Anda di halaman 1dari 5

Geografi Kota Bengkulu

Provinsi Bengkulu secara geografis terletak di sepanjang pantai barat


sumatra lebih kurang 525 Km dari gugusan pulau Enggano yang berada lebih kurang
90 mil laut di lautan hindia sebelah selatan Provinsi Bengkulu, dengan luas wilayah
34.724,69 km2, laut : 14.929,54 km2 dan darat 19.788,70 km2 (Bakosurtanal) dan
secara geografis terletak diantara 2o 16 3o 31 Lintang Selatan dan 101o 01103o
41 Bujur Timur, dengan suhu udara relatif sama dengan daerah-daerah kota
pinggiran pantai lainnya di Indonesia.
Letak Provinsi Bengkulu sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Sumatera
Barat, disebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia dan Provinsi
Lampung, disebelah Barat berbatasan dengan Samudra Indonesia dan disebelah
Timur berbatasan dengan Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan. Provinsi
Bengkulu terletak disepanjang kaki bukit barisan dan diatas tiga lempeng dan satu
patahan, yang kerap mengalami gempa bumi, disamping gempa vulkanik juga gempa
tektonik yang dapat dirasakan hampir diseluruh wilayah Bengkulu hingga pedesaan.44
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1982, wilayah
Kotamadya Daerah Tingkat II Bengkulu terdiri atas 2 Wilayah Kecamatan Definitif
dengan Kecamatan Teluk Segara membawahi 17 Kelurahan dan Kecamatan Gading
Cempaka membawahi 21 kelurahan. Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 46 Tahun 1986, luas wilayah Kotamadya Bengkulu bertambah menjadi


144,52 km dan terdiri atas 4 wilayah kecamatan, 38 kelurahan serta 17 desa.
Jumlah Penduduk Kota Bengkulu hasil sensus penduduk berjumlah 317.654
jiwa yang terdiri atas 155.288 jiwa laki-laki dan 153.256 jiwa perempuan. Penduduk
Kota Bengkulu masih bertumpu di Kecamatan Gading Cempaka yang memiliki
jumlah penduduk 78.767 jiwa (25.53% Dari Populasi Kota Bengkulu) dan Kecamatan
Sungai Serut memiliki jumlah penduduk terkecil di Kota Bengkulu dengan jumlah
penduduk 21.981 jiwa (7.12% Dari Populasi Kota Bengkulu). Laju Pertumbuhan
Penduduk Kota Bengkulu (LPP) Kota Bengkulu dari tahun 2000-2010 tercatat
sebesar 2,90 persen. Dengan Luas wilayah Kota Bengkulu 144,52 km yang dihuni
308.544 orang maka kepadatannya adalah 2.135 orang per kilometer persegi.
Masyarakat Kota Bengkulu hampir 95% memeluk Agama Islam, 4% Kristen dan
Katolik, Dan Agama yang lainnya hanya 1 persen. (hasil SP Kota Bengkulu, 2010)
Di Kota Bengkulu terdapat Rumah Sakit Umum M.Yunus yang berada di
Jalan Bhayangkara S.Mulyo. Jumlah tenaga medis doker gigi di RS ini sebanyak 14
orang dengan 1 orang dokter gigi spesialis radiologi. Rumah sakit ini merupakan
tempat rujukan dari seluruh rumah sakit yang berada di kabupaten. Terdapat 20
puskesmas di Kota Bengkulu, dimana tenaga kesehatan dokter gigi hanya ada di 13
puskesmas dan pada 7 puskesmas yang tersisa belum ada dokter gigi yang mengisi.

