Preceptor
Preceptor
CLINICAL INSTRUKTUR
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Ajar Manajemen Keperawatan
Coordinator: Agus Santoso, S.Kp.,M.Kep
Disusun oleh:
SUPAR
22020110130087
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawat sebagi tenaga kesehatan tidak terlepas dari pengaruh
adanya peningkatan tuntutan dari masyarakat. Oleh karena itu pelayanan
keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, perlu di
upayakan pengembangannya. Pengembangan ini juga tidak lepas dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat di
segala bidang. Pendidikan dan pengembangan keperawatan perlu di
arahkan untuk dapat menghasilkan perawat yang memiliki ilmu
pengetahuan atau ilmu keperawatan yang mendalam dan menguasai
metode ilmiah, serta menerapkannya dalam asuhan keperawatan pada
klien, baik sebagai individu, keluarga, dan kelompok masyarakat tertentu.
Proses
membutuhkan
pembelajaran
suatu
dalam
tatanan
yang
pendidikan
dapat
profesi
mendukung
selalu
peserta
klinik
merupakan
fokus
pembelajaran
dan
untuk memperoleh
B. Tujuan
1. Memahami konsep CI
2. Menjelaskan tujuan CI
3. Menjelaskan tangguang jawab CI
4. Mengidentifikasi kriteri-kriteria CI
5. Mengidentifikasi Strategi Pembelajaran Praktik
6. Memahami metode Bimbingan Klinik/Preceptorship
7. Menjelaskan alur pembelajaran klinik
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Definisi
Pembimbing klinik atau CI ( Clinical Instrutor ) merupakan tenaga
perawat yang ditunjuk atau diangkat oleh instansi yang digunakan sebagai
lahan praktek. Membimbing adalah suatu proses pemberian bantuan yang
terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing
agar tercapai kemandirian diri dalam pemahaman diri, penerimaan diri,
pengarahan
diri
dan
perwujudan
diri
dalam
mencapai
tingkat
trainee
)untuk
jangka
waktu
tertentu
dengan
tujuan
khusus
secara
mikro
(bagi
individu)
adalah
untuk
masih
berhubungan.
Keterampilan
berkomunikasi
dan
Pembimbing
harus
mempunyai
latar
belakang
pendidikan
klinik
sangat
penting,
diantaranya
untuk
dapat
4. Karakteristik pribadi
Karakteristik pribadi dapat mengasosiasikan antara dinamisasi dari
program studi dengan semangat untuk pengajaran di area klinik.
Pengamatan yang tajam atau kepandaian dalam memutuskan dan
semangat tersebut bisa didapat jika merasa nyaman bekerja dengan
para peserta didik dan memiliki kepercayaan diri terhadap kemampuan
mengajarnya dan ketrampilan kliniknya. Penelitian lain menyatakan
karakteristik lainnya yaitu bersahabat, dapat memahami, mendukung,
dan bersemangat tinggi . Kejujuran, kemampuan untuk mengakui
kesalahan dan keterbatasan serta kekurangan dalam pengetahuan.
E. Strategi Pembelajaran Praktik
1. Mahasiswa memperoleh informasi tentang target kegiatan yang harus
dicapai.
2. Mahasiswa memperoleh pembekalan sebelum praktek.
3. Pelaksanaan praktek klinik KDPK
4. Proses belajar praktik
Menurut Ngalim, (2002) bahwa proses belajar dalam praktik dibagi
menjadi tiga yaitu:
a. Pre Conference
b. Informasi tentang pelaksananan praktek
1)
Penjajagan tentang kesiapan praktek
2)
Perencanaan praktek mahasiswa
c. Ronde
1)
Penyeliaan pembimbing praktek dari pendidikan /
lahan praktek
2)
Problem solving masalah masalah praktek dan
kasus kasus yang ditemukan mahasiswa
3)
Pembinaan mahasiswa dalam praktek
d. Post Conference
Evaluasi pelaksanaan praktek mahasiswa.
F. Metode Bimbingan Klinik/Preceptorship
Menurut Nursalam dan Efendy, (2008) metode pembelajaran yang
perlu diterapkan dalam pembelajaran klinik antara lain:
1. Metode pengalaman dengan penugasan klinik, penugasan tertulis
2. Metode pemecahan masalah
3.
4.
5.
6.
7.
Konferensi
Observasi
Medis
Metode pengarahan Individu
Metode bimbingan individu
Menurut Nursalam, (2002) ada empat metode bimbingan klinik
masalah
dalam
pendapat
dalam
menyelesaikan masalah.
d. Menerima umpan balik dari kelompok atau pengajar.
e. Memberi kesempatan terjadi peer review, diskusi kepedulian, issue,
dan penyelesaian masalah oleh disiplin lain.
f. Berinteraksi dan menggunakan orang lain sebagai narasumber.
g. Meningkatkan kemampuaan memformulasikan idea.
h. Adanya kemampuan konstribusi peserta didik.
teoritis
kedalam
(Nursalam, 2002).
5. Observasi (Bed Side Teaching)
praktik
keperawatan
langsung
Mengajar
prinsip-prinsip
umum
Merumuskan
diagnosis
keperawatan
Bukti yang
menjadi alasan
Membantu
mahasiswa
mengdentifikas
i dan member
panduan
tentang
kelalaian/mem
ber saran
Motivasi
mahasiswa jika
telah
merumuskan
diagnose yag
benar
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Membimbing adalah suatu proses pemberian bantuan yang terusmenerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar
tercapai kemandirian diri dalam pemahaman diri, penerimaan diri,
pengarahan
diri
dan
perwujudan
diri
dalam
mencapai
tingkat
DAFTAR PUSTAKA
Asyahadi, A. 2004. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Program Studi
Psikologi UNDIP
Ngalim, P. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya