Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN TUTORIAL 2

Koreng-koreng yang terasa gatal pada


tangan, bokong dan kaki

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5

Ketua
Sekretaris
Anggota

:
:
:

Fransiskus Xaverius Manik


(14000023)
Fansisca Siallagan
(14000036)
Suyoslan Tambunan
(14000013)
Eva Rehulina Simarsoit
(14000008)
Nancy Nadia Sihotang
(14000022)
Andrea Hasudungan Marpaung (14000048)
Abednego Oktara Sebayang
(14000020)
Mitra Sexagesima Simajuntak
(14000007)
Devi Indo Tehnri Sihaloho
(14000047)
Kartini Masniari Siburian
(14000017)

KEDOKTERAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN


2015 / 2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nya karena akhirnya
laporan tutorial 2 dari kami kelompok 5 dapat diselesaikan. Ada pun tujuan dari penulisan
laporan tutorial 2 ini adalah melaporkan kepada bapak/ibu dosen mengenai hasil tutorial kami
kelompok 5.
Laporan ini berisikan pokok-pokok bahasan yang kami bahas mengenai penyakit pada
integumen yang mengalami scabies.
Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada tutor kami yang telah banyak
membantu dan membimbing kami dalam penyelesaian pemicu materi tutorial kali ini.
Kami kelompok 5 berharap makalah ini dapat berguna bagi anda sebagai pembaca dan
kami sangat mengharapkan kritik dan saran agar semakin berkembangnya pengetahuan
mengenai penyakit yang berhubungan dengan system integumen.
Akhir kata kami kelompok 5 mengucapkan banyak terimakasih.

Medan, 19 Januari 2016

Kelompok 5

DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1. Pendahuluan
1
2
3
4

Pemicu.
Masalah.
AnalisisMasalah.
Hipotesa.

Bab 2.
2.1

2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8

Learning Isu dan Pembahasan

Gambaran Klinis Ruam Akibat Jamur, Bakteri, Parasit


Siklus Hidup Sarcoptes Skabies
Patofisiologi Kasus Pemicu
Diagnosa Banding Berdasarkan Kasus Pemicu
Definisi , Epidemiologi, Faktor Resiko serta Tanda dan Gejala pada Skabies
Penegakan Diagnostik Skabies
Penatalaksanaan dan Edukasi Skabies
Prognosis Skabies

Bab 3. Penutup
3.1
3.2

Kesimpulan
Daftar Pustaka

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pemicu

Seorang anak laki-laki, usia 10 tahun datang bersama ibunya ke RS dengan keluhan korengkoreng yang terasa gatal pada daerah tangan, ketiak, kemaluan, bokong dan kaki sejak 1 minggu
yang lalu. Rasa gatal dirasakan os terutama pada malam hari.
Pada pemeriksaan dermatologis :
Ruam : papul multiple eritematosa, pustule, erosi, ekskoriasi dan krusta
Regio : radialis anterior distal, interdigitalis manus, aksilaris, interdigitalis pedis sinistra et
dextra, genitalia, glutealis
Apa yang kira-kira terjadi pada anak tersebut?
More Info I :
Anak laki-laki tersebut tinggal dip anti asuhan. Setiap kamar panti asuhan ditempati oleh 10 anak
di kamar yang sempit. Di kamar tersebut terdapat beberapa anak dengan keluhan yang sama.
Pemeriksaan kerokan kulit : sarcoptes skabies (+)

1.2 Masalah

Koreng-koreng yang terasa gatal terutama pada malam hari

1.3 Analisis Masalah

Faktor Predisposis

Parasit
(Tungau)

Bakteri

Jamur

(Streptococcus)

(Candida)

