and F00.1*

5.Huntington's disease with dementia


Look up Huntington's disease or chorea in the Index
(Volume 3, page 270).
Huntington's disease or chorea

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

49

- with dementia -> G10 F02.2*

6.Dyslexia - identified by school teacher (grade 3)


Look up dyslexia in the Index (Volume 3, page 193)
Dyslexia
-developmentalF81.0
We use the developmental code because the dyslexia
has been identified by the school teacher, therefore can
be considered to have occurred during childhood
development.

7.Flashbacks and episodes of bizarre behaviour


secondary to use of the drug LSD (lysergic acid
diethylamide), last used 25 years ago.
Firstly we need to determine what type of substance the
LSD is. We can find LSD in the Table of Drugs and
Chemicals (Section III) of the Index (Volume 3, page
693). The table sends us to T40 in the Tabular List
(Volume 1, page 972). We can see from the codes listed
that LSD is an hallucinogen.
Look up Flashbacks in the Index, page 232.
Flashbacks (residual to alcohol or drug use) - code to
F10 - F19 with a fourth character of .7

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

50

If we refer to the F10-F19 section in the Tabular List


(Volume 1) we will find a code that refers to Mental and
behavioural disorders due to the use of hallucinogens,
F16. A note under F16 states to look at pages 321-323
for fourth character subdivisions. However the Index
has already indicated that for flashbacks we should
use .7 as our fourth character. We should refer to .7 to
determine if it is the correct character to use.
Flashbacks are included in the description for use of
this fourth digit. The correct code to use is therefore
F16.7.
If you are multiple coding, then you should identify the
type of drug using the Table of drugs and chemicals,
page 693. We need a code from Chapter XX which is
listed in column 4, undetermined intent, Y12.9, with an
activity code of 9, giving us Y12.99. The reason for
selecting undetermined intent is that we are not told
whether the patient deliberately took the LSD, if it was
forcibly ingested or if it was an accident. We cannot
make any assumptions about what happened.

8.Panic attack
Look up Panic in the Index, (Volume 3, page 425).
Panic(attack)(state) -> F41.0

9.Bipolar affective disorder, currently severely


depressed but not psychotic
Look up disorder in the Index (Volume 3, page 174).
Disorder
-bipolar F31.9

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

51

Refer to page 335 of the Tabular List (Volume 1) for


F31.9. F31.9 is unspecified bipolar affective disorder.
We now know that bipolar disorder and bipolar
affective disorder are the same. Therefore we can look
in the F31 category to see if we can find a more specific
code as we has been told that this person is severely
depressed but not psychotic. The correct code is F31.4.

10.Paranoid schizophrenia
Look up schizophrenia in the Index (Volume 3, page
487).
Schizophrenia
-paranoid (type) -> F20.0

11.Anxiety state
Look up anxiety in the Index (Volume 3, page 54).
Anxiety
-state -> F41.1

12.Dementia (without organic cause) in HIV patient


Look up Dementia in the Index (Volume 3, page 149).
Dementia
-in (due to)
- - human immunodeficiency virus (HIV) disease ->
B22.0 F02.4*

13.Hypomanic episode
Look up hypomania in the Index (Volume 3, page 280).
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

52

Hypomania, hypomanic reaction -> F30.0

14.Dysthymia
Look up Dysthymia in the Index (Volume 3, page 194).
Dysthymia -> F34.1

15.Mental retardation with autistic features


Look up retardation in the Index (Volume 3, page 476).
Retardation
- mental
- - with autistic features -> F84.1

16.Acute stress reaction


Look up reaction in the Index (Volume 3, page 473).
Reaction
- stress
- - acute -> F43.0

17.Heroin dependence
Look up dependence in the Index (Volume 3, page 150).
Dependence
- due to
- - heroin -> F11.2

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

53

18.Acute alcohol delirium


Look up delirium in the Index (Volume 3, page 144).
Delirium
- alcohol(acute) -> F10.4

19.Paranoid delusions
Look up delusions in the Index (Volume 3, page 149).
Delusions - see Disorder, delusional.
Disorder
- delusional -> F22.0

20.Psychogenic syncope
Look up syncope in the Index (Volume 3, page 518).
Syncope
- psychogenic -> F48.8

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

54

CHAPTER VI. PENYAKIT-PENYAKIT


SISTEM PERSYARAFAN (G00-G99)
Kondisis tertentu yang bisa diklasifikasikan pada bab ini
bisa disebabkan oleh efek obat atau penyebab eksternal.
Kode dari Bab XX bisa digunakan sebagai kode tambahan.
Blok-blok di dalam Bab ini adalah:
G00-G09
Penyakit peradangan CNS
G10-G13
Atrofi sistemik yang terutama mengganggu CNS
G20-G26
Kelainan extrapyramid dan gerakan
G30-G32
Penyakit degeneratif lain sistem syaraf
G35-G37
Penyakit-penyakit demielinasi CNS
G40-G47
Kelainan bersifat episode dan paroxysmal
G50-G59
Kelainan syaraf, urat syaraf, dan pleksus
G60-G64
Polineuropati dan kelainan lain sistem syaraf perifer
G70-G73
Penyakit-penyakit myoneural junction dan otot
G80-G83
Kelumpuhan otak dan sindroma kelumpuhan lainnya
G90-G99
Kelainan lain sistem syaraf
Kategori asterisk untuk Bab ini adalah sbb.:
G01*
Meningitis pada penyakit bakteri c.e.
G02*
Meningitis pada penyakit infeksi dan parasit lain c.e.
G05*
Encephalitis, myelitis dan encephalomyelitis pada
penyakit c.e.
G07*
Abses dan granuloma intrakranial dan intraspinal
pada penyakit y c.e.
G13*
Atrofi sistemik yang terutama ,mengganggu CNS
pada penyakit c.e.
G22*
Parkinsonism pada peny. c.e.
G26*
Kelainan extrapyramid dan gerakan pada penyakit
c.e.
G32*
Kelainan degeneratif lain sistem syaraf pada penyakit
c.e.
G46*
Sindroma otak vaskuler pada CVD (cerebrovascular
diseases)
G53*
Kelainan syaraf otak (nervus craniales) pada penyakit
c.e.
G55*
Penekanan akar syaraf dan pleksus pada penyakit c.e.
G59*
Mononeuropati pada peny. c.e.
G63*
Polyneuropati pada peny. c.e.
G73*
Kelainan myoneural junction dan otot pada penyakit
c.e.
G94*
Kelainan otak lainnya pada penyakit c.e.
G99*
Kelainan sistem syaraf lainnya pada penyakit c.e.

(c.e. = classified elsewhere; yang klasifikasinya di tempat


lain).

Penyakit-penyakit peradangan sistem syaraf pusat


(G00-G09)
G00 Meningitis bakteri, not elsewhere classified
Termasuk: bacterial: arachnoiditis, leptomeningitis, meningitis,
pachymeningitis
Kecuali: bacterial:: meningoencephalitis (G04.2), meningomyelitis
(G04.2)
G00.0 Meningitis haemophilus
Meningitis akibat Haemophilus influenzae
G00.1 Meningitis pneumokokus
G00.2

Meningitis streptokokus

G00.3

Meningitis stafilokokus

G00.8

Meningitis bakteri lain

Meningitis akibat Escherichia koli, basil Friedlnder, Klebsiella


G00.9 Meningitis bakteri, tak dijelaskan
Meningitis: purulenta NOS, piogenik NOS, supuratif NOS
G01* Meningitis pada penyakit bakteri c.e.
Meningitis (pada):
demam tifus (A01.0), infeksi salmonella (A02.2), tuberkulosa
(A17.0)
anthrax (A22.8), leptospirosis (A27.- ), listeria (A32.1),
meningococcus (A39.0)
sifilis: kongenital (A50.4), sekunder (A51.4)
neurosifilis (A52.1), gonokokus (A54.8), penyakit Lyme
(A69.2)
Kecuali: meningoensefalitis dan meningomielitis pada penyakit bakteri
c.e. (G05.0*)
G02* Meningitis pada penyakit infeksi dan parasit lain, c.e.
Kecuali: meningoensefalitis/meningomielitis pada penyakit infeksi dan
parasit c.e. (G05.1-G05.2*)
G02.0* Meningitis pada penyakit virus c. e.
Meningitis (akibat):
enterovirus (A87.0), adenovirus (A87.1), herpesvirus
[herpes simplex] (B00.3),
varicella [chickenpox] (B01.0), zoster (B02.1), measles
(B05.1),
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

rubella (B06.0), mumps (B26.1), mononukleosis infesiosa


(B27.- )
G02.1* Meningitis pada mikosis
Meningitis (pada):
kandida (B37.5), koksidioidomikosis (B38.4), kriptokokus
(B45.1)
G02.8* Meningitis pada penyakit infeksi dan parasit lain, c.e.
Meningitis akibat: tripanosomiasis Afrika (B56.-), penyakit
Chagas (kronis) (B57.4)
G03 Meningitis akibat penyebab lain dan penyebab yang tidak
dijelaskan
Termasuk: arachnoiditis, leptomeningitis, meningitis dan
pachymeningitis,
akibat penyebab lain dan penyebab yang tidak dijelaskan
Kecuali: meningoensefalitis (G04.-), meningomyelitis (G04.-)
G03.0 Meningitis nonpyogenik
Meningitis nonbakteri
G03.1 Meningitis kronis
G03.2

Meningitis berulang jinak [Mollaret]

G03.8

Meningitis akibat penyebab lain yang dijelaskan

G03.9

Meningitis, tidak dijelaskan

Arachnoiditis (spinal) NOS


G04 Ensefalitis, myelitis dan ensefalomyelitis
Termasuk: myelitis asendens akut, meningoensefalitis,
meningomyelitis
Kecuali: ensefalopati: alkoholik (G31.2), toksik (G92), NOS (G93.4)
mielitis transversa akut (G37.3), mielitis nekrotikans subakut
(G37.4)
multiple sclerosis (G35), ensefalomielitis mialgika jinak
(G93.3)
G04.0 Ensefalitis disseminata akut
Ensefalitis dan ensefalomielitis pasca-immunisasi
Gunakan kode eksternal Bab XX untuk identifikasi vaksin
G04.1 Paraplegia spastik tropis
G04.2

Meningoensefalitis dan meningomielitis bakteri, NEC

G04.8

Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis lainnya

Ensefalitis dan ensefalomielitis pasca-infeksi NOS


G04.9 Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis, tidak
dijelaskan
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

Ventrikulitis (serebri) NOS


G05* Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis pada penyakit c. e.
Termasuk
Meningoensefalitis dan meningomielitis pada penyakit c.e.
G05.0* Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis pada penyakit
bakteri c.e.
Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis (pada):
TB (A17.8), listeria (A32.1), meningococcus (A39.8),
sifilis kongenital (A50.4), sifilis lanjut (A52.1)
G05.1* Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis pada penyakit
virus c.e.
Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis (pada):
enterovirus (A85.0), adenovirus (A85.1),
herpesvirus [herpes simplex] (B00.4), postchickenpox
(B01.1),
zoster (B02.0), measles (B05.0), rubella (B06.0),
cytomegalovirus (B25.8), mumps (B26.2), influenza (J09,
J10.8, J11.8)
G05.2* Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis pada penyakit
infeksi dan parasit lain, c.e.
Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis (pada):
tripanosomiasis afrika (B56.-), penyakit Chagas (kronis)
(B57.4),
toxoplasmosis (B58.2), naegleriasis (B60.2)
Meningoensefalitis eosinophilia (B83.2)
G05.8* Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis pada penyakit
lain c.e.
Encephalitis pada systemic lupus erythematosus (M32.1)
G06 Abses dan granuloma intrakranium dan intraspinal
G06.0 Abses dan granuloma intrakranium
Abses (embolik)(dari): otak [bagian mana pun], serebellum,
serebrum, otogenik
Abses atau granuloma intrakranium: epidura, extradura, subdura
G06.1 Abses dan granuloma intraspinal
Abses (embolik) dari medulla spinalis [bagian mana pun]
Abses atau granuloma intraspinal: epidura, extradura, subdura
G06.2 Abses ekstradura dan subdura, tidak dijelaskan
G07*
Abses dan granuloma intrakranium dan intraspinal pada
penyakit c.e.
Abses otak: amoebik (A06.6), gonokokus (A54.8), TB (A17.8)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

Granuloma skistosomiasis di otak (B65.-)


Tuberkuloma: otak (A17.8), meninges (A17.1)
G08 Phlebitis dan thrombophlebitis intrakranium dan
intraspinal
Embolisme, endoflebitis, flebitis, thromboflebitis, atau thrombosis
dengan sepsis
pada sinus venosa dan vena-vena intrakranium atau
intraspinal
Kecuali: flebitis dan thromboflebitis intrakranium:
sebagai komplikasi: abortus atau hamil ektopik atau mola
(O00-O07, O08.7);
hamil, melahirkan dan nifas (O22.5, O87.3)
yang asalnya nonpyogenik (I67.6)
flebitis dan thromboflebitis intraspinal nonpyogenik (G95.1)
G09 Sequelae penyakit peradangan sistem syaraf pusat (SSP)
Kategori ini digunakan untuk kondisi yang klasifikasi utamanya
pada G00-G08 (kecuali yang memiliki asterisk [*]) sebagai penyebab
dari sekuel yang bisa diklasifikasikan di tempat lain. Sekuel adalah
kondisi yang dinyatakan sebagai sekuel, atau efek jangka panjang, atau
yang terdapat satu tahun atau lebih setelah onset kondisi penyebab.
Kode ini tidak digunakan untuk kondisi utama kalau sifat kondisi
sisa tercatat. Ketika mengkode kondisi sisa, G09 bisa digunakan
sebagai kode tambahan. Perhatikan bahwa sekuel dari kategori G01*,
G02*, G05* dan G07* jangan dikode pada G09, tapi pada kategori yang
tersedia untuk sekuel kondisi yang mendasarinya, misalnya B90-B94.
Kalau tidak terdapat kategori sekuel untuk kondisi dasar, yang dikode
adalah kondisi dasar itu sendiri.
Contoh:
Kondisi utama:
Tuli akibat meningitis TB
Spesialis:
Klinik bicara dan pendengaran
Kode:
Gangguan pendengaran yang tidak dijelaskan (H91.9) sebagai
kondisi utama. B90.0 (sekuel TB sistem syaraf pusat) bisa
digunakan sebagai kode tambahan.
KU:
Epilepsi akibat abses otak
Spesialis:
Neurologi
Kode:
Epilepsi yang tidak dijelaskan (G40.9) sebagai kondisi utama.
G09 (sekuel penyakit peradangan sistem syaraf pusat) bisa
digunakan sebagai kode tambahan.
KU:

Retardasi mental ringan menyusul ensefalitis pascaimmunisasi


Spesialis:
Psikiatri

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

Kode:

Retardasi mental ringan (F70.9) sebagai kondisi utama. G09


bisa digunakan untuk kode tambahan.

Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP (G10G13)


G10 Penyakit Huntington
Khorea Huntington, khorea herediter progresif
[chorea = gerakan cepat yang tampaknya teratur tapi di luar
kesadaran]
G11 Ataxia herediter
[ataxia = kegagalan koordinasi otot, tidak teraturnya kerja otot]
Kecuali: kelainan metabolik (E70-E90),
neuropati herediter dan idiopatik (G60.-), cerebral palsy
(G80.-),
G11.0 Ataxia nonprogresif kongenital
G11.1

Ataxia serebellum onset-dini

Note: onset biasanya sebelum usia 20 th


Ataxia serebellum onset-dini dengan tremor esensial, mioklonus
(ataxia Hunt), dan refleks tendon masih baik
Ataxia Friedrich (autosom resesif), ataxia spinoserebellum resesif
X-linked
G11.2 Ataxia serebellum onset-lanjut
Note: onset biasanya setelah usia 20 th
G11.3 Ataxia serebellum dengan DNA yang diperbaiki dengan
tidak sempurna
Ataxia telangiectasia (Louis-Bar)
Kecuali: sindroma Cockayne (Q87.1), xeroderma pigmentosum
(Q82.1)
G11.4 Paraplegia spastik herediter
G11.8

Ataxia herediter lain

G11.9

Ataxia herediter, tidak dijelaskan

Ataxia NOS, degenerasi, penyakit, atau sindroma serebellum


herediter
G12 Atrofi otot spinalis dan sindroma terkait
G12.0 Atrofi otot spinalis infantil, type I [Werdnig-Hoffman]
G12.1

Atrofi otot spinalis keturunan lainnya

Progressive bulbar palsy kanak-kanak [Fazio-Londe]

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

Atrofi otot spinalis: bentuk dewasa, bentuk remaja type III


[Kugelberg-Welander] , bentuk kanak-kanak type II, bentuk
skapuloperoneus, distal
G12.2 Penyakit neuron motoris
Penyakit neuron motoris familial, amyotrophic lateral sclerosis,
primary lateral sclerosis
Bulbar palsy progresif, atrofi otot spinalis progresif
G12.8 Atrofi otot spinalis lain dan sindroma yang terkait
G12.9

Atrofi otot spinalis, tidak dijelaskan

G13* Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP pada


penyakit c.e.
G13.0* Neuromiopati dan neuropati paraneoplastik
Neuromiopati karsinomatosa (C00-C97)
Neuropati paraneoplastik sensoris [Denny Brown] (C00-D48)
G13.1* Atrofi sistemik lain yang terutama mengganggu SSP
pada penyakit neoplasma
Ensefalopati limbik paraneoplastik (C00-D48)
G13.2* Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP pada
myxoedema (E00.1, E03.- )
G13.8* Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP pada
penyakit lain c.e.

Kelainan ekstrapiramid dan gerakan (G20-G26)


G20 Penyakit Parkinson
Hemiparkinsonisme, paralysis agitans
Parkinsonisme atau penyakit Parkinson: NOS, idiopatik, primer
G21 Parkinsonisme sekunder
G21.0 Sindroma neuroleptik berat
[neuroleptik = obat antipsikosis]
G21.1 Parkinsonisme sekunder akibat obat lainnya
G21.2

Parkinsonisme sekunder akibat agen eksternal lain

G21.3

Parkinsonisme pasca-ensefalitis

G21.4

Parkinsonisme vaskuler

G21.8

Parkinsonisme sekunder lain

G21.9

Parkinsonisme sekunder, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

G22* Parkinsonisme pada penyakit c.e.


Parkinsonisme sifilitika (A52.1)
G23 Penyakit degeneratif basal ganglia lain
Kecuali: degenerasi multi-sistem (G90.3)
G23.0 Penyakit Hallervorden-Spatz
Degenerasi pigmentosa korpus pallidum
G23.1 Ophthalmoplegia supranuklir progresif [SteeleRichardson-Olszewski]
G23.2

Degenerasi striato-nigra

G23.8

Penyakit degeneratif basal ganglia lain yang dijelaskan

Kalsifikasi ganglion basalis


G23.9 Penyakit degeneratif basal ganglia, tidak dijelaskan
G24 Dystonia [tonus otot tidak teratur sehingga timbul
kontraksi bawah sadar]
Termasuk: dyskinesia
Kecuali athetoid cerebral palsy (G80.3)
G24.0 Dystonia akibat obat
G24.1

Idiopathic familial dystonia

Idiopathic dystonia NOS


G24.2 Idiopathic nonfamilial dystonia
G24.3

Spasmodic torticollis leher kaku dan posisi kepala tak

normal
Kecuali:
torticollis NOS (M43.6)
G24.4 Idiopathic orofacial dystonia
Orofacial dyskinesia
G24.5 Blepharospasm
G24.8

Dystonia lain

G24.9

Dystonia, tidak dijelaskan

Dyskinesia NOS
G25 Kelainan extrapyramid dan pergerakan lainnya
G25.0 Essential tremor
Familial tremor [getaran otot berirama]
Kecuali:
tremor NOS (R25.1)
G25.1 Tremor akibat obat

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

G25.2

Bentuk tremor lain yang dijelaskan

Intention tremor
G25.3 Myoclonus [kontraksi sangat cepat satu atau
sekelompok otot]
Myoclonus akibat obat
Kecuali:
myoclonic epilepsy (G40.-), facial myokymia (G51.4)
G25.4 Chorea akibat obat
G25.5

Chorea

Chorea NOS
Kecuali:
chorea Huntington (G10), chorea NOS dengan
keterlibatan jantung (I02.0)
chorea rheumatik (I02.-), chorea Sydenham (I02.-)
G25.6 Tic akibat obat dan tic lain dengan asal-usul organik
[tic = gerakan luar sadar berulang, terautr, sering pada
bahu dan muka]
Kecuali:
sindroma de la Tourette (F95.2), tic NOS (F95.9)
G25.8 Kelainan extrapyramid dan pergerakan lain yang
dijelaskan
Restless legs syndrome, stiff-man syndrome
G25.9 Kelainan extrapyramid dan pergerakan, tidak dijelaskan
G26* Kelainan extrapyramid dan pergerakan pada penyakit c.e.

Penyakit degeneratif lain sistem syaraf (G30-G32)


G30 Penyakit Alzheimer
Termasuk: : bentuk senilis dan presenilis
Kecuali : dementia NOS (F03), degenerasi senilis otak NEC (G31.1),
senilitas NOS (R54)
G30.0 Penyakit Alzheimer dengan onset dini onset biasanya
sebelum usia 65
G30.1

Penyakit Alzheimer dengan onset lanjut onset biasanya

sesudah usia 65
G30.8

Penyakit Alzheimer lainnya

G30.9

Penyakit Alzheimer, tidak dijelaskan

G31 Penyakit degeneratif lain sistem syaraf, NEC


Kecuali: Sindroma Reye (G93.7)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

G31.0

Atrofi otak dengan batas tegas

Penyakit Pick, progressive isolated aphasia


G31.1 Degenerasi senilis otak, not elsewhere classified
Kecuali: Penyakit Alzheimer (G30.-), senilitas NOS (R54)
G31.2 Degenerasi sistem syaraf akibat alkohol
Ataksia atau degenerasi serebellum akibat alkohol, degenerasi
alkoholik serebrum, ensefalopati alkoholik, disfungsi sistem
syaraf otonom akibat alkohol
G31.8 Penyakit degeneratif lain sistem syaraf yang dijelaskan
Degenerasi grey-matter [Alpers],
Lewy body(ies)(dementia)(disease)
Ensefalopati nekrotikans subakut [Leigh]
G31.9 Penyakit degeneratif sistem syaraf, tidak dijelaskan
G32* Penyakit degeneratif lain sistem syaraf pada penyakit c.e.
G32.0* Degenerasi kombinasi subakut medulla spinalis pada
penyakit c.e.
Degenerasi kombinasi subakut medulla spinalis pada defisiensi
vitamin B12 (E53.8)
G32.8* Penyakit degeneratif lain sistem syaraf yang dijelaskan
pada penyakit c.e.

Penyakit demielinasi SSP (G35-G37)


G35 Multiple sclerosis
Multiple sclerosis (pada): batang otak, medulla spinalis, disseminata,
generalisata, NOS
G36 Demielinasi luas akut lainnya
Kecuali: Ensefalitis dan ensefalomielitis pasca-infeksi NOS (G04.8)
G36.0 Neuromyelitis optikus [Devic]
Demielinasi pada neuritis optikus
Kecuali: neuritis optikus NOS (H46)
G36.1 Leukoensefalitis hemoragika akut dan subakut [Hurst]
G36.8

Demielinasi luas akut lainnya yang dijelaskan

G36.9

Demielinasi luas akut, tidak dijelaskan

G37 Penyakit-penyakit demielinasi lain pada SSP


G37.0 Diffuse sclerosis
Ensefalits periaksial, penyakit Schilder
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

10

Kecuali: adrenoleukodystrophy [Addison-Schilder] (E71.3)


G37.1 Demielinasi sentral pada corpus callosum
G37.2

Mielinolisis sentral pada pons

G37.3

Mielitis transversa akut pada penyakit demielinasi SSP

Mielitis transversa akut NOS


Kecuali: multiple sclerosis (G35), neuromielitis optikus [Devic]
(G36.0)
G37.4 Mielitis nekrotikans subakut
G37.5

Sklerosis konsentrik [Bal]

G37.8

Penyakit demielinasi lain SSP yang dijelaskan

G37.9

Penyakit demielinasi SSP, tidak dijelaskan

Kelainan-kelainan episodik dan paroxysmal (G40-G47)


G40 Epilepsy
Kecuali: sindroma Landau-Kleffner (F80.3), paralysis Todd (G83.8),
status epilepticus (G41.-), seizure (konvulsif) NOS (R56.8)
G40.0 Epilepsi idiopatik (fokal) (parsial) yang berhubungan
dengan lokalisasi
dan sindroma epilepsi dengan kejang yang onsetnya lokal
Epilepsi kanak-kanak ringan dengan spikes EEG sentrotemporalis
Epilepsi kanak-kanak dengan paroksisme EEG oksipitalis
G40.1 Epilepsi simptomatik (fokal) (parsial) yang berhubungan
dengan lokalisasi
dan sindroma epilepsi dengan kejang parsial sederhana
Serangan epilepsi tanpa perubahan kesadaran
Kejang parsial sederhana yang berkembang menjadi kejang
umum sekunder
G40.2 Epilepsi simptomatik (fokal) (parsial) yang berhubungan
dengan lokalisasi
dan sindroma epilepsi dengan kejang parsial kompleks
Serangan epilepsi dengan perubahan kesadaran, sering dengan
otomatisme
Kejang parsial kompleks yang berkembang menjadi kejang umum
sekunder
G40.3 Epilepsi idiopatik umum dan sindroma epilepsi

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

11

Epilepsi mioklonik bayi dan kejang neonatus (familial) yang


ringan
Epilepsi absen (pyknolepsy] kanak-kanak
Epilepsi absen dan epilepsi mioklonik [petit mal impulsif]
remaja
Kejang epilepsi nonspesifik: atonik, klonik, mioklonik, tonik,
tonik-klonik
G40.4 Epilepsi umum dan sindroma epilepsi lainnya
Epilepsi dengan: absen mioklonik, kejang mioklonik-astatik
Sindroma Lennox-Gastaut, serangan Salaam, sndroma West
Ensefalopatimioklonik dini simptomatik
G40.5 Sindroma epilepsi khusus
Epilepsia partialis continua [Kozhevnikof]
Epilepsi sehubungan dengan: alkohol, obat, perubahan hormon,
kurang tidur, stress
G40.6 Kejang grand mal, tidak dijelaskan (dengan atau tanpa
petit mal)
G40.7

Petit mal, tidak dijelaskan, tanpa kejang grand mal

G40.8

Epilepsi lain

Epilepsi dan sindroma epilepsi yang tidak jelas apakah lokal atau
umum
G40.9 Epilepsy, tidak dijelaskan
Epileptic: convulsions NOS, fits NOS, seizures NOS

G41 Status epilepticus


G41.0 Status epileptik grand mal

G41.1

Status epileptik tonic-clonic


Kecuali: epilepsia partialis continua [Kozhevnikof] (G40.5)
Status epileptik petit mal

G41.2

Status absen epileptik


Status epileptik parsial kompleks

G41.8

Status epileptik lainnya

G41.9

Status epileptik, tidak dijelaskan

G43 Migraine
Kecuali: sakit kepala NOS (R51)
G43.0 Migrain tanpa aura [common migraine]
G43.1

Migrain dengan aura [classical migraine]

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

12

Migrain aura tanpa sakit kepala, basilaris, ekivale, hemiplegik


familial
Migrain dengan aura onset dini, aura memanjang, aura khas
G43.2 Status migrain
G43.3

Migrain dengan komplikasi

G43.8

Migrain lain

Migrain ophthalmoplegik, migrain retina


G43.9 Migraine, tidak dijelaskan
G44 Sindroma sakit kepala lainnya
Kecuali: neuralgia trigeminus (G50.0), nyeri muka tak khas (G50.1),
sakit kepala NOS (R51)
G44.0 Cluster syndrome pada tempat tertentu
Hemikrania paroksismal kronik, cluster headache kronik, cluster
headache episodik
G44.1 Sakit kepala vaskuler, not elsewhere classified
Sakit kepala vaskuler NOS
G44.2 Sakit kepala jenis tension
Sakit kepala tension kronik, sakit kepala tension episodik, sakit
kepala tension NOS
G44.3 Sakit kepala kronis pasca trauma
G44.4

Sakit kepala akibat obat, not elsewhere classified

G44.8

Sindroma sakit kepala lain yang dijelaskan

G45 Transient cerebral ischaemic attacks (TIAs) dan sindroma


yang terkait
Kecuali: iskemia serebri neonatus (P91.0)
G45.0 Sindroma arteri Vertebro-basilaris
G45.1

Sindroma arteri Carotid (hemisferik)

G45.2

Sindroma arteri preserebralis ganda dan bilateral

G45.3

Amaurosis fugax [buta sementara pada satu mata, akibat

gangguan sirkulasi]
G45.4

Amnesia global sementara

Kecuali: amnesia NOS (R41.3)


G45.8 Serangan iskemia serebri sementara dan sindroma
terkait lainnya

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

13

G45.9

Serangan iskemia serebri sementara, tidak dijelaskan

Spasme arteri serebralis, iskemia serebri sementara NOS


G46* Sindroma vaskuler otak pada penyakit serebrovaskuler
(I60-I67)
G46.0* Sindroma arteri serebralis media (I66.0)
G46.1* Sindroma arteri serebralis anterior (I66.1)
G46.2* Sindroma arteri serebralis posterior (I66.2)
G46.3* Sindroma stroke batang otak (I60-I67)
Sindroma: Benedikt, Claude, Foville, Millard-Gubler, Wallenberg,
Weber
G46.4* Sindroma satroke serebellum (I60-I67)
G46.5* Sindroma lakunaris motorik murni (I60-I67)
G46.6* Sindroma lakunaris sensorik murni (I60-I67)
G46.7* Sindroma lakunaris lainnya (I60-I67)
G46.8* Sindroma vaskuler otak dalam penyakit serebrovaskuler
lainnya (I60-I67)
G47 Kelainan-kelainan tidur
Kecuali: kelainan tidur nonorganik (F51.-), sleepwalking (F51.3),
sleep terrors (F51.4), nightmares (F51.5)
G47.0 Kelainan memulai dan mempertahankan tidur
[insomnia]
G47.1

Kelainan mengantuk berlebihan [hypersomnia]

G47.2

Kelainan jadwal tidur-bangun

Sindroma fase tidur tertunda, pola tidur-bangun tak beraturan


G47.3 Sleep apnoea apnoea waktu tidur
Apnoea tidur: sentral, obstruktif
Kecuali: sindroma pickwick (E66.2), apnoea tidur pada bayi baru
lahir (P28.3)
G47.4 Narcolepsy dan cataplexy lumpuh sementara ketika
tidur
G47.8

Kelainan tidur lainnya

Sindroma Kleine-Levin
G47.9 Kelainan tidur, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

14

Kelainan syaraf, urat syaraf dan pleksus syaraf (G50G59)

Kecuali: kelainan syaraf, urat syaraf dan pleksus syaraf akibat trauma
sekarang lihat cedera syaraf menurut regio tubuh
radiculitis NOS (M54.1), neuralgia atau neuritis NOS (M79.2)
neuritis perifer pada kehamilan (O26.8)
G50 Kelainan nervus trigeminus (NC V)
Termasuk: kelainan nervus kranialis V
G50.0 Trigeminal neuralgia
Sindroma nyeri muka paroksismal, tic doloreux
G50.1 Nyeri muka tidak khas
G50.8

Kelainan lain nervus trigeminus

G50.9

Kelainan nervus trigeminus, tidak dijelaskan

G51 Kelainan nervus Fasialis


Termasuk: kelainan NC VII
G51.0 Bell's palsy
Facial palsy
G51.1 Ganglionitis genikulatum
Kecuali: ganglionitis genikulatum pasca-herpes (B02.2)
G51.2 Melkersson's syndrome
Sindroma Melkersson-Rosenthal
G51.3 Spasme klonik hemifasialis
G51.4

Myokymia fasialis [myokymia = twitching pada otot

tertentu]
G51.8

Kelainan lain n. Fasialis

G51.9

Kelainan n. Fasialis, tidak dijelaskan

G52 Kelainan nervi kraniales lainnya


Kecuali: kelainan n. akustikus [NC VIII] (H93.3) dan n. optikus [NC II]
(H46, H47.0):
strabismus paralytic akibat kelumpuhan syaraf (H49.0-H49.2)
G52.0 Kelainan n. olfaktorius
Kelainan NC I
G52.1 Kelainan n. glossofaringeus
Kelainan NC IX, neuralgia glossofaringeus
G52.2 Kelainan n. vagus nerve NC X

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

15

Kelainan n.pneumogastrikus (NC X)


G52.3 Kelainan n. hypoglossal nerve NC XII
Kelainan NC XII
G52.7 Kelainan nn.kraniales ganda
Polyneuritis kranialis
G52.8 Kelainan n. kranialis lain yang dijelaskan
G52.9

Kelainan n. kranialis, tidak dijelaskan

G53* Kelainan n. kranialis pada penyakit yang klasifikasinya di


tempat lain
G53.0* Neuralgia pasca-zoster (B02.2)
Ganglionitis genikulatum atau neuralgia trigeminus pasca-herpes
G53.1* Kelumpuhan ganda nn. kraniales pada penyakit infeksi
dan parasit c.e. (A00-B99)
G53.2* Kelumpuhan ganda nn. kraniales pada sarcoidosis
(D86.8)
G53.3* Kelumpuhan ganda nn. kraniales pada penyakit
neoplasma (C00-D48)
G53.8* Kelainan nn. kraniales lain pada penyakit lain yang
klasifikasinya di tempat lain
G54 Kelainan urat syaraf dan pleksus syaraf
Kecuali: akibat trauma sekarang lihat cedera syaraf menurut regio
tubuh
spondylosis (M47.-), kelainan diskus intervertebralis (M50M51)
neuralgia atau neuritis NOS (M79.2)
neuritis atau radikulitis NOS: brakhialis, lumbais,
lumbosacral, torakalis (M54.1)
radiculitis NOS, radiculopathy NOS (M54.1)
G54.0 Kelainan pleksus brakhialis
Thoracic outlet syndrome
G54.1 Kelainan pleksus lumbosakralis
G54.2

Kelainan urat servikalis, not elsewhere classified

G54.3

Kelainan urat torakalis, not elsewhere classified

G54.4

Kelainan urat lumbosakralis, not elsewhere classified

G54.5

Amyotrophy neuralgik

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

16

Sidroma Parsonage-Aldren-Turner, neuritis gelang bahu


G54.6 Phantom limb syndrome dengan nyeri
G54.7

Phantom limb syndrome tanpa nyeri

Phantom limb syndrome NOS


G54.8 Kelainan urat syaraf dan pleksus syaraf lainnya
G54.9

Kelainan urat syaraf dan pleksus syaraf, tidak dijelaskan

G55* Kompresi urat syaraf dan pleksus syaraf pada penyakit c.


e.
G55.0* Kompresi urat dan pleksus syaraf pada neoplasma (C00D48)
G55.1* Kompresi urat dan pleksus syaraf pada kelainan diskus
intervertebral (M50-M51)
G55.2* Kompresi urat dan pleksus syaraf pada spondylosis
(M47.-)
G55.3* Kompresi urat dan pleksus syaraf pada dorsopati lain
(M45-M46, M48.-, M53-M54)
G55.8* Kompresi urat syaraf dan pleksus syaraf pada penyakit c.
e.
G56 Mononeuropati anggota atas.
Kecuali: akibat trauma sekarang lihat cedera syaraf menurut regio
tubuh
G56.0 Carpal tunnel syndrome
G56.1

Lesi lain n. medianus

G56.2

Lesi n. ulnaris

Tardy ulnar nerve palsy


G56.3 Lesi n. radialis
G56.4

Causalgianyeri lengan bawah karena kerusakan syaraf

di atasnya
G56.8

Other mononeuropathies of upper limb

Neuroma interdigitalis anggota atas


G56.9 Mononeuropati anggota atas, tidak dijelaskan
G57 Mononeuropati anggota bawah
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

17

Kecuali: akibat trauma sekarang lihat cedera syaraf menurut regio


tubuh
G57.0 Lesi n. iskhiadikus
Kecuali:
sciatica NOS (M54.3)
akibat kelainan diskus intervertebralis (M51.1)
G57.1 Meralgia paraesthetica
Sindroma n. cutaneous lateralis paha
G57.2 Lesi n. femoralis
G57.3

Lesi. n. popliteus lateralis

Kelumpuhan n. peroneus
G57.4 Lesi. n. popliteus medialis
G57.5

Tarsal tunnel syndrome

G57.6

Lesi n. plantaris

Metatarsalgia Morton
G57.8 Mononeuropati anggota bawah lainnya
Neuroma interdigitalis anggota bawah
G57.9 Mononeuropati anggota bawah, tidak dijelaskan
G58 Mononeuropati lainnya
G58.0 Neuropati interkostalis
G58.7

Mononeuritis multiplex

G58.8

Mononeuropati lain yang dijelaskan

G58.9

Mononeuropati, tidak dijelaskan

G59* Mononeuropati pada penyakit c.e.


G59.0* Mononeuropati diabetikum (E10-E14 , karakter
keempat .4)
G59.8* Mononeuropati lain pada penyakit c.e.

Polyneuropati dan kelainan lain sistem syaraf perifer


(G60-G64)
G60 Neuropati herediter dan idiopatik
Kecuali: radiculitis NOS (M54.1), neuralgia NOS (M79.2), neuritis NOS
(M79.2)
neuritis perifer pada kehamilan (O26.8)
G60.0 Neuropati motorik dan sensorik herediter

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

18

Neuropati motorik dan sensorik herediter, tipe-tipe I-IV


Neuropati hipertrofi bayi, atrofi muskulus Peroneus (tipe axon)
(tiper hipertrofi)
Penyakit: Charcot-Marie-Tooth, Djerine-Sottas
Sindroma Roussy-Lvy
G60.1 Penyakit Refsum
G60.2

Neuropati yang berhubungan dengan ataxia herediter

G60.3

Neuropati progresif idiopatik

G60.8

Neuropati herediter dan idiopatik lainnya

Penyakit Morvan, sindroma Nelaton,


Neuropati sensoris:yang diwarisi secara dominan atau resesif
G60.9 Neuropati herediter dan idiopatik, tidak dijelaskan
G61 Polineuropati peradangan
G61.0 Guillain-Barr syndrome
Polineuritis (pasca-)infektif akut
G61.1 Neuropati serum
G61.8

Polineuropati peradangan lainnya

G61.9

Polineuropati peradangan, tidak dijelaskan

G62 Polineuropati lainnya


G62.0 Polineuropati akibat obat
G62.1

Polineuropati alkoholik

G62.2

Polineuropati akibat zat toksik lainnya

G62.8

Polineuropati lain yang dijelaskan

Polineuropati akibat radiasi


G62.9 Polineuropati, tidak dijelaskan
Neuropati NOS
G63* Polineuropati pada penyakit c.e.
G63.0* Polineuropati pada penyakit infeksi dan parasit.c.e.
Polineuropati (pada):
TB (A17.8), lepra (A30.-), difteria (A36.8), penyakit Lyme
(A69.2)
sifilis: lanjut (A52.1), kongenital (A50.4)
pscaherpes (B02.2), mumps (B26.8), mononukleosis
infeksiosa (B27.-)
G63.1* Polineuropati pada penyakit neoplastik (C00-D48)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

19

G63.2* Polineuropati diabetikum (E10-E14 , karakter keempat .


4)
G63.3* Polineuropati pada penyakit endokrin dan metabolik lain
(E00-E07, E15-E16, E20-E34, E70-E89)
G63.4* Polineuropati pada defisiensi gizi (E40-E64)
G63.5* Polineuropati pada kelainan jaringan ikat sistemik
(M30-M35)
G63.6* Polineuropati pada kelainan muskuloskeleton lain (M00M25, M40-M96)
G63.8* Polineuropati pada penyakit lain classified elsewhere
Polineuropati uremik (N18.8)
G64 Kelainan lain sistem syaraf perifer
Kelainan sistem syaraf perifer NOS

Penyakit myoneural junction dan otot (G70-G73)


G70 Myasthenia gravis dan kelainan mioneural lainnya
Kecuali: botulismus (A05.1), myasthenia gravis neonatus sementara
(P94.0)
G70.0 Myasthenia gravis
G70.1

Kelainan mioneural toksik

G70.2

Myasthenia kongenital dan masa perkembangan

G70.8

Kelainan mioneural lain yang dijelaskan

G70.9

Kelainan mioneural, tidak dijelaskan

G71 Kelainan primer pada otot


Kecuali: metabolic Kelainan-kelainan (E70-E90), myositis (M60.-)
arthrogryposis multiplex congenita (Q74.3)
G71.0 Muscular dystrophy
Muscular dystrophy:
ringan [Becker], berat [Duchenne], mirip Duchenne atau
Becker,
autosom resesif, tipe kanak-kanak, ocular, oculopharyngeal,
skapuloperoneus,
skapuloperoneus ringan dengan kontraktur dini [EmeryDreifuss],
fasioskapulohumerus, distal, limb-girdle

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

20

Kecuali: muscular dystrophy kongenital: dengan kelainan


morfologis spesifik serat otot (G71.2), NOS (G71.2)
G71.1 Myotonic Kelainan-kelainan
Dystrophia myotonica [Steinert]
Myotonia: khondrodistrofik, akibat obat, simtomatik
Myotonia congenita: NOS, dominant [Thomsen], recessive
[Becker]
Neuromyotonia [Isaacs], paramyotonia kongenital,
pseudomyotonia
G71.2 Miopati kongenital
Muscular dystrophy kongenital: NOS, dengan kelainan morfologis
spesifik serat otot
Myopathy: myotubular (centronuclear), nemaline
Penyakit: central core, minicore, multicore
Dsisproporsi jenis serat [Fibre-type disproportion]
G71.3 Mitochondrial myopathy, not elsewhere classified
G71.8

Kelainan primer lainnya pada otot

G71.9

Kelainan primer pada otot, tidak dijelaskan

Miopati herediter NOS


G72 Miopati lainnya
Kecuali: dermatopolymyositis (M33.-), polymyositis (M33.2), myositis
(M60.-),
infark iskemik pada otot (M62.2), arthrogryposis multiplex
congenita (Q74.3)
G72.0 Miopati akibat obat
G72.1

Miopati alkoholik

G72.2

Miopati akibat agen toksik lain

G72.3

Periodic paralysis

Periodic paralysis (familial): miotonik, hipokalemik,


normokalemik, hiperkalemik
G72.4 Miopati peradangan, not elsewhere classified
G72.8

Miopati lain yang dijelaskan

G72.9

Miopati, tidak dijelaskan

G73* Kelainan myoneural junction dan otot pada penyakit c.e.


G73.0* Sindroma miastenik pada penyakit endokrin
Sindroma miastenik pada:
amiotrofi diabetikum (E10-E14 , karakter keempat .4)
tirotoxikosis [hyperthyroidism] (E05.-)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

21

G73.1* Sindroma Eaton-Lambert (C80) [akibat keganasan]


G73.2* Sindroma miastenik lain pada penyakit neoplasma (C00D48)
G73.3* Sindroma miastenik pada penyakit lain c.e.
G73.4* Myopathy pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
G73.5* Miopati pada penyakit endokrin
Miopati pada:
hiperparatiroidisme (E21.0-E21.3), hipoparatioidisme (E20.)
thyrotoxic myopathy (E05.-)
G73.6* Miopati pada penyakit metabolik
Miopati pada:
glycogen storage disease (E74.0),
kelainan-kelainan lipid storage (E75.-)
G73.7* Miopati pada penyakit lain c.e.
Miopati pada:
rheumatoid arthritis (M05-M06), systemic lupus
erythematosus (M32.1)
scleroderma (M34.8), sicca syndrome [Sjogren] (M35.0)

Cerebral palsy dan sindroma lumpuh lainnya (G80-G83)


G80 Cerebral palsy
Kecuali: paraplegia spastik herediter (G11.4)
G80.0 Serebral palsi quadriplegik spastik
Spastic paralysis (cerebral) kongenital
Spastic tetraplegic cerebral palsy
G80.1 Diplegia spastik
Spastic cerebral palsy NOS
G80.2 Spastic hemiplegic cerebral palsy
G80.3

Dyskinetic cerebral palsy

Athetoid cerebral palsy


Dystonic cerebral palsy
G80.4 Ataxic cerebral palsy
G80.8

Infantile cerebral palsy lainnya

Sindroma cerebral palsy campuran


G80.9 Cerebral palsy, tidak dijelaskan
Cerebral palsy NOS

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

22

Catatan untuk G81-G83 Sindroma paralitik


Kode-kode ini tidak digunakan untuk kondisi utama kalau
penyebab kondisi sekarang diketahui, kecuali kalau episode perawatan
adalah untuk paralisis itu sendiri. Ketika mengkode penyebab, G81G83 bisa dipakai sebagai kode tambahan.
Contoh
KU:
Cerebrovascular accident dengan hemiplegia.
Spesialis:
Neurologi
Kode:
Stroke, perdarahan atau infark tidak dijelaskan (I64) sebagai
kondisi utama. G81.9 (Hemiplegia, tidak dijelaskan) bisa
dipakai sebagai kode tambahan
KU:
Infark serebri tiga tahun yang lalu.
Kond lain: Paralisis tungkai kiri, pasien memperoleh terapi fisik.
Kode:
Monoplegia anggota bawah (G83.1) sebagai kondisi utama.
I69.3 (sekuel infark serebri) bisa dipakai sebagai kode
tambahan
G81 Hemiplegia
Kategori ini digunakan untuk kode utama kalau hemiplegia
dilaporkan tanpa penjelasan lebih lanjut, atau dinyatakan sebagai telah
lama tapi penyebab tidak dijelaskan. Kategori ini juga digunakan pada
pengkodean ganda untuk identifikasi jenis-jenis hemiplegia.
Kecuali: cerebral palsy kongenital (G80.-)
G81.0 Flaccid hemiplegia [layu]
G81.1

Spastic hemiplegia [kaku]

G81.9

Hemiplegia, tidak dijelaskan

G82 Paraplegia dan tetraplegia


Kategori ini digunakan untuk kode utama kalau hemiplegia
dilaporkan tanpa penjelasan lebih lanjut, atau dinyatakan sebagai telah
lama tapi penyebab tidak dijelaskan. Kategori ini juga digunakan pada
pengkodean ganda untuk identifikasi jenis-jenis hemiplegia.
Kecuali: Cerebral palsy kongenital (G80.-)
G82.0 Flaccid paraplegia [layu]
G82.1

Spastic paraplegia [kaku]

G82.2

Paraplegia, tidak dijelaskan

Paralysis kedua anggota bawah NOS, paraplegia (bawah) NOS


G82.3 Flaccid tetraplegia [layu]
G82.4

Spastic tetraplegia [kaku]

G82.5

Tetraplegia, tidak dijelaskan

Quadriplegia NOS
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

23

G83 Sindroma paralitik lainnya


Kategori ini digunakan untuk kode utama kalau hemiplegia
dilaporkan tanpa penjelasan lebih lanjut, atau dinyatakan sebagai telah
lama tapi penyebab tidak dijelaskan. Kategori ini juga digunakan pada
pengkodean ganda untuk identifikasi jenis-jenis hemiplegia.
Termasuk: paralisis (komplit)(inkomplit), kecuali seperti pada G80G82
G83.0 Diplegia anggota atas
Diplegia (atas)
Paralisis kedua anggota atas
G83.1 Monoplegia anggota bawah
Paralisis anggota bawah
G83.2 Monoplegia anggota atas
Paralisis anggota atas
G83.3 Monoplegia, tidak dijelaskan
G83.4

Sindroma cauda equina

Neurogenic bladder akibat sindroma cauda equina


Kecuali
cord bladder NOS (G95.8)
G83.8 Sindroma paralitik lainnya yang dijelaskan
Paralisis Todd (pasca epilepsi)
G83.9 Sindroma paralitik, tidak dijelaskan

Kelainan lain pada sistem syaraf (G90-G99)


G90 Kelainan sistem syaraf otonom
Kecuali: disfungsi sistem syaraf otonom akibat alkohol (G31.2)
G90.0 Idiopathic peripheral autonomic neuropathy
Carotid sinus syncope [syncope tidak sadar sebentar akibat
penurunan aliran ke otak]
G90.1 Familial dysautonomia [Riley-Day]
G90.2

Sindroma Horner

Sindroma Bernard(-Horner)
G90.3 Multi-system degeneration
Hipotensi ortostatik neurogenik [Shy-Drager]
Kecuali: hipotensi ortostatik NOS (I95.1)
G90.4 Dysrefleksia otonom
G90.8

Kelainan lain sistem syaraf otonom

G90.9

Kelainan sistem syaraf otonom, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

24

G91 Hydrocephalus
Termasuk
hidrosefalus didapat
Kecuali: hidrosefalus: kongenital (Q03.-), akibat toxoplasmosis
kongenital (P37.1)
G91.0 Hidrosefalus komunikans
G91.1

Hidrosefalus obstruktif

G91.2

Hidrosefalus dengan tekanan normal

G91.3

Hidrosefalus pasca trauma, tidak dijelaskan

G91.8

Hidrosefalus lain

G91.9

Hidrosefalus, tidak dijelaskan

G92 Toxic encephalopathy


Gunakan kode (Chapter XX) untuk identifikasi agen toksik.
G93 Kelainan-kelainan lain pada otak
G93.0 Kista serebri
Kista arakhnoid, kista porensefalik didapat
Kecuali:
kista periventrikel didapat pada bayi (P91.1), kista
serebri kongenital (Q04.6)
G93.1 Anoxic brain damage, not elsewhere classified
Kecuali
anoksia neonatus (P21.9)
sebagai komplikasi pada:
.
abortus atau kehamilan ektopik atau mola (O00-O07,
O08.8)
.
kehamilan, persalinan atau kelahiran (O29.2, O74.3,
O89.2)
.
asuhan bedah dan medis (T80-T88)
G93.2 Hipertensi intrakranium ringan
Kecuali:
ensefalopati hipertensif (I67.4)
G93.3 Sindroma kelelahan (fatigue) pasca-virus
Ensefalomielitis mialgika ringan
G93.4 Ensefalopati, tidak dijelaskan
Kecuali: ensefalopati: alkoholik (G31.2), toxik (G92)
G93.5 Kompresi otak
Kompresi atau herniasi (batang) otak
Kecuali:
kompresi traumatika otak (diffusa) (S06.2), terfokus
(S06.3)
G93.6 Edema serebri
Kecuali
edema serebri: akibat cedera lahir (P11.0),
traumatika (S06.1)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

25

G93.7

Sindroma Reye

G93.8

Kelainan lain yang dijelaskan pada otak

Ensefalopati pasca-radiasi
G93.9 Kelainan otak, tidak dijelaskan
G94* Kelainan lain otak pada penyakit c.e.
G94.0* Hidrosefalus pada penyakit infeksi dan parasit.c.e.(A00B99)
G94.1* Hidrosefalus pada penyakit neoplasma (C00-D48)
G94.2* Hidrosefalus pada penyakit lain c.e.
G94.8* Kelainan lain otak yang dijelaskan pada penyakit c.e.
G95 Other Penyakit-penyakit spinal cord
Kecuali: mielitis (G04.-)
G95.0 Syringomyelia dan syringobulbia
[rongga neuroglia (syrinx) di medulla spinalis (syringomyelia)
atau batang otak (syringobulbia)]
G95.1 Mielopati vaskuler
Infark akut medulla spinalis (embolik)(nonembolik)
Trombosis arteri pada medulla spinalis
Haematomielia
Flebitis dan tromboflebitis intraspinalis nonpiogenik
Edema medulla spinalis
Mielopati nekrotikan subakut
Kecuali:
flebitis dan tromboflebitis intraspinalis, selain nonpiogenic (G08)
G95.2 Kompresi medulla spinalis, tidak dijelaskan
G95.8

Penyakit lain yang dijelaskan pada medulla spinalis

Cord bladder NOS, mielopati akibat obat atau akibat radiasi


Kecuali:
neurogenic bladder: NOS (N31.9), akibat sindroma
cauda equina (G83.4)
disfungsi neuromuskuler bladder tanpa disebut lesi
medulla spinalis (N31.-)
G95.9 Penyakit medulla spinalis, tidak dijelaskan
Mielopati NOS
G96 Kelainan lain sistem syaraf pusat
G96.0 Cerebrospinal fluid leak [kebocoran cairan otak]
Kecuali
akibat pungsi spinalis (G97.0)
G96.1 Kelainan meningen, not elsewhere classified
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

26

Adhesi meningen (serebral)(spinal)


G96.8 Kelainan lain yang dijelakan pada sistem syaraf pusat
G96.9

Kelainan sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan

G97 Kelainan sistem syaraf pasca-prosedur, NEC


G97.0 Kebocoran cairan serebrospinalis akibat pungsi spinalis
G97.1

Reaksi lain terhadap pungsi spinalis dan lumbalis

G97.2

Hipotensi intrakranium menyusul shunting ventrikel

G97.8

Kelainan sistem syaraf pasca-prosedur lain

G97.9

Kelainan sistem syaraf pasca-prosedur, tidak dijelaskan

G98 Kelainan lain pada sistem syaraf, not elsewhere classified


Kelainan sistem syaraf NOS
G99* Kelainan lain sistem syaraf pada penyakit c.e.
G99.0* Neuropati otonom pada penyakit endokrin dan
metabolik
Neuropati otonom amyloid (E85.-)
Neuropati otonom diabetik (E10-E14, karakter keempat .4)
G99.1* Kelainan lain sistem syaraf otonom pada penyakit lain
c.e.
G99.2* Mielopati pada penyakit c.e.
Sindroma kompresi arteri spinalis anterior dan arteri vertebralis
(M47.0)
Mielopati pada: penyakit neoplasia (C00-D48), spondilosis
(M47.-)
kelainan diskus intervertebralis (M50.0,
M51.0)
G99.8* Kelainan lain sistem syaraf yang dijelaskan pada
penyakit c.e.

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

27

CHAPTER VII. PENYAKIT-PENYAKIT


MATA DAN ADNEXA (H00-H59)
Kecuali:
Penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)
Neoplasma (C00-D48)
Penyakit endokrin, gizi dan metabolik (E00-E90)
Komplikasi hamil, melahirkan dan nifas (O00-O99)
Keadaan tertentu yang berasal dari masa perinatal (P00-P96)
Malformasi, deformasi dan kelainan kromosom kongenital (Q00Q99)
Gejala, tanda, dan hasil klinis dan laboratorium abnormal, nec
(R00-R99)
Cedera, keracunan, dan konsekuensi lain penyebab external
(S00-T98)
Bab ini mengandung blok-blok berikut:
H00-H06 Kelainan kelopak, sistem lakrimalis, dan orbita
H10-H13 Kelainan konjunctiva
H15-H22 Kelainan sklera, kornea, iris dan korpus siliaris
H25-H28 Kelainan lensa
H30-H36 Kelainan khoroid dan retina
H40-H42 Glaukoma
H43-H45 Kelainan korpus vitreous dan bola mata
H46-H48 Kelainan n. optikus dan jaras penglihatan
H49-H52 Kelainan otot bola mata. gerakan binokuler,
akomodasi dan refraksi
H53-H54 Gangguan penglihatan dan kebutaan
H55-H59 Kelainan lain pada mata dan adnexa
Kategori asterisk untuk chapter ini adalah sebagai berikut:
H03* Kelainan kelopak pada penyakit yang klasifikasinya di
tempat lain (c.e.)
H06* Kelainan sistem lakrimalis dan orbita pada penyakit c.e.
H13* Kelainan konjungtiva pada penyakit c.e.
H19* Kelainan sklera dan kornea pada penyakit c.e.
H22* Kelainan iris dan korpus siliaris pada penyakit c.e.
H28* Katarak dan kelainan lain lensa pada penyakit c.e.
H32* Kelainan khorioretina pada penyakit c.e.
H36* Kelainan retina pada penyakit c.e.
H42* Glaukoma pada penyakit c.e.
H45* Kelainan korpus vitreus dan bola mata pada penyakit c.e.
H48* Kelainan n. optikus dan jaras penglihatan pada penyakit
c.e.
H58* Kelainan lain mata dan adnexa pada penyakit c.e.

Kelainan-kelainan kelopak, sistem lakrimalis, dan


orbita (H00-H06)
H00 Hordeolum dan chalazion
H00.0 Hordeolum dan peradangan-dalam lain di kelopak
Abses, furuncle, atau stye pada kelopak
[hordeolum = infeksi bernanah kelenjar kelopak]
H00.1 Chalazion [pembesaran kelenjar meibomi akibat saluran
tersumbat]
H01 Peradangan lain pada kelopak
H01.0 Blepharitis radang pinggir kelopak
Kecuali:
blepharokonjungtivitis (H10.5)
H01.1 Dermatosis [penyakit kulit] non-infeksi kelopak
Lupus erythematosus diskoid, xeroderma pada kelopak
Dermatitis: allergi, kontak, eksimatosa pada kelopak
H01.8 Peradangan lain kelopak yang dijelaskan
H01.9

Peradangan kelopak, tidak dijelaskan

H02 Kelainan lain kelopak


Kecuali: malformasi kongenital malformations kelopak (Q10.0-Q10.3)
H02.0 Entropion dan trichiasis kelopak
[Entropion - melipat ke dalam)
[Trichiasis - bulu mata tumbuh ke dalam dan menggores mata]
H02.1 Ectropion kelopak
H02.2

Lagophthalmos [penutupan kelopak tidak sempurna]

H02.3

Blepharochalasis [kelopak kaku]

H02.4

Ptosis kelopak [kelopak atas lumpuh/jatuh]

H02.5

Kelainan lain yang mengganggu fungsi kelopak

Ankyloblepharon, blepharophimosis, retraksi kelopak


Kecuali:
blepharospasm (G24.5), tic organic (G25.6), tic
psychogenic (F95.-)
H02.6 Xanthelasma kelopak [tumor sel-sel busa berisi lemak]
H02.7

Kelainan degeneratif lain kelopak dan daerah periokuli

Chloasma [bintik coklat], madarosis, vitiligo pada kelopak


H02.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada kelopak
Hypertrichosis (rambut berlebihan) kelopak, benda asing
tertahan di kelopak
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

H02.9

Kelainan kelopak, tidak dijelaskan

H03* Kelainan kelopak pada penyakit c.e.


H03.0*Infestasi parasit di kelopak pada penyakit c.e.
Dermatitis kelopak akibat Demodex species (B88.0)
Infestasi parasit di kelopak pada: leishmaniasis (B55.-),
onchocerciasis (B73)
loiasis (B74.3), phthiriasis (B85.3)
H03.1* Keterlibatan kelopak pada penyakit infeksi lain c.e.
Keterlibatan kelopak pada:
TB (A18.4), lepra (A30.-), yaws (A66.-), zoster (B02.3)
infeksi herpesvirus [herpes simplex] (B00.5), molluscum
contagiosum (B08.1)
H03.8* Keterlibatan kelopak pada penyakit lain c.e
Keterlibatan kelopak pada impetigo (L01.0)
H04 Kelainan sistem lakrimalis
Kecuali: malformasi kongenital sistem lakrimalis (Q10.4-Q10.6)
H04.0 Dacryoadenitis
Pembesaran kronis kelenjar lakrimalis
H04.1 Kelainan lain kelenjar lakrimalis
Dacryops, sindroma mata kering, kista atau atrofi kelenjar
lakrimalis
H04.2 Epiphora [air mata mengalir terus]
H04.3

Radang akut dan tidak dijelaskan pada saluran

lakrimalis
Dacryocystitis (phlegmonosa), dacryopericystitis, canaliculitis
lakrimalis
akut, subakut, atau tak dijelaskan
Kecuali:
dacryocystitis neonatus (P39.1)
H04.4 Radang kronis pada saluran lakrimalis
Dacryocystitis kronis, kanalikulits lakrimalis kronis, mukokel
lakrimalis kronis
H04.5 Stenosis dan insuficiensi saluran lakrimalis
Dacryolith, eversi [bagian dalam menghadap keluar] punctum
lakrimalis
Stenosis pada kanalikukus, duktus, atau sakkus lakrimalis
H04.6 Perubahan lain pada saluran lakrimalis
Fistula lakrimalis
H04.8 Kelainan lain sistem lakrimalis

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

H04.9

Kelainan sistem lakrimalis, tidak dijelaskan

H05 Kelainan orbita


Kecuali: malformasi kongenital orbita (Q10.7)
H05.0 Radang akut orbita
Abses, sellulitis, osteomielitis, periostitis, atau tenositis orbita
H05.1 Kelainan peradangan kronis orbita
Granuloma orbita
H05.2 Kondisi-kondisi eksophthalmik
Pergeseran letak bola mata NOS, perdarahan orbita, edema
orbita
H05.3 Deformitas orbita
Atrofi atau eksostosis orbita
H05.4 Enophthalmos
H05.5

Retensi benda asing (lama) menyusul luka tembus orbita

Benda asing retrobulbar


H05.8 Kelainan lain orbita
Kista orbita
H05.9 Kelainan orbita, tidak dijelaskan
H06* Kelainan sistem lakrimalis dan orbita pada penyakit c.e.
H06.0*Kelainan sistem lakrimalis pada penyakit c.e.
H06.1* Infestasi parasit di orbita pada penyakit c.e.
Infeksi Echinococcus di orbita (B67.-), myiasis orbita (B87.2)
H06.2*Dysthyroid exophthalmos (E05.-)
H06.3*Kelainan lain orbita pada penyakit c.e.

Kelainan-kelainan konjungtiva (H10-H13)


H10 Konjungtivitis
Kecuali: keratokonjungtivitis (H16.2)
H10.0 Konjungtivitis mukopurulenta
H10.1

Konjungtivitis atopika akut

H10.2

Konjungtivitis akut lainnya

H10.3

Konjungtivitis akut, tidak dijelaskan

Kecuali:
ophthalmia neonatorum NOS (P39.1)
H10.4 Konjungtivitis kronis
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

H10.5

Blepharokonjungtivitis

H10.8

Konjungtivitis lain

H10.9

Konjungtivitis, tidak dijelaskan

H11 Kelainan lain pada konjungtiva


Kecuali: keratokonjungtivitis (H16.2)
H11.0 Pterygium
Kecuali:
pseudopterygium (H11.8)
H11.1 Degenerasi dan deposit pada konjungtiva
Argyrosis [argyria], concretions [pemekatan], pigmentasi, xerosis
NOS di konjungtiva
H11.2 Parut konjungtiva
Symblepharon
H11.3 Perdarahan konjungtiva
Perdarahan subkonjungtiva
H11.4 Kelainan dan kista pembuluh darah konjungtiva lainnya
Aneurisma, hiperemia, edema pada konjungtiva
H11.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada konjungtiva
Pseudopterygium
H11.9 Kelainan konjungtiva, tidak dijelaskan
H13* Kelainan konjungtiva pada penyakit c.e.
H13.0* Infeksi filaria pada konjungtiva (B74.-)
H13.1* Konjungtivitis pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Konjungtivitis (akibat):
difteri (A36.8), meningokokus (A39.8), gonokokus (A54.3),
chlamydia (A74.0)
herpesvirus [herpes simplex] (B00.5), zoster (B02.3),
adenovirus follikularis (akut) (B30.1), perdarahan (akut)
(epidemik) (B30.3),
Newcastle (B30.8), Acanthamoeba (B60.1)
H13.2* Konjungtivitis pada penyakit lain c.e.
H13.3* Pemphigoid okuler (L12.-)
H13.8* Kelainan lain konjungtiva pada penyakit c.e.

Kelainan-kelainan sklera, kornea, iris dan korpus


siliaris (H15-H22)
H15 Kelainan sklera
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

H15.0

Scleritis

H15.1

Episcleritis

H15.8

Kelainan lain sklera

Staphyloma equator, ektasia sklera


Kecuali: myopia degeneratif (H44.2)
H15.9 Kelainan sklera, tidak dijelaskan
H16 Keratitis
H16.0 Ulkus kornea
Ulkus kornea, NOS, sentral, marginal, perforata, cincin, dengan
hypopyon
Ulkus Mooren
H16.1 Keratitis superfisialis lain tanpa konjungtivitis
Keratitis: areolaris, filamenter, nummularis, stellata, striata,
punktata superficialis
Photokeratitis, snow blindness
H16.2 Keratoconjunctivitis radang kornea dan konjungtiva
Keratoconjunctivitis: NOS, exposure, neurotrofika, phlyctenularis
Keratitis superfisialis lain dengan konjungtivitis, ophthalmia
nodosa,
H16.3 Keratitis interstitialis dan profunda
H16.4

Neovascularisasi kornea

Ghost vessels (kornea), pannus (kornea)


H16.8 Keratitis lain
H16.9

Keratitis, tidak dijelaskan

H17 Corneal scars dan opacities Parut dan keopakan kornea


H17.0 Adherent leukoma
H17.1

Keopakan kornea sentral lain

H17.8

Parut dan keopakan kornea lain

H17.9

Parut dan keopakan kornea, tidak dijelaskan

H18 Kelainan lain pada kornea


H18.0 Pigmentasi dan deposit di kornea
Haematokornea, cincin Kayser-Fleischer, spindel Krukenberg,
garis Staehli
H18.1 Keratopati bullosa

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

H18.2

Edema kornea lainnya

H18.3

Perubahan pada membran kornea

Lipatan atau robekan pada membran Descemet


H18.4 Degenerasi kornea
Arcus senilis, band keratopathy
Kecuali:
ulkus Mooren (H16.0)
H18.5 Hereditary corneal dystrophies
Distrofi Fuchs, Distrofi: kornea, epitel, granularis, lattice,
makularis
H18.6 Keratokonus
H18.7

Deformitas kornea lainnya

Ekatasia kornea, staophyloma kornea, Descemetocele


Kecuali:
malformasi kongenital kornea (Q13.3-Q13.4)
H18.8 Kelainan lain kornea yang dijelaskan
Anaesthesia, hypaesthesia, atau erosi rekurens pada kornea
H18.9 Kelainan kornea, tidak dijelaskan
H19 Kelainan sklera dan kornea pada penyakit c.e.
H19.0* Skleritis dan episkleritis pada penyakit c.e.
Episkleritis TB (A18.5), episkleritis sifilitika (A52.7), skleritis
Zoster (B02.3)
H19.1* Keratitis dan keratokonjungtivitis Herpesvirus (B00.5)
Keratitis dendritic dan diskiformis
H19.2* Keratitis dan keratokonjungtivitis pada penyakit infeksi
dan parasit lain c.e.
Keratokonjungtivitis epidemika (B30.0)
Keratitis dan keratoconjunctivitis (interstitialis) pada: TB
(A18.5), syphilis (A50.3), zoster (B02.3), measles (B05.8),
acanthamoebiasis (B60.1)
H19.3* Keratitis dan keratokonjungtivitis pada penyakit lain c.e.
Keratokonjungtivitis sicca (M35.0)
H19.8* Kelainan lain sklera dan kornea pada penyakit c.e.
Keratokonus pada sindroma Down (Q90.-)
H20 Iridosiklitis
H20.0 Iridosiklitis akut dan subakut
Uveitis anterior, siklitis, atau iritis, yang akut, rekurens atau
subakut
H20.1 Iridosiklitis kronis
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

H20.2

Iridosiklitis akibat lensa

H20.8

Iridosiklitis lain

H20.9

Iridosiklitis, tidak dijelaskan

H21 Kelainan lain pada iris dan korpus siliaris


Kecuali uveitis simpatis (H44.1)
H21.0 Hyphaema [perdarahan rongga depan (aqueous
humour)]
Kecuali
hyphaema traumatika (S05.1)
H21.1 Kelainan pembuluh darah lain pada iris dan korpus
siliaris
Neovaskularizasasi of iris atau korpus siliaris, rubeosis iris
H21.2 Degenerasi iris dan korpus siliaris
Degenerasi: iris (pigment), pinggir pupil; iridoskisis, atrofi iris
(essensial)(progresif), miotic pupillary cyst, translusensi iris [iris
tembus pandang]
H21.3 Kista iris, korpus siliaris dan anterior chamber
Kista iris, korpus siliaris dan anterior chamber: NOS, eksudatif,
implaantasi, parasitik
Kecuali
miotic pupillary cyst (H21.2)
H21.4 Pupillary membranes [selaput pada pupil]
Iris bomb, penyempitan pupil, penutupan pupil
H21.5 Adhesi dan disrupsi lain pada iris dan korpus siliaris
Goniosynechiae, iridodialysis, resesi sudut chamber
Synechiae (iris): NOS, anterior, posterior
Kecuali: corectopia (Q13.2) [ektopia pupil]
H21.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada iris dan korpus
siliaris
H21.9

Kelainan pada iris dan korpus siliaris, tidak dijelaskan

H22* Kelainan iris dan korpus siliaris pada penyakit c.e.


H22.0*Iridosiklitis pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Iridosiklitis pada: TB (A18.5), sifilis (sekunder) (A51.4), infeksi
gonokokus (A54.3) infeksi herpesvirus [herpes simplex]
(B00.5), zoster (B02.3)
H22.1* Iridosiklitis padap enyakit lain c.e.
Iridosiklitis pada: sarkoidosis (D86.8), ankylosing spondylitis
(M45)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

H22.8*Kelainan lain iris dan korpus siliaris pada penyakit c.e

Kelainan-kelainan lensa (H25-H28)


H25 Katarak senilis
Kecuali: glaukoma kapsularis dengan pseudoexfoliation lensa (H40.1)
H25.0 Katarak senilis insipiens (incipient = sedang terjadi)
Katarak senilis: koroner, korikalis, punktata
Katarak senilis polaris subkapsularis (anterior)(posterior), water
clefts
H25.1 Katarak neuklearis senilis
Cataracta brunescens, katarak sklerosis nuklearis
H25.2 Katarak senilis, tipe morgagni
Katarak hipermatur senilis
H25.8 Katarak senilis lainnya
Bentuk-bentuk gabungan katarak senilis
H25.9 Katarak senilis, tidak dijelaskan
H26 Katarak lain
Kecuali katarak kongenital (Q12.0)
H26.0 Katarak infantil, juvenile [remaja] dan presenilis
H26.1

Katarak traumatika

H26.2

Katarak komplikasi

Katarak: pada iridosiklitis kronis, akibat kelainan mata


Glaucomatous flecks (subcapsular)
H26.3 Katarak akibat obat
H26.4

After-cataract

Katarak sekunder, cincin Soemmerring


H26.8 Katarak lain yang dijelaskan
H26.9

Katarak, tidak dijelaskan

H27 Kelainan lain pada lensa


Kecuali: malformasi kongenital lensa (Q12.-), pseudophakia (Z96.1),
komplikasi mekanis dari lensa intraokuli (T85.2)
H27.0 Aphakia [tanpa lensa]
H27.1

Dislokasi lensa

H27.8

Kelainan lain yang dijelaskan pada lensa

H27.9

Kelainan lensa, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

H28* Katarak dan kelainan lain lensa pada penyakit c.e.


H28.0*Katarak diabetes (E10-E14, karakter keempat .3)
H28.1* Katarak pada penyakit endokrin, nutrisi dan metabolik
lainnya
Katarak pada hipoparatiroidisme (E20.-), katarak malnutrisidehidrasi (E40-E46)
H28.2*Katarak pada penyakit lain c.e.
Katarak myotonik (G71.1)
H28.8*Kelainan lain lensa pada penyakit c.e.

Kelainan-kelainan khoroid dan retina (H30-H36)


H30 Peradangan khorioretina
H30.0 Peradangan khorioretina terfokus
Khorioretinitis, khoroiditis, retinitis, retinokhoroiditis terfokus
H30.1 Peradangan khorioretina disseminata
Khorioretinitis, khoroiditis, retinitis, retinokhoroiditis disseminata
Kecuali
retinopati exudatif (H35.0)
H30.2 Siklitis posterior
Pars planitis
H30.8 Peradangan khorioretina lainnya
Penyakit Harada
H30.9 Peradangan khorioretina, tidak dijelaskan
Khorioretinitis, khoroiditis, retinitis, retinokhoroiditis NOS
H31 Kelainan-kelainan lain khoroid
H31.0 Parut khorioretina
Parut makula di kutub posterior (pasca-radang)(pasca-trauma),
retinopati solaris
H31.1 Degenerasi khoroid
Atrofi atau sklerosis khoroid
Kecuali: angioid streaks (H35.3)
H31.2 Distrofi khoroid herediter
Choroideremia, gyrate atrophy pada choroid
Dystrophy, choroidal (central areolar)(umum)(peripapillaris)
Kecuali: ornithinaemia (E72.4)
H31.3 Perdarahan dan ruptur khoroid
Perdarahan khoroid: NOS, expulsif
H31.4 Pelepasan khoroid

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

10

H31.8

Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada choroid

H31.9

Kelainan choroid, tidak dijelaskan

H32* Kelainan-kelainan khorioretina pada penyakit c.e.


H32.0*Radang khorio-retina pada penyakit infeksi dan parasit
c.e.
Chorioretinitis: TB (A18.5), sifilis lanjut (A52.7), toxoplasma
(B58.0)
H32.8*Kelainan lain khorio-retina pada penyakit c.e.
H33 Pelepasan dan robekan retina
Kecuali pelepasan epitel pigment retina (H35.7)
H33.0

Pelepasan retina dengan robekan retina

Pelepasan retina rhegmatogenosa


H33.1 Retinoschisis kista retina
Kista ora serrata, psudokista retina, kista parasit retina NOS
Kecuali: retinoskisis kongenital (Q14.1), degenerasi microkistoid
retina (H35.4)
H33.2 Pelepasan retina serosa
Pelepasan retina: NOS, tanpa robekan retina
Kecuali: khorioretinopati serosa sentralis (H35.7)
H33.3 Robekan retina tanpa pelepasan
Robekan retina NOS, operkulum, robek horseshoe atau round
hole tanpa pelepasan
Kecuali:
parut khorioretina menyusul bedah pelepasan retina
(H59.8)
degenerasi retina perifer tanpa robekan (H35.4)
H33.4 Pelepasan retina akibat tarikan (traksi)
Vitreo-retinopati proliferatif dengan pelepasan retina
H33.5 Pelepasan retina lainnya
H34 Sumbatan pembuluh darah retina
Kecuali amaurosis fugax (G45.3)
H34.0 Sumbatan a. retina sementara
H34.1

Sumbatan a. retina sentralis

H34.2

Sumbatan a. retina lainnya

Sumbatan a. retina pada cabang, sebagian, dengan


mikroembolisme
Plaque Hollenhorst
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

11

H34.8

Sumbatan pembuluh darah retina lainnya

Sumbatan v. retina: sentralis, insipient, sebagian, cabang-cabang


H34.9 Sumbatan pembuluh darah retina, tidak dijelaskan
H35 Kelainan lain pada retina
H35.0 Background retinopathy dan perubahan pembuluh darah
retina
Perubahan bentuk pembuluh darah retina
Mikroaneurisma, neovaskularisasi, perivaskulitis, varises,
vascular sheathing, atau vasculitis pada retina
Retinopathy: NOS, background NOS, Coats, exudatif, hipertensif
H35.1 Retinopathy pada prematuritas
Fibroplasia retrolentis [belakang lensa]
H35.2 Retinopati proliferatif lainnya
Vitreo-retinopati proliferatif
Kecuali:
vitreo-retinopati proliferatif dengan pelepasan retina
(H33.4)
H35.3 Degenerasi makula dan kutub posterior
Angioid streaks, cyst, Drusen (degeneratif), hole, atau puckering
pada macula
Degenerasi Kuhnt-Junius, makulopati toksik
Degenerasi makula senilis (atrophic)(exudative)
H35.4 Degeneration retina perifer
Degeneration, retina: NOS, lattice, microcystoid, palisade, paving
stone, reticular
Kecuali: dengan robekan retina (H33.3)
H35.5 Hereditary retinal dystrophy
Dystrophy: tapetoretinal, vitreoretinal, retinal (albipunctate)
(pigmentary)(vitelliform)
Retinitis pigmentosa, penyakit Stargardt
H35.6 Perdarahan retina
H35.7

Pemisahan lapisan-lapisan retina

Khorioretinopati serosa sentralis, pelepasan epitel pigment retina


H35.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada retina
H35.9

Kelainan retina, tidak dijelaskan

H36* Kelainan-kelainan pada penyakit c.e.


H36.0*Retinopati diabetikum (E10-E14 , angka keempat .3)
H36.8*Kelainan lain retina pada penyakit c.e.

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

12

Retinopati sickle-cell proliferatif (D57.- ), retinopati


aterosklerotik (I70.8)
Distrofi retina pada kelainan penyimpanan lipid (E75.- ),

Glaukoma (H40-H42)
H40 Glaukoma
Kecuali: glaukoma absolut (H44.5), traumatika akibat cedera lahir
(P15.3), kongenital (Q15.0)
H40.0 Glaukoma suspect [tersangka glaukoma]
Hipertensi okuli
H40.1 Primary open-angle glaukoma
Glaukoma (primer)(residual stage): kapsularis dengan
pseudoexfoliasi lensa, pigment, chronic simple, tekanan rendah
H40.2 Primary angle-closure glaukoma
Angle-closure glaukoma (primary)(residual stage):: akut, kronis,
intermittent
H40.3 Glaukoma akibat trauma mata
H40.4

Glaukoma akibat peradangan mata

H40.5

Glaukoma akibat kelainan-kelainan mata lainnya

H40.6

Glaukoma akibat obat-obatan

H40.8

Glaukoma lainnya

H40.9

Glaukoma, tidak dijelaskan

H42* Glaukoma pada penyakit c.e.


H42.0*Glaukoma pada penyakit endokrin, gizi, dan metabolik
Glaukoma pada: sindroma Lowe (E72.0), amyloidosis (E85.-)
H42.8*Glaukoma pada penyakit lain c.e.
Glaukoma in onchocerciasis (B73)

Kelainan-kelainan korpus vitreous dan bola mata (H43H45)


H43 Kelainan-kelainan korpus vitreous
H43.0 Prolaps vitreous
Kecuali: Sindroma vitreous menyusul operasi katarak (H59.0)
H43.1 Perdarahan vitreous
H43.2

Deposit kristal pada korpus vitreous

H43.3

Keopakan vitreous lainnya

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

13

Selaput dan benang-benang vitreous


H43.8 Kelainan-kelainan lain korpus vitreous
Degenerasi atau pelepasan vitreous
Kecuali: vitreo-retinopati proliferatif dengan pelepasan retina
(H33.4)
H43.9 Kelainan korpus vitreous, tidak dijelaskan
H44 Kelainan bola mata
Termasuk
kelainan-kelainan lain yang mengganggu berbagai
struktur mata
H44.0 Endophthalmitis purulenta
Panophthalmitis, abses vitreous
H44.1 Endophthalmitis lainnya
Endophthalmitis parasit NOS, uveitis simpatis
H44.2 Myopia degeneratif
H44.3

Kelainan degeneratif lain bola mata

Chalcosis, siderosis mata


H44.4 Hipotonia mata
H44.5

Kondisi-kondisi degenerasi bola mata

Glaukoma absolut, atrofi bola mata, phthisis [TB] bulbi


H44.6 Retensi benda asing (lama) intraokuli, magnetik
Retensi benda asing magnetik (lama) (pada): anterior chamber,
kropus siliaris, iris, lensa, dinding belakang bola mata, korpus
vitreous
H44.7 Retensi benda asing intraokuli, nonmagnetik
Retensi benda asing (lama) (nonmagnetik) (pada): anterior
chamber, kropus siliaris, iris, lensa, dinding belakang bola mata,
korpus vitreous
H44.8 Kelainan-kelainan lain bola mata
Haemophthalmos, luxasio bola mata
H44.9 Kelainan bola mata, tidak dijelaskan
H45* Kelainan korpus vitreous dan bola mata pada penyakit c.e.
H45.0*Perdarahan vitreous pada penyakit c.e.
H45.1* Endophthalmitis pada penyakit c.e.
Endophthalmitis pada:
cysticercosis (B69.1), onchocerciasis (B73), toxocariasis
(B83.0)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

14

H45.8* Kelainan-kelainan lain korpus vitreous dan bola mata


pada penyakit c.e

Kelainan-kelainan n. optikus dan jaras penglihatan


(H46-H48)
H46 Neuritis optikus
Neuropati optik, kecuali jenis ischaemic; papillitis optik, neuritis
retrobulbar NOS
Kecuali: neuropati optik iskemik (H47.0), neuromyelitis optik [Devic]
(G36.0)
H47 Kelainan-kelainan lain n. optikus (NC II) dan jaras
penglihatan
H47.0 Kelainan-kelainan n. optikus, not elsewhere classified
Kompresi n. optikus, perdarahan pada pelapis optic nerve,
neuropati optik iskemik
H47.1 Papilloedema, tidak dijelaskan
H47.2

Atrofi optik

Temporal pallor [pucat sementara] pada diskus optikus


H47.3 Kelainan-kelainan lain diskus optikus
Drusen diskus optikus, pseudopapilloedema
H47.4 Kelainan chiasma opticum
H47.5

Kelainan lain jaras penglihatan

Kelainan traktus optikus, nc.geniculatum dan radiatio opticum


H47.6 Kelainan-kelainan visual cortex
H47.7

Kelainan jaras penglihatan, tidak dijelaskan

H48 Kelainan lain NC II dan jaras penglihatan pada penyakit


c.e.
H48.0*Atrofi optik pada penyakit c.e.
Atrofi optik pada sifilis lanjut (A52.1)
H48.1* Neuritis retrobulbar pada penyakit c.e.
Neuritis retrobulbar pada:
infeksi meningokokus (A39.8), sifilis lanjut (A52.1), multiple
sclerosis (G35)
H48.8*Kelainan lain NC II dan jaras penglihatan pada penyakit
c.e.

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

15

Kelainan otot mata, gerak binokuler, akomodasi,


refraksi (H49-H52)
Kecuali nystagmus dan gerakan irregular mata lainnya (H55)
H49 Strabismus paralitik
Kecuali: ophthalmoplegia: supranuklearis progresif (G23.1),
ophthalmoplegia internuklearis (H51.2), ophthalmoplegia
internal (H52.5)
H49.0 Kelumpuhan NC III [n. oculomotorius]
H49.1

Kelumpuhan NC IV [n. trochlearis]

H49.2

Kelumpuhan NC VI [n. abducent]

H49.3

Ophthalmoplegia (external) total

H49.4

Ophthalmoplegia external progressif

H49.8

Strabismus paralitik lainnya

Ophthalmoplegia external NOS, sindroma Kearns-Sayre


H49.9 Strabismus paralitik, tidak dijelaskan
H50 Strabismus lainnya
H50.0 Strabismus konvergens konkomitant [serentak]
Esotropia (bergantian)(monokuler), kecuali intermittent
H50.1 Strabismus divergens konkomitant strabismus serentak
Exotropia (bergantian)(monokuler), kecuali intermittent
H50.2 Strabismus vertikal
Hypertropia, hypotropia
H50.3 Intermittent heterotropia
Intermittent esotropia atau exotropia (bergantian) (monocular)
H50.4 Heterotropia lainnya dan yang tidak dijelaskan
Strabismus konkomitant NOS, cyclotropia, microtropia, sindroma
monofixasi
H50.5 Heterophoria (phoria = strabismus laten)
Hyperphoria alternans, esophoria, exophoria
H50.6 Strabismus mekanis
Sindroma Brown's sheath, strabismus akibat adhesi,
Hambatan gerak otot mata akibat trauma
H50.8 Other specified strabismus
Sindroma Duane
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

16

H50.9

Strabismus, tidak dijelaskan

H51 Kelainan-kelainan lain gerakan binokuler (dua mata)


H51.0 Kelumpuhan conjugate gaze
H51.1

Insufisiensi dan berlebihannya konvergensi

H51.2

Ophthalmoplegia internuklearis

H51.8

Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada gerakan

binokuler
H51.9

Kelainan gerakan binokuler, tidak dijelaskan

H52 Kelainan refraksi dan akomodasi


H52.0 Hypermetropia [titik fokus di belakang retina]
H52.1

Myopia [titik fokus di depan retina]

Kecuali
myopia degeneratif (H44.2)
H52.2 Astigmatism [titik fokus tidak menyatu]
H52.3

Anisometropia [fokus tidak seimbang] dan aniseikonia

[ukuran bayangan berbeda]


H52.4

Presbyopia [hypermetropia untuk pandangan dekat]

H52.5

Kelainan-kelainan akomodasi

Ophthalmoplegia internal (complete)(total)


Paresis atau spasme akomodasi
H52.6 Kelainan-kelainan refraksi lainnya
H52.7

Kelainan refraksi, tidak dijelaskan

Gangguan visus dan kebutaan (H53-H54)


H53 Gangguan visus
H53.0 Amblyopia (penurunan daya penglihatan) ex anopsia
Amblyopia: anisometropia, deprivasi, strabismik
H53.1 Gangguan penglihatan subjektif
Metamorphopsia [objek terlihat distorsi],
Scintillating scotoma [bintik buta berpindah-pindah],
Asthenopia [kelelahan mata],
Day blindness, hemeralopia [lebih mudah melihat pada cahaya
yang kurang],
Photophobia [tak menyukai cahaya],

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

17

Visual halos [area kosong penglihatan], sudden visual loss [visus


hilang mendadak],
Kecuali
halusinasi visual (R44.1)
H53.2 Diplopia
Double vision [penglihatan kembar]
H53.3 Kelainan lain penglihatan binokuler
Korespondensi abnormal retina, suppresi penglihatan binokuler
Fusi dengan stereopsis cacad, persepsi visual simultan tanpa
fusi,
H53.4 Defek lapangan pandang
Pembesaran bintik buta
Penyempitan umum lapangan pandang
Hemianop(s)ia (heteronymous)(homonymous)
Quadrant anop(s)ia
Scotoma:. arkuata, Bjerrum, sentral, cincin
H53.5 Defisiensi penglihatan warna
Achromatopsia, defisiensi penglihatan warna didapat, buta warna
Deuteranomaly, deuteranopia [ buta hijau],
Protanomaly, protanopia [buta merah],
Tritanomaly, tritanopia [buta biru]
Kecuali
day blindness (H53.1)
H53.6 Night blindness [rabun senja]
Kecuali
akibat defisiensi vitamin A (E50.5)
H53.8 Gangguan penglihatan lainnya
H53.9

Gangguan penglihatan, tidak dijelaskan

H54 Gangguan penglihatan termausk kebutaan (binokuler atau


monokuler)
Note:
Untuk definisi kategori gangguan penglihatan lihat tabel di
halam terakhir bab ini.
Kecuali: amaurosis fugax (G45.3)
Catatan khusus dari Volume 2:
Kode ini tidak digunakan sebagai kode untuk keadaan utama
kalau penyebabnya tercatat, kecuali kalau episode perawatan
adalah untuk kebutaan itu sendiri. Ketika mengkode
penyebab, H54.- bisa digunakan sebagai kode tambahan.
H54.0 Buta, binokuler
Gangguan penglihatan kategori 5.
H54.1 Gangguan penglihatan berat, binokuler
Gangguan penglihatan kategori 2.
H54.2 Gangguan penglihatan sedang, binokuler
Gangguan penglihatan kategori 1.
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

18

H54.3

Gangguan penglihatan ringan atau tidak terdapat,

binokuler
Gangguan penglihatan kategori 0.
H54.4 Kebutaan, monokuler
Gangguan penglihatan kategori 3, 4, 5 pada satu mata, kategori
0, 1, 2, atau 9 pada mata lain.
H54.5 Gangguan penglihatan berat, monokuler
Gangguan penglihatan kategori 2 pada satu mata, kategori 0, 1
atau 9 pada mata lain.
H54.6 Gangguan penglihatan sedang, monokuler
Gangguan penglihatan kategori 1 pada satu mata, kategori 0 atau
9 pada mata lain.
H54.9 Gangguan penglihatan tidak dijelaskan (binokuler)
Gangguan penglihatan kategori 9.

Kelainan-kelainan lain pada mata dan adnexa (H55H59)


H55 Nystagmus dan gerakan irregulaer lain pada mata
Nystagmus: NOS, kongenital, deprivasition, dissosiasi, latent
H57 Kelainan-kelainan lain pada mata dan adnexa
H57.0 Kelainan fungsi pupil
H57.1

Nyeri mata

H57.8

Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada mata dan

adnexa
H57.9

Kelainan mata dan adnexa, tidak dijelaskan

H58* Kelainan-kelainan lain mata dan adnexa pada penyakit c.e.


H58.0*Kelainan fungsi pupil pada penyakit c.e.
Fenomena atau pupil Argyll Robertson, sifilis (A52.1)
H58.1* Gangguan penglihatan pada penyakit c.e.
H58.8*Kelainan lain yang dijelaskan pada mata dan adnexa pada
penyakit c.e.
Okulopati sifilitika NEC:
kongenital dini (A50.0), kongenital lanjut (A50.3)
dini (sekunder) (A51.4), lanjut (A52.7)
H59 Kelainan-kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur, NEC

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

19

Kecuali: komplikasi mekanis dari:


lensa intraokuli (T85.2), alat prostetik, implant, dan graft
mata lainnya (T85.3)
pseudophakia (Z96.1)
H59.0 Keratopati (aphakia bullosa) menyusul operasi katarak
Sindroma vitreus (Touch)
Sindroma kornea vitreus
H59.8 Kelainan-kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur
lainnya
Parut khorioretina menyusul operasi terhadap pelepasan retina
H59.9 Kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur, tidak
dijelaskan
Catatan:
Tabel di bawah memberikan klasifikasi beratnya gangguan
penglihatan yang direkomendasi the Resolution of the International
Council of Ophthalmology (2002) and the Recommendations of the
WHO Consultation on Development of Standards for Characterization
of Vision Loss and Visual Functioning" (Sept 2003).
Untuk menentukan gangguan penglihatan pada kode H54.0
sampai H54.3, ketajaman penglihatan hendaknya diukur dengan kedua
mata terbuka dengan pemberian koreksi kalau diperlukan. Untuk
menentukan gangguan penglihatan pada kode H54.4 sampai H54.6,
ketajaman penglihatan hendaknya diukur secara monokuler dengan
memberikan koreksi kalau diperlukan.
Kalau luas lapangan penglihatan diperhitungkan, pasien dengan
lapangan penglihatan pada mata yang lebih baik tidak lebih dari radius
10 di sekitar fiksasi sentral hendaknya diletakkan pada kategori 3.
Untuk buta monokuler (H54.4), derajat penurunan lapangan ini dapat
diberikan pada mata yang terlibat.
Tabel 1. Revisi kategori gangguan penglihatan
Kategori
Jauh ketajaman penglihatan yang terdapat
Lebih buruk
Sama atau lebih
daripada
baik daripada
Gangguan
6/18
penglihatan
3/10 (0.3)
ringan atau
20/70
tidak terdapat
-0
Gangguan
6/18
6/60
penglihatan
3/10 (0.3):
1/10 (0.1)
sedang - 1
20/70
20/200
Gangguan
6/60
3/60

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

20

penglihatan
berat - 2
Kebutaan 3

1/10 (0.1)
1/20 (0.05)
20/200
20/400
3/60
1/60*
1/20 (0.05)
1/50 (20/1200)
20/400
5/300 (20/1200)
Kebutaan 4
1/60*
Persepsi cahaya
1/50 (0.02)
5/300
Kebutaan 5
Tidak ada persepsi cahaya
9
Tidak bisa ditentukan atau tidak dinyatakan
* atau menghitung jari (count fingers CF) pada jarak 1 meter.
Catatan:
Istilah gangguan penglihatan pada kategori H54 mencakup
kategori 0 untuk gangguan penglihatan ringan atau tidak terdapat,
kategori 1 untuk gangguan penglihatan sedang, kategori 2 untuk
gangguan penglihatan berat, kategori-kategori 3, 4, dan 5 utnuk
kebutaan dan kategori 9 untuk gangguan penglihatan yang lain. Istilah
low vision (rabun) yang terdapat pada revisi sebelum ini telah
diganti dengan kategori 1 dan 2 untuk mencegah keraguan pada
orang-orang yang memerlukan asuhan penglihatan rendah.

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

21

CHAPTER VIII. PENYAKIT-PENYAKIT


TELINGA DAN PROSESUS
MASTOIDEUS (H60-H95)
Kecuali:
Penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)
Neoplasma (C00-D48)
Penyakit endokrin, nutrisi, dan metabolik (E00-E90)
Komplikasi hamil, melahirkan, dan puerperium (O00-O99)
Kondisi tertentu yang berasal dari masa perinatal (P00-P96)
Malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital (Q00Q99)
Gejala, tanda, dan penemuan klinis dan laboratorium abnormal,
NEC (R00-R99)
Injury, poisoning dan konsekuensi tertentu lain dari penyebab
eksterna (S00-T98)
Chapter ini berisi blok-blok berikut:
H60-H62
Penyakit-penyakit external ear
H65-H75
Penyakit-penyakit middle ear dan mastoid
H80-H83
Penyakit-penyakit inner ear
H90-H95
Other Kelainan-kelainan of ear
Kategori asterisk untuk chapter ini adalah sebagai berikut:
H62*
Gangguan telinga luar pada penyakit c.e
H67*
Otitis media pada penyakit c.e
H75*
Gangguan lain telinga tengah dan mastoid pada
penyakit c.e
H82*
Sindorma vertiginosa pada penyakit c.e
H94*
Gangguan lain telinga pada penyakit c.e

Penyakit-penyakit telinga luar (H60-H62)


H60 Otitis externa
H60.0 Abses telinga luar
Vesikel, karbunkel, furunkel pada aurikula atau liang telinga luar
H60.1 Sellulitis telinga luar
Sellulitis: aurikula, liang telinga luar
H60.2 Otitis externa maligna
H60.3

Otitis externa infektif lainnya

Otitis externa diffusa, otitis externa haemorrhagika, Swimmer's


ear
H60.4 Cholesteatoma telinga luar

Keratosis obturans (saluran) telinga luar


H60.5 Otitis externa akut, noninfektif
Otitis externa akut: NOS, aktinik, kimiawi, kontak, eksematoid,
reaktif
H60.8 Otitis externa lainnya
Otitis externa kronis NOS
H60.9 Otitis externa, tidak dijelaskan

H61 Kelainan-kelainan lain telinga luar


H61.0 Perikhondritis telinga luar
Chondrodermatitis nodularis chronica helicis
Perichondritis pada: aurikula, pinna
H61.1 Kelainan daun telinga non-infektif
Deformitas didapatpada: aurikula, pinna
Kecuali: cauliflower ear (M95.1)
H61.2 Impacted cerumen
Lilin dalam telinga
H61.3 Stenosis didapat pada liang telinga luar
Kollapse liang telinga luar
H61.8 Kelainan-kelainan yang dijelaskan pada telinga luar
Exostosis liang telinga luar
H61.9 Kelainan telinga luar, tidak dijelaskan
H62* Kelainan telinga luar pada penyakit c.e.
H62.0*Otitis externa pada penyakit bakteri c.e
Otitis externa pada erysipelas (A46)
H62.1* Otitis externa pada penyakit virus c.e
Otitis externa pada infeksi herpesviral [herpes simplex] (B00.1),
zoster (B02.8)
H62.2*Otitis externa pada mikosis
Otitis externa pada aspergillosis (B44.8), candidiasis (B37.2)
Otomycosis NOS (B36.9)
H62.3*Otitis externa pada penyakit infeksi dan parasit lainnya
c.e.
H62.4*Otitis externa pada penyakit lainnya c.e.
Otitis externa pada impetigo (L01.-)
H62.8*Kelainan-kelainan lain telinga luar pada penyakit c.e.
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

Penyakit-penyakit telinga tengah dan mastoid (H65H75)


H65 Otitis media non-suppuratif
Termasuk: dengan myringitis (radang membran tympani)
Gunakan kode tambahan untuk identifikasi adanya perforasi membran
timpani (H72.-)
H65.0 Otitis media serosa akut
Otitis media sekretori akut dan subakut
H65.1 Otitis media akut nonsuppuratif lainnya
Otitis media, akut dan subakut: allergika (mukoid)(sanguinosa)
(serosa), mukoid, nonsuppuratif NOS, sanguinosa, seromusinosa
Kecuali: otitis media (akut) NOS (H66.9), otitik barotrauma
(T70.0)
H65.2 Otitis media serosa kronis
Chronic tubotympanal catarrh
H65.3 Otitis media mukoid kronis
Otitis media, kronis: musinosa, sekretoris, transudatif; glue ear
Kecuali:
penyakit telinga tengah adhesif (H74.1)
H65.4 Otitis media nonsuppuratif kronis lainnya
Otitis media, kronis: allergika, nonsuppuratif NOS, dengan effusi
(nonpurulenta), eksudatif, seromusinosa
H65.9 Otitis media nonsuppuratif, tidak dijelaskan
Otitis media: allergika, dengan effusi (nonpurulenta), katarrhalis,
eksudatif, mukoid, sekretoris, seromusinosa, serosa, transudatif
H66 Otitis media suppuratif dan tidak dijelaskan
Termasuk: dengan myringitis
Gunakan kode tambahan untuk identifikasi adanya perforasi membran
timpani (H72.-)
H66.0 Otitis media suppuratif akut
H66.1

Otitis media suppuratif tubotimpani kronis

Otitis media suppuratif kronis ringan


Penyakit tubotimpani kronis
H66.2 Otitis media suppuratif attico-antral kronis
Penyakit attico-antral kronis
H66.3 Otitis media suppuratif kronis lainnya
Otitis media suppuratif kronis NOS
H66.4 Otitis media suppuratif, tidak dijelaskan
Otitis media purulenta NOS
H66.9 Otitis media, tidak dijelaskan
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

Otitis media

NOS, akut NOS, kronik NOS

H67* Otitis media pada penyakit c.e.


H67.0*Otitis media pada penyakit bakteri c.e
Otitis media pada: TB (A18.6), scarlet fever (A38)
H67.1* Otitis media pada penyakit virus c.e
Otitis media pada: measles (B05.3), influenza (J09-J11)
H67.8*Otitis media pada penyakit lain c.e
H68 Eustachian salpingitis dan obstruction
H68.0 Eustachian salpingitis peradangan tuba Eustachius
H68.1

Obstruksi tuba Eustachius

Kompresi, stenosis, striktura tuba Eustachius


H69 Gangguan lain Eustachian tube
H69.0 Patulous Eustachian tube [terbuka karena regangan]
H69.8

Kelainan-kelainan yang dijelaskan pada tuba Eustachius

H69.9

Kelainan tuba Eustachius, tidak dijelaskan

H70 Mastoiditis dan kondisi terkait


H70.0 Mastoiditis akut
Abses atau empyem masoid
H70.1 Mastoiditis kronis
Karies atau fistula mastoid
H70.2 Petrositis
Peradangan os. Petrosus (acute)(chronic)
H70.8 Mastoiditis dan kondisi terkait lainnya
H70.9

Mastoiditis, tidak dijelaskan

H71 Cholesteatoma telinga tengah


Cholesteatoma tympani
Kecuali: cholesteatoma telinga luar (H60.4)
cholesteatoma rekurens pada rongga pasca-mastoidektomi
(H95.0)
H72 Perforasi membrana timpani
Termasuk: perforasi gendang telinga: persisten pasca trauma, pasca
peradangan
Kecuali: ruptur traumatika gendang telinga (S09.2)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

H72.0

Perforasi membran tympani bagian sentral

H72.1

Perforasi membran tympani bagian attic (atas)

Perforasi pars flaccida


H72.2 Perforasi pinggir lainnya pada membran tympani
H72.8

Perforasi lainnya pada membran tympani

Perforasi membran tympani: ganda atau total


H72.9 Perforasi membran tympani, tidak dijelaskan
H73 Kelainan-kelainan lain membran timpani
H73.0 Acute myringitis / Acute tympanitis
Timpanutis akut, miringitis bullosa
Kecuali:
dengan otitis media (H65-H66)
H73.1 Myringitis kronis
Tympanitis kronis
Kecuali:
dengan otitis media (H65-H66)
H73.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada membran
timpani
H73.9

Kelainan membran timpani, tidak dijelaskan

H74 Kelainan-kelainan lain telinga tengah dan mastoid


H74.0 Tympanosclerosis
H74.1

Penyakit telinga tengah adhesif

Otitis adhesif
Kecuali: glue ear (H65.3)
H74.2 Diskontinuitas dan dislokasi tulang-tulang pendengaran
H74.3

Kelainan tulang-tulang pendengaran didapat lainnya

Ankylosis atau kehilangan sebagian tulang-tulang pendengaran


H74.4 Polyp telinga tengah
H74.8

Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada telinga

tengah dan mastoid


H74.9

Kelainan telinga tengah dan mastoid, tidak dijelaskan

H75* Kelainan-kelainan lain telinga tengah dan mastoid pada


penyakit c.e.
H75.0*Mastoiditis pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Mastoiditis TB (A18.0)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

H75.8*Kelainan lain telinga tengah dan mastoid yang dijelaskan


pada penyakit c.e.

Penyakit-penyakit telinga dalam (H80-H83)


H80 Otosklerosis
Termasuk: otospongiosis
H80.0 Otosklerosis yang melibatkan foramen ovale,
nonobliteratif
H80.1

Otosklerosis yang melibatkan foramen ovale, obliteratif

H80.2

Otosklerosis kokhlearis

Otosklerosis yangmelibatkan: kapsul otik, foramen ovale


H80.8 Otosklerosis lainnya
H80.9

Otosklerosis, tidak dijelaskan

H81 Kelainan-kelainan fungsi vestibulum


Kecuali: vertigo: NOS (R42), epidemik (A88.1)
H81.0 Penyakit Mniere
Hidrops labirinth, sindroma atau vertigo Meniere
H81.1 Vertigo paroksismal ringan
H81.2

Neuronitis vestibularis

H81.3

Vertigo perifer lainnya

Sindroma Lermoyez
Vertigo: aura, otogenik, perifer NOS
H81.4 Vertigo yang berasal dari sentral
Nystagmus posisional sentralis
H81.8 Kelainan-kelainan lain fungsi vestibulum
H81.9

Kelainan fungsi vestibulum, tidak dijelaskan

Sindroma vertiginosa NOS


H82* Sindroma vertiginosa pada penyakit c.e.

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

H83 Penyakit-penyakit telinga dalam lainnya


H83.0 Labyrinthitis
H83.1

Fistula labirinth

H83.2

Disfungsi labirinth

Hipersensitivitas, hipofungsi, hilangnya fungsi labirinth


H83.3 Efek-efek bising terhadap telinga dalam
Trauma akustik, penurunan pendengaran akibat bising
H83.8 Penyakit-penyakit lain yang dijelaskan pada telinga
dalam
H83.9

Penyakit-penyakit telinga dalam, tidak dijelaskan

Kelainan-kelainan lain pada telinga (H90-H95)


Catatan khusus dari Volume 2 untuk H90-H91: Hearing loss
Kode-kode ini tidak digunakan sebagai kode kondisi utama kalau
penyebabnya diketahui, kecuali kalau episode perawatan adalah untuk
kehilangan pendengaran itu sendiri. Untuk mengkode penyebab, H90.atau H91.- bisa digunakan sebagai kode tambahan.
H90 Tuli konduktif dan sensorineural
Termasuk: tuli kongenital
Kecuali: deaf mutism [bisu-tuli] NEC (H91.3), tuli NOS (H91.9)
tuli:
akibat bising (H83.3), ototoksik (H91.0)
mendadak (idiopathic) (H91.2), NOS (H91.9)
H90.0 Tuli konduktif, bilateral
H90.1

Tuli konduktif unilateral; sisi kontralateral baik

H90.2

Tuli konduktif, tidak dijelaskan

Tuli konduktif NOS


ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

H90.3

Tuli sensorineural, bilateral

H90.4

Tuli sensorineural unilateral; sisi kontralateral baik

H90.5

Tuli sensorineural, tidak dijelaskan

Tuli sensorineural NOS, tuli kongenital NOS


Tuli: sentral, neural, perseptif, atau sensoris NOS
H90.6 Tuli campur konduktif dan sensorineural, bilateral
H90.7

Tuli campur konduktif dan sensorineural unilateral; sisi

kontralateral baik
H90.8

Tuli campur konduktif dan sensorineural, tidak

dijelaskan
H91 Tuli lainnya
Kecuali: tuli psikogenik (F44.6), impacted cerumen (H61.2), tuli akibat
bising (H83.3)
tuli menurut klasifikasi pada H90.-,tuli iskemik sementara
(H93.0),
persepsi pendengaran abnormal (H93.2)
H91.0 Tuli ototoksik
H91.1

Presbycusis [tuli sensorineural pada penuaan]

Presbyacusia
H91.2 Tuli idiopatik mendadak
Tuli mendadak NOS
H91.3 Bisu-tuli, not elsewhere classified
H91.8

Tuli lain yang dijelaskan

H91.9

Tuli, tidak dijelaskan

Deafness: NOS, frekuensi tinggi, frekuensi rendah


H92 Otalgia dan effusi telinga
H92.0 Otalgia
H92.1

Otorrhoea

Kecuali: bocoran cerebrospinal fluid melalui telinga (G96.0)


H92.2 Otorrhagia [perdarahan melalui telinga luar]
Kecuali: otorrhagia traumatika.
H93 Kelainan-kelainan lain telinga, not elsewhere classified
H93.0 Kelainan-kelainan degeneratif dan vaskular pada telinga
Tuli iskemik sementara
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

Kecuali:
presbycusis (H91.1)
H93.1 Tinnitus
H93.2

Persepsi pendengaran abnormal lainnya

Auditory recruitment [pendengaran berlebih dari yang ada]


Diplacusis [pendengaran beda antara kedua telinga,
pendengaran ganda]
Hyperacusis [sangat sensitif terhadap suara]
Perubahan ambang pendengaran sementara
Kecuali:
hallusinasi auditorius (R44.0)
H93.3 Kelainan-kelainan n. akustikus
Kelainan NC VIII
H93.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada telinga
H93.9

Kelainan telinga, tidak dijelaskan

H94* Kelainan-kelainan lain telinga pada penyakit c.e.


H94.0*Neuritis akustikus pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Neuritis akustikus pada sifilis (A52.1)
H94.8*Gangguan lain telinga yang dijelaskan pada penyakit c.e.
H95 Kelainan pasca-prosedur telinga dan prosesus mastoideus,
NEC
H95.0 Kholesteatoma rekuren pada rongga pascamastoidectomi
H95.1

Kelainan lain menyusul mastoidectomi

Peradangan kronis, granulasi, kista mukosa: pada rongga pascamastoidectomi


H95.8 Kelainan-kelainan pasca prosedur lain pada telinga dan
prosesus mastoideus
H95.9

Kelainan pasca prosedur pada telinga dan prosesus

mastoideus, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

CHAPTER IX. PENYAKIT-PENYAKIT


SISTEM SIRKULASI (I00-I99)
Kecuali:

Penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)


neoplasma (C00-D48)
menyakit endokrin, nutrisi dan metabolik (E00-E90)
serangan iskemik otak sementara dan sindroma yang terkait
(G45.-)
kelainan jaringan penyambung sistemik (M30-M36)
komplikasi kehamilan, melahirkan dan nifas (O00-O99)
kondisi tertentu yang dimulai pada masa perinatal (P00-P96)
malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital
(Q00-Q99)
tanda, gejala, dan penemuan klinis dan laboratorium
abnormal, n.e.c. (R00-R99)
cedera, keracunan dan konsekwensi lain tertentu dari
penyebab luar (S00-T98)

Bab ini berisi blok-blok berikut:


I00-I02
I05-I09
I10-I15
I20-I25
I26-I28
I30-I52
I60-I69
I70-I79
I80-I89
I95-I99

Demam rematik akut


Penyakit jantung rematik kronik
Penyakit hipertensi
Penyakit jantung iskemik
Penyakit jantung paru dan penyakit sirkulasi paru-paru
Bentuk-bentuk lain penyakit jantung
Penyakit serebrovaskuler
Penyakit arteri, arteriol, dan kapiler
Penyakit vena, pembuluh limfe, dan kelenjar limfe, n.e.c.
Kelainan sistem sirkulasi lain dan tak dijelaskan

Kategori asterisk untuk bab ini tersedia sebagai


berikut:
I32*
I39*
c. e.
I41*
I43*
I52*
I68*
I79*
I98*

Perikarditis pada penyakit c. e.


Endokarditis dan kelainan katup jantung pada penyakit
Miokarditis pada penyakit c. e.
Kardiomiopati pada penyakit c. e.
Kelainan jantung lainnya pada penyakit c. e.
Kelainan serebrovaskuler pada penyakit c. e.
Kelainan arteri, arteriol dan kapiler pada penyakit c. e.
Kelainan sistem sirkulasi lain pada penyakit c. e.

Demam rematik akut (I00-I02)


Penyakit ini adalah komplikasi dari radang akut infeksi
Streptokokus hemolitikus Group A, khas dengan arthritis, khorea
Sydenham, karditis, dan kulit. Arthritis adalah manifestasi klinis paling

ICD 10 2nded

Apikes Iris

umum, biasanya melibatkan tumit, lutut, siku, dan pergelangan. Sendi


nyeri, bisa merah, panas, sembab, dan berisi cairan. Khorea Sydenham
adalah penyakit sistem syaraf pusat dengan gerakan bawah sadar
tanpa tujuan, tidak berulang-ulang, dan menghilang tanpa gejala sisa
neurologis. Karditis bisa berupa geseran perikardium, suara bising,
pembesaran jantung, atau kegagalan jantung. Nodul bawah kulit
biasanya di permukaan ekstensor sendi besar, tidak nyeri, dan
membaik dengan pengobatan sendi atau jantung. Eritema marginatum
kulit berupa merah berbelok-belok, tidak menonjol, dan tidak nyeri.
I00 Demam rematik tanpa disebutkan keterlibatan jantung.
Arthritis rematik, akut atau subakut
I01 Demam rematik dengan keterlibatan jantung
Kecuali: penyakit-penyakit kronik yang asal-usulnya rematik (I05-I09),
kecuali kalau demam rematik terdapat pula atau kalau ada
bukti munculnya kembali atau adanya aktifitas proses rematik.
Pada kasus dengan keraguan tentang aktifitas rematik pada
waktu kematian, rujuk aturan pengkodean mortalitas pada
Volume 2.
Catatan dari Volume 2
Demam rematik (I00-I02) atau penyakit jantung rematik
(I05-I09) penyebabnya selain demam skarlet (A38),
septikemia streptokokus (A40.-), radang farings
streptokokus (J02.0), dan tonsilitis akut (J03.-) adalah
sangat musykil.
Kalau proses rematik tidak dinyatakan aktif pada saat
kematian, kondisi itu dianggap aktif kalau kondisi jantung
(selain kondisi terminal dan endokarditis bakteri) yang
dianggap rematik atau akibat demam rematik dinyatakan
akut atau subakut.
Tanpa pernyataan ini, karditis, endokarditis, miokarditis,
pankarditis dan penyakit jantung dianggap akut kalau
interval antara onset dan kematian <1 tahun, atau kalau
interval tidak disebutkan, usia kematian < 15 tahun.
Perikarditis dapat dianggap akut pada usia berapa saja.
I01.0 Perikarditis rematik akut
Setiap kondisi pada I00 dengan perikarditis
Perikarditis rematik (akut)
Kecuali:
kalau tidak dinyatakan rematik (I30.-)
I01.1 Endokarditis rematik akut
Setiap kondisi pada I00 dengan endokarditis or valvulitis
Valvulitis rematik akut
I01.2 Miokarditis rematik akut
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Setiap kondisi pada I00 dengan miokarditis


I01.8 Penyakit jantung rematik akut lainnya (termasuk
keterlibatan ganda)
Setiap kondisi pada I00 dengan jenis keterlibatan jantung lain
atau ganda.
Pankarditis rematik akut
I01.9 Penyakit jantung rematik akut, tak dijelaskan
Setiap kondisi pada I00 dengan jenis keterlibatan jantung tak
dijelaskan
Karditis rematik, akut
Penyakit jantung rematik, aktif atau akut
I02 Khorea rematik
Termasuk: khorea Sydenham
Kecuali: khorea Huntington (G10), khorea NOS (G25.5)
I02.0 Khorea rematik yang keterlibatan jantung
Khorea NOS yang melibatkan jantung
Khorea rematik dengan semua keterlibatan jantung yang bisa
diklasifikasi pada I01.I02.9 Khorea rematik tanpa keterlibatan jantung
Khorea rematik NOS

Penyakit jantung rematik kronik (I05-I09)


I05 Penyakit katup mitral rematik
Termasuk: kondisi yang bisa diklasifikasikan pada I05.0 atau I05.2I05.9, baik dinyatakan rematik atau tidak
Kecuali: kalau dinyatakan bukan-rematik (I34.-)
I05.0 Stenosis mitral
Obstruksi (katup) mitral (rematik)
I05.1 Insuffisiensi mitral rematik
Inkompetensi mitral rematik
Regurgitasi mitral rematik
I05.2 Stenosis mitral dengan insufisiensi
Stenosis mitral dengan inkompetensi atau regurgitasi
I05.8 Penyakit katup mitral lainnya
Kegagalan (katup) mitral
I05.9 Penyakit katup mitral, tak dijelaskan
Kelainan (katup) mitral (kronik) NOS
I06 Penyakit katup aorta rematik
Kecuali: kalau tidak dinyatakan rematik (I35.-)
I06.0 Stenosis aorta rematik
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Obstruksi (katup) aorta rematik


I06.1 Insuffisiensi aorta rematik
Inkompetensi aorta rematik
Regurgitasi aorta rematik
I06.2 Stenosis aorta rematik dengan insufisiensi
Stenosis aorta rematik dengan inkompetensi atau regurgitasi
I06.8 Penyakit katup aorta rematik lainnya
I06.9 Penyakit katup aorta rematik, tak dijelaskan
Penyakit (katup) aorta rematik NOS
I07 Penyakit katup trikuspid rematik
Termasuk: baik dinyatakan rematik atau tidak
Kecuali: kalau dinyatakan bukan-rematik (I36.-)
I07.0 Stenosis trikuspid
Stenosis (katup) trikuspid (rematik)
I07.1 Insufisiensi trikuspid
Insufisiensi (katup) trikuspid (rematik)
I07.2 Stenosis trikuspid dengan insufisiensi
I07.8 Penyakit katup trikuspid lainnya
I07.9 Penyakit katup trikuspid, tak dijelaskan
Penyakit katup trikuspid NOS
I08 Penyakit katup ganda
Termasuk: baik dinyatakan rematik atau tidak
Kecuali: endokarditis, katup tak dijelaskan(I38)
penyakit rematik endokardium, katup tak dijelaskan (I09.1)
I08.0 Penyakit katup-katup mitral dan aorta
Keterlibatan katup-katup mitral dengan aorta baik dinyatakan
rematik atau tidak
I08.1 Penyakit katup-katup mitral dengan trikuspid
I08.2 Penyakit katup-katup aorta dengan trikuspid
I08.3 Kelainan gabungan katup-katup mitral, aorta dan trikuspid
I08.8 Penyakit katup ganda lainnya
I08.9 Penyakit katup ganda, tak dijelaskan
I09 Penyakit jantung rematik lainnya
I09.0 Miokarditis rematik

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali:
miokarditis tidak dinyatakan sebagai rematik (I51.4)
I09.1 Penyakit rematik endokardium, katup tak dijelaskan
Endokarditis rematik (kronik)
Valvulitis rematik (kronik)
Kecuali:
endokarditis, katup tak dijelaskan (I38)
I09.2 Perikarditis rematik kronik
Perikardium adherent rematik
Mediastinoperikarditis rematik kronik
Mioperikarditis rematik kronik
Kecuali:
kalau tidak dinyatakan sebagai rematik (I31.-)
I09.8 Penyakit jantung rematik lain yang dijelaskan
Penyakit rematik pada katup pulmonalis
I09.9 Penyakit jantung rematik, tak dijelaskan
Karditis rematik
Gagal jantung rematik
Kecuali:
karditis rematoid (M05.3)

Penyakit-penyakit hipertensi (I10-I15)

Hipertensi adalah tekanan darah >140/90 mmHg, baik primer


(hipertensi essensial) yang penyebabnya tidak diketahui, atau
sekunder akibat penyakit di tempat lain.. Hipertensi bisa
menyebabkan kerusakan jantung atau ginjal, dan bisa pula
disebabkan oleh kerusakan ginjal, adrenal, tiroid, dsb. Hipertensi
renovaskuler adalah peningkatan kronik tekanan darah sistemik
akibat penyempitan arteri renalis atau cabang-cabangnya.
Kecuali: melibatkan pembuluh darah koroner (I20-I25)
hipertensi pulmonalis (I27.0)
mempersulit kehamilan, melahirkan dan nifas (O10-O11, O13O16)
hipertensi neonatus (P29.2)
I10 Hipertensi essensial (primer)
Tekanan darah tinggi
Hipertensi (arteri)(esensial)(primer)(sistemik)(ringan)(berat)
Kecuali: melibatkan pembuluh darah pada: mata (H35.0), otak (I60I69),
I11 Penyakit jantung hipertensif
Termasuk: semua keadaan pada I50.-, I51.4-I51.9 akibat hipertensi
I11.0 Penyakit jantung hipertensif dengan gagal jantung
(kongestif)
Gagal jantung hipertensif
I11.9 Penyakit jantung hipertensif tanpa kegagalan jantung
(kongestif)
Penyakit jantung hipertensif NOS
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

I12 Penyakit ginjal hipertensi


Termasuk: semua keadaan pada N00-N07, N18.-, N19 atau N26
bersama kondisi I10
arteriosklerosis ginjal, nefritis arteriosklerotik (kronik)
(intersitialis)
nefropati hipertensif, nefrosklerosis
Kecuali: hipertensi sekunder (I15.-)
I12.0 Penyakit ginjal hipertensif dengan gagal ginjal
Gagal ginjal hipertensif
I12.9 Penyakit ginjal hipertensif tanpa gagal ginjal
Penyakit ginjal hipertensi NOS
I13 Penyakit jantung dan ginjal hipertensi
Termasuk: semua kondisi pada I11.- bersama semua kondisi pada
I12.penyakit: kardiorenal, penyakit ginjal kardiovaskular
I13.0 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif dengan gagal
jantung (kongestif)
I13.1 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif dengan gagal ginjal

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

Apikes Iris

ICD 10 2nded

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

Apikes Iris

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Penyakit jantung dan ginjal hipertensif dengan gagal


jantung (kongestif) serta gagal ginjal
I13.9 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif, tak dijelaskan
I15 Hipertensi sekunder
Kecuali: melibatkan pembuluh darah: mata (H35.0)
melibatkan pembuluh darah: otak (I60-I69)
I15.0 Hipertensi renovaskuler
I15.1 Hipertensi akibat kelainan ginjal lainnya
I15.2 Hipertensi akibat kelainan endokrin
I15.8 Hipertensi sekunder lain
I15.9 Hipertensi sekunder, tak dijelaskan

Penyakit jantung iskemia (I20-I25)


Iskemia jantung umumnya disebabkan oleh penumpukan
atheroma di bawah lapisan intima a. koronaria. Komplikasi utamanya
adalah angina pektoris, infark miokardium, dan mati mendadak akibat
serangan jantung. Angina pektoris khas dengan episode perasaan tidak
enak atau tertekan di daerah jantung, timbul ketika bekerja dan
berkurang ketika istirahat, dengan ciri-ciri yang biasanya menetap.
Perubahan gejala angina seperti peningkatan intensitas, lebih lama,
terjadi lebih mudah ketika istirahat atau tidur, disebut unstable
angina, insufisiensi koroner akut, angina preinfark, atau sindroma
intermedia, yang sering menjadi infark miokardium. Angina variant
atau Prinzmetal disebabkan oleh spasme aorta sehingga aliran ke a.
koronaria berkurang dan menyebabkan iskemia jantung, khas dengan
nyeri ketika istirahat.
Catatan: Untuk morbiditas, durasi pada kategori I21-I25 adalah interval
antara awal episode iskemia dan admisi.
Untuk mortalitas, durasi adalah interval antara awal episode
iskemia dan kematian.
Termasuk: Kalau disebutkan hipertensi (I10-I15)
I20 Angina pektoris
I20.0 Unstable angina
Angina: crescendo, de novo effort, makin berat waktu bekerja
Sindroma: koroner intermediate, preinfark

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

I20.1 Angina pektoris dengan spasme terdokumentasi


Angina: angiospastik, Prinzmetal, akibat spasme, variant
I20.8 Bentuk lain angina pektoris
Angina ketika bekerja
Stenokardia
I20.9 Angina pektoris, tak dijelaskan
Angona: NOS, kardiak
Sindroma angina
Nyeri dada iskemik
I21 Infark miokardium akut acute myocardial infarction
(MCI)
Termasuk: MCI yang dinyatakan akut, atau lamanya 4 mg (28 hari)
sejak onset.
Kecuali: komplikasi tertentu sekarang menyusul MCI akut (I23.-)
MCI: lama (I25.2), susulan (I22.-)
sindroma pasca MCI (I24.1),
MCI dinyatakan kronik atau durasi > 4 mg (28 hari) sejak
onset (I25.8)
I21.0 MCI transmural akut dinding anterior jantung
Infark transmural (akut)(pada):
- (dinding) depan NOS, anteroapikal, anterolateral, anteroseptum
I21.1 MCI transmural akut dinding inferior jantung
Infark transmural (akut)(pada):
- (dinding) inferior NOS, dinding diafragmatika, inferolateral,
inferoposterior
I21.2 MCI transmural akut pada bagian lain jantung
Infark transmural (akut)(pada):
- (dinding) lateral NOS, apical-lateral, basal-lateral, lateral tinggi
- posterior (sejati), posterobasal, posterolateral, posteroseptal,
septal NOS
I21.3 MCI transmural akut pada bagian jantung yang tak
dijelaskan
MCI transmural NOS
I21.4 MCI subendokardium akut,
MCI non-transmural NOS
I21.9 MCI akut, tak dijelaskan
MCI (akut) NOS
I22 MCI susulan
Termasuk: MCI rekurent
Kecuali: dinyatakan kronik atau durasi >4 minggu (28 hari) sejak onset
(I25.8)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

10

ICD 10 2nded

Apikes Iris

I22.0 MCI susulan dinding jantung bagian anterior


Infark susulan (akut)(pada):
- (dinding) anterior NOS, anteroapikal, anterolateral,
anteroseptal
I22.1 MCI susulan dinding jantung bagian inferior
Infark susulan (akut)(pada):
- (dinding) inferior NOS, dinding diafragma, inferolateral,
inferoposterior
I22.8 MCI susulan pada bagian lain
Infark susulan (akut)(pada):
- (dinding) lateral NOS, apical-lateral, basal-lateral, lateral tinggi
- posterior (sejati), posterobasal, posterolateral, posteroseptal,
septal NOS
I22.9 MCI susulan pada bagian yang tak dijelaskan

I23 Komplikasi tertentu sekarang menyusul MCI akut


Kecuali: kondisi berikut ini, kalau:
- muncul bersama MCI akut (I21-I22)
- tidak dinyatakan sebagai komplikasi sekarang menyusul MCI
akut (I31.-, I51.-)
I23.0 Hemoperikardium sebagai komplikasi sekarang menyusul
MCI akut
I23.1 Atrial septal defect (ASD) sebagai komplikasi sekarang
menyusul MCI akut
I23.2 Ventricular septal defect (VSD) sebagai komplikasi
sekarang menyusul MCI akut
I23.3 Ruptur dinding jantung tanpa hemoperikardium sebagai
komplikasi sekarang menyusul MCI akut
Kecuali: dengan hemoperikardium (I23.0)
I23.4 Ruptura khordae tendineae sebagai komplikasi sekarang
menyusul MCI akut
I23.5 Ruptur m. papillaris sebagai komplikasi sekarang menyusul
MCI akut
I23.6 Trombosis atrium, apendix aurikula, dan ventrikel sebagai
komplikasi sekarang menyusul MCI akut
I23.8 Komplikasi sekarang lainnya menyusul MCI akut

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

11

ICD 10 2nded

Apikes Iris

I24 Penyakit jantung iskemik akut lainnya


Kecuali: angina pectoris (I20.-),
iskemia miokadium sementara pada bayi baru lahir (P29.4)
I24.0 Trombosis koroner yang tidak menyebabkan MCI
Embolisme, oklusi, tromboembolisme (arteri)(vena) koronaria:
yang tidak menyebabkan MCI
Kecuali: dinyatakan kronik atau durasi > 4 mg (28 hari) sejak
onset (I25.8)
I24.1 Sindroma Dressler
Sindorma pasca MCI
I24.8 Bentuk lain penyakit jantung iskemik akut:
Kegagalan koroner
Insufisiensi koroner
I24.9 Penyakit jantung iskemik akut, tak dijelaskan
Kecuali:

penyakit jantung iskemik (kronik) NOS (I25.9)

I25 Penyakit jantung iskemik kronik


Kecuali: penyakit kardiovaskuler NOS (I51.6)
I25.0 Penyakit kardiovaskuler atherosklerotik, dinyatakan
demikian
I25.1 Penyakit jantung atherosklerotik koroner
Penyakit, sklerosis, ateroma, aterosklerosis:
pada (arteri) koronaria
I25.2 MCI lama
MCI sembuh
MCI sebelumnya didiagnosa dengan ECG atau pemeriksaan
khusus lain, tapi saat ini tidak menunjukkan gejala
I25.3 Aneurisma jantung
Aneurisma: mural, ventrikel
I25.4 Aneurisma arteri koronaria
Fistula arterio-vena koronaria, didapat
Kecuali:
aneurisma (arteri) koronaria kongenital (Q24.5)
I25.5 Kardiomiopati iskemik
I25.6 Iskemia miokardium tenang (silent)
I25.8 Bentuk-bentuk lain penyakit jantung iskemik kronik
Setiap kondisi pada I21-I22 dan I24.- yang dinyatakan sebagai
kronik atau dengan durasi >4 mg (28 hari) sejak onset
I25.9 Penyakit jantung iskemik kronik, tak dijelaskan
Penyakit jantung iskemik (kronik) NOS

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

12

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Penyakit jantung-paru dan penyakit sirkulasi


pulmonalis (I26-I28)
I26 Emboli pulmonalis
Cor pulmonale adalah pembesaran ventrikel kanan, dengan tekanan
darah yang tinggi ke paru-paru karena kesulitan memompakan
darah ke paru-paru yang mengalami kegagalan fungsi. Keadaan ini
disebabkan olehpenyakit paru, kelainan rongga dada, atau
peekanan usaha bernafas, tapi bukan karena kerusakan jantung
kiri. Biasanya kronik, tapi bisa menjadi akut.
Termasuk: (arteri)(vena) pulmonalis dengan:
- infark
- tromboembolisme
- trombosis:
Kecuali: mempersulit:
- abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.2)
- kehamilan, melahirkan dan nifas (O88.-)
I26.0 Emboli pulmonalis dengan disebutkan cor pulmonale akut
Cor pulmonale akut NOS
I26.9 Emboli pulmonalis tanpa disebutkan cor pulmonale akut
Emboli pulmonalis NOS
I27 Penyakit jantung-paru lainnya
I27.0 Hipertensi pulmonalis primer
I27.1 Penyakit jantung kifo-skoliotik
I27.2 Hipertensi pulmonalis sekunder lain
Gunakan kode tambahan, kalau perlu, untuk identifikasi penyakit
dasar.
I27.8 Penyakit jantung-paru lain yang dijelaskan
Kecuali: Cacad Eisenmenger (Q21.8).
I27.9 Penyakit jantung-paru, tak dijelaskan
Penyakit kardiopulmonalis kronik
Kor pulmonale (kronik) NOS
I28 Penyakit pembuluh pulmonalis lain
I28.0 Fistula arteriovena pembuluh pulmonalis
I28.1 Aneurisma arteri pulmonalis
I28.8 Penyakit pembuluh pulmonalis lain yang dijelaskan:
Ruptur, stenosis, striktura:
pada pembuluh pulmonalis
I28.9 Penyakit pembuluh pulmonalis, tak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

13

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Bentuk-bentuk lain penyakit jantung (I30-I52)


I30 Perikarditis akut
Termasuk: effusi perikardium akut
Kecuali: perikarditis rematik (akut) (I01.0)
I30.0 Perikarditis idiopatik nonspesifik akut
I30.1 Perikarditis infeksi
Pericarditis: pneumokokus, stafilokokus, streptokokus, purulenta,
virus
Pioperikarditis
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk
identifikasi agen infeksi.
I30.8 Bentuk-bentuk lain perikarditis akut
I30.9 Perikarditis akut, tak dijelaskan
I31 Penyakit lain pada perikardium
Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I09.2), komplikasi sekarang
menyusul MCI akut (I23.-),
sindroma pasca-kardiotomi (I97.0),
trauma (S26.-)
I31.0 Perikarditis adhesif kronik
Accretio cordis
Perikardium adherent
Mediastinoperikarditis adhesif
I31.1 Perikarditis konstriktif kronik
Concretio cordis
Kalsifikasi perikardium
I31.2 Hemoperikardium, n.e.c.
I31.3 Effusi perikardium (bukan radang)
Chylopericardium
I31.8 Penyakit lain perikardium yang dijelaskan
Plaque epikardium
Adhesi perikardium pada fokus tertentu
I31.9 Penyakit perikardium, tak dijelaskan
Cardiac tamponade
Perikarditis (kronik) NOS
I32* Perikarditis pada penyakit c. e.
I32.0* Perikarditis pada penyakit bakteri c. e.

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

14

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Pericarditis: TB (A18.8), meningokokus (A39.5), sifilis (A52.0),


gonokokus (A54.8)
I32.1* Perikarditis pada penyakit infeksi atau parasit lain c. e.
I32.8*

Perikarditis pada penyakit lain c. e.

Perikarditis (pada ):
- rematoid (M05.3), systemic lupus erythematosus (M32.1),
uremik (N18.8)
I33 Endokarditis akut dan subakut
Kecuali: endokarditis rematik akut (I01.1)
endokarditis NOS (I38)
I33.0 Endokarditis infeksi akut dan subakut
Endokarditis (akut)(subakut):
- bakteri, infektif NOS
- lenta, ulseratif, malignant, septik
I33.9 Endokarditis akut, tak dijelaskan
Endokarditis, mioendokarditis, periendokarditis:
akut atau subakut
I34 Kelainan katup mitral non-rematik
Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I05.-)
katup mitral dengan: stenosis (I05.0), kegagalan (I05.8),
penyakit (I05.9)
kalau penyebab tidak jelas, tapi disebutkan:
- stenosis atau obstruksi mitral (I05.0)
- penyakit katup aorta (I08.0)
kalau dinyatakan kongenital (Q23.2, Q23.3)
I34.0 Insufisiensi (katup) mitral
Inkompetensi atau regurgitasi (katup) mitral:
NOS atau penyebab dijelaskan selain rematik
I34.1 Prolapsus (katup) mitral
Sindroma katup mitral lembek [floppy]
Kecuali:
sindroma Marfan (Q87.4)
I34.2 Stenosis (katup) mitral non-rematik
I34.8 Kelainan katup mitral non-rematik lain
I34.9 Kelainan lain katup mitral non-rematik, tak dijelaskan
I35 Kelainan katup aorta non-rematik
Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I06.-)
kalau sebab tak dijelaskan tapi disebutkan penyakit katup
mitral (I08.0)
stenosis subaorta hipertrofik (I42.1)
kalau dinyatakan kongenital (Q23.0, Q23.1)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

15

ICD 10 2nded

Apikes Iris

I35.0 Stenosis (katup) aorta


I35.1 Insufisiensi (katup) aorta
Inkompetensi atau regurgitasi (katup) aorta:
NOS atau penyebab dijelaskan, selain rematik
I35.2 Stenosis (katup) aorta dengan insufisiensi
I35.8 Kelainan katup aorta lain
I35.9 Kelainan katup aorta, tak dijelaskan
I36 Kelainan katup trikuspid non-rematik
Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I07.-),
kalau penyebab tak
dijelaskan (I07.-)
kalau dinyatakan kongenital (Q22.4, Q22.8, Q22.9)
I36.0 Stenosis (katup) trikuspid non-rematik
I36.1 Insufisiensi (katup) trikuspid non-rematik
Inkompetensi atau regurgitasi (katup) trikuspid:
penyebab dijelaskan, selain rematik
I36.2 Stenosis (katup) trikuspid non-rematik dengan insufisiensi
I36.8 Kelainan katup trikuspid non-rematik lainnya
I36.9 Kelainan katup trikuspid non-rematik, tak dijelaskan
I37 Kelainan katup pulmonalis
Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I09.8)
kalau dinyatakan kongenital (Q22.1, Q22.2, Q22.3)
I37.0 Stenosis katup pulmonalis
I37.1 Insufisiensi katup pulmonalis
Inkompetensi atau regurgitasi (katup) pulmonalis:
NOS atau penyebab dijelaskan, selain rematik
I37.2 Stenosis katup pulmonalis dengan insufisiensi
I37.8 Kelainan katup pulmonalis lain
I37.9 Kelainan katup pulmonalis, tak dijelaskan
I38 Endokarditis, katup tak dijelaskan
Endokarditis (kronik) NOS
Katup yang inkompeten, insufisien, regurgitasi, atau stenosis:
jenis katup tidak disebutkan
NOS atau penyebab dijelaskan, selain rematik atau kongenital
Valvulitis (kronik),
katup tidak disebutkan;
NOS atau penyebab dijelaskan, selain rematik atau kongenital

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

16

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I09.1)


insufisiensi katup jantung kongenital NOS (Q24.8)
stenosis kongenital katup jantung NOS (Q24.8)
fibroelastosis endokardium (I42.4)
I39* Endokarditis dan kelainan katup pada penyakit c. e.
Termasuk: keterlibatan endokardium pada:
- demam tifoid (A01.0), TB (A38.8), infeksi meningokokus
(A39.5)
- sifilis (A52.0), infeksi gonokokus (A54.8), infeksi kandida
(B37.6),
- arthritis rematoid (M05.3), penyakit Libman Sacks (M32.1)
I39.0* Kelainan katup mitral pada penyakit c. e.
I39.1*

Kelainan katup aorta pada penyakit c. e.

