yang tidak hanya memiliki kemahiran hard skill saja tetapi juga piawai dalam
aspek soft skill-nya. Dunia pendidikanpun mengungkapkan bahwa berdasarkan
penelitian di Harvard University Amerika Serikat ternyata kesuksesan seseorang
tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard
skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain ( soft skill).
Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% oleh
hard skill dan sisanya 80% oleh soft skill (Direktorat Pendidikan ITB, 2005).
Apa yang membuat seseorang sukses? IP nyaris 4,00? Tampang keren? Calon
Mertua Kaya? Keberuntungan? Hasil penelitian menunjukkan bahwa IP hanya
menduduki peringkat 17 dari 20 kualitas lulusan perguruan tinggi yang
diharapkan dunia kerja.
Soft skill adalah kemampuan seseorang untuk bisa beradaptasi dan
berkomunikasi dengan baik pada lingkungan dimana dia berada. Ini penting,
karena banyak para lulusan penguruan tinggi ketika diminta berbicara,
menyampaikan ide atau gagasan serta mempresentasikan karyanya, tidak siap
(Pramudi, 2008).
Soft skill adalah kemampuan tak terlihat yang diperlukan untuk sukses (Ditdik
ITB, 2005).
Soft skill sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang selama ini
dikenal dengan istilah kecerdasan emosional ( emotional quotient ). Soft skill
sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis,
yang lebih mengutamakan kemampuan intrapersonal dan interpersonal. Intrapersonal skill: ketrampilan seseorang dalam mengatur dirinya sendiri untuk
pengembangan kerja secara optimal. Inter-personal skill: ketrampilan seseorang
dalam hubungan dengan orang lain untuk pengembangan kerja secara optimal
(UBB, 2008).
Soft skill adalah sebuah istilah dalam sosiologi tentang EQ ( Emotional Quotient)
seseorang, yang dapat dikategorikan /klusterkan menjadi kehidupan sosial,
komunikasi, bertutur bahasa, kebiasan, keramahan, optimasi. Soft skills berbeda
dengan hard skills yang menekankan kepada IQ, artinya penguasaan ilmu
pengetahuan, teknologi dan ketrampilan teknis yang berhubungan dengan
bidang ilmunya. (Karmilasari, 2008). Contoh perbedaan soft skills dan hard skills
bisa dilihat di gambar di bawah ini:
Wakil Rektor ITB menyatakan bahwa pendidikan yang diberikan di ruang kuliah
pada umumnya lebih difokuskan kepada kemampuan analitis (hard skills ).
Sedangkan pendidikan yang lebih bersifat kemampuan interaksi sosial (soft
skills ) dan pendidikan kepribadian harus dilakukan pada waktu dan kesempatan
tersendiri.
Menurut Dede (2008), kampus itu memang tempat untuk menimba dua
kemampuan yaitu soft skill dan hard skill, atau bisa dikatakan sebagai proses
memanusiakan manusia dan memanusiakan homo sapiens yang memiliki faham
homo homini lupus. Saya sering mengistilahkan bahwa kampus adalah KOTAK
PEMANUSIA. Jadi kalo udah lulus kuliah itu harus jadi MANUSIA. dalam pengertian
bahwa manusia yang di maksud adalah manusia yang homo homini socius,
manusia yang memiliki budaya dan beretika (Dede, 2008).
Ringkasnya seperti uraian di bawah ini:
HARDSKILL (Kemampuan TEKNIS) kemampuan yang kita miliki atau dipelajari
baik di kelas maupun di laboratorium, mereka yang belajar dengan rajin, giat,
dan tekun akan memperoleh kemampuan teknis yang baik, dicerminkan salah
satunya dengan nilai atau IP (indeks prestasi) yang tinggi. Sifatnya visible karena
ada benda yang dapat membuktikannya seperti ijazah,srtifikat, dsb.
SOFTSKILL (Kemampuan NON-TEKNIS ) kemampuan seseorang untuk bisa
bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik pada lingkungan dimana dia
berada. Sifatnya invisible. Atribut dari softskill ini seperti, sikap baik seperti
integritas, inisiatif, motivasi, etika, kerja sama dalam tim, kepemimpinan,
kemauan belajar, komitmen, mendengarkan, tangguh, fleksibel, komunikasi lisan,
jujur, berargumen logis, kemampuan beradaptasi, pemecahan masalah dan
lainnya. (Wartawarga, 2009)
Menurut orang-orang sukses sih persentasenya 80% Soft skill dan 20%
Hard skill Akan tetapi realisasi yang terjadi pada sebagian besar perguruan
tinggi di Indonesia ini adalah 10% Soft skill dan 90% Hard skill. wah-wahjauh
sekali perbedaannya ya..
