Anda di halaman 1dari 15

NERACA

Disusun oleh :
KELOMPOK 5
BOBBY FRATHAMA SEMBIRING (05)
YULI ARDIANSYAH (14)
PROGRAM ALIH JENJANG SARJANA AKUNTANSI
KELAS KERJASAMA BEASISWA STAR-BPKP
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR

DAFTAR ISI

Halaman
2
4

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN ......................................................................................................

A. LATAR BELAKANG ...........................................................................................


B. TUJUAN .............................................................................................................
BAB II

4
5

PEMBAHASAN..........................................................................................................
A. DEFINISI ............................................................................................................
B. PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI...................................................................
C. STRUKTUR NERACA ........................................................................................
D. PENYUSUNAN NERACA AWAL........................................................................
E. PENYAJIAN KEMBALI NERACA........................................................................
F. TAHAPAN PENYAJIAN KEMBALI......................................................................
G. JURNAL

5
5
6
9
9
10
11

STANDAR........... ................................................................................
BAB VI PENUTUP ................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................

14
15

[Type text]

Page 1

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Laporan keuangan Pemerintah Daerah disusun untuk menyediakan informasi yang
relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh Pemerintah
Daerah selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan Pemerintah Daerah terutama
digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan dan belanja dengan anggaran
yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, menilai efektivitas dan efisiensi
Pemerintah Daerah, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan
perundang-undangan.
Neraca Pemerintah Daerah merupakan laporan yang menggambarkan posisi
keuangan Pemerintah Daerah mengenai aset, kewajiban dan ekuitas dana pada tanggal
tertentu.
B. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi
Pemerintah dan juga menambah wawasan dalam bidang akuntansi pemerintah
khususnya mengenai Neraca.

[Type text]

Page 2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Neraca adalah salah satu komponen laporan keuangan yang menggambarkan posisi
keuangan suatu entitas pelaporan pada tanggal tertentu. Yang dimaksud dengan posisi
keuangan adalah posisi aset, kewajiban, dan ekuitas dana.
Aset adalah sumber daya yang dapat memberikan manfaat ekonomi dan/atau sosial
yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah, dan dapat diukur dalam satuan uang.
Sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum
dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya juga termasuk
dalam pengertian aset. Contoh aset antara lain kas, piutang, persediaan, dan bangunan.
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Kewajiban mencakup utang
yang berasal dari pinjaman, utang biaya, dan utang lainnya yang masih harus dibayar.
Contoh kewajiban antara lain utang kepada entitas pemerintah lain, utang kepada lembaga
keuangan, dan utang perhitungan fihak ketiga.
Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset
dan kewajiban pemerintah. Contoh ekuitas dana antara lain Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran dan ekuitas dana yang diinvestasikan.
B. PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI
Neraca mencerminkan persamaan akuntansi yang umum dikenal yaitu:
Aset = Kewajiban + Ekuitas
Ekuitas pemerintah disebut ekuitas dana. Ekuitas dana pemerintah berbeda dengan
ekuitas sektor komersial. Ekuitas di sektor komersial mencerminkan sumber dari sumber
daya yang dimiliki oleh perusahaan, sedangkan ekuitas dana pemerintah merupakan selisih
aset dengan kewajiban, sehingga persamaan akuntansinya menjadi:
Aset - Kewajiban = Ekuitas dana
Akun-akun neraca dikembangkan secara berpasangan. Akun-akun aset dan kewajiban
berpasangan dengan akun-akun yang ada dalam ekuitas dana. Contoh: Kas berpasangan
dengan

SiLPA,

Persediaan

berpasangan

dengan

Cadangan

Persediaan,

Piutang

berpasangan dengan Cadangan Piutang, Investasi Jangka Panjang berpasangan dengan


Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang, Aset Tetap berpasangan dengan
Diinvestasikan dalam Aset Tetap, Utang Jangka Pendek berpasangan dengan Dana yang

[Type text]

Page 3

Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek.

C. STRUKTUR NERACA
Neraca menyajikan posisi aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Aset diklasifikasikan
menjadi aset lancar dan aset nonlancar. Aset lancar terdiri dari kas atau aset lainnya yang
dapat diuangkan atau dapat dipakai habis dalam waktu 12 bulan mendatang. Aset nonlancar
terdiri dari investasi jangka panjang, aset tetap, dan aset lainnya.
Kewajiban dikelompokkan ke dalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka
panjang. Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu
kurang atau sama dengan 12 bulan setelah tanggal pelaporan, sedangkan kewajiban jangka
panjang akan jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 bulan.
Sedangkan ekuitas dana diklasifikasikan menjadi ekuitas dana lancar dan ekuitas dana
investasi.
Pengungkapan akun-akun neraca yaitu :
a. Aset Lancar, menjelaskan akun-akun yang ada pada pos atau bagian aset lancer
seperti kas di Bendahara Pengeluaran dan Penerimaan, Piutang
b. Investasi Jangka Panjang, menjelaskan akun-akun seperti Penyertaan modal
pemerintahan, investasi dalam obligasi, dan Pinjaman kepada Perusahaan Daerah
c. Aset Tetap, untuk seluruh akun yang ada dalam kelompok ini diungkapkan dasar
pembukuannya. Juga harus diungkapkan (jika ada) perbedaan pencatatan perolehan
aset tetap yang terjadi antara bagian keuangan dengan bagian pengelola/pencatat
aset. Daftar aset tetap juga harus dilampirkan dalam laporan keuangan.
d. Aset Lainnya, menjelaskan akun-akun seperti Tagihan Penjualan Angsuran, Tuntutan
Ganti Rugi, dan Kemitraan dengan pihak ketiga.
e. Kewajiban Jangka Pendek, menjelaskan akun-akun seperti Uang Muka dari Kas
Umum Negara (KUN), Pendapatan yang Ditangguhkan, Bagian Lancar Utang
Jangka Panjang dan Utang Bunga
f.

Kewajiban Jangka Panjang, menjelaskan akun-akunseperti Utang Dalam Negeri


Obligasi, Utang Dalam Negeri Sektor Perbankan, dan Utang Luar Negeri

g. Ekuitas Dana Lancar, menjelaskan akun-akun seperi Cadangan Piutang dan


Cadangan Persediaan
h. Ekuitas Dana Investasi, menjelaskan akun-akun seperti Diinvestasikan jangka
Panjang dan Diinvestasikan Dalam Aset Tetap.

[Type text]

Page 4

CONTOH FORMAT NERACA


NERACA
PEMERINTAH PUSAT
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0
(Dalam Rupiah)

No
.

Uraian

20X1

20X0

Kas di Bank Indonesia

xxx

xxx

Kas di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

xxx

xxx

Kas di Bendahara Pengeluaran


Kas di Bendahara Penerimaan

xxx
xxx

xxx
xxx

Investasi Jangka Pendek

xxx

xxx

Piutang Pajak

xxx

xxx

Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak

xxx

xxx

Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara

xxx

xxx

Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah

xxx

xxx

Bagian Lancar Pinjaman kepada Lembaga Internasional

xxx

xxx

Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran


Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan

xxx
xxx

xxx
xxx

Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi

xxx

xxx

Piutang Lainnya
Persediaan

xxx
xxx

xxx
xxx

xxx

xxx

Pinjaman kepada Perusahaan Negara

xxx

xxx

Pinjaman kepada Perusahaan Daerah

xxx

xxx

Pinjaman kepada Lembaga Internasional

xxx

xxx

Dana Bergulir

xxx

xxx

Investasi dalam Obligasi

xxx

xxx

Investasi dalam Proyek Pembangunan

xxx

xxx

Investasi Nonpermanen Lainnya


Jumlah Investasi Nonpermanen (21 s/d 27)

xxx
xxx

xxx
xxx

ASET
ASET LANCAR

Jumlah Aset Lancar (3 s/d 17)


INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi Nonpermanen

[Type text]

Page 5

Investasi Permanen
Penyertaan Modal Pemerintah

xxx

xxx

Investasi Permanen Lainnya

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

Tanah

xxx

xxx

Peralatan dan Mesin

xxx

xxx

Gedung dan Bangunan

xxx

xxx

Jalan, Irigasi, dan Jaringan

xxx

xxx

Aset Tetap Lainnya

xxx

xxx

Konstruksi Dalam Pengerjaan

xxx

xxx

(xxx)

(xxx)

xxx

xxx

Tagihan Penjualan Angsuran


Tuntutan Perbendaharaan

xxx
xxx

xxx
xxx

Tuntutan Ganti Rugi

xxx

xxx

Kemitraan dengan Pihak Ketiga

xxx

xxx

Aset Tak Berwujud


Aset Lain-Lain

xxx
xxx

xxx
xxx

xxx
xxxx

xxx
xxxx

Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)

xxx

xxx

Utang Bunga

xxx

xxx

Bagian Lancar Utang Jangka Panjang

xxx

xxx

Utang Jangka Pendek Lainnya

xxx

xxx

xxx

xxx

Utang Luar Negeri

xxx

xxx

Utang Dalam Negeri - Sektor Perbankan

xxx

xxx

Utang Dalam Negeri - Obligasi

xxx

xxx

Utang Jangka Panjang Lainnya

xxx

xxx

xxx
xxx

xxx
xxx

Jumlah Investasi Permanen (30 s/d 31)


Jumlah Investasi Jangka Panjang (28 + 32)
ASET TETAP

Akumulasi Penyusutan
Jumlah Aset Tetap (35 s/d 41)
ASET LAINNYA

Jumlah Aset Lainnya (44 s/d 49)


JUMLAH ASET (18+33+42+50)

KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek (55 s/d 58)


KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Jumlah Kewajiban Jangka Panjang (61 s/d 64)


JUMLAH KEWAJIBAN (59+65)

[Type text]

Page 6

EKUITAS DANA
EKUITAS DANA LANCAR
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA)

xxx

xxx

Pendapatan yang Ditangguhkan

xxx

xxx

Cadangan Piutang

xxx

xxx

xxx
(xxx)

xxx
(xxx)

xxx

xxx

Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang

xxx

xxx

Diinvestasikan dalam Aset Tetap

xxx

xxx

xxx

xxx

(xxx)

(xxx)

xxx

xxx

xxx
xxxx

xxx
xxxx

Cadangan Persediaan
Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang
Jangka Pendek
Jumlah Ekuitas Dana Lancar (70 s/d 74)
EKUITAS DANA INVESTASI

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya


Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang
Jangka Panjang
Jumlah Ekuitas Dana Investasi (77 s/d 80)
JUMLAH EKUITAS DANA (75+81)
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
DANA (66+82)
D. PENYUSUNAN NERACA AWAL

Neraca awal adalah neraca yang disusun pertama kali oleh pemerintah. Neraca awal
menunjukkan nilai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal neraca awal.
Sistem pencatatan yang digunakan selama ini tidak memungkinkan suatu entitas
menghasilkan neraca, sehingga perlu dilakukan pendekatan untuk menentukan nilai yang
akan disajikan dalam neraca. Pendekatan yang dimaksud adalah dengan melakukan
identifikasi atas pos-pos neraca dengan cara inventarisasi fisik, catatan, laporan, atau
dokumen sumber lainnya.
Kebijakan akuntansi perlu disiapkan untuk penyusunan neraca awal. Kebijakan akuntansi
ini mencerminkan ketentuan-ketentuan yang digunakan dalam penyusunan neraca awal
seperti pengertian, pengukuran, dan hal penting lainnya yang perlu diungkapkan dalam
neraca. Apabila neraca awal yang disusun pertama kali ini belum dapat memenuhi ketentuanketentuan yang diatur dalam PSAP maka terhadap pos-pos neraca tersebut dapat dilakukan
koreksi sebagaimana mestinya di kemudian hari.

E. PENYAJIAN KEMBALI (RESTATEMENT) NERACA


PSAP 10 - Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 paragraf 42 menyatakan bahwa
perubahan kebijakan akuntansi harus disajikan pada Laporan Perubahan Ekuitas dan

[Type text]

Page 7

diungkapkan dalam CALK.


Penyajian Kembali (restatement) adalah perlakuan akuntansi yang dilakukan atas pospos dalam Neraca yang perlu dilakukan penyajian kembali pada awal periode ketika
Pemerintah Daerah untuk pertama kali akan mengimplementasikan kebijakan akuntansi yang
baru dari semula basis Kas Menuju Akrual menjadi basis Akrual penuh.
Penyajian kembali diperlukan untuk pos-pos Neraca yang kebijakannya belum mengikuti
basis akrual penuh. Karena untuk penyusunan neraca ketika pertama kali disusun dengan
basis akrual, neraca akhir tahun periode sebelumnya masih menggunakan basis Kas Menuju
Akrual (cash toward accrual). Berdasarkan identifikasi ini maka perlu disajikan kembali antara
lain untuk akun sebagai berikut:

1.

piutang yang menampilkan nilai wajar setelah dikurangi penyisihan piutang;

2.

beban dibayar dimuka, sebelumnya diakui seluruhnya sebagai belanja, apabila

masih belum dimanfaatkan seluruhnya, maka disajikan sebagai akun beban dibayar
di muka. Hal tersebut tidak dilakukan penyesuaian di tahun sebelumnya, oleh karena
itu akun ini perlu disajikan kembali;

3.

persediaan, di pemerintah daerah esensinya adalah beban dibayar di muka.