I39.2*

Kelainan katup trikuspid pada penyakit c. e.

I39.3*

Kelainan katup pulmonalis pada penyakit c. e.

I39.4*

Kelainan katup ganda pada penyakit c. e.

I39.8*

Endokarditis, katup tidak jelas, pada peny. c. e.

I40 Miokarditis akut


I40.0 Miokarditis infeksi
Miokarditis septik
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk
identifikasi agen infeksi.
I40.1 Miokarditis tersendiri (isolated)
I40.8 Miokarditis akut lain
I40.9 Miokarditis akut, tak dijelaskan
I41* Miokarditis pada penyakit c. e.
I41.0* Miokarditis pada penyakit bakteri c. e.
Miokarditis:
- TB (A18.8), difteria (A36.8), meningokokus (A39.5),
- sifilis (A52.0), gonokokus (A54.8)

I41.1*

Miokarditis pada penyakit virus c. e..

Miokarditis influenza (akut):


- virus flu burung teridentifikasi (J09)
- virus lain teridentifikasi (J10.8)
- virus tak teridentifikasi (J11.8)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

17

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Miocarditis mumps (B26.8)


I41.2* Miokarditis pada peny. infeksi dan parasit c. e.
Miokarditis pada:
- penyakit Chagas: akut (B57.0), (kronik) (B57.2)
- toxoplasmosis (B58.8)
I41.8* Miokarditis pada penyakit lain c. e.
Miokarditis sarkoid (D86.8)
Miokarditis rematoid (M05.3)
I42

Kardiomiopati
Kardiomiopati adalah kerusakan akut miokardium, yang
penyebabnya bukan penyakit katup, pembuluh darah, sistem konduksi,
a. koronaria, atau cacad perkembangan. Jenis dilatasi atau hipertrofi
ventrikel disebabkan oleh kesulitan memompakan darah, dan jenis
restriktif adalah kurangnya pengembangan ventrikel dibandingkan
pengisian darah waktu diastolik.
Kecuali: kardiomiopati yang mempersulit: nifas (O90.3), kehamilan
(O99.4)
kardiomiopati iskemik (I25.5)
I42.0 Kardiomiopati dilatasi
Kardiomiopati kongestif
I42.1 Kardiomiopati hipertrofik obstruktif
Stenosis subaorta hipertrofik
I42.2 Kardiomiopati hipertrofik lainnya
Kardiomiopati hipertrofik non-obstruktif
I42.3 Penyakit endomiokardium (eosinofilik)
Fibrosis endomiokardium (tropik)
Endokarditis Lffler
I42.4 Fibroelastosis endokardium
Kardiomiopati kongenital
I42.5 Kardiomiopati restriktif lainnya
Kardiomiopati konstriktif NOS
I42.6 Kardiomiopati alkoholik
I42.7 Kardiomiopati akibat drugs dan agen luar lainnya
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi penyebab.
I42.8 Kardiomiopati lain
I42.9 Kardiomiopati, tak dijelaskan
Kardiomiopati (primer) (sekunder) NOS

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

18

ICD 10 2nded

Apikes Iris

I43* Kardiomiopati pada penyakit c. e.


I43.0* Kardiomiopati pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Kardiomiopati pada difteria (A36.8)
I43.1* Kardiomiopati pada penyakit metabolik
Amiloidosis jantung (E85.-)
I43.2*

Kardiomiopati pada penyakit gizi

Kardiomiopati nutrisi NOS (E63.9)


I43.8* Kardiomiopati pada penyakit lain c. e.
Penyakit jantung tirotoksikosis (E05.9),
Tofi gout pada jantung (M10.0)
I44

Blok atrioventrikel dan cabang bundel kiri


Heart block (hambatan jantung) adalah lambatnya penyebaran
rangsangan listrik di jalur konduksi., seperti nodus sinoatrium (SA),
atrium, nodus atrioventrikel (AV), bundel His dan cabang-cabangnya,
atau ventrikel.
Blok atrioventrikel, yaitu terhambatnya impuls dari atrium ke
ventrikel, biasanya disebabkan oleh infark miokardium, rangsangan
parasimpatis, atau penyakit nodus AV primer. Semua ini menyebabkan
timbulnya gangguan irama jantung.
I44.0 Blok atrioventrikel, tingkat pertama
I44.1 Blok atrioventrikel, tingkat kedua
Blok atrioventrikel tipe I dan II
Blok tingkat kedua, tipe I dan II
Blok Mbitz tipe I dan II
Blok Wenckebach
I44.2 Blok atrioventrikel komplit
Blok jantung komplit NOS
Blok tingkat ketiga
I44.3 Blok atrioventrikel lain dan tak dijelaskan
Blok atrioventrikel NOS
I44.4 Blok fasikulus anterior kiri
I44.5 Blok fasikulus posterior kiri
I44.6 Blok fasikulus lain dan tak dijelaskan
Hemiblok cabang bundel kiri NOS
I44.7 Blok cabang bundel kiri, tak dijelaskan
I45

Kelainan konduksi lain

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

19

ICD 10 2nded

Apikes Iris

I45.0 Blok fasikulus kanan


I45.1 Blok cabang bundel kanan lain dan tak dijelaskan
Blok cabang bundel kanan NOS
I45.2 Blok bifasikulus
I45.3 Blok trifasikulus
I45.4 Blok intraventrikel non-spesifik
Blok cabang bundel NOS
I45.5 Blok jantung lain yang dijelaskan
Blok sinoatrium, blok sinoaurikulum
Kecuali:
blok jantung NOS (I45.9)
I45.6 Sindroma pre-eksitasi
Eksitasi atrioventrikel anomali
Konduksi atrioventrikel: dipercepat, tambahan. pre-eksitasi
Sindroma Lown-Ganong-Levine
Sindroma Wolff-Parkinson-White
I45.8 Kelainan konduksi lain yang dijelaskan
Disosiasi atrioventrikel [AV]
Disosiasi interferensi
Sindroma long QT
Kecuali:
pemanjangan interval QT (R94.3)
I45.9 Kelainan konduksi, tak dijelaskan
Blok jantung NOS
Sindroma Stokes-Adams
I46

Cardiac arrest
Cardiac arrrest [serangan jantung] adalah tidak cukupnya
kontraksi ventrikel sehingga sirkulasi sistemik gagal. Penyebab
utamanya fibrillasi ventrikel, diikuti hilangnya kesadaran, pernafasan,
tekanan darah dan suara jantung, lalu kematian dengan sianosis dan
pupil melebar.
Kecuali: mempersulit:
- abortus atau hamil mola atau ektopik (O00-O07, O08.8)
- bedah dan prosedur obstetri (O75.4)
syok kardiogenik (R57.0)
I46.0 Cardiac arrest dengan resusitasi berhasil
I46.1 Sudden cardiac death; begitu dituliskan
Kecuali:
mati mendadak NOS (R96.-)
mati mendadak dengan:
- infark miokardium (I21-I22), kelainan konduksi (I44-I45)
I46.9 Cardiac arrest, tak dijelaskan
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

20

ICD 10 2nded

Apikes Iris

I47

Takikardia paroxismal
Takikardia paroksismal adalah peningkatan mendadak denyut
jantung.
Aritmia ventrikel re-entri terjadi karena masuknya impuls
kembali ke dalam sistem His-Purkinje dan otot ventrikel, yang
seharusnya menghilang dan diganti dengan impuls yang baru.
Takikardia paroksismal supraventrikel dimulai dari atrium atau
nodus AV dengan peningkatan denyut menjadi 100-200/menit, konduksi
atrium dan ventrikel sama banyak (1:1).
Takikardia ventrikel adalah kenaikan teratur denyut ventrikel
menjadi 100-200/menit.
Kecuali: mempersulit:
- abortus atau hamil mola atau ektopik (O00-O07, O08.8)
- bedah dan prosedur obstetri (O75.4)
takikardia: NOS (R00.0), sinoaurikuler (R00.0), sinus NOS
(R00.0)
I47.0 Aritmia ventrikel re-entri
I47.1 Takikardia supraventrikel
Takikardia paroksismal:
- atrium
- atrioventrikel (AV)
- junction [bundel His dan fasikulus]
- nodus
I47.2 Takikardia ventrikel
I47.9 Takikardia paroksismal, tak dijelaskan
Sindroma Bouveret(-Hoffmann)
I48

Fibrillasi dan flutter atrium


Flutter atrium adalah aritmia yang teratur di dalam atrium,
dengan aktifitas listrik terus menerus sehingga denyut mencapai 240400/menit. Fibrillasi atrium adalah aritmia yang kacau akibat reentri
impuls listrik ke atrium, walau pun umumnya 100-200/menit.
I49

Aritmia jantung lainnya


Fibrillasi ventrikel adalah aritmia tidak teratur berkecepatan
tinggi dengan penyebaran impuls yang tidak merata di otot ventrikel.
Depolarisasi prematur adalah depolarisasi yang terjadi sebelum
datangnya impuls berikut dari sinus. Sick sinus syndrome adalah
gangguan fungsi nodus SA, sering menyebabkan kepala rasa kosong,
pusing, dan pingsan.
Kecuali: disritmia neonatus (P29.1)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

21

ICD 10 2nded

Apikes Iris

bradikardia: NOS (R00.1), sinoatrium (R00.1), sinus (R00.1),


vagus (R00.1)
mempersulit:
- abortus atau hamil mola atau ektopik (O00-O07, O08.8)
- bedah dan prosedur obstetri (O75.4)
I49.0 Fibrillasi dan flutter ventrikel
I49.1 Depolarisasi prematur atrium
Denyut prematur atrium
I49.2 Depolarisasi prematur junction
I49.3 Depolarisasi prematur ventrikel
I49.4 Depolarisasi prematur lain dan tak dijelaskan:
Ekstrasistole, aritmia ekstrasistolik
Denyut ektopik, denyut prematur NOS, kontraksi prematur
I49.5 Sick sinus syndrome
Sindroma takikardia-bradikardia
I49.8 Aritmia jantung lainnya yang dijelaskan
Gangguan irama:
- nodus, sinus koronaria, ektopik,
I49.9 Aritmia jantung, tak dijelaskan
Aritmia (jantung) NOS
I50

Heart failure
Heart failure atau payah jantung (kongestif) adalah sindroma
umum penurunan kontraksi miokardium sehingga curah jantung
(cardiac output) tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Penurunan fungsi ini mula-mula hanya timbul pada olahraga, lalu
meningkat dengan muncul ketika istirahat. Penurunan daya kontraksi
diikuti oleh kongesti (bendungan) aliran darah yang menuju ke
jantung, dan kelelahan akibat kurangnya curah jantung.
Kecuali: akibat hipertensi (I11.0), akibat hipertensi dengan penyakit
ginjal (I13.-)
setelah bedah jantung atau akibat adanya prostesis jantung
(I97.1)
mempersulit:
- abortus atau hamil mola atau ektopik (O00-O07, O08.8)
- bedah dan prosedur obstetri (O75.4)
kegagalan jantung neonatus (P29.0)
I50.0 Payah jantung kongestif
Penyakit jantung kongestif
Payah ventrikel kanan (akibat payah jantung kiri)
I50.1 Payah ventrikel kiri

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

22

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Edema paru-paru dengan disebutkan:


penyakit jantung NOS atau payah jantung
Asma jantung
Payah jantung kiri
I50.9 Payah jantung, tak dijelaskan
Payah jantung atau miokardium NOS
I51 Komplikasi penyakit jantung dan penyakit jantung yang
deskripsinya kabur
Kecuali: setiap kondisi pada I51.4-I51.9 akibat hipertensi (I11.-),
- dengan penyakit ginjal (I13.-)
kalau dinyatakan rematik (I00-I09)
komplikasi yang timbul menyusul MCI akut (I23.-);
I51.0 Cacad septum jantung, didapat
Cacad septum didapat (lama): atrium, aurikuler, ventrikel
I51.1 Ruptur chordae tendineae, not elsewhere classified
I51.2 Ruptur m. papillaris, not elsewhere classified
I51.3 Rhrombosis intracardiak, not elsewhere classified
Thrombosis (lama): apex, atrium, aurikuler, ventrikel
I51.4 Miokarditis, tak dijelaskan
Fibrosis miokardium
Miokarditis: NOS, kronik (interstitium)
I51.5 Degenerasi miokardium
Degenerasi lemak pada jantung atau miokardium
Degenerasi senilis pada jantung atau miokardium
Penyakit miokardium
I51.6 Penyakit kardiovaskuler, tak dijelaskan
Cardiovascular accident NOS
Kecuali:
penyakit kardiovaskuler aterosklerotik, begitu
dituliskan (I25.0)
I51.7 Kardiomegali
Dilatasi jantung,
Hipertrofi jantung,
Dilatasi ventrikel
I51.8 Penyakit jantung lain yang tidak jelas
Karditis (akut)(kronik)
Pankarditis (akut)(kronik)
I51.9 Penyakit jantung, tak dijelaskan
I52* Kelainan jantung lain pada penyakit c. e.
Kecuali: Kelainan kardiovascular NOS pada penyakit c. e. (I98.-*)
I52.0* Kelainan jantung lain pada penyakit bakteri c. e.
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

23

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Karditis meningokokus NEC (A39.5)


I52.1* Kelainan jantung lain pada penyakit infeksi dan parasit
lain c. e.
Penyakit jantung-paru pada skhistosomiasis (B65.-)
I52.8* Kelainan jantung lain pada penyakit lain c. e.
Karditis rematoid (M05.3)

Penyakit-penyakit serebrovaskuler (I60-I69)

Termasuk: dengan disebutkan hipertensi (konditsi pada I10 dan I15.-)


Gunakan kode tambahan, kalau perlu, untuk identifikasi adanya
hipertensi
Kecuali: dementia vaskuler (F01.-)
serangan iskemia otak sementara dan sindroma yang terkait
(G45.-)
perdarahan intrakranium akibat trauma (S06.-)
I60 Perdarahan subarakhnoid
Termasuk: ruptur aneurisma serebri
Kecuali: sequelae perdarahan subarakhnoid (I69.0)
I60.0 Perdarahan subarakhnoid dari aliran dan percabangan
karotid
I60.1 Perdarahan subarakhnoid dari a. serebri media
I60.2 Perdarahan subarakhnoid dari a. komunikans anterior
I60.3 Perdarahan subarakhnoid dari a. komunikans posterior
I60.4 Perdarahan subarakhnoid dari a. basilaris
I60.5 Perdarahan subarakhnoid dari a. vertebralis
I60.6 Perdarahan subarakhnoid dari arteri intrakranium lain
Keterlibatan ganda arteri-arteri intrakranium
I60.7 Perdarahan subarakhnoid dari arteri intrakranium, tak
dijelaskan
Ruptura aneurisma berry (kongenital) NOS
Perdarahan subarakhnoid dari:
- arteri serebri NOS, arteri komunikans NOS
I60.8 Perdarahan subarakhnoid lain
Perdarahan meningen
Ruptur malformasi arteriovena serebri
I60.9 Perdarahan subarakhnoid, tak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

24

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Ruptura aneurisma serebri (kongenital) NOS


I61 Perdarahan intraserebri
Kecuali: sequelae perdarahan intraserebri (I69.1)
I61.0 Perdarahan intraserebri di hemisfer, subkorteks
Perdarahan intraserebri profunda
I61.1 Perdarahan intraserebri di hemisfer, korteks
Perdarahan lobus serebri
Perdarahan intraserebri superfisialis
I61.2 Perdarahan intraserebri di hemisfer, tak dijelaskan
I61.3 Perdarahan intraserebri di batang otak
I61.4 Perdarahan intraserebri di serebellum
I61.5 Perdarahan intraserebri, intraventrikel
I61.6 Perdarahan intraserebri, lokalisasi ganda
I61.8 Perdarahan intraserebri lain
I61.9 Perdarahan intraserebri, tak dijelaskan
I62 Perdarahan intrakranium non-traumatika lainnya
Kecuali: sequelae perdarahan intrakranium (I69.2)
I62.0 Perdarahan subdura (akut) (non-traumatika)

I62.1 Perdarahan extradura non-traumatika


Perdarahan epidura non-traumatika
I62.9 Perdarahan intrakranium (non-traumatika), tak dijelaskan
I63 Infark serebri
Termasuk: oklusi dan stenosis arteri-arteri serebri dan preserebri,
menyebabkan infark serebri
Kecuali: sequelae infark serebri (I69.3)
I63.0 Infark serebri akibat trombosis arteri preserebralis
I63.1 Infark serebri akibat embolisme arteri preserebralis
I63.2 Infark serebri akibat oklusi atau stenosis yang tak jelas
pada arteri preserebralis
I63.3 Infark serebri akibat trombosis arteri serebralis
I63.4 Infark serebri akibat embolism arteri serebralis

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

25

ICD 10 2nded

Apikes Iris

I63.5 Infark serebri akibat oklusi atau stenosis yang tak jelas
pada arteri serebralis
I63.6 Infark serebri akibat trombosis vena serebralis,
nonpyogenic
I63.8 Infark serebri lain
I63.9 Infark serebri, tak dijelaskan
I64 Stroke, tak dijelaskan sebagai perdarahan atau infark
Cerebrovascular accident NOS
Kecuali: sequelae stroke (I69.4)
I65 Oklusi dan stenosis arteri preserebralis, tidak
menyebabkan infark serebri
Termasuk: embolisme, penyempitan, obstruksi (komplit)(parsial) atau
trombosis,
pada aa. basilaris, karotis, atau vertebralis,
yang tidak menyebabkan infark serebri
Kecuali: kalau menyebabkan infark serebri (I63.-)
I65.0 Oklusi dan stenosis a. vertebralis
I65.1 Oklusi dan stenosis a. basilaris
I65.2 Oklusi dan stenosis a. karotid
I65.3 Oklusi dan stenosis arteri-arteri preserebralis ganda dan
bilateral
I65.8 Oklusi dan stenosis arteri preserebralis lain
I65.9 Oklusi dan stenosis arteri preserebralis yang tak dijelaskan
Oklusi dan stenosis arteri preserebralis NOS
I66 Oklusi dan stenosis arteri serebralis, tidak menyebabkan
infark serebri
Termasuk: embolisme, penyempitan, obstruksi (komplit)(parsial) atau
trombosis,
pada aa. serebrales media, anterior, dan posterior, serta
aa. serebellares,
yang tidak menyebabkan infark serebri
Kecuali: kalau menyebabkan infark serebri (I63.-)
I66.0 Oklusi dan stenosis a. serebralis media
I66.1 Oklusi dan stenosis a. serebralis anterior
I66.2 Oklusi dan stenosis a. serebralis posterior
I66.3 Oklusi dan stenosis aa. serebellares
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

26

ICD 10 2nded

Apikes Iris

I66.4 Oklusi dan stenosis arteri otak ganda dan bilateral


I66.8 Oklusi dan stenosis arteri otak lain
Oklusi dan stenosis arteriae perforans
I66.9 Oklusi dan stenosis arteri otak yang tak dijelaskan
I67 Penyakit-penyakit serebrovaskuler lain
Kecuali: sequelae dari kondisi pada daftar berikut (I69.8)
I67.0 Disseksi arteri-arteri serebri, tidak ruptur
Kecuali:
ruptur arteri-arteri serebri (I60.7)
I67.1 Aneurisma otak, tidak ruptur
Aneurisma otak NOS
Fistula arteriovena serebri, didapat
Kecuali:
aneurisma serebri kongenital, tidak ruptur (Q28.-)
ruptur aneurisma serebri (I60.-)
I67.2 Aterosklerosis serebri
Ateroma arteri serebralis
I67.3 Leukoensefalopati vaskuler progresif
Penyakit Binswanger
Kecuali:
dementia vaskuler subkorteks (F01.2)
I67.4 Ensefalopati hipertensif
I67.5 Penyakit Moyamoya
I67.6 Trombosis non-piogenik pada sistem vena intrakranium
Trombosis non-piogenik pada:
- vena otak, sinus vena intrakranium
Kecuali:
kalau meimbulkan infark (I63.6)
I67.7 Arteritis serebri, not elsewhere classified
I67.8 Penyakit serebrovaskuler lain yang dijelaskan
Insufisiensi serebrovaskuler akut NOS
Iskemia serebri (kronik)
I67.9 Penyakit serebrovaskuler, tak dijelaskan
I68* Kelainan-kelainan serebrovaskuler pada penyakit c. e.
I68.0* Angiopathy amyloid otak(E85.-)
I68.1*

Arteritis serebri pada penyakit infeksi dan parasit c. e.

Arteritis serebri pada:


- TB (A18.8), listeria (A32.8), sifilis (A52.0)
I68.2* Arteritis serebri pada penyakit lain c. e.
Arteritis serebri pada systemic lupus erythematosus (M32.1)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

27

ICD 10 2nded
I68.8*

Apikes Iris

Kelainan serebrovaskuler lain pada penyakit c. e..

I69 Sequelae penyakit serebrovaskuler


Catatan: Kategori ini digunakan untuk menunjukkan kondisi-kondisi
pada I60-I67 sebagai penyebab sekuel, yang mereka sendiri
diklasifikasikan di bagian lain. Sekuel mencakup kondisi yang
disebut demikian atau efek jangka panjang, atau terdapat satu
tahun atau lebih setelah onset kondisi penyebab.
I69.0 Sekuel perdarahan subarakhnoid
I69.1 Sekuel perdarahan intraserebri
I69.2 Sekuel perdarahan intrakranium non-traumatika lain
I69.3 Sekuel infark serebri
I69.4 Sekuel stroke, yang tidak dinyatakan sebagai perdarahan
atau infark
I69.8 Sekuel penyakit serebrovaskuler lain dan tak dijelaskan

Penyakit-penyakit arteri, arteriol dan kapiler (I70-I79)


I70 Aterosklerosis
Termasuk: arteriolosklerosis, arteriosklerosis, penyakit vaskuler
arteriosklerotik
ateroma, endarteritis deformans atau obliterans
arteritis senilis, endarteritis senilis
degenerasi: arteri, arteriovaskuler, vaskuler
Kecuali: koronaria (I25.1), pulmonalis (I27.0), serebralis (I67.2),
mesenterika (K55.1)
I70.0 Aterosklerosis aorta
I70.1 Aterosklerosis a. renalis
Ginjal Goldblatt
Kecuali:
aterosklerosis arteriol ginjal (I12.-)
I70.2 Aterosklerosis arteri anggota
Gangren aterosklerosis
Sklerosis (medial) Mnckeberg's
I70.8 Aterosklerosis arteri lainnya
I70.9 Aterosklerosis generalisata dan tak dijelaskan
I71 Aneurisma dan disseksi aorta
I71.0 Disseksi aorta (semua bagian)
Aneurisma dissekans aorta (ruptur)[semua bagian]
I71.1 Aneurisma aorta torakalis, ruptur
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

28

ICD 10 2nded

Apikes Iris

I71.2 Aneurisma aorta torakalis, tanpa disebutkan ruptur


I71.3 Aneurisma aorta abdominalis, ruptur
I71.4 Aneurisma aorta abdominalis, tanpa disebutkan ruptur
I71.5 Aneurisma aorta torako-abdominalis, ruptur
I71.6 Aneurisma aorta torako-abdominals, tanpa disebutkan
ruptur
I71.8 Aneurisma aorta dengan situs tak dijelaskan, ruptur;
Ruptur aorta NOS
I71.9 Aneurisma aorta dengan situs tak dijelaskan, tanpa
disebutkan ruptur
Aneurisma aorta, dilatasi aorta, nekrosis hialin aorta
I72 Aneurisma lain
Termasuk: aneurisma (cirsoid)(palsu)(ruptur)
Kecuali: aneurisma (pada):
- retina (H35.0)
- jantung (I25.3), koronaria (I25.4), a. pulmonalis (I28.1)
- serebri ruptur (I60.-), serebri (nonruptur) (I67.1)
- aorta (I71.-), varicose (I77.0)
- arteriovena: NOS (Q27.3), didapat (I77.0)
I72.0 Aneurisma a. karotid
I72.1 Aneurisma a. anggota atas
I72.2 Aneurisma a. renalis
I72.3 Aneurisma a. iliaka
I72.4 Aneurisma arteri anggota bawah
I72.8 Aneurisma arteri lain yang dijelaskan
I72.9 Aneurisma pada situs yang tak dijelaskan
I73 Penyakit pembuluh darah perifer lainnya
Kecuali: spasma arteri otak (G45.9),
frostbite (T33-T35), immersi tangan atau kaki (T69.0)
chilblains (T69.1) [merah, bengkak, gatal pada jari, hidung,
telinga karena dingin]
I73.0 Sindroma Raynaud
Penyakit, gangren, atau fenomenon (sekunder): Raynaud
I73.1 Thromboangiitis obliterans [Buerger]
I73.8 Penyakit pembuluh darah perifer lain yang dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

29

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Acrocyanosis
Acroparaesthesia: simple [tipe Schultze], vasomotor [tipe
Nothnagel]
Erythrocyanosis [garis-garis merah ungu di paha, sering bersama
chilblain]
Erythromelalgia [pelebaran nyeri pada pembuluh darah anggota]
I73.9 Penyakit pembuluh darah perifer, tak dijelaskan
Claudicatio intermittent
Spasme arteri
I74 Embolisme dan trombosis arteri
Termasuk: infark: embolik, trombotik
oklusi: embolik, trombotik
Kecuali: embolisme dan trombosis:
- retina (H34.-), koronaria (I21-I25), pulmonalis (I26.-),
- mesenterika (K55.0), renalis (N28.0)
- vertebralis (I63.0-I63.2, I65.0), basilaris (I63.0-I63.2, I65.1),
- karotid (I63.0-I63.2, I65.2), preserebri (I63.0-I63.2, I65.9)
- serebri (I63.3-I63.5, I66.9),
- mempersulit abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07,
O08.2)
- mempersulit hamil, melahirkan dan nifas (O88.-)
I74.0 Embolisme dan trombosis aorta abdominalis
Sindroma bifurkatio aorta
Sindroma Leriche
I74.1 Embolisme dan trombosis bagian aorta lain dan tak
dijelaskan
I74.2 Embolisme dan trombosis arteri anggota atas
I74.3 Embolisme dan trombosis arteri anggota bawah
I74.4 Embolisme dan trombosis arteri anggota, tak dijelaskan
Embolisme arteri perifer
I74.5 Embolisme dan trombosis arteri iliaka
I74.8 Embolisme dan trombosis arteri lain
I74.9 Embolisme dan trombosis arteri yang tak dijelaskan
I77 Kelainan lain arteri dan arteriol
Kecuali: a. pulmonalis (I28.-)
angiitis hipersensitivitas (M31.0), penyakit kolagen (vaskuler)
(M30-M36)
I77.0 Fistula arterio-vena, didapat
Varix dengan aneurisma
Aneurisma arterio-vena, didapat

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

30

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali:
koronaria (I25.4), serebri (I67.1)
aneurisma arteriovena NOS (Q27.3)
traumatika - lihat cedera pembuluh darah menurut regio
tubuh.
I77.1 Striktura arteri
I77.2 Ruptura arteri
Fistula pada arteri
Kecuali:
ruptur trauma arteri; lihat cedera pembuluh darah
menurut regio tubuh
I77.3 Displasia fibromuskuler arteri
I77.4 Sindroma kompresi arteri seliaka [Coeliac artery]
I77.5 Nekrosis arteri
I77.6 Arteritis, tak dijelaskan
Aortitis NOS
Endarteritis NOS
Kecuali:
arteritis or endarteritis:
- koroner (I25.8), serebri NEC (I67.7)
- senilis (I70.-), deformans (I70.-), obliterans (I70.-)
- arkus aorta [Takayasu] (M31.4), giant cell (M31.5M31.6)
I77.8 Kelainan arteri dan arteriol lain yang dijelaskan
Erosi arteri, ulkus arteri
I77.9 Kelainan arteri dan arteriol, tak dijelaskan
I78 Penyakit-penyakit kapiler
I78.0 Telangiektasi hemoragika herediter
Penyakit Rendu-Osler-Weber
I78.1 Naevus, non-neoplastic
Naevus: araneus, spider, stellar
Kecuali:
naevus: NOS, biru, melanositik, berambut, berpigmen
(D22.-)
naevus:
- flammeus, portwine, sanguinosa, strawberry, verrucosa
(Q82.5)
- vascular NOS (Q82.5)
I78.8 Penyakit-penyakit kapiler lain
I78.9 Penyakit-penyakit kapiler, tak dijelaskan
I79* Kelainan arteri, arteriol, dan kapiler pada penyakit c. e..
I79.0* Aneurisma aorta pada penyakit c. e..

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

31

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Aneurisma aorta sifilitika (A52.0)


I79.1* Aortitis pada penyakit c. e.
Aortitis sifilitika (A52.0)
I79.2* Angiopati perifer pada penyakit c. e..
Angiopati perifer diabetetika (E10-E14 dengan karakter
keempat .5)
I79.8* Kelainan arteri, arteriol dan kapiler lain pada penyakit c.
e.

Penyakit vena, pembuluh limfatik dan kelenjar limfe,


NEC (I80-I89)
I80 Flebitis dan tromboflebitis
Termasuk: endoflebitis, periflebitis, flebitis supuratif, radang vena
Kecuali: tromboflebitis migrans (I82.1), sindroma postflebitik (I87.0)
flebitis and tromboflebitis (pada):
intrakranium dan intraspinal, septik atau NOS (G08),
(vena) porta (K75.1)
intraspinal, nonpiogenik (G95.1), intrakranium,
nonpiogenik (I67.6)
mempersulit abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07,
O08.7)
mempersulit hamil, melahirkan dan nifas (O22.-, O87.-)
I80.0 Flebitis dan tromboflebitis vena superfisialis anggota
bawah
I80.1 Flebitis dan tromboflebitis vena femoralis
I80.2 Flebitis dan tromboflebitis vena profunda lain anggota
bawah
Deep vein thrombosis NOS
I80.3 Flebitis dan tromboflebitis anggota bawah, tak dijelaskan
Embolisme dan trombosis anggota bawah NOS
I80.8 Flebitis dan tromboflebitis pada situs lain
I80.9 Flebitis dan tromboflebitis pada situs yang tak
dijelaskansite
I81 Trombosis vena porta
Obstruksi (vena) porta
Kecuali: flebitis vena porta (K75.1)
I82 Embolisme dan trombosis vena lainnya
Kecuali: embolisme dan trombosis vena (pada):

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

32

ICD 10 2nded

Apikes Iris

- intrakranium dan intraspinal, septik atau NOS (G08),


- intraspinal, nonpiogenik (G95.1),
- intrakranium, nonpiogenik (I67.6)
- koronaria (I21-I25), pulmonalis (I26.-), otak (I63.6, I67.6)
- anggota bawah (I80.-), porta (I81), mesenterika (K55.0)
- mempersulit abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07,
O08.7)
- mempersulit hamil, melahirkan dan nifas (O22.-, O87.-)
I82.0 Sindroma Budd-Chiari
I82.1 Thromboflebitis migrans
I82.2 Embolisme dan thrombosis vena cava
I82.3 Embolisme dan thrombosis v. renalis
I82.8 Embolisme dan thrombosis vena lain yang dijelaskan
I82.9 Embolisme dan thrombosis pada vena, tak dijelaskan
Embolisme vena NOS
Thrombosis (vena) NOS
I83 Varises vena anggota bawah
Kecuali: komplikasi:
- kehamilan (O22.0)
- nifas (O87.8)
I83.0 Varises vena anggota bawah dengan ulkus
Setiap kondisi pada I83.9 dengan ulkus atau dinyatakan bertukak
Varicose ulcer (anggota bawah, semua bagian)
I83.1 Varises vena anggota bawah dengan peradangan
Setiap kondisi pada I83.9 dengan peradangan atau dinyatakan
meradang
Stasis dermatitis NOS
I83.2 Varises vena anggota bawah dengan ulkus serta
peradangan
Setiap kondisi pada I83.9 dengan ulkus dan peradangan
I83.9 Varises vena anggota bawah tanpa ulkus atau peradangan
Flebektasia pada anggota bawah atau situs yang tak dijelaskan
Varises vena pada anggota bawah atau situs yang tak dijelaskan
Varix pada anggota bawah atau situs yang tak dijelaskan
I84 Haemoroid
Termasuk: piles
varises vena anus dan rektum
Kecuali: mempersulit: kehamilan (O22.4), melahirkan dan nifas (O87.2)
I84.0 Haemoroid internal dengan trombosis
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

33

ICD 10 2nded

Apikes Iris

I84.1 Haemoroid internal dengan komplikasi lain


Haemoroid internal dengan:
- perdarahan, prolaps, strangulata, ulserasi
I84.2 Haemoroid internal tanpa komplikasi
Haemoroid internal NOS
I84.3 Haemoroid external dengan trombosis
Trombosis perianus
Hematoma perianus (nontraumatika)
I84.4 Haemoroid external dengan komplikasi lain
Haemoroid external dengan:
- perdarahan. prolaps, strangulata, ulserasi
I84.5 Haemoroid external tanpa komplikasi
Haemoroid external NOS
I84.6 Tonjolan kulit (skin tags) sisa haemoroid
Skin tags pada anus atau rektum
I84.7 Haemoroid dengan trombosis yang tak dijelaskan
Haemoroid dengan trombosis, tak dijelaskan internal atau
external
I84.8 Haemoroid yang tak dijelaskan dengan komplikasi lain
Haemoroid yang tak dijelaskan internal atau external dengan:
- perdarahan, prolaps, strangulata, ulserasi
I84.9 Haemoroid yang tak dijelaskan tanpa komplikasi
Haemoroid NOS
I85 Varises esofagus
I85.0 Varises esofagus dengan perdarahan
I85.9 Varises esofagus tanpa perdarahan
Varises esofagus NOS
I86 Varises vena pada situs lain
Kecuali: varises retina (H35.0)
varises vena pada situs yang tak dijelaskan (I83.9)
I86.0 Varices sublingualis
I86.1 Varices skrotum
Varicocele
I86.2 Varices pelvis
I86.3 Varices vulva
Kecuali:
mempersulit hamil (O22.1)
mempersulit melahirkan dan nifas (O87.8)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

34

ICD 10 2nded

Apikes Iris

I86.4 Varises lambung


I86.8 Varises vena pada situs lain yang dijelaskan
Varises vena pada septum hidung
I87 Kelainan vena lain
I87.0 Sindroma pasca-flebitis
I87.1 Kompresi vena
Striktura vena
Sindroma vena kava (inferior) (superior)
Kecuali:
pulmonalis (I28.8)
I87.2 Insuffisiensi vena (kronik) (periferal)
I87.8 Kelainan vena lain yang dijelaskan
I87.9 Kelainan vena, tak dijelaskan
I88 Limfadenitis nonspesifik
Kecuali: penyakit HIV yang menyebabkan limfadenopati umum (B23.1)
limfadenitis akut, selain mesenterika (L04.-)
pembesaran nodus limfe NOS (R59.-)
I88.0 Limfadenitis mesenterika nonspesifik
Limfadenitis mesenterika (akut)(kronik)
I88.1 Limfadenitis kronik, selain mesenterika
Adenitis kronik pada semua nodus limfe selain mesenterika
Limfadenitis kronik, pada semua nodus limfe selain mesenterika
I88.8 Limfadenitis nonspesifik lain
I88.9 Limfadenitis nonspesifik, tak dijelaskan
Limfadenitis NOS
I89 Kelainan non-infektif lain pembuluh limfatik dan nodus
limfe
Kecuali: chylocele: filaria (B74.-), tunica vaginalis (non-filaria) NOS
(N50.8)
limfoedema pasca-mastektomi (I97.2)
limfoedema herediter (Q82.0)
pembesaran kelenjar limfe NOS (R59.-)
I89.0 Limfoedema, not elsewhere classified
Limfangiektasis
I89.1 Limfangitis
Limfangitis: NOS, kronik, subakut
Kecuali:
limfangitis akut(L03.-)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

35

ICD 10 2nded

Apikes Iris

I89.8 Kelainan non-infektif pembuluh limfatik dan kelenjar limfe


lain yang dijelaskan
Chylocele (nonfilaria), retikulosis lipomelanotik
I89.9 Kelainan non-infektif pembuluh limfatik dan kelenjar
limfe, tak dijelaskan
Penyakit pembuluh limfatik NOS

Kelainan lain dan tak dijelaskan pada sistem sirkulasi


(I95-I99)
I95 Hipotensi
Kecuali: sindroma hipotensi maternal (O26.5)
kolaps kardiovaskuler (R57.9)
pembacaan tekanan darah rendah non-spesifik NOS (R03.1)
I95.0 Hipotensi idiopatik
I95.1 Hipotensi ortostatik
Hipotensi, postural
Kecuali:
hipotensi ortostatik neurogenik [Shy-Drager] (G90.3)
I95.2 Hipotensi akibat obat
I95.8 Hipotensi lain
Hipotensi kronik
I95.9 Hipotensi, tak dijelaskan
I97 Kelainan sistem sirkulasi pasca-prosedur, not elsewhere
classified
Kecuali: syok pasca-bedah (T81.1)
I97.0 Sindroma pasca-kardiotomi
I97.1 Kekacauan fungsional lain menyusul operasi jantung
Insufisiensi jantung menyusul bedah jantung atau akibat adanya
prostesis jantung
Payah jantung menyusul bedah jantung atau akibat adanya
prostesis jantung
I97.2 Sindroma limfoedema pasca-mastektomi
Elefantiasis akibat mastektomi
Obliterasi pembuluh limfatik akibat mastektomi
I97.8 Kelainan pasca-prosedur sistem sirkulasi lain, not
elsewhere classified
I97.9 Kelainan pasca-prosedur sistem sirkulasi, tak dijelaskan
I98* Kelainan lain sistem sirkulasi pada penyakit c. e.
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

36

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali: kelainan yang diklasifikasikan pada kategori asterisk lain di


dalam bab ini
I98.0* Sifilis kardiovaskuler
Sifilis kardiovaskuler:
- kongenital, lanjut (A50.5)
- NOS (A52.0)
I98.1* Kelainan kardiovaskuler pada penyakit infeksi dan
parasit lain c. e..
Keterlibatan kardiovaskuler pada penyakit Chagas (kronik) NEC
(B57.2)
Lesi kardiovaskuler pada pinta [carate] (A67.2),
I98.2* Varises oesofagus tanp perdarahan pada penyakit c. e.
Varises oesofagus pada:
- skistosomiasis (B65.-),
- kelainan hati (K70-K71, K74.-)
I98.2* Varises oesofagus dengan perdarahan pada penyakit c. e.
Varises oesofagus pada:
- skistosomiasis (B65.-),
- kelainan hati (K70-K71, K74.-)
I98.8* Kelainan sistem sirkulasi lain yang dijelaskan pada
penyakit c. e.
I99

Kelainan sistem sirkulasi lain dan tak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

37

CHAPTER X. PENYAKIT-PENYAKIT
SISTEM PERNAFASAN (J00-J99)
Kalau suatu kondisi pernafasan dinyatakan berada pada lebih
dari satu tempat dan tidak memiliki indeks spesifik, maka ia harus
diklasifikasi pada situs anatomis yang lebih rendah (misalnya,
trakheobronkitis menjadi bronkitis pada J40).

Kecuali:

Penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)


Neoplasma (C00-D48)
Penyakit endokrin, nutrisi dan metabolisme (E00-E90)
Komplikasi kehamilan, melahirkan dan puerperium (O00-O99)
Keadaan tertentu yang berawal dari masa perinatal (P00-P96)
Kelainan kongenital dan kromosom (Q00-Q99)
Gejala, tanda, dan penemuan klinis/lab abnormal (R00-R99)
Cedera, keracunan dan akibat faktor luar lainnya (S00-T98)

Bab ini berisi blok-blok berikut:

J00-J06 Infeksi pernafasan atas akut


J09-J18 Influenza dan pneumonia
J20-J22 Infeksi pernafasan bawah akut lain
J30-J39 Penyakit lain pada saluran pernafasan atas
J40-J47 Penyakit saluran pernafasan bawah kronis
J60-J70 Penyakit paru akibat agen luar
J80-J84 Penyakit pernafasan lain yang terutama pada
interstitium
J85-J86 Kondisi supuratif dan nekrotik saluran pernafasan
bawah
J90-J94 Penyakit-penyakit lain pleura
J95-J99 Penyakit-penyakit lain sistem pernafasan

Kategori asterisk untuk bab ini adalah sbb.:

J17*
Pneumonia pada penyakit yang diklasifikasi di tempat
lain
J91*
Effusi pleura pada keadaan yang diklasifikasi di
tempat lain
J99*
Kelainan pernafasan pada penyakit yang diklasifikasi
di tempat lain

Infeksi saluran pernafasan atas (J00-J06)

Kecuali: Penyakit paru-paru obstruksi kronik (PPOK) dengan


eksaserbasi akut (J44.1)
J00 Nasofaringitis akut [common cold]
Coryza (akut); nasal catarrh [rhinitis katarrhalis], akut; rhinitis akut,
rhinitis infektif
Nasofaringitis: NOS, infektif NOS

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali: rhinitis: vasomotor (J30.0), allergika (J30.1-J30.4), kronik


(J31.0), NOS (J31.0)
faringitis dan sore throat: NOS (J02.9), akut (J02.-), kronik
(J31.2)
nasofaringitis, kronik (J31.1)
J01 Sinusitis akut
Termasuk: abses, empyema, infeksi, radang, suppurasi
yang dinyatakan akut pada sinus (aksesorius)(nasalis):
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi
agen infeksi
Kecuali: sinusitis, kronik atau NOS (J32.-)
J01.0Sinusitis maksillaris akut
Antritis akut
J01.1Sinusitis frontalis akut
J01.2Sinusitis ethmoidalis akut
J01.3Sinusitis sfenoidalis akut
J01.4Pansinusitis akut
J01.8Sinusitis akut lainnya
Sinusitis akut yang melibatkan lebih dari satu sinus, tapi bukan
pansinusitis
J01.9Sinusitis akut, tidak dijelaskan
J02 Faringitis akut
Termasuk: sore throat akut
Kecuali: abses: retrofarings (J06.0), peritonsil (J36), farings (J39.1)
laringofaringitis akut (J06.0), faringitis kronis (J31.2)
J02.0Faringitis streptokokus
Sore throat streptokokus
Kecuali: scarlet fever (A38)
J02.8Faringitis akut akibat organisme lain yang dijelaskan
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk
identifikasi agen infeksi
Kecuali: faringitis (akibat):
herpesvirus [herpes simplex] (B00.2), vesikularis
enterovirus (B08.5),
mononukleosis infeksiosa (B27.-)
virus influenza: diidentifikasi (J09, J10.1), tak
diidentifikasi (J11.1)
J02.9Faringitis akut, tidak dijelaskan;
Faringitis (akut) NOS, gangrenosa, infektif NOS, supuratif,
ulseratif
Sore throat (akut) NOS
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

J03 Tonsillitis akut


Kecuali: abses peritonsil (J36)
sore throat: akut (J02.-), streptokokus (J02.0), NOS (J02.9)
J03.0Tonsillitis streptokokus
J03.8Tonsillitis akut karena organisme lain yang dijelaskan
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk
identifikasi agen infeksi
Kecuali: faringotonsillitis herpesvirus [herpes simplex] (B00.2)
J03.9Tonsillitis akut, tidak dijelaskan
Tonsillitis (akut) NOS, folikuler, gangrenosa, infektif, ulseratif
J04 Laryngitis dand trakheitis akut
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi
agen infeksi
Kecuali: laringitis obstruktif akut [croup] dan epiglottitis (J05.-)
laringismus (stridulus) (J38.5)
J04.0Laryngitis akut
Laringitis (akut): NOS, edematosa, subglottis, supuratif, ulseratif
Kecuali:
laringitis kronik (J37.0)
laringitis influenza, virus: diidentifikasi (J09, J10.1), tak
diidentifikasi (J11.1)
J04.1Trakheitis akut
Trakheitis (akut): NOS, kataralis
Kecuali:
trakheitis kronik (J42)
J04.2Laryngotrakheitis akut
Laryngotrakheitis NOS;
Trakheitis (akut) dengan laringitis (akut)
Kecuali:
laringotrakheitis kronik (J37.1)
J05 Laryngitis obstruksi akut [croup] dan epiglottitis akut
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi
agen infeksi
J05.0Laryngitis obstruktif akut [croup]
Laryngitis obstruktif NOS
J05.1Epiglottitis akut
Epiglottitis NOS
J06 Infeksi saluran pernafasan atas akut ganda dan tempat
tidak dijelaskan
Kecuali: infeksi saluran pernafasan akut NOS (J22)
virus influenza: diidentifikasi (J09, J10.1), tak diidentifikasi
(J11.1)
J06.0Laryngopharyngitis akut
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

J06.8Infeksi saluran pernafasan atas akut lainnya dengan situs


ganda
J06.9Infeksi saluran pernafasan atas akut, tidak dijelaskan
Penyakit saluran pernafasan atas, akut
Infeksi saluran pernafasan atas NOS

Influenza dan pneumonia (J09-J18)


J09

Influenza akibat virus influenza burung yang diidentifikasi


Influenza akibat virus-virus influenza yang normalnya hanya
menginfeksi burung, dan kadang-kadang binatang lain.

J10 Influenza karena virus influenza lain yang diidentifikasi


Kecuali: Haemophilus influenzae [H. influenzae]:sebagai penyebab:
infeksi NOS (A49.2), meningitis (G00.0), pneumonia (J14)
J10.0Influenza dengan pneumonia, virus influenza lain
diidentifikasi
(Broncho) pneumonia influenza, virus influenza lain diidentifikasi
J10.1Influenza dengan manifestasi pernafasan lain, virus
influenza lain diidentifikasi
Virus influenza lain diidentifikasi pada:
Influenza
Infeksi saluran pernafasan atas akut, faringitis, laringitis,
effusi pleura: influenza,
J10.8Influenza dengan manifestasi lain, virus influenza lain
diidentifikasi
Virus influenza lain diidentifikasi pada:
ensefalopati akibat influenza,
miokarditis (akut) influenza, gastroenteritis influenza:
J11 Influenza, virus tidak teridentifikasi
Termasuk: influenza, virus spesifik tidak dikatakan telah dikenal
influenza virus, virus spesifik tidak dikatakan telah dikenal
Kecuali: Haemophilus influenzae [H. influenzae]:sebagai penyebab
infeksi NOS (A49.2), meningitis (G00.0), pneumonia (J14)
J11.0Influenza dengan pneumonia, virus tidak diidentifikasi
(Bronkho) pneumonia influenza, virus spesifik tidak dikatakan
telah dikenal

J11.1Influenza dengan manifestasi pernafasan lain, virus tidak


diidentifikasi
Influenza NOS
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Infeksi saluran pernafasan atas akut influenza, faringitis


influenza, laringitis influenza, effusi pleura influenza, tidak
dijelaskan atas virus spesifik tidak diidentifikasi
J11.8Influenza dengan manifestasi lain, virus tidak diidentifikasi
Ensefalopati akibat influenza, miokarditis influenza,
gastroenteritis influenza, tidak dijelaskan atas virus spesifik tidak
diidentifikasi
J12 Pneumonia virus, not elsewhere classified
Termasuk: bronkhopneumonia akibat virus selain virus influenza
Kecuali: pneumonia pada influenza (J09, J10.0, J11.0)
pneumonia: benda padat dan cairan (J69.-), lipoid (J69.1),
interstitialis NOS (J84.9)
pneumonia aspirasi (akibat):
NOS (J69.0)
anaesthesia sewaktu: hamil (O29.0), melahirkan (O74.0),
nifas (O89.0)
pneumonia: kongenital (P23.0), neonatus (P24.9),
pneumonitis rubella kongenital (P35.0)
severe acute respiratory syndrome [SARS] (U04.9)
J12.0Pneumonia adenovirus
J12.1Pneumonia virus sinsitium pernafasan (respiratory
syncytial virus)
J12.2Pneumonia virus parainfluenza
J12.8Pneumonia virus lainnya
J12.9Pneumonia virus, tidak dijelaskan
J13 Pneumonia akibat Streptococcus pneumoniae
Bronchopneumonia akibat S. pneumoniae
Kecuali: pneumonia kongenital akibat S. pneumoniae (P23.6)
pneumonia akibat streptokokus lain (J15.3-J15.4)
J14 Pneumonia akibat Haemophilus influenzae
Bronchopneumonia akibat H. influenzae
Kecuali: pneumonia kongenital akibat H. influenzae
J15 Pneumonia bakteri, not elsewhere classified
Termasuk: bronkhopneumonia akibat bakteri selain S. pneumoniae
and H. influenzae
Kecuali: penyakit Legionnaires (A48.1),
pneumonia khlamidia (J16.0), pneumonia kongenital (P23.-)
J15.0Pneumonia akibat Klebsiella pneumoniae
J15.1Pneumonia akibat Pseudomonas
J15.2Pneumonia akibat stafilokokus
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

J15.3Pneumonia akibat streptokokus, group B


J15.4Pneumonia akibat streptokoki lain
Kecuali pneumonia akibat: streptokokus, group B (J15.3), S
pneumoniae (J13)
J15.5Pneumonia akibat Escherichia coli
J15.6Pneumonia akibat bakteri Gram negatif aerobik lain:
Pneumonia akibat Serratia marcescens
J15.7Pneumonia akibat Mycoplasma pneumoniae
J15.8Penumonia bakteri lainnya
J15.9Penumonia bakteri, tidak dijelaskan
J16 Penumonia akibat organisme menular lainnya, n e c.
Kecuali: ornithosis (A70), pneumocystosis (B59)
pneumonia: NOS (J18.9), kongenital (P23.-)
J16.0Pneumonia khlamidia
J16.8Penumonia akibat organisme menular lainnya yang
dijelaskan
J17* Pneumonia pada penyakit yan diklasifikasi di tempat lain
J17.0* Pneumonia pada penyakit bakteri c.e.
Pneumonia (akibat)(dalam):
demam tifoid (A01.0), infeksi salmonella (A02.2), tularaemia
(A21.2),
anthrax (A22.1), whooping cough [batuk rejan] (A37.-),
aktinomikosis (A42.0),
nokardiosis (A43.0), gonorrhoea (A54.8)
J17.1* Pneumonia pada penyakit virus c.e.
Pneumonia pada: varisella (B01.2), measles (B05.2), rubella
(B06.8), penyakit cytomegalovirus (B25.0)
J17.2* Pneumonia pada penyakit jamur (mycoses)
Pneumonia dalam: kandidiasis (B37.1), kokidioidomikosis
(B38.0-B38.2), histoplasmosis (B39.-), aspergillosis (B44.0B44.1)
J17.3* Pneumonia pada penyakit parasit
Pneumonia dalam: toxoplasmosis (B58.3 ), skistosomiasis (B65.
), askariasis (B77.8 )
J17.8* Pneumonia pada penyakit lain c.e.
Pneumonia (dalam): spirochaeta, not elsewhere classified
(A69.8), ornithosis (A70), Q fever (A78), demam rematik (I00)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

J18 Pneumonia, organisme tidak dijelaskan


Kecuali: pneumonia aspirasi (akibat):
NOS (J69.0),
anaesthesia waktu: hamil (O29.0), melahirkan (O74.0),
nifas (O89.0)
pneumonia: solids and liquids (J69.-), lipoid (J69.1)
pneumonia: interstitialis biasa (J84.1), interstitialis NOS
(J84.9)
pneumonia: kongenital (P23.9), neonatus (P24.9)
pneumonitis, akibat agen eksternal (J67-J70)
kelainan interstitium paru-paru akibat obat (J70.2-J70.4)
abses paru-paru dengan pneumonia (J85.1)
J18.0Bronchopneumonia, tidak dijelaskan
Kecuali: bronkhiolitis (J21.-)
J18.1Pneumonia lobus, tidak dijelaskan
J18.2Pneumonia hipostatik, tidak dijelaskan
J18.8Pneumonia lain, organism tidak dijelaskan
J18.9Pneumonia, tidak dijelaskan

Infeksi saluran pernafasan bawah akut lainnya (J20J22)

Kecuali: penyakit paru-paru obstruktif kronik dengan:


infeksi saluran pernafasan bawah akut (J44.0), exaserbasi
akut NOS (J44.1)
J20 Bronkhitis akut
Termasuk: bronkhitis NOS, pada orang yang berusia di bawah 15
tahun
bronkhitis akut dan subakut (dengan):
bronkhospasme, tracheitis, septik, fibrinosa, membranosa,
purulenta
tracheobronkhitis, akut
Kecuali: bronkhitis NOS, pada orang yang berusia 15 tahun atau lebih
(J40)
trakheobronkhitis: NOS (J40), kronik (J42), kronik obstruktif
(J44.-)
bronkhitis allergika NOS (J45.0)
bronkhitis kronik:
simpel (J41.0), mukopurulenta (J41.1), NOS (J42),
obstruktif (J44.-)
J20.0Bronkhitis akut akibat Mycoplasma pneumoniae
J20.1Bronkhitis akut akibat Haemophilus influenzae

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

J20.2Bronkhitis akut akibat streptococcus


J20.3Bronkhitis akut akibat coxsackievirus
J20.4Bronkhitis akut akibat virus parainfluenza
J20.5Bronkhitis akut akibat respiratory syncytial virus
J20.6Bronkhitis akut akibat rhinovirus
J20.7Bronkhitis akut akibat echovirus
J20.8Bronkhitis akut akibat organisme lain yang dijelaskan
J20.9Bronkhitis akut, tidak dijelaskan
J21 Bronkhiolitis akut
Termasuk: dengan bronkhospasme
J21.0Bronkhiolitis akut akibat respiratory syncytial virus
J21.8Bronkhiolitis akut akibat organisme lain yang dijelaskan
J21.9Bronkhiolitis akut, tidak dijelaskan
Bronkhiolitis (akut)
J22 Infeksi pernafasan bawah akut yang tidak dijelaskan
Infeksi (saluran) pernafasan (bawah) akut NOS
Kecuali: infeksi saluran pernafasan atas (akut) (J06.9)

Penyakit lain pada saluran pernafasan atas (J30-J39)


J30 Rhinits vasomotor dan allergi
Termasuk: rhinorrhoea spasmodik
Kecuali: rhinitis NOS (J31.0), rhinitis allergi denganasthma (J45.0)
J30.0Rhinitis vasomotor
J30.1Rhinitis allergi akibat pollen
Allergi NOS akibat pollen; hay fever; pollinosis
J30.2Rhinitis allergi musiman lainnya
J30.3Rhinitis allergi lain
Rhinitis allergi perennial [berulang]
J30.4Rhinitis allergi, tidak dijelaskan

J31 Rhinitis, nasofaringitis, dan faringitis kronis


J31.0Rhinitis kronis
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Rhinitis (kronik):
NOS, atrofika, hipertrofika, granulomatosa, obstruktif,
purulenta, ulseratif
Ozena
Kecuali:
rhinitis allergi (J30.1-J30.4), rhinitis vasomotor
(J30.0)
J31.1Nasofaringitis kronis
Kecuali:
nasofaringitis, akut atau NOS (J00)
J31.2Faringitis kronis
Sore throat kronik
Pharyngitis (kronik): atrofi, hipertrofi, granularis
Kecuali:
faringitis, akut atau NOS (J02.9)
J32 Sinusitis kronis
Gunakan kode (B95-B97), kalau diinginkan, untuk mengidentifikasi
agen infeksi
Termasuk: abses, empiema, infeksi, suppurasi (kronik) dari sinus
(aksesorius) (nasalis)
Kecuali: sinusitis akut (J01.-)
J32.0Sinusitis maksillaris kronis, antritis kronis
Antritis (kronik), sinusitis maxillaris NOS
J32.1Sinusitis frontalis kronik
Sinusitis frontalis NOS
J32.2Sinusitis ethmoidalis kronik
Sinusitis ethmoidalis NOS
J32.3Sinusitis sfenoidalis kronik
Sinusitis sfenoidalis NOS
J32.4Sinusitis kronik; pansinusitis NOS
Pansinusitis NOS
J32.8Sinusitis kronis lainnya
Sinusitis (kronik) yang melibatkan lebih dari satu sinus tapi
bukan pansinusitis
J32.9Sinusitis kronis, tidak dijelaskan
Sinusitis (kronik) NOS
J33 Polip nasi
Kecuali: polip adenomatosa (D14.0)
J33.0Polip rongga hidung
Polip: khoanae, nasofarings
J33.1Degenerasi sinus polipoid
Sindroma atau ethmoiditis Woakes
J33.8Polip sinus lainnya: accessory, ethmoid. maxilla, sphenoid
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Polip sinus: aksesorius, athmoidalis, maksillaris, sfenoidalis


J33.9Polip nasi, tidak dijelaskan
J34 Kelainan lain pada hidung dan sinus hidung
Kecuali: ulkus varikose pada septum nasi (I86.8)
J34.0Abses, furunkel dan karbunkel hidung
Cellulitis, nekrosis, dan ulserasi dari: hidung (septum)
J34.1Kista dan mukokel hidung dan sinus hidung

J34.2Deviasi septum hidung


Defleksi atau deviasi septum (nasi)(didapat)
J34.3Hipertrofi turbin [conchae] hidung
J34.8Kelainan hidung dan sinus hidung lain yang dijelaskan
Perforasi septum nasi NOS, rhinolith
J35 Penyakit kronis tonsil dan adenoid
J35.0Tonsillitis kronis
Kecuali: tonsillitis NOS (J03.9), tonsilltis akut (J03.-)
J35.1Hipertrofi tonsil
Pembesaran tonsil
J35.2Hipertrofi adenoid
Pembesaran adenoid
J35.3Hipertrofi tonsil dengan hipertrofi adenoid
J35.8Penyakit kronis lain tonsil dan adenoid
Ulkus tonsil, vegetasi adenoid, amigdalolith, tag tonsil, sikatrix
tonsil (and adenoid)
J35.9Penyakit kronis tonsil dan adenoid, tidak dijelaskan
Penyakit (kronik) pada tonsils dan adenoid NOS
J36 Abses peritonsil
Abses tonsil, selulitis peritonsil, quincy
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau diinginkan, untuk
identifikasi agen infeksi.
Kecuali: abses retrofarings (J39.0),
tonsillitis: NOS (J03.9), akut (J03.-), kronik (J35.0)
J37 Laringitis dan laringotrakheitis kronis
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau diinginkan, untuk
identifikasi agen infeksi.
J37.0Laringitis kronis; kataralis, hipertrofi, sicca (kering)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

10

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Laringitis: katarrhalis, hipertrofika, sikka


Kecuali:
laryngitis: NOS (J04.0), akut (J04.0), obstruktif
(acute) (J05.0)
J37.1Laringotrakheitis kronis
Laringitis, kronik, dengan tracheitis (chronic)
Tracheitis, kronik, dengan laringitis
Kecuali:
laringotrakheitis: NOS (J04.2), akut (J04.2)
trakheitis: NOS (J04.1), akut (J04.1), kronik (J42)
J38 Penyakit pita suara dan larings, n.e.c.
Kecuali: laringitis: ulseratif (J04.0), obstruktif (akut) (J05.0)
stenosis subglottik pasca-prosedur (J95.5)
stridor larings kongenital NOS (P28.8), stridor NOS (R06.1)
J38.0Paralisis pita suara dan larings: laryngoplegia, paralisis
glottis
Laringoplegia, paralisis glottis
J38.1Polip pita suara dan larings
Kecuali:
polip adenomatosa (D14.1)
J38.2Nodul pita suara, Chorditis (fibrinous)(nodosa)(tuberosa),
Khorditis (fibrinosa)(nodosa)(tuberosa), nodus singer, nodus guru
[teacher]
J38.3Penyakit lain pita suara
Abses, sellulitis, granuloma, leukokeratosis, leukoplakia: pada
pita suara
J38.4Edema larings: glottis, subglottis, supraglottis
Edema (dari): glottis, subglottik, supraglottik
Kecuali: laringitis obstruktif akut [croup] (J05.0), laringitis
edematosa (J04.0)
J38.5Spasme larings, laryngismus (stridulus)
Laringismus (stridulus)
J38.6Stenosis larings
J38.7Penyakit lain pada larings
Abses, sellulitis, penyakit, nekrosi, pachyderma, perikhondiritis,
ulkus: pada larings
J39 Penyakit lain pada saluran pernafasan atas
Kecuali: infeksi saluran pernafasan atas akut (J06.9)
infeksi saluran pernafasan akut NOS (J22)
radang saluran pernafasan atas akibat zat kimawi, gas, asap,
atau uap (J68.2)
J39.0Abses retrofarings dan parafarings; abses perifarings

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

11

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Abses perifarings
Kecuali:
abses peritonsil (J36)
J39.1Abses lain pada farings; selulitis farings, abses nasofarings
Sellulitis farings, abses nasofarings
J39.2Penyakit lain pada farings; kista dan edema
Kista dan edema pada farigns atau nasofarings
Kecuali:
faringitis: ulseratif (J02.9), kronik (J31.2)
J39.3Reaksi hipersensitif saluran pernafasan atas, situs tidak
dijelaskan
J39.8Penyakit lain saluran pernafasan atas yang dijelaskan
J39.9Penyakit saluran pernafasan atas, tidak dijelaskan

Penyakit saluran pernafasan bawah kronis (J40-J47)


Penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK), atau chronic
obstructive pulmonary disease (COPD) khas dengan hambatan aliran
udara yang umumnya progresif. Keadaan ini terdapat penyakitpenyakit berikut:
Bronkitis kronis adalah batuk produktif kronis minimal tiga
bulan dalam dua tahun berurutan.
Emfisema adalah pembesaran abnormal rongga udara di distal
bronkioli terminal dengan kerusakan permanen di dindingnya.
Kerusakan berupa pembesaran rongga udara yang tidak
beraturan; dan lenyapnya keteraturan asinus dan
komponennya. Alveoli dapat membesar, robek, atau pecah,
sehingga luas tempat pertukaran udara berkurang, kadar
oksigen darah turun, dan pernafasan sulit
Asma khas dengan saluran udara yang meradang,
hiperresponsif terhadap berbagai rangsangan, dan mengalami
obstruksi.
Bronkiektasia adalah pelebaran bronkus pada fokus-fokus
tertentu yang tidak bisa mengecil, biasanya disertai infeksi
kronis. Bronkus yang melebar dan terinfeksi dapat berisi pus;
dan dapat menyebabkan pneumonia.
J40 Bronkhitis, tidak disebutkan akut atau kronis
Bronkhitis yang tidak disebutkan akut atau kronis pada usia di bawah
15 tahun dapat dianggap akut sehingga diklasifikasikan pada
J20.
Termasuk: bronkhitis: NOS, kataralis, dengan trakeitis NOS
trakheobronkhitis NOS
Kecuali: bronkhitis: allergi NOS (J45.0). asmatika NOS (J45.9). kimiawi
(akut) (J68.0)
J41 Bronkitis kronik sederhana dan mukopurulenta
Kecuali: bronkhitis kronis: NOS (J42). obstruktif (J44.-)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

12

ICD 10 2nded

Apikes Iris

J41.0Bronkhitis kronik sederhana


J41.1Bronkhitis kronik purulenta
J41.8Bronkhitis kronik sederhana dan purulenta bercampur
J42 Bronkitis kronis yang tidak dijelaskan
Bronkhitis kronis NOS, trakeitis kronis, trakeobronkitis kronis
Kecuali: bronkhitis kronik simpel dan mucopurulent (J41.-)
bronkhitis asthmatika kronik, bronkhitis emfisematosa kronik
(J44.-)
bronkhitis kronik. dengan obstruksi jalan udara (J44.-)
penyakit paru-paru obstruktif kronik NOS (J44.9)
J43 Emfisema
Kecuali: emfisema dengan bronkhitis kronik (obstruktif) (J44.-)
bronkhitis emfisematosa (obstruktif) (J44.-)
emfisema akibat inhalasi zat kimia, gas, asap atau uap (J68.4)
emfisema: interstitialis (J98.2), mediastinum (J98.2),
kompensasi (J98.3)
emfisema subkutis traumatika (T79.7), surgical (subkutis)
(T81.8)
emfisema interstitialis neonatus (P25.0)
J43.0Sindroma MacLeod
Emfisema unilateral, transparensi paru-paru unilateral
J43.1Emfisema panlobular
Emfisema panasinus
J43.2Emfisema sentrilobularis
J43.8Emfisema lain
J43.9Emfisema, tidak dijelaskan
Emphysema (paru-paru): NOS, bullosa, vesicularis
Emphysematous bleb
J44 Penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK) lainnya
Termasuk: bronkitis asmatika kronik:, asma obstruktif kronis
bronkitis kronik dengan: sumbatan jalan udara
bronkitis emfisematosa kronik:, bronkitis kronik dengan
emfisema
bronkhitis obstruktif kronis, trakeobronkitis obstruktif kronis
Kecuali: bronkitis kronis simpel dan mukopurulenta (J41.-)
bronkitis kronis NOS , trakheitis kronis , trakheobronkitis
kronis (J42)
emfisema (J43.-), asma (J45.-), bronkitis asmatika NOS (J45.9),
bronkiektasia (J47)
penyakit paru-paru akibat agen luar (J60-J70)
J44.0PPOK dengan infeksi saluran pernafasan bawah akut

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

13

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali:
dengan influenza (J09-J11)
J44.1PPOK dengan eksaserbasi akut, tidak dijelaskan
J44.8PPOK lain yang dijelaskan:
Bronkitis kronis: asmatika (obstruktif) NOS, emfisematosa NOS,.
obstruktif NOS
Excludes: dengan infeksi saluran pernafasan bawah (J44.0)
dengan eksaserbasi akut (J44.1)
J44.9PPOK yang tidak dijelaskan:
Obstruksi kronis saluran udara NOS, PPOK NOS
J45 Asthma
Kecuali: bronkitis asmatika (obstruktif) kronis (J44.-), asma obstruktif
kronis (J44.-)
asma berat akut (J46), status asmatikus (J46)
penyakit paru-paru akibat agen luar (J60-J70), asma
eosinifilika (J82)
J45.0Asma dengan alergi menonjol
Bronkitis alergika NOS, rhinitis alergika dengan asma
Asma atopik, asma alergika ekstrinsik, hay fever dengan asma
J45.1Asma non-allergi
Asma idiosinkratik, asma intrinsik non-alergika
J45.8Asma campuran
Kombinasi kondisi-kondisi pada J45.0 dan J45.1
J45.9Asma, tidak dijelaskan
Bronkitis asmatika NOS, late onset asthma
J46 Status asthmaticus
Asma berat akut
J47 Bronchiectasis
Bronchiolectasis
Kecuali: bronkiektasia dengan TB (saat ini) (A15-A16), bronkiektasia
kongenital (Q33.4)

Penyakit paru-paru akibat agen luar (J60-J70)


Kecuali: asma yang diklasifikasikan pada J45.-

Efek zat yang terhirup tergantung pada berbagai faktor seperti


sifat fisika dan kimia, kerentanan bagian yang terlibat, tempat
penumpukan zat di bronkus, dan jumlahnya. Efek terhadap hidung bisa
berupa rhinitis alergi, perforasi septum, dan kanker hidung, sedangkan
terhadap trakhea dan bronkus bisa berupa bronkhokonstriksi,
bronkhitis, dan kanker paru-paru. Paru-paru bisa mengalami

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

14

ICD 10 2nded

Apikes Iris

pneumonitis hipersensitif, pneumokoniosis, dan kerusakan akut dengan


edema dan bronkiolitis.
Pneumokoniosis adalah penyakit parenkim paru-paru akibat
penghirupan kronis debu inorganik (mineral). Debu inorganik yang
bersifat fibrogenik mengandung silika, batubara, asbestos, atau
berillium. Kadang-kadang, debu logam berat dan aluminium
menyebabkan fibrosis paru-paru yang luas. Debu yang sulit bereaksi,
seperti besi oksida, barium, dan timah tidak bersifat fibrogenik;
masing-masing menyebabkan siderosis, baritosis, dan stannosis.
Silikosis adalah penyakit akibat pekerjaan yang paling lama
dikenal, biasanya setelah menghirup partikel halus silika pada industri
tambang logam (timah hitam, batubara, perak, emas), pengolahan
logam, pembuatan guci, dan pemotongan granit. Biasanya muncul
setelah 20-30 tahun menghadapi pekerjaan tersebut, tapi bisa <10
tahun di pertambangan.
Penumpukan debu organik yang bersifat antigen di dalam
parenkim paru-paru dapat menyebabkan terjadinya pneumonitis
hipersensitif. Penyakit lain yang bisa timbul adalah asma pekerjaan
(occupational asthma), yaitu penyumbatan saluran udara yang luas,
hilang-timbul, dan bisa membaik kembali, akibat alergen di tempat
bekerja. Asma pekerjaan ini terjadi kalau telah bekerja selama 1,5 s/d
5 tahun, dan bukan dalam bulan-bulan pertama bekerja. Byssinosis
misalnya, adalah bronkhokonstriksi yang terjadi pada pekerja yang
berhubungan dengan kapas, benang tenun (flax) dan serat tanaman
dari genus Cannabis (hemp).
Pneumomitis
hipersensitif
adalah
penyakit
granuloma
interstitium paru-paru akibat respons allergi terhadap debu organik,
atau zat-zat kimia sederhana seperti isosianat, vinil oksida, phtalic
anhidrida, dsb. Penyakit yang muncul bisa akibat jamur jerami
(farmers lung), serat tebu (bagassosis), kotoran burung (bird fanciers
lung), kulit kayu oak untuk sumbat botol (suberosis), jamur ragi
(maltworkers lung), jamur cendawan, kulit kayu maple, jamur pada
air-conditioner [AC] atau humidifier [pelembab udara], dan lainnya.
Kondisi pernafasan bisa juga dipengaruhi oleh inhalasi zat-zat
kimia, gas-gas, asap, dan uap. Zat-zat ini dapat menyebabkan iritasi
akut atau kronis. Penyakit yang ditimbulkan bervariasi menurut jenis
zat yang dihirup.
J60 Coalworker's pneumoconiosis
Anthrakosilikosis, anthrakosis,
Coalworkers lung (paru-paru pekerja batubara)
Kecuali: dengan tuberkulosis pada A15-A16 (J65)
J61 Pneumokoniosis akibat asbes dan serat mineral lainnya
Asbestosis
Kecuali: plak pleura dengan asbestosis (J92.0),
dengan tuberkulosis pada A15-A16 (J65)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

15

ICD 10 2nded

Apikes Iris

J62 Pneumokoniosis akibat debu yang mengandung silika


Termasuk: Fibrosis silikotik (massif) paru-paru
Kecuali: Pneumokoniosis dengan tuberkulosis pada A15-A16 (J65)
J62.0Pneumokoniosis akibat debu talkum
J62.8Pneumokoniosis akibat debu lain yang mengandung silika:
silikosis NOS
Silikosis NOS
J63 Pneumokoniosis akibat debu inorganik lainnya
Kecuali:
dengan tuberkulosis pada A15-A16 (J65)
J63.0Aluminosis (paru-paru)
J63.1Fibrosis bauksit (paru-paru)
J63.2Berylliosis
J63.3Fibrosis grafit (paru-paru)
J63.4Siderosis
J63.5Stannosis
J63.8Pneumokoniosis akibat debu inorganik lain yang dijelaskan
J64 Pneumokoniosis yang tidak dijelaskan
Kecuali: dengan tuberkulosis pada A15-A16 (J65)
J65 Pneumokoniosis yang berhubungan dengan tuberkulosis
Setiap kondisi pada J60-J64 dengan semua jenis tuberkulosis (A15-A16)
J66 Penyakit saluran udara akibat debu organik spesifik
Kecuali: pneumonitis hipersensitif akibat debu organik (J67.-)
farmers lung (J67.0); bagassosis (J67.1)
sindroma disfungsi jalan nafas reaktif (J68.3)
J66.0Byssinosis
Penyakit saluran udara akibat debu kapas
J66.1Flax-dresser's disease [penyakit penenun]
J66.2Cannabinosis
J66.8Penyakit saluran udara akibat debu organik spesifik lainnya
J67 Pneumonitis hipersensitifitas akibat debu organik
Termasuk: alveolitis and pneumonitis allergi akibat menghirup debu
organik dan partikel dari jamur, aktinomises dan sumber
lainnya
Kecuali: pneumonitis akibat menghirup zat kimia, gas, asap atau uap
(J68.0)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

16

ICD 10 2nded

Apikes Iris

J67.0Farmer's lung
Harvester's lung, haymaker's lung, penyakit mouldy hay
J67.1Bagassosis
Penyakit bagasse, pneumonitis bagasse
J67.2Penyakit atau paru-paru pecinta burung [bird fancier]
Penyakit atau paru-paru pecinta burung: budgerigar, pigeon
[merpati]
J67.3Suberosis
Penyakit atau paru-paru: corkhandler, corkworker [pekerja cork
(sumbat botol)]
J67.4Maltworker's lung
Alveolitis akibat Aspergillus clavatus
J67.5Mushroom-worker's lung [paru-paru pekerja ragi]
J67.6Maple-bark-stripper's lung [paru-paru pengelupas kulit
pohon maple]
Alveolitis akibat Cryptostroma corticale, cryptostromosis
J67.7Air-conditioner and humidifier lung [paru-paru AC dan
pelembab]
Alveolitis allergi akibat jamur, aktinomiseta termofilik dan
organisme lain yang hidup di dalam sistem-sistem ventilasi (AC)
J67.8Pneumonitis hipersensitif akibat debu organik lainnya
Paru-paru: cheese-washer, coffee-worker, fishmeal-worker, furrier
Sequoiosis
J67.9Pneumonitis hipersensitif akibat debu organik yang tidak
dijelaskan
Alveolitis alergi (ekstrinsik) NOS, pneumonitis hipersensitif NOS.
J68 Kondisi pernafasan akibat menghirup zat kimia, gas, asap
dan uap
Gunakan kode tambahan penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu,
untuk penyebab
J68.0Bronkitis and pneumonitis akibat zat kimia, gas, asap dan
uap
Bronkitis kimiawi (akut)
J68.1Edema paru-paru akibat zat kimia, gas, asap dan uap
Edema paru-paru kimiawi (akut)
J68.2Radang saluran pernafasan atas akibat zat kimia, gas, asap
dan uap, n.e.c.

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

17

ICD 10 2nded

Apikes Iris

J68.3Kondisi pernafasan akut dan subakut lain akibat zat kimia,


gas, asap dan uap
Sindroma disfungsi saluran udara reaktif
J68.4Kondisi pernafasan kronis akibat zat kimia, gas, asap dan
uap
Emfisema (diffusa) (kronik) akibat inhalasi zat kimia, gas, asap
dan uap
Bronkiolitis obliteratif (kronik) (subakut) akibat inhalasi zat
kimia, gas, asap dan uap
Ffibrosis paru-paru (kronik) akibat inhalasi zat kimia, gas, asap
dan uap
J68.8Kondisi pernafasan lain akibat zat kimia, gas, asap dan uap
J68.9Kondisi pernafasan yang tidak dijelaskan akibat zat kimia,
gas, asap dan uap
J69 Pneumonitis akibat benda padat dan cairan
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau diinginkan, untuk
identifikasi penyebab
Kecuali: sindroma aspirasi neonatus (P24.-)
J69.0Pneumonitis akibat makanan dan muntahan
Pneumonia aspirasi (akibat):
NOS, susu, sekresi lambung, (regurgitasi) makanan, muntahan
Kecuali: sindroma Mendelson (J95.4)
J69.1Pneumonitis akibat minyak-minyak [oils and essences]
Pneumonia lipid
J69.8Pneumonitis akibat benda padat dan cairan lainnya
Pneumonitis akibat aspirasi darah
J70 Kondisi Pernafasan akibat agen eksternal Lainnya
Gunakan kode tambahan penyebab eksternal (Bab XX), kalau
diinginkan, untuk penyebab
J70.0Manifestasi akut pada paru-paru akibat radiasi
Penumonitis radiasi
J70.1Manifestasi kronis dan lainnya pada paru-paru akibat
radiasi
Fibrosis paru-paru setelah radiasi
J70.2Penyakit intersititium paru-paru akut akibat obat
J70.3Penyakit intersititium paru-paru kronik akibat obat

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

18

ICD 10 2nded

Apikes Iris

J70.4Penyakit intersititium paru-paru yang tidak dijelaskan,


akibat obat
J70.8Kondisi pernafasan akibat agen eksternal lain yang
dijelaskan
J70.9Kondisi pernafasan akibat agen eksternal lain yang tidak
dijelaskan

Penyakit pernafasan lain yang terutama pada


interstitium (J80-J84)
ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome) atau sindroma
kesulitan bernafas pada dewasa adalah kesulitan bernafas dan
hipoksemia akibat cedera akut paru-paru. Keadaan ini dipicu oleh
proses akut yang merusak paru-paru; misalnya pneumonia bakteri atau
virus, aspirasi isi lambung, trauma dada, syok berat atau lama, luka
bakar, hampir-tenggelam, emboli lemak, transfusi darah besar-besaran,
by-pass kardiopulmonalis, keracunan oksigen, atau pankreatitis
hemoragika akut. ARDS berbeda dari RDS [respiratory distress
syndrome] atau HMD [hyaline membrane disease] pada bayi baru lahir
dengan paru-paru tidak mengembang sebagaimana mestinya akibat
kurangnya surfactact (sering pada bayi prematur)
Eosinofilia paru-paru adalah kelompok penyakit dengan infiltrasi
eosinofil pada paru-paru dan, umumnya, diikuti oleh eosinofilia darah
perifer. Penyebabnya bisa parasit (cacing gelang, larva Toxocara,
filaria), obat (penisilin, asam aminosalisitlat, hidralazin, nitrofurantoin,
khlorpropamid, sulfonamida), zat kimia (uap karbonil nikel), dan jamur
(Aspergillus fumigatus). Penyebab lain umumnya tidak jelas, dan
diduga akibat hipersensitif. Sindroma Loffler (pneumonia eosinofilia
sederhana) kadang-kadang dianggap penyebab asma ringan.
J80 Adult respiratory distress syndrome [ARDS]
Adult hyaline membrane disease [penyakit membran hialin dewasa]
J81 Edema paru-paru
Edema akut paru-paru
Kongesti (pasif) paru-paru
Kecuali: pneumonia hipostatik (J18.2)
edema paru-paru:
dengan disebutkan sakit jantung NOS atau gagal jantung
(I50.1)
akibat zat eksternal (J60-J70), kimiawi (akut) (J68.1)
J82 Pulmonary eosinophilia, not elsewhere classified
Asma eosinophilia
Pneumonia Lffler
Eosinophilia (paru-paru) tropis NOS
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

19

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali: akibat:
aspergillosis (B44.-), infeksi parasit yang dijelaskan (B50B83)
obat-obatan (J70.2-J70.4), kelainan jaringan ikat sistemik
(M30-M36)
J84 Penyakit interstitium paru-paru lainnya
Kecuali: penyakit paru-paru akibat benda asing (J60-J70)
kelainan insterstitium paru-paru akibat obat-obatan (J70.2J70.4)
emfisema intersitium (J98.2)
pneumonitis limfoid interstitium akibat penyakit HIV (B22.1)
J84.0Kondisi alveolus dan parieto-alveolus
Proteinosis alveolaris, mikrolithiasis alveoli paru-paru
J84.1Penyakit interstitium lain paru-paru dengan fibrosis
Fibrosis paru-paru idiopatik, alveolitis fibrosa (kriptogenik),
fibrosis diffusa paru-paru
Sindroma Hamman-Rich
Pneumonia interstitialis biasa
Kecuali:
fibrosis paru (kronis) akibat menghirup zat kimia,
gas, asap dan uap (J68.4)
fibrosis paru (kronis) setelah radiasi (J70.1)
J84.8Penyakit interstitium paru-paru lain yang dijelaskan
J84.9Penyakit interstitium paru-paru, tidak dijelaskan
Pneumonia interstitium NOS

Kondisi pernanahan dan nekrosis saluran pernafasan


bawah (J85-J86)
J85 Abses paru-paru dan mediastinum
J85.0Gangren dan nekrosis paru-paru
J85.1Abses paru-paru dengan pneumonia
Kecuali: dengan pneumonia akibat organisme yang dijelaskan
(J09-J16)
J85.2Abses paru-paru tanpa pneumonia
Abses paru-paru NOS
J85.3Abses mediastinum
J86 Pyothorax
Termasuk: abses pleura, abses thoraks, empyema,
pyopneumothoraks:
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi
agen infeksi
Kecuali: akibat tuberkulosis (A15-A16)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

20

ICD 10 2nded

Apikes Iris

J86.0Pyothorax dengan fistula


J86.9Pyothorax tanpa fistula

Penyakit-penyakit lain pleura (J90-J94)


Pleurisi adalah peradangan pleura, biasanya menghasilkan effusi
(kelebihan cairan) eksudat di ruang pleura dan nyeri dada menusuk
yang makin berat ketika bernafas dan batuk. Penyebabnya penyakit
paru-paru (pneumonia, TB); masuknya agen infeksi atau zat iritan ke
ruang pleura (ruptur esofagus, empyema amuba, atau pankreas);
masuknya infeksi, zat beracun atau sel kanker melalui darah atau
limfe; cedera pleura parietalis (tertusuk), masuknya asbestos melalui
saluran pernafasan atau paru-paru, atau akibat obat-obatan. Pleura
mulanya sembab, diikuti oleh infiltrasi sel dan eksudat. Eksudat bisa
diserap atau menjadi jaringan fibrosa yang menyebabkan perlengketan
pleura. Penebalan atau kalsifikasi pleura bisa terjadi tanpa didahului
pleurisi akut (misalnya plak asbestos pleura, kalsifikasi pleura
idiopatik)
Pneumotoraks adalah terdapatnya udara bebas antara pleura
viseralis dan parietalis. Tension pneumothorax (rongga pleura
bertekanan positif) terjadi akibat udara yang memasuki ruang pleura
tapi tidak bisa keluar, sehingga paru-paru kolaps. Pneumotoraks
spontan, yaitu udara masuk tanpa didahului trauma, bisa terjadi ketika
menyelam dalam atau terbang tinggi, akibat perubahan tekanan udara
yang tidak merata ke seluruh paru-paru. Biasanya sembuh spontan,
tapi akan bermasalah kalau terjadi pada orang dengan penyakit paruparu yang luas.
J90 Effusi pleura, not elsewhere classified
Pleurisi dengan effusi
Kecuali: pada tuberkulosa (A15-A16),
effusi (pleura) limfe (J94.0);
pleurisy NOS (R09.1),
J91* Effusi pleura pada kondisi yang diklasifikasikan di tempat
lain
J92 Pleural plaque
Termasuk: penebalan pleura
J92.0Plak pleura dengan terdapatnya asbestos
J92.9Plak pleura tanpa asbestos
Plak pleura NOS
J93 Pneumothorax
Kecuali: pyopneumothorax (J86.-)
pneumotoraks:
TB (penyakit saat ini) (A15-A16)
kongenital atau perinatal (P25.1), traumatika (S27.0)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

21

ICD 10 2nded

Apikes Iris

J93.0Tension pneumothorax spontan


J93.1Pneumothorax spontan lainnya
J93.8Pneumothorax lain
J93.9Pneumothorax, tidak dijelaskan
J94 Kondisi lain pada pleura
Kecuali: pleurisy NOS (R09.1), TB (A15-A16)
haemopneumothorax traumatika (S27.2),
haemothorax trauma traumatika (S27.1)
J94.0Chylous effusion effusi limfe
Effusi chyliformis [berisi cairan limfe]
J94.1Fibrothorax
J94.2Haemothorax
Haemopneumothorax
J94.8Kondisi lain pleura yang dijelaskan
Hydrothorax
J94.9Kondisi pleura, tidak dijelaskan

Penyakit lain sistem respirasi (J95-J99)


J95 Kelainan respirasi pasca-prosedur, not elsewhere classified
Kecuali: manifestasi akibat radiasi pada paru-paru (J70.0-J70.1)
emfisema (subkutis) akibat prosedur (T81.8)
J95.0Malfungsi trakheostomi
Perdarahan dari stoma trakheostomy
Sepsis pada stoma trakheostomi
Obstruksi jalan udara pada tracheostomy
Fistula trakheo-oesophagus pasca trakheostomy
J95.1Insuffisiensi pulmonalis akut pasca bedah thoraks
J95.2Insuffisiensi pulmonalis akut pasca bedah non-thoras
J95.3Insuffisiensi pulmonalis kronik setelah operasi
J95.4Sindroma Mendelson [pneumonitis asam setelah aspirasi
asam lambung]
Kecuali:
komplikasi melahirkan (O74.0), kehamilan (O29.0),
nifas (O89.0)
J95.5Stenosis subglottis pasca-prosedur
J95.8Kelainan pernafasan pasca-prosedur lainnya
J95.9Kelainan pernafasan pasca-prosedur, tidak dijelaskan
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

22

ICD 10 2nded

Apikes Iris

J96 Kegagalan pernafasan, not elsewhere classified


Kecuali: kegagalan pernafasan pasca prosedur (J95.-)
respiratory distress:
sindroma dewasa (J80), pada bayi baru lahir (P22.-)
kegagalan kardio-respirasi (R09.2), respiratory arrest (R09.2)
J96.0Kegagalan pernafasan akut
J96.1Kegagalan pernafasan kronis
J96.9Kegagalan pernafasan, tidak dijelaskan
J98 Kelainan pernafasan lainnya
Kecuali: apnea tidur (G47.3)
apnea NOS (R06.8)
apnea tidur pada bayi baru lahir (P28.3), apnea bayi baru lahir
(P28.4)
J98.0Penyakit bronkus, not elsewhere classified
Kalsifikasi, stenosis, atau ulkus bronkhus
Bronkholithiasis
Kolaps trakheobronchus, diskinesia trakheobronchus
J98.1Kolaps pulmonalis
Atelektasis, kolaps paru-paru
Kecuali:
atelectasis (pada): neonatus (P28.0-P28.1), TB
(penyakit saat ini) (A15-A16)
J98.2Emfisema interstitium
Emfisema mediastinum
Kecuali:
emfisema:
NOS (J43.9)
pada janin dan neonatus (P25.0)
emfisema subkutis traumatika (T79.7)
emfisema bedah (subkutis) (T81.8)
J98.3Emfisema kompensasi

J98.4Kelainan paru-paru lainnya


Penyakit paru-paru NOS
Kalsifikasi paru-paru, penyakit kistika paru-paru (didapat),
pulmolithiasis
J98.5Penyakit mediastinum, not elsewhere classified
Fibrosis, hernia, atau retraksi mediastinum
Mediastinitis
Kecuali:
abses mediastinum (J85.3)
J98.6Kelainan diaphragma
Diafragmatitis, paralisis diafragma, relaksasi diafragma
Kecuali:
malformasi kongenital diafragma NEC (Q79.1)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

23

ICD 10 2nded

Apikes Iris

hernia diafragmatika (K44.-)


hernia diafragmatika kongenital (Q79.0)
J98.8Kelainan pernafasan lain yang dijelaskan
J98.9Kelainan pernafasan, tidak dijelaskan
Penyakit pernafasan (kronik) NOS
J99* Kelainan pernafasan pada penyakit c.e.
J99.0* Penyakit paru-paru rheumatoid (M05.1)
J99.1*

Kelainan pernafasan pada kelainan diffus jaringan ikat

lainnya
Kelainan pernafasan pada
granulomatosis Wegener (M31.3),
systemic: lupus erythematosus (M32.1)
dermatomiositis (M33.0-M33.1),
polimiositis (M33.2),
sklerosis sistemik (M34.8),
sindroma sikka [Sjgren] (M35.0)
J99.8* Kelainan pernafasan pada penyakit lain yang
diklasifikasikan di tempat lain
Kelainan pernafasan pada:
amoebiasis (A06.5),
sifilis (A52.7),
sporotrikhosis (B42.0)
cryoglobulinaemia (D89.1),
ankylosing spondylitis (M45)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

24

ICD 10 2nded

Apikes Iris

PENYAKIT SISTEM PERNAFASAN


Infeksi akut saluran pernafasan atas diklasifikasikan pada
J00-J06 dan aksis klasifikasi adalah situs infeksi.
Influenza diklasifikasikan pada J10-J 11 dan hampir semua
pneumonia diklasifikasikan pada J12-J18 dengan aksis
klasifikasi adalah manifestasi influenza dan organisme
penyebab pneumonia.
Bronkitis tidak dijelaskan sebagai akut atau kronis, ia dianggap
akut kalau usia di bawah 15 tahun dan diklasifikasikan
pada J20.-.
Pneumoconiosis akibat penyebab eksternal diklasifikasikan pada
J60-J64 dengan karakter ketiga menunjukkan agen
eksternalnya.
Terdapat kode khusus untuk pneumoconiosis yang berhubungan
dengan TB pada J65.
Pneumoconioses yang terdapat pada J60-J64 juga
diklasifikasikan pada kategori J65 kalau mereka terjadi
bersama TB.
There is a new Australian code (J93.2) for Iatrogenic
pneurnothorax.

Exerdses
1 . This twenty-three year old male was admitted as a d~iv only
adinission for septoplasty and bilateral turbinectomies due
to nasal obstruction. Diagnoses:
Procedures:
1 0-AM Exercise Workbook 1CD-1 0-AM Exercise Workbook 25

2. An eighty-two year old male was referred to the hospital with a


productive cough, cl tightness and audible wheeze. He
underwent a chest X-ray which revealed double pneumonia.
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

25

ICD 10 2nded

Apikes Iris

The patient's sputum specimen grew Haemophilus


influenzae. He was giv extensive physiotherapy consisting
of breathing exercises and he also had an occupational
therapy assessment. Other current conditions Termasuk
hypertension, NIDDM and CCF.
Diagnoses:
Procedures:
3. A seventy-seven year old male was admitted with a productive
cough of two days length. He also suffers from obstructive
steep apnoea and hypertension. A chest X-r confirmed the
diagnosis of bilateral bronchial pneumonia. No organisms
were isolat from the sputum culture.
Diagnoses:
4. A fifty year old male was admitted to hospital with a diagnosis
of fibrosing alveolitis Other conditions present Termasukd
hypertension and CAD. The patient developed candidal
septicaemia with a necrotizing chronic candidal infection of
the trachea. 1 patient underwent a bilateral sequential lung
transplant with cardiopulmonary byp-, A tracheostorny was
performed and the patient was given mechanical
ventilation f( more than 10 days (initiated during the
operation). The only postoperative probler renal failure,
which was managed with haemodialysis (three sessions),
and fluid restriction.
Diagnoses:
Procedures:
5. This thirty year old male was admitted for an elective
correction of his deviated ii,septum by septoplasty and tip
correction. As lie had also been suffering froni chrot
laryngitis, he also had -a microlaryngoscopy at which
nodules on his left vocal cord removed.
Diagnoses:
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

26

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Procedures:
26 IM-1 0-AM Exercise W

Diseases and procedures of the respiratory system


1. Diagnoses 134.8
Procedures 41671-02 [3791
2. Diagnoses J14 110 F11.90 150.0
Procedures 95550-03 95550-02 [21401
3. Diagnoses 118.0 G47.3 110
4. Diagnoses J84.1 110 125.10 B37.7 J42 B37.88 N99.0 Y83.0
Procedures 90172-00 [5551 38603-00 [6421 41883-00 15361
13882-02 [5691
13857-00 [5691 13100-00 [1059)
5. Diagnoses 134.2 J37.0 J38.2
Procedures 41671 -02 [3791 45632-00 [16791 41864-00 [5231

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

27

CHAPTER XI. PENYAKIT-PENYAKIT


SISTEM PENCERNAAN (K00-K93)
Kecuali:

P96)

Penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)


Neoplasma (C00-D48)
Penyakit endokrin, gizi, dan metabolik (E00-E90)
Komplikasi kehamilan, melahirkan, dan nifas (O00-O99)
Kondisi tertentu yang berasal dari masa perinatal (P00-

Malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital


(Q00-Q99)
Tanda, gejala, dan penemuan klinis dan labor abnormal,
NEC (R00-R99)
Cedera, keracunan, dan konsekuensi lain penyebab luar
tertentu (S00-T98)
Blok-blok di dalam bab ini adalah:
K00-K14
Penyakit rongga mulut, kelenjar saliva dan rahang
K20-K31
Penyakit esofagus, lambung dan duodenum
K35-K38
Penyakit appendix
K40-K46
Hernia
K50-K52
Enteritis dan kolitis non-infektif
K55-K63
Penyakit-penyakit usus lainnya
K65-K67
Penyakit-penyakit peritoneum
K70-K77
Penyakit-penyakit hati
K80-K87
Kelainan kandung empedu, saluran empedu, dan
pankreas.
K90-K93
Penyakit lain pada sistem pencernaan
Kategori asterisk untuk bab ini adalah sebagai berikut:
K23* Kelainan esofagus pada penyakit c. e.
K67* Kelainan peritoneum pada penyakit infeksi c. e.
K77* Kelainan hati pada penyakit c. e.
K87* Kelainan kandung empedu, saluran empedu, dan pankreas
pada penyakit c. e..
K93* Kelainan lain organ pencernaan pada penyakit c. e.
[c. e. = classified elsewhere, yang diklasifikasikan di bagian lain]

Penyakit rongga mulut, kelenjar saliva dan rahang


(K00-K14)
K00 Kelainan perkembangan dan erupsi gigi
Kecuali: Gigi embedded dan impacted (K01.-)
K00.0 Anodontia
Hipodontia, oligodontia
K00.1 Supernumerary teeth

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Distomolar, paramolar, molar IV,


Mesiodens, gigi tambahan
K00.2 Kelainan ukuran dan bentuk gigi
Concrescence [penebalan], fusi, dan geminasi [kembaran] gigi
Dens: evaginatus, invaginatus, in dente [dalam gigi]
Enamel pearls, gigi berbentuk runcing, taurodontism,
Makrodontia, mikrodontia
Tuberkulum paramolare
Kecuali: tuberculum Carabelli dianggap variasi normal dan tidak
dikode
K00.3 Mottled teeth [gigi berbercak atau berbintik]
Fluorosis gigi, bercak enamel, keopakan enamel non-fluorida
[akibat minum air dengan fluorida >1 ppm, enamel opak putih
sampai coklat, dan gigi amat tahan terhadap karies]
Kecuali:
deposits [accretions] pada gigi (K03.6)
K00.4 Kekacauan dalam pembentukan gigi
Aplasia dan hipoplasia sementum,
Dilaserasi gigi, odontoplasia regional, gigi Turner
Hipoplasia enamel (prenatal) (postnatal) (neonatal)
Kecuali:
mottled teeth (K00.3)
gigi Hutchinson dan molar mulberry pada sifilis kongenital
(A50.5)
[gigi Hutchinson: insisor 1/3 tengah mengecil sehingga
ujungnya cekung]
[molar mulberry: pengecilan dan bentuk dengan lobulus
pada molar]
K00.5 Kekacauan herediter struktur gigi, NEC
Displasia dentin, shell teeth
Amelogenesis, dentinogenesis, dan odontogenesis: imperfecta
[penyakit autosom dominan yang menyebabkan hipoplasia berat
enamel]
K00.6 Kekacauan erupsi gigi
Dentia praecox
Erupsi prematur gigi, gigi (desidua) lepas prematur
Natal dan neonatal tooth [gigi pada waktu lahir dan neonatus]
Gigi primer persisten [retained, tidak lepas]
K00.7 Teething syndrome
K00.8

Kelainan lain perkembangan gigi

Perubahan warna sewaktu pembentukan gigi,


Staining [penodaan] intrinsik gigi NOS
[gigi gelap akibat tetrasiklin diakhir kehamilan atau pada usia
sampai 9 tahun]
K00.9 Kelainan perkembangan gigi, tidak dijelaskan
Kelainan odontogenesis NOS
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

K01 Gigi embedded dan impacted


Kecuali: Gigi embedded dan impacted, posisinya atau gigi di dekatnya
abnormal (K07.3)
K01.0 Gigi embedded
[gigi yang erupsinya gagal tanpa dihalangi oleh gigi lain]
K01.1 Gigi impacted
[gigi yang erupsinya gagal karena dihalangi oleh gigi lain]
K02 Dental caries
K02.0 Karies terbatas pada enamel
Lesi bintik putih (karies awal)
K02.1 Karies pada dentin
K02.2

Karies pada sementum

K02.3

Karies gigi terhenti

K02.4

Odontoklasia

Melanodontia infantil; melanodontoklasia


K02.8 Karies gigi lainnya
K02.9

Karies gigi, tidak dijelaskan

K03 Penyakit lain pada jaringan keras gigi


Kecuali: Bruxism (F45.8), teeth-grinding NOS (F45.8); karies gigi
(K02.-)
K03.0 Attrisi gigi berlebihan
Kerusakan akibat pemakaian pada bagian approximal atau
oklusal [gigitan] gigi
[bisa akibat diet abrasif, penuaan, atau bruxisme (menggesekkan
gigi)]
K03.1 Abrasio gigi
Abrasi gigi karena dentifrice (pasta atau bubuk pembersih gigi),
Abrasi gigi karena: kebiasaan, pekerjaan, agama, tradisi
Cacad baji (wedge) pada gigi
K03.2 Erosi gigi
Erosi gigi: NOS, idopatik, pekerjaan
Erosi gigi akibat: diet, drugs dan obat medis, muntah persisten
K03.3 Resorpsi patologis gigi
Resorpsi gigi (eksternal), granuloma internal pada pulpa
K03.4 Hipersementosis
Hiperplasia sementum
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded
K03.5

Ankilosis gigi

K03.6

Deposits [accretions] pada gigi

Apikes Iris

Deposit pada gigi: betel (pinang) , tembakau, hitam, hijau,


materia alba, orange
Staining gigi: NOS, ekstrinsik NOS
Kalkulus [karang] gigi pada subgingiva atau supragingiva
[kalkulus: plak kalsifikasi dekat muara kelenjar saliva di
permukaan buccal molar atas, permukaan lingual gigi anterior
bawah]
K03.7 Perubahan warna pasca-erupsi pada jaringan keras gigi
[penuaan, merokok, nekrosis pulpa, deposit hemosiderin di pulpa
pasca-trauma]
Kecuali:
deposit gigi (K03.6)
K03.8 Penyakit lain yang dijelaskan pada jaringan keras gigi
Radiasi enamel, dentin sensitif
K03.9 Penyakit jaringan keras gigi, tidak dijelaskan
K04 Penyakit pulpa dan jaringan periapex
K04.0 Pulpitis
Abses atau polip pulpa
Pulpitis: akut, suppuratif, kronik (hiperplastik) (ulseratif)
[pulpitis dan sekuel lokalnya terjadi ketika karies menyebar ke
dalam dentin]
K04.1 Nekrosis pulpa
Gangren pulpa
K04.2 Degenerasi pulpa
Dentikel;
Kalsifikasi atau batu pulpa
K04.3 Pembentukan jaringan keras abnormal di dalam pulpa
Dentin sekunder atau irreguler
K04.4 Periodontitis apex akut yang berasal dari pulpa
Periodontitis apeks akut NOS
K04.5 Periodontitis apex kronik
Granuloma apex atau periapex, periodontitis apex NOS
K04.6 Abses periapex dengan sinus
Abses gigi atau alveolus gigi dengan sinus
K04.7 Abses periapex tanpa sinus
Abses NOS pada: gigi, alveolus gigi, periapex
K04.8 Kista radiks [akar gigi]
Kista: apex (periodontium), periapex, sisa akar
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali:
kista periodontium lateral (K09.0)
K04.9 Penyakit lain dan tidak dijelaskan pada jaringan pulpa
dan periapex
K05 Gingivitis dan penyakit periodontium
K05.0 Gingivitis akut
Kecuali:
gingivitis ulseratif nekrotikans akut (A69.1)
gingivostomatitis herpesvirus (herpes simplex) (B00.2)
K05.1 Gingivitis kronik
Gingivitis (kronik): NOS, deskuamasi, hiperplastik, simple
marginal, ulseratif
K05.2 Periodontitis akut
Perikoronitis akut, abses parodontium, abses periodontium
Kecuali:
periodontitis apex akut (K04.7)
abses periapex (K04.7), abses periapex dengan sinus
(K04.6)
K05.3 Periodontitis kronik
Perikoronitis kronik, periodontitis: NOS, kompleks, simplex
K05.4 Periodontosis
Periodontosis juvenile [remaja]
K05.5 Penyakit periodontium lain
K05.6

Penyakit periodontium, tidak dijelaskan

[periodontium mencakup ligamen periodontium, gingiva,


sementum, tulang alveolaris]
K06 Kelainan lain pada gingiva dan puncak alveolus tanpa gigi
(edentulous)
Kecuali: Atrofi puncak alveolus edentulous (K08.2) [gusi edentulous]
Gingivitis: akut (K05.0), NOS (K05.1), kronik (K05.1)
K06.0 Resesi gingiva
Resesi gingiva (umum) (lokal) (pasca infeksi) (pasca bedah)
K06.1 Pembesaran gingiva
Fibromatosis gingiva
K06.2 Lesi gingiva dan edentulous alveolar ridge akibat trauma
Hiperplasia iritatif puncak edentulus (hiperplasia karena gigi
palsu)
Gunakan kode bab dari XX untuk identifikasi penyebab eksternal.
K06.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada gingiva dan
edentulous alveolar ridge

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Epulis fibrosa, epulis giant cells, flabby ridge [epulis = bengkak


kecil pada rahang]
Granuloma sel raksasa perifer, granuloma piogenik gusi
K06.9 Kelainan pada gingiva dan gusi edentulus, tidak
dijelaskan
K07 Anomali dentofasialis [Termasuk maloklusi]
Maloklusi adalah penyimpangan kontak normal gigi maksila dan
gigi mandibula. Keadaan ini bisa akibat rahang terlalu kecil atau gigi
terlalu besar. Crrossbite adalah posisi pinggir buccal gigi bawah lebih
eksternal daripada gigi di atasnya.
Kecuali: Hiperplasia atau hipoplasia kondilus unilateral (K10.8),
Atrofi atau hipertrofi hemifasial (Q67.4)

K07.0

Anomali mayor ukuran rahang

Hiperplasia atau hipoplasia mandibula atau maksilla


Makrognathism atau micrognathism (mandibula) (maxilla) [gnath
= rahang]
Kecuali:
akromegali (E22.0), sindroma Robin (Q87.0)
K07.1 Anomali hubungan rahang dengan dasar tengkorak
Asimetri rahang,
Prognathism (mandibula) (maxilla)
Retrognathism (mandibula) (maxilla)
K07.2 Anomali hubungan arkus dentis (lengkung susunan gigi)
Crossbite (anterior) (posterior), openbite (anterior) (posterior);
Overbite (berlebihan): dalam, horizontal, vertikal
Disto-oklusi, mesio-oklusi,
Oklusi lingualis posterior pada gigi mandibula
Deviasi garis tengah arkus dentin, overjet
K07.3 Anomali posisi gigi
Gigi: bertumpuk, diastema, pergeseran, rotasi, jarak abnormal,
transposisi
Gigi embedded dan impacted, posisi gigi tersebut atau gigi di
dekatnya abnormal
Gigi impacted atau embedded, posisi gigi tersebut atau di
dekatnya abnormal
Kecuali:
gigi embedded dan impacted tanpa posisi abnormal
(K01.-)
K07.4 Maloklusi, tidak dijelaskan
K07.5

Kelainan fungsional dentofasialis

Penutupan rahang abnormal


Maloklusi karena: menelan abnormal; bernafas di mulut;
kebiasaan lidah, bibir atau jari
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali:
bruxism (F45.8); teeth-grinding NOS (F45.8)
K07.6 Kelainan sendi temporomandibularis
Kompleks atau sindroma Costen, kerusakan sendi temporomandibularis
Snapping jaw,
Sindroma sendi-nyeri-disfungsi temporomandibula
Kecuali:
sendi temporomandibula saat ini: dislokasi (S03.0),
terkilir (S03.4)
K07.8 Anomali dentofasialis lainnya
K07.9

Anomali dentofasialis, tidak dijelaskan

K08 Kelainan lain pada gigi dan jaringan penyokongnya


K08.0 Exfoliasi gigi (lapisan terkelupas) akibat penyebab
sistemik
K08.1

Kehilangan gigi akibat kecelakaan, pencabutan atau

penyakit periodontal lokal


K08.2

Atrofi puncak alveolaris edentulus

K08.3

Akar gigi tertinggal

K08.8

Kelainan lain pada gigi dan struktur penyokong yang

dijelaskan
Pembesaran puncak alveolaris NOS, prosesus alveolaris irregular,
Sakit gigi NOS
K08.9 Kelainan pada gigi dan struktur penyokong, tidak
dijelaskan
K09 Kista daerah mulut, not elsewhere classified
Termasuk: Lesi dengan gambaran histologis kista aneurisma dan lesi
fibro-ossea lain
Kecuali: Kista akar gigi (K04.8)
K09.0 Kista odontegik perkembangan
Kista: dentigerosa, erupsi, folikuler, gusi, periodontium lateralis,
primordial
Keratokista
K09.1 Kista perkembangan (non-odontogenik) daerah mulut
Kista: globulomaksilla, incisive canal, palatum median,
nasopalatina, papilla palatina
K09.2 Kista rahang lainnya
Kista rahang: NOS, aneurisma, perdarahan, traumatika

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali:
kista tulang laten pada rahang(K10.0), kista Stafne
(K10.0)
K09.8 Kista lain daerah mulut, not elsewhere classified
Kista dermoid, kista epidermoid, atau kista limfoepitel pada
mulut
Kista nasoalveolaris, kista nasolabialis, Epsteins pearl,
K09.9 Kista daerah mulut, tidak dijelaskan
K10 Penyakit rahang lainnya
K10.0 Kelainan perkembangan rahang
Kista tulang laten pada rahang, kista Stafne,
Torus mandibularis, torus palatinus
K10.1 Granuloma sel raksasa, sentral
Granuloma sel raksasa NOS
Kecuali:
granuloma sel raksasa perifer (K06.8)
K10.2 Kondisi peradangan rahang
Osteitis, osteomielitis (neonatus), osteoradionekrosis, periostitis
pada rahang (akut) (kronik) (supuratif)
Sequestrum tulang rahang
Gunakan kode bab dari XX untuk identifikasi radiasi, kalau akibat
radiasi.
K10.3 Alveolitis rahang
Osteitis alveolaris, dry socket
K10.8 Penyakit lain rahang yang dijelaskan
Cherubismus
Rahang dengan: exostosis, displasia fibrosa:
Hiperplasia atau hipoplasia kondilus unilateral
K10.9 Penyakit rahang, tidak dijelaskan
K11 Penyakit kelenjar saliva
K11.0 Atrofi kelenjar saliva
K11.1

Hipertrofi kelenjar saliva

K11.2

Sialoadenitis

Kecuali:
parotitis epidemika (B26.-), demam uveoparotid
[Heerfordt] (D86.8)
K11.3 Abses kelenjar saliva
K11.4

Fistula kelenjar saliva

Kecuali:
fistula kongenital (Q38.4)
K11.5 Sialolithiasis
Kalkulus atau batu pada kelenjar atau saluran saliva
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded
K11.6

Apikes Iris

Mucocele kelenjar saliva

Kista ekstravasasi mukus atau kista retensi mukus pada kelenjar


saliva,
Ranula
K11.7 Kekacauan sekresi saliva
Hipoptyalism, ptyalism, xerostomia (mulut kering)
Kecuali:
mulut kering NOS (R68.2)

K11.8

Penyakit lain kelenjar saliva

Lesi limfoepitel jinak kelenjar saliva


Sialometaplasia nekrotikans, sialektasia, penyakit Mikulicz
Stenosis atau striktura saluran saliva
Kecuali:
sindroma sicca (Sjgren) (M35.0)
[Sindroma Sjogren adalah radang sistemik kronik yang
penyebabnya tidak diketahui, khas dengan keringnya mulut, mata
dan membran mukosa lain.]
K11.9 Penyakit kelenjar saliva, tidak dijelaskan
Sialoadenopati NOS
K12 Stomatitis dan lesi yang terkait
Kecuali: Cancrum oris, stomatitis gangrenosa, noma (A69.0)
Gingivostomatitis herpesvirus (herpes simplex) (B00.2),
cheilitis (K13.0)
K12.0 Recurrent oral aphthae [ulkus mulut berulang]
Stomatitis aphtosa (mayor) (minor), aphthae Bednar, ulkus
aphthosa rekurens
Periadenitis mukosa nekrotikans rekurens, stomatitis
herpetiformis
[Stomatitis aphthosa rekurens (sariawan) biasanya aphthae
minor dengan
diameter <1 cm, tunggal atau dalam kelompok kecil, sembuh
tanpa bekas.]
K12.1 Bentuk lain stomatitis
Stomatitis: NOS, gigi palsu, ulseratif, vesikuler
K12.2 Sellulitis dan abses mulut
Selulitis (lantai) mulut,
Abses submandibula
Kecuali:
abses: periapex (K04.6-K04.7), periodontium (K05.2)
abses: kelenjar saliva (K11.3), lidah (K14.0), peritonsil
(J36)
K13 Penyakit lain bibir dan mukosa mulut
Termasuk: Kekacauan epitel lidah
Kecuali: Penyakit tertentu pada gusi dan gusi edentulus (K05-K06),
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kista mulut (K09.-), stomatitis dan lesi terkait (K12.-),


Penyakit lidah (K14.-)
K13.0

Penyakit bibir

Cheilitis:NOS, angularis, exfoliatif, glandularis


Cheilodynia, cheilosis, perlche NEC
Kecuali:
ariboflavinosis, perlche defisiensi riboflavin (E53.0)
perlche akibat kandidiasis (B37.8), cheilitis akibat
kelainan radiasi (L55-L59)
K13.1 Menggigit pipi dan bibir
K13.2

Leukoplakia dan kerusakan lain epitel mulut, Termasuk

lidah
Erythroplakia atau leukoedema pada epitel mulut, Termasuk
lidah
Leukokeratosis nikotina palati, palatum perokok (smoker's
palate)
Kecuali:
leukoplakia berambut (K13.3)
K13.3 Hairy leukoplakia (berambut)
K13.4

Granuloma dan lesi mirip granuloma pada mukosa mulut

Granuloma eosinofilia mukosa mulut, granuloma piogenik mukosa


mulut,
Xanthoma verrukosa mukosa mulut
K13.5 Fibrosis submukosa mulut
Fibrosis submukosa lidah
K13.6

Hiperplasia iritatif mukosa mulut

Kecuali:
hiperplasia iritatif gusi edentulous [hiperplasia gigi
palsu] (K06.2)
K13.7 Lesi lain dan tidak dijelaskan pada mukosa mulut
Musinosis mulut terfokus
K14 Penyakit lidah
Kecuali: Eritroplakia, leukoplakia, leukoedema, hiperplasia epitel
terfokus: lidah (K13.2)
Leukoplakia berambut (K13.3), fibrosis submukosa lidah
(K13.5),
Makroglosia (kongenital) (Q38.2)
K14.0 Glossitis
Abses lidah, ulserasi (traumatika) pada lidah
Kecuali: glositis atrofi (K14.4)
K14.1 Geographic tongue lidah terkelupas
Glositis migrasi jinak, glositis areata exfoliativa
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

10

ICD 10 2nded
K14.2

Apikes Iris

Median rhomboid glossitis (radang lidah dengan nodul

di tengah lidah
K14.3

Hipertrofi papilla lidah

Lidah hitam berambut, lingua villosa nigra, lidah berselaput,


hipertrofi papilla foliata
K14.4 Atrofi papilla lidah
Glossitis atrofika
K14.5 Plicated tongue (lidah dengan lipatan-lipatan paralel
Lidah: retak, berlekuk, berkantong
Kecuali:
lidah retak kongenita (Q38.3)
K14.6 Glossodinia
Glossopirosis, lidah nyeri
K14.8 Penyakit lain lidah
Lidah dengan: atrofi, pembesaran atau hipertrofi lidah
K14.9 Penyakit lidah, tidak dijelaskan:
Glossopati NOS

Penyakit esofagus, lambung dan duodenum (K20-K31)


Kecuali:

hiatus hernia (K44.-)

K20 Esofagitis
Abses esofagus; esofagitis: NOS, zat kimia, peptik
Kecuali: esofagitis reflux (K21.0), dengan gastroesophageal reflux
disease (GERD) (K21.0)
erosi esofagus (K22.1),
K21 Gastroesophageal reflux disease (GERD)
K21.0 Penyakit reflux gastro-esofagus dengan esofagitis:
Esofagitis reflux
K21.9 Penyakit reflux gastro-esofagus tanpa esofagitis:
Reflux esofagus NOS
K22 Penyakit lain esofagus
Kecuali: varises esofagus(I85.-)
K22.0 Akhalasia kardia:
Akhalasia NOS [akibat peristalsis esofagus gagal, sfingter
esofagus kurang relaksasi]
Kardiospasme [spasme singter esofagus dekat lambung]
Kecuali:
kardiospasme kongenital (Q39.5)
K22.1 Ulkus esofagus:
Erosi esofagus
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

11

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Ulkus esofagus: NOS, akibat jamur, peptik, makan zat kimia atau
obat-obatan
Esofagitis ulseratif
Gunakan kode tambahan (Champter XX) untuk identifikasi
penyebab
K22.2 Obstruksi esofagus
Esofagus dengan: kompresi, konstriksi, stenosis, atau striktura
Kecuali: stenosis atau striktura esofagus kongenital (Q39.3)
K22.3 Perforasi esofagus
Ruptur esofagus
Kecuali: perforasi traumatika esofagus (torakalis) (S27.8)
K22.4 Diskinesia esofagus
Esofagus corkscrew (pembuka sumbat botol), spasme (diffus)
esofagus
Kecuali:
kardiospasme (K22.0)
K22.5 Divertikulum esofagus, didapat
Esophageal pouch [kantong esofagus]
Kecuali:
divertikulum esofagus (kongenital) (Q39.6)
K22.6 Sindroma laserasi-perdarahan gastro-esofagus:
Sindroma Mallory-Weiss
K22.7 Esophagus Barrett

Penyakit Barrett, sindroma Barrett


Kecuali:
Ulkus Barrett (K22.1)
K22.8 Penyakit esofagus lain yang dijelaskan:
Perdarahan esofagus NOS
K22.9 Penyakit esofagus, tidak dijelaskan
K23* Kelainan esofagus pada penyakit c. e.
K23.0* Esofagitis tuberkolusa (A18.8)
K23.1* Megaesofagus pada penyakit Chagas (B57.3)
K23.8* Kelainan esofagus penyakit lain c. e..

Subdivisi karakter keempat berikut digunakan untuk kategori


K25-K28:
.0
.1
.2
.3
.4
.5

Akut dengan perdarahan


Akut dengan perforasi
Akut dengan perdarahan dan perforasi
Akut tanpa perdarahan atau perforasi
Kronik atau tidak dijelaskan dengan perdarahan
Kronik atau tidak dijelaskan dengan perforasi

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

12

ICD 10 2nded

Apikes Iris

.6 Kronik atau tidak dijelaskan dengan perdarahan dan


perforasi
.7 Kronik tanpa perdarahan atau perforasi
.9 Tidak jelas akut atau kronik, tanpa perdarahan atau
perforasi
K25 Gastric ulcer - tukak lambung
Termasuk: Erosi (akut) lambung, ulkus (peptik) pilorus, ulkus (peptik)
lambung
Kecuali: Gastritis erosif hemoragika akut (K29.0), ulkus peptikum NOS
(K27.-)
K26 Duodenal ulcer tukak duodenum
Termasuk: Erosi (akut) duodenum; ulkus (peptik): duodenum,
postpilorika
Kecuali: Ulkus peptikum NOS (K27.-)
K27 Peptic ulcer, situs tidak dijelaskan
Termasuk: Ulkus gastroduodenum NOS, ulkus peptikum NOS
Kecuali: Ulkus peptikum neonatus (P78.8)
K28 Gastrojejunal ulcer tukak gastrojejunum
Termasuk: Ulkus (peptik) atau erosi: gastrokolika, gastrointestinum,
gastrojejunum, jejunum, anastomotik, marginal, stoma
Kecuali: Ulkus primer usus halus (K63.3)
K29 Gastritis dan duodenitis
Kecuali: Gastritis atau gastroenteritis eosinophilika (K52.8)
Sindroma Zollinger-Ellison (E16.4)
K29.0 Gastritis hemoragika akut
Gastritis akut (erosif) dengan perdarahan
Kecuali: erosi (akut) lambung (K25.-)
K29.1 Gastritis akut lain
K29.2

Gastritis alkoholik

K29.3

Gastritis kronik superfisialis

K29.4

Gastritis atrofika kronik

Atrofi lambung
K29.5 Gastritis kronik, tidak dijelaskan
Gastritis kronik: antrum, fundus
K29.6 Gastritis lain
Gastritis hiperrofi raksasa, gastritis granulomatosa, penyakit
Mntrier
K29.7 Gastritis, tidak dijelaskan
K29.8

Duodenitis

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

13

ICD 10 2nded
K29.9

Apikes Iris

Gastroduodenitis, tidak dijelaskan

K30 Dyspepsia
Indigestion
Kecuali: Dispepsia nervosa, neurotik atau psikogenik (F45.3);
heartburn (R12)
K31 Penyakit lain lambung dan duodenum
Termasuk: Kelainan fungsional lambung
Kecuali: Divertikulum duodenum (K57.0-K57.1),
Perdarahan lambung (K92.0-K92.2)
K31.0 Dilatasi akut lambung
Distensi akut lambung
K31.1 Stenosis pilorus hipertrofik dewasa
Stenosis pilorus NOS
Kecuali:
stenosis pilorus kongenital atau infantil (Q40.0)
K31.2 Penyempitan gelas-pasir (hourglass stricture) dan
stenosis lambung
Kecuali:
kontraksi hourglass lambung (K31.8), lambung
hourglass kongenital (Q40.2);
K31.3 Pylorospasm, not elsewhere classified
Kecuali:
pylorospasm: neurotik atau psikogenik (F45.3),
kongenital/infantile (Q40.0)
K31.4 Divertikulum lambung
Kecuali:
K31.5

divertikulum lambung kongenital(Q40.2)

Obstruksi duodenum

Duodenum dengan: penyempitan, stenosis, atau striktura; Ileus


duodenum (kronik)
Kecuali:
stenosis kongenital duodenum (Q41.0)
K31.6 Fistula lambung dan duodenum
Fistula gastrokolika; fistula gastrojejunokolika
K31.7 Polip lambung dan duodenum
Kecuali:
polip adenomatosa lambung (D13.1)
K31.8 Penyakit lambung dan duodenum lain yang dijelaskan
Achlorhydria, gastroptosis, kontraksi pasir-waktu (hourglass)
lambung
K31.9 Penyakit lambung dan duodenum, tidak dijelaskan

Penyakit appendiks (K35-K38)


K35 Appendisitis akut
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

14

ICD 10 2nded
K35.0

Apikes Iris

Appendisitis akut dengan peritonitis umum

Appendisitis (akut) dengan:


perforasi, rupture
peritonitis (umum)(lokal) menyusul ruptur atau perforasi,
K35.1 Appendisitis akut dengan abses peritoneum
Abses appendiks
K35.9 Appendisitis akut, tidak dijelaskan
Appendisitis akut dengan peritonitis, lokal atau NOS
Appendisitis akut tanpa: perforasi, abses peritoneum, peritonitis
umum, ruptur
K36 Appendisitis lain
Appendisitis: kronik, rekurens (berulang)
K37 Appendisitis yang tidak dijelaskan
K38 Penyakit lain appendiks
K38.0 Hyperplasia appendiks
K38.1

Concretions (massa padat) appendiks

Faekalith atau sterkolith appendiks


K38.2 Divertikulum (kantong kecil yang terbentuk di dinding)
appendiks
K38.3

Fistula appendiks

K38.8

Penyakit lain appendiks yang dijelaskan

Intussusception (dinding memasuki dinding lain seperti


teleskop-) appendix
K38.9 Penyakit appendiks, tidak dijelaskan

Hernia (K40-K46)

Note: Hernia obstruksi dengan gangren yang diklasifikasikan pada


hernia dengan gangren.
Termasuk: Hernia: didapat, rekurens, kongenital (kecuali hernia
diafragma atau hiatus)
K40 Hernia inguinalis
Termasuk: Bubonokel, hernia skrotalis,
Hernia inguinalis: NOS, direct, indirect, double, oblique
K40.0 Hernia inguinalis bilateral, dengan obstruksi, tanpa
gangren
K40.1

Hernia inguinalis bilateral, dengan gangren

K40.2

Hernia inguinalis bilateral, tanpa obstruksi atau gangren

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

15

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Hernia inguinalis bilateral NOS


K40.3 Hernia inguinalis unilateral atau tidak jelas, dengan
obstruksi, tanpa gangren
Hernia inguinalis (unilateral), tanpa gangren:
inkarserasi, strangulasi, irreducible, menyebabkan obstruksi
K40.4 Hernia inguinalis unilateral atau tidak jelas, dengan
gangren
Hernia inguinalis NOS dengan gangren
K40.9 Hernia inguinalis unilateral atau tidak jelas, tanpa
obstruksi atau gangren
Hernia inguinalis (unilateral) NOS
K41 Hernia femoralis
K41.0 Hernia femoralis bilateral, dengan obstruksi, tanpa
gangren
K41.1

Hernia femoralis bilateral, dengan gangren

K41.2

Hernia femoralis bilateral, tanpa obstruksi atau gangren

Hernia femoralis bilateral NOS


K41.3 Hernia femoralis unilateral or tidak jelas, dengan
obstruksi, tanpa gangren
Hernia femoralis (unilateral), tanpa gangren: inkarserasi,
strangulasi, irreducible, menyebabkan obstruksi
K41.4 Hernia femoralis unilateral atau tidak jelas, dengan
gangren
K41.9

Hernia femoralis unilateral atau tidak jelas, tanpa

obstruksi atau gangren


Hernia femoralis (unilateral) NOS
K42 Hernia umbilikalis
Termasuk: Hernia paraumbilikalis
Kecuali: Omphalocele (Q79.2)
K42.0 Hernia umbilikalis dengan obstruksi, tanpa gangren
Hernia umbilikalis, tanpa gangren:
inkarserasi, strangulasi, irreducible, menyebabkan obstruksi
K42.1 Hernia umbilikalis dengan gangren
Hernia umbilikalis gangrenosa
K42.9 Hernia umbilikalis tanpa obstruksi atau gangren
Hernia umbilikalis NOS
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

16

ICD 10 2nded

Apikes Iris

K43 Hernia ventralis


Termasuk: Hernia: epigastrika atau insisional [tempat sayatan]
K43.0 Hernia ventralis dengan obstruksi, tanpa gangren
Hernia ventralis, tanpa gangren:
inkarserasi, strangulasi, irreducible, menyebabkan obstruksi
K43.1 Hernia ventralis dengan gangren
Hernia ventralis gangrenosa
K43.9 Hernia ventralis tanpa obstruksi atau gangren
Hernia ventralis NOS
K44 Hernia diafragmatika
Termasuk: Hiatus hernia (esofagus)(sliding); hernia paraesofagus
Kecuali: Hernia kongenital: hiatus (Q40.1), diaphragmatika: (Q79.0)

K44.0

Hernia diafragmatika dengan obstruksi, tanpa gangren

Hernia diafragmatika, tanpa gangren:


inkarserasi, strangulasi, irreducible, menyebabkan obstruksi
K44.1 Hernia diafragmatika dengan gangren
Hernia diafragmatika gangrenosa
K44.9 Hernia diafragmatika tanpa obstruksi atau gangren
Hernia diafragmatika NOS
K45 Hernia abdominalis lainnya
Termasuk: Hernia: abdominalis dengan situs dijelaskan NEC
Hernia: lumbalis, obturator, pudendum, retroperitoneum,
siatika
K45.0 Hernia abdominalis lain yang dijelaskan dengan
obstruksi, tanpa gangren.
Kondisi pada K45, tanpa gangren:
inkarserasi, strangulasi, irreducible, menyebabkan obstruksi
K45.1 Hernia abdominalis lain yang dijelaskan dengan gangren
Kondisi pada K45 yang dinyatakan gangrenosa
K45.8 Hernia abdominalis lain yang dijelaskan tanpa obstruksi
atau gangren
K46 Hernia abdominalis yang tidak dijelaskan
Termasuk: Enterokel, epiplokel, hernia: NOS, interstitialis,
intestinum, intra-abdomen
Kecuali: Enterokel vaginalis (N81.5)
K46.0 Hernia abdominalis dengan obstruksi yang tidak jelas,
tanpa gangren
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

17

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kondisi pada K46, tanpa gangren:


inkarserasi, strangulasi, irreducible, menyebabkan obstruksi
K46.1 Hernia abdominalis yang tidak jelas, dengan gangrene
Kondisi pada K46 yang dinyatakan gangrenosa
K46.9 Hernia abdominalis yang tidak jelas, tanpa obstruksi
atau gangren
Hernia abdominalis NOS

Kolitis dan enteritis non-infektif (K50-K52)

Termasuk: Penyakit usus dengan radang non-infeksi


Kecuali: Irritable bowel syndrome (K58.-), megakolon (K59.3)
K50 Penyakit Crohn [enteritis regionalis]
Termasuk: enteritis granulomatosa
Kecuali: kolitis ulseratif (K51.-)
K50.0 Penyakit Crohn pada usus halus:
Penyakit Crohn [regional enteritis] pada: duodenum, ileum,
jejunum
Ileitis: regionalis, terminalis
Kecuali:
kalau bersamaan dengan penyakit Crohn pada usus
besar (K50.8)
K50.1 Penyakit Crohn pada usus besar
Kolitis: granulomatosa, regionalis
Penyakit Crohn [enteritis regionalis] pada: kolon, usus besar,
rektum
Kecuali:
penyakit Crohn pada usus halus dan usus besar
(K50.8)
K50.8 Penyakit Crohn lainnya
Penyakit Crohn pada usus halus dan usus besar
K50.9 Penyakit Crohn, tidak dijelaskan
Regional enteritis NOS
K51 Kolitis ulseratif
K51.0 Pankolitis ulseratif (kronik)
Termasuk: ileitis backwash
K51.2 Proktitis ulseratif (kronik)
K51.3

Rektosigmoiditis ulseratif (kronik)

K51.4

Polip radang

K51.5

Kolitis sisi kiri

Termasuk: hemikolitis kiri


K51.8 Kolitis ulseratif lainnya

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

18

ICD 10 2nded
K51.9

Apikes Iris

Kolitis ulseratif, tidak dijelaskan

K52 Gastroenteritis dan kolitis non-infektif lainnya


K52.0 Gastroenteritis dan kolitis akibat radiasi
K52.1

Gastroenteritis dan kolitis toksik

K52.2

Gastroenteritis dan kolitis alergi dan dietetik

Gastrokolitis atau kolitis hipersensitifitas makanan


K52.3 Kolitis indeterminata
K52.8

Gastroenteritis dan kolitis non-infektif lain yang

dijelaskan
Gastritis atau gastroenteritis eosinofilik
K52.9 Gastroenteritis dan kolitis non-infektif, tidak dijelaskan
Diare, enteritis, ileitis, jejunitis, atau sigmoiditis: dinyatakan
tidak menular.
Kecuali:
kolitis, diare, enteritis, atau gastroenteritis:
infeksiosa (A09)
asal-usul tidak dijelaskan (A09)
diare psikogenik (F45.3), diare fungsional (K59.1),
diare neonatus (non-infektif) (P78.3)

Penyakit-penyakit lain usus (K55-K63)


K55 Kelainan vaskular usus
Kecuali: Enterokolitis nekrotikans fetus atau neonatus (P77)
K55.0 Kelainan vaskular akut pada usus
Kolitis iskemi fulminant, infark usus, iskemi usus halus: yang
dinyatakan akut
(Arteri)(vena) mesenterika dengan: emboli, infark, atau
thrombosis
Kolitis iskemik subakut
K55.1 Kelainan vaskular kronik pada usus
Kolitis, enteritis, enterokolitis: yang dinyatakan iskemia kronik
Striktura iskemik usus, aterosklerosis mesenterium, insuffisiensi
vaskuler mesenterium
K55.2 Angiodisplasia kolon
K55.8

Kelainan vaskular lain pada usus

K55.9

Kelainan vaskular usus, tidak dijelaskan

Kolitis iskemik NOS, enteritis iskemik NOS, enterokolitis iskemik


NOS

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

19

ICD 10 2nded

Apikes Iris

K56 Ileus paralitika dan obstruksi usus tanpa hernia


Kecuali: Obstruksi duodenum (K31.5), striktura iskemik usus (K55.1),
Stenosis anus atau rektum (K62.4), obstruksi usus pascabedah
(K91.3),
Ileus mekonium (E84.1), striktura atau stenosis kongenital
usus (Q41-Q42)
K56.0 Ileus paralitika
Paralisis: usus, kolon, usus besar
Kecuali:
ileus batu empedu (K56.3), ileus obstruktif NOS
(K56.6), ileus NOS (K56.7)
K56.1 Intussusception
Intususepsi atau invaginasi: usus, usus besar, kolon, rektum
Kecuali:
intususepsi appendix (K38.8)
K56.2 Volvulus
Kolon atau usus yang: terjepit (strangulasi), bengkok (torsio),
atau terpuntir
K56.3 Ileus batu empedu
Obstruksi usus oleh batu empedu
K56.4 Hambatan [impaction] lain pada usus:
Enterolith, hambatan feses, hambatan pada kolon
K56.5 Adhesi [bands] usus dengan obstruksi
Adhesi [bands] peritoneum dengan obstruksi usus
K56.6 Obstruksi usus lainnya dan tidak dijelaskan
Enterostenosis, ileus obstruksi NOS
Usus atau kolon dengan: oklusi, stenosis atau striktura
Kecuali: obstruksi usus neonatus lain atau tidak dijelaskan yang
bisadiklasifikasikan pada P76.8, P76.9
K56.7 Ileus, tidak dijelaskan
K57 Penyakit divertikulum usus
Termasuk: Usus (halus) (besar) dengan: divertikulitis, divertikulosis,
atau divertikulum
Kecuali: Divertikulum: appendix (K38.2), Meckel (Q43.0), kongenital
usus (Q43.8)
K57.0 Penyakit divertikulum usus halus dengan perforasi dan
abses
Penyakit divertikulum usus halus dengan peritonitis
Kecuali:
penyakit divertikulum usus halus dan besar dengan
perforasi dan abses ((57.4)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

20

ICD 10 2nded
K57.1

Apikes Iris

Penyakit divertikulum usus halus tanpa perforasi atau

abses
Penyakit divertikulum usus halus NOS
Kecuali: penyakit divertikulum usus halus dan besar tanpa
perforasi atau abses ((57.5)
K57.2 Penyakit divertikulum usus besar dengan perforasi dan
abses
Penyakit divertikulum kolon dengan peritonitis
Kecuali: penyakit divertikulum usus halus dan besar dengan
perforasi dan abses ((57.4)
K57.3 Penyakit divertikulum usus besar tanpa perforasi atau
abses
Penyakit divertikulum kolon NOS
Kecuali: penyakit divertikulum usus halus dan besar tanpa
perforasi atau abses ((57.5)
K57.4 Penyakit divertikulum usus halus dan kolon dengan
perforasi dan abses
Penyakit divertikulum usus halus dan besar dengan peritonitis
K57.5 Penyakit divertikulum usus halus dan besar tanpa
perforasi atau abses
Penyakit divertikulum usus halus dan besar NOS
K57.8 Penyakit divertikulum usus, bagiannya tidak jelas,
dengan perforasi dan abses
Penyakit divertikulum usus NOS dengan peritonitis
K57.9 Penyakit divertikulum usus, bagiannya tidak jelas, tanpa
perforasi atau abses
Penyakit divertikulum usus NOS
K58 Irritable bowel syndrome [sindroma usus irritabel]
Termasuk: Irritable colon
K58.0 Irritable bowel syndrome dengan diare
K58.9

Irritable bowel syndrome tanpa diare

Irritable bowel syndrome NOS


K59 Kelainan fungsional usus lainnya
Kecuali: Kelainan fungsional lambung (K31.-), malabsorbsi usus (K90.-)
Kelainan usus psikogenik (F45.3), perubahan kebiasaan usus
NOS (R19.4)
K59.0 Konstipasi

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

21

ICD 10 2nded

Apikes Iris

K59.1

Diare fungsional

K59.2

Usus neurogenik (gangguan fungsi syaraf usus), not

elsewhere classified
K59.3

Megakolon, not elsewhere classified

Dilatasi kolon, megakolon toksik


Kecuali:
megakolon: kongenital (aganglionik), pada penyakit
Hirschsprung (Q43.1)
megakolon pada penyakit Chagas (B57.3),
K59.4 Spasme anus
Proktalgia fugax
K59.8 Kelainan fungsional usus lainnya yang dijelaskan
Atonia kolon
K59.9 Kelainan fungsional usus, tidak dijelaskan
K60 Fissure dan fistula daerah anus dan rektum
Kecuali: Dengan abses atau selulitis (K61.-)
K60.0 Fissura anus akut
K60.1

Fissura anus kronik

K60.2

Fissura anus, tidak dijelaskan

K60.3

Fistula anus

K60.4

Fistula rektum

Fistula rektum ke kulit


Kecuali: fistula: vesikorektum (N32.1), rektovaginalis (N82.3).
K60.5 Fistula anorektum
K61 Abses daerah anus dan rektum
Termasuk: Abses atau selulitis dengan atau tanpa fistula di daerah
anus dan rektum
K61.0 Abses anus
Abses perianus
Kecuali: abses intrasfingter (K61.4)
K61.1 Abses rektum
Abses perirektum
Kecuali: abses iskiorektum (K61.3)
K61.2 Abses anorektum
K61.3

Abses iskiorektum

Abses fossa iskiorektum


K61.4 Abses intrasfingter
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

22

ICD 10 2nded

Apikes Iris

K62 Penyakit lain pada anus dan rektum


Termasuk: Anal canal
Kecuali: Hemoroid (I84.-), proktitis ulseratif (K51.2),
Malfungsi kolostomi dan enterostomi (K91.4), inkontinensia
feses (R15)
K62.0 Polip anus
K62.1

Polip rektum

Kecuali:
polip adenomatosa (D12.8)
K62.2 Prolapsus ani
Prolapsus anal canal
K62.3 Prolapsus rektum
Prolapsus mukosa rektum
K62.4 Stenosis anus dan rektum
Striktura anus (sfingter)
K62.5 Perdarahan anus dan rektum
Kecuali:
perdarahan rektum neonatus (P54.2)
K62.6 Ulkus anus dan rektum
Ulkus soliter, ulkus sterkoralis
Kecuali:
fissura dan fistula anus dan rektum (K60.-), pada
kolitis ulseratif (K51.-)
K62.7 Proktitis radiasi
K62.8

Penyakit anus dan rektum lainnya yang dijelaskan

K62.9

Penyakit anus dan rektum, tidak dijelaskan

K63 Penyakit-penyakit usus lainnya


K63.0 Abses usus
Kecuali:
abses appendiks (K35.1), abses daerah anus dan
rektum (K61.-)
dengan penyakit divertikulum (K57.-)
K63.1 Perforasi usus (non-traumatika)
Kecuali:
perforasi (non-traumatika) pada: duodenum (K26.-),
appendiks (K35.0)
dengan penyakit divertikulum (K57.-)
K63.2 Fistula usus
Kecuali: fistula (dari):
duodenum (K31.6), appendiks (K38.3), daerah anus dan
rektum (K60.-)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

23

ICD 10 2nded

Apikes Iris

vesiko-intestinum (N32.1), usus-genital perempuan (N82.2N82.4)


K63.3 Ulkus usus
Ulkus primer usus halus
Kecuali:
ulkus (dari):
duodenum (K26.-), peptik, situs tak disebutkan
(K27.-)
gastrointestinum, gastrojejunum, jejunum (K28.-),
anus dan rektum (K62.6), kolitis ulseratif (K51.-)
K63.4 Enteroptosis
K63.5

Polip kolon

Kecuali:
polip kolon adenomatosa (D12.6), poliposis kolon
(D12.6)
K63.8 Penyakit usus lainnya yang dijelaskan
K63.9

Penyakit usus, tidak dijelaskan

Penyakit peritoneum (K65-K67)


K65 Peritonitis
Kecuali: Peritonitis:
paroksismal ringan (E85.0),, periodic familial (E85.0),
dengan: appendisitis (K35.-), penyakit divetikulum usus
(K57.-)
menyusul abortus atau hamil ektopik atau hamil mola (O00O07, O08.0)
pelvis:, wanita (N73.3-N73.5),
nifas (O85), neonatus (P78.0-P78.1)
aseptik, kimiawi, akibat talkum atau zat asing lain (T81.6)
K65.0 Peritonitis akut
Peritonitis (akut): generalisata, pelvis laki-laki, subfrenika,
suppuratif
Abses:
peritoneum, mesenterium, omentum, subhepatika,
subdiaphragmatika,
subfrenika, retroperitoneum, retrokaekum, abdominopelvis
K65.8 Peritonitis lain
Peritonitis proliferatif kronik, nekrosis lemak atau saponifikasi
mesenterium
Peritonitis akibat: empedu, urine
K65.9 Peritonitis, tidak dijelaskan
K66 Kelainan lain pada peritoneum
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

24

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali: asites (R18)


K66.0 Adhesi peritoneum
Adhesi: usus, lambung, mesenterium, omentum, dinding perut,
diafragma, pelvis pria
Adhesive bands
Kecuali:
adhesi [bands] (pada): dengan obstruksi usus (K56.5)
, pelvis wanita (N73.6)
K66.1 Haemoperitoneum
Kecuali: haemoperitoneum traumatika (S36.8)
K66.8 Kelainan peritoneum lainnya yang dijelaskan
K66.9

Kelainan peritoneum, tidak dijelaskan

K67* Kelainan peritoneum pada penyakit infeksi c. e.


