Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Soft Skill

Suatu bakat yang dimiliki seseorang sejak lahir, bakat itu sendiri bisa dikategori seperti hobby
yang mengantar bakatnya menjadi suatu hal yang luar biasa, bisa dicontohkan seperti bakat
bermain gitar, sepak bola dan lain sebagainya. Namun disini penulis juga ingin memberi tahu
bahwa soft skill itu sendiri tidak akan berjalan sempurna apabila tidak di iringi dengan Hard
Skill, begitu pun sebaliknya. Menurut saya Soft skill itu sendiri akan nampak apabila seseorang
telah menemukan jati dirinya. Namun ada juga yang tidak akan mendapatkan soft skill dari
dirinya sendiri apa bila dia tidak ada keinginan untuk berubah yang besar dalam hidupnya dari
pola hidup yang buruk ke pola hidup yang lebih baik dari sebelumnya.
Karena Soft skill itu sendiri akan lahir apabila seseorang memiliki motivasi yang besar untuk
berubah lebih baik dari sebelumnya. Soft Skill sendiri sangat berkaitan dengan suatu ketrampilan
yang harus seimbang. Contohnya seorang beladiri tidak hanya melatih skillnya namun dia juga
harus melatih mental dan pikiran, lalu semua itu disatukan baru bisa mendapatkan kesempurnaan
dalam berlatih. Istilah ketrampilan soft skil ialah istilah yang mengacu pada kepribadian
seseorang yang di asa dari dalam lalu di lengkapi pula dengan ketrampilan Hard Skill.
Jadi menurut saya soft skill itu adalah suatu kelebihan yang terpendam dan untuk
memperolehnya harus melalui pemblajaran yang berkaitan dengan pengembangan diri seseorang,
dan kesimpulannya setiap manusia itu memiliki apa yang namanya soft skill namun tidak banyak
manusia yang mengetahui cara memperolehnya.

Sumber : http://jspedia.blogspot.com/2010/10/pengertian-soft-skill.html

Perbedaan Hardskill dengan Softskill


Dalam dunia kerja yang dibutuhkan tidak hanya kepandaian akademik/teknis saja, namun juga
non akademik. Di sekolah kita lebih diajarkan mengenai kemampuan akademik saja, sedangkan
kemampuan non akademik kita tidak begitu diperhatikan. Sedangkan nantinya ketika kita berada
di dunia kerja selain mampu dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan kemampuan, kita juga
harus mampu beadaptasi dengan baik di dunia kerja. Kemampuan akademik/teknis disebut juga
hardskill, sedangkan kemampuan non akademik disebut softskill. Hard skills merupakan
penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan
bidang ilmunya. Sedangkan softskill adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan
orang lain (interpersonal skills) dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal
skills) yang mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal. Contoh kemampuan hardskill
adalah keterampilan teknis seperti keuangan, komputer, kualitas, atau keterampilan perakitan.
Hardskill dapat dilihat/diukur dari riwayat pendidikan. Sedangkan softskill dapat dilihat dari
pengalaman dalam berorganisasi. Contoh softskill adalah pribadi dan perilaku interpersonal yang
mengembangkan dan memaksimalkan kinerja manusia misalnya, pelatihan, pembentukan tim,
pengambilan keputusan, inisiatif. Contoh lain dari keterampilan-keterampilan yang dimasukkan
dalam kategori soft skills adalah integritas, motivasi, etika, kerja sama dalam tim,

kepemimpinan, kemauan belajar, komitmen, mendengarkan, tangguh, fleksibel, komunikasi


lisan, jujur, berargumen logis, tahan banting, kompetisi, ulet, dan lainnya. Keterampilanketerampilan tersebut umumnya berkembang dalam kehidupan bermasyarakat. Sifat soft skills
meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter dan sikap. Sifat ini dimiliki
oleh setiap orang dengan kadar yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh kebiasaan berfikir,
berkata, bertindak dan bersikap. Tapi, sifat ini dapat berubah jika individu tersebut mau
mengubahnya dengan cara berlatih membiasakan diri. Softskill dibagi menjadi dua, yaitu
intrapersonal skills dan interpersonal skills. Intrapersonal skills adalah keterampilan seseorang
dalam mengatur diri sendiri. Intrapersonal skills sebaiknya dibenahi terlebih dahulu sebelum
seseorang mulai berhubungan dengan orang lain. Sedangkan interpersonal skills adalah
keterampilan seseorang yang diperlukan dalam berhubungan dengan orang lain. Secara rinci
keterampilan tersebut adalah :

Intrapersonal Skill :

Transformasi karakter

Transformasi keyakinan

Manajemen perubahan

Manajemen stres

Manajemen waktu

Proses berfikir kreatif

Tujuan pengaturan & tujuan hidup

Dipercepat belajar teknik

Percaya Diri

Penilaian sifat, diri & preferensi

Kesadaran emosional

Kontrol diri

Kelayakan

Proaktif

Interpersonal Skill :

Keterampilan komunikasi

Keterampila motivasi

Keterampilan kepemimpinan

Keterampilan self-marketing

Keterampilan negosiasi

Keterampilan presentasi

Keterampilan berbicara di publik

Kesadaran politik

Memanfaatkan keragaman

Orientasi pelayanan

Empati

Manajemen konflik

Kerjasama tim

Sinergi

Dewasa ini kebanyakan perusahaan dalam perekrutan pegawai mensyaratkan paduan antara
hardskill dengan softskill. Perusahaan menganggap bahwa percuma jika hardskill saja yang
bagus namun softskillnya tidak. Saat perekrutan karyawan, perusahaan cenderung memilih calon
yang memiliki kepribadian lebih baik meskipun hard skillnya lebih rendah. Alasannya sederhana,
yaitu memberikan pelatihan keterampilan jauh lebih mudah daripada pembentukan karakter.
Bahkan kemudian muncul tren dalam strategi rekrutasi, yaitu Recruit for Attitude, Train for
Skill. Pada perekrutan karyawan, kemampuan teknis dan akademis (hard skill) lebih mudah
diseleksi, dan dapat diketahui pada daftar riwayat hidup, pengalaman kerja, indeks prestasi dan
ketrampilan yang dikuasai. Sedangkan untuk soft skill biasanya dievaluasi oleh psikolog melalui
psikotes dan wawancara mendalam. Interpretasi hasil psikotes, meskipun tidak dijamin 100%
benar namun sangat membantu perusahaan dalam menempatkan the right person in the right
place. Umumnya kelemahan di softskill berupa karakter yang melekat pada diri seseorang.
Kemampuan ini bisa diasah dan ditingkatkan seiring dengan pengalaman kerja. Salah satu cara
mengubahnya melalui learning by doing. Selain itu, juga bisa diasah dan ditingkatkan dengan
cara mengikuti pelatihan-pelatihan maupun seminar-seminar manajemen. Namun, satu cara
ampuh untuk meningkatkan soft skill adalah dengan berinteraksi dan beraktivitas dengan orang
lain.
Sumber : http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/11/perbedaan-softskill-dan-hardskill/

Keterkaitan Antara Softkill, Hardskill dengan sekolah atau kuliah ?


Kita harus memiliki dan mengetahui soft skill dan hard skill pada diri kita seperti di judul
sebelum nya. Tapi bukan berarti bahwa sekolah atau kuliah menjadi tidak penting. Namun,
keseimbangan dari pertumbuhan hardskill dan softskill akan membuat Anda mengalami sukses

lebih cepat dan lebih jauh dari kesuksesan yang hanya ditunjang oleh salah satu faktor tersebut.
Perpaduan antara hardskill dan softskill sangat diperlukan untuk meraih jenjang karir yang tinggi
atau memperluas bisnis di masa depan.
Why Sofkill?
You are about to enter, the real world
Banyak lulusan dari perguruan tinggi baik itu negerti dan swasata yang tidak siap menghadapi
dunia nyata atau dunia kerja. Persaingan yang ketat kita di tuntut untuk memiliki kempuan yang
lebih bukan hanya kemampuan Hardskill (nilai IPK yang tinggi) tetapi kita di tuntut untuk
memeliki sebuah kompetensi seorang lulusan.
Berikut ini kompetentsi lulusan yang di harus dimiliki didalam menghadapi persaingan di dunia
nyata :

Komunikasi tertulis

Bekerja dalam tim

Teknologi

Berpikir logis

Berkomunikasi lisan

Bekerja mandiri

Ilmu pengetahuan

Berpikir analitis

Kemampuan-kemampuan di atas sebenarnya kita bisa dapatkan semasa sekolah, kuliah.


Organisasilah yang bisa membentuk seseorang bisa memiliki kemampuan-kemampuan di atas,
apakah anda memiliki kemampuan-kemampuan tersebut ? Belajar dan belajar itulah jawabannya
dan yang paling penting percaya pada kata PROSES.
referensi :

http://www.ukdw.ac.id/2009/id/?page_id=650

http://aku.rezaervani.com/?p=20

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/materisoftskill/pengertian_softskill_3.pdf

http://edukasi.kompasiana.com/2010/02/23/sinergi-soft-skill-dan-hard-skill/

Kebutuhan Soft Skill Di Dunia Kerja


Di dalam persaingan seperti sekarang, kebutuhan akan tenaga kerja yang memiliki
profesionalisme dan manajerial skill yang berbasis kemampuan sudah merupakan tuntutan.
Terlebih di dunia kerja sekarang banyak dipengaruhi perubahan pasar, ekonomi dan teknologi.
Tenaga kerja yang memiliki kecerdasan emosional (Emotional Quatient) sangat mendukung

pemenuhan kebutuhan tersebut disamping kecerdasan intelektual. Berdasar hasil survey Nasional
Assosiation of Colleges and Employers USA (2002) terhadap 457 pimpinan perusahaan
menyatakan bahwa Indeks Kumulatif Prestasi (IPK) bukanlah hal yang dianggap penting dalam
dunia kerja. Yang jauh lebih penting adalah sotfskill antara lain kemampuan komunikasi,
kejujuran, kerjasama, motivasi, kemampuan beradaptasi dan kemampuan interpersonal dengan
orientasi nilai pada kinerja yang efektif.
Kemampuan softskill diatas, sebetulnya masuk dalam kecerdasan emosional yang menurut
definisi adalah Kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain, Kemampuan
memotivasi diri, Kemampuan mengendalikan diri/ mengelola emosi pada diri sendiri dalam
hubungan dengan orang lain (Daniel Goleman). Ada lima kecedasan emosial yang dibutuhkan
didunia kerja sekarang ini, yaitu :
1.
Kesadaran Emosional , yang meliputi kedewasaan emosi dalam pengambilan keputusan
yang win-win solution.
2.
Pengelolaan Emosional (pengedalian diri) yang meliputi kemampuan kepekaan, sabar
dan tabah dalam menjalankan tugas.
3.

Motiovasi Diri, yang meliputi kemampuan berpikir positif, ulet dan pantang menyerah

4.
Empati pada Sesama ; yang meliputi kemampuan memahami, merasakan, peduli, hangat,
akrab dan kekeluargaan
5.
Ketrampilan Sosial , yang meliputi kemampuan bermusyawarah, bekerjasama,
kepentingan umum/tim)
Di sisi lain secara teori, di dalam dunia kerja, ada 3 (tiga) unsur utama yang harus dipenuhi agar
seseorang dikatakan memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi knowledge atau cognitive
domain, skill atau psychomotor domain, serta attitude atau affective domain.(Jayagopan
Ramasamy, Malaysia 2006). Dalam teori tersebut dikatakan bahwa kompetensi tersebut harus
bisa diukur (measurable), dinilai, ditunjukkan (demonstrable) dan diamati (observable) melalui
perilaku pada saat melaksanakan tugas. Sasaran akhir dari kompetensi adalah perilaku yang
diharapkan (desired behaviour) dan perlu ditunjukkan dalam melaksanakan tugas. kompetensi
yang berkaitan langsung dengan bidang kerja.
Selain itu menurut Spencer & specer ada 2 (dua) kompetensi yang berkaitan dengan bidang
kerja, yakni Generic competencies, merujuk pada kompetensi yang perlu ada pada semua
pegawai mengarah ke softskills, sikap mental dalam bekerja dan Functional competencies,
merujuk pada kompetensi khusus yang diperlukan bagi suatu fungsi atau pekerjaan tertentu
mengarah ke hardskills dan kemampuan teknis. Sedangkan di lapangan, kompetensi tersebut
terbagi atas kebutuhan kemampuan Knowledge: diukur melalui ujian penilaian yang
dilaksanakan oleh pihak berwenang, Skill : diukur dengan mengikutsertakan ke dalam pelatihanpelatihan tertentu dan Attitude: diukur secara lebih subjektif melalui penilaian terhadap perilaku
yang ditunjukkan dalam melaksanakan tugas. Knowledge (melalui pendidikan), Skill (melalui
pelatihan) dan Attitude yg harus dimiliki oleh tenaga kerja disesuaikan dengan kebutuhan dunia
usaha/dunia kerja dengan menggunakan konsep Link and Match.

Sedangkan ketrampilan softskill tenaga kerja, dalam perkembangannya banyak disumbang oleh
karakter pribadi yang berasal dari didikan lingkungan keluarga (pola asuh), tradisi dan pengaruh
lingkungan sekolah (sosial).
Di beberapa perusahaan, ketrampilan softskill yang dibutuhkan meliputi leadership, kreativitas,
kominukasi, kejujuran dan fleksibel. Memang dalam prakteknya ketrampilan softskill dapat
dilatih dan disiapkan, namun menurut pengalaman dari PT Charoen Pokphand Indonesia
misalnya, perubahan-perubahan dalam organisasi termasuk budaya organisasi juga dapat
menyumbang terhadap peningkatan softskill tenaga kerja. Pembinaan softskill yang baik,
menurut pengalaman PT. Charoen dengan komunikasi asertif, yaitu komunikasi yang berdasar
keterbukaan, jujur, tegas, langsung dan dengan cara yang sopan.
Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli).
Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang
mujahid di jalan Allah Azza wajalla. (HR. Ahmad)
Keterkaitan Antara Softskill dan Hardskill
Bukan hanya di lingkungan akademisi kita di tuntut untuk mengembangkan sofkill kita, sebelum
nantinya kita siap untuk memasuki dunia nyata (real word) tapi pengasahahan sofkill juga di
dalam agama kita di suruh untuk mengasahnya keterampilan menjadi seorang yang profesional
dan ahli di bidang yang digeluti.
Hadis di atas menegaskan kita untuk membangun sebuah kemapuan baik itu Hardskill maupun
Sofkill. Sukses meraih cita-cita dan karir di masa depan tidak hanya ditentukan oleh hardskill,
seperti tingginya nilai indeks prestasi (IP), penguasaan teori serta terampil dalam
mengoperasikan peralatan laboratorium dan perangkat berteknologi tinggi. Ada banyak cerita
dari orang-orang yang tidak memiliki IP yang tinggi meraih sukses dalam kehidupannya, karena
mereka mengandalkan pertumbuhan softskill.

Anda mungkin juga menyukai