Sehingga dapat dicatat sebagai aset atau beban pada saat perolehan awal. Konsumsi
atas beban dibayar di muka dalam persediaan ini harus diakui sebagai beban,
sementara yang masih belum dikonsumsi diakui sebagai aset persediaan. Akun
persediaan ini perlu dilakukan penyajian kembali bila metode penilaian persediaan
pada periode sebelumnya tidak sama dengan metode penilaian persediaan setelah
basis akrual penuh;

4.

investasi

jangka

panjang,

disajikan

kembali

bila

metode

pencatatan

sebelumnya berbeda dengan metode yang digunakan setelah menggunakan basis


akrual. Misalnya ada investasi yang pada periode sebelumnya seharusnya sudah
memenuhi kriteria pencatatan dengan metode ekuitas tapi masih dicatat dengan
metode biaya, maka perlu disajikan kembali;

5.

aset tetap yang menampilkan nilai buku setelah dikurangi akumulasi

penyusutan;

6.

aset tidak berwujud, perlu disajikan kembali dengan nilai buku setelah

dikurangi akumulasi amortisasi;

7.

utang bunga, perlu disajikan kembali terkait dengan akrual utang bunga akibat

adanya utang jangka pendek yang sudah jatuh tempo;

8.

[Type text]

pendapatan diterima dimuka, perlu disajikan kembali karena pada periode

Page 8

sebelumnya belum disajikan;

9.

ekuitas, perlu disajikan kembali karena kebijakan yang digunakan dalam

pengklasifikasian ekuitas berbeda.


F. TAHAPAN PENYAJIAN KEMBALI
Tahapan yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk melakukan penyajian
kembali Neraca adalah :
1. menyiapkan data yang relevan untuk dasar pengakuan akun-akun terkait seperti
misalnya untuk dasar menghitung dan mencatat beban penyisihan piutang dan
cadangan penyisihan piutang; beban penyusutan dan akumulasi penyusutan; beban
amortisasi dan akumulasi amortisasi; dst
2. menyajikan kembali akun-akun neraca yang belum sama perlakuan kebijakannya,
dengan cara menerapkan kebijakan yang berlaku yaitu basis akrual, sesuai dengan
Peraturan Kepala Daerah tentang kebijakan akuntansi berbasis akrual.
G. JURNAL STANDAR
Jurnal standar untuk melakukan penyajian kembali Neraca adalah sebagai berikut :

uraian
Penyajian kembali
nilai wajar piutang

Akun
debit
EKUITAS
xxx
CADANGAN PIUTANG TAK TERTAGIH
(untuk mencatat koreksi penyajian
kembali menambah akun akumulasi
penyisihan piutang tak tertagih sebesar
jumlah cadangan piutang yang
seharusnya dicadangkan s/d tahun
terakhir sebelum pelaksanaan basis
akrual)

Penyajian kembali
nilai beban dibayar
dimuka

Beban Dibayar dimuka


EKUITAS
(untuk mencatat koreksi penyajian
kembali menambah nilai beban dibayar
dimuka)

xxx

Penyajian kembali
nilai persediaan

Persediaan
EKUITAS
(untuk mencatat koreksi penyajian
kembali menambah nilai persediaan, bila
berkurang maka jurnal akan sebaliknya)

xxx

Penyajian kembali
nilai investasi jangka

Investasi Jangka Pendek


EKUITAS

xxx

[Type text]

kredit
xxx

xxx

xxx

xxx

Page 9

pendek

(untuk mencatat koreksi penyajian


kembali menambah nilai investasi
jangka pendek)

Penyajian kembali
nilai investasi jangka
panjang

Investasi Jangka panjang


EKUITAS
(untuk mencatat koreksi penyajian
kembali menambah nilai investasi
jangka panjang, dan sebaliknya bila nilai
investasi jangka panjang berkurang
akibat investee mengalami kerugian)

xxx

Penyajian kembali
nilai buku aset tetap

EKUITAS
Akumulasi penyusutan
(untuk mencatat koreksi penyajian
kembali menambah nilai Akumulasi
penyusutan)

xxx

Penyajian kembali
nilai buku aktiva
tidak berwujud

EKUITAS
Akumulasi Amortisasi
(untuk mencatat koreksi penyajian
kembali menambah nilai akumulasi
penyusutan)

xxx

Penyajian kembali
nilai utang jangka
pendek

EKUITAS
Utang Bunga jk pendek
(untuk mencatat koreksi penyajian
kembali menambah nilai utang bunga
jangka pendek)

xxx

Penyajian kembali
nilai utang jangka
panjang

EKUITAS
Utang Bunga jk panjang
(untuk mencatat koreksi penyajian
kembali menambah nilai utang bunga
jangka panjang)

xxx

Penyajian kembali
nilai Ekuitas

EKUITAS DANA
EKUITAS
(untuk mencatat koreksi penyajian
kembali reklasifikasi ekuitas)

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

xxx

Ilustrasi:
Berikut adalah neraca awal dari SKPD Ceria dari Pemerintah Kota Genteng :

[Type text]

Page 10

Pemerintah Kota Genteng


SKPD Ceria
NERACA
Per 1 Januari 2015

Pada neraca awal yang ditampilkan disini terlihat bahwa pemda Kota Genteng belum
menerapkan kebijakan akuntansi akrual untuk penyusutan aset tetap. Oleh karena itu pada
awal tahun penerapan kebijakan akrual, maka pos pos neraca yang berbeda kebijakannya
harus dilakukan neraca penyesuaian ulang (restatement). Dalam jurnal restatement ini salah
satu akun yang akan dipengaruhi adalah akun EKUITAS. Karena seluruh transaksi operasi
berjalan telah dipindahkan ke EKUITAS. Maka penyesuaiannya juga akan mempengaruhi
akun EKUITAS.
a. Menyesuaikan penyusutan kendaraan bermotor dengan usia manfaat 7 tahun akan
dihitung sbb : Nilai perolehan dikurangi nilai residu dibagi 7 tahun. Asumsi nilai residu
untuk kendaraan bermotor adalah sebesar Rp13.000.000. Maka nilai beban
penyusutan dan akumulasi penyusutan kendaraan (Rp125.000.000 13.000.000) : 7
tahun, adalah sebesar Rp16.000.000. Maka jurnal restatement sbb :

b. Menyesuaikan penyusutan Gedung Kantor dengan usia manfaat 50 tahun akan


dihitung sbb : Nilai perolehan dikurangi nilai residu dibagi 50 tahun. Asumsi nilai residu

[Type text]

Page 11

untuk Gedung Kantor adalah sebesar Rp0 maka nilai beban penyusutan dan
akumulasi penyusutan Gedung Kantor (Rp5.000.000.000 Rp0) : 50 tahun, adalah
sebesar Rp100.000.000.

Neraca Setelah Restatement


Setelah jurnal restatement di posting ke Buku Besar masing masing akun Neraca,
maka dapat disusun Neraca Setelah Restatement adalah sebagai berikut :
PEMERINTAH KOTA GENTENG
SKPD CERIA
NERACA
Per 1 Januari 2015

[Type text]

Page 12

BAB III
PENUTUP

Neraca adalah salah satu komponen laporan keuangan yang menggambarkan posisi
keuangan suatu entitas pelaporan pada tanggal tertentu. Yang dimaksud dengan posisi
keuangan adalah posisi aset, kewajiban, dan ekuitas dana
Neraca mencerminkan persamaan akuntansi yang umum dikenal yaitu:
Aset = Kewajiban + Ekuitas
Ekuitas pemerintah disebut ekuitas dana. Ekuitas dana pemerintah berbeda dengan
ekuitas sektor komersial. Ekuitas di sektor komersial mencerminkan sumber dari sumber
daya yang dimiliki oleh perusahaan, sedangkan ekuitas dana pemerintah merupakan selisih
aset dengan kewajiban, sehingga persamaan akuntansinya menjadi:
Aset - Kewajiban = Ekuitas dana
Tahapan yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk melakukan penyajian
kembali Neraca adalah :
1. menyiapkan data yang relevan untuk dasar pengakuan akun-akun terkait seperti
misalnya untuk dasar menghitung dan mencatat beban penyisihan piutang dan
cadangan penyisihan piutang; beban penyusutan dan akumulasi penyusutan; beban
amortisasi dan akumulasi amortisasi; dst
2. menyajikan kembali akun-akun neraca yang belum sama perlakuan kebijakannya,
dengan cara menerapkan kebijakan yang berlaku yaitu basis akrual, sesuai dengan
Peraturan Kepala Daerah tentang kebijakan akuntansi berbasis akrual.

[Type text]

Page 13

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Dalam Negeri

No. 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP)
Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

[Type text]

Page 14

Anda mungkin juga menyukai