Perguruan tinggi memandang lulusan yang mempunyai kompetensi tinggi adalah
mereka yang lulus dengan nilai tinggi. Sedangkan, dunia kerja menganggap
bahwa lulusan yang high competence adalah mereka yang mempunyai
kemampuan teknis dan sikap yang baik. Nah ini dia,kalau menurut saya..antara
hard skill dan soft skill, yamemang tidak bisa dipisahkan untuk menuju
kesuksesan karir seseorang.
60% Hard skill dan 40% Soft skill. (menurut pendapat saya ya..mungkin saja
berbeda dengan anda). Tapi, alangkah baiknya jika kedua elemen ini seimbang
dan proporsional (Wartawarga, 2009).
Sebagai salah satu contoh, Universitas Gunadarma sudah menerapkan sejumlah
Mata Kuliah (MK) yang proses belajar-mengajarnya adaptif terhadap
pengembangan soft skills . Penerapan MK tersebut tentunya dilatarbelakangi
berbagai faktor pertimbangan yaitu:
1. Perkuliahan di perguruan tinggi tidak hanya mengandalkan materi yang
diajarkan di kelas . Mahasiswa perlu berinisitaif untuk memanfaatkan proses
pembelajaran di luar kelas. Kata para ahli sih, sekarang sudah jamannya
menerapkan metode student centered learning yang menempatkan
mahasiswa sebagai manusia pembelajar yang harus aktif dan kritis dalam
menjalankan proses pembelajaran. Jadi harus ada perubahan mindset di
kalangan mahasiswa bahwa belajar di perguruan tinggi itu relatif berbeda dengan
di SMA yang mungkin lebih mengandalkan peran guru di kelas, walaupun tidak
menutup kemungkinan ada sejumlah SMA yang mulai menerapkan studentcentered learning.
2. Ada kecenderungan bahwa mahasiswa belajar di kelas untuk penguasaan core
competency atau hardskill sesuai dengan bidang ilmu atau program studinya
masing-masing. Padahal kesuksesan seseorang tidak hanya mengandalkan
penguasaan hard skill saja. Berbagai kemampuan dan ketrampilan lain sangat
dibutuhkan seperti inisiatif, kemampuan komunikasi lisan dan tulisan,
interpersonnal skill dan intrapersonal skills, kepedulian sosial, kerja sama dan
kepemimpinan, kreatifitas dan inovasi, dll.
3. Memerlukan terobosan atau inovasi dalam proses belajar-mengajar . Kondisi
itulah yang mendorong penerapan MK soft skills yang sarat dengan
pemanfaatan ICT seperti blog, student digital locker, sistem student portofolio,
Student journalism, sistem komunikasi dosen-mahasiswa melalui
studentsite staffsite, serta sistem informasi pendukung lainnya.
4. Setiap civitas academica UG sebaiknya mulai berperan serta dalam mengatasi
persoaan riil di masyarakat. Peran tersebut diantaranya melalui pendidikan publik
atau memberikan solusi atau alternatif pemecahan masalah dalam bentuk
tulisan-tulisan yang bermanfaat untuk masyarakat. Berbagai tulisan tersebut
berifat open content atau dapat diakses oleh publik secara gratis. Kebijakan
open content tersebut memerlukan komitmen terhadap perlindungan Hak atas
Kekayaan Intelektual (HaKI), bukan bentuk plagiarisme, atau mengindahkan
kaidah atau prinsip ilmiah. (Campus Blog, 2009).
Menurut OBrien dalam bukunya Making College Count , berbagai soft skills
penting dapat dikategorikan ke dalam 7 area yang disebut Winning
Characteristics . Ketujuh area tersebut membentuk akronim
COLLEGE :
1. C ommunication Skills
2. O rganizational Skills
3. L eadership
4. L ogic
5. E ffort
6. G roup Skills
7. E thics
Menurut Direktur Distributing Networking Bank Mandiri, Zaini (2008) Saran bagi
mahasiswa untuk lebih siap terjun ke dunia kerja/usaha adalah pergunakan masa
kuliah secara optimal dengan membagi waktu secara proporsional antara bidang
akademis dan non akademis sehingga membina secara optimal kemampuan
berkarakter, komunikasi yang baik, penuh perhatian, murah senyum dan punya
rasa
humor tinggi, ceria dan gembira, termasuk di dalam memberi penugasanpenugasan dalam perkuliahan.(Pramudi, 2008)
Keempat adalah jalin pertemanan dengan semua kalangan tanpa memandang
umur, jabatan, pangkat, ras, suku, atau bahkan fakultas. Banyak mahasiswa yang
hanya bergaul dengan itu-itu saja temannya (geng), jelas itu sangat membatasi
diri untuk bergaul, berbagi cerita, bertukar pengalaman, dan sebagainya.
