Hernia
Hernia
HERNIA
protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui
defek atau bagian lemah dari dinding rongga
bersangkutan
BAGIAN-BAGIAN HERNIA
Kantong hernia
Isi hernia
Locus Minoris Resistence (LMR)
Cincin hernia
Leher hernia
MACAM-MACAM HERNIA
Berdasarkan terjadinya:
Hernia bawaan / kongenital
Hernia dapatan / akuisita
MACAM-MACAM HERNIA
Berdasarkan klinis:
Hernia reponibel
Hernia irreponibel
Hernia inkarserata
Hernia strangulata
MACAM-MACAM HERNIA
Berdasarkan arah hernia:
1.Hernia eksterna:
Hernia inguinalis medialis & lateralis
Hernia femoralis
Hernia umbilicalis
Hernia epigastrika
Hernia lumbalis
Hernia obturatoria
Hernia semilunaris
Hernia perinealis
Hernia ischiadica
MACAM-MACAM HERNIA
2.Hernia interna:
Hernia epiploica winslowi
Hernia bursa omentalis
Hernia mesenterika
Hernia retro peritonealis
Hernia diafragmatica
HERNIA INGUINALIS
ANATOMI
Kanalis Inguinalis
Batas-batasnya:
Kraniolateral: anulus inguinalis internus yang
Hernia:
1.
2.
15
Hernia Richter
INSIDENSI
Pada anak-anak:
10 20/ 1000 kelahiran hidup
2. Laki-laki : perempuan = 4: 1
3. Mayoritas indirecta, directa <1%
4. Bayi prematur 7 10 %
1.
17
INSIDENSI (2)
18
ETIOLOGI
prosesus vaginalis tidak tertutup
annulus inguinalis yang cukup besar
tekanan intraabdominal yang tinggi
kelemahan otot dinding perut
19
PATOGENESA
20
21
22
23
HERNIA INGUINALIS
Hernia inguinalis lateralis
Hernia inguinalis medialis
HIL
Terletak diatas ligamentum inguinale
Lateral terhadap vasa epigastrika inferior
Jika dapat dimasukkan kemudian pasien disuruh valsava dengan
tangan diannulus inguinalis eksternus teraba tekanan pada ujung jari
Bentuk hernia biasanya lonjong
HIM
Terletak diatas ligamentum inguinale
Medial terhadap vasa epigastrika inferior
Jika dapat dimasukkan kemudian pasien disuruh valsava dengan
tangan pemeriksa pada annulus inguinalis teraba tekanan pada sisi
medial dan hernia timbul lagi
Bentuk hernia biasanya bulat
24
KLASIFIKASI
Menurut Nyhus :
1.
2.
3.
4.
5.
25
6.
Clinical Grading
Reduction
Grade
reponible
+
irreponible
incarceration
colic
strangulation
steady
increase
leucocytosis
26
+
+
++
Manifestasi Klinis
Gejala Klinis:
Penonjolan, tumor, massa daerah lipat
paha
2. Akut maupun kronis
3. Terkadang hanya berupa keluhan pegal
atau rasa tidak nyaman pada daerah lipat
paha ditemukan secara kebetulan pada
pemeriksaan kesehatan rutin
1.
27
Pemeriksaan Fisik
28
Inspeksi:
1.
2.
Pemeriksaan Fisik
29
Posisi
Suhu
Nyeri
Ukuran
Bentuk
Keregangan
Komposisi (padat, gas, cair)
Perubahan dengan batuk
Palpasi
Tes Kompresi:
30
DIAGNOSA
benjolan yang dapat direposisi atau jika tidak
dapat direposis
atas dasar tidak adanya pembatasan jelas di
sebelah cranial
adanya hubungan ke cranial melalui annulus
eksternus.
Hernia ini harus dibedakan dari hidrokel atau
elephantiasis skrotum. Testis yang teraba dapat
dipakai sebagai pegangan untuk
membedakannya.
31
PENUNJANG DIAGNOSTIK
CT Scan:
Belum banyak digunakan
2. Untuk menyingkirkan Diagnosa Banding
causa massa di Regio inguinal
1.
32
Herniography
Injeksi 50 cc water solubel kontras intra
peritoneum
Posisi penderita pronasi, pelvis lebih rendah
dari kepala
Manuver valsalva
Sensitivitas 97%, Spesifitas 98%
Postgrad Med Journal 2001; 77; 250-251
true positive rate 91%
Komplikasi (-)
33
Herniography
34
Ultrasonography
Non invasif, Real time dengan
spesifitas 97%)
3. Hernia indirecta (Sens. 97% dan spesf.
87%)
35
Gambaran USG
Gambaran USG
potongan longitudinal
potongan transversal
panah panjang menunjukkan loop usus halus yang terdilatasi dan berisi cairan
panah pendek menunjukkan koleksi cairan intra kantung
37
Doppler USG
38
Diagnosa Banding
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
39
Lipoma
Limfadenitis
Limfadenopati
Abses
Hematoma
Varikokel
Hidrokel
Tumor Testis
Torsio Testis
Epididimitis
Testis Ektopik
Anerisma dan psedoanerisma femoral
Kista
Seroma
TERAPI
Konservatif dengan Truss/ abdominal binder
-Herniotomi
-Hernioplasti
40
Herniotomy
Insisi dan Diseksi
41
Herniotomy
Identifikasi Anatomis
42
Herniotomy
Diseksi
kantung
43
Herniotomy
Ligasi
kantung
44
Terapi Operatif
45
Marcy Repair :
1.
2.
Bassini
Approksimasi
Aponeurosis M.
transversus abdominis
dengan Lig. Inguinale
Poupart
Letak Spermatic Cord
46
Lotheissen - McVay
Approksimasi Fascia
transversalis dengan
Lig. Cooper
Umumnya
membutuhkan relaxing
incision karena
tegangan yang terjadi
47
Halstead
Menyerupai Teknik
Bassini
Spermatic Cord
pasca reparasi
terletak diatas
Aponeurosis M.
obliquus abdominis
externus
48
Shouldice
Fascia transversalis
dibagi, kemudian
diapproksimasikan
dengan Lig. Poupart
Conjoined tendon
dan M. obliquus
abdominis internus
diapproksimasikan
dengan Lig. Poupart
49
TENSION-FREE REPAIR:
Advantages
Simple
Rapid
Less painful
Effective
Prompt resumption of
unrestricted
physical therapy
Low recurrence rate
51
52
53
Laparoskopik Herniorrhaphy
Diperkenalkan pertama oleh Ger, 1977
3 macam teknik:
54
Assistant
Surgeon
Laparoscope
10mm
Scrub
5mm
Monitor
Sterile table
55
TEP
Keuntungan Laparoskopik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
57
Kerugian Laparoskopik
1.
2.
3.
58
59
60
KOMPLIKASI
Jepitan isi herniagangguan perfusi
61
Komplikasi
Intra Operatif:
Trauma pada Spermatic Cord
2. Trauma pada Vasa spermatica atrofi/
nekrosis testis
3. Trauma pada N. Ilioinguinalis, N.
Genitofemoralis, N. cutaneus femoris
lateralis
4. Trauma pada Vasa femoralis
1.
62
Komplikasi
Post Operatif:
Infeksi
2. Hematoma
3. Trauma pada nervus akibat fibrosis
maupun pembentukan neuroma pasca
bedah
4. Adhesi dan obstruksi usus
1.
63
PENCEGAHAN
Hindari obesitas atau kelebihan berat badan.
Menghindari agar tubuh tidak mengalami
64
HERNIA FEMORALIS
65
ANATOMI:
Cranioventral : lig.inguinale
Kaudodorsal : pinggir os pubis, lig.Cooper
Lateral : sarung v.femoralis
Medial : lig.lakunare Gimbernati
66
Patofisiologi :
Tek. Intra abdominal yg tinggi dorong lemak
preperitoneal kanalis femoralis hernia
Herniorafi Shouldice/Bassini fascia
transversa&lig.inguinale tergeser ke
ventrokranial k analis femoralis lebih luas
Insiden :
tua 4x
multipara
Lebih sering inkarserata dibanding H.inguinalis
67
Gejala :
Benjolan pada lipat paha
Pemeriksaan Fisik :
Benjolan lunak di bawah lig.inguinale, medial
v.femoralis, lateral tuberkulum pubikum
Terapi :
Herniotomi dan hernioplastik
68
Pendekatan hernioplastik:
Krural
- tanpa buka kanal
-
- lig.inguinal dijahit ke lig.Cooper
Inguinal
Buka kanalis dg inspeksi dinding post.
Kombinasi
Hernia
Inguinal
Indirek
Hernia
Inguinal
direk
Hernia
femoralis
Jenis Kelamin
Patogenesis
Congenital atau
akuisita
Akuisita
Akuisita
Usia
Anak, dewasa
Dewasa
Dewasa muda
Tidak dapat
Tidak dapat
Turun
skrotum
Reponible
Hubungan
dengan
tuberculum
pubicum
Risiko
Strangulasi
70
ke Dapat
Tidak
dapat Dapat spontan
langsung
menghilang jika
menghilang
berbaring
Diatas
dimedial
Menghilang
spontan
dan Di
atas
lateral
dan Di bawah
lateral
Ya
Tidak
Tidak
Besar
Sangat jarang
Besar
dan
HERNIA OBTURATOR
71
Terapi :
Operasi dg pendekatan
transperitoneal/preperitoneal
73
HERNIA PERINEAL
74
2. Sekunder
75
hernia
anterior:
labial,
pudendal,
or
vaginolabi
al
hernia
posterior
Th:transab
76
dominal
77
HERNIA UMBILIKALIS
78
79
Manifestasi klinik :
Benjolan di umbilikus
Tidak nyeri
Jarang inkarserata&strangulasi
Terapi :
o Biasanya menutup spontan < 2 tahun
o 5 tahun operasi
o Kecil&asimptomatik tidak dioperasi
o Operasi jika:
- ukuran besar
- simptomatis
- terdapat inkarserata
- terjadi penipisan kulit
- asites tidak terkontrol
Ruptur spontan pd H.umbilikalis dg asites
peritonitis dan kematian
80
81
HERNIA EPIGASTRIKA
82
83
Faktor predisposisi:
anyaman aponeurosis lamina anterior dan
posterior sarung m.rektus sering hanya
selapis
linea alba disebelah cranial umbilicus lebih
lebar dibanding kaudal
Patofisiologi:
Tonjolan lunak di linea alba lipoma preperitoneal
defek kantong peritoneum (bisa kosong/isi
omentum,usus) ditutupi kulit, lemak subkutan,
lemak preperitoneal dan peritoneum
Manifestasi klinik:
Perut < enak & mual di dd/ kelainan kandung
empedu, tukak peptic atau hernia esophagus.
Terapi :
reposisi isi hernia dan penutupan defek dilinea alba.
84
85
HERNIA SPIEGHEL
86
87
D iagnosa:
Benjolan di sebelah atas titik McBurney
kanan/kiri pada tepi lateral m.rektus
abdominis
89
HERNIA VENTRALIS
90
91
Terapi :
herniotomi atau hernioplasty menutup
defek dilapisan muskulo-aponeurosis.
92
HERNIA RICHTER
93
94
95
HERNIA LITTRE
96
97
HERNIA DIAFRAGMATIKA
98
Insidens:
Terjadi pada 1/5000 1/2000 kelahiran.
80% terjadi disebelah kiri dan 20% disebelah
kanan.
Etiologi :
kegagalan penutupan saluran pleuroperitoneal
pada perkembangan embrio isi rongga
abdomen dapat keluar defek pada daerah
posterolateral diafragma dan menekan
perkembangan paru-paru pada ipsilateral
disebut hernia Bochdaleks,
sedangkan hernia pada sisi anteromedial dimana
defeknya berada pada diafragma retrosternal
disebut hernia Morgagnis.
99
Terapi :
Pembedahan elektif mencegah
komplikasi.
Tindakan darurat dijumpai insufisiensi
jantung paru pada neonatus.
Reposisi hernia dan penutupan defek
memberikan hasil yang baik.
101
HERNIA HIATAL
103
106
Manifestasi klinik:
hernia hiatal sendiri tidak memberikan gejala bisa
menyebabkan nyeri misalnya nyeri dada atau nyeri
ulu hati karena sebagian abdomen terperangkap di
atas diafragma melalui hiatus esophagus yang
sempit.
tipe yang terfiksir vaskularisasi ke bagian abdomen
yang terperangkap terganggu sehingga
menyebabkan nyeri hebat yang disebut hernia hiatal
strangulasi dan merupakan kegawatdaruratan medis.
hernia hiatal juga mempunyai gejala rasa tidak enak
yang serupa dengan GERD. Kondisi ini menunjukkan
gejala khas yaitu refluks asam lambung dan enzim
pencernaan ke esophagus melalui sfingter yang
melemah.
107
108
domo
arigatou
Minna-san
^o^
109