Anda di halaman 1dari 15

Sistem Rangka

Dosen : dr. Maria Poppy H, M.Epid


Disusun oleh :

Gita Kurniasih
Alifia Nur Rahma F

Diploma IV Gizi
Tingkat I

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV GIZI


POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA 2
2015

SISTEM RANGKA

Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada
makhluk hidup.Termasuk, sistem rangka (skelet) dan otot (muskulus) yang disebut dengan
sistem muskuloskeletal. Sistem rangka dan otot saling berhubungan. Karena sistem rangka
tak akan berfungsi sebagai alat gerak jika tidak ada otot.
Rangka

Manusia

dapat

dikelompokkan

menjadi

dua

kelompok

yaitu, rangka

aksial dan rangka apendikular.


1. Rangka aksial merupakan tulang-tulang yang berada di bagian tengah sumbu tubuh.
Rangka aksial terdiri atas tulang kepala (tengkorak), ruas-ruas tulang belakang
(vertebrae), tulang dada (sternum), dan tulang rusuk (kosta), tulang pinggang, tulang
ekor
a. Tulang kepala/tengkorak terdiri atas tulang tempurung (cranium) dan tulang
rahang. Tulang kepala berfungsi sebagai pelindung otak, organ pendengaran,
dan

organ

penglihatan.

Tulangtengkorakterdiriatasduabagian,

yaitutengkorakotak (neuro cranial) dantengkorakwajah (fasial cranial).

1) Tengkorak Otak (Neuro Cranial)


Tengkorakotakterdiridaritulang-tulang yang dihubungkansatusama lain
olehtulangbergerigi

yang

disebutsutura,

buahdanterdiridaribagianyaitu:
1) Kubah tengkorak, terdiridari:
Frontal
: Tulang dahi
Parietal
: Tulang Ubun-ubun

banyaknya

Oksipital
: Tulang Belakang kepala
2) Dasar tengkorak, terdiri dari :
Shenoidal
: Tulang Baji
Etmoidal
: Tulang Tapis
3) Samping Tengkorak, terdiri dari :
Temporal
: Tulang Pelipis
Pada tengkorak otak terdapat celah yang memisahkan antar tulang disebut
sutura. Macam macam sutura :
1) Sutura Coronalis
: Antara frontal dan parientalis
2) Sutura Sagitalis
: Antara kedua pariental
3) Sutura Lambdoidalis : Antara pariental dan kedua parientalis
Di tengkorak otak juga terdapat fontanel (rongga pada ubun-ubun). Dan
akan tertutup sempurna pada usia 18 bulan. Ada 2 jenis fontanel, yaitu :
1) Fontanel Anterior (Fontanel depan)
2) Fontanel Posterior (Fontanel belakang)
2) Tengkorak Wajah (Facial Cranial)
Pada manusia, bentuk tengkorak otak lebih besar daripada tengkorak
wajah. Di dalamnya terdapat rongga yang menutup rongga mulut (kavum
oris), rongga hidung (kavum nasi), rongga mata (kavum orbita). Tengkorak
wajah di bagi atas 2 bagian, yaitu :
1) Bagian Hidung (nasalis)
Nasal
: Tulang Mata
Konka Nasal : Tulang Karang Hidung
Lakrimal
: Tulang Hidung
Septum Nasi : Sekat rongga Hidung
2) Bagian Rahang
Maksilaris
: Tulang Rahang atas
Zigomatikum : Tulang Pipi
Palatum
: Tulan langit-langit (tulang kiri/kanan)
Mandibularis : Tulang rahang bawah
Hyoid
: Tulang lidah (di pangkal leher di antara otot
leher)
b. Tulang Belakang (Vertebrae)

Bagian-bagian tulang ruas belakang :

Vertebra Servikalis (Tulang Leher)

: 7 ruas (badan ruas kecil

dan lubang ruas yang besar


Vertebra Thoraxalis (Tulang Punggung)

: 12 ruas (badan ruas

besar, kuat, taju durinya panjang dan melengkung)


Vertebra lumbalis (Tulang pinggang)
: 5 ruas (badan ruas besar

tebal dan kuat, taju duri agak picak)


Vertebra sakralis/sacrum (tulang selangkang) :

kiri/kanan, terdapat lubang kecil 5 buah yang disebut foramen sakralis)


Vertebra Koksigialis (Tulang ekor)
: 4 ruas (dapat bergerak

ruas

(samping

karena membentuk persendian dengan sacrum)


Di antara ruas-ruas tulang belakang terdapat sebuah bantalan yang berasal dari tulang rawan
yang dapat disebut discus intevetebralis.
Tulang belakang (Columna Vertebralis). Tulang belakang merupakan penopang tubuh
utama. Terdiri atas jejeran tulang-tulang belakang (vertebrae). Di antara tulang-tulang
vertebrae terdapat discus invertebralis merupakan tulang rawan yang membentuk sendi yang
kuat dan elastis. Discus invertebralismemungkinkan tulang belakang bergerak ke segala arah.

Kelompok Tulang
1.
Tengkorak

Nama Tulang Penyusun

Jumlah

terdiri dari:
a.

Kranium

Dahi

(tempurung kepala)

(frontal

(parietal),
Kepala

),

Ubun-ubun 122111

Pelipis

(temporal),

belakang

(oksipital),

Tulangbaji

(stenoid

),

Tapis

(etmoid).
b.

Wajah
Rahang

bawah

(mandibula), 122122

Hidung (nasal), Lakrimal Vomer


Konka inferior Pipi (zigomatik),
Rahang atas (maksilia).
c.

Telinga
Martil (maleus), Paron (inkus) 222

2.

Stapes.
Servik (leher), Toraks (punggung),

Tulang

belakang (vertebrae)

Lumbar

(pinggang),

71251

Koksigea

(tulang ekor,4 ruas berfusi menjadi


3.

Tulang

1).
dada Manubrium

(sternum)
4.
Rusuk (kosta)

(hulu),

Gladiolus 111

(badan), Xifoid (taju pedang)


Rusuk sejati, Rusuk palsu, Rusuk

melayang.

pasang,

pasang,

3
2

pasang.

Jika dilihat darisamping, tulang belakang membentuk lekukan leher (cervix), lekukan
dada (thorax), lekukan pinggul (lumbar), dan lekukan selangkang (sacral).
Tulang Dada (Sternum) dan Tulang Rusuk (Costa). Tulang dada terdiri atas bagian
hulu atau tangkai (manubrium sterni), bagian badan (corpus sterni), dan taju pedang/ekor
(processus xyphoideus). Tulang rusuk terdiri atas 12 pasang tulang rusuk, yaitu 7 pasang
rusuk sejati (costa vera), 3 pasang rusuk palsu (costa spuria), dan 2 pasang rusuk melayang
(costa fluctuantes).

2. Rangka apendikular meliputi anggota gerak tubuh. Rangka apendikular dapat


dikelompokkan menjadi gelang bahu, tulang anggota gerak atas (tungkai atas), gelang
panggul, dan tulang anggota gerak bawah (tungkai bawah).

a. Gelang bahu (pectoralis). Terdapat dua gelang bahu, yaitu kanan dan kiri. Masingmasing gelang bahu terdiri atas tulang selangka (clavicula) dan tulang belikat
(scapula). Gelang bahu adalah persendian yang menghubungkan lengan dengan
badan. Bagian ini dibentuk oleh dua buah tulang yaitu scapula (tulang belikat) dan
klavikula (tulang selangka).
b. Tulang anggota gerak atas terdiri atas dua tungkai, kanan dan kiri. Masing-masing
terdiri atas :
1)
1 tulang lengan atas (humerus);
2)
2 tulang lengan bawah ;
- tulang hasta (ulna)
- tulang pengumpil (radius)
3)
8 tulang pergelangan tangan (carpal);
4)
5 tulang telapak tangan (metacarpal);
5)
14 tulang jari tangan (phalanges).
c. Gelang panggul terdiri atas 3 tulang pinggul (coxae) di kanan dan kiri yaitu, tulang
duduk (iscium), tulang usus (ilium), tulang kemaluan (pubis) . Gelang panggul sangat
stabil dan berfungsi menahan berat tubuh.
d. Tulang anggota gerak bawah terdiri atas dua tungkai kaki, kanan dan kiri. Masingmasing terdiri atas :
1)
tulang paha (femur)
2)
tulang tempurung (patella)
3)
tulang kering (tibia)
4)
tulang betis (fibula)
5)
7 tulang pergelangan kaki (tarsal)
6)
5 tulang telapak kaki (metatarsal)
7)
14 tulang jari kaki (phalanges)
Tulang-Tulang Peyusun Rangka Apendikular
Bagian Tulang
1.
Tungkai atas

Tulang Penyusun
Lengan atas (humerus),
Pengumpil (radius), Hasta

Jumlah
222161028

(ulna), Pergelangan tangan


(karpal),

Telapak

(metakarpal),
2.

Gelang bahu

tangan
Jari-jari

tangan (falanges).
Tulang
selangka

22

(klavikula), Tulang belikat


(scapula.)
Ilium Ischium Pubis

111

panggul
4.
Tungkai

Paha (femur), Tempurung

22221410

bawah

kaki (patela), Kering (tibia),

3.

Gelang

Betis (fibula), Pergelangan


kaki (tarsal), Telapak kaki
(metatarsal),
Jari-jari kaki (falanges).

28

Tulang Penyusun Rangka


Berdasarkan bentuknya, tulang di bedakan menjadi 5 :
a. Tulang Pipa, tulang pipa berbentuk bulat panjang berongga. Misalnya tulang betis, tulang kering,
tulang paha, dll. Tulang pipa itu sendiri di bagi menjadi 3 :
Epifise, ujung tulang yang terdiri atas tulang rawan
Diafise, bagian tengah memanjang dan pada rongga terisi sumsum tulang
Cakra Epifise, bagian sempit antara epifise dan diafise
b. Tulang Pipih, berbentuk gepeng menipis (lempengan) misalnya, tulang rusuk, tulang belikat dada,
tulang dada, tulang tengkorak
c. Tulang Pendek, berbentuk kubus. Misalnya, tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki
d. Tulang Sesamoid, berbentuk tulang seperti biji yang tertanam dalam tendon
e. Tulang tidak beraturan, memiliki bentuk yang tak menentu. Misalnya, tulang wajah, tulang
pinggul, dan tulang belakang
Berdasarkan sifat fisiknya, tulang terbagi menjadi 2 :
a. Tulang Rawan
Tulang Rawan Hialin, berwarna putih kebiruan bening. Misalnya, pada tulang rawan iga,

tulang keras, dll.


Tulang Rawan Serat (Fibrosa), berwarna buram keputihan. Misalnya, pada ruas tulang

belakang
Tulang Rawan Elastis, berwarna buram kekuningan. Memiliki struktur yang elastis.

Misalnya, pada epiglotis dan telinga luar


b. Tulang Sejati, bersifat keras, kuat dan elastis yang tersusun atas :
Osteosit, sel tulang dewasa

Osteoblas, sel tulang muda yang membentuk osteosit


Osteopregnator, sel khusus yang berpotensi membentuk osteoblas
Osteoklas, sel yang berkembang dari monosit. Yang berfungsi perkembangan,
pemeliharaan, dll.

Fungsi Rangka Tubuh Manusia


a.

Memberi bentuk pada tubuh atau menjadi kerangka yang menopang tubuh

b.

Menahan seluruh tubuh supaya tidak roboh, kekar dan kuat

c.

Melindungi alat-alat lunak (proteksi), melindungi beberapa organ dari kerusakan

mekanis
d.

Tempat melekatnya otot untuk pergerakan tubuh, otot yang menempel pada tulang akan

menggerakan rangka
e.

Mengandung dan melindungi sumsum tulang

f.

Menjadi tempat penyimpanan kalsium dan fosfor

g.

Pembentukan eritrosit dan leukosit dalam sumsum tulang

h.

Tempat menyimpan mineral (kalsium) dalam lemak

i.

Tempat pembentukan sel darah

Zat Penyusun Rangka :

Sel-sel tulang
Zat kapur (kalsium)
Fosfor
Zat Perekat (Collagen)

Kaitan Sistem Rangka dengan ilmu Gizi :


Pembentukan tulang dan pengaturan sistem rangka banyak dipengaruhi oleh asupan
gizi yang kita makan. Banyak gizi yang di butuhkan tulang untuk mencegah atau mengurangi
resiko seperti osteoporosis. Diantaranya adalah kalsium yang berguna untuk massa tulang,
vitamin D yang berperan dalam pemeliharaan pertumbuhan tulang, begitupun fosfor yang
merupakan komponen dalam tulang, dll. Osteoporosis adalah gangguan pada sistem rangka
yang sangat berhubungan dengan asupan gizi. Asupan gizi di perlukan tulang dalam rangka
mencegah terjadinya keropos tulang atau osteoporosis. Banyak zat gizi yang di perlukan
tulang dalam rangka mencegah terjadinya keropos tulang atau osteoporosis