Salah satu puskesmas yang belum ada tenaga dokter gigi adalah di daerah Kampung
Bali tempat penelitian ini dilakukan. (Dinkes Prop.Bengkulu)

Periode masa gigi bercampur anak usia 10-12 tahun


Waktu erupsi gigi diartikan sebagai waktu munculnya tonjol gigi atau tepi
insisal dari gigi menembus gingiva. Gigi yang bererupsi pertama kalinya adalah gigi
susu atau gigi desidui atau gigi primer. Untuk beberapa lama gigi susu akan berada
dalam rongga mulut untuk melaksanakan aktivitas fungsionalnya, sampai akhirnya
gigi permanen erupsi untuk menggantikan gigi susu tersebut.23 Gigi susu berjumlah
20 di rongga mulut, yaitu 10 pada maksila dan 10 pada mandibula. Gigi susu terdiri
dari insisivus pertama, insisivus kedua, kaninus, molar pertama dan molar kedua di
mana terdapat sepasang pada rahang untuk tiap jenisnya.19,20
Erupsi gigi desidui dimulai saat bayi berusia 6 bulan yang ditandai dengan
munculnya gigi insisivus rahang bawah dan berakhir dengan erupsi gigi molar dua
pada usia 2 tahun. Gigi permanen berjumlah 32 yang terdiri dari 4 insisivus, 2
kaninus, 4 premolar, dan 6 molar pada masing-masing rahang. 19
Waktu erupsi gigi permanen ditandai dengan erupsinya gigi molar pertama permanen
rahang bawah pada usia 6 tahun. Pada masa ini gigi insisivus pertama rahang bawah

juga sudah bererupsi di rongga mulut. Gigi insisivus pertama rahang atas dan gigi
insisivus kedua rahang bawah mulai erupsi pada usia 7-8 tahun, serta gigi insisivus
kedua rahang atas erupsi pada usia 8-9 tahun. Pada usia 10-12 tahun, periode gigi
bercampur akan mendekati penyempurnaan ke periode gigi permanen.8
Gigi kaninus rahang bawah erupsi lebih dahulu daripada gigi premolar pertama dan
gigi premolar kedua rahang bawah. Pada rahang atas, gigi premolar pertama bererupsi
lebih dahulu dari gigi kaninus dan gigi premolar kedua erupsi hampir bersamaan
dengan gigi kaninus. Erupsi gigi molar kedua berdekatan dengan erupsi gigi premolar
kedua, tetapi ada kemungkinan gigi molar kedua bererupsi lebih dahulu daripada gigi
premolar kedua. Erupsi gigi yang paling akhir adalah molar ketiga rahang atas dan
rahang bawah.

Bengkuang memiliki kandungan kalsium, fosfor, inulin, dan kadar air 8690%. Kalsium dan fosfor yang terdapat dalam bengkuang sangat baik untuk menjaga
konsistensi tulang dan gigi. Inulin merupakan serat makanan yang terkandung dalam
buah bengkuang

sehingga dapat menghambat laju pencernaan makanan dan

meningkatkan intensitas pengunyahan. Proses mengunyah buah begkuang akan


merangsang produksi saliva sehingga pH saliva akan meningkat. Saliva dapat
melindungi gigi dari proses demineralisasi email karena saliva dapat menghambat

proses terjadinya karies dalam berbagai cara, antara lain aliran saliva dapat
menurunkan indeks plak gigi dan dapat meningkatkan kebersihan rongga mulut.9
Saliva merupakan cairan di rongga mulut, dimana saat makan dan minum
memiliki pengaruh langsung terhadap lingkungan mulut.12 Saliva berfungsi
melubrikasi jaringan mulut, melindungi jaringan lunak mulut dari abrasi selama
proses mastikasi, memfasilitasi pencernaan karbohidrat, aktivitas antibakteri melawan
mikroorganisme asing, membersihkan rongga mulut dari debris, dan secara kimiawi
menjaga lingkungan mulut kaya akan kalsium, fosfat, dan ion bikarbonat. Fungsi lain
yang penting dari saliva adalah memiliki kemampuan dalam mengurangi insidensi
karies gigi.14
Saliva mengandung agen antibakteri yang dapat menghilangkan sisa makanan
atau membilas gigi, menetralisir zat asam yang ada, dan melarutkan komponen gula
dari sisa makanan yang terperangkap dalam sela-sela pit dan fisur permukaan gigi.
Sifat mekanis dari mengunyah makanan berserat membantu menimbulkan efek
seperti sikat yang dapat menghilangkan plak dari permukaan gigi sebelum mengeras
menjadi kalkulus.8

Anda mungkin juga menyukai