K67.0* Peritonitis khlamidia (A74.8)
K67.1* Peritonitis gonokokus (A54.8)
K67.2* Peritonitis sifilitika (A52.7)
K67.3* Peritonitis tuberkulosa (A18.3)
K67.8* Kelainan lain peritoneum pada penyakit infeksi c. e.

Penyakit-penyakit liver (K70-K77)

Kecuali: Hepatitis virus (B15-B19), sindroma Reye (G93.7), jaundice


NOS (R17)
Penyakit Wilson (E83.0), haemochromatosis (E83.1)
K70 Penyakit hati alkoholik [alcoholic liver disease]
K70.0 Hati berlemak alkoholik [alcoholic fatty liver]
K70.1

Hepatitis alkoholik [alcoholic hepatitis]

K70.2

Fibrosis dan sklerosis alkoholik pada hati

K70.3

Sirosis hepatis alkoholik [alcoholic cirrhosis of liver]

Sirosis alkoholik NOS [alcoholic cirrhosis NOS]


K70.4

Gagal hati alkoholik [alcoholic hepatic failure]

Gagal hati alkoholik: NOS, akut, subakut, kronik, dengan atau


tanpa koma hepatika
K70.9 Penyakit hati alkoholik, tidak dijelaskan
K71 Toxic liver disease penyakit hati toksik
Termasuk: Penyakit hati akibat obat: idosinkratik (tak terduga), toksik
(bisa diduga)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

25

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali: Penyakit hati alkoholik (K70.-), sindroma Budd-Chiari (I82.0)


K71.0 Penyakit hati toksik dengan kholestasis
Kholestasis dengan kerusakan hepatosit; cholestasis murni.
K71.1 Penyakit hati toksik dengan nekrosis hati
Gagal hati (akut)(kronik) akibat obat-obatan
K71.2 Penyakit hati toksik dengan hepatitis akut
K71.3

Penyakit hati toksik dengan hepatitis kronik persisten

K71.4

Penyakit hati toksik dengan hepatitis lobularis kronik

K71.5

Penyakit hati toksik dengan hepatitis aktif kronik

Penyakit hati toksik dengan hepatitis lupoid


K71.6 Penyakit hati toksik dengan hepatitis, not elsewhere
classified
K71.7

Penyakit hati toksik dengan fibrosis dan sirrhosis hati

K71.8

Penyakit hati toksik dengan kelainan hati lainnya:

Penyakit hati toksik dengan:


hiperplasia nodul terfokus, granuloma hepatika,
peliosis hepatis, penyakit hati veno-oklusif.
K71.9 Penyakit hati toksik, tidak dijelaskan
K72 Hepatic failure, not elsewhere classified
Termasuk: Koma hepatika NOS, ensefalopati hepatika NOS,
Nekrosis (sel) hati dengan kegagalan hati
Atrofi atau distrofi hati kuning (yellow liver atrophy or
dystrophy)
Hepatitis dengan kegagalan hati: akut, fulminant atau
ganas
Kecuali: Gagal hati alkoholik (K70.4), dengan penyakit hati toksik
(K71.1)
Ikterus pada janin dan bayi (P55-P59), hepatitis virus (B15B19)
Gagal hati pada:
abortus, hamil ektopik atau hamil mola (O00-O07, O08.8)
pada hamil, melahirkan dan nifas (O26.6)
K72.0 Gagal hati akut dan subakut
K72.1

Gagal hati kronik

K72.9

Gagal hati, tidak dijelaskan

K73 Hepatitis kronik, not elsewhere classified


Kecuali: Hepatitis (kronik):
virus (B15-B19), alkoholik (K70.1), akibat obat (K71.-),
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

26

ICD 10 2nded

Apikes Iris

K73.0

reaktif nonspesifik (K75.2), granulomatosa NEC (K75.3)


Hepatitis persisten kronik, not elsewhere classified

K73.1

Hepatitis lobularis kronik, not elsewhere classified

K73.2

Hepatitis aktif kronik, not elsewhere classified

Hepatitis lupoid NEC


K73.8 Hepatitis kronik lain, not elsewhere classified
K73.9

Hepatitis kronik, tidak dijelaskan

K74 Fibrosis dan sirosis hati


Kecuali: Fibrosis hati alkoholik (K70.2), dengan penyakit hati toksik
(K71.7)
Sklerosis hati kardiaka (K76.1)
Sirosis (hati): alkoholik (K70.3), kongenital (P78.8)
K74.0 Fibrosis hati
K74.1

Sklerosis hati

K74.2

Fibrosis hati dengan sklerosis hati

K74.3

Sirosis biliaris primer

Kholangitis destruktif non-suppuratif kronik


K74.4 Sirosis biliaris sekunder
K74.5

Sirosis biliaris, tidak dijelaskan

K74.6

Sirosis hati yang lain dan tidak dijelaskan

Sirrhosis (hati): NOS, makronoduler, mikronoduler, jenis


campuran
kriptogenik, portal, postnekrotik
K75 Penyakit radang hati lainnya
Kecuali: Penyakit hati toksik (K71.-), hepatitis kronik NEC (K73.-)
Hepatitis: virus (B15-B19), akut atau subakut (K72.0)
K75.0 Abses hati
Abses hati: NOS, kholangitika, hematogenik, limfogenik,
pileflebitik
Kecuali:
abses hati oleh amuba (A06.4)
pileflebitis tanpa abses hati (K75.1), kholangitis tanpa
abses hati (K83.0)
K75.1 Flebitis vena porta
Pileflebitis
Kecuali:
abses hati pileflebitis (K75.0)
K75.2 Hepatitis reaktif non-spesifik
K75.3

Hepatitis granulomatosa, not elsewhere classified

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

27

ICD 10 2nded

Apikes Iris

K75.4

Hepatitis autoimmun

K75.8

Penyakit hati meradang lainnya yang dijelaskan

K75.9

Penyakit hati meradang, tidak dijelaskan

Hepatitis NOS
K76 Penyakit-penyakit hati lainnya
Kecuali: Degenerasi amiloid hati (E85.-),
Trombosis vena porta (I81), trombosis vena hepatika (I82.0)
Penyakit hati alkoholik (K70.-), penyakit hati toksik (K71.-)
Penyakit kista hati (kongenital) (Q44.6), hepatomegali NOS
(R16.0),
K76.0 Hati (berubah menjadi) berlemak, not elsewhere
classified
K76.1

Bendungan pasif kronik terhadap hati

Sirosis hepatis (begitu disebutkan) kardiaka, sklerosis hepatis


kardiaka
K76.2 Nekrosis hemoragika sentralis hati
Kecuali:
nekrosis hepatis dengan gagal hati (K72.-)
K76.3 Infark hepatis
K76.4

Peliosis hepatis

Angiomatosis hepatis
K76.5 Penyakit oklusi vena hepatika
Kecuali:
sindroma Budd-Chiari (I82.0)
K76.6 Hipertensi portal
K76.7

Sindroma hepatorenal

Kecuali:
setelah bersalin dan melahirkan (O90.4)
K76.8 Penyakit hati lainnya yang dijelaskan
Hiperplasia nodul hati terfokus, hepatoptosis
K76.9 Penyakit hati, tidak dijelaskan
K77* Kelainan hati pada penyakit c. e.
K77.0* Kelainan hati pada penyakit infeksi dan parasit c. e.
Penyakit hati sifilitika (A52.7)
Hepatitis: herpesvirus [herpes simplex] (B00.8),
cytomegalovirus (B25.1)
toxoplasma (B58.1)
Skistosomiasis hepatosplenika (B65.- ), hipertensi portal pada
skistosomiasis (B65.- )
K77.8* Kelainan hati pada penyakit lain c. e.

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

28

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Granuloma hepatika pada: sarcoidosis (D86.8), berylliosis


(J63.2)

Kelainan gallbladder, saluran empedu dan pankreas


(K80-K87)
K80 Kholelithiasis batu empedu
K80.0 Batu gallbladder dengan kholesistitis akut
Setiap kondisi pada K80.2 dengan kholesistitis akut
K80.1 Batu gallbladder dengan kholesistitis lain
Setiap kondisi pada K80.2 dengan kholesistitis (kronik)
Kholesistitis dengan kholelithiasis NOS
K80.2 Batu gallbladder tanpa kholesistitis
Batu empedu (tertahan) di saluran atau gallbladder: NOS atau
tanpa kholesistitis
Kholelitiasis, kholesistolitiasis, kolik (rekuren) gallbladder: NOS
atau tanpa kholesistitis
K80.3 Batu saluran empedu dengan kholangitis
Setiap kondisi pada K80.5 dengan kholangitis
K80.4 Batu saluran empedu dengan kholesistitis
Setiap kondisi pada K80.5 dengan kholesistitis (dengan
kholangitis)
K80.5 Batu saluran empedu tanpa kholangitis or kholesistitis
Batu empedu (tertahan) di duktus komunis, duktus hepatika, atau
duktus biliaris NOS,
yang tidak dijelaskan, atau tanpa kholangitis atau kholesistitis
Kholedokholitiasis, kholelitiasis hepatika, kolik (rekuren)
hepatika:
yang tidak dijelaskan, atau tanpa kholangitis atau kholesistitis
K80.8 Kholelitiasis lain
K81 Kholesistitis
Kecuali: Dengan kholelitiasis (K80.-)
K81.0 Kholesistitis akut
Angiokholesistitis, gallbladder dengan: abses, empyema, atau
gangren: tanpa batu
Kholesistitis: emfisematosa (akut), gangrenosa, supuratif: tanpa
batu
K81.1 Kholesistitis kronik
K81.8

Kholesistitis lain

K81.9

Kholesistitis, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

29

ICD 10 2nded

Apikes Iris

K82 Penyakit lain gallbladder


Kecuali: Sindroma pasca-kholesistektomi (K91.5)
Nonvisualisasi gallbladder [pada pencitraan] (R93.2)
K82.0 Obstruksi gallbladder
Oklusi, stenosis, atau striktura: pada ductus cysticus atau
gallbladder tanpa kalkulus
Kecuali:
dengan kholelithiasis (K80.-)
K82.1 Hidrops gallbladder
Mukokel gallbladder
K82.2 Perforasi gallbladder
Ruptura ductus cysticus atau gallbladder
K82.3 Fistula gallbladder
Fistula kholesistokolika, fistula kholesistoduodenalis
K82.4 Kholesterolosis gallbladder
Gallbladder strawberri
K82.8 Penyakit gallbladder lainnya yang dijelaskan
Ductus cysticus atau gallbladder dengan:
adhesi, atrofi, kista, diskinesia, hipertrofi, tak berfungsi, ulkus
K82.9 Penyakit gallbladder, tidak dijelaskan
K83 Penyakit-penyakit lain saluran empedu
Kecuali: Sindroma pasca-kholesistektomi (K91.5)
Kondisi berikut yang melibatkan: d. sistikus (K81-K82),
gallbladder (K81-K82)
K83.0 Cholangitis
Cholangitis: NOS, asendens, primer, sekunder, rekuren,
Cholangitis (yang membentuk): sklerosis, stenosis, suppuratif
Kecuali:
kholangitis destruktif nonsuppuratif kronik (K74.3)
abses hati kholangitik (K75.0)
kholangitis dengan kholedokholitiasis (K80.3-K80.4)
K83.1 Obstruksi saluran empedu
Oklusi, stenosis, atau striktura: pada saluran empedu tanpa batu
Kecuali:
dengan kholelithiasis (K80.-)
K83.2 Perforasi saluran empedu
Ruptura saluran empedu
K83.3 Fistula saluran empedu
Fistula kholedokhoduodenalis
K83.4 Spasme sfingter Oddi
K83.5

Kista biliaris

K83.8

Penyakit saluran empedu lainnya yang dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

30

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Saluran empedu dengan: adhesi, atrofi, hipertrofi, atau ulkus


K83.9 Penyakit saluran empedu, tidak dijelaskan
K85 Pankreatitis akut
Abses pankreas
Nekrosis akut pankreas, nekrosis infektif pankreas
Pancreatitis: NOS, akut (rekuren), subakut, haemoragika, suppuratif
K85.0 Pankreatitis akut idiopatik
K85.1

Pankreatitis biliaris akut

Pankreatitis batu empedu


K85.2 Pankreatitis akut akaibat alkohol
K85.3

Pankreatitis akut akibat obat

Gunakan kode tambahan (Chapter XX), kalau perlu untuk


identifikasi obat
K85.8 Pankreatitis akut lainnya
K85.9

Pankreatitis akut, tak dijelaskan

K86 Penyakit lain pankreas


Kecuali: Tumor sel islet (pankreas) (D13.7), penyakit fibrokistik
pankreas (E84.-),
Steatorea pankreatika (K90.3)
K86.0 Pankreatitis kronik akibat alkohol
K86.1

Pankreatitis kronik lainnya

Pankreatitis kronik: NOS, infeksiosa, rekuren, relapsing


K86.2 Kista pancreas
K86.3

Pseudokista pancreas

K86.8

Penyakit pankreas lainnya yang dijelaskan

Pankreas dengan: atrofi, batu, sirosis, fibrosis


Nekrosis pankreas: NOS, aseptik, lemak
Infantilisme pankreatika
K86.9 Penyakit pankreas, tidak dijelaskan
K87* Kelainan gallbladder, saluran empedu dan pankreas pada
penyakit c. e.
K87.0* Kelainan gallbladder dan saluran empedu pada penyakit
c. e.
K87.1* Kelainan pankreas pada penyakit c. e.
Pankreatitis sitomegalovirus (B25.2), pankreatitis mumps
(B26.3)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

31

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Penyakit-penyakit lain sistem pencernaan (K90-K93)


K90 Malabsorpsi usus
Kecuali: Menyusul bedah gastrointestinum (K91.2)
K90.0 Coeliac disease
Gluten-sensitive enteropathy, steatorea idiopatik, sprue nontropis
K90.1 Sprue tropis
Sprue NOS, steatorrhoea tropis
K90.2 Blind loop syndrome, not elsewhere classified
Blind loop syndrome NOS
Kecuali:
blind loop syndrome: pascabedah (K91.2), kongenital
(Q43.8)
K90.3 Steatorea pankreatika
K90.4

Malabsorpsi akibat intoleransi, not elsewhere classified

Malabsorpsi akibat intoleransi terhadap: karbohidrat, lemak,


protein, starch
Kecuali:
intoleransi laktosa (E73.-), gluten-sensitive
enteropathy (K90.0)
K90.8 Malabsorpsi usus lainnya
Penyakit Whipple (M14.8*)
K90.9 Malabsorpsi usus, tidak dijelaskan

K91 Kelainan sistem pencernaan pasca-prosedur, not elsewhere


classified
Kecuali:
Ulkus gastrojejunum (K28.-)
Kolitis radiasi (K52.0), gastroenteritis radiasi (K52.0),
proktitis radiasi (K62.7)
K91.0 Muntah menyusul bedah gastrointestinum
K91.1

Sindroma pasca-bedah lambung

K91.2

Sindroma: dumping, pasca-gastrektomi, pasca-vagotomi


Malabsorbsi pascabedah, not elsewhere classified

Blind loop syndrome pasca-bedah


Kecuali:
osteoporosis malabsorbsi pascabedah (M81.3)
osteomalasia malabsorbsi dewasa (M83.2)
K91.3 Obstruksi usus pasca-bedah
K91.4

Malfungsi kolostomi dan enterostomi

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

32

ICD 10 2nded

Apikes Iris

K91.5

Sindroma pasca-kholesistektomi

K91.8

Kelainan sistem pencernaan pasca-prosedur lainnya, not

elsewhere classified
K91.9

Kelainan sistem pencernaan pasca-prosedur, tidak

dijelaskan
K92 Penyakit-penyakit lain sistem pencernaan
Kecuali: Perdarahan gastrointestinum neonatus (P54.0-P54.3)
K92.0 Haematemesis
K92.1

Melaena

Kecuali:
darah samar dalam feses (R19.5)
K92.2 Perdarahan gastrointestinum, tidak dijelaskan
Perdarahan: lambung NOS, usus NOS
Kecuali:
dengan ulkus peptikum (K25-K28), gastritis
hemoragika akut (K29.0)
perdarahan anus dan rectum (K62.5)
K92.8 Penyakit sistem pencernaan lainnya yang dijelaskan
K92.9

Penyakit sistem pencernaan, tidak dijelaskan

K93* Kelainan lain organ pencernaan pada penyakit c. e.


K93.0* Kelainan usus, peritoneum dan kelenjar mesenterika
karena tuberkulosis (A18.3)
Kecuali: peritonitis tuberkulosa (K67.3*)
K93.1* Megakolon pada penyakit Chagas (B57.3)
K93.8* Kelainan organ pencernaan lainnya yang dijelaskan,
pada penyakit c. e.

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

33

CHAPTER XII. PENYAKIT-PENYAKIT


KULIT DAN JARINGAN SUBKUTIS
(L00L99)
Bab ini berisi kode untuk infeksi, radang lain seperti dermatitis,
dan kondisi lain pada kulit, jaringan subkutis, dan organ-organ
pelengkap kulit (rambut, kuku, dan kelenjar-kelenjar sebasea dan
keringat). Kulit dan organ pelengkap disebut sistem integumen.
Lapisan kulit terdiri dari epidermis (pelidung tipis yang memiliki zat
tanduk), dermis (jaringan ikat fibrosa padat berisi pembuluh darah dan
syaraf), dan subkutis (jaringan tebal mengandung lemak).
Kecuali:
Penyakit infeksi dan parasit tertentu ( A00-B99 )
Neoplasma ( C00-D48 )
Penyakit endokrin, gizi, dan metabolik ( E00-E90 )
Retikulosis lipomelanotik ( I89.8 )
Kelainan jaringan ikat sistemik ( M30-M36 )
Komplikasi kehamilan, melahirkan, dan nifas ( O00-O99 )
Kondisi tertentu yang berasal dari masa perinatal ( P00-P96 )
Malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital ( Q00Q99 )
Tanda, gejala, dan penemuan klinis dan labor abnormal, NEC
( R00-R99 )
Cedera, keracunan, dan konsekuensi lain penyebab luar tertentu
( S00-T98 )

Blok-blok di dalam bab ini adalah:


L00-L08
L10-L14
L20-L30
L40-L45
L50-L54
L55-L59
L60-L75
L80-L99

Infeksi kulit dan jaringan subkutis


Kelainan bullosa
Dermatitis dan eczema
Kelainan papulosquamosa
Urtikaria and eritema
Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi
Kelainan pelengkap kulit (skin appendages)
Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain

Kategori asterisk untuk bab ini adalah sebagai berikut:


L14*
Kelainan bullosa pada penyakit c.e.
L45*
Kelainan papulosquamosa pada penyakit c.e
L54*
Erythema pada penyakit c.e
L62*
Kelainan kuku pada penyakit c.e
L86*
Keratoderma pada penyakit c.e
L99*
Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain pada
penyakit c.e
[c. e. = classified elsewhere, yang diklasifikasikan di bagian lain]

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Infeksi kulit dan jaringan subkutis (L00-L08)


Infeksi sistemik dan organisme infeksi dikode pada Bab I
(Penyakit infeksi dan parasit tertentu). Pada Bab XII ini infeksi yang
dikode adalah yang khususnya terdapat pada kulit, tapi di awal blok ini
terdapat catatan yang menyatakan bahwa kode dari Bab I dapat
ditambahkan untuk identifikasi organisme infeksi. Ini hendaknya selalu
dilakukan kalau organismenya dikenal. Perhatikan pula bahwa daftar
kecuali disini cukup panjang.
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi
agen infeksi.
Kecuali: infeksi lokal pada kulit yang diklasifikasikan pada Bab I:
erysipeloid [infeksi kulit, merah, karena menyentuh daging
atau ikan] (A26.-)
erysipelas [infeksi Streptococcus pyogenes; muka merah,
panas, nyeri] (A46)
infeksi herpesvirus [herpes simplex] anogenital (A60.-)
infeksi herpesvirus [herpes simplex] (B00.-)
viral warts (B07)
molluskum kontagiosum (B08.1)
mikosis (B35-B49)
pedikulosis, akariasis dan infestasi lain (B85-B89)
zoster (B02.-)
hordeolum [infeksi kelenjar di dasar bulu mata] (H00.0)
dermatitis infektif (L30.3)
granuloma piogenik (L98.0)
panniculitis [radang lemak subkutis] (pada):
lupus (L93.2)
relapsing [Weber-Christian] (M35.6),
leher dan punggung (M54.0)
NOS (M79.3);
perlche [retak pada kulit kering di sudut mulut] (akibat):
kandidiasis (B37.-)
defisiensi riboflavin (E53.0)
NOS (K13.0)
L00 Sindroma kulit melepuh akibat staphylococcus
Pemphigus neonatorum
Penyakit Ritter
Kecuali: toxic epidermal necrolysis [Lyell] (L51.2)
L01 Impetigo
Kecuali: pemphigus neonatorum (L00)
impetigo herpetiformis (L40.1)
L01.0 Impetigo [any organism] [any site]
Impetigo Bockhart
L01.1 Impetiginisasi pada dermatosis lain
L02 Abses, furunkel dan karbunkel kulit
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Termasuk: boil, furunkulosis


Kecuali: daerah anus dan rektum (K61.-)
organ genital (eksternal) pria (N48.2, N49.-)
organ genital (eksternal) wanita (N76.4)
L02.0 Abses, furunkel dan karbunkel kulit muka
Kecuali:

L02.1

kelopak (H00.0),
kelenjar lakrimalis (H04.0)
saluran lakrimalis (H04.3)
orbita (H05.0)
telinga, external (H60.0)
hidung (J34.0)
mulut (K12.2)
submandibula (K12.2)
kepala [semua bagian, kecuali muka] (L02.8)
Abses, furunkel dan karbunkel kulit leher

L02.2

Abses, furunkel dan karbunkel kulit badan

Dinding abdomen
Punggung [semua bagian, selain panggul]
Dinding thoraks
Groin [lipat paha dengan perut bawah, inguinal]
Perineum [daerah antara urethra dan anus]
Umbilikus
Kecuali:
panggul (L02.4)
mammae (N61)
omphalitis pada neonatus (P38)
L02.3 Abses, furunkel dan karbunkel kulit bokong
Regio gluteus
Kecuali:
kista pilonida dengan abses (L05.0)
L02.4 Abses, furunkel dan karbunkel kulit anggota
Axilla, panggul, bahu
L02.8 Abses, furunkel dan karbunkel kulit di tempat lain
Kepala [semua bagian selain muka]
Kulit kepala [scalp]
L02.9 Abses, furunkel dan karbunkel kulit, tak dijelaskan
Furunkulosis NOS
L03 Sellulitis
Sellulitis adalah radang akut terlokalisir pada kulit,. yang
menjadi merah, panas dan sembab, dan sering diikuti radang kelenjar
limfe di dekatnya. Kode pada kategori ini sering digunakan bersama
kode lain. Pada sellulitis akibat terbukanya kulit, luka atau ulkus
adalah kondisi utama, dan sellulitis sebagai kode tambahan. Kalau
pasien datang untuk pengobatan sellulitis tanpa pengobatan luka atau
ulkus, sellulitis menjadi diagnosis utama.

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kategori ini juga melibatkan limfangitis akut, tapi kalau terdapat


limfadenitis maka kode dari L04 (Limfadenitis akut) perlu pula
ditambahkan. Banyak situs spesifik yang dikecualikan dari kategori ini
dan dikode pada bab yang berhubungan dengan situs. Misalnya
sellulitis anus dikode pada bab pencernaan, dan sellulitis kelopak pada
bab mata. Catatan pengecualian hendaknya dibaca dengan hati-hati.
Perhatikan perbedaan antara sellulitis orbita dan periorbita.
Sellulitis orbita lebih serius karena resiko penyebaran radang ke mata
dan rongga intrakranium. Pastikan diagnosis ini dengan dokter untuk
menjamin kode yang semestinya. Selluitis orbita diberi kode H05.0
(radang akut orbita), dan sellulitis periorbita L03.2 (sellulitis muka)
dengan kode tambahan H00.0 (hordeolum dan radang dalam lain pada
kelopak) untuk keterlibatan kelopak.
Termasuk: limfangitis akut
Kecuali: sellulitis pada:
- kelopak (H00.0)
- apparatus lakrimalis (H04.3),
- liang telinga luar (H60.1)
- hidung (J34.0)
- mulut (K12.2),
- anus dan rektum (K61.-)
- organ genital eksternal pria (N48.2, N49.-)
- organ genital eksternal wanita (N76.4)
limfangitis (kronik)(subakut) (I89.1)
dermatosis neutrofilik febrilis [Sweet] (L98.2)
selulitis eosinofilik [Wells] (L98.3)
L03.0 Sellulitis jari tangan dan kaki
Infeksi kuku, onikhia, paronikhia, perionikhia
L03.1 Sellulitis bagian lain anggota
Axilla, panggul, bahu
L03.2 Sellulitis muka
L03.3

Sellulitis badan

Dinding abdomen
Punggung [semua bagian, selain panggul]
Dinding thoraks
Groin [lipat paha, inguinal]
Perineum [daerah antara urethra dan anus]
Umbilikus
Kecuali:
omphalitis neonatus (P38)
L03.8 Sellulitis tempat lain
Kepala [semua bagian selain muka]
Kulit kepala [scalp]
L03.9 Cellulitis, tak dijelaskan
L04 Limfadenitis akut
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Termasuk: abses (akut) } pada kelenjar limfe apa saja, selain


mesenterika
limfadenitis akut }
Kecuali: penyakit HIVyang menyebabkan limfadenopati umum (B23.1)
pembesaran kelenjar limfe (R59.-)
limfadenitis:
- mesenterika, nonspesifik (I88.0)
- kronik or subakut, selain mesenterika (I88.1)
- NOS (I88.9)
L04.0 Limfadenitis akut muka, kepala dan leher
L04.1

Limfadenitis akut badan

L04.2

Limfadenitis akut anggota atas

Axilla, bahu
L04.3 Limfadenitis akut anggota bawah
Panggul
L04.8 Limfadenitis akut di tempat lain
L04.9

Limfadenitis akut, tak dijelaskan

L05 Kista pilonida


[kista berisi rambut di ujung medulla spinalis dekat bokong]
Termasuk: fistula
} koksigis atau pilonida
sinus
}
L05.0 Kista pilonida dengan abses
L05.9

Kista pilonida tanpa abses

Kista pilonida NOS


L08 Infeksi lokal lain pada kulit dan jaringan subkutis
L08.0 Pyoderma
Dermatitis: purulenta, septik, suppuratif
Kecuali:
pioderma gangrenosum (L88)
L08.1 Erythrasma [kondisi radang kronis bakteri di lipatan
kulit]
L08.8

Infeksi lokal lain yang dijelaskan pada kulit dan jaringan

subkutis
L08.9

Infeksi lokal pada kulit dan jaringan subkutis, tak

dijelaskan

Kelainan-kelainan bullosa (L10-L14)

[bulla = blister (kantong kulit berisi cairan) besar]


Kecuali: sindroma kulit melepuh akibat stafilokokus (L00)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

nekrolisis epidermis toksik [Lyell] (L51.2)


pemfigus familial jinak [Hailey-Hailey] (Q82.8)
L10 Pemfigus
[blister-blister besar timbul di dalam kulit]
Kecuali: pemfigus neonatorum (L00)
L10.0 Pemfigus vulgaris
L10.1

Pemfigus vegetans

L10.2

Pemfigus foliaseus

L10.3

Pemfigus Brazil [fogo selvagem]

L10.4

Pemfigus erythematosus

Senear-Usher syndrome
L10.5 Pemfigus akibat obat
Gunakan kode tambahan (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi
obat
L10.8 Pemfigus lain
L10.9

Pemfigus, tak dijelaskan

L11 Kelainan acantholytic (jaringan tanduk) lainnya


L11.0 Keratosis follikularis yang didapat
Kecuali:
keratosis follikularis (kongenital) [Darier-White]
(Q82.8)
L11.1 Dermatosis akantolitik sementara [Grover]
L11.8

Kelainan akantolitik lain yang dijelaskan

L11.9

Kelainan akantolitik, tak dijelaskan

L12 Pemfigoid
Kecuali: impetigo herpetiformis (L40.1)
herpes gestationis (O26.4)
L12.0 Pemfigoid bullosa
L12.1

Pemfigoid sikatriks

Pemfigoid jinak membran mukosa


L12.2 Penyakit bulla kronis kanak-kanak
Sermatitis herpetiformis remaja
L12.3 Epidermolisis bullosa didapat
Kecuali:
epidermolisis bullosa (kongenital) (Q81.-)
L12.8 Pemfigoid lain

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded
L12.9

Apikes Iris

Pemfigoid, tak dijelaskan

L13 Kelainan bullosa lainnya


L13.0 Dermatitis herpetiformis
Penyakit Duhring
L13.1 Dermatitis pustularis subkornea
Penyakit Sneddon-Wilkinson
L13.8 Kelainan bullosa lain yang dijelaskan
L13.9

Kelainan bullosa, tak dijelaskan

L14* Kelainan bullosa pada penyakit yang diklasifikasikan di


tempat lain

Dermatitis dan eczema (L20-L30)


Dermatitis adalah peradangan kulit. Pada blok ini istilah
dermatitis dan eksim memiliki arti yang persis sama. Terdapat
sejumlah besar penyebab dermatitis dan mereka memiliki kode ICD
yang berbeda. Jadi perlu informasi sebanyak mungkin mengenai jenis
dermatitis sebelum kode dipilih. Jenis-jenis umum dermatitis pada blok
ini adalah:
atopik: kronik, gatal, pada muka, leher, badan atas, lipat siku dan
lutut; akibat alergi herediter
seborrhoeik: kronik, biasanya gatal, sisik kering dengan eritema,
sering pada kulit kepala
diaper:
kontak allergi: akibat paparan zat pada kulit yang sensitif atau allergi
terhadapnya
kontak irritan: akibat paparan zat non-allergi yang merusak kulit
exfoliatif: merah dan bersisik di atas seluruh permukaan kulit
lichen complex kronik dan prurigo: kronik, gatal, dengan plak lichen
yang tebal
pruritus: kulit gatal tanpa warna merah.
Detail ini diperlukan untuk mengkode dermatitis dengan akurat,
sehingga penting sekali bagi dokter untuk menuliskannya pada catatan
medis.
Catatan: Pada blok ini istilah dermatitis dan eczema digunakan dengan
arti yang sama.
Kecuali: Penyakit granulomatosa kronik (kanak-kanak) (D71)
Dermatitis:
- stasis (I83.1-I83.2)
- herpetiformis (L13.0)
- perioral (L71.0)
- kulit kering (L85.3)
- gangrenosa (L88)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

- faktisia (L98.1)
Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59)
L20 Dermatitis atopik
Kecuali: neurodermatitis berbatas tegas [sirkumskripta] (L28.0)
L20.0 Prurigo Besnier
L20.8

Dermatitis atopik lainnya

Eczema: flexural NEC, infantil (akut)(kronik), intrinsik (allergik)


Neurodermatitis: atopik, diffus
L20.9 Dermatitis atopik, tak dijelaskan
L21 Dermatitis seborrhoeika
Kecuali: dermatitis infektif (L30.3)
L21.0 Seborrhoea capitis
Cradle cap
L21.1 Dermatitis seborrhoeik infantil
L21.8

Dermatitis seborrhoeika lainnya

L21.9

Dermatitis seborrhoeika, tak dijelaskan

L22 Dermatitis diaper [popok]


Eritema atau rash akibat diaper
Rash popok psoriasiformis
L23 Dermatitis kontak allergi
Termasuk: eksim kontak allergika
Kecuali: eksim telinga luar (H60.5)
dermatitis (pada):
- kelopak mata (H01.1)
- diaper [napkin] (L22)
- kontak irritan (L24.-)
- kontak NOS (L25.9)
- akibat zat yang dimasukkan ke dalam badan (L27.-)
- NOS (L30.9)
- perioral (L71.0)
kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59)
alergi NOS (T78.4)
L23.0 Dermatitis kontak alergi akibat logam
Khrom, nikel
L23.1 Dermatitis kontak alergi akibat zat adhesif
L23.2

Dermatitis kontak alergi akibat kosmetika

L23.3

Dermatitis kontak alergi akibat obat yang berkontak

dengan kulit

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk


identifikasi obat
Kecuali:
reaksi alergi NOS akibat obat (T88.7),
dermatitis akibat obat-obatan yang ditelan (L27.0L27.1)
L23.4 Dermatitis kontak alergi akibat zat pewarna
L23.5

Dermatitis kontak alergi akibat produk kimia lainnya

Semen, insektisida, plastik, karet


L23.6 Dermatitis kontak alergi akibat kontak makanan dengan
kulit
Kecuali:
dermatitis akibat makanan yang ditelan (L27.2)
L23.7 Dermatitis kontak alergi akibat tanaman, selain
makanan
L23.8

Dermatitis kontak alergi akibat agen lain

L23.9

Dermatitis kontak alergi, penyebab tak dijelaskan

Eksim kontak alergi NOS


L24 Dermatitis kontak irritan
Termasuk: eksim kontak irritan
Kecuali: eksim telinga luar (H60.5)
dermatitis (pada):
- kelopak (H01.1)
- diaper [popok] (L22)
- kontak alergi (L23.-)
- contact NOS (L25.9)
- akibat zat yang dimasukkan ke dalam badan (L27.-)
- NOS (L30.9)
- perioral (L71.0)
kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59)
alergi NOS (T78.4),
L24.0 Dermatitis kontak irritan akibat detergents
L24.1

Dermatitis kontak irritan akibat minyak dan gemuk

[greases]
L24.2

Dermatitis kontak irritan akibat pelarut

Pelarut: chlorocompound, siklohexane, ester, glikol, hydrocarbon,


keton
L24.3 Dermatitis kontak irritan akibat kosmetika
L24.4

Dermatitis kontak irritan akibat obat yang berkontak

dengan kulit
Kecuali:

reaksi alergi NOS akibat obat (T88.7)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

L24.5

Apikes Iris

dermatitis akibat obat yang ditelan (L27.0-L27.1)


Dermatitis kontak irritan akibat produk kimia lainnya

Semen, insektisida
L24.6 Dermatitis kontak irritan akibat makanan yang
berkontak dengan kulit
Kecuali:
dermatitis akibat makanan yang ditelan (L27.2)
L24.7 Dermatitis kontak irritan akibat tanaman selain
makanan
L24.8

Dermatitis kontak irritan akibat agen lain

Zat pewarna
L24.9 Dermatitis kontak irritan, penyebab tak dijelaskan
Eksim kontak irritan NOS
L25 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan
Termasuk: eksim kontak yang tak dijelaskan
Kecuali eksim telinga luar (H60.5)
alergi NOS (T78.4)
dermatitis (pada):
- kelopak (H01.1)
- kontak alergi (L23.-)
- kontak irritan (L24.-)
- akibat zat yang dimasukkan ke dalam badan (L27.-)
- NOS (L30.9)
- perioral (L71.0)
kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59)
L25.0 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat kosmetika
L25.1

Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat obat

yangberkontak dengan kulit


Kecuali:
L25.2

reaksi alergi NOS akibat obat (T88.7)


dermatitis akibat obat yang ditelan (L27.0-L27.1)
Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat zat

pewarna
L25.3

Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat produk

kimia lainnya
Semen, insektisida
L25.4 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat makanan
yang berkontak dengan kulit
Kecuali:

dermatitis akibat makanan yang ditelan (L27.2)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

10

ICD 10 2nded
L25.5

Apikes Iris

Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat tanaman

selain makanan
L25.8

Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat agen lain

L25.9

Dermatitis kontak yang tak dijelaskan, penyebab tak

dijelaskan
Dermatitis kontak (pekerjaan) NOS
Eksim kontak (pekerjaan) NOS
L26 Dermatitis eksfoliativa
Pityriasis Hebra
Kecuali: penyakit Ritter (L00)
L27 Dermatitis akibat zat yang dimasukkan ke dalam badan
Kecuali: contact dermatitis (L23-L25)
urticaria (L50.-)
respons fototoksik dari obat (L56.0)
respons fotoalergi dari obat (L56.1)
reaksi makanan yang tidak diinginkan, selain dermatitis
(T78.0-T78.1)
allergy NOS (T78.4)
efek yang tidak diinginkan NOS dari obat (T88.7),
L27.0 Erupsi umum kulit akibat obat-obatan
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat
L27.1 Erupsi lokal kulit akibat obat-obatan
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat
L27.2 Dermatitis akibat makanan yang dimakan
Kecuali:
akibat kontak makanan dengan kulit (L23.6, L24.6,
L25.4)
L27.8 Dermatitis akibat zat lain yang dimasukkan ke dalam
badan
L27.9

Dermatitis akibat zat yang tak dijelaskan yang

dimasukkan ke dalam badan


L28 Lichen simplex kronis dan prurigo
L28.0 Lichen simplex kronik [lesi kecil-kecil pada kulit yang
menebal]
Neurodermatitis berbatas tegas
Lichen NOS
L28.1 Prurigo nodularis
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

11

ICD 10 2nded
L28.2

Apikes Iris

Prurigo lain

Prurigo: NOS, Hebra, mitis


Urtikaria papulosa
L29 Pruritus
Kecuali: exkoriasi neurotik (L98.1), pruritus psikogenik (F45.8)
L29.0 Pruritus ani
L29.1

Pruritus scroti

L29.2

Pruritus vulvae

L29.3

Pruritus anogenitalis, tak dijelaskan

L29.8

Pruritus lain

L29.9

Pruritus, tak dijelaskan

Gatal NOS
L30 Dermatitis lain
Kecuali: dermatitis:
- kontak (L23-L25)
- kulit kering (L85.3)
parapsoriasis plak kecil (L41.3)
stasis dermatitis (I83.1-I83.2)
L30.0 Dermatitis nummularis
L30.1

Dyshidrosis [pompholyx]

L30.2

Autosensitisasi kulit

Kandidid [levurid], dermatofitid, eksimatid


L30.3 Dermatitis infektif
Dermatitis eksimatoid infeksiosa
L30.4 Eritema intertrigo
L30.5

Pityriasis alba

L30.8

Dermatitis lain yang dijelaskan

L30.9

Dermatitis, tak dijelaskan

Eksim NOS

Kelainan-kelainan papuloskuamosa (L40-L45)


L40 Psoriasis [patch merah dilapisi sisik keputihan]
L40.0 Psoriasis vulgaris
Psoriasis nummularis, plak psoriasis
L40.1 Psoriasis pustularis generalisata

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

12

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Impetigo herpetiformis, penyakit Von Zumbusch


L40.2 Acrodermatitis kontinua
L40.3

Pustulosis palmaris et plantaris

L40.4

Psoriasis guttata

L40.5 Psoriasis arthropatik (M07.0-M07.3*, M09.0*)


L40.8

Psoriasis lain

Psoriasis flexura
L40.9 Psoriasis, tak dijelaskan
L41 Parapsoriasis
Kecuali: poikiloderma vasculare atrophicans (L94.5)
L41.0 Pityriasis lichenoides et varioliformis acuta
Ppenyakit Mucha-Habermann
L41.1 Pityriasis lichenoides kronik
L41.2

Limfomatoid papulosis

L41.3

Parapsoriasis plak kecil

L41.4

Parapsoriasis plak besar

L41.5

Parapsoriasis retiformis

L41.8

Parapsoriasis lain

L41.9

Parapsoriasis, tak dijelaskan

L42 Pityriasis rosea [radang ringan kulit dengan lesi bersisik,


idiopatik]
L43 Liken planus [papul dengan plak keunguan poligonal]
Kecuali: liken planopilaris (L66.1)
L43.0 Liken planus hipertrofik
L43.1

Liken planus bullosa

L43.2

Reaksi obat likenoid

Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk


identifikasi obat
L43.3 Liken planus subakut (aktif)
Liken planus tropikus
L43.8 Liken planus lainnya
L43.9

Liken planus, tak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

13

ICD 10 2nded

Apikes Iris

L44 Kelainan papulosquamosa lainnya


L44.0 Pityriasis rubra pilaris
L44.1

Liken nitidus

L44.2

Liken striatus

L44.3

Liken ruber moniliformis

L44.4

Akrodermatitis papularis infantil [Giannotti-Crosti]

L44.8

Kelainan papulosquamosa lain yang dijelaskan

L44.9

Kelainan papulosquamosa, tak dijelaskan

L45* Kelainan papulosquamosa pada penyakit c.e.

Urtikaria dan eritema (L50-L54)


Kecuali: penyakit Lyme (A69.2),
rosasea (L71.-)

L50 Urtikaria
Kecuali: angio-edema herediter (E84.1)
dermatitis kontak allergika (L23.-)
urtikaria:
- papulosa (L28.2)
- solaris (L56.3)
- neonatorum (P83.8),
- pigmentosa (Q82.2)
- giant (T78.3)
- serum (T80.6)
edema angioneurotik (T78.3)
edema Quincke (T78.3)
L50.0 Urtikaria allergika
L50.1

Urtikaria idiopatik

L50.2

Urtikaria akibat dingin dan panas

L50.3

Urtikaria dermatografik

L50.4

Urtikaria getaran [vibratory]

L50.5

Urtikaria kolinergik

L50.6

Urtikaria kontak

L50.8

Urtikaria lain

Urtikaria:
- kronik
- periodik rekuren
L50.9 Urtikaria, tak dijelaskan
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

14

ICD 10 2nded

Apikes Iris

L51 Eritema multiforme [erupsi radang dengan eritem, edema,


dan bulla simetris]
L51.0 Eritema multiforme non-bullosa
L51.1

Eritema multiforme bullosa

Sindroma Stevens-Johnson
L51.2 Nekrolisis epidermis toksik [Lyell]
L51.8

Eritema multiforme lainnya

L51.9

Eritema multiforme, tak dijelaskan

L52 Erythema nodosum


L53 Kondisi eritematosa lain
Kecuali:
erythema:
- ab igne (L59.0),
- akibat kontak kulit dengan agen eksternal (L23-L25)
- intertrigo (L30.4)
L53.0 Eritema toksik
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi agen eksternal
Kecuali:
eritema toksik neonatus (P83.1)
L53.1 Eritema annulare centrifugum
L53.2

Eritema marginatum

L53.3

Eritema figuratum kronis lain

L53.8

Kondisi eritema lain yang dijelaskan

L53.9

Kondisi eritema, tak dijelaskan

Eritema NOS
Eritroderma NOS
L54* Eritema pada penyakit c.e.
L54.0* Eritema marginatum pada demam rematik akut (I00)
L54.8* Eritema pada penyakit lain c.e.

Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi


(L55-L59)
L55 Sunburn
L55.0 Sunburn tingkat satu
L55.1

Sunburn tingkat dua

L55.2

Sunburn tingkat tiga

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

15

ICD 10 2nded
L55.8

Sunburn lainnya

L55.9

Sunburn, tak dijelaskan

Apikes Iris

L56 Perubahan akut lain pada kulit akibat radiasi ultraviolet


L56.0 Respons fototoksik obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Chapter XX), kalau perlu,
untuk identifikasi obat
L56.1 Respons photoallergik obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Chapter XX), kalau perlu,
untuk identifikasi obat
L56.2 Dermatitis fotokontak [berloque dermatitis]
L56.3

Urtikaria solaris

L56.4

Erupsi polimorfik akibat cahaya

L56.8

Perubahan akut kulit lain yang dijelaskan akibat radiasi

ultraviolet
L56.9

Perubahan akut kulit akibat radiasi ultraviolet, tak

dijelaskan
L57 Perubahan kulit akibat terpapar radiasi non-ionisasi kronis
L57.0 Keratosis aktinik
[lesi keratotik pra-kanker, diduga karena sinar matahari
bertahun-tahun
Keratosis: NOS, senile, solar
L57.1 Retikuloid aktinik
L57.2

Nuchae rhomboidalis kulit

L57.3

Poikiloderma Civatte

L57.4

Cutis laxa senilis

[kulit longgar berlipat-lipat]


Elastosis senilis
L57.5 Granuloma aktinik
L57.8

Perubahan lain kulit akibat terdedah radiasi non-ionisasi

kronis
Kulit petani
Kulit pelaut
Dermatitis solaris

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

16

ICD 10 2nded
L57.9

Apikes Iris

Perubahan kulit akibat terdedah radiasi non-ionisasi

kronis, tak dijelaskan


L58 Radiodermatitis
L58.0 Radiodermatitis akut
L58.1

Radiodermatitis kronis

L58.9

Radiodermatitis, tak dijelaskan

L59 Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain akibat radiasi


L59.0 Eritema ab igne [dermatitis ab igne]
L59.8

Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain yang dijelaskan

akibat radiasi
L59.9

Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi, tak

dijelaskan

Kelainan-kelainan pelengkap kulit (skin appendages)


(L60-L75)
Kecuali: malformasi integumen kongenital (Q84.-)

L60 Kelainan kuku


Kecuali: onychia and paronychia (L03.0)
clubbing of nails (R68.3)
L60.0 Ingrowing nail [ kuku tumbuh ke dalam]
L60.1

Onycholysis [kuku terpisah dari dasar, tapi tidak lepas]

L60.2

Onychogryphosis [kuku mengikuti bengkokan ujung jari]

L60.3

Nail dystrophy

L60.4

Beau's lines

L60.5

Yellow nail syndrome

L60.8

Kelainan kuku lainnya

L60.9

Kelainan kuku, tak dijelaskan

L62* Kelainan kuku pada penyakit c.e.


L62.0* Pachydermoperiostosis dengan clubbed nail (M89.4)
[kulit dan tulang menebal]
L62.8* Kelainan kuku pada penyakit lain c.e.

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

17

ICD 10 2nded

Apikes Iris

L63 Alopesia areata


L63.0 Alopesia (capitis) totalis [rambut lepas, tanpa penyakit
kulit atau sistemik]
L63.1

Alopesia universalis [rambut lepas dari seluruh tubuh]

L63.2

Ophiasis

L63.8

Alopesia areata lainnya

L63.9

Alopesia areata, tak dijelaskan

L64 Alopesia androgenik


Termasuk: botak pada pria
L64.0 Alopesia androgenik akibat obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat.
L64.8 Alopesia androgenik lainnya
L64.9

Alopesia androgenik, tak dijelaskan

L65 Rambut lepas tanpa-parut lainnya


Kecuali: trikhotillomania (F63.3)
L65.0 Telogen effluvium
L65.1

Anagen effluvium

L65.2

Alopesia musinosa

L65.8

Rambut lepas tanpa parut lain

L65.9

Rambut lepas tanpa parut, tak dijelaskan

Alopecia NOS
L66 Alopesia sikatriks [rambut hilang dengan parut]
L66.0 Pseudopelade
L66.1

Liken planopilaris

Liken planus follikularis


L66.2 Follikulitis decalvans
L66.3

Perifollikulitis kapitis abscedens

L66.4

Follikulitis uleritematosa retikulata

L66.8

Alopesia sikatriks lainnya

L66.9

Alopesia sikatriks, tak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

18

ICD 10 2nded

Apikes Iris

L67 Kelainan warna rambut dan batang rambut


Kecuali: telogen effluvium (L65.0)
monilethrix (Q84.1)
pili annulati (Q84.1)
L67.0 Trichorrhexis nodosa
L67.1

Variasi warna rambut

Ubanan (premature);
Canities [pigmen hilang sehingga jadi putih]
Heterokhromia rambut [warna rambut berbeda-beda]
Poliosis:
- NOS
- circumscripta didapat
L67.8 Kelainan lain warna rambut dan batang rambut
Fragilitas crinium [retak rambut di batas dahi]
L67.9 Kelainan warna rambut dan batang rambut, tak
dijelaskan
L68 Hipertrikosis
Termasuk: rambut berlebihan
Kecuali: hipertrikosis kongenital (Q84.2)
lanugo persistent (Q84.2)
L68.0 Hirsutism
[rambut berlebihan, terutama di badan wanita mirip pria]
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat.
L68.1 Hipertrikosis lanuginosa didapat
[rambut halus berlebihan]
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat.
L68.2 Hipertrikosis lokal
[rambut berlebihan di lokasi tertentu]
L68.3 Politrikia
L68.8

Hipertrikosis lain

L68.9

Hipertrikosis, tak dijelaskan

L70 Akne [radang kelenjar sebasea, jerawat


Kecuali:
akne keloid (L73.0)
L70.0 Akne vulgaris
L70.1

Akne konglobata

L70.2

Akne varioliformis

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

19

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Akne nekrotika miliaris


L70.3 Akne tropika
L70.4

Infantile akne

L70.5

Acn excorie des jeunes filles

L70.8

Akne lainnya

L70.9

Akne, tak dijelaskan

L71 Rosasea
[radang kronis pada muka]
L71.0 Dermatitis perioral
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat.
L71.1 Rhinophyma
L71.8

Rosacea lainnya

L71.9

Rosacea, tak dijelaskan

L72 Kista folikel kulit dan jaringan subkutis


L72.0 Kista epidermis
L72.1

Kista trikilemma

Kista pilar, kista sebasea


L72.2 Steatokistoma multiplex
L72.8

Kista folikel lain pada kulit dan jaringan subkutis

L72.9

Kista folikel kulit dan jaringan subkutis, tak dijelaskan

L73 Kelainan folikel lainnya


L73.0 Akne keloid
L73.1

Pseudofollikulitis barbae

L73.2

Hidradenitis suppurativa

L73.8

Kelainan folikel lain yang dijelaskan

Sycosis barbae
L73.9 Kelainan folikel, tak dijelaskan
L74 Kelainan keringat ekrin
Kecuali: hiperhidrosis (R61.-)
L74.0 Miliaria rubra
[bintik-bintik gatal merah, kelenjar keringat tersumbat]
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

20

ICD 10 2nded
L74.1

Miliaria crystallina

L74.2

Miliaria profunda

Apikes Iris

Miliaria tropikalis
L74.3 Miliaria, tak dijelaskan
L74.4

Anhidrosis

Hipohidrosis
L74.8 Kelainan keringat eccrine lainnya
L74.9

Kelainan keringat ekrin, tak dijelaskan

Kelainan kelenjar keringat NOS


L75 Kelainan keringat apokrin
[pada kelenjar axilla, perineum, anus]
Kecuali: dyshidrosis [pompholyx] (L30.1),
hidradenitis suppurativa (L73.2)
L75.0 Bromhidrosis
L75.1

Chromhidrosis

L75.2

Apocrine miliaria

Penyakit Fox-Fordyce
L75.8 Kelainan keringat apokrin lainnya
L75.9

Kelainan keringat apokrin, tak dijelaskan

Kelainan lain pada kulit dan jaringan subkutis (L80L99)


L80 Vitiligo
L81 Kelainan pigmentasi lainnya
Kecuali:
birthmark NOS (Q82.5)
sindroma Peutz-Jeghers (Q85.8),
naevus - lihat Vol.3.
L81.0 Hiperpigmentasi pasca peradangan
L81.1

Chloasma [bintik-bintik coklat gelap di kulit]

L81.2

Freckles [spot coklat]

L81.3

Caf au lait spots [coklat muda, spserti freckle]

L81.4

Hiperpigmentasi melanin lainnya

Lentigo
L81.5 Leukoderma, not elsewhere classified

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

21

ICD 10 2nded

Apikes Iris

L81.6

Kelainan pengurangan pembentukan melanin lainnya

L81.7

Dermatosis purpurik berpigmen

Angioma serpiginosum
L81.8 Kelainan pigmentasi lain yang dijelaskan
Pigmentasi besi
Pigmentasi tattoo
L81.9 Kelainan pigmentasi, tak dijelaskan
L82 Keratosis seborrhoeika
Dermatosis papulosa nigra
Penyakit Leser-Trlat
L83 Akantosis nigrikans
Papillomatosis yang menyatu dan membentuk jaring-jaring
L84 Corns and callosities
Callus [penebalan karena tekanan beban]
Clavus [penebalan karena tekanan sepatu yang tidak pas]
L85 Penebalan epidermis lainnya
Kecuali:
kelainan hipertrofik kulit (L91.-)
L85.0 Ikhtiosis didapat
[kulit kering dan bersisik]
Kecuali:
ikhtiosis kongenital (Q80.-)
L85.1 Keratosis didapat [keratoderma] palmaris et plantaris
Kecuali:
keratosis palmaris et plantaris yang diwarisi (Q82.8)
L85.2 Keratosis punktata (palmaris et plantaris)
L85.3

Xerosis kutis

Dermatitis kulit kering


L85.8 Penebalan epidermis lain yang dijelaskan
Cutaneous horn [mata ikan]
L85.9 Penebalan epidermis, tak dijelaskan
L86* Keratoderma pada penyakit yang diklasifikasikan di tempat
lain
Keratosis follikularis, xeroderma: akibat defisiensi vitamin A (E50.8)
L87 Kelainan dengan eliminasi transepidermis
Kecuali: granuloma annulare (perforans) (L92.0)
L87.0 Keratosis follikularis et parafollikularis in cutem
penetrans [Kyrle]
Hiperkeratosis follikularis penetrans
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

22

ICD 10 2nded

Apikes Iris

L87.1

Kolagenosis reaktif perforans

L87.2

Elastosis perforans serpiginosa

L87.8

Kelainan dengan eliminasi transepidermis lain

L87.9

Kelainan dengan eliminasi transepidermis, tak

dijelaskan
L88 Pyoderma gangrenosum
Dermatitis gangrenosa
Phagedenic pyoderma
L89 Ulkus dekubitus dan area tekanan
Bedsore
Plaster ulcer
Kecuali: ulkus dekubitus (trofik) servix (uteri) (N86)
L89.0 Ulkus dekubitus stadium I dan area tekanan
Ulkus dekubitus [tekanan] terbatas pada eritema saja
Catatan:
ulkus terliha sebagai area tegas dengan kemerahan
persisten (eritema) pada kulit yang berpigmentasi
rendah, sedangkan pada kulit yang lebih gelap ulkus bisa
terlihat dengan nada warna merah, biru atau ungu, tanpa
kehilangan kulit
L89.1 Ulkus dekubitus stadium II
Ulkus dekubitus [tekanan] dengan:
abrasi, blister,
ketebalan kulit hilang sebagianmelibatkan epidermis
dan/atau dermis, skin loss NOS
L89.2 Ulkus dekubitus stadium III
Ulkus dekubitus [tekanan] dengan kehilangan ketebalan kulit
seluruhnya termasuk kerusakan atau nekrosis jaringan
subkutis yang meluas ke fasia di bawahnya
L89.3 Ulkus dekubitus stadium IV
Ulkus dekubitus [tekanan] dengan nekrosis otot, tulang atau
struktur penyokong (misalnya tendon atau kapsul sendi)
L89.9 Ulkus dekubitus dan area tekanan, tidak dijelaskan
Ulkus dekubitus [tekanan] tanpa disebutkan stadiumnya
L90 Kelainan atrofik kulit
L90.0 Lichen sclerosus et atrophicus
Kecuali:

lichen sclerosis pada organ genitalia eksterna


- pria (N48.0)
- wanita (90.4)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

23

ICD 10 2nded
L90.1

Anetoderma Schweninger-Buzzi

L90.2

Anetoderma of Jadassohn-Pellizzari

L90.3

Atrophoderma Pasini and Pierini

L90.4

Acrodermatitis chronica atrophicans

L90.5

Kondisi parut dan fibrosis kulit

Apikes Iris

Adherent scar [parut lengket] (kulit)


Cicatrix
Kerusakan bentuk akibat parut
Scar NOS
Kecuali:
parut hipertrofik (L91.0)
parut keloid (L91.0)
L90.6 Striae atrophicae
L90.8

Kelainan atrofik lain pada kulit

L90.9

Kelainan atrofik kulit, tak dijelaskan

L91 Kelainan hipertrofik kulit


L91.0 Parut keloid
Parut hipertrofik
Keloid
Kecuali:
keloid acne (L73.0)
scar NOS (L90.5)
L91.8 Kelainan hipertrofik lain pada kulit
L91.9

Kelainan hipertrofik pada kulit, tak dijelaskan

L92 Kelainan granulomatosa kulit dan jaringan bwah kulit


Kecuali:
granuloma aktinik (L57.5)
L92.0 Granuloma annulare
L92.1

granuloma annulare perforans


Neckrobiosis lipoidika, not elsewhere classified

L92.2

Kecuali: disebabkan diabetes mellitus (E10-E14)


Granuloma fasiale [granuloma eosinofilik kulit]

L92.3

Granuloma benda asing pada kulit dan jaringan subkutis

L92.8

Kelainan granulomatosa lain padakulit dan jaringan

subkutis
L92.9

Kelainan granulomatosa pada kulit dan jaringan

subkutis, tak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

24

ICD 10 2nded

Apikes Iris

L93 Lupus eritematosus


[radang kronis jaringan ikat sendi, ginjal, permukaan serosa, dan
dinding pembuluh darah;
terutama pada wanita]
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat.
Kecuali: lupus:
- exedens (A18.4)
- vulgaris (A18.4)
systemic lupus erythematosus (M32.-)
skleroderma (M34.-)
L93.0 Lupus eritematosus diskoid
Lupus eritematosus NOS
L93.1 Lupus eritematosus kulit subakut
L93.2

Lupus eritematosus lokal lainnya

Lupus:
- eritematosus profundus
- panniculitis
L94 Kelainan jaringan penyambung lokal lainnya
Kecuali:
kelainan jaringan ikat sistemik (M30-M36)
L94.0 Skleroderma lokal [morphea]
Circumscribed scleroderma [berbatas tegas]
L94.1 Linear scleroderma
En coup de sabre lesion
L94.2 Kalsinosis kutis
L94.3

Sklerodaktyly

L94.4

Papula Gottron

L94.5

Poikiloderma vasculare atrophicans

L94.6

Ainhum

L94.8

Kelainan jaringan ikat lokal lain yang dijelaskan

L94.9

Kelainan jaringan ikat lokal, tak dijelaskan

L95 Vaskulitis yang terbatas pada kulit, not elsewhere classified


Kecuali: purpura Henoch(-Schnlein) (D69.0)
urtikaria (L50.-),
angioma serpiginosum (L81.7)
vaskulitis rematoid (M05.2)
polyarteritis nodosa (M30.0),
angiitis hipersensitif (M31.0)
granulomatosis Wegener (M31.3)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

25

ICD 10 2nded

L95.0

Apikes Iris

pannikulitis (pada):
- lupus (L93.2)
- relapsing [Weber-Christian] (M35.6),
- neck and back (M54.0)
- NOS (M79.3),
serum sickness (T80.6)
Livedoid vasculitis

Atrophie blanche (en plaque)


L95.1 Erythema elevatum diutinum
L95.8

Vaskulitis kulit lainnya

L95.9

Vaskulitis kulit, tak dijelaskan

L97 Ulkus anggota bawah, not elsewhere classified


Kecuali: ulkus dekubitus [tekanan] dan area tekanan (L89.-)
infeksi spesifik yang diklasifikasikan pada A00-B99
varicose ulcer (I83.0, I83.2)
skin infections (L00-L08),
gangrene (R02)
L98 Kelainan lain kulit dan jaringan subkutis, not elsewhere
classified
L98.0 Granuloma piogenik
L98.1

Dermatitis faktisia

Exkoriasi neurotik
L98.2 Dermatosis neutrofilik febrilis [Sweet]
L98.3

Sellulitis eosinofilik [Wells]

L98.4

Ulkus kronis kulit, not elsewhere classified

Ulkus kulit NOS


Ulkus kronis kulit NOS
Ulkus tropis NOS
Kecuali:
infeksi spesifik yang diklasifikasikan pada A00-B99
varicose ulcer (I83.0, I83.2)
infeksi kulit (L00-L08)
ulkus dekubitus [tekanan] dan area tekanan (L89.-)
ulkus anggota bawah NEC (L97)
gangrene (R02)
L98.5 Musinosis kulit
Musinosis terfokus
Lichen myxoedematosus
Kecuali:
musinosis terfokus pada oral (K13.7)
myxoedema (E03.9)
L98.6 Kelainan infiltratif lain pada kulit dan jaringan subkutis

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

26

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali:
hyalinosis cutis et mucosae (E78.8)
L98.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada kulit dan jaringan
subkutis
L98.9

Kelainan kulit dan jaringan subkutis, tak dijelaskan

L99* Kelainan lain pada kulit dan jaringan subkutis pada


penyakit c.e. lain
L99.0* Amyloidosis kulit (E85.-)
Lichen amiloidosis
Macular amiloid
L99.8* Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain yang dijelaskan
pada penyakit c.e.
Alopecia sifilitika (A51.3)
Lukoderma sifilitika (A51.3, A52.7)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

27

CHAPTER XIII. PENYAKITPENYAKIT


MUSKULOSKELETON DAN
JARINGAN PENYAMBUNG (M00
M99)
Kecuali:
penyakit infeksi dan parasit trertentu (A00-B99)
neoplasma (C00-D48)
penyakit endokrin, gizi dan metabolik (E00-E90)
komplikasi kehamilan, melahirkan dan nifas (O00-O99)
kondisi tertentu yang berawal dari masa perinatal (P00-P96)
malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital
(Q00-Q99)
gejala, tanda, dan penemuan abnormal klinis dan laboratoris
NEC (R00-R99)
cedera, keracunan, dan akibat lain penyebab eksternal (S00T98)
sindroma kompartemen (T79.6)

Blok-blok di dalam bab ini adalah:

M00-M25. Arthropati (penyakit-penyakit sendi anggota)


M00-M03. Arthropati infeksi
M05-M14. Poliarthropati radang
M15-M19. Arthrosis
M20-M25. Penyakit sendi lain
M30-M36. Kelainan jaringan ikat sistemik (penyakit autoimmun dan
kolagen)
M40-M54. Dorsopati (penyakit pada vertebra)
M40-M43. Dorsopati yang merusak bentuk
M45-M49. Spondilopati
M50-M54. Dorsopati lain
M60-M79. Kelainan jaringan lunak (penyakit otot, synovium dan
tendon)
M60-M63. Kelainan otot
M65-M68. Kelainan sinovium dan tendon
M70-M79. Kelainan jaringan lunak lain
M80-M94. Osteopati dan kondropati (penyakit tulang dan rawan)
M80-M85. Kelainan kepadatan dan struktur tulang
M86-M90. Osteopati lain
M91-M94. Kondropati
M95-M99. Kelainan lain pada sistem musculoskeletal dan jaringan ikat

Kategori asterisk pada bab ini adalah sebagai berikut:


M01*
M03*

Infeksi langsung terhadap sendi pada penyakit infeksi dan


parasit c.e.
Arthropati pasca infeksi dan reaktif pada penyakit c.e.

ICD 10 2nded
M07*
M09*
M14*
M36*
M49*
M63*
M68*
M73*
M82*
M90*

Apikes Iris

Arthropati psoriatik dan enteropatik


Arthritis remaja pada penyakit c.e.
Arthropati pada penyakit lain c.e.
Kelainan sistemik jaringan ikat pada penyakit c.e.
Spondilopati pada penyakit c.e.
Kelainan otot pada penyakit c.e.
Kelainan sinovium dan tendon pada penyakit c.e.
Kelainan jaringan lunak pada penyakit c.e.
Osteoporosis pada penyakit c.e.
Osteopathies pada penyakit c.e.

Tempat keterlibatan muskuloskeleton


Subklasifikasi penunjuk situs keterlibatan berikut disediakan
untuk penggunaan pilihan pada kategori yang sesuai pada bab XIII.
Karena jumlah karakter yang digunakan ekstensi lokal atau adaptasi
spesialisasi bisa bervariasi, disarankan agar tambahan subklasifikasi
situs ini diletakkan pada posisi terpisah yang bisa diidentifikasi (misal
box tambahan, [1]). Subklasifikasi lain untuk kerusakan lutut,
dorsopati, dan lesi biomekanis yang tidak diklasifikasikan di tempat
lain, masing-masing disediakan pada M23, sebelum M40, dan pada
M99.
0. Situs ganda
1. Daerah bahu:
klavikula
skapula
sendi akromio-klavikularis
sendi gleno-humerus
sendi sterno-klavikularis
2. Lengan atas:
humerus
sendi siku
3. Lengan bawah
radius, ulna
sendi pergelangan
4. Tangan:
karpus, metakarpus
jari tangan
sendi-sendi di antara tulang-tulang ini
5. Pelvik dan paha:
bokong
pelvis
femur
(sendi) panggul
sendi sakroiliaka
6. Tungkai bawah:
tibia, fibula
sendi lutut
7. Tumit dan kaki:
tarsus, metatarsus

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

jari kaki
sendi tumit
sendi-sendi lain di kaki
8. Lain-lain:
kepala
tengkorak
leher
batang tubuh
iga
kolom vertebra
9. Situs tak dijelaskan

Arthropathy (M00-M25)

Kelainan yang terutama mengganggu sendi-sendi perifer (anggota).

Arthropati infeksi (M00-M03)


Catatan: : Blok ini berisi arthropati akibat agen mikrobiologis.
Perbedaan yang dibuat antara jenis-jenis hubungan etiologis
berikut adalah:
- Infeksi langsung pada sendi, dengan terdapatnya organisme
yang menyerang
jaringan synovium dan antigen mikroba di dalam sendi
- Infeksi tidak langsung terbagi atas
a. arthropati reaktif, dengan terbukti adanya infeksi mikroba
di dalam tubuh,
tapi organisme atau antigennya tidak terdapat di dalam
sendi
b. arthropati pascainfeksi, dengan terdapatnya antigen
mikroba tapi penemuan
organisme tidak konstan dan tidak ada bukti perbanyakan
lokal.
M00 Arthritis piogenik
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M00.0 Arthritis dan poliarthritis stafilokokus
M00.1 Arthritis dan poliarthritis pneumokokus
M00.2 Arthritis dan poliarthritis streptokokus lain
M00.8 Arthritis dan poliarthritis akibat bakteri lain yang
dijelaskan
Gunakan kode tambahan (B95-B96), kalau perlu, untuk
identifikasi agen bakteri.
M00.9 Arthritis piogenik, tak dijelaskan
Arthritis infektif NOS
M01*
c.e.

Infeksi sendi langsung pada penyakit infeksi dan parasit

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

[Lihat kode situs pada awal bab ini]


Kecuali: arthropati pada sarkoidosis (M14.8*)
arthropati pascainfeksi dan reaktif (M03.-*)
M01.0*Arthritis meningokokus (A39.8)
Kecuali:
arthritis postmeningokokus (M03.0*)
M01.1* Arthritis TB (A18.0)
Kecuali: pada vertebra (M49.0*)
M01.2*Arthritis pada penyakit Lyme (A69.2)
M01.3*Arthritis pada penyakit bakteri lain c.e.
Arthritis pada:
- demam tifoid atau paratifoid (A01.-),
- infeksi lokal salmonella (A02.2)
- lepra [penyakit Hansen] (A30.-),
Arthritis gonokokus (A54.4)
M01.4*Arthritis rubella (B06.8)
M01.5*Arthritis pada penyakit virus lain c.e.
arthritis pada:
- mumps (B26.8)
- demam O'nyong-nyong (A92.1)
M01.6*Arthritis pada mikosis (B35-B49)
M01.8*Arthritis pada penyakit infeksi dan parasit lain c.e.

M02 Arthropati reaktif


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: demam rematik (I00)
penyakit Behet (M35.2)
M02.0 Arthropati menyusul operasi bypass usus
M02.1 Arthropati pascadisenteri
M02.2 Arthropati pascaimunisasi
M02.3 Penyakit Reiter
M02.8 Arthropati reaktif lainnya
M02.9 Arthropati reaktif, tak dijelaskan
M03* Arthropati pascainfeksi dan reaktif pada penyakit c.e.
[Lihat kode situs pada awal bab ini]

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali::

infeksi langsung sendi dari penyakit infeksi dan parasit


c.e. (M01.-*)
M03.0*Arthritis postmeningokokus (A39.8)
Kecuali: arhritis meningokokus (M01.0*)
M03.1*Arthropati pascainfeksi pada sifilis
Sendi Clutton (A50.5)
Kecuali:
arthropati Charcot atau tabetik (M14.6*)
M03.2*Arthropati pascainfeksi lain pada penyakit c.e.
Arthropati pascainfeksi pada:
- enteritis akibat Yersinia enterocolitica (A04.6)
- hepatitis virus (B15-B19)
Kecuali:
arthropati virus (M01.4-M01.5*)
M03.6*Arthropati reaktif pada penyakit lain c.e.
Arthropati pada endokarditis infektif (I33.0)

Poliarthropati inflamasi (M05-M14)


M05 Rematoid arthritis seropositif
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: demam rematik (I00),
arthritis rematoid (pada):
- remaja (M08.-)
- spina (M45)
M05.0 Sindroma Felty
Arthritis rematoid dengan splenoadenomegali dan leukopenia
M05.1Penyakit paru-paru rematoid (J99.0*)
M05.2 Vaskulitis rematoid
M05.3Arthritis rematoid dengan keterlibatan organ dan sistem
lain
Polineuropati rematoid (G63.6*)
Miopati rematoid (G73.7*)
Pericarditis rematoid (I32.8*)
Endokarditis rematoid (I39.-*)
Miokarditis rematoid (I41.8*)
Karditis rematoid (I52.8*)
M05.8 Arthritis rematoid seropositif lain
M05.9 Arthritis rematoid seropositif, tak dijelaskan
M06 Rematoid arthritis lain
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M06.0 Arthritis rematoid seronegatif

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

M06.1 Penyakit Still yang muncul pada usia dewasa


Kecuali:
penyakit Still NOS (M08.2)
M06.2 Bursitis rematoid
M06.3 Nodul rematoid
M06.4 Poliarthropati radang
Kecuali:
poliarthritis NOS (M13.0)
M06.8 Arthritis rematoid lain yang dijelaskan
M06.9 Arthritis rematoid, tak dijelaskan
M07* Arthropati psoriatik dan enteropatik
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: arthropati psoriatik dan enteropatik remaja (M09.-*)
M07.0*Arthropati psoriatik interphalanx distal (L40.5)
M07.1*Arthritis mutilans (L40.5)
M07.2*Spondilitis psoriatik (L40.5)
M07.3*Arthropati psoriatik lain(L40.5)
M07.4*Arthropati pada penyakit Crohn [regional enteritis]
(K50.-)
M07.5*Arthropati pada kolitis ulseratif (K51.-)
M07.6*Arthropati entropati lain
M08 Arthritis remaja [juvenile arthritis]
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Termasuk: arthritis anak, dimulai pada usia <16 tahun, berlangsung
lebih dari 3 bulan
Kecuali: sindroma Felty (M05.0)
dermatomyositis remaja (M33.0)
M08.0 Arthritis rematoid remaja
Arthritis rematoid dengan atau tanpa faktor rheumatoid
M08.1 Ankylosing spondylitis pada remaja
Kecuali:
ankylosing spondylitis pada dewasa (M45)
M08.2 Arthritis remaja dengan yang onsetnya sistemik
Penyakit Still NOS
Kecuali:
penyakit Still yang dimulai pada dewasa (M06.1)
M08.3 Poliarthritis remaja (seronegatif)
Poliarthritis remaja kronis
M08.4 Arthritis remaja pauciarticularis
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

M08.8 Arthritis remaja lainnya


M08.9 Arthritis remaja, tak dijelaskan
M09* Arthritis remaja pada penyakit c.e.
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: arthropati pada penyakit Whipple (M14.8*)
M09.0*Arthritis remaja pada psoriasis (L40.5)
M09.1*Arthritis remaja pada penyakit Crohn [enteritis
regionalis] (K50.-)
M09.2*Arthritis remaja pada kolitis ulseratif (K51.-)
M09.8*Arthritis remaja pada penyakit lain c.e.
M10 Gout
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M10.0 Gout idiopatik
Bursitis gout
Gout primer
Tophus garam urat pada jantung (I43.8*)
M10.1 Gout akibat timah hitam (Pb, lead)
M10.2 Gout akibat obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat.
M10.3 Gout akibat kerusakan fungsi ginjal
M10.4 Gout sekunder lainnya
M10.9 Gout, tak dijelaskan
M11 Arthropati kristal lainnya
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M11.0 Penyakit deposisi hydroxyapatite
M11.1 Chondrocalcinosis keturunan
M11.2 Chondrocalcinosis lainnya
Chondrocalcinosis NOS
M11.8 Arthropati kristal lain yang dijelaskan
M11.9 Arthropati kristal, tak dijelaskan
M12 Arthropati spesifik lainnya
[Lihat kode situs pada awal bab ini]

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali: arthropati NOS (M13.9)


arthrosis (M15-M19)
arthropati cricoarytenoid (J38.7)
M12.0 Arthropati kronis pasca-rematik [Jaccoud]
M12.1 Penyakit Kaschin-Beck
M12.2 Sinovitis villonodular (berpigment)
M12.3 Palindromic rheumatism
M12.4 Intermittent hydrarthrosis
M12.5 Arthropati traumatika
Kecuali:

arthrosis post-traumatika (dari):


- panggul (M16.4-M16.5)
- lutut (M17.2-M17.3),
- sendi carpometacarpal pertama (M18.2-M18.3),
- sendi tunggal lain (M19.1),
- NOS (M19.1)
M12.8 Arthropati spesifik lainnya, not elsewhere classified
Arthropati transient (sementara)

M13 Arthritis lain


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: arthrosis (M15-M19)
M13.0 Poliarthritis, tak dijelaskan
M13.1 Monoarthritis, not elsewhere classified
M13.8 Arthritis lain yang dijelaskan
Arthritis alergika
M13.9 Arthritis, tak dijelaskan
Arthropati NOS
M14* Arthropati pada penyakit lain c.e.
Kecuali: arthropati pada:
- penyakit neoplasma (M36.1*),
- kelainan darah (M36.2-M36.3*)
- reaksi hipersensitif (M36.4*),
spondilopati neuropatik (M49.4*)
arthropati psoriatik dan enteropatik (M07.-*)
arthropati psoriatik dan enteropatik remaja (M09.-*)
M14.0*Arthropati gout akibat cacad enzim dan kelainan
keturunan lainnya

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Arthropati gout pada:


- sindroma Lesch-Nyhan (E79.1),
- kelainan sickle-cell (D57.-)
M14.1* Crystal arthropati in other metabolic disorders
Arthropati kristal pada hiperparatiroidisme (E21.-)
M14.2*Arthropati diabetik (E10-E14 dengan karakter keempat .
6)
Kecuali:
arthropati neuropatik diabetik (M14.6*)
M14.3*Dermatoarthritis lipoid (E78.8)
M14.4*Arthropati pada amiloidosis (E85.-)
M14.5*Arthropati pada kelainan lain endokrin, gizi dan
metabolik
Arthropati pada:
- hipotiroid (E00-E03)
- tirotoksikosis [hipertiroid] (E05.-)
- akromegali dan gigantisme pituitary (E22.0)
- hemokromatosis (E83.1),
M14.6*Arthropati neuropatik
Arthropati Charcot atau tabetik (A52.1)
Arthropati neuropatik diabetis (E10-E14 dengan karakter
keempat .6)
M14.8*Arthropati pada penyakit yang dijelaskan yang c.e.
Arthropati pada:
- sarkoidosis (D86.8)
- eritema: multiforme (L51.-),
- eritema nodosum (L52)
- penyakit Whipple (K90.8)

Arthrosis (M15-M19)

Catatan: Pada blok ini istilah osteoarthritis digunakan sebagai sinonim


arthrosis atau osteoarthrosis. Istilah primer digunakan sesuai
dengan arti klinis yaitu tidak ditemukan kondisi dasar yang
menyebabkan timbulnya penyakit ini
Kecuali: osteoarthritis vertebra (M47.-)
M15 Poliarthrosis
Termasuk: arthrosis dengan disebutkan lebih dari satu situs
Kecuali: keterlibatan sendi tunggal yang bilateral (M16-M19)
M15.0 (Osteo)arthrosis generalisata primer
M15.1 Nodus Heberden (dengan arthropati)
M15.2 Nodus Bouchard (dengan arthropati)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

M15.3 Arthrosis multipel sekunder


Poliarthrosis pasca-trauma
M15.4 (Osteo)arthrosis erosif
M15.8 Poliarthrosis lain
M15.9 Poliarthrosis, tak dijelaskan
Osteoarthritis generalisata NOS
M16 Koksarthrosis [arthrosis panggul]
M16.0 Koksarthrosis primer, bilateral
M16.1 Koksarthrosis primer lainnya
Koksarthrosis primer: NOS, unilateral
M16.2 Koksarthrosis akibat displasia, bilateral
M16.3 Koksarthrosis displasia lainnya
Koksarthrosis displasia: NOS, unilateral
M16.4 Koksarthrosis pasca-trauma, bilateral
M16.5 Koksarthrosis pasca-trauma lainnya
Koksarthrosis pasca-trauma: NOS, unilateral
M16.6 Koksarthrosis sekunder lainnya, bilateral
M16.7 Koksarthrosis sekunder lainnya:
Koksarthrosis sekunder: NOS, unilateral
M16.9 Koksarthrosis, tak dijelaskan
M17 Gonarthrosis [arthrosis lutut]
M17.0 Gonarthrosis primer, bilateral
M17.1 Gonarthrosis primer lainnya
Gonarthrosis primer: NOS, unilateral
M17.2 Gonarthrosis pasca-trauma, bilateral
M17.3 Gonarthrosis pasca-trauma lainnya
Gonarthrosis pasca-trauma: NOS, unilateral
M17.4 Gonarthrosis sekunder lainnya, bilateral
M17.5 Gonarthrosis sekunder lainnya
Gonarthrosis sekunder: NOS, unilateral
M17.9 Gonarthrosis, tak dijelaskan
M18 Arthrosis sendi carpometacarpal I

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

10

ICD 10 2nded

Apikes Iris

M18.0 Arthrosis primer sendi carpometacarpal I, bilateral


M18.1 Arthrosis primer sendi carpometacarpal I lainnya
Arthrosis primer sendi carpometacarpal I: NOS, unilateral
M18.2 Arthrosis pasca-trauma sendi carpometacarpal I,
bilateral

M18.3 Arthrosis pasca-trauma sendi carpometacarpal I lainnya


Arthrosis pasca-trauma sendi carpometacarpal I: NOS, unilateral
M18.4 Arthrosis sekunder sendi carpometacarpal I lainnya,
bilateral
M18.5 Arthrosis sekunder sendi carpometacarpal I lainnya
Arthrosis sekunder sendi carpometacarpal I: NOS, unilateral
M18.9 Arthrosis sendi carpometacarpal I, tak dijelaskan
M19 Arthrosis lainnya
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: arthrosis spina (M47.-)
hallux rigidus (M20.2)
polyarthrosis (M15.-)
M19.0 Arthrosis primer sendi lain
Arthrosis primer NOS
M19.1 Arthrosis pasca-trauma sendi lain
Arthrosis pasca-trauma, NOS
M19.2 Arthrosis sekunder lain
Arthrosis sekunder, NOS
M19.8 Arthrosis lain yang dijelaskan
M19.9 Arthrosis, tak dijelaskan

Kelainan sendi lainnya (M20-M25)


Kecuali: sendi-sendi vertebra (M40-M54)

M20 Deformitas didapat pada jari tangan dan kaki


Kecuali: absen kongenital pada jari tangan dan kaki (Q71.3, Q72.3)
deformitas dan malformasi kongenital jari tangan dan kaki
(Q66.-, Q68-Q70, Q74.-)
absen didapat pada jari tangan dan kaki (Z89.-),
M20.0 Deformitas jari tangan
Deformitas Boutonnire dan swan-neck (leher angsa)
Kecuali:
trigger finger (M65.3)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

11

ICD 10 2nded

Apikes Iris

fibromatosis fasia palmaris [Dupuytren] (M72.0),


clubbing of fingers (R68.3)
M20.1 Hallux valgus (didapat):
Bunion
M20.2 Hallux rigidus
M20.3 Deformitas lain hallux (didapat):
Hallux varus
M20.4 Jari kaki gada [hammertoes] lainnya (didapat)
M20.5 Deformitas lain jari kaki (didapat)
M20.6 Deformitas didapat jari kaki, tak dijelaskan
M21 Deformitas didapat lainnya pada anggota
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: deformitas didapat jari tangan atau kaki (M20.-)
coxa plana (M91.2)
deformitas dan malformasi kongenital angota (Q65-Q66, Q68Q74)
absen kongenital anggota (Q71-Q73)
abses didapat anggota (Z89.-)
M21.0 Deformitas valgus, not elsewhere classified
Kecuali:

talipes calcaneovalgus (Q66.4)


metatarsus valgus (Q66.6)
M21.1 Deformitas varus, not elsewhere classified
Kecuali:

tibia vara (M92.5)


metatarsus varus (Q66.2)
M21.2 Deformitas flexi
M21.3 Wrist or foot drop (didapat) [pergelangan atau kaki
jatuh]
M21.4 Flat foot [pes planus] (didapat)
Kecuali:
congenital pes planus (Q66.5)
M21.5 Claw hand, clubhand, clawfoot dan clubfoot didapat
Kecuali:
clubfoot, tidak dinyatakan sebagai didapat (Q66.8)
M21.6 Deformitas didapat lain pada tumit dan kaki
Kecuali:
deformitas jari kaki (didapat) (M20.1-M20.6)
M21.7 Panjang anggota tidak sama (didapat)
M21.8 Deformitas didapat lain yang dijelaskan pada anggota
M21.9 Deformitas didapat pada anggota, tak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

12

ICD 10 2nded

Apikes Iris

M22 Kelainan patella


Kecuali: dislokasi patella (S83.0)
M22.0 Dislokasi rekuren pada patella
M22.1 Subluksasio rekuren pada patella
M22.2 Kelainan patellofemoralis
M22.3 Kelainan bentuk lain pada patella
M22.4 Kondromalacia patellae
M22.8 Kelainan lain pada patella
M22.9 Kelainan patella, tak dijelaskan
M23 Kerusakan internal lutut
Subklasifikasi tambahan untuk tempat keterlibatan berikut
disediakan untuk pemakaian tambahan pada subkategori yang
sesuai pada M23.-, lihat juga note pada awal bab ini.
0. Banyak tempat
1. Ligamen cruciata anterior atau Cornu anterior meniskus
medialis,
2. Ligamen cruciata posterior atau Cornu posterior meniskus
medialis,
3. Ligamen collateral medial atau Meniskus medialis yang lain
atau tak dijelaskan
4. Ligamen collateral lateral atau Cornu anterior meniskus
lateralis,
5. Cornu posterior meniskus lateralis,
6. Meniskus lateralis yang lain atau tak dijelaskan
7. Ligamen kapsularis
9. Ligamen tak dijelaskan atau Meniskus yang tak dijelaskan
Kecuali: deformitas lutut (M21.-)
kelainan patella (M22.-)
dislokasi atau subluksasi rekurens patella (M22.0-M22.1)
dislokasi atau subluksasi rekurens (M24.4)
ankylosis (M24.6)
osteochondritis dissecans (M93.2)
cedera saat ini - lihat cedera lutut dan tungkai bawah (S80S89)
M23.0 Meniskus sistikus
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

13

ICD 10 2nded

Apikes Iris

M23.1 Meniskus diskoid (congenital)


M23.2 Kerusakan meniskus akibat robek atau cedera lama
Robekan lama pada bucket-handle
M23.3 Kerusakan lain pada meniskus
Degenerasi }
Detachment [lepas]
} meniskus
Retensi [tertahan]
}
M23.4 Benda-benda lepas [loose body] di lutut
M23.5 Ketidakstabilan lutut kronis
M23.6 Kerusakan spontan lain pada ligamen lutut
M23.8 Kerusakan internal lain pada lutut
Kelonggaran [laxity] ligamen lutut
Snapping knee [retak, pecah]
M23.9 Kerusakan internal lutut, tak dijelaskan
M24 Kerusakan sendi spesifik lainnya
Kecuali: cedera saat ini - lihat cedera sendi menurut bagian tubuh
kelainan sendi temporomandibularis (K07.6)
snapping knee (M23.8)
ganglion (M67.4)
M24.0 Benda-benda lepas pada sendi
Kecuali: benda-benda lepas di lutut (M23.4)
M24.1 Kelainan rawan sendi lainnya
Kecuali:

ochronosis (E70.2)
kalsifikasi metastatik (E83.5)
chondrocalcinosis (M11.1-M11.2)
kerusakan internal lutut (M23.-)
M24.2 Kelainan ligamen
Ketidakstabilan akibat cedera lama pada ligamen
Kelonggaran [laxity] ligamen NOS
Kecuali:
kelonggaran ligamen keturunan (M35.7)
lutut (M23.5-M23.8)
M24.3 Dislokasi dan subluksasi patologis sendi, not elsewhere
classified
Kecuali:

rekuren (M24.4)
dislokasi atau pergeseran sendi kongenital - lihat
malformasi dan deformasi kongenital sistem
muskuloskeleton (Q65-Q79)
dislokasi atau pergeseran sendi pada cedera
sekarang - lihat cedera sendi dan ligamen menurut regio
tubuh

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

14

ICD 10 2nded

Apikes Iris

M24.4 Dislokasi dan subluksasi rekurens sendi


Kecuali:

patella (M22.0-M22.1)
subluksasi vertebral (M43.3-M43.5)
M24.5 Kontraktur sendi
Kecuali:

deformitas didapat pada anggota (M20-M21)


kontraktur (pelapis) tendon tanpa kontraktur sendi
(M67.1)
kontraktur Dupuytren (M72.0)
M24.6 Ankylosis sendi
Kecuali:

kekakuan sendi tanpa ankylosis (M25.6)


ankylosis spina (M43.2)
M24.7 Protrusio acetabuli
M24.8 Kerusakan sendi spesifik lain, not elsewhere classified
Irritable hip
Kecuali:
yang melibatkan sindroma band iliotibialis (M76.3)
M24.9 Kerusakan sendi, tak dijelaskan
M25 Kelainan lain pada sendi, not elsewhere classified
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: deformitas yang diklasifikasikan pada M20-M21,
kalsifikasi:
- bursa (M71.4)
- (sendi) bahu (M75.3)
- tendon (M65.2)
kelainan lenggang [gait] dan mobilitas (R26.-)
kesulitan berjalan (R26.2)
M25.0 Haemarthrosis
Kecuali:
cedera sekarang - lihat cedera sendi menurut regio
tubuh
M25.1 Fistula sendi
M25.2 Flail joint sendi tidak stabil
M25.3 Ketidakstabilan lain sendi
Kecuali:

ketidakstabilan sendi akibat:


- cedera lama ligamen (M24.2)
- pengangkatan prosthesis sendi (M96.8)
M25.4 Effusi sendi
Kecuali:
hydrarthrosis rahang (A66.6)
M25.5 Nyeri pada sendi
M25.6 Kekakuan sendi, not elsewhere classified
M25.7 Osteophyte [pertumbuhan tulang]

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

15

ICD 10 2nded

Apikes Iris

M25.8 Kelainan lain sendi yang dijelaskan


M25.9 Kelainan sendi, tak dijelaskan

Kelainan jaringan ikat sistemik (M30-M36)

Termasuk: penyakit autoimmun:


- NOS
- sistemik
penyakit kolagen (vaskuler):
- NOS
- sistemik
Kecuali: sindroma antifosfolipid (D68.6)
penyakit autoimmun, jenis organ tunggal atau sel tunggal
(kode ke kategori kondisi yang relevant)
M30 Poliarteritis nodosa dan kondisi yang berhubungan
M30.0 Poliarteritis nodosa
[radang arteri di berbagai tempat, menyebabkan asma,
hipertensi dan kegagalan ginjal]
M30.1 Poliarteritis dengan keterlibatan paru-paru [ChurgStrauss]
Angiitis granulomatosa allergika
M30.2 Juvenile polyarteritis
M30.3 Sindroma kelenjar limfe mukokutan [Kawasaki]
M30.8 Kondisi lain yang berhubungan dengan poliarteritis
nodosa
Sindroma poliangiitis overlap
M31 Vaskulopati nekrotikans lain
M31.0 Angiitis hipersensitivitas
Sindroma Goodpasture
M31.1 Mikroangiopati trombotik
Thrombotic thrombocytopenic purpura
M31.2 Lethal midline granuloma
M31.3 Granulomatosis Wegener
Necrotizing respiratory granulomatosis
M31.4 Sindroma arkus aorta [Takayasu]
M31.5 Giant cell arteritis dengan polymyalgia rheumatica
M31.6 Giant cell arteritis lainnya
M31.7 Microscopic polyangiitis
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

16

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Microscopic polyarteritis
Excludes: polyarteritis nodosa (M30.0)
M31.8 Vaskulopati nekrotikans lain yang dijelaskan
Vaskulitis hipokomplementemia
M31.9 Vaskulopati nekrotikans, tak dijelaskan
M32 Systemic lupus erythematosus [SLE]
Kecuali: lupus eritematosus (diskoid) (NOS) (L93.0)
M32.0 Systemic lupus erythematosus akibat obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat
M32.1Systemic lupus erythematosus dengan keterlibatan organ
atau sistem
Penyakit Libman-Sacks (I39.-*)
Perikarditis lupus (I32.8*)
Systemic lupus erythematosus dengan:
- keterlibatan ginjal (N08.5*, N16.4*),
- keterlibatan paru-paru (J99.1*)
M32.8 Bentuk lain systemic lupus erythematosus
M32.9 Systemic lupus erythematosus, tak dijelaskan
M33 Dermatopolimiositis
M33.0 Dermatomyositis remaja
M33.1 Dermatomiositis lainnya
M33.2 Polimiositis
M33.9 Dermatopolimiositis, tak dijelaskan
M34 Sklerosis sistemik
Termasuk: skleroderma
Kecuali: skleroderma sirkumskripta (L94.0)
skleroderma neonatus (P83.8)
M34.0 Sklerosis sistemik progresif

M34.1 Sindroma CR(E)ST


Kombinasi calcinosis, fenomena Raynaud, disfungsi esofagus,
sklerodaktili, telangiectasia.
M34.2 Sklerosis sistemik akibat obat dan zat kimia
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi penyebab

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

17

ICD 10 2nded

Apikes Iris

M34.8 Bentuk lain sklerosis sistemik


Sklerosis sistemik dengan:
- myopati (G73.7*)
- melibatkan paru-paru (J99.1*)
M34.9 Sklerosis sistemik, tak dijelaskan
M35 Ketelibatan jaringan ikat sistemik lainnya
Kecuali: kolagenosis perforata reaktif (L87.1)
M35.0 Sindroma Sicca [Sjgren]
Sindroma Sjgren dengan:
- miopati (G73.7*)
- keratokonjungtivitis (H19.3*),
- keterlibatan paru-paru (J99.1*)
- kelainan tubulo-interstitial ginjal (N16.4*)
M35.1 Sindorma overlap lain
Penyakit jaringan ikat campuran
Kecuali:
polyangiitis overlap syndrome (M30.8)
M35.2 Penyakit Behet
[ulkus mulut, radang mata, dan poliarthritis]
M35.3 Polimialgia rematika
Kecuali:
polimialgia reumatika dengan giant cell arteritis
(M31.5)
M35.4 Fasiitis diffusa (eosinophilic)
M35.5 Fibrosklerosis multifokus
M35.6 Relapsing panniculitis [Weber-Christian]
Kecuali:
panniculitis: lupus (L93.2), NOS (M79.3)
M35.7 Sindroma hipermobilitas
Familial ligamentous laxity [kelonggaran ligamen keturunan]
Kecuali:
kelonggaran ligamen NOS (M24.2)
sindroma Ehlers-Danlos (Q79.6)
M35.8 Ketelibatan jaringan ikat sistemik lain yang dijelaskan
M35.9 Ketelibatan jaringan ikat sistemik lain, tak dijelaskan
Penyakit autoimmun (sistemik) NOS
Penyakit kolagen (vaskular) NOS
M36* Kelainan jaringan ikat sistemik pada penyakit c.e.
Kecuali: arthropati pada penyakit c.e. (M14.-*)
M36.0*Dermato(poli)miositis in penyakit neoplastik (C00-D48)
M36.1*Arthropati pada penyakit neoplastik (C00-D48)
Arthropati pada:
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

18

ICD 10 2nded

Apikes Iris

- multiple myeloma (C90.0)


- leukaemia (C91-C95)
- histiositosis maligna (C96.1),
M36.2* Arthropati hemofilik (D66-D68)
M36.3*Arthropati pada kelainan darah lain (D50-D76)
Kecuali:
arthropati pada purpura Henoch(-Schnlein)
(M36.4*)
M36.4*Arthropati pada reaksi hipersensitif c.e.
Arthropati pada purpura Henoch(-Schnlein) (D69.0)
M36.8*Kelainan sistemik jaringan ikat pada penyakit lain c.e.
Kelainan sistemik jaringan ikat pada:
- hypogammaglobulinaemia (D80.-)
- ochronosis (E70.2)
[ochronosis rawan, ligamen, jaringan fibrosa lain menghitam
akibat kelainan metabolik, urin menghitam ketika terkena udara]

Dorsopati (M40-M54)

Subklasifikasi tambahan untuk menunjukkan situs penyakit


berikut ini disediakan untuk pilihan pemakaian pada kategori
yang sesuai di dalam blok dorsopati, kecuali M50 dan M51.
Lihat juga catatan di awal bab ini
0 Situs ganda pada vertebra
1 Regio oksipito-atlanto-axial
2 Regio servikalis
3 Regio servikotoraks
4 Regio toraks
5 Regio torakolumbalis
6 Regio lumbalis
7 Regio lumbosakrum
8 Regio sakrum dan sakrokoksigis
9 Situs tak dijelaskan

Dorsopati deformans (M40-M43)


M40 Kiposis dan lordosis
[kiposis: kurvatura vertebra atas terlalu ke belakang]
[lordosis: kurvatura vertebra bawah terlalu ke depan]
[Lihat kode situs sebelum M40]
Kecuali: kiposkoliosis (M41.-)
kiposis dan lordosis:
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

19

ICD 10 2nded

Apikes Iris

- kongenital (Q76.4)
- pasca-prosedur (M96.-)
M40.0 Kiposis postural
Kecuali: osteokondrosis vertebra (M42.-)
M40.1 Kiposis sekunder lain
M40.2 Kiposis lain dan tak dijelaskan
M40.3 Flatback syndrome [sindroma punggung datar]
M40.4 Lordosis lain
Lordosis:
- didapat
- postural
M40.5 Lordosis, tak dijelaskan
M41 Scoliosis
[Skoliosis: kurvatura vertebra mengarah ke samping]
[Lihat kode situs sebelum M40]
Termasuk: kiposkoliosis
Kecuali: skoliosis kongenital:
- NOS (Q67.5),
- postural (Q67.5),
- akibat malformasi tulang (Q76.3)
penyakit jantung kiposkoliosis (I27.1)
pasca-prosedur (M96.-)
M41.0 Skoliosis idiopatik infantil
M41.1 Skoliosis idiopatik remaja
Skoliosis remaja
M41.2 Skoliosis idiopatik lain
M41.3 Skoliosis torakogenik
M41.4 Skoliosis neuromuskuler
Skoliosis akibat cerebral palsy, ataxia Friedreich, poliomyelitis,
dan kelainan neuromuskuler lain.
M41.5 Skoliosis sekunder lain
M41.8 Bentuk-bentuk lain skoliosis
M41.9 Skoliosis, tak dijelaskan
M42 Osteokondrosis vertebra
[Lihat kode situs sebelum M40]
Kecuali: kiposis postural (M40.0)
M42.0 Osteokondrosis vertebra remaja:

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

20

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Penyakit Calv
Penyakit Scheuermann
Kecuali:
kiposis postural (M40.0)
M42.1 Osteokondrosis vertebra dewasa
M42.9 Osteokondrosis vertebra, tak dijelaskan
M43 Dorsopati deformans lainnya
[Lihat kode situs sebelum M40]
Kecuali: spina bifida occulta (Q76.0)
sindroma Klippel-Feil (Q76.1)
spondilolisis dan spondilolistesis kongenital (Q76.2)
hemivertebra (Q76.3-Q76.4)
lumbarisasi dan sakralisasi (Q76.4)
platispondilisis (Q76.4)
kurvatura spina pada:
- osteoporosis (M80-M81),
- penyakit Paget tulang [osteitis deformans] (M88.-)
M43.0 Spondilolisis
M43.1 Spondilolistesis
[satu vertebra lumbalis lebih maju ke depan dari yang di
bawahnya]
M43.2 Fusi lain pada spina; ankilosis sendi spina
Kecuali:

ankylosing spondylitis (M45)


pseudoarthrosis setelah fusi atau arthrodesis (M96.0)
status arthrodesis (Z98.1)
M43.3 Subluksasio atlantoaxial rekuren dengan myelopati
M43.4 Subluksasio atlantoaxial rekuren lain
M43.5 Subluksasio vertebra rekuren lain
Kecuali:
lesi biomekanik NEC (M99.-)
M43.6 Tortikollis [leher tertarik ke satu sisi oleh m.
sternocleidomastoideus]
Kecuali:
tortikollis:
- cedera sekarang lihat cedera vertebra menurut regio tubuh
- psikogenik (F45.8)
- spasmodik (G24.3)
- akibat cedera lahir (P15.2)
- kongenital (sternomastoid) (Q68.0)
M43.8 Dorsopati deformans lain yang dijelaskan
Kecuali:

kyphosis dan lordosis (M40.-)


skoliosis (M41.-)
M43.9 Dorsopati deformans, tak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

21

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kurvature spina NOS

Spondilopathi (M45-M49)
M45 Ankylosing spondylitis
[Lihat kode situs sebelum M40]
Arthritis rheumatoid vertebra
Kecuali: arthropati pada penyakit Reiter (M02.3)
spondylitis (ankylosing) remaja (M08.1)
penyakit Behet (M35.2)
M46 Spondylopati radang lain
[Lihat kode situs sebelum M40]
M46.0 Entesopati spina
Kelainan perlekatan ligamen atau otot ke vertebra
M46.1 Sakroiliitis, not elsewhere classified
M46.2 Osteomielitis vertebra
M46.3 Infeksi diskus intervertebralis (pyogenic)
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk
identifikasi agen infeksi
M46.4 Diskitis, tak dijelaskan
M46.5 Spondilopati infektif lainnya
M46.8 Spondilopati radang lain yang dijelaskan
M46.9 Spondilopati radang, tak dijelaskan
M47 Spondylosis
[Lihat kode situs sebelum M40]
[Kaku spina dan degenerasi diskus intevertebra, dengan osteoarthritis
(sering pada orang tua)]
Termasuk: arthrosis atau osteoarthritis spina
degenerasi pertemuan sendi
M47.0Sindroma kompresi arteri spinalis anterior dan arteri
vertebralis (G99.2*)

M47.1 Spondylosis lain dengan myelopati


Kompresi spondilogenik medulla spinalis (G99.2*)
Kecuali:
subluksasio vertebralis (M43.3-M43.5)
M47.2 Spondylosis lain dengan radiculopati
M47.8 Spondylosis lain
Spondylosis servikal

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

22

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Spondylosis lumbosakral
} tanpa myelopati atau radikulopati
Spondylosis thorakal }
M47.9 Spondylosis, tak dijelaskan
M48 Spondilopati lainnya
[Lihat kode situs sebelum M40]
M48.0 Spinal stenosis
Stenosis kaudalis
M48.1 Hiperostosis ankilosis [Forestier]
Diffuse idiopathic skeletal hyperostosis [DISH]
M48.2 Kissing spine
M48.3 Spondilopati traumatika
M48.4 Fatigue fracture of vertebra
Fraktur stress pada vertebra
M48.5 Kolaps vertebra, NEC;
Kolaps vertebra NOS
Vertebra membentuk baji NOS
Kecuali:
kolaps vertebra pada osteoporosis (M80.-)
cedera sekarang lihat cedera vertebra menurut
regio tubuh
M48.8 Spondilopati lain yang dijelaskan
Osifikasi ligamen longitudinalis posterior
M48.9 Spondilopati, tak dijelaskan
M49* Spondilopati pada penyakit c.e.
[[Lihat kode situs sebelum M40]
Kecuali: arthropati psoriatik dan enteropatik (M07.-*, M09.-*)
M49.0*Tuberkulosis spina (A18.0)
Kurvatura Pott
M49.1*Spondilitis brusella (A23.-)
M49.2*Spondilitis enterobakterium (A01-A04)
M49.3*Spondilopati pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Kecuali:
spondilopati neuropatik pada tabes dorsalis (M49.4*)
M49.4*Spondilopati neuropatik
Spondylopati neuropatik pada:
- syringomyelia dan syringobulbia (G95.0),
- spondylopati pada tabes dorsalis (A52.1)
M49.5*Kolaps vertebra pada penyakit c.e.
Fraktur metastatik vertebra (C79.5)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

23

ICD 10 2nded

Apikes Iris

M49.8*Spondilopati pada penyakit lainc.e.

Dorsopati lain (M50-M54)

Kecuali: cedera sekarang lihat cedera menurut regio tubuh


diskitis NOS (M46.4)
M50 Kelainan diskus servikalis
Termasuk: kelainan diskus servikalis dengan servikalgia,
kelainan diskus servikotorakalis
M50.0Kelainan diskus servikalis dengan myelopati (G99.2*)
M50.1 Kelainan diskus servikalis dengan radiculopati
Kecuali: radikulitis brachialis NOS (M54.1)
M50.2 Pergeseran letak lain diskus servikalis
M50.3 Degenerasi lain diskus servikalis
M50.8 Kelainan diskus servikalis lainnya
M50.9 Kelainan diskus servikalis, tak dijelaskan
M51 Kelainan diskus intervertebralis lain
Termasuk: kelainan diskus torakalis, torakolumbalis dan
lumbosakralis
M51.0Kelainan diskus lumbalis dan intervetebralis lain dengan
myelopati (G99.2*)
M51.1 Kelainan diskus lumbalis dan intervetebralis lain dengan
radikulopati (G55.1*)
Sciatica akibat kelainan diskus intervertebralis
Kecuali:
radikulitis lumbalis NOS (M54.1)
M51.2 Pergeseran letak [displacement] diskus intervertebralis
lain yang dijelaskan
Lumbago akibat pergeseran letak diskus intervertebralis
M51.3 Degenerasi diskus intervertebralis lain yang dijelaskan
M51.4 Nodus Schmorl
M51.8 Kelainan diskus intervertebralis lain yang dijelaskan
M51.9 Kelainan diskus intervertebralis, tak dijelaskan
M53 Dorsopati lain, not elsewhere classified
M53.0 Sindroma servikokranialis;
Sindroma simpatis servikalis posterior
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

24

ICD 10 2nded

Apikes Iris

M53.1 Sindroma servikobrakhialis


Kecuali:

kelainan diskus servikalis (M50.-)


thoracic outlet syndrome (G54.0)
M53.2 Spinal instabilities [ketidakstabilan vertebra]
M53.3 Kelainan sakrokoksigeus, not elsewhere classified;
Coccygodynia
M53.8 Dorsopati lain yang dijelaskan
M53.9 Dorsopati, tak dijelaskan
M54 Dorsalgia
Kecuali: dorsalgia psikogenik (F45.4)
M54.0 Panniculitis yang mengganggu regio leher dan
punggung
Kecuali:

panniculitis: lupus (L93.2)


relapsing (M35.6)
NOS (M79.3)

M54.1 Radikulopati
Neuritis atau radiculitis:
- brakialis NOS
- lumbalis NOS
- lumbosakralis NOS
- torakalis NOS
Radikulitis NOS
Kecuali:
neuralgia dan neuritis NOS (M79.2)
radikulopati dengan:
- spondylosis (M47.2)
- kelainan diskus servikalis (M50.1)
- kelainan diskus lumbalis dan intervertebralis lain
(M51.1)
M54.2 Servikalgia
Kecuali:
servikalgia akibat kelainan diskus servikalis
intervertebralis (M50.-)
M54.3 Sciatica
Kecuali:

lesi sciatic nerve (G57.0)


sciatica akibat kelainan diskus intervertebralis
(M51.1)
sciatica dengan lumbago (M54.4)
M54.4 Lumbago dengan sciatica
Kecuali:
akibat kelainan diskus intervertebralis (M51.1)
M54.5 Low back pain
Loin pain
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

25

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Low back strain


Lumbago NOS
Kecuali:
lumbago akibat pergeseran diskus intervetebralis
(M51.2),
lumbago dengan sciatica (M54.4)
M54.6 Nyeri vertebra torakalis
Kecuali:
nyeri akibat kelainan diskus intervetebralis (M51.-)
M54.8 Dorsalgia lainnya
M54.9 Dorsalgia, tak dijelaskan
Backache [sakit punggung] NOS

Kelainan Jaringan Junak (M60-M79)


Kelainan otot (M60-M63)

Kecuali: distrofi otot dan miopati (G71-G72)


dermatopolimiositis (M33.-)
miopati pada:
- amyloidosis (E85.-),
- arthritis rheumatoid (M05.3)
- polyarteritis nodosa (M30.0)
- systemic lupus erythematosus (M32.-),
- scleroderma (M34.-)
- sindroma Sjgren's (M35.0)
M60 Miositis
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M60.0 Miositis infektif
Piomiositis tropis
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk
identifikasi agen infeksi
M60.1 Miositis interstitialis
M60.2 Granuloma benda asing jaringan lunak, not elsewhere
classified
Kecuali:
granuloma benda asing di kulit dan jaringan subkutis
(L92.3)
M60.8 Miositis lain
M60.9 Miositis, tak dijelaskan
M61 Kalsifikasi dan ossifikasi otot
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M61.0 Miositis ossifikans akibat trauma
M61.1 Miositis ossifikans progresif

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

26

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Fibrodisplasia ossifikans progressif


M61.2 Kalsifikasi dan ossifikasi otot akibat paralisis
Miositis ossifikans akibat quadriplegia atau paraplegia
M61.3 Kalsifikasi dan ossifikasi otot akibat luka bakar
Miositis ossifikans akibat luka bakar
M61.4 Kalsifikasi lainnya pada otot
Kecuali:

calcific tendinitis (M65.2)


calcific tendinitis pada bahu (M75.3)
M61.5 Ossifikasi lain pada otot
M61.9 Kalsifikasi dan ossifikasi pada otot, tak dijelaskan
M62 Kelainan lain otot
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: sindroma stiff-man [orang kaku] (G25.8)
miopati alkoholik (G72.1)
miopati akibat obat (G72.0)
mialgia (M79.1)
kramp dan spasme (R25.2)
M62.0 Diastasis otot [pemisahan otot atas bagian-bagiannya]
M62.1 Ruptura lain pada otot (nontraumatika)
Kecuali:

ruptur tendon (M66.-)


ruptur otot karena trauma - lihat cedera otot menurut
regio tubuh
M62.2 Infark iskemik otot
Sindroma kompartemen, non-traumatika
Kecuali:
sindroma kompartemen, traumatika (T79.6)
iskemia traumatika otot (T79.6)
kontraktur iskemik Volkmann (T79.6)
M62.3 Sindroma immobilitas (paraplegia)
M62.4 Kontraktur otot
Kecuali:
kontraktur sendi (M24.5)
M62.5 Penipisan (wasting) dan atrofi otot, not elsewhere
classified
Disuse atrophy NEC
M62.6 Muscle strain
Kecuali:
cedera sekarang - lihat cedera otot menurut regio
tubuh
M62.8 Kelainan otot lainnya yang dijelaskan
Hernia (pembungkus [sheath]) otot
M62.9 Kelainan otot, tak dijelaskan
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

27

ICD 10 2nded

Apikes Iris

M63* Kelainan otot pada penyakit yang diklasifikasikan di


tempat lain [c.e. ]
Kecuali: miopati pada:
- penyakit endokrin (G73.5*)
- penyakit metabolik (G73.6*)
M63.0*Miositis pada penyakit bakteri c.e.
Miositis pada:
- leprosy [penyakit Hansen] (A30.-)
- syphilis (A51.4, A52.7)
M63.1*Miositis pada infeksi protozoa dan parasit c.e.
Miositis pada:
- toxoplasmosis (B58.8)
- schistosomiasis (B65.-),
- cysticercosis (B69.8)
- trichinellosis (B75)
M63.2*Miositis pada penyakit infeksi lain c.e.;
Miositis pada mikosis (B35-B49)
M63.3*Miositis pada sarkoidosis (D86.8)
M63.8*Kelainan lain otot pada penyakit c.e.

Kelainan synovium dan tendon (M65-M68)


M65 Sinovitis dan tenosinovitis
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: sinovitis krepitan kronik pada tangan dan pergelangan
(M70.0)
kelainan jaringan lunak akibat penggunaan, penggunaan
berlebihan dan tekanan (M70.-)
cedera sekarang - lihat cedera ligamen atau tendon menurut
regio tubuh
M65.0 Abses pembungkus tendon
Gunakan kode tambahan (B95-B96), kalau perlu, untuk
identifikasi agen bakteri
M65.1 (Teno)sinovitis infektif lain
M65.2 Tendinitis kalsifik
Kecuali:

pada bahu (M75.3)


tendinitis yang dijelaskan (M75-M77)
M65.3 Trigger finger
Penyakit tendinosa nodularis
M65.4 Tenosinovitis stiloideus os. radialis [de Quervain]
M65.8 Sinovitis dan tenosinovitis lain
M65.9 Sinovitis dan tenosinovitis, tak dijelaskan
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

28

ICD 10 2nded

Apikes Iris

M66 Ruptur spontan sinovium dan tendon


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Termasuk: ruptur yang terjadi ketika tekanan normal diberikan pada
jaringan yang kekuatannya dianggap di bawah normal
Kecuali: rotator cuff syndrome (M75.1)
ruptur di tempat tekanan normal diberikan pada jaringan
normal lihat cedera tendon menurut regio tubuh
M66.0 Ruptur kista poplitea

M66.1 Ruptur sinovium


Ruptur kista synovium
Kecuali:
ruptur kista poplitea (M66.0)
M66.2 Ruptur spontan tendon extensor
M66.3 Ruptur spontan tendon flexor
M66.4 Ruptur spontan tendon lainnya
M66.5 Ruptur spontan tendon yang tak dijelaskan
Ruptur pada pertemuan musculotendinosa, nontraumatika
M67 Kelainan synovium dan tendon lain
Kecuali: fibromatosis fasia palmaris [Dupuytren] (M72.0)
tendinitis NOS (M77.9)
xanthomatosis lokal pada tendon (E78.2)
M67.0 Tendon Achilles pendek (didapat)
M67.1 Kontraktur (pembungkus) tendon lain
Kecuali:
dengan kontractur sendi (M24.5)
M67.2 Hipertrofi sinovium, not elsewhere classified
Kecuali:
sinovitis villonodularis (berpigment) (M12.2)
M67.3 Synovitis sementara; synovitis toxik
Kecuali:
rheumatisme palindromik [berulang] (M12.3)
M67.4 Ganglion; ganglion sendi atau (pembungkus) tendon
Kecuali:

kista:
- bursa (M71.2-M71.3)
- synovium (M71.2-M71.3)
ganglion pada yaws (A66.6)
M67.8 Kelainan lain synovium dan tendon yang dijelaskan
M67.9 Kelainan synovium dan tendon, tak dijelaskan
M68* Kelainan synovium dan tendon pada penyakit c.e.
M68.0*Synovitis dan tenosynovitis pada penyakit bakteri c.e.

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

29

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Synovitis dan tenosynovitis pada:


- tuberculosis (A18.0)
- syphilis (A52.7)
- gonorrhoea (A54.4)
M68.8*Kelainan lain sinovium dan tendon pada penyakit c.e.

Kelainan lain jaringan lunak (M70-M79)


M70 Kelainan jaringan lunak akibat penggunaan (berlebihan)
dan tekanan
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Termasuk: kelainan jaringan lunak akibat pekerjaan
Kecuali: bursitis (pada):
- NOS (M71.9)
- bahu (M75.5)
entesopati (M76-M77)
M70.0 Sinovitis krepitan kronik pada tangan dan pergelangan
M70.1 Bursitis tangan
M70.2 Bursitis olekranon
M70.3 Bursitis lain pada siku
M70.4 Bursitis prepatella
M70.5 Bursitis lain pada lutut
M70.6 Bursitis trokanter
Tendinitis trokanterik
M70.7 Bursitis lain pada panggul,
Bursitis iskium
M70.8 Kelainan jaringan lunak lain akibat penggunaan
(berlebihan) dan tekanan
M70.9 Kelainan jaringan lunak akibat penggunaan (berlebihan)
dan tekanan, tak dijelaskan
M71 Bursopati lain
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: bunion (M20.1)
bursitis akibat penggunaan (berlebihan) dan tekanan (M70.-)
enthesopathies (M76-M77)
M71.0 Abses bursa
M71.1 Bursitis infektif lain
M71.2 Kista sinovium rongga poplitea [Baker]
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

30

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali:
dengan ruptur (M66.0)
M71.3 Kista lain pada bursa
Kista sinovium NOS
Kecuali:
kista sinovium dengan ruptur (M66.1)
M71.4 Penumpukan kalsium di bursa
Kecuali:
pada bahu (M75.3)
M71.5 Bursitis lain, not elsewhere classified
Kecuali:

bursitis (pada):
- NOS (M71.9),
- bahu (M75.5)
- kolateral tibia [Pellegrini-Stieda] (M76.4)
M71.8 Bursopati lain yang dijelaskan
M71.9 Bursopati yang tak dijelaskan
Bursitis NOS
M72 Kelainan-kelainan fibroblastik
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: fibromatosis retroperitoneum (D48.3)
M72.0 Fibromatosis fasia palmaris [Dupuytren]
M72.1 Knuckle pads [tonjolan pada sendi tinju]
M72.2 Fibromatosis fasia plantaris
Fasiitis plantaris
M72.4 Fibromatosis pseudosarkomatosa
Fasiitis nodularis
M72.6 Fasiitis nekrotikans
Gunakan kode tambahan, kalau perlu, untuk identifikasi agen
infeksi
M72.8 Kelainan fibroblastik lain
Abses fasia
}
Kecuali:
fasiitis:
}
- diffusa (eosinofilik) (M35.4)
- nekrotikans (M72.6) }
- nodularis (M72.4)
}
- perirenal:
}
- NOS (N13.5) }
- dengan infeksi (N13.6)
}
- plantaris (M72.2)
}
M72.9 Kelainan fibroblastik, tak dijelaskan

Fasiitis NOS
Fibromatosis NOS

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

31

ICD 10 2nded

Apikes Iris

M73* Kelainan jaringan lunak pada penyakit c.e.


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M73.0*Bursitis gonococcus (A54.4)
M73.1*Bursitis sifilitika (A52.7)
M73.8*Kelainan jaringan lunak lain pada penyakit c.e.
M75 Lesi bahu
Kecuali: shoulder-hand syndrome (M89.0)
M75.0 Kapsulitis adhesif bahu
Frozen shoulder
Periarthritis bahu
M75.1 Rotator cuff syndrome
[rotator cuff = otot-otot yang memegang pangkal humerus]
Robek atau ruptur (komplit)(inkomplit) rotator cuff atau
supraspinatus, tidak dinyatakan akibat trauma
Sindroma supraspinatus
M75.2 Tendinitis biseps
M75.3 Tendinitis kalsifik bahu
Kalsifikasi bursa bahu
M75.4 Impingement syndrome of shoulder
[Sindroma bahu akibat regangan atau geseran kuat]
M75.5 Bursitis bahu
M75.8 Lesi lain pada bahu
M75.9 Lesi bahu, tak dijelaskan
M76 Enthesopati anggota bawah, kecuali kaki
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Note:
Istilah yang kelihatannya spesifik seperti bursitis, kapsulitis
dan tendinitis cenderung digunakan seenaknya pada berbagai
kelainan ligamen atau perlekatan otot perifer; hampir semua
keadaan ini telah digabungkan sebagai enthesopati yang
merupakan istilah umum untuk lesi di tempat-tempat ini.
Kecuali: bursitis akibat penggunaan (berlebihan) dan tekanan (M70.-)
M76.0 Tendinitis gluteus
M76.1 Tendinitis psoas
M76.2 Spur krista iliaka
M76.3 Sindroma band iliotibialis
M76.4 Bursitis kolateral tibia [Pellegrini-Stieda]

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

32

ICD 10 2nded

Apikes Iris

M76.5 Tendinitis patella


M76.6 Tendinitis Achilles
Bursitis Achilles
M76.7 Tendinitis peroneus
M76.8 Enthesopati lain anggota bawah, kecuali kaki
Sindroma tibialis anterior
Tensinitis tibialis posterior
M76.9 Enthesopati anggota bawah, tak dijelaskan
M77 Enthesopati lain
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: bursitis:
- akibat penggunaan (berlebihan) dan tekanan (M70.-)
- NOS (M71.9),
osteophyte (M25.7),
enthesopati spinal (M46.0)
M77.0 Epikondilitis medialis
M77.1 Epikondilitis lateralis
Tennis elbow
M77.2 Periarthritis pergelangan
M77.3 Spur kalkaneus
M77.4 Metatarsalgia
Kecuali:
metatarsalgia Morton (G57.6)
M77.5 Enthesopati lain pada kaki
M77.8 Enthesopati lain, not elsewhere classified
M77.9 Enthesopati, tak dijelaskan
Spur tulang NOS
Kapsulitis NOS
Periarthritis NOS
Tendinitis NOS
M79 Kelainan jaringan lunak lain, not elsewhere classified
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: nyeri jaringan lunak, psikogenik (F45.4)
M79.0 Rheumatism, tak dijelaskan
Kecuali: palindromic rheumatism (M12.3), fibromialgia (M79.7)
M79.1 Mialgia
Kecuali:
miositis (M60.-)
M79.2 Neuralgia dan neuritis, tak dijelaskan
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

33

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali:

radikulitis: }
- NOS
}
- brakialis NOS } NOS (M54.1)
- lumbosakralis }
mononeuropathies (G56-G58)
sciatica (M54.3-M54.4)
M79.3 Pannikulitis, tak dijelaskan
Kecuali:

panniculitis:
- lupus (L93.2)
- leher dan punggung (M54.0)
- relapsing [Weber-Christian] (M35.6)
M79.4 Hipertrofi fat pad (infrapatella)
M79.5 Sisa benda asing di jaringan lunak
Kecuali:

granuloma benda asing di:


- kulit dan subkutis (L92.3)
- jaringan lunak (M60.2)
M79.6 Nyeri di anggota
M79.7 Fibromialgia
Fibromiositis, fibrositis, miofibrositis:
M79.8 Kelainan lain jaringan lunak yang dijelaskan
M79.9 Kelainan jaringan lunak, tak dijelaskan

Osteopati dan Khondropati (M80-M94)


Kelainan kepadatan dan struktur tulang (M80-M85)
M80 Osteoporosis dengan fraktur patologis
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Termasuk: kolaps dan pembentukan baji pada vertebra osteoporosis
Kecuali: kolaps vertebra NOS (M48.5)
pembentukan baji vertebra NOS (M48.5)
fraktur patologis NOS (M84.4),
M80.0 Osteoporosis post-menopause dengan fraktur patologis
M80.1 Osteoporosis post-oophorectomy dengan fraktur
patologis
M80.2 Osteoporosis disuse (tak digunakan) dengan fraktur
patologis
M80.3 Osteoporosis malabsorpsi pascabedah dengan fraktur
patologis
M80.4 Osteoporosis akibat obat dengan fraktur patologis
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

34

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk


identifikasi obat
M80.5 Osteoporosis idiopathic dengan fraktur patologis
M80.8 Osteoporosis lain dengan fraktur patologis
M80.9 Osteoporosis dengan fraktur patologis, tak dijelaskan
M81 Osteoporosis tanpa fraktur patologis
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: osteoporosis dengan fraktur patologis (M80.-)
M81.0 Osteoporosis postmenopause
M81.1 Osteoporosis postoophorectomy
M81.2 Osteoporosis disuse (tak digunakan)
Kecuali: atrofi Sudeck (M89.0)
M81.3 Osteoporosis malabsorpsi pascabedah
M81.4 Osteoporosis akibat obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat
M81.5 Osteoporosis idiopatik
M81.6 Osteoporosis terlokalisir [Lequesne]
Kecuali: atrofi Sudeck (M89.0)
M81.8 Osteoporosis lain
Osteoporosis senilis
M81.9 Osteoporosis, tak dijelaskan
M82* Osteoporosis in penyakit c.e.
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M82.0*Osteoporosis pada multiple myelomatosis (C90.0)
M82.1*Osteoporosis pada kelainan endokrin (E00-E34)
M82.8*Osteoporosis pada penyakit lain c.e.
M83 Osteomalasia dewasa
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: osteomalasia:
- bayi dan remaja (E55.0)
- vitamin-D-resistant (E83.3)
rickets (active) (E55.0)
- sequel (E64.3)
- vitamin-D-resistant (E83.3)
osteodistrofi ginjal (N25.0)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

35

ICD 10 2nded

Apikes Iris

M83.0 Osteomalasia nifas


M83.1 Osteomalasia senilis
M83.2 Osteomalasia dewasa akibat malabsorpsi
Osteomalasia malabsorpsi pascabedah pada dewasa
M83.3 Osteomalasia dewasa akibat malnutrisi
M83.4 Penyakit tulang akibat aluminium
M83.5 Osteomalasia lain akibat obat pada dewasa
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat
M83.8 Osteomalasia dewasa lainnya
M83.9 Osteomalasia dewasa, tak dijelaskan
M84 Kelainan kontinuitas tulang
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M84.0 Malunion of fracture [penyatuan fraktur tidak benar]
M84.1 Nonunion of fracture [pseudarthrosis] [penyatuan
fraktur tidak terjadi]
Kecuali:
pseudarthrosis setelah fusi atau arthrodesis (M96.0)
M84.2 Delayed union of fracture [penyatuan fraktur terlambat]
M84.3 Fraktur stress, not elsewhere classified
Fraktur stress NOS
Kecuali:
fraktur stress pada vertebra (M48.4)
M84.4 Fraktur patologis, not elsewhere classified;
Fraktur patologis NOS
Kecuali:
kolaps vertebra NEC (M48.5)
fraktur patologis pada osteoporosis (M80.-)
M84.8 Kelainan lain kontinuitas tulang
M84.9 Kelainan kontinuitas tulang, tak dijelaskan
M85 Kelainan kepadatan dan struktur tulang
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: osteogenesis imperfecta (Q78.0)
polyostotic fibrous dysplasia (Q78.1)
osteopetrosis (Q78.2)
osteopoikilosis (Q78.8)
M85.0 Displasia fibrosa (monostotik)
Kecuali:
displasia fibrosa pada rahang (K10.8)
M85.1 Fluorosis tulang
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

36

ICD 10 2nded

Apikes Iris

M85.2 Hiperostosis tengkorak


M85.3 Osteitis kondensans
M85.4 Kista soliter tulang
Kecuali:
kista soliter rahang (K09.1-K09.2)
M85.5 Kista aneurisma tulang
Kecuali:
kista aneurisma rahang (K09.2)
M85.6 Kista lain pada tulang
Kecuali:

kista rahang NEC (K09.1-K09.2)


osteitis fibrosa kistika generalisata [penyakit tulang
von Recklinghausen] (E21.0)
M85.8 Kelainan lain kepadatan dan struktur tulang yang
dijelaskan
Hiperostosis tulang, selain tengkorak
Osteosklerosis, didapat
Kecuali:
diffuse idiopathic skeletal hyperostosis [DISH]
(M48.1)
Osteosklerosis: kongenita (Q77.4), myelofibrosis (D75.8)
M85.9 Kelainan kepadatan dan struktur tulang, tak dijelaskan

Osteopati lain (M86-M90)

Kecuali: osteopati pascaprosedur (M96.-)


M86 Osteomielitis
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: osteomielitis (pada):
- akibat salmonella (A01-A02)
- rahang (K10.2)
- vertebra (M46.2)
M86.0 Osteomielitis hematogen akut
M86.1 Osteomielitis akut lainnya
M86.2 Osteomielitis subakut
M86.3 Osteomielitis multifokus kronik
M86.4 Osteomielitis kronik dengan draining sinus
M86.5 Osteomielitis hematogen kronik lainnya
M86.6 Osteomielitis kronik lainnya
M86.8 Osteomielitis lain
Abses Brodie
M86.9 Osteomielitis, tak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

37

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Infeksi tulang NOS


Periostitis tanpa disebutkan osteomyelitis

M87 Osteonekrosis
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Termasuk: nekrosis avaskuler tulang
Kecuali: osteokondropati (M91-M93)
M87.0 Nekrosis aseptik idiopatik tulang
M87.1 Osteonekrosis akibat obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk
identifikasi obat
M87.2 Osteonekrosis akibat trauma sebelumnya
M87.3 Osteonekrosis sekunder lain
M87.8 Osteonekrosis lain
M87.9 Osteonekrosis, tak dijelaskan
M88 Penyakit Paget pada tulang [osteitis deformans]
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M88.0 Penyakit Paget tengkorak
M88.8 Penyakit Paget tulang lain
M88.9 Penyakit Paget tulang, tak dijelaskan
M89 Kelainan tulang lain
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M89.0 Algoneurodystrophy
Shoulder-hand syndrome
Atrofi Sudeck
Distrofi reflex simpatis
M89.1 Epiphyseal arrest [pertumbuhan tulang di epifisis
terhenti]
M89.2 Kelainan perkembangan dan pertumbuhan tulang lain
M89.3 Hipertrofi tulang
M89.4 Osteoarthropati hipertrofik lainnya
Penyakit Marie-Bamberger
Pachydermoperiostosis
M89.5 Osteolisis

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

38

ICD 10 2nded

Apikes Iris

M89.6 Osteopati setelah poliomielitis


M89.8 Kelainan tulang lain yang dijelaskan
Hiperostosis korteks infantil
Ossifikasi subperiosteum pascatrauma
M89.9 Kelainan tulang, tak dijelaskan
M90* Osteopathies in penyakit c.e.
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M90.0*Tuberkulosis tulang (A18.0)
Kecuali:
tuberkulosis vertebra (M49.0*)
M90.1*Periostitis pada penyakit infeksi lain c.e.
Periostitis sifilitika sekunder (A51.4)
M90.2*Osteopati pada penyakt infeksi lain c.e.
Osteomielitis:
- salmonella (A02.2)
- gonokokus (A54.4)
- ekhinokokus (B67.2)
Osteopati atau osteokondropati sifilitika (A50.5, A52.7)
M90.3*Osteonekrosis pada penyakit caisson (T70.3 )
M90.4*Osteonekrosis akibat haemoglobinopati (D50-D64)
M90.5*Osteonekrosis pada penyakit lain c.e.
M90.6*Osteitis deformans pada penyakit neoplasma (C00-D48)
Osteitis deformans pada neoplasma ganas tulang (C40-C41)
M90.7*Fraktur tulang pada penyakit neoplasma (C00-D48)
Kecuali:
kolaps vertebra pada penyakit neoplasma (M49.5*)
M90.8*Osteopati padapenyakit lain c.e.
Osteopati pada osteodystrophy ginjal (N25.0)

Kondropati (M91-M94)

Kecuali: Kondropati pasca-prosedur (M96.-)


M91 Osteokondrosis panggul dan pelvis remaja
Kecuali: Epifisis femoralis atas bergeser (nontrauma) (M93.0)
M91.0 Osteokondrosis pelvis remaja
Osteokondrosis (remaja) pada:
- acetabulum
- krista iliaka [Buchanan]
- sinkondrosis iskiopubika [van Neck]
- simfisis pubis [Pierson]

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

39

ICD 10 2nded

Apikes Iris

M91.1 Osteokondrosis kaput femoris remaja [Legg-Calv,Perthes]


M91.2 Koxa plana
Deformitas panggul akibat osteokondrosis remaja sebelumnya
M91.3 Pseudokoxalgia
M91.8 Osteokondrosis panggul dan pelvis remaja lain
Osteokondrosis remaja setelah reduksi terhadap dislokasi
kongenital panggul
M91.9 Osteokondrosis panggul dan pelvis remaja, tak
dijelaskan
M92 Osteokondrosis remaja lain
M92.0 Osteokondrosis remaja pada humerus
Osteokondrosis (remaja) pada:
- kapitulum humeri [Panner]
- kaput humeri[Haas]
M92.1 Osteokondrosis remaja pada radius dan ulna
Osteokondrosis (remaja) pada:
- ulna bawah [Burns]
- kaput radii [Brailsford]
M92.2 Osteokondrosis remaja pada tangan
Osteokondrosis (remaja) pada:
- lunatum karpal [Kienbck]
- kaput metakarpal [Mauclaire]
M92.3 Osteokondrosis remaja lain pada anggota atas
M92.4 Osteokondrosis remaja pada patella
Osteokondrosis (remaja) pada:
- pusat primer patella [Khler]
- pusat sekunder patella [Sinding-Larsen]
M92.5 Osteokondrosis remaja pada tibia dan fibula
Osteokondrosis (remaja) pada:
- tibia proximal [Blount]
- tuberkulum tibiae [Osgood-Schlatter]
- tibia vara
M92.6 Osteokondrosis remaja pada tarsus
Osteokondrosis (remaja) pada:
- os tibia externa [Haglund]
- kalkaneus [Sever]
- talus [Diaz]
- navikularis tarsus [Khler]

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

40

ICD 10 2nded

Apikes Iris

M92.7 Osteokondrosis remaja pada metatarsus


Osteokondrosis (remaja) pada:
- metatarsus II [Freiberg]
- metatarsus V [Iselin]
M92.8 Osteokondrosis remaja lain yang dijelaskan
Apofisitis kalkaneus
M92.9 Osteokondrosis remaja, tak dijelaskan
Apofisitis }
Epifisitis
} dinyatakan remaja,
Osteokondritis
} situs tak dijelaskan
Osteokondrosis }
M93 Osteokondropati lainnya
Kecuali: osteokondrosis vertebra (M42.-)
M93.0 Pergeseran epifisis femoralis atas (nontraumatika)
M93.1 Penyakit Kienbck dewasa
Osteokondrosis lunatum karpal dewasa
M93.2 Osteokondritis dissekans
M93.8 Osteokondropati lain yang dijelaskan
M93.9 Osteokondropati, tak dijelaskan
Apofisitis }
Epifisitis
} tidak dinyatakan dewasa atau remaja,
Osteokondritis
} situs tak dijelaskan
Osteokondrosis }
M94 Kelainan tulang rawan lain
M94.0 Chondrocostal junction syndrome [Tietze]
Costochindritis
M94.1 Relapsing polychondritis
M94.2 Kondromalasia
Kecuali:
kondromalasia patellae (M22.4)
M94.3 Kondrolisis
M94.8 Kelainan tulang rawan lain yang dijelaskan
M94.9 Kelainan tulang rawan, tak dijelaskan

Kelainan muskuloskeleton dan jaringan ikat lain (M95M99)


M95 Deformitas didapat sistem muskuloskeleton system dan
jaringan ikat lain
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

41

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali: kelainan dentofasialis [termasuk maloklusi] (K07.-)


deformitas anggota, didapat (M20-M21)
dorsopati deformans (M40-M43)
kelainan muskuloskeleton pascaprosedur (M96.-)
malformasi dan deformasi kongenital sistem musculoskeleton
(Q65-Q79)
absen anggota dan organ, didapat (Z89-Z90)
M95.0 Deformitas hidung didapat
Kecuali:
deviasi septum hidung (J34.2)
M95.1 Cauliflower ear
Kecuali:
deformitas telinga didapat lain (H61.1)
M95.2 Deformitas kepala didapat lain
M95.3 Deformitas leher didapat
M95.4 Deformitas dada dan rusuk didapat
M95.5 Deformitas pelvis didapat
Kecuali:
asuhan ibu untuk disproporsi yang diketahui atau
dicurigai (O33.-)
M95.8 Deformitas sistem muskuloskeleton didapat lain yang
dijelaskan
M95.9 Deformitas sistem muskuloskeleton didapat, tak
dijelaskan
M96 Kelainan muskuloskeleton pascaprosedur, not elsewhere
classified
Kecuali: arthropati setelah bypass usus (M02.0)
kelainan akibat osteoporosis (M80-M81)
kehadiran implant fungsional dan peralatan lain (Z95-Z97)
M96.0 Pseudarthrosis setelah fusi atau arthrodesis
M96.1 Sindroma pasca-laminectomi, not elsewhere classified
M96.2 Kifosis pasca-radiation
M96.3 Kifosis pasca-laminektomi
M96.4 Lordosis pasca-bedah
M96.5 Skoliosis pasca-radiasi
M96.6 Fraktur tulang setelah pemasangan implant ortopedi,
prosethesis sendi,atau plat tulang
Kecuali:
komplikasi peralatan, implant, atau graft ortopedik
internal (T84.-)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

42

ICD 10 2nded

Apikes Iris

M96.8 Kelainan muskuloskeleton pasca-prosedur lainnya


Ketidakstabilan sendi akibat pembuangan prosthesis sendi
M96.9 Kelainan muskuloskeleton pasca-prosedur, tak
dijelaskan

M99 Lesi biomekanis, not elsewhere classified


Note:
Kategori ini jangan dipakai kalau kondisi dapat
diklasifikasikan di tempat lain.
Subklasifikasi tambahan yang menunjukkan situs lesi berikut
disediakan untuk penggunaan pilihan dengan subkategori yang sesuai
pada M99.-; lihat juga catatan pada awal bab ini.
0 Daerah kepala
1 Daerah leher

oksipitoservikalis
servikotorakalis

2 Daerah toraks

torakolumbalis

3 Daerah lumbalis

lumbosakralis

4 Daerah sakrum

sakrokoksigis, sakroiliaka

5 Daerah pelvik

panggul, pubis

6 Anggota bawah
7 Anggota atas

acromioklavikularis,

sternoklavikularis
8 Dada

kostokondralis, kostovertebralis,

sternokondralis
9 Abdomen dan lainnya

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

43

ICD 10 2nded

Apikes Iris

M99.0 Disfungsi segmen dan somatik


M99.1 Kompleks subluksasio (vertebra)
M99.2 Stenosis subluksasio pada neural canal
M99.3 Stenosis osseosa pada neural canal
M99.4 Stenosis jaringan ikat pada neural canal
M99.5 Stenosis diskus intervertebralis pada neural canal
M99.6 Stenosis osseosa dan subluksasio pada foramina
intervertebralis
M99.7 Stenosis jaringan ikat dan diskus pada foramina
intervertebralis
M99.8 Lesi biomekanis lain
M99.9 Lesi biomekanis, tak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

44

CHAPTER XIV.

CHAPTER XV. HAMIL, MELAHIRKAN,


DAN NIFAS (O00-O99)
Bab ini berisi kode yang menjelaskan semua kondisi obstetrik.
Masa obstetrik adalah dari konsepsi sampai dengan 42 hari (6 minggu)
setelah melahirkan. Blok-blok kode tersusun menurut kemajuan
kehamilan, yaitu sejak pembentukan awal janin sampai melahirkan dan
selanjutnya masa nifas. Cara lain untuk mengingat urutan adalah
menurut pembagian periode antenatal, kelahiran, dan postnatal.
Pencarian entri beberapa kondisi obstetrik pada volume 3 (Indeks
Alfabet) tidak selalu menuju sasaran secara langsung. Term terbaik
yang dipakai untuk mulai adalah abortion (terdapat Tabel untuk
membantu menentukan kode komplikasi), pregnancy (terutama pada
complicated by dan management affected by), labour (usaha
melahirkan), delivery (kelahiran), dan puerperal (nifas).
Kecuali:

penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20-

B24)
cedera, keracunan dan akibat lain tertentu dari
penyebab luar (S00-T98)
kelainan jiwa dan tingkah laku yang berhubungan
dengan nifas (F53.-)
tetanus obstetris (A34)
nekrosis kelenjar pituitary postpartum (E23.0)
osteomalasia nifas (M83.0)
supervisi: kehamilan resiko tinggi (Z35.-), kehamilan
normal (Z34.-)

Bab ini berisi blok-blok berikut:


O00-O08 Hamil dengan akhir abortus
O10-O16 Edema, proteinuria dan hipertensi pada hamil,
melahirkan dan nifas
O20-O29 Kelainan maternal lain yang umumnya berhubungan
dengan kehamilan
O30-O48 Asuhan ibu yang berhubungan dengan fetus dan cairan
amnion, dan kemungkinan timbulnya masalah melahirkan

ICD 10 2nded

Apikes Iris

O60-O75 Komplikasi labour dan delivery


O80-O84 Delivery
O85-O92 Komplikasi yang terutama berhubungan dengan nifas
O95-O99 Kondisi obstetrik lain, not elsewhere classified

Kehamilan yang berakhir dengan abortus (O00-O08)


Kecuali:

penerusan hamil gestasi ganda yang satu janin atau

lebih telah abortus (O31.1)


O00. Ectopic pregnancy
Termasuk:
ruptured ectopic pregnancy kehamilan ektopik
terganggu (KET)
Gunakan kode tambahan dari O08.-, kalau perlu, untuk
identifikasi komplikasi.

O00.0

Kehamilan abdomen

Kecuali:

lahir hidup pada kehamilan abdomen (O83.3)


asuhan ibu untuk janin hidup pada hamil

abdomen (O36.7)
O00.1

Kehamilan tuba

Kehamilan Fallopii, ruptur tuba akibat hamil, abortus tuba


O00.2

Kehamilan ovarium

O00.8

Kehamilan ektopik lain

Kehamilan pada servix, kornu (instersititalis),


interligamen, mural (dinding).
O00.9

Kehamilan ektopik, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

O01 Hydatidiform mole


Hydatidiform mole (mola hidatidosa) adalah kehamilan dengan
villinya menjadi hydropic dan elemen trofoblasnya memperbanyak diri.
Chorioadenoma destruens (invasive mole) adalah invasi lokal mola ke
miometrium.
Choriocarcinoma
adalah
tumor
invasif
yang
bermetastasis, terdiri dari sel-sel trofoblast ganas tanpa villi yang
hydropic..
Gunakan kode tambahan dari O08.-, kalau perlu, untuk
identifikasi komplikasi.
Kecuali:

O01.0

malignant hydatidiform mole (D39.2)

Hydatidiform mole klasik

Hhydatidiform mole komplit


O01.1

Hydatidiform mole tidak komplit dan parsial

O01.9

Hydatidiform mole, tidak dijelaskan

Penyakit trofoblast NOS, mola vesicularis NOS


O02 Produk abnormal lain dari pembuahan
Gunakan kode tambahan dari O08.-, kalau perlu, untuk
identifikasi komplikasi.
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded
Kecuali:
O02.0

Apikes Iris

Papyraceous fetus (O31.0)

Blighted ovum dan mola non-hydatidiformis

Mole: carneous, fleshy, intrauterine NOS,


Ovum patologis
O02.1

Missed abortion

Kematian janin dini dengan retensi janin mati


Kecuali:

missed abortion dengan:


blighted ovum (O02.0)
mola: hydatidiformis (O01.-), non-hydatidiformis

(O02.0)
O02.8

Produk abnormal lain pembuahan yang disebutkan

Kecuali:

dengan:
blighted ovum (O02.0)
mola: hydatidiformis (O01.-), non-hydatidiformis

(O02.0)
O02.9

Produk abnormal pembuahan, tidak dijelaskan

Subdivisi karakter keempat berikut digunakan pada kategori


O03-O06:
Note: Abortus inkomplit melibatkan hasil konsepsi yang
tertinggal setelah abortus

.0.

Inkomplit, dengan komplikasi infeksi saluran genital dan


pelvik
dengan kondisi pada O08.0

.1.

Inkomplit, dengan komplikasi perdarahan terlambat dan


berlebihan
dengan kondisi pada O08.1

.2.

Inkomplit, dengan komplikasi embolisme


dengan kondisi pada O08.2

.3.

Inkomplit, dengan komplikasi lain dan tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

dengan kondisi pada O08.3 O08.9


.4.

Inkomplit, tanpa komplikasi

.5.

Komplit atau tidak jelas, dengan komplikasi infeksi saluran


genital dan pelvik
dengan kondisi pada O08.0

.6.

Komplit atau tidak jelas, komplikasi perdarahan terlambat


dan berlebihan
dengan kondisi pada O08.1

.7.

Komplit atau tidak jelas, dengan komplikasi embolisme


dengan kondisi pada O08.2

.8.

Komplit atau tidak jelas, dengan komplikasi lain dan tidak


jelas
dengan kondisi pada O08.3 O08.9

.9.

Komplit atau tidak jelas, tanpa komplikasi

O03 Abortus spontan


Termasuk:
keguguran:
O04 Abortus medis
Termasuk:
pengakhiran kehamilan secara legal atau untuk
terapi:
O05 Abortus lain
O06 Abortus yang tidak dijelaskan
Termasuk:
abortus induksi NOS

O07 Usaha abortus yang gagal


Termasuk:
usaha induksi abortus yang gagal
Kecuali:
O07.0

abortus inkomplit (O03-O06)

Abortus medis gagal, komplikasi infeksi saluran genital

dan pelvis

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded
O07.1

Apikes Iris

Abortus medis gagal, komplikasi perdarahan terlambat

atau berlebihan
O07.2

Abortus medis gagal, komplikasi embolisme

O07.3

Abortus medis gagal, komplikasi lain dan tidak

dijelaskan
O07.4

Abortus medis gagal, tanpa komplikasi, NOS

O07.5

Usaha abortus gagal lain dan tidak jelas, komplikasi

infeksi saluran genital dan pelvis.


O07.6

Usaha abortus gagal lain dan tidak jelas, komplikasi

perdarahan terlambat atau berlebihan


O07.7

Usaha abortus gagal lain dan tidak jelas, komplikasi

embolism
O07.8

Usaha abortus gagal lain dan tidak jelas, komplikasi

tidak jelas
O07.9

Usaha abortus gagal lain dan tidak jelas, tanpa

komplikasi.
Usaha abortus yang gagal NOS

O08 Komplikasi abortus dan hamil ektopik atau mola


Catatan: Kode ini disediakan terutama untuk pengkodean
morbiditas

O08.0

Infeksi saluran genital dan pelvik setelah abortus, hamil

ektopik dan mola.


Endometritis, parametritis, salpingitis, salpingo-oophoritis,
oophoritis,
Pelvic peritonitis, sepsis, septicaemia, septic shock;
mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07
Kecuali:

embolisme septik atau septikopyemik (O08.2)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

infeksi saluran kemih (O08.8)


O08.1

Perdarahan terlambat atau berlebihan setelah abortus,

hamil ektopik dan mola.


Afibrinogenaemia, defibrination syndrome, intravascular
coagulation;
mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07
O08.2

Embolisme setelah abortus, kehamilan ektopik dan

mola.
Embolism:

NOS, udara, bekuan darah, pulmonary,


septic or septicopyaemic, amniotic fluid,

pyaemic, soap;
mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07
O08.3

Shock setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola

Circulatory collapse, shock (postoperative), )


mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07
Kecuali:
O08.4

septic shock (O08.0)

Gagal ginjal setelah abortus, kehamilan ektopik dan

mola
Oliguria, uraemia,
Gagal ginjal (akut), renal shutdown, renal tubulkar
necrosis;
mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07)
O08.5

Kelainan metabolik setelah abortus, kehamilan ektopik

dan mola
Gangguan keseimbangan elektrolit
mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07
O08.6

Kerusakan pada organ dan jaringan pelvik yang

mengikuti kondisi pada O00-O07


Lacserasi, perforasi, tear atau kerusakan kimiawi pada

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

bladder, bowel, broad ligament, cervix, periurethral


tissue, uterus;
yang mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00O07
O08.7

Komplikasi lain vena setelah abortus, kehamilan ektopik

dan mola
O08.8

Komplikasi lain setelah abortus, kehamilan ektopik dan

mola
Cardiac arrest (serangan jantung), infeksi saluran kemih;
yang mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00O07
O08.9

Komplikasi setelah abortus, kehamilan ektopik dan

mola, tidak dijelaskan


Komplikasi tidak dijelaskan yang mengikuti kondisi pada
O00-O07

Untuk penggunaan kategori ini, rujukan pada aturan dan


pedoman pengkodean morbiditas pada volume 2 adalah sebagai
berikut:
O08 Komplikasi setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola
Kode-kode ini tidak digunakan untuk KU, Kecuali kalau episode
perawatan adalah untuk mengatasi komplikasi, misalnya komplikasi
abortus sebelumnya. Ia bisa digunakan sebagai kode tambahan pada
kategori O00-O02 untuk identifikasi komplikasi, atau O03-O07 untuk
memberikan detil komplikasi yang lebih jelas.
Perhatikan bahwa syarat inklusi pada subkategori O08 harus
dirujuk sewaktu memberikan subkategori empat karakter pada O03O07.

Contoh 19
Kondisi utama : Ruptura kehamilan tuba dengan syok.
Spesialisasi: Ginekologi.
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded
Kode :

Apikes Iris

Kehamilan tuba yang ruptur (O00.1) sebagai KU.

Untuk kode tambahan bisa dipakai O08.3 (syok setelah


abortus, kehamilan ektopik dan mola).
Contoh 20
Kondisi utama : Abortus inkomplit dengan rahim tembus.
Spesialisasi
Kode :

: Ginekologi.

Abortus tidak komplit dengan komplikasi lain atau

tidak dijelaskan (O06.3) sebagai KU. Sebagai kode


tambahan dipilih O08.6 (kerusakan organ dan jaringan
pelvis setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola).
Contoh 21
KU

: Disseminated intravascular coagulation setelah abortus di


tempat lain.

Spesialisasi
Kode :

: Ginekologi.

Perdarahan terlambat dan berlebihan setelah abortus

dan kehamilan ektopik dan mola (O08.1) sebagai KU.


Kode lain tidak perlu karena abortus dilakukan pada
episode perawatan yang berbeda.
Abortus umumnya didefiniskan sebagai kelahiran atau
kehilangan hasil konsepsi sebelum minggu ke-20
kehamilan (yang sesuai dengan berat sekitar 500 g).
Kelahiran antara usia 20-37 minggu disebut kelahiran
preterm (prematur).
Pembedaan dibuat antara abortus dini (< 12 minggu)
dan lanjut (12-20 minggu). Setelah 12 minggu, plasenta
definitif dengan aliran darah yang lebih besar dan
terorganisir telah terbentuk, sehingga perdarahan lebih
mudah terjadi. Tulang janin yang juga mulai terbentuk,
dapat menembus rahim sewaktu dikeluarkan. Abortus bisa
diklasifikasikan atas spontan atau diinduksi, mengancam
(imminens) atau tak terelakkan (insipiens), sempurna atau

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

tidak sempurna, habitualis, missed (tak diketahui), atau


septik.

Edema, proteinuria dan kelainan hipertensi pada


kehamilan, melahirkan dan nifas (KMN) (O10-O16)
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi dengan albuminuria
atau edema antara kehamilan 20 minggu dan akhir minggu pertama
pascalahir. Eklampsia adalah kejang atau koma tanpa penyebab lain
yang terjadi pada periode waktu yang sama.
Penyebab preeklampsia dan eklampsia tidak diketahui.
Preeklampsia berkembang pada 5% wanita hamil, biasanya
primigravida (pertama kali hamil) dan wanita dengan hipertensi atau
penyakit pembuluh darah sebelumnya Kalau tidak diobati,
preeklampsia akan berkembang menjadi eklampsia. Eklampsia
berkembang pada 1 dari 200 wanita dengan preeklampsia dan
biasanya fatal kalau tidak diobati.
Wanita hamil dengan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih,
edema muka atau tangan, albuminuria >1, atau tekanan darahnya
naik 30 mmHg (sistolik) atau 15 mmHg (diastolik) walau pun tidak
melebihi 140/90 mmHg harus dianggap preeklampsia. Preeklampsia
ringan muncul sebagai hipertensi perbatasan, edema yang tidak
responsif, atau albuminuria. Pasien dengan tekanan darah 150/110
mmHg, edema yang nyata, albuminuria >3, gangguan penglihatan,
atau nyeri perut memiliki preeklampsia berat.

O10 Hipertensi yang sebelumnya telah ada mempersulit KMN


Termasuk:
kondisi berikut dengan proteinuria yang telah
ada sebelumnya
Kecuali:

yang terjadi dengan proteinuria yang meningkat atau

yang timbul kemudian (O11)


O10.0

Hipertensi esensial yang sebelumnya telah ada

mempersulit KMN
Setiap kondisi pada I10 sebagai alasan asuhan obstetrik
selama KMN
O10.1

Penyakit jantung hipertensif yang sebelumnya telah ada

mempersulit KMN

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

10

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Setiap kondisi pada I11.- sebagai alasan asuhan obstetrik


selama KMN
O10.2

Penyakit ginjal hipertensif yang sebelumnya telah ada

mempersulit KMN
Setiap kondisi pada I12.- sebagai alasan asuhan obstetrik
selama KMN
O10.3

Penyakit jantung dan ginjal hipertensif yang sebelumnya

telah ada mempersulit KMN


Setiap kondisi pada I13.- sebagai alasan asuhan obstetrik
selama KMN
O10.4

Hipertensi sekunder yang sebelumnya telah ada

mempersulit KMN
Setiap kondisi pada I15.- sebagai alasan asuhan obstetrik
selama KMN
O10.9

Hipertensi yang tidak jelas yang sebelumnya telah ada

mempersulit KMN
O11 Kelainan hipertensi yang sebelumnya telah ada diperberat
oleh proteinuria
Kondisi pada O10.- yang dipersulit oleh peningkatan proteinuria
Pre-eclampsia yang timbul pada masalah lain (superimposed
pre-eclampsia)
O12 Edema dan proteinuria akibat kehamilan [gestational]
tanpa hipertensi
O12.0 Edema akibat kehamilan (gestational oedema)
O12.1

Proteinuria akibat kehamilan (gestational proteinuria)

O12.2

Edema akibat kehamilan dengan proteinuria

O13 Hipertensi akibat kehamilan tanpa proteinuria yang nyata


Hipertensi akibat kehamilan (gestational hypertension) NOS;
Pre-eklampsia ringan
O14 Hipertensi akibat kehamilan dengan proteinuria yang nyata

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

11

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali: pre-eklampsia yang timbul pada masalah lain


(superimposed pre-eclampsia) (O11)
O14.0

Pre-eklampsia sedang

O14.1

Pre-eklampsia berat

O14.9

Pre-eklampsia, tidak dijelaskan

O15 Eklampsia
Termasuk:
kejang yang terjadi setelah timbulnya kondisi
O10-O14 dan O16
O15.0

Eklampsia pada kehamilan

O15.1

Eklampsia pada waktu melahirkan

O15.2

Eklampsia pada nifas

O15.9

Eklampsia: tidak dijelaskan waktunya, NOS

O16 Hipertensi maternal yang tidak dijelaskan


Hipertensi sementara pada kehamilan

Kelainan maternal lain pada kehamilan (O20-O29)


Catatan:

Kategori-kategori O24.- dan O25 melibatkan kondisi

berikut walau pun terjadinya bisa pada waktu melahirkan


atau nifas..
Kecuali:

Asuhan ibu untuk masalah janin, amnion, dan

mungkin melahirkan (O30-O48)


Penyakit ibu yang bisa diklasifikasikan di tempat lain,
tapi mempersulit KMN (O98-O99)
O20 Perdarahan pada kehamilan dini
Kecuali: hamil yang berakhir dengan abortus (O00-O08)
O20.0

Threatened abortion (ancaman abortus:, abortus

imminens)
Perdarahan yang dinyatakan sebagai akibat ancaman
abortus
O20.8

Perdarahan lain pada kehamilan dini

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

12

ICD 10 2nded
O20.9

Apikes Iris

Perdarahan pada kehamilan dini, tidak dijelaskan

O21 Muntah berlebihan pada kehamilan


Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah selama hamil
yang menyebabkan berat
badan berkurang,
dehidrasi
dan
asidosis/ketosis. Keadaan ini berbeda dari morning sickness dengan
mual dan muntah, tapi berat badan terus bertambah dan tanpa
dehidrasi.
O21.0

Hyperemesis gravidarum ringan

Hyperemesis gravidarum, ringan atau tidak dijelaskan,


dimulai sebelum akhir minggu ke-22 kehamilan
O21.1

Hyperemesis gravidarum dengan kekacauan metabolik

Hyperemesis gravidarum, ringan atau tidak dijelaskan,


dimulai sebelum akhir minggu ke-22 kehamilan, dengan
kekacauan metabolik seperti: kehabisan karbohidrat,
dehidrasi, atau gangguan keseimbangan elektrolit
O21.2

Late vomiting of pregnancy


Muntah berlebihan yang dimulai setelah 22 minggu

kehamilan
O21.8

Muntah lain yang mempersulit kehamilan


Muntah akibat penyakit c.e.; mempersulit kehamilan
Gunakan kode tambahan, kalau diinginkan, untuk

identifikasi penyebab
O21.9

Muntah pada kehamilan, tidak dijelaskan

O22 Komplikasi vena pada kehamilan


Kecuali: embolisme pulmonalis pada obstetri (O88.-),
sebagai komplikasi dari:
abortus, hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.7),
melahirkan dan nifas (O87.-)
O22.0

Pelebaran vena (varicose vein) anggota bawah pada

kehamilan
Pelebaran vena NOS pada kehamilan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

13

ICD 10 2nded
O22.1

Apikes Iris

Varises genitalia pada kehamilan


Varises perineum, vagina, atau vulva pada kehamilan

O22.2

Thrombophlebitis superfisial pada kehamilan


Thrombophlebitis tungkai pada kehamilan

O22.3

Phlebothrombosis profunda pada kehamilan


Thrombosis vena profundus, antepartum

O22.4

Haemorrhoids pada kehamilan

O22.5

Thrombosis vena serebrealis pada kehamilan


Thrombosis sinus serebro-venosa pada kehamilan

O22.8

Komplikasi vena lainnya pada kehamilan

O22.9

Komplikasi vena pada kehamilan, tidak dijelaskan


Gestational: phlebitis NOS, phlebopati NOS, thrombosis

NOS
O23 Infeksi saluran genitourinarius pada kehamilan
O23.0 Infeksi ginjal pada kehamilan
O23.1

Infeksi kandung kemih pada kehamilan

O23.2

Infeksi urethra pada kehamilan

O23.3

Infeksi bagian lain saluran urinarius pada kehamilan

O23.4

Infeksi saluran urinarius yang tidak dijelaskan pada

kehamilan
O23.5

Infeksi saluran genital pada kehamilan

O23.9

Infeksi saluran genitourinarius lain dan tidak dijelaskan

pada kehamilan
Infeksi saluran genitourinarius pada kehamilan NOS

O24 Diabetes mellitus pada kehamilan


Termasuk: pada kelahiran dan nifas

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

14

ICD 10 2nded
O24.0

Apikes Iris

Diabetes mellitus yang sebelumnya telah ada, insulin-

dependent
O24.1

Diabetes mellitus yang sebelumnya telah ada, non-

insulin-dependent
O24.2

Diabetes mellitus akibat malnutrisi yang sebelumnya

telah ada
O24.3

Diabetes mellitus yang tidak dijelaskan yang sebelumnya

telah ada
O24.4

Diabetes mellitus yang muncul sewaktu hamil


Gestational diabetes mellitus (diabetes mellitus akibat

kehamilan) NOS
O24.9

Diabetes mellitus pada kehamilan, tidak dijelaskan

O25 Malnutrisi pada kehamilan


Malnutrisi pada kelahiran dan nifas
O26 Asuhan ibu untuk kondisi lain yang banyak berhubungan
dengan kehamilan
O26.0 Peningkatan berat badan berlebihan pada kehamilan
Kecuali: gestational oedema (edema akibat kehamilan)
(O12.0, O12.2)
O26.1

Peningkatan berat badan kurang pada kehamilan

O26.2

Perawatan kehamilan untuk abortus habitualis

Kecuali: orang dengan abortus habitualis:


yang sekarang abortus (O03-O06),
yang sekarang tidak hamil (N96)
O26.3

Intrauterine contraceptive device (IUD spiral)

tertahan pada kehamilan


O26.4

Herpes gestationis herpes akibat kehamilan

O26.5

Sindroma hipotensi ibu


Sindroma hipotensi pada posisi telentang

O26.6

Kelainan hati pada KMN

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

15

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali: sindroma hepatorenal setelah melahirkan (O90.4)


O26.7

Subluxasio symphysis (pubis) in KMN

Kecuali: pemisahan traumatika symphysis (pubis) waktu


melahirkan (O71.6)
O26.8

Kondisi lain yang dijelaskan akibat kehamilan


Lemah dan lelah, neuritis perifer, atau penyakit ginjal

akibat kehamilan
O26.9

Kondisi akibat kehamilan, tidak dijelaskan

O28 Penemuan abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu


Kecuali: penemuan diagnostik c.e. see Alphabetical Index
perawatan ibu untuk masalah janin, amnion atau
melahirkan (O30-O48)
O28.0

Penemuan hematologis abnormal pada pemeriksaan

antenatal ibu
O28.1

Penemuan biokimiawi abnormal pada pemeriksaan

antenatal ibu
O28.2

Penemuan sitologis abnormal pada pemeriksaan

antenatal ibu
O28.3

Penemuan ultrasonik abnormal pada pemeriksaan

antenatal ibu
O28.4

Penemuan radiologis abnormal pada pemeriksaan

antenatal ibu
O28.5

Penemuan kromosom dan genetik abnormal pada

pemeriksaan antenatal ibu


O28.8

Penemuan abnormal lain pada pemeriksaan antenatal

ibu
O28.9

Penemuan abnormal lain pada pemeriksaan antenatal

ibu, tidak dijelaskan


O29 Komplikasi anaesthesia selama kehamilan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

16

ICD 10 2nded
Termasuk:

Apikes Iris
komplikasi ibu akibat pemberian anestetik

umum atau lokal, analgesik atau penenang lain selama


kehamilan.
Kecuali:

komplikasi anestesia sewaktu:


abortus, kehamilan ektopik atau mola (O00-O08),
melahirkan (O74.-)
nifas (O89.-)

O29.0

Komplikasi anestesia pada paru-paru selama kehamilan

Akibat anestesia selama kehamilan


pneumonitis aspirasi,
inhalasi isi atau sekresi lambung NOS,
sindroma Mendelson (pneumonitis setelah aspirasi asam
lambung),
atau kolaps paru-paru akibat tekanan,
O29.1

Komplikasi anestesia pada jantung selama kehamilan

Gagal jantung, cardiac arrest atau failure akibat anestesia


selama kehamilan
O29.2

Komplikasi anestesia pada sistem syaraf pusat selama

kehamilan
Anoksia serebri akibat anestesia selama kehamilan
O29.3

Reaksi toksik terhadap anestesia lokal selama kehamilan

O29.4

Sakit kepala akibat anestesia spinal dan epidural selama

kehamilan
O29.5

Komplikasi lain akibat anestesia spinal dan epidural

selama kehamilan
O29.6

Intubasi (pemasukan tabung/selang) yang gagal atau

sulit selama kehamilan


O29.8

Komplikasi lain anestesia selama kehamilan

O29.9

Komplikasi anestesia selama kehamilan, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

17

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Asuhan ibu sehubungan dengan masalah janin, amnion


dan mungkin melahirkan (O30-O48)
Blok ini cukup besar dan mencakup berbagai kondisi yang
digunakan untuk kode alasan asuhan untuk ibu. Kondisi tersebut
adalah kehamilan ganda, kelainan presentasi (letak dan bagian
terdepan) janin, disproporsi (kesenjangan perbandingan ibu dan janin),
kelainan organ pelvik, kelainan dan masalah janin, kelainan cairan dan
selaput amnion, kelainan plasenta, persalinan palsu, dan kehamilan
memanjang (lebih dari 42 minggu).
Kode ini juga bisa digunakan untuk menjelaskan alasan asuhan
sewaktu admisi untuk pengakhiran kehamilan, antenatal care, induksi
persalinan, dan intervensi prosedur sewaktu melahirkan.
O30 Multiple gestation (kehamilan ganda)
Kecuali: komplikasi yang khusus pada kehamilan ganda
(O31.-)
O30.0

Twin pregnancy hamil kembar dua

O30.1

Triplet pregnancy hamil kembar tiga

O30.2

Quadruplet pregnancy hamil kembar empat

O30.8

Kehamilan ganda lainnya

O30.9

Kehamilan ganda, tidak dijelaskan,

Kehamilan ganda NOS


O31 Komplikasi yang khusus pada kehamilan ganda
Kecuali:
malpresentasi dari satu atau lebih janin (O32.5),
kembar siam penyebab disproporsi (O33.7),
kelahiran tertunda kembaran kedua dari kehamilan ganda.
(O63.2),
dengan obstructed labour kelahiran terhalang (O64-O66)
O31.0

Papyraceous fetus,

Fetus compressus
O31.1

Penerusan kehamilan setelah satu janin atau lebih

abortus.

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

18

ICD 10 2nded
O31.2

Apikes Iris

Penerusan kehamilan setelah kematian intrarahim satu

janin atau lebih


O31.8

Komplikasi lain khusus untuk kehamilan ganda

O32 Asuhan ibu untuk malpresentasi fetus yang diketahui atau


dicurigai.
Presentasi normal adalah occiput anterior, yaitu ubun-ubun
kecil di anterior ibu. Presentasi lain bisa occiput posterior, muka,
dahi, dan bokong (breech) atau sungsang. Presentasi bahu bisa
terjadi ketika janin melintang (oblique or transverse) terhadap ibu.
Termasuk:

kondisi berikut sebagai alasan untuk:


observasi, perawatan, atau asuhan obstetri lain,
seksio cesar sebelum persalinan (kala I) dimulai.

Kecuali:

kondisi berikut dengan obstruksi persalinan (O64.-)

O32.0

Asuhan ibu untuk letak (lie) anak yang tidak stabil

O32.1

Asuhan ibu untuk presentasi sungsang

O32.2

Asuhan ibu untuk letak transversa dan oblique

(lintang)
Presentasi: transversa, oblique
O32.3

Asuhan ibu untuk presentasi muka, dahi, dan dagu

O32.4

Asuhan ibu untuk kepala yang masih tinggi di saat term

(cukup bulan)
Kegagalan kepala janin memasuki pelvic brim (pinggir atas
panggul)
O32.5

Asuhan ibu untuk hamil ganda dengan malpresentasi 1

janin atau lebih


O32.6

Asuhan ibu untuk presentasi campuran (compound)

O32.8

Asuhan ibu untuk malpresentasi lain janin

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

19

ICD 10 2nded
O32.9

Apikes Iris

Asuhan ibu untuk malpresentasi janin yang tidak

dijelaskan
O33 Asuhan ibu untuk disproporsi yang diketahui atau dicurigai
Termasuk:
kondisi berikut sebagai alasan untuk:
observasi, perawatan, atau asuhan obstetri lain,
seksio cesar sebelum persalinan (kala I) dimulai.
Kecuali:

kondisi berikut dengan dengan obstruksi persalinan

(O65-O66)
O33.0

Asuhan ibu untuk disproporsi akibat deformasi tulang

pelvik ibu
Deformitas pelvik menyebabkan disproporsi NOS
O33.1

Asuhan ibu untuk disproporsi akibat penyempitan

panggul secara umum


Penyempitan pelvis NOS menyebabkan disproporsi
O33.2

Asuhan ibu untuk disproporsi akibat penyempitan inlet

panggul
Penyempitan pintu atas (inlet) panggul menyebabkan
disproporsi
O33.3

Asuhan ibu untuk disproporsi akibat penyempitan outlet

panggul
Penyempitan rongga tengah panggul menyebabkan
disproporsi
Penyempitan pintu bawah panggul (outlet) menyebabkan
disproporsi
O33.4

Asuhan ibu untuk disproporsi campuran yang berasal

dari ibu dan janin


O33.5

Asuhan ibu untuk disproporsi akibat janin yang besar

dari biasanya
Disproporsi akibat janin dengan janin yang terbentuk
normal, disproporsi janin NOS

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

20

ICD 10 2nded
O33.6

Apikes Iris

Asuhan ibu untuk disproporsi akibat janin

hydrocephalus
O33.7

Asuhan ibu untuk disproporsi akibat deformitas janin

lainnya
Disproporsi akibat: kembar siam
janin dengan: asites, hidrops, meningomyelocele,
teratoma sakrum, tumor
O33.8

Asuhan ibu untuk disproporsi dengan penyebab lain

O33.9

Asuhan ibu untuk disproporsi, tidak dijelaskan

Disproporsi: sefalopelvik NOS, fetopelvik NOS


O34 Asuhan ibu untuk known or suspected abnormality of pelvic
organs
Termasuk:
kondisi berikut sebagai alasan untuk:
observasi, perawatan, atau asuhan obstetri lain,
seksio cesar sebelum persalinan (kala I) dimulai.
Kecuali:

kondisi berikut dengan dengan obstruksi persalinan

(O65.5)
O34.0

Asuhan ibu untuk malformasi kongenital uterus

Asuhan ibu untuk: double uterus, uterus bicornis


O34.1

Asuhan ibu untuk tumor korpus uteri

Asuhan ibu untuk: polip korpus uteri, fibroid uterus


Kecuali:
O34.2

asuhan ibu untuk tumor servix (O34.4)

Asuhan ibu akibat jaringan parut dari pembedahan

sebelumnya
Asuhan ibu untuk jaringan parut seksio sesar sebelumnya
Kecuali:

kelahiran per vaginam setelah seksio sesar

sebelumnya NOS (O75.7)


O34.3

Asuhan ibu untuk inkompetensi servix

Asuhan ibu untuk cerclage (penjahitan servix) atau sutura


Shirodkar

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

21

ICD 10 2nded

Apikes Iris

dengan or tanpa disebutkan inkompetensi servix


O34.4

Asuhan ibu untuk kelainan lain servix

Asuhan ibu untuk: polyp, tumor, operasi sebelumnya,


striktura atau stenosis servix
O34.5

Asuhan ibu untuk kelainan lain pada uterus hamil

Asuhan ibu untuk: inkarserasi (terjepit), prolaps, atau


retroversi uterus hamil
O34.6

Asuhan ibu untuk kelainan vagina

Asuhan ibu untuk: stenosis vagina (didapat)(kongenital),


septate vagina (berseptum)
striktura, tumor, operasi sebelumnya pada vagina,
Kecuali: asuhan untuk varises vagina pada kehamilan
(O22.1)
O34.7

Asuhan ibu untuk kelainan vulva dan perineum

Asuhan ibu untuk: fibrosis perineum, perineum kaku,


tumor vulva,
operasi sebelumnya pada perineum atau vulva,
Kecuali: asuhan untuk varises perineum dan vulva pada
kehamilan (O22.1)
O34.8

Asuhan ibu untuk kelainan lain pada organ pelvik

Asuhan ibu untuk: cystocele, rectocele, lantai pelvik kaku,


perbaikan lantai pelvik (sebelumnya), pendulous
abdomen (berayun)
O34.9

Asuhan ibu untuk kelainan organ pelvik yang tidak

dijelaskan
O35 Asuhan ibu untuk kelainan dan kerusakan janin yang
diketahui atau dicurigai
Termasuk:
kondisi berikut pada janin sebagai alasan untuk:
observasi, perawatan, atau asuhan obstetri lain,
seksio cesar sebelum persalinan (kala I) dimulai.

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

22

ICD 10 2nded
Kecuali:

Apikes Iris

asuhan ibu untuk disproporsi yang diketahui atau

dicurigai (O33.-)
O35.0

Asuhan ibu untuk (kecurigaan) malformasi sistem syaraf

pusat pada janin


Asuhan ibu untuk (kecurigaan) fetal: anencephaly, spina
bifida
Kecuali: kelainan kromosom pada janin (O35.1)
O35.1

Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kelainan kromosom pada

janin
O35.2

Asuhan ibu untuk (kecurigaan) penyakit herediter pada

janin
Kecuali: kelainan kromosom pada janin (O35.1)
O35.3

Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat

penyakit virus ibu


Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat
infeksi cytomegalovirus atau rubella pada ibu
O35.4

Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat

alkohol
O35.5

Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat

obat-obatan
Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat
addiksi obat
Kecuali:

fetal distress ketika melahirkan akibat

pemberian obat (O68.-)


O35.6

Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat

radiasi
O35.7

Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat

prosedur medis lain


Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat:

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

23

ICD 10 2nded

Apikes Iris

amniocentesis, biopsi, pemeriksaan darah, IUD, operasi


intra-uterus
O35.8

Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kelainan dan kerusakan

lain pada janin


Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat
listeriosis atau toxoplasmosis ibu
O35.9 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kelainan dan kerusakan
janin yang tidak dijelaskan
O36 Asuhan ibu untuk masalah lain yang diketahui atau
dicurigai pada janin
Termasuk:
kondisi berikut pada janin sebagai alasan untuk:
observasi, perawatan atau asuhan obstetri lain, atau untuk
pengakhiran kehamilan.
Kecuali:

kelahiran yang dipersulit oleh stress [distress] janin

(O68.-)
sindroma transfusi plasenta (O43.0)
O36.0

Asuhan ibu untuk isoimunisasi rhesus

Antibodi Anti-D [Rh], inkompatibilitas Rh (dengan hydrops


fetalis)
O36.1

Asuhan ibu untuk other isoimunisasi

Isoimunisasi ABO, isoimunisasi NOS (dengan hydrops


fetalis)
O36.2

Asuhan ibu untuk hydrops fetalis

Hydrops fetalis: NOS, tidak berhubungan dengan


isoimunisasi
O36.3

Asuhan ibu untuk tanda-tanda hipoksia janin

O36.4

Asuhan ibu untuk kematian intrauterus

Kecuali: missed abortion (O02.1)


O36.5

Asuhan ibu untuk pertumbuhan janin yang lambat

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

24

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Asuhan ibu untuk berat badan rendah (light-for-dates),


ukuran badan kecil (small-for-dates), atau insufisiensi
plasenta, yang diketahui atau dicurigai
O36.6

Asuhan ibu untuk pertumbuhan janin berlebihan

Asuhan ibu untuk janin large-for-dates yang diketahui atau


dicurigai
O36.7

Asuhan ibu untuk janin hidup pada kehamilan abdomen

O36.8

Asuhan ibu untuk masalah lain janin yang diketahui

O36.9

Asuhan ibu untuk masalah janin yang tidak dijelaskan

O40 Polyhydramnios
Hydramnios
O41 Kelainan lain pada cairan dan selaput ketuban
Kecuali: ketuban pecah dini premature rupture of membranes
(O42.-)
O41.0

Oligohydramnios

Oligohydramnios tanpa disebutkan ketuban pecah


O41.1

Infeksi kantong dan selaput ketuban (amnion)

Amnionitis, chorioamnionitis, membranitis, placentitis


O41.8

Kelainan lain cairan dan selaput ketuban yang dijelaskan

O41.9

Kelainan cairan dan selaput ketuban yang tidak

dijelaskan
O42 Premature rupture of membranes - ketuban pecah dini
O42.0 Premature rupture of membranes, persalinan dimulai
dalam 24 jam
O42.1

Premature rupture of membranes, persalinan dimulai

setelah 24 jam
Kecuali: dengan persalinan diperlambat oleh terapi (O42.2)
O42.2

Premature rupture of membranes, persalinan

diperlambat oleh terapi


O42.9

Premature rupture of membranes, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

25

ICD 10 2nded

Apikes Iris

O43 Kelainan plasenta


Kecuali: asuhan ibu untuk pertumbuhan janin yang lambat
akibat insufisiensi plasenta (O36.5),
placenta praevia (O44.-),
pemisahan prematur plasenta [abruptio placentae]
(O45.-)
O43.0

Placental transfusion syndromes

Transfusi: fetomaternal, maternofetal, twin-to-twin


O43.1

Malformasi plasenta

Plasenta abnormal NOS, plasenta circumvallata


O43.8

Kelainan lain plasenta: disfungsi plasenta, infark

plasenta
O43.9

Kelainan plasenta, tidak dijelaskan

O44 Placenta praevia


O44.0 Placenta praevia yang dinyatakan tanpa perdarahan
Implantasi rendah plasenta yang dinyatakan tanpa
perdarahan
O44.1

Placenta praevia dengan perdarahan

Implantasi rendah plasenta, NOS atau dengan perdarahan,


Placenta praevia: marginal, partial atau total, NOS atau
dengan perdarahan
Kecuali:

persalinan yang dipersulit oleh perdarahan dari

vasa praevia (O69.4)


O45 Pemisahan prematur plasenta [abruptio placentae]
O45.0 Pemisahan prematur plasenta dengan cacad koagulasi
Abruptio placentae dengan perdarahan (berlebihan) akibat:
afibrinogenaemia, DIC, hyperfibrinolysis,
hypofibrinogenaemia
O45.8

Pemisahan prematur lainnya pada plasenta

O45.9

Pemisahan prematur plasenta, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

26

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Abruptio placentae NOS


O46 Perdarahan antepartum, not elsewhere classified
Kecuali: perdarahan pada kehamilan dini (O20.-), perdarahan
intrapartum NEC (O67.-)
placenta praevia (O44.-), pemisahan prematur [abruptio]
plasenta (O45.-)
O46.0

Perdarahan antepartum dengan cacad koagulasi

Perdarahan antepartum (berlebihan) akibat:


afibrinogenaemia, DIC, hyperfibrinolysis,
hypofibrinogenaemia
O46.8

Perdarahan antepartum lainnya

O46.9

Perdarahan antepartum, tidak dijelaskan

O47 False labour persalinan palsu


O47.0 False labour sebelum 37 minggu kehamilan
O47.1

False labour pada atau setelah 37 minggu kehamilan

O47.9

False labour, tidak dijelaskan

O48 Prolonged pregnancy


Post-dates, post-term

Komplikasi persalinan dan kelahiran (O60-O75)


Induksi persalinan (labour, partus kala I) secara elektif jarang
dilakukan Kecuali untuk pasien yang akan sulit mencapai rumah sakit
untuk melahirkan pada waktunya. Pada induksi obstetris atau medis,
proses penyakit harus terkontrol, dan alasan induksi harus jelas dan
dicatat. Induksi biasanya menggunakan oksitosin intravena (IV) untuk
merangsang persalinan, atau untuk memperkuat persalinan kalau
kontraksi tidak teratur. Ketika persalinan telah dimulai (pembukaan 4
cm dengan effacement [penipisan serviks] hampir sempurna),
biasanya serviks akan membuka 1 cm/jam. Kalau persalinan tidak
terjadi, pasien dianggap menderita disfungsi hipotonik uterus. Kadangkadang kontraksi terlalu kuat, sering, atau keduanya yaitu disfungsi
persalinan hipertonik. Pada pasien ini pemberian oksitosin harus
segera dihentikan.
O60. Kelahiran preterm

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

27

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Awal persalinan (spontan) sebelum lengkap 37 minggu


kehamilan
O61. Kegagalan induksi persalinan
O61.0 Kegagalan induksi persalinan medis
Kegagalan induksi (persalinan) medis dengan: oxytocin,
prostaglandins
O61.1 Kegagalan induksi persalinan dengan instrumen
Kegagalan induksi (persalinan) medis secara: mekanis,
bedah
O61.8

Kegagalan induksi persalinan lainnya.

O61.9

Kegagalan induksi persalinan, tidak dijelaskan

O62. Kelainan tenaga persalinan


O62.0 Kontraksi inadekuat primer
Kegagalan dilatasi servix
Disfungsi hipotonik primer uterus
O62.1

Inersia uterus sekunder

Fase aktif persalinan terhenti


Disfungsi hipotonik sekunder uterus
O62.2

Inersi lain uterus

Atonia uterus, persalinan irreguler, persalinan desultory


(kontraksi tak teratur)
kontraksi lemah, inersia uterus NOS, disfungsi hipotonik
uterus NOS
O62.3

Precipitate labour persalinan yang cepat [partus

presipitatus]
O62.4

Kontraksi hipertonik uterus, tidak teratur dan waktunya

memanjang
Distosia uterus NOS, distosia cincin kontraksi [distosia =
susah melalui jalan lahir]

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

28

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kontraksi tetanik, kontraksi hour-glass uterus, disfungsi


hipertonik uterus
Partus tidak teratur, kerja uterus tak teratur
Kecuali: distosia (janin)(maternal) NOS (O66.9)
O62.8

Kelainan lain tenaga persalinan

O62.9

Kelainan tenaga persalinan, tidak dijelaskan

O63. Long labour partus memanjang


O63.0 Kala I (persalinan) memanjang sejak kontraksi dimulai
O63.1

Kala II (persalinan) memanjang sejak pembukaan

lengkap sampai lahir


O63.2

Kelahiran bayi kedua.pada twin, triplet, dst. tertunda

O63.9

Partus memanjang (long labour): tidak dijelaskan, NOS

[Partus lama sering berarti partus terlantar yang


kodenya bukan disini]
O64. Persalinan terhambat (obstructed labour) akibat malposisi
dan malpresentasi fetus
O64.0 Persalinan terhambat akibat rotasi kepala janin tidak
sempurna
Deep transverse arrest
Persalinan terhambat akibat (posisi) persisten:
oksipito-iliaka, oksipito-posterior, oksipito-sakrum,
oksipito-transversa
O64.1

Persalinan terhambat akibat presentasi sungsang

O64.2

Persalinan terhambat akibat presentasi muka

Persalinan terhambat akibat presentasi dagu


O64.3

Persalinan terhambat akibat presentasi dahi

O64.4

Persalinan terhambat akibat presentasi bahu

Prolapsed arm (lengan menumbung)


Kecuali: bahu terhambat atau distosia bahu (O66.0)
O64.5

Persalinan terhambat akibat presentasi campuran

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

29

ICD 10 2nded
O64.8

Apikes Iris

Persalinan terhambat akibat malposisi dan

malpresentasi lain
O64.9

Persalinan terhambat akibat malposisi dan

malpresentasi yang tidak dijelaskan


O65. Persalinan terhambat akibat kelainan pelvik ibu
O65.0 Persalinan terhambat akibat deformasi pelvis
O65.1

Persalinan terhambat akibat panggul secara umum

sempit
O65.2

Persalinan terhambat akibat penyempitan pintu atas

panggul
O65.3

Persalinan terhambat akibat penyempitan pintu bawah

dan rongga panggul


O65.4

Persalinan terhambat akibat disproporsi feto-pelvik,

tidak dijelaskan
Kecuali: distosia akibat kelainan janin (O66.2-O66.3)
O65.5

Persalinan terhambat akibat kelainan organ pelvik ibu

Persalinan terhambat akibat kondisi yang tercantum pada


O34.O65.8

Persalinan terhambat akibat kelainan lain pelvik ibu

O65.9

Persalinan terhambat akibat kelainan pelvik ibu yang

tidak dijelaskan
O66. Persalinan terhambat lainnya
O66.0 Persalinan terhambat akibat distosia bahu
Impacted shoulders
O66.1

Persalinan terhambat akibat locked twins si kembar

saling mengunci
O66.2

Persalinan terhambat akibat janin sangat besar

O66.3

Persalinan terhambat akibat kelainan lain pada janin

Distosia akibat: kembar siam, janin hidrosefalus,

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

30

ICD 10 2nded

Apikes Iris

asites, hydrops, meningomyelocele, sacral teratoma, atau


tumor pada janin
O66.4

Kegagalan percobaan persalinan, tidak dijelaskan

Kegagalan percobaan persalinan dengan kelahiran


kemudian secara seksio sesar
O66.5

Kegagalan penggunaan ekstraksi vakum dan forseps,

tidak dijelaskan
Kegagalan ekstraksi vakum disusul dengan penggunaan
forseps,
atau kegagalan ekstraksi forceps disusul dengan seksio
sesar
O66.8

Persalinan terhambat lain yang dijelaskan

O66.9

Persalinan terhambat, tidak dijelaskan

Dystocia: NOS, fetal NOS, maternal NOS


O67. Persalinan dipersulit oleh perdarahan intrapartum, n.e.c.
Kecuali: placenta praevia (O44.-), abruptio placentae (O45.-),
perdarahan antepartum NEC (O46.-), perdarahan
postpartum (O72.-)
O67.0

Perdarahan intrapartum dengan cacad koagulasi

Perdarahan (berlebihan) intrapartum akibat:


DIC, afibrinogenaemia, hypofibrinogenaemia,
hyperfibrinolysis
O67.8

Perdarahan intrapartum lainnya -

Perdarahan intrapartum berlebihan


O67.9

Perdarahan intrapartum, tidak dijelaskan

O68. Persalinan dipersulit oleh fetal stress [distress]


Termasuk: fetal distress pada persalinan dan kelahiran akibat
pemberian obat
O68.0

Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh kelainan fetal

heart rate (FHR)


ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

31

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Fetal: bradycardia, tachycardia, irama jantung tidak teratur


Kecuali:

dengan meconium di dalam cairan amnion

(O68.2)
O68.1

Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh meconium di

dalam cairan amnion


Kecuali: dengan kelainan FHR (O68.2)
O68.2

Persalinan dan kelahiran dipersulit kelainan FHR

dengan meconium di cairan amnion


O68.3

Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh bukti

biokimiawi fetal stress


Asidemia atau gangguan keseimbangan asam basa pada
janin
O68.8

Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh bukti lain fetal

stress
Bukti fetal distress pada: EKG, USG
O68.9

Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh fetal stress,

tidak dijelaskan
O69. Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh komplikasi tali
pusat
O69.0 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh prolaps
umbilikus
O69.1 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh umbilikus melilit
leher, dengan penekanan
O69.2 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh umbilikus
tersangkut lainnya
Umbilikus tersangkut kusut pada kembar dengan kantong
amnion tunggal
Simpul pada umbilikus
O69.3 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh umbilikus pendek
O69.4 Persalinan dan kelahiran dipersulit vasa praevia
[perdarahan dari vasa praevia]
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

32

ICD 10 2nded

Apikes Iris

O69.5 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh lesi pembuluh


darah umbilikus
Lecet atau haematoma umbilikus, thrombosis pembuluh
darah umbilikus
O69.8 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh komplikasi
umbilikus lainnya
O69.9 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh komplikasi
umbilikus, tidak dijelaskan
O70. Laserasi perineum sewaktu melahirkan
Termasuk:
episiotomy yang diperlebar oleh laserasi
Kecuali:
O70.0

laserasi obstetrik tinggi tersendiri di vagina (O71.4)

Luka perineum tingkat satu sewaktu melahirkan

Luka, ruptur, atau robek ketika melahirkan (melibatkan)


fourchette (lipatan kulit di balik vulva), vulva, vagina,
labia, kulit
O70.1

Luka perineum tingkat dua sewaktu melahirkan

Luka, ruptur, atau robek ketika melahirkan seperti O70.0,


yang melibatkan:
lantai pelvik, otot perineum, otot vagina
Kecuali: melibatkan sphincter anus (O70.2)
O70.2

Luka perineum tingkat tiga sewaktu melahirkan

Luka, ruptur, atau robekan ketika melahirkan seperti


O70.1, yang melibatkan:
septum rektovaginalis, sphincter anus, sphincter NOS,
Kecuali: yang melibatkan mukosa anus atau rektum
(O70.3)
O70.3

Luka perineum tingkat empat sewaktu melahirkan

Luka, ruptur, atau robekan ketika melahirkan seperti


O70.2, yang melibatkan:
mukosa anus atau mukosa rektum,

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

33

ICD 10 2nded
O70.9

Apikes Iris

Luka perineum sewaktu melahirkan, tidak dijelaskan

O71. Trauma obstetrik lainnya


Termasuk: kerusakan oleh instrumen
O71.0

Ruptur uterus sebelum awal persalinan

O71.1

Ruptur uterus selama persalinan

Ruptur uterus yang tidak dinyatakan terjadi sebelum awal


persalinan
O71.2

Inversi uterus postpartum

O71.3

Luka obstetrik pada serviks

Annular detachment of cervix - lepasnya serviks seperti


cincin
O71.4

Luka obstetrik tinggi tersendiri di vagina

Luka dinding vagina tanpa disebutkan luka perineum


Kecuali: dengan luka perineum (O70.-)
O71.5

Cedera obstetrik lain pada organ pelvik

Cedera obstetrik pada bladder atau urethra


O71.6

Kerusakan obstetrik terhadap sendi dan ligamen pelvik

Avulsi (lepas) obstetrik rawan bagian dalam simfisis,


Pemisahan traumatika obstetrik simfisis (pubis), kerusakan
obstetrik koksigis
O71.7

Haematoma obstetrik pada pelvis

Haematoma obstetrik: pada perineum, vagina, vulva


O71.8

Trauma obstetrik lain yang dijelaskan

O71.9

Trauma obstetrik, tidak dijelaskan

O72. Postpartum haemorrhage


Termasuk: perdarahan setelah kelahiran janin atau bayi
O72.0

Perdarahan kala III

Perdarahan akibat plasenta tertinggal, terperangkap, atau


melekat

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

34

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Plasenta tertinggal [retained placenta] NOS


O72.1

Perdarahan postpartum segera lainnya

Perdarahan setelah kelahiran plasenta, perdarahan


postpartum (atonik) NOS
O72.2

Perdarahan postpartum terlambat dan sekunder

Perdarahan akibat tertahannya bagian plasenta atau


membran
Tertahannya produk konsepsi NOS, setelah kelahiran
O72.3

Cacad koagulasi postpartum

Afibrinogenaemia atau fibrinolysis postpartum:


O73. Tertahannya plasenta dan selaput ketuban, tanpa
perdrahan
O73.0 Plasenta terahan tanpa perdarahan
Placenta accreta (melekat erat) tanpa perdarahan
O73.1

Bagian plasenta dan membran tertahan, tanpa

perdarahan
Produk konsepsi tertahan setelah kelahiran, tanpa
perdarahan
O74. Komplikasi anestesia selama persalinan dan kelahiran
Termasuk:
komplikasi maternal akibat pemberian anestetik
umum atau lokal, analgesia atau sedasi lain sewaktu
persalinan dan melahirkan
O74.0

Pneumonitis aspirasi akibat anestesia selama persalinan

dan kelahiran
Inhalasi isi atau sekresi lambung NOS selama persalinan
dan kelahiran
Sindroma Mendelson akibat anestesia selama persalinan
dan kelahiran
O74.1

Kompilasi paru-paru lainnya selama persalinan dan

kelahiran

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

35

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kolaps tekanan pada paru-paru akibat anestesia selama


persalinan dan kelahiran
O74.2

Komplikasi anestesia terhadap jantung selama

persalinan dan kelahiran


Gagal jantung akibat anestesia selama persalinan dan
kelahiran
O74.3

Komplikasi anestesia terhadap sistem syaraf pusat

selama persalinan dan kelahiran


Anoksia otak akibat anestesia selama persalinan dan
kelahiran
O74.4

Reaksi toksik terhadap anestesia lokal selama persalinan

dan kelahiran
O74.5

Sakit kepala akibat anestesia spinal dan epidural selama

persalinan dan kelahiran


O74.6

Komplikasi lain anestesia spinal dan epidural selama

persalinan dan kelahiran


O74.7

Intubasi gagal atau sulit selama persalinan dan

kelahiran
O74.8

Komplikasi lain anestesia selama persalinan dan

kelahiran
O74.9

Komplikasi anestesia selama persalinan dan kelahiran,

tidak dijelaskan
O75. Komplikasi lain persalinan dan kelahiran, not elsewhere
classified
Kecuali: sepsis nifas(O85), infeksi nifas (O86.-)
O75.0

Maternal distress selama persalinan dan kelahiran

O75.1

Shock selama atau sesudah persalinan dan kelahiran

Obstetric shock
O75.2

Pyrexia selama persalinan dan kelahiran, not elsewhere

classified
O75.3

Infeksi lain selama persalinan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

36

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Septikemia selama persalinan


O75.4

Komplikasi lain dari operasi dan prosedur obstetrik

Gagal jantung atau anoksia serebri setelah operasi sesar


atau operasi dan prosedur obstetrik lainnya, Termasuk
kelahiran NOS
Kecuali:

komplikasi anestesia selama persalinan dan

kelahiran (O74.-)
pada luka (bedah) obstetri dengan:
infeksi (O86.0), disrupsi (O90.0-O90.1),
hematoma (O90.2)
O75.5

Kelahiran terlambat setelah membran dipecahkan secara

artifisial
O75.6

Kelahiran terlambat setelah membran pecah spontan

atau tidak dijelaskan


Kecuali: ketuban pecah dini spontan (O42.-)
O75.7

Kelahiran per vaginam setelah seksio sesar sebelumnya

O75.8

Komplikasi lain persalinan yang dijelaskan

O75.9

Komplikasi persalinan, tidak dijelaskan

Kelahiran (O80-O84)
Note:

Kode O80-O84 disediakan untuk tujuan

pengkodean morbiditas. Kode-kode dari blok ini digunakan


untuk pengkodean morbiditas primer hanya kalau tidak
tercatat adanya kondisi lain yang bisa diklasifikasikan pada
Chapter XV. Untuk penggunaan kategori ini rujukan
hendaknya diarahkan pada aturan dan pedomen
pengkodean morbiditas pada Volume 2.
Jadi penggunaan kode-kode ini untuk Kondisi Utama terbatas
untuk kasus-kasus yang hanya memiliki catatan informasi berupa
pernyataan tentang kelahiran atau cara kelahiran. Kode-kode O80-O84
bisa dipakai sebagai kode tambahan untuk menunjukkan cara atau

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

37

ICD 10 2nded

Apikes Iris

jenis kelahiran, kalau tidak ada data atau klasifikasi prosedur lain yang
digunakan untuk tujuan ini.
Contoh 1
Kondisi utama : Kehamilan.
Kondisi lain
Prosedur
Kode

:: Kelahiran dengan forseps rendah

Kelahiran dengan forseps rendah (O81.0) sebagai

KU, karena informasi lain tidak tersedia.


Contoh 2
Kondisi utama : Melahirkan
Kondisi lain
Prosedur
Kode

: Kegagalan percobaan persalinan


: Seksio sesar

Kegagalan percobaan persalinan (O66.4) sebagai KU.

Seksio Sesar yang tidak dijelaskan (O82.9). dipakai sebagai


kode tambahan
Contoh 3
Kondisi utama : Melahirkan anak kembar.
Kondisi lain
Prosedur
Kode

:: Kelahiran spontan

Kehamilan kembar (O30.0) sebagai KU.

Kehamilan ganda, semua spontan (O82.9). dipakai sebagai


kode tambahan
Contoh 4
Kondisi utama : Hamil cukup bulan, melahirkan janin mati
2800 g.
Kondisi lain
Prosedur

:: Kelahiran spontan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

38

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kode
:
Perawatan ibu dengan kematian
dalam rahim (O36.4) karena penyebab spesifik
kematian janin tidak bisa ditentukan.
O80. Kelahiran spontan tunggal
Termasuk:
kasus dengan bantuan tidak ada atau minimal,
dengan or tanpa episiotomy
kelahiran pada kasus yang sama sekali normal
O80.0

Kelahiran verteks spontan

O80.1

Kelahiran sungsang spontan

O80.8

Kelahiran spontan tunggal lainnya

O80.9

Kelahiran spontan tunggal, tidak dijelaskan

Lahir spontan NOS


O81. Kelahiran tunggal dengan forsep dan ekstraktor vakum
Kecuali: kegagalan penggunaan ekstraktor vakum atau forseps
(O66.5)
O81.0

Kelahiran forseps rendah

O81.1

Kelahiran forseps rongga tengah

O81.2

Forseps rongga tengah dengan rotasi

O81.3

Kelahiran forseps lain dan tidak dijelaskan

O81.4

Kelahiran dengan ekstraksi vakum

Ventouse delivery
O81.5

Kelahiran dengan kombinasi forseps dan ekstraktor

vakum
Forceps and ventouse delivery
O82. Kelahiran tunggal dengan seksio sesar
O82.0 Kelahiran dengan seksio sesar elektif
Seksio sesar berulang NOS
O82.1

Kelahiran dengan seksio sesar darurat

O82.2

Kelahiran dengan histerektomi sesar

O82.8

Kelahiran tunggal lainnya dengan seksio sesar

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

39

ICD 10 2nded
O82.9

Apikes Iris

Kelahiran dengan seksio sesar, tidak dijelaskan

O83. Kelahiran tunggal lain yang terbantu


O83.0 Ekstraksi sungsang
O83.1

Kelahiran sungsang lain yang dibantu

Kelahiran sungsang NOS


O83.2

Kelahiran yang dibantu oleh manipulasi lainnya

Version dengan extraction


O83.3

Kelahiran janin hidup pada kehamilan abdomen

O83.4

Operasi destruktif untuk kelahiran

Cleidotomy, craniotomy, embryotomy untuk memudahkan


kelahiran
O83.8

Kelahiran tunggal terbantu lain yang dijelaskan

O83.9

Kelahiran tunggal terbantu, tidak dijelaskan

Kelahiran terbantu NOS


O84 Kelahiran ganda
Gunakan kode tambahan (O80-O83), kalau perlu,
untuk menunjukkan cara kelahiran masing-masing janin atau
bayi. .
O84.0 Kelahiran ganda, semua spontan
O84.1 Kelahiran ganda, semua dengan forseps dan ekstraktor
vakum
O84.2 Kelahiran ganda, semua dengan seksio sesar
O84.8 Kelahiran ganda lainnya
Kelahiran ganda dengan kombinasi metode
O84.9 Kelahiran ganda, tidak dijelaskan

Komplikasi yang berhubungan dengan nifas (O85-O92)


Note:

Kategori O88.-, O91.- and O92.- melibatkan

kondisi yang tercantum walau pun kalau ini terjadi di


waktu hamil dan melahirkan..

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

40

ICD 10 2nded
Kecuali:

Apikes Iris
kelainan jiwa dan tingkah-laku yang

berhubungan dengan nifas (F53.-),


tetanus obstetri (A34), osteomalasia nifas (M83.0)
O85. Puerperal sepsis
Endometritis, demam, peritonitis, atau septikemia pada masa
nifas
Gunakan kode tambahan dari (B95-B97), kalau perlu, untuk
identifikasi agen menular.
Kecuali:

septikaemia selama persalinan (O75.3),

emboli obstetrik bersifat pyaemik dan septik (O88.3)


O86. Infeksi nifas lainnya
Kecuali: infeksi selama persalinan (O75.3)
O86.0

Infeksi luka bedah obstetrik

Infeksi setelah kelahiran pada: luka seksio sesar, perbaikan


perineum
O86.1

Infeksi lain saluran genital setelah kelahiran

Servisitis atau vaginitis setelah kelahiran


O86.2

Infeksi saluran kemih setelah kelahiran

Kondisi pada N10-N12, N15.-, N30.-, N34.-, N39.0 setelah


kelahiran
O86.3

Infeksi genitourinarius setelah setelah kelahiran

Infeksi genitourinarius nifas NOS


O86.4

Pyrexia setelah kelahiran dengan penyebab tidak

diketahui
Infeksi atau pireksia nifas:
Kecuali:

pyrexia selama persalinan (O75.2), demam nifas

(O85)
O86.8

Infeksi nifas lain yang dijelaskan

O87. Komplikasi vena di saat nifas


Termasuk: pada saat persalinan, melahirkan dan nifas
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

41

ICD 10 2nded
Kecuali:

Apikes Iris

komplikasi vena pada kehamilan (O22.-), embolisme

obstetrik (O88.-)
O87.0

Thrombophlebitis superfisialis pada waktu nifas

O87.1

Phlebothrombosis profunda pada waktu nifas

Thrombosis vena dalam, postpartum;


Thrombophlebitis pelvik, postpartum
O87.2

Haemorrhoids pada waktu nifas

O87.3

Thrombosis vena cerebralis pada waktu nifas

Thrombosis sinus cerebrovenosa pada waktu nifas


O87.8

Komplikasi lain pada vena pada waktu nifas

Varises genitalia pada waktu nifas


O87.9

Komplikasi vena pada waktu nifas, tidak dijelaskan

Phlebitis nifas NOS, phlebopati nifas NOS, thrombosis nifas


NOS
O88 Obstetric embolism
Termasuk:
emboli paru-paru pada kehamilan, melahirkan
dan nifas
Kecuali:

embolisme pada abortus, kehamilan ektopik atau

mola (O00-O07, O08.2)


O88.0

Embolisme udara obstetrik

O88.1

Embolisme cairan amnion

O88.2

Embolisme bekuan darah obstetrik

Embolisme (pulmonalis): obstetrik NOS, nifas NOS


O88.3

Embolisme pyaemik and septik obstetrik

O88.8

Embolisme obstetrik lain

Embolisme lemak obstetrik


O89 Komplikasi anestesia pada waktu nifas

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

42

ICD 10 2nded
Termasuk:

Apikes Iris
Komplikasi maternal akibat anestetik umum

atau lokal, analgesik atau sedasi lain yang diberikan pada


waktu nifas
089.0

Komplikasi anestesia pada paru-paru pada waktu nifas

Akibat anestesia pada waktu nifas:


sindroma Mendelson, inhalasi isi atau sekresi lambung
NOS,
pneumonitis aspirasi,kolaps tekanan pada paru-paru
O89.1

Komplikasi anestesia pada jantung pada waktu nifas

Gagal jantung akibat anestesia pada waktu nifas


O89.2

Komplikasi anestesia pada sistem syaraf pusat pada

waktu nifas
Anoksia otak akibat anestesia pada waktu nifas
O89.3

Reaksi toksik anestesia lokal pada waktu nifas

O89.4

Sakit kepala akibat anestesia spinal dan epidura pada

waktu nifas
O89.5

Komplikasi lain anestesia spinal dan epidura pada waktu

nifas
O89.6

Intubasi sulit atau gagal pada waktu nifas

O89.8

Komplikasi lain dari anestesia pada waktu nifas

O89.9

Komplikasi anestesia pada waktu nifas, tidak dijelaskan

O90 Komplikasi nifas, not elsewhere classified


O90.0 Disrupsi luka seksio sesar
O90.1

Disrupsi luka obstetrik pada perineum

Disrupsi luka: episiotomi, laserasi perineum,


Robekan sekunder perineum
O90.2

Haematoma luka obstetrik

O90.3

Kardiomiopati dalam nifas

Kondisi pada I42.O90.4

Gagal ginjal akut postpartum

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

43

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Sindroma hepatorenal setelah persalinan dan melahirkan


O90.5

Tiroiditis postpartum

O90.8

Komplikasi lain nifas, not elsewhere classified

Polip plasenta
O90.9

Komplikasi nifas, tidak dijelaskan

O91 Infeksi mammae sehubungan dengan melahirkan


Termasuk:
kondisi berikut ini sewaktu kehamilan, nifas,
atau laktasi
O91.0

Infeksi papilla mammae sehubungan dengan melahirkan

Abses papilla mammae pada: hamil, nifas


O91.1

Abses mammae sehubungan dengan melahirkan

Aabses mammae, mastitis purulenta, abses subareola:


akibat hamil atau nifas
O91.2

Mastitis nonpurulenta sehubungan dengan melahirkan

Limfangitis mammae pada hamil atau nifas


Mastitis: NOS, interstitialis, atau parenkimatosa pada
hamil atau nifas
O92 Kelainan lain mammae dan laktasi sehubungan dengan
melahirkan
Termasuk:
kondisi yang tercantum selama kehamilan, nifas,
atau laktasi
O92.0

Retraksi papilla mammae sehubungan dengan

melahirkan
O92.1

Retak papilla mammae sehubungan dengan melahirkan

Fissura papilla mammae pada hamil atau nifas


O92.2

Kelainan lain dan tidak dijelaskan pada mammae

sehubungan dengan melahirkan


O92.3

Agalactia [tidak mampu memproduksi ASI]

Agalactia primer
O92.4

Hypogalactia [produksi ASI kurang]

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

44

ICD 10 2nded
O92.5

Apikes Iris

Suppressed lactation [penekanan laktasi]

Agalactia: elektif, sekunder, terapeutika


O92.6

Galactorrhoea produksi ASI berlebihan

Kecuali:

galactorrhoea yang tidak berhubungan dengan

melahirkan (N64.3)
O92.7

Kelainan laktasi lainnya dan tidak dijelaskan

Galactocele nifas tumor mammae berisi ASI

Kondisi obstetrik lain, not elsewhere classified (O95O99)


Note:

Untuk penggunaan kategori O95-O97, rujukan

perlu dibuat pada aturan dan pedoman pengkodean


mortalitas pada Volume 2.
Subkategori yang ada pada O98-O99 (Penyakit ibu yang bisa
diklasifikasikan di tempat lain, tapi mempersulit KMN) harus
diutamakan untuk KU, dibandingkan dengan kategori di luar Bab XV,
kalau dinyatakan mempersulit kehamilan, diperberat oleh kehamilan,
atau merupakan alasan perawatan obstetri. Kode yang relevan dari bab
lain bisa digunakan sebagai kode tambahan untuk memperjelas
kondisi.

Contoh 26
Kondisi utama : Toxoplasmosis.
Kondisi lain

: Hamil

Spesialisasi

: Klinik perawatan antenatal beresiko

tinggi
Kode

Penyakit protozoa yang mempersulit KMN (O98.6)

sebagai KU.
B58.9 (toxoplasmosis, tidak dijelaskan) digunakan
untuk kode tambahan
O95 Kematian obstetrik yang penyebabnya tidak dijelaskan
Kematian ibu akibat penyebab yang tidak dijelaskan sewaktu
KMN
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

45

ICD 10 2nded

Apikes Iris

O96 Kematian akibat obstetri yang terjadi >42 hari tapi <1
tahun setelah melahirkan
Gunakan kode tambahan bila perlu untuk identifikasi penyebab
kematian obstetrik.
O97 Kematian akibat sekuel dari penyebab obstetrik langsung
Kematian akibat obstetrik langsung yang terjadi 1 tahun atau
lebih setelah melahirkan.
O98 Penyakit infeksi dan parasit ibu c.e. tapi mempersulit KMN
Termasuk:
kondisi berikut kalau mempersulit
kehamilan, dipersulit oleh kehamilan, atau menjadi alasan
untuk asuhan obstetrik.
Gunakan kode tambahan bila perlu (Chapter I), untuk
identifikasi kondisi spesifik.
Kecuali:

tetanus obstetrik (A34),

kalau alasan perawatan ibu adalah bahwa penyakit


diketahui atau dicurigai telah mengganggu janin (O35O36)
penyakit HIV (B20-B24), bukti laboratorium HIV (R75),
status infeksi asymptomatic HIV (Z21),
sepsis nifas (O85), infeksi nifas (O86.-)
O98.0

Tuberkulosis yang mempersulit KMN

Kondisi pada A15-A19


O98.1

Sifilis yang mempersulit KMN

Kondisi pada A50-A53


O98.2

Gonorrhoea yang mempersulit KMN

Kondisi pada A54.O98.3

Infeksi lain dengan transmisi utama secara seksual yang

mempersulit KMN
Kondisi pada A55-A64
O98.4

Hepatitis virus yang mempersulit KMN

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

46

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kondisi pada B15-B19


O98.5

Penyakit virus lain yang mempersulit KMN

Kondisi pada A80-B09, B25-B34


O98.6

Penyakit protozoa yang mempersulit KMN

Kondisi pada B50-B64


O98.8

Penyakit infeksi dan parasit lain yang mempersulit KMN

O98.9

Penyakit infeksi dan parasit ibu yang tidak dijelaskan

yang mempersulit KMN


O99 Penyakit maternal lainnya c.e. tapi mempersulit KMN
Note:
Kategori ini mencakup kondisi yang
mempersulit kehamilan, diperberat oleh kehamilan, atau
menjadi alasan utama asuhan obstetri, namun Indeks
Alfabet tidak menunjuk rubrik spesifik di Chapter XV.
Gunakan kode tambahan, kalau diperlukan untuk
mengidentifikasi kondisi spesifik.
Kecuali:

penyakit infeksi dan parasit (O98.-);

cedera, keracunan dan konsekwensi tertentu lain dari


penyebab luar (S00-T98)
kalau alasan asuhan ibu adalah kondisi ini diketahui
atau dicurigai telah mengganggu janin (O35-O36).
O99.0

Anemia yang mempersulit KMN

Kondisi pada D50-D64


O99.1

Penyakit lain pada darah dan organ pembentuk darah

serta kelainan tertentu yang melibatkan mekanisme imun


yang mempersulit KMN
Kondisi pada D65-D89
Kecuali:

perdarahan dengan cacad koagulasi (O46.0,

O67.0, O72.3)
O99.2

Penyakit endokrin, gizi dan metabolik yang mempersulit

KMN

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

47

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kondisi pada E00-E90


Kecuali:

diabetes mellitus (O24.-), malnutrisi (O25),

tiroiditis postpartum (O90.5)


O99.3

Kelainan jiwa dan penyakit sistem syaraf yang

mempersulit KMN
Kondisi pada F00-F99 and G00-G99
Kecuali:

depresi postnatal (F53.0), psikosis nifas (F53.1)

neuritis perifer akibat kehamilan (O26.8),


O99.4

Penyakit sistem sirkulasi yang mempersulit KMN

Kondisi pada I00-I99


Kecuali:

kelainan hipertensif (O10-O16), embolisme

obstetrik (O88.-),
komplikasi vena dan trombosis sinus serebrovenosa
pada:
kehamilan (O22.-), persalinan, kelahiran dan
nifas (O87.-),
kardiomyopati pada nifas (O90.3),
O99.5

Penyakit sistem pernafasan yang mempersulit KMN

Kondisi pada J00-J99


O99.6

Penyakit sistem pencernaan yang mempersulit KMN

Kondisi pada K00-K93


Kecuali:
O99.7

kelainan hati pada KMN (O26.6)

Penyakit kulit dan jaringan subkutis yang mempersulit

KMN
Kondisi pada L00-L99
Kecuali:
O99.8

herpes gestationis (O26.4)

Penyakit dan kondisi lain yang dijelaskan yang

mempersulit KMN
Kombinasi dari kondisi yang bisa diklasifikasikan pada
O99.0-O99.7
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

48

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kondisi pada C00-D48, H00-H95, M00-M99, N00-N99, dan


Q00-Q99
Kecuali:

infeksi genitourinarius pada kehamilan (O23.-),

infeksi genitourinarius setelah melahirkan (O86.0O86.3),


asuhan ibu untuk kelainan organ pelvis yang
diketahui atau dicurigai (O34.-),
gagal ginjal akut postpartum (O90.4)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

49

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Definisi-definisi
Kelahiran hidup:
Kelahiran hidup adalah pengeluaran hasil konsepsi dari ibunya,
yang setelah pemisahan tersebut bernafas atau menunjukkan bukti lain
kehidupan, misalnya denyut jantung, denyut tali pusat, atau gerakan
nyata otot rangka, berapa pun usia kehamilan, baik tali pusat telah
dipotong atau pun plasenta masih melekat.
Kematian janin (janin lahir mati)
Kematian janin adalah kematian sebelum pengeluaran atau
penarikan lengkap hasil konsepsi dari ibunya, berapa pun lama
kehamilan; kematian ditunjukkan oleh fakta bahwa setelah pemisahan
tersebut janin tidak bernafas atau menunjukkan bukti lain kehidupan,
misalnya denyut jantung, denyut tali pusat, atau gerakan nyata otot
rangka.
Berat lahir
Berat lahir adalah berat janin atau bayi yang didapatkan setelah
lahir.
Untuk lahir hidup, berat lahir hendaknya ditimbang pada jam
pertama kehidupan sebelum terjadi penurunan nyata berat badan
pasca kelahiran. Walau pun tabulasi statistik membuat pengelompokan
500-an gram untuk berat lahir, pencatatan jangan menurut
pengelompokan tersebut. Berat sesungguhnya harus dicatat menurut
hasil penimbangan.
Definisi berat lahir rendah, sangat rendah, dan sangat
rendah sekali tidak membentuk kategori eksklusif. Di bawah batas
setiap kelompok tercakup kelompok di bawahnya, sehingga tumpangtindih. Misalnya rendah juga berarti sangat rendah dan sangat
rendah sekali, dan sangat rendah juga mencakup sangat rendah
sekali.
Berat lahir rendah:

<2500 g

Berat lahir sangat rendah:

<1500 g

Berat lahir sangat rendah sekali:

<1000 g.

Usia kehamilan
Lama kehamilan diukur dari hari pertama last normal menstrual
period atau hari pertama haid terakhir (HPHT). Usia kehamilan
dinyatakan dalam hari penuh atau minggu penuh (misalnya 280-286
hari penuh setelah HPHT dianggap 40 minggu kehamilan).
Untuk menghitung usia kehamilan dari tanggal HPHT dan hari
lahir, harus diingat bahwa hari pertama adalah hari 0 dan bukan hari
1; jadi hari 0-6 adalah minggu 0; hari 7-13 adalah minggu 1; dan
minggu ke-40 adalah minggu 39. Kalau tanggal HPHT tidak diketahui,
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

50

ICD 10 2nded

Apikes Iris

usia kehamilan harus didasarkan pada perkiraan klinis terbaik. Untuk


mencegah kesalahpahaman, tabulasi hendaknya berisi minggu dan
hari.
Pre-term : <37 minggu lengkap (kurang dari 259 hari)
kehamilan.
Term

: 37 minggu lengkap sampai <42 minggu (259-293 hari)


kehamilan.

Post-term : 42 minggu lengkap atau lebih (294 hari atau lebih)


kehamilan.
Masa perinatal dimulai dari 22 minggu lengkap (154 hari)
kehamilan (saat berat lahir biasanya 500 g), sampai 7 hari lengkap
setelah lahir.
Masa neonatal dimulai sejak lahir sampai 28 hari lengkap.
Kematian neonatus dini terjadi dalam 7 hari pertama kehidupan, dan
lanjut setelah 7 hari tapi belum lengkap 28 hari kehidupan.
Usia kematian pada hari pertama kehidupan (hari 0) harus
dicatat dalam menit atau jam lengkap kehidupan. Untuk hari kedua
(hari 1), ketiga (hari 2) dan selama 27 hari lengkap kehidupan, usia
pada waktu meninggal harus dicatat dalam satuan hari.
HAL-HAL PENTING PADA CHAPTER INI
Bab ini mencakup kelainan dan komplikasi ketika hamil,
melahirkan, dan nifas..
Kategori berkisar dari O00 sampai O99; 75 dari 100 kategori
telah digunakan.
Chapter ini dimulai dengan daftar 8 exclusions.
Terdapat 8 block, 3 block pertama umumnya mengenai
kehamilan.
Inklusi dan exklusi terdapat di awal setiap block atau category.

Terdapat beberapa notes, beberapa di antaranya meminta rujukan


anda pada pedoman morbiditas atau mortalitas pada Volume 2.
O00-O08 mencakup semua abortus, Kecuali kehamilan yang
berlanjut pada kehamilan ganda setelah abortus satu janin atau
lebih. Komplikasi abortus dijelaskan oleh subdivisi karakter
keempat. Kategori O08 juga memiliki sebuah note untuk

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

51

ICD 10 2nded

Apikes Iris

menunjukkan bahwa kategori ini terutama adalah untuk


pengkodean morbiditas.
O20-O29, berisi kondisi yang berhubungan dengan kehamilan,
misalnya
O20 Perdarahan, O21 Muntah berlebihan, O22 Komplikasi vena
O60-O75, ditata sesuai perjalanan persalinan.
O80-O84, memungkinkan klasifikasi kelahiran tunggal pada tingkat
tiga karakter. Kode ini terutama untuk morbiditas, pedoman pada
Volume 2 harus dirujuk. Baca notes di halaman 121 Volume 2 yang
menunjukkan cara memilih Main Condition.
O85-O92 mencakup nifas dan melibatkan masalah dengan
laktasi.
O95-O99 mencakup kesehatan maternal.

Batas waktu setelah melahirkan pada O96 (>42 hr tapi <1 th),
dan O97 (1 th/>).

Rujuk hal. 1235-1238 Vol. 1 untuk definisi sehubungan dengan


kematian obstetrik.

CODING EXERCISES
1. Abortus spontan
2. Varicose veins, tungkai bawah, dalam hamil
3. Kelahiran kembar dua hidup
4. Cardiomyopati pada nifas
5. Fetal distress yang mengganggu persalinan
6. Premature separation of the placenta pemisahan plasenta
sebelum waktunya
7. Sepsis nifas
8. Tetanus obstetrik
9. Abses mammae pada kehamilan
10. Post-partum acute renal failure
11. Complete spontaneous abortion dipersulit oleh embolism
12. Severe pre-eclampsia dengan significant proteinuria
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

52

ICD 10 2nded

Apikes Iris

13. Protein deficiency anaemia yang mempersulit kehamilan


14. Kelahiran spontan normal, setelah 2 caesarean sections
sebelumnya
15. Hyperemesis gravidarum
16. Breech presentation presentasi sungsang
17. Anemia pernisiosa dalam hamil
18. Postpartum haemorrhage
19. Retensi produk konsepsui dengan perdarahan setelah
kelahiran
20. Ruptura kehamilan pada tuba kanan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

53

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Jawaban pertanyaan
1. Abortus spontan
Cari abortion pada Index, (Volume 3, halaman 16).
Abortion
-spontaneous -> O03._
Rujuk halaman 724 volume 1 untuk subdivisi karakter ke-4.
Karena abortus tidak dijelaskan dan komplikasi tidak disebutkan, maka
kode yang benar adalah O03.9.

2. Varies vena. tungkai bawah, pada kehamilan


Cari varicose pada Index (Volume 3, halaman 560).
Varicose
-vein(lower limb)(ruptured)
- - pregnancy (lower limb) -> O22.0
3. Kelahiran kembar hidup
Jangan lupa bahwa yang dikode adalah catatan medis ibu .Cari
delivery pada Index (Volume 3, halaman 148). Karena tidak ada entri
untuk twin, pikirkan kata lain untuk menguraikan kembar ini. Jadi cari
pada kelahiran ganda (multiple delivery)
Delivery
-multiple -> O84.9
4. Kardiomiopati pada waktu nifas
Nifas adalah postpartum. Cari cardiomyopathy pada Index
(Volume 3, halaman 90).
Cardiomyopathy
-postpartum -> O90.3
5. Fetal distress mengganggu persalinan dan kelahiran
Cari distress pada Index (Volume 3, halaman 186).
Distress
-fetal(syndrome)
- - affecting
- - - labour and delivery -> O68._
Rujuk halaman 748 Volume 1 untuk menentukan kode mana dari
kategori ini yang sesuai untuk pasien. Jenis fetal distress tidak
dijelaskan, sehingga digunakan O68.9.

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

54

ICD 10 2nded

Apikes Iris

6. Pemisahan prematur plasenta


Cari separation pada Index (Volume 3, halaman 492).
Separation
-placenta(normally implanted)(premature)(see also Abruptio
placentae) -> O45.9
Tidak ada detil lebih lanjut, jadi kita terima kode ini tanpa perlu
merujuk ke abruptio placentae seperti disarankan Index.

7. Sepsis waktu nifas


Cari sepsis pada Index (Volume 3, halaman 493).
Sepsis
-puerperal, postpartum, childbirth -> O85
8. Tetanus obstetrik
Cari tetanus pada Index (Volume 3, halaman 532).
Tetanus
-obstetric -> A34
9. Abses gestasi pada mammae
Cari abscess pada Index (Volume 3, halaman 19).
Abscess
-mammary gland - see Abscess breast
Abscess
-breast
- - gestational -> O91.1
10. Gagal ginjal akut post-partum
Cari failure pada Index (Volume 3, halaman 220).
Failure
-renal
- - following
- - - labour and delivery -> O90.4
11.Abortus spontan komplit dipersulit oleh embolism.e
Cari abortion pada Index (Volume 3, halaman 16).
Abortion
-spontaneous -> O03._

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

55

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Rujuk halaman 724 untuk menentukan subdivisi karakter ke-4.


Pilih .7 karena abortus komplit ini dipersulit oleh embolism. Jadi yang
benar adalah O03.7.

12. Pre-eklampsia berat dengan proteinuria.yang nyata


Cari pre-eclampsia pada Index (Volume 3, halaman 451).
Pre-eclampsia
- severe -> O14.1
Rujuk halaman 729 dan anda melihat bahwa judul untuk O14
melibatkan pre-eklampsia dengan proteinuria signifikan. Jadi tidak
perlu kode tersendiri untuk proteinuria.

13. Anemiadefisiensi protein mempersulit kehamilan.


Index (Volume 3, halaman 42) memberi kode D53 untuk anemia
defisiensi protein, tapi tidak dinyatakan mempersulit kehamilan. Kita
perlu mencari kode yang lebih spesifik.. Cari pregnancy pada Index,
halaman 451.
Pregnancy
-complicated by
- - conditions in
- - - D50-D64 -> O99.0
Kalau kita tidak bisa menemukan anemia defisiensi protein pada
Index untuk Pregnancy, maka cari pilihan lain. Karena anemia ini
dikode pada D53.0 maka kita bisa menggunakan kode O99.0 yang
mencakup kode-kode D50-D64. Untuk lebih spesifik, ketika melakukan
pengkodean ganda kita bisa menggunakan D53.0 untuk identifikasi
jenis anemia.

14. Kelahiran spontan normal per vaginam setelah sebelumnya


dua kali seksio sesar.
Karena pasien pernah seksio sesar sebelumnya, perhitungkan ini
dalam pengkodean. Cari kelahiran per vaginam setelah seksio sesar
sebelumnya..
Cari delivery pada Index (Volume 3, halaman 149).
Delivery
- vaginal, following previous cesarean section. -> O75.7
15. Hyperemesis gravidarum
Cari hyperemesis pada Index (Volume 3, halaman 273).
Hyperemesis

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

56

ICD 10 2nded

Apikes Iris

- gravidarum -> O21.0


16. Presentasi sungsang
Ingat bahwa disini kita mengkode catatan medis ibu! Cari
presentasi, fetal pada Index (Volume 3, halaman 457). Juga waspadai,
bahwa kita mengkode presentasi (posisi) bayi, BUKAN cara ia
dilahirkan.
Presentation, fetal
- breech (mother) -> O32.1
17. Anemia pernisiosa pada kehamilan
Cari anemia pada Index (Volume 3, halaman 44).
Anemia
- pernicious
- - of or complicating pregnancy -> O99.0
18. Hemorrhagia postpartum
Cari hemorrhage pada Index (Volume 3, halaman 260).
Hemorrhage
- postpartum NEC -> O72.1
19. Restensi produk konsepsi, dengan perdarahan setelah
kelahiran.
Cari retention pada Index (Volume 3, halaman 476).
Retention
- products of conception
- - following
- - - delivery(with hemorrhage) -> O72.2
20. Rupture right tubal pregnancy
Cari rupture pada Index (Volume 3, halaman 483).
Rupture
- tube, tubal
- - due to pregnancy -> O00.1

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

57

CHAPTER XVI. KONDISI TERTENTU


YANG DIMULAI PADA PERIODE
PERINATAL (P00-P96)
Note: [labour=persalinan; delivery=kelahiran, partus
[labourdelivery]=melahirkan]

Termasuk:

kondisi yang awalnya pada masa perinatal dan

morbiditas terjadi kemudian.


Kecuali:

tetanus neonatorum (A33), neoplasma (C00-D48),

penyakit endokrin, gizi dan metabolik (E00-E90),


malformasi, deformasi dan kelainan kromosom
kongenital (Q00-Q99),
cedera, keracunan dan konsekuensi tertentu lain
penyebab eksternal (S00-T98)
Blok-blok pada Bab ini adalah sebagai berikut:
P00-P04

Janin dan neonatus terganggu oleh faktor-faktor

maternal dan komplikasi kehamilan, persalinan dan


kelahiran.
P05-P08

Kelainan yang berhubungan dengan lama kehamilan

dan pertumbuhan janin.


P10-P15

Trauma lahir.

P20-P29

Kelainan pernafasan dan kardiovaskuler khusus pada

masa perinatal.
P35-P39

Infeksi yang khusus pada masa perinatal.

P50-P61

Kelainan perdarahan dan hematologis pada janin dan

neonatus.
P70-P74

Kelainan endokrin dan metabolik sementara khusus

pada janin dan neonatus.


P75-P78

Kelainan sistem pencernaan janin dan neonatus.

ICD 10 2nded
P80-P83

Apikes Iris

Kondisi yang melibatkan integumen dan pengaturan

suhu janin dan neonatus.


P90-P96

Kelainan lain yang berawal pada masa perinatal.

Kategori asterisk untuk chapter ini adalah sebagai berikut:


P75*

Meconium ileus

Janin dan neonatus terganggu oleh faktor maternal dan


komplikasi kehamilan, persalinan dan kelahiran (P00P04)
Termasuk:

kondisi maternal berikut kalau dinyatakan

sebagai penyebab kematian atau kesakitan pada janin atau


neonatus.
P00. Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi maternal yang
mungkin tidak berhubungan dengan kehamilan sekarang.
Kecuali: Janin dan neonatus terganggu oleh: komplikasi
maternal kehamilan (P01.-);
pengaruh merusak yang dikirimkan melalui plasenta
atau ASI (P04.-);
kelainan endokrin dan metabolik ibu (P70-P74)
P00.0

Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan hipertensif

maternal
Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi O10-O11, O13O16 maternal
P00.1

Janin dan neonatus terganggu oleh penyakit ginjal dan

saluran kemih maternal.


Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi N00-N39
maternal
P00.2

Janin dan neonatus terganggu oleh penyakit infeksi dan

parasit maternal.
Janin dan neonatus terganggu oleh penyakit infeksi A00B99 and J10-J11 maternal

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded
Kecuali:

Apikes Iris
infeksi yang khusus pada masa perinatal (P35-

P39)
infeksi saluran genital dan infeksi lokal lain pada ibu
(P00.8)
P00.3

Janin dan neonatus terganggu oleh penyakit sirkulasi

dan respirasi maternal lain.


Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi I00-I99, J00J99, Q20-Q34 maternal dan tidak Termasuk dalam P00.0,
P00.2
P00.4

Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan gizi ibu

Janin dan neonatus terganggu oleh:


kelainan E40-E64 maternal; manutrisi maternal NOS
P00.5

Janin dan neonatus terganggu oleh cedera maternal

Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi S00-T79


maternal
P00.6

Janin dan neonatus terganggu oleh prosedur bedah

maternal
Kecuali:

kerusakan plasenta akibat amniocentesis, seksio

atau induksi bedah (P02.1)


seksio sesar untuk kelahiran sekarang (P03.4)
bedah sebelumnya pada uterus atau organ pelvis
(P03.8)
pengakhiran kehamilan, janin (P96.4)
P00.7

Janin dan neonatus terganggu oleh prosedur medis

maternal lain, n.e.c.


Janin dan neonatus terganggu oleh pemeriksaan radiologis
maternal
Kecuali:
kerusakan plasenta akibat amniocentesis, seksio atau
induksi bedah (P02.1);

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi lain


persalinan (P03.-)
P00.8

Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi maternal lain

Janin dan neonatus terganggu oleh:


kondisi pada T80-T88; systemic lupus erythematosus ibu
infeksi saluran genital ibu dan infeksi lokal lainnya ;
Kecuali:

kelainan endokrin dan metabolik neonatus

sementara (P70-P74)
P00.9

Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi maternal

yang tidak dijelaskan


P01 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi kehamilan
maternal
P01.0 Janin dan neonatus terganggu oleh serviks inkompeten
P01.1

Janin dan neonatus terganggu oleh ketuban pecah dini

P01.2

Janin dan neonatus terganggu oleh oligohydramnios

Kecuali:

kalau disebabkan oleh ketuban pecah dini

(P01.1)
P01.3

Janin dan neonatus terganggu oleh polyhydramnios

Janin dan neonatus terganggu oleh hydramnios


P01.4

Janin dan neonatus terganggu oleh kehamilan ektopik

Janin dan neonatus terganggu oleh kehamilan abdomen


P01.5

Janin dan neonatus terganggu oleh kehamilan ganda

Janin dan neonatus terganggu oleh: triplet (kehamilan)


triplet, (kehamilan) kembar dua
P01.6

Janin dan neonatus terganggu oleh kematian ibu

P01.7

Janin dan neonatus terganggu oleh malpresentasi

sebelum persalinan
Janin dan neonatus terganggu sebelum lahir oleh:
presentasi muka, presentasi sungsang, letak lintang,
letak tak stabil, versi eksternal

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded
P01.8

Apikes Iris

Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi

kehamilan lain pada ibu


Janin dan neonatus terganggu oleh abortus spontan
P01.9

Janin dan neonatus terganggu komplikasi kehamilan

pada ibu, tidak dijelaskan


P02 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi plasenta,
umbilikus, dan membran
P02.0 Janin dan neonatus terganggu oleh plasenta praevia
P02.1

Janin dan neonatus terganggu oleh pemisahan dan

perdarahan lain plasenta


Janin dan neonatus terganggu oleh:
abruptio placentae, pemisahan prematur plasenta
perdarahan tak sengaja, haemorrhagia antepartum,
kehilangan darah ibu
kerusakan plasenta akibat amniosentesis, seksio sesar
atau induksi bedah
P02.2

Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan bentuk dan

fungsi lain dan yang tidak dijelaskan pada plasenta


Janin dan neonatus terganggu oleh: gangguan fungsi,
insuffisiensi, atau infark plasenta
P02.3

Janin dan neonatus terganggu oleh sindroma transfusi

plasenta
Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan plasenta dan
umbilikus yang menyebabkan transfusi twin-to-twin atau
transplasenta lainnya
Gunakan kode tambahan untuk kondisi akibatnya pada
janin atau neonatus.
P02.4

Janin dan neonatus terganggu oleh umbilikus yang turun

(prolapsed cord)
P02.5

Janin dan neonatus terganggu oleh penekanan lain

umbilikus
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Janin dan neonatus terganggu oleh umbilikus: (melilit


ketat) di leher, kusut, bersimpul
P02.6

Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi umbilikus

lain dan tidak dijelaskan


Janin dan neonatus terganggu oleh: umbilikus pendek, vasa
previa
Kecuali: arteri umbilikalis tunggal (Q27.0)
P02.7

Janin dan neonatus terganggu oleh chorioamnionitis

Janin dan neonatus terganggu oleh amnionitis,


membranitis, plasentitis
P02.8

Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan lain pada

membran
P02.9

Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan membran

yang tidak dijelaskan


P03 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi lain
persalinan dan kelahiran
P03.0 Janin dan neonatus terganggu oleh kelahiran dan
ekstraksi sungsang
P03.1

Janin dan neonatus terganggu oleh malpresentasi,

malposisi dan disproporsi lain selama persalinan dan


kelahiran
Janin atau neonatus terganggu oleh :
kondisi pada O64-O66, pelvis sempit, oksipito-posterior
persisten, letak lintang
P03.2

Janin dan neonatus terganggu oleh kelahiran forseps

P03.3

Janin dan neonatus terganggu kelahiran dengan

ekstraksi vakum [ventouse]


P03.4

Janin dan neonatus terganggu oleh kelahiran sesar

P03.5

Janin dan neonatus terganggu oleh kelahiran

presipitatus

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Janin dan neonatus terganggu oleh kala II yang


berlangsung cepat
P03.6

Janin dan neonatus terganggu oleh kontraksi abnormal

rahim
Janin atau neonatus terganggu oleh:
persalinan hipertonik, inersia uterus, kondisi pada O62.selain O62.3
P03.8

Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi lain

melahirkan yang dijelaskan


Janin dan neonatus terganggu oleh: kelainan jaringan
lunak ibu, induksi persalinan
operasi destruktif untuk memudahkan kelahiran, kondisi
pada O60-O75
prosedur partus yang tidak tercakup oleh P02.- and
P03.0-P03.6
P03.9 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi partus
yang tidak dijelaskan
P04 Janin dan neonatus terganggu oleh pengaruh buruk yang
masuk melalui plasenta atau ASI
Termasuk:
efek non-teratogenik dari zat-zat yang dikirim
melalui plasenta
Kecuali:

malformasi kongenital (Q00-Q99); neonatal jaundice

pada hemolisis berlebihan lain akibat obat atau toksin yang


dikirimkan dari ibu (P58.4)
P04.0

Janin dan neonatus terganggu oleh anestesia dan

analgesia ibu pada hamil dan partus


Janin dan neonatus terganggu oleh reaksi dan intoksikasi
opiat dan penenang maternal yang diberikan sewaktu
partus
P04.1

Janin dan neonatus terganggu oleh obat-obatan

maternal lain

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Janin dan neonatus terganggu oleh kemoterapi kanker,


obat-obat sitotoksik
Kecuali:

penggunaan obat-obatan addiksi oleh ibu

(P04.4),
sindroma hidantoin janin (Q86.1), dismorfisme akibat
warfarin (Q86.2)
P04.2

Janin dan neonatus terganggu oleh penggunaan

tembakau oleh ibu


P04.3

Janin dan neonatus terganggu oleh penggunaan alkohol

oleh ibu
Kecuali: fetal alcohol syndrome (Q86.0)
P04.4

Janin dan neonatus terganggu oleh penggunaan obat-

obatan addiksi oleh ibu


Kecuali:

anestesia dan analgesia maternal (P04.0),

gejala putus obat akibat penggunaan obat-obat addiksi


oleh ibu (P96.1)
P04.5

Janin dan neonatus terganggu oleh penggunaan zat-zat

kimia nutrisi oleh ibu


P04.6

Janin dan neonatus terganggu oleh pendedahan ibu pada

zat-zat kimiawi lingkungan


P04.8

Janin dan neonatus terganggu oleh pengaruh merusak

lain terhadap ibu


P04.9

Janin dan neonatus terganggu pengaruh merusak

terhadap ibu, tidak dijelaskan

Kelainan yang berhubungan dengan lama kehamilan


dan pertumbuhan janin (P05-P08)
P05. Pertumbuhan janin lambat dan malnutrisi janin
P05.0 Light for gestational age
Biasanya berat <10 persentil, tapi panjang >10 persentil
untuk usia kehamilan.

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Light-for-dates ringan untuk usia kehamilan


P05.1

Small for gestational age

Biasanya berat dan panjang <10 persentil untuk usia


kehamilan.
Small-for-dates; small-and-light-for-dates kecil untuk usia
kehamilan
P05.2

Malnutrisi janin tanpa disebutkan ringan atau kecil

untuk usia kehamilan


Neonatus, untuk usia kehamilan tidak ringan atau kecil,
tapi dengan tanda-tanda malnutrisi seperti kulit kering,
mengelupas, dan hilangnya jaringan subkutis.
P05.9

Pertumbuhan lambat janin, tidak dijelaskan

Retardasi pertumbuhan janin NOS


P07. Kelainan yang berhubungan dengan kehamilan singkat dan
berat lahir rendah, n.e.c.
Note: Kalau berat lahir dan usia kehamilan keduanya ada,
prioritas harus pada berat lahir.
Termasuk:

kondisi berikut, tanpa spesifikasi lebih lanjut,

sebagai penyebab kematian, kesakitan, atau asuhan


tambahan pada neonatus.
Kecuali:

berat lahir rendah akibat pertumbuhan lambat janin

dan malnutrisi janin(P05.-)


P07.0

Berat lahir sangat rendah

Berat lahir 999 gram atau kurang


P07.1

Berat lahir rendah lainnya

Berat lahir antara 1000-2499 g.


P07.2

Immaturitas ekstrim

Kehamilan kurang dari 28 minggu lengkap (<196 hari


lengkap)
P07.3

Neonatus preterm lainnya

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kehamilan 28 sampai <37 minggu lengkap (196 sampai


<259 hari lengkap).
Prematuritas NOS
P08. Kelainan yang berhubungan dengan kehamilan lama dan
berat lahir tinggi
Note: Kalau berat lahir dan usia kehamilan keduanya ada,
prioritas harus pada berat lahir.
Termasuk:

kondisi berikut, tanpa spesifikasi lebih lanjut,

sebagai penyebab kematian, kesakitan, atau asuhan


tambahan pada janin atau neonatus.
P08.0

Bayi sangat besar

Biasanya berarti berat lahir 4500 g atau lebih


Kecuali:

sindroma: bayi dari ibu diabetes (P70.1), bayi

dari ibu diabetes gestasi (P70.0)


P08.1

Bayi berat untuk usia kehamilan lainnya

Janin atau bayi berat atau besar lainnya tanpa


memperhatikan usia kehamilannya.
P08.2

Bayi post-term, tapi tidak berat untuk usia kehamilannya

Janin atau bayi dengan kehamilan 42 minggu lengkap atau


lebih (294 hari atau lebih), tidak berat atau besar untuk
usia kehamilan.
Postmaturitas NOS

Trauma lahir (P10-P15)


P10. Luka dan perdarahan intrakranium akibat cedera lahir
Kecuali: perdarahan intrakranial janin atau neonatus:
NOS (P52.9), akibat anoxia atau hypoxia (P52.-)
P10.0

Perdarahan subdura akibat trauma lahir

Haematoma subdura (terlokalisir) akibat trauma lahir


Kecuali: perdarahan subdura yang menyertai robekan
tentorium (P10.4)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

10

ICD 10 2nded

Apikes Iris

P10.1

Perdarahan otak akibat trauma lahir

P10.2

Perdarahan intraventrikel akibat trauma lahir

P10.3

Perdarahan subarakhnoid akibat trauma lahir

P10.4

Robekan tentorium akibat trauma lahir


[tentorium: bagian subdura yang memisahkan

serebellum dari hemisfer serebri]


P10.8

Luka dan perdarahan intrakranium lain akibat trauma

lahir
P10.9

Luka dan perdarahan intrakranium yang tidak dijelaskan

akibat trauma lahir


P11. Cedera lahir lainnya terhadap sistem syaraf pusat
P11.0 Edema serebri akibat trauma lahir
P11.1

Kerusakan lain yang dijelaskan pada otak akibat trauma

lahir
P11.2

Kerusakan yang tidak dijelaskan pada otak akibat

trauma lahir
P11.3

Cedera lahir terhadap n. facialis

Facial palsy (kelumpuhan otot muka) akibat trauma lahir


P11.4

Cedera lahir terhadap n. craniales lainnya

P11.5

Cedera lahir terhadap vertebra dan medulla spinalis

Fraktur vertebra akibat trauma lahir


P11.9

Cedera lahir terhadap sistem syaraf pusat, tidak

dijelaskan
P12 Cedera lahir terhadap kepala
P12.0 Cephalhaematoma akibat trauma lahir
P12.1

Chignon akibat trauma lahir

P12.2

Perdarahan sub-aponeurosis epikranium akibat trauma

lahir
P12.3

Lecet pada kepala akibat trauma lahir

P12.4

Cedera pengamatan pada kepala neonatus

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

11

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Insisi untuk pengambilan sampel, cedera klip (elektroda)


pada kepala
P12.8

Cedera lahir lainnya terhadap kepala

P12.9

Cedera lahir terhadap kepala, tidak dijelaskan

P13 Cedera lahir terhadap skeleton


Kecuali: cedera lahir terhadap vertebra (P11.5)
P13.0

Fraktur tengkorak akibat trauma lahir

P13.1

Cedera lahir lain terhadap tengkorak

Kecuali: cephalhaematoma (P12.0)


P13.2

Cedera lahir terhadap femur

P13.3

Cedera lahir terhadap tulang panjang lainnya

P13.4

Fraktur klavikula akibat trauma lahir

P13.8

Cedera lahir terhadap skeleton lain

P13.9

Cedera lahir terhadap skeleton, tidak dijelaskan

P14 Cedera lahir terhadap sistem syaraf tepi


P14.0 Paralysis Erb akibat cedera lahir [paralisis lengan
pleksus brakhialis]
P14.1

Paralysis Klumpke akibat cedera lahir [paralisis lengan

bawah dan tangan]


P14.2

Paralysis n. phrenicus akibat cedera lahir

P14.3

Cedera lahir lain terhadap pleksus brakhialis

P14.8

Cedera lahir terhadap bagian sistem syaraf perifer

P14.9

Cedera lahir terhadap sistem syaraf perifer, tidak

dijelaskan
P15. Cedera lahir lainnya
P15.0 Cedera lahir terhadap hati
Ruptur hati akibat cedera lahir
P15.1

Cedera lahir terhadap limpa

Ruptur limpa akibat cedera lahir

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

12

ICD 10 2nded
P15.2

Cedera sternomastoid akibat cedera lahir

P15.3

Cedera lahir terhadap mata

Apikes Iris

Cedera lahir menyebabkan: perdarahan subkonjungtiva,


glaukoma traumatika
P15.4

Cedera lahir terhadap muka

Kongesti muka (sembab karena aliran darah terhambat)


akibat trauma lahir
P15.5

Cedera lahir terhadap genitalia externa

P15.6

Nekrosis lemak subkutis akibat cedera lahir

P15.8

Cedera lahir lain yang dijelaskan

P15.9

Cedera lahir, tidak dijelaskan

Kelainan pernafasan dan kardiovaskuler khusus


perinatal (P20-P29)
P20. Hipoksia intrauterus
Termasuk:
bunyi jantung anak (BJA) abnormal, meconium
dalam liquor (amnion)
asidosis, anoxia, asphyxia, distress, hypoxia: pada janin
atau intrauterus
pengeluaran mekonium (feses pertama hijau gelap pada
neonatus)
Kecuali:

perdarahan intrakranium akibat anoxia atau hypoxia

(P52.-)
P20.0

Hipoksia intrauterus pertama diketahui sebelum awal

persalinan
P20.1

Hipoksia intrauterus pertama diketahui sewaktu

persalinan dan kelahiran


P20.9

Hipoksia intrauterus, tidak dijelaskan

P21. Asphyxia lahir

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

13

ICD 10 2nded
Note:

Apikes Iris

Kategori ini jangan digunakan pada nilai Apgar rendah

yang tidak menyebutkan asphyxia atau masalah pernafasan


lain.
Kecuali:
P21.0

hypoxia atau asphyxia intrauterus (P20.-)

Asphyxia lahir berat

Nadi <100/menit ketika lahir dan menurun atau tetap,


pernafasan tidak ada atau megap-megap, warna kulit
pucat, tonus tidak ada.
Asphyxia dengan nilai Apgar 1-menit 0-3;
Asphyxia putih
P21.1

Asphyxia lahir ringan dan sedang

Pernafasan normal tidak muncul dalam 1 menit, tapi nadi


100/>, terdapat beberapa tonus otot, dan beberapa respons
terhadap rangsangan.
Asphyxia dengan nilai Apgar 1-menit 4-7;
Asphyxia biru
P21.9

Asphyxia lahir, tidak dijelaskan

Anoxia, asphyxia, hypoxia: NOS


P22. Respiratory distress of newborn kesulitan bernafas
neonatus
Kecuali: kegagalan pernafasan neonatus (P28.5)
P22.0

Respiratory distress syndrome [RDS] pada neonatus

Hyaline membrane disease [HMD]


P22.1

Transient tachypnoea pada neonatus

P22.8

Distress pernafasan lain pada neonatus

P22.9

Distress pernafasan pada neonatus, tidak dijelaskan

P23. Pneumonia kongenital


Termasuk:
pneumonia infektif yang didapatkan dalam
rahim atau sewaktu lahir
Kecuali:

pneumonia neonatus akibat aspirasi (P24.-)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

14

ICD 10 2nded
P23.0

Apikes Iris

Pneumonia kongenital akibat virus

Kecuali:

pneumonitis rubella kongenital (P35.0)

P23.1

Pneumonia kongenital akibat Chlamydia

P23.2

Pneumonia kongenital akibat staphylococcus

P23.3

Pneumonia kongenital akibat streptococcus, group B

P23.4

Pneumonia kongenital akibat Escherichia coli

P23.5

Pneumonia kongenital akibat Pseudomonas

P23.6

Pneumonia kongenital akibat agen bakteri lainnya

Pneumonia kongenital akibat:


Haemophilus influenzae, Klebsiella pneumoniae,
Mycoplasma
Streptococcus, Kecuali group B
P23.8

Pneumonia kongenital akibat organisme lain

P23.9

Pneumonia kongenital, tidak dijelaskan

P24. Sindroma aspirasi neonatus


Termasuk:
pneumonia neonatus akibat aspirasi
P24.0

Aspirasi mekonium oleh neonatus

P24.1

Aspirasi cairan amnion dan mukus oleh neonatus

Aspirasi liquor (ketuban)


P24.2

Aspirasi darah oleh neonatus

P24.3

Aspirasi susu dan makanan yang dimuntahkan oleh

neonatus
P24.8

Sindroma aspirasi oleh neonatus lainnya

P24.9

Sindroma aspirasi oleh neonatus, tidak dijelaskan

Pneumonia aspirasi pada neonatus NOS


P25. Emfisema interstitialis dan kondisi terkait yang dimulai
pada masa perinatal
P25.0 Emfisema interstitialis yang dimulai pada masa perinatal
P25.1

Pneumothorax yang dimulai pada masa perinatal

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

15

ICD 10 2nded

Apikes Iris

P25.2

Pneumomediastinum yang dimulai pada masa perinatal

P25.3

Pneumoperikardium yang dimulai pada masa perinatal

P25.8

Kondisi lain yang terkait emfisema interstitialis yang

dimulai pada masa perinatal


P26. Perdarahan paru-paru yang dimulai pada masa perinatal
P26.0 Perdarahan trakheobronkhialis yang dimulai pada masa
perinatal
P26.1

Perdarahan paru-paru masif yang dimulai pada masa

perinatal
P26.8

Perdarahan paru-paru lainnya yang dimulai pada masa

perinatal
P26.9

Perdarahan paru-paru, tidak dijelaskan, yang dimulai

pada masa perinatal


P27. Penyakit pernafasan kronis yang dimulai pada masa
perinatal
P27.0 Sindroma Wilson-Mikity
Dismaturitas paru-paru
P27.1

Displasia bronkhopulmonalis yang dimulai pada masa

perinatal
P27.8

Penyakit pernafasan kronis lain yang dimulai pada masa

perinatal
Fibrosis kongenital paru-paru, paru-paru ventilator pada
neonatus
P27.9

Penyakit pernafasan kronis, tidak dijelaskan, yang

dimulai pada masa perinatal


P28. Kondisi pernafasan lain yang dimulai pada masa perinatal
Kecuali: malformasi kongenital sistem pernafasan (Q30-Q34)
P28.0

Atelektasis primer neonatus

Kegagalan primer melebarkan unit-unit terminal


pernafasan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

16

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Hipoplasia paru-paru yang berhubungan dengan kehamilan


singkat
Immaturitas paru-paru NOS
P28.1

Atelektasis neonatus lainnya dan yang tidak dijelaskan

Atelektasis: NOS, partial, sekunder


Atelektasis resorpsi tanpa respiratory distress syndrome
[RDS]
P28.2

Serangan sianotik pada neonatus

Kecuali:
P28.3

apnoea neonatus (P28.3-P28.4)

Apnoea tidur primer pada neonatus

Apnoea tidur pada neonatus NOS


P28.4

Apnoea lain pada neonatus

P28.5

Kegagalan pernafasan pada neonatus

P28.8

Kondisi pernafasan lain yang dijelaskan pada neonatus

Snuffles pada neonatus (nafas ribut melalui hidung penuh


mukus)
Kecuali:
P28.9

rhinitis sifilis kongenital dini (A50.0)

Kondisi pernafasan pada neonatus, tidak dijelaskan

P29. Kelainan kardiovaskuler yang dimulai pada masa perinatal


Kecuali: malformasi kongenital sistem sirkulasi (Q20-Q28)
P29.0

Gagal jantung neonatus

P29.1

Disritmia jantung neonatus

P29.2

Hipertensi neonatus

P29.3

Sirkulasi janin persisten

Penutupan duktus arteriosus terlambat


P29.4

Iskemia miokardium sementara pada neonatus

P29.8

Kelainan kardiovaskuler lain yang dimulai pada masa

perinatal

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

17

ICD 10 2nded
P29.9

Apikes Iris

Kelainan kardiovaskuler yang dimulai pada masa

perinatal, tidak dijelaskan

Infeksi yang khusus pada masa perinatal (P35-P39)


Termasuk:

infeksi yang diperoleh dalam rahim atau

sewaktu lahir
Kecuali:

sifilis (A50.-), infeksi gonokokus (A54.-), pneumonia

(P23.-): kongenital
penyakit menular usus (A00-A09), tetanus neonatorum
(A33),
penyakit menular yang diperoleh setelah lahir (A00-B99,
J10-J11)
penyakit menular ibu sebagai penyebab kematian atau
kesakitan janin atau neonatus yang tidak menunjukkan
gejala penyakit tersebut (P00.2)
penyakit HIV (B20-B24),
bukti laboratorium HIV (R75), status infeksi HIV
asymptomatik (Z21)
P35. Penyakit viral kongenital
P35.0 Sindroma rubella kongenital
Pneumonitis rubella kongenital
P35.1

Infeksi cytomegalovirus kongenital

P35.2

Infeksi herpesvirus [herpes simplex] kongenital

P35.3

Hepatitis virus kongenital

P35.8

Penyakit virus kongenital lainnya

Varicella [chickenpox] kongenital


P35.9

Penyakit virus kongenital, tidak dijelaskan

P36. Sepsis bakteri pada neonatus


Termasuk: septikemia kongenital
P36.0

Sepsis neonatus akibat streptokokus, group B

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

18

ICD 10 2nded
P36.1

Apikes Iris

Sepsis neonatus akibat streptokoki lain dan tidak

dijelaskan
P36.2

Sepsis neonatus akibat Staphylococcus aureus

P36.3

Sepsis neonatus akibat stafilokoki lain dan tidak

dijelaskan
P36.4

Sepsis neonatus akibat Escherichia coli

P36.5

Sepsis neonatus akibat kuman anaerob

P36.8

Sepsis bakteri lain pada neonatus

P36.9

Sepsis bakteri pada neonatus, tidak dijelaskan

P37. Penyakit infeksi dan parasit kongenital lainnya


Kecuali: sifilis kongenital (A50.-), ophthalmia neonatorum
akibat gonokokus (A54.3)
tetanus neonatorum (A33), enterokolitis nekrotikans
janin dan neonatus (P77)
diare neonatus: menular (A00-A09), tidak menular
(P78.3)
P37.0

Tuberkulosis kongenital

P37.1

Toxoplasmosis kongenital

Hydrocephalus akibat toxoplasmosis kongenital


P37.2

Listeriosis neonatus (disseminata)

P37.3

Malaria falsiparum kongenital

P37.4

Malaria kongenital lainnya

P37.5

Kandidiasis neonatus

P37.8

Penyakit infeksi dan parasit kongenital lain yang

dijelaskan
P37.9

Penyakit infeksi dan parasit kongenital, tidak dijelaskan

P38. Omphalitis neonatus dengan atau tanpa perdarahan ringan


P39. Infeksi lain yang khusus pada masa perinatal
P39.0 Mastitis infektif neonatus

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

19

ICD 10 2nded
Kecuali:

Apikes Iris
pembesaran saluran mammae neonatus, mastitis

noninfektif neonatus (P83.4)


P39.1

Konjungtivitis and dakriosistitis neonatus

Konjungtivitis chlamydia neonatus, ophthalmia neonatorum


NOS
Kecuali:

konjungtivitis gonokokus (A54.3)

P39.2

Infeksi janin intra-amnion, not elsewhere classified

P39.3

Infeksi saluran kemih neonatus

P39.4

Infeksi kulit neonatus

Pioderma neonatus
Kecuali:

pemphigus neonatorum (L00), sindroma kulit

melepuh stafilokokus (L00)


P39.8

Infeksi lain yang khusus pada masa perinatal, yang

dijelaskan
P39.9

Infeksi lain yang khusus pada masa perinatal, tidak

dijelaskan

Kelainan perdarahan dan hematologis janin dan


neonatus (P50-P61)
Kecuali:

anemia hemolitika herediter (D55-D58)

sindroma Gilbert's (E80.4) gangguan penangkapan


bilirubin plasma oleh hati
sindroma Crigler-Najjar (E80.5) defisiensi glukoronil
transferase
sindroma Dubin-Johnson (E80.6) gangguan ekskresi
bilirubin
stenosis dan striktura kongenital saluran empedu
(Q44.3)
P50. Kehilangan darah janin fetal blood loss
Kecuali: anemia kongenital akibat kehilangan darah janin
(P61.3)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

20

ICD 10 2nded

Apikes Iris

P50.0

Kehilangan darah janin dari vasa praevia

P50.1

Kehilangan darah janin dari ruptur umbilikus

P50.2

Kehilangan darah janin dari plasenta

P50.3

Perdarahan ke dalam saudara kembar

P50.4

Perdarahan ke dalam sirkulasi ibu

P50.5

Kehilangan darah janin dari ujung terpotong umbilikus

saudara kembarnya
P50.8

Kehilangan darah janin lainnya

P50.9

Kehilangan darah janin dari, tidak dijelaskan

Perdarahan janin NOS


P51. Perdarahan dari umbilikus neonatus
Kecuali: omphalitis dengan perdarahan ringan (P38)
P51.0

Perdarahan massif dari umbilikus neonatus

P51.8

Perdarahan dari umbilikus neonatus lainnya

Kebocoran ligatur (pengikat) umbilikus NOS


P51.9

Perdarahan dari umbilikus neonatus, tidak dijelaskan

P52. Perdarahan non-traumatika intrakranium janin dan


neonatus
Termasuk:
Perdarahan intrakranium akibat anoxia atau
hypoxia
Kecuali:

Perdarahan intrakranium akibat cedera: lahir (P10.-),

maternal (P00.5), lain (S06.-)


P52.0

Perdarahan intraventrikel (nontraumatika), tingkat 1,

janin dan neonatus


Perdarahan subependyma (tanpa perluasan ke
intraventrikel)
[ependima: selaput pelapis ventrikel otak dan kanalis
sentralis medulla spinalis]
P52.1

Perdarahan intraventrikel (nontraumatika), tingkat 2,

janin dan neonatus

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

21

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Perdarahan subependyma dengan perluasan ke


intraventrikel
P52.2

Perdarahan intraventrikel (nontraumatika), tingkat 3,

janin dan neonatus


Perdarahan subependyma dengan perluasan ke
intraventrikel dan intraserebri
P52.3

Perdarahan intraventrikel (nontraumatika) janin dan

neonatus, tidak dijelaskan


P52.4

Perdarahan intraserebri (nontraumatika) janin dan

neonatus
P52.5

Perdarahan subarakhnoid (nontraumatika) janin dan

neonatus
P52.6

Perdarahan serebellum (nontraumatika) dan fossa

posterior janin dan neonatus


P52.8

Perdarahan intrakranium (nontraumatika) lain janin dan

neonatus
P52.9

Perdarahan intrakranium (nontraumatika) janin dan

neonatus, tidak dijelaskan


P53. Penyakit perdarahan janin dan neonatus
Defisiensi vitamin K neonatus
P54. Perdarahan neonatus lainnya
Kecuali: kehilangan darah janin (P50.-), perdarahan paru yang
dimulai pada perinatal (P26.-)
P54.0

Haematemesis neonatus

Kecuali:
P54.1

disebabkan darah ibu yang tertelan (P78.2)

Melaena neonatus

Kecuali: disebabkan darah ibu yang tertelan (P78.2)


P54.2

Perdarahan rektum neonatus

P54.3

Perdarahan gastrointestinal neonatus lainnya

P54.4

Perdarahan adrenal neonatus

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

22

ICD 10 2nded
P54.5

Apikes Iris

Perdarahan kulit neonatus

Lecet, ecchymoses, petechiae, hematomata superfisial:


janin dan neonatus
Kecuali:

cephalhematoma (P12.0), lecet pada

kepala(P12.3): akibat cedera lahir


P54.6

Perdarahan vagina neonatus

Pseudomenses
P54.8

Perdarahan neonatus lain yang dijelaskan

P54.9

Perdarahan neonatus, tidak dijelaskan

P55. Penyakit haemolitika janin dan neonatus


P55.0 Isoimmunisasi Rh janin dan neonatus
P55.1

Isoimmunisasi ABO janin dan neonatus

P55.8

Penyakit hemolitika lain janin dan neonatus

P55.9

Penyakit hemolitika janin dan neonatus, tidak dijelaskan

P56. Hidrops fetalis akibat penyakit hemolitika


Kecuali: hidrops fetalis: NOS (P83.2), bukan kaibat penyakit
hemolitika (P83.2)
P56.0

Hidrops fetalis akibat isoimmunization

P56.9

Hidrops fetalis akibat penyakit hemolitika lain dan tidak

dijelaskan
P57. Kernikterus
[pigmentasi kuning ganglion basalis dan sel syaraf lain di otak
dan medulla spinalis]
P57.0

Kernikterus akibat isoimunisasi

P57.8

Kernikterus lain yang dijelaskan

Kecuali: Crigler-Najjar syndrome (E80.5)


P57.9

Kernikterus, tidak dijelaskan

P58. Jaundice neonatus akibat hemolisis berlebihan lainnya


Kecuali: jaundice akibat isoimunisasi (P55-P57)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

23

ICD 10 2nded

Apikes Iris

P58.0

Jaundice neonatus akibat lecet

P58.1

Jaundice neonatus akibat perdarahan

P58.2

Jaundice neonatus akibat infeksi

P58.3

Jaundice neonatus akibat polisitemia

P58.4

Jaundice neonatus akibat obat atau toksin dari ibu atau

yang diberi pada neonatus


Gunakan kode tambahan untuk penyebab luar (Chapter XX)
atau obat
P58.5

Jaundice neonatus akibat darah maternal

P58.8

Jaundice neonatus akibat hemolisis berlebihan lain yang

dijelaskan
P58.9

Jaundice neonatus akibat hemolisis berlebihan, tidak

dijelaskan
P59. Jaundice neonatus akibat penyebab lain dan tidak
dijelaskan
Kecuali: akibat kesalahan metabolisme sejak lahir (E70-E90),
kernikterus (P57.-)
P59.0

Jaundice neonatus yang terkait dengan kelahiran

preterm
Hiperbilirubinaemia pada prematuritas
Jaundice akibat konjugasi terlambat yang terkait dengan
kelahiran preterm
P59.1

Inspissated bile syndrome [sindroma pemekatan

empedu]
P59.2

Jaundice neonatus akibat kerusakan lain dan tidak

dijelaskan pada sel-sel hati


Kecuali: hepatitis virus kongenital (P35.3)
P59.3

Jaundice neonatus akibat inhibitor ASI

P59.8

Jaundice neonatus akibat penyebab lain yang dijelaskan

P59.9

Jaundice neonatus, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

24

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Jaundice fisiologis (berat)(berlangsung lama) NOS


P60. Disseminated intravascular coagulation [DIC] pada janin
dan neonatus
Sindroma defibrinasi janin dan neonatus
P61. Kelainan hematologis perinatal lain
Kecuali: hipogammaglobulinaemia sementara bayi (D80.7)
P61.0

Trombositopenia neonatus sementara

Trombositopenia neonatus akibat: idiopathic maternal


thrombocytopenia
isoimmunisasi, exchange transfusion [penukaran
darah]
P61.1

Polycythaemia neonatorum

P61.2

Anaemia pada prematuritas

P61.3

Anemia kongenital akibat kehilangan darah janin

P61.4

Anemia kongenital lain, not elsewhere classified

Anemia kongenital NOS


P61.5

Neutropenia neonatus sementara

P61.6

Kelainan koagulasi neonatus sementara lainnya

P61.8

Kelainan hematologis perinatal lain yang dijelaskan

P61.9

Kelainan hematologis perinatal, tidak dijelaskan

Kelainan endokrin dan metabolik sementara khusus


pada janin dan neonatus (P70-P74)
Termasuk:

kekacauan endokrin dan metabolik sementara

akibat respons bayi terhadap faktor


endokrin dan metabolik ibu, atau penyesuaiannya pada
kehidupan luar rahim.
P70 Kelainan sementara metabolisme karbohidrat khusus pada
janin dan neonatus
P70.0 Sindroma bayi dari ibu dengan diabetes gestasional
P70.1

Sindroma bayi dari ibu dengan diabetes

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

25

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Diabetes mellitus maternal (ada sebelumnya) mengganggu


janin atau neonatus (dengan hipoglikemia)
P70.2

Diabetes mellitus neonatus

P70.3

Hipoglikemia neonatus iatrogenik

P70.4

Hipoglikemia neonatus lainnya

Hipoglikemia neonatus sementara


P70.8

Kelainan sementara metabolisme karbohidrat janin dan

neonatus lainnya
P70.9

Kelainan sementara metabolisme karbohidrat janin dan

neonatus, tidak dijelaskan


P71 Kelainan sementara metabolisme kalsium dan magnesium
pada neonatus
P71.0 Hipokalsemia susu sapi pada neonatus
P71.1

Hipokalsemia neonatus lainnya

Kecuali: hipoparatiroidisme neonatus (P71.4)


P71.2

Hipomagnesaemia neonatus

P71.3

Tetani neonatus tanpa defisiensi kalsium atau

magnesium
Tetani neonatus NOS
P71.4

Hipoparatiroidism neonatus sementara

P71.8

Kelainan metabolisme Ca dan Mg neonatus sementara

lainnya
P71.9

Kelainan metabolisme Ca dan Mg sementara pada

neonatus, tidak dijelaskan


P72 Kelainan sementara endokrin neonatus lainnya
Kecuali: hipotiroidisme kongenital dengan atau tanpa goitre
(E03.0-E03.1)
dyshormogenetic goitre (E07.1), sindroma Pendred
(E07.1)
P72.0

Goiter neonatus, not elsewhere classified

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

26

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Goiter kongenital sementara dengan fungsi normal


P72.1

Hyperthyroidisme neonatus sementara

Tirotoksikosis neonatus
P72.2

Kelainan fungsi tiroid neonatus sementara lainnya , not

elsewhere classified
Hipotiroidism neonatus sementara
P72.8

Kelainan endokrin neonatus sementara lainnya yang

dijelaskan
P72.9

Kelainan endokrin pada neonatus neonatus, tidak

dijelaskan
P74 Kekacauan sementara elektrolit dan metabolik neonatus
lainnya
P74.0 Asidosis metabolik terlambat pada neonatus
P74.1

Dehidrasi neonatus

P74.2

Kekacauan keseimbangan sodium neonatus

P74.3

Kekacauan keseimbangan potassium neonatus

P74.4

Kekacauan elektrolit neonatus sementara lainnya

P74.5

Tirosinaemia neonatus sementara

P74.8

Kekacauan metabolik neonatus sementara lainnya

P74.9

Kekacauan metabolik neonatus sementara, tidak

dijelaskan

Kelainan sistem pencernaan janin dan neonatus (P75P78)


P75* Ileus mekonium (E84.1)
P76. Obstruksi usus lain pada neonatus
Kecuali: obstruksi usus yang bisa diklasifikasikan pada K56.P76.0

Meconium plug syndrome [sindroma sumbatan

mekonium]
P76.1

Ileus neonatus sementara

Kecuali:

penyakit Hirschsprung (Q43.1)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

27

ICD 10 2nded

Apikes Iris

P76.2

Obstruksi usus akibat susu yang merembes

P76.8

Obstruksi usus neonatus lain yang dijelaskan

P76.9

Obstruksi usus neonatus, tidak dijelaskan

P77. Enterokolitis nekrotikans janin dan neonatus


P78. Kelainan sistem pencernaan perinatal lainnya
Kecuali: perdarahan gastrointestinum neonatus (P54.0-P54.3)
P78.0

Perforasi usus perinatal

Peritonitis mekonium
P78.1

Peritonitis neonatus lainnya

Peritonitis neonatus NOS


P78.2

Hematemesis dan melena neonatus akibat darah ibu

tertelan
P78.3

Diare neonatus non-infektif

Diare neonatus NOS


Kecuali:

di negara tempat kondisi ini dianggap menular

(A09)
P78.8

Kelainan sistem pencernaan perinatal lain yang

dijelaskan
Sirosis (hepatis) kongenital, ulkus peptikum neonatus
P78.9

Kelainan sistem pencernaan perinatal, tidak dijelaskan

Kondisi yang melibatkan integumen dan pengaturan


suhu janin dan neonatus (P80-P83)
P80. Hipotermia neonatus
P80.0 Cold injury syndrome sindroma cedera dingin
Hipotermia berat dan biasanya kronis, dengan kulit pink
(pink flushed appearance), edema, serta kelainan
neurologis dan biokimiawi.
Kecuali:
P80.8

hipotermia ringan neonatus (P80.8)

Hipotermia neonatus lainnya

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

28

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Hipotermia ringan neonatus


P80.9

Hipotermia neonatus, tidak dijelaskan

P81. Kekacauan pengaturan suhu neonatus lainnya


P81.0 Hipertermia lingkungan pada neonatus
P81.8

Kekacauan pengaturan suhu neonatus lainnya yang

dijelaskan
P81.9

Kekacauan pengaturan suhu neonatus, tidak dijelaskan

Demam neonatus NOS


P83. Kondisi integumen lain yang khusus pada janin dan
neonatus
Kecuali: sindroma kulit melepuh (scalded skin) akibat
staphylococcus (L00)
cradle cap (L21.0) deposit kuning pada scalp bayi,
akibat seborrhoea
dermatitis diaper [napkin] (L22), infeksi kulit neonatus
(P39.4),
hidrops fetalis akibat penyakit hemolitika (P56.-)
malformasi kongenital kulit dan integumen (Q80-Q84)
P83.0

Sclerema neonatorum

P83.1

Erythema toxicum neonatorum

P83.2

Hidrops fetalis yang bukan akibat penyakit hemolitika

Hidrops fetalis NOS


P83.3

Edema lain dan tidak dijelaskan khusus pada janin dan

neonatus
P83.4

Breast engorgement of newborn pembesaran mammae

neonatus
Mastitis noninfektif neonatus
P83.5

Hidrokel kongenital

P83.6

Polip umbilikus neonatus

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

29

ICD 10 2nded
P83.8

Apikes Iris

Kondisi integumen lain yang dijelaskan yang khusus

pada janin dan neonatus


Bronze baby syndrome, skleroderma neonatus, urtikaria
neonatorum
P83.9

Kondisi integumen yang khusus pada janin dan

neonatus, tidak dijelaskan

Kelainan lain yang berawal pada masa perinatal (P90P96)


P90. Konvulsi neonatus
Kecuali: konvulsi ringan neonatus - benign neonatal convulsions
(familial) (G40.3)
P91. Kekacauan status serebri lain pada neonatus
P91.0 Iskemia serebri neonatus
P91.1

Kista periventrikel neonatus yang didapat

P91.2

Leukomalasia serebri neonatus

P91.3

Irritabilitas serebri neonatus

P91.4

Depresi serebri neonatus

P91.5

Koma neonatus

P91.8

Kekacauan status serebri lain yang dijelaskan pada

neonatus
P91.9

Kekacauan status serebri lain neonatus, tidak dijelaskan

P92. Masalah pemberian makanan neonatus - Feeding problems


of newborn
P92.0 Muntah pada neonatus
P92.1

Regurgitasi dan ruminasi pada neonatus

P92.2

Pemberian makanan lambat pada neonatus

P92.3

Pemberian makanan sedikit pada neonatus

P92.4

Pemberian makanan berlebihan pada neonatus

P92.5

Kesulitan pemberian ASI pada neonatus

P92.8

Masalah pemberian makanan neonatus lainnya

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

30

ICD 10 2nded
P92.9

Apikes Iris

Masalah pemberian makanan neonatus, tidak dijelaskan

P93. Reaksi dan intoksikasi akibat obat yang diberikan kepada


janin dan neonatus
Grey syndrome akibat pemberian chloramphenicol kepada
neonatus
Kecuali:

gejala putus obat dari penggunaan obat terapi pada

neonatus (P96.2)
jaundice akibat obat atau toksin dari ibu atau diberikan
kepada neonatus (P58.4)
reaksi dan intoksikasi akibat opiat, penenang, dan
pengobatan lain pada ibu (P04.0-P04.1, P04.4)
P94. Kelainan tonus otot neonatus
P94.0 Myasthenia gravis neonatus sementara
Kecuali:

myasthenia gravis (G70.0)

P94.1

Hipertonia kongenital

P94.2

Hipotonia kongenital

Nonspecific floppy baby syndrome


P94.8

Kelainan lain tonus otot neonatus

P94.9

Kelainan tonus otot neonatus, tidak dijelaskan

P95. Kematian janin dengan penyebab yang tidak dijelaskan


Deadborn fetus NOS, stillbirth NOS
P96. Kondisi lain yang berawal dari masa perinatal
P96.0 Kegagalan ginjal kongenital
Uremia neonatus
P96.1

Gejala putus obat neonatus akibat penggunaan obat

addiksi oleh ibu


Sindroma putus obat pada janin dari ibu yang tergantung
obat tersebut
Kecuali:

reaksi dan intoksikasi akibat opiat dan penenang

waktu melahirkan (P04.0)


ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

31

ICD 10 2nded
P96.2

Apikes Iris

Gejala putus obat dari penggunaan obat untuk terapi

neonatus
P96.3

Sutura kranialis lebar pada neonatus

Kraniotabes neonatus
P96.4

Pengakhiran kehamilan, janin dan neonatus

Kecuali:
P96.5

pengakhiran kehamilan (ibu) (O04.-)

Komplikasi prosedur intrauterus, not elsewhere

classified
P96.8

Kondisi lain yang dijelaskan yang dimulai pada masa

perinatal
P96.9

Kondisi yang dimulai pada masa perinatal, tidak

dijelaskan
Debilitas kongenital NOS

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

32

ICD 10 2nded

Apikes Iris

RINGKASAN
Bab ini membahas kondisi yang mengganggu janin dan neonatus,
yang awalnya dimulai pada masa perinatal. Hal-hal penting pada bab
ini adalah:
1. Kategori berkisar dari P00 sampai P96
2. Dari 100 kategori yang tersedia, 59 telah digunakan
3. Terdapat 1 inklusi dan 5 eksklusi di awal bab ini
Pada kelainan yang berhubungan dengan lama gestasi dan
pertumbuhan janin, berat badan lebih diprioritaskan daripada usia
kehamilan
P07 Kelainan yang berhubungan dengan gestasi singkat dan berat
lahir rendah, not elsewhere classified, memiliki catatan di awal
kategori untuk membimbing pemberian kode kalau berat badan
dan lama gestasi keduanya diberikan.
P10-P15 Trauma lahir diklasifikasikan atas enam kategori yang
tersusun menurut efek fisik cedera, misalnya, e.g. P10.2
Intraventricular haemorrhage due to birth injury.
P35-P39 Infections specific to the perinatal period, hanya
mencakup infeksi dan penyakit parasit kongenital, dan infeksi ini
didapat di dalam uterus atau telah terdapat ketika lahir. Terdapat
beberapa pengecualian yang dengan jelas disebutkan pada
kategori yang sesuai.
Pengkode harus merujuk halaman 1235-1238 Volume 1 untuk
definisi yang terkait dengan kematian perinatal sebelum memulai
pengkodean.