Ruam

Ruam

Ruam

*Papul

*Pustul

*Hipopigmentasi

*Terowongan

*Vesikel

*Lesi satelit

*Vesikel

*Bula

*Eritema

*Krusta
*Eritema

1.4 Hipotesa
Terinfeksi oleh jamur, bakteri dan parasit.

BAB II
LEARNING ISSUE

2.1. Gambaran Klinis Ruam Akibat Jamur, Bakteri, Parasit.

I. Gambaran Klinis Ruam Akibat Bakteri.

1. Impetigo.
Definisi : Infeksi piogenik superficial dan mudah menular yang terdapat di permukaan kulit.
Manifestasi klinis : Dimulai dengan vesikula kecil berdinding tipis kadang diserti halo
eritematus. Vesikula cepat berubah menjadi pustule dan mudah pecah. Secret purulent yang
keluar membentuk krusta, yang lengket, berwarna kuning. Biasanya lesi tidak nyeri, kadangkala
penderita mengeluh rasa gatal dan rasa terbakar.
2. Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (SSSS).
Definisi : Suatu bentuk penyakit kulit yang berat dan disebabkan oleh eksotoksin eksfoliatif yang
dihasilkan S. aureus fagegrup II dan ditandai oleh pembentukan bula dan eksfoliasi yang
generalisata.
Manifestasi klinis : Sering menyerang anak usia < 5 tahun, penyakit ini terjadi mendadak,
terkadang setelah pasien mengalami faringitis, rhinorrhea, konjungtivitis atau infeksi stafilokok
dengan eritem yang luas dan kulit lembut. Bula lunak, yang besar dan berisi dengan cairan yang
terbentuk, pecah segera.
3. Ektima
Definisi : Suatu infeksi piogenik kulit yang ditandai pembentukan krusta yang menutupi tukak
(ulkus dibawahnya).
Manifestasi klinis : Ektima mulai sebagai pustul atau bula yang cepat membesar dan menjadi
ulkus. Lesi berbentuk bulat atau oval dengan diameter 1-3 cm, dikelilingi oleh halo eritem dan
edema. Ektima ditutupi krusta tebal yang melekat dan berwarna coklat tua, jika krusta diangkat
terdapat ulkus purulent. Penderita merasa sedikit sakit dan pada perabaant erasas edikit nyeri.
3

II. Gambaran Klinis Ruam Akibat Jamur.

1. Pitiriasisversikolor.

2. Tineakorporis.

3. Tineapedis.

III. Gambaran Klinis Ruam Akibat Parasit.

1. Skabies.
Tanda dan Gejala : Adanya rasa gatal. Ditemukannya bintik-bintik seperti gigitan serangga.
Kulit terasa gatal yang di rasakan begitu hebatnya pada malam hari.
Lokasi sering ditemukan : Sela-sela jari tangan, telapak tangan, pergelangan tangan, lipatan
ketiak bagian luar, bokong,perut bagian bawah dan siku bagian luar.

2. Pedikulosis.
Tanda dan Gejala : Perasaan gatal, menyerang semua bagian tubuh manusia (di kepala, badan
dan rambut pubis).
Ciri-ciri khas yang di temukan : Di rambut di temukan telur pediculus atau kutu pediculus, di
rambut pubis di temukan seperti bercak atau kebiruan. Pada pediculus corporis di temukan kutu
atau telur pada pakian tersebut.

2.2. Siklus Hidup Sarcoptes Skabies


Siklus hidup tungau ini sebagai berikut, setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi di atas kulit,
yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup dalam terowongan yang digali oleh
yang betina. Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum,
dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari dan sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari
sampai mencapai jumlah 40 atau 50. Bentuk betina yang telah dibuahi ini dapat hidups ebulan
lamanya. Telurnya akan menetas di stratum korneum biasanya dalam waktu 3-5 hari dan menjadi
larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat
juga keluar. Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan
betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa
memerlukan waktu antara 8-12 hari (Handoko, 2008). Telur menetas menjadi larva dalam waktu
3-4 hari, kemudian larva meninggalkan terowongan dan masuk kedalam folikel rambut.
Selanjutnya larva berubah menjadi nimfa yang akan menjadi parasit dewasa. Tungau scabies
betina membuat liang di epidermis dan meletakkan telur-telurnya di dalam liang yang
ditinggalkannya, sedangkan tungau scabies jantan hanya mempunyai satu tugas dalam

kehidupannya, yaitu kawin dengan tungau betina setelah melaksanakan tugas mereka masingmasinga kanmati.
6

2.3. Patofisiologi Kasus Pemicu

PTMS

e ke e ao n n b r i i g e

edHt

e i t i r bp oa u e wa

srp

s e ia

ksm

er m m n

ae t

ui p m e

k41
e

r sl u a

r
u

ba

e l it i n

h oi

nm

k i la

ub

ie t e i v l e i

st

sg

a
d

g e
n
s

an

en m

k
k

u
a

n
e

g
l

l i t
n

f e

n
m
7

Hipersensitivitas tipe 1

VPSAID gl ae- nlP 4e jlsECt ae r io m g n b ad e a e k i nl rna i nsktb a t a e i s mt r ia i k pun a el a dt m a s i ni b s u d e l e ul n Bh g d a a n r aI g h E , Pd e a n i n g k a t a n


pnmrbTi e eal a es rs se ln mp e p y r k e o ta a o a l j i t r bf k e d iFa l r i C n a t r a - s e E s i s R d ek I a p d n pt i o i b l r e e Fr r , C d K - i fEe e Rr r u Ie s pn a as k i d a a sn i s e e p l i mt e al sd t a n
maU(dsht f e na2 le uae l tn s nki m eg o bjg sa e as d n as i t o s dfi e al l n p l a s m a
mdbMka e a e p rns dn i oa fid la s e l T
agtilhn ae lhe tep l laou rp gr e e r 2
rnsag ik s l y ka a b n i e g
saik n a n ) fl m a a
mIna g a E s
iIp L 4
A
P
C
Hipersensitivitas tipe 4

