PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Little John (1996) dalam salah satu pendapatnya mengatakan bahwa salah satu sentral
komunikasi adalah media, termasuk di dalamnya adalah periklanan.Seajarah mencatat teknik
periklanan modern pertama kali dipelopori oleh Amerika pada abad ke-18. Sebenarnya, iklan
sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu bahkan sebelum ditemukannya alat jual-beli yaitu
uang, pada saat itu iklan hanya melalui pesan berantai atau yang sering disebut dengan the
word of mounth. Walaupun konteksnya berbeda dan jangkauannya pun sempit, namun tujuan
dari iklan tersebut tetap sama yaitu untuk memperlancar kegiatan jual-beli yang pada saat itu
masih menggunakan system barter.
Jika kita membahas periklanan yang merupakan komponen dari media, maka kita
akan menemukan beragam fungsi atau bahkan fungsi-fungsi yang sebenarnya tidak berfungsi
(disfungsional). Dalam buku DeVito (1997) disebutkan fungsi media, yaitu: menghibur,
meyakinkan, mengukuhkan, mengubah, menggerakkan, menawarkan etika atau system nilai
tertentu, menginformasikan, menganugerahkan status, dan yang terakhir adalah membius.
Ada tiga fungsi dalam media yang sangat berkaitan dengan kegiatan periklanan, yaitu:
meyakinkan, menggerakkan dan membius. Iklan berusaha meyakinkan dan membius
penonton bahwa produk yang mereka tawarkan memiliki banyak kelebihan disbanding
produk lain, kemudian berusaha menggerakkan penonton yang sudah diyakinkan tersebut
untuk membeli produk yang diiklankan. Namun, jika kita mengkaji lebih dalam tentang dunia
periklanan saat ini, maka kita akan menemukan iklan-iklan yang berusaha melakukan segala
cara untuk mendongkrak penjualan mereka.
BAB II
Landasan teori
Media tidak dapat kita telan mentah-mentah, kita harus memerhatikan berbagai aspek
dan menganalisis setiap media yang kita lihat, kemampuan untuk menganalisis ini dinamakan
dengan literasi media.
Seluruh media menggunakan persuasi untuk memengaruhi pemikiran kita. Hal ini
dilakukan agar kita mengikuti atau melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang pemilik media
atau pihak yang bersangkutan inginkan.
Setiap pesan yang terkandang di dalam media dapat kita analisis. Dengan analisis, kita
dapat mengetahui untuk apa dan oleh siapa pesan tersebut disampaikan.
10. Media literate youth and adults are active consumers of media
Literasi media akan membantu seseorang untuk lebih kritis, jeli, serta menganalisis
pesan-pesan yang terkandung di dalam sebuah media.
2.2.2 Intermediate
1. The human brain processes images differently than words
Gambar di proses pada bagian otak di mana emosi serta insting berada. Sedangkan
tulisan serta perkataan diproses pada bagian otak yang lainnya, yaitu neocortex, dimana
alasan itu terkandung.
2. We process time-based media differently than static media
Time based media seperti televisi, iklan, musik akan diproses berbeda dibandingkan
dengan media yang statis seperti majalah,dan koran. Dalam time-based media, sebagian
pesanakan diproses oleh otak kita secara tidak sadar, sedangkan dalam static media dapat
diproses secara sadar oleh otak kita karena bisa aja kita berhenti sejenak kemudian
memikirkan maksud pesan dari static media.
3. Media are most powerful when they operate on an emotional level
Media akan lebih kuat dalam memengaruhi khayalayak ketika menampilkan pesan
yang melibatkan tingkat emosional. Agar menyentuh khalayak lebih dalam, iklan biasanya
menampilkan hal-hal yang bersifat emosional ini.
4. Media messages can be manipulated to enhance emotional impact
Pesan di dalam media dapat diubah sedemikian mungkin untuk menciptakan
efekemosional yang lebih mendalam dalam. Hal yang dapat dilakukan misalnya seperti
mengubah sudut pengambilan gambar, mengatur pencahayaan, memasang musik yang
mendukung suasana.
disampaikan. Ideologi serta nilai di dalam pesan biasanya terkandung di dalam subteks.
8. We all create media
Setiap orang dapat membuat media. Membuat media kita sendiri sangat penting agar
kita dapat lebih terbuka mengenai media literasi.
Pemerintah juga membuat peraturan lain (Lampiran 1), dimana peraturan ini membuat
mobil-mobil ber-cc kecil memiliki pajak yang sangat rendah, dan membuat mobil yang bercc besar memiliki pajak yang tinggi. Ini mendorong masyarakat memilih mobil-mobil kecil
seperti LCGC (low cost green car) sebagai pilihan mobil mereka karena alasan ekonomi
Seiring dengan berlakunya peraturan menteri perindustrian, dan juga peraturan
pemerintah, empat produsen mobil Jepang (Toyota, Daihatsu, Honda, dan Nissan) langsung
meluncurkan mobil LCGC (low cost green car) yang sesuai dengan peraturan menteri
perindustrian.
Keempat produsen mobil ini tentu saja perlu membuat iklan-iklan yang menarik agar
masyarakat memilih mobil LCGC (low cost green car) dibandingkan mobil-mobil jenis lain
seperti MVP (Multi purpose vehicle) seperti Toyota Avanza, Nissan Grand Livina, Suzuki
APV ataupun jenis hatchback seperti Honda Jazz, Toyota Yaris yang berada di kisaran harga
yang sama dengan mobil-mobil LGCC (low cost green car) yang dibuat oleh masing-masing
produsen mobil Jepang tersebut.
Ternyata, meskipun setiap mobil memiliki spesifikasi yang mirip (bahkan Toyota
Agya, dan Daihatsu Ayla merupakan mobil yang sama), iklan yang digunakan jauh berbeda
antara satu dengan yang lainnya.
2.1
Daihatsu
Ayla
Tulisan Daihatsu sahabatku dengan font yang imut (mungkin comic sans) ditujukan
kepada pembaca anak-anak
Sosok anggota keluarga yang tidak lebih tinggi dari mobil, memberikan kesan bahwa
mobil ini luas dan besar.
Analisis subtext
-
Keluarga bahagia di Indonesia berisi seorang ayah, ibu, dua anak dan mertua yang
bahagia
Anak-anak tersenyum dan ceria, mobil harus dimiliki oleh keluarga agar anak-anak
bisa bahagia
Ayah berpakaian formal dan ibu berpakaian seperti mau piknik, mencerminkan bahwa
laki-laki harus berkerja dan wanita bisa bersantai.
Analisis budaya
Budaya yang dibentuk disini adalah bahwa keluarga harus memiliki sebuah mobil.
Iklan Daihatsu Ayla yang menunjukkan gambar keluarga bahagia yang memiliki mobil
membangun budaya seperti ini, selain lewat iklan ,Budaya ini secara berkala dibangun oleh
media, melewati berbagai sinetron, ftv, film dan berbagai acara televisi lainnya. Ketika kita
menonton televisi, kita hampir selalu melihat keluarga menggunakan mobil bersama-sama
untuk berpergian, jarang sekali kita melihat keluarga naik angkot atau bus bersama-sama.
Dampak dari budaya ini adalah seperti efek domino, ketika sebuah keluarga termakan
oleh media dan membeli mobil, tetangganya akan merasa iri dan mendapatkan tekanan sosial
untuk memiliki mobil, dan efek ini akan terus berlanjut hingga mungkin seluruh keluarga
memiliki mobil.
Analisis Emosional
Dalam iklan Daihatsu Ayla ini ditanamkan rasa kasih sayang yang mengisyaratkan
bahwa orang yang mencintai keluarganya harus memiliki Daihatsu Ayla sebagai mobil
kelurarga. Tagline sahabat baru keluarga ini dijadikan sebagai daya tarik untuk
mendapatkan hati konsumen untuk memilih Ayla daripada mobil LCGC merk lainnya. Secara
garis besar, jika anda mencintai dan ingin membahagiakan keluarga maka anda harus
membeli Daihatsu Ayla. Terutama bagi kaum laki-laki yang mungkin dibebani oleh anakanaknya, istrinya bahkan mertuanya untuk memiliki mobil. Daihatsu Ayla adalah pilihan
termurah dibandingkan mobil lainnya.
Sumber: Mobil.otomotifnet.com
Ini adalah iklan Toyota Agya di media cetak, yaitu di majalah mobil Otomotif.
Analisis Text
-
Iklan didominasi warna kalem yang disukai oleh eksekutif dan orang perkantoran.
Jalan aspal yang mennunjukkan bahwa mobil ini adalah city car
Langit yang cerah dan awan yang agresif menunjukkan bahwa mobil ini inovatif
Analisis subtext
-
Jika anda adalah pekerja di perkotaan anda harus memiliki Toyota Agya
Toyota adalah produsen mobil yang memiliki pasar yang sangat besar di kalangan
eksekutif dan pekerja, dimana sejak munculnya Toyota di industri mobil dengan Toyota
Camry pada akhir 70-an yang mampu mencuri perhatian para eksekutif dan pejabat pada saat
itu yang identik dengan mobil Baby Benz dan BMW.
Toyota juga memunculkan kelas baru dalam pasar mobil. Sebelumnya pasar mobil
hanya memiliki dua kelas, yaitu kelas atas (pejabat dan eksekutif) dan kelas angkutan umum.
Toyota membangun kelas baru yaitu kelas menangah. Dimana Toyota dengan mobil
Kijangnya mampu mendapatkan pangsa pasar baru yaitu pekerja yang mulai berpindah dari
angkutan umum ke mobil keluarga menengah.
Toyota memiliki harga yang dapat dijangkau eksekutif muda, karena jauh lebih murah
dibandingkan mobil-mobil Eropa. Ini menjadikan toyota adalah simbol kelas dan kemapanan
bagi kaum pekerja.
Analisis budaya
Toyota Agya membawa budaya kasta atau kelas sosial untuk mendapatkan hati para
konsumennya, iklan ini menggambarkan bahwa yang memiliki mobil ini memiliki strata
sosial yang lebih tinggi dari orang-orang yang memakai mobil dengan merek lain.
Analisis emosional
Iklan ini menggunakan pendekatan emosional yang menggambarkan bahwa seorang
eksekutif muda yang ingin terlihat keren, elegan namun tetap mewah harus memiliki Toyota
Agya yang dapat menaikkan derajat dia. Toyota Agya adalah mobil murah yang dapat
meningkatkan derajat dan status sosial kita terhadap pekerja lain
Sumber: www.serayamotor.co.id
Ini adalah iklan Honda Brio, yang dirilis oleh salah satu dealer mobil di Indonesia.
Analisis Text:
-
Mobil yang berwarna ringan (putih, hijau lime, dan merah marun)
Artis JKT48 yang diidolakan oleh banyak anak muda di Indonesia dijadikan brand
ambassador Honda Brio
Analisis Subtext
-
2,4 Datsun GO
Sumber : www.kaskus.co.id
Inilah adalah iklan yang dibuat di media cetak yaitu iklan Datsun GO
Analisis text:
-
Tulisan Best in class performance, Best in class features, lower cost of maintenance
menggambarkan bahwa ini adalah mobil terbaik dibanding LCGC (low cost green
car).
Gambar sunrise menggambarkan bahwa ini adalah mobil dengan inovasi terbaru
dibandingkan mobil sejenisnya
Dua pasangan muda sedang duduk romantis di tepi pantai, mobil ini ditujukan untuk
seseorang yang merencanakan untuk menikah
Analisis Subtext
-
Daftar pustaka :