LATIHAN
(Ingat bahwa yang dikode disini adalah catatan medis bayi)

1. Low birth weight - baby weighed 900g


2. Fetal death
3. Congenital hydrocele
4. Feeding problems of newborn
5. Birth injury to spine
6. Fetal malnutrition
7. Congenital renal failure
8. Congenital tuberculosis
9. Termination of pregnancy (coding newborns record)
10. Transient neonatal thrombocytopenia
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

33

ICD 10 2nded

Apikes Iris

11. Neonatal jaundice akibat kesalahan metabolisme sejak lahir,


dikenal sebagai phenylketonuria klasik
12. Baby born at 42 weeks gestation weighing 4000g.
13. Baby born showing ill-effects from the mothers
chemotherapy treatment (for cancer).
14. Premature baby (1450grams) with an Apgar score of 3 at 1
minute, subsequently developed pneumothorax, respiratory
distress syndrome and physiological jaundice.
15. Congenital left hip subluxation
16. Hyaline membrane disease of newborn
17. ABO incompatibility affecting newborn
18. Fetal sepsis
19. Partial facial paralysis in newborn
20. Erythroblastosis fetalis

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

34

ICD 10 2nded

Apikes Iris

KONDISI TERTENTU YANG DIMULAI PADA MASA PERINATAL

1. Berat badan lahir rendah (BBLR) berat bayi 900 gram


Cari low pada Index (Volume 3, halaman 338).
Low
-birthweight
- - extreme (999 grams or less) -> P07.0
2. Kematian janin
Cari death pada Index (Volume 3, halaman 132).
Death
-fetus, fetal(cause not stated)(intrauterine) -> P95
Ini diagnosis yang buruk cari informasi lebih banyak tentang
sebab kematian.

3. Congenital hydrocele
Cari hydrocele pada Index (Volume 3, halaman 271).
Hydrocele
-congenital -> P83.5
4. Masalah pemberian makanan pada bayi baru lahir
Cari feeding pada Index (Volume 3, halaman 222).
Feeding
-problem
- - newborn -> P92.9
5. Cedera lahir pada tulang punggung
Cari injury pada Index (Volume 3, halaman 304).
Injury
-birth(see also Birth injury) P15.9
Cari kode yang lebih spesifik untuk tulang punggung pada Index,
halaman 72.
Birth
-injury
- - spine -> P11.5
6. Fetal malnutrition

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

35

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Cari malnutrition pada Index (Volume 3, halaman 345).


Malnutrition
-intrauterine or fetal -> P05.2
7. Congenital renal failure
Cari failure pada Index (Volume 3, page220).
Failure
-renal
- - congenital -> P96.0
8. Congenital tuberculosis
Cari tuberculosis pada Index (Volume 3, halaman 544).
Tuberculosis
-congenital -> P37.0
9. Pengakhiran Kehamilan (mengganggu bayi baru lahir)
Cari termination pada Index (Volume 3, halaman 531).
Termination
-pregnancy - see Abortion
Cari Abortion pada Index (Volume 3, halaman 16).
Abortion
-fetus or newborn -> P96.4
10. Transient neonatal thrombocytopenia
Cari thrombocytopenia pada Index (Volume 3, halaman 533).
Thrombocytopenia
-transient neonatal-> P61.0
11. Neonatal jaundice akibat cacad metabolisme sejak lahir,
dikenal sebagai phenylketonuria klasik
Cari phenylketonuria pada Index (Volume 3, halaman 438).
Phenylketonuria
-classical -> E70.0
Ini adalah penyakit yang terjadi pada masa perinatal, tapi tidak
dikode pada Bab XVI.

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

36

ICD 10 2nded

Apikes Iris

12. Bayi lahir pada usia kehamilan 42 minggu yang beratnya


4000g.
Karena 42 minggu dianggap kehamilan post-term, kita perlu
mencari kode yang menunjukkan kehamilan lama yang mengganggu
bayi baru lahir.
Cari post-term pada Index (Volume 3, halaman 450).
Post-term(pregnancy)(mother)
-infant -> P08.2
Berat lahir bayi dianggap dalam batas normal sehingga kita tidak
perlu mencari kode yang melibatkan berat lahir.

13. Bayi lahir dengan efek buruk dari pengobatan kemoterapi


ibu (untuk kanker maternal)
Cari chemotherapy pada Index (Volume 3, halaman 95).
Chemotherapy
-cancer
- - maternal, affecting fetus or newborn -> P04.1
14. Bayi prematur (berat lahir 1450 g) dengan Apgar score 3
pada 1 menit, kemudian timbul pneumothorax, respiratory
distress syndrome dan physiological jaundice.
Kita perlu mengkode prematuritas (berat lahir adalah 1450 g),
pneumothorax, respiratory distress syndrome dan jaundice.
Cari birth pada Index (Volume 3, halaman 72).
Birth
-weight
- - low (between 100 and 2499 grams) -> P07.1
Cari pneumothorax pada Index (Volume 3, halaman 446).
Pneumothorax
-perinatal period -> P25.1
Cari distress pada Index (Volume 3, halaman 186).
Distress
-respiratory
- - syndrome(idiopathic)(newborn) -> P22.0
Cari jaundice pada Index (Volume 3, halaman 322).
Jaundice
- fetus or newborn(physiological) -> P59.9
15. Subluksasio panggul kiri kongenital

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

37

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Cari subluxation pada Index (Volume 3, halaman 514).


Subluxation
- congenital
- - hip
- - - unilateral -> Q65.3
16. Hyaline membrane disease pada bayi baru lahir
Cari disease pada Index (Volume 3, halaman 165).
Disease
- hyaline
- - membrane(newborn) -> P22.0
17. ABO incompatibility yang mengganggu bayi baru lahir
Cari incompatibility pada Index (Volume 3, halaman 288).
Incompatibility
- ABO
- - fetus or newborn -> P55.1
18. Sepsis fetus
Cari sepsis pada Index (Volume 3, halaman 493).
Sepsis
- newborn NEC -> P36.9
19. Paralisis fasialis parsial pada bayi baru lahir
Cari paralysis pada Index (Volume 3, halaman 428).
Paralysis
- facial
- - newborn -> P11.3
20. Erythroblastosis fetalis
Cari Erythroblastosis pada Index (Volume 3, halaman 213).
Erythroblastosis, fetalis -> P55.9

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

38

CHAPTER XVII. MALFORMASI,


DEFORMASI DAN KELAINAN
KROMOSOM KONGENITAL (Q00-Q99)
Kecuali:

kesalahan metabolisme sejah lahir (E70-E90)

Blok-blok pada bab ini adalah sebagai berikut:


Q00-Q07

Malformasi kongenital sistem syaraf

Q10-Q18

Malformasi kongenital mata, telinga, muka dan leher

Q20-Q28

Malformasi kongenital sistem sirkulasi

Q30-Q34

Malformasi kongenital sistem pernafasan

Q35-Q37

Cleft lip dan cleft palate

Q38-Q45

Malformasi kongenital sistem pencernaan lain

Q50-Q56

Malformasi kongenital organ-organ genital

Q60-Q64

Malformasi kongenital sistem perkemihan

Q65-Q79

Malformasi dan deformasi kongenital sistem

muskuloskeleton
Q80-Q89

Malformasi kongenital lainnya

Q90-Q99

Kelainan kromosom, not elsewhere classified

Malformasi kongenital sistem syaraf (Q00-Q07)


Beberapa kelainan neurologis yang amat serius (anensefali,
ensefalokel, spina bifida) berkembang dalam 2 bulan pertama
kehamilan dan merupakan cacad pembentukan neural tube
(dysraphia). Lainnya (hidranensefali, porensefali) terjadi kemudian dan
tampaknya akibat proses destruktif setelah otak terbentuk. Beberapa
di antaranya relatif ringan (meningokel).
Anencephaly, absennya hemisferium serebri sehingga tidak bisa
memberikan kehidupan. Otak yang absen ini kadang-kadang diganti
oleh jaringan syaraf kistik yang bisa terbuka atau tertutup oleh kulit.
Malformasi hemisferium serebri bisa terjadi. Hemisfer bisa
besar, kecil, atau tidak simetris. Gyri bisa absen, sangat besar, atau
kecil-kecil tapi banyak. Pengecilan ukuran kepala (microcephaly)
sering terkait disini, dan diikuti oleh retardasi motorik dan mental.
Encephalocele, penonjolan jaringan syaraf dan meningen
melalui cacad tengkorak, terkait dengan penutupan atap tengkorak

ICD 10 2nded

Apikes Iris

(cranium bifidum). Ensefalokel biasanya terjadi di garis tengah dan


menonjol dari occiput atau ke dalam saluran hidung, tapi bisa juga
asimetris di daerah frontalis dan parietalis. Hampir semua ensefalokel
harus diperbaiki.
Porencephaly, suatu kista atau rongga di dalam hemisferium
yang berhubungan dengan ventrikel, bisa terdapat sebelum atau
setelah lahir. Cacad ini bisa disebabkan kelainan perkembangan,
peradangan, atau kerusakan pembuluh darah seperti perdarahan
intraventrikel yang melebar ke parenkim. Bentuk ekstrimnya adalah
Hydranencephaly dengan hemisferium hampir absen total. Biasanya
serebellum dan batang otak normal dan ganglion basalis utuh. Juga
meningen, tulang, dan kulit di atap tengkorak normal.
Hydrocephalus, umumnya disebabkan pembesaran ventrikel
akibat CSF (cerebro-spinal fluid) berlebihan, yang bisa karena produksi
CSF lebih besar daripada penyerapan. Ini biasanya akibat obstruksi
aqueductus Sylvii yang menghubungkan ventrikel, obstruksi pada
tempat pengeluarannya dari ventrikel IV (foramen Luschka dan
foramen Magendie) ke subarchnoid, atau obstruksi rongga
subarakhnoid di sekitar batang otak atau hemisferium.
Hydrocephalus sering berhubungan dengan yaitu malformasi
perkembangan ventrikel IV menjadi kista (kista Dandy-Walker),. atau
kelainan pembentukan batang otak (malformasi Arnold-Chiari) yang
sering diikuti spina bifida dan syringomyelia, tapi bisa sendirian.
Spina bifida atau cacad penutupan kolom vertebra adalah satu
di antara cacad neural tube yang paling serius yang bisa diselamatkan.
Beratnya berkisar dari jenis ringan tanpa gejala yang jelas, sampai
dengan spina yang terbuka lengkap (rachischisis) dengan cacad
neurologis berat dan kematian. Pada spina bifida cystica, kantong
yang menionjol bisa berisi meningen (meningocele), medulla spinalis
(myelocele), atau keduanya (myelomeningocele). Spina bifida paling
sering pada setinggi vertebra torakalis bawah, limbalis, atau sakralis
dan biasanya melibatkan 3 sampai 6 segemn vertebra.
Q00. Anencephaly dan malformasi yang mirip dengannya
Q00.0 Anensefali
Acephaly, hemianencephaly, hemicephaly, amyelencephaly,
acrania
Q00.1

Kraniorakhiskhisis (kepala terbuka penuh, cacad

penutupan kepala)
Q00.2

Iniensefali (pembesaran foramen magnum, otak dan

medulla spinalis menyatu)


Q01. Ensefalokel

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded
Termasuk:

Apikes Iris
meningokel serebri; hidromeningokel kranialis

meningoensefalokel, ensefalomielokel; hidroensefalokel;


Kecuali:

sindroma Meckel-Gruber (Q61.9)

Q01.0

Ensefalokel frontalis

Q01.1

Ensefalokel nasofrontalis

Q01.2

Ensefalokel oksipitalis

Q01.8

Ensefalokel pada situs lain

Q01.9

Ensefalokel, tidak dijelaskan

Q02. Microcephaly
Hidromikrosefali, mikrensefalon
Kecuali:

sindroma Meckel-Gruber (Q61.9)

Q03. Hidrosefalus kongenital


Termasuk:
hidrosefalus neonatus
Kecuali:

sindroma Arnold-Chiari (Q07.0),

hidrosefalus:
didapat (G91.-),
akibat toxoplasmosis kongenital (P37.1),
dengan spina bifida (Q05.0-Q05.4)
Q03.0

Malformasi aquaeduktus Sylvii

Anomali; obstruksi kongenital, stenosis: aqueductus Sylvii


Q03.1

Atresia foramen Magendie dan foramen Luschka

Sindroma Dandy-Walker
Q03.8

Hidrosefalus kongenital lainnya

Q03.9

Hidrosefalus kongenital, tidak dijelaskan

Q04. Malformasi otak kongenital lainnya


Kecuali: siklopia (Q87.0), makrosefali (Q75.3)
Q04.0

Malformasi kongenital korpus kallosum

Agenesis korpus kallosum


Q04.1

Arhinensefali

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded
Q04.2

Apikes Iris

Holoprosensefali kegagalan forebrain membelah

dengan benar
Q04.3

Deformitas reduksi lain pada otak

Suatu bagian otak: absen, agenesis, aplasia, hipoplasia


Agyria, mikrogyria, pachygyria
Hidranensefali, lissensefali,
Kecuali: malformasi kongenital korpus kallosum (Q04.0)
Q04.4

Septo-optic displasia

Q04.5

Megalensefali

Q04.6

Kista serebri kongenital

Porensefali, skizensefali
Kecuali: acquired porencephalic cyst (G93.0)
Q04.8

Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada otak

Makrogyria
Q04.9

Malformasi kongenital otak, tidak dijelaskan

Anomali, anomali ganda, deformasi, penyakit atau lesi:


kongenital otak NOS
Q05 Spina bifida
Termasuk:
hidromeningokel (spinal), meningokel (spinal)
mielokel, meningomielokel, mielomeningokel,
siringomielokel
rachischisis, spina bifida (aperta)(cystica)
Kecuali:

sindroma Arnold-Chiari (Q07.0), spina bifida occulta

(Q76.0)
Q05.0

Spina bifida servikalis dengan hidrosefalus

Q05.1

Spina bifida torakalis dengan hidrosefalus

Spina bifida dorsalis atau torakolumbalis dengan


hidrosefalus
Q05.2

Spina bifida lumbalis dengan hidrosefalus

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Spina bifida lumbosakralis dengan hidrosefalus


Q05.3

Spina bifida sakralis dengan hidrosefalus

Q05.4

Spina bifida tidak dijelaskan dengan hidrosefalus

Q05.5

Spina bifida servikalis tanpa hidrosefalus

Q05.6

Spina bifida torakalis tanpa hidrosefalus

Spina bifida: dorsalis NOS, torakolumbalis NOS


Q05.7

Spina bifida lumbalis tanpa hidrosefalus

Spina bifida lumbosakralis NOS


Q05.8

Spina bifida sakralis tanpa hidrosefalus

Q05.9

Spina bifida, tidak dijelaskan

Q06 Malformasi medulla spinalis kongenital lainnya


Q06.0 Amyelia
Q06.1

Hypoplasia and dysplasia of spinal cord

Atelomyelia, myelatelia, myelodysplasia medulla spinalis


Q06.2

Diastematomyelia

Q06.3

Malformasi kauda equina kongenital lainnya

Q06.4

Hydromyelia

Hydrorachis
Q06.8

Malformasi medulla spinalis kongenital lain yang

dijelaskan
Q06.9

Malformasi medulla spinalis kongenital, tidak dijelaskan

Medulla spinalis atau meningen:


anomali, deformitas, penyakit atau lesi kongenital: NOS
Q07 Malformasi sistem syaraf kongenital lainnya
Kecuali: familial dysautonomia [Riley-Day] (G90.1)
neurofibromatosis (nonmalignant) (Q85.0)
Q07.0

Sindroma Arnold-Chiari [malformasi basis tengkorak

sehingga bagian serebellum masuk ke kanalis spinalis]


Q07.8 Malformasi sistem syaraf kongenital lain yang dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Agenesis syaraf, pergeseran posisi pleksus brakhialis


Sindroma jaw-winking, sindroma Marcus Gunn
Q07.9 Malformasi sistem syaraf kongenital, tidak dijelaskan
Sistem syaraf dengan: anomali, deformitas, penyakit atau
lesi: kongenital NOS

Malformasi kongenital mata, telinga, muka dan leher


(Q10-Q18)
Kecuali:

cleft lip dan cleft palate (Q35-Q37)

malformasi kongenital pada: parathyroid gland (Q89.2),


thyroid gland (Q89.2)
vertebra servikalis (Q05.0, Q05.5, Q67.5, Q76.0Q76.4)
hidung (Q30.-), larynx (Q31.-), lip NEC (Q38.0)
Q10 Malformasi kongenital pada kelopak, aparatus lakrimalis,
dan orbita
Kecuali: cryptophthalmos: NOS (Q11.2), syndrome (Q87.0)
[crypto- = tersembunyi]
Q10.0

Ptosis kongenital

Q10.1

Ektropion kongenital

Q10.2

Entropion kongenital

Q10.3

Malformasi kongenital lain pada kelopak mata

Absen atau agenesis: cilia (bulu mata), kelopak mata


Kelopak mata atau otot mata tambahan (accessory)
Ablepharon, blepharophimosis kongenital, koloboma
kelopak mata
Malformasi kongenital kelopak mata NOS
Q10.4

Absen dan agenesis apparatus lakrimalis

Absen punctum lacrimale


Q10.5

Stenosis dan striktur kongenital duktus lakrimalis

Q10.6

Malformasi kongenital lain apparatus lakrimalis

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Malformasi kongenital apparatus lakrimalis NOS


Q10.7

Malformasi kongenital orbita

Q11 Anophthalmos, microphthalmos dan macrophthalmos


Q11.0 Cystic eyeball
Q11.1

Anophthalmos lain: agenesis atau aplasia mata

Q11.2

Microphthalmos

Dysplasia, hipoplasia: mata


Cryptophthalmos NOS, mata rudimenter
Kecuali: Sindroma cryptophthalmos (Q87.0)
Q11.3

Macrophthalmos

Kecuali: macrophthalmos pada glaukoma kongenital


(Q15.0)
Q12 Malformasi kongenital lensa
Q12.0 Katarak kongenital
Q12.1 Displasia lensa kongenital
Q12.2 Koloboma (fissura) lensa
Q12.3 Aphakia kongenital
Q12.4 Spherophakia
Q12.8 Malformasi kongenital lensa lainnya
Q12.9 Malformasi kongenital lensa, tidak dijelaskan
Q13 Malformasi kongenital segmen anterior mata
Q13.0 Koloboma iris
Koloboma NOS
Q13.1

Absen iris - aniridia

Q13.2

Malformasi kongenital lain pada iris

Anisokoria kongenital, atresia pupil, corectopia (ektopia


pupil)
Malformasi kongenital of iris NOS
Q13.3

Congenital corneal opacity

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded
Q13.4

Apikes Iris

Malformasi kongenital lain pada kornea

Malformasi kongenital kornea NOS, microcornea, anomali


Peter
Q13.5

Blue sclera

Q13.8

Malformasi kongenital lain pada segmen anterior mata

Anomali Rieger
Q13.9

Malformasi kongenital segmen anterior mata, tidak

dijelaskan
Q14 Malformasi kongenital segmen posterior mata
Q14.0 Malformasi kongenital vitreous humour
Vitreous opak kongenital
Q14.1

Malformasi kongenital retina

Aneurysma retina kongenital


Q14.2

Malformasi kongenital optic disc

Koloboma diskus optikus


Q14.3

Malformasi kongenital khoroid

Q14.8

Malformasi kongenital lain segmen posterior mata

Koloboma fundus
Q14.9

Malformasi kongenital segmen posterior mata, tidak

dijelaskan
Q15 Malformasi kongenital lain pada mata
Kecuali: ocular albinism (E70.3), nystagmus kongenital (H55),
retinitis pigmentosa (H35.5)
Q15.0

Glaukoma kongenital

Buphthalmos, hydrophthalmos, glaukoma neonatus


Macrophthalmos pada glaukoma kongenital
Keratoglobus kongenital, megalokornea
Q15.8

Malformasi kongenital lain pada mata yang dijelaskan

Q15.9

Malformasi kongenital mata, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Anomali atau deformitas kongenital pada mata:


Q16 Malformasi kongenital telinga sehingga mengganggu
pendengaran
Kecuali: congenital deafness (H90.-)
Q16.0

Absen kongenital aurikula (telinga)

Q16.1

Absen kongenital, atresia dan striktura kanalis

auditorius (external)
Atresia atau striktura osseous meatus (saluran tulang)
Q16.2

Absen tuba eustachia

Q16.3

Malformasi kongenital tulang-tulang pendengaran

Fusi tulang-tulang pendengaran


Q16.4

Malformasi kongenital lain telinga tengah

Malformasi kongenital telinga tengah NOS


Q16.5

Malformasi kongenital telinga dalam

Anomaly: labirinth membranosa, organ Corti


Q16.9

Malformasi kongenital telinga yang mengganggu

pendengaran, tidak dijelaskan


Absen telinga kongenital NOS
Q17 Malformasi kongenital lain ear
Kecuali: sinus preauricular (Q18.1)
Q17.0

Accessory auricle [daun telingan berlebih]

Tragus (rawan di depan liang telinga luar) tambahan;


polyotia,
Preauricular appendage or tag; telinga atau lobulus
berjumlah banyak
Q17.1

Makrotia

Q17.2

Mikrotia

Q17.3

Other misshapen ear:

Pointed ear (telinga runcing)


Q17.4

Misplaced ear [telinga salah letak]

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Low-set ears
Kecuali: cervical auricle (Q18.2)
Q17.5

Prominent ear [telinga menonjol,

Bat ear
Q17.8

Malformasi kongenital lain pada telinga yang dijelaskan

Absen kongenital lobus telinga


Q17.9

Malformasi kongenital telinga, tidak dijelaskan

Congenital anomaly of ear NOS


Q18 Malformasi kongenital lain pada muka dan leher
Kecuali:
kelainan dentofasial [Termasuk maloklusi] (K07.-)
cleft lip and cleft palate (Q35-Q37), kondisi pada Q67.0Q67.4,
malformasi kongenital tengkorak dan tulang muka (Q75.-)
cyclopia (Q87.0), sindroma malformasi yang mengganggu
tampilan muka (Q87.0)
duktus tiroglosus persisten (Q89.2)
Q18.0

Sinus, fistula dan kista pada branchial cleft

Branchial vestige
Q18.1

Preauricular sinus and cyst

Fistula (pada): aurikula (kongenital), cervicoaura


Q18.2

Malformasi lain branchial cleft

Malformasi branchial cleft NOS, cervical auricle,


otocephaly
Q18.3

Webbing of neck

Pterygium colli
Q18.4

Macrostomia

Q18.5

Microstomia

Q18.6

Macrocheilia [hipertrofi bibir kongenital]

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

10

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Q18.7

Microcheilia

Q18.8

Malformasi kongenital lain pada muka dan leher,

dijelaskan
Kista, fistula atau sinus mdialis pada muka dan leher:
Q18.9

Malformasi kongenital lain pada muka dan leher, tidak

dijelaskan
Kelainan kongenital NOS pada muka dan leher

Malformasi kongenital sistem sirkulasi (Q20-Q28)


Q20 Malformasi kongenital rongga dan koneksi jantung
Kecuali: dextrocardia dengan situs inversus (Q89.3)
mirror-image atrial arrangement dengan situs inversus
(Q89.3)
Q20.0

Common arterial trunk

Truncus arteriosus persistent


Q20.1

Double outlet right ventricle [ lobang keluar kembar

pada ventrikel kanan]


Sindroma Taussig-Bing
Q20.2

Double outlet left ventricle [lobang keluar kembar pada

ventrikel kiri]
Q20.3

Discordant ventriculoarterial connection

Dextrotransposisi aorta, transposisi pembuluh besar


(komplit)
Q20.4

Double inlet ventricle [lobang masuk kembar pada

ventrikel]
Common ventricle, cor triloculare biatriatum, ventrikel
tunggal
Q20.5

Koneksi atrioventricular tidak semestinya

Transposisi terkoreksi, laevotransposition, inversi ventrikel


Q20.6

Isomerisme pada atrial appendages

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

11

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Isomerisme pada atrial appendages dengan asplenia atau


polysplenia
Q20.8

Malformasi kongenital lain rongga jantung dan

konneksinya
Q20.9

Malformasi kongenital rongga jantung dan koneksinya,

tidak dijelaskan

Q21 Malformasi kongenital septum jantung


Kecuali: Cacad katup jantung didapat (I51.0)
Q21.0

Ventricular septal defect cacad septum ventrikel

Q21.1

Atrial septal defect cacad septum atrium

Cacad sinus koronarius, cacad sinus venosus


Foramen ovale patent atau persisten
Ostium secundum defect (type II) patent atau persisten
Q21.2

Atrioventricular septal defect cacad septum AV

Common atrioventricular canal ventrikel menyatu


Endocardial cushion defect cacad lapisan endokardium
Ostium primum atrial septal defect (type I)
Q21.3

Tetralogy Fallot

Cacad septum ventrikel dengan


stenosis atau atresia pulmonalis, dextroposisi aorta dan
hipertrofi ventrikel kanan.
Q21.4

Aortopulmonary septal defect cacad batas aorta dan a.

Pulmonalis
Aortic septal defect
Aortopulmonary window
Q21.8

Malformasi septum jantung kongenital lain

Eisenmenger's syndrome
Pentalogy of Fallot

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

12

ICD 10 2nded
Q21.9

Apikes Iris

Malformasi kongenital septum jantung, tidak dijelaskan

Septal (heart) defect NOS


Q22 Malformasi kongenital katup pulmonalis dan trikuspid
Q22.0 Atresia katup pulmonalis
Q22.1

Stenosis kongenital katup pulmonalis

Q22.2

Insufisiensi kongenital katup pulmonalis

Regurgitasi kongenital katup pulmonalis


Q22.3

Malformasi kongenital lain katup pulmonalis

Malformasi kongenital katup pulmonalis NOS


Q22.4

Stenosis kongenital trikuspid

Atresia trikuspid
Q22.5

Anomaly Ebstein

Q22.6

Sindroma jantung kanan hipoplastik

Q22.8

Malformasi kongenital lain katup trikuspid

Q22.9

Malformasi kongenital katup trikuspid, tidak dijelaskan

Q23 Malformasi kongenital katup aorta and mitral


Q23.0 Stenosis kongenital katup aorta
Atresia atau stenosis kongenital katup aorta:
Kecuali:

stenosis kongenital subaorta (Q24.4)

pada hypoplastic left heart syndrome (Q23.4)


Q23.1

Insufisiensi kongenital katup aorta

Katup aorta bikuspid


Insufisiensi kongenital aorta
Q23.2

Stenosis kongenital katup mitral

Atresia kongenital katup mitral


Q23.3

Insufisiensi kongenital katup mitral

Q23.4

Sindroma jantung kiri hipoplastik

Atresia atau hipoplasia nyata pada lobang atau katup aorta,


dengan hipoplasia aorta asendens dan
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

13

ICD 10 2nded

Apikes Iris

cacad perkembangan ventrikel kiri (dengan stenosis atau


atresia katup mitral).
Q23.8 Malformasi kongenital lain katup aorta and mitral
Q23.9 Malformasi kongenital katup aorta and mitral, tidak
dijelaskan
Q24 Malformasi kongenital lain pada jantung
Kecuali: endocardial fibroelastosis (I42.4)
Q24.0

Dextrocardia

Kecuali:

isomerisme pada atrial appendages (Q20.6)

dextrocardia dengan situs inversus (Q89.3)


susunan mirror-image atrium dengan situs inversus
(Q89.3)
Q24.1

Laevocardia

Q24.2

Cor triatriatum jantung dengan tiga atrium

Q24.3

Stenosis infundibularis pulmonalis

Q24.4

Stenosis kongenital subaorta

Q24.5

Malformasi pembuluh koroner

Aneurisma kongenital (arteri) koronaria


Q24.6

Congenital heart block

Q24.8

Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada jantung

Diverticulum kongenital ventrikel kiri


Malformasi kongenital: miokardium, perikardium
Malposisi jantung, penyakit Uhl
Q24.9

Malformasi kongenital jantung, tidak dijelaskan

Anomali atau penyakit kongenital NOS pada jantung


Q25 Malformasi kongenital arteri besar
Q25.0 Patent duktus arteriosus
Patent ductus Botallo
Persistent ductus arteriosus

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

14

ICD 10 2nded
Q25.1

Apikes Iris

Coarctatio aorta penyempitan aorta

Coarctatio aorta (preductal)(postductal) sebelum/sesudah


duktus arterosus
Q25.2

Atresia aorta

Q25.3

Stenosis aorta

Supravalvular aortic stenosis


Kecuali: stenosis kongenital aorta (Q23.0)
Q25.4

Malformasi kongenital lain aorta

Aorta: absen, aplasia, aneurisma kongenital, dilatasi


kongenital
Hipoplasia aorta
Konvolusi arkus aorta atau arkus aorta kanan yang
menetap (persistent)
Double aortic arch [cincin vaskuler aorta]
Aneurisma sinus Valsalva (mengalami ruptur)
Kecuali: hipoplasia aorta pada hypoplastic left heart
syndrome (Q23.4)
Q25.5

Atresia arteri pulmonalis

Q25.6

Stenosis arteri pulmonalis

Q25.7

Malformasi kongenital lain arteri pulmonalis

Arteri pulmonalis: agenesis, aneurisma, anomali, hipoplasia


Arteri pulmonalis aberrant (salah letak),
Aneurisma arteriovena pulmonalis
Q25.8

Malformasi kongenital lain arteri besar

Q25.9

Malformasi kongenital arteri besar, tidak dijelaskan

Q26 Malformasi kongenital vena besar


Q26.0 Stenosis kongenital vena cava
Stenosis kongenital vena cava (inferior)(superior)
Q26.1

Superior vena cava kiri menetap (persistent)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

15

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Q26.2

Anomali total koneksi vena pulmonalis

Q26.3

Anomali partial koneksi vena pulmonalis

Q26.4

Anomali koneksi vena pulmonalis, tidak dijelaskan

Q26.5

Anomali koneksi vena porta

Q26.6

Fistula vena porta arteri hepatika

Q26.8

Malformasi kongenital lain vena besar

Absen v. cava (inferior)(superior),


Penerusan vena cava inferior ke v. Azygos,
Vena kardinalis sinistro-posterior persistent,
Sindroma scimitar (seperti golok)
Q26.9

Malformasi kongenital vena besar, tidak dijelaskan

Anomali vena cava (inferior)(superior) NOS


Q27 Malformasi kongenital lain sistem pembuluh darah perifer
Kecuali: aneurisma retina kongenital (Q14.1), anomali av
coronaria (Q24.5),
anomali arteri pulmonalis (Q25.5-Q25.7)
anomali av cerebralis dan precerebralis (Q28.0-Q28.3)
haemangioma dan lymphangioma (D18.-)
Q27.0

Absen dan hipoplasia kongenital arteri umbilikalis

Single umbilical artery a. umbilikalis tunggal


Q27.1

Stenosis kongenital arteri renalis

Q27.2

Malformasi kongenital lain arteri renalis

Malformasi kongenital arteri renalis NOS,


Arteri renalis ganda
Q27.3

Malformasi arteriovena perifer

Aneurisma arteriovena
Kecuali: aneurisma arteriovena didapat (I77.0)
Q27.4

Phlebektasia kongenital

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

16

ICD 10 2nded
Q27.8

Apikes Iris

Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada sistem

vaskuler perifer
A. subclavia aberrant,
Absen arteri atau vena NEC, atresia arteri atau vena NEC
Striktura arteri kongenital
Aneurisma (perifer) kongenital
Varix kongenital:
Q27.9

Malformasi kongenital sistem vaskuler perifer, tidak

dijelaskan
Anomali arteri atau vena NOS
Q28 Malformasi kongenital lain sistem sirkulasi
Kecuali: aneurisma kongenital:
NOS (Q27.8), perifer (Q27.8)
retina (Q14.1), koroner (Q24.5), pulmonalis (Q25.7),
ruptur pada:
malformasi arteriovena serebralis (I60.8)
malformasi pembuluh preserebralis (I72.-)
Q28.0

Malformasi arteriovena pembuluh preserebralis

Aneurisma arteriovena preserebralis kongenital


(nonruptured)
Q28.1

Malformasi lain pembuluh preserebralis

Malformasi kongenital av. preserebralis NOS


Aneurisma kongenital preserebralis (nonruptured)
Q28.2

Malformasi arteriovena pembuluh cerebralis

Malformasi arteriovena otak NOS,


Aneurisma kongenital av serebralis (nonruptured)
Q28.3

Malformasi lain pembuluh serebralis

Malformasi kongenital av serebralis NOS


Aneurisma serebralis kongenital (nonruptured)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

17

ICD 10 2nded
Q28.8

Apikes Iris

Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada sistem

sirkulasi
Aneurisma kongenital, situs dijelaskan NEC
Q28.9 Malformasi kongenital sistem sirkulasi, tidak dijelaskan

Malformasi kongenital sistem pernafasan (Q30-Q34)


Q30 Malformasi kongenital hidung
Kecuali: deviasi kongenital septum hidung(Q67.4)
Q30.0

Atresia choanae

Atresia nares (anterior)(posterior)


Stenosis kongenital nares (anterior)(posterior)
Q30.1

Hidung agenesis dan kurang berkembang

Absen kongenital hidung


Q30.2

Hidung retak, cekung dan belah

Q30.3

Perforasi kongenital septum nasalis

Q30.8

Malformasi kongenital lain hidung

Accessory nose hidung tambahan


Anomali kongenital dinding sinus hidung
Q30.9

Malformasi kongenital hidung, tidak dijelaskan

Q31 Malformasi kongenital larynx


Q31.0 Web pada larynx
Web pada: larynx: NOS, glottis, subglottis
Q31.1

Stenosis kongenital subglottis

Q31.2

Hipoplasia larynx

Q31.3

Laryngokel

Q31.4

Stridor larynx kongenital

Stridor kongenital (larynx) NOS


Q31.8

Malformasi kongenital lain pada larynx

rawan cricoid, thyroid, epiglottis, glottis, larynx::


absen, agenesis, atau atresia
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

18

ICD 10 2nded

Apikes Iris

cleft thyroid cartilage rawan tiroid belah


posterior cleft of cricoid cartilage rawan cricoid belah di
belakang
fissura epiglottis
stenosis kongenital larynx NEC,
Q31.9

Malformasi kongenital larynx, tidak dijelaskan

Q32 Malformasi kongenital trachea dan bronchus


Kecuali: bronkhiektasis kongenital (Q33.4)
Q32.0

Tracheomalasia kongenital

Q32.1

Malformasi kongenital lain pada trachea

Anomali rawan trakhea


Atresia trakhea
Trakheokel kongenital
Trakhea dengan dilatasi, malformasi, dan stenosis
kongenital
Q32.2

Bronchomalasia kongenital

Q32.3

Stenosis kongenital bronkhus

Q32.4

Malformasi kongenital lain bronkhus

Bronkhus: absen, agenesis, atresia, divertikulum,


malformasi kongenital NOS
Q33 Malformasi kongenital paru-paru
Q33.0 Congenital cystic lung - paru-paru berisi kista kongential
Congenital honeycomb lung
Congenital cystic atau polycystic lung disease
Kecuali: cystic lung disease, didapat atau tidak dijelaskan
(J98.4)
Q33.1

Accessory lobe pada paru-paru lobus tambahan

Q33.2

Sequestrasi paru-paru - pemisahan

Q33.3

Agenesis paru-paru

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

19

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Absen (lobus) paru-paru


Q33.4

Bronkhiektasia kongenital

Q33.5

Jaringan ektopik dalam paru-paru

Q33.6

Hipoplasia dan displasia paru-paru

Kecuali: hipoplasia paru-paru yang terkait dengan


kehamilan singkat (P28.0)
Q33.8

Malformasi kongenital lain pada paru-paru

Q33.9

Malformasi kongenital paru-paru, tidak dijelaskan

Q34 Malformasi kongenital lain pada sistem pernafasan


Q34.0 Anomali pleura
Q34.1

Kista kongenital mediastinum

Q34.8

Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada sistem

pernafasan
Atresia nasopharynx
Q34.9

Malformasi kongenital sistem pernafasan, tidak

dijelaskan
Absen kongenital organ pernafasan
Anomali kongenital NOS organ pernafasan

Cleft lip dan cleft palate (Q35-Q37)


Kecuali: Sindroma Robin (Q87.0)
Q35 Cleft palate
Termasuk:
fissura palatum, palatoskhisis
Kecuali:

cleft palate dengan cleft lip (Q37.-)

Q35.0

Cleft hard palate, bilateral

Q35.1

Cleft hard palate, unilateral, NOS

Q35.2

Cleft soft palate, bilateral

Q35.3

Cleft soft palate, unilateral, NOS

Q35.4

Cleft hard palate dengan cleft soft palate, bilateral

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

20

ICD 10 2nded
Q35.5

Apikes Iris

Cleft hard palate dengan cleft soft palate, unilateral;

NOS
Q35.6

Cleft palate, medial

Q35.7

Cleft uvula

Q35.8

Cleft palate, tidak dijelaskan, bilateral

Q35.9

Cleft palate, tidak dijelaskan, unilateral, NOS

Q36 Cleft lip


Termasuk:

cheiloschisis, labioskhisis, fissura kongenital

bibir, harelip, labium leporinum


Kecuali:

cleft lip dengan cleft palate (Q37.-)

Q36.0

Cleft lip, bilateral

Q36.1

Cleft lip, medial

Q36.9

Cleft lip, unilateral, NOS

Q37 Cleft palate dengan cleft lip


Q37.0 Cleft hard palate dengan cleft lip, bilateral
Q37.1

Cleft hard palate dengan cleft lip, unilateral, NOS

Q37.2

Cleft soft palate dengan cleft lip, bilateral

Q37.3

Cleft soft palate dengan cleft lip, unilateral, NOS

Q37.4

Cleft hard and soft palate dengan cleft lip, bilateral

Q37.5

Cleft hard and soft palate dengan cleft lip, unilateral,

NOS
Q37.8

Cleft palate yang tidak dijelaskan dengan cleft lip,

bilateral
Q37.9

Cleft palate yang tidak dijelaskan dengan cleft lip,

unilateral, NOS

Malformasi kongenital sistem pencernaan lain (Q38Q45)


Q38 Malformasi kongenital lain tongue, mouth and pharynx
Kecuali: macrostomia (Q18.4), microstomia (Q18.5)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

21

ICD 10 2nded
Q38.0

Apikes Iris

Malformasi kongenital bibir, not elsewhere classified

Fistula kongenital bibir, malformasi kongenital bibir NOS


Sindroma Van der Woude
Kecuali:

cleft lip (Q36.-), cleft lip dengan cleft palate

(Q37.-)
macrocheilia (Q18.6), microcheilia (Q18.7)
Q38.1

Ankiloglossia

Tongue tie [lidah kaku, seperti dasi]


Q38.2

Makroglossia

Q38.3

Malformasi kongenital lidah lainnya

Aglossia, hipoglossia, mikroglossia


Hipoplasia lidah, lidah bifida [belah seperti bercabang]
Adhesi kongenital lidah, fissura kongenital lidah
Malformasi kongenital lidah NOS
Q38.4

Malformasi kongenital kelenjar dan saluran saliva

Kelenjar atau saluran saliva: absen, atresia, tambahan


Fistula kongenital kelenjar saliva
Q38.5

Malformasi palatum kongenital, n.e.c.

Absen uvula, high arched palate [palatum melengkung


tinggi]
Malformasi kongenital palatum NOS,
Kecuali: cleft palate (Q35.-), cleft palate dengan cleft lip
(Q37.-)
Q38.6

Malformasi kongenital mulut lainnya

Malformasi kongenital mulut NOS


Q38.7

Pharyngeal pouch

Divertikulum pharynx
Kecuali: pharyngeal pouch syndrome (D82.1)
Q38.8

Malformasi kongenital pharynx lainnya, NOS

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

22

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Q39 Malformasi kongenital oesophagus


Q39.0 Atresia esophagus tanpa fistula
Atresia esophagus NOS
Q39.1

Atresia esophagus dengan fistula trakheo-esophagus

Atresia esophagus dengan fistula bronkho-oesophagus


Q39.2

Fistula kongenital trakheo-oesophagus tanpa atresia

Fistula kongenital trakheo-oesophagus NOS


Q39.3

Stenosis dan striktura kongenital esophagus

Q39.4

Web esophagus

Q39.5

Dilatasi kongenital esophagus

Q39.6

Divertikulum esophagus

Esophageal pouch
Q39.8

Malformasi kongenital oesophagus lainnya

Esophagus: absen, tergeser secara kongenital, atau


duplikasi
Q39.9

Malformasi kongenital esophagus, tidak dijelaskan

Q40 Malformasi kongenital lain saluran pencernaan atas


Q40.0 Stenosis pilorus hipertrofika kongenital
Pilorus dengan kelainan kongenital atau infantil beurpa:
hipertrofi, stenosis, konstriksi, spasme, atau striktura
Q40.1

Hiatus hernia kongenital

Masuknya cardia [bagian lambung] melalui hiatus


esophagus
Kecuali: hernia diaphragma kongenital (Q79.0)
Q40.2

Malformasi kongenital laimbung lainnya

Duplikasi lambung
Megalogastria, mikrogastria
Kardiospasme kongenital lambung
Bentuk hourglass kongenital lambung

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

23

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Pergeseran atau divertikulum kongenital lambung


Q40.3

Malformasi kongenital lambung, tidak dijelaskan

Q40.8

Malformasi kongenital lain saluran pencernaan atas

Q40.9

Malformasi kongenital saluran pencernaan atas, tidak

dijelaskan
anomali atau deformitas kongenital saluran pencernaan
atas NOS
Q41 Absen, atresia and stenosis kongenital usus halus
Termasuk:
obstruksi, oklusi dan striktura kongenital pada
usus halus atau usus NOS
Kecuali:

ileus mekonium (E84.1)

Q41.0

Absen, atresia dan stenosis kongenital duodenum

Q41.1

Absen, atresia dan stenosis kongenital jejunum

Jejunum imperforata, apple peel syndrome,


Q41.2

Absen, atresia dan stenosis kongenital ileum

Q41.8

Absen, atresia dan stenosis kongenital bagian lain usus

halus
Q41.9

Absen, atresia dan stenosis kongenital usus halus, tidak

dijelaskan, NOS
Q42 Absen, atresia and stenosis kongenital usus besar
Termasuk:
obstruksi, oklusi dan striktura kongenital usus
besar
Q42.0

Absen, atresia dan stenosis kongenital rektum dengan

fistula
Q42.1

Absen, atresia dan stenosis kongenital rektum tanpa

fistula,
Rektum imperforata
Q42.2

Absen, atresia dan stenosis kongenital anus dengan

fistula

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

24

ICD 10 2nded
Q42.3

Apikes Iris

Absen, atresia dan stenosis kongenital anus tanpa

fistula,
Anus imperforata
Q42.8

Absen, atresia dan stenosis kongenital bagian lain usus

besar
Q42.9

Absen, atresia dan stenosis kongenital usus besar, tidak

dijelaskan
Q43 Malformasi kongenital lain usus
Q43.0 Diverticulum Meckel
Duktus omphalomesenterika atau duktus vitelline persisten
Q43.1

Penyakit Hirschsprung

Aganglionosis
Megakolon (aganglionik) kongenital
Q43.2

Kelainan fungsional kongenital lain kolon

Dilatasi kongenital kolon


Q43.3

Malformasi kongenital fiksasi usus

Adhesi [band] kongenital: anomali omentum, peritoneum


Membran Jackson, malrotasi kolon, mesenterium universal
Rotasi caecum dan kolon yang gagal, inkomplit, tidak
memadai
Q43.4

Duplikasi usus

Q43.5

Anus ektopik

Q43.6

Fistula kongenital rektum dan anus

Kecuali:

fistula kongenital: rectovagina (Q52.2),

urethrorektum (Q64.7)
fistula atau sinus pilonida (L05.-)
disertai oleh absen, atresia dan stenosis (Q42.0,
Q42.2)
Q43.7

Kloaka persisten

Kloaka NOS
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

25

ICD 10 2nded
Q43.8

Apikes Iris

Malformasi kongenital lain usus

Dolichocolon [kolon panjang], microcolon,


megaloappendix, megaloduodenum
Transposisi: appendix, usus halus, kolon
Blind loop syndrome kongenital
Divertikulitis kongenital kolon, divertikulum kongenital
usus:
Q43.9

Malformasi kongenital usus, tidak dijelaskan

Q44 Malformasi kongenital kantong empedu, saluran empedu


dan hati
Q44.0 Agenesis, aplasia dan hypoplasia kantong empedu
Absen kongenital kantong empedu
Q44.1

Malformasi kongenital lain kantong empedu

Malformasi kongenital kantong empedu NOS


Kantong empedu intrahepatik
Q44.2

Atresia saluran empedu

Q44.3

Stenosis dan striktura kongenital saluran empedu

Q44.4

Choledochal cyst [kista saluran empedu]

Q44.5

Malformasi kongenital lain saluran empedu

Duktus hepatikus tambahan


Duplikasi duktus biliaris atau duktus kistikus
Malformasi kongenital saluran empedu NOS
Q44.6

Penyakit kista hati

Penyakit fibrokista hati


Q44.7

Malformasi kongenital lain hati

Hati tambahan
Sindroma Alagille
Absen kongenital hati, hepatomegali kongenital
Malformasi kongenital hati NOS

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

26

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Q45 Malformasi kongenital lain sistem pencernaan


Kecuali: hernia diafragmatika kongenital (Q79.0), hiatus
hernia kongenital (Q40.1)
Q45.0

Agenesis, aplasia dan hypoplasia pankreas

Absen kongenital pankreas


Q45.1 Pankreas annularis[pankreas seperti cincin]
Q45.2 Kista kongenital pankreas
Q45.3 Malformasi kongenital lain pankreas and duktus
pankreatikus
Pankreas tambahan
Malformasi kongenital pankreas atau duktus pankreatikus
NOS
Kecuali:

diabetes mellitus kongenital (E10.-) atau

neonatus (P70.2)
penyakit fibrokista pankreas (E84.-)
Q45.8 Malformasi kongenital sistem pencernaan lainnya
Absen (komplit)(parsial) saluran pencernaan NOS
Duplikasi atau malposisi kongenital organ pencernaan NOS
Q45.9 Malformasi kongenital sistem pencernaan, tidak
dijelaskan
Anomali atau deformitas kongenital sistem pencernaan
NOS

Malformasi kongenital organ-organ genital (Q50-Q56)


Kecuali:

sindroma resistensi androgen (E34.5); sindroma

femininasi testis (E34.5)


sindroma yang terkait dengan anomali jumlah dan
bentuk kromosom (Q90-Q99)
Q50 Malformasi kongenital ovarium, tuba fallopii dan
ligamentum latum

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

27

ICD 10 2nded
Q50.0

Apikes Iris

Absen kongenital ovarium

Kecuali: sindroma Turner (Q96.-)


Q50.1

Developmental ovarian cyst [ kista ovarium masa

perkembangan]
Q50.2

Torsi kongenital ovarium

Q50.3

Malformasi kongenital lain ovarium

Ovarium tambahan, ovarian streak (berbentuk khas),


Malformasi kongenital ovarium NOS
Q50.4

Kista embronik tuba fallopii

Kista fimbria
Q50.5

Kista embronik ligamentum latum

Kista epoophoron, kista parovarium, kista saluran Gartner


Q50.6

Malformasi kongenital lain tuba fallopii dan ligamentum

latum
Absen, atresia atautambahan tuba fallopii dan ligamentum
latum
Malformasi kongenital tuba fallopii dan ligamentum latum
NOS
Q51 Malformasi kongenital uterus dan cervix
Q51.0 Agenesis dan aplasia uterus
Absen kongenital uterus
Q51.1

Uterus kembar dengan cervix dan vagina kembar

Q51.2

Uterus kembar lainnya

Uterus kembar NOS


Q51.3

Bicornate uterus bercabang dua

Q51.4

Unicornate uterus seperti bertanduk satu

Q51.5

Agenesis dan aplasia cervix

Absen kongenital cervix


Q51.6

Kista embrionik cervix

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

28

ICD 10 2nded
Q51.7

Apikes Iris

Fistula kongenital antara uterus dengan saluran

pencernaan dan saluran urin


Q51.8

Malformasi kongenital lain uterus dan cervix:

Hipoplasia uterus dan cervix


Q51.9

Malformasi kongenital uterus dan cervix, tidak

dijelaskan
Q52 Malformasi kongenital lain genitalia wanita
Q52.0 Absen kongenital vagina
Q52.1

Vagina kembar

Septate vagina [vagina berseptum]


Kecuali: vagina kembar dengan uterus dan cervix kembar
(Q51.1)
Q52.2

Fistula rektovaginalis kongenital

Kecuali: kloaka (Q43.7)


Q52.3

Hymen imperforata

Q52.4

Malformasi kongenital vagina lainnya

Malformasi kongenital vagina NOS


Kista kongenital kanalis Nucki atau kista vagina embrionik
Q52.5

Fusi labia

Q52.6

Malformasi kongenital clitoris

Q52.7

Malformasi kongenital vulva lainnya

Absen kongenital, kista kongenital, atau malformasi


kongenital NOS pada vulva
Q52.8

Malformasi kongenital genitalia wanita lainnya

Q52.9

Malformasi kongenital genitalia wanita, tidak dijelaskan

Q53 Undescended testicle


Q53.0 Testis ektopik
Testes ektopik unilateral atau bilateral
Q53.1

Undescended testicle, unilateral

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

29

ICD 10 2nded
Q53.2

Undescended testicle, bilateral

Q53.9

Undescended testicle, tidak dijelaskan

Apikes Iris

Cryptorchism NOS
Q54 Hypospadias [muara uretra di permukaan bawah penis]
Kecuali: epispadias (Q64.0) [muara uretra di permukaan atas
penis]
Q54.0

Hipospadias, balanic [muara di glans penis bagian

bawah]
Hipospadias: koronalis, glandularis
Q54.1

Hipospadias, penis

Q54.2

Hipospadias, penoskrotum[muara di bawah di dekat

skrotum]
Q54.3

Hipospadias, perineum [muara di bawah di dekat

perineum]
Q54.4

Congenital chordee [penis ereksi membengkok dan

nyeri]
Q54.8

Hipospadias lain

Q54.9

Hipospadias, tidak dijelaskan

Q55 Malformasi kongenital lain organ genitalia pria


Kecuali: hidrokel kongenital (P83.5); hipospadias (Q54.-)
Q55.0

Absen dan aplasia testis

Monorkhism
Q55.1

Hipoplasia testis dan skrotum

Fusi testes
Q55.2

Malformasi kongenital testis dan skrotum lainnya

Malformasi kongenital testis atau skrotum NOS


Poliorkhismus, testis retraktil, testis migrans
Q55.3

Atresia vas deferens

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

30

ICD 10 2nded
Q55.4

Apikes Iris

Malformasi kongenital lain vas deferens, epididimis,

vesikula seminalis, dan prostat


Malformasi kongenital NOS vas deferens, epididimis,
vesikula seminalis, dan prostat
Absen atau aplasia prostat atau spermatic cord
Q55.5

Absen and aplasia kongenital penis

Q55.6

Malformasi kongenital penis lainnya

Malformasi kongenital penis NOS


Kurvatura penis (lateral), hipoplasia penis
Q55.8

Malformasi kongenital organ genitalia pria lainnya

Q55.9

Malformasi kongenital organ genitalia pria, tidak

dijelaskan
Anomali atau deformitas kongenital NOS organ genitalia
pria
Q56 Indeterminate sex dan pseudohermafroditism
Kecuali: pseudohermafroditism dengan anomali kromosom
yang dijelaskan (Q96-Q99)
pseudohermafroditism wanita, dengan kelainan korteks
adrenal (E25.-)
pseudohermafroditism pria, dengan resistensi androgen
(E34.5)
Q56.0

Hermafroditism, n.e.c [memiliki ciri-ciri pria dan wanita]

Ovotestis
Q56.1

Pseudohermafhroditism pria, n.e.c

Pseudohermafroditism pria NOS


Q56.2

Pseudohermafroditism wanita, n.e.c

Pseudohermafroditism wanita NOS


Q56.3

Pseudohermafroditism, tidak dijelaskan

Q56.4

Indeterminate sex, tidak dijelaskan

Ambiguous genitalia
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

31

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Malformasi kongenital sistem perkemihan (Q60-Q64)


Q60 Agenesis ginjal dan defek reduksi ginjal lainnya
Termasuk:
atrofi kongenital atau infantil ginjal
absen kongenital ginjal
Q60.0

Agenesis ginjal, unilateral

Q60.1

Agenesis ginjal, bilateral

Q60.2

Agenesis ginjal, tidak dijelaskan

Q60.3

Hipoplasia ginjal, unilateral

Q60.4

Hipoplasia ginjal, bilateral

Q60.5

Hipoplasia ginjal, tidak dijelaskan

Q60.6

Potter's syndrome [kedua ginjal absen]

Q61 Cystic kidney disease


Kecuali: kista ginjal didapat (N28.1), sindroma Potter (Q60.6)
Q61.0

Kista tunggal kongenital ginjal

Kista ginjal (kongenital) (tunggal)


Q61.1

Ginjal polikista, jenis infantil

Q61.2

Ginjal polikista, jenis dewasa

Q61.3

Ginjal polikista, tidak dijelaskan

Q61.4

Displasia ginjal

Q61.5

Medullary cystic kidney [kista medulla ginjal]

Sponge kidney NOS


Q61.8

Penyakit kista ginjal lainnya

Ginjal fibrokista, degenerasi atau penyakit ginjal fibrokista


Q61.9

Penyakit kista ginjal, tidak dijelaskan

Sindroma Meckel-Gruber
Q62 Cacad obstruktif kongenital pelvis ginjal dan malformasi
kongenital ureter
Q62.0 Hidronefrosis kongenital
Q62.1

Atresia dan stenosis ureter

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

32

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Oklusi kongenital ureter, ureteropelvic junction dan muara


ureterovesikalis
Impervious ureter [ureter tak bisa dilalui cairan]
Q62.2

Megaloureter kongenital

Dilatasi kongenital ureter


Q62.3

Cacad obstruktif pelvis ginjal dan ureter lainnya

Ureterokel kongenital
Q62.4

Agenesis ureter

Ureter absen
Q62.5

Ureter kembar

Ureter tambahan atau kembar


Q62.6

Malposisi ureter

Ureter atau muara ureter deviasi, bergeser, ektopik,


kelainan implantasi
Q62.7

Reflux kongenital vesiko-uretero-renal

Q62.8

Malformasi kongenital ureter lainnya

Anomali ureter NOS


Q63 Malformasi kongenital lain ginjal
Kecuali: sindroma nefrotik kongenital (N04.-)
Q63.0

Accessory kidney [ginjal tambahan]

Q63.1

Lobulated, fused and horseshoe kidney [berlobus,

menyatu, sepatu kuda]


Q63.2

Ectopic kidney

Ginjal salah letak kongenital, malrotasi ginjal


Q63.3

Ginjal hyperplastik dan raksasa

Q63.8

Malformasi kongenital ginjal lainnya

Batu ginjal kongenital


Q63.9

Malformasi kongenital ginjal, tidak dijelaskan

Q64 Malformasi kongenital lain sistem perkemihan


ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

33

ICD 10 2nded
Q64.0

Apikes Iris

Epispadias [muara uretra di permukaan atas penis]

Kecuali: hypospadias (Q54.-)


Q64.1

Exstrophy kandung kemih

Ektopia vesikae; extroversi kandung kemih


Q64.2

Congenital posterior urethral valves [katup uretra

posterior kongenital]
Q64.3

Atresia dan stenosis urethra dan leher bladder lainnya

Obstruksi kongenital leher bladder


Striktura kongenital urethra, meatus urinarius, dan
orifisium vesikourethrae
Impervious urethra [urethra tak bisa dilewati cairan]
Q64.4

Malformasi urachus

Kista urachus, urachus paten, prolaps urachus


Q64.5

Absen kongenital bladder dan urethra

Q64.6

Divertikulum kongenital bladder

Q64.7

Malformasi kongenital lain bladder dan urethra

Bladder dan urethra tambahan


Urethra atau meatus urinarius kembar
Hernia kongenital bladder
Malformasi kongenital bladder atau urethra NOS
Prolaps kongenital bladder (mukosa), urethra, dan meatus
urinarius
Fistula kongenital urethrorektum
Q64.8

Malformasi kongenital sistem perkemihan lainnya

Q64.9

Malformasi kongenital sistem perkemihan, tidak

dijelaskan
Anomali atau deformitas kongenital sistem perkemihan
NOS

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

34

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Malformasi dan deformasi kongenital muskuloskeleton


(Q65-Q79)
Q65 Deformitas kongenital panggul
[dislokasi = terlepas dari sendi; subluksasio = dislokasi parsial]
Kecuali:

clicking hip (R29.4)

Q65.0

Dislokasi kongenital panggul, unilateral

Q65.1

Dislokasi kongenital panggul, bilateral

Q65.2

Dislokasi kongenital panggul, tidak dijelaskan

Q65.3

Subluksasio kongenital panggul, unilateral

Q65.4

Subluksasio kongenital panggul, bilateral

Q65.5

Subluksasio kongenital panggul, tidak dijelaskan

Q65.6

Unstable hip

Dislocatable or subluxatable hip [mudah dislokasi atau


subluksasi]
Q65.8

Deformitas kongenital panggul lainnya

Anteversi leher femur, displasia kongenital acetabulum


Koxa valga kongenital [koksa saling mendekat, kaki jadi
menjauhi sumbu tubuh]
Koxa vara kongenital [koksa saling menjauh, kaki jadi
mendekati sumbu tubuh]
Q65.9

Deformitas kongenital panggul, tidak dijelaskan

Q66 Congenital deformities of feet


Kecuali: cacad reduksi kaki (Q72.-), deformitas (didapat)
valgus (M21.0) atau varus (M21.1)
Q66.0

Talipes equinovarus [berjalan di jari, kaki bengkok

permanen ke depan]
Q66.1

Talipes calcaneovarus [berjalan pada tumit, kaki

bengkok ke atas]
Q66.2

Metatarsus varus [kaki menghadap ke dalam]

Q66.3

Deformitas varus kongenital kaki lainnya

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

35

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Hallux varus, kongenital [ibu jari kaki membengkok ke


garis tengah]
Q66.4

Talipes calcaneovalgus [kaki menghadap ke luar,

berjalan pada tumit]


Q66.5

Pes planus kongenital [kaki datar]

Flat foot kongenital, rigid, atau spastic (eversi)


Q66.6

Deformitas valgus kongenital kaki lainnya

Metatarsus valgus [kaki menghadap ke luar]


Q66.7

Pes cavus [kaki sangat cekung, (claw foot)]

Q66.8

Deformitas kongenital kaki lainnya

Talipes NOS, talipes asimetris (talipes = tak bisa berjalan


pada telapak kaki):
Clubfoot NOS, hammer toe kongenital [jari seperti palu]
Koalisi tarsus, talus vertikal
Q66.9

Deformitas kongenital kaki, tidak dijelaskan

Q67 Deformitas muskuloskeleton kongenital pada kepala, muka,


spina dan dada
Kecuali: sindroma malformasi kongenital yang diklasifikasi
pada Q87.Potter's syndrome (Q60.6) bilateral renal agenesis
Q67.0

Facial asymmetry [muka tidak simetris]

Q67.1

Compression facies [muka seperti terjepit]

Q67.2

Dolichocephaly [kepala lebih lonjong daripada normal]

Q67.3

Plagiocephaly [bentuk kepala kacau (distorted)]

Q67.4

Deformitas kongenital tengkorak, muka dan rahang

lainnya
Depresi [cekungan] pada tengkorak
Deviasi kongenital septum nasalis,
Squash or bent nose, congenital [hidung tergencet atau
bengkok kongenital]

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

36

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Atrofi atau hipertrofi hemifasial (separo muka)


Kecuali:

dentofasial anomalies [Termasuk maloklusi]

(K07.-)
syphilitic saddle nose (A50.5)
Q67.5

Deformitas kongenital tulang punggung

Skoliosis kongenital: postural atau NOS


Kecuali:

skoliosis idopatik infantil (M41.0 )

skoliosis akibat malformasi kongenital tulang (Q76.3)


Q67.6

Pectus excavatum

Congenital funnel chest (dada seperti cerocok)


Q67.7

Pectus carinatum

Congenital pigeon chest (dada seperti merpati)


Q67.8

Deformaitas kongenital dada lainnya

Deformitas kongenital dinding dada NOS


Q68 Deformitas kongenital muskuloskeleton lainnya
Kecuali: cacad reduksi anggota (Q71-Q73)
Q68.0

Deformitas kongenital m. sternocleidomastoideus

Torticollis (sternomastoid) kongenital kepala tertarik ke


satu sisi
Kontraktur (m.) sternocleidomastoid, tumor (kongenital)
sternomastoid
Q68.1

Deformitas kongenital tangan

Congenital clubfinger jari seperti gada


Spade-like hand (congenital) tangan seperti spade
Q68.2

Deformitas kongenital lutut

Dislokasi kongenital lutut, genu recurvatum kongenital:


Q68.3

Congenital bowing pada femur [femur seperti busur]

Kecuali: anteversi (leher) femur (Q65.8)


Q68.4

Congenital bowing pada tibia dan fibula

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

37

ICD 10 2nded
Q68.5

Apikes Iris

Bengkok kongenital tulang panjang tungkai, tidak

dijelaskan
Q68.8

Deformitas kongenital muskuloskeleton lainnya

Deformitas kongenital klavikula, siku, lengan bawah, dan


skapula
Dislokasi kongenital siku dan bahu
Q69 Polidaktili
Q69.0 Accessory finger(s) jari tangan tambahan
Q69.1

Accessory thumb(s) ibu jari tangan tambahan

Q69.2

Accessory toe(s) [jari kaki tambahan]

Accessory hallux [ibu jari kaki tambahan]


Q69.9

Polidaktili, tidak dijelaskan

Supernumerary digit(s) NOS [jari banyak]


Q70 Sindactili
Q70.0 Fused fingers [jari bersatu]
Sindaktili kompleks jari tangan dengan sinostosis
Q70.1

Webbed fingers [jari seperti jaring]

Sindakctili simpleks jari tangan tanpa sinostosis


Q70.2

Fused toes [jari kaki bersatu]

Sindaktili kompleks jari kaki dengan sinostosis


Q70.3

Webbed toes [jari kaki seperti jaring]

Sindaktili simpleks jari kaki tanpa sinostosis


Q70.4

Polisindaktili

Q70.9

Sindaktili, tidak dijelaskan

Symphalangy NOS
Q71 Cacad reduksi anggota atas
Q71.0 Absen kongenital komplit anggota (-anggota) atas
Q71.1

Absen kongenital lengan atas dan bawah, tangan ada

[INGAT: DAN = DAN/ATAU]

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

38

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Q71.2

Absen kongenital lengan bawah dan tangan keduanya

Q71.3

Absen kongenital tangan dan jari (-jari)

Q71.4

Cacad reduksi longitudinal radius

Clubhand (congenital), radial clubhand


Q71.5

Cacad reduksi longitudinal ulna

Q71.6

Lobster-claw hand

Q71.8

Cacad reduksi lain anggota (-anggota) atas

Pemendekan kongenital anggota (-anggota) atas


Q71.9

Cacad reduksi lain anggota atas, tidak dijelaskan

Q72 Cacad reduksi anggota bawah


Q72.0 Absen kongenital komplit anggota (-anggota) bawah
Q72.1

Absen kongenital paha dan tungkai bawah, kaki ada

Q72.2

Absen kongenital tungkai bawah dan kaki keduanya

Q72.3

Absen kongenital kaki dan jari (-jari) kaki

Q72.4

Cacad reduksi longitudinal femur

Defisiensi fokal femur proksimal


Q72.5

Cacad reduksi longitudinal tibia

Q72.6

Cacad reduksi longitudinal fibula

Q72.7

Split foot [kaki belah]

Q72.8

Cacad reduksi lain anggota (-anggota) bawah

Pemendekan kongenital anggota (-anggota) bawah


Q72.9

Cacad reduksi lain anggota bawah, tidak dijelaskan

Q73 Cacad reduksi pada anggota yang tidak dijelaskan


Q73.0 Absen kongenital anggota (-anggota) yang tidak
dijelaskan
Amelia NOS [absen kongenital anggota, atau anggota
sangat pendek]
Q73.1

Phocomelia, anggota tidak dijelaskan limb(s)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

39

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Phocomelia NOS [anggota proksimal tidak berkembang,


tangan atau kaki melekat ke badan; proksimal absen atau
kurang berkembang, distal normal]
Q73.8

Cacad reduksi lain pada anggota (-anggota) yang tidak

dijelaskan
Cacad reduksi longitudinal pada anggota yang tidak
dijelaskan
Ectromelia anggota NOS (absen satu anggota atau lebih)
Hemimelia anggota NOS (lengan dan tungkai sangat
pendek)
Cacad reduksi anggota NOS
Q74 Malformasi kongenital anggota lainnya
Kecuali: polidaktili (Q69.-), sindaktili (Q70.-), cacad reduksi
anggota (Q71-Q73)
Q74.0

Malformasi kongenital anggota atas lainnya, Termasuk

gelang bahu
Disostosis kleidocranialis, pseudarthrosis kongenital
klavikula
Sinostosis radioulnaris, tulang karpal tambahan
Makrodaktilia (fingers), triphalangeal thumb [ibu jari
dengan tiga phalanks]
Deformitas Madelung, deformitas Sprengel
Q74.1

Malformasi kongenital lutut

Absen kongenital patella, patella rudimenter


Dislokasi kongenital patella
Genu valgum kongenital, genu varum kongenital
Kecuali:

dislokasi kongenital lutut (Q68.2),

genu recurvatum kongenital (Q68.2)


nail patella syndrome (Q87.2)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

40

ICD 10 2nded
Q74.2

Apikes Iris

Malformasi kongenital anggota bawah lainnya),

Termasuk lingkaran panggul


Fusi kongenital sendi sacroiliaca
Malformasi kongenital (sendi) tumit dan sakroiliaka
Kecuali: anteversi (leher) femur (Q65.8)
Q74.3

Arthrogryposis multiplex congenita [sendi terfiksir

dalam fleksi (kontraktur)]


Q74.8

Malformasi kongenital anggota lainnya

Q74.9

Malformasi kongenital anggota, tidak dijelaskan

Anomali kongenital anggota NOS


Q75 Malformasi kongenital tengkorak dan tulang muka lainnya
Kecuali: anomali dentofasialis [Termasuk maloklusi] (K07.-)
cacad tengkorak yang terkait dengan anomali kongenital
otak seperti
anensefali (Q00.0), ensefalokel (Q01.-),
mikrosefali (Q02), hidrosefalus (Q03.-)
malformasi kongenital muka NOS (Q18.-)
deformitas muskuloskeleton kepala dan muka (Q67.0Q67.4)
sindroma malformasi kongenital yang diklasifikasi pada
Q87.Q75.0

Kraniosinostosis

Fusi tidak sempurna tengkorak


Akrosefali, trigonosefali, oxysefali,
Q75.1

Disostosis kraniofasialis

Penyakit Crouzon
Q75.2

Hypertelorism [jarak orbita jauh, akibat pertumbuhan

berlebihan]
Q75.3

Makrosefali

Q75.4

Disostosis mandibulofasialis

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

41

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Q75.5

Disostosis okulomandibularis

Q75.8

Malformasi kongenital tengkorak dan tulang muka

lainnya
Absen kongenital tulang tengkorak
Deformitas kongenital dahi, platybasia [lesi basis meningen
oksipitalis]
Q75.9

Malformasi kongenital tengkorak dan tulang muka,

tidak dijelaskan
Anomali kongenital: tulang muka NOS, tulang tengkorak
NOS
Q76 Malformasi kongenital spina dan tulang rongga dada
Kecuali: deformitas kongenital muskuloskeleton spina dan
dada (Q67.5-Q67.8)
Q76.0

Spina bifida occulta [tersembunyi]

Kecuali:

meningokel (spinal) (Q05.-), spina bifida

(aperta)(cystica) (Q05.-)
Q76.1

Klippel-Feil syndrome

Sindroma fusi vertebra servikalis


Q76.2

Spondilolisthesis kongenital

Spondilolisis kongenital
Kecuali:

spondilolisis (acquired) (M43.0),

spondilolisthesis (acquired) (M43.1)


Q76.3

Skoliosis kongenital akibat malformasi kongenital

tulang
Fusi hemivertebra atau kegagalan segmentasi dengan
skoliosis
Q76.4

Malformasi kongenital spina lainnya, tidak terkait

dengan skoliosis
Kelainan yang tidak dijelaskan atau tidak terrkait dengan
skoliosis pada:

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

42

ICD 10 2nded

Apikes Iris

absen kongenital vertebra, fusi kongenital spina


kyphosis kongenital, lordosis kongenital
malformasi kongenital (sendi) (regio) lumbosakral
hemivertebra, malformasi vertebra, platispondylisis,
supernumerary vertebra
Q76.5

Cervical rib

Iga berlebih pada regio cervicalis


Q76.6

Malformasi kongenital iga lainnya

Iga tambahan, absen kongenital iga, fusi kongenital iga


Malformasi kongenital iga NOS
Kecuali: short rib syndrome (Q77.2)
Q76.7

Malformasi kongenital sternum

Absen kongenital sternum, sternum bifidum


Q76.8

Malformasi kongenital lain tulang rongga dada

Q76.9

Malformasi kongenital tulang rongga dada, tidak

dijelaskan
Q77 Osteochondrodysplasia dengan cacad pertumbuhan tulang
panjang dan vertebra
Kecuali: mucopolysaccharidosis (E76.0-E76.3)
Q77.0

Akhondrogenesis [anggota sangat pendek]

Hipokhondrogenesis [ossifikasi vertebra dan pelvis


terlambat]
Q77.1

Thanatophoric short stature [vertebra seperti H, femur

seperti telepon]
Q77.2

Short rib syndrome

Asphyxiating thoracic dysplasia [Jeune] [toraks atas sangat


sempit]
Q77.3

Khondrodisplasia punktata [pemendekan anggota

proksimal]

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

43

ICD 10 2nded
Q77.4

Apikes Iris

Achondroplasia [dahi menonjol, saddle nose, lordosis

lumbal, bowlegs]
Hipokhondroplasia [agak ringan]
Q77.5

Diastrophic dysplasia [cebol, ibu jari pendek, talipes

equinovarus terfiksir]
Q77.6

Displasi khondroektodermal

Ellis-van Creveld syndrome [pemendekan anggota distal]


Q77.7

Spondyloepiphyseal dysplasia kyphoskoliosis, muka

datar. myopia
Q77.8

Osteokhondrodisplasia lain dengan cacad pertumbuhan

tulang panjang dan vertebra


Q77.9

Osteokhondrodisplasia dengan cacad pertumbuhan

tulang panjang dan vertebra, tidak dijelaskan


Q78 Osteokhondrodisplasia lainnya
Q78.0 Osteogenesis imperfecta [pembentukan tulang tidak
sempurna]
Fragilitas ossium, osteopsathyrosis
Q78.1

Displasia fibrosa poliostotik

Sindroma Albright(-McCune)(-Sternberg)
Q78.2

Osteopetrosis

Sindroma Albers-Schnberg
Q78.3

Progressive diaphyseal dysplasia [displasia diafisis

progresif]
Sindroma Camurati-Engelmann
Q78.4

Enkhondromatosis

Sindroma Maffucci, penyakit Ollier


Q78.5

Metaphyseal dysplasia

Sindroma Pyle
Q78.6

Multiple congenital exostoses

Diaphyseal aclasis
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

44

ICD 10 2nded
Q78.8

Apikes Iris

Osteokhondrodisplasia lainnya

Osteopoikilosis
Q78.9

Osteokhondrodisplasia, tidak dijelaskan

Khondrodistrofi NOS, osteodistrofi NOS


Q79 Malformasi kongenital sistem muskuloskeleton, not
elsewhere classified
Kecuali: tortikollis (sternomastoid) kongenital (Q68.0)
Q79.0

Hernia diafragmatika kongenital

Kecuali: hiatus hernia kongenital (Q40.1)


Q79.1

Malformasi kongenital diafragma lainnya

Absen diafragma, eventrasi diafragma,


Malformasi kongenital diafragma NOS
Q79.2

Exomphalos

Omphalocele
Kecuali: hernia umbilikalis (K42.-)
Q79.3

Gastroskhisis [lambung belah]

Q79.4

Prune belly syndrome [lapisan otot abdomen absen]

Q79.5

Malformasi kongenital dinding abdomen lainnya

Kecuali: hernia umbilikalis (K42.-)


Q79.6

Sindrome Ehlers-Danlos [kelainan jaringan ikat, semua

jaringan melemah]
Q79.8

Malformasi kongenital lain sistem muskuloskeleton

Absen otot atau tendon, amyotrophia congenita


Pemendekan tendon kongenital, band konstriksi kongenital
Otot tambahan (aksesoris),
Sindroma Poland [kelainan ukuran dan bentuk tangan
kongenital]
Q79.9

Malformasi kongenital sistem muskuloskeleton, tidak

dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

45

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Anomali atau deformitas NOS sistem muskuloskeleton


kongenital

Malformasi kongenital lainnya (Q80-Q89)


Q80 Congenital ichthyosis
[ichthyosis: kulit kering bersisik]
Kecuali:

penyakit Refsum (G60.1)

Q80.0

Ichthyosis vulgaris

Q80.1

X-linked ichthyosis

Q80.2

Lamellar ichthyosis

Collodion baby
Q80.3

Congenital bullous ichthyosiform erythroderma

Q80.4

Harlequin fetus [Harlequin ichthyosis]

Q80.8

Ichthyosis kongenital lainnya

Q80.9

Ichthyosis kongenital, tidak dijelaskan

Q81 Epidermolysis bullosa


Q81.0 Epidermolysis bullosa simplex
Kecuali: Cockayne's syndrome (Q87.1)
Q81.1

Epidermolysis bullosa letalis

Sindroma Herlitz
Q81.2

Epidermolysis bullosa dystrophica

Q81.8

Epidermolysis bullosa lainnya

Q81.9

Epidermolysis bullosa, tidak dijelaskan

Q82 Malformasi kongenital kulit lainnya


Kecuali: congenital erythropoietic porphyria (E80.0)
acrodermatitis enteropathica (E83.2)
pilonidal cyst or sinus (L05.-)
Sturge-Weber(-Dimitri) syndrome (Q85.8)
Q82.0

Hereditary lymphoedema

Q82.1

Xeroderma pigmentosum

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

46

ICD 10 2nded
Q82.2

Apikes Iris

Mastocytosis

Urticaria pigmentosa
Kecuali: malignant mastocytosis (C96.2)
Q82.3

Incontinentia pigmenti [pigment tidak merata]

Q82.4

Ectodermal dysplasia (anhidrotic)

Kecuali: Ellis-van Creveld syndrome (Q77.6)


Q82.5

Naevus non-neoplastik kongenital

Birthmark NOS [tanda lahir]


Naevus: flammeus, portwine, sanguinosa, strawberry,
verrukosa
Naevus vascular NOS
Kecuali:

caf au lait spots (L81.3), lentigo (L81.4)

naevus: NOS (D22.-), melanocytic (D22.-), pigmented


(D22.-)
naevus: araneus (I78.1), spider (I78.1), stellar (I78.1)
Q82.8

Malformasi kongenital kulit lainnya

Garis tangan abnormal, tonjolan aksesoris kulit, anomali


dermatografia
Keratosis palmaris et plantaris yang diwariskan, cutis laxa
(hyperelastica)
Benign familial pemphigus [Hailey-Hailey]
Keratosis follicularis [Darier-White]
Kecuali: sindroma Ehlers-Danlos (Q79.6)
Q82.9

Malformasi kongenital kulit, tidak dijelaskan

Q83 Malformasi kongenital mammae


Kecuali: absen m. pectoralis (Q79.8)
Q83.0

Absen kongenital mammae dengan absen papilla

mammae
Q83.1

Mammae tambahan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

47

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Supernumerary breast
Q83.2

Absent papilla mammae

Q83.3

Papilla mammae tambahan

Supernumerary nipple
Q83.8

Malformasi kongenital mammae lainnya

Hipoplasia mammae
Q83.9

Malformasi kongenital mammae, tidak dijelaskan

Q84 Malformasi kongenital lain integumen


Q84.0 Alopesia kongenital
Atrikhosis kongenital
Q84.1

Kekacauan morfologis rambut kongenital, n.e.c.

Rambut berbutir (beaded hair), monilethrix, pili annulati


Kecuali: Menkes' kinky hair syndrome (E83.0)
Q84.2

Malformasi kongenital lain rambut

Hipertrichosis kongenital, lanugo persisten


Malformasi kongenital rambut NOS
Q84.3

Anonikhia kuku absen

Kecuali: nail patella syndrome (Q87.2)


Q84.4

Leukonikhia kongenital kuku putih

Q84.5

Enlarged and hypertrophic nails kuku besar dan

hipertrofi
Onikhauxis kongenital, pakhionikhia
Q84.6

Malformasi kongenital kuku lainnya

Clubnail, koilonychia (retak dan cekung),


Malformasi kongenital kuku NOS
Q84.8

Malformasi kongenital integumen lain yang dijelaskan

Aplasia kutis kongenita


Q84.9

Malformasi kongenital integumen, tidak dijelaskan

Anomaly atau deformitas kongenital integumen NOS

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

48

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Q85 Phakomatoses, not elsewhere classified bercak-bercak


kulit
Kecuali: ataxia telangiectasia [Louis-Bar] (G11.3)
familial dysautonomia [Riley-Day] (G90.1)
Q85.0

Neurofibromatosis (nonmalignant)

Penyakit Von Recklinghausen [neurofibroma dengan bintik


coklat pucat]
Q85.1

Tuberous sclerosis

Penyakit Bourneville, epiloia


Q85.8

Phakomatoses lainnya, n.e.c.

Sindroma:
Peutz-Jeghers bintik melanin hitam kecoklatan, dengan
poliposis GI tract
Sturge-Weber(-Dimitri) lesi merah, pink atau ungu di
daerah trigeminus
von Hippel-Lindau kista berupa tumor jinak yang isinya
organ apa saja
Kecuali: Meckel-Gruber syndrome (Q61.9)
Q85.9

Phakomatosis, tidak dijelaskan;

Hamartosis NOS
Q86 Sindroma malformasi kongenital akibat penyebab luar yang
diketahui, n.e.c.
Kecuali: hipotiroidism yang terkait dengan defisiensi iodin
(E00-E02)
efek nonteratogenik zat yang masuk melalui plasenta
atau ASI (P04.-)
Q86.0

Fetal alcohol syndrome (dysmorphic)

Q86.1

Fetal hydantoin syndrome

Meadow's syndrome
Q86.2

Dismorfisme akibat warfarin

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

49

ICD 10 2nded
Q86.8

Apikes Iris

Sindroma malformasi kongenital akibat penyebab luar

yang diketahui lainnya


Q87 Sindroma malformasi kongenital lain yang mengganggu
berbagai sistem
Q87.0 Sindroma malformasi kongenital yang terutama
mengganggu bentuk muka
Akroefalopolisindaktili, akroefalosindaktili [Apert]
Sindroma kriptoftalmos, cyclopia, whistling face [wajah
bersiul]
Sindroma: oro-facial-digital,
Sindroma: Goldenhar, Moebius, Robin, Treacher Collins
Q87.1

Sindroma malformasi kongenital yang terutama

berhubungan dengan tubuh pendek


Sindroma: Aarskog, Cockayne, De Lange, Dubowitz,
Noonan, Prader-Willi,
Sindroma: Robinow-Silverman-Smith, Russell-Silver,
Seckel, Smith-Lemli-Opitz
Kecuali: sindroma Ellis-van Creveld (Q77.6)
Q87.2

Sindroma malformasi kongenital yangterutama

mengenai anggota
Sindroma: nail patella, sirenomelia
Sindroma: Holt-Oram, Klippel-Trnaunay-Weber,
Rubinstein-Taybi
Sindroma: Trombositopenia dengan Absent Radius [TAR]
Sindroma VATER (cacad Vertebra, Anus imperforata, fistula
TrakheoEsophagus, dan displasia Radius and Renal)
Q87.3

Sindroma malformasi kongenital yang mencakup

pertumbuhan awal berlebihan


Sindroma: Beckwith-Wiedemann, Sotos, Weaver
Q87.4

Sindroma Marfan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

50

ICD 10 2nded
Q87.5

Apikes Iris

Sindroma malformasi kongenital dengan perubahan lain

pada tulang lainnya


Q87.8

Sindroma malformasi kongenital lain yang dijelaskan,

n.e.c.
Sindroma: Alport, Laurence-Moon(-Bardet)-Biedl,
Zellweger
Q89 Malformasi kongenital lain, n.e.c.
Q89.0 Malformasi kongenital limpa
Asplenia (kongenital),
Splenomegaly kongenital
Kecuali: isomerisme atrial appendages (dengan asplenia
atau polysplenia) (Q20.6)
Q89.1

Malformasi kongenital kelenjar adrenal

Kecuali: hiperplasia kongenital adrenal (E25.0)


Q89.2

Malformasi kongenital kelenjar endokrin lain

Malformasi kongenital kelenjar parathyroid atau thyroid


Duktus thyroglossus persisten; kista thyroglossus
Q89.3

Situs inversus

Dextrocardia dengan situs inversus


Mirror-image atrial arrangement dengan situs inversus
Situs inversus: abdominalis, thoracis
Situs transversus: abdominalis, thoracis
Transposisi visera: abdomen, thoraks
Kecuali: dextrocardia NOS (Q24.0)
Q89.4

Conjoined twins kembar siam

Kraniopagus, disefali, double monster, pigopagus,


torakopagus
Q89.7

Malformasi kongenital ganda, n.e.c.

Monster NOS

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

51

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Anomali atau deformitas kongenital ganda NOS


Kecuali: sindroma malformasi kongenital yang
mengganggu banyak sistem (Q87.-)
Q89.8

Malformasi kongenital lain yang dijelaskan

Q89.9

Malformasi kongenital, tidak dijelaskan

Anomali kongenital NOS, deformitas kongenital NOS

Kelainan kromosom, not elsewhere classified (Q90-Q99)


Q90 Sindroma Down
Q90.0 Trisomi 21, nondisjunction meiosis
Q90.1

Trisomi 21, mosaicism (nondisjunction mitosis)

Q90.2

Trisomi 21, translokasi

Q90.9

c Down, tidak dijelaskan

Trisomi 21 NOS [pada posisi 21 terdapat 3 kromosom,


bukan sepasang]
Q91 Sindroma Edwards and Sindroma Patau
Q91.0 Trisomi 18, nondisjunction meiosis
Q91.1

Trisomi 18, mosaicism (nondisjunction mitosis)

Q91.2

Trisomi 18, translokasi

Q91.3

Sindroma Edwards, tidak dijelaskan

Q91.4

Trisomi 13, nondisjunction meiosis

Q91.5

Trisomi 13, mosaicism (nondisjunction mitosis)

Q91.6

Trisomi 13, translokasi

Q91.7 Sindroma Patau, tidak dijelaskan


Q92 Trisomi dand trisomi parsial pada autosome, not elsewhere
classified
Termasuk:
translokasi dan insersi yang tidak berimbang
Kecuali:
Q92.0

trisomi kromosom 13, 18, 21 (Q90-Q91)

Trisomi whole chromosome, nondisjunction meiosis

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

52

ICD 10 2nded
Q92.1

Apikes Iris

Trisomi whole chromosome, mosaicism (nondisjunction

mitosis)
Q92.2

Trisomi parsial mayor

Duplikasi whole arm atau lebih.


Q92.3

Trisomi parsial minor

Duplikasi kurang dari whole arm


Q92.4

Duplikasi hanya terlihat pada prometafase

Q92.5

Duplikasi dengan complex rearrangements lainnya

Q92.6

Kromosom extra marker

Q92.7

Triploidi dan poliploidi [sel atau organ dengan

kromosom 3N atau lebih]


Q92.8

Trisomi dan trisomi parsial lain pada autosome yang

dijelaskan
Q92.9

Trisomi dan trisomi parsial pada autosom, tidak

dijelaskan
Q93 Monosomi dan penghapusan dari autosom, n.e.c.
Q93.0 Monosomi whole chromosome, nondisjunction meiosis
Q93.1

Monosomi whole chromosome, mosaicism

(nondisjunction mitosis)
Q93.2

Kromosome diganti dengan ring or disentrik

Q93.3

Penghapusan short arm of chromosome 4

Sindroma Wolff-Hirschorn
Q93.4

Penghapusan of short arm of chromosome 5

Cri-du-chat syndrome
Q93.5

Penghapusan lain dari bagian chromosome

Q93.6

Penghapusan hanya terlihat pada prometafase

Q93.7

Penghapusan dengan complex rearrangements lainnya

Q93.8

Penghapusan dari autosom lainnya

Q93.9

Penghapusan dari autosom, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

53

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Q95 Balanced rearrangements dan structural markers, n.e.c.


Termasuk: Translokasi dan insersi timbal balik berimbang dan
Robertson
Q95.0

Translokasi dan insersi berimbang pada individu normal

Q95.1

Inversi kromosom pada individu normal

Q95.2

Balanced autosomal rearrangement pada individu

abnormal
Q95.3

Balanced sex/autosomal rearrangement pada individu

abnormal
Q95.4

Individu dengan marker heterokromatin

Q95.5

Individu dengan autosomal fragile site

Q95.8

Balanced rearrangements dan structural markers

lainnya
Q95.9

Balanced rearrangement dan structural marker, tidak

dijelaskan

Q96 Turner's syndrome


[Perkembangan seksual wanita terhalang, ovarium tidak
berkembang]
Kecuali: sindroma Noonan (Q87.1)
Q96.0

Karyotype 45,X

Q96.1

Karyotype 46,X iso (Xq)

Q96.2

Karyotype 46,X dengan kromosom sex abnormal, Kecuali

iso (Xq)
Q96.3

Mosaicism, 45,X/46,XX or XY

Q96.4

Mosaicism, 45,X/baris sel lain dengan kromoom sex

abnormal
Q96.8

Varian lain sindroma Turner

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

54

ICD 10 2nded
Q96.9

Apikes Iris

Sindroma Turner, tidak dijelaskan

Q97 Kelainan kromosom sex lainnya, fenotipe wanita, n.e.c.


Kecuali: Sindroma Turner (Q96.-)
Q97.0

Karyotype 47,XXX

Q97.1

Female dengan lebih dari 3 chromosomes X

Q97.2

Mosaicism, barisan dengan berbagai jumlah

chromosomes X
Q97.3

Female dengan karitipe 46,XY

Q97.8

Kelainan kromosom sex lainnya yang dijelaskan, fenotipe

wanita,
Q97.9

Kelainan kromosom sex, fenotipe wanita, tidak

dijelaskan
Q98 Kelainan kromosom sex lainnya, fenotipe pria, n.e.c.
[Sindroma Klinefelter: pria dengan kromosom X ektra, steril,
berciri wanita]
Q98.0

Sindroma Klinefelter kariotipe 47,XXY

Q98.1

Sindroma Klinefelter, pria dengan lebih dari 2 kromosom

X
Q98.2

Sindroma Klinefelter, pria dengan kariotipe 46,XX

Q98.3

Pria dengan kariotipe 46,XX lainnya

Q98.4

Sindroma Klinefelter, tidak dijelaskan

Q98.5

Kariotipe 47,XYY

Q98.6

Pria dengan kromosom sex berstruktur abnormal

Q98.7

Pria dengan mosaicism kromosom sex

Q98.8

Kelainan kromosom sex lain yang dijelaskan, male

phenotype
Q98.9

Kelainan kromosom sex, male phenotype, tidak

dijelaskan
Q99 Kelainan kromosom lain, n.e.c.

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

55

ICD 10 2nded
Q99.0

Apikes Iris

Chimera 46,XX/46,XY

Chimera 46,XX/46,XY true hermaphrodite


Q99.1

46,XX true hermaphrodite

46,XX dengan streak gonads


46,XY dengan streak gonads
Disgenesis gonad murni
Q99.2

Fragile X chromosome

Sindroma fragilitas X
Q99.8

Kelainan kromosom lain yang dijelaskan

Q99.9

Kelainan kromosom, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

56

ICD 10 2nded

Apikes Iris

CODING EXERCISES
1. Patent ductus arteriosus

2. Cervical spina bifida with hydrocephalus

3. Von Recklinghausen's disease

4. Pentalogy of Fallot

5. Laryngocele

6. Marfan's syndrome

7. Cyclopia

8. Downs Syndrome

9. Extra marker chromosome

10. Chimera 46, XX/46,XY

11. Ibu mengalami rubella waktu hamil, bayi lahir dengan


cortical cataracts.

12. Medial cleft palate

13. Clubfoot

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

57

ICD 10 2nded

Apikes Iris

14. Ventricular septal defect with pulmonary stenosis,


dextraposition of aorta and hypertrophy of the right
ventricle (semua membentuk sindroma Tetralogy of Fallot).

15. Congenital polycystic kidneys

16.Accessory toe of left foot, congenital

17. Congenital ventricular septal defect

18. Prader-Willi Syndrome

19. Cystic paru-paru, congenital

20. Congenital, pyloric stenosis

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

58

ICD 10 2nded

Apikes Iris

PENYAKIT-PENYAKIT KONGENITAL

1. Patent ductus arteriosus


Cari patent pada Index (Volume 3, halaman 431).
Patent
- ductus arteriosus or botalli -> Q25.0
2. Cervical spina bifida dengan hydrocephalus
Cari spina bifida pada Index (Volume 3, halaman 503).
Spina bifida
- cervical
- - with hydrocephalus -> Q05.0
3. Penyakit Von Recklinghausen
563).

Cari Von Recklinghausen's pada Index (Volume 3, halaman


Von Recklinghausen's
- disease (neurofibromatosis) -> Q85.0

4. Pentalogy Fallot
Cari Pentalogy of Fallot pada Index (Volume 3, halaman 432).
Pentalogy of Fallot -> Q21.8
5. Laryngocele
Cari laryngocele pada Index (Volume 3, halaman 330).
Laryngocele (congenital)(ventricular) -> Q31.3
6. Marfan's syndrome
Cari Marfan's syndrome pada Index (Volume 3, halaman 348).
Marfan's syndrome -> Q87.4
7. Cyclopia
Cari Cyclopia pada Index (Volume 3, halaman 123).
Cyclopia, cyclops -> Q87.0

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

59

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Uraian pada Volume 1 menunjukkan bahwa kondisi ini satu dari


sejumlah sindroma yang biasanya lebih mempengaruhi penampilan
muka. Cyclopia tidak memiliki kode tersendiri.

8. Down's Syndrome
Cari Down's pada Index (Volume 3, halaman 189).
Down's disease or syndrome (see also Trisomi, 21) -> Q90.9
Trisomi 21 pada Index (Volume 3, halaman 541) memiliki
deskripsi lebih lanjut, tapi karena tidak ada informasi yang lebih
spesifik maka kodenya adalah Q90.9.

9. Extra marker chromosome


Cari Extra pada Index (Volume 3, halaman 218).
Extra
- marker chromosomes -> Q92.6
10. Chimera 46,XX/46,XY
Cari Chimera 46,XX/46,XY pada Index (Volume 3, halaman 96).
Chimera 46,XX/46,XY -> Q99.0
Pada tabular list kelainan ini juga disebut "true hermaphroditism"
Kode ini bisa juga diperoleh dengan mencari Hermaphrodite pada
Index (Volume 3, halaman 263).

11. Mother contracted rubella during pregnancy. Baby born with


cortical cataracts.
Pada bab ini kita hanya mengkode malformasi, deformasi dan
kelainan kromosom. Jadi yang kita kode hanya kondisi bayi.
Cari cataract pada Index (Volume 3, halaman 91).
Cataract (cortical)
- congenital -> Q12.0
12. Medial cleft palate
Cari cleft pada Index (Volume 3, halaman 100).
Cleft
- palate(unilateral)
- - medial -> Q35.6

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

60

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Pada tabular list terdapat exclusion note halaman 815 untuk cleft
palate dengan cleft lip terdapat kategori lain untuk kombinasi kondisi
ini.

13. Clubfoot
Cari clubfoot pada Index (Volume 3, halaman 101).
Clubfoot (congenital) -> Q66.8
Tidak terdapat informasi lebih jauh tentang apakah clubfoot ini
congenital atau acquired, kita gunakan kode utnuk Other Congenital
Deformities of feet (Q66.8, halaman 831 pada Tabular List).

14. Ventricular septal defect dengan pulmonary stenosis,


dextraposisi aorta dan hypertrophy ventricle kanan (kondisi
ini membuat sindroma Tetralogy of Fallot).
Terdapat beberapa kondisi yang akan dikode disini, tapi
semuanya memiliki kode yang sama. Kalau semua kondisi ini hadir,
mereka disebut Tetralogy of Fallot.
Cari defect pada Index (Volume 3, halaman 134).
Defect
- ventricular septal
- - in tetralogy of Fallot -> Q21.3
Cari dextraposition pada Index (Volume 3, halaman 157).
Dextraposition, aorta
- in tetralogy of Fallot -> Q21.3
Cari hypertrophy pada Index (Volume 3, halaman 279).
Hypertrophy
- ventricle, ventricular
- in tetralogy of Fallot -> Q21.3

15. Congenital polycystic kidneys


Cari polycystic pada Index (Volume 3, halaman 447).
Polycystic
- kidney -> Q61.3
Pada Index tedapat rujukan ke infantile polycytic disease, namun
istilah 'infantile' (muncul pada bayi) tidak sama dengan 'congenital'
(telah ada ketika lahir). Jadi kode yang benar adalah Q61.3.

16. Jari tambahan kaki kiri, kongenital


ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

61

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Cari accessory pada Index (Volume 3, halaman 25).


Accessory
- toe -> Q69.2
17. Congenital ventricular septal defect
Cari defect pada Index (Volume 3, halaman 134).
Defect
- ventricular septal -> Q21.0
18. Prader-Willi Syndrome
Cari Prader-Willi pada Index (Volume 3, halaman 450)
Prader-Willi Syndrome -> Q87.1
19. Cystic lung, congenital
Cari cyst pada Index (Volume 3, halaman 126).
Cyst
- lung
- - congenital -> Q33.0
20. Pyloric stenosis, congenital
Cari stenosis pada Index (Volume 3, halaman 509).
Stenosis
- pylorus

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

62

CHAPTER XVIII. GEJALA, TANDA, DAN


HASIL ABNORMAL KLINIS DAN
LABORATORIUM, NOT ELSEWHERE
CLASSIFIED (R00-R99)
Bab ini berisi gejala, tanda, hasil abnormal pemeriksaan klinis
dan laboratorium, dan kondisi meragukan, sehingga tidak terdapat
diagnosis yang bisa diklasifikasikan di bagian lain.
Tanda dan gejala yang menunjuk cukup definitif ke suatu
diagnosis telah diletakkan pada sebuah kategori di dalam bab lain.
Secara umum, kategori dalam bab ini melibatkan kondisi dan gejala
yang kurang jelas, sehingga tanpa studi kasus yang perlu untuk
menegakkan diagnosis, mungkin akan mengarah pada dua penyakit
atau lebih, atau pada dua sistem tubuh atau lebih. Secara praktis
semua kategori dalam bab ini bisa dianggap NOS, penyebab tidak
diketahui atau sementara. Indeks alfabet harus dirujuk untuk
menentukan gejala dan tanda mana yang dialokasikan pada bab ini
atau pada bab lain. Subkategori sisa, dengan nomor .8, umumnya
disediakan untuk gejala relevan lain yang tidak bisa diklasifikasikan di
tempat lain.
Kondisi dan tanda atau gejala yang termasuk dalam kategori R00R99 terdiri dari:
a.
kasus yang tidak bisa diberi diagnosis yang lebih spesifik
walau pun semua fakta yang berhubungan dengan kasus ini
diperiksa,
b. tanda atau gejala yang ditemukan pada encounter awal ternyata
bersifat sementara dan penyebabnya tidak bisa ditentukan,
c. diagnosis sementara pada pasien yang tidak kembali untuk
pemeriksaan atau asuhan lebih lanjut,
d. kasus yang dirujuk ke tempat lain sebelum diagnosis ditegakkan,
e. kasus yang karena suatu alasan tidak bisa diberi diagnosis yang
lebih tepat,
f. gejala tertentu, dengan informasi tambahan tersedia, yang
merupakan masalah penting tersendiri dalam asuhan medis
Kecuali:

penemuan abnormal pada pemeriksaan

antenatal ibu (O28.-)


kondisi tertentu yang berasal dari masa perinatal (P00P96)
Blok-blok dalam bab ini adalah sebagai berikut:

ICD 10 2nded

Apikes Iris

R00-R09

Tanda dan gejala pada sistem sirkulasi dan pernafasan

R10-R19

Tanda dan gejala pada sistem pencernaan dan

abdomen
R20-R23

Tanda dan gejala pada kulit dan jaringan subkutis

R25-R29

Tanda dan gejala pada sistem syaraf dan

muskuloskeleton
R30-R39

Tanda dan gejala pada sistem perkemihan

R40-R46

Tanda dan gejala pada kognisi, persepsi, emosi dan

tingkah laku
R47-R49

Tanda dan gejala pada bicara dan suara

R50-R69

Tanda dan gejala umum

R70-R79

Hasil abnormal pada pemeriksaan darah, tanpa

diagnosis
R80-R82

Hasil abnormal pada pemeriksaan urin, tanpa

diagnosis
R83-R89

Hasil abnormal pada pemeriksaan cairan tubuh, zat

dan jaringan, tanpa diagnosis


R90-R94

Hasil abnormal pada citra diagnostik dan

pemeriksaan fungsi, tanpa diagnosis


R95-R99

Penyebab kematian yang tidak jelas dan tidak

diketahui

Tanda dan gejala pada sistem sirkulasi dan pernafasan


(R00-R09)
R00 Kelainan denyut jantung
Kecuali:
kelainan yang dimulai pada masa perinatal
(P29.1)
aritmia yang dijelaskan (I47-I49)
R00.0

Tachycardia [denyut jantung cepat], tidak dijelaskan

Tachycardia: sinoauricular NOS, sinus (sinusal) NOS


R00.1

Bradycardia [denyut jantung lambat], tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Bradycardia: sinoatrial, sinus, vagal


R00.2

Palpitasi

Sadar akan denyut jantungt


R00.8

Kelainan denyut jantung lain dan tidak dijelaskan

R01 Bising jantung (cardiac murmurs) dan suara jantung


lainnya
Kecuali:
yang dimulai pada masa perinatal (P29.8)
R01.0

Bising jantung ringan dan tidak berbahaya

Bising jantung fungsional


R01.1

Bising jantung, tidak dijelaskan

Cardiac bruit NOS


R01.2

Suara jantung lainnya

Cardiac dullness [pekak jantung] meningkat atau menurun;


friksi prekordial
R02 Gangrene, not elsewhere classified
Kecuali: gas gangrene (A48.0), pyoderma gangrenosum (L88)
gangrene pada: situs tertentu yang dijelaskan - see
Alphabetical Index
gangrene pada: diabetes mellitus (E10-E14 dengan
karakter keempat .5)
gangrene pada: aterosklerosis (I70.2),. penyakit pembuluh
darah perifer lain (I73.-)
R03 Pembacaan tekanan darah abnormal, tanpa diagnosis
R03.0 Tekanan darah terbaca meningkat, tanpa diagnosis
hipertensi
Note:

kategori ini untuk episode peningkatan tekanan

darah pada pasien tanpa diagnosis resmi hipertensi, atau


sebagai penemuan insidentil terpisah.
R03.1

Tekanan darah terbaca rendah yang tidak spesifik

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded
Kecuali:

Apikes Iris
hipotensi (I95.-), hipotensi neurogenik

orthostatik (G90.3)
sindroma hipotensi maternal (O26.5)
R04 Perdarahan dari saluran pernafasan
R04.0 Epistaxis
Perdarahan dari hidung, mimisan
R04.1

Perdarahan dari tenggorokan

Kecuali:
R04.2

haemoptysis (R04.2)

Haemoptysis

Sputum bercampur darah, batuk dengan perdarahan


R04.8

Perdarahan dari situs lain pada saluran pernafasan

Perdarahan paru-paru NOS


Kecuali:
R04.9

perdarahan paru-paru perinatal (P26.-)

Perdarahan dari saluran pernafasan, tidak dijelaskan

R05 Batuk
Kecuali:

batuk psikogenik (F45.3), batuk dengan

perdarahan (R04.2)
R06 Kelainan pernafasan
Kecuali:
respiratory distress (syndrome)(of): adult (J80),
newborn (P22.-)
respiratory: failure (J96.-), failure of newborn (P28.5),
arrest (R09.2),
R06.0

Dyspnoea

Orthopnoea, shortness of breath [sesak nafas]


Kecuali:
R06.1

transient tachypnoea of newborn (P22.1)

Stridor nafas berbunyi seperti air menggelegak]

Kecuali: laryngismus (stridulus) (J38.5), stridor larynx


kongenital (P28.8)
R06.2

Wheezing [nafas menciok]

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded
R06.3

Apikes Iris

Periodic breathing

Pernafasan Cheyne-Stokes, pernafasan periodik


R06.4

Hyperventilation [nafas dalam]

Kecuali:
R06.5

hiperventilasi psikogenik (F45.3)

Mouth breathing

Snoring [bunyi mendengkur, nafas melalui mulut]


Kecuali:
R06.6

mulut kering NOS (R68.2)

Hiccough

Kecuali:

hiccough psikogenik (F45.3)

R06.7

Sneezing [bersin]

R06.8

Kelainan bernafas lain dan tidak dijelaskan

Apnoea NOS [nafas berhenti], breath-holding (spells)


[menahan nafas]
Choking sensation [rasa tercekik], sighing [nafas bunyi
mengeluh]
Kecuali:

apnoea (pada): tidur (G47.3), newborn (primary)

(P28.3), newborn (P28.4),


R07 Nyeri di tenggorokan dan dada
Kecuali:
mialgia epidemik (B33.0), sore throat (acute)
NOS (J02.9), disfagia (R13)
nyeri pada: leher (M54.2), mammae (N64.4)
R07.0

Nyeri di tenggorokan

R07.1

Nyeri dada ketika bernafas

Painful respiration
R07.2

Nyeri precordial

R07.3

Nyeri dada lainnya

Nyeri dada depan NOS


R07.4

Nyeri dada, tidak dijelaskan

R09 Tanda dan gejala lain pada sistem sirkulasi dan pernafasan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded
Kecuali:

Apikes Iris
respiratory distress (syndrome)(of): adult (J80),

newborn (P22.-)
respiratory: failure (J96.-), failure of newborn (P28.5)
R09.0

Asphyxia [tercekik]

Kecuali:

asphyxia intrauterine (P20.-), asphyxia lahir

(P21.-)
asphyxia (akibat): benda asing (T17.-), trauma (T71),
karbon monoxida (T58)
R09.1

Pleurisy [pleuritis]

Kecuali:
R09.2

pleurisy dengan effusi (J90)

Respiratory arrest

Cardiorespiratory failure [gagal kardiorespirasi]


R09.3

Sputum abnormal

Jumlah, warna, atau bau sputum abnormal; sputum


berlebihan
Kecuali:
R09.8

sputum bercampur darah (R04.2)

Tanda dan gejala lain yang dijelaskan pada sistem

sirkulasi dan pernafasan


Perkusi abnormal, suara friksi, suara timpani pada dada
Rales [rhonchi], bruit (arterial), weak pulse [nadi lemah]

Tanda dan gejala pada sistem pencernaan dan abdomen


(R10-R19)
Kecuali:

pylorospasm (K31.3), obstruksi usus (K56.-),

obstruksi usus pada bayi (P76.-)


perdarahan gastrointestinum (K92.0-K92.2), pada bayi
(P54.0-P54.3),
gejala yang dapat dirujuk ke organ genital: pria (N48N50), wanita (N94.-)
pylorospasme kongenital atau infantil (Q40.0)
tanda dan gejala pada sistem perkemihan (R30-R39)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

R10 Nyeri abdomen dan pelvis


Kecuali:
dorsalgia (M54.-),

kolik ginjal (N23),

kembung dan kondisi terkait (R14)


R10.0

Acute abdomen

Nyeri hebat abdomen (umum)(lokal)(dengan kejang


abdomen)
R10.1

Nyeri lokal di abdomen atas

Nyeri epigastrium
R10.2

Nyeri pelvis dan perineum

R10.3

Nyeri lokal di bagian lain abdomen bawah

R10.4

Nyeri abdomen lain dan tidak dijelaskan

Abdominal tenderness [nyeri tekan] NOS, kolik NOS, kolik


infantil
R11 Mual dan muntah
Kecuali:
muntah (pada): psikogenik (F50.5), setelah
operasi gastrointestinum (K91.0)
haematemesis (K92.0), haematemesis neonatus (P54.0)
muntah berlebihan: pada kehamilan (O21.-), muntah
pada bayi (P92.0)
R12 Heartburn
Kecuali:
dyspepsia (K30)
R13 Dysphagia
Sulit menelan
R14 Flatulence [kembung] dan kondisi terkait
Distensi perut (berisi gas), bloating, eructation, gas pain,
tympanites (perut)(usus)
Kecuali:

aerophagy psikogenik (F45.3)

R15 Faecal incontinence


Encopresis NOS

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded
Kecuali:

Apikes Iris
yang penyebabnya nonorganik (F98.1)

R16 Hepatomegali dan splenomegali, not elsewhere classified


R16.0 Hepatomegaly, not elsewhere classified
R16.1

Splenomegaly, not elsewhere classified

R16.2

Hepatomegaly dengan splenomegaly, not elsewhere

classified
Hepatosplenomegaly NOS
R17 Jaundice yang tidak dijelaskan
Kecuali:
jaundice neonatus (P55, P57-P59)
R18 Ascites
Cairan dalam rongga peritoneum
R19 Tanda dan gejala lain pada sistem pencernaan dan
abdomen
Kecuali:
acute abdomen (R10.0)
R19.0

Sembab, massa atau bengkak intraabdomen dan pelvik

Sembab atau bengkak difus atau umum: intra-abdomen


NOS, pelvik NOS, umbilikus
Kecuali:
R19.1

distensi abdomen (gas) (R14), ascites (R18)

Abnormal bowel sounds [bising usus abnormal]

Bisng usus: absen, hiperaktif


R19.2

Visible peristalsis [peristalsis terlihat]

Hyperperistalsis
R19.3

Abdominal rigidity [kejang abdomen]

Kecuali:
R19.4

Change in bowel habit [perubahan kebiasaan usus]

Kecuali:
R19.5

yang disertai nyeri hebat abdomen (R10.0)

konstipasi (K59.0), diare fungsional (K59.1)

Kelainan feses lainnya

Warna feses abnormal, feses banyak sekali, mukus pada


feses

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali: melaena (K92.1), melaena pada neonatus (P54.1)


R19.6

Halitosis [bau nafas tidak menyenangkan]

R19.8

Tanda dan gejala lain yang dijelaskan pada sistem

pencernaan dan abdomen

Tanda dan gejala pada kulit dan jaringan subkutis


(R20-R23)
R20 Kekacauan sensasi kulit
Kecuali:
anestesia dan kehilangan sensasi disosiatif
(F44.6),
kekacauan psikogenik (F45.8)
R20.0

Anaesthesia kulit

R20.1

Hypoaesthesia kulit

R20.2

Paraesthesia kulit

Formikasi, pins and needles, tingling skin, kesemutan


Kecuali:

acroparaesthesia (I73.8)

R20.3

Hyperaesthesia

R20.8

Kekacauan sensasi kulit lain dan tidak dijelaskan

R21 Rash dan erupsi kulit nonspesifik lainnya


R22 Sembab, massa dan bengkak lokal pada kulit dan jaringan
subkutis
Termasuk: nodul subkutis (lokal)(superficial)
Kecuali:

adipositas lokal (E65), pembesaran kelenjar

limfe (R59.-), oedema (R60.-)


massa dan bengkak pada: breast (N63), intra-abdomen
atau pelvik (R19.0)
sembab (pada): sendi (M25.4), intra-abdomen atau
pelvik (R19.0)
hasil abnormal pada citra diagnostik (R90-R93).
R22.0

Sembab, massa dan bengkak lokal pada kepala

R22.1

Sembab, massa dan bengkak lokal pada leher

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

ICD 10 2nded

Apikes Iris

R22.2

Sembab, massa dan bengkak lokal pada badan

R22.3

Sembab, massa dan bengkak lokal pada anggota atas

R22.4

Sembab, massa dan bengkak lokal pada anggota bawah

R22.7

Sembab, massa dan bengkak lokal pada situs ganda

R22.9

Sembab, massa dan bengkak lokal, tidak dijelaskan

R23 Perubahan kulit lainnya


R23.0 Cyanosis
Kecuali: acrocyanosis (I73.8), serangan sianosis pada bayi
(P28.2)
R23.1

Pallor [pucat]

Clammy skin
R23.2

Flushing [kemerahan]

Blushing berlebihan
Kecuali:

keadaan menopause dan klimakterik wanita

(N95.1)
R23.3

Ecchymoses spontan

Petechiae
Kecuali:

purpura (D69.-), ecchymoses pada janin dan bayi

(P54.5),
R23.4

Perubahan texture kulit

Desquamasi, indurasi, persisikan pada kulit


Kecuali:
R23.8

penebalan epidermis NOS (L85.9)

Perubahan kulit lainnya dan tidak dijelaskan

Tanda dan gejala pada sistem syaraf dan


muskuloskeleton (R25-R29)
R25 Pergerakan bawah sadar abnormal
Kecuali:
kelainan tic (F95.-), kelainan pergerakan
stereotype (F98.4)
kelainan pergerakan spesifik (G20-G26)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

10

ICD 10 2nded

Apikes Iris

R25.0

Pergerakan abnormal kepala

R25.1

Tremor, tidak dijelaskan

Kecuali:

chorea NOS (G25.5)

tremor: hysterical (F44.4), essential (G25.0), intention


(G25.2)
R25.2

Cramp and spasm

Kecuali:

spasme karpopedal (R29.0), spasme infantil

(G40.4)
R25.3

Fasciculation

Twitching NOS
R25.8

Pergerakan bawah sadar abnormal lain dan yang tidak

dijelaskan
R26 Kelainan gait dan mobilitas
Kecuali:
ataxia: lokomotor (sifilitika) (A52.1), herediter
(G11.-), NOS (R27.0)
sindroma immobilitas (paraplegia) (M62.3)
R26.0

Ataxic gait

Staggering gait
R26.1

Paralytic gait

Spastic gait
R26.2

Kesulitan berjalan, not elsewhere classified

R26.8

Kelainan gait dan mobilitas lain dan tidak dijelaskan

Unsteadiness on feet NOS


R27 Kehilangan koordinasi lainnya
Kecuali:
hereditary ataxia (G11.-), ataxic gait (R26.0),
vertigo NOS (R42)
R27.0

Ataxia, tidak dijelaskan

R27.8

Kehilangan koordinasi lainnya dan tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

11

ICD 10 2nded

Apikes Iris

R29 Tanda dan gejala pada sistem syaraf dan muskuloskeletal


lainnya
R29.0 Tetany
Spasme karpopedal
Kecuali:

tetani: histeria (F44.5), neonatus (P71.3),

tetani: parathyroid (E20.9), post-thyroidectomy


(E89.2)
R29.1

Meningismus

R29.2

Reflex abnormal

Kecuali:

reflex pupil abnormal (H57.0), reflex gag

[muntah] hiperaktif (J39.2)


reaksi vasovagus atau syncope (R55)
R29.3

Postur abnormal

R29.4

Clicking hip

Kecuali: deformitas kongenital panggul (Q65.-)


R29.6

Tendensi jatuh, NEC

Tendensi jatuh karena usia tua atau masalah kesehatan lain


yang tidak jelas
Kecuali:

kecelakaan NOS (X59)

kesulitan berjalan (R26.2)


pusing dan sulit berdiri (R42)
jatuh karena cedera (W00-W19)
jatuh karena penyakit yang diklasifikasi di tempat lain
pingsan dan kolaps (R55)
R29.8

Tanda dan gejala lain dan tidak dijelaskan pada sistem

syaraf dan muskuloskeletal

Tanda dan gejala pada sistem perkemihan (R30-R39)


R30 Nyeri yang berhubungan dengan berkemih
Kecuali: nyeri psikogenik (F45.3)
R30.0

Dysuria

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

12

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Strangury
R30.1

Vesical tenesmus [nyeri vesika urinaria]

R30.9

Painful micturition, tidak dijelaskan

Painful urination NOS


R31 Haematuria yang tidak dijelaskan
Kecuali: haematuria rekurent atau persistent (N02.-)
R32 Inkontinensia urin yang tidak dijelaskan
Enuresis NOS
Kecuali:

enuresis nonorganik (F98.0)

inkontinensia stress dan inkontinensia urin lain yang


dijelaskan (N39.3-N39.4)
R33 Retentio urin
R34 Anuria dan oliguria
Kecuali:
yang merupakan komplikasi:
abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07,
O08.4)
hamil, melahirkan dan nifas (O26.8, O90.4)
R35 Polyuria
Sering berkemih, nocturia [berkemih malam]
Kecuali: polyuria psikogenik(F45.3)
R36 Urethral discharge
Penile discharge, urethrorrhoea
R39 Tanda dan gejala lain pada sistem perkemihan
R39.0 Extravasation of urine [lewat di luar pembuluhnya]
R39.1

Kesulitan berkemih lainnya

Enggan berkemih, aliran kemih kurang, aliran kemih


bercabang
R39.2

Uraemia extrarenal

Uraemia prerenal
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

13

ICD 10 2nded
R39.8

Apikes Iris

Tanda dan gejala lain tidak dijelaskan pada sistem

perkemihan

Tanda dan gejala kognisi, persepsi, emosi, dan tingkah


laku (R40-R46)
Kecuali:

yangmerupakan bagian dari poa kelainan jiwa (F00-

F99)
R40 Somnolens, stupor dan koma
Kecuali:
koma: diabetik (E10-E14, karakter keempat .0),
hipoglikemik (nondiabetik) (E15)
koma: hepatik (K72.-), uraemik (N19), neonatus (P91.5)
R40.0

Somnolens

Drowsiness [mengantuk]
R40.1

Stupor

Semicoma
Kecuali:

stupor: katatonik (F20.2), manik (F30.2),

depresif (F31-F33), disosiatif (F44.2)


R40.2

Koma, tidak dijelaskan

Tidak sadar NOS [pingsan NOS]


R41 Tanda dan gejala lain pada fungsi kognitif dan kesadaran
Kecuali: kelainan disosiatif [conversion] (F44.-)
R41.0

Disorientasi, tidak dijelaskan

Confusion [bingung] NOS


Kecuali: disorientasi psikogenik (F44.8)
R41.1

Amnesia anterograde

R41.2

Amnesia retrograde

R41.3

Amnesia lain

Amnesia NOS
Kecuali:

transient global amnesia (G45.4), sindroma

amnesia organik (F04)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

14

ICD 10 2nded

Apikes Iris

sindroma amnesia akibat zat psikoaktif (F10-F19,


karakter keempat .6)
R41.8

Tanda dan gejala lain dan tidak dijelaskan pada fungsi

kognitif dan kesadaran


R42 Dizziness and giddiness
Light-headedness, vertigo NOS
Kecuali: sindroma vertiginosa (H81.-)
R43 Kekacauan bau dan rasa
R43.0 Anosmia
R43.1

Parosmia

R43.2

Parageusia [kelainan sensasi rasa]

R43.8

Kekacauan bau dan rasa lain dan tidak dijelaskan

Kekacauan campuran bau dan rasa


R44 Tanda dan gejala lain pada sensasi dan persepsi umum
Kecuali:
kekacauan sensasi kulit (R20.-)
R44.0

Halusinasi auditorius

R44.1

Halusinasi visual

R44.2

Halusinasi lain

R44.3

Halusinasi, tidak dijelaskan

R44.8

Tanda dan gejala lain dan tidak dijelaskan pada sensasi

dan persepsi umum


R45 Tanda dan gejala pada keadan emosi
R45.0 Nervousness
Nervous tension
R45.1

Restlessness and agitation [gelisah dan ingin ribut]

R45.2

Unhappiness

Worries [khawatir] NOS


R45.3

Demoralization and apathy [kehilangan semangat dan

apati]

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

15

ICD 10 2nded

Apikes Iris

R45.4

Irritability and anger [tegang dan marah]

R45.5

Hostility [sikap bermusuhan]

R45.6

Physical violence [kekerasan fisik]

R45.7

Keadaan syok dan stress emosi, tidak dijelaskan

R45.8

Tanda dan gejala lain yang melibatkan keadaan emosi

Muncul keinginan (tendensi) bunuh diri


Kecuali: keinginan bunuh diri sebagai bagian dari kelainan
jiwa (F00-F99)
R46 Tanda dan gejala pada penampilan dan tingkah laku
R46.0 Very low level of personal hygiene [kotor]
R46.1

Bizarre personal appearance [penampilan pribadi

aneh]
R46.2

Strange and inexplicable behaviour [sikap aneh dan tak

bisa dijelaskan]
R46.3

Overactivity

R46.4

Slowness and poor responsiveness [lamban dan kurang

respons]
Kecuali:

stupor (R40.1)

R46.5

Curiga dan jelas menghindar

R46.6

Perhatian berlebihan dan selalu memikirkan event yang

menyebabkan stress
R46.7

Terlalu banyak bicara detil kejadian sekitar

mengaburkan alasan kontak


R46.8

Tanda dan gejala lain pada penampilan dan tingkah laku

Tanda dan gejala pada bicara dan suara (R47-R49)


R47 Kekacauan bicara, not elsewhere classified
Kecuali:
gangguan perkembangan spesifik pada
bicaradan bahasa (F80.-)
autisma (F84.0-F84.1), stuttering [stammering] (F98.5),
cluttering (F98.6)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

16

ICD 10 2nded
R47.0

Apikes Iris

Dysphasia and aphasia

Kecuali:

progressive isolated aphasia (G31.0)

R47.1

Dysarthria dan anarthria

R47.8

Kekacauan bicara lainnya dan tidak dijelaskan

R48 Dyslexia dan gangguan fungsi simbolik lain, not elsewhere


classified
Kecuali: specific developmental disorders of scholastic
skills
R48.0

(F81.-)

Dyslexia [huruf terbalik-balik] and alexia [tak mengerti

kata yang tertulis]


R48.1

Agnosia [tak bisa mengenali tempat, person, rasa, atau

bau yang pernah dikenalnya]


R48.2

Apraxia [tak bisa membuat gerakan yang biasa]

R48.8

Gangguan fungsi simbolik lain dan tidak dijelaskan

Acalculia [tak bisa berhitung], agraphia [tak bisa


menulis]
R49 Kekacauan suara
Kecuali: kekacauan suara psikogenik (F44.4)
R49.0

Dysphonia

Hoarseness [suara kasar]


R49.1

Aphonia

Loss of voice [suara hilang]


R49.2

Hypernasality and hyponasality

R49.8

Kekacauan suara lainnya dan tidak dijelaskan

Perubahan suara NOS

Tanda dan gejala umum (R50-R69)


R50 Demam dengan asal-usul tidak diketahui
Kecuali:
demam dengan asal-usul tidak diketahui
(ketika)(pada):

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

17

ICD 10 2nded

Apikes Iris

persalinan (O75.2), newborn (P81.9)


demam nifas NOS (O86.4)
R50.2

Demam akibat obat

[gunakan kode tambahan (Bab XX), bila perlu, untuk


identifikasi obat]
R50.8

Demam lain yang dijelaskan

Demam dengan menggigil, demam dengan kaku, atau


demam persisten
R50.9

Demam, tidak dijelaskan

Hyperpyrexia NOS, pyrexia NOS


Kecuali:

hyperthermia maligna akibat anaesthesia

(T88.3)
R51 Headache
Nyeri muka NOS
Kecuali:

neuralgia trigeminus (G50.0), nyeri muka tidak

khas (G50.1)
migraine dan sindroma sakit kepala lainnya (G43-G44)
R52 Pain, not elsewhere classified
Termasuk: nyeri yang tidak bisa dirujuk pada organ atau regio
tubuh mana pun
Kecuali:

chronic pain personality syndrome (F62.8), kolik

ginjal (N23), headache (R51)


nyeri (pada):
psikogenik (F45.4), mata (H57.1), telinga (H92.0),
gigi (K08.8), lidah (K14.6)
sendi (M25.5), anggota (M79.6), pinggang (M54.5),
punggung (M54.9)
bahu (M75.8), spina (M54.-), breast (N64.4),
tenggorokan (R07.0)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

18

ICD 10 2nded

Apikes Iris

rongga dada (R07.1-R07.4), abdomen (R10.-), pelvik


and perineum (R10.2)
R52.0

Nyeri akut

R52.1

Nyeri kronis intractable [tak bisa hilang]

R52.2

Nyeri kronis lain

R52.9

Nyeri, tidak dijelaskan

Nyeri umum NOS


R53 Malaise and fatigue
Asthenia NOS, lethargy, tiredness, penurunan fisik umum
Debilitas: NOS, kronis, nervosa
Kecuali:

fatigue syndrome (F48.0), fatigue syndrome

pascavirus (G93.3)
debilitas: kongenital (P96.9), senilis (R54)
exhaustion and fatigue (akibat)(pada): pertempuran
(F43.0), neurasthenia (F48.0), kehamilan (O26.8), asthenia
senilis(R54), exposure (T73.2), olahraga berlebihan
(T73.3), panas (T67.-)
R54 Senilitas
Tua, usia senja tanpa disebutkan psikosis, asthenia atau
debilitas senilis
Kecuali:

senile psychosis (F03)

R55 Syncope and collapse


Blackout, fainting [tidak sadar tiba-tiba, sebentar, karena
penurunan aliran darah ke otak]
Kecuali:

astenia neurosirkulasi (F45.3), pingsan NOS

(R40.2)
hipotensi ortostatik (I95.1), hipotensi ortostatik
neurogenic (G90.3)
syok: kardiogenik (R57.0), NOS (R57.9), pascabedah
(T81.1)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

19

ICD 10 2nded

Apikes Iris

syok yang mempersulit atau menyertai: abortus atau


hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.3), persalinan dan
melahirkan (O75.1)
Stokes-Adams attack (I45.9) [akibat asistole atau
fibrillasi jantung]
syncope: psikogenik (F48.8), sinus karotid (G90.0),
jantung (T67.1)
R56 Konvulsi, not elsewhere classified
Kecuali:
konvulsi [kontraksi dan relaksasi cepat
berulang] dan kejang (pada):
disosiatif (F44.5), epilepsi (G40-G41), bayi (P90)
R56.0

Kejang demam

R56.8

Kejang lain dan tidak dijelaskan

Fit NOS, seizure (convulsive) NOS


R57 Shock, not elsewhere classified
Kecuali:
toxic shock syndrome (A48.3)
syok (akibat): septik (A41.9), psikis (F43.0), obstetrik
(O75.1), komplikasi atau pasca abortus, hamil ektopik atau
mola (O00-O07, O08.3), petir (T75.0), listrik (T75.4),
trauma (T79.4), pascabedah (T81.1), anaestesia (T88.2)
syok anafilaktik (akibat): reaksi makanan (T78.0), NOS
(T78.2), serum (T80.5)
R57.0

Syok kardiogenik

R57.1

Syok hipovolemik

R57.8

Syok lain

Syok endotoksik
R57.9

Syok, tidak dijelaskan

Kegagalan sirkulasi perifer NOS


R58 Haemorrhage, not elsewhere classified
Perdarahan NOS
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

20

ICD 10 2nded

Apikes Iris

R59 Pembesaran kelenjar limfe


Termasuk: pembesaran kelenjar
Kecuali:

limfadenitis: mesenterika (akut)(kronik) (I88.0),

kronik (I88.1), NOS (I88.9)


limfadenitis akut (L04.-)
R59.0

Pembesaran kelenjar limfe lokal

R59.1

Pembesaran kelenjar limfe umum

Lymphadenopathy NOS
Kecuali: penyakit HIV yang menyebabkan limfadenopati
umum (persistent) (B23.1)
R59.9

Pembesaran kelenjar limfe, tidak dijelaskan

R60 Oedema, not elsewhere classified


Kecuali:
hydrothorax (J94.8), hydrops fetalis NOS
(P83.2), ascites (R18)
oedema (pada): malnutrisi (E40-E46), serebri (G93.6),
larynx (J38.4), pharynx (J39.2), nasopharynx (J39.2), paruparu (J81), hamil (O12.0), serebri akibat cedera lahir
(P11.0), bayi (P83.3), herediter (Q82.0), angioneurotic
(T78.3)
R60.0

Oedema lokal

R60.1

Oedema umum

R60.9

Oedema, tidak dijelaskan

Retensi cairan NOS


R61 Hiperhidrosis
R61.0 Hiperhidrosis lokal
R61.1

Hiperhidrosis umum

R61.9

Hiperhidrosis, tidak dijelaskan

Keringat berlebihan, keringat malam


R62 Perkembangan fisiologis tidak seperti harapan
Kecuali:
pubertas terlambat (E30.0)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

21

ICD 10 2nded
R62.0

Apikes Iris

Delayed milestone

Pencapaian tingkat perkembangan fisiologis yang


diharapkan terlambat
Terlambatnya: berbicara, berjalan
R62.8

Perkembangan fisiologis tidak seperti harapan lainnya

Kegagalan: pertambahan berat bada, bertumbuh


Infantilisme NOS, pertumbuhan tidak ada, retardasi fisik
Kecuali:

penyakit HIV yang menyebabkan gagal

bertumbuh (B22.2)
retardasi fisik akibat malnutrisi (E45)
R62.9

Perkembangan fisiologis tidak seperti harapan, tidak

dijelaskan
R63 Tanda dan gejala sehubungan dengan makan dan minum
Kecuali:
malnutrisi (E40-E46),
kelainan makan dengan penyebab non-organik (F50.-),
bulimia NOS (F50.2)
R63.0

Anorexia

Hilang selera makan


Kecuali: anorexia nervosa (F50.0), hilang selera dengan
penyebab non-organik (F50.8)
R63.1

Polydipsia

Minum berlebihan
R63.2

Polyphagia

Makan berlebihan, hiperalimentasi NOS


R63.3

Kesulitan dan kesalahan pengaturan makan

Masalah pemberian makanan NOS


Kecuali:

masalah pemberian makanan pada bayi(P92.-)

kelainan pemberian makanan bayi dengan penyebab


non-organik (F98.2)
R63.4

Penurunan abnormal berat badan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

22

ICD 10 2nded
R63.5

Apikes Iris

Peningkatan abnormal berat badan

Kecuali:

obesitas (E66.-), berat badan naik berlebihan

pada kehamilan (O26.0)


R63.8

Tanda dan gejala lain sehubungan dengan makan dan

minum
R64 Cachexia
Kecuali:
penyakit HIV yang menyebabkan wasting
syndrome (B22.2)
malignant cachexia (C80), marasmus gizi (E41)
R68 Gejala dan tanda umum lainnya
R68.0 Hypothermia, tidak ada hubungannya dengan suhu
lingkungan yang dingin
Kecuali:

hipotermia (akibat)(pada):
suhu lingkungan rendah (T68), NOS (accidental)

(T68)
newborn (P80.-), anaesthesia (T88.5)
R68.1

Gejala non-spesifik yang khas pada bayi

Tangis bayi berlebihan, bayi irritable


Kecuali:

teething syndrome (K00.7), iritabilitas serebral

neonatus neonatal (P91.3)


R68.2

Mulut kering, tidak dijelaskan

Kecuali:

mulut kering akibat: dehidrasi (E86), sicca

syndrome [Sjgren] (M35.0)


hiposekresi kelenjar saliva (K11.7)
R68.3

Clubbing of fingers

Clubbing of nails
Kecuali:
R68.8

club finger kongenital (Q68.1)

Gejala dan tanda umum lainnya yang dijelaskan

R69 Penyebab sakit yang tidak diketahui dan tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

23

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Sakit NOS
Penyakit yang tidak terdiagnosa, tidak dijelaskan situs atau
sistem yang terlibat

Hasil abnormal pada pemeriksaan darah, tanpa


diagnosis (R70-R79)
Kecuali:

kelainan (dari)(pada): koagulasi (D65-D68),

platelets dan trombosit (D69.-), lekosit yang


diklasifikasikan di tempat lain (D70-D72), lipids (E78.-),
pemeriksaan antenatal ibu (O28.-)
kelainan perdarahan dan hematologis pada janin dan
bayi (P50-P61)
diagnostic abnormal findings classified elsewhere - see
Alphabetical Index
R70 Peningkatan erythrocyte sedimentation rate dan kelainan
kepekatan plasma
R70.0 Peningkatan erythrocyte sedimentation rate
R70.1

Kelainan kepekatan plasma

R71 Kelainan red blood cells


Kelainan morfologi eritrosit NOS, kelainan volume eritrosit NOS
Anisocytosis, poikilocytosis
Kecuali:

polycythaemia vera (D45), anaemias (D50-D64)

polycythaemia:

jinak (familial) (D75.0), sekunder

(D75.1), neonatorum (P61.1)


R72 Kelainan white blood cells, not elsewhere classified
Hitung jenis lekosit abnormal NOS
Kecuali:

leukocytosis (D72.8)

R73 Peningkatan kadar gula darah


Kecuali:
diabetes mellitus (E10-E14), DM pada hamil,
melahirkan dan nifas (O24.-)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

24

ICD 10 2nded

Apikes Iris

hypoinsulinaemia pascabedah (E89.1), kelainan


neonatus (P70.0-P70.2)
R73.0

Glucose tolerance test abnormal

Diabetes: kimiawi, laten, kerusajan toleransi glukosa,


prediabetes
R73.9

Hyperglycaemia, tidak dijelaskan

R74 Kadar abnormal enzim serum


R74.0 Peningkatan kadar transaminase dan lactic acid
dehydrogenase [LDH]
R74.8

Kadar abnormal enzim serum lainnya

Kada abnormal: acid/alkaline phosphatase, amylase, lipase


[triacylglycerol lipase]
R74.9

Kadar abnormal enzim serum yang tidak dijelaskan

R75 Laboratory evidence of human immunodeficiency virus


[HIV]
Hasil uji HIV bayi yang tidak memberikan kesimpulan
Kecuali:

status infeksi human immunodeficiency virus

[HIV] asymptomatik (Z21)


penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20B24)
R76 Hasil immunologis serum abnormal lainnya
R76.0 Peningkatan titer antibodi
Kecuali:

isoimmunisasi, pada kehamilan (O36.0-O36.1)

isoimmunisasi, pada kehamilan yang mengganggu


janin atau bayi (P55.-)
R76.1

Reaksi abnormal terhadap test tuberkulin

Hasil abnormal test Mantoux


R76.2

Hasil serological test for syphilis (STS) positif palsu

Reaksi Wassermann positif palsu


R76.8

Hasil immunologis serum abnormal lain yang dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

25

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Peningkatan kadar immunoglobulins NOS


R76.9

Hasil immunologis serum abnormal, tidak dijelaskan

R77 Kelainan protein plasma lainnya


Kecuali:
kelainan disorders metabolisme protein plasma
(E88.0)
R77.0

Kelainan albumin

R77.1

Kelainan globulin, hiperglobulinaemia NOS

R77.2

Kelainan alphafetoprotein

R77.8

Kelainan protein plasma lain yang dijelaskan

R77.9

Kelainan protein plasma, tidak dijelaskan

R78 Findings of drugs and other substances, not normally found


in blood
Kecuali:
Kelainan jiwa dan tingkah laku akibat
penggunaan zat psikoaktif (F10-F19)
R78.0

Penemuan alkohol di dalam darah

R78.1

Penemuan obat opiat di dalam darah

R78.2

Penemuan kokain di dalam darah

R78.3

Penemuan hallusinogen di dalam darah

R78.4

Penemuan obat lain yang berpotensi adiktif di dalam

darah
R78.5

Penemuan obat psikotropika di dalam darah

R78.6

Penemuan zat steroid di dalam darah

R78.7

Penemuan kadar logam berat abnormal di dalam darah

R78.8

Penemuan zat lain yang dijelaskan, yang biasanya tidak

ada di dalam darah


Penemuan kadar abnormal lithium di dalam darah
R78.9

Penemuan zat yang tidak dijelaskan, yang biasanya tidak

ada di dalam darah


R79 Hasil abnormal lain pada kimia darah

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

26

ICD 10 2nded
Kecuali:

Apikes Iris
hipoglikemia NOS (E16.2), hiperurikemia

asimtomatik (E79.0),
kelainan cairan, elektrolit, dan keseimbangan asam basa
(E86-E87)
hasil spesifik yang menunjukkan kelainan metabolisme:
asam amino (E70-E72), karbohidrat (E73-E74), lipid
(E75.-)
hipoglikemia neonatus (P70.3-P70.4), hiperglikemia
NOS (R73.9)
R79.0

Kadar abnormal mineral darah

Kadar abnormal: cobalt, copper, iron, magnesium, mineral


NEC, zinc
Kecuali:

defisiensi gizi mineral (E58-E61), kelainan

metabolisme mineral (E83.-)


hypomagnesaemia neonatus (P71.2), kadar abnormal
lithium (R78.8)
R79.8

Hasil abnormal lain yang dijelaskan pada kimia darah

Kadar abnormal gas darah


R79.9

Hasil abnormal kimia darah, tidak dijelaskan

Hasil abnormal pada pemeriksaan urin, tanpa


diagnosis (R80-R82)
Kecuali:

hasil abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu

(O28.-)
hasil abnormal pemeriksaan diagnostik yang
diklasifikasikan di tempat lain
hasil spesifik yang menunjukkan kelainan metabolisme::
asam amino (E70-E72), karbohidrat (E73-E74)
R80 Isolated proteinuria
Albuminuria NOS, proteinuria Bence Jones, proteinuria NOS

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

27

ICD 10 2nded
Kecuali:

Apikes Iris
proteinuria: persistent (N39.1), orthostatik

(N39.2), gestasi (O12.1)


proteinuria terpisah, dengan lesi morfologis yang
dijelaskan (N06.-)
R81 Glycosuria
Kecuali: glycosuria ginjal (E74.8)
R82 Hail abnormal lainnya pada urin
Kecuali:
haematuria (R31)
R82.0

Chyluria

Kecuali:

chyluria filaria (B74.-)

R82.1

Myoglobinuria

R82.2

Biliuria

R82.3

Haemoglobinuria

Kecuali:

haemoglobinuria pada hemolisis akibat faktor

eksternal NEC (D59.6)


paroxysmal nocturnal haemoglobinuria [MarchiafavaMicheli] (D59.5)
R82.4

Acetonuria, ketonuria

R82.5

Peningkatan kadar obat dan zat biologis pada urin

Peningkatan kadar di urin: katekolamin, indoleacetic acid,


17-ketosteroids, steroids
R82.6

Kadar abnormal di urin untuk zat umumnya bukan obat-

obatan
Kadar abnormal logam berat di urin
R82.7

Hasil abnormal pada pemeriksaan mikrobiologi urin

Hasil kultur positif


R82.8

Hasil abnormal pada pemeriksaan sitologis dan

histologis urin
R82.9

Hasil abnormal lain dan tidak dijelaskan pada urine

Cells and casts pada urine, crystalluria, melanuria


ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

28

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Hasil abnormal pemeriksaan cairan tubuh, zat dan


jaringan, tanpa diagnosis (R83-R89)
Kecuali:

hasil abnormal pada: pemeriksaan antenatal ibu

(O28.-)
hasil pemeriksaan tanpa diagnosis: darah (R70-R79),
urine (R80-R82)
hasil abnormal diagnostik yang diklasifikasikan di
tempat lain see Vol. 2
Subdivisi karakter keempat berikut digunakan dengan kategori
R83-R89:
.0 Kadar abnormal enzym
.1 Kadar abnormal hormon
.2 Kadar abnormal obat dan zat biologis lain
.3 Kadar abnormal zat yang bukan obat-obatan
.4 Hasil abnormal immunologis
.5 Hasil abnormal mikrobiologis: hasil kultur positif
.6 Hasil abnormal sitologis: apusan abnormal Papanicolaou
.7 Hasil abnormal histologis
.8 Hasil abnormal lainnya: hasil abnormal chromosom
.9 Hasil abnormal yang tidak dijelaskan
R83 Hasil abnormal pada cerebrospinal fluid
R84 Hasil abnormal pada specimens dari organ respirasidan
thorax
Hasil abnormal: apusan bronkus, sekresi hidung, cairan pleura,
sputum, apusan tenggorokan
Kecuali:

sputum bercampur darah (R04.2)

R85 Hasil abnormal pada specimens dari organ pencernaan dan


rongga abdomen
Hasil abnormal pada: cairan peritoneum, saliva
Kecuali:

kelainan feses (R19.5)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

29

ICD 10 2nded

Apikes Iris

R86 Hasil abnormal pada specimens dari organ genitalia pria


Hasil abnormal pada: sekresi prostat, semen, cairan seminalis;
spermatozoa abnormal
Kecuali:

azoospermia (N46), oligospermia (N46)

R87 Hasil abnormal pada specimens dari organ genitalia wanita


Hasil abnormal pada sekresi dan apusan dari: cervix uteri,
vagina, vulva
Kecuali:

carcinoma in situ (D05-D07.3)

displasia: cervix uteri (N87.-), vagina (N89.0-N89.3),


vulva (N90.0-N90.3)
R89 Hasil abnormal pada specimens dari organ, sistem dan
jaringan lain
Hasil abnormal pada: cairan nipple, cairan synovium, sekresi
luka

Hasil abnormal citra diagnostik dan function studies,


tanpa diagnosis (R90-R94)
Termasuk: hasil abnormal nonspecifik pada citra diagnostik
menggunakan:
computerized axial tomography [CAT scan],
ultrasound [echogram]
magnetic resonance imaging [MRI][NMR],
thermography
positron emission tomography [PET scan],
pemeriksaan X-ray
Kecuali:

hasil abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu

(O28.-)
hasil abnormal diagnostik yang diklasifikasikan di
tempat lain
R90 Hasil abnormal pada citra diagnostik sistem syaraf pusat
R90.0 Lesi intrakranium yang memakan tempat

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

30

ICD 10 2nded
R90.8

Apikes Iris

Hasil abnormal lain pada citra diagnostik sistem syaraf

pusat
Echoencephalogram abnormal
R91 Hasil abnormal pada citra diagnostik paru-paru
Coin lesion NOS, lung mass NOS
R92 Hasil abnormal pada citra diagnostik dada
R93 Hasil abnormal pada citra diagnostik struktur tubuh
lainnya
R93.0 Hasil abnormal pada citra diagnostik tengkorak dan
kepala, not elsewhere classified
Kecuali:
R93.1

lesi intrakranium yang memakan tempat (R90.0)

Hasil abnormal pada citra diagnostik jantung dan

sirkulasi koroner
Abnormal: echocardiogram NOS, bayangan jantung
R93.2

Hasil abnormal pada citra diagnostik hati dan saluran

empedu
Nonvisualisasi gallbladder
R93.3

Hasil abnormal pada citra diagnostik bagian lain saluran

pencernaan
R93.4

Hasil abnormal pada citra diagnostik pada organ

perkemihan
Cacad pengisian pada: bladder, kidney, ureter
Kecuali:
R93.5

hypertrophy of kidney (N28.8)

Hasil abnormal pada citra diagnostik daerah abdomen,

Termasuk retroperitoneum
R93.6

Hasil abnormal pada citra diagnostik pada anggota

Kecuali:

hasil abnormal pada kulit dan jaring sybkutis

(R93.8)
R93.7

Hasil abnormal pada citra diagnostik pada bagian lain

sistem musculoskeleton

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

31

ICD 10 2nded
Kecuali:

Apikes Iris
Hasil abnormal pada citra diagnostik pada

tengkorakl (R93.0)
R93.8

Hasil abnormal pada citra diagnostik pada struktur

tubuh lain yang dijelaskan


Hasil radiologis kulit dan jaringan subkutis
Shift mediastinum
R94 Hasil abnormal pada function studies [penelitian fungsi]
Termasuk: hasil abnormal pada: radionuclide [radioisotope]
uptake studies, scintigraphy
R94.0

Hasil abnormal pada function studies sistem syaraf

pusat
Electroencephalogram [EEG] abnormal
R94.1

Hasil abnormal pada function studies sistem syaraf

perifer dan sensasi khusus


Abnormal: electromyogram [EMG], electro-oculogram
[EOG], electroretinogram [ERG], response to nerve
stimulation, visually evoked potential [VEP]
R94.2

Hasil abnormal pada pulmonary function studies

Penurunan: kapasitas ventilasi, kapasitas vital


R94.3

Hasil abnormal pada function studies kardiovascular

Abnormal: electrocardiogram [ECG][EKG],


electrophysiological intracardiac studies,
phonocardiogram, vectorcardiogram
R94.4

Hasil abnormal pada function studies ginjal

Abnormal renal function test


R94.5

Hasil abnormal pada function studies hati

R94.6

Hasil abnormal pada function studies tiroid

R94.7

Hasil abnormal pada function studies endokrin lainnya

Kecuali:

abnormal glucose tolerance test (R73.0)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

32

ICD 10 2nded
R94.8

Apikes Iris

Hasil abnormal pada function studies organ dan sistem

lain
Abnormal: basal metabolic rate [BMR], bladder function
test, splenic function test

Penyebab kematian yang tidak jelas dan tidak


diketahui (R95-R99)
Kecuali:

fetal death dengan penyebab tidak dijelaskan (P95),

kematian obstetri NOS (O95)


R95 Sudden infant death syndrome
R96 Mati mendadak lainnya, penyebab tidak diketahui
Kecuali: sudden cardiac death, begitu tertulis (I46.1), sudden
infant death syndrome (R95)
R96.0

Instantaneous death [mati mendadak]

R96.1

Kematian terjadi kurang dari 24 jam sejak awal gejala,

tanpa penjelasan lain


Kematian yang tidak violent atau mendadak tapi
penyebabnya tidak diketahui
Kematian tanpa tanda-tanda penyakit
R98 Unattended death kematian yang tidak dihadiri
Kematian dengan ditemukan mayat dan tidak ditemukan
penyebabnya
Found dead
R99 Penyebab kematian yang kabur dan tidak dijelaskan
Kematian NOS
Penyebab kematian tidak diketahui

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

33

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Chapter XVIII. SYMPTOMS, SIGNS AND ABNORMAL


CLINICAL & LABORATORY FINDINGS, NOT
ELSEWHERE CLASSIFIED
Bab ini mencakup:
gejala
tanda
hasil abnormal prosedur klinis dan penyelidikan lain
kondisi yang sulit didefinisikan sehingga tidak bisa dibuat
diagnosis yang dapat diklasifikasikan di tempat lain
IMPORTANT POINTS FOR THIS CHAPTER
Kategori berkisar dari R00 sampai R99
90 dari 100 kategori yang tersedia telah berisi
Kognisis, persepsi, emosi dan tingkah laku berada pada R40 -R46,
Bicara dan suara berada pada R47-R49
Tidak terdapat kategori asterisk untuk Bab ini
Alphabetical Index (Volume 2) harus selalu digunakan untuk
klarifikasi tanda dan gejala mana yang dialokasikan pada Bab
XVIII dan mana yang ke Bab lain.
R10 Abdominal and pelvic pain dibagi menurut situs nyeri, misal
nyeri abdomen atas.
R47-R49 mengklasifikasi gejala dan tanda pada bicara dan suara,
dan kondisi seperti gangguan bicara yang tidak diklasifikasikan di
tempat lain, dan gangguan suara.
R70-R94 mengurusi penmuan abnormal. Kode ini untuk digunakan
kalau tidak terdapat diagnosis yang jelas sedangkan seseorang
telah menjalani follow up pemeriksaan yang menunjukkan adanya
penmuan abnormal.
R95-R99 penyebab mortalitas yang kabur dan tak diketahui,
digunakan untuk kode mortalitas. Kode ini hanya digunakan kalau
tidak ada kode spesifik lain yang bisa diberikan.
1. Pyrexia of unknown origin
2. False-positive Wassermann reaction for syphilis
3. Hyperglycemia
4. Scaling of skin of the hands
1. Pyrexia of unknown origin
2. False-positive Wassermann reaction for syphilis
3. Hyperglycemia
4. Scaling of skin of the hands
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

34

ICD 10 2nded

Apikes Iris

5. Petechiae
6. Hallucinations (visual)
7. Anorexia
8. Intracranial space-occupying lesion
9. Abnormal glucose tolerance test.
10. 25 year old patient was admitted for investigation of
debilitating malaise and fatigue.
11. Elderly woman admitted because of her concern about heart
palpitations.
12. Abnormal findings on semen tests.
13. Swelling of the glands in neck.
14. Syncope, cause undetermined
15. Right upper quadrant abdominal pain
16. Instantaneous death
17. Urinary incontinence
18. Dysphagia
19. Abnormal papanicolaou (pap) smear of cervix
20. Hematuria

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

35

ICD 10 2nded

Apikes Iris

CHAPTER 18 SYMPTOMS, SIGNS AND ABNORMAL


CLINICAL & LABORATORY FINDINGS, NOT
ELSEWHERE CLASSIFIED
1. Pyrexia of unknown origin
Look up pyrexia in the Index (Volume 3, page 469).
Pyrexia (of unknown origin) -> R50.9
Note that there are more specific codes shown in the Index and as
Exclusion notes in the Tabular list for pyrexia occurring in
conjunction with different conditions, but our diagnosis is pyrexia
of unknown origin.
2. False-positive Wassermann reaction for syphilis
Look up false in the Index (Volume 3, page 221).
False
- positive serological test for syphilis (Wassermann
reaction) -> R76.2
3. Hyperglycemia
274).