Kalsium
Kalsium pada manusia dewasa mencapai 1 kg dimana 99% terdapat pada
tulang dan gigi, lalu 1% sisanya ada pada cairan tubuh dan aliran darah.
Sehingga dapat di ketahui bahwa kalsium adalah membentuk utama tulang.

Kalsium sangan dibutuhkan untuk menjaga kepadatan dan massa tulang


Vitamin D
Vitamin D merupakan prohormon steroid. Dalam sistem rangka, vitamin ini
berguna untuk metabolisme kalsium, yang menjadi komponen utama
pembentuk tulang. Kalsium di serap oleh usus, apabila tersedia dalam jumlah
yang banyak kemudian akan diedarkan ke pembuluh darah melalui proses
difusi. Namun, apabila jumlah kalsium yang tersedia hanya sedikit maka
metabolisme kalsium akan di lakukan melalui proses transport aktif. Di dalam
proses transport aktif, kalsium harus di bantu oleh vitamin D. Itulah sebabnya
mengapa Vitamin D sangan dibutuhkan untuk kesehatan tulang

SENDI (Articulasio)

Sendi adalah pertemuan antara dua buah tulang atau beberapa tulang
kerangka. Sendi utama di bagi atas:
1. Sendi fibrus (sinartrosis) Yaitu sendi yang tidak dapat bergerak, misalnya sutura yang terdapat
pada kepala.
2. Sendi tulang rawan (amfiatrosis) Yaitu sendi yang dapat bergerak sedikit, misalnya sendi pada
tulang pubis, sendi antara manubrium sterni dan korpus sterni dengan kosta, dan lain-lain.
3. Sendi sinovial (diartrosis) Yaitu persendian yang dapat bergerak bebas dan terdapat banyak
ragamnya dan semua mempunyai ciri yang sama. Sendi synovial dapat terdiri dari :
a. Sendi peluru, bongkol sendi tepat masuk dalam mangkok sendi yang dapat memberikan
seluruh arah, misalnya sendi panggul dan sendi peluru pada bahu.
b. Sendi engsel, satu permukaan bundar diterima oleh yang lain sedemikian rupa sehingga
gerakan hanya dalam satu bidang dan dua arah, misalnya sendi siku dan sendi lutut
c. Sendi kondiloid, seperti sendi engsel tetapi dapat bergerak dalam 2 bidang dan empat arah,
lateral, ke depan dan ke belakang. Fleksi, ekstensi, aduksi dan abduksi, misalnya pergelangan
tangan
d. Sendi berporos (sendi putar), pergerakan sendi memutar seperti pergerakan kepala sendi,
hubungan antara lengan atas dengan lengan bawah
e. Sendi pelana (sendi timbal balik), misalnya sendi rahang dan tulang metakarpalia pertama,
sendi antara telapak tangan dan jari tangan, sendi antara telapak kaki dan jari kaki
f. Sendi Luncur/ Sendi Geser, di sebabkan karena kedua ujung tulang agak rata, sehingga
tulang terjadi seperti menggeser. Misalnya sendi pergelangan tangan, sendi pergelangan kaki,
hubungan antara tulang belikat dengan tulang selangka.

ANTROPOMETRI

Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya tubuh dan
metros artinya ukuran. Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau
dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukuruan dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbgai tingkat umur dan tingkat gizi.
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan
energi. Ketidak seimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan
tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
Dari beberapa ukuran antropometri, yang paling sering digunakan untuk menentukkan
keadaan pertumbuhan pada masa balita adalah :
1. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang terpenting karena
dipakai untuk memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Pada usia beberapa
hari, berat badan akan mengalami penurunan yang sifatnya normal, yaitu sekitar !0% dari
berat badan lahir. Hal ini disebabkan karena keluarnya mekonium dan air seni yang belum
diimbangi asupan yang mencukupi misalnya produksi ASI yang belum lancar. Umumnya
berat badan akan kembali mencapai berat badan lahir pada hari kesepuluh.