SPAMsD e Pn i e lCt l i ea T g pn e a ag n k k a a n p m e n a n g k a p
armsebdon nlei I e L tr h im- g 1 A e i g Pn r C d , e D n i g a n C D 4 d a n C D 3
ljomyatYi k a as a pn i n t r g k g p ek a a d d p a a d i p e r m u k a a n n y a
alemTkAi i e s P eo el C e nl n e , n s k j t a u i r l
tnfmgdpH a ei L i us k t A i la a k a - h Dt s i R
aesbpm e nea l nd T ia n g
rnkHse e L A - D R
asm e l T
kUsIo i
lstLr i
faei
nla2
sgT i
9

PsMKpiA

e e r n e o l r t e n a i m g g t ei a

pmhneld i f aoi e e s l i e dl k p

ns
a

ahmlrt a n i s e ns t s n g a e g k m l ah
miaeA n s P fl ea i C l a sd k , t m a
odepsr

e ai k i l k t n o o a s t a

rmnaTfp

oa a i d d k a r o

ifsmeH n a L fl ge A a - D
mkr

ao

d
k

ip n
n a

r o

t r i n

, m

f a

, l e
s

l a

k
i n

o
n

i a

t o

iaro i
n
ILy
2

10

2.4. Diagnosa Banding Berdasarkan Kasus Pemicu


Nama
Penyakit

Definisi

Scabies

Penyakit kulit
yang disebabkan
oleh tungau (bite).

Sarcoptes sp.

Insect Bite

penyakit kulit
dengan rasa gatal
terutama
malam hari,
menyerang anakanak hingga
pubertas dan
menyerap bagian
ekstensor dari
ekstremitas.

Hipersensitivitas Pruritus nokturia, oedem,


terhadap
eritema.
insekta,
keringat, debu,
kotoran.

ekstremitas bagian
ekstensor, bagian dahi,
gluteal, abdomen bagian
bawah.

Impetigo

Suatu infeksi /
peradangan kulit
yang disebabkan
oleh suatu bakteri.

Streptococcus
pyogenes

papula eritema, vesikel,


pustula erosi, koreng.

wajah, lengan , tungkai.

infeksi/
peradangan pada
folikel rambut.

bakteri
staphylococcus.

papula eritema, pruritus,


erosi, kropeng,vesikel.

dapat terjadi dibagian


kulit manapun terutama
tungkai bawah.

alergi, asma,
daya tahan
tubuh lemah.

skuama, pruritus,
eritema, vesikel, pustula.

lipatan paha, lipatan


telinga tangan dan kaki.

Folikulitis

Eksim

Etiologi

Gambaran

Bagian yang diserang

Klinis

Sarcoptes scabei
var. hominis

Pruritus, generalisata,
erupsi kulit, vesikula,
terowongan bawah kulit,
nodula,papula
eritematosa, erosi,krusta

Bokong,Lipat paha, axilla,


skrotum , penis, celah
interdigital, mula flexor
pergelangan tangan,
ekstensor siku lengan, liptan
payudara wanita, jaringan
sekitar umbilicus.

Streptococcus
beta
hemolitycus
grup A

Tinea
Korporis

Infeksi jamur
dermatofita pada
kulit berrambut
halus/ glabrous
skin.

T. Rubrum, T
mentagrophytes,
T. Tonsurans, M.
Canis dan M.
Audouini.

lesi anular bulat atau


bulat lonjong
eritema,skuama,vesikel
dan
papul,erosi,krusta,konflu
ensi

Bagian tubuh yang


berambut halus.

2.5 Definisi , Epidemiologi, Faktor Resiko serta Tanda dan Gejala pada
Skabies

I. Definisi.
Skabies adalah penyakit kulit akibat infestasi dan sensitasi tungau sarcoptes scabiei jenis
manusia dan produknya pada tubuh.
II. Epidemiologi.
Banyak menyerang anak-anak walaupun orang dewasa dapat pula terkena, frekuensi sama pada
kedua gender, ditemukan pada semua bangsa dan ras
III. Faktor Resiko.