Look up hyperglycemia in the Index (Volume 3, page


Hyperglycemia, hyperglycemic -> R73.9

Again, note that there are more specific codes to use if you know
the cause of the hyperglycemia.
4. Scaling of skin of the hands
Look up scaling in the Index (Volume 3, page 486).
Scaling, skin -> R23.4
This condition is coded under Changes in Skin Texture.

5. Petechiae

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

36

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Look up Petechiae in the Index (Volume 3, page 437).


Petechia, petechiae -> R23.3
If the petechiae had been occurring in a newborn baby, we would
use code P54.5 from the Perinatal Conditions chapter.
6. Hallucinations (visual)
Look up hallucinations in the Index (Volume 3, page 252).
Hallucinations
- visual -> R44.1
There are individual codes for the differing types of hallucinations
- visual, auditory and other hallucinations.
7. Anorexia
Look up anorexia in the Index (Volume 3, page 53).
Anorexia -> R63.0
8. Intracranial space-occupying lesion
Look up lesion in the Index (Volume 3, page 333).
Lesion
- intracranial, space-occupying NEC -> R90.0
9. Abnormal glucose tolerance test.
Look up abnormal in the Index (Volume 3, page 12).
Abnormal
- glucose tolerance (test) -> R73.0

10. 25 year old patient was admitted for investigation of


debilitating malaise and fatigue.
Look up Malaise in the Index (Volume 3, page 344).
Malaise -> R53
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

37

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Look up Fatigue in the Index (Volume 3, page 221).


Fatigue -> R53
We only need to use the code once to describe both symptoms.
11. Elderly woman admitted because of her concern about heart
palpitations.
Look up palpitations in the Index (Volume 3, page 425).
Palpitations(heart) -> R00.2
12.

Abnormal findings on semen tests.

Look up abnormal in the Index (Volume 3, page 13).


Abnormal
- semen -> R86._
Refer to page 886 of Volume 1 for the fourth character subdivision
needed for R86. On page 885 is a list of options for fourth
character subdivisions for the categories R83-R89. As we do not
know what the abnormal finding is for this patient we should use
the fourth character of .9. The code for this patient is therefore
R86.9.
13.

Swelling of the glands in neck.

Look up swelling in the Index (Volume 3, page 517).


Swelling
-glands
- - localised -> R59.0
We code to localised as neck has been specified as the site of the
swelling without mention of any other lymph gland.
14.

Syncope, cause undetermined

Look up syncope in the Index (Volume 3, page 518).


Syncope -> R55
15.

Right upper quadrant abdominal pain

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

38

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Look up pain in the Index (Volume 3, page 423).


Pain
- abdominal
- - upper abdomen -> R10.1
16.

Instantaneous death

Look up death in the Index (Volume 3, page 132).


Death
- instantaneous -> R96.0
This is a poor diagnosis - you should try to find out more details.
17.

Urinary incontinence

Look up incontinence in the Index (Volume 3, page 288).


Incontinence
- urinary -> R32
You will note in the Index there are other options for the
incontinence, but as there is no more specification in our
diagnosis, the incontinence is coded to the symptoms chapter.
18.

Dysphagia

Look up dysphagia in the Index (Volume 3, page 193).


Dysphagia -> R13

19.

Abnormal papanicolaou (pap) smear of cervix

Look up abnormal in the Index (Volume 3, page 13).


Abnormal
- papanicolaou(smear)
- - cervix -> R87.6
20.

Hematuria

Look up hematuria in the Index (Volume 3, page 255).


ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

39

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Hematuria-> R31

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

40

CHAPTER XIX.
CEDERA, KERACUNAN, DAN AKIBAT
LAIN TERTENTU DARI PENYEBAB
EKSTERNAL (S00-T98)
Kecuali:
Trauma obstetrik (O70-O71)
Trauma lahir (P10-P15)
Bab ini berisi blok-blok berikut:
S00-S09
Cedera kepala
S10-S19
Cedera leher
S20-S29
Cedera torak
S30-S39
Cedera abdomen, punggung bawah, vertebra
lumbalis, dan pelvis
S40-S49
Cedera bahu dan lengan atas
S50-S59
Cedera siku dan lengan bawah
S60-S69
Cedera pergelangan dan tangan
S70-S79
Cedera panggul dan paha
S80-S89
Cedera lutut dan tungkai bawah
S90-S99
Cedera tumit dan kaki
T00-T07
Cedera yang melibatkan regio ganda pada tubuh
T08-T14
Cedera bagian badan, anggota atau regio tubuh yang
tidak dijelaskan
T15-T19
Efek dari benda asing yang masuk melalu lobang
alamiah
T20-T32
Luka bakar dan korosi
T33-T35
Frostbite [cedera dingin]
T36-T50
Keracunan drugs, obat medis dan zat-zat biologis
T51-T65
Efek toksik zat yang peran utamanya bukan obat
medis
T66-T78
Efek penyebab eksternal lain dan yang tidak
dijelaskan
T79
Komplikasi dini tertentu dari trauma
T80-T88
Komplikasi asuhan bedah dan medis, not elsewhere
classified
T90-T98
Sequelae cedera, keracunan dan konsekuensi lain
penyebab eksternal
Bab ini menggunakan bagian S untuk mengkode berbagai cedera
pada daerah tubuh tunggal, dan bagian T untuk cedera daerah tubuh
ganda atau tidak dijelaskan di samping untuk keracunan dan
konsekuensi tertentu lain akibat penyebab luar.

Kalau cedera pada situs ganda dinyatakan pada judul, kata


dengan berarti kedua situs terlibat, dan kata dan berarti satu atau
kedua situs terlibat.
Prinsip pemberian kode ganda untuk cedera sedapat mungkin
harus diikuti. Kategori kombinasi untuk cedera ganda disediakan untuk
digunakan kalau detil masing-masing kondisi tidak memadai, atau
untuk tabulasi primer kalau pencatatan kode tunggal lebih disukai; di
luar itu, setiap cedera harus dikode secara tersendiri. Rujuk aturan
pengkodean morbiditas dan mortalitas pada Volume 2.

Catatan khusus dari Volume 2


Kalau terdapat cedera ganda dan tidak ada yang dipilih sebagai
Kondisi Utama (KU), maka kodelah mereka pada kategori yang
tersedia untuk cedera ganda yang::

sejenis, di daerah tubuh yang sama: biasanya karakter keempat .7


pada S0-S99.
tidak sejenis, tapi di daerah tubuh yang sama: biasanya karakter
keempat .7 pada kategori terakhir setiap blok, seperti S09, S19,
S29, dan seterusnya
sejenis, pada daerah tubuh yang berbeda: pada T00-T05
Perhatikan pengecualian berikut:

untuk cedera internal dengan cedera permukaan dan/atau luka


terbuka saja, pilih cedera internal sebagai KU.
untuk fraktur tengkorak dan tulang muka dengan cedera
intrakranium, kode cedera intrakranium sebagai KU.
untuk perdarahan intrakranium dengan cedera lain di kepala, kode
perdarahan intrakranium sebagai KU.
untuk fraktur dengan luka terbuka hanya di lokasi yang sama, kode
fraktur sebagai KU.
Kalau digunakan kategori cedera ganda, kode masing-masing
cedera bisa dipakai untuk kode tambahan. Pada kasus pengecualian di
atas, di samping kode KU, cedera terkait bisa diidentifikasi baik dengan
kode tambahan atau dengan angka yang disediakan untuk tujuan ini.
Contoh 1
KU
KL: Kode:

Cedera kandung kemih dan urethra.

Cedera ganda organ pelvis (S37.7) sebagai KU.


Kode tambahan: S37.2 (cedera kandung kemih) dan S37.3
(cedera urethra)
Contoh 2
KU:

Luka terbuka intrakranium dengan perdarahan otak.

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

KL:
Kode:

Perdarahan otak akibat trauma (S06.8) sebagai KU.


Luka terbuka intrakranium: kode tambahan S01.9 (luka
terbuka kepala, tempat tidak dijelaskan) atau dengan
menambahkan angka 1 (luka terbuka) pada kode S06.8
(S06.8.1).
Kode-kode T90-T98 (Sekuel dari cedera, keracunan, dan akibat
penyebab eksternal lain) tidak digunakan sebagai KU, kalau bentuk
kondisi sisa itu telah tercatat. Ketika mengkode kondisi sisa, T90-T98
bisa digunakan sebagai kode tambahan.

Blok-blok pada bagian S, T00-T14 dan T90-T98 berisi cedera pada


level tiga karakter yang diklasifikasikan menurut jenis sebagai berikut.
Cedera permukaan, termasuk:
kontusio, termasuk memar dan haematoma
cedera akibat benda asing di permukaan (serpihan) tanpa luka
besar terbuka
abrasio [lecet], blister [melepuh] (nonthermal), gigitan serangga
(tak berbisa)
Luka terbuka, termasuk:
gigitan binatang, tersayat, laserasi [luka robek]
luka tembus: NOS , dengan benda asing (tembus)
Fraktur, termasuk:
Fraktur tertutup dengan atau tanpa penundaan kesembuhan
impacted, depressed, elevated, comminuted, fissured,
greenstick, linear
march, simple, slipped epiphysis, spiral
Fraktur:terbuka dengan atau tanpa penundaan kesembuhan:
compound, terinfeksi, missil, puncture, dengan benda asing
Fraktur dengan dislokasi
Fraktur dengan perpindahan tempat (displaced)
Kecuali:
fraktur patologis dengan osteoporosis (M80.-),
malunion fraktur (M84.0),
nonunion fraktur [pseudoarthrosis] (M84.1)
fraktur stress (M84.3), fraktur patologis (M84.4)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

Dislokasi, sprain dan strain, termasuk


avulsi (lepas dari tulang), laserasi, sprain, strain,
pada: (kapsul) sendi atau ligamen
haemarthrosis, ruptur, subluxasio, robek
akibat trauma (kapsul) sendi atau ligamen
Cedera syaraf dan medulla spinalis, termasuk:
lesi komplit atau inkomplit pada medulla spinalis
lesi kesinambungan syaraf dan medulla spinalis
trauma yang menyebabkan:
syaraf putus, hematomielia, paralisis (sementara), paraplegia,
quadriplegia
Cedera pembuluh darah, termasuk:
avulsi, terpotong, atau laserasi pada pembuluh darah mengalami:
trauma yang menyebabkan
aneurisma atau fistula (arteriovena), hematoma arteri, ruptur
pembuluh darah
Cedera pada otot, fasia dan tendon, termasuk:
avulsi, terpotong, laserasi, ruptur trauma
pada: otot, fasia dan tendon
Cedera remuk
Amputasi traumatika
Cedera organ internal, termasuk:
cedera ledakan, cedera konkusio, memar, crushing, laserasi:
pada organ internal
trauma yang menyebabkan
hematoma, tertusuk, ruptur, atau robek pada organ internal
Cedera lain dan cedera yang tidak dijelaskan

Cedera kepala (S00-S09)

Termasuk:: cedera pada:


telinga, mata, periokuler, muka (semua bagian), kulit kepala
(scalp),
rahang, rongga mulut, gusi, gigi, palatum, lidah, area sendi
temporomandibula
Kecuali:
efek benda asing pada:
mata bagian luar (T15.-), telinga (T16),
hidung (T17.0-T17.1), farings (T17.2), larings (T17.3),
mulut (T18.0)
luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35),
gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)
S00 Cedera permukaan kepala
Kecuali: cedera mata dan orbita (S05.-),
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

S00.0

kontusio serebri: (diffus) (S06.2), terfokus (S06.3)


Cedera permukaan kulit kepala

S00.1

Kontusio kelopak dan area periokuler

Black eye
Kecuali: kontusio bola mata dan jaringan orbita (S05.1)
S00.2 Cedera permukaan lain pada kelopak dan area
periokuler
Kecuali: cedera permukaan konjungtiva dan kornea (S05.0)
S00.3 Cedera permukaan hidung
S00.4

Cedera permukaan telinga

S00.5

Cedera permukaan bibir dan rongga mulut

S00.7

Cedera permukaan ganda pada kepala

S00.8

Cedera permukaan bagian lain kepala

S00.9

Cedera permukaan kepala, bagian tidak dijelaskan

S01 Luka terbuka kepala


Kecuali: cedera mata dan orbita (S05.-), amputasi traumatika bagian
kepala (S08.-)
dekapitasi (S18)
S01.0 Luka terbuka kulit kepala
Kecuali: avulsi kulit kepala (S08.0)
S01.1 Luka terbuka kelopak dan area periokuler
Luka terbuka kelopak dan area periokuler dengan atau tanpa
duktus lakrimalis
S01.2 Luka terbuka hidung
S01.3

Luka terbuka telinga

S01.4

Luka terbuka pipi dan area temporomandibularis

S01.5

Luka terbuka bibir dan rongga mulut

Kecuali: fraktur gigi (S02.5), dislokasi gigi (S03.2)


S01.7 Luka terbuka ganda pada kepala
S01.8

Luka terbuka bagian kepala lainnya

S01.9

Luka terbuka kepala, bagian tidak dijelaskan

S02 Fraktur tengkorak dan tulang muka

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

Untuk kode utama fraktur tengkorak dan tulang muka dengan


cedera intrakranial yang terkait, rujuk aturan dan pedoman
pengkodean morbiditas dan mortalitas.
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed
S02.0

1 open

Fraktur atap tengkorak

Fraktur: os. frontalis, os. parietal


S02.1 Fraktur basis tengkorak
Fraktur occiput, os. temporalis, sphenoid, atap orbita
Fraktur fossa: anterior, media, posterior
Fraktur sinus: ethmoid, frontal
Kecuali: lantai orbita (S02.3), orbita NOS (S02.8)
S02.2 Fraktur os. nasalis
S02.3

Fraktur lantai orbita

Kecuali: fraktur atap orbita (S02.1), orbita NOS (S02.8)


S02.4 Fraktur os. malaris dan maxilla
Fraktur maxilla superior, (tulang) rahang atas, zygoma
S02.5

Fraktur gigi

S02.6

Fraktur mandibula

Fraktur (os.) rahang bawah


S02.7 Fraktur ganda yang melibatkan tengkorak dan tulang
muka
S02.8

Fraktur tengkorak dan tulang muka lainnya

Fraktur alveolus, palatum, orbita NOS


Kecuali: fraktur atap orbita (S02.1), lantai orbita (S02.3)
S02.9 Fraktur tengkorak dan tulang muka, bagiannya tidak
dijelaskan
S03 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen kepala
S03.0 Dislokasi rahang
Dislokasi rahang (rawan)(meniskus), dislokasi mandibula,
S03.1 Dislokasi rawan septum hidung
S03.2

Dislokasi gigi

S03.3

Dislokasi bagian lain dan tidak dijelaskan pada kepala

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

S03.4

Sprain dan strain rahang

Sprain dan strain (sendi)(ligamen) temporomandibula


S03.5 Sprain dan strain sendi dan ligamen bagian kepala lain
dan tidak dijelaskan
S04 Cedera nervi kraniales
S04.0 Cedera n. optikus dan jaras optik
Cedera NC II, khiasma optikum, korteks visual
S04.1 Cedera n. okulomotorius [NC III]
S04.2

Cedera n. trokhlearis [NC IV]

S04.3

Cedera n. trigeminus [NC V]

S04.4

Cedera n. abdusens [NC VI]

S04.5

Cedera n. fasialis [NC VII]

S04.6

Cedera n. akustikus [NC VIII]

Cedera n. auditorius
S04.7 Cedera n. aksessorius [NC XI]
S04.8

Cedera nervi kraniales lainnya

Cedera nn. olfaktorius [I], vagus [X], glossofaringeus [IX],


hipoglossus [XII]
S04.9 Cedera tidak dijelaskan pada syaraf kepala
S05 Cedera mata dan orbita
Kecuali: cedera permukaan kelopak (S00.1-S00.2),
luka terbuka kelopak dan area periokuler (S01.1),
fraktur tulang orbita (S02.1, S02.3, S02.8),
cedera pada n. optikus (S04.0), n. okulomotorius (S04.1)
S05.0 Cedera konjungtiva dan abrasi kornea tanpa disebutkan
benda asing
Kecuali: benda asing dalam: sakus konjungtiva (T15.1), kornea
(T15.0)
S05.1 Kontusio bola mata dan jaringan orbita
Hifema traumatika [hifema = perdarahan ke dalam ruang
anterior mata]
Kecuali: black eye (S00.1), kontusio kelopak dan area periokuler
(S00.1)
S05.2 Laserasi dan ruptur okuler dengan prolaps atau
hilangnya jaringan intraokuli

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

S05.3

Laserasi okuler tanpa prolaps atau hilangnya jaringan

intraokuli
Laserasi mata NOS
S05.4 Luka tembus orbita dengan atau tanpa benda asing
Kecuali: benda asing (lama) yang tertahan setelah luka tembus
orbita (H05.5)
S05.5 Luka tembus bola mata dengan benda asing
Kecuali: benda asing intraokuli (lama) yang tertahan (H44.6H44.7)
S05.6 Luka tembus bola mata tanpa benda asing
Penetrasi okuli NOS
S05.7 Avulsi mata
Enukleasi traumatika
S05.8 Cedera lainnya pada mata dan orbita
Cedera duktus lakrimalis
S05.9 Cedera mata dan orbita, bagian tidak dijelaskan
Cedera mata NOS
S06 Cedera intrakranium
Kalau diikuti fraktur terkait, kode utama harus pada fraktur
intrakranium(S02.-)
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan kalau
penggunaan kode ganda tidak diinginkan untuk identifikasi cedera dan
luka terbuka intrakranium.
0 tanpa luka terbuka intrakranium 1
intrakranium
S06.0

dengan

luka

terbuka

Konkusio

Commotio cerebri
S06.1 Edema traumatika otak
S06.2

Cedera diffus otak

Kontusio otak NOS, laserasi otak NOS, kompresi traumatika otak


NOS
S06.3 Cedera otak pada fokus
Kontusio dan laserasi serebri, perdarahan intraserebri
traumatika: pada fokus
S06.4 Perdarahan epidura
Perdarahan extradura (traumatika)
S06.5 Perdarahan traumatika subdura

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

S06.6

Perdarahan traumatika subarakhnoid

S06.7

Cedera intrakranium dengan koma berlangsung lama

S06.8

Cedera intrakranium lainnya

Perdarahan traumatika: serebellum, intrakranium NOS


S06.9 Cedera intrakranium, tidak dijelaskan
Cedera otak NOS
Kecuali: cedera kepala NOS (S09.9)
S07 Cedera remuk kepala
S07.0 Cedera remuk muka
S07.1

Cedera remuk tengkorak

S07.8

Cedera remuk bagian kepala lainnya

S07.9

Cedera remuk kepala, bagian tidak dijelaskan

S08 Amputasi trauma bagian kepala


S08.0 Avulsi kulit kepala
S08.1

Amputasi trauma telinga

S08.8

Amputasi trauma bagian kepala lainnya

S08.9

Amputasi trauma bagian kepala yang tidak dijelaskan

Kecuali: dekapitasi (S18)


S09 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada kepala
S09.0 Cedera pembuluh darah kepala, n.e.c.
Kecuali: cedera: pembuluh darah: otak (S06.-), pra-otak (S15.-)
S09.1 Cedera otot dan tendon kepala
S09.2

Ruptur traumatika gendang telinga

S09.7

Cedera ganda pada kepala

Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu dari


kategori S00-S09.2
S09.8 Cedera kepala lainnya
S09.9

Cedera yang tidak dijelaskan pada kepala

Cedera: muka NOS, telinga NOS, nose NOS

Cedera leher (S10-S19)

Termasuk: Cedera: tengkuk, supraklavikula, tenggorok


Kecuali: Fraktur vertebra NOS (T08), gigitan atau sengatan serangga,
berbisa (T63.4)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

Cedera badan NOS (T09.-), cedera medulla spinalis NOS


(T09.3),
Efek benda asing pada:
farings (T17.2), larings (T17.3), trakhea (T17.4), esofagus
(T18.1)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite [cedera dingin]
(T33-T35)
S10 Cedera permukaan leher
S10.0 Kontusio tenggorokan
Kontusio esofagus bagian leher, larings, farings, trakhea
S10.1 Cedera permukaan tenggorokan lainnya dan tidak
dijelaskan
S10.7

Cedera permukaan ganda pada leher

S10.8

Cedera permukaan bagian leher lainnya

S10.9

Cedera permukaan leher, bagian tidak dijelaskan

S11 Luka terbuka leher


Kecuali: dekapitasi (S18)
S11.0 Luka terbuka melibatkan larings dan trakhea
Luka terbuka trakhea: NOS, servikalis
Kecuali: trakhea torakalis (S27.5)
S11.1 Luka terbuka melibatkan kelenjar tiroid
S11.2

Luka terbuka melibatkan farings dan esofagus servikalis

Kecuali: luka terbuka esofagus NOS (S27.8)


S11.7 Luka terbuka ganda pada leher
S11.8

Luka terbuka bagian leher lainnya

S11.9

Luka terbuka leher, bagian tidak dijelaskan

S12 Fraktur leher


Termasuk: fraktur leher pada: vertebra, spina, prosesus spinosus,
prosesus transversus
fraktur leher pada: arkus vertebra, arkus neuralis
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed
S12.0

1 open

Fraktur vertebra servikalis I [axis]

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

10

S12.1

Fraktur vertebra servikalis II [atlas]

S12.2

Fraktur vertebra servikalis lainnya

Kecuali: fraktur ganda vertebra servikalis (S12.7)


S12.7 Fraktur ganda vertebra servikalis
S12.8

Fraktur bagian leher lainnya

Fraktur: os. hyoid, kartilago tiroid, larings, trakhea


S12.9 Fraktur leher, bagian tidak dijelaskan
Fraktur: spina servikalis NOS, vertebra servikalis NOS:
S13 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen setinggi
leher
Kecuali: ruptur atau pergeseran diskus intervertebralis
(nontraumatika) servikalis (M50.-)
S13.0 Ruptur traumatika pada diskus intervertebralis
servikalis
S13.1

Dislokasi vertebra servikalis

Dislokasi spina servikalis NOS


S13.2 Dislokasi bagian lain dan tidak dijelaskan pada leher
S13.3

Dislokasi ganda pada leher

S13.4

Sprain dan strain spina servikalis

Sprain dan strain: (ligamen) longitudinalis anterior, servikalis


Sprain dan strain: (sendi) atlanto-oksipitalis servikalis, (sendi)
atlanto-axialis
Cedera whiplash [leher bergerak seperti lecutan cambuk]
S13.5 Sprain dan strain daerah tiroid
Sprain dan strain: (sendi)(ligamen) krikoaritenoid, (sendi)
(ligamen) krikotiroid
Sprain dan strain: kartilago tiroid
S13.6 Sprain dan strain sendi dan ligamen di bagian leher lain
dan tidak dijelaskan

S14 Cedera syaraf dan medulla spinalis setinggi leher


S14.0 Konkusio dan edema of medulla spinalis servikalis
S14.1

Cedera medulla spinalis servikalis lainnya dan tidak

dijelaskan
Cedera medulla spinalis servikalis NOS
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

11

S14.2

Cedera radiks syaraf spina servikali

S14.3

Cedera pleksus brakhialis

S14.4

Cedera syaraf perifer leher

S14.5

Cedera syaraf simpatis servikalis

S14.6

Cedera syaraf leher lainnya dan tidak dijelaskan

S15 Cedera pembuluh darah setinggi leher


S15.0 Cedera a. carotid
Cedera a. carotid (common) (external) (internal)
S15.1 Cedera a. vertebralis
S15.2

Cedera v. jugularis externa

S15.3

Cedera v. jugularis interna

S15.7

Cedera pembuluh darah ganda setinggi leher

S15.8

Cedera pembuluh darah setinggi leher lainnya

S15.9

Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan setinggi

leher
S16 Cedera otot dan tendon setinggi leher
S17 Cedera remuk leher
S17.0 Cedera remuk larings dan trakhea
S17.8

Cedera remuk bagian lain leher

S17.9

Cedera remuk leher, bagian tidak dijelaskan

S18 Amputasi trauma setinggi leher


Dekapitasi
S19 Cedera leher lainnya dan tidak dijelaskan
S19.7 Cedera ganda pada leher
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu dari
kategori S10-S18
S19.8 Cedera lain yang dijelaskan pada leher
S19.9

Cedera yang tidak dijelaskan pada leher

Cedera toraks (S20-S29)


Termasuk:

Cedera: mammae, (dinding) dada, area interskapula

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

12

Kecuali: Cedera: axilla, klavikula, daerah skapula, bahu (S40-S49),


Fraktur spina NOS (T08)
Cedera: badan NOS (T09.-), medulla spinalis NOS (T09.3)
Efek benda asing di:
trakhea (T17.4), bronkus (T17.5), paru-paru (T17.8),
esofagus (T18.1)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35)
Gigitan atau sengatan serangga, beracun (T63.4)
S20 Cedera permukaan toraks
S20.0 Kontusio mammae
S20.1

Cedera permukaan mammae lainnya dan tidak

dijelaskan
S20.2

Kontusio toraks

S20.3

Cedera permukaan dinding depan toraks lainnya

S20.4

Cedera permukaan dinding belakang toraks lainnya

S20.7

Cedera permukaan ganda pada toraks

S20.8

Cedera permukaan bagian lain dan tidak dijelaskan pada

toraks
Cedera permukaan dinding dada NOS
S21 Luka terbuka toraks
Kecuali: pneumotoraks traumatika (S27.0),
haemotorak traumatika
(S27.1)
hemopneumotoraks traumatika (S27.2):
S21.0 Luka terbuka mammae
S21.1

Luka terbuka dinding depan toraks

S21.2

Luka terbuka dinding belakang toraks

S21.7

Luka terbuka ganda pada dinding toraks

S21.8

Luka terbuka bagian toraks lainnya

S21.9

Luka terbuka toraks, bagian tidak dijelaskan

Luka terbuka dinding toraks NOS


S22 Fraktur iga, sternum dan spina torakalis
Termasuk: fraktur toraks pada: vertebra, spina, prosesus spinosus,
prosesus transversus
fraktur toraks pada: arkus vertebra, arkus neuralis

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

13

Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau


penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed
1 open
Kecuali: fraktur: klavikula (S42.0), skapula (S42.1)
S22.0 Fraktur vertebra torakalis
Fraktur spina torakalis NOS
S22.1 Fraktur ganda spina torakalis
S22.2

Fraktur sternum

S22.3

Fraktur iga

S22.4

Fraktur ganda pada iga

S22.5

Flail chest [dada tak stabil, mudah goyang]

S22.8

Fraktur bagian tulang toraks lainnya

S22.9

Fraktur tulang toraks, bagian tidak dijelaskan

S23 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen toraks


Kecuali: dislokasi, sprain dan strain sendi sterno-klavikulais(S43.2,
S43.6)
ruptur atau pergeseran (nontraumatika) diskus
intervertebralis toraks (M51.-)
S23.0 Ruptur traumatika pada diskus intervertebralis toraks
S23.1

Dislokasi vertebra torakalis

Dislokasi spina torakalis NOS


S23.2 Dislokasi bagian toraks lainnya dan tidak dijelaskan
S23.3

Sprain dan strain spina torakalis

S23.4

Sprain dan strain iga dan sternum

S23.5

Sprain dan strain bagian lain dan tidak dijelaskan pada

toraks
S24 Cedera syaraf dan medulla spinalis setinggi toraks
Kecuali: cedera pleksus brakhialis (S14.3)
S24.0 Konkusio dan edema pada medulla spinalis toraks
S24.1

Cedera medulla spinalis toraks lainnya dan tidak

dijelaskan
S24.2

Cedera radiks syaraf spina torakalis

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

14

S24.3

Cedera syaraf perifer toraks

S24.4

Cedera syaraf simpatis toraks

Cedera plexus: kardiaka, esophagus, pulmonalis;


Cedera ganglion: stellata, simpatis torakalis
S24.5 Cedera syaraf lain toraks
S24.6

Cedera syaraf toraks yang tidak dijelaskan

S25 Cedera pembuluh darah toraks


S25.0 Cedera aorta torakalis
Cedera aorta NOS
S25.1 Cedera a. innominata atau a. subclavia
S25.2

Cedera vena kava superior

Cedera vena kava NOS


S25.3 Cedera v. innominata atau v. subklavia
S25.4

Cedera pembuluh darah pulmonalis

S25.5

Cedera pembuluh darah interkostalis

S25.7

Cedera pembuluh darah ganda pada toraks

S25.8

Cedera pembuluh darah toraks lainnya

Cedera: v. azygos, av. mammaria


S25.9 Cedera pembuluh darah toraks yang tidak dijelaskan
S26 Cedera jantung
Termasuk: kontusio, laserasi , tusukan, ruptur traumatika pada
jantung
Subdivisi berikut disediakan sebagai opsi pada posisi karakter
tambahan kalau penggunaan kode ganda tidak mungkin atau tidak
diinginkan.
0. tanpa luka terbuka ke rongga toraks
terbuka ke rongga toraks

1.

S26.0

Cedera jantung dengan haemoperikardium

S26.8

Cedera lain pada jantung

S26.9

Cedera jantung, tidak dijelaskan

dengan

luka

S27 Cedera organ intratoraks yang lain dan tidak dijelaskan


Subdivisi berikut disediakan sebagai opsi pada posisi karakter
tambahan kalau penggunaan kode ganda tidak mungkin atau tidak
diinginkan.
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

15

0. tanpa luka terbuka ke rongga toraks


1. dengan luka
terbuka ke rongga toraks
Kecuali: cedera: esofagus servikalis (S10-S19), trakhea (servikalis)
(S10-S19)
S27.0 Pneumotoraks traumatika
S27.1

Haemotoraks traumatika

S27.2

Haemopneumotoraks traumatika

S27.3

Cedera paru-paru lainnya

S27.4

Cedera bronchus

S27.5

Cedera trakhea torakalis

S27.6

Cedera pleura

S27.7

Cedera ganda pada organ intratoraks

S27.8

Cedera organ intratoraks lainnya

Cedera: diafragma, duktus limfatikus toraks, esofagus (torakalis),


kelenjar timus
S27.9 Cedera organ intratoraks yang tidak dijelaskan
S28 Cedera remuk toraks dan amputasi trauma bagian toraks
S28.0 Dada remuk
Kecuali: flail chest (S22.5)
S28.1 Amputasi traumatika bagian toraks
Kecuali: transeksi toraks (T05.8)
S29 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada toraks
S29.0 Cedera otot dan tendon setinggi toraks
S29.7

Cedera ganda pada toraks

Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu dari


kategori S20-S29.0
S29.8 Cedera toraks lainnya
S29.9

Cedera yang tidak dijelaskan pada toraks

Cedera abdomen, punggung bawah, spina lumbalis dan


pelvis (S30-S39)

Termasuk: Dinding abdomen, anus, bokong, genitalia external, rusuk,


sela paha
Kecuali: Fraktur spina NOS (T08),

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

16

Cedera: punggung atau badan NOS (T09.-), medulla spinalis


NOS (T09.3)
Efek benda asing pada: lambung, usus halus dan kolon (T18.2T18.4),
Efek benda asing pada: anus dan rektum (T18.5), traktus
genitourinarius (T19.-)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35)
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)
S30 Cedera permukaan abdomen, punggung bawah dan pelvis
Kecuali: cedera permukaan panggul (S70.-)
S30.0 Kontusio punggung bawah dan pelvis
Kontusio bokong
S30.1 Kontusio dinding abdomen
Kontusio rusuk, sela paha
S30.2 Kontusio organ genital external
Kontusio: labium (majus)(minus), vagina, vulva; penis, skrotum,
testis, perineum
S30.7 Cedera permukaan ganda pada abdomen, punggung
bawah dan pelvis
S30.8

Cedera permukaan abdomen, punggung bawah dan

pelvis lainnya
S30.9

Cedera permukaan abdomen, punggung bawah dan

pelvis, bagiannya tidak dijelaskan


S31 Luka terbuka abdomen, punggung bawah dan pelvis
Kecuali: Amputasi trauma bagian abdomen, punggung bawah, pelvis
(S38.2-S38.3),
Luka terbuka panggul (S71.0)
S31.0 Luka terbuka punggung bawah dan pelvis
Luka terbuka bokong
S31.1 Luka terbuka dindingabdomen
Luka terbuka: rusuk, sela paha
S31.2 Luka terbuka penis
S31.3

Luka terbuka skrotum dan testes

S31.4

Luka terbuka vagina dan vulva

S31.5

Luka terbuka organ genitalia external lainnya dan tidak

dijelaskan
Kecuali: amputasi traumatika organ genitalia external (S38.2)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

17

S31.7

Luka terbuka ganda pada abdomen, punggung bawah

dan pelvis
S31.8

Luka terbuka bagian abdomen lainnya dan tidak

dijelaskan
S32 Fraktur spina lumbal dan pelvis
Termasuk: fraktur lumbosakralis pada: vertebra, prosesus spinosus,
prosesus transversus
fraktur lumbosakralis pada: arkus vertebra, arkus neuralis
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed
1 open
Kecuali: fraktur panggul NOS (S72.0)
S32.0 Fraktur vertebra lumbalis
Fraktur spina lumbalis
S32.1 Fraktur sacrum
S32.2

Fraktur koksigis

S32.3

Fraktur ilium

S32.4

Fraktur asetabulum

S32.5

Fraktur pubis

S32.7

Fraktur ganda spina lumbalis dan pelvis

S32.8

Fraktur bagian spina lumbalis dan pelvis lainnya dan

tidak dijelaskan
Fraktur: iskium, spina lumbosakral NOS, pelvis NOS
S33 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen pada spina
lumbalis dan pelvis
Kecuali: dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen panggul (S73.-)
ruptur atau pergeseran (nontraumatika) diskus
intervertebralis lumbalis (M51.-)
kerusakan obstetrik pada sendi dan ligamen pelvik (O71.6),
S33.0 Ruptur traumatika diskus intervertebralis lumbalis
S33.1

Dislokasi vertebra lumbalis

Dislokasi spina lumbalis NOS


S33.2 Dislokasi sendi sakroiliaka dan sakrokoksigeus

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

18

S33.3

Dislokasi bagian spina lumbalis dan pelvis lainnya dan

tidak dijelaskan
S33.4

Ruptur traumatika simfisis pubis

S33.5

Sprain dan strain spina lumbalis

S33.6

Sprain dan strain sendi sakroiliaka

S33.7

Sprain dan strain bagian spina lumbalis dan pelvis

lainnya dan tidak dijelaskan


S34 Cedera syaraf dan medulla spinalis lumbalis setinggi
abdomen, punggung bawah dan pelvis
S34.0 Konkusio dan edema medulla spinalis lumbalis
S34.1

Cedera lain pada medulla spinalis lumbalis

S34.2

Cedera radiks syaraf spina lumbarlis dan sakralis

S34.3

Cedera kauda equina

S34.4

Cedera pleksus lumbosakralis

S34.5

Cedera syaraf simpatis lumbalis, sakralis dan pelvik

Cedera: ganglion atau plexus seliaka, plexus hypogastrika


Cedera: plexus mesenterika (inferior)(superior), n. splanchnikus
S34.6 Cedera peripheral nerve(s) of abdomen, punggung
bawah dan pelvis
S34.8

Cedera syaraf lain dan tidak dijelaskan setinggi

abdomen, punggung bawah dan pelvis


S35 Cedera pembuluh darah setinggi abdomen, punggung
bawah dan pelvis
S35.0 Cedera aorta abdominalis
S35.1

Kecuali: cedera aorta NOS (S25.0)


Cedera vena kava inferior

Cedera v. hepatika
Kecuali: cedera vena kava NOS (S25.2)
S35.2 Cedera a. seliaka atau mesenterika
Cedera: aa. gastrika, gastroduodenalis, hepatika, mesenterika,
lienalis
S35.3 Cedera v. porta atau v. lienalis
Cedera v. mesenterika (inferior)(superior)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

19

S35.4

Cedera pembuluh darah ginjal

Cedera av. renalis


S35.5 Cedera pembuluh darah iliaka
Cedera av. hipogastrika, av. iliaka, av. uterina
S35.7 Cedera pembuluh darah ganda setinggi abdomen,
punggung bawah dan pelvis
S35.8

Cedera pembuluh darah lain setinggi abdomen,

punggung bawah dan pelvis


Cedera a. ovarika
S35.9 Cedera pembuluh darah yang tak jelas setinggi
abdomen, punggung bawah dan pelvis
S36 Cedera organ intra-abdomen
Subdivisi berikut disediakan sebagai opsi pada posisi karakter
tambahan kalau penggunaan kode ganda tidak mungkin atau tidak
diinginkan.
0. tanpa luka terbuka ke dalam rongga
ke dalam rongga
S36.0

Cedera limpa

S36.1

Cedera hati atau kandung empedu

1. dengan luka terbuka

Cedera saluran empedu


S36.2 Cedera pankreas
S36.3

Cedera lambung

S36.4

Cedera usus halus

S36.5

Cedera kolon

S36.6

Cedera rektum

S36.7

Cedera organ ganda intra-abdomen

S36.8

Cedera organ intra-abdomen lainnya

Cedera: peritoneum, retroperitoneum


S36.9 Cedera organ intra-abdomen yang tidak dijelaskan
S37 Cedera organ-organ urinarius dan pelvik
Subdivisi berikut disediakan sebagai opsi pada posisi karakter
tambahan kalau penggunaan kode ganda tidak mungkin atau tidak
diinginkan.

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

20

0. tanpa luka terbuka ke dalam rongga


ke dalam rongga

1. dengan luka terbuka

Kecuali: Cedera peritoneum dan retroperitoneum (S36.8)


S37.0

Cedera ginjal

S37.1

Cedera ureter

S37.2

Cedera kandung kemih

S37.3

Cedera uretra

S37.4

Cedera ovarium

S37.5

Cedera tuba fallopii

S37.6

Cedera uterus

S37.7

Cedera organ pelvik ganda

S37.8

Cedera organ pelvik lainnya

Cedera: kelenjar adrenal, prostat, vesikula seminalis, vas


deferens
S37.9 Cedera organ pelvik yang tidak dijelaskan
S38 Cedera remuk dan amputasi traumatika abdomen,
punggung bawah dan pelvis
S38.0 Cedera remuk organ genital external
S38.1

Cedera remuk bagian lain dan tak dijelaskan di

abdomen, punggung bawah, pelvis


S38.2

Amputasi trauma organ genital external

Amputasi trauma: labium (majus)(minus), vulva,


Amputasi trauma: penis, skrotum, testis
S38.3 Amputasi trauma bagian lain dan tak dijelaskan di
abdomen, punggung bawah, pelvis
Kecuali: transeksi abdomen (T05.8)
S39 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada abdomen, punggung
bawah dan pelvis
S39.0 Cedera otot dan tendon pada abdomen, punggung bawah
dan pelvis
S39.6

Cedera organ(-organ) intra-abdominal dengan organ(-

organ) pelvik

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

21

S39.7

Cedera ganda lain pada abdomen, punggung bawah dan

pelvis
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu kategori
dari S30-S39.6
Kecuali: cedera pada S36.- dengan cedera pada S37.- (S39.6)
S39.8 Cedera abdomen, punggung bawah dan pelvis lainnya
S39.9

Cedera yang tidak dijelaskan pada abdomen, punggung

bawah dan pelvis

Cedera bahu dan lengan atas (S40-S49)

Termasuk: Cedera axilla atau regio skapula


Kecuali: Cedera: siku (S50-S59), bahu dan lengan atas bilateral (T00T07)
Cedera lengan, level tak jelas (T10-T11),
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35),
Sengatan serangga, berbisa (T63.4)
S40 Cedera permukaan bahu dan lengan atas
S40.0 Kontusio bahu dan lengan atas
S40.7

Cedera permukaan ganda pada bahu dan lengan atas

S40.8

Cedera permukaan lainnya pada bahu dan lengan atas

S40.9

Cedera permukaan bahu dan lengan atas, tidak

dijelaskan
S41 Luka terbuka bahu dan lengan atas
Kecuali: Amputasi trauma bahu dan lengan atas (S48.-)
S41.0

Luka terbuka bahu

S41.1

Luka terbuka lengan atas

S41.7

Luka terbuka ganda pada bahu dan lengan atas

S41.8

Luka terbuka bagian lain dan tidak dijelaskan pada

gelang bahu
S42 Fraktur bahu dan lengan atas
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed

1 open

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

22

S42.0

Fraktur klavikula

Fraktur ujung akromion atau batang klavikula, fraktur tulang


leher
S42.1 Fraktur skapula
Fraktur: processus acromialis, (processus) akromion,
Fraktur: (korpus)(leher) skapula; shoulder blade
S42.2 Fraktur ujung atas humerus
Fraktur: ujung proximal, tuberositas mayor, leher anatomis, leher
surgical, epifisis atas
S42.3 Fraktur batang humerus
Fraktur: humerus NOS, lengan atas NOS
S42.4 Fraktur ujung bawah humerus
Fraktur: ujung distal, epifisis bawah, prosessus artikularis
Fraktur: kondilus external, epikondilus internal, interkondilus,
suprakondilus
Kecuali: fraktur siku NOS (S52.0)
S42.7 Fraktur ganda pada klavikula, skapula dan humerus
S42.8

Fraktur bagian bahu dan lengan atas lainnya

S42.9

Fraktur gelang bahu, bagian tidak dijelaskan

Fraktur bahu NOS


S43 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen pada gelang
bahu
S43.0 Dislokasi sendi bahu
S43.1

Dislokasi sendi akromioklavikula

S43.2

Dislokasi sendi sternoklavikula

S43.3

Dislokasi bagian gelang bahu lainnya dan tidak

dijelaskan
Dislokasi gelang bahu NOS
S43.4 Sprain dan strain sendi bahu
(Ligamen) korakohumerus, kapsul rotator cuff
S43.5 Sprain dan strain sendi acromioklavikula
Sprain dan strain ligamen akromioklavikula
S43.6 Sprain dan strain sendi sternoklavikula
S43.7

Sprain dan strain bagian lain dan tidak dijelaskan pada

gelang bahu
Sprain dan strain gelang bahu NOS
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

23

S44 Cedera syaraf pada level bahu dan lengan atas


Kecuali: cedera plexus brakhialis (S14.3)
S44.0 Cedera n. ulnaris pada level lengan atas
Kecuali: cedera n. ulnaris NOS (S54.0)
S44.1 Cedera n. medianus pada level lengan atas
Kecuali: cedera n. medianus NOS (S54.1)
S44.2 Cedera n. radialis pada level lengan atas
Kecuali: cedera n. radialis NOS (S54.2)
S44.3 Cedera n. axillaris
S44.4

Cedera n. musculocutaneous

S44.5

Cedera syaraf sensoris kulit pada level bahu dan lengan

atas
S44.7

Cedera syaraf ganda pada level bahu dan lengan atas

S44.8

Cedera syaraf pada level bahu dan lengan atas lainnya

S44.9

Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level bahu dan

lengan atas
S45 Cedera pembuluh darah pada level bahu dan lengan atas
Kecuali: cedera arteri subklavia (S25.1) atau vena subklavia (S25.3)
S45.0 Cedera a. aksillaris
S45.1

Cedera a. brakhialis

S45.2

Cedera v. aksillaris atau v. brakhialis

S45.3

Cedera vena superfisialis pada level bahu dan lengan

atas
S45.7

Cedera pembuluh darah ganda pada level bahu dan

lengan atas
S45.8

Cedera pembuluh darah lain pada level bahu dan lengan

atas
S45.9

Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada level

bahu dan lengan atas


S46 Cedera otot dan tendon pada level bahu dan lengan atas
Kecuali: cedera otot dan tendon pada atau di bawah siku (S56.-)
S46.0 Cedera tendon rotator cuff pada bahu

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

24

S46.1

Cedera otot dan tendon pada long kepala of biceps

S46.2

Cedera otot dan tendon pada bagian lain biceps

S46.3

Cedera otot dan tendon pada triceps

S46.7

Cedera otot dan tendon ganda pada level bahu dan

lengan atas
S46.8

Cedera otot dan tendon lain pada level bahu dan lengan

atas
S46.9

Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada level

bahu dan lengan atas


S47 Cedera remuk bahu dan lengan atas
Kecuali: Cedera remuk siku (S57.0)
S48 Amputasi trauma bahu dan lengan atas
Kecuali: Amputasi traumatika: siku (S58.0), lengan atas, level tak jelas
(T11.6)
S48.0 Amputasi traumatika sendi bahu
S48.1

Amputasi traumatika level antara bahu dan siku

S48.9

Amputasi traumatika bahu dan lengan atas, level tak

jelas
S49 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada bahu dan lengan atas
S49.7 Cedera ganda pada bahu dan lengan atas
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu kategori
dari S40-S48
S49.8 Cedera bahu dan lengan atas lainnya
S49.9

Cedera yang tidak dijelaskan pada bahu dan lengan atas

Cedera siku dan lengan bawah (S50-S59)

Kecuali: Cedera pergelangan dan tangan (S60-S69)


Cedera siku dan lengan bawah bilateral (T00-T07)
Cedera lengan, level tak jelas (T10-T11)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35),
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)
S50 Cedera permukaan lengan bawah
Kecuali: cedera permukaan pergelangan dan tangan (S60.-)
S50.0 Kontusio siku

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

25

S50.1

Kontusio bagian lain dan tidak dijelaskan pada lengan

bawah
S50.7

Cedera permukaan ganda pada lengan bawah

S50.8

Cedera permukaan lengan bawah lainnya

S50.9

Cedera permukaan lengan bawah, tidak dijelaskan

Cedera permukaan siku NOS


S51 Luka terbuka lengan bawah
Kecuali: luka terbuka pergelangan dan tangan (S61.-), amputasi
traumatika lengan bawah (S58.-)
S51.0 Luka terbuka siku
S51.7

Luka ganda terbuka pada lengan bawah

S51.8

Luka terbuka bagian lengan bawah lainnya

S51.9

Luka terbuka lengan bawah, bagian tidak dijelaskan

S52 Fraktur lengan bawah


Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed
1 open
Kecuali: fraktur pada level pergelangan dan tangan (S62.-)
S52.0 Fraktur ujung atas ulna
Fraktur: siku NOS, processus coronoideus, processus olecranon,
ujung proximal
Fraktur-dislokasi Monteggia
S52.1 Fraktur ujung atas radius
Fraktur: kepala, leher, atau ujung proximal radius
S52.2 Fraktur batang ulna
S52.3

Fraktur batang radius

S52.4

Fraktur batang ulna dan radius

S52.5

Fraktur ujung bawah radius

Fraktur Colles, fraktur Smith


S52.6 Fraktur ujung bawah ulna dan radius
S52.7

Fraktur ganda pada lengan bawah

Kecuali: fraktur kedua ulna dan radius: batang (S52.4), ujung


bawah (S52.6)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

26

S52.8

Fraktur bagian lengan bawah lainnya

Kepala ulna, ujung bawah ulna


S52.9 Fraktur lengan bawah, bagian tidak dijelaskan
S53 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen of siku
S53.0 Dislokasi kaput radius
Dislokasi sendi radiohumerus
Kecuali: fraktur-dislokasi Monteggia (S52.0)
S53.1 Dislokasi siku, tidak dijelaskan
Dislokasi sendi ulnohumerus
Kecuali: dislokasi kepala radius tersendiri (S53.0)
S53.2 Ruptur traumatika ligamen kolateral radius
S53.3

Ruptur traumatika ligamen kolateral ulna

S53.4

Sprain dan strain siku

S54 Cedera syaraf pada level lengan bawah


Kecuali: Cedera syaraf di pergelangan dan tangan (S64.-)
S54.0 Cedera n. ulnaris pada level lengan bawah
Cedera n. ulnaris NOS
S54.1 Cedera n. medianus pada level lengan bawah
Cedera n. medianus NOS
S54.2 Cedera n. radialis pada level lengan bawah
Cedera n. radialis NOS
S54.3 Cedera n. sensoris kulit pada level lengan bawah
S54.7

Cedera syaraf ganda pada level lengan bawah

S54.8

Cedera syaraf pada level lengan bawah lainnya

S54.9

Cedera syaraf pada level lengan bawah, tidak dijelaskan

S55 Cedera pembuluh darah pada level lengan bawah


Kecuali: Cedera pembuluh darah brakhialis (S45.1-S45.2),
Cedera pembuluh darah pada level pergelangan dan tangan
(S65.-)
S55.0 Cedera a. ulnaris pada level lengan bawah
S55.1

Cedera a. radialis pada level lengan bawah

S55.2

Cedera vena pada level lengan bawah

S55.7

Cedera pembuluh darah ganda pada level lengan bawah

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

27

S55.8

Cedera pembuluh darah pada level lengan bawah lainnya

S55.9

Cedera pembuluh darah pada level lengan bawah, tidak

dijelaskan
S56 Cedera otot dan tendon pada level lengan bawah
Kecuali: Cedera otot dan tendon pada atau di bawah pergelangan
(S66.-)
S56.0 Cedera otot dan tendon flexor ibu jari pada level lengan
bawah
S56.1

Cedera otot dan tendon flexor jari II, III, IV atau V pada

level lengan bawah


S56.2

Cedera otot dan tendon flexor pada level lengan bawah

lainnya
S56.3

Cedera otot dan tendon extensor atau abduktor ibu jari

di level lengan bawah


S56.4

Cedera otot dan tendon extensor jari II, III, IV atau V

pada level lengan bawah


S56.5

Cedera otot dan tendon extensor pada level lengan

bawah lainnya
S56.7

Cedera otot dan tendon ganda pada level lengan bawah

S56.8

Cedera otot dan tendon pada level lengan bawah lainnya

dan tidak dijelaskan


S57 Cedera remuk lengan bawah
Kecuali: Cedera remuk pergelangan dan tangan (S67.-)
S57.0 Cedera remuk siku
S57.8

Cedera remuk bagian lain lengan bawah

S57.9

Cedera remuk lengan bawah, bagian tidak dijelaskan

S58 Amputasi trauma lengan bawah


Kecuali: Amputasi trauma pergelangan dan tangan (S68.-)
S58.0 Amputasi trauma level siku
S58.1

Amputasi trauma level antara siku dan pergelangan

S58.9

Amputasi trauma lengan bawah, level tak jelas

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

28

S59 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada lengan bawah


Kecuali: Cedera lain dan tidak dijelaskan pada pergelangan dan tangan
(S69.-)
S59.7 Cedera ganda pada lengan bawah
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu kategori
dari S50-S58
S59.8 Cedera pada lengan bawah lainnya
S59.9

Cedera pada lengan bawah, tidak dijelaskan

Cedera pergelangan dan tangan (S60-S69)

Kecuali: Cedera bilateral pergelangan dan tangan (T00-T07),


Cedera lengan, level tak jelas (T10-T11),
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35),
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)
S60 Cedera permukaan pergelangan dan tangan
S60.0 Kontusio jari tanpa kerusakan kuku
Kontusio jari NOS
Kecuali: kontusio yang melibatkan kuku (matrix) (S60.1)
S60.1 Kontusio jari dengan kerusakan pada kuku
S60.2

Kontusio bagian pergelangan dan tangan lainnya

S60.7

Cedera permukaan ganda pada pergelangan dan tangan

S60.8

Cedera permukaan lain pada pergelangan dan tangan

S60.9

Cedera permukaan pergelangan dan tangan, tidak

dijelaskan
S61 Luka terbuka pergelangan dan tangan
Kecuali: Amputasi traumatika pergelangan dan tangan (S68.-)
S61.0 Luka terbuka jari tanpa kerusakan kuku
Luka terbuka jari NOS
Kecuali: luka terbuka melibatkan kuku (matrix) (S61.1)
S61.1 Luka terbuka jari dengan kerusakan kuku
S61.7

Luka terbuka ganda pada pergelangan dan tangan

S61.8

Luka terbuka bagian pergelangan dan tangan lainnya

S61.9

Luka terbuka bagian pergelangan dan tangan, tidak

dijelaskan
S62 Fraktur pada level pergelangan dan tangan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

29

Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau


penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed
1 open
Kecuali: Fraktur bagian distal ulna dan radius (S52.-)
S62.0 Fraktur os. navikularis [skafoid] tangan
S62.1

Fraktur tulang karpal lainnya

Fraktur os.: kapitatum [magnum], hamatum [unsiformis],


lunatum [semilunaris]
Fraktur os.: pisiformis, triquetrum [cuneiformis karpus],
Fraktur os.: trapezium [multangularis mayor], trapezoid
[multangularis minor],
S62.2 Fraktur os. metakarpal I
S62.3

Fraktur Bennett
Fraktur os. metakarpal lainnya

S62.4

Fraktur ganda pada tulang metakarpal

S62.5

Fraktur ibu jari

S62.6

Fraktur jari II, III, IV atau V

S62.7

Fraktur ganda pada jari-jari

S62.8

Fraktur bagian pergelangan dan tangan lainnya dan

tidak dijelaskan
S63 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen level
pergelangan dan tangan
S63.0 Dislokasi pergelangan
Dislokasi: (sendi) distal radioulnaris, (sendi) radiokarpal
ujung distal radius dan ulna, (tulang) karpal, ujung proximal
(tulang) metakarpal,
(sendi) midkarpal, (sendi) karpometakarpal
S63.1 Dislokasi jari
Dislokasi: ujung distal (tulang) metakarpal, (sendi) interphalanx
tangan,
(sendi) metakarpophalangeal, phalanx tangan, ibu jari
S63.2 Dislokasi ganda jari-jari
S63.3

Ruptur traumatika ligamen pergelangan dan karpus

Ruptur traumatika: kollateral pergelangan, (ligamen)


radiokarpal, ulnokarpal (palmaris)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

30

S63.4

Ruptur traumatika ligamen jari di sendi metakarpo-

phalanx dan interphalanx


Ruptur traumatika: kollateral, palmaris, plat volar
S63.5 Sprain dan strain pergelangan
Sprain dan strain: (sendi) karpal, (sendi) (ligamen) radiokarpal
S63.6

Sprain dan strain jari-jari

Sprain dan strain: (sendi) metakarpophalanx,


Sprain dan strain: (sendi) interphalanx tangan, phalanx tangan,
ibu jari
S63.7 Sprain dan strain bagian lain dan tidak dijelaskan pada
tangan
S64 Cedera syaraf pada level pergelangan dan tangan
S64.0 Cedera n. ulnaris pada level pergelangan dan tangan
S64.1

Cedera n. medianus pada level pergelangan dan tangan

S64.2

Cedera n. radialis pada level pergelangan dan tangan

S64.3

Cedera n. digitalis ibu jari

S64.4

Cedera n. digitalis jari II, III, IV atau V

S64.7

Cedera syaraf ganda pada level pergelangan dan tangan

S64.8

Cedera syaraf pada level pergelangan dan tangan lainnya

S64.9

Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level

pergelangan dan tangan


S65 Cedera pembuluh darah pada level pergelangan dan tangan
S65.0 Cedera a. ulnaris pada level pergelangan dan tangan
S65.1

Cedera a. radialis pada level pergelangan dan tangan

S65.2

Cedera arkus palmaris superfisialis

S65.3

Cedera arkus palmaris profunda

S65.4

Cedera pembuluh darah ibu jari

S65.5

Cedera pembuluh darah jari II, III, IV atau V

S65.7

Cedera pembuluh darah ganda di level pergelangan dan

tangan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

31

S65.8

Cedera pembuluh darah pada level pergelangan dan

tangan lainnya
S65.9

Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan di level

pergelangan dan tangan


S66 Cedera otot dan tendon pada level pergelangan dan tangan
S66.0 Cedera otot dan tendon flexor longus ibu jari di level
pergelangan dan tangan
S66.1

Cedera otot dan tendon flexor jari II, III, IV atau V di

level pergelangan dan tangan


S66.2

Cedera otot dan tendon extensor ibu jari di level

pergelangan dan tangan


S66.3

Cedera otot dan tendon extensor jari II, III, IV atau V di

level pergelangan dan tangan


S66.4

Cedera otot dan tendon intrinsik ibu jari di level

pergelangan dan tangan


S66.5

Cedera otot dan tendon intrinsik jari II, III, IV atau V di

level pergelangan dan tangan


S66.6

Cedera otot dan tendon flexor ganda pada level

pergelangan dan tangan


S66.7

Cedera otot dan tendon extensor ganda pada level

pergelangan dan tangan


S66.8

Cedera otot dan tendon pada level pergelangan dan

tangan lainnya
S66.9

Cedera tidak dijelaskan otot dan tendon pada level

pergelangan dan tangan


S67 Cedera remuk pergelangan dan tangan
S67.0 Cedera remuk ibu jari dan jari-jari lainnya
S67.8

Cedera remuk bagian lain dan tidak dijelaskan pada

pergelangan dan tangan


S68 Amputasi trauma pergelangan dan tangan
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

32

S68.0

Amputasi trauma ibu jari (komplit)(parsial)

S68.1

Amputasi trauma jari II, III, IV atau V (komplit)(parsial)

S68.2

Amputasi trauma dua atau lebih, jari saja (komplit)

(parsial)
S68.3

Amputasi trauma gabungan (bagian) jari dengan bagian

lain pergelangan dan tangan


S68.4

Amputasi trauma tangan pada level pergelangan

S68.8

Amputasi trauma bagian pergelangan dan tangan

lainnya
S68.9

Amputasi trauma pergelangan dan tangan, level tak jelas

S69 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada pergelangan dan


tangan
S69.7 Cedera ganda pada pergelangan dan tangan
Cedera yang dengan klasifikasi lebih dari satu dari kategori
S60-S68
S69.8 Cedera pada pergelangan dan tangan lainnya
S69.9

Cedera yang tidak dijelaskan pada pergelangan dan

tangan

Cedera panggul dan paha (S70-S79)

Kecuali: Cedera bilateral panggul dan paha (T00-T07),


Cedera tungkai, level tak jelas (T12-T13)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35),
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)
S70 Cedera permukaan panggul dan paha
S70.0 Kontusio panggul
S70.1

Kontusio paha

S70.7

Cedera permukaan ganda pada panggul dan paha

S70.8

Cedera permukaan pada panggul dan paha lainnya

S70.9

Cedera permukaan panggul dan paha, tidak dijelaskan

S71 Luka terbuka panggul dan paha


Kecuali: Amputasi trauma panggul dan paha (S78.-)
S71.0 Luka terbuka panggul

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

33

S71.1

Luka terbuka paha

S71.7

Luka terbuka ganda pada panggul dan paha

S71.8

Luka terbuka bagian lingkaran panggul lainnya dan

tidak dijelaskan
S72 Fraktur femur
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed
S72.0

1 open

Fraktur leher femur

Fraktur panggul NOS


S72.1 Fraktur pertrokanter
Fraktur intertrokanter, fraktur trokanter
S72.2 Fraktur subtrokanter
S72.3

Fraktur batang femur

S72.4

Fraktur ujung bawah femur

S72.7

Fraktur ganda pada femur

S72.8

Fraktur pada bagian femur lainnya

S72.9

Fraktur femur, bagian tidak dijelaskan

S73 Dislokasi, sprain dan strain pada sendi dan ligamen


panggul
S73.0 Dislokasi panggul
S73.1

Sprain dan strain panggul

S74 Cedera syaraf pada level panggul dan paha


S74.0 Cedera sciatic nerve [n. iskiadikus] pada level panggul
dan paha
S74.1

Cedera n. femoralis pada level panggul dan paha

S74.2

Cedera syaraf sensoris kulit pada level panggul dan paha

S74.7

Cedera syaraf ganda pada level panggul dan paha

S74.8

Cedera syaraf pada level panggul dan paha lainnya

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

34

S74.9

Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level panggul

dan paha
S75 Cedera pembuluh darah pada level panggul dan paha
Kecuali: Cedera a. poplitea (S85.0)
S75.0 Cedera a. femoralis
S75.1

Cedera v. femoralis pada level panggul dan paha

S75.2

Cedera v. saphena magna pada level panggul dan paha

Kecuali: cedera v. saphena magna NOS (S85.3)


S75.7 Cedera pembuluh darah ganda pada level panggul dan
paha
S75.8

Cedera pembuluh darah pada level panggul dan paha

lainnya
S75.9

Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada level

panggul dan paha


S76 Cedera otot dan tendon pada level panggul dan paha
S76.0 Cedera otot dan tendon pada panggul
S76.1

Cedera m. quadriseps dan tendon

Ligamen (tendon) patella


S76.2 Cedera otot dan tendon adduktor pada paha
S76.3

Cedera otot dan tendon group otot posterior pada level

paha
S76.4

Cedera otot dan tendon pada level paha lainnya dan

tidak dijelaskan
S76.7

Cedera otot dan tendon ganda pada level panggul dan

paha
S77 Cedera remuk panggul dan paha
S77.0 Cedera remuk panggul
S77.1

Cedera remuk paha

S77.2

Cedera remuk panggul dengan paha

S78 Amputasi trauma panggul dan paha


Kecuali: Amputasi trauma anggota bawah, level tak jelas (T13.6)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

35

S78.0

Amputasi trauma panggul sendi

S78.1

Amputasi trauma level antara panggul dan lutut

S78.9

Amputasi trauma panggul dan paha, level tak jelas

S79 Cedera lain dan dijelaskan pada panggul dan paha


S79.7 Cedera ganda pada panggul dan paha
Cedera yang dengan klasifikasi lebih dari satu dari kategori S70S78
S79.8 Cedera pada panggul dan paha lainnya
S79.9

Cedera panggul dan paha yang tidak dijelaskan

Cedera lutut dan tungkai bawah (S80-S89)

Termasuk: Fraktur tumit dan malleolus


Kecuali: Cedera tumit dan kaki (S90-S99)
Cedera tungkai, level tak jelas (T12-T13)
Cedera bilateral lutut dan tungkai bawah (T00-T07)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35)
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)
S80 Cedera permukaan tungkai bawah
Kecuali: Cedera permukaan tumit dan kaki (S90.-)
S80.0 Kontusio lutut
S80.1

Kontusio bagian lain dan tidak dijelaskan pada tungkai

bawah
S80.7

Cedera permukaan ganda pada tungkai bawah

S80.8

Cedera permukaan pada tungkai bawah lainnya

S80.9

Cedera permukaan tungkai bawah, tidak dijelaskan

S81 Luka terbuka tungkai bawah


Kecuali: Amputasi trauma tungkai bawah (S88.-), luka terbuka tumit
dan kaki (S91.-)
S81.0 Luka terbuka lutut
S81.7

Luka ganda terbuka pada tungkai bawah

S81.8

Luka terbuka bagian tungkai bawah lainnya

S81.9

Luka terbuka tungkai bawah, bagian tidak dijelaskan

S82 Fraktur tungkai bawah, Termasuk tumit


Termasuk: malleolus

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

36

Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau


penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed
1 open
Kecuali: Fraktur kaki, selain tumit (S92.-)
S82.0 Fraktur patella
Fraktur tempurung lutut
S82.1 Fraktur ujung atas tibia
Fraktur tibia bagian:kepala, kondilus,ujung proximal,atau
tuberositas
dengan atau tanpa disebutkan fraktur fibula
S82.2 Fraktur batang tibia
Fraktur batang tibia dengan atau tanpa disebutkan fraktur fibula
S82.3

Fraktur ujung bawah tibia

Fraktur ujung bawah tibia dengan atau tanpa disebutkan fraktur


fibula
Kecuali: fraktur malleolus medialis (S82.5)
S82.4 Fraktur fibula saja
Kecuali: fraktur malleolus lateralis (S82.6)
S82.5 Fraktur malleolus medialis
Fraktur tibia yang melibatkan tumit dan malleolus
S82.6 Fraktur malleolus lateralis
Fraktur fibula yang melibatkan tumit dan malleolus
S82.7 Fraktur ganda pada tungkai bawah
Kecuali: fraktur tibia dan fibula pada:
ujung atas (S82.1), batang (S82.2), atau ujung bawah
(S82.3):
S82.8 Fraktur bagian tungkai bawah lainnya
Fraktur (pada): tumit NOS, bimalleolaris, trimalleolaris
S82.9 Fraktur tungkai bawah, bagian tidak dijelaskan
S83 Dislokasi, sprain dan strain pada sendi dan ligamen lutut
Kecuali: Kerusakan: patella (M22.0-M22.3), lutut, internal (M23.-)
Dislokasi lutut: lama (M24.3), patologis (M24.3), rekuren
(M24.4)
S83.0 Dislokasi patella
S83.1

Dislokasi lutut

Dislokasi (sendi) tibiofibula


ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

37

S83.2

Robekan meniskus, sekarang

Bucket-handle tear (pada): NOS, meniskus lateralis, meniskus


medialis
Kecuali: bucket-handle tear lama (M23.2)
S83.3 Robekan rawan sendi lutut, sekarang
S83.4

Sprain dan strain melibatkan ligamen kolateral

(fibularis)(tibialis) lutut
S83.5

Sprain dan strain melibatkan ligamen krusiata (anterior)

(posterior) lutut
S83.6

Sprain dan strain bagian lutut lainnya dan tidak dijaskan

Sprain dan strain:, sendi dan ligamen tibiofibularis superior


Kecuali:
sprain ligamen patella (S76.1)
S83.7 Cedera pada struktur ganda lutut
Cedera pada meniskus (lateralis)(medialis) bersama ligamen
(collateral)(cruciate)
S84 Cedera syaraf pada level tungkai bawah
Kecuali: cedera syaraf pada level tumit dan kaki (S94.-)
S84.0 Cedera n. tibialis pada level tungkai bawah
S84.1

Cedera n. peroneus pada level tungkai bawah

S84.2

Cedera syaraf sensoris kulit pada level tungkai bawah

S84.7

Cedera syaraf ganda pada level tungkai bawah

S84.8

Cedera syaraf pada level tungkai bawah lainnya

S84.9

Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level tungkai

bawah
S85 Cedera pembuluh darah pada level tungkai bawah
Kecuali: Cedera pembuluh darah pada level tumit dan kaki (S95.-)
S85.0 Cedera a. poplitea
S85.1

Cedera a tibialis (anterior)(posterior)

S85.2

Cedera a. peronealis

S85.3

Cedera v. saphena magna pada level tungkai bawah

Cedera v. saphena magna NOS


S85.4 Cedera v. saphena parva pada level tungkai bawah
S85.5

Cedera v. poplitea

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

38

S85.7

Cedera pembuluh darah ganda pada level tungkai bawah

S85.8

Cedera pembuluh darah pada level tungkai bawah

lainnya
S85.9

Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada level

tungkai bawah
S86 Cedera otot dan tendon pada level tungkai bawah
Kecuali: cedera:
otot dan tendon pada atau di bawah tumit
(S96.-)
ligamen patella (S76.1)
S86.0 Cedera tendon Achilles
S86.1

Cedera otot dan tendon lain group otot posterior pada

level tungkai bawah


S86.2

Cedera otot dan tendon group otot anterior pada level

tungkai bawah
S86.3

Cedera otot dan tendon group otot peroneus pada level

tungkai bawah level


S86.7

Cedera otot dan tendon ganda pada level tungkai bawah

S86.8

Cedera otot dan tendon pada level tungkai bawah lainnya

S86.9

Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada level

tungkai bawah
S87 Cedera remuk tungkai bawah
Kecuali: Cedera remuk tumit dan kaki (S97.-)
S87.0 Cedera remuk lutut
S87.8

Cedera remuk bagian lain dan tidak dijelaskan pada

tungkai bawah
S88 Amputasi traumatika tungkai bawah
Kecuali: Amputasi traumatika: tumit dan kaki (S98.-), tungkai, level tak
jelas (T13.6)
S88.0 Amputasi traumatika level lutut
S88.1

Amputasi traumatika level antara lutut dan tumit

S88.9

Amputasi traumatika tungkai bawah, level tak jelas

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

39

S89 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada tungkai bawah


Kecuali: Cedera lain dan tidak dijelaskan pada tumit dan kaki (S99.-)
S89.7 Cedera ganda pada tungkai bawah
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu kategori
dari S80-S88
S89.8 Cedera tungkai bawah lainnya
S89.9

Cedera tungkai bawah yang tidak dijelaskan

Cedera tumit dan kaki (S90-S99)

Kecuali: Fraktur tumit dan malleolus (S82.-),


Cedera bilateral tumit dan kaki (T00-T07),
Cedera tungkai, level tak jelas (T12-T13)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35)
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)
S90 Cedera permukaan tumit dan kaki
S90.0 Kontusio tumit
S90.1

Kontusio jari kaki tanpa kerusakan kuku

Kontusio jari kaki NOS


S90.2 Kontusio jari kaki dengan kerusakan kuku
S90.3

Kontusio bagian kaki lainnya dan tidak dijelaskan

S90.7

Cedera permukaan ganda pada tumit dan kaki

S90.8

Cedera permukaan pada tumit dan kaki lainnya

S90.9

Cedera permukaan tumit dan kaki, tidak dijelaskan

S91 Luka terbuka tumit dan kaki


Kecuali: Amputasi trauma tumit dan kaki (S98.-)
S91.0

Luka terbuka tumit

S91.1

Luka terbuka jari kaki tanpa kerusakan kuku

Luka terbuka jari kaki NOS


S91.2 Luka terbuka jari kaki dengan kerusakan pada kuku
S91.3

Luka terbuka bagian lain kaki

Luka terbuka kaki NOS


S91.7

Luka ganda terbuka pada tumit dan kaki

S92 Fraktur kaki, selain tumit

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

40

Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau


penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed
1 open
Kecuali: tumit (S82.-), malleolus (S82.-)
S92.0 Fraktur kalkaneus
Fraktur tulang tumit, fraktur os kalsis
S92.1 Fraktur talus
Fraktur astragalus
S92.2 Fraktur tulang(-tulang ) tarsal lainnya
Fraktur: kuboid, kuneiformis kaki (intermedia)(lateral)(medial),
navikulare kaki
S92.3 Fraktur metatarsal tulang
S92.4

Fraktur jempol kaki

S92.5

Fraktur jari II, III, IV atau V kaki

S92.7

Fraktur ganda pada kaki

S92.9

Fraktur kaki, tidak dijelaskan

S93 Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen pada level
tumit dan kaki
S93.0 Dislokasi tumit sendi
Dislokasi: astragalus, ujung bawah fibula, talus, ujung bawah
tibia
S93.1 Dislokasi jari kaki
Dislokasi (sendi) interphalanx, (sendi) metatarsophalanx
S93.2 Ruptur ligamen pada level tumit dan kaki
S93.3

Dislokasi bagian lain dan tidak dijelaskan pada kaki

Dislokasi: navikulare kaki, (sendi) tarsus, (sendi) tarsometatarsus


S93.4

Sprain dan strain tumit

Sprain dan strain (ligamen): kalkaneofibularis, kolateral internal,


deltoideus,
Sprain dan strain (ligamen): talofibularis, tibiofibularis distal
Kecuali: cedera tendon Achilles (S86.0)
S93.5 Sprain dan strain jari kaki
Sprain dan strain: (sendi) metatarsophalanx, (sendi) interphalanx

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

41

S93.6

Sprain dan strain bagian kaki lainnya dan tidak

dijelaskan
Sprain dan strain (ligamen): tarsus, tarsometatarsus
S94 Cedera syaraf pada level tumit dan kaki
S94.0 Cedera n. plantar lateralis
S94.1

Cedera n. plantar medialis

S94.2

Cedera n. peroneus profunda pada level tumit dan kaki

Cedera cabang lateralis terminal dari n. peroneus profunda


S94.3 Cedera syaraf sensoris kulit pada level tumit dan kaki
S94.7

Cedera syaraf ganda pada level tumit dan kaki

S94.8

Cedera syaraf pada level tumit dan kaki lainnya

S94.9

Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level tumit dan

kaki
S95 Cedera pembuluh darah pada tumit dan kaki level
Kecuali: Cedera av. tibialis posterior (S85.-)
S95.0 Cedera a. dorsalis pedis
S95.1

Cedera a. plantaris pedis

S95.2

Cedera v. dorsalis pedis

S95.7

Cedera pembuluh darah ganda pada level tumit dan kaki

S95.8

Cedera pembuluh darah pada level tumit dan kaki

lainnya
S95.9

Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada level

tumit dan kaki


S96 Cedera otot dan tendon pada level tumit dan kaki
Kecuali: cedera tendon Achilles (S86.0)
S96.0 Cedera otot dan tendon m. flexor longus jari kaki di level
tumit dan kaki
S96.1

Cedera otot dan tendon m. extensor longus jari kaki di

level tumit dan kaki


S96.2

Cedera otot dan tendon intrinsik pada level tumit dan

kaki

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

42

S96.7

Cedera otot dan tendon ganda pada level tumit dan kaki

S96.8

Cedera otot dan tendon pada level tumit dan kaki

lainnya
S96.9

Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada level

tumit dan kaki


S97 Cedera remuk tumit dan kaki
S97.0 Cedera remuk tumit
S97.1

Cedera remuk jari kaki

S97.8

Cedera remuk bagian lain tumit dan kaki

Cedera remuk kaki NOS


S98 Amputasi traumatika tumit dan kaki
S98.0 Amputasi traumatika kaki pada level tumit
S98.1

Amputasi traumatika satu jari kaki

S98.2

Amputasi traumatika dua atau lebih jari kaki

S98.3

Amputasi traumatika bagian lain kaki

S98.4

Amputasi traumatika gabugan jari kaki dan bagian lain kaki


Amputasi traumatika kaki, level tak jelas

S99 Cedera lain dan tidak dijelaskan pada tumit dan kaki
S99.7 Cedera ganda pada tumit dan kaki
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu kategori
dari S90-S98
S99.8 Cedera pada tumit dan kaki lainnya
S99.9

Cedera tumit dan kaki, tidak dijelaskan

Cedera yang melibatkan daerah ganda pada tubuh


(T00-T07)

Termasuk: Cedera bilateral anggota pada daerah tubuh yang sama


Cedera menurut jenis pada dua atau lebih daerah tubuh yang
bisa diklasifikasikan pada S00-S99
Kecuali: Cedera ganda yang hanya melibatkan satu daerah tubuh
lihat bagian-S
Sunburn (L55.-), luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite
(T33-T35)
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

43

T00 Cedera permukaan yang melibatkan daerah ganda pada


tubuh
T00.0 Cedera permukaan kepala dengan leher
Cedera permukaan pada situs-situs S00.- dan S10.Kecuali:
melibatkan daerah tubuh lainnya (T00.8)
T00.1 Cedera permukaan toraks dengan abdomen, punggung
bawah dan pelvis
Cedera permukaan pada situs-situs dengan klasifikasi S20.-,
S30.- dan T09.0
Kecuali:
melibatkan daerah tubuh lainnya (T00.8)
T00.2 Cedera permukaan daerah ganda anggota atas
Cedera permukaan pada situs-situs S40.-, S50.-, S60.- dan T11.0
Kecuali:
melibatkan anggota bawah (T00.6)
melibatkan: toraks, abdomen, punggung bawah dan pelvis
(T00.8)
T00.3 Cedera permukaan daerah ganda anggota bawah
Cedera permukaan pada situs-situs S70.-, S80.-, S90.- dan T13.0
Kecuali:
melibatkan anggota atas (T00.6)
melibatkan toraks, abdomen, punggung bawah dan pelvis
(T00.8)
T00.6 Cedera permukaan daerah ganda anggota atas dan
anggota bawah
Cedera permukaan pada situs-situs T00.2 dan T00.3
Kecuali:
melibatkan toraks, abdomen, punggung bawah dan
pelvis (T00.8)
T00.8 Cedera permukaan pada kombinasi daerah tubuh lainnya
T00.9

Cedera permukaan ganda, tidak dijelaskan

Abrasi, blisters (nonthermal), bruises, kontusio, atau haematoma


ganda NOS
Gigitan serangga (tak berbisa): ganda NOS
T01 Luka terbuka yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
Kecuali: Amputasi trauma yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
(T05.-)
T01.0 Luka terbuka kepala dengan leher
Luka terbuka pada situs-situs S01.- dan S11.Kecuali: dengan melibatkan daerah tubuh lainnya (T01.8)
T01.1

Luka terbuka toraks dengan abdomen, punggung bawah

dan pelvis
Luka terbuka pada situs-situs S21.-, S31.- dan T09.1

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

44

Kecuali: dengan melibatkan daerah tubuh lainnya (T01.8)


T01.2 Luka terbuka daerah ganda pada anggota atas
Luka terbuka pada situs-situs S41.-, S51.-, S61.- dan T11.1
Kecuali:
melibatkan anggota bawah (T01.6)
melibatkan toraks, abdomen, punggung bawah dan pelvis
(T01.8)
T01.3 Luka terbuka daerah ganda pada anggota bawah
Luka terbuka pada situs-situs S71.-, S81.-, S91.- dan T13.1
Kecuali:
melibatkan anggota atas (T01.6)
melibatkan toraks, abdomen, punggung bawah dan pelvis
(T01.8)
T01.6 Luka terbuka daerah ganda anggota atas dan anggota
bawah
Luka terbuka pada situs-situs T01.2 dan T01.3
Kecuali:
melibatkan toraks, abdomen, punggung bawah dan
pelvis (T01.8)
T01.8 Luka terbuka kombinasi daerah tubuh lainnya
T01.9

Luka ganda terbuka, tidak dijelaskan

Gigitan serangga, sayatan, laserasi, dan luka tusuk: ganda, NOS


T02 Fraktur yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed
T02.0

1 open

Fraktur kepala dengan leher

Fraktur pada situs-situs S02.- dan S12.Kecuali: dengan melibatkan daerah tubuh lainnya (T02.8)
T02.1 Fraktur thorax dengan punggung bawah dan pelvis
Fraktur pada situs-situs S22.-, S32.- dan T08
Kecuali: bersama fraktur: anggota (T02.7), daerah tubuh lainnya
(T02.8)
T02.2 Fraktur daerah ganda satu anggota atas
Fraktur pada situs-situs S42.-, S52.-, S62.- dan T10 dari satu
anggota atas
Kecuali:
bersama fraktur: anggota atas yang lain (T02.4),
anggota bawah (T02.6)
bersama fraktur fraktur toraks, punggung bawah dan pelvis
(T02.7)
T02.3 Fraktur daerah ganda satu anggota bawah

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

45

Fraktur pada situs-situs S72.-, S82.-, S92.- dan T12 dari satu
anggota bawah
Kecuali:
bersama fraktur anggota bawah yang lain (T02.5),
anggota atas (T02.6)
bersama fraktur toraks, punggung bawah dan pelvis
(T02.7)
T02.4 Fraktur daerah ganda kedua anggota atas
Fraktur pada situs-situs S42.-, S52.-, S62.- dan T10 yang
dinyatakan bilateral
Kecuali:
bersama fraktur anggota bawah (T02.6),
bersama fraktur toraks, punggung bawah dan pelvis
(T02.7)
T02.5 Fraktur daerah ganda kedua anggota bawah
Fraktur pada situs-situs S72.-, S82.-, S92.- dan T12 yang
dinyatakan bilateral
Kecuali:
bersama fraktur anggota atas (T02.6),
bersama fraktur toraks, punggung bawah dan pelvis
(T02.7)
T02.6 Fraktur daerah ganda anggota atas dengan anggota
bawah
Kecuali:
bersama fraktur: toraks, punggung bawah dan pelvis
(T02.7)
T02.7 Fraktur thorax dengan punggung bawah dan pelvis, dan
dengan anggota
T02.8

Fraktur yang melibatkan kombinasi daerah tubuh

lainnya
T02.9

Fraktur ganda, tidak dijelaskan

T03 Dislokasi, sprain dan strain yang melibatkan daerah ganda


pada tubuh
T03.0 Dislokasi, sprain dan strain kepala dengan leher
Dislokasi, sprain dan strain pada situs-situs S03.- dan S13.Kecuali:
bersama dislokasi, sprain dan strain daerah lainnya
(T03.8)
T03.1 Dislokasi, sprain dan strain toraks dengan punggung
bawah dan pelvis
Dislokasi, sprain dan strain pada situs-situs S23.-, S33.- dan
T09.2
Kecuali: bersama dislokasi, sprain dan strain daerah lainnya
(T03.8)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

46

T03.2

Dislokasi, sprain dan strain daerah ganda pada anggota

atas
Dislokasi, sprain dan strain pada situs-situs S43.-, S53.-, S63.dan T11.2
Kecuali: bersama dislokasi, sprain dan strain pada:
anggota bawah (T03.4), toraks, punggung bawah dan pelvis
(T03.8)
T03.3 Dislokasi, sprain dan strain daerah ganda pada anggota
bawah
Dislokasi, sprain dan strain pada situs-situs S73.-, S83.-, S93.dan T13.2
Kecuali: bersama dislokasi, sprain dan strain pada:
anggota atas (T03.4), toraks, punggung bawah dan pelvis
(T03.8)
T03.4 Dislokasi, sprain dan strain daerah ganda pada anggota
atas dengan anggota bawah
Kecuali: bersama dislokasi, sprain dan strain pada
thorax, punggung bawah dan pelvis (T03.8)
T03.8 Dislokasi, sprain dan strain kombinasi daerah tubuh
lainnya
T03.9

Dislokasi, sprain dan strain yang ganda, tidak dijelaskan

T04 Cedera remuk melibatkan daerah ganda pada tubuh


T04.0 Cedera remuk kepala dengan leher
Cedera remuk pada situs-situs S07.- dan S17.Kecuali: dengan melibatkan daerah tubuh lainnya (T04.8)
T04.1 Cedera remuk thorax dengan abdomen, punggung bawah
dan pelvis
Cedera remuk: pada situs-situs S28.- dan S38.-, badan NOS
Kecuali:
bersama: anggota (T04.7), daerah tubuh lainnya
(T04.8)
T04.2 Cedera remuk daerah ganda pada anggota atas
Cedera remuk: anggota atas NOS, pada situs-situs S47.-, S57.dan S67.Kecuali:
bersama anggota bawah (T04.4)
bersama toraks, abdomen, punggung bawah dan pelvis
(T04.7)
T04.3 Cedera remuk daerah ganda pada anggota bawah
Cedera remuk: anggota bawah NOS, pada situs-situs S77.-, S87.dan S97.-

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

47

Kecuali:
bersama anggota atas (T04.4)
bersama toraks, abdomen, punggung bawah dan pelvis
(T04.7)
T04.4 Cedera remuk daerah ganda pada anggota atas dengan
anggota bawah
Kecuali:
melibatkan toraks, abdomen, punggung bawah dan
pelvis (T04.7)
T04.7 Cedera remuk thorax dengan abdomen, punggung bawah
dan pelvis dengan anggota
T04.8

Cedera remuk yang melibatkan kombinasi daerah tubuh

lainnya
T04.9

Cedera remuk ganda, tidak dijelaskan

T05 Amputasi trauma yang melibatkan daerah ganda pada


tubuh
Termasuk: Avulsi yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
Kecuali: Dekapitasi (S18), luka terbuka melibatkan daerah ganda pada
tubuh (T01.-)
Amputasi traumatika: badan NOS (T09.6),
Amputasi traumatika: lengan atas NOS (T11.6), tungkai NOS
(T13.6)
T05.0 Amputasi trauma kedua tangan
T05.1

Amputasi trauma satu tangan dan lengan atas yang lain

[semua level, selain tangan]


T05.2

Amputasi trauma kedua lengan [semua level]

T05.3

Amputasi trauma kedua kaki

T05.4

Amputasi trauma satu kaki dan tungkai yang lain [semua

level, selain kaki]


T05.5

Amputasi trauma kedua tungkai [semua level]

T05.6

Amputasi trauma anggota atas dan bawah, semua

kombinasi [semua level]


T05.8

Amputasi trauma yang melibatkan kombinasi daerah

tubuh lainnya
Transeksi: abdomen, toraks
T05.9 Amputasi trauma ganda, tidak dijelaskan
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

48

T06 Cedera lain pada daerah ganda tubuh, not elsewhere


classified
T06.0 Cedera otak dan syaraf kepala dengan cedera syaraf dan
medulla spinalis pada leher
Cedera pada S04.- dan S06.- dengan cedera pada S14.T06.1 Cedera syaraf dan medulla spinalis yang melibatkan
daerah tubuh lainnya
T06.2

Cedera syaraf yang melibatkan daerah ganda pada tubuh

Cedera ganda pada syaraf NOS


Kecuali: melibatkan medulla spinalis (T06.0-T06.1)
T06.3 Cedera pembuluh darah yang melibatkan daerah ganda
pada tubuh
T06.4

Cedera otot dan tendon yang melibatkan daerah ganda

pada tubuh
T06.5

Cedera organ intrathorax dengan intra-abdominal dan

organ pelvik
T06.8

Cedera lain yang dijelaskan yang melibatkan daerah

ganda pada tubuh


T07 Cedera ganda yang tidak dijelaskan
Kecuali: Cedera NOS (T14.9)

Cedera bagian badan, anggota atau daerah yang tidak


jelas (T08-T14)
Kecuali: Cedera pada daerah ganda tubuh (T00-T07)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35),
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)

T08 Fraktur spina, level tak jelas


Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda untuk identifikasi fraktur dan luka terbuka
tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup
atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai tertutup
0 closed
1 open
Kecuali: fraktur ganda pada spina, level tak jelas (T02.1)

T09 Cedera lain pada spina dan badan, level tak jelas
Kecuali: Cedera remuk badan NOS (T04.1), transeksi badan (T05.8),

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

49

T09.0

Cedera ganda pada badan (T00-T06)


Cedera permukaan badan, level tak jelas

T09.1

Luka terbuka badan, level tak jelas

T09.2

Dislokasi, sprain dan strain yang tidak dijelaskan sendi

dan ligamen badan


T09.3

Cedera medulla spinalis, level tak jelas

T09.4

Cedera tidak dijelaskan nerve, spinal nerve root dan

plexus badan
T09.5

Cedera tidak dijelaskan otot dan tendon pada badan

T09.6

Amputasi trauma badan, level tak jelas

T09.8

Cedera pada badan lainnya, level tak jelas

T09.9

Cedera badan yang tidak dijelaskan, level tak jelas

T10 Fraktur anggota atas, level tak jelas


Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda untuk identifikasi fraktur dan luka terbuka
tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup
atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai tertutup
0 closed

1 open

Patah lengan atas NOS, fraktur lengan atas NOS


Kecuali: Fraktur ganda lengan atas, level tak jelas (T02.-)
T11 Cedera lain pada anggota atas, level tak jelas
Kecuali: Cedera remuk: anggota atas NOS (T04.2), daerah ganda
tubuh (T00-T06)
Fraktur anggota atas, level tak jelas (T10)
T11.0 Cedera permukaan anggota atas, level tak jelas
T11.1

Luka terbuka anggota atas, level tak jelas

T11.2

Dislokasi, sprain dan strain tak jelas di sendi dan

ligamen anggota atas, level tak jelas


T11.3

Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada anggota atas,

level tak jelas


T11.4

Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada

anggota atas, level tak jelas

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

50

T11.5

Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada

anggota atas, level tak jelas


T11.6

Amputasi trauma anggota atas, level tak jelas

Amputasi trauma lengan NOS


T11.8 Cedera anggota atas lainnya, level tak jelas
T11.9

Cedera anggota atas yang tidak dijelaskan, level tak jelas

Cedera lengan NOS


T12 Fraktur anggota bawah, level tak jelas
Patah tungkai NOS, fraktur tungkai NOS
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan.
Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus diklasifikasi
sebagai tertutup.
0 closed
1 open
Kecuali: Fraktur ganda pada tungkai, level tak jelas (T02.-)
T13 Cedera lain pada anggota bawah, level tak jelas
Kecuali: Cedera remuk anggota bawah NOS (T04.3),
Cedera ganda daerah tubuh (T00-T06),
Fraktur anggota bawah, level tak jelas (T12)
T13.0 Cedera permukaan anggota bawah, level tak jelas
T13.1

Luka terbuka anggota bawah, level tak jelas

T13.2

Dislokasi, sprain dan strain tak jelas di sendi dan

ligamen anggota bawah, level tak jelas


T13.3

Cedera syaraf yang tidak jelas pada anggota bawah, level

tak jelas
T13.4

Cedera pembuluh darah yang tak jelas pada anggota

bawah, level tak jelas


T13.5

Cedera tidak dijelaskan otot dan tendon pada anggota

bawah, level tak jelas


T13.6

Amputasi trauma anggota bawah, level tak jelas

Amputasi trauma tungkai NOS


T13.8 Cedera anggota bawah lainyan, level tak jelas
T13.9

Cedera anggota bawah yang tidak dijelaskan, level tak

jelas

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

51

Cedera tungkai NOS


T14 Cedera di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Kecuali: Cedera pada daerah ganda tubuh (T00-T07)
T14.0 Cedera permukaan di daerah tubuh yang tidak
dijelaskan
Abrasio [lecet], blister [melepuh] (nonthermal), kontusio, memar,
haematoma: NOS
Cedera akbat benda asing permukaan (serpihan) tanpa luka
besar terbuka NOS
Gigitan serangga (tak berbisa), atau cedera permukaan: NOS
Kecuali: cedera permukaan ganda NOS (T00.9)
T14.1 Luka terbuka di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Sayatan, laserasi , luka terbuka, gigitan binatang, NOS
Luka tembus dengan benda asing (menembus) NOS
Kecuali:
luka terbuka ganda NOS (T01.9)
amputasi trauma ganda NOS (T05.9), amputasi trauma
NOS (T14.7)
T14.2 Fraktur di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Fraktur: NOS, tertutup NOS, dislokasi NOS, displaced NOS,
terbuka NOS
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau
penggunaan kode ganda untuk identifikasi fraktur dan luka terbuka
tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup
atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai tertutup
0 closed
1 open
Kecuali: fraktur ganda NOS (T02.9)
T14.3 Dislokasi, sprain dan strain tidak dijelaskan daerah
tubuh
Avulsi, laserasi, sprain, atau strain pada (kapsul)(ligamen) sendi
NOS
Hemarthrosis, ruptur, subluxatio, robekan: traumatika (kapsul)
(ligamen) sendi NOS
Kecuali: dislokasi, sprain dan strain ganda NOS (T03.9)
T14.4 Cedera syaraf di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Cedera syaraf NOS; Putus syaraf, hematomielia, paralisis
(sementara): traumatika NOS
Kecuali: cedera ganda pada syaraf NOS (T06.2)
T14.5 Cedera pembuluh darah di daerah tubuh yang tidak
dijelaskan
Avuksi, sayatan, laserasi, cedera pada pembuluh darah NOS
Aneurisma atau fistula (arteriovena), hematoma, ruptur: pada
pembuluh darah NOS
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

52

T14.6

Kecuali: cedera ganda pada pembuluh darah NOS (T06.3)


Cedera otot dan tendon di daerah tubuh yang tidak

dijelaskan
Avulsi, sayatan, laserasi, ruptur trauma, cedera: pada otot NOS
dan tendon NOS
Kecuali: cedera ganda pada tendon dan otot NOS (T06.4)
T14.7 Cedera remuk dan amputasi trauma di daerah tubuh
yang tidak dijelaskan
Cedera remuk NOS, amputasi trauma NOS
Kecuali: cedera remuk ganda NOS (T04.9), amputasi trauma
ganda NOS (T05.9)
T14.8 Cedera lain pada di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
T14.9

Cedera, tidak dijelaskan

Kecuali: cedera ganda NOS (T07)

Efek benda asing yang masuk melalui lobang alamiah


(T15-T19)
Kecuali: Benda asing tertinggal pada luka operasi (T81.5),
Sisa benda asing di jaringan lunak (M79.5)
Benda asing pada luka tembus - lihat luka terbuka menurut
daerah tubuh
Serpihan tanpa luka major terbuka: lihat cedera permukaan
menurut daerah tubuh
T15 Benda asing di bagian luar mata
Kecuali: Benda asing pada luka tembus:
orbita dan bola mata (S05.4-S05.5)
orbita dan bola mata tertahan (lama) (H05.5, H44.6H44.7),
Benda asing tertahan di kelopak (H02.8)
T15.0 Benda asing di kornea
T15.1

Benda asing di sakus konjungtiva

T15.8

Benda asing di bagian lain dan ganda pada bagian luar

mata
Benda asing di punktum lakrimalis
T15.9 Benda asing di bagian luar mata, bagian tidak dijelaskan
T16 Benda asing di telinga
Benda asing di kanalis auditorius
T17 Benda asing di saluran pernafasan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

53

Termasuk: Asfiksia akibat benda asing, inhalasi cairan atau muntahan


NOS
Tercekik oleh: makanan (regurgitasi), phlegma [mukus
pernafasan]
T17.0 Benda asing di sinus nasalis
T17.1

Benda asing di cuping hidung

Benda asing di hidung NOS


T17.2 Benda asing di farings
Benda asing di: nasofarings, tenggorokan NOS
T17.3 Benda asing di larings
T17.4

Benda asing di trakhea

T17.5

Benda asing di bronkhus

T17.8

Benda asing di bagian lain dan ganda pada saluran

pernafasan
Benda asing di bronkhiolus, paru-paru
T17.9 Benda asing di saluran pernafasan, bagian tidak
dijelaskan
T18 Benda asing saluran pencernaan
Kecuali: Benda asing di farings (T17.2)
T18.0 Benda asing di mulut
T18.1

Benda asing di esofagus

T18.2

Benda asing di lambung

T18.3

Benda asing di usus halus

T18.4

Benda asing di kolon

T18.5

Benda asing di anus dan rektum

Benda asing di (pertemuan) rektosigmoid


T18.8 Benda asing di bagian lain dan ganda pada saluran
pencernaan
T18.9

Benda asing di saluran pencernaan, bagian tidak

dijelaskan
Benda asing di sistem pencernaan NOS, tertelan benda asing
NOS
T19 Benda asing di saluran genitourinarius

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

54

Kecuali: Komplikasi mekanis alat kontrasepsi (intrauterus)(vagina):


(T83.3),
Kehadiran alat kontrasepsi (intrauterus)(vagina): (Z97.5)
T19.0 Benda asing di uretra
T19.1

Benda asing di kandung kemih

T19.2

Benda asing di vulva dan vagina

T19.3

Benda asing di uterus [semua bagian]

T19.8

Benda asing di bagian lain dan ganda pada saluran

genitourinarius
T19.9

Benda asing di saluran genitourinarius, bagian tidak

dijelaskan

Luka bakar dan korosi (T20-T32)

Termasuk
Scalds [terkena air panas atau uap panas]
Luka bakar (termal) akibat: api, air panas, gas panas,
gesekan, objek panas,
Luka bakar (termal) akibat: listrik, petir, radiasi
Luka bakar kimiawi [korosi] (external)(internal)
Kecuali: Sunburn (L55.-), erythema [dermatitis] ab igne (L59.0)
Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59)

Luka bakar dan korosi permukaan luar tubuh, menurut


situs (T20-T25)
Termasuk: Luka bakar dan korosi:
Tingkat I [erythema], tingkat II [blisters, melepuh] [epidermis
lenyap]
Tingkat III [nekrosis dalam pada jaringan di bawahnya] [fullthickness skin loss]

T20 Luka bakar dan korosi kepala dan leher


Termasuk: Kulit kepala [semua bagian], (daerah) dahi, telinga [semua
bagian],
Hidung (septum), bibir, mata dengan bagian lain muka, kepala
dan leher
Kecuali: Luka bakar dan korosi terbatas pada mata dan adnexa (T26.-),
Luka bakar dan korosi pada mulut dan farings (T28.-)
T20.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada
kepala dan leher
T20.1

Luka bakar tingkat I pada kepala dan leher

T20.2

Luka bakar tingkat II pada kepala dan leher

T20.3

Luka bakar tingkat III pada kepala dan leher

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

55

T20.4

Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada kepala

dan leher
T20.5

Korosi tingkat I pada kepala dan leher

T20.6

Korosi tingkat II pada kepala dan leher

T20.7

Korosi tingkat III pada kepala dan leher

T21 Luka bakar dan korosi badan


Termasuk: Dinding dada, mammae, punggung (semua), daerah
interskapula, perut
Dinding, pinggang, perineum, penis, testis, skrotum, vulva,
labium (majus)(minus), anus
Kecuali: Luka bakar dan korosi pada: axilla (T22.-), daerah skapula
(T22.-)
T21.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada
badan
T21.1

Luka bakar tingkat I pada badan

T21.2

Luka bakar tingkat II pada badan

T21.3

Luka bakar tingkat III pada badan

T21.4

Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada badan

T21.5

Korosi tingkat I pada badan

T21.6

Korosi tingkat II pada badan

T21.7

Korosi tingkat III pada badan

T22 Luka bakar dan korosi bahu dan lengan


Termasuk: Lengan [semua, selain pergelangan dan tangan saja],
axilla, daerah skapula
Kecuali: Luka bakar dan korosi: interskapula (T21.-), pergelangan dan
tangan saja (T23.-)
T22.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada
pada bahu dan lengan
T22.1

Luka bakar tingkat I pada bahu dan lengan

T22.2

Luka bakar tingkat II pada bahu dan lengan

T22.3

Luka bakar tingkat III pada bahu dan lengan

T22.4

Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada bahu

dan lengan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

56

T22.5

Korosi tingkat I pada bahu dan lengan

T22.6

Korosi tingkat II pada bahu dan lengan

T22.7

Korosi tingkat III pada bahu dan lengan

T23 Luka bakar dan korosi pergelangan dan tangan


Termasuk: telapak tangan, (kuku) jari, (kuku) ibu jari
T23.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada
pergelangan dan tangan
T23.1

Luka bakar tingkat I pada pergelangan dan tangan

T23.2

Luka bakar tingkat II pada pergelangan dan tangan

T23.3

Luka bakar tingkat III pada pergelangan dan tangan

T23.4

Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada

pergelangan dan tangan


T23.5

Korosi tingkat I pada pergelangan dan tangan

T23.6

Korosi tingkat II pada pergelangan dan tangan

T23.7

Korosi tingkat III pada pergelangan dan tangan

T24 Luka bakar dan korosi panggul dan tungkai


Termasuk: Tungkai [semua bagian, selain tumit dan kaki saja]
Kecuali: Luka bakar dan korosi tumit dan kaki saja (T25.-)
T24.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada
panggul dan tungkai
T24.1

Luka bakar tingkat I pada panggul dan tungkai

T24.2

Luka bakar tingkat II pada panggul dan tungkai

T24.3

Luka bakar tingkat III pada panggul dan tungkai

T24.4

Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada

panggul dan tungkai


T24.5

Korosi tingkat I pada panggul dan tungkai

T24.6

Korosi tingkat II pada panggul dan tungkai

T24.7

Korosi tingkat III pada panggul dan tungkai

T25 Luka bakar dan korosi tumit dan kaki


Termasuk: Jempol kaki

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

57

T25.0

Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada

tumit dan kaki


T25.1

Luka bakar tingkat I pada tumit dan kaki

T25.2

Luka bakar tingkat II pada tumit dan kaki

T25.3

Luka bakar tingkat III pada tumit dan kaki

T25.4

Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada tumit

dan kaki
T25.5

Korosi tingkat I pada tumit dan kaki

T25.6

Korosi tingkat II pada tumit dan kaki

T25.7

Korosi tingkat III pada tumit dan kaki

Luka bakar dan korosi pada mata dan organ internal


(T26-T28)
T26 Luka bakar dan korosi pada mata dan adnexa
T26.0 Luka bakar pada kelopak dan area periokuler
T26.1

Luka bakar pada kornea dan sakus konjungtiva

T26.2

Luka bakar dengan akibat ruptur dan kehancuran bola

mata
T26.3

Luka bakar pada bagian lain mata dan adnexa

T26.4

Luka bakar pada mata dan adnexa, bagian tidak

dijelaskan
T26.5

Korosi pada kelopak dan area periokuler

T26.6

Korosi pada kornea dan sakus konjungtiva

T26.7

Korosi dengan akibat ruptur dan kehancuran bola mata

T26.8

Korosi pada bagian lain mata dan adnexa

T26.9

Korosi pada mata dan adnexa, bagian tidak dijelaskan

T27 Luka bakar dan korosi saluran pernafasan


T27.0 Luka bakar pada larings dan trakhea
T27.1

Luka bakar yang melibatkan larings dan trakhea dengan

paru-paru

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

58

Kecuali: sindroma cedera ledakan (T70.8)


T27.2 Luka bakar pada bagian lain saluran pernafasan
Luka bakar pada rongga thorax
T27.3 Luka bakar pada saluran pernafasan, bagian tidak
dijelaskan
T27.4

Korosi pada larings dan trakhea

T27.5

Korosi yang melibatkan larings dan trakhea dengan

paru-paru
T27.6

Korosi pada bagian lain saluran pernafasan

T27.7

Korosi pada saluran pernafasan, bagian tidak dijelaskan

T28 Luka bakar dan korosi organ-organ internal lainnya


T28.0 Luka bakar pada mulut dan farings
T28.1

Luka bakar pada esofagus

T28.2

Luka bakar pada bagian lain saluran pencernaan

T28.3

Luka bakar pada organ genitourinarius internal

T28.4

Luka bakar pada organ-organ internal lain dan tidak

dijelaskan
T28.5

Korosi pada mulut dan farings

T28.6

Korosi pada esofagus

T28.7

Korosi pada bagian lain saluran pencernaan

T28.8

Korosi pada organ genitourinarius internal

T28.9

Korosi pada organ-organ internal lain dan tidak

dijelaskan

Luka bakar dan korosi daerah tubuh ganda dan tidak


jelas (T29-T32)
T29 Luka bakar dan korosi daerah ganda pada tubuh
Termasuk: Luka bakar dan korosi pada lebih dari satu kategori pada
T20-T28
T29.0 Luka bakar pada daerah ganda, tingkat tidak dijelaskan
Luka bakar ganda NOS

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

59

T29.1

Luka bakar pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih

dari tingkat I
T29.2

Luka bakar pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih

dari tingkat II
T29.3

Luka bakar pada daerah ganda, disebutkan paling

kurang satu tingkat III


T29.4

Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada daerah

ganda
Korosi ganda NOS
T29.5 Korosi pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih dari
tingkat I
T29.6

Korosi pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih dari

tingkat II
T29.7

Korosi pada daerah ganda, disebutkan paling kurang

satu tingkat III


T30 Luka bakar dan korosi, daerah tubuh tidak dijelaskan
Kecuali: Luka bakar dan korosi, luas permukaan tubuh yang terlibat
dinyatakan (T31-T32)
T30.0 Luka bakar dengan daerah tubuh tidak dijelaskan,
tingkat tidak dijelaskan
Luka bakar NOS
T30.1 Luka bakar tingkat I, daerah tubuh tidak dijelaskan
Luka bakar tingkat I NOS
T30.2 Luka bakar tingkat II, daerah tubuh tidak dijelaskan
Luka bakar tingkat II NOS
T30.3 Luka bakar tingkat III, daerah tubuh tidak dijelaskan
Luka bakar tingkat III NOS
T30.4 Korosi dengan daerah tubuh tidak dijelaskan, tingkat
tidak dijelaskan
Korosi NOS
T30.5 Korosi tingkat I, daerah tubuh tidak dijelaskan
Korosi tingkat I NOS
T30.6 Korosi tingkat II, daerah tubuh tidak dijelaskan
Korosi tingkat I NOS
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

60

T30.7

Korosi tingkat III, daerah tubuh tidak dijelaskan

Korosi tingkat III NOS


T31 Luka bakar yang diklasifikasikan menurut luas permukaan
tubuh yang terlibat
Kategori ini hanya digunakan untuk kode primer kalau situs luka
bakar tidak jelas. Ia bisa digunakan sebagai kode tambahan bersama
kategori T20-T29 kalau situsnya dijelaskan.
T31.0

Luka bakar yang melibatkan kurang dari 10%

permukaan tubuh
T31.1

Luka bakar yang melibatkan 10-19% permukaan tubuh

T31.2

Luka bakar yang melibatkan 20-29% permukaan tubuh

T31.3

Luka bakar yang melibatkan 30-39% permukaan tubuh

T31.4

Luka bakar yang melibatkan 40-49% permukaan tubuh

T31.5

Luka bakar yang melibatkan 50-59% permukaan tubuh

T31.6

Luka bakar yang melibatkan 60-69% permukaan tubuh

T31.7

Luka bakar yang melibatkan 70-79% permukaan tubuh

T31.8

Luka bakar yang melibatkan 80-89% permukaan tubuh

T31.9

Luka bakar yang melibatkan 90% atau lebih permukaan

tubuh
T32 Korosi yang diklasifikasikan menurut luas permukaan
tubuh yang terlibat
Kategori ini hanya digunakan untuk kode primer kalau situs
korosi tidak jelas. Ia bisa digunakan sebagai kode tambahan bersama
kategori T20-T29 kalau situsnya dijelaskan.
T32.0

Korosi yang melibatkan kurang dari 10% permukaan

tubuh
T32.1

Korosi yang melibatkan 10-19% permukaan tubuh

T32.2

Korosi yang melibatkan 20-29% permukaan tubuh

T32.3

Korosi yang melibatkan 30-39% permukaan tubuh

T32.4

Korosi yang melibatkan 40-49% permukaan tubuh

T32.5

Korosi yang melibatkan 50-59% permukaan tubuh

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

61

T32.6

Korosi yang melibatkan 60-69% permukaan tubuh

T32.7

Korosi yang melibatkan 70-79% permukaan tubuh

T32.8

Korosi yang melibatkan 80-89% permukaan tubuh

T32.9

Korosi yang melibatkan 90% atau lebih permukaan

tubuh

Frostbite (T33-T35)

Kecuali: Hipotermia dan efek lain penurunan suhu (T68-T69)


T33 Frostbite permukaan
Termasuk: Frostbite dengan kehilangan sebagian ketebalan kulit
Kecuali: Frostbite permukaan pada daerah ganda tubuh (T35.0)
T33.0 Frostbite permukaan kepala
T33.1

Frostbite permukaan leher

T33.2

Frostbite permukaan toraks

T33.3

Frostbite permukaan dinding abdomen, punggung

bawah dan pelvis


T33.4

Frostbite permukaan lengan atas

Kecuali: frostbite permukaan pada pergelangan dan tangan saja


(T33.5)
T33.5 Frostbite permukaan pergelangan dan tangan
T33.6

Frostbite permukaan panggul dan paha

T33.7

Frostbite permukaan lutut dan tungkai bawah

Kecuali: frostbite permukaan pada tumit dan kaki saja (T33.8)


T33.8 Frostbite permukaan tumit dan kaki
T33.9

Frostbite permukaan situs-situs yang lain dan tidak

dijelaskan
Frostbite permukaan (pada): NOS, badan NOS, tungkai NOS
T34 Frostbite dengan nekrosis jaringan
Kecuali: Frostbite dengan nekrosis jaringan pada daerah ganda tubuh
(T35.1)
T34.0 Frostbite dengan nekrosis jaringan kepala
T34.1

Frostbite dengan nekrosis jaringan leher

T34.2

Frostbite dengan nekrosis jaringan toraks

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

62

T34.3

Frostbite dengan nekrosis jaringan dinding perut,

punggung bawah dan pelvis


T34.4

Frostbite dengan nekrosis jaringan lengan

Kecuali: frostbite dengan nekrosis jaringan pergelangan dan


tangan saja (T34.5)
T34.5 Frostbite dengan nekrosis jaringan pergelangan dan
tangan
T34.6

Frostbite dengan nekrosis jaringan panggul dan paha

T34.7

Frostbite dengan nekrosis jaringan lutut dan tungkai

bawah
Kecuali: frostbite dengan nekrosis jaringan tumit dan kaki saja
(T34.8)
T34.8 Frostbite dengan nekrosis jaringan tumit dan kaki
T34.9

Frostbite dengan nekrosis jaringan situs-situs yang lain

dan tidak dijelaskan


Frostbite dengan nekrosis jaringan (pada): NOS, badan NOS,
tungkai NOS
T35 Frostbite pada daerah ganda tubuh dan frostbite yang tidak
dijelaskan
T35.0 Frostbite permukaan pada daerah ganda tubuh
Frostbite permukaan ganda NOS
T35.1 Frostbite dengan nekrosis jaringan pada daerah ganda
tubuh
Frostbite ganda dengan nekrosis jaringan NOS
T35.2 Frostbite yang tidak dijelaskan pada kepala dan leher
T35.3

Frostbite yang tidak dijelaskan pada toraks, abdomen,

punggung bawah dan pelvis


Frostbite badan NOS
T35.4 Frostbite yang tidak dijelaskan pada anggota atas
T35.5

Frostbite yang tidak dijelaskan pada anggota bawah

T35.6

Frostbite yang tidak dijelaskan pada daerah ganda tubuh

Frostbite ganda NOS


T35.7 Frostbite yang tidak dijelaskan pada situs yang tidak
dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

63

Frostbite NOS

Keracunan obat-obatan dan zat-zat biologis (T36-T50)

Catatan: Obat-obatan adalah drugs and medicaments


Termasuk: Overdosis zat-zat ini
Zat salah yang diberikan atau termakan karena tidak sengaja.
Kecuali: Keracunan akibat minuman beralkohol (F10-F19)
Keracunan obat yang memberikan efek patologis (F10-F19)
Penyalahgunaan zat yang tidak menyebabkan ketergantungan
(F55)
Reaksi dan keracunan obat yang mengganggu janin dan
neonatus (P00-P96)
Efek samping zat yang diberikan secara benar
[hipersensitifitas, reaksi, dsb.], yang diklasifikasikan menurut
sifatnya, seperti:
kelainan darah (D50-D76), gastritis aspirin (K29.-),
nefropati (N14.0-N14.2)
dermatitis kontak (L23-L25), dermatitis karena zat yang
masuk badan (L27.-),
efek samping obat yang tidak dijelaskan (T88.7)
T36 Keracunan antibiotika sistemik
Kecuali: Keracunan:
antibiotika antineoplastik (T45.1), antibiotika yang dioleskan
lokal NEC (T49.0),
antibiotika topikal untuk: mata (T49.5), antibiotika topikal
untuk THT (T49.6)
T36.0 Keracunan penisillin
T36.1

Keracunan sefalosporin dan antibiotika beta-laktam

lainnya
T36.2

Keracunan group khloramphenicol

T36.3

Keracunan makrolida

T36.4

Keracunan tetrasiklin

T36.5

Keracunan aminoglikosida

Keracunan streptomisin
T36.6 Keracunan rifamisin
T36.7

Keracunan antibiotika antifungus, digunakan secara

sistemik
T36.8

Keracunan antibitika sistemik lainnya

T36.9

Keracunan antibitika sistemik, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

64

T37 Keracunan obat anti-infeksi dan antiparasit lainnya


Kecuali: Keracunan: anti-infeksi yang dioleskan secara lokal NEC
(T49.0), anti-infeksi topikal untuk mata (T49.5), anti-infeksi
topikal THT (T49.6)
T37.0 Keracunan sulfonamida
T37.1

Keracunan obat antimikobakteria

Kecuali: streptomisin (T36.5), rifamisin (T36.6)


T37.2 Keracunan obat antimalaria dan obat yang bekerja pada
protozoa darah lainnya
Kecuali: derivat hydroxyquinoline (T37.8)
T37.3 Keracunan obat antiprotozoa lainnya
T37.4

Keracunan anthelminthika

T37.5

Keracunan obat antivirus

Kecuali: amantadine (T42.8), cytarabine (T45.1)


T37.8 Keracunan obat anti-infeksi dan antiparasit lain yang
dijelaskan
Keracunan derivat hidroksiquinolin
Kecuali: obat antimalaria (T37.2)
T37.9 Keracunan obat anti-infeksi dan antiparasit, tidak
dijelaskan
T38 Keracunan hormon, substitusi dan antagonis sintetiknya, n.
e. c.
Kecuali:Keracunan:
hormon oxitosin (T48.0), mineralokortikoid dan antagonisnya
(T50.0),
hormon paratiroid dan derivatnya (T50.9)
T38.0 Keracunan glukokortikoid dan analog sintetik
Kecuali: glukokortikoid topikal (T49.-)
T38.1 Keracunan hormon tiroid dan substitusinya
T38.2

Keracunan obat antitiroid

T38.3

Keracunan insulin dan obat hipoglikemik [antidiabetik]

oral
T38.4

Keracunan kontrasepsi oral

Keracunan preparat kontrasepsi oral berbahan tunggal atau


ganda
T38.5 Keracunan estrogen dan progestogen lainnya

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

65

Keracunan campuran dan substitusi estrogen dan progestogen


T38.6 Keracunan antigonadotrofin, antiestrogen, antiandrogen,
n. e. c.
Keracunan tamoxifen
T38.7 Keracunan androgen dan obat anabolik
T38.8

Keracunan hormon dan substitusi sintetiknya yang lain

dan tidak dijelaskan


Keracunan hormon pituitari anterior [adenohipofisis]
T38.9 Keracunan antagonis hormon lain dan tidak dijelaskan
T39 Keracunan analgesik, antipiretik dan antirematik nonopioid
T39.0 Keracunan salisilat
T39.1

Keracunan derivat 4-aminofenol

T39.2

Keracunan derivat pirazolon

T39.3

Keracunan nonsteroidal anti-inflammatory drugs

[NSAID] lainnya
T39.4

Keracunan antirematik, not elsewhere classified

Kecuali: glukokortikoid (T38.0), salisilat (T39.0)


T39.8 Keracunan analgesik dan antipiretik non-opioid lainnya,
n.e.c.
T39.9

Keracunan analgesik, antipiretik dan antirematik non-

opioid, tidak dijelaskan


T40 Keracunan narkotika dan psikodisleptika [hallusinogens]
Kecuali: Keracunan akibat minuman beralkohol (F10-F19)
Ketergantungan obat akibat zat psikoaktif (F10-F19)
Kelainan jiwa dan tingkah laku terkait akibat zat psikoaktif
(F10-F19)
T40.0 Keracunan opium
T40.1

Keracunan heroin

T40.2

Keracunan opioid lainnya

Keracunan kodein, morfin


T40.3 Keracunan methadone
T40.4

Keracunan narkotik sintetik lainnya

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

66

Keracunan pethidine
T40.5 Keracunan kokain
T40.6

Keracunan narkotika lain dan tidak dijelaskan

T40.7

Keracunan (derivat) cannabis

T40.8

Keracunan lysergide [LSD]

T40.9

Keracunan psychodysleptics [hallucinogens] lain dan

tidak dijelaskan
Keracunan mescaline, psilocin, psilocybine
T41 Keracunan gas-gas anestetik dan terapi
Kecuali: Keracunan: opioid (T40.0-T40.2), kokain (T40.5),
benzodiazepin (T42.4)
T41.0 Keracunan anestetik yang dihirup
Kecuali: oksigen (T41.5)
T41.1 Keracunan anestetik intravena
T41.2

Keracunan thiobarbiturat
Keracunan anestetik umum lain dan tidak dijelaskan

T41.3

Keracunan anestetik lokal

T41.4

Keracunan anestetik, tidak dijelaskan

T41.5

Keracunan gas-gas terapi

Keracunan karbon dioxida, oksigen


T42 Keracunan obat antiepilepsi, sedatif-hipnotik dan
antiparkinsonisme
Kecuali: Keracunan akibat minuman beralkohol (F10-F19)
Kelainan jiwa dan tingkah laku yang terkait akibat zat
psikoaktif (F10-F19)
T42.0 Keracunan derivat hidantoin
T42.1

Keracunan iminostilbenes

Keracunan karbamazepin
T42.2 Keracunan suksinimida dan oxazolidinediones
T42.3

Keracunan barbiturat

Kecuali: thiobarbiturates (T41.1)


T42.4 Keracunan benzodiazepin
T42.5

Keracunan antiepileptik campuran, not elsewhere

classified

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

67

T42.6

Keracunan obat antiepilepsi dan sedatif-hipnotik lainnya

Keracunan methaqualone, valproic acid


Kecuali: carbamazepine (T42.1)
T42.7 Keracunan obat antiepilepsi dan sedatif-hipnotik, tidak
dijelaskan
Keracunan sleeping: draught, tablet, drug NOS
T42.8 Keracunan obat antiparkinsonisme dan depresan tonus
otot pusat lainnya
Keracunan amantadine
T43 Keracunan obat psikotropika, not elsewhere classified
Kecuali: Keracunan akibat minuman beralkohol (F10-F19)
Kelainan jiwa dan tingkah laku yang terkait akibat zat
psikoaktif (F10-F19)
Keracunan: psikodisleptika [hallusinogen] (T40.7-T40.9),
barbiturat (T42.3), benzodiazepin (T42.4), methaqualon
(T42.6), depresan nafsu makan (T50.5)
T43.0 Keracunan antidepresan tricyclic dan tetracyclic
T43.1

Keracunan antidepresan monoamine-oxidase-inhibitor

T43.2

Keracunan antidepresan lain dan tidak dijelaskan

T43.3

Keracunan antipsikotik dan neuroleptik phenothiazine

T43.4

Keracunan neuroleptik butyrophenone dan thioxanthene

T43.5

Keracunan antipsikotik dan neuroleptik lain dan tidak

dijelaskan
Kecuali: rauwolfia (T46.5)
T43.6 Keracunan psikostimulan dengan potential
penyalahgunaan
Kecuali: kokain (T40.5)
T43.8 Keracunan obat psikotropika lain, not elsewhere
classified
T43.9

Keracunan obat psikotropika, tidak dijelaskan

T44 Keracunan obat-obat sistem syaraf otonom


T44.0 Keracunan agen antikolinesterase
T44.1

Keracunan parasimpatomimetika lain [kolinergics]

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

68

T44.2

Keracunan obat penghambat ganglion, not elsewhere

classified
T44.3

Keracunan parasimpatolitik

[antikolinergik/antimuskarinik] dan spasmolitik lain, n.e.c


Keracunan papaverine
T44.4 Keracunan agonists alpha-adrenoreseptor, n.e.c
Keracunan metaraminol
T44.5

Keracunan agonists beta-adrenoreseptor, n.e.c

Kecuali: agonis adrenoseptor yang digunakan dalam terapi


asma (T48.6)
T44.6 Keracunan antagonis alfa-adrenoreseptor, n.e.c
Kecuali: alkaloid ergot (T48.0)
T44.7 Keracunan antagonis beta-adrenoreseptor, n.e.c
T44.8

Keracunan agen yang bekerja sentral dan penghambat

neuron adrenergika, nec


Kecuali: clonidine (T46.5), guanethidine (T46.5)
T44.9 Keracunan obat sistem syaraf otonom lain dan tidak
dijelaskan.
Keracunan obat yang merangsang adrenoreseptor alpha- dan
betaT45 Keracunan obat-obat sistemik dan hematologis, n. e. c.
T45.0 Keracunan obat antiallergik dan antiemetik
Kecuali: neuroleptik berbasis phenothiazine (T43.3)
T45.1 Keracunan obat antineoplastik dan immunosuppressif
Keracunan antibiotika antineoplastik, cytarabine
Kecuali: tamoxifen (T38.6)
T45.2 Keracunan vitamin, n.e.c.
Kecuali: vitamin K (T45.7), (derivat) nicotinic acid (T46.7)
T45.3 Keracunan enzim, not elsewhere classified
T45.4

Keracunan besi dan komponen yang dibentuknya

T45.5

Keracunan antikoagulan

T45.6

Keracunan obat yang mempengaruhi fibrinoliysis

T45.7

Keracunan antagonist antikoagulan, vitamin K dan

koagulan lainnya
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

69

T45.8

Keracunan agen lain yang primernya sistemik dan

hematologis
Keracunan: preparat hepar dan agen antianemia lain, darah
alami, produk darah, pengganti plasma
Kecuali: besi (T45.4), immunoglobulin (T50.9)
T45.9 Keracunan agen yang primernya sistemik dan
hematologis, tidak dijelaskan
T46 Keracunan obat-obat sistem kardiovaskuler
Kecuali: Keracunan metaraminol (T44.4)
T46.0 Keracunan glikoida stimulan jantung dan obat yang
kerjanya serupa
T46.1

Keracunan calcium-channel blockers

T46.2

Keracunan obat antidisritmik lain, n.e.c

Kecuali: antagonis beta-adrenoreseptor (T44.7)


T46.3 Keracunan vasodilator koroner, n.e.c
Keracunan dipyridamole
Kecuali: antagonis beta-adrenoreceptor (T44.7), calcium-channel
blockers (T46.1)
T46.4 Keracunan inhibitor angiotensin-converting-enzyme
T46.5

Keracunan obat antihipertensi lain, n.e.c.