Pada bayi sehat, kenaikkan berat badan normal pada triwulan I adalah sekitar 700
1000 gram/bulan, pada triwulan II sekitar 500 600 gram/bulan, pada triwulan III sekitar 350
450 gram/bulan dan pada triwulan IV sekitar 250 350 gram/bulan.
Dari perkiraan tersebut, dapat diketahui bahwa pada usia 6 bulan pertama berat badan
akan bertambah sekitar 1 kg/bulan, sementara pada 6 bulanberikutnya hanya + 0,5 kg/bulan.
Pada tahun kedua, kenaikannya adalah + 0,25 kg/bulan. Setelah 2 tahun, kenaikkan berat
badan tidak tentu, yaitu sekitar 2,3 kg/tahun. Pada tahap adolesensia (remaja) akan terjadi
pertambahan berat badan secara cepat.
Selain perkiraan tersebut, berat badan juga dapat diperkirakan dengan menggunakan
rumus atau pedoman dari Behrman (1992), yaitu :
1. Berat badan lahir rata-rata : 3,25 kg
2. Berat badan usia 3 12 bulan, menggunakan rumus :
Umur (bulan) + 9 = n + 9
3. Berat badan usia 1 6 tahun, menggunakan rumus :
(Umur(tahun) x 2) + 8 = 2n + 8
Keterangan : n adalah usia anak
4. Berat badan usia 6 12 tahun , menggunakan rumus :
[Umur (tahun) x 7] 5

Cara pengukuran berat badan anak:


1. Lepas pakaian yang tebal pada bayi dan anak saat pengukuran. Apabila perlu, cukup
pakaian dalam saja.
2. Tidurkan bayi pada meja timbangan. Apabila menggunakan timbangan dacin, masukkan
anak dalam gendongan, lalu kaitkan gendongan ke timbangan. Sedangkan apabila dengan
berdiri, ajak anak untuk berdiri diatas timbangan injak tanpa dipegangi.
3. Ketika minmbang berat badan bayi, tempatkan tangan petugas diatas tubuh bayi (tidak
menempel) untuk mencegah bayi jatuh saat ditimbang.
4. Apabila anak tidak mau ditimbang, ibu disarankan untuk menimbang berat badannya lebih
dulu, kemudian anak digendong oleh ibu dan ditimbang
Selisih antara berat badan ibu bersama anak dan berat badan ibu sendiri menjadi berat badan
anak. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat rumus berikut :
BB anak = (Berat badan ibu dan anak) BB ibu
5. Tentukan hasil timbangan sesuai dengan jarum penunjuk pada timbangan.
6. Selanjutnya, tentukan posisi berat badan anak sesuai dengan standar yang berlaku, yaitu
apakah status gizi anak normal, kurang atau buruk.

2. Tinggi Badan ( Panjang badan)


Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut dengan panjang badan.
Pada bayi baru lahir, panjang badan rata-rata adalah sebesar + 50 cm. Pada tahun pertama,
pertambahannya adalah 1,25 cm/bulan ( 1,5 x panjang badan lahir). Penambahan tersebut
akan berangsur-angsur berkurang sampai usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun. Baru
pada masa pubertas ada peningkatan pertumbuhan tinggi badan yang cukup pesat, yaitu 5
25 cm/tahun pada wanita, sedangkan pada laki-laki peningkatannya sekitar 10 30 cm/tahun.
Pertambahan tinggi badan akan berhenti pada usia 18 20 tahun.
Seperti halnya berat badan, tinggi badan juga dapat diperkirakan berdasarkan rumus
dari Behram (1992), yaitu :
a. Perkiraan panjang lahir : 50 cm
b. Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 Panjang Badan Lahir
c. Perkiraan panjang badan usia 4 tahun = 2 x panjang badan lahir
d. Perkiraan panjang badan usia 6 tahun = 1,5 x panjang badan usia 1 tahun
e. Usia 13 tahun = 3 x panjang badan lahir
f. Dewasa = 3,5 x panjang badan lahir atau 2 x panjang badan 2 tahun

