Disusun oleh :
KELOMPOK 5
BOBBY FRATHAMA SEMBIRING (05)
YULI ARDIANSYAH (14)
PROGRAM ALIH JENJANG SARJANA AKUNTANSI
KELAS KERJASAMA BEASISWA STAR-BPKP
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
DAFTAR ISI
Halaman
2
4
4
5
PEMBAHASAN..........................................................................................................
A. DEFINISI ............................................................................................................
B. PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI...................................................................
C. STRUKTUR NERACA ........................................................................................
D. PENYUSUNAN NERACA AWAL........................................................................
E. PENYAJIAN KEMBALI NERACA........................................................................
F. TAHAPAN PENYAJIAN KEMBALI......................................................................
G. JURNAL
5
5
6
9
9
10
11
STANDAR........... ................................................................................
BAB VI PENUTUP ................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................
14
15
[Type text]
Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Laporan keuangan Pemerintah Daerah disusun untuk menyediakan informasi yang
relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh Pemerintah
Daerah selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan Pemerintah Daerah terutama
digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan dan belanja dengan anggaran
yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, menilai efektivitas dan efisiensi
Pemerintah Daerah, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan
perundang-undangan.
Neraca Pemerintah Daerah merupakan laporan yang menggambarkan posisi
keuangan Pemerintah Daerah mengenai aset, kewajiban dan ekuitas dana pada tanggal
tertentu.
B. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi
Pemerintah dan juga menambah wawasan dalam bidang akuntansi pemerintah
khususnya mengenai Neraca.
[Type text]
Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Neraca adalah salah satu komponen laporan keuangan yang menggambarkan posisi
keuangan suatu entitas pelaporan pada tanggal tertentu. Yang dimaksud dengan posisi
keuangan adalah posisi aset, kewajiban, dan ekuitas dana.
Aset adalah sumber daya yang dapat memberikan manfaat ekonomi dan/atau sosial
yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah, dan dapat diukur dalam satuan uang.
Sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum
dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya juga termasuk
dalam pengertian aset. Contoh aset antara lain kas, piutang, persediaan, dan bangunan.
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Kewajiban mencakup utang
yang berasal dari pinjaman, utang biaya, dan utang lainnya yang masih harus dibayar.
Contoh kewajiban antara lain utang kepada entitas pemerintah lain, utang kepada lembaga
keuangan, dan utang perhitungan fihak ketiga.
Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset
dan kewajiban pemerintah. Contoh ekuitas dana antara lain Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran dan ekuitas dana yang diinvestasikan.
B. PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI
Neraca mencerminkan persamaan akuntansi yang umum dikenal yaitu:
Aset = Kewajiban + Ekuitas
Ekuitas pemerintah disebut ekuitas dana. Ekuitas dana pemerintah berbeda dengan
ekuitas sektor komersial. Ekuitas di sektor komersial mencerminkan sumber dari sumber
daya yang dimiliki oleh perusahaan, sedangkan ekuitas dana pemerintah merupakan selisih
aset dengan kewajiban, sehingga persamaan akuntansinya menjadi:
Aset - Kewajiban = Ekuitas dana
Akun-akun neraca dikembangkan secara berpasangan. Akun-akun aset dan kewajiban
berpasangan dengan akun-akun yang ada dalam ekuitas dana. Contoh: Kas berpasangan
dengan
SiLPA,
Persediaan
berpasangan
dengan
Cadangan
Persediaan,
Piutang
[Type text]
Page 3
C. STRUKTUR NERACA
Neraca menyajikan posisi aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Aset diklasifikasikan
menjadi aset lancar dan aset nonlancar. Aset lancar terdiri dari kas atau aset lainnya yang
dapat diuangkan atau dapat dipakai habis dalam waktu 12 bulan mendatang. Aset nonlancar
terdiri dari investasi jangka panjang, aset tetap, dan aset lainnya.
Kewajiban dikelompokkan ke dalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka
panjang. Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu
kurang atau sama dengan 12 bulan setelah tanggal pelaporan, sedangkan kewajiban jangka
panjang akan jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 bulan.
Sedangkan ekuitas dana diklasifikasikan menjadi ekuitas dana lancar dan ekuitas dana
investasi.
Pengungkapan akun-akun neraca yaitu :
a. Aset Lancar, menjelaskan akun-akun yang ada pada pos atau bagian aset lancer
seperti kas di Bendahara Pengeluaran dan Penerimaan, Piutang
b. Investasi Jangka Panjang, menjelaskan akun-akun seperti Penyertaan modal
pemerintahan, investasi dalam obligasi, dan Pinjaman kepada Perusahaan Daerah
c. Aset Tetap, untuk seluruh akun yang ada dalam kelompok ini diungkapkan dasar
pembukuannya. Juga harus diungkapkan (jika ada) perbedaan pencatatan perolehan
aset tetap yang terjadi antara bagian keuangan dengan bagian pengelola/pencatat
aset. Daftar aset tetap juga harus dilampirkan dalam laporan keuangan.
d. Aset Lainnya, menjelaskan akun-akun seperti Tagihan Penjualan Angsuran, Tuntutan
Ganti Rugi, dan Kemitraan dengan pihak ketiga.
e. Kewajiban Jangka Pendek, menjelaskan akun-akun seperti Uang Muka dari Kas
Umum Negara (KUN), Pendapatan yang Ditangguhkan, Bagian Lancar Utang
Jangka Panjang dan Utang Bunga
f.
[Type text]
Page 4
No
.
Uraian
20X1
20X0
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Piutang Pajak
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Piutang Lainnya
Persediaan
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Dana Bergulir
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
ASET
ASET LANCAR
[Type text]
Page 5
Investasi Permanen
Penyertaan Modal Pemerintah
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Tanah
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
(xxx)
(xxx)
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxxx
xxx
xxxx
xxx
xxx
Utang Bunga
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Akumulasi Penyusutan
Jumlah Aset Tetap (35 s/d 41)
ASET LAINNYA
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
[Type text]
Page 6
EKUITAS DANA
EKUITAS DANA LANCAR
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA)
xxx
xxx
xxx
xxx
Cadangan Piutang
xxx
xxx
xxx
(xxx)
xxx
(xxx)
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
(xxx)
(xxx)
xxx
xxx
xxx
xxxx
xxx
xxxx
Cadangan Persediaan
Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang
Jangka Pendek
Jumlah Ekuitas Dana Lancar (70 s/d 74)
EKUITAS DANA INVESTASI
Neraca awal adalah neraca yang disusun pertama kali oleh pemerintah. Neraca awal
menunjukkan nilai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal neraca awal.
Sistem pencatatan yang digunakan selama ini tidak memungkinkan suatu entitas
menghasilkan neraca, sehingga perlu dilakukan pendekatan untuk menentukan nilai yang
akan disajikan dalam neraca. Pendekatan yang dimaksud adalah dengan melakukan
identifikasi atas pos-pos neraca dengan cara inventarisasi fisik, catatan, laporan, atau
dokumen sumber lainnya.
Kebijakan akuntansi perlu disiapkan untuk penyusunan neraca awal. Kebijakan akuntansi
ini mencerminkan ketentuan-ketentuan yang digunakan dalam penyusunan neraca awal
seperti pengertian, pengukuran, dan hal penting lainnya yang perlu diungkapkan dalam
neraca. Apabila neraca awal yang disusun pertama kali ini belum dapat memenuhi ketentuanketentuan yang diatur dalam PSAP maka terhadap pos-pos neraca tersebut dapat dilakukan
koreksi sebagaimana mestinya di kemudian hari.
[Type text]
Page 7
1.
2.
masih belum dimanfaatkan seluruhnya, maka disajikan sebagai akun beban dibayar
di muka. Hal tersebut tidak dilakukan penyesuaian di tahun sebelumnya, oleh karena
itu akun ini perlu disajikan kembali;
3.
Sehingga dapat dicatat sebagai aset atau beban pada saat perolehan awal. Konsumsi
atas beban dibayar di muka dalam persediaan ini harus diakui sebagai beban,
sementara yang masih belum dikonsumsi diakui sebagai aset persediaan. Akun
persediaan ini perlu dilakukan penyajian kembali bila metode penilaian persediaan
pada periode sebelumnya tidak sama dengan metode penilaian persediaan setelah
basis akrual penuh;
4.
investasi
jangka
panjang,
disajikan
kembali
bila
metode
pencatatan
5.
penyusutan;
6.
aset tidak berwujud, perlu disajikan kembali dengan nilai buku setelah
7.
utang bunga, perlu disajikan kembali terkait dengan akrual utang bunga akibat
8.
[Type text]
Page 8
9.
uraian
Penyajian kembali
nilai wajar piutang
Akun
debit
EKUITAS
xxx
CADANGAN PIUTANG TAK TERTAGIH
(untuk mencatat koreksi penyajian
kembali menambah akun akumulasi
penyisihan piutang tak tertagih sebesar
jumlah cadangan piutang yang
seharusnya dicadangkan s/d tahun
terakhir sebelum pelaksanaan basis
akrual)
Penyajian kembali
nilai beban dibayar
dimuka
xxx
Penyajian kembali
nilai persediaan
Persediaan
EKUITAS
(untuk mencatat koreksi penyajian
kembali menambah nilai persediaan, bila
berkurang maka jurnal akan sebaliknya)
xxx
Penyajian kembali
nilai investasi jangka
xxx
[Type text]
kredit
xxx
xxx
xxx
xxx
Page 9
pendek
Penyajian kembali
nilai investasi jangka
panjang
xxx
Penyajian kembali
nilai buku aset tetap
EKUITAS
Akumulasi penyusutan
(untuk mencatat koreksi penyajian
kembali menambah nilai Akumulasi
penyusutan)
xxx
Penyajian kembali
nilai buku aktiva
tidak berwujud
EKUITAS
Akumulasi Amortisasi
(untuk mencatat koreksi penyajian
kembali menambah nilai akumulasi
penyusutan)
xxx
Penyajian kembali
nilai utang jangka
pendek
EKUITAS
Utang Bunga jk pendek
(untuk mencatat koreksi penyajian
kembali menambah nilai utang bunga
jangka pendek)
xxx
Penyajian kembali
nilai utang jangka
panjang
EKUITAS
Utang Bunga jk panjang
(untuk mencatat koreksi penyajian
kembali menambah nilai utang bunga
jangka panjang)
xxx
Penyajian kembali
nilai Ekuitas
EKUITAS DANA
EKUITAS
(untuk mencatat koreksi penyajian
kembali reklasifikasi ekuitas)
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Ilustrasi:
Berikut adalah neraca awal dari SKPD Ceria dari Pemerintah Kota Genteng :
[Type text]
Page 10
Pada neraca awal yang ditampilkan disini terlihat bahwa pemda Kota Genteng belum
menerapkan kebijakan akuntansi akrual untuk penyusutan aset tetap. Oleh karena itu pada
awal tahun penerapan kebijakan akrual, maka pos pos neraca yang berbeda kebijakannya
harus dilakukan neraca penyesuaian ulang (restatement). Dalam jurnal restatement ini salah
satu akun yang akan dipengaruhi adalah akun EKUITAS. Karena seluruh transaksi operasi
berjalan telah dipindahkan ke EKUITAS. Maka penyesuaiannya juga akan mempengaruhi
akun EKUITAS.
a. Menyesuaikan penyusutan kendaraan bermotor dengan usia manfaat 7 tahun akan
dihitung sbb : Nilai perolehan dikurangi nilai residu dibagi 7 tahun. Asumsi nilai residu
untuk kendaraan bermotor adalah sebesar Rp13.000.000. Maka nilai beban
penyusutan dan akumulasi penyusutan kendaraan (Rp125.000.000 13.000.000) : 7
tahun, adalah sebesar Rp16.000.000. Maka jurnal restatement sbb :
[Type text]
Page 11
untuk Gedung Kantor adalah sebesar Rp0 maka nilai beban penyusutan dan
akumulasi penyusutan Gedung Kantor (Rp5.000.000.000 Rp0) : 50 tahun, adalah
sebesar Rp100.000.000.
[Type text]
Page 12
BAB III
PENUTUP
Neraca adalah salah satu komponen laporan keuangan yang menggambarkan posisi
keuangan suatu entitas pelaporan pada tanggal tertentu. Yang dimaksud dengan posisi
keuangan adalah posisi aset, kewajiban, dan ekuitas dana
Neraca mencerminkan persamaan akuntansi yang umum dikenal yaitu:
Aset = Kewajiban + Ekuitas
Ekuitas pemerintah disebut ekuitas dana. Ekuitas dana pemerintah berbeda dengan
ekuitas sektor komersial. Ekuitas di sektor komersial mencerminkan sumber dari sumber
daya yang dimiliki oleh perusahaan, sedangkan ekuitas dana pemerintah merupakan selisih
aset dengan kewajiban, sehingga persamaan akuntansinya menjadi:
Aset - Kewajiban = Ekuitas dana
Tahapan yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk melakukan penyajian
kembali Neraca adalah :
1. menyiapkan data yang relevan untuk dasar pengakuan akun-akun terkait seperti
misalnya untuk dasar menghitung dan mencatat beban penyisihan piutang dan
cadangan penyisihan piutang; beban penyusutan dan akumulasi penyusutan; beban
amortisasi dan akumulasi amortisasi; dst
2. menyajikan kembali akun-akun neraca yang belum sama perlakuan kebijakannya,
dengan cara menerapkan kebijakan yang berlaku yaitu basis akrual, sesuai dengan
Peraturan Kepala Daerah tentang kebijakan akuntansi berbasis akrual.
[Type text]
Page 13
DAFTAR PUSTAKA
Keuangan Daerah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP)
Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
[Type text]
Page 14