Keracunan klonidin, guanethidine, rauwolfia


Kecuali: antagonis -adrenoseptor (T44.7), Ca blocker (T46.1),
diuretik (T50.0-T50.2)
T46.6 Keracunan obat antihiperlipidemik dan
antiarteriosklerotik
T46.7

Keracunan vasodilator perifer

Keracunan (derivat) nicotinic acid


Kecuali: papaverine (T44.3)
T46.8 Keracunan obat antivarises, Termasuk obat sklerosis
T46.9

Keracunan obat sistem kardiovaskuler lain dan tidak

dijelaskan agents
T47 Keracunan obat-obat sistem gastrointestinal
T47.0 Keracunan antagonists H2-receptor histamin
T47.1

Keracunan obat antasida dan anti sekresi lambung

lainnya
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

70

T47.2

Keracunan laxatif stimulan

T47.3

Keracunan laxatif salin dan osmotik

T47.4

Keracunan laxatif lain

Keracunan obat atonia usus


T47.5 Keracunan digestan
T47.6

Keracunan obat antidiare

Kecuali: antibiotika dan anti-infeksi sistemik lainnya (T36-T37)


T47.7 Keracunan emetika
T47.8

Keracunan obat sistem gastrointestinal lainnya

T47.9

Keracunan obat sistem gastrointestinal, tidak dijelaskan

T48 Keracunan obat yang primernya pada otot polos dan lurik
dan sistem pernafasan
T48.0 Keracunan obat oksitosin
Kecuali: estrogen, progestogen dan antagonisnya (T38.4-T38.6)
T48.1 Keracunan relaksan otot lurik [neuromuscular blocking
agents]
T48.2

Keracunan obat otot lain dan tidak dijelaskan

T48.3

Keracunan antitusif

T48.4

Keracunan expektoran

T48.5

Keracunan obat anti-common-cold

T48.6

Keracunan antiasmatika, n.e.c.

Agonis adrenoseptor yang digunakan dalam terapi asma


keracunan salbutamol
Kecuali: hormon adenohipofisis (T38.8),
agonis adrenoseptor yang digunakan dalam terapi asma
(T44.5)
T48.7 Keracunan obat sistem pernafasan lain dan tidak
dijelaskan
T49 Keracunan obat topikal kulit, membran mukosa, mata, THT
dan gigi
Termasuk: Glukokortikoid yang dipakai secara topikal
T49.0 Keracunan obat antifungus, anti-infeksi dan antiinflammasi lokal, n. e. c.

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

71

T49.1

Keracunan antipruritika

T49.2

Keracunan astringen lokal dan detergen lokal

T49.3

Keracunan emollients, demulcents dan protectants

T49.4

Keracunan keratolitik, keratoplastik, serta obat dan

preparat obat rambut lain


T49.5

Keracunan obat dan preparat ophthalmologis

Keracunan anti-infektif mata


T49.6 Keracunan obat dan preparat otorhinolaringologi
Keracunan anti-infektif telinga, hidung dan tenggorokan
T49.7 Keracunan obat gigi, diberikan secara topikal
T49.8

Keracunan obat topikal lainnya

Keracunan spermisida
T49.9 Keracunan obat topikal, tidak dijelaskan
T50 Keracunan diuretika dan obat dan zat biologis yang lain
dan tidak dijelaskan
T50.0 Keracunan mineralocorticoids dan antagonisnya
T50.1

Keracunan loop [high-ceiling] diuretics

T50.2

Keracunan inhibitor carbonic-anhydrase,

benzothiadiazides dan diuretika lain


Keracunan asetazolamide
T50.3 Keracunan obat elektrolit, kalorik dan keseimbangan air
Keracunan garam rehidrasi oral, oralit
T50.4 Keracunan obat metabolisme asam urat
T50.5

Keracunan depressan nafsu makan

T50.6

Keracunan antidotum dan chelating agents, n. e. c.

Keracunan alkohol deterrents


T50.7 Keracunan analeptika dan antagonists reseptor opioid
T50.8

Keracunan obat diagnostik

T50.9

Keracunan drug, obat medis dan zat biologis lain dan

tidak dijelaskan
Keracunan obat: pengasam, pengalkali, lipotropik,
immunoglobulin, immunologis
Keracunan hormon paratiroid dan derivatnya
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

72

Efek toksik zat yang dasarnya bukan obat medis (T51T65)


Kecuali: Efek toksik lokal c.e. (A00-R99),
Keadaan pernafasan akibat agen luar (J60-J70),
Korosi (T20-T32)
T51 Efek toksik alkohol
T51.0 Efek toksik etanol [etil alkohol]
Kecuali:
intoksikasi alkohol akut atau efek hangover (F10.0)
intoksikasi alkohol patologis (F10.0), mabuk (F10.0)
T51.1 Efek toksik methanol
Efek toksik metil alkohol
T51.2 Efek toksik 2-propanol [
T51.3

Efek toksik isopropyl alcohol


Efek toksik fusel oil

Efek toksik amyl alkohol, butyl alkohol [1-butanol], propyl


alkohol [1-propanol]
T51.8 Efek toksik alkohol lain
T51.9

Efek toksik alkohol, yang tidak dijelaskan

T52 Efek toksik pelarut organik


Kecuali: Efek toksik derivat halogen dari hidrokarbon alifatik dan
aromatik (T53.-)
T52.0 Efek toksik produk minyak bumi [petroleum]
Efek toksik gasoline [bensin], kerosine [paraffin oil, minyak
tanah], lilin paraffin
Efek toksik petroleum: ether, naphtha, spirits
T52.1 Efek toksik benzene
Kecuali: homolog benzene (T52.2),
derivat nitro dan amino dari benzene dan homolognya
(T65.3)
T52.2 Efek toksik homolog benzene
Efek toksik toluene [methylbenzene], xylene
[dimethylbenzene]
T52.3 Efek toksik glikol
T52.4

Efek toksik keton

T52.8

Efek toksik pelarut organik lainnya

T52.9

Efek toksik pelarut organik yang tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

73

T53 Efek toksik derivat halogen dari hidrokarbon alifatik dan


aromatik
T53.0 Efek toksik karbon tetraklorida
Efek toksik tetrakhloromethan
T53.1 Efek toksik khloroform
Efek toksik trikhloromethan
T53.2 Efek toksik trikhloroethylen
Efek toksik trikhloroethen
T53.3 Efek toksik tetrakhloroethylen
Efek toksik perkhloroethylen, tetrachloroethen
T53.4 Efek toksik dikhloromethan
Efek toksik methylene khlorida
T53.5 Efek toksik khlorofluorokarbon
T53.6

Efek toksik derivat halogen lain dari hidrokarbon alifatik

T53.7

Efek toksik derivat halogen lain dari hidrokarbon

aromatik
T53.9

Efek toksik derivat halogen dari hidrokarbon alifatik dan

aromatik, tidak dijelaskan


T54 Efek toksik zat-zat yang bersifat korosif
T54.0 Efek toksik fenol dan homolog fenol
T54.1

Efek toksik komponen organik korosif lainnya

T54.2

Efek toksik zat korosif asam dan mirip-asam

Efek toksik acid hydrochloric [HCl], acid sulfuric [[H2SO4]


T54.3 Efek toksik zat korosif alkali dan mirip alkali
Efek toksik: potassium hydroxide [KOH], sodium hydroxide
[NaOH]
T54.9 Efek toksik zat korosif yang tidak dijelaskan
T55 Efek toksik sabun dan deterjen
T56 Efek toksik logam
Termasuk: Efek toksik: asap dan uap logam, semua logam Kecuali
bersifat medis
Kecuali: Efek toksik: arsen [As] (T57.0), mangan [Mn] (T57.2), thallium
[Th] (T60.4)
T56.0 Efek toksik lead [Pb] dan komponen yang dibentuknya

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

74

T56.1

Efek toksik mercury [Hg] dan komponen yang

dibentuknya
T56.2

Efek toksik chromium [Cr] dan komponen yang

dibentuknya
T56.3

Efek toksik cadmium [Cd] dan komponen yang

dibentuknya
T56.4

Efek toksik copper [Cu] dan komponen yang

dibentuknya
T56.5

Efek toksik zinc [Zn] dan komponen yang dibentuknya

T56.6

Efek toksik tin [Sn] dan komponen yang dibentuknya

T56.7

Efek toksik beryllium [Be] dan komponen yang

dibentuknya
T56.8

Efek toksik logam lainnya

T56.9

Efek toksik logam, yang tidak dijelaskan

T57 Efek toksik zat inorganik lainnya


T57.0 Efek toksik arsen[As] dan komponen yang dibentuknya
T57.1

Efek toksik phosphorus [P] dan komponen yang

dibentuknya
Kecuali: efek toksik insektisida organophosphat (T60.0)
T57.2 Efek toksik manganese [Mn] dan compoundnya
T57.3

Efek toksik hydrogen cyanide [HCN]

T57.8

Efek toksik zat inorganik lain yang dijelaskan

T57.9

Efek toksik zat inorganik, yang tidak dijelaskan

T58 Efek toksik carbon monoxide


Efek toksik carbon monoxide [CO] dari semua sumber
T59 Efek toksik gas, asap, dan uap lainnya
Termasuk: Efek toksik propellant aerosol
Kecuali: Efek toksik chlorofluorocarbons [CFC] (T53.5)
T59.0 Efek toksik nitrogen oxides [NO]
T59.1

Efek toksik sulfur dioxide [SO2]

T59.2

Efek toksik formaldehyde

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

75

T59.3

Efek toksik gas lakrimogenik

Efek toksik tear gas [gas air mata]


T59.4 Efek toksik gas chlorine [Cl]
T59.5

Efek toksik gas fluorine dan hydrogen fluoride [HF]

T59.6

Efek toksik hydrogen sulfide [H2S]

T59.7

Efek toksik carbon dioxide [CO2]

T59.8

Efek toksik gas, asap, dan uap lain yang dijelaskan

T59.9

Efek toksik gas, asap, dan uap yang tidak dijelaskan

T60 Efek toksik pestisida


Termasuk: Efek toksik pengawet kayu
T60.0 Efek toksik insektisida organophosphate dan carbamate
T60.1

Efek toksik insektisida halogen

Kecuali: efek toksik chlorinated hydrocarbons (T53.-)


T60.2 Efek toksik insektisida lainnya
T60.3

Efek toksik herbisida dan fungisida

T60.4

Efek toksik rodentisida

Efek toksik thallium


Kecuali: strychnine dan garamnya (T65.1)
T60.8 Efek toksik insektisida lain
T60.9

Efek toksik insektisida yang tidak dijelaskan

T61 Efek toksik zat beracun yang dimakan sebagai makanan


laut
Kecuali: Intoksikasi bakteri yang berasal dari makanan (A05.-)
Reaksi alergi makanan, seperti:
gastroenteritis (noninfektif) (K52.-), dermatitis (L23.6,
L25.4, L27.2),
syok anafilaktik akibat reaksi makanan (T78.0)
Efek toksik kontaminan makanan, seperti:
mercury (T56.1), hydrogen cyanide (T57.3),
aflatoxin dan mikotoksin lainnya (T64), cyanides (T65.0)
T61.0 Keracunan ikan ciguatera

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

76

T61.1

Keracunan ikan scombroid

Histamine-like syndrome
T61.2 Keracunan ikan dan dan shellfish lainnya
T61.8

Efek toksik seafood lainnya

T61.9

Efek toksik dari yang seafood tidak dijelaskan

T62 Efek toksik zat beracun lain yang termakan sebagai


makanan
Kecuali: Intoksikasi bakteri yang berasal dari makanan (A05.-)
Reaksi alergi makanan, seperti gastroenteritis (noninfektif)
(K52.-), dermatitis (L23.6, L25.4, L27.2), syok anafilaktik
akibat reaksi makanan (T78.0)
Efek toksik kontaminan makanan, seperti: mercury (T56.1),
hydrogen cyanide (T57.3), aflatoxin dan mikotoksin lainnya
(T64), sianida (T65.0)
T62.0 Efek toksik cendawan yang ditelan
T62.1

Efek toksik berry yang ditelan

T62.2

Efek toksik (bagian) tanaman lain yang ditelan

T62.8

Efek toksik zat beracun lain yang dijelaskan, yang

dimakan sebagai makanan


T62.9

Efek toksik zat beracun yang dimakan sebagai makanan,

tidak dijelaskan
T63 Efek toksik kontak dengan binatang berbisa
T63.0 Efek toksik bisa ular
Efek toksik bisa ular-laut
T63.1 Efek toksik bisa reptil lainnya
Efek toksik bisa kadal
T63.2 Efek toksik bisa kalajengking
T63.3

Efek toksik bisa laba-laba

T63.4

Efek toksik bisa artropoda lainnya

Efek toksik gigitan atau sengatan serangga berbisa


T63.5 Efek toksik kontak dengan ikan
Kecuali: keracunan akibat memakan ikan (T61.0-T61.2)
T63.6 Efek toksik kontak dengan binatang laut lainnya
Efek toksik kontak dengan jellyfish, anemone laut, shellfish,
starfish
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

77

Kecuali: keracunan akibat memakan shellfish (T61.2), bisa ularlaut (T63.0)


T63.8 Efek toksik kontak dengan binatang berbisa lainnya
Efek toksik bisa amfibi
T63.9 Efek toksik kontak dengan binatang berbisa yang tidak
dijelaskan
T64 Efek toksik aflatoxin dan kontaminan mikotoksin makanan
lainnya
T65 Efek toksik zat lain dan tidak dijelaskan
T65.0 Efek toksik sianida
Kecuali: efek toksik hydrogen cyanide [HCN] (T57.3)
T65.1 Efek toksik strychnine dan garamnya
T65.2

Efek toksik tembakau dan nikotin

T65.3

Efek toksik derivat nitro dan amino dari benzene dan

homolognya
Efek toksik: aniline [benzenamine], nitrobenzene, trinitrotoluene
T65.4 Efek toksik carbon disulfide
T65.5

Efek toksik nitroglycerin dan asam dan ester nitrit

lainnya
Efek toksik 1,2,3-propanetriol trinitrate
T65.6 Efek toksik cat dan pewarna, not elsewhere classified
T65.8

Efek toksik zat lain yang dijelaskan

T65.9

Efek toksik zat yang tidak dijelaskan

Keracunan NOS

Efek lain dan tidak dijelaskan dari penyebab luar (T66T78)


T66 Efek yang tidak dijelaskan dari radiasi
Radiation sickness
Kecuali: Efek samping radiasi yang dijelaskan, seperti
leukaemia (C91-C95), pneumonitis radiasi (J70.0),
gastroenteritis dan kolitis radiasi (K52.0), sunburn (L55.-),
kelainan kulit dan jaringan subkutis radiasi (L55-L59),
luka bakar (T20-T31)
T67 Efek panas dan cahaya

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

78

Kecuali: sunburn (L55.-), kelainan kulit dan jaringan subkutis radiasi


(L55-L59),
erythema [dermatitis] ab igne (L59.0), kelainan keringat
akibat panas (L74-L75)
luka bakar (T20-T31), hipertermia maligna akibat anaestesia
(T88.3)
T67.0 Heatstroke dan sunstroke
Heat apoplexy, heat pyrexia, thermoplegia, siriasis
T67.1 Heat syncope
Heat collapse
T67.2 Heat cramp
T67.3

Heat exhaustion, anhydrotic

Heat prostration akibat kehabisan air


Kecuali: heat exhaustion akibat kehabisan garam (T67.4)
T67.4 Heat exhaustion akibat kehabisan garam
Heat prostration akibat kehabisan garam (dan air)
T67.5 Heat exhaustion, tidak dijelaskan
Heat prostration NOS
T67.6 Heat fatigue, sementara
T67.7

Heat edema

T67.8

Efek lain panas dan cahaya

T67.9

Efek panas dan cahaya, tidak dijelaskan

T68 Hypothermia
Hipotermia karena kecelakaan
Kecuali: hipotermia: neonatus (P80.-), frostbite (T33-T35), setelah
anestesia (T88.5)
hipotermia yang tidak berhubungan dengan suhu lingkungan
rendah (R68.0)
T69 Efek lain penurunan suhu
Kecuali: Frostbite (T33-T35)
T69.0 Immersi tangan dan kaki
Trench foot[kulit kaki merah melepuh akibat dingin dan lembab,
hitam pada gangren]
T69.1 Chilblains [kulit jari, hidung, telinga menjadi merah,
sembab dan gatal karena dingin]

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

79

T69.8

Efek lain yang dijelaskan dari penurunan suhu

T69.9

Efek penurunan suhu, tidak dijelaskan

T70 Efek tekanan udara dan tekanan air


T70.0 Otitic barotrauma
Aero-otitis media, efek perubahan tekanan atmosfir atau tekanan
air terhadap telinga
T70.1 Sinus barotrauma
Aerosinusitis, efek perubahan tekanan atmosfir terhadap sinus
T70.2 Efek lain dan tidak dijelaskan dari tempat tinggi
Alpine or mountain sickness, anoxia high altitude, hipobaropati,
barotrauma NOS
Kecuali: polycythaemia akibat tempat tinggi (D75.1)
T70.3 Caisson disease [decompression sickness]
Compressed-air disease, palsy or paralysis penyelam [perubahan
tekanan mendadak]
T70.4 Efek dari cairan bertekanan tinggi
Traumatic jet injection (industri)
T70.8 Efek lain dari tekanan udara dan air
Sindroma cedera ledakan
T70.9 Efek dari tekanan udara dan air, tidak dijelaskan
T71 Asphyxia
Tercekik (oleh cekikan)
Defisiensi oksigen sistemik akibat: oksigen udara rendah, ancaman
mekanis pada pernafasan
Kecuali: anoxia akibat high altitude (T70.2),
asphyxia akibat: inhalasi makanan atau benda asing ((T17.-),
carbon monoxide (T58), gas, asap atau uap lainnya (T59.-)
respiratory: distress, syndrome pada: dewasa (J80), newborn
(P22.-)
T73 Efek deprivasi lain
T73.0 Efek kelaparan
Deprivasi makanan, kelaparan
T73.1 Efek haus
Deprivasi air
T73.2 Exhaustion akibat exposure
T73.3

Exhaustion akibat olahraga berlebihan

Overexertion

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

80

T73.8

Efek-efek lain deprivasi

T73.9

Efek deprivasi, tidak dijelaskan

T74 Maltreatment syndromes [sindroma salah tindak]


Kalau perlu gunakan kode tambahan untuk identifikasi cedera yang
timbul sekarang.
T74.0 Neglect or abandonment ditinggalkan atau tidak
dipedulikan
T74.1

Pelecehan fisik

Battered [dipukuli]: baby or child syndrome NOS, spouse


syndrome NOS
T74.2 Pelecehan sexual
T74.3

Pelecehan psikologis

T74.8

Sindroma salah tindak lainnya

Bentuk-bentuk campuran
T74.9 Sindroma salah tindak, tidak dijelaskan
Efek dari: pelecehan adult NOS, pelecehan anakNOS
T75 Efek penyebab luar lainnyay
Kecuali: Efek tidak diharapkan NEC (T78.-), luka bakar (listrik) (T20T31)
T75.0 Efek petir
Syok akibat petir , disambar petir NOS
T75.1 Tenggelam dan perendaman non-fatal
Immersi, kramp perenang
T75.2 Efek getaran
Vertigo akibat infrasound,
Sindroma pneumatic hammer, sindroma vasospastik traumatika
T75.3 Motion sickness
Mabuk udara, mabuk laut, mabuk darat
T75.4 Efek arus listrik
Tersengat listrik (electrocution), syok akibat arus listrik
T75.8 Efek lain yang dijelaskan dari penyebab luar
Efek: daya gravitasi [G] abnormal, keadaan tanpa bobot
T78 Efek yang tidak diharapkan, not elsewhere classified
Kategori ini digunakan sebagai kode primer untuk identifikasi
efek yang tidak bisa diklasifikasikan di tempat lain, akibat penyebab
yang tidak diketahui, tidak bisa ditentukan, atau tidak jelas. Pada
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

81

pengkodean ganda ia dipakai sebagai kode tambahan yang


menunjukkan efek-efek dari kondisi yang diklasifikasikan di tempat
lain.
Kecuali: Komplikasi asuhan bedah dan medis NEC (T80-T88)
T78.0 Syok anafilaktik akibat reaksi makanan yang tidak
diharapkan
T78.1

Reaksi makanan lainnya yang tidak diharapkan, not

elsewhere classified
Kecuali:
intoksikasi akibat bakteri yang berasal dari makanan
(A05.-),
dermatitis akibat makanan yang menyentuh kulit (L23.6,
L24.6, L25.4)
dermatitis akibat makanan yang dimakan (L27.2),
T78.2 Syok anafilaksis, tidak dijelaskan
Syok alergi NOS, reaksi anafilaksis NOS, anafilaksis NOS
Kecuali syok anafilaksis akibat:
reaksi makanan yang tak diharapkan (T78.0), serum
(T80.5),
efek samping obat yang diberikan dengan benar (T88.6)
T78.3 Edema angioneurotik
Giant urticaria, edema Quincke
Kecuali:
urtikaria (L50.-), urtikaria serum (T80.6)
T78.4 Alergi, tidak dijelaskan
Reaksi alergi NOS, hipersensitivitas NOS, idiosyncracy NOS
Kecuali:
reaksi alergi NOS terhadap obat yang diberikan
dengan benar (T88.7)
jenis reaksi alergi yang dijelaskan seperti:
hay fever (J30.1), gastroenteritis dan kolitis alergi
(K52.2),
dermatitis (L23-L25, L27.-)
T78.8 Efek samping lainnya, not elsewhere classified
T78.9

Efek samping, tidak dijelaskan

Kecuali:

efek samping asuhan bedah dan medis NOS (T88.9)

Komplikasi dini tertentu dari trauma (T79)


T79 Komplikasi dini tertentu dari trauma, not elsewhere
classified
Kecuali: Respiratory: distress, syndrome pada dewasa (J80), pada
neonatus (P22.0)
Komplikasi asuhan bedah dan medis NEC (T80-T88)
Kalau terjadi sewaktu atau setelah prosedur medis (T80-T88)
T79.0 Embolisme udara (traumatika)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

82

Kecuali:
embolisme udara sebagai komplikasi: abortus atau
kehamilan ektopik atau mola (O00-O07, O08.2), hamil,
melahirkan dan nifas (O88.0)
T79.1 Embolisme lemak (traumatika)
Kecuali:
embolisme lemak sebagai komplikasi: abortus atau
kehamilan ektopik atau mola (O00-O07, O08.2), hamil,
melahirkan dan nifas (O88.8)
T79.2 Perdarahan sekunder dan rekuren traumatika
T79.3

Infeksi luka pasca-trauma, not elsewhere classified

Kalau perlu gunakan kode dari (B95-B97) untuk identifikasi agen


infeksi
T79.4 Syok traumatika
Syok (segera)(tertunda) setelah cedera
Kecuali syok:
sebagai komplikasi abortus, kehamilan ektopik atau mola
(O00-O07, O08.3)
obstetric (O75.1), nontraumatika NEC (R57.-)
petir (T75.0), listrik (T75.4), pascabedah (T81.1), anestetik
(T88.2),
anafilaktik (akibat): NOS (T78.2), reaksi makanan yang tidak
diharapkan (T78.0),
serum (T80.5), obat yang diberikan dengan benar (T88.6)
T79.5 Anuria traumatika
Crush syndrome, gagal ginjal setelah crushing [tabrakan]
T79.6 Iskemia traumatika pada otot
Compartment syndrome, kontraktur iskemik Volkmann
Kecuali: sindroma tibialis anterior (M76.8)
T79.7 Emfisema subkutis traumatika
Kecuali: emfisema (subkutis) akibat suatu prosedur (T81.8)
T79.8 Komplikasi dini lain dari trauma
T79.9

Komplikasi dini dari trauma, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

83

Komplikasi asuhan bedah dan medis, NEC (T80-T88)


Gunakan kode tambahan penyebab eksternal (Bab 20) untuk
identifikasi peralatan yang terlibat dan detil kejadian, atau kode
tambahan (B95-B97) untuk identifikasi agen infeksi.
Kecuali: efek samping obat-obatan (A00-R99, T78.-)
mendapat asuhan medis untuk kondisi pascabedah tanpa
komplikasi, seperti:
penutupan stoma eksternal (Z43.-) status lobang buatan
(Z93.-),
pemasangan dan penyesuaian alat prostetik eksternal
(Z44.-)
komplikasi prosedur bedah selama kehamilan, melahirkan dan
nifas (O00-O99)
luka bakar dan korosi akibat penggunaan lokal dan radiasi
(T20-T32)
keracunan dan efek toksik dari obat dan zat kimiawi (T36-T65)
komplikasi yang diklasifikasikan di tempat lain, seperti:
kelainan keseimbangan cairan dan elektrolit (E86-E87)
kebocoran cerebrospinal fluid dari pungsi spinalis (G97.0)
kekacauan fungsi setelah bedah jantung (I97.0-I97.1)
sindroma lymphoedema pasca-mastektomi (I97.2)
sindroma pascabedah lambung (K91.1), malfungsi
kolostomi (K91.4)
sindroma blind-loop pascabedah (K91.2)
sindroma pasca-laminektomi NEC (M96.1)
T80 Komplikasi pemberian infus, transfusi, dan injeksi
terapeutik
Termasuk: Perfusi
Kecuali: Penolakan transplantasi sumsum-tulang (T86.0)
T80.0 Embolisme udara setelah pemberian infus, transfusion
dan injeksi
T80.1

Komplikasi vaskular pemberian infus, transfusi, dan

injeksi
Phlebitis, thromboembolism, dan thrombophlebitis setelah infus,
transfusi, dan injeksi
Kecuali kalau kondisi dinyatakan: pasca-prosedur (T81.7), akibat
peralatan prostetik, implant dan graft (T82.8, T83.8, T84.8,
T85.8)
T80.2 Infeksi setelah pemberian infus, transfusi, dan injeksi
Infeksi, sepsis, septikemia, syok septik setelah pemberian infus,
transfusi, dan injeksi
Kecuali kalau kondisi dinyatakan: pasca-prosedur (T81.4), akibat
peralatan prostetik, implant, graft (T82.6-T82.7, T83.5-T83.6,
T84.5-T84.7, T85.7)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

84

T80.3

Reaksi inkompatibilitas ABO

Transfusi darah inkompatibel,


Reaksi terhadap inkompatibilitas golongan darah pada infus atau
transfusi
T80.4 Reaksi inkompatibilitas Rh
Reaksi akibat faktor Rh pada infus atau transfusi
T80.5 Syok anafilaksis akibat serum
Kecuali:
syok: alergi NOS (T78.2), syok anafilaktik NOS
(T78.2)
syok anafilaktik akibat obat yang diberikan dengan benar
(T88.6)
T80.6 Reaksi serum lainnya
Intoksikasi oleh serum; protein sickness;
Serum: rash, sickness, urticaria
Kecuali: hepatitis serum (B16.-)
T80.8 Komplikasi lain pemberian infus, transfusi, dan injeksi
T80.9

Komplikasi pemberian infus, transfusi, dan injeksi, tidak

dijelaskan
Reaksi transfusi NOS
T81 Komplikasi prosedur, not elsewhere classified
Kecuali: Komplikasi: infus, transfusi, dan injeksi(T80.-),: immunisasi
(T88.0-T88.1),
Efek samping obat NOS (T88.7)
Komplikasi yang diklasifikasikan di tempat lain, seperti:
dermatitis akibat obat-obatan (L23.3, L24.4, L25.1, L27.0L27.1)
komplikasi prostetik, implant dan graft (T82-T85)
keracunan dan efek toksik obat dan zat kimiawi (T36-T65)
T81.0 Perdarahan dan haematoma sebagai komplikasi
prosedur, n. e. c.
Perdarahan pada situs mana saja akibat prosedur
Kecuali:
haematoma luka obstetrik (O90.2),
perdarahan akibat prostetik, implant dan graft (T82.8,
T83.8, T84.8, T85.8)
T81.1 Shock selama atau akibat prosedur, n.e..
Kolaps NOS, syok (endotoksik)(hipovolemik)(septik): ketika atau
setelah prosedur
Syok pasca-bedah NOS
Kecuali: syok:
obstetrik (O75.1), setelah abortus, hamil ektopik atau mola
(O00-O07, O08.3)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

85

electric (T75.4), anafilaktik NOS (T78.2), traumatika (T79.4),


anestetik (T88.2)
anafilaktik akibat: serum (T80.5), obat medis yang diberi
secara benar (T88.6)
T81.2 Pungsi dan laserasi sewaktu prosedur, not elsewhere
classified
Perforasi tak sengaja sewaktu prosedur pada pembuluh darah,
syaraf atau organ, oleh:
kateter, endoskop, instrumen, atau probe,
Kecuali:
kerusakan akibat instrumen sewaktu melahirkan (O70-O71)
perforasi, pungsi atau laserasi akibat alat atau implant yang
sengaja ditinggalkan di dalam luka operasi (T82-T85)
komplikasi yang diklasifikasikan di tempat lain, seperti
sindroma laserasi ligamentum latum [Allen-Masters] (N83.8)
T81.3 Disrupsi luka operasi, not elsewhere classified
Dehiscence [benang jahitan lepas] atau ruptur luka operasi
Kecuali disrupsi: luka seksio sesar (O90.0), luka obstetrik
perineum (O90.1)
T81.4 Infeksi setelah prosedur, n.e.c
Abscess pasca-prosedur: intra-abdomen, subfrenik, jahitan atau
luka
Septikemia pasca-prosedur
Kecuali:
infeksi luka bedah obstetrik (O86.0), infeksi akibat: infus,
transfusi, injeksi (T80.2),
alat prostetik, implant dan graft (T82.6-T82.7, T83.5-T83.6,
T84.5-T84.7, T85.7)
T81.5 Benda asing yang tertinggal di rongga tubuh atau luka
operasi setelah prosedur
Adhesi, obstruksi, atau perforasi akibat benda asing yang
tertinggal dalam luka operasi atau rongga tubuh
Kecuali:
obstruksi atau perforasi akibat alat prostetik dan implant yang
tertinggal dalam tubuh (T82.0-T82.5, T83.0-T83.4, T84.0-T84.4,
T85.0-T85.6)
T81.6 Reaksi akut terhadap benda asing yang tertinggal
sewaktu prosedur
Peritonitis: aseptik, kimiawi
T81.7 Komplikasi vaskuler setelah prosedur, n.e.c.
Embolisme udara setelah prosedur NEC
Kecuali embolisme:
sebagai komplikasi: hamil, melahirkan dan nifas (O88.-)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

86

abortus, kehamilan ektopik atau mola (O00-O07, O08.2)


akibat alat prostetik, implant dan graft (T82.8, T83.8, T84.8,
T85.8)
traumatika (T79.0), setelah infus, transfusi dan injeksi
(T80.0)
T81.8 Komplikasi lain dari prosedur, n.e.c.
Komplikasi terapi inhalasi, fistula pasca-bedah persisten
Emfisema (subkutis) akibat prosedur
Kecuali:
hiperpyrexia maligna akibat anestesia (T88.3)
hipotermia setelah anestesia (T88.5)
T81.9 Komplikasi yang tidak dijelaskan dari prosedur
T82 Komplikasi alat prostetik, implant dan graft pada jantung
dan pembuluh darah
Kecuali: Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan
transplant (T86.-)
T82.0 Komplikasi mekanis prostesis katup jantung
Prostesis katup menyebabkan jantung dan pembuluh:
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T82.1 Komplikasi mekanis alat elektronik jantung
Elektroda atau generator denyut (baterai) menyebabkan jantung
dan pembuluh:
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi:
T82.2 Komplikasi mekanis dari bypass a. koronaria dan graft
katup
Bypass a. koronaria dan graft katup menyebabkan jantung dan
pembuluh:
rusak, bergeser, bocor, malposisi, Obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi:
T82.3 Komplikasi mekanis dari graft vaskuler lainnya
Graft (penggantian) (bifurkasio) aorta, graft (bypass) arteri
(karotid) (femoralis) menyebabkan jantung dan pembuluh:
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T82.4 Komplikasi mekanis dari kateter dialisis vaskuler
Kateter dialisis vaskuler menyebabkan jantung dan pembuluh:
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
Kecuali: komplikasi mekanis kateter dialisis intraperitoneum
(T85.6)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

87

T82.5

Komplikasi mekanis dari alat dan implant jantung dan

pembuluh lainnya
Kateter infus, jantung buatan, fistula atau shunt arterio-vena
akibat bedah, alat
umbrella, alat balloon (counterpulsation)
menyebabkan jantung dan pembuluh:
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
Kecuali: komplikasi mekanis kateter infus epidura dan subdura
(T85.6)
T82.6 Infeksi dan reaksi radang akibat prostesis katup jantung
T82.7

Infeksi dan reaksi radang akibat alat, implant, dan graft

jantung dan vaskuler lainnya


T82.8

Komplikasi lain alat prostetik, implant, dan graft

jantung dan vaskuler


Komplikasi, perdarahan, nyeri, embolisme, trombosis, fibrosis,
atau stenosis
akibat alat prostetik, implant, dan graft jantung dan vaskuler
T82.9 Komplikasi alat prostetik, implant, dan graft jantung dan
vaskuler, tidak dijelaskan
T83 Komplikasi alat prostetik, implant dan graft
genitourinarius
Kecuali: Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan
transplant (T86.-)
T83.0 Komplikasi mekanis kateter (indwelling) urinarius
Kateter sistostomi dan kateter indwelling [tetap di tempat] uretra
menyebabkan:
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T83.1 Komplikasi mekanis alat dan implant urinarius lainnya
Alat perangsang elektronik, implant sfingter, dan stent urinarius
menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T83.2 Komplikasi mekanis graft organ urinarius
Graft organ urinarius menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T83.3 Komplikasi mekanis alat kontrasepsi dalam rahim
Alat kontrasepsi dalam rahim menyebabkan
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

88

rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,


perforasi, protrusi
T83.4 Komplikasi mekanis alat prostetik, implant dan graft
lain di traktus genitalis
Prosthesis penis (yang diimplantasi) menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T83.5 Infeksi dan reaksi radang akibat alat prostetik, implant
dan graft dalam sistem urinarius
T83.6

Infeksi dan reaksi radang akibat alat prostetik, implant

dan graft dalam traktus genitalis


T83.8

Komplikasi lain alat prostetik, implant dan graft

genitourinarius
Komplikasi, perdarahan, nyeri, embolisme, trombosis, fibrosis,
atau stenosis
akibat alat prostetik, implant dan graft genitourinarius
T83.9 Komplikasi yang tidak dijelaskan dari alat prostetik,
implant dan graft genitourinarius
T84 Komplikasi alat prostetik, implant dan graft orthopaedik
internal
Kecuali: Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan
transplant (T86.-)
Fraktur setelah pemasangan implant ortopedik, prostesis
sendi atau plat (M96.6)
T84.0 Komplikasi mekanis internal prosthesis sendi
Prosthesis sendi menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T84.1 Komplikasi mekanis alat fiksasi internal tulang anggota
Alat fiksasi internal tulang anggota menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T84.2 Komplikasi mekanis internal alat fiksasi tulang lain
Alat fiksasi internal tulang lain menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T84.3 Komplikasi mekanis alat tulang, implant dan graft
lainnya
Graft tulang, electronic bone stimulator menyebabkan
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

89

rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,


perforasi, protrusi
T84.4 Komplikasi mekanis alat ortopedik internal, implants
dan grafts lainnya
Graft otot dan tendon menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T84.5 Infeksi dan reaksi radang akibat internal sendi
prosthesis
T84.6

Infeksi dan reaksi radang akibat alat fiksasi internal

[semua tempat]
T84.7

Infeksi dan reaksi radang akibat alat prostetik, implant

dan graft ortopedik internal lain


T84.8

Komplikasi lain alat prostetik, implant dan graft

ortopedik internal
Komplikasi, perdarahan, nyeri, embolisme, trombosis, fibrosis,
atau stenosis
akibat alat prostetik, implant dan graft ortopedik internal
T84.9 Komplikasi alat prostetik, implant dan graft ortopedik
internal. tidak dijelaskan
T85 Komplikasi lain alat prostetik, implant dan graft
orthopaedik internal
Kecuali: Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan
transplant (T86.-)
T85.0 Komplikasi mekanis shunt (komunickans) ventrikel
intrakranium
Shunt (komunikans) ventrikel intrakranium menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T85.1 Komplikasi mekanis stimulator sistem syaraf elektronik
yang diimplantasi
Neurostimulator elektronik (elektroda) otak, syaraf perifer,
medulla spinalis
menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T85.2 Komplikasi mekanis lensa intraokuler
Lensa intraokuler menyebabkan
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

90

rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,


perforasi, protrusi
T85.3 Komplikasi mekanis alat prostetik, implant dan graft
okuler lainnya
Graft kornea, orbita prostetik mata menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T85.4 Komplikasi mekanis prostesis dan implant mammae
Prostesis dan implant mammae menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T85.5 Komplikasi mekanis alat prostetik, implant dan graft
gastrointestinum
Prostesis saluran empedu, alat anti-reflux esofagus
menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
T85.6 Komplikasi mekanis alat prostetik, implant dan graft
internal lain yang dijelaskan
Kateter infus epidura dan subdura, kateter dialisis
intraperitoneum, material bedah non-absorbable NOS, jahitan
permanen, menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis,
perforasi, protrusi
Kecuali: komplikasi mekanis dari sutura [jahitan] permanen
(kawat) yang dipakai pada perbaikan tulang (T84.1-T84.2)
T85.7 Infeksi dan reaksi radang akibat alat prostetik, implant
dan graft internal lainnya
T85.8

Komplikasi lain alat prostetik, implant dan graft

internal, not elsewhere classified


Komplikasi, perdarahan, nyeri, embolisme, trombosis, fibrosis,
atau stenosis
akibat alat prostetik, implant dan graft internal NEC
T85.9 Komplikasi yang tidak dijelaskan dari alat prostetik,
implant dan graft internal
Komplikasi alat prostetik, implant dan graft internal NOS
T86 Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan
transplant
T86.0 Penolakan transplant sumsum tulang

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

91

Raksi atau penyakit graft-versus-host


T86.1 Kegagalan dan penolakan terhadap transplant ginjal
T86.2

Kegagalan dan penolakan terhadap transplant jantung

Kecuali komplikasi dari: jantung buatan (T82.5), transplant


jantung-paru(T86.3)
T86.3 Kegagalan dan penolakan terhadap transplant jantungparu
T86.4

Kegagalan dan penolakan terhadap transplant hepar

T86.8

Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan

transplant lainnya
Kegagalan atau penolakan terhadap transplant:
tulang, usus, paru-paru, pankreas, kulit (allograft) (autograft)
T86.9 Kegagalan dan penolakan yang tidak dijelaskan terhadap
organ dan jaringan transplant
T87 Komplikasi yang hanya pada penyambungan kembali dan
amputasi
T87.0 Komplikasi (bagian) anggota atas yang disambungkan
kembali
T87.1

Komplikasi (bagian) anggota bawah yang disambungkan

kembali
T87.2

Komplikasi bagian tubuh disambungkan kembali

T87.3

Neuroma tunggul amputasi

T87.4

Infeksi tunggul amputasi

T87.5

Nekrosis tunggul amputasi

T87.6

Komplikasi lain dan tidak dijelaskan pada tunggul

amputasi
Kontraktur (flexi)(sendi proximal), hematoma, atau edema,
pada tunggul amputasi:
Kecuali: phantom limb syndrome (G54.6-G54.7)
T88 Komplikasi lain asuhan bedah dan medis, not elsewhere
classified
Kecuali: komplikasi setelah: infus, transfusi dan injeksi (T80.-),
prosedur NEC (T81.-)
pungsi dan laserasi tak sengaja sewaktu prosedur dilakukan
(T81.2)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

92

T88.0

komplikasi yang dijelaskan yang diklasifikasikan di tempat


lain, seperti:
dermatitis akibat obat-obatan (L23.3, L24.4, L25.1, L27.0L27.1)
keracunan dan efek toksik obat dan zat kimia (T36-T65)
komplikasi dari
anestesia: hamil (O29.-), persalinan dan melahirkan
(O74.-), nifas (O89.-)
operasi dan prosedur obstetri (O75.4),
alat, implant dan graft (T82-T85)
Infeksi setelah immunisasi

Sepsis, septikemia setelah immunisasi


T88.1 Komplikasi lain setelah immunisasi, not elsewhere
classified
Rash setelah immunisasi
Kecuali:
ensefalitis pascaimmunisasi (G04.0), artropati
pascaimmunisasi (M02.2)
syok anafilaktik akibat serum (T80.5), reaksi serum lainnya
(T80.6)
T88.2 Syok akibat anestesia
Syok akibat anestesia dengan zat yang benar telah diberikan
dengan benar
Kecuali: komplikasi anestesia (pada): akibat overdosis zat yang
salah (T36-T50),
kehamilan (O29.-), persalinan dan melahirkan
(O74.-), nifas (O89.-)
syok pasca-bedah NOS (T81.1)
T88.3 Hiperpyrexia maligna akibat anestesia
T88.4

Intubasi gagal atau sulit

T88.5

Komplikasi lain anestrsia

Hipotermia setelah anestesia


T88.6 Syok anafilaktik akibat efek samping obat yang
diberikan dengan benar
Kecuali: syok anafilaktik akibat serum (T80.5)
T88.7 Efek samping yang tidak dijelaskan dari obat-obatan
Efek samping, reaksi alergi, hipersensitivitas, atau idiosinkrasi
(dari) (terhadap)
obat-obatan yang dibeikan dengan benar
Hipersensitivitas obat NOS, reaksi obat NOS
Kecuali: efek samping obat-obatan (A00-R99,T80-T88.6, T88.8)
T88.8 Komplikasi lain yang dijelaskan dari asuhan bedah dan
medis, nec
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

93

T88.9

Komplikasi asuhan bedah dan medis, tidak dijelaskan

Kecuali: efek tidak diharapkan NOS (T78.9)

Sequela cedera,keracunan dan akibat lain dari


penyebab luar (T90-T98)
Kategori ini digunakan untuk menunjukkan kondisi pada S00-S99
dan T00-T88 sebagai penyebab efek jangka panjang, yang
diklasifikasikan di bagian lain. Sequelae mencakup semua yang
dinyatakan demikian, atau efek jangka panjang, dan yang terjadi satu
tahun atau lebih setelah cedera akut.
T90 Sequelae cedera kepala
T90.0 Sequela cedera permukaan kepala
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S00.T90.1 Sequela luka terbuka kepala
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S01.T90.2 Sequela fraktur tulang tengkorak dan muka
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S02.T90.3 Sequela cedera nervi kraniales
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S04.T90.4 Sequela cedera mata dan orbita
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S05.T90.5 Sequela cedera intrakranium
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S06.T90.8 Sequela cedera lain yang dijelaskan pada kepala
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S03.-, S07-S08 dan
S09.0-S09.8
T90.9 Sequela cedera kepala yang tidak dijelaskan
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S09.9
T91 Sequela cedera leher dan badan
T91.0 Sequela cedera permukaan dan luka terbuka pada leher
dan badan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada:
S10-S11, S20-S21, S30-S31 dan T09.0-T09.1
T91.1 Sequela fraktur vertebra
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S12.-, S22.0S22.1, S32.0, S32.7 dan T08
T91.2 Sequela fraktur thorax dan pelvis lainnya

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

94

Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S22.2-S22.9,


S32.1-S32.5 dan S32.8
T91.3 Sequela cedera medulla spinalis
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada
S14.0-S14.1, S24.0-S24.1, S34.0-S34.1 dan T09.3
T91.4 Sequela cedera organ intrathorax
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S26-S27
T91.5 Sequela cedera organ intra-abdomen dan pelvik
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S36-S37
T91.8 Sequela cedera lain yang dijelaskan pada leher dan
badan

T91.9

Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada:


S13.-, S14.2-S14.6, S15-S18, S19.7-S19.8
S23.-, S24.2-S24.6, S25.-, S28.-, S29.0-S29.8
S33.-, S34.2-S34.8, S35.-, S38.-, S39.0-S39.8
T09.2 dan T09.4 -T09.8
Sequela cedera leher dan badan yang tidak dijelaskan

Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S19.9, S29.9,


S39.9 dan T09.9
T92 Sequela cedera anggota atas
T92.0 Sequela luka terbuka anggota atas
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S41.-, S51.-, S61.dan T11.1
T92.1 Sequela fraktur lengan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S42.-, S52.- dan
T10
T92.2 Sequela fraktur setinggi pergelangan dan tangan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S62.T92.3 Sequela dislokasi, sprain dan strain anggota atas
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S43.-, S53.-, S63.dan T11.2
T92.4 Sequela cedera syaraf anggota atas
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S44.-, S54.-, S64.dan T11.3
T92.5 Sequela cedera otot dan tendon pada anggota atas
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S46.-, S56.-, S66.dan T11.5
T92.6 Sequela cedera remuk dan amputasi trauma anggota
atas
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

95

Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S47-S48, S57S58, S67-S68 dan T11.6
T92.8 Sequela cedera lain yang dijelaskan pada anggota atas
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada
S40.-, S45.-, S49.7-S49.8, S50.-,S55.-, S59.7-S59.8,
S60.-, S65.-, S69.7-S69.8, T11.0, T11.4 dan T11.8
T92.9 Sequela cedera anggota atas yang tidak dijelaskan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S49.9, S59.9,
S69.9 dan T11.9
T93 Sequela cedera anggota bawah
T93.0 Sequela luka terbuka anggota bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S71.-, S81.-, S91.dan T13.1
T93.1 Sequela fraktur femur
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S72.T93.2 Sequela fraktur lain anggota bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S82.-, S92.- dan
T12
T93.3 Sequela dislokasi, sprain dan strain anggota bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S73.-, S83.-, S93.dan T13.2
T93.4 Sequela cedera syaraf anggota bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S74.-, S84.-, S94.dan T13.3
T93.5 Sequela cedera otot dan tendon pada anggota bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S76.-, S86.-, S96.dan T13.5
T93.6 Sequela cedera remuk dan amputasi trauma anggota
bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S77-S78, S87S88, S97-S98 dan T13.6
T93.8 Sequela cedera lain yang dijelaskan pada anggota bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S70.-, S75.-,
S79.7-S79.8,
S80.-,S85.-, S89.7-S89.8, S90.-, S95.-, S99.7-S99.8, T13.0,
T13.4 dan T13.8
T93.9 Sequela cedera anggota bawah yang tidak dijelaskan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S79.9, S89.9,
S99.9 dan T13.9

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

96

T94 Sequela cedera yang melibatkan daerah tubuh ganda dan


tidak dijelaskan
T94.0 Sequela cedera yang melibatkan daerah ganda pada
tubuh
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada T00-T07
T94.1 Sequela cedera pada daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada T14.T95 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite
T95.0 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite kepala dan leher
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada
T20.-, T33.0-T33.1, T34.0-T34.1 dan T35.2
T95.1 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite of badan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada
T21.-, T33.2-T33.3, T34.2-T34.3 dan T35.3
T95.2 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite anggota atas
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada
T22-T23, T33.4-T33.5, T34.4-T34.5 dan T35.4
T95.3 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite anggota bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada
T24-T25, T33.6-T33.8, T34.6-T34.8 dan T35.5
T95.4 Sequela luka bakar dan korosi yang hanya bisa
diklasifikasikan menurut luas keterlibatan permukaan
tubuh
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada T31-T32
T95.8 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite lain yang
dijelaskan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada T26-T29, T35.0T35.1 dan T35.6
T95.9 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite yang tidak
dijelaskan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada T30.-, T33.9,
T34.9 dan T35.7
T96 Sequela Keracunan drugs, medis dan zat biologis
Sequela keracunan yang bisa diklasifikasikan pada T36-T50
T97 Sequela toxic effects of substances chiefly nonmedicinal as
to source
Sequela efek toksik yang bisa diklasifikasikan pada T51-T65

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

97

T98 Sequela other dan tidak dijelaskan effects of penyebab luar


T98.0 Sequela efek benda asing yang masuk melalui lobang
alamiah
Sequela dari efek yang bisa diklasifikasikan pada T15-T19
T98.1 Sequela efek lain dan tidak dijelaskan dari penyebab
luar
Sequela dari efek yang bisa diklasifikasikan pada T66-T78
T98.2 Sequela komplikasi dini tertentu trauma
Sequela komplikasi yang bisa diklasifikasikan pada T79.T98.3 Sequela komplikasi asuhan bedah dan medis, not
elsewhere classified
Sequela komplikasi yang bisa diklasifikasikan pada T80-T88

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

98

CHAPTER XX.
PENYEBAB-PENYEBAB LUAR DARI
MORBIDITAS DAN MORTALITAS (V01Y98)
Bab ini, yang pada ICD revisi sebelumnya adalah klasfikasi
suplemen, memungkinkan klasifikasi peristiwa dan situasi di
lingkungan sebagai penyebab cedera, keracunan, dan efek tak
diinginkan lainnya. Kode dari bab ini digunakan untuk tambahan pada
kode dari bab lain yang menunjukkan bentuk kondisi, yang sering
diklasifikasikan pada Bab XIX [Cedera, keracunan dan konsekuensi
tertentu lain penyebab luar (S00-T98)]. Penyebab kematian sebaiknya
dikode menurut Bab XIX dan XX, tapi kalau hanya satu kode yang
ditabulasikan maka kode dari Bab XX yang diutamakan. Kondisi lain
yang dapat dinyatakan sebagai akibat penyebab luar diklasifikasikan
pada Bab I-XVIII. Untuk kondisi ini, kode dari Bab XX hanya digunakan
untuk informasi tambahan pada analisis kondisi ganda.
Kategori-kategori untuk sekuel penyebab
morbiditas dan mortalitas dimasukkan pada Y85-Y89

eksternal

dari

Bab ini berisi blok-blok berikut:


V01-X59. Kecelakaan
V01-V99 Kecelakaan transport
V01-V09
Pejalan kaki cedera dalam kecelakaan transport
V20-V19
Penunggang sepeda cedera dalam kecelakaan
transport
V20-V29
Penunggang sepeda motor cedera dalam kecelakaan
transport
V30-V39
Pengguna MV roda 3 cedera dalam kecelakaan
transport
V40-V49
Pengguna mobil cedera dalam kecelakaan transport
V50-V59
Pengguna truk atau van pick-up cedera dalam
kecelakaan transport
V60-V69
Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam
kecelakaan transport
V70-V79
Pengguna bus cedera dalam kecelakaan transport
V80-V89
Kecelakaan transport darat lainnya
V90-V94
Kecelakaan transport air
V95-V97
Kecelakaan transport udara dan angkasa luar
V98-V99
Kecelakaan transport yang lain dan tidak dijelaskan
W00-X59 Penyebab luar lain pada cedera kecelakaan
W00-W19
W20-W49
W50-W64

Jatuh
Terdedah tenaga mekanis bukan makhluk hidup
Terdedah tenaga mekanis makhluk hidup

W65-W74 Kecelakaan tenggelam


W75-W84 Ancaman pernafasan dari kecelakaan lain
W85-W99 Terdedah arus listrik, radiasi, serta suhu dan tekanan
ekstrim udara
X00-X09
Terdedah asap dan api
X10-X19
Kontak dengan panas dan benda panas
X20-X29
Kontak dengan hewan dan tanaman beracun
X30-X39
Terdedah kekuatan alam
X40-X49
Keracunan dan terdedah zat-zat beracun
X50-X57
Latihan berlebihan, perjalanan dan kekurangan
X58-X59
Kecelakaan karena terdedah faktor yang lain dan
tidak dijelaskan
X60-X84. Sengaja menyakiti diri sendiri
X85-Y09. Assault [serangan]
Y10-Y34. Kejadian yang niatnya tidak diketahui
Y35-Y36. Intervensi hukum dan pelaksanaan perang
Y40-Y84. Komplikasi asuhan medis dan bedah
Y40-Y59

Obat-obatan dan zat biologis penyebab efek tak

diinginkan dalam pengobatan


Y60-Y69

Salah tindak terhadap pasien sewaktu asuhan bedah

dan medis
Y70-Y82

Peralatan medis yang berhubungan dengan insiden

tak diinginkan dalam penggunaan diagnostik dan terapi


Y83-Y84

Pembedahan dan prosedur medis lainnya sebagai

penyebab reaksi abnormal pada pasien, atau komplikasi


kemudian, tanpa dinyatakan adanya kesalahan tindakan
pada waktu prosedur dilakukan
Y85-Y89. Sekuel penyebab luar morbiditas dan mortalitas
Y90-Y98. Faktor tambahan yang terkait dengan penyebab
morbiditas dan mortalitas c.e.

Kode aktifitas
Kategori berikut tersedia untuk digunakan sebagai variabel
terpisah penambah kategori V01-Y34 untuk menunjukkan aktifitas
korban pada saat kejadian berlangsung. Klasifikasi tambahan ini
jangan dikaburkan dengan, atau digunakan untuk mengganti kategori
yang tersedia untuk tempat kejadian yang dapat diklasifikasikan pada
W00-Y34
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

0. Ketika sedang melakukan aktifitas olahraga


Olahraga fisik dengan elemen fungsional yang jelas seperti:
golf, atletik sekolah, jogging, berkuda, trekking, skiing, waterskiing, berenang
1. Ketika sedang melakukan aktifitas santai
Aktifitas hobbi,
Aktifitas waktu santai dengan elemen hiburan seperti ke bioskop,
menari, atau pesta
Ikut dalam bagian atau aktifitas organisasi sukarela
Kecuali: Aktifitas olahraga (0)
2. Ketika bekerja mencari penghasilan
Pekerjaan yang dibayar (manual)(professional),
Transportasi (saat) ke dan dari aktifitas tersebut
Bekerja untuk gaji, bonus dan bentuk penghasilan lainnya
3. Ketika sedang melakukan pekerjaan lainnya
Tugas rumahtangga seperti: mengasuh anak dan keluarga lain,
mencuci, memasak, bertaman, memelihara rumah
Tugas-tugas yang biasanya seseorang tidak mendapatkan upah
Aktifitas belajar, misalnya menghadiri kegiatan atau pelajaran
sekolah
Sedang menjalani pendidikan
4. Ketika sedang istirahat, tidur, makan, atau melakukan
aktifitas vital lainnya
Melakukan aktifitas kebersihan pribadi
8. Ketika sedang melakukan aktifitas lain yang dijelaskan
9. Ketika sedang melakukan aktifitas yang tidak dijelaskan

Kecelakaan transport (V01-V99)


Bagian ini terbagi atas 12 kelompok. Kelompok yang
berhubungan
dengan
kecelakaan
transport
darat
(V01-V89)
menunjukkan bentuk transport dan dibagi untuk menunjukkan lawan
korban atau jenis kejadian. Kendaraan tempat korban berada
diidentifikasi pada dua karakter pertama, karena dianggap sebagai
faktor yang perlu diidentifikasi untuk pencegahan.
Kecuali: kecelakaan pada orang yang sedang memperbaiki peralatan
transportasi atau kendaraan (tidak sedang bergerak) asalkan
tidak dicederai oleh kendaraan lain yang sedang bergerak
(W00-X59)
Kecelakaan yang melibatkan kendaraan, tapi tidak
berhubungan dengan bahaya yang terkait dengan bentuk
transportasi [misal cedera yang diperoleh dalam perkelahian
di atas kapal; kendaraan transport yang terlibat bencana; jari
terjepit ketika menutup pintu mobil] (W00-X49)
menyakiti diri sendiri dengan sengaja (X81-X83),
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

serangan dengan menabrakkan MV (Y03.-),


kejadian yang niatnya tidak diketahui (Y31-Y33)
Istilah yang digunakan dalam teks ini:
:
MV: motor vehicle, kendaraan bermotor
TA: traffic accident, kecelakaan lalulintas
Non-TA: nontraffic accident, kecelakaan bukan lalulintas
Definisi-definisi yang berhubungan dengan kecelakaan transport
(a) Kecelakaan transport (V01-V99) adalah kecelakaan yang
melibatkan alat yang terutama dirancang atau saat itu digunakan
untuk, membawa orang atau barang dari satu tempat ke tempat
lain.
(b) Public highway (jalan raya) atau street (jalan umum) adalah
bagian antara batas hak milik (atau garis batas) tanah, yang
biasanya tersedia bagi masyarakat untuk memindahkan orang
atau harta benda dari satu tempat ke tempat lain. Roadway
(badan jalan) adalah bagian jalan umum yang biasa digunakan
untuk lalulintas kendaraan.
(c) Kecelakaan lalulintas (TA) adalah kecelakaan kendaraan yang
terjadi di jalan umum [misalnya berangkat dari, tiba di, atau
melibatkan kendaraan yang sebagian badannya berada di jalan
umum]. Kecelakaan kendaraan dianggap terjadi di jalan umum
kalau tempat lain tidak disebutkan, kecuali pada kecelakaan yang
hanya melibatkan MV off-road yang diklasifikasikan sebagai NonTA kalau tidak dinyatakan sebaliknya.
(d) Kecelakaan bukan-lalulintas (Non-TA) adalah kecelakaan
kendaraan yang seluruh bagiannya terjadi di tempat selain jalan
umum.
(e) Pejalan kaki adalah orang yang terlibat kecelakaan yang saat itu
tidak berada di dalam atau di atas MV, kereta api, trem,
kendaraan ditarik hewan atau lainnya, atau sedang di atas
sepeda atau binatang.
Termasuk:
orang yang: sedang berdiri, mengganti roda atau
memperbaiki kendaraan
pengguna alat pembawa pejalan kaki seperti:
push-cart, push-chair, kursi roda, perambulator,
pembawa bayi
skateboard, ice-skates, roller-skates, skis, sled,
scooter
(f) Pengemudi adalah pengguna kendaraan transport yang
menjalankan atau bermaksud menjalankan kendaraan tersebut
(g) Penumpang adalah pengguna kendaraan transport selain
pengemudi.
Kecuali:
orang yang berkendara di bagian luar kendaraan
lihat definisi (h)
(h) Orang yang berada di bagian luar kendaraan adalah orang yang
sedang dibawa oleh kendaraan tapi tidak mengisi ruangan yang

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

biasanya disediakan untuk pengemudi atau penumpang, atau


ruangan yang disediakan untuk transport barang-barang.
Termasuk
orang (yang berkendara pada): badan kendaraan,
tangga, bumper [fender], atap, bergantung di luar, papan
luncur kendaraan
(i) Sepeda adalah kendaraan transport darat yang hanya dijalankan
dengan pedal.
Termasuk:
sepeda roda dua atau roda tiga
Kecuali:
sepeda yang bermotor lihat definisi (k)
(j) Pengemudi sepeda adalah orang yang mengendarai sepeda atau
becak atau trailer yang dilekatkan pada sepeda tersebut.
(k) Sepeda motor adalah MV roda dua dengan satu atau dua sadel
penunggang dan kadang-kadang dengan roda ketiga untuk
menunjang becak samping. Becak samping dianggap sebagai
bagian dari sepeda motor.
Termasuk:
sepeda motor NOS, kombinasi, dengan becak
samping;
sepeda yang diberi motor, moped, motor scooter
Kecuali: tricyle bermotor lihat definisi (m)
(l) Penunggang (rider) sepeda motor adalah orang yang berkendara
di atas sepeda motor, atau di dalam becak samping atau trailer
yang dilekatkan pada kendaraan tersebut.
(m) MV beroda tiga adalah tricycle bermotor yang dirancang untuk
penggunaan di jalan.
Termasuk:
tricyle bermotor, rickshaw bermotor, mobil beroda
tiga
Kecuali: sepeda motor dengan becak samping - lihat definisi (k),
kendaraan khusus segala medan (all-terrain) - lihat
definisi (x)
(n) Mobil adalah MV roda empat yang dirancang terutama untuk
membawa sampai 10 orang. Sebuah karavan atau trailer yang
sedang ditarik oleh mobil dianggap sebagai bagian dari mobil
tersebut.
Termasuk:
minibus
(o) Kendaraan bermotor atau kendaraan bisa berarti berbagai
kendaraan transportasi. Penggunaan lokal istilah ini harus
ditentukan untuk mentukan kode yang sesuai. Kalau istilah
digunakan secara meragukan, gunakan kode yang tidak
dijelaskan. Sebuah karavan atau trailer yang sedang ditarik oleh
mobil dianggap sebagai bagian dari mobil tersebut
(p) Truk atau van pick up adalah MV beroda empat atau enam yang
dirancang terutama untuk membawa barang, beratnya kurang
dari batas lokal untuk kendaraan barang berat, dan tidak
memerlukan surat izin mengemudi (SIM) khusus.
(q) Kendaraan transport berat adalah MV yang dirancang terutama
untuk membawa barang, memenuhi kriteria lokal untuk
klasifikasi kendaraan barang berat berdasarkan berat kerbside

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

(biasanya di atas 3500 kg), dan memerlukan SIM khusus.


[kerbside = sisi yang naik ke atas badan timbangan MV]
(r) Bus adalah MV yang dirancang atau disesuaikan terutama untuk
membawa lebih dari 10 orang, dan memerlukan SIM khusus.
Termasuk: bus besar
(s) Kereta api atau kendaraan di atas rel adalah alat, dengan atau
tanpa gerbong, dirancang untuk lalulintas di atas rel.
Termasuk:
mobil listrik atau trem interurban yang berjalan di
jalur tersendiri,
kereta rel, apa pun sumber tenaganya [diesel] [listrik]
[uap]:
funicular [berkabel], monorail, dua rel, bawah
tanah, rel layang,
kendaraan lain yang dirancang untuk berjalan di atas rel
Kecuali:
mobil listrik interurban [trem], yang berjalan di
jalur tersendiri yang merupakan bagian jalan umum - lihat
definisi (s)
(t) Trem (streetcar) adalah alat yang dirancang dan digunakan
terutama untuk membawa orang di dalam kota, berjalan di atas
rel, biasanya mematuhi signal lalulintas, dan berjalan di jalur
sendiri yang merupakan bagian badan jalan. Trailer yang ditarik
trem dianggap bagian dari trem tersebut.
Termasuk:
trem listrik interurban, kalau disebutkan
beroperasi di jalan umum
(gerbong) tram, (gerbong) trolley
(u) Kendaraan khusus wilayah industri adalah MV yang dirancang
untuk digunakan terutama di dalam bangunan dan wilayah dari
tempat industri atau perdagangan
Termasuk:
truk (bagasi) (surat) atau kendaaan penumpang
airport bertenaga batere
truk bergerak sendiri di tempat industri,
truk bagasi stasiun, bermotor
(truk) forklift, mobil logging (kayu), gerbong batubara di
pertambangan,
tram, truk, atau tub [pembawa cairan] (bermotor) di
tambang atau galian
(v) Kendaraan khusus daerah pertanian adalah MV yang dirancang
untuk digunakan secara khusus di pertanian dan perkebunan
(hortikultura), misalnya untuk mengolah tanah, menyebar benih,
menuai panen, dan membawa barang-barang di pertanian.
Termasuk:
mesin panen, mesin pertanian bergerak sendiri,
traktor (dan trailer)
(w) Kendaraan konstruksi khusus adalah MV yang dirancang secara
khusus untuk digunakan dalam konstruksi (dan demolisi) jalan,
bangunan, dan struktur lainnya
Termasuk:
bulldozer, digger, dumper truck, earth-leveller
(perata tanah),
mechanical shovel (sekop mekanis), road-roller (mesin
giling)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

(x) Kendaraan semua medan (special all-terrain vehicle) adalah MV


yang dirancang khusus untuk menempuh medan kasar atau lunak
atau salju. Contoh rancangan khusus adalah konstruksi tinggi,
roda dan ban khusus, tracks, dan sokongan bantalan udara.
Termasuk:
hovercraft tanah dan rawa, mobil salju
Kecuali: hovercraft di perairan terbuka lihat definisi (x)
(x) Watercraft adalah alat untuk membawa penumpang atau barang
di atas air.
Termasuk:
hovercraft NOS
(y) Aircraft adalah alat untuk membawa penumpang atau barang di
udara.
Klasifikasi dan instruksi pengkodean kecelakaan transport
1. Kalau suatu kejadian tidak jelas sebagai TA atau Non-TA, anggap
sebagai:
a. TA kalau bisa diklasifikasikan pada kategori V10-V82 and V87.
b. Non-TA kalau bisa diklasifikasikan pada kategori V83-V86.
Untuk kategori ini korbannya bisa pejalan kaki, atau pengguna
kendaraan off-road
2. Kalau kecelakaan melibatkan lebih dari satu jenis transport,
gunakan urutan berikut:
a. aircraft dan spacecraft (V95-V97),
b. watercraft (V90-V94),
c. bentuk transport lainnya (V01-V89, V98-V99)
3. Kalau kecelakaan transport tidak menyatakan korban sebagai
pengguna kendaraan tapi dinyatakan tertabrak, terseret, cedera,
remuk, atau terbunuh oleh kendaraan termasuk
mobil, bus, sepeda motor, tricycle bermotor, (truk) pick up,
truk, van,
kereta api, trem, traktor, bulldozer, kendaraan rekreasi,
sepeda,
kendaraan ditarik hewan, hewan yang ditunggangi,
maka klasifikasikan korban sebagai pejalan kaki (kategori V01V09).
4. Kalau deskripsi kecelakaan transport tidak menunjukkan peranan
korban, seperti
kecelakaan, tabrakan, menabrak, reruntuhan NOS pada:
pesawat terbang, pesawat angkasa luar, kapal, watercraft,
sepeda, sepeda motor, tricycle bermotor, kendaraan rekreasi,
bus, mobil, van, (truk) pick up, truk, kereta api, streetcar, trem,
traktor, buldozer,
maka klasifikasikan korban sebagai pengguna atau penunggang
kendaraan tersebut.
Kalau lebih dari satu kendaraan terlibat, kendaraan yang
digunakan korban jangan ditebak kecuali kalau kendaraannya
sama. Tapi kodelah pada kategori yang sesuai pada V87-V88,
V90-V94, V95-V97, dengan memperhatikan urutan pada catatan 2
di atas.
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

5. Kalau kecelakaan transport, seperti kendaraan (motor)


(nonmotor) gagal berbelok atau lepas kontrol (akibat) ban pecah,
kerusakan bagian mekanis, pengemudi tertidur atau lengah, atau
kecepatan berlebihan menyebabkan tabrakan, klasifikasikan
kecelakaan ini sebagai tabrakan. Kalau yang terjadi adalah
kecelakaan selain tabrakan, klasifikasikan ini sebagai kecelakaan
non-tabrakan menurut jenis kendaraan yang terlibat.
6. Kalau kecelakaan transport terjadi pada kendaraan yang sedang
bergerak, seperti
jatuh, melompat, atau terdorong dari,
dihantam oleh benda yang dilemparkan ke,
cedera karena dilemparkan ke,
cedera akibat bagian yang bergerak dari;
keracunan akibat gas buangan yang dihasilkan oleh,
api yang berasal dari,
ledakan dari suatu bagian dari,
kerusakan suatu bagian dari,
objek yang jatuh ke dalam atau ke atas;
suatu bagian dari; atau objek di dalam
kendaraan yang sedang bergerak, menyebabkan tabrakan, maka
klasifikasikan kecelakaan ini sebagai tabrakan. Kalau kecelakaan
yang terjadi bukan tabrakan, klasifikasikan sebagai kecelakaan
non-tabrakan menurut jenis kendaraan yang terlibat
7. Kecelakaan transport darat yang dijelaskan sebagai:
tabrakan (akibat hilangnya kontrol) (di jalan raya) antara
kendaraan dengan:
tiang penunjang (jembatan)(overpass); tiang serbaguna;
pembatas antara jalan raya; daerah aman (safety island);
besi pengaman (guard rail) atau pagar pembatas;
rambu-rambu lalulintas atau marker (sementara);
dinding dari potongan yang dibuat untuk jalan
objek yang dilemparkan ke depan MV; batu jatuh, longsoran
(tak bergerak), pohon,
objek lain, baik tetap, bisa dipindahkan, atau sedang bergerak;
dimasukkan dalam V17.-, V27.-,V37.-, V47.-, V57.-, V67.- dan
V77.terbalik (tanpa tabrakan)
dimasukkan dalam V18.-, V28.-, V38.-, V48.-, V58.-, V68.-, dan
V78.tabrakan dengan hewan (kumpulan gembala)(tak digembalakan)
dimasukkan dalam V10.-, V20.-, V30.-, V40.-, V50.-, V60.- and
V70.tabrakan dengan kendaraan yang ditarik hewan atau hewan yang
sedang ditunggangi
dimasukkan dalam V16.-, V26.-, V36.-, V46.-, V56.-, V66.- and
V76.-.

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

Pejalan kaki cedera dalam laka-transport (V01-V09)


[Kecelakaan transport = laka-transport]
Kecuali: tabrakan (pembawa) pejalan kaki dengan (pembawa) pejalan
kaki lain (W51.-),
tabrakan pejalan kaki dengan pejalan kaki lain disusul dengan
jatuh (W03.-)
Subdivisi karakter ke-4 berikut digunakan pada kategori V01-V06:
.0 Non-TA
.1 TA
.9 Tidak dijelaskan TA atau Non-TA
V01. Tabrakan dengan sepeda
V02. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3
V03. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van
V04. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus
V05. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel
V06. Tabrakan dengan non-MVlain
Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, hewan yang
ditunggangi, trem
V09. Pejalan kaki cedera dalam laka-transport lain dan tidak
jelas
Termasuk: pejalan kaki cedera akibat kendaraan khusus
V09.0 Cedera dalam Non-TA akibat MV lain dan tidak jelas
V09.1

Cedera dalam Non-TA yang tidak jelas

V09.2

Cedera dalam TA akibat MV lain dan tidak jelas

V09.3

Cedera dalam TA yang tidak jelas

V09.9

Cedera dalam laka-transport yang tidak jelas

Penunggang sepeda cedera dalam laka-transport (V10V19)


Subdivisi karakter keempat berikut digunakan pada kategori V10-V18:
.0 Pengemudi sepeda cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang sepeda cedera dalam Non-TA
.2 Penunggang sepeda yang tidak jelas cedera dalam Non-TA
.3 Seseorang cedera ketika sedang naik atau turun dari
sepeda
.4 Pengemudi sepeda cedera dalam TA
.5 Penumpang sepeda cedera dalam TA
.9 Penunggang sepeda yang tidak jelas cedera dalam TA

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

V10. Penunggang sepeda tabrakan dengan pejalan kaki atau


hewan
Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau hewan yang
ditunggangi (V16.-)
V11. Tabrakan dengan sepeda lain
V12. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3
V13. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van
V14. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus
V15. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel
V16. Tabrakan dengan non-MVlain
Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang
ditunggangi, trem
V17. Tabrakan dengan objek tak bergerak
V18. Cedera dalam laka-transport bukan tabrakan
Termasuk: jatuh atau terlempar dari sepeda (tanpa didahului
tabrakan)
sepeda rebah: NOS, tanpa tabrakan
V19. Penunggang sepeda cedera dalam laka-transport lain dan
tidak jelas
V19.0 Pengemudi sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak
jelas, Non-TA
V19.1

Penumpang sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak

jelas, Non-TA
V19.2

Penunggang sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak

jelas, Non-TA
V19.3

Tabrakan sepeda NOS, Non-TA


Penunggang sepeda Non-TA yang tidak jelas

V19.4

Kecelakaan sepeda NOS, Non-TA


Penunggang sepeda cedera dalam Non-TA NOS
Pengemudi sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak

jelas, TA
V19.5

Penumpang sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak

jelas, TA

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

10

V19.6

Penunggang sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak

jelas, TA
V19.8

Tabrakan sepeda NOS (lalulintas)


Penunggang sepeda cedera dalam laka-transport lain

yang jelas
V19.9

Terjepit oleh bagian sepeda


Penunggang sepeda cedera dalam TA yang tidak jelas
Kecelakaan sepeda NOS

Penunggang sepeda motor cedera dalam laka-transport


(V20-V29)

Termasuk: moped, sepeda motor dengan becak samping, sepeda


bermotor, skooter motor
Kecuali:
MV roda tiga (V30-V39)
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V20-V28:
.0 Pengemudi sepeda motor cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang sepeda motor cedera dalam Non-TA
.2 Penunggang sepeda motor yang tidak jelas cedera dalam
Non-TA
.3 Seseorang cedera ketika naik atau turun dari sepeda motor
.4 Pengemudi sepeda motor cedera dalam TA
.5 Penumpang sepeda motor cedera dalam TA
.9 Penunggang sepeda motor yang tidak jelas cedera dalam TA
V20. Tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan
Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau hewan yang
ditunggangi (V26.-)
V21. Tabrakan dengan sepeda
V22. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3
V23. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van
V24. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus
V25. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel
V26. Tabrakan dengan kendaraan nonmotor lainnya
Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, hewan yang
ditunggangi, trem
V27. Tabrakan dengan objek tak bergerak
V28. Cedera dalam laka-transport bukan tabrakan
Termasuk: jatuh atau terlempar dari sepeda motor (tanpa didahului
tabrakan)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

11

sepeda motor rebah: NOS, tanpa tabrakan


V29. Cedera dalam laka-transport lain dan tak jelas
V29.0 Pengemudi sepeda motor tabrakan dengan MV lain dan
tak jelas dalam Non-TA
V29.1

Penumpang sepeda motor tabrakan dengan MV lain dan

tak jelas dalam Non-TA


V29.2

Penunggang sepeda motor tabrakan dengan MV lain dan

tak jelas dalam Non-TA


Tabrakan sepeda motor NOS, nontraffic
V29.3

Penunggang sepeda motor cedera dalam Non-TA yang

tak jelas
Kecelakaan sepeda motor NOS, nontraffic
Penunggang sepeda motor cedera dalam Non-TA NOS
V29.4

Pengemudi sepeda motor tabrakan dengan MV lain dan

tak jelas, TA
V29.5

Penumpang sepeda motor tabrakan dengan MV lain dan

tak jelas, TA
V29.6

Penunggang sepeda motor yang tak jelas tabrakan

dengan MV lain dan tak jelas, TA


Tabrakan sepeda motor NOS (lalulintas)
V29.8

Penunggang sepeda motor cedera dalam laka-transport

lain yang dijelaskan


V29.9

Terjepit oleh bagian sepeda motor


Penunggang sepeda motor cedera dalam TA yang tak

jelas
Kecelakaan sepeda motor NOS

Penumpang MV roda-tiga cedera dalam laka-transport


(V30-V39)
Termasuk:
Kecuali:

tricycle bermotor
sepeda motor dengan becak samping (V20-V29)
kendaraan yang dirancang terutama untuk penggunaan di
luar jalan (V86.-)
Subdivisi karakter keempat berikut digunakan pada kategori V30-V38:
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

12

.0 Pengemudi MV roda-tiga cedera dalam Non-TA


.1 Penumpang MV roda-tiga cedera dalam Non-TA
.2 Seseorang di bagian luar MV roda-tiga cedera dalam NonTA
.3 Pengguna yang tidak jelas pada MV roda 3 cedera dalam
Non-TA
.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun MV roda-tiga
.5 Pengemudi MV roda-tiga cedera dalam TA
.6 Penumpang MV roda-tiga cedera dalam TA
.7 Seseorang di bagian luar MV roda-tiga cedera dalam TA
.9 Pengguna yang tidak jelas pada MV roda 3 cedera dalam TA
V30. Tabrakan dengan pejalan kaki or animal
Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan or binatang
yang ditunggangi (V36.-)
V31. Tabrakan dengan sepeda
V32. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3
V33. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van
V34. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus
V35. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel
V36. Tabrakan dengan kendaraan tidak bermotor lain
Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, hewan yang
ditunggangi, trem
V37. Tabrakan dengan benda tak bergerak
V38. Pengguna MV roda 3 cedera dalam laka-transport bukan
tabrakan
Termasuk: jatuh atau terlempar dari MV roda 3
MV roda 3 terbalik: NOS, tanpa tabrakan
V39. Pengguna MV roda 3 cedera dalam laka-transport lain dan
tidak jelas
V39.0 Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tidak jela,s
Non-TA
V39.1

Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas,

Non-TA
V39.2

Pengguna tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-

TA
Tabrakan NOS yang melibatkan MV roda 3, bukan lalulintas
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

13

V39.3

Pengguna cedera dalam Non-TA yang tak jelas

Kecelakaan NOS yang melibatkan MV roda 3, bukan


lalulintas
Penumpang MV roda 3 cedera dalam Non-TA NOS
V39.4

Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, TA

V39.5

Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, TA

V39.6

Pengguna tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, TA

Tabrakan NOS yang melibatkan MV roda 3 (lalulintas)


V39.8

Pengguna cedera dalam laka-transport lain yang

dijelaskan
Terjepit oleh pintu atau bagian lain MV roda 3
V39.9

Pengguna cedera dalam TA yang tak jelas

Kecelakaan NOS yang melibatkan MV roda 3

Pengguna mobil cedera dalam laka-transport (V40-V49)


Termasuk: minibus
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V4O-V48:
.0 Pengemudi mobil cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang mobil cedera dalam Non-TA
.2 Seseorang di bagian luar mobil cedera dalam Non-TA
.3 Pengguna mobil yang tidak jelas cedera dalam Non-TA
.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun mobil
.5 Pengemudi mobil cedera dalam TA
.6 Penumpang mobil cedera dalam TA
.7 Seseorang di bagian luar mobil cedera dalam TA
.9 Pengguna mobil yang tidak jelas cedera dalam TA

V40. Tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan


Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau binatang yang
ditunggangi (V46.-)
V41. Tabrakan dengan sepeda
V42. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3
V43. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van
V44. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus
V45. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel
V46. Tabrakan dengan kendaraan tidak bermotor lainnya
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

14

Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang


ditunggangi, trem
V47. Tabrakan dengan objek tidak bergerak
V48. Cedera dalam laka-transport bukan tabrakan
Termasuk: mobil terbalik: NOS, tanpa tabrakan
V49. Cedera dalam laka-transport lain dan tidak jelas
V49.0 Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, NonTA
V49.1

Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-

TA
V49.2

Pengguna tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-

TA
Tabrakan mobil NOS, bukan lalulintas
V49.3

Pengguna cedera dalam Non-TA yang tak jelas

Kecelakaan mobil, bukan lalulintas; pengguna mobil


cedera, Non-TA NOS
V49.4

Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA

V49.5

Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA

V49.6

Pengguna tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA

Tabrakan mobil NOS (lalulintas)


V49.8

Pengguna cedera dalam laka-transport lain yang

dijelaskan
Terjepit oleh pintu atau bagian lain mobil
V49.9

Pengguna cedera dalam TA yang tak jelas

Kecelakaan mobil NOS

Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam lakatransport (V50-V59)

Kecuali: kendaraan transport berat (V60-V69)


Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V50-V58:
.0 Pengemudi truk pick-up atau van cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang truk pick-up atau van cedera dalam Non-TA
.2 Seseorang di bagian luar truk pick-up atau van cedera
dalam Non-TA
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

15

.3 Pengguna truk pick-up atau van yang tidak jelas cedera


dalam Non-TA
.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun truk pick-up atau
van
.5 Pengemudi truk pick-up atau van cedera dalam TA
.6 Penumpang truk pick-up atau van cedera dalam TA
.7 Seseorang di bagian luar truk pick-up atau van cedera
dalam TA
.9 Pengguna truk pick-up atau van yang tidak jelas cedera
dalam TA
V50. Tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan
Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau binatang yang
ditunggangi (V56.-)
V51. Tabrakan dengan sepeda
V52. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3
V53. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van
V54. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus
V55. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel
V56. Tabrakan dengan kendaraan tidak bermotor lain
Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang
ditunggangi, trem
V57. Tabrakan dengan objek tidak bergerak
V58. Pengguna cedera dalam laka-transport bukan tabrakan
Termasuk: truk pick-up atau van terbalik: NOS, tanpa tabrakan
V59. Pengguna cedera dalam laka-transport lain dan tak jelas
V59.0 Pengemudi abrakan dengan MV lain dan tak jelas, NonTA
V59.1

Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas,

Non-TA
V59.2

Pengguna yang tak jelas tabrakan dengan MV lain dan

tdak jelas, Non-TA


Tabrakan NOS yang melibatkan truk pick-up atau van,
bukan lalulintas
V59.3

Pengguna cedera dalam Non-TA yang tak jelas

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

16

Kecelakaan NOS yang melibatkan truk pick-up atau van,


bukan lalulintas
Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam Non-TA NOS
V59.4

Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA

V59.5

Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA

V59.6

Pengguna yang tak jelas tabrakan dengan MV lain dan

tak jelas, TA
Tabrakan NOS yang melibatkan truk pick-up atau van
(lalulintas)
V59.8

Pengguna cedera dalam laka-transport lain yang

dijelaskan
Terjepit oleh pintu atau bagian lain truk pick-up atau van
V59.9

Pengguna cedera dalam TA yang tidak jelas

Kecelakaan NOS yang melibatkan truk pick-up atau van

Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam


laka-transport (V60-V69)

Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V60-V68:


.0 Pengemudi kendaraan transport berat cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang kendaraan transport berat cedera dalam NonTA
.2 Seseorang di bagian luar kendaraan transport berat cedera
dalam Non-TA
.3 Pengguna kendaraan transport berat yang tidak jelas
cedera dalam Non-TA
.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun kendaraan
transport berat
.5 Pengemudi kendaraan transport berat cedera dalam TA
.6 Penumpang kendaraan transport berat cedera dalam TA
.7 Seseorang di bagian luar kendaraan transport berat cedera
dalam TA
.9 Pengguna kendaraan transport berat yang tidak jelas
cedera dalam TA
V60. Tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan
Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan or binatang yang
ditunggangi (V66.-)
V61. Tabrakan dengan sepeda
V62. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

17

V63. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van


V64. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus
V65. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel
V66. Tabrakan dengan kendaraan tidak bermotor lain
Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang
ditunggangi, trem
V67. Tabrakan dengan objek tidak bergerak
V68. Pengguna cedera dalam laka-transport bukan tabrakan
Termasuk: kendaraan transport berat terbalik: NOS, tanpa tabrakan
V69. Pengguna cedera dalam laka-transport lain dan tak jelas
V69.0 Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, NonTA
V69.1

Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-

TA
V69.2

Pengguna yang tak jelas tabrakan dengan MV lain dan

tak jelas, Non-TA


Tabrakan NOS yang melibatkan kendaraan transport berat,
bukan lalulintas

V69.3

Pengguna cedera dalam Non-TA yang tidak dijelaskan

Kecelakaan NOS yang melibatkan kendaraan transport


berat, bukan lalulintas
Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam Non-TA
NOS
V69.4

Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA

V69.5

Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, TA

V69.6

Pengguna yang tak jelas tabrakan dengan MV lain dan

tak jelas, TA
Tabrakan NOS yang melibatkan kendaraan transport berat
(lalulintas)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

18

V69.8

Pengguna cedera dalam laka-transport lain yang

dijelaskan
Terjepit oleh pintu atau bagian lain kendaraan transport
berat
V69.9

Pengguna cedera dalam laka-transport yang tak jelas

Kecelakaan NOS yang melibatkan kendaraan transport


berat

Pengguna bus cedera dalam laka-transport (V70-V79)

Kecuali: minibus (V40-V49)


Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V7O-V78:
.0 Pengemudi bus cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang bus cedera dalam Non-TA
.2 Seseorang di bagian luar bus cedera dalam Non-TA
.3 Pengguna bus yang tidak jelas cedera dalam Non-TA
.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun bus
.5 Pengemudi bus cedera dalam TA
.6 Penumpang bus cedera dalam TA
.7 Seseorang di bagian luar bus cedera dalam TA
.9 Pengguna bus yang tidak jelas cedera dalam TA
V70. Tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan
Kecuali: Tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan or binatang yang
ditunggangi (V76.-)
V71. Tabrakan dengan sepeda
V72. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3
V73. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van
V74. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus
V75. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel
V76. Tabrakan dengan non-MVlainnya
Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang
ditunggangi, trem
V77. Tabrakan dengan objek tak bergerak
V78. Pengguna bus cedera dalam laka-transport bukan tabrakan
Termasuk: bus terbalik: NOS, tanpa tabrakan
V79. Pengguna bus cedera dalam laka-transport lain dan tidak
jelas

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

19

V79.0

Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-

TA
V79.1

Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-

TA
V79.2

Pengguna yang tak jelas tabrakan dengan MV lain dan

tak jelas, Non-TA


Tabrakan bus: NOS, nontraffic
V79.3

Pengguna cedera dalam Non-TA yang tak jelas

Kecelakaan bus NOS, non-TA; pengguna bus cedera dalam


non-TA NOS
V79.4

Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA

V79.5

Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA

V79.6

Pengguna yang tak jelas tabrakan dengan MV lain dan

tak jelas, TA
Tabrakan bus NOS (lalulintas)
V79.8

Pengguna cedera dalam laka-transport lain yang

dijelaskan
Terjepit oleh pintu atau bagian lain bus
V79.9

Pengguna cedera dalam TA yang tidak jelas

Kecelakaan bus NOS

Laka-transport darat lainnya (V80-V89)


V80. Penunggang hewan atau pengguna kendaraan ditarik
hewan cedera dalam laka-transport
V80.0 Jatuh atau terlempar dari hewan atau kendaraan dalam
kecelakaan bukan tabrakan
Hewan atau kendaraan ditarik hewan terbalik: NOS, tanpa
tabrakan
V80.1

Tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan

Kecuali:

tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau

binatang ditunggangi (V80.7)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

20

V80.2

Tabrakan dengan sepeda

V80.3

Tabrakan dengan MV roda dua atau 3

V80.4

Tabrakan dengan mobil, truk pick-up, van, kendaraan

transport berat atau bus


V80.5

Tabrakan dengan MV lain yang jelas

V80.6

Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel

V80.7

Tabrakan dengan kendaraan tidak bermotor lain

Tabrakan dengan: binatang yang ditunggangi, kendaraan


ditarik hewan, trem
V80.8

Tabrakan dengan objek tak bergerak

V80.9

Penunggang cedera dalam laka-transport lain dan tidak

jelas
Kecelakaan kendaraan ditarik hewan NOS,
Kecelakaan penunggang hewan NOS
V81. Pengguna kereta api atau kendaraan rel cedera dalam lakatransport
Termasuk: orang yang berada di bagian luar kereta api
V81.0 Tabrakan dengan MV dalam Non-TA
V81.1

Tabrakan dengan MV dalam TA

V81.2

Tabrakan dengan atau dihantam oleh rolling stock

[kumpulan kendaraan beroda]


V81.3

Tabrakan dengan objek lain

Tabrakan kereta api NOS


V81.4

Orang cedera ketika naik atau turun dari kereta api atau

kendaraan rel
V81.5

Cedera akibat jatuh di dalam kereta api atau kendaraan

rel
Kecuali:

jatuh ketika kereta lepas dari rel:


didahului tabrakan (V81.0-V81.3); tanpa

didahului tabrakan (V81.7)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

21

jatuh ketika naik atau turun (V81.4)


V81.6

Cedera akibat jatuh dari kereta api atau kendaraan rel

Kecuali:

jatuh ketika kereta lepas dari rel [derailment]:


didahului tabrakan (V81.0-V81.3); tanpa

didahului tabrakan (V81.7)


jatuh ketika naik atau turun (V81.4)
V81.7

Cedera dalam derailment tanpa tabrakan

V81.8

Cedera dalam kecelakaan kereta api lain yang jelas

Ledakan atau api;


Dihantam oleh jatuhan: tanah, batu, pohon
Kecuali:

jatuh ketika kereta lepas dari rel [derailment]:


didahului tabrakan (V81.0-V81.3); tanpa

didahului tabrakan (V81.7)


V81.9

Cedera dalam kecelakaan kereta api yang tidak jelas

Kecelakaan kereta api NOS


V82. Pengguna trem cedera dalam laka-transport
Termasuk: orang yang berada di bagian luar trem
V82.0 Tabrakan dengan MV dalam Non-TA
V82.1

Tabrakan dengan MV dalam TA

V82.2

Tabrakan dengan atau dihantam oleh rolling stock

V82.3

Tabrakan dengan objek lain

Kecuali:

tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau

binatang ditunggangi (V82.8)


V82.4

Orang cedera ketika naik atau turun dari trem

V82.5

Cedera akibat jatuh di dalam trem

Kecuali:

jatuh: ketika naik atau turun (V82.4),

didahului tabrakan (V82.0-V82.3)


V82.6

Cedera akibat jatuh dari trem

Kecuali:

jatuh: ketika naik atau turun (V82.4); didahului

tabrakan (V82.0-V82.3)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

22

V82.7

Cedera dalam derailment tanpa didahului tabrakan

V82.8

Cedera dalam laka-transport lain yang jelas

Tabrakan dengan kereta api atau non-MVlain


V82.9

Cedera dalam TA yang tidak jelas

Kecelakaan trem NOS


V83. Pengguna kendaraan khusus industri cedera dalam lakatransport
Kecuali: kendaraan dalam penggunaan tak bergerak atau sedang
diperbaiki (W31.-)
V83.0 Pengemudi cedera dalam TA
V83.1

Penumpang cedera dalam TA

V83.2

Orang di bagian luar cedera dalam TA

V83.3

Pengguna yang tidak jelas cedera dalam TA

V83.4

Orang cedera ketika naik atau turun dari kendaraan

khusus industri
V83.5

Pengemudi cedera dalam Non-TA

V83.6

Penumpang cedera dalam Non-TA

V83.7

Seseorang di bagian luar cedera dalam Non-TA

V83.9

Pengguna yang tidak jelas pada cedera dalam Non-TA

Kecelakaan kendaraan khusus industri NOS


V84. Pengguna kendaraan khusus pertanian cedera dalam
kecelakaan transport
Kecuali: kendaraan dalam penggunaan tak bergerak atau sedang
diperbaiki (W30.-)
V84.0 Cedera dalam TA
V84.1

Penumpang cedera dalam TA

V84.2

Orang di bagian luar cedera dalam TA

V84.3

Pengguna yang tidak jelas cedera dalam TA

V84.4

Orang cedera ketika naik atau turun dari kendaraan

khusus pertanian
V84.5

Pengemudi cedera dalam Non-TA

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

23

V84.6

Penumpang cedera dalam Non-TA

V84.7

Orang di bagian luar cedera dalam Non-TA

V84.9

Pengguna yang tidak jelas cedera dalam Non-TA

Kecelakaan kendaraan khusus pertanian NOS


V85. Pengguna kendaraan khusus konstruksi cedera dalam lakatransport
Kecuali: kendaraan dalam penggunaan tak bergerak atau sedang
diperbaiki (W31.-)
V85.0 Pengemudi cedera dalam TA
V85.1

Penumpang cedera dalam TA

V85.2

Orang di bagian luar cedera dalam TA

V85.3

Pengguna yang tidak jelas cedera dalam TA

V85.4

Orang cedera ketika naik atau turun dari kendaraan

khusus konstruksi
V85.5

Pengemudi cedera dalam Non-TA

V85.6

Penumpang cedera dalam Non-TA

V85.7

Orang di bagian luar cedera dalam Non-TA

V85.9

Pengguna yang tidak jelas cedera dalam Non-TA

Kecelakaan kendaraan khusus konstruksi NOS


V86. Pengguna kendaraan khusus segala medan (all-terrain)
atau MV lain yang dirancang terutama untuk penggunaan offroad, cedera dalam cedera dalam laka-transport
Kecuali: kendaraan dalam penggunaan tak bergerak atau sedang
diperbaiki (W31.-)
V86.0 Pengemudi cedera dalam TA
V86.1

Penumpang cedera dalam TA

V86.2

Orang di bagian luar cedera dalam TA

V86.3

Pengguna yang ridak jelas cedera dalam TA

V86.4

Orang cedera ketika naik atau turun dari from MV

segala medan dan off-road lain


V86.5

Pengemudi cedera dalam Non-TA

V86.6

Penumpang cedera dalam Non-TA

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

24

V86.7

Orang di bagian luar cedera dalam Non-TA

V86.9

Pengguna yang tidak jelas lain cedera dalam Non-TA

Kecelakaan MV segala medan NOS, kecelakaan MV off-road


NOS
V87. TA yang jenisnya jelas tapi bentuk transportasi korban tak
diketahui
Kecuali: tabrakan yang melibatkan: pengemudi sepeda (V10-V19),
pejalan kaki (V01-V09)
V87.0 Tabrakan antara mobil dengan MV roda 2 atau 3 (TA)
V87.1

Tabrakan antara MV lain dengan MV roda 2 atau 3 (TA)

V87.2

Tabrakan antara mobil dengan truk pick-up atau van

(TA)
V87.3

Tabrakan antara mobil dengan bus (TA)

V87.4

Tabrakan antara mobil dengan kendaraan transport

berat (TA)
V87.5

Tabrakan antara kendaraan transport berat dengan bus

(TA)
V87.6

Tabrakan antara kereta api atau kendaraan rel dengan

mobil (TA)
V87.7

Tabrakan antara MV-MV lain yang jelas (TA)

V87.8

Laka-transport bukan tabrakan lain, melibatkan MV (TA)

V87.9

Laka- transport (tabrakan)(bukan tabrakan) lain,

melibatkan non-MV (TA)


V88. Non-TA yang jenisnya dijelaskan tapi bentuk transportasi
korban tak diketahui
Kecuali: tabrakan yang melibatkan: pengemudi sepeda (V10-V19),
pejalan kaki (V01-V09)
V88.0 Tabrakan antara mobil dengan MV roda 2 atau 3 (NonTA)
V88.1

Tabrakan antara MV lain dengan MV roda 2 atau 3 (Non-

TA)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

25

V88.2

Tabrakan antara mobil dengan truk pick-up atau van

(Non-TA)
V88.3

Tabrakan antara mobil dengan bus (Non-TA)

V88.4

Tabrakan antara mobil dengan kendaraan transport

berat(Non-TA)
V88.5

Orang cedera dalam tabrakan antara kendaraan

transport berat dengan bus (Non-TA)


V88.6

Tabrakan antara kereta api atau kendaraan rel dengan

mobil (Non-TA)
V88.7

Tabrakan antara MV-MV lain yang jelas (Non-TA)

V88.8

Laka-transport bukan tabrakan lain, melibatkan MV

(Non-TA)
V88.9

Laka-transport (tabrakan)(bukan tabrakan) lain,

melibatkan non-MV(Non-TA)
V89. Kecelakaan MV atau non-MV, jenis kendaraan tidak jelas
V89.0 Orang cedera dalam kecelakaan MV yang tidak jelas,
Non-TA
Kecelakaan MV NOS (Non-TA)
V89.1

Orang cedera dalam kecelakaan non-MV yang tidak jelas

(Non-TA)
Kecelakaan non-MVNOS (Non-TA)
V89.2

Orang cedera dalam kecelakaan MV yang tidak jelas (TA)

Kecelakaan MV (motor-vehicle accident [MVA]) NOS


Kecelakaan lalulintas jalan raya (Road (traffic) accident
[RTA]) NOS
V89.3

Orang cedera dalam kecelakaan non-MVyang tidak jelas

(TA)
TA non-MV NOS
V89.9

Orang cedera dalam kecelakaan kendaraan yang tidak

jelas

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

26

Tabrakan NOS

Laka-transport air (V90-V94)

Termasuk: kecelakaan watercraft dalam rangka aktifitas rekreasi


Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V90-V94:
.0 Kapal dagang
.1 Kapal penumpang; kapal ferry; liner
.2 Kapal ikan
.3 Kendaraan air lain dengan mesin; hovercraft (di perairan
terbuka); jet skis
.4 Kapal layar; yacht
.5 Canoe atau kayak
.6 Inflatable craft (tak bermesin)
.7 Water-skis
.8 Kendaraan air tanpa mesin lainnya; surf-board; windsurfer
.9 Kendaraan air yang tidak jelas; boat NOS; ship NOS;
watercraft NOS
V90. Kecelakaan pada watercraft yang menyebabkan tenggelam
Termasuk: tenggelam (drowning and submersion) akibat:
jatuh atau melompat dari: kapal terbakar,
tabrakan watercraft,
kapal terbalik atau tenggelam, kecelakaan
lain pada watercraft
Kecuali:
tenggelam pada transportasi air tanpa kecelakaan
watercraft (V92.-)
V91. Kecelakaan watercraft yang menyebabkan cedera lainnya
Termasuk: cedera selain tenggelam akibat kecelakaan watercraft:
cedera dalam kecelakaan watercraft yang melibatkan
tabrakan,
jatuh akibat tabrakan atau kecelakaan lain terhadap
watercraft,
remuk di antara kapal tabrakan, dihantam sekoci setelah
meninggalkan kapal,
terbakar ketika kapal terbakar,
dihantam objek yang jatuh akibat kecelakaan watercraft,
dihantam oleh kapal atau bagiannya setelah jatuh atau
melompat dari kapal rusak
Kecuali:
luka akibat api atau ledakan lokal di atas kapal (V93.-)
V92. Tenggelam pada transportasi air tanpa kecelakaan
watercraft
Termasuk: tenggelam akibat kecelakaan seperti:
jatuh: dari papan penghubung kapal ke
dermaga, dari kapal, ke air
terlempar ke air akibat gerakan kapal,
diterpa air sehingga jatuh keluar kapal
Kecuali:
tenggelamnya perenang atau penyelam yang melompat
dari kapal yang tidak mengalami kecelakaan (W69.-, W73.-)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

27

V93. Kecelakaan di atas kapal yang tidak kecelakaan, tidak


menyebabkan tenggelam
Termasuk: keracunan gas atau asap di kapal, kerusakan reaktor atom
watercraft
panas berlebihan di: kamar boiler, kamar mesin, kamar
penguapan, kamar api
ledakan boiler kapal uap, api lokal di atas kapal,
kecelakaan mesin watercraft
cedera di watercraft yang disebabkan oleh peralatan
mesin di :
deck, kamar mesin, galley (tempat
pendayung), laundry, pemuat
jatuh dari satu tingkat ketingkat lain, di tangga atau
jenjang pada watercraft
remuk oleh objek yang jatuh di atas kapal
V94. Laka-transport air lain dan tidak jelas
Termasuk: kecelakaan terhadap bukan pengguna watercraft
dihantam kapal ketika bermain ski air

Laka-transport udara dan angkasa luar (V95-V97)


V95. Kecelakaan pesawat udara bermesin yang mencederai
pengguna
Termasuk: kecelakaan pesawat udara (bermesin) yang: tabrakan
dengan objek bergerak, tak bergerak, atau bisa digerakkan;
jatuh, meledak, terbakar, mendarat darurat
V95.0 Kecelakaan helikopter yang mencederai pengguna
V95.1

Kecelakaan glider ultralight, microlight atau bermesin

yang mencederai pengguna


V95.2

Kecelakaan pesawat udara pribadi bersayap tetap

lainnya, mencederai pengguna


V95.3

Kecelakaan pesawat udara komersial bersayap tetap,

mencederai pengguna
V95.4

Kecelakaan pesawat angkasa luar yang mencederai

pengguna
V95.8

Kecelakaan pesawat udara lain yang mencederai

pengguna
V95.9

Kecelakaan pesawat udara yang tidak jelas mencederai

pengguna
Kecelakaan pesawat udara NOS, laka-transport udara NOS

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

28

V96. Kecelakaan pada pesawat udara tak bermesin yang


mencederai pengguna
Termasuk: kecelakaan pada aircraft tak bermesin yang:
tabrakan dengan objek bergerak, tak
bergerak, atau bisa digerakkan
jatuh, meledak, terbakar, mendarat darurat
V96.0 Kecelakaan balon yang yang mencederai pengguna
V96.1

Kecelakaan hang-glider yang mencederai pengguna

V96.2

Kecelakaan glider (tak bermesin) yang mencederai

pengguna
V96.8

Kecelakaan pesawat udara tak bermesin lain yang

mencederai pengguna
Kecelakaan layang-layang yang membawa orang
V96.9

Kecelakaan pesawat udara tak bermesin yang tidak

dijelaskan, mencederai pengguna


Kecelakaan pesawat udara tak bermesin NOS
V97 Laka-transport udara lain yang jelas
Termasuk: kecelakaan terhadap bukan pengguna pesawat udara
V97.0 Pengguna pesawat udara cedera dalam laka-transport
udara lain yang dijelaskan
Jatuh di dalam, ke atas, atau dari pesawat udara pada lakatransport udara
Kecuali:

kecelakaan ketika naik atau turun aircraft

(V97.1)
V97.1

Orang cedera ketika naik atau turun pesawat udara

V97.2

Penerjun payung cedera dalam laka-transport udara

Kecuali:

orang yang terjun setelah kecelakaan pesawat

udara (V95-V96)
V97.3

Orang di atas tanah cedera dalam laka-transport udara

Dihantam oleh objek yang jatuh dari pesawat udara


Terhisap oleh mesin jet, cedera karena baling-baling yang
sedang berputar
V97.8

Laka-transport udara lainnya, not elsewhere classified

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

29

Cedera akibat mesin-mesin pada pesawat udara


Kecuali:

kecelakaan pesawat udara NOS (V95.9)

menghadapi perubahan tekanan udara ketika naik


atau turun (W94.-)

Laka-transport lain dan tidak jelas (V98-V99)

Kecuali: kecelakaan kendaraan, jenis kendaraan tidak jelas (V89.-)


V98 Laka-transport lain yang dijelaskan
Termasuk: kecelakaan terhadap, pada, atau melibatkan:
ice-yacht, land-yacht, kereta kabel yang
tidak sedang di atas rel,
ski chair-lift [kursi gantung], ski-lift dengan
gondola
terperangkap atau diseret oleh kereta kabel yang tidak
sedang di atas rel
jatuh atau melompat dari kereta kabel yang tidak sedang
di atas rel
objek yang dilemparkan dari atau dalam kereta kabel yang
tidak sedang di atas rel
V99 Laka-transport yang tidak jelas

Penyebab eksternal lain pada cedera kecelakaan (W00X59)


Kode tempat kejadian
Kategori berikut tersedia untuk digunakan sebagai variabel
terpisah sebagai tambahan pada kategori W00-Y34 untuk menunjukkan
tempat kejadian penyebab luar kalau relevan:
.0. Rumah tempat tinggal
Rumah, perumahan, rumah kost, rumah dinas, rumah pertanian,
apartemen
Tempat tinggal yang bukan asrama
Jalan pribadi ke rumah, halaman rumah, taman rumah, garasi rumah
Karavan [trailer] di tempat tinggal, kolam renang di rumah atau
taman pribadi
Kecuali:
asrama atau panti (.1)
rumah sedang dibangun tapi belum ditempati (.6)
rumah yang ditinggalkan atau ditelantarkan (.8)
.1. Institusi residensial

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

30

Rumah titipan anak, panti yatim piatu, rumah orang tua, rumah
pensiunan
Asrama mahasiswa, sekolah reformasi, kamp militer, penjara
Hospice, rumah untuk orang sakit, rumah perawatan,
.2. Sekolah, institusi lain dan area administratif umum
Bangunan (dan halaman) yang digunakan masyarakat umum
atau kelompok tertentu seperti:
Clubhouse, dancehall, pusat remaja, teater, bioskop, music-hall,
opera-house
Taman kanak-kanak, sekolah (publik) (swasta) (pemda), college,
universitas, kampus
Institusi pendidikan tinggi, aula pertemuan, pustaka, gallery, public
hall
Kantor pos, museum, pengadilan, mesjid, gereja, rumah sakit, day
nursery
Kecuali:
asrama atau panti (.1), area sport dan atletik
(.3), gedung sedang dibangun (.6)
.3. Area sport dan atletik
Lapangan basket, cricket, tennis, baseball, sepakbola, golf, hockey,
squash
Tempat skating, menunggang kuda, kolam renang publik, stadion
Kecuali: Kolam renang atau lapangan tennis di rumah atau
taman pribadi (.0)
.4. Jalanan
Jalan bebas hambatan, jalan MV, trotoar, jalan setapak
.5. Area perdagangan dan jasa
Airport, stasiun (bus)(kereta api), stasiun pompa bensin
Kafe, restoran, kasino, bank, hotel, perkantoran, pusat pelayanan,
stasiun TV atau radio
Pasar, pertokoan, shopping mall, supermarket, garase komersial,
gudang komersial
Kecuali: Garase di rumah pribadi (.0)
.6. Area industri dan konstruksi
Bangunan [apa pun] yang sedang dibangun, terowongan yang sedang
dibangun,
Pembangkit tenaga listrik (batubara) (nuklir) (minyak)
Tambang minyak, oil rig dan instalasi offshore lainnya
Tempat penumpukan [pit] (batubara) (batu) (tanah)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

31

Pelabuhan, galangan kapal, halaman pabrik, bangunan pabrik


Halaman industri, workshop, gasworks
.7. Area pertanian
Bangunan dan tanah pertanian, peternakan
Kecuali: Rumah tempat tinggal di area pertanian (.0)
.8. Tempat-tempat lain yang dijelaskan
Pegunungan, hutan, padang pasir, prairie, sungai, danau, rawa,
jeram, kanal, laut, pantai
Pelabuhan laut, dock [penambatan kapal/perahu] NOS, reservoir air,
tempat parkir
Kebun binatang, taman (hiburan) (umum), perkemahan, tempat umum
NOS
Tempat karavan NOS, jalan kereta api, rumah yang terlantar, tempat
latihan militer
.9. Tempat tidak dijelaskan

Jatuh (W00-W19)
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian
(halaman XX: 18-19)
Kecuali: sengaja melukai diri sendiri (X80-X81), serangan fisik [assault]
(Y01-Y02)
jatuh (dalam) (dari):
kendaraan transport (V01-V99), hewan (V80.-),
mesin (yang bekerja) (W28-W31), ke air (dengan
tenggelam) (W65-W74),
bangunan terbakar (X00.-), ke dalam api (X00-X04, X08X09)
jatuh berulang yang tidak disebabkan kecelakaan (R29.6)
W00. Jatuh pada level sama yang melibatkan es dan salju
Kecuali:
jatuh dengan disebutkan: ice-skates and skis (W02.-),
jenjang (W10.-)
W01. Jatuh pada level sama akibat tergelincir, tersandung, dan
terantuk
Kecuali:
jatuh melibatkan es atau salju snow (W00.-)
W02. Jatuh yang melibatkan ice-skates, skis, roller-skates atau
skateboards
W03. Jatuh pada level sama yang lainnya akibat tabrakan
dengan, atau didorong orang lain
Termasuk: jatuh akibat tabrakan (pembawa) pejalan kaki dengan
(pembawa) pejalan kaki lain

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

32

Kecuali:

remuk atau terdorong oleh keramaian atau human


stampede (W52.-)
jatuh yang melibatkan es atau salju (W00.-)

W04. Jatuh ketika digotong atau dipapah orang lain


Termasuk: tidak sengaja terjatuh ketika sedang digotong
W05. Jatuh yang melibatkan kursi roda
W06. Jatuh yang melibatkan tempat tidur
W07. Jatuh yang melibatkan kursi
W08. Jatuh yang melibatkan furnitur lainnya
W09. Jatuh yang melibatkan peralatan playground
Kecuali: jatuh yang melibatkan mesin-mesin hiburan (W31.-)
W10. Jatuh dari jenjang
Termasuk jatuh (ke) (dari):
eskalator [jenjang berjalan], ramp [jalan mendaki dalam
gedung],
incline [belokan yang mengalihkan lintasan dari satu level
ke level lain]
melibatkan es atau salju pada jenjang
W11. Jatuh dari ladder (tangga dengan dua sisi tegak)
W12. Jatuh dari scaffold (tempat tukang bekerja lebih tinggi di
sekitar gedung)
W13. Jatuh dari, keluar dari, atau melalui bangunan atau suatu
struktur
Termasuk: jatuh dari, keluar dari, atau melalui:
lantai, dinding, atap, jendela, balkon,
railing (pembatas/pagar lantai), bangunan, tiang bendera,
menara, turret (menara kecil), jembatan, viaduct
(jembatan lengkung)
Kecuali:
kolapsnya suatu bangunan atau struktur (W20.-)
jatuh atau melompat dari bangunan atau struktur yang
terbakar (X00.-)
W14. Jatuh dari pohon
W15. Jatuh dari tebing batu
W16. Terjun atau melompat ke air menyebabkan cedera selain
tenggelam
Termasuk: menghantam permukaan air atau dasar air yang dangkal
menghantam dinding atau papan loncat di kolam renang

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

33

Kecuali:

kecelakaan tenggelam (W65-W74), menyelam dengan


suplai udara kurang (W81.-),
efek tekanan udara waktu menyelam (W94.-)

W17. Jatuh lainnya dari satu level ke level lain


Termasuk: jatuh dari atau ke dalam:
rongga, lobang, cekungan, sumur, lobang
galian terbuka, dock
tumpukan jerami, tiang batang, tanki
W18. Jatuh lainnya pada level yang sama
Termasuk
jatuh: akibat menabrak suatu objek, dari toilet, pada level
yang sama NOS
W19. Jatuh yang tidak jelas
Termasuk: jatuh NOS

Terdedah daya mekanis benda mati (W20-W49)

Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman


XX: 18-19)
Kecuali:
serangan (X85-Y09), sengaja melukai diri sendiri (X60X84)
kontak atau tabrakan dengan binatang atau orang (W50W64)
W20. Dihantam oleh objek yang dilemparkan, diarahkan atau
jatuh
Termasuk: terkurung reruntuhan tanpa asfiksia [tercekik] atau tak
bisa bernafas
bangunan runtuh, kecuali pada kebakaran
jatuhan: batu, pohon
Kecuali:
objek yang berjatuhan pada: laka-transport (V01-V99),
bencana alam (X34-X39)
kecelakaan mesin (W24.-, W28-W31),
objek yang digerakkan oleh: ledakan (W35-W40),
senjata api (W32-W34)
kolapsnya bangunan yang terbakar (X00.-), peralatan
olahraga (W21.-),
W21. Menghantam atau dihantam oleh peralatan olahraga
Termasuk
dihantam oleh: bola yang dipukul atau dilemparkan,
tongkat hockey
W22. Menghantam atau dihantam oleh objek lain
Termasuk: membentur dinding
W23. Terperangkap, remuk, terjepit atau terhimpit di dalam
atau di antara objek
Termasuk: terperangkap, remuk, terjepit atau terhimpit
antara objek-objek bergerak, antara objek bergerak dan
diam,
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

34

di dalam objek
seperti:
antara krat pengepakan dan lantai. akibat pegangan
terlepas,
objek melipat (folding), pintu geser dan rangkanya,
lingkar pengering mesin cuci
Kecuali: cedera akibat:
kendaraan transport yang sedang digunakan untuk
transportasi (V01-V99),
alat pengangkat dan transmisi (W24.-),
alat pemotong dan pelobang (W25-W27),
perkakas tangan tanpa mesin (W27.-),
mesin-mesin (W28-W31)
dihantam oleh objek yang dilemparkan, diarahkan atau
jatuh (W20.-)
W24. Kontak dengan alat pengangkat dan transmisi, not
elsewhere classified
Termasuk: winch silinder horizontal tempat kabel diputarkan
tali besar, kawat, rantai pengangkat, pulley (block) [balok
penarik],
drive belt [lantai berjalan], transmission belt or cable
kabel transmisi,
Kecuali:
laka-transport (V01-V99)
W25. Kontak dengan kaca tajam
Kecuali:
jatuh yang melibatkan kaca (W00-W19)
kaca terbang akibat ledakan atau letusan senjata api
(W32-W40)
W26. Kontak dengan pisau, pedang, atau belati
W27. Kontak dengan perkakas tangan tanpa mesin
Termasuk: garpu, obeng, hoe [obeng bengkok tegak lurus], pembuka
kaleng NOS
gunting, mesin jahit tanpa mesin, jarum, pemotong kertas,
rake [sapu dengan ujung-ujung baja, untuk mengumpulkan
sampah kering],
pitchfork [garpu pengangkat jerami], ice-pick [pengambil
es], shovel [sekop]
chisel [pahat], kapak, gergaji tangan,
Kecuali:
jarum hipodermik (W46.-)
W28. Kontak dengan pembersih halaman bermesin [lawnmower]
Kecuali:
berhadapan dengan arus listrik (W86.-)
W29. Kontak dengan perkakas tangan bermesin dan mesin
rumah tangga lainnya
Termasuk: blender, mesin cuci
alat bermesin seperti:

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

35

pengering putar, mesin jahit, pembuka


kaleng, gergaji, pisau,
perkakas taman, pemangkas tanaman,
perkakas pertukangan sendiri
Kecuali:
terdedah arus listrik (W86.-)
W30. Kontak dengan mesin-mesin pertanian
Termasuk: mesin pertanian bertenaga hewan, mesin-mesin pertanian
NOS
pemanen gabungan, reaper [pembantu panenan],
thresher [alat pemisah padi dari jerami], pengangkat
jerami
Kecuali:
kontak dengan mesin pertanian bertenaga atau ditarik
kendaraan lain (V01-V99),
berhadapan dengan arus listrik (W86.-)
W31. Kontak dengan mesin lain dan tidak jelas
Termasuk: mesin NOS, mesin hiburan
Kecuali:
kontak dengan mesin pertanian bertenaga atau ditarik
kendaraan lain (V01-V99),
berhadapan dengan arus listrik (W86.-)
W32. Tembakan senjata api genggam
Termasuk: senjata api untuk penggunaan dengan satu tangan: pistol,
revolver
Kecuali:
very pistol [pistol untuk sinyal cahaya] (W34.-)
W33. Tembakan bedil, shotgun dan senjata api yang lebih besar
Termasuk: bedil tentara, bedil berburu, senapan mesin
Kecuali:
senapan angin (W34.-)
W34. Tembakan senjata api lain dan tidak jelas
Termasuk: senapan angin, BB gun, very pistol [flare], luka tembakan
NOS, tertembak NOS,
W35. Ledakan dan pecahan boiler
W36. Ledakan dan pecahan silinder gas
Termasuk: kaleng aerosol, tanki udara, tanki gas bertekanan
W37. Ledakan dan pecahan ban, pipa, atau selang bertekanan
W38. Ledakan dan pecahan peralatan bertekanan lain yang jelas
W39. Tembakan kembang api
W40. Ledakan material lain
Termasuk: bahan peledak, gas eksplosif
ledakan (dalam): NOS, tempat pembuangan, pabrik,
gudang gandum, amunisi

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

36

W41. Dihadapkan pada jet bertekanan tinggi


Termasuk: jet hidraulik, jet pneumatik
W42 Dihadapkan pada kebisingan
Termasuk: gelombang suara, gelombang supersonik
W43. Dihadapkan pada getaran
Termasuk: gelombang suara infra
W44. Benda asing yang mausk melalui mata atau lobang alamiah
Kecuali:
cairan korosif (X49.-),
menghirup atau menelan benda asing dengan obstruksi
saluran nafas (W78-W80)
W45. Benda atau objek asing yang masuk melalui kulit
Termasuk: pinggir kertas yang kaku, kuku, serpihan, pinggir kaleng
Kecuali: kontak dengan:
kaca tajam (W25.-), pisau, pedang, atau
belati (W26.-),
perkakas tangan (tanpa listrik)(berlistrik)
(W27-W29),
jarum hipodermik (W46.-)
dihantam objek-objek (W20-W22)
W46. Kontak dengan jarum hipodermik
W49. Dihadapkan pada daya mekanis lain and tidak jelas dari
benda mati
Termasuk: daya gravitasi (G) abnormal

Terdedah daya mekanis makhluk hidup (W50-W64)

Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman


XX: 18-19)
Kecuali:
gigitan, berbisa (X20-X29), sengatan (berbisa) (X20-X29)
W50. Dipukul, ditendang, dipuntir, digigit, atau dicakar oleh
orang lain
Kecuali:
serangan fisik (X85-Y09), dihantam oleh objek-objek (W20W22)
W51. Diserang atau dihantam badan oleh orang lain
Kecuali:
tabrakan (pembawa) pejalan kaki dengan (pembawa)
pejalan kaki lainnya (W03.-)
W52. Diremuk, didorong, atau diinjak oleh kerumunan manusia
W53. Digigit tikus
W54. Digigit atau diserang anjing

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

37

W55. Digigit atau diserang mamalia lainnya


Kecuali:
kontak dengan mamalia laut (W56.-)
W56. Kontak dengan mamalia laut
Digigit atau diserang binatang laut
W57. Digigit atau disengat oleh insekta tak berbisa atau
artropoda tak berbisa lainnya
W58. Digigit atau diserang oleh buaya
W59. Digigit atau diremukkan oleh reptil lainnya
Termasuk: lizard, ular yang tak berbisa
W60. Kontak dengan duri dan tonjolan tanaman dan daun tajam
W64. Dihadapkan dengan daya mekanis makhluk hidup lain dan
tidak jelas

Tenggelam (W65-W74)

Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman


XX: 18-19)
Kecuali
tenggelam akibat: laka-transport (V01-V99), laka-transport
air (V90.-, V92.-),
bencana alam (X34-X39)
W65. Tenggelam ketika di bak mandi
W66. Tenggelam setelah jatuh ke dalam bak mandi
W67. Tenggelam ketika di kolam renang
W68. Tenggelam setelah jatuh ke kolam renang
W69. Tenggelam ketika di perairan alami
Termasuk: danau, sungai, jeram, laut terbuka
W70. Tenggelam setelah jatuh ke perairan alami
W73. Tenggelam lain yang jelas
Termasuk: tanki pemadam kebakaran, reservoir
W74. Tenggelam yang tidak jelas
Termasuk: tenggelam NOS, jatuh ke air NOS

Kecelakaan lain yang mengancam pernafasan (W75W84)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian
(halaman XX: 18-19)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

38

W75. Tercekik (suffocation and strangulation) karena


kecelakaan di tempat tidur
Termasuk: tercekik oleh alas kasur, bantal, badan ibu:
W76. Tercekik dan tergantung karena kecelakaan lainnya
W77. Ancaman pernafasan akibat terkurung, tanah longsor dan
benda jatuh lainnya
Termasuk: terkurung reruntuhan (cave-in) NOS
Kecuali:
cave-in akibat permukaan tanah berubah cataclysm
(X34-X39)
cave-in tanpa sesak nafas atau tercekik (W20.-)
W78. Inhalasi isi lambung
Termasuk: asfiksia atau tercekik oleh vomitus, aspirasi dan inhalasi
vomitus NOS
penekanan trakhea atau penghentian nafas akibat vomitus
di esofagus
obstruksi nafas akibat vomitus di esofagus
Kecuali:
cedera selain asfiksia atau obstruksi saluran nafas, akibat
vomitus (W44.-)
obstruksi esofagus oleh vomitus tanpa asfiksia atau
obstruksi nafas (W44.-)
W79. Menghirup dan menelan makanan menyebabkan obstruksi
saluran pernafasan
Termasuk: asfiksia atau tercekik oleh makanan (termasuk tulang atau
biji-bijian)
aspirasi dan inhalasi makanan (ke dalam saluran nafas)
NOS
kompresi trakhea, penghentian atau obstruksi nafas akibat
makanan di esofagus
obstruksi farings oleh (bolus) makanan
Kecuali:
inhalasi vomitus (W78.-)
cedera akibat makanan, selain asfiksia atau obstruksi
saluran nafas (W44.-)
obstruksi esofagus oleh makanan tanpa asfiksia atau
obstruksi nafas (W44.-)
W80. Menghirup dan menelan objek lain menyebabkan obstruksi
saluran pernafasan
Termasuk: asfiksia atau tercekik oleh objek selain makanan atau
vomitus, yang memasuki mulut atau hidung
aspirasi dan inhalasi benda asing, selain makanan atau
vomitus NOS
kompresi trakhea, penghentian atau obstruksi nafas akibat
benda asing di esofagus
benda asing di hidung, obstruksi farings oleh benda asing
Kecuali:
inhalasi vomitus atau makanan(W78-W79)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

39

cedera akibat benda asing, selain asfiksia atau obstruksi


saluran nafas (W44.-)
obstruksi esofagus oleh benda asing tanpa asfiksia atau
obstruksi nafas (W44.-)
W81. Terkurung atau terjebak di dalam lingkungan dengan
kadar oksigen rendah
Termasuk: terkurung di dalam refrigerator atau rongga kedap udara
lainnya
menyelam dengan suplai udara yang kurang
Kecuali:
nafas dihambat oleh kantong plastik (W83.-)
W83. Ancaman lain terhadap pernafasan
Termasuk: nafas dihambat oleh kantong plastik
W84. Ancaman bernafas yang tidak jelas
Termasuk: asfiksia NOS, aspirasi NOS, nafas terhambat (suffocation)
NOS

Terdedah listrik, radiasi, suhu dan tekanan udara


ekstrim (W85-W99)

Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman


XX: 18-19)
Kecuali: terdedah: panas alami (X30.-), dingin alami (X31.-), radiasi
alami NOS (X39.-)
terdedah cahaya matahari (X32.-), korban petir (X33.-)
reaksi abnormal terhadap komplikasi pengobatan, tanpa
disebutkan adanya kesalahan (Y84.2)
kesalahan terhadap pasien dalam prosedur bedah dan
medis (Y63.2-Y63.5)
W85. Terdedah kabel transmisi listrik
W86. Terdedah arus listrik lain yang jelas
W87. Terdedah arus listrik yang tidak jelas
Termasuk: luka atau cedera lain akibat arus listrik NOS, syok listrik
NOS, elektrokusi NOS
W88. Terdedah radiasi isonisasi
Termasuk: isotop radioaktif, sinar X
W89. Terdedah sinar terlihat dan ultraviolet buatan manusia
Termasuk: cahaya pengelasan
W90. Terdedah radiasi non-ionisasi lainnya
Termasuk: radiasi infrared, laser, frekuensi radio
W91. Terdedah jenis radiasi yang tidak jelas
W92. Terdedah panas berlebihan buatan manusia
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

40

W93. Terdedah dingin berlebihan buatan manusia


Termasuk: kontak dengan atau inhalasi:
es kering, udara cair, hidrogen cair atau
nitrogen cair,
terdedah unit deep-freeze dalam waktu lama
W94. Terdedah tekanan udara tinggi, rendah dan berubah-ubah
Termasuk: tekanan udara tinggi akibat menyelam terlalu cepat
penurunan tekanan atmosfir waktu naik ke permukaan
dari:
menyelam di air dalam, bawah tanah
tinggal atau berkunjung lama di tempat tinggi sebagai
penyebab:
anoxia, barodontalgia, barotitis, hypoxia,
mountain sickness
perubahan mendadak tekanan udara di dalam aircraft
sewaktu naik atau turun
W99. Terdedah faktor lingkungan buatan manusia yang lain dan
tidak jelas

Terdedah asap, api dan nyala (X00-X09)

Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman


XX: 18-19)
Termasuk: api akibat petir
Kecuali:
laka-transport (V01-V99), api ledakan (W35-W40), arson
[pembakaran] (X97.-)
X00. Terdedah api tak terkontrol di dalam bangunan atau
struktur
runtuhnya, dihantam objek yang jatuh dari, jatuh dari, atau
melompat dari:
bangunan atau struktur yang terbakar
api yang sangat panas dan tak terkontrol (conflagration)
api, lelehan dari, api membara: pada perabot
X01. Terdedah api tak terkontrol, bukan di dalam bangunan atau
struktur
Termasuk: api kebakaran hutan
X02. Terdedah api terkontrol di dalam bangunan atau struktur
Termasuk: api di perapian atau tungku
X03. Terdedah api terkontrol, bukan di dalam bangunan atau
struktur
Termasuk: api perkemahan
X04. Terdedah penyulutan material yang sangat mudah terbakar
Termasuk: pembakanan bensin, minyak tanah, minyak bakar
X05. Terdedah terbakar atau melelehnya pakaian malam
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

41

X06. Terdedah terbakar atau melelehnya bahan pakaian lain


Termasuk: penyulutan atau pelelehan perhiasan plastik
X08. Terdedah asap, api dan nyala lain yang jelas
X09. Terdedah asap, api dan nyala yang tidak jelas
Termasuk: kebakaran NOS, insinerasi NOS

Kontak dengan panas dan benda-benda panas (X10X19)

Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman


XX: 18-19)
Kecuali:
terdedah panas alami berlebihan (X30.-), api dan nyala
(X00-X09)
X10. Kontak dengan minuman, makanan, lemak dan minyak
makan panas
X11. Kontak dengan air kran panas
Termasuk: air panas di bak mandi, ember, wadah perendaman;
air panas yang mengalir dari selang, kran
X12, Kontak dengan cairan panas lainnya
Termasuk: air yang dipanaskan di tungku
Kecuali:
logam panas (cair) (X18.-)
X13. Kontak dengan uap air dan uap panas lain (vapour)
X14. Kontak dengan udara dan gas panas
Termasuk: inhalasi udara dan gas panas
X15. Kontak dengan peralatan rumah tangga yang panas
Termasuk: pemasak, plat panas, pemasak air, pan (kaca) (logam),
tungku, pemanggang roti
Kecuali:
alat pemanas (X16.-)
X16. Kontak dengan alat, radiator, dan pipa pemanas yang panas
X17. Kontak dengan mesin dan perkakas panas
Kecuali:
peralatan rumah tangga (X15.-), alat, radiator, dan pipa
pemanas (X16.-)
X18. Kontak dengan logam panas lainnya
Termasuk: logam cair
X19. Kontak dengan panas dan benda panas lain dan tidak jelas
Kecuali:
objek yang biasanya tidak panas, misalnya yang
dipanaskan api rumah (X00-X09)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

42

Kontak dengan hewan dan tanaman berbisa (X20-X29)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman
XX: 18-19)
Termasuk: zat kimia yang dilepaskan binatang atau serangga;
gigitan dan sengatan berbisa
pelepasan bisa dari taring, rambut, spina, lengan
(tentacles) dan perangkat lainnya
Kecuali:
menelan hewan atau tanaman berbisa (X49.-)

X20. Kontak dengan ular dan kadal berbisa


Termasuk: ular (berbisa), ular laut, kobra, rattlesnake, krait (ular
berbisa bewarna terang)
viper (ular Eropa), fer de lance (viper besar), Gila monster
(kadal besar)
Kecuali:
kadal (tak berbisa) (W59.-), ular tak berbisa (W59.-)
X21. Kontak dengan laba-laba berbisa
Termasuk: black widow spider, tarantula
X22. Kontak dengan kalajengking
X23. Kontak dengan wasps [hymenoptera], hornets [wasp besar
berbisa] dan lebah
Termasuk: yellow jacket [wasp kecil bertanda kuning berkelompok,
bersarang di tanah]
X24. Kontak dengan centipedes [kaki seratus] dan millipedes
(tropis) berbisa
X25. Kontak dengan arthropoda berbisa lain
Termasuk: semut, caterpillar (ulat)
X26. Kontak dengan binatang dan tanaman laut berbisa
Termasuk: coral, jellyfish, nematocysts
sea: anemone, cucumber, urchin
Kecuali:
binatang laut tidak berbisa (W56.-), ular laut (X20.-)
X27. Kontak dengan binatang berbisa lain yang jelas
X28. Kontak dengan tanaman berbisa lain yang jelas
Termasuk: penusukan racun atau toksin ke atau melalui kulit
oleh duri, spina atau cara lain tanaman
Kecuali:
menelan tanaman beracun (X49.-),
luka tusuk NOS duri atau spina tanaman (W60.-)
X29. Kontak dengan binatang atau tanaman berbisa yang tidak
jelas
Termasuk: sengatan (berbisa) NOS, gigitan berbisa NOS

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

43

Terdedah kekuatan alam (X30-X39)

Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman


XX: 18-19)
X30. Dihadapkan pada panas alami berlebihan
Termasuk: panas berlebihan penyebab sunstroke, terdedah panas
NOS
Kecuali:
panas berlebihan buatan manusia (W92.-)
X31. Dihadapkan pada dingin alami berlebihan
Termasuk: dingin berlebihan sebagai penyebab: chilblains NOS,
imersi kaki atau tangan
terdedah: dingin NOS, kondisi cuaca
Kecuali:
dingin berlebihan buatan manusia (W93.-)
kontak dengan atau inhalasi: es kering (W93.-), gas cair
(W93.-)
X32. Terdedah cahaya matahari
X33. Korban petir
Kecuali:
api akibat petir (X00-X09),
ditimpa pohon atau objek yang jatuh akibat petir (W20.-)
X34. Korban gempa bumi
X35. Korban letusan gunung berapi
X36. Korban longsor, tanah bergeser dan gerakan bumi lainnya
Termasuk: longsoran lumpur dalam jumlah yang sangat besar
Kecuali:
gempa bumi (X34.-), menabrak longsoran tak bergerak
(V01-V99)
X37. Korban hujan badai yang menghancurkan
Termasuk: hujan lebat, blizzard [badai salju], tornado [angin putting
beliung]
cyclone [angin berputar], hurricane [cyclone dengan hujan
dan angin kencang]
gelombang pasang akibat hujan badai
kendaraan transport terdorong ke luar jalan oleh hujan
badai
Kecuali:
kolaps bendungan atau struktur buatan menyebabkan
tanah bergerak (X36.-)
laka-transport setelah hujan badai (V01-V99)
X38. Korban banjir
Termasuk: banjir akibat hujan badai lokal atau kiriman, banjir hebat
akibat salju meleleh
Kecuali:
kolaps bendungan atau struktur buatan menyebabkan
pergerakan tanah (X36.-)
gelombang pasang: NOS (X39.-), akibat hujan badai
(X37.-)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

44

X39. Dihadapkan pada kekuatan alam lainnya dan tidak jelas


Termasuk: radiasi alam NOS, gelombang pasang NOS
Kecuali:
terdedah NOS (X59.9)

Keracunan dan terdedah zat-zat beracun (X40-X49)

Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman


XX: 18-19)
Untuk daftar obat dan zat lain yang diklasifikasikan pada kategori 3
karakter, lihat Table of drugs and chemicals di Alphabetical
Index. Bukti keterlibatan alkohol bersama zat yang disebutkan
di bawah bisa diidentifikasi dengan kode tambahan Y90-Y91.
Termasuk: overdosis tak sengaja, salah pemberian obat, dan obat
digunakan tidak sengaja
kecelakaan penggunaan obat dan zat biologis lain pada
prosedur medis dan bedah
keracunan (oleh diri sendiri), kalau tidak jelas kecelakaan
atau disengaja. Ikuti keputusan hukum kalau tersedia
Kecuali:
pemberian dengan maksud bunuh diri atau membunuh,
atau berniat melukai, atau dalam situasi yang bisa
diklasifikasikan pada X60-X69, X85-X90, Y10-Y19;
obat yang benar yang diberikan dengan pantas dalam
dosis pengobatan atau pencegahan sebagai penyebab efek tak
diinginkan (Y40-Y59)
X40. Keracunan dan terdedah analgetik, antipiretik, dan
antirematik non-opioid
Termasuk: derivat 4-aminophenol, nonsteroidal anti-inflammatory
drugs [NSAID]
derivat pirazolone, salisilat
X41. Keracunan dan terdedah obat antiepileptika, sedatifhipnotik, antiparkinson, dan psikotropika, not elsewhere
classified
Termasuk: antidepresant, penenang, barbiturat, neuroleptik,
iminostilbene, derivat hidantoin
komponen methaqualone, psychostimulant, suksinimida
dan oxazolidinedion
X42. Keracunan dan terdedah narkotika dan psikodisleptik
[hallusinogen], not elsewhere classified
Termasuk: (derivat) cannabis, cocaine, codeine, heroin, lysergide
[LSD], mescaline
methadone, morphine, opium (alkaloids)
X43. Keracunan dan terdedah obat lain sistem syaraf otonom
Termasuk: parasimpatolitik [antikolinergik dan antimuskarinik] dan
spasmolitik
parasympathomimetics [cholinergics],

