Anda di halaman 1dari 2

 Gambaran isi novel

Mengejar Cinta Sejati


Harus! Titik! Nggak ada tapi-tapian lagi! Apapun yang terjadi dia harus bisa! Yap,
apalagi kalo bukan harus langsing! Itu misi terpentingnya. Itu cita-citanya yang paling diimpikan
siang malam, pagi sore, pokoknya segera. Emang sih, cita-citanya nggak semulia orang lain.
Malah kesannya malu-maluin, tapi Suci tidak peduli. Dia tetap ingin langsing. kalo bisa malah
lebih instan daripada membuat mie.
Sebenarnya kalo dipikir-pikir Suci tuh tidak gendut amat cuman sedikit kelebihan berat
badan saja. Dalam rangka merencanakan strategi pelangsingan yang tepat, maka disinilah Suci
berada. Di depan kaca besar dalam kamarnya yang serba pink. Tepatnya sudah satu jam lebih.
Mungkin apabila kacanya bisa berbicara seperti dicerita dongeng, kaca itu bakalan bakal
berbicara... "Woiii, gue udah pegel nih diplototin mulu dari tadi! Berenti kenapa?" kurang lebih
seperti itu. Namun saying sekali, kacanya tidak bisa protes. Dan Suci masih aja berputar-putar
mirip gasing. Akhirnya Suci berhenti juga berputar-putar dan mencoba memakai jilbab yang
super ribet (baginya), kepalanya mulai pusing, nyut-nyutan gara-gara kebanyakan berputar-putar.
Untung saja belum pingsan, tapi Suci masih belum selesai juga.
Sekarang suci memegang pipinya yang lumayan besar itu. Huh, apa tadi kata Dinda?
Tembem? Masa sih? Tapi...emang tembem, sampai matanya jadi keliatan lebih kecil ketutup
dengan pipinya. Bisa dibayangkan betapa jenuhnya Suci? Hari ini Suci menyatakan perang
dengan segala makanan dan hal lain yang berkaitan erat dengan kegemukan termasuk dengan
coklat yang paling dia sukai. Motto Suci yang tadinya tiada hari tanpa ngemil, terpaksa harus
disingkirkan. Tapi, apa sih sebenernya yang membuat Suci jadi mati-matian ingin langsing?
Sebelumnya Suci oke-oke aja dengan bodynya yang lebih berisi dibanding cewek
seangkatannya. Tapi itu dulu! Waktu Suci masih wajib memakai seragam putih biru. Sering sih,
dia diledek oleh teman sekelasnya. Tapi sejak beberapa bulan lalu, pas Suci sudah jadi siswa
SMA, dia mulai jadi sering bermalas-malasan. Tadinya hanya sedikit tapi tambah lama tambah
berat. Terus, mendadak jadi hal yang prinsipil.
Di sekolah pada saat jam istirahat suci dan temannya dinda melihat ada si yusuf yang
sedang berpacaran di taman sekolah. Yusuf adalah orang yang dinda sukai. Mereka berdua pun
membicarakan si yusuf yang sedang bermesraan bersama pacarnya tersebut. “eh din apa ya
rasanya punya pacar?” ucap suci. “Mana aku tau, aku pacaran aja nggak pernah” balas dinda.
Mereka membayangkan bagaimana rasanya menemukan cinta sejati mereka di masa SMA.
Tanpa mereka sadari jam istirahat pun telah selesai. Dan mereka pun masuk kembali ke kelas
untuk mengikuti pelajaran.
 Unsur Intrinsik
1. Tema : Romantis
2. Alur : Maju
3. Latar
 Waktu : Siang dan Pagi
 Tempat: kantin sekolah, ruang kelas, toko buku
 Social : Perilaku, keramahan, kesederhanaan, percaya diri
4. Watak
 Suci : ambisius, tidak percaya diri
 Dinda : sabar, setia kawan
 Aisyah : alim, baik
 Yusuf : sopan, pintar, alim
5. Penyelesaian : bahagia (happy ending)
6. Amanat
Novel ini mengajarkan bahwa kita harus selalu bersyukur dengan apa yang telah
diberikan Tuhan kepada kita. Dan kita harus senantiasa bersabar dalam mengahadapi
setiap masalah yang ada. Serta cinta sejati hanya pantas tercurahkan kepada sang
maha pencipta

Kerangka Novel
Bagian awal Isi
Chapter 1 Latar belakang cerita, pengenalan tokoh, beserta kehiupan sehari-hari
Chapter 2 Menceritakan siapa tokoh antagonis beserta hal yang ingin ia lakukan
Chapter 3 Dalam bab ini suci mulai melakukan diet agar yusuf mencintainya
Chapter 4 Di bab ini suci telah berhasil melakukan rutinitas diet nya, namun itu
memiliki efek samping terhadap dirinya
Chapter 5 Suci mulai menyadari bahwa yang ia lakukan demi yusuf sia-sia dan
membuang waktu
Chapter 6 Di penghujung cerita, suci masuk ke kerumah sakit. Dan suci pun berhenti
melakukan dietnya. Ia akhirnya sadar bahwa hanya Allah yang selalu
memperhatikannya

Anda mungkin juga menyukai