BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Desain dalam bangunan sangat bergantung dari material utama yang digunakan sebagai
kekuatan struktural dari bangunan tersebut. Hal ini dikarenakan setiap material bangunan
mempunyai karakteristik masing-masing yang berbeda-beda.
Karena perbedaan karakteristik yang dimiliki oleh setiap jenis material bangunan,
pemilihan material yang digunakan menjadi penting untuk dipertimbangkan dalam
mendesain bangunan. Sebagai contoh, bangunan yang banyak menggunakan sistem rangka
batang (truss) lebih cocok menggunakan material baja atau kayu daripada menggunakan
beton. Pemilihan material juga bisa dikaitkan dengan fungsi utilitas dari bangunan tersebut.
Misalnya, bangunan rumah di daerah beriklim dingin akan cocok jika menggunakan material
beton karena beton sekaligus berguna sebagai penyeimbang suhu.
Bangunan industri seperti pabrik atau gudang biasanya membutuhkan ruangan yang luas
dengan sesedikit mungkin kolom untuk mengakomodasi kebutuhan akan penyimpanan
barang dalam jumlah besar atau untuk menaruh mesin atau alat berat. Dalam hal ini,
permodelan struktur sebagai kombinasi sistem rangka kaku (frame) dan sistem rangka batang
(truss) bisa digunakan. Untuk material, baja tepat digunakan karena karakteristik baja yang
cocok digunakan dalam sistem frame atau truss serta keunggulan baja dari segi suplainya
yang tersedia banyak di pasaran.
Dalam mendesain, perlu diperhatikan faktor pembebanan yang digunakan. Pembebanan
tergantung dari beban-beban yang bekerja pada bangunan. Secara umum, pembebanan bisa
digolongkan menjadi beban mati, beban hidup, dan beban lingkungan.
Dalam Tugas Kecil SI-4111 Rekayasa Struktur, penulis mendesain suatu bangunan
industri dengan menggunakan baja sebagai material struktural bangunan. Penekanan
diberikan pada pembebanan terhadap gempa bumi karena mata kuliah ini bertujuan agar
mahasiswa mampu merencanakan dan memeriksa bangunan tahan gempa. Bangunan yang
penulis desain mempunyai spesifikasi bangunan yang telah ditentukan, seperti tinggi
bangunan, panjang bangunan (beserta jarak antarportal), lebar bangunan, serta karakteristik
lingkungan bangunan untuk pembebanan terhadap gempa bumi.
Kelompok 8
1.2 Tujuan
Tujuan dari Tugas Kecil SI-4111 Rekayasa Struktur ini adalah:
1. Merencanakan suatu bangunan tahan gempa dengan baja sebagai material struktural
utama.
2. Memberikan gambaran umum tentang proses desain dengan memperhitungkan gempa
bumi sebagai salah satu faktor yang diperhitungkan.
1.3 Metodologi
Dalam mendesain, metodologi yang digunakan melalui beberapa tahapan, yaitu:
1. Desain pradimensi (preliminary design) untuk menentukan penampang inisial dari
struktur. Desain pradimensi ditentukan dengan menyesuaikan penampang dengan
ketersediaan penampang di pasaran.
2. Memasukkan pembebanan mati, hidup, dan angina yang bekerja pada bangunan.
3. Memeriksa kapasitas penampang terhadap pembebanan yang bekerja. Jika kapasitas
penampang tidak memenuhi, maka penampang yang digunakan harus diganti atau
struktur bangunan harus dimodifikasi.
4. Setelah kapasitas penampang memenuhi, cek periode struktur penampang (T). Jika
struktur dirasa kurang kaku atau terlalu kaku, penampang harus diganti lagi atau
struktur harus dimodifikasi.
5. Setelah didapat periode struktur yang memenuhi, input beban gempa.
6. Periksa kapasitas penampang terhadap seluruh kombinasi pembebanan, termasuk
beban gempa. Jika, kapasitas penampang memenuhi, maka struktur dapat digunakan.
Kelompok 8
BAB II
PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SAP 2000
2.1 Pembuatan Grid
Setelah masuk ke dalam program SAP 2000, klik File lalu pilih New Model. Maka akan
muncul tampilan sebagai berikut :
Setelah tampilan di atas muncul, tentukan unit yang akan digunakan. Di tampilan tersebut
akan muncul beberapa contoh template yang bisa dipilih. Untuk tugas ini pilih Grid Only.