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

45

simpatolitik [antiadrenergik], simpatomimetik


[adrenergik]
X44. Keracunan dan terdedah obat dan zat biologis lain dan
tidak jelas
Termasuk: obat sistem kardiovaskuler, sistem gastrointestinum
agen yang terutama bekerja pada otot polos dan lurik dan
sistem pernafasan
obat yang mempengaruhi metabolisme mineral dan asam
urat
agen keseimbangan air, hormon and substitusi sintetiknya,
agen sistemik dan hematologis, antibiotika sistemik dan
anti-infeksi lainnya
vaksin, gas-gas terapi, anestetik (general)(lokal), preparat
topis
X45. Keracunan dan terdedah alkohol
Termasuk: alkohol:
NOS, butyl [1-butanol], ethyl [ethanol],
isopropyl [2-propanol],
methyl [methanol], propyl [1-propanol]
fusel oil
X46. Keracunan dan terdedah pelarut organik dan hidrokarbon
berhalogen dan uapnya
Termasuk: benzene dan homolognya, carbon tetrachloride
[tetrachloromethane],
chlorofluorocarbons, (derivat) petroleum
X47. Keracunan dan terdedah gas dan uap lainnya
Termasuk: karbnon dioksida, nitrogen oksida, sulfur diokside, utility
gas
gas air mata [lacrimogenic gas, tear gas], gas buangan
motor (kendaraan)
Kecuali:
asap dan uap logam (X49.-)
X48. Keracunan dan terdedah pestisida
Termasuk: fumigants [zat dalam semprotan asap], pengawet kayu
fungisida, herbisida, insektisida, rodentisida
Kecuali:
makanan dan pupuk tanaman (X49.-)
X49. Keracunan dan terdedah zat kimia dan zat beracun lain dan
tak jelas
Termasuk: aromatika, asam, dan alkali kaustik yang bersifat korosif,
cat dan pewarna, perekat dan zat adhesif, sabun dan
deterjen,
makanan dan pupuk tanaman, makanan beracun dan
tanaman beracun
logam termasuk asap dan uapnya,
keracunan NOS
Kecuali:
kontak dengan binatang dan tanaman berbisa (X20-X29)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

46

Olahraga berlebihan, perjalanan dan keadaan


kekurangan (X50-X57)

Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman


XX: 18-19)
Kecuali: laka-transport (V01-V99), assault (X85-Y09)
X50. Olahraga berlebihan dan gerakan yang berat dan berulang
Termasuk: mengangkat objek berat atau angkat berat, lari maraton,
mendayung
X51. Travel dan berpindah
X52. Tinggal terlalu lama di lingkungan tanpa bobot
Termasuk: keadaan tanpa bobot di (simulator) pesawat ruang
angkasa
X53. Kehabisan makanan
Termasuk: kehabisan makanan sebagai penyebab: tanpa daya,
kelaparan, makan tak cukup
Kecuali:
tidak diacuhkan atau ditinggalkan oleh orang lain (Y06.-)
asupan air dan makanan kurang karena ketidak pedulian
sendiri (R63.6)
tidak peduli diri sendiri NOS (R46.8)
X54. Kehabisan air
Termasuk: kehabisan air sebagai penyebab dehidrasi atau tanpa daya
Kecuali:
tidak diacuhkan atau ditinggalkan (Y06.-)
X57. Privasi [kekurangan] lain yang tidak jelas
Termasuk: destitution [tanpa teman, uang, atau masa depan]

Terdedah faktor lain dan tidak jelas (X58-X59)

Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman


XX: 18-19)
X58. Terdedah faktor lain yang jelas
X59. Terdedah faktor yang tidak jelas
X59.0. Terdedah faktor yang tidak dijelaskan penyebab fraktur
X59.9

Terdedah faktor yang tidak dijelaskan penyebab cedera

lain dan tidak dijelaskan


Termasuk: kecelakaan NOS, terdedah NOS

Menyakiti diri sendiri dengan sengaja (X60-X84)

Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman


XX: 18-19)
Termasuk: sengaja meracuni atau mencederai diri sendiri,
(usaha) bunuh diri

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

47

X60. Meracuni diri dengan analgetik, antipiretik, dan


antirematik non-opioid
Termasuk: derivat 4-aminophenol, nonsteroidal anti-inflammatory
drugs [NSAID]
derivat pirazolon, salisilat
X61. Meracuni diri diri dengan obat antiepilepsi, sedatif
hipnotik, antiparkinson dan psikotropika, not elsewhere
classified
Termasuk: antidepresant, penenang, barbiturat, neuroleptik,
iminostilbene, derivat hidantoin
komponen methaqualone, psychostimulant, suksinimida
dan oxazolidinedion
X62. Meracuni diri diri dengan narkotika dan psikodisleptika
[hallusinogen], n. e. c.
Termasuk: (derivat) cannabis, cocaine, codeine, heroin, lysergide
[LSD], mescaline
methadone, morphine, opium (alkaloids)
X63. Meracuni diri diri dengan obat lain yang bekerja pada
sistem syaraf otonom
Termasuk: parasimpatolitik [antikolinergik dan antimuskarinik] dan
spasmolitik
parasympathomimetics [cholinergics]
simpatolitik [antiadrenergik], simpatomimetik
[adrenergik]
X64. Meracuni diri diri dengan obat-obatan dan zat biologis yang
lain dan tidak jelas
Termasuk: obat yang mempengaruhi: sistem kardiovaskuler, sistem
gastrointestinum
agen yang terutama bekerja pada otot polos dan lurik dan
sistem pernafasan
obat yang mempengaruhi metabolisme mineral dan asam
urat
hormon and substitusi sintetiknya, agen keseimbangan air
agen sistemik dan hematologis, antibiotika sistemik dan
anti-infeksi lainnya
vaksin, gas-gas terapi, anestetik (general)(lokal), preparat
topis
X65. Meracuni diri diri dengan alcohol
Termasuk: alkohol:
NOS, butyl [1-butanol], ethyl [ethanol],
isopropyl [2-propanol],
methyl [methanol], propyl [1-propanol]
fusel oil
X66. Meracuni diri diri dengan pelarut organik dan hidrokarbon
berhalogen dan uapnya

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

48

Termasuk: benzene dan homolognya, carbon tetrachloride


[tetrachloromethane],
chlorofluorocarbons, (derivat) petroleum
X67. Meracuni diri diri dengan gas dan uap lainnya
Termasuk: karbon monoxida, nitrogen oxida, sulfur dioxida, utility gas
gas air mata [lacrimogenic gas, tear gas], gas buangan
motor (kendaraan)
Kecuali:
asap dan uap logam (X49.-)
X68. Meracuni diri diri dengan pesticides
Termasuk: fumigants [zat dalam semprotan asap], pengawet kayu
fungisida, herbisida, insektisida, rodentisida
Kecuali:
makanan dan pupuk tanaman (X49.-)
X69. Meracuni diri dengan zat kimia dan beracun lain dan tidak
jelas
Termasuk: aromatika, asam, dan alkali kaustik yang bersifat korosif,
cat dan pewarna,
sabun dan deterjen, perekat dan zat adhesif, logam
Termasuk asap dan uapnya
makanan dan pupuk tanaman, makanan beracun dan
tanaman beracun
X70. Mencederai diri dengan bergantung, mencekik, dan
menutup nafas
X71. Mencederai diri dengan tenggelam
X72. Mencederai diri dengan tembakan pistol
X73. Mencederai diri dengan tembakan bedil, shotgun dan
senjata lebih besar
X74. Mencederai diri dengan tembakan senjata api lain dan
tidak jelas
X75. Mencederai diri dengan bahan peledak
X76. Mencederai diri dengan asap, api, dan nyala
X77. Mencederai diri dengan uap air, uap panas dan objek panas
X78. Mencederai diri dengan benda tajam
X79. Mencederai diri dengan benda tumpul
X80. Mencederai diri dengan melompat dari tempat tinggi
Termasuk: sengaja jatuh dari satu level ke level lainnya
X81. Mencederai diri dengan melompat atau berbaring di depan
objek bergerak
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

49

X82. Mencederai diri dengan menabrakkan MV


Termasuk: tabrakan yang disengaja terhadap: MV, kereta api, trem
Kecuali:
tabrakan pesawat (X83.-)
X83. Mencederai diri dengan cara lain yang jelas
Termasuk: mencederai diri dengan sengatan listrik, menabrakkan
pesawat terbang, zat kaustik [zat kimia yang bisa merusak
jaringan] selain peracunan
X84. Melukai diri dengan cara yang tidak jelas

Assault [serangan fisik] (X85-Y09)

Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman


XX: 18-19)
Termasuk: pembunuhan; cedera yang disebabkan orang lain dengan
tujuan untuk mencederai atau membunuh, dengan cara apa
pun
Kecuali:
cedera akibat: intervensi hukum (Y35.-) ,peperangan
(Y36.-)
X85. Serangan dengan obat-obatan dan zat biologis
Termasuk: pembunuhan dengan racun menggunakan: zat biologis,
obat, dan obat medis
X86. Serangan dengan zat korosif
Kecuali:
gas korosif (X88.-)
X87. Serangan dengan pestisida
Termasuk: pengawet kayu
Kecuali:
makanan dan pupuk tanaman (X89.-)
X88. Serangan dengan gas dan uap
X89. Serangan dengan zat kimia dan beracun lain yang jelas
Termasuk: makanan dan pupuk tanaman
X90. Serangan dengan zat kimia atau beracun yang tidak jelas
Termasuk: pembunuhan dengan racun NOS
X91. Serangan dengan menggantung, mencekik, dan menutup
pernafasan
X92. Serangan dengan penenggelaman
X93. Serangan dengan tembakan pistol
X94. Serangan dengan tembakan bedil, shotgun dan senjata api
lebih besar
X95. Serangan dengan tembakan senjata api lain dan tidak jelas

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

50

X96. Serangan dengan bahan peledak


Kecuali:
alat pembakar (X97.-)
X97. Serangan dengan asap, api dan nyala
Termasuk: pembakaran yang disengaja, rokok, alat pembakar
X98. Serangan dengan uap air, uap panas dan benda panas
X99. Serangan dengan benda tajam
Termasuk: ditusuk NOS
Y00. Serangan dengan benda tumpul
Y01. Serangan dengan pendorongan dari tempat tinggi
Y02. Serangan dengan mendorong atau meletakkan korban di
depan objek bergerak
Y03. Serangan dengan menabrakkan MV
Termasuk: sengaja menabrak atau melindas dengan MV
Y04. Serangan dengan kekuatan badan
Termasuk: perkelahian tangan kosong
Kecuali:
serangan dengan: pencekikan (X91.-), penenggelaman
(X92.-),
penggunaan senjata (X93-X95, X99.-, Y00.-),
serangan seksual dengan kekuatan badan (Y05.-)
Y05. Serangan seksual dengan kekuatan badan
Termasuk: (usaha) perkosaan, (usaha) sodomi
Y06. Tidak diacuhkan dan ditinggalkan [neglect and
abandonment]
Y06.0 Oleh pasangan hidup atau partner
Y06.1

Oleh orang tua

Y06.2

Oleh kenalan atau teman

Y06.8

Oleh orang lain yang dijelaskan

Y06.9

Oleh orang yang tidak dijelaskan

Y07. Sindroma salah perlakuan [maltreatment] lainnya


Termasuk: kekejaman mental, pelecehan fisik, pelecehan seksual,
penyiksaan
Kecuali:
tidak diacuhkan dan ditinggalkan (Y06.-),
serangan seksual dengan kekuatan badan (Y05.-)
Y07.0 Oleh pasangan hidup atau partner
Y07.1

Oleh orang tua

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

51

Y07.2

Oleh kenalan atau teman

Y07.3

Oleh penguasa resmi

Y07.8

Oleh orang lain yang dijelaskan

Y07.9

Oleh orang yang tidak dijelaskan

Y08. Serangan dengan cara lain yang jelas


Y09. Serangan dengan cara yang tidak jelas
Termasuk: (usaha) pembunuhan NOS
pembantaian (bukan-kecelekaan)

Kejadian yang maksudnya tidak diketahui (Y10-Y34)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian
(halaman XX: 18-19)
Bagian ini mencakup kejadian dengan informasi yang tidak
memadai bagi petugas medis atau hukum untuk menentukan
perbedaan antara kecelakaan, menyakiti diri sendiri atau serangan
fisik. Disini termasuk cedera yang dilakukan terhadap diri sendiri,
tapi bukan peracunan, kalau tidak dinyatakan kecelakaan atau
dengan maksud menyakiti (X40-X49). Ikuti keputusan hukum kalau
tersedia.
Y10. Peracunan oleh dan terdedah analgetik, antipiretik, dan
antirematik non-opioid, maksud tidak diketahui
Termasuk: derivat 4-aminophenol, nonsteroidal anti-inflammatory
drugs [NSAID]
derivat pirazolon, salisilat
Y11. Peracunan oleh dan terdedah obat antiepilepsi, sedatif
hipnotik, antiparkinson dan psikotropika, not elsewhere
classified, maksud tidak diketahui
Termasuk: antidepresant, penenang, barbiturat, neuroleptik,
iminostilbene, derivat hidantoin
komponen methaqualone, psychostimulant, suksinimida
dan oxazolidinedion
Y12. Peracunan oleh dan terdedah narkotika dan psikodisleptika
[hallucinogens], not elsewhere classified, maksud tidak
diketahui
Termasuk: (derivat) cannabis, cocaine, codeine, heroin, lysergide
[LSD], mescaline
methadone, morphine, opium (alkaloids)
Y13. Peracunan oleh dan terdedah obat lain yang bekerja pada
sistem syaraf otonom, maksud tidak diketahui

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

52

Termasuk: parasimpatolitik [antikolinergik dan antimuskarinik] dan


spasmolitik
parasimpatomimetik [cholinergics]
simpatolitik [antiadrenergik], simpatomimetik
[adrenergik]
Y14. Peracunan oleh dan terdedah obat, medikamen, dan zat
biologis lain dan tidak jelas, maksud tidak diketahui
Termasuk: obat yang mempengaruhi: sistem kardiovaskuler, sistem
gastrointestinum
agen yang terutama bekerja pada otot polos dan lurik dan
sistem pernafasan
obat yang mempengaruhi metabolisme mineral dan asam
urat
hormon and substitusi sintetiknya, agen keseimbangan air
agen sistemik dan hematologis, antibiotika sistemik dan
anti-infeksi lainnya
vaksin, gas-gas terapi, anestetik (general)(lokal), preparat
topis
Y15. Peracunan oleh dan terdedah alkohol, maksud tidak
diketahui
Termasuk: alkohol:
NOS, butyl [1-butanol], ethyl [ethanol],
isopropyl [2-propanol],
methyl [methanol], propyl [1-propanol]
fusel oil
Y16. Peracunan oleh dan terdedah pelarut organik dan
hidrokarbon berhalogen dan uapnya, maksud tidak diketahui
Termasuk: benzene dan homolognya, carbon tetrachloride
[tetrachloromethane],
chlorofluorocarbons, (derivat) petroleum
Y17. Peracunan oleh dan terdedah gas dan uap lainnya, maksud
tidak diketahui
Termasuk: carbon monoxide, nitrogen oxides, sulfur dioxide, utility
gas
gas air mata [lacrimogenic gas, tear gas], gas buangan
motor (kendaraan)
Kecuali:
asap dan uap logam (Y19.-)
Y18. Peracunan oleh dan terdedah pesticides, maksud tidak
diketahui
Termasuk: fumigants [zat dalam semprotan asap], pengawet kayu
fungisida, herbisida, insektisida, rodentisida
Kecuali:
makanan dan pupuk tanaman (X49.-)
Y19. Peracunan dan terdedah zat kimia dan beracun lain dan
tidak jelas, maksud tak diketahui

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

53

Termasuk: aromatika, asam, dan alkali kaustik yang bersifat korosif,


cat dan pewarna,
sabun dan deterjen, perekat dan zat adhesif, logam
termasuk asap dan uapnya
makanan dan pupuk tanaman, makanan beracun dan
tanaman beracun
Y20. Penggantungan, pencekikan, dan penutupan jalan nafas,
maksud tidak diketahui
Y21. Tenggelam, maksud tidak diketahui
Y22. Tembakan senjata genggam, maksud tidak diketahui
Y23. Tembakan bedil, shotgun, dan senjata api yang lebih besar,
maksud tidak diketahui
Y24. Tembakan senjata api lain dan tidak jelas, maksud tidak
diketahui
Y25. Kontak dengan bahan peledak, maksud tidak diketahui
Y26. Dihadapkan pada asap, api, dan nyala, maksud tidak
diketahui
Y27. Kontak dengan uap air, uap panas dan objek panas, maksud
tidak diketahui
Y28. Kontak dengan benda tajam, maksud tidak diketahui
Y29. Kontak dengan benda tumpul, maksud tidak diketahui
Y30. Jatuh, melompat, atau didorong dari tempat tinggi, maksud
tidak diketahui
Termasuk: korban yang jatuh dari satu tingkat ke tingkat lain,
maksud tidak diketahui
Y31. Jatuh, berbaring atau lari ke depan atau ke objek bergerak,
maksud tidak diketahui
Y32. Menabrakkan MV, maksud tidak diketahui
Y33. Kejadian lain yang jelas, maksud tidak diketahui
Y34. Kejadian yang tidak jelas, maksud tidak diketahui

Intervensi hukum dan pelaksanaan perang (Y35-Y36)


Y35. Intervensi hukum
Termasujk: Cedera yang disebabkan oleh polisi atau alat hukum lain,
termasuk tentara yang bertugas, dalam usaha menangkap

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

54

Y35.0

pelanggar hukum, menekan kekacauan, memelihara


ketertiban, dan tindakan hukum lain.
Intervensi hukum yang melibatkan tembakan senjata api

Intervensi hukum dengan: senapan mesin, revolver, pelet


bedil atau peluru karet
Y35.1

Intervensi hukum yang melibatkan peledak

Intervensi hukum dengan: dinamit, hulu ledak, granat, bom


mortir
Y35.2

Intervensi hukum yang melibatkan gas

Asfiksia oleh gas, cedera oleh gas air mata, keracunan oleh
gas
ketika intervensi hukum
Y35.3

Intervensi hukum yang melibatkan benda tumpul

Terpukul dengan: tongkat, kaki kursi, objek tumpul


ketika intervensi hukum
Y35.4

Intervensi hukum yang melibatkan benda tajam

tersayat, tertusuk, dicederai bayonet


ketika intervensi hukum
Y35.5

Eksekusi hukum

Eksekusi atas perintah hakim atau pemerintah [permanen


atau sementara], seperti: hukuman mati, ditembak,
diracun, dicekik dengan gas, dipancung, digantung,
disengat dengan listrik
Y35.6

Intervensi hukum yang melibatkan cara lain yang jelas


didorong

Y35.7

Intervensi hukum, cara-cara tidak jelas

Y36. Pelaksanaan perang


Cedera akibat perang yang terjadi setelah genjatan senjata
diklasifikasikan pada Y36.8.
Termasuk: cedera pada personil militer dan sipil akibat perang dan
pemberontakan sipil
Y36.0 Perang yang melibatkan ledakan senjata dari laut

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

55

tembakan artilleri dari laut, torpedo,


bom yang meledak pada kedalaman tertentu, ledakan
bawah laut,
ranjau laut, ranjau NOS di laut atau pelabuhan
Y36.1

Perang yang melibatkan penghancuran pesawat terbang


pesawat terbang: terbakar, meledak, ditembak jatuh
remuk dihantam pesawat terbang yang jatuh

Y36.2

Perang yang melibatkan ledakan dan pecahan lain

ledakan tak sengaja dari: mesiu yang digunakan dalam


perang, senjata sendiri
ledakan (dari): peluru artilleri, blok meriam, bom mortir
pecahan: peluru artilleri, peluru, granat, bom, ranjau darat,
rudal, roket
bom antipersonil (pecahan), ranjau NOS
sewaktu perang
Y36.3

Perang yang melibatkan api, kebakaran hebat, dan zat

panas
asfiksia, luka bakar, cedera lain: akibat api yang timbul
dari alat pembuat api atau senjata konvensional
bom minyak
Y36.4

Perang yang melibatkan tembakan senjata api dan

bentuk lain perang konvensional


luka pertempuran, cedera bayonet, pellet (shotgun),
tenggelam sewaktu perang NOS
peluru: karaben, senapan mesin, pistol, bedil, (peluru)
karet
Y36.5

Perang yang melibatkan senjata nuklir


efek ledakan, efek bola api, panas, terdedah radiasi

ionisasi
efek langsung lain dan efek sekunder dari senjata nuklir
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

56

Y36.6

Perang yang melibatkan senjata biologis

Y36.7

Perang yang melibatkan senjata kimia dan bentuk lain

perang non-konvensional
gas, asap dan zat kimia; laser
Y36.8

Perang yang terjadi setelah genjatan senjata


cedera akibat bom atau ranjau, yang waktu perang,

terjadi setelah gencatan senjata


cedera akibat perang [Y36.0-Y36.7 atau Y36.9], terjadi
setelah gencatan senjata
Y36.9

Perang, tidak jelas

Komplikasi asuhan medis dan bedah (Y40-Y84)

Catatan: Untuk daftar obat spesifik yang diklasifikasikan pada subdivisi


karakter ke-4, lihat Table of drugs and chemicals pada
Indeks alfabet.
Termasuk: komplikasi peralatan medis
obat yang benar yang diberikan dengan dosis terapi atau
pencegahan secara benar sebagai penyebab efek yang tidak
diinginkan
prosedur bedah dan medis sebagai penyebab reaksi
abnormal pasien, atau komplikasi kemudian, tanpa disebutkan
ada kecelakaan pada saat prosedur
kecelakaan pada pasien sewaktu asuhan bedah dan medis
Kecuali:
overdosis obat atau obat yang salah diberikan secara tidak
sengaja (X40-X44)

Obat-obatan dan zat biologis penyebab efek yang tidak


diinginkan dalam pengobatan (Y40-Y59)
Note:

Untuk daftar obat yang diberikan dalam subdivisi karakter


ke-4, lihat Table of drugs and chemicals di Alphabetical
Index.
Kecuali:
Kecelakaan dalam cara pemberian obat-obatan dan zat
biologis dalam prosedur bedah dan medis (Y60-Y69)
Y40. Antibiotika sistemik
Kecuali:
antibiotika antineoplastik (Y43.3), antibiotika topikal
(Y56.-)
Y40.0 Penisillin
Y40.1

Sefalosporin dan antibiotika beta-laktam lainnya

Y40.2

Group khloramphenikol

Y40.3

Makrolida

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

57

Y40.4

Tetrasiklin

Y40.5

Aminoglikosida

Streptomisin
Y40.6

Rifamisin

Y40.7

Antibiotika anti-jamur, dipakai secara sistemik

Y40.8

Antibiotika sistemik lainnya

Y40.9

Antibiotika sistemik, tidak jelas

Y41. Antiinfeksi dan antiparasit sistemik lainnya


Kecuali:
anti-infeksi topikal (Y56.-)
Y41.0 Sulfonamida
Y41.1

Obat antimikobakteria

Kecuali: streptomisin (Y40.5), rifamisin (Y40.6)


Y41.2

Antimalaria dan obat yang bekerja pada protozoa darah

lainnya
Kecuali: derivat hydroxyquinolin (Y41.8)
Y41.3

Obat antiprotozoa lainnya

Y41.4

Anthelminthika

Y41.5

Obat antivirus

Kecuali: cytarabine (Y43.1), amantadine (Y46.7)


Y41.8

Antiinfeksi dan antiparasit sistemik lain yang jelas

Derivat hydroxyquinolin
Kecuali: obat antimalaria (Y41.2)
Y41.9

Anti-infeksi dan antiparasit sistemik, tidak jelas

Y42. Hormon dan substitusi sintetik serta antagonisnya, not


elsewhere classified
Kecuali:
mineralokortikoid dan antagonistnya (Y54.0-Y54.1),
hormon paratiroid dan derivatnya (Y54.7), hormon
oksitosin (Y55.0)
Y42.0 Glukokortikoid dan analog sintetiknya
Kecuali: glukokortikoid, dipakai secara topikal (Y56.-)
Y42.1

Hormon tiroid dan substitusinya

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

58

Y42.2

Obat antitiroid

Y42.3

Insulin dan obat hipoglikemik [antidiabetika] oral

Y42.4

Kontrasepsi oral

Preparat berbahan ganda dan tunggal


Y42.5

Estrogen dan progestogen lainnya

Campuran dan substitusinya


Y42.6

Antigonadotrofin, antiestrogen, antiandrogen, not

elsewhere classified
Tamoxifen
Y42.7

Androgen dan zat anabolik lainnya

Y42.8

Hormon dan substitusi sintetik lain dan tidak jelas

Hormon pituitari anterior [adenohypophysis]


Y42.9

Antagonis hormon lainnya dan tidak jelas

Y43. Agen-agen yang terutama bersifat sistemik


Kecuali:
vitamin NEC (Y57.7)
Y43.0 Obat antiallergi dan antiemetik
Kecuali: neuroleptika berbasis fenotiazin (Y49.3)
Y43.1

Antimetabolit yang bersifat antineoplastik

Cytarabine
Y43.2

Produk alamiah antineoplastik

Y43.3

Obat antineoplastik lainnya

Antibiotika antineoplastik
Kecuali: tamoxifen (Y42.6)
Y43.4

Agen-agen immunosuppressif

Y43.5

Agen-agen pengasaman dan pembasaan

Y43.6

Enzim, not elsewhere classified

Y43.8

Agen lain yang primernya sistemik, not elsewhere

classified
Antagonis logam berat (heavy-metal)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

59

Y43.9

Agen yang primernya sistemik, tidak jelas

Y44. Agen-agen yang terutama mempengaruhi konstituen darah


Y44.0 Preparat besi dan preparat anti-anaemia hipokhromik
Y44.1

Vitamin B12, asam folat dan preparat anti-anaemia

megaloblastik
Y44.2

Antikoagulan

Y44.3

Antagonis antikoagulan, vitamin K dan koagulan lainnya

Y44.4

Obat antitrombotik [inhibitor aggregasi platelet]

Kecuali: acetylsalicylic acid (Y45.1), dipyridamole (Y52.3)


Y44.5

Obat-obat trombolitik

Y44.6

Darah alam dan produk darah

Kecuali: immunoglobulin (Y59.3)


Y44.7

Substitusi plasma

Y44.9

Agen lain dan tidak jelas yang mempengaruhi konstituen

darah
Y45. Obat analgesik, antipiretik dan antiperadangan
Y45.0 Opioid dan analgesik yang berhubungan
Y45.1

Salisilat

Y45.2

Derivat propionic acid

Derivat propanoic acid


Y45.3

Nonsteroidal anti-inflammatory drugs [NSAID] lainnya

Y45.4

Antirematik

Kecuali: chloroquine (Y41.2), glucocorticoids (Y42.0),


salicylates (Y45.1)
Y45.5

Derivat 4-aminophenol

Y45.8

Analgesik dan antipiretik lainnya

Y45.9

Analgesik, antipiretik dan anti-radang, tidak jelas

Y46. Obat antiepilepsi dan antiparkinsonisme


Kecuali:
barbiturat NEC (Y47.0), benzodiazepin (Y47.1),
paraldehida (Y47.3),
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

60

Y46.0

asetazolamide (Y54.2)
Suksinimida

Y46.1

Oxazolidinediones

Y46.2

Derivat hidantoin

Y46.3

Deoxibarbiturat

Y46.4

Iminostilbenes

Carbamazepine
Y46.5

Valproic acid

Y46.6

Antiepileptik lain dan tidak jelas

Y46.7

Obat antiparkinsonism

Amantadin
Y46.8

Obat antispastik

Kecuali: benzodiazepine (Y47.1)


Y47. Obat sedatif, hipnotik dan anticemass
Y47.0 barbiturat, not elsewhere classified
Kecuali: deoxibarbiturat (Y46.3), tiobarbiturat (Y48.1)
Y47.1

Benzodiazepin

Y47.2

Derivat cloral

Y47.3

Paraldehida

Y47.4

Komponen bromin

Y47.5

Sedatif dan hipnotik campuran, not elsewhere classified

Y47.8

Obat sedatif, hipnotik dan antianxietas lainnyaa

Methaqualone
Y47.9

Obat sedatif, hipnotik dan antianxietas, tidak jelas

Obat tidur NOS


Y48. Gas anestesi dan terapi
Y48.0 Anestetik yang dihirup
Y48.1

Anestetik parenteral

Tiobarbiturat

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

61

Y48.2

Anestetik umum lain dan tidak jelas

Y48.3

Anestetik lokal

Y48.4

Anestetik, tidak jelas

Y48.5

Gas-gas terapi

Y49. Obat psikotropika, not elsewhere classified


Kecuali:
barbiturat NEC (Y47.0), benzodiazepin (Y47.1),
methaqualon (Y47.8)
kokain (Y48.3), kaffein (Y50.2), penekan selera makan
[anorektika] (Y57.0)
Y49.0 Antidepressan trisiklik dan tetrasiklik
Y49.1

Antidepressan monoamine-oxidase-inhibitor [MAOI]

Y49.2

Antidepressan lain dan tidak jelas

Y49.3

Antipsikotik dan neuroleptik fenotiazin

Y49.4

Neuroleptika butirofenon dan tioxanthen

Y49.5

Antipsikotik dan neuroleptik lainnya

Kecuali: rauwolfia (Y52.5)


Y49.6

Psikodisleptika [hallucinogens]

Y49.7

Pikostimulan dengan potensi abuse

Y49.8

Obat psikotropika lainnya, not elsewhere classified

Y49.9

Obat psikotropika, tidak jelas

Y50. Perangsang sistem syaraf pusat, not elsewhere classified


Y50.0 Analeptika
Y50.1

Antagonis reseptor opioid

Y50.2

Metilxantin, not elsewhere classified

Kafein
Kecuali: aminophylline (Y55.6), theobromine (Y55.6),
theophylline (Y55.6)
Y50.8

Perangsang sistem syaraf pusat lainnya

Y50.9

Perangsang sistem syaraf pusat, tidak jelas

Y51. Obat yang primernya mempengaruhi sistem syaraf otonom

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

62

Y51.0

Agen antikolinesterase

Y51.1

Parasimpatomimetika [cholinergics] lainnya

Y51.2

Ganglionic blocking drugs, not elsewhere classified

Y51.3

Parasimpatolitika [antikolinergik dan antimuskarinik]

dan spasmolitika lain, NEC


Papaverine
Y51.4

Agonis predominan alfa-adrenoreseptor, not elsewhere

classified
Metaraminol
Y51.5

Agonis predominan beta-adrenoreseptor, not elsewhere

classified
Kecuali: salbutamol (Y55.6)
Y51.6

Antagonis alfa-adrenoreseptor, not elsewhere classified

Kecuali: alkaloid ergot (Y55.0)


Y51.7

Antagonis beta-adrenoreseptor, not elsewhere classified

Y51.8

Centrally acting and adrenergic-neuron-blocking agents,

not elsewhere classified


Kecuali: clonidine (Y52.5), guanethidine (Y52.5)
Y51.9

Obat lain dan tidak jelas yang primernya mempengaruhi

sistem syaraf otonom


Obat perangsang adrenoreseptor alfa- dan betaY52. Agen-agen yang primernya mempengaruhi sistem
kardiovaskuler
Kecuali:
metaraminol (Y51.4)
Y52.0

Glikosida perangsang jantung dan obat yang memiliki

cara kerja yang sama


Y52.1

Calcium-channel blockers

Y52.2

Obat antidisritmika lainnya, not elsewhere classified

Kecuali: antagonis beta-adrenoreseptor (Y51.7)


Y52.3

Vasodilator a. coronaria, not elsewhere classified

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

63

Dipyridamole
Kecuali: antagonis beta-adrenoreseptor (Y51.7), calciumchannel blocker (Y52.1)
Y52.4

Angiotensin-converting-enzyme inhibitors

Y52.5

Obat antihipertensif lainnya, not elsewhere classified

Clonidine, guanethidine, rauwolfia


Kecuali:

antagonis beta-adrenoreseptor (Y51.7), Ca-

channel blocker (Y52.1)


diuretika (Y54.0-Y54.5)
Y52.6

Obat antihiperlipidemika dan antiarteriosklerotika

Y52.7

Vasodilator perifer

(Derivat) nicotinic acid


Kecuali: papaverine (Y51.3)
Y52.8

Obat antivarises, termasuk sclerosing agents

Y52.9

Agen lain dan tidak jelas yang primernya mempengaruhi

sistem kardiovaskuler
Y53. Agen yang primernya mempengaruhi sistem
gastrointestinum
Y53.0 Antagonis reseptor H2 histamine
Y53.1

Obat antasid dan antisekresi lambung lainnya

Y53.2

Laxatif stimulan

Y53.3

Laxatif salin and osmotik

Y53.4

Laxatif lain

Intestinal atonia drugs


Y53.5

Digestan

Y53.6

Antidiare

Kecuali: antibiotik dan anti-infektif sistemik lainnya(Y40Y41)


Y53.7

Emetika

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

64

Y53.8

Agen lain yang primernya mempengaruhi sistem

gastrointestinum
Y53.9

Agen yang primernya mempengaruhi sistem

gastrointestinum, tidak jelas


Y54. Agen yang mempengaruhi keseimbangan air dan
metabolisme mineral dan asam urat
Y54.0 Mineralokortikoid
Y54.1

Antagonis mineralokortikoid [antagonis aldosteron]

Y54.2

Inhibitor carbonic-anhydrase

Asetazolamide
Y54.3

Derivat benzotiadiazin

Y54.4

Diuretik loop [high-ceiling]

Y54.5

Diuretik lainnya

Y54.6

Agen keseimbangan elektrolit, kalorik dan air

Garam rehidrasi oral


Y54.7

Agen yang mempengaruhi kalsifikasi

Hormon paratiroid and derivatnya, group vitamin D


Y54.8

Agen yang mempengaruhi metabolisme asam urat

Y54.9

Garam mineral, not elsewhere classified

Y55. Agen yang primernya bekerja pada otot polos dan otot
lurik, dan sistem pernafasan
Y55.0 Obat okstosik
Alkaloid ergot
Kecuali: estrogen, progestogen and antagonisnya (Y42.5Y42.6)
Y55.1

Relaxan otot lurik [neuromuscular blocking agents]

Kecuali: obat antispastik (Y46.8)


Y55.2

Agen lain dan tidak jelas yang primernya bekerja pada

otot
Y55.3

Antitusif

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

65

Y55.4

Expektoran

Y55.5

Obat anti-common-cold

Y55.6

Antiastmatika, not elsewhere classified

Aminophylline, salbutamol, theobromine, theophylline


Kecuali:

agonists beta-adrenoreceptor (Y51.5)

hormon pituitary anterior [adenohypophysis] (Y42.8)


Y55.7

Agen lain dan tidak jelas yang primernya bekerja pada

sistem pernafasan
Y56. Agen-agen topikal yang terutama mempengaruhi kulit dan
membran mukosa, obat mata, obat telinga, hidung dan
tenggorokan (THT), dan obat gigi
Termasuk: glukokortikoid, topikal
Y56.0 Obat anti-jamur, anti-infeksi and anti-peradangan lokal,
not elsewhere classified
Y56.1

Antipruritika

Y56.2

Astringen lokal dan detergen lokal

Y56.3

Emollien, demulsen dan protektan

Y56.4

Keratolitik, keratoplastik serta obat dan preparat

pengobatan rambut lainnya


Y56.5

Obat dan preparat oftalmologis

Y56.6

Obat dan preparat otorhinolaryngologi [THT]

Y56.7

Obat gigi, yang dipakai secara topikal

Y56.8

Agen topikal lainnya

Spermisida
Y56.9

Agen topikal, tidak jelas

Y57. Obat-obatan lain dan tidak jelas


Y57.0 Depresan selera makan [anorectics]
Y57.1

Obat lipotropik

Y57.2

Antidotum dan chelating agents, not elsewhere classified

Y57.3

Alcohol deterrents

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

66

Y57.4

Pharmaceutical excipients bahan-bahan pembawa obat

Y57.5

Media kontras X-ray

Y57.6

Agen diagnostik lainnya

Y57.7

Vitamin, not elsewhere classified

Kecuali:

vitamin B12 (Y44.1), vitamin K (Y44.3),

nicotinic acid (Y52.7), vitamin D (Y54.7)


Y57.8

Obat-obatan lainnya

Y57.9

Obat-obatan, tidak jelas

Y58. Vaksin-vaksin bakteri


Y58.0 Vaksin BCG
Y58.1

Vaksin tifoid and paratifoid

Y58.2

Vaksin kholera

Y58.3

Vaksin plague

Y58.4

Vaksin tetanus

Y58.5

Vaksin difteria

Y58.6

Vaksin pertussis, termasuk kombinasi dengan sebuah

komponen pertussis
Y58.8

Vaksin bakteri campuran, kecuali kobinasi dengan

sebuah komponen pertussis


Y58.9

Vaksin-vaksin bakteri lain dan tidak jelas

Y59. Vaksin dan zat biologis lain dan tidak jelas


Y59.0 Vaksin virus
Y59.1

Vaksin rickettsia

Y59.2

Vaksin protozoa

Y59.3

Vaksin immunoglobulin

Y59.8

Vaksin dan zat biologis lain yang dijelaskan

Y59.9

Vaksin atau zat biologis, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

67

Kecelakaan pada pasien sewaktu asuhan bedah dan


medis (Y60-Y69)
Kecuali: kerusakan peralatan medis (sewaktu prosedur) (setelah
implantasi) (sewaktu penggunaan) (Y70-Y82)
prosedur bedah dan medis sebagai penyebab reaksi
abnormal pasien, tanpa disebutkan kesalahan pada saat
prosedur (Y83-Y84)

Y60. Robekan, tusukan, perforasi atau perdarahan yang tidak


disengaja sewaktu asuhan bedah dan medis
Y60.0 Sewaktu operasi bedah
Y60.1

Sewaktu infus atau transfusi

Y60.2

Sewaktu dialisis ginjal atau perfusi lainnya

Y60.3

Sewaktu injeksi atau imunisasi

Y60.4

Sewaktu pemeriksaan endoskopik

Y60.5

Sewaktu kateterisasi jantung

Y60.6

Sewaktu aspirasi, pungsi dan kateterisasi lainnya

Y60.7

Sewaktu pemberian enema

Y60.8

Sewaktu asuhan bedah dan medis lainnya

Y60.9

Sewaktu asuhan bedah dan medis yang tidak jelas

Y61. Benda asing tertinggal di dalam tubuh sewaktu asuhan


bedah dan medis
Y61.0 Sewaktu operasi bedah
Y61.1

Sewaktu infus atau transfusi

Y61.2

Sewaktu dialisis ginjal atau perfusi lainnya

Y61.3

Sewaktu injeksi atau imunisasi

Y61.4

Sewaktu pemeriksaan endoskopik

Y61.5

Sewaktu kateterisasi jantung

Y61.6

Sewaktu aspirasi, pungsi dan kateterisasi lainnya

Y61.7

Sewaktu pengeluaran kateter atau packing

Y61.8

Sewaktu asuhan bedah dan medis lainnya

Y61.9

Sewaktu asuhan bedah dan medis yang tidak jelas

Y62. Kesalahan sterilisasi sewaktu asuhan bedah dan medis


ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

68

Y62.0

Sewaktu operasi bedah

Y62.1

Sewaktu infus atau transfusi

Y62.2

Sewaktu dialisis ginjal atau perfusi lainnya

Y62.3

Sewaktu injeksi atau imunisasi

Y62.4

Sewaktu pemeriksaan endoskopik

Y62.5

Sewaktu kateterisasi jantung

Y62.6

Sewaktu aspirasi, pungsi dan kateterisasi lainnya

Y62.8

Sewaktu asuhan bedah dan medis lainnya

Y62.9

Sewaktu asuhan bedah dan medis yang tidak jelas

Y63. Kesalahan dosis sewaktu asuhan bedah dan medis


Kecuali: kesalahan overdosis dari obat atau obat yang diberikan secara
salah (X40-X44)
Y63.0 Darah dan cairan lain diberikan berlebihan sewaktu
transfusi atau infusi
Y63.1

Kesalahan pengenceran cairan yang digunakan sewaktu

infusi
Y63.2

Overdosis radiasi yang diberikan dalam pengobatan

Y63.3

Tak sengaja menghadapkan pasien pada radiasi sewaktu

asuhan medis
Y63.4

Kesalahan dosis dalam terapi electroshock atau insulin-

shock
Y63.5

Kesalahan pengaturan suhu pada aplikasi dan packing

lokal
Y63.6

Tidak diberikannya obat, medikamen atau zat biologis

yang diperlukan
Y63.8

Kesalahan dosis dalam asuhan bedah dan medis lainnya

Y63.9

Kesalahan dosis dalam asuhan bedah dan medis

yangtidak jelas
Y64. Zat medis atau biologis yang terkontaminasi
Y64.0 Zat medis atau biologis terkontaminasi, ditransfusikan
atau diinfuskan
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

69

Y64.1

Zat medis atau biologis terkontaminasi, disuntikkan

atau digunakan untuk imunisasi


Y64.8

Zat medis atau biologis terkontaminasi, diberikan

dengan cara lain


Y64.9

Zat medis atau biologis terkontaminasi, diberikan

dengan cara yang tidak jelas


Pemberian zat medis atau biologis terkontaminasi NOS
Y65. Kesalahan lain sewaktu asuhan bedah dan medis
Y65.0 Darah yang tidak cocok dipakai dalam transfusi
Y65.1

Cairan yang salah digunakan dalam infusi

Y65.2

Kesalahan dalam sutura atau ligatur sewaktu operasi

bedah
Y65.3

Selang endotrakhea dipasang pada tempat yang salah

sewaktu prosedur anestesi


Y65.4

Tidak memasang atau melepas selang atau instrumen

lain
Y65.5

Pelaksanaan operasi yang tidak semestinya

Y65.8

Kesalahan lain yang jelas sewaktu asuhan bedah dan

medis
Y66. Tidak diberikannya asuhan bedah dan dan medis
Penghentian asuhan bedah dan medis secara prematur
Y69. Kesalahan yang tidak dijelaskan sewaktu asuhan bedah dan
dan medis

Peralatan medis berhubungan dengan insiden tak


diinginkan dalam diagnosis dan pengobatan (Y70-Y82)

Termasuk: kerusakan peralatan medis (sewaktu prosedur) (setelah


implantasi) (dalam penggunaan)
Kecuali: kesalahan terhadap pasien sewaktu asuhan bedah dan medis,
yang bisa diklasifikasi pada Y60-Y69 (Y60-Y69)
Komplikasi kemudian menyusul penggunaan peralatan medis
tanpa disebutkan kerusakan peralatan medis (Y83-Y84)
Subdivisi karakter ke-4 berikut digunakan untuk kategori Y70-Y82:
.0 Peralatan diagnostik dan monitoring
.1 Peralatan terapi (nonbedah) dan rehabilitasi
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

70

.2 Peralatan prostetik dan implant, material dan aksesoris


lainnya
.3 Instrumen, material dan peralatan bedah (termasuk benang
jahitan)
.8 Peralatan lain-lain (miscellaneous), not elsewhere classified
Y70. Peralatan anestesi berhubungan dengan insiden tak
diinginkan
Y71. Peralat kardiovaskuler berhubungan dengan insiden tak
diinginkan
Y72. Peralatan THT berhubungan dengan insiden tak diinginkan
Y73. Peralatan gastroenterologi dan urologi berhubungan
dengan insiden tak diinginkan
Y74. Peralatan umum rumah sakit dan pemakaian sendiri
berhubungan dengan insiden tak diinginkan
Y75. Peralatan neurologis berhubungan dengan insiden tak
diinginkan
Y76. Peralatan obstetrik dan ginekologi berhubungan dengan
insiden tak diinginkan
Y77. Peralatan oftalmologis berhubungan dengan insiden tak
diinginkan
Y78. Peralatan radiologis berhubungan dengan insiden tak
diinginkan
Y79. Peralatan ortopedik berhubungan dengan insiden tak
diinginkan
Y80. Peralatan pengobatan fisik berhubungan dengan insiden
tak diinginkan
Y81. Peralatan bedah umum dan plastik berhubungan dengan
insiden tak diinginkan
Y82. Peralatan medis lain dan tidak dijelaskan berhubungan
dengan insiden tak diinginkan

Pembedahan dan prosedur medis lain sebagai


penyebab reaksi abnormal pasien, atau komplikasi di
kemudian hari, tanpa disebutkan kesalahan pada saat
prosedur (Y83-Y84)

Kecuali: kesalahan terhadap pasien sewaktu asuhan bedah dan medis,


yang bisa diklasifikasi pada Y60-Y69 (Y60-Y69)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

71

kerusakan peralatan medis (sewaktu prosedur) (setelah


implantasi) (dalam penggunaan) (Y70-Y82)
Y83. Operasi dan prosedur bedah lainnya sebagai penyebab
reaksi abnormal pasien, atau komplikasi di kemudian hari, tanpa
disebutkan kesalahan pada saat prosedur
Y83.0 Operasi bedah dengan transplantasi organ menyeluruh
(whole organ)
Y83.1

Operasi bedah dengan implantasi peralatan internal

buatan
Y83.2

Operasi bedah dengan anastomosis, bypass atau graft

Y83.3

Operasi bedah dengan pembuatan stoma external

Y83.4

Bedah rekonstruksi lainnya

Y83.5

Amputasi anggota (anggota)

Y83.6

Pembuangan organ lain (partial) (total)

Y83.8

Prosedur bedah lainnya

Y83.9

Prosedur bedah, tidak dijelaskan

Y84. Prosedur medis lain sebagai penyebab rekasi abnormal


pasien, atau komplikasi di kemudian hari, tanpa disebutkan
kesalahan pada saat prosedur dilakukan
Y84.0 Kateterisasi jantung
Y84.1

Dialisis ginjal

Y84.2

Prosedur radiologis dan radioterapi

Y84.3

Shock therapy

Y84.4

Aspirasi cairan

Y84.5

Memasukkan sonde (saluran) lambung atau duodenum

Y84.6

Kateterisasi urin

Y84.7

Pengambilan contoh darah

Y84.8

Prosedur medis lainnya

Y84.9

Prosedur medis, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

72

Sequelae dari penyebab eksternal morbiditas dan


mortalitas (Y85-Y89)
Kategori Y85-Y89 digunakan untuk menunjukkan berbagai hal
sebagai penyebab kematian, cacad atau disabilitas akibat sequelae
atau efek terlambat, yang diklasifikasikan di tempat lain. Sequelae
mencakup kondisi yang dinyatakan demikian, atau terjadi sebagai
efek terlambat satu tahun atau lebih setelah kejadian penyebabnya.
Y85. Sequelae kecelakaan transport
Y85.0 Sequelae kecelakaan MV
Y85.9

Sequelae laka-transport lain dan tidak dijelaskan

Y86. Sequelae kecelakaan lainnya


Y87. Sequelae sengaja menyakiti diri, serangan, dan kejadian
yang maksudnya tidak diketahui
Y87.0 Sequelae menyakiti diri sendiri dengan sengaja
Y87.1

Sequelae serangan

Y87.2

Sequelae dari kejadian yang maksudnya tidak diketahui

Y88. Sequelae dengan asuhan bedah dan medis sebagai


penyebab eksternal
Y88.0 Sequelae efek tak diinginkan dari obat-obatan dan zat
biologis dalam terapi
Y88.1

Sequelae kecelakaan terhadap pasien sewaktu prosedur

bedah dan medis


Y88.2

Sequelae insiden tak diinginkan yang berhubungan

dengan peralatan medis dalam diagnosis dan terapi


Y88.3

Sequelae dari prosedur bedah dan medis sebagai

penyebab reaksi abnormal pasien, atau komplikasi


kemudian, tanpa disebutkan kecelakaan pada waktu
prosedur
Y89. Sequelae penyebab eksternal lain
Y89.0 Sequelae intervensi hukum
Y89.1

Sequelae pelaksanaaneperang

Y89.9

Sequelae penyebab eksternal yang tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

73

Faktor tambahan yang berhubungan dengan penyebab


morbiditas dan mortalitas yang diklasifikasikan di
tempat lain (Y90-Y98)
Kategori ini dipakai kalau diinginkan, untuk informasi tambahan
penyebab morbiditas dan mortalitas. Mereka bukan untuk pengkodean
kondisi tunggal morbiditas dan mortalitas.
Y90. Bukti keterlibatan alkohol ditentukan oleh kadar alkohol
darah
Y90.0 Kadar alkohol darah kurang dari 20 mg/dl
Y90.1

Kadar alkohol darah 20-39 mg/dl

Y90.2

Kadar alkohol darah 40-59 mg/dl

Y90.3

Kadar alkohol darah 60-79 mg/dl

Y90.4

Kadar alkohol darah 80-99 mg/dl

Y90.5

Kadar alkohol darah 100-119 mg/dl

Y90.6

Kadar alkohol darah 120-199 mg/dl

Y90.7

Kadar alkohol darah 200-239 mg/dl

Y90.8

Kadar alkohol darah 240 mg/dl atau lebih

Y90.9

Terdapatnya alkohol dalam darah, kadar tidak dijelaskan

Y91. Bukti keterlibatan alkohol yang ditentukan oleh tingkat


intoksikasi
Kecuali:
Bukti keterlibatan alkohol yang ditentukan oleh kadar
alkohol darah (Y90.-)
Y91.0 Intoksikasi alkohol ringan
Bau alkohol pada nafas, fungsi dan respons sedikit kacau,
atau koordinasi agak sulit
Y91.1

Intoksikasi alkohol moderat

Bau alkohol pada nafas, fungsi dan respons agak kacau,


atau koordinasi agak sulit.
Y91.2

Intoksikasi alkohol berat

Fungsi dan respons sangat kacau, koordinasi sulit, atau


kerjasama terganggu
Y91.3

Intoksikasi alkohol sangat berat

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

74

Fungsi dan respons kacau hebat, koordinasi sulit sekali,


atau kerjasama tidak mampu
Y91.9

Keterlibatan alkohol, not otherwise specified

Kecurigaan akan keterlibatan alkohol NOS


Y95. Kondisi nosokomial
Y96. Kondisi yangberhubungan dengan pekerjaan
Y97. Kondisi yang berhubungan dengan polusi lingkungan
Y98. Kondisi yang berhubungan dengan gaya hidup

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

75

CHAPTER XXI. FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI
STATUS KESEHATAN DAN KONTAK
DENGAN
SARANA PELAYANAN KESEHATAN
(Z00-Z99)
Catatan: Bab ini jangan digunakan untuk perbandingan internasional
atau untuk pengkodean mortalitas primer.
Kategori Z00-Z99 disediakan untuk saat-saat ketika keadaan
selain penyakit, cedera, atau penyebab eksternal yang bisa
diklasifikasikan pada kategori A00-Y89 dituliskan sebagai diagnosis
atau masalah. Ini bisa terjadi dalam dua cara utama:
(a) Ketika seseorang yang mungkin sakit atau tidak sakit
mengunjungi sarana pelayanan kesehatan (SPK) untuk suatu
tujuan khusus, misalnya untuk mendapatkan asuhan atau
pelayanan terbatas untuk kondisi sekarang, untuk
menyumbangkan organ atau jaringan, untuk mendapatkan
vaksinasi pencegahan, atau untuk membicarakan masalah
yang bukan penyakit atau pun cedera.
(b) Ketika terdapat keadaan atau masalah yang mempengaruhi
status kesehatan, tapi keadaan atau masalah itu bukan
penyakit atau cedera sekarang. Faktor seperti ini bisa timbul
waktu survei kependudukan, ketika seseorang mungkin
sedang sakit atau tidak, atau tercatat sebagai suatu faktor
tambahan yang harus dipikirkan ketika seseorang
memperoleh asuhan untuk suatu penyakit atau cedera.
Blok-blok pada bab ini adalah:
Z00-Z13
Orang-orang yang mendatangi SPK untuk
pemeriksaan dan penyelidikan.
Z20-Z29

Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan

sehubungan dengan penyakit menular.


Z30-Z39

Orang-orang yang mendatangi SPK sehubungan

dengan reproduksi.
Z40-Z54

Orang-orang yang mendatangi SPK untuk

prosedur dan asuhan kesehatan spesifik.

Z55-Z65

Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan

sehubungan dengan sosioekonomik dan psikososial


Z70-Z76

Orang-orang yang mendatangi SPK sehubungan

dengan hal-hal lainnya


Z80-Z99

Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan

sehubungan dengan riwayat keluarga dan pribadi, dan


kondisi tertentu yang mempengaruhi status kesehatan.

Orang-orang yang mendatangi SPK untuk pemeriksaan


dan penyelidikan (Z00-Z13)
Catatan:

Penemuan abnormal nonspesifik yang terdapat pada

waktu pemeriksaan ini diklasifikasikan pada kategori R70R94.


Kecuali:

Pemeriksaan sehubungan dengan kehamilan dan

reproduksi (Z30-Z36, Z39.-)


Z00. Pemeriksaan dan penelitian umum terhadap orang tanpa
keluhan atau diagnosis
Kecuali:
Untuk tujuan administratif (Z02.-), pemeriksaan
penyaring khusus (Z11-Z13)
Z00.0

Pemeriksaan medis umum

Health check-up NOS, pemeriksaan berkala (tahunan)


(fisik)
Kecuali:

general health check-up: bayi atau anak (Z00.1),

subpopulasi tertentu (Z10.-)


Z00.1

Pemeriksaan rutin kesehatan anak

Uji perkembangan bayi atau anak


Kecuali:

pengawasan kesehatan anak terlantar atau anak

sehat lainnya (Z76.1-Z76.2)


Z00.2

Pemeriksaan untuk periode pertumbuhan cepat kanak-

kanak
Z00.3

Pemeriksaan untuk status perkembangan remaja

Status perkembangan remaja


ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

Z00.4

Pemeriksaan psikiatrik umum, not elsewhere classified

Kecuali:

pemeriksaan yang diminta untuk alasan

medicolegal (Z04.6)
Z00.5

Pemeriksaan calon donor organ atau jaringan

Z00.6

Pemeriksaan untuk kontrol dan perbandingan normal

program riset klinis


Z00.8

Pemeriksaan umum lainnya

Pemeriksaan kesehatan dalam survei kependudukan


Z01. Pemeriksaan dan penelitian khusus lain pada orang tanpa
keluhan atau laporan diagnosis
Termasuk: Pemeriksaan rutin sistem khusus
Kecuali:

Pemeriksaan untuk:
tujuan administratif (Z02.-), kondisi yang dicurigai,

tidak terbukti (Z03.-)


Pemeriksaan penyaring khusus (Z11-Z13)
Z01.0

Pemeriksaan mata dan penglihatan

Kecuali:

pemeriksaan untuk surat izin mengemudi

(Z02.4)
Z01.1

Pemeriksaan telinga dan pendengaran

Z01.2

Pemeriksaan gigi

Z01.3

Pemeriksaan tekanan darah

Z01.4

Pemeriksaan ginekologis(umum)(rutin)

Apusan Papanicolaou serviks, pemeriksaan pelvik


(tahunan) (periodik)
Kecuali:

pemeriksaan atau uji kehamilan (Z32.-)

pemeriksaan rutin pemeliharan kontrasepsi (Z30.4Z30.5)


Z01.5

Uji kulit untuk diagnostik dan sensitisasi

Uji alergi, uji kulit untuk penyakit bakteri atau


hipersensitifitas

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

Z01.6

Pemeriksaan radiologis, not elsewhere classified

Chest X-ray rutin, mammogram rutin


Z01.7

Pemeriksaan laboratorium

Z01.8

Pemeriksaan khusus lain yang jelass

Z01.9

Pemeriksaan khusus, tidak jelas

Z02. Pemeriksaan kontak dengan SPK untuk tujuan


administratif
Z02.0 Pemeriksaan untuk memasuki institusi pendidikan
Pemeriksaan untuk memasuki (pendidikan) prasekolah
Z02.1

Pemeriksaan untuk masuk bekerja

Kecuali:
Z02.2

pemeriksaan kesehatan kerja (Z10.0)

Pemeriksaan untuk memasuki institusi residensial

Kecuali:

pemeriksaan untuk memasuki penjara (Z02.8)

general health check-up penghuni institusi Z10.1)


Z02.3

Pemeriksaan untuk perekrutan angkatan bersenjata

Kecuali:

general health check-up anggota angkatan

bersenjata (Z10.2)
Z02.4

Pemeriksaan untuk surat izin mengemudi

Z02.5

Pemeriksaan untuk partisipasi dalam olahraga

Kecuali:

uji alkohol darah dan obat di dalam darah

(Z04.0)
general health check-up anggota tim olahraga (Z10.3)
Z02.6

Pemeriksaan untuk tujuan asuransi

Z02.7

Penerbitan sertifikat medis

Penerbitan sertifikat medis: penyebab kematian, cacad,


tidak mampu, kesehatan
Kecuali:

pemeriksaan medis umum (Z00-Z01, Z02.0-

Z02.6, Z02.8-Z02.9, Z10.-)


Z02.8

Pemeriksaan untuk tujuan administratif lainnya

Pemeriksaan (untuk):

masuk penjara, summer camp

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

adopsi, imigrasi, naturalisasi, sebelum


menikah
Kecuali:

pengawasan kesehatan anak terlantar atau anak

sehat lainnya (Z76.1-Z76.2)


Z02.9

Pemeriksaan untuk tujuan administratif, tidak jelas

Z03. Observasi dan evaluasi medis untuk dugaan penyakit dan


kondisi
Termasuk: Orang dengan gejala atau bukti kondisi abnormal
yang memerlukan penelitian, tapi yang setelah
pemeriksaan dan pengamatan, ternyata tidak memerlukan
pengobatan atau asuhan medis lebih lanjut
Kecuali:

Orang dengan keluhan yang ditakutkan tapi

tidak ada diagnosis untuknya (Z71.1)


Z03.0

Pengamatan untuk dugaan tuberkulosis

Z03.1

Pengamatan untuk dugaan neoplasma ganas

Z03.2

Pengamatan untuk dugaan kelainan jiwa dan tingkah

laku
Pengamatan: tingkah laku dissosial, membakar-bakar,
aktifitas gang, atau maling toko, tanpa kelainan psikiatrik
yang jelas
Z03.3

Pengamatan untuk dugaan kelainan sistem syaraf

Z03.4

Pengamatan untuk dugaan infark miokardium

Z03.5

Pengamatan untuk dugaan penyakit kardiovaskuler

lainnya
Z03.6

Pengamatan untuk dugaan efek toksik zat yang ditelan

Pengamatan untuk dugaan: efek yang tidak diinginkan dari


obat, keracunan
Z03.8

Pengamatan untuk dugaan penyakit dan kondisi lainnya

Z03.9

Pengamatan untuk dugaan penyakit dan kondisi, tidak

jelas

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

Z04. Pemeriksaan dan pengamatan untuk alasan lain


Termasuk: Pemeriksaan untuk alasan medikolegal
Z04.0

Uji alkohol darah dan obat di dalam darah

Kecuali:

terdapat: alkohol di dalam darah (R78.0), obat di

dalam darah (R78.-)


Z04.1

Pemeriksaan dan pengamatan setelah kecelakaan

transport
Kecuali:

setelah kecelakaan kerja (Z04.2)

Z04.2

Pemeriksaan dan pengamatan setelah kecelakaan kerja

Z04.3

Pemeriksaan dan pengamatan setelah kecelakaan lain

Z04.4

Pemeriksaan dan pengamatan setelah tuduhan

perkosaan dan seduction


Pemeriksaan terhadap korban atau tertuduh setelah
tuduhan perkosaan dan seduction
Z04.5

Pemeriksaan dan pengamatan setelah timbul cedera lain

Pemeriksaan terhadap korban atau tertuduh setelah timbul


cedera lain
Z04.6

Pemeriksaan psikiatrik umum, diminta oleh pemerintah

Z04.8

Pemeriksaan dan pengamatan untuk alasan lain yang

jelas
Permintaan untuk pembuktian dari ahli
Z04.9

Pemeriksaan dan pengamatan untuk alasan yang tidak

jelas
Observasi NOS
Z08. Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan neoplasma ganas
Termasuk: Pengawasan medis setelah pengobatan
Kecuali:

Asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-

Z51, Z54.-)
Z08.0

Pemeriksaan follow-up pasca pembedahan untuk

neoplasma ganas

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

Z08.1

Pemeriksaan follow-up pasca radioterapi untuk

neoplasma ganas
Kecuali:
Z08.2

sesi radioterapi (Z51.0)

Pemeriksaan follow-up pasca khemoterapi untuk

neoplasma ganas
Kecuali:
Z08.7

sesi khemoterapi (Z51.1)

Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan kombinasi

untuk neoplasma ganas


Z08.8

Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan lain untuk

neoplasma ganas
Z08.9

Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan neoplasma

ganas, tidak jelas


Z09. Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan kondisi selain
neoplasma ganas
Termasuk: Pengawasan medis setelah pengobatan
Kecuali:

Asuhan medis follow-up dan penyadaran (Z42-

Z51, Z54.-)
Pengawasan medis paca pengobatan neoplasma ganas
(Z08.-)
Pengawasan: kontrasepsi (Z30.4-Z30.5), prostetik dan
alat medis lain (Z44-Z46)
Z09.0

Pemeriksaan follow-up pasca bedah kondisi selain

neoplasma ganas
Z09.1

Pemeriksaan follow-up pasca radioterapi kondisi selain

neoplasma ganas
Kecuali:
Z09.2

sesi radioterapi (Z51.0)

Pemeriksaan follow-up pasca kemoterapi kondisi selain

neoplasma ganas
Kecuali:

khemoterapi ruminasi [maintenance] (Z51.1-

Z51.2)
Z09.3

Pemeriksaan follow-up pasca psikoterapi

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

Z09.4

Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan fraktur

Z09.7

Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan gabungan

untuk kondisi selain neoplasma ganas


Z09.8

Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan lain kondisi

selain neoplasma ganas


Z09.9

Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan yang tidak

jelas untuk kondisi selain neoplasma ganas


Z10. General health check-up rutin pada subpopulasi tertentu
Kecuali:
pemeriksaan medis untuk tujuan administratif
(Z02.-)
Z10.0

Pemeriksaan kesehatan kerja

Kecuali:
Z10.1

General health check-up rutin pada penghuni institusi

Kecuali:
Z10.2

pemeriksaan admisi (Z02.2)

General health check-up rutin angkatan bersenjata

Kecuali:
Z10.3

pemeriksaan sebelum kerja (Z02.1)

pemeriksaan waktu rekruitmen (Z02.3)

General health check-up rutin tim olahraga

Kecuali:

uji alkohol darah dan obat di dalam darah

(Z04.0)
pemeriksaan untuk partisipasi dalam olahraga (Z02.5)
Z10.8

General health check-up rutin pada subpopulasi tertentu

lainnya
Anak sekolah, mahasiswa
Z11. Pemeriksaan penyaring khusus penyakit infeksi dan parasit
Z11.0 Pemeriksaan penyaring khusus penyakit infeksi usus
Z11.1

Pemeriksaan penyaring khusus tuberkulosis pernafasan

Z11.2

Pemeriksaan penyaring khusus penyakit bakteri lainnya

Z11.3

Pemeriksaan penyaring khusus infeksi akibat hubungan

sexual

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

Z11.4

Pemeriksaan penyaring khusus human

immunodeficiency virus [HIV]


Z11.5

Pemeriksaan penyaring khusus penyakit virus lainnya

Kecuali:
Z11.6

penyakit usus karena virus (Z11.0)

Pemeriksaan penyaring khusus penyakit protozoa lain

dan cacingan
Kecuali:
Z11.8

penyakit usus karena protozoa(Z11.0)

Pemeriksaan penyaring khusus penyakit infeksi dan

parasit lainnya
Penyakit khlamydia, riketsia, spirokhaeta, mikosis
Z11.9

Pemeriksaan penyaring khusus penyakit infeksi dan

parasit, tidak jelas


Z12. Pemeriksaan penyaring khusus terhadap neoplasma
Z12.0 Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma lambung
Z12.1

Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma saluran usus

Z12.2

Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma organ

pernafasan
Z12.3

Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma payudara

Kecuali:
Z12.4

mammogram rutin (Z01.6)

Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma serviks

Kecuali:

pada test rutin atau bagian dari pemeriksaan

ginekologis umum(Z01.4)
Z12.5

Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma prostat

Z12.6

Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma kandung

kemih
Z12.8

Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma pada situs

lainnya
Z12.9

Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma, tidak jelas

Z13. Pemeriksaan penyaring khusus penyakit dan kelainan


lainnya
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

Z13.0

Pemeriksaan penyaring khusus penyakit darah dan

organ pembentuk darah dan kelainan yang melibatkan


mekanisme imun
Z13.1

Pemeriksaan penyaring khusus diabetes mellitus

Z13.2

Pemeriksaan penyaring khusus kelainan gizi

Z13.3

Pemeriksaan penyaring khusus kelainan jiwa dan

tingkah laku
Alkoholisme, depresi, retardasi mental
Z13.4

Pemeriksaan penyaring khusus kelainan perkembangan

tertentu kanak-kanak
Kecuali:

uji perkembangan rutin pada bayi atau anak

(Z00.1)
Z13.5

Pemeriksaan penyaring khusus kelainan mata dan

telinga
Z13.6

Pemeriksaan penyaring khusus kelainan kardiovaskuler

Z13.7

Pemeriksaan penyaring khusus malformasi, deformasi

dan kelainan kromosom kongenital


Z13.8

Pemeriksaan penyaring khusus penyakit dan kelainan

lain yang jelas


Kelainan gigi, kelainan endokrin dan metabolik
Kecuali:
Z13.9

diabetes mellitus (Z13.1)

Pemeriksaan penyaring khusus, tidak jelas

Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan


sehubungan dengan penyakit menular (Z20-Z29)
Z20. Kontak dengan dan dihadapkan pada penyakit menular
Z20.0 Kontak dengan dan terdedah penyakit infeksi usus
Z20.1

Kontak dengan dan terdedah tuberkulosis

Z20.2

Kontak dengan dan terdedah infeksi akibat hubungan

sexual
Z20.3

Kontak dengan dan terdedah rabies

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

10

Z20.4

Kontak dengan dan terdedah rubella

Z20.5

Kontak dengan dan terdedah hepatitis virus

Z20.6

Kontak dengan dan terdedah human immunodeficiency

virus [HIV]
Kecuali:

status infesi asimptomatik human

immunodeficiency virus [HIV] (Z21)


Z20.7

Kontak dengan dan terdedah pediculosis, acariasis dan

infestasi lainnya
Z20.8

Kontak dengan dan terdedah penyakit menular lainnya

Z20.9

Kontak dengan dan terdedah penyakit menular yang

tidak jelas
Z21. Status infesi asimptomatik human immunodeficiency virus
HIV positive NOS
Kecuali:

Penyakit HIV (B20-B24), bukti laboratorium

adanya HIV (R75)


Kontak dengan dan dihadapkan pada HIV (Z20.6)
Z22. Carrier penyakit infeksi
Termasuk: Tersangka carrier
Z22.0

Carrier typhoid

Z22.1

Carrier penyakit infeksi usus lainnya

Z22.2

Carrier diphtheria

Z22.3

Carrier penyakit bakteri lain yang jelas

Carrier penyakit bakteri akibat: meningokoki, stafilokoki,


streptokoki
Z22.4

Carrier infeksi dengan hubungan sexual sebagai cara

penularan utama
Carrier: gonorrhoea, syphilis
Z22.5

Carrier hepatitis virus

Carrier hepatitis B surface antigen [HBsAg]

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

11

Z22.6

Carrier infeksi human T-lymphotropic virus type- 1

[HTLV-1]
Z22.8

Carrier penyakit infeksi lainnya

Z22.9

Carrier penyakit infeksi, tidak jelas

Z23. Memerlukan imunisasi terhadap penyakit bakteri tunggal


Kecuali:
immunisasi: terhadap kombinasi penyakit
(Z27.-),
immunisasi tidak dilakukan (Z28.-)
Z23.0

Memerlukan imunisasi terhadap cholera saja

Z23.1

Memerlukan imunisasi terhadap typhoid-paratyphoid

[TAB] saja
Z23.2

Memerlukan imunisasi terhadap tuberculosis [BCG]

Z23.3

Memerlukan imunisasi terhadap plague

Z23.4

Memerlukan imunisasi terhadap tularaemia

Z23.5

Memerlukan imunisasi terhadap tetanus saja

Z23.6

Memerlukan imunisasi terhadap diphtheria saja

Z23.7

Memerlukan imunisasi terhadap pertussis saja

Z23.8

Memerlukan imunisasi terhadap penyakit bakteri

tunggal lainnya
Z24. Memerlukan imunisasi terhadap penyakit virus tunggal
tertentu
Kecuali:
immunisasi terhadap kombinasi penyakit (Z27.-)
immunisasi tidak dilakukan (Z28.-)
Z24.0

Memerlukan imunisasi terhadap poliomyelitis

Z24.1

Memerlukan imunisasi terhadap arthropod-borne viral

encephalitis
Z24.2

Memerlukan imunisasi terhadap rabies

Z24.3

Memerlukan imunisasi terhadap yellow fever

Z24.4

Memerlukan imunisasi terhadap measles saja

Z24.5

Memerlukan imunisasi terhadap rubella saja

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

12

Z24.6

Memerlukan imunisasi terhadap hepatitis virus

Z25. Memerlukan imunisasi terhadap penyakit virus tunggal


lainnya
Kecuali:
immunisasi: terhadap kombinasi penyakit
(Z27.-),
immunisasi tidak dilakukan (Z28.-)
Z25.0

Memerlukan imunisasi terhadap mumps saja

Z25.1

Memerlukan imunisasi terhadap influenza

Z25.8

Memerlukan imunisasi terhadap penyakit virus tunggal

lain yang jelas


Z26. Memerlukan imunisasi terhadap penyakit infeksi tunggal
lainnya
Kecuali: immunisasi: terhadap kombinasi penyakit (Z27.-),
tidak dilakukan (Z28.-)
Z26.0

Memerlukan imunisasi terhadap leishmaniasis

Z26.8

Memerlukan imunisasi terhadap penyakit virus tunggal

lain yang jelas


Z26.9

Memerlukan imunisasi terhadap penyakit infeksi yang

tidak jelas
Memerlukan imunisasi NOS
Z27. Memerlukan imunisasi terhadap combinations of infectious
diseases
Kecuali:
immunisasi tidak dilakukan (Z28.-)
Z27.0

Memerlukan imunisasi cholera dengan typhoid-

paratyphoid [cholera + TAB]


Z27.1

Memerlukan imunisasi kombinasi diphtheria-tetanus-

pertussis [DTP]
Z27.2

Memerlukan imunisasi DTP dengan typhoid-paratyphoid

[DTP + TAB]
Z27.3

Memerlukan imunisasi DTP dengan poliomyelitis [DTP +

polio]

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

13

Z27.4

Memerlukan imunisasi measles-mumps-rubella [MMR]

Z27.8

Memerlukan imunisasi kombinasi penyakit infeksi

lainnya
Z27.9

Memerlukan imunisasi kombinasi penyakit infeksi yang

tidak jelas
Z28. Imunisasi tidak dilakukan
Z28.0 Imunisasi tidak dilakukan karena kontraindikasi
Z28.1

Imunisasi tidak dilakukan karena kepercayaan dan

tekanan kelompok pasien


Z28.2

Imunisasi tidak dilakukan karena alasan lain dan tidak

jelas dari pasien


Z28.8

Imunisasi tidak dilakukan karena alasan lain

Z28.9

Imunisasi tidakdilakukan karena alasan yang tidak jelas

Z29. Memerlukan cara-cara pencegahan [profilaksis] lainnya


Kecuali:
desensitisasi terhadap allergens (Z51.6),
bedah profilaksis (Z40.-)
Z29.0

Isolasi

Admisi untuk melindungi seseorang dari lingkungannya,


atau untuk isolasi seseorang setelah kontak dengan
penyakit infeksi
Z29.1

Imunoterapi profilaksis

Pemberian immunoglobulin
Z29.2

Khemoterapi profilaksis lainnya

Khemoprofilaksis, terapi antibiotika profilaksis


Z29.8

Tindakan profilaksis lain yang jelas

Z29.9

Tindakan profilaksis, tidak jelas

Orang-orang yang mendatangi SPK sehubungan


dengan reproduksi (Z30-Z39)
Z30. Penatalaksanaan kontrasepsi
Z30.0 Konseling dan nasehat umum tentang kontrasepsi
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

14

Nasehat keluarga berencana NOS, pemberian awal


kontrasepsi
Z30.1

Pemasangan alat kontrasepsi (dalam rahim)

Z30.2

Sterilisasi

Admisi untuk pemotongan tuba fallopia atau vas deferens


Z30.3

Menstrual extraction

Intersepsi kehamilan, menstrual regulation


Z30.4

Pengawasan obat-obat kontrasepsi

Peresepan ulang pil kontrasepsi atau obat kontrasepsi


lainnya
Pemeriksaan rutin untuk mempertahankan kontrasepsi
Z30.5

Pengawasan alat kontrasepsi (dalam rahim)

Pemeriksaan, pemasangan kembali, atau pengeluaran alat


kontrasepsi (dalam rahim)
Z30.8

Penatalaksanaan kontrasepsi lainnya

Hitung sperma pasca-vasektomi


Z30.9

Penatalaksanaan kontrasepsi, tidak jelas

Z31. Penatalaksanaan prokreatif [usaha memperoleh keturunan]


Kecuali:
komplikai yang berhubungan dengan fertilisasi
buatan (N98.-)
Z31.0

Tuboplasti atau vasoplasti setelah sterilisasi sebelumnya

Z31.1

Inseminasi buatan

Z31.2

Fertilisasi in vitro

Admisi untuk mengambil atau menanam ova


Z31.3

Metode fertilisasi terbantu lainnya

Z31.4

Penelitian dan pengujian prokreatif

Fallopian insufflation (ditiup), hitung sperma


Kecuali:
Z31.5

hitung sperma pasca-vasektomi (Z30.8)

Konseling genetik]

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

15

Z31.6

Konseling dan nasehat umum tentang prokreasi

Z31.8

Penatalaksanaan prokreatif lainny

Z31.9

Penatalaksanaan prokreatif, tidak jelas

Z32. Pemeriksaan dan uji kehamilan


Z32.0 Hamil, tidak atau belum dipastikan
Z32.1

Hamil, dipastikan

Z33. Keadaan hamil, insidentil


Keadaan hamil NOS
Z34. Pengawasan kehamilan normal
Z34.0 Pengawasan hamil pertama yang normal
Z34.8

Pengawasan hamil lain yang normal

Z34.9

Pengawasan hamil normal, tidak jelas

Z35. Pengawasan hamil resiko tinggi


Z35.0 Pengawasan hamil dengan riwayat infertilitas
Z35.1

Pengawasan hamil dengan riwayat abortus

Pengawasan hamil dengan riwayat mola: hyidatidiformis,


vesikularis
Kecuali:

habitual aborter: asuhan selama hamil (O26.2),

tanpa kehamilan (N96)


Z35.2

Pengawasan hamil dengan riwayat reproduksi atau

obstetri lain yang buruk


Pengawasan hamil dengan riwayat:
kondisi yang bisa diklasifikasikan pada O10-O92,
kematian neonatus, lahir mati
Z35.3

Pengawasan hamil dengan riwayat antenatal care tidak

memadai
Kehamilan: tersembunyi [concealed, hidden]
Z35.4

Pengawasan hamil dengan grand multiparity (jumlah

anak telah banyak)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

16

Kecuali:

multiparitas tanpa kehamilan sekarangl (Z64.1)

Z35.5

Pengawasan primigravida tua

Z35.6

Pengawasan primigravida sangat muda

Z35.7

Pengawasan hamil resiko tinggi akibat masalah sosial

Z35.8

Pengawasan hamil resiko tinggi lainnya

Z35.9

Pengawasan hamil resiko tinggi, tidak jelas

Z36. Antenatal screening


Kecuali:
penemuan abnormal pada antenatal screening
ibu (O28.-),
asuhan prenatal rutin (Z34-Z35)
Z36.0

Antenatal screening untuk kelainan kromosom

Amniosentesis, sampel plasenta (diambil melalui vagina)


Z36.1

Antenatal screening untuk kadar alphafetoprotein yang

meningkat
Z36.2

Antenatal screening lain didasarkan pada amniocentesis

Z36.3

Antenatal screening malformasi dengan ultrasound dan

cara fisik lainnya


Z36.4

Antenatal screening retardasi pertumbuhan dengan

ultrasound dan cara fisik lainnya


Z36.5

Antenatal screening untuk isoimunisasi

Z36.8

Antenatal screening lainnya

Screening terhadap haemoglobinopathy


Z36.9

Antenatal screening, tidak jelas

Z37. Hasil melahirkan [delivery]


Catatan: Kategori ini untuk kode tambahan identifikasi hasil
kelahiran pada catatan medis ibu
Z37.0

Tunggal lahir hidup

Z37.1

Tunggal lahir mati

Z37.2

Kembar dua, keduanya lahir hidup

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

17

Z37.3

Kembar dua, satu lahir hidup dan satu lahir mati

Z37.4

Kembar dua, kedunya lahir mati

Z37.5

Kembar lainnya, semua lahir hidup

Z37.6

Kembar lainnya, beberapa lahir hidup

Z37.7

Kembar lainnya, semua lahir mati

Z37.9

Hasil kehamilan, tidak jelas

Kelahiran kembar NOS, kelahiran tunggal NOS


Z38. Bayi lahir hidup menurut tempat lahir
Z38.0 Tunggal, lahir di rumah sakit
Z38.1

Tunggal, lahir di luar rumah sakit

Z38.2

Tunggal, tempat lahir tidak jelas

Bayi lahir hidup NOS


Z38.3

Kembar dua, lahir di rumah sakit

Z38.4

Kembar dua, lahir di luar rumah sakit

Z38.5

Kembar dua, tempat lahir tidak jelas

Z38.6

Kembar lainnya, lahir di rumah sakit

Z38.7

Kembar lainnya, lahir di luar rumah sakit

Z38.8

Kembar lainnya, tempat lahir tidak jelas

Z39. Asuhan dan pemeriksaan postpartum


Z39.0 Asuhan dan pemeriksaan segera setelah melahirkan
Asuhan dan pengamatan pada kasus tanpa komplikasi
Kecuali:

asuhan untuk komplikasi postpartum - see

Alphabetical Index
Z39.1

Asuhan dan pemeriksaan ibu menyusui

Pengawasan laktasi
Kecuali:
Z39.2

kelainan laktasi (O92.-)

Follow-up rutin postpartum

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

18

Orang-orang yang mendatangi SPK untuk prosedur dan


asuhan kesehatan spesifik (Z40-Z54)
Catatan:

Kategori Z40-Z54 ditujukan untuk alasan memperoleh

asuhan. Mereka bisa untuk pasien yang telah diobati untuk


suatu penyakit atau cedera, tapi sedang memperoleh
asuhan follow-up atau profilaksis, asuhan penyembuhan,
atau asuhan untuk memantapkan pengobatan, untuk
menghadapi keadaan sisa, untuk memastikan kondisi
tersebut tidak kembali, atau untuk mencegah kembalinya
(recurrence) kondisi tersebut.
Kecuali:

Pemeriksaan follow-up untuk pengawasan medis

setelah pengobatan (Z08-Z09)


Z40. Bedah profilaksis
Z40.0 Bedah profilaksis terhadap faktor resiko yang terkait
dengan neoplasma
Admisi untuk pembuangan profilaksis suatu organ
Z40.8

Bedah profilaksis lainnya

Z40.9

Bedah profilaksis, tidak jelas

Z41. Prosedur untuk tujuan selain memperbaiki status


kesehatan
Z41.0 Transplantasi rambut
Z41.1

Bedah plastik lain untuk tampilan kosmetik yang tidak

terterima
Implantasi payudara
Kecuali:

bedah plastik dan rekonstruksi setelah

sembuhnya cedera atau operasi (Z42.-)


Z41.2

Sirkumsisi rutin dan keagamaan

Z41.3

Penusukan daun telinga

Z41.8

Prosedur lain untuk tujuan selain memperbaiki status

kesehatan

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

19

Z41.9

Prosedur untuk tujuan selain memperbaiki status

kesehatan, tidak jelas


Z42. Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik
Termasuk: bedah plastik dan rekonstruksi setelah sembuhnya
cedera atau operasi
perbaikan jaringan yang menjadi parut
Kecuali:

bedah plastik untuk tampilan kosmetik yang

tidak terterima (Z41.1)


bedah plastik untuk pengobatan cedera sekarang - kode
menurut cedera - [Vol. 3]
Z42.0

Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik kepala

dan leher
Z42.1

Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik

payudara
Z42.2

Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik bagian

lain badan
Z42.3

Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik anggota

atas
Z42.4

Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik anggota

bawah
Z42.8

Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik bagian

tubuh lainnya
Z42.9

Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik, tidak

jelas
Z43. Perawatan lobang buatan
Termasuk: pemasukan sonde atau bougies, pengeluaran kateter,
pembersihan
perubahan, penutupan
Kecuali:

status adanya lobang buatan saja, tanpa

diperlukan perawatan (Z93.-)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

20

komplikasi stoma eksternal (J95.0, K91.4, N99.5)


perbaikan dan penyesuaian prostetik dan alat lainnya
(Z44-Z46)
Z43.0

Perawatan trakeostomi

Z43.1

Perawatan gastrostomi

Z43.2

Perawatan ileostomi

Z43.3

Perawatan kolostomi

Z43.4

Perawatan lobang buatan lainnya pada saluran

pencernaan
Z43.5

Perawatan sistostomi

Z43.6

Perawatan lobang buatan lainnya pada saluran kemih

Nefrostomi, ureterostomi, uretrostomi


Z43.7

Perawatan vagina buatan

Z43.8

Perawatan lobang buatan lainnya

Z43.9

Perawatan lobang buatan yang tidak jelas

Z44. Penyesuaian (fitting and adjustment) alat prostetik


eksternal
Kecuali:
kehadiran alat prostetik (Z97.-)
Z44.0

Penyesuaian lengan buatan (komplit)(sebagian)

Z44.1

Penyesuaian tungkai buatan (komplit)(sebagian)

Z44.2

Penyesuaian mata buatan

Kecuali:

komplikasi mekanis prostesis okuler (T85.3)

Z44.3

Penyesuaian prosthesis eksternal payudara

Z44.8

Penyesuaian alat prostetik eksternal lainnya

Z44.9

Penyesuaian alat prostetik eksternal yang tidak jelas

Z45. Pengaturan (adjustment and management) alat yang


ditanamkan
Kecuali:
malfungsi atau komplikasi lain peralatan see
Alphabetical Index
Z45.0

Pengaturan pacemaker jantung

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

21

Pemeriksaan dan pengujian generator [battery] pulsa


Z45.1

Pengaturan pompa infusi

Z45.2

Pengaturan alat akses pembuluh darah [vascular access

device]
Z45.3

Pengaturan alat pendengaran yang ditanamkan

Peralatan konduksi suara melalui tulang, peralatan cochlea


Z45.8

Pengaturan alat yang ditanamkan lainnya

Z45.9

Pengaturan alat yang ditanamkan yang tidak jelas

Z46. Penyesuaian (fitting and adjustment) peralatan lainnya


Kecuali:
pemberian resep ulangan (Z76.0),
kehadiran
prostetik dan alat lain (Z95-Z97)
malfungsi atau komplikasi lain peralatan see
Alphabetical Index
Z46.0

Penyesuaian kaca mata dan lensa kontak

Z46.1

Penyesuaian alat bantu pendengaran

Z46.2

Penyesuaian alat lain yang terkait dengan sistem syaraf

dan panca indera


Z46.3

Penyesuaian alat prostetik gigi

Z46.4

Penyesuaian alat ortodontik

Z46.5

Penyesuaian ileostomi dan perlengkapan lain pada usus

Z46.6

Penyesuaian alat perkemihan

Z46.7

Penyesuaian alat ortopedik

Orthopaedic: brace, cast [gips], corset, shoes


Z46.8

Penyesuaian alat lain yang jelas

Kursi roda
Z46.9

Penyesuaian alat yang tidak jelas

Z47. Asuhan follow-up ortopedik lainnya


Kecuali:
pemeriksaan follow-up setelah pengobatan
fraktur (Z09.4),

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

22

asuhan yang melibatkan prosedur rehabilitasi (Z50.-),


komplikasi alat ortopedik internal, implants dan grafts
(T84.-)
Z47.0

Asuhan follow-up untuk penarikan plat fraktur dan alat

fiksasi internal lain


Pengeluaran: pins, plates, rods, screws
Kecuali:
Z47.8

penarikan alat fiksasi eksternal (Z47.8)

Asuhan follow-up ortopedik lain yang jelas

Pengubahan, pemeriksaan, atau penarikan: alat fiksasi


eksternal atau traksi, gips
Z47.9

Asuhan follow-up ortopedik, tidak jelas

Z48. Asuhan follow-up bedah lainnya


Kecuali:
pemeriksaan follow-up: pembedahan (Z09.0),
pengobatan fraktur (Z09.4)
perawatan lobang buatan (Z43.-), asuhan follow-up
ortopedik (Z47.-)
perbaikan dan penyesuaian prostetik dan alat lainnya
(Z44-Z46)
Z48.0

Perawatan dressing dan sutura bedah

Perubahan dressing, pembuangan sutura


Z48.8

Asuhan follow-up bedah lain yang jelas

Z48.9

Asuhan follow-up bedah, tidak jelas

Z49. Asuhan yang melibatkan dialisis


Termasuk: persiapan dan pengobatan dialisis
Kecuali:

status dialisis ginjal (Z99.2)

Z49.0

Asuhan persiapan untuk dialisis

Z49.1

Extracorporeal dialisis

Dialisis (ginjal) NOS


Z49.2

Dialisis lainnya

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

23

Dialisis peritoneum
Z50 Asuhan yang melibatkan penggunaan prosedur rehabilitasi
Kecuali:
Konseling (Z70-Z71)
Z50.0

Rehabilitasi jantung

Z50.1

Terapi fisik lainnya

Latihan terapi dan pemulihan [therapeutic and remedial


exercises]
Z50.2

Rehabilitasi alkohol

Z50.3

Rehabilitasi obat

Z50.4

Psikoterapi, not elsewhere classified

Z50.5

Terapi wicara [speech therapy]

Z50.6

Orthoptic training [cara pengobatan juling]

Z50.7

Terapi kerja dan rehabilitasi kemampuan kerja, not

elsewhere classified
Z50.8

Asuhan yang melibatkan penggunaan prosedur

rehabilitasi lainnya
Rehabilitasi tembakau, latihan dalam activities of daily
living [ADL] NEC
Z50.9

Asuhan yang melibatkan penggunaan prosedur

rehabilitasi, tidak jelas


Rehabilitasi NOS
Z51. Asuhan medis lainnya
Kecuali:
Pemeriksaan follow-up setelah pengobatan (Z08Z09)
Z51.0

Sesi radioterapi

Z51.1

Sesi khemoterapi untuk neoplasma

Z51.2

Khemoterapi lainnya

Khemoterapi pemeliharaaan [maintenance] NOS

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

24

Kecuali:

khemoterapi profilaksis untuk tujuan imunisasi

(Z23-Z27, Z29.-)
Z51.3

Transfusi darah tanpa adalanya laporan diagnosis

Z51.4

Asuhan persiapan untuk pengobatan selanjutnya, not

elsewhere classified
Kecuali:

asuhan persiapan untuk dialisis (Z49.0)

Z51.5

Palliative care [asuhan untuk meringankan penderitaan]

Z51.6

Desensitisasi terhadap allergen

Z51.8

Asuhan medis lain yang jelas

Kecuali:
Z51.9

holiday relief care (Z75.5)

Asuhan medis, tidak jelas

Z52. Donor organ dan jaringan


Kecuali:
pemeriksaan calon donor (Z00.5)
Z52.0

Donor darah

Termasuk: komponen darah seperti limfosit, platelet, atau


sel stem
Z52.1

Donor kulit

Z52.2

Donor tulang

Z52.3

Donor sumsum tulang

Z52.4

Donor ginjal

Z52.5

Donor kornea

Z52.6

Donor hati

Z52.7

Donor jantung

Z52.8

Donor organ dan jaringan lainnya

Z52.9

Donor organ dan jaringan yang tidak jelas

Donor NOS
Z53. Orang yang mendatangi SPK untuk prosedur spesifik, tapi
tidak dilakukan
Kecuali:
imunisasi tidak dilaksanakan (Z28.-)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

25

Z53.0

Prosedur tidak dilakukan karena kontraindikasi

Z53.1

Prosedur tidak dilakukan karena kepercayaan dan

tekanan kelompok
Z53.2

Prosedur tidak dilakukan karena alasan lain dan tidak

jelas dari pasien


Z53.8

Prosedur tidak dilakukan karena alasan lainnya

Z53.9

Prosedur tidak dilakukan, alasan tidak jelas

Z54. Penyembuhan
Z54.0 Penyembuhan setelah pembedahan
Z54.1

Penyembuhan setelah radioterapi

Z54.2

Penyembuhan setelah khemoterapi

Z54.3

Penyembuhan setelah psikoterapi

Z54.4

Penyembuhan setelah pengobatan fraktur

Z54.7

Penyembuhan setelah pengobatan kombinasi

Penyembuhan setelah kombinasi pengobatan yang


diklasifikasikan pada Z54.0-Z54.4
Z54.8

Penyembuhan setelah pengobatan lainnya

Z54.9

Penyembuhan setelah pengobatan yang tidak jelas

Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan


sehubungan dengan sosioekonomik dan psikososial
(Z55-Z65)
Z55. Masalah yang berhubungan dengan pendidikan dan
kemampuan membaca
Kecuali:
kelainan perkembangan psikologis (F80-F89)
Z55.0

Buta huruf dan kemampuan membaca rendah

Z55.1

Sekolah tidak tersedia atau tak tersanggupi

Z55.2

Kegagalan dalam ujian

Z55.3

Prestasi rendah di sekolah

Z55.4

Salah penyesuaian pendidikan dan tidak cocok dengan

guru dan kawan sekelas

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

26

Z55.8

Masalah lain sehubungan dengan pendidikan dan

kemampuan membaca
Pengajaran tidak memadai
Z55.9

Masalah pendidikan dan kemampuan membaca, tidak

jelas
Z56. Masalah yang berhubungan dengan pekerjaan dan
pengangguran
Kecuali:
dihadapkan pada faktor resiko oleh pekerjaan
(Z57.-)
masalah yang berhubungan dengan perumahan dan
keadaan ekonomik (Z59.-)
Z56.0

Pengangguran, tidak jelas

Z56.1

Perubahan pekerjaan

Z56.2

Ancaman kehilangan pekerjaan

Z56.3

Jadwal kerja yang menyebabkan stress

Z56.4

Ketidaksesuaian dengan pimpinan dan rekan sekerja

Z56.5

Pekerjaan yang tidak diinginkan

Kondisi pekerjaan yang sulit


Z56.6

Tekanan fisik dan mental lain yang berhubungan dengan

pekerjaan
Z56.7

Masalah lain tidak jelas yang berhubungan dengan

pekerjaan
Z57. Dihadapkan oleh pekerjaan pada faktor resikofactors
Z57.0 Dihadapkan oleh pekerjaan pada kebisingan
Z57.1

Dihadapkan oleh pekerjaan pada radiasi

Z57.2

Dihadapkan oleh pekerjaan pada debu

Z57.3

Dihadapkan oleh pekerjaan pada kontaminan udara

lainnya

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

27

Z57.4

Dihadapkan oleh pekerjaan pada agen toksik dalam

pertanian
Agen padat, cair, gas atau uap
Z57.5

Dihadapkan oleh pekerjaan pada agen toksik dalam

industri lain
Agen padat, cair, gas atau uap
Z57.6

Dihadapkan oleh pekerjaan pada suhu ekstrim

Z57.7

Dihadapkan oleh pekerjaan pada getaran

Z57.8

Dihadapkan oleh pekerjaan pada faktor resiko lainnya

Z57.9

Dihadapkan oleh pekerjaan pada faktor resiko yang

tidak jelas
Z58. Masalah yang berhubungan dengan lingkungan fisik
Kecuali:
dihadapkan oleh pekerjaan (Z57.-)
Z58.0

Dihadapkan pada kebisingan

Z58.1

Dihadapkan pada polusi udara

Kecuali:

asap tembakau (Z58.7)

Z58.2

Dihadapkan pada polusi air

Z58.3

Dihadapkan pada polusi tanah

Z58.4

Dihadapkan pada radiasi

Z58.5

Dihadapkan pada polusi lain

Z58.6

Suplai air minum tidak memadai

Kecuali:
Z58.7

efek dari haus (T73.1)

Dihadapkan pada asap tembakau

Merokok pasif
Kecuali:

Kelainan jiwa dan tingkah laku akibat

penggunaan tembakau (F17.-)


Riwayat pribadi penyalahgunaan zat psikoaktif (Z86.4)
Penggunaan tembakau (Z72.0)
Z58.8

Masalah lain yang berhubungan dengan lingkungan fisik

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

28

Z58.9

Masalah yang berhubungan dengan lingkungan fisik,

tidak jelas
Z59. Masalah yang berhubungan dengan perumahan dan
keadaan ekonomik
Kecuali:
suplai air minum tidak memadai (Z58.6)
Z59.0

Tuna wisma

Z59.1

Perumahan yang tidak memadai

Cacad teknis rumah yang menghambat asuhan memadai,


tanpa pemanas, sempit
Kecuali:

masalah yang berhubungan dengan lingkungan

fisik (Z58.-)
Z59.2

Ketidaksesuaian dengan tetangga, penyewa kamar

[lodger], dan pemilik rumah


Z59.3

Masalah yang berhubungan dengan kehidupan di

institusi residensial
Residen boarding-school
Kecuali:

institutional upbringing anak dibesarkan di

institusi (Z62.2)
Z59.4

Makanan tidak memadai

Kecuali:

malnutrisi (E40-E46), efek kelaparan (T73.0)

kebiasan diet atau makan yang tidak semestinya


(Z72.4)
Z59.5

Sangat miskin

Z59.6

Penghasilan rendah

Z59.7

Jaminan sosial dan tunjangan kesejahteraan tidak

memadai
Z59.8

Masalah lain pada perumahan dan keadaan ekonomik

Penyitaan karena hutang, masalah dengan kreditor, tempat


tinggal terisiolir
Z59.9

Masalah perumahan dan keadaan ekonomik, tidak jelas

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

29

Z60. Masalah yang berhubungan dengan lingkungan sosial


Z60.0 Masalah penyesuaian pada transisi siklus kehidupan
Penyesuaian pada pensiun, empty nest syndrome [anakanak sudah pergi]
Z60.1

Situasi orangtua tidak khas

Masalah membesarkan anak pada orangtua tunggal atau


selain dua orangtua biologis
Z60.2

Hidup sendirian

Z60.3

Acculturation difficulty [kesulitan penyesuaian di tempat

budaya baru]
Migrasi, transplantasi sosial [transmigrasi]
Z60.4

Ekslusi dan penolakan sosial

Ekslusi dan penolakan karena ciri-ciri pribadi, seperti


bentuk fisik, penyakit,
atau tingkah laku yang tak biasa.
Kecuali:

sasaran diskriminasi yang tidak diinginkan

seperti ras atau agama (Z60.5)


Z60.5

Sasaran dari merasa didiskriminasi dan diperlakukan

tidak adil
Diperlakukan tidak adil atau diskriminasi, merasa atau
sebenarnya, karena merupakan
anggota suatu kelompok (kulit, agama, asal etnik, dsb),
selain ciri-ciri pribadi.
Kecuali:
Z60.8

ekslusi dan penolakan sosial (Z60.4)

Masalah lain yang berhubungan dengan lingkungan

sosial
Z60.9

Masalah lingkungan sosial, tidak jelas

Z61 Masalah yang berhubungan dengan kejadian negatif pada


kehidupan anak
Kecuali:
maltreatment syndromes (T74.-)
Z61.0

Hilangnya hubungan kasih sayang pada kanak-kanak

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

30

Hilangnya hubungan akrab emosi, seperti orangtua,


saudara, teman dekat, atau
binatang kesayangan, akibat kematian atau kepergian
permanen atau penolakan
Z61.1

Keluar dari rumah di masa kanak-kanak

Memasuki rumah asuh, rumah sakit atau institusi lain


menyebabkan stress psikologis,
atau dipaksa ikut aktifitas jauh dari rumah untuk waktu
yang lama.
Z61.2

Perubahan pola hubungan keluarga pada kanak-kanak

Datangnya orang baru ke dalam keluarga menyebabkan


perubahan yang tak diinginkan
dalam hubungan-hubungan anak. Bisa berupa orangtua
kawin lagi atau kelahiran adik.
Z61.3

Kejadian yang menyebabkan hilangnya harga diri pada

kanak-kanak
Kejadian yang berakibat anak merasa diri negatif seperti
gagal dalam tugas,terbukanya
masalah memalukan atau stigma, dan pengalaman lain
yang membuat rasa terhina.
Z61.4

Masalah yang berhubungan dengan sangkaan pelecehan

seksual terhadap anak oleh orang yang berada di dalam


kelompok penunjang primer
Masalah yang berhubungan dengan setiap bentuk kontak
fisik atau pendedahan antara
anggota dewasa keluarga anak dengan anak itu, yang
menyebabkan bangkitnya
keinginan seksual, baik anak terlibat dengan sukarela atau
tidak dalam tindakan seksual
(misalnya kontak atau manipulasi genital atau sengaja
membuka payudara atau genital)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

31

Z61.5

Masalah yang berhubungan dengan sangkaan pelecehan

seksual terhadap anak oleh orang yang berada di luar


kelompok penunjang primer
Masalah yang berhubungan dengan kontak atau usaha
kontak dengan payudara atau
genital anak atau orang lain, pendedahan seksual di
hadapan anak atau berusaha untuk
menelanjangi atau merayu anak, oleh orang dewasa di luar
keluarga anak, baik
berdasarkan posisi atau statusnya, atau dengan melawan
kehendak anak
Z61.6

Masalah yang berhubungan dengan sangkaan pelecehan

fisik terhadap anak


Masalah yang berhubungan dengan insiden ketika si anak
dicederai di masa lalu oleh
orang dewasa di dalam rumahtangga, sampai dengan
kejadian yang secara medis nyata
(misalnya fraktur, lecet) atau yang melibatkan bentuk
kekerasan abnormal (misalnya
memukul anak dengan benda keras atau tajam, membakar
atau mengikat anak)
Z61.7

Pengalaman pribadi yang menakutkan di masa kanak-

kanak
Pengalaman yang membawa ancaman akan masa depan
anak, seperti penculikan,
bencana alam dengan ancaman nyawa, cedera dengan
ancaman harga diri, atau
menyaksikan trauma yang berat terhadap orang yang
disayangi
Z61.8

Kejadian negatif lainnya dalam kehidupan anak

Z61.9

Kejadian negatif dalam kehidupan anak, tidak jelas

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

32

Z62. Masalah lain yang berhubungan dengan membesarkan anak


Kecuali:
maltreatment syndromes (T74.-)
Z62.0

Pengawasan dan kontrol orangtua tidak memadai

Tidak tahunya orangtua akan apa yang dilakukan anak atau


dimana anaknya, kontrol
yang jelek, tidak peduli atau tidak ada usaha intervensi
ketika anak dalam situasi resiko.
Z62.1

Perlindungan berlebihan dari orangtua

Pola membesarkan anak yang menyebabkan infantilisasi


dan tingkah laku tidak mandiri
Z62.2

Anak dibesarkan di institusi

Asuhan angkat berkelompok tempat tanggungjawab


membesarkan anak sebagian besar
diambil-alih oleh semacam institusi (misalnya panti
residensial, panti yatim piatu, atau
rumah kanak-kanak), atau asuhan terapi dalam periode
lama di rumah sakit, rumah
penyembuhan dan semacamnya, tanpa adanya orangtua
yang mendampingi
Z62.3

Kekasaran terhadap dan melempar kesalahan kepada

anak
Sikap negatif membesarkan anak yang khusus terfokus
terhadap anak sebagai individu,
berlangsung lama, dan mencakup berbagai tingkah laku
anak (misalnya secara otomatis
menyalahkan anak untuk setiap masalah atau memberi
label negatif kepada anak)
Z62.4

Ketidakpedulian terhadap emosi anak

Orangtua bicara kepada anak dengan cara merendahkan


atau kasar. Tidak adanya

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

33

ketertarikan pada anak, simpati pada kesulitan anak, atau


memuji dan mendorongnya.
Marah terhadap kecemasan anak, dan tidak ada rangkulan
fisik atau kehangatan emosi
Z62.5

Masalah lain sehubungan dengan ketidakpedulian dalam

membesarkan anak
Tidak adanya pengalaman belajar dan bermain
Z62.6

Tekanan tidak semestinya dan bentuk abnormal

membesarkan anak lainnya.


Orangtua memaksa anak berbeda dari norma lokal,
menurut kelamin (berpakaian
perempuan pada anak lelaki), menurut usia (memaksa
kewajiban anak di atas usianya),
atau lainnya (menekan anak ikut aktifitas yang tidak
diinginkannya atau terlalu sulit)
Z62.8

Masalah lain yang jelas sehubungan dengan

membesarkan anak
Z62.9

Masalah yang berhubungan dengan membesarkan anak,

tidak jelas
Z63. Masalah lain sehubungan dengan group penunjang utama,
termasuk keadaan keluarga
Kecuali:
maltreatment syndromes (T74.-)
masalah sehubungan dengan:
kejadian negatif pada kanak-kanak.(Z61.-),
membesarkan anak (Z62.-)
Z63.0

Masalah dalam hubungan dengan spouse atau partner

Ketidakcocokan antara partner menyebabkan kehilangan


kontrol yang berat atau
berkepanjangan, perasaan umum untuk kasar atau kritis,
atau suasana kekerasan
antar-personal yang berat (memukul atau meninju)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

34

Z63.1

Masalah dalam hubungan dengan orang tua dan ipar

Z63.2

Sokongan keluarga yang tidak memadai

Z63.3

Ketidakhadiran anggota keluarga

Z63.4

Kehilangan atau kematian anggota keluarga

Anggota keluarga diduga telah meninggal dunia


Z63.5

Pecahnya keluarga akibat perpisahan atau perceraian

Ditinggalkan
Z63.6

Anggota keluarga jauh yang masih tergantung

memerlukan asuhan di rumah


Z63.7

Kejadian yang menimbulkan stress mempengaruhi

keluarga dan rumahtangga


Kecemasan (normal) akan seorang yang sakit di dalam
keluarga, masalah kesehatan di
dalam keluarga, anggota keluarga sakit atau terganggu,
keluarga yang terisiolasi
Z63.8

Masalah lain yang jelas sehubungan dengan group

penunjang utama
Ketidakcocokan dalam keluarga NOS, tingkat emosional
tinggi di dalam keluarga
Komunikasi tidak memadai atau rusak di dalam keluarga
Z63.9

Masalah sehubungan dengan group penunjang utama,

tidak jelas
Z64. Masalah yang berhubungan dengan keadaan psikososial
tertentu
Z64.0 Masalah sehubungan dengan kehamilan yang tidak
diinginkan
Kecuali:

pengawasan kehamilan resiko tinggi akibat

masalah sosial (Z35.7)


Z64.1

Masalah sehubungan dengan banyak anak [multiparity]

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

35

Kecuali:

pengawasan kehamilan dengan with grand

multiparity (Z35.4)
Z64.2

Mencari dan mendapat intervensi fisik, makanan, dan zat

kimia berbahaya
Kecuali:

ketergantungan pada zat - see Alphabetical

Index
Z64.3

Mencari dan mendapat intervensi tingkah laku dan

psikologis yang berbahaya


Z64.4

Ketidaksesuaian dengan counsellors

Ketidaksesuaian dengan: probation officer, pekerja sosial


Z65. Masalah yang berhubungan dengan keadaan psikososial
lainnya
Kecuali:
cedera sekarang - see Alphabetical Index
Z65.0

Terbukti bersalah di pengadilan sipil dan kriminal tanpa

hukuman penjara
Z65.1

Dihukum penjara dan hukuman kurungan lainnya

Z65.2

Masalah sehubungan dengan pembebasan dari penjara

Z65.3

Masalah sehubungan dengan hukum lainnya

Penangkapan, pengadilan untuk hak memelihara anak,


pengadilan, persidangan
Z65.4

Korban kejahatan dan terorisme

Korban penyiksaan
Z65.5

Dihadapkan pada malapetaka, perang, dan kekerasan

lainnya
Kecuali:

target dari merasa didiskriminasi dan perlakuan

tidak adil (Z60.5)


Z65.8

Masalah lain yang jelas sehubungan dengan keadaan

psikososial
Z65.9

Masalah yang berhubungan dengan keadaan psikososial

yang tidak jelas

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

36

Orang-orang yang mendatangi SPK untuk hal-hal


lainnya (Z70-Z76)
Z70. Konseling sehubungan dengan sikap, tingkah laku dan
orientasi seksual
Kecuali:
Konseling untuk kontrasepsi atau prokreasi
(Z30-Z31)
Z70.0

Konseling untuk sikap seksual

Orang yang khawatir pelecehan, keraguan atau respons


negatif lain masalah seksual
Z70.1

Konseling untuk tingkah laku dan orientasi seksual

pasien
Pasien khawatir tentang: impotensi, tak-berespons, seks
bebas, orientasi seksual
Z70.2

Konseling untuk tingkah laku dan orientasi pihak ketiga

Mencari nasehat tentang tingkah laku dan orientasi


seksual: anak, partner, spouse
Z70.3

Konseling untuk gabungan sikap, tingkah laku dan

orientasi seksual
Z70.8

Sex counselling lainnya

Pendidikan seks
Z70.9

Sex counselling, tidak jelas

Z71. Orang yang mendatangi SPK untuk konseling dan nasehat


medis lainnya, n.e.c.
Kecuali:
konseling kontrasepsi atau prokreasi (Z30-Z31),
sex (Z70.-)
Z71.0

Orang yang berkonsultasi atas nama orang lainnya

Nasehat dan pengobatan untuk pihak ketiga yang tidak


hadir
Kecuali:

kekhawatiran (normal) tentang orang sakit di

dalam keluarga (Z63.7)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

37

Z71.1

Orang keluhan yang ditakutkan yang untuknya tidak ada

diagnosis dibuat
Kondisi takut yang tidak terlihat, masalah adalah hal yang
normal, baik tapi khawatir
Kecuali:

observasi dan evaluasi medis untuk sangkaan

penyakit dan kondisi (Z03.-)


Z71.2

Orang yang berkonsultasi untuk penjelasan hasil

penelitian
Z71.3

Konseling dan pengawasan diet

Konseling dan pengawasan diet (untuk): NOS, gastritis,


colitis, diabetes mellitus,
obesity, hypercholesterolaemia, alergi atau intoleransi
makanan
Z71.4

Konseling dan pengawasan penyalahgunaan alkohol

Kecuali:
Z71.5

Konseling dan pengawasan penyalahgunaan obat

Kecuali:
Z71.6

prosedur rehabilitasi alkohol (Z50.2)

prosedur rehabilitasi obat(Z50.3)

Konseling penyalahgunaan tembakau

Kecuali:

prosedur rehabilitasi tembakau (Z50.8)

Z71.7

Konseling human immunodeficiency virus [HIV]

Z71.8

Konseling lain yang jelas

Konsultasi hubungan seksual sedarah (consanguinity)


Z71.9

Konseling, tidak jelas

Nasehat medis NOS


Z72. Masalah sehubungan dengan gaya hidup [lifestyle]
Kecuali:
masalah sosioekonomik dan psikologis (Z55Z65),
masalah kesulitan manajemen kehidupan (Z73.-)
Z72.0

Penggunaan tembakau

Kecuali:

tobacco dependence (F17.2)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

38

Z72.1

Penggunaan alkohol

Kecuali:
Z72.2

alcohol dependence (F10.2)

Penggunaan obat

Kecuali:

penyalahgunaan zat yang tidak menyebabkan

ketergantungan (F55)
ketergantungan obat (F11-F16, F19 dengan karakter
keempat .2)
Z72.3

Tidak ada berolahraga

Z72.4

Diet dan kebiasaan makan yang tidak baik

Kecuali:

malnutrisi dan defisiensi gizi lainnya (E40-E64),

kelainan makan (F50.-)


kelainan tingkah laku makan bayi atau anak
(F98.2-F98.3)
makanan tidak memadai (Z59.4)
Z72.5

Tingkah laku seksual beresiko tinggi

Z72.6

Berjudi dan taruhan

Kecuali:
Z72.8

judi kompulsif atau patologis (F63.0)

Masalah lain sehubungan dengan lifestyle

Tingkah laku merusak diri sendiri


Z72.9

Masalah yang berhubungan dengan lifestyle, tidak jelas

Z73. Masalah yang berhubungan dengan kesulitan manajemen


kehidupan
Kecuali:
masalah sehubungan dengan keadaan
sosioekonomik dan psikososial (Z55-Z65)
Z73.0

Burn-out

Keadaan dengan kelelahan vital


Z73.1

Penguatan [accentuation] ciri-ciri kepribadian

Pola tingkah laku Type A (khas dengan ambisi tak


terkontrol, butuh prestasi tinggi,
tidak sabar, sangat bersaing, dan mendesak)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

39

Z73.2

Tidak adanya relaksasi dan santai

Z73.3

Stress, not elsewhere classified

Ketegangan fisik dan mental NOS


Kecuali:

berhubungan dengan pekerjaan atau

pengangguran (Z56.-)
Z73.4

Keterampilan sosial tidak memadai, not elsewhere

classified
Z73.5

Konflik peran sosial, not elsewhere classified

Z73.6

Keterbatasan aktifitas akibat cacad

Kecuali:
Z73.8

tergantung pada pemberi asuhan (Z74.-)

Masalah lain yang berhubungan dengan kesulitan

manajemen kehidupan
Z73.9

Masalah kesulitan manajemen kehidupan, tidak jelas

Z74. Masalah yang berhubungan dengan ketergantungan pada


pemberi asuhan
Kecuali:
ketergantungan pada mesin atau alat yang
memberi kemampuan NEC (Z99.-)
Z74.0

Memerlukan bantuan akibat penurunan mobilitas

Z74.1

Memerlukan bantuan untuk perawatan personal

Z74.2

Memerlukan bantuan di rumah dan tidak ada keluarga

yang bisa merawat


Z74.3

Memerlukan pengawasan terus menerus

Z74.8

Masalah lain yang berhubungan dengan ketergantungan

pada pemberi asuhan


Z74.9

Masalah ketergantungan pada pemberi asuhan, tidak

jelas
Z75. Masalah yang berhubungan dengan fasilitas medis dan
asuhan kesehatan lainnya
Z75.0 Pelayanan medis tidak tersedia di rumah
Kecuali:

tak ada keluarga lain yang bisa memberikan

asuhan (Z74.2)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

40

Z75.1

Orang yang sedang menunggu admisi ke fasilitas yang

memadai di tempat lain


Z75.2

Waktu tunggu lainnya untuk penelitian dan pengobatan

Z75.3

Tidak tersedia atau tidak terjangkaunya fasilitas asuhan

kesehatan
Kecuali:
Z75.4

bed tak tersedia (Z75.1)

Tidak tersedia atau tidak terjangkaunya badan

pembantu lainnya
Z75.5

Holiday relief care

Penyediaan fasilitas asuhan kesehatan untuk orang yang


biasanya dirawat di rumah,
supaya keluarganya dapat berlibur; Respite care:
Z75.8

Masalah lain sehubungan dengan fasilitas medis dan

asuhan kesehatan lain.


Z75.9

Masalah yang tidak jelas sehubungan dengan fasilitas

medis dan asuhan kesehatan lainnya.


Z76. Orang yang mendatangi SPK untuk hal-hal lain
Z76.0 Pemberian resep ulangan
Pemberian resep ulangan untuk: peralatan, obat-obatan,
kaca mata
Kecuali:

pemberian sertifikat medis (Z02.7), resep

ulangan kontrasepsi(Z30.4)
Z76.1

Pangawasan dan asuhan kesehatan untuk anak terlantar

Z76.2

Pangawasan dan asuhan kesehatan untuk bayi dan anak

sehat lainnya
Asuhan medis atau perawatan untuk bayi sehat dalam
keadaan seperti kondisi sosioekonomik yang tidak baik di rumah, menunggu
penempatan sebagai anak asuh atau

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

41

anak angkat, penyakit ibu, jumlah anak di rumah


menghambat asuhan normal
Z76.3

Orang sehat yang menemani orang sakit

Z76.4

Orang lain yang menginap di fasilitas asuhan kesehatan

Kecuali:
Z76.5

orang tak berumah (Z59.0)

Malingerer [berpura-pura secara sadar]

Orang yang pura-pura sakit (dengan motivasi yang jelas)


Kecuali:

factitious disorder, peregrinating patient (F68.1)

Z76.8

Orang yang mendatangi SPK untuk hal lain yang jelas

Z76.9

Orang yang mendatangi SPK untuk hal-hal yang tidak

jelas

Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan


sehubungan dengan riwayat keluarga dan pribadi serta
kondisi tertentu yang mempengaruhi status kesehatan
(Z80-Z99)
Kecuali:

Pemeriksaan follow-up (Z08-Z09)

Asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51,


Z54.-)
Ketika riwayat keluarga atau pribadi merupakan alasan
untuk screening khusus atau pemeriksaan lain atau
penelitian (Z00-Z13)
Ketika kemungkinan bahwa janin bisa terganggu adalah
alasan untuk observasi dan tindakan sewaktu kehamilan
(O35.-)
Z80. Riwayat neoplasma ganas dalam keluarga
Z80.0 Riwayat neoplasma ganas organ pencernaan dalam
keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C15-C26
Z80.1

Riwayat neoplasma ganas trakhea, bronkhus dan paru-

paru dalam keluarga


Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C33-C34
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

42

Z80.2

Riwayat neoplasma ganas organ pernafasan dan

intratoraks lain dalam keluarga


Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C30-C32, C37-C39
Z80.3

Riwayat neoplasma ganas payudara dalam keluarga

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C50.Z80.4

Riwayat neoplasma ganas organ genital dalam keluarga

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C51-C63


Z80.5

Riwayat neoplasma ganas saluran kemih dalam keluarga

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C64-C68


Z80.6

Riwayat leukaemia dalam keluarga

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C91-C95


Z80.7

Riwayat neoplasma ganas lain dari jarirngan limfoid,

haematopoietik dan jaringan terkait dalam keluarga


Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C81-C90, C96.Z80.8

Riwayat neoplasma ganas organ atau sistem lain dalam

keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C00-C14, C40-C49,
C69-C79, C97
Z80.9

Riwayat neoplasma ganas dalam keluarga, tidak jelas

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C80


Z81. Riwayat kelainan jiwa dan tingkah laku dalam keluarga
Z81.0 Riwayat retardasi mental dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F70-F79
Z81.1

Riwayat penyalahgunaan alkohol dalam keluarga

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F10.Z81.2

Riwayat penyalahgunaan tembakau dalam keluarga

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F17.Z81.3

Riwayat penyalahgunaan zat psikoaktif lain dalam

keluarga

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

43

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F11-F16, F18-F19


Z81.4

Riwayat penyalahgunaan zat lain dalam keluarga

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F55


Z81.8

Riwayat kelainan jiwa dan tingkah laku lain dalam

keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan di bagian lain pada F00F99
Z82. Riwayat cacad tertentu dan penyakit kronis penyebab cacad
dalam keluarga
Z82.0 Riwayat epilepsi dan penyakit lain sistem syaraf dalam
keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada G00-G99
Z82.1

Riwayat kebutaan dan kehilangan penglihatan dalam

keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada H54.Z82.2

Riwayat tuli dan kehilangan pendengaran dalam

keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada H90-H91
Z82.3

Riwayat stroke dalam keluarga

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada I60-I64


Z82.4

Riwayat penyakit jantung iskemik dan penyakit lain

sirkulasi dalam keluarga


Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada I00-I52, I65-I99
Z82.5

Riwayat asma dan penyakit pernafasan bawah kronis

lainnya dalam keluarga


Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada J40-J47
Z82.6

Riwayat artritis dan penyakit muskuloskeletal dan

jaringan ikat dalam keluarga


Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada M00-M99

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

44

Z82.7

Riwayat malformasi, deformasi dan kelainan kromosom

kongenital keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada Q00-Q99
Z82.8

Riwayat cacad lain dan penyakit kronis penyebab cacad

dalam keluarga, n. e. c.
Z83. Riwayat kelainan spesifik lain dalam keluarga
Kecuali:
Kontak dengan atau dihadapkan pada penyakit
menular dalam keluarga (Z20.-)
Z83.0

Riwayat penyakit human immunodeficiency virus [HIV]

dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada B20-B24
Z83.1

Riwayat penyakit infeksi dan parasit lain dalam keluarga

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada A00-B19, B25-B94,


B99
Z83.2

Riwayat penyakit darah dan organ pembentuk darah dan

kelainan tertentu yang melibatkan mekanisme imun dalam


keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada D50-D89
Z83.3

Riwayat diabetes mellitus dalam keluarga

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada E10-E14


Z83.4

Riwayat penyakit endokrin, gizi dan metabolik lain

dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada E00-E07, E15-E90
Z83.5

Riwayat kelainan mata dan telinga dalam keluarga

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada H00-H53, H55-H83,


H92-H95
Kecuali:

riwayat kebutaan dan kehilangan penglihatan

dalam keluarga (Z82.1)


riwayat tuli dan kehilangan pendengaran dalam
keluarga (Z82.2)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

45

Z83.6

Riwayat penyakit sistem pernafasan dalam keluarga

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada J00-J39, J60-J99


Kecuali:

riwayat asma dan peny pernafasan bawah kronis

lain dalam keluarga (Z82.5)


Z83.7

Riwayat penyakit sistem pencernaan dalam keluarga

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada K00-K93


Z84. Riwayat kondisi lain dalam keluarga
Z84.0 Riwayat penyakit kulit dan jaringan subkutis dalam
keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada L00-L99
Z84.1

Riwayat kelainan ginjal dan ureter dalam keluarga

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada N00-N29


Z84.2

Riwayat penyakit lain sistem genitourinarius dalam

keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada N30-N99
Z84.3

Riwayat consanguinity [hubungan seksual sedarah]

dalam keluarga
Z84.8

Riwayat kondisi lain yang jelas dalam keluarga

Z85. Riwayat pribadi neoplasma ganas


Kecuali:
asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42Z51, Z54.-)
pemeriksaan follow-up setelah pengobatan neoplasma
ganas (Z08.-)
Z85.0

Riwayat neoplasma ganas organ pencernaan

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C15-C26

Z85.1

Riwayat neoplasma ganas trakhea, bronkhus dan paru-

paru
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C33-C34

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

46

Z85.2

Riwayat neoplasma ganas organ pernafasan dan

intratoraks lain
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C30-C32, C37-C39
Z85.3

Riwayat neoplasma ganas payudara

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C50.Z85.4

Riwayat neoplasma ganas organ genital

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C51-C63


Z85.5

Riwayat neoplasma ganas saluran kemih

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C64-C68


Z85.6

Riwayat leukaemia

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C91-C95


Z85.7

Riwayat neoplasma ganas limfoid, hematopoietik dan

jaringan terkait lainnya


Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C81-C90, C96.Z85.8

Riwayat neoplasma ganas organ dan sistem lain

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C00-C14, C40-C49,


C69-C79, C97
Z85.9

Riwayat neoplasma ganas, tidak jelas

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C80


Z86. Riwayat pribadi penyakit tertentu lainnya
Kecuali:
Asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42Z51, Z54.-)
Z86.0

Riwayat neoplasma lainnya

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada D00-D48


Kecuali:
Z86.1

neoplasma ganas (Z85.-)

Riwayat penyakit infeksi dan parasit

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada A00-B89, B99


Kecuali:

sequelae penyakit infeksi dan parasit (B90-B94)

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

47

Z86.2

Riwayat penyakit darah dan organ pembentuk darah dan

kelainan tertentu yang melibatkan mekanisme imun


Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada D50-D89
Z86.3

Riwayat endokrin, gizi dan metabolik

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada E00-E90


Z86.4

Riwayat penyalahgunaan zat psikoaktif

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F10-F19


Kecuali:

sedang tergantung (F10-F19 dengan karakter

keempat .2)
masalah sehubungan dengan penggunaan:
alkohol (Z72.1), obat (Z72.2), tembakau (Z72.0)
Z86.5

Riwayat pribadi kelainan jiwa dan tingkah laku lainnya

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F00-F09, F20-F99


Z86.6

Riwayat pribadi penyakit sistem syaraf dan organ

penginderaan
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada G00-G99, H00-H95
Z86.7

Riwayat pribadi penyakit sistem sirkulasi

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada I00-I99


Kecuali:

sindroma pasca MCI (I24.1), MCI lama (I25.2),

sequelae penyakit serebrovascular (I69.-)


Z87. Riwayat pribadi penyakit dan kondisi lainnya
Kecuali:
asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42Z51, Z54.-)
Z87.0

Riwayat pribadi penyakit sistem pernafasan

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada J00-J99


Z87.1

Riwayat pribadi penyakit sistem pencernaan

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada K00-K93

Z87.2

Riwayat pribadi penyakit kulit dan jaringan subkutis

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

48

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada L00-L99


Z87.3

Riwayat pribadi penyakit sistem muskuloskeleton dan

jaringan ikat
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada M00-M99
Z87.4

Riwayat pribadi penyakit sistem genitourinarius

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada N00-N99


Z87.5

Riwayat pribadi komplikasi kehamilan, melahirkan dan

nifas
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada O00-O99, riwayat
pribadi penyakit trophoblast
Kecuali:

habitual aborter (N96)

pengawasan kehamilan sekarang dengan riwayat


obstetrik kabur (Z35.-)
Z87.6

Riwayat pribadi kondisi tertentu yang timbul pada masa

perinatal
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada P00-P96
Z87.7

Riwayat pribadi malformasi, deformasi dan kelainan

kromosom kongenital
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada Q00-Q99
Z87.8

Riwayat pribadi kondisi lain yang jelas

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada S00-T98


Kecuali: riwayat pribadi menyakiti diri sendiri (Z91.5)
Z88. Riwayat pribadi alergi pada obat, medikamen dan zat
biologis
Z88.0 Riwayat pribadi alergi penisillin
Z88.1

Riwayat pribadi alergi agen antibiotika lain

Z88.2

Riwayat pribadi alergi sulfonamida

Z88.3

Riwayat pribadi alergi agen antiinfeksi lain

Z88.4

Riwayat pribadi alergi agen anestetik

Z88.5

Riwayat pribadi alergi agen narkotika

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

49

Z88.6

Riwayat pribadi alergi agen analgesik

Z88.7

Riwayat pribadi alergi serum dan vaksin

Z88.8

Riwayat pribadi alergi obat, medikamen dan zat biologis

lain
Z88.9

Riwayat pribadi alergi obat, medikamen dan zat biologis

yang tidak jelas


Z89. Hilangnya anggota yang dialami setelah lahir
Termasuk: Kehilangan anggota: pascabedah, pascatrauma
Kecuali:

Cacad anggota didapat (M20-M21), cacad

kongenital anggota (Q71-Q73)


Z89.0

Hilangnya jari(-jari) tangan [termasuk ibu jari],

unilateral
Z89.1

Hilangnya tangan dan pergelangan

Z89.2

Hilangnya anggota atas di atas pergelangan

Hilangnya lengan NOS


Z89.3

Hilangnya kedua anggota atas [semua level]

Hilangnya jari(-jari), bilateral


Z89.4

Hilangnya kaki dan tumit

Hilangnya jari(-jari) kaki


Z89.5

Hilangnya tungkai pada atau di bawah lutut

Z89.6

Hilangnya tungkai di atas lutut

Hilangnya tungkai NOS


Z89.7

Hilangnya kedua anggota bawah [semua level, kecuali

jari kaki saja]


Z89.8

Hilangnya anggota atas dan bawah [semua level]

Z89.9

Hilangnya anggota, tidak jelas

Z90. Hilangnya organ yang dialami setelah lahir, not elsewhere


classified
Termasuk: Kehilangan bagian tubuh pascabedah atau
pascatrauma NEC
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

50

Kecuali:

Absen pascabedah pada kelenjar endokrin

(E89.-), limpa (D73.0)


Z90.0

Hilangnya bagian dari kepala dan leher

Hilangnya mata, larynx, hidung,


Kecuali:

hilangnya gigi (K08.1)

Z90.1

Hilangnya payudara

Z90.2

Hilangnya paru-paru [bagiannya]

Z90.3

Hilangnya bagian lambung

Z90.4

Hilangnya bagian lain saluran pencernaan

Z90.5

Hilangnya ginjal

Z90.6

Hilangnya organ lain saluran kemih

Z90.7

Hilangnya organ(-organ) genital

Z90.8

Hilangnya organ lain

Z91. Riwayat faktor resiko pribadi, not elsewhere classified


Kecuali:
Dihadapkan pada polusi dan masalah lain
lingkungan fisik

(Z58.-)

Dihadapkan oleh pekerjaan pada faktor resiko (Z57.-)


Riwayat pribadi penyalahgunaan zat psikoaktif (Z86.4)
Z91.0

Riwayat alergi, selain pada obat dan zat biologis

Kecuali:

riwayat pribadi alergi pada obat dan zat biologis

(Z88.-)
Z91.1

Riwayat ketidakpatuhan pada pengobatan dan regimen

medis
Z91.2

Riwayat kebersihan pribadi yang buruk

Z91.3

Riwayat jadwal tidur-bangun tidak sehat

Kecuali:

kelainan tidur (G47.-)

Z91.4

Riwayat trauma psikologis, not elsewhere classified

Z91.5

Riwayat melukai diri sendiri

Parasuicide, meracunidiri sendiri, usaha bunuh diri

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

51

Z91.6

Riwayat truma fisik lainnya

Z91.8

Riwayat faktor resiko lainnya, not elsewhere classified

Abuse NOS, maltreatment NOS


Z92. Riwayat pribadi pengobatan medis
Z92.0 Riwayat pribadi kontrasepsi
Kecuali:

konsultasi atau manajemen praktek kontrasepsi

sekarang (Z30.-)
kehadiran (intrauterine) contraceptive device (Z97.5)
Z92.1

Riwayat pribadi penggunaan (sekarang) antikoagulan

jangka panjang
Z92.2

Riwayat pribadi penggunaan (sekarang) medikamen lain

jangka panjang
Riwayat pribadi penggunaan aspirin
Z92.3

Riwayat pribadi irradiasi

Riwayat pribadi terapi radiasi


Kecuali:

dihadapkan pada radiasi: oleh pekerjaan (Z57.1),

lingkungan fisik (Z58.4)


Z92.4

Riwayat pribadi pembedahan mayor, not elsewhere

classified
Kecuali:

status lobang buatan (Z93.-), status

transplantasi organ atau jaringan (Z94.-)


adanya implant dan graft fungsional (Z95-Z96), status
pascabedah

(Z98.-)

Z92.5

Riwayat pribadi tindakan rehabilitasi

Z92.6

Riwayat pribadi kemoterapi untuk penyakit neoplastik

Z92.8

Riwayat pribadi pengobatan medis lainnya

Z92.9

Riwayat pribadi pengobatan medis, tidak jelas

Z93. Status lobang buatan


Kecuali:
Lobang buatan memerlukan perhatian dan
penatalaksanaan (Z43.-)
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

52

Komplikasi stoma eksternal (J95.0, K91.4, N99.5)


Z93.0

Status trakheostomi

Z93.1

Status gastrostomi

Z93.2

Status ileostomi

Z93.3

Status kolostomi

Z93.4

Status lobang buatan lain pada saluran gastrointestinum

Z93.5

Status sistostomi

Z93.6

Status lobang buatan lain pada saluran kemih

Nefrostomi, ureterostomi, uretrostomi


Z93.8

Status lobang buatan lainnya

Z93.9

Status lobang buatan, tidak jelas

Z94. Status transplantasi organ dan jaringan


Termasuk: Organ atau jaringan diganti dengan transplant
heterogen atau homogen
Kecuali:

Komplikasi organ atau jaringan yang

ditransplantasikan see Alphabetical Index


Adanya: graft vaskuler (Z95.-), katup jantung xenogenik
(Z95.3)
Z94.0

Status transplantasi ginjal

Z94.1

Status transplantasi jantung

Kecuali:

status penggantian katup jantung (Z95.2-Z95.4)

Z94.2

Status transplantasi paru-paru

Z94.3

Status transplantasi jantung dan paru-paru

Z94.4

Status transplantasi hati

Z94.5

Status transplantasi kulit

Status transplantasi kulit autogen


Z94.6

Status transplantasi tulang

Z94.7

Status transplantasi kornea

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

53

Z94.8

Status transplantasi organ dan jaringan lainnya

Status transplantasi sumsum tulang, usus, pankreas


Z94.9

Status transplantasi organ dan jaringan, tidak jelas

Z95. Adanya implant dan graft jantung dan pembuluh darah


Kecuali:
Komplikasi alat, implant, dan graft jantung dan
pembuluh darah (T82.-)
Z95.0

Adanya pacemaker jantung

Kecuali:

adjustment or management of cardiac

pacemaker (Z45.0)
Z95.1

Adanya graft bypass aortokoronaria

Z95.2

Adanya katup jantung prostetik

Z95.3

Adanya katup jantung xenogenic

Z95.4

Adanya penggantian katup jantung lainnya

Z95.5

Adanya implant dan graft angioplasti koronaria

Adanya prosthesis arteri koronaria, tatus setelah


angioplasti koronaria NOS
Z95.8

Adanya implants dan graft jantung dan pembuluh darah

lainnya
Adanya prosthesis intravaskular NEC, status setelah
angioplasti perifer NOS
Z95.9

Adanya implant dan graft jantung dan pembuluh darah,

tidak jelas
Z96. Adanya implant fungsional lainnya
Kecuali:
Komplikasi alat prostetik, implant dan graft
internal (T82-T85)
Perbaikan dan penyesuaian prostetik dan alat lainnya
(Z44-Z46)
Z96.0

Adanya implant urogenital

Z96.1

Adanya lensa intraokular

Pseudophakia
ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

54

Z96.2

Adanya implant otologis dan audiologis

Tabung myringotomy, penggantian stapes, stent tuba


Eustachia,
Alat pendengar konduksi tulang, implantasi kokhlea
Z96.3

Adanya larynx buatan

Z96.4

Adanya implant endokrin

Pompa insulin
Z96.5

Adanya impant akar-gigi dan mandibula

Z96.6

Adanya implant sendi orthopaedik

Penggantian sendi jari, penggantian sendi panggul (partial)


(total)

Z96.7

Adanya implant tulang dan tendon lainnya

Adanya plat tengkorak


Z96.8

Adanya implant fungsional lain yang jelas

Z96.9

Adanya implant fungsional, tidak jelas

Z97. Adanya peralatan lain


Kecuali:
Komplikasi alat prostetik, implant dan graft
internal (T82-T85)
Perbaikan dan penyesuaian prostetik dan alat lainnya
(Z44-Z46)
Adanya alat drainase cairan serebrospinalis (Z98.2)
Z97.0

Adanya artificial eye

Z97.1

Adanya artificial limb (complete)(partial)

Z97.2

Adanya alat prostetik gigi (complete)(partial)

Z97.3

Adanya kaca mata dan lensa kontak

Z97.4

Adanya hearing-aid eksternal

Z97.5

Adanya (intrauterine) contraceptive device

Kecuali:

pemasangan kontrasepsi (Z30.1),

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

55

pemeriksaan, pemasangan kembali atau penarikan


kontrasepsi (Z30.5)
Z97.8

Adanya peralatan lain yang jelas

Z98. Keadaan pascabedah lainnya


Kecuali:
Asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42Z51, Z54.-)
Komplikasi pascaprosedur atau pascabedah see
Alphabetical Index
Z98.0

Status baypass dan anastomosis usus

Z98.1

Status arthrodesis

Z98.2

Adanya alat drainase cairan serebrospinalis

Adanya CSF [cerebrospinal fluid]shunt


Z98.8

Keadaan pascabedah lain yang jelas

Z99. Ketergantungan pada mesin dan alat yang memberi


kemampuan, n. e. c.
Z99.0 Ketergantungan pada aspirator
Z99.1

Ketergantungan pada respirator

Z99.2

Ketergantungan pada dialisis ginjal

Adanya shunt arteriovena untuk dialisis, status dialisis


ginjal
Kecuali:

persiapan, pengobatan atau sesi dialisis (Z49.-)

Z99.3

Ketergantungan pada kursi roda

Z99.8

Ketergantungan pada mesin dan alat pemberi

kemampuan lain
Z99.9

Ketergantungan pada mesin dan alat pemberi

kemampuan, tidak jelas.

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

56

CHAPTER XXII.
KODE UNTUK TUJUAN KHUSUS
(U00-U99)
This chapter contains the following block:

U00
U
4
9
U80
U
8
9

Provisional assignment of new diseases of uncertain etiology

Bacterial agents resistant to antibiotics

Provisional assignment of new diseases of uncertain


etiology
(U00-U49)
U04
U04
.9

Severe acute respiratory syndrome [SARS]


Severe acute respiratory syndrome, unspecified

Bacterial agents resistant to antibiotics


(U80-U89)
Not
e:

These categories should never be used in primary coding.


They are provided for use as supplementary or additional
codes when it is desired to identify the antibiotic to which
a bacterial agent is resistant, in bacterial infection
classified elsewhere.

U80
U80
.0
U80
.1

Agent resistant to penicillin and related antibiotics


Penicillin resistant agent
Methicillin resistant agent

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

57

U80
.8

Agent resistant to other penicillin-related antibiotic

U81
U81
.0
U81
.8

Agent resistant to vancomycin and related antibiotics


Vancomycin resistant agent

U8
8

Agent resistant to other vancomycin-related


antibiotic
Agent resistant to multiple antibiotics
Not
e:

U89
U89
.8
U89
.9

This category is provided for use when a bacterial


agent is resistant to two or more antibiotics but
there is insufficient detail to determine which
antibiotic is contributing most to the "main
condition". It should also be used for primary
tabulation purposes when it is more convenient to
record a single code; otherwise each specific
antibiotic-resistant agent should be coded
separately.

Agent resistant to other and unspecified antibiotics


Agent resistant to other single specified antibiotic
Agent resistant to unspecified antibiotic

ICD 10 2nd ed, Update April 08Apikes Iris Padang

58

Anda mungkin juga menyukai