TINJAUAN PUSTAKA
sebagai
melakukan
hubungan
kontrasepsi).
seksual
tanpa
pengaman
(alat
menunjukkan
gejalanya,
sehingga
terabaikan.
menganggu
perjalanan
sperma,
atau
bahkan
Usia isteri
Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa efek dari
umur isteri saja tidaklah terlalu berpengaruh, setidaknya
sampai umur 30-an akhir, dan bahwa wanita berusia lebih tua
mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk menjadi hamil.
2)
Usia Suami
10
upaya
ini
sudah
tidak
direkomendasikan
lagi
(Prawirohardjo, 2011).
e. Pola Hidup
1) Merokok
Dari beberapa penelitian yang ada, dijumpai fakta
bahwa merokok dapat menurunkan fertilitas perempuan. Oleh
karena itu sangat dianjurkan untuk menghentikan kebiasaan
merokok jika perempuan memiliki masalah infertilitas.
Penurunan fertilitas perempuan juga terjadi pada perempuan
perokok pasif. Penurunan fertilitas juga dialami oleh lelaki
yang memiliki kebiasaan merokok.
2) Alkhohol
Pada perempuan tidak terdapat cukup bukti ilmiah yang
menyatakan adanya hubungan antara minuman mengandung
11
keluhan
endometriosis
(Prawirohardjo, 2011).
sulit
memiliki
keturunan
12
13
14
15
2.
16
17
2.2.4..............................................................................Gejala Obesitas
Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di
dalam dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan
pernapasan dan sesak napas, meskipun penderita hanya melakukan
aktivitas yang ringan. Gangguan pernapasan bisa terjadi pada saat tidur
dan menyebabkan terhentinya pernapasan untuk sementara waktu (tidur
apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik,
termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis
(terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki). Juga kadang
sering ditemukan kelainan kulit. Seseorang yang menderita obesitas
memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan
dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang
18
19
IMT=
Klasifikasi
Berat Badan Kurang
Kisaran Normal
Berat Badan Lebih
Pra-Obes
Obes Tingkat I
Obes Tingkat 2
Obes Tingkat 3
IMT (Kg/m2)
< 18.5
18.5 24.9
> 25
25.0 29.9
30.0 34.9
35.0 39.9
40.0
b.
c.
Dikatakan berat badan lebih jika berat badan 50-90 dan tingginya
148-194
d.
20
Tabel 2.2
Pengukuran
Pria
Wanita
Resiko
Meningkat
Lingkar
>94 cm
pinggang
Sumber: Supariasa, 2007
Tabel 2.3
Resiko
sangat
meningkat
Resiko
meningkat
Resiko
sangat
meningkat
>102 cm
>80 cm
>88 cm
LILA (cm)
25.7-28.5
28.5-34.2
34.2-39.7
>39.7
Sumber: Supariasa, 2007
Kriteria
Normal
Obesitas
Obesitas berat
Obesitas sangat berat
2.2.7 Pengobatan
Langkah awal dalam mengobati obesitas adalah menaksir
lemak tubuh penderita dan risiko kesehatannya dengan cara
menghitung IMT. Resiko kesehatan yang berhubungan dengan
obesitas akan meningkat sejalan dengan meningkatnya angka IMT :
21
1.
2.
3.
4.
5.
22
23
24
disebabkan karena produksi estrogen pada sel-sel teka. Sel teka menghasilkan
androgen dan merespon luteinizing hormone (LH) dengan meningkatkan
jumlah reseptor LDL (low-density lipoprotein) yang berperan dalam
pemasukan kolesterol ke dalam sel. LH juga menstimulasi aktivitas protein
khusus, yang menyebabkan peningkatan produksi androgen. Ketika androgen
berdifusi ke sel granulosa dan jaringan lemak, androgen mengalami
metabolisme oleh aromatase menjadi estrogen. Makin banyak jaringan lemak,
makin banyak pula estrogen yang terbentuk, pada wanita yang gemuk tidak
hanya kelebihan androgen tetapi juga kelebihan estrogen akibatnya akan lebih
sering terjadi gangguan fungi ovarium (Vitahealth, 2007).
Hubungan obesitas dengan fertilitas yaitu ada kemungkinan bahwa
orang obese dapat menjadi infertil atau menimal lebih sukar mendapatkan
keturunan dibanding dengan orang yang tidak obese oleh feed back negatif
esterogen terhadap GnRh dan siklus mensrtuasi yang panjang. Tetapi
kebenaran ini masih secara teori dan memerlukan penelitian yang lebih lanjut
bagi yang terterik untuk mengadakan eksplorasi (Prawirohardjo, 2011).