Penularan dapat berlangsung secara langsung maupun tak langsung melalui pakaian,
tempat tidur dan alat-alat tidur, handuk dan lain-lain
Populasi yang padat pada suatu tempat mempermudah penularan penyakit
Kumuh, dengan kebersihan dan hygiene yang buruk mempermudah penularan.

IV. Tanda dan Gejala.


Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
Penderita selalu mengeluh gatal, terutama pada malam hari.
Kelainan kulit mula- mula berupa papul, vesikel, garukan menyebabkan timbulnya
infeksi sekunder sehingga terjadinya pustule.

Lokalisasi:jari tangan, pergelangan tangan, ketiak, sekitar pusar, paha bagian dalam,
genitalia pria, dan bokong. Pada bayi: kepala, telapak tangan dan kaki.
12

Efloresensi: Papul dan vesikel miliar sampai lentikular disertai ekskoriasi(scratch mark).
Jika terjadi infeksi sekunder, tampak pustule lentikular. Lesi yang khas adalah
terowongan miliar, tampak berasal dari salah satu papul atau vesikel, panjang kira-kira 1
cm, bewarna putih abu-abu. Akhir/ujung kanalikuli adalah tempat bersembunyi dan
bertelur sarcoptes scabie betina.

2.6 Penegakan Diagnostik Skabies


1. Anamnesis.

Keluhan utama (OSLOL)


Keluhan tambahan
Riwayat penyakit terdahulu
Riwayat penyakit keluarga
Pemakaian obat-obatan
Lingkungan sehari-hari

2. Pemeriksaan Fisik.

Inspeksi
Palpasi

Cara menemukan tungau :

Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung yang terlihat papul atau vesikel
dicengkol dengan jarum dan letakkan di atas sebuah kaca objek, lalu ditambahkan dengan
KOH 10% kemudia ditutup dengan kaca penutup dan dilihat dengan mikroskop cahaya.
Dengan cara menyikat dengan sikat dan di tamping di atas selembar kertas putih dan
dilihat dengan kaca pembesar.
Dengan membuat biopsy irisan. Caranya : lesi dijepit dengan 2 jari kemudian dibuat
irisan tipis dengan pisau dan diperiksa dengan mikroskop cahaya.
Dengan biopsy eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan H.E.

13

2.7 Penatalaksanaan dan Edukasi Skabies

Farmakologi1,2
Obat

Dosis

Permethrin 5% (Cream)

Dipakai selama 8 jam,diulang dalam 7 hari

Lindane 1% (Lotion)

Dipakai selama 8 jam,diulang dalam 7 hari

Crotamiton 10% (Cream)

Dipakai selama 8 jam pada hari 1,2,3,dan 8

Precipitated sulfur 5%-10%

Dipakai selama 8 jam pada hari 1,2,3

Benzyl Benzoate 10% (Lotion)

Dipakai selama 24 jam

Invermectin 200mg/kg

Pemakaian Oral hari1 dan 8

Edukasi
o Pasien diharapkan memakai obat sesuai anjuran dari dokter.
o Meningkatkan kebersihan pribadi dan lingkungan.
o Penggunaan obat diluar anjuran dokter tidak diperkenankan.

2.8 Prognosis Skabies


Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, serta syarat pengobtan dan
menghilangkan faktor predisposisi (antara lain hygiene), maka penyakit ini dapat diberantas dan
member prognosis yang baik.

14

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Os mengalami skabies.

3.2. Daftar Pustaka


1. Kowalak. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta : EGC, 2012.
2. Price, Sylvia A. Patofisiologi vol. 2 ed. 6th . Jakarta : EGC, 2012.
3. Currie B, McCarthy J. Permethrin and ivermectin for scabies. N Engl J Med 2010;
362:717725 available on
http://www.cdc.gov/parasites/scabies/health_professionals/meds.html
4. Goldsmith L, Kats Z, Gilchrest B, Paller A, Leffel D, Wolf K. Fitzpatricks
Dermatology in General Medicine. 8th edition. United States: The McGraw-Hill
Companies, 2012.
5. Harahap, Marwali. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Hipokrates, 2000; 47-51p.
6. Wolff, Klaus. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. Ed. 7 th. United States
of America : McGraw-Hill.
7. Djaenudin Natadisastra, Ridad Agoes. Parasitologi Kedokteran : Ditinjau dari Organ
Tubuh yang Terserang. Jakarta : EGC, 2009.
8. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed. 6 th.
Jakarta : FK UI, 2010; 122-124p.

15

Anda mungkin juga menyukai