Anda di halaman 1dari 10

RESPONSI

GOUT ARTRITIS

Oleh :
Septia Nindi Fariani
H1A 008 034

Pembimbing
dr. Made Sujaya, Sp.Pd

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA


DI BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
RSU PROVINSI NTB
2012

RESPONSI KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama

: Tn. M

Umur

: 56 tahun

Jenis kelamin

: Laki-laki

Status

: Menikah

Alamat

: KLU

Suku

: Sasak

Agama

: Islam

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

: Buruh tani

No RM

: 063207

MRS

: 29 Oktober 2012

Waktu Pemeriksaan

: 2 November 2012

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama : Terdapat benjolan di kaki kiri yang pecah / meletus.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang dengan keluhan benjolan di ibu jari kaki kiri pecah / meletus.
Letusan ini mengeluarkan cairan kental berwarna putih seperti kapur dan terasa
nyeri. Sebelum pecah, benjolan di ibu jari kaki kiri membengkak, terasa panas,
dan nyeri sampai pasien tidak kuat berjalan.
Pecahnya benjolan ini bukan yang pertama kali, pasien memiliki banyak
benjolan di tangan dan kakinya yang sempat pecah juga beberapa kali. Pertama
kali benjolan muncul 1 tahun yang lalu di ibu jari kaki kanan. Benjolan
awalnya kecil lalu lama-kelamaan membesar. Dalam beberapa bulan, benjolan
yang keras ini muncul semakin banyak di persendian kaki, lutut dan sendisendi tangan kanan sebelum akhirnya sampai di persendian tubuh sebelah kiri.
Tak jarang pula benjolan akan terasa nyeri, memerah, terasa panas, bengkak,
dan pecah mengeluarkan cairan putih seperti kapur yang terkadang kental dan
terkadang cair, namun pasien tidak membawanya berobat ke dokter, malah

memijit-mijit di daerah yang pecah untuk mengeluarkan isinya sendiri. Saat


keluhan-keluhan ini muncul, biasanya yang terserang hanya 1 benjolan di 1 sisi
tubuh saja dan yang paling sering terserang adalah benjolan di daerah jari-jari
kaki.
Selain nyeri akibat benjolan yang pecah, pasien juga merasa demam. Diakui
pasie, sebelum benjolannya ini pecah, pasien sempat mengonsumsi jeroan yang
juga diakui sebagai makanan favorit yang cukup sering dikonsumsi oleh
pasien. Mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati (-), keluhan lainnya (-). BAK (+)
normal 3-4 x/hari berwarna kekuningan jernih, BAB (+) normal 1 x/hari.

Riwayat Penyakit Dahulu :


o

Riwayat HT (-), DM tidak diketahui, asma (-), ambeien (-)

Riwayat penyakit ginjal (-)

Riwayat batuk lama (-)

Riwayat trauma pada sendi (-)

Riwayat penyakit jantung (-)

Riwayat sakit kuning (-)

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada keluarga dengan keluhan serupa. Tidak ada riwayat HT, DM, asma
pada keluarga pasien.

Riwayat Pengobatan :
Pasien tidak sedang mengkonsumsi jamu-jamuan dan obat-obatan lainnya.
Pasien hanya mengonsumsi antalgin bila timbul nyeri.

Riwayat Pribadi dan Sosial :


Pasien merupakan seorang buruh tani. Pasien biasanya ke sawah setiap hari.
Bahkan dengan benjolan-benjolan yang muncul di tangan dan kakinya, pasien
tetap dapat bekerja asalkan tidak sedang serangan.

III. PEMERIKSAAN FISIK


o

Keadaan umum

: Baik

Kesan sakit

: Sedang

Kesadaran

: Compos Mentis

GCS

: E4V5M6

Tensi

: 120/80 mmHg

Nadi

: 90 x/menit, reguler

Pernapasan

Suhu

Berat badan

Tinggi badan

: 168 cm

BMI

: 19,5

: 20 x/menit
: 36,7 oC
: 55 kg

Status General :
Kepala :

1.

Ekspresi wajah : normal

2.

Bentuk dan ukuran : normal

3.

Rambut : berwarna hitam, masih lebat

4.

Edema (-)

5.

Malar rash (-)

6.

Parese N VII (-)

7.

Hiperpigmentasi (-)

8.

Nyeri tekan kepala (-)


Mata :

1.

Simetris

2.

Alis : normal

3.

Exophtalmus (-)

4.

Ptosis (-)

5.

Nistagmus (-)

6.

Strabismus (-)

7.

Edema palpebra (-)

8.

Konjungtiva : anemis (-/-)

9.

Sklera : ikterik (-/-), hiperemis (-)

10.

Pupil : isokor, bulat, refleks cahaya (+/+), diameter 1 mm/1


mm

11.

Kornea : normal

12.

Lensa : normal, katarak (-)


Telinga :

1.

Bentuk : normal, simetris

2.

Lubang telinga : normal, sekret (-)

3.

Nyeri tekan tragus (-)

4.

Pendengaran : kesan normal


Hidung :

1.

Simetris, deviasi septum (-)

2.

Napas cuping hidung (-)

3.

Perdarahan (-), sekret (-)

4.

Penciuman normal
Mulut :

1.

Simetris

2.

Bibir : sianosis (-), stomatitis angularis (-), pursed lips


breathing (-)

3.

Gusi : hiperemis (-), perdarahan (-)

4.

Lidah : glositis (-), atrofi papil lidah (-)

5.

Gigi : caries (-), karang gigi (-)

6.

Mukosa normal
Leher :

1.

Kaku kuduk (-)

2.

Scrofuloderma (-), pembesaran KGB (-)

3.

Trakea : ditengah

4.

