Ia baru saja
menyelesaikan sekolah sarjananya. Bayangkan betapa lamanya ia menjalani masa
kuliah. Kalau ada orang kebanyakan yang suka menghakimi, pastilah anda akan
segera melabeli si agus ini sebagai manusia yang pemalas, bodoh, kurang inisiatif,
lemot, mudah patah semangat.
Dan anda memang tidak salah. Agus memang manusia seperti itu, walaupun ia
sebenarnya benci menjadi seperti itu. Selama kuliah, ia hanya serius menjalani di
semester 2. Setelahnya ia menjalani dengan separuh, bahkan mungkin 1/7 hati.
Tugas-tugas menumpuk yang tidak pernah ia selesaikan.
Saat ujian, si agus akan datang ke kampus, tapi tidak pernah sampai di ruang ujian.
Ia malah duduk merokok di kantin kampus.
Saat malam ia jarang tidur, kalau belum menjelang pagi. Sekali kali malah tidurnya
setelah menjelang siang. Dan dia pasti tidak ke kampus lagi kalau sudah seperti itu.
Kini si agus sudah bekerja dan saat bekerja pun ia seperti saat masih kuliah
Dia juga manipulatif dan suka merekayasa suasana. Demi keutungan pribadi
Agus ini ingin bisa menulis yang banyak, menulis sebuah cerita yang bagus. Untuk
disumbangkan ke suatu situs online agar bisa mendapatkan dokumen yang ia
inginkan
Apakah suatu saat agus akan menjadi baik. Apakah si Agus ini akan bisa
mendapatkan cinta seseorang untuk dapat hidup bersamanya.
Kita tidak akan pernah tahu, masa depan seseorang itu hanya Allah yang tahu.
Tapi kalau ada adalah orang kebanyakan, anda pasti akan mengatakan, atau
meramalkan bahwa Agus tidak akan menjadi apa-apa nantinya
Agus hanya akan, paling tidak bisa kerja, bisa hidup cukup, tapi tidak akan menjadi
luar biasa.
Well, mungkin saja anda sedang menilai, meramalkan nasib sendiri. Siapa yang
tahu?