JANGAN LULUS HANYA DENGAN GELAR SAJA!!
Seorang mahasiswa/sarjana yang kompeten ( skillful student ) memiliki
hardskills :
knowledge & skill, serta memiliki softskills: interpersonal & intrapersonal.
Kesuksesan seseorang lulusan dipengaruhi oleh s oft skill (40%) , networking
(30%), hardskill (20%), and financial (10%)
Nah dari paparan tersebut diatas memberikan kesimpulan kepada kita bahwa
pendidikan tidak sekedar membuat mahasiswa menjadi pandai, melainkan
bagaimana mahasiswa diajak untuk berdaya agar menjadi cerdas dan kompetitif.
Intinya, soft skill dilatih dengan cara sering berinteraksi dan menyeimbangkan
aktivitas akademik dan non akademik.
Berikut adalah atribut soft skill yang dibutuhkan dalam dunia kerja:
Ada salah seorang HRD pada sebuah kantor mengatakan lulusan sekarang
banyak yang kurang memiliki sikap yang baik, misalnya, tidak dapat memenuhi
kontrak kerja, kurang dapat bekerja sama, tidak punya leadership, integritas
pribadi dipertanyakan, etika kurang. Banyak para lulusan perguruan tinggi ketika
diminta berbicara, menyampaikan ide atau gagasan serta mempresentasikan
karyanya, tidak siap, tambahnya.
Kalau IP terlalu besar juga akan di pertanyakan , atau malah tidak di acc, karena
di nilai nanti tidak bisa bekerja sama dengan partner karena dinilai individualis
Waduh kok asumsi para pewawancara seperti ini ya sekarang?..ck..ck..ck..
Nah di sinilah menurut saya mengapa Soft skill sangat berperan
Dalam manajemen modern ditemukan bahwa suksesnya seseorang tidak hanya
ditentukan dari kecerdasan semata, tapi juga soft skill yang dimiliki.
Btw , sudah berapa soft skill yang kita punya & sering kita amalkan dalam
kehidupan sehari-hari?! Hanya Anda sendiri yang mampu menjawabnya.
Lalu, kapan mahasiswa fakultas keperawatan unpad akan mendapat mata kuliah
soft skill untuk menunjang karir dan profesinya sebagai calon perawat
profesional???????
Just feel free to give any respond/comment but NO JUNK & NO SARA!
THANKS FOR BLOGWALKING.. LEAVE YOUR FOOTPRINTS HERE! ;)
... other posts by zikri
Tags: gelar , hard skill, hardskill , lulus ,
nurse, soft skill, softskill
16 Comments
April 22, 2010 at 10:32 am
like this pisanterimakasih sudah berbagi ilmunya
lanjutkan, ki!heuheu
April 23, 2010 at 5:02 am
Tulisannya kerentinggal diimplementasikan saja! Tetap semangat untuk
melengkapi soft skills yang diminta ya
April 23, 2010 at 10:04 am
Makasih banyak bu..
Tapi, pesan dari ibu bukanlah suatu hal yang mudah. MELENGKAPI soft skills
kan perlu pengalaman, proses, dan evaluasi agar terukur seberapa besar
pencapaian atau tingkat keberhasilannya. Saya rasa sudah saatnya kita mencoba
untuk mengadakan training/coaching clinic untuk mengasah hal tersebut.
Mumpung 2006 masih di fkep nih bu. Ntar mah keburu lulus.. Jadi, kapan atuh bu
kira2 program ini bisa dijalankan?? We all really really need that and still waiting
for the ACTION (Hopefully).
April 23, 2010 at 10:21 am
goooooooood b(^_^)d
April 23, 2010 at 11:18 pm
like this.. semangat terus ngeblognya ki..
April 24, 2010 at 9:26 am
mantab gan..
referensinya terya