Peningkatan JVP (-)

5.

Otot sternocleidomastoideus tidak aktif, hipertrofi (-)

6.

Pembesaran nodul thyroid (-)


Thorax :

1.

Inspeksi
-

Bentuk dan ukuran dada normal, simetris

Permukaan dinding dada : massa (-), scar (-), spider navy (-)

Fossa intra dan supraklavikula cekung simetris. Fossa jugularis


cekung.

Iga dan sela iga normal, simetris

Otot bantu pernapasan tidak aktif

Respiratory rate 20 x/menit, teratur.

2.

Palpasi
-

Edema (-), thrill (-), nyeri tekan (-), krepitasi (-), massa (-),
denyutan (-).

Posisi mediastinum : trakea ditengah, ictus cordis teraba di ICS V


midclavicula sinistra.

Pengembangan dinding dada simetris

Vocal fremitus simetris

3.

Perkusi
-

Sonor pada kedua lapang paru.

Batas paru-jantung :
Kanan : ICS II parasternal dextra
Kiri : ICS V midclavicula sinistra

Batas paru-hepar :
Ekspirasi : ICS VI
Inspirasi : ICS VII

4.

Auskultasi
-

Cor : S1 S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : vesikuler (+/+), ronki (-), wheezing (-), tes bisik (-), tes
percakapan (-).

o Abdomen :
1. Inspeksi : distensi (-), sikatrik (-), vena kolateral (-), caput medusa (-),
scar (-)
2. Auskultasi : BU (+) N, metallic sound (-)
3. Perkusi : timpani (+), pekak beralih (-).
4. Palpasi : nyeri tekan (+) pada regio epigastrium, H/ L/ R tidak teraba.

Nyeri tekan (+)

++++
+
o Ekstremitas Superior :
1. Telapak tangan : hangat, eritema palmaris (-)
2. Deformitas (+), terdapat tofus multiple yang teraba keras, tidak panas,
tidak merah, dan tidak nyeri.
3. Tremor (-), kuku : Clubbing finger (-)
4. Sianosis (-), petechie (-)
5. Edema (-/-)

Ekstremitas Inferior :

1. Telapak kaki : Hangat, deformitas (-)


2. Deformitas (+), terdapat tofus multiple yang teraba keras, tidak panas,
tidak merah, dan tidak nyeri.
3. Tremor (-), kuku : Clubbing finger (-)
4. Sianosis (-), petechie (-)
5. Edema (-/-)

o Genitourinaria : tidak dievaluasi


RESUME
Laki-laki berusia 56 tahun datang dengan keluhan benjolan di ibu jari kaki
kiri yang pecah / meletus. Letusan ini mengeluarkan cairan kental berwarna putih
seperti kapur dan terasa nyeri. Sebelum pecah, benjolan di ibu jari kaki kiri
membengkak, terasa panas, dan nyeri sampai pasien tidak kuat berjalan. Pasien
juga merasa demam.
Pecahnya benjolan ini bukan yang pertama kali, pasien memiliki banyak
benjolan di tangan dan kakinya yang sempat pecah juga beberapa kali. Pertama
kali benjolan muncul 1 tahun yang lalu di ibu jari kaki kanan. Benjolan awalnya
kecil lalu lama-kelamaan membesar. Dalam beberapa bulan, benjolan yang keras
ini muncul semakin banyak di persendian kaki, lutut dan sendi-sendi tangan kanan
sebelum akhirnya sampai di persendian tubuh sebelah kiri. Tak jarang pula
benjolan akan terasa nyeri, memerah, terasa panas, bengkak, dan pecah
mengeluarkan cairan putih seperti kapur yang terkadang kental dan terkadang cair,
namun pasien tidak membawanya berobat ke dokter, malah memijit-mijit di
daerah yang pecah untuk mengeluarkan isinya sendiri. Saat keluhan-keluhan ini

muncul, biasanya yang terserang hanya 1 benjolan di 1 sisi tubuh saja dan yang
paling sering terserang adalah benjolan di daerah jari-jari kaki.

Pemeriksaan :
o

Tekanan darah

: 120/80 mmHg

Nadi

: 90 x/menit, reguler

Pernapasan

Suhu

Terdapat terdapat tofus multiple yang teraba keras, tidak panas,

: 20 x/menit
: 36,7 oC

tidak merah, dan tidak nyeri pada kedua ektremitas atas dan bawah.
Nyeri tekan epigastium (+)

2. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Pemeriksaan Darah Lengkap dan Kimia Klinik
Parameter
HGB
HCT
WBC
MCV
MCH
MCHC
PLT
GDS
Kreatinin
Ureum
SGOT
SGPT
Asam urat

29/10/2012
9,5
30,9
11,6
80
25,6
30,7
330
80
1,5
90
24
21
10,9

Normal
11,5-16,5 g/dL
37-45 [%]
4,0 11,0 [10^3/ L]
82,0 92,0 [fL]
27,0-31,0 [pg]
32,0-37,0 [g/dL]
150-400 [10^3/ L]
<160
0,9-1,3
10-50
<40
<41
3,5-7,2

3. DIAGNOSIS

Gout artritis

4. PLANNING TERAPI

Medikamentosa
o IVFD RL 20 tpm
o Inj. Ranitidin 1A/12 jam
o Allupurinol 300 mg (1.d.d.1)
o Na.diklofenak 50 mg (2.d.d.1)

Non-medikamentosa
o Diet rendah purin
o Monitoring : Keadaan umum, tanda vital, dan keluhan, serta
perawatan luka.

5.USULAN PEMERIKSAAN

Foto rontgent

Pemeriksaan cairan sendi

Evaluasi kadar asam urat

Anda mungkin juga menyukai