Untuk spasi grid yang seragam, cukup dengan menu Quick Grid Lines untuk mengatur
jumlah dan spasi grid. Pilih jumlah grid dan spasi grid arah sumbu x, y, dan z yang
diinginkan lalu klik OK.
Sedangkan untuk spasi grid yang beragam, data grid bisa diubah dengan menu Edit Grid
Data. Caranya dengan klik kanan pada layar model lalu pilih Edit Grid Data. Lalu akan
muncul menu Edit Grid Data seperti tampilan di bawah ini.
Kelompok 8
Pada menu material property data seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini,
masukkan Data Material Type, Weight per unit volume, Modulus elasticity, possons ratio,
minimum tensile stress (fu), minimum yield stress (fy), dan lain-lain. Setelah selesai
memasukkannya, klik Ok, dan kita beralih ke pendefinisian section properties.
Kelompok 8
Kelompok 8
Setelah penampang dipilih, tentukan dimensi penampang yang diinginkan seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.6 di bawah ini, lalu klik OK.
Kelompok 8
Untuk bracing, perlu adanya partial fixity dikarenakan bracing hanya berfungsi sebagai
pengaku, bukan untuk memikul momen. Pilih menu assign frame release partial fixity.
Lalu centang momen 22 (start dan end), momen 33 (start dan end), dan torsion (end).
Kelompok 8
Secara default tipe beban SW, Seng, Hujan, Angin, EQ-X, dan EQ-Y sudah
terdefinisi dalam Load Case, jadi pilih Define - Load Case - Klik OK.
c. Define Load Combinations
Untuk menambahkan kombinasi baru pilih Define - Load Combinations - Add
New Combo. Masukkan semua kombinasi beban yang mungkin beserta scale
factor, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.10 di bawah ini.
1.4D
1.2D + 1.6L + 0.5H
Kelompok 8
Kombinasi Envelope
- Kombinasi
envelope
merupakan
sebuah
kombinasi
dengan
Kelompok 8
Setelah mendefinisikan beban apa saja yang membebani struktur yang harus
Salah satu beban yang termasuk jenis ini adalah beban gempa. Beban gempa
yang akan direncanakan tergantung pada jenis tanah dan zonasi gempa. Diketahui jenis
tanah sedang dengan zona gempa 5.
Klik assign joint loads forces untuk meng-assign beban joint.
-
b. Frame Loads
Beban yang termasuk frame loads di antaranya beban hujan dan beban angin.
Klik assign frame loads distributed (untuk beban yang terdistribusi).
i. Beban hujan
- Untuk beban hujan pilih koordinat global dengan arah sesuai percepatan
gravitasi.
ii. Beban angin
- Untuk beban angin pilih koordinat lokal dengan arah sumbu 2. Beban angin
yang direncanakan adalah 25 kg/m2.
iii. Beban seng
- Untuk beban hujan pilih koordinat global dengan arah sesuai percepatan
gravitasi. Beban seng yang direncanakan adalah 10 kg/m2.
-
Kelompok 8
10
Kelompok 8
11
Setelah beban gempa dimasukkan maka model di-run lagi. Jika masih ada bagian strruktur
yang overstress maka kembali ke tahap perencanaan struktur dan material. Jika sudah tidak
ada yang overstress berarti struktur sudah OK.
- Selain cek kekuatan, kenyamanan dari bangunan tersebut juga harus diperhatikan.
Cek kenyamanan dilakukan dengan memeriksa apakah lendutan yang terjadi masih dalam
batas lendutan izin yang ditentapkan SNI atau tidak. Lendutan yang terjadi bisa didapatkan
dari tabel di SAP2000. Tabel bisa dimunculkan dengan cara memilih menu display lalu pilih
submenu show table. Ceklis displacement untuk memunculkan tabel lendutan.
- Klik Analyze lalu pilih Run Analysis untuk menganalisis struktur. Setelah tampilan di
bawah ini keluar klik OK.
-
Kelompok 8
12
- BAB III
- PEMBEBANAN
3.1
-
3.2
-
Beban Seng
- Beban seng ditentukan sebesar 10 kg/m2
Beban Hujan (H)
Beban hujan adalah beban yang ditimbulkan oleh berat air yang mengalir di atap saat
hujan. Beban hujan ini tidak termasuk beban akibat genangan air. Beban hujan dipengaruh
oleh kemiringan atap, karena semakin terjal atap, jumlah air yang ada di atap semakin sedikit.
Beban hujan didefinisikam seperti di bawah ini
kg
H=400.8 ( 2 )
m
-
Dimana adalah sudut kemiringan atap, sehingga untuk tugas besar nilai H adalah
H=400.8 20=16 kg/m2,
-
3.3
Kelompok 8
13
Beban angin adalah beban yang ditimbulkan oleh angin dengan memperhatikan
bentuk aerodinamika bangunan dan peninjauan terhadap pengaruh angin topan, puyuh, dan
tornado, bila diperlukan.
- Beban angin dibedakan menjadi dua yaitu angin tiup dan angin hisap. Angin tiup akan
mendorong struktur sedangkan angin hisap akan menarik struktur. Angin tiup dan angin hisap
akan terlihat seperti Gambar 3.1
3.4
-
bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu. Dalam hal
pengaruh gempa pada struktur gedung ditentukan berdasarkan suatu analisa dinamik, maka
yang diartikan dengan beban gempa di sini adalah gaya-gaya di dalam struktur tersebut yang
terjadi oleh gerakan tanah akibat gempa tersebut (PPPRG,1987). Dalam SNI 03-1726-2003,
beban gempa didefinisikan sebagai
C I W
V=
R
-
Dimana :
Kelompok 8
14
C=
0.5
T
0.387 1 73577.11
=5080,73
5.6
kg
Sehingga,
Beban gempa arah Y = 5080,73/7 = 725,81 kg
Beban gempa arah X = 5080,73/2 = 2540,36 kg
Beban gempa akan dimodelkan sebagai beban terpusat di titik-titik kumpul di frame
3.5
-
kemungkinan kondisi pembebanan pada struktur. Kombinasi yang digunakan dalam tugas ini
adalah :
1.4D
Kelompok 8
15
Kelompok 8
16
- BAB IV
- ANALISIS STRUKTUR TERHADAP BEBAN GEMPA
-
SNI-1726-2002.
Dalam perencanaannya, secara umum struktur gedung dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu struktur gedung beraturan dan struktur gedung tidak beraturan. Untuk
kasus struktur gedung beraturan, analisis terhadap pembebanan gempa dilakukan
dengan menerapkan analisis statik ekuivalen. Pada jenis analisis ini, pembebanan
gempa nominal akibat pengaruh gempa rencana ditampilkan sebagai beban-beban
gempa nominal statik ekuivalen yang ditangkap pada pusat massa di masing-masing
tingkat lantai. Pembebanan gempa ini dilakukan pada masing-masing sumbu utama
denah struktur. Sedangkan untuk kasus struktur gedung tidak beraturan, analisis yang
digunakan adalah analisis respons dinamik, analisis ragam spektrum respons, dan
Kelompok 8
17
Type of
output
case
Pe
rio
d
(T)
Se
c
1.
29
34
13
Frequ
ency
(f)
r
a
d
/
s
e
c
4
.
8
5
7
8
6
.
0
3
7
6
6
.
0
5
1
4
6
.
1
4
6
.
1
9
9
9
6
.
2
5
4
6
.
2
8
3
6
6
.
2
Hz
0.77
315
-
1.
04
06
77
0.96
091
-
1.
03
83
09
1.
02
33
22
0.96
31
0.97
721
1.
01
34
4
1.
00
46
7
0.98
674
-
0.99
535
-
Kelompok 8
0.
99
99
41
0.
99
86
1.00
01
1.00
14
Eigen
value
rad2/s
ec2
23.59
9
36.45
3
36.61
9
37.69
9
38.43
8
39.11
2
39.48
3
39.58
6
18
36
9
0.
48
94
83
2.04
3
-
10
11
0.
39
67
03
0.
39
22
02
2.52
08
-
2.54
97
-
12
0.
38
73
19
2.58
18
9
1
8
1
2
.
8
3
6
1
5
.
8
3
9
1
6
.
0
2
1
6
.
2
2
2
164.7
7
250.8
6
256.6
5
263.1
6
perlu diperiksa agar struktur tidak menjadi terlalu kaku karena biasanya akan
memberikan perilaku yang kurang baik terhadap pembebanan dinamik, termasuk
beban gempa. Nilai periode struktur maksimum yang ditetapkan berdasarkan oleh
pengalaman, yaitu berkisar pada angka 1,8. Karena nilai dari periode struktur hasil
perhitungan menggunakan peranti lunak SAP2000 telah memenuhi, maka desain
-
persamaan
=
-
2
=2 f
T
f=
1
T . Sementara adalah frekuensi angular dengan nilai
2
dan eigenvalue merupakan .
Kelompok 8
19
Berat struktur adalah besar beban yang perlu ditanggung oleh struktur akibat
adanya perkalian antara massa dari struktur itu sendiri dengan percepatan gravitasi.
Komponen-komponen struktural yang terdapat pada bangunan ini adalah kolom,
Elemen
IWF
400x40
0x13x21
IWF
500x20
0x10x16
- C
125x65x
6x8
Be
rat
Je
nis
Ber
at
Ele
me
n
(kg
f)
240
80.
00
139
77.
60
173
83.
29
967
6.8
0
434
1.6
0
411
7.8
2
735
77.
11
Panjang
(k
gf/
m)
17
2
Keterangan
Lokasi Elemen
(m)
140
Kolom
-
89
.6
156
Frame atap
-
89
.6
194.0
Frame atap
Penghubung
antara frame
89
.6
108
13
.4
324
Purlin
-
13
.4
307.3
Bracing atap
-
Total
Kelompok 8
20
terhadap pembebanan gempa nominal akibat pengaruh gempa rencana dalam arah
masing-masing sumbu utama denah struktur bangunan tersebut. Beban gempa yang
-
Dengan:
C = Faktor respons gempa yang didapat dari Spektrum Respons Gempa Rencana
Untuk mencari nilai C dapat dilihat dari respons spectra pada SNI 03-1726-2003,
seperti gambar di bawah ini
Dari
spektrum
respons,
bisa
didapatkan
melalui
persamaan
C=0,5 T =0,5 1,293 s=0,387 . Karena bangunan yang didesain akan berfungsi
sebagai gedung industri, maka bangunan ini dapat dikategorikan kepada gedung
umum (seperti untuk penghunian, perniagaan, dan perkantoran). Faktor keutamaan (
Kelompok 8
21
bergantung pada
Kategori gedung
Gedung
Faktor keutamaan
I
1
I2
-
I
-
1,
1,
0
1
1,
1,
0
1
1,
1,
4
1
1,
1,
6
1
1,
1,
umum
seperti
untuk
penghunian,
5
-
Kelompok 8
22
Dengan demikian, nilai dari gaya geser dasar nominal statik ekuivalen menjadi
V=
bernilai
0,387 1,0
73.577,11=5.080,73 kgf
.
5,6
Besar
gaya
ini
akan
dibebankan (assign) pada setiap titik kumpul (joint) struktur pada salah satu ujung sisi
struktur. Karena struktur memiliki tujuh titik kumpul, maka besarnya gaya geser total
akan dibagi tujuh sebelum dikenakan pada masing-masing titik kumpul.
Berdasarkan Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung (SNI-1726-2002), periode struktur (atau waktu getar alami struktur
gedung beraturan) dalam arah masing-masing sumbu utama dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan Rayleigh yang dijabarkan sebagai berikut:
T 1 =6,3
W i d i2
i=1
n
g Fi di
i=1
Dengan:
W z
Fi = n i i V
W i zi
i=1
Keterangan:
Wi
= berat struktur pada lantai ke-i
di
Kelompok 8
= percepatan gravitasi
zi
Fi
Karena struktur bangunan hanya memiliki satu lantai, maka perhitungan gaya
F=V =5080,73 kgf
T x =6,3
arah
periode
sumbu
T y =6,3
sehingga
dan
untuk
simpangan
struktur
menjadi
horizontal
arah
sumbu
Kelompok 8
24
dikategorikan ke dalam balok biasa (bukan balok pemikul dinding atau balok dengan
finishing yang getas) sedangkan kolom dikategorikan sebagai kolom dengan analisis
orde pertama. Besarnya lendutan maksimum yang diizinkan pada struktur bangunan
baja menurut SNI 03-1729-2000 tabel 6.4-1 dijelaskan dalam tabel berikut:
-
Beb
Beban
terfaktor
an
tetap
L/36
getas
Balok biasa
0
L/24
0
h/50
h/200
0
h/30
h/200
sementara
0
-
izin =
h
10.000 mm
=
=20 mm
500
500
untuk kolom.
Lendutan aktual yang terjadi pada struktur dianalisis melalui peranti lunak
SAP2000. Pemeriksaan kesesuaian struktur terhadap syarat batas lendutan disajikan
dalam tabel berikut:
E
l
e
m
e
n
B
e
n
t
a
n
g
(
Kelompok 8
D
ef
ek
si
Iji
n
(
m
m
Defeksi aktual
maksimum (mm)
1
- 2
- 3
-
Status
- 2
25
B
a
l
o
k
K
o
l
o
m
m
m
-
3
2
5
0
1
0
0
0
0
)
-
1
3.
5
4
2
2
0
7
.
5
5
1
7
.
5
5
1
11.
46
8
-
11.
46
8
5
.
3
1
1
5
.
3
1
1
O
K
O
K
O
K
O
K
O
K
O
K
Kelompok 8
26
BAB V
ANALISIS SAMBUNGAN
adalah sambungan baut. Keuntungan yang dari sambungan baut dibanding sambungan
las adalah harga yang relatif lebih murah (sampai jumlah sambungan tertentu) dan
tidak dibutuhkannya keahlian khusus dalam pemasangan (pengelasan butuh
dikerjakan oleh teknisi).
Baut yang digunakan untuk sambungan pada struktur baja ini adalah
Parameter
Fy Material
(Mpa)
Fu Material
(Mpa)
Jenis Baut
Diameter Baut
(mm)
Luas Baut
(mm2)
Diameter
Lubang (mm)
Jarak Baut Dari
Tepi (mm)
Jarak Antar
Baut (mm)
Fu Baut (Mpa)
Proof Stress
(Mpa)
Nilai
240
400
A325
126.68
14.7
30
50
825
12.7
585
Untuk analisis sambungan pada tugas besar kali ini, ada dua titik
sambungan yang akan ditinjau yaitu titik yang ada di bagian tengah-bawah dari
bracing dan titik ujung dari bracing. Agar dapat mengetahui posisi titik-titik tersebut
secara jelas dapat dilihat Gambar 5.1 di bawah ini. Titik-titik yang ditinjau ditandai
dengan lingkaran biru.
yang bekerja pada struktur, maka diperlukan analisis terhadap kapasitas sistem
sambungan. Dalam analisis kekuatan sistem sambungan baut, terdapat dua hal yang
perlu diperiksa kekuatannya, yaitu:
1. Kekuatan pelat.
2. Kekuatan sambungan baut
dengan
nilai
=0,85
( Ag
adalah
luas
kotor
penampang).
Kapasitas pelat terhadap kegagalan fraktur, ditentukan melalui persamaan
Nn =Ae fu
Jenis
Peng
ecek
an
An
Profil C
125x6
5x6x8
0.75
661.8
Ae
Tarik
Samb
unga
n
Gese
r
496.35
14890
5
17280
0
S
a
t
u
a
n
m
m
2
m
m
2
N
N
Murni
Ans
347.7
Ant
330.9
Ags
480
Agt
Frakt
ur
Gese
r
Frakt
ur
Tarik
Leleh
Gese
r
Leleh
Tarik
Gese
r Blok
m
m
2
m
m
2
m
m
375
m
m
2
83448
13236
0
69120
90000
13008
6
Dengan nilai-nilai kapasitas pelat tersebut, maka kekuatan pelat tersebut mampu
memikul gaya dalam yang terjadi. Kapasistas sambungan ini akan menahan gaya
dalam yang bekerja pada struktur yang ditampilkan pada tabel berikut:
B
a
t
a
n
g
1
2
P
(
k
g
f)
2
7
3
1
.
4
1
7
9
4
P
(N)
267
95.
21
399
0
7
0
.
6
0
5
5
1
1
6
1
.
3
6
6
32.
64
113
93
memenuhi persyaratan:
Rn Ru
Rn=r 1 m A b fu
. Nilai
r1
baut dengan ulir. Sedangkan m adalah jumlah baut per baris dan
Ab
adalah luas
db
tp
Kapasita
s Geser
Kapasita
s Tumpu
Sambun
gan
Friksi
Jenis
Pengece
kan
Keterangan
1 Bidang geser,
baut dengan ulir
Dengan persyaratan
Jeni
s
Pen
gec
eka
n
Kap
asit
as
Tari
k
S
a
t
u
a
n
N
Keterangan
Diperlukan 1, untuk
kemudahan pemasangan
dibuat jadi 4
Jeni
s
Pen
gec
S
a
t
u
Keterangan
eka
n
Kap
asit
as
Tari
k
Kap
asit
as
Ges
er
a
n
Diperlukan 1, untuk
kemudahan pemasangan
dibuat jadi 4
Untuk gaya dalam yang bekerja pada sambungan adalah sebagai berikut:
(
K
g
f
m
)
1
3
7
7
6
.
7
2
2
9
2
8
.
5
7
V
2
1
0
3
1
.
3
2
1
5
8
4
.
1
7
P
(
K
V
2
g
f
m
)
3
7
6
3
.
0
2
1
5
5
5
6
1
3
6
9
.
1
1
1
1
2
9
.
8
7
Gaya dalam tersebut perlu diselaraskan pada koordinat lokal baut dengan
memproyeksikan terhadap kemiringan atap (20):
Tabel 5.9 Gaya dalam yang telah diproyeksikan terhadap koordinat lokal sambungan
U
n
t
u
k
U
n
t
u
k
G
e
s
e
r
1
4
6
1
7
.
8
5
8
4
T
a
r
i
k
5
3
2
0
.
4
6
5
3
5
1
4
3
4
0
1
.
1
9
1
5
2
1
9
3
.
7
6
5
0
8
BAB VI
KESIMPULAN
i.
Diketahui data dimensi bangunan yang diinginkan yaitu lebar 26 meter, panjang 36
meter (ada 7 kolom ke arah x dengan jarak antar kolom adalah 6 meter), tinggi kolom
10 meter, dan tinggi atap 4,8 meter. Seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut ini:
10
m
36
m
26
m
4,8 m
10
m
ii.
iii.
iv.
26
m
Gambar 6.2 Gambar Tampak Sumbu Y-Z
Diketahui juga data beban luar rencana dari gedung tersebut di antaranya:
- Beban seng sebesar 10 kg/m2.
- Beban hujan, berasal dari fungsi sudut atap (). Beban Hujan = H = 40 0,8
(kg/m2)
- Beban angin sebesar 25 kg/m2.
- Beban gempa, tergantung dari struktur yang digunakan, jenis tanah, dan zonasi
gempa. Diketahui bangunan akan berdiri pada tanah sedang dan zona gempa 5.
Mengestimasi penampang baja yang akan digunakan untuk tiap elemen struktur.
Analisis Struktur tersebut dengan pemodelan SAP2000. Analisis ini dibagi ke dalam 2
bagian:
v.
Cek Kekuatan, cek kekuatan ini terbagi dalam 2 tahap yaitu cek kekuatan sebelum
model dibebani beban gempa dan cek kekuatan setelah model dibebani beban
gempa. Cek kekuatan meliputi cek overstress dan periode struktur.
- Cek Kenyamanan, dengan memeriksa apakah lendutan yang terjadi masih di
bawah batas lendutan izin yang ditentukan oleh SNI.
Setelah melewati berkali-kali analisis dan redesign, maka didapatkan desain struktur
yang optimum:
vi.
Elemen
IWF
400x400
x13x21
IWF
500x200
x10x16
C
125x65x
6x8
kg
17
89
89
89
13
13
Keterangan
Lokasi
Elemen
Kolom
Frame atap
Frame atap
Penghubung
antara frame
Purlin
Bracing atap
Jenis sambungan yang akan digunakan untuk struktur adalah A325 dengan spesifikasi
sebagai berikut:
Parameter
Fy Material
(Mpa)
Fu Material
(Mpa)
Jenis Baut
Diameter Baut
(mm)
Luas Baut
(mm2)
Diameter
Nilai
240
400
A325
12.7
126.68
14.7
Lubang (mm)
Jarak Baut Dari
Tepi (mm)
Jarak Antar
Baut (mm)
Fu Baut (Mpa)
Proof Stress
(Mpa)
30
50
825
585