Atau dapat digunakan rumus Behrman (1992):


a. Lahir : 50 cm
b. Umur 1 tahun : 75 cm
c. 2 12 tahun ; umur (tahun) x 6 + 77

Cara pengukuran tinggi badan anak


a. Usia kurang dari 2 tahun :
1. Siapkan papan atau meja pengukur. Apabila tidak ada, dapat digunakan pita pengukur
(meteran)
2. Baringkan anak telentang tanpa bantal (supinasi), luruskan lutut sampai menempel pada
meja (posisi ekstensi)
3. Luruskan bagian puncak kepala dan bagian bawah kaki (telapak kaki tegak lurus dengan
meja pengukur) lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.
4. Apabila tidak ada papan pengukur, hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi tanda
pada tempat tidur (tempat tidur harus rata/datar) berupa garis atau titik pada bagian puncak

kepala dan bagian tumit kaki bayi. Lalu ukur jarak antara kedua tanda tersebut dengan pita
pengukur.
b. Usia 2 tahun atau lebih :
1. Tinggi badan diukur dengan posisi berdiri tegak, sehingga tumit rapat, sedangkan bokong,
punggung dan bagian belakang kepala berada dalam satu garis vertikal dan menempel pada
alat pengukur.
2. Tentukan bagian atas kepala dan bagian kaki menggunakan sebilah papan dengan posisi
horizontal dengan bagian kaki, lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.

3. Lingkar kepala
Secara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap relatif konstan dan tidak
dipengaruhi oleh faktor ras, bangsa dan letak geografis. Saat lahir, ukuran lingkar kepala
normalnya adalah 34-35 cm. Kemudian akan bertambah sebesar + 0,5 cm/bulan pada bulan
pertama atau menjadi + 44 cm. Pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan kepala paling cepat
dibandingkan dengan tahap berikutnya, kemudian tahun-tahun pertama lingkar kepala
bertambah tidak lebih dari 5 cm/tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya
bertambah + 10 cm
Adapun cara pengukuran lingkar kepala adalah :
a. Siapkan pita pengukur (meteran)
b. Lingkarkan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supra orbita bagian anterior
menuju oksiput pada bagian posterior. Kemudian tentukan hasilnya.
4. Lingkar Lengan Atas (Lila)
Pertambahan lingkar lengan atas ini relatif lambat. Saat lahir, lingkar lengan atas
sekitar 11 cm dan pada tahun pertama, lingkar lengan atas menjadi 16 cm. Selanjutnya
ukuran tersebut tidak banyak berubah sampai usia 3 tahun.
Ukuran lingkar lengan atas mencerminkan pertumbuhan jaringan lemak dan otot yang
tidak berpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dan berguna untuk menilai keadaan gizi dan
pertumbuhan anak prasekolah.
Cara pengukuran lingkar lengan atas sebagai berikut :
a. Tentukan lokasi lengan yang diukur. Pengukuran dilakukan pada lengan bagian kiri, yaitu
pertengahan pangkal lengan dan siku. Pemilihan lengan kiri tersebut dengan pertimbangan
bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif dibandingkan dengan lengan kanan sehingga
ukurannya lebih stabil.
b. Lingkarkan alar pengukur pada lengan bagian atas seperti pada gambar ( dapat digunakan
pita pengukur). Hindari penekanan pada lengan yang diukur saat pengukuran.

5. Lingkar Dada

Sebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada jarangdilakukan.


Pengukurannya dilakukan pada saat bernapas biasa ( mid respirasi ) pada tulang Xifoidius
(insicura substernalis). Pengukuran lingkar dada ini dilakukan dengan posisi berdiri pada
anak yang lebih besar, sedangkan pada bayi dengan posisi berbaring.
Cara pengukuran lingkar dada adalah :
a. Siapkan pita pengukur
b. Lingkarkan pita pengukur pada daerah dada

DAFTAR PUSTAKA
C. Pearce, Evelyn. 1993. AnatomidanFisiologiUntukParamedis. Jakarta: PT. Gramedia.
http://hardinburuhi88.blogspot.co.id/2014/07/makalah-anatomi-rangka-manusia.html
shvoong.com
http://ridhohandoko.blogspot.co.id/2013/04/makalah-sistem-rangka-organisasi-sistem.html
Nursalam, 2005, Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak ( untuk perawat dan bidan), edisai
pertama, Jakarta : Salemba Medika
Soetjiningsih, 2005, Tumbuh Kembang pada Anak, Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai