Anda di halaman 1dari 61

BAB I

PENDAHULUAN
A. KONDISI UMUM WILAYAH
1. Geografi
Secara Administratif Pembentukan Kabupaten Lahat ditetapkan dengan
Undang-Undang

Republik

Indonesia

Nomor

28

Tahun

1959

tentang

Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kota Praja di Sumatera Selatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821).
Kabupaten Lahat merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera
Selatan yang sekarang ini luas wilayahnya sekitar 4.361,83 Km atau 436.183
Ha, dengan jumlah penduduk 341.057 jiwa Terdiri dari 179.256 orang laki-laki
dan 161.801 orang perempuan. Sebagian besar penduduk di Kabupaten Lahat
bekerja di sektor Primer (pertanian dan penggalian) berjumlah 72,8 %,
selanjutnya di sektor tersier (perdagangan, hotel, restoran) 13,03 % dan di
sektor sekunder (bangunan) yaitu 14,23 %. Ibukota Kabupaten Lahat di Lahat
berjarak 225 Km dari Palembang ditempuh melalui Jalan lintas Tengah
Sumatera dengan waktu kurang lebih 5 Jam perjalanan dari Ibukota Provinsi
dan juga dilewati jalur kereta api jurusan Palembang-Lubuk Linggau.
Secara astronomis Kabupaten Lahat terletak pada posisi antara 3,250
sampai 4.50 Lintang Selatan dan 102,370 sampai dengan 103,450 Bujur Timur.
Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara

: berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim dan


Kabupaten Musi Rawas.

Sebelah Timur

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kota Pagar Alam dan

: berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim

Kabupaten Bengkulu Selatan

Sebelah Barat

: berbatasan dengan Kabupaten Empat Lawang


dan Provinsi Bengkulu

Kabupaten Lahat mempunyai Iklim tropis basah dengan suhu maksimum


rata-rata 30,47C dan suhu minimum yaitu rata-rata 22,16C. Variasi curah
hujan pertahun rata-rata 251,27 mm atau 425 mm per-bulan dengan jumlah
hari hujan sebanyak 79 hari atau rata-rata 11 hari setiap bulannya.
Kelembaban udara rata-rata sebesar 78,50 % dengan rata-rata
kecepatan angin 4,66 Km/jam. Musim kemarau umumnya berkisar antara
Bulan April sampai dengan Oktober setiap Tahunnya, sedangkan musim
penghujan berkisar antara Bulan Oktober sampai dengan Bulan April.
Penyimpangan musim biasanya berlangsung lima tahun sekali, berupa musim
kemarau yang lebih panjang dari musim penghujan dengan suhu udara
bervariasi minimum 21,37 celsius sampai dengan 32,39 Celsius, bermuara
ke arah timur.

2. Topografi
Jenis tanah di wilayah Kabupaten Lahat meliputi beberapa jenis yaitu
tanah Alluvial, Tanah Adosol, Tanah Regosol dan jenis Komplek podsolik
Litosol. Jenis tanah organosol tersebar sepanjang pantai dan dataran
rendah,jenis tanah litosol tersebar di pinggiran pegunungan terjal, Kota Agung
dengan patahan di sepanjang Bukit Barisan, jenis tanah Alluvial tersebar di
sepajang sungai lematang, Sungai Kikim, Sungai Manak, Sungai Musi dan
2

Sungai Lintang. Serta jenis tanah Hidrorf tersebar di dataran rendah


Kecamatan Merapi, Kikim dan Kota Lahat jenis tanah terbesar adalah A.
Podsolok Coklat dan Litosol sekitar 21.31 persen dari luas lahan, jenis
podsolok Coklat Kekuningan sekitar 12,27 persen dari luas lahan jenis A.
Podsolik jenis CK dan Hidromorf sekitar 11,72 persen jenis A. Podsolik kuning
dan podsolik merah sekitar 11,06 persen dari jenis lahan.
Kedalaman efektif tanah berhubungan erat dengan perkembangan
akar tanaman yang diatasnya. Kedalaman efekfif tanah di Kabupaten Lahat
dapat di kelompokan menjadi 3 kelompok, yaitu : kedalaman 30 s/d 60 cm
dengan luas 6.731,26 Ha (1,02 persen), kedalaman 60 s/d 90 cm seluas
277.258,58 (15,18) dan kedalaman yang lebih dari 90 cm atau luas sekitar
83,80 persen dari luas wilayah seluruhnya dan tersebar di seluruh kecamatan.
Hubungan antara jenis tanah, tekstur tanah dan kedalaman efektif tanah
merupakan kombinasi yang harus di pertimbangkan dalam pola-pola
pengembangan produksi pertanian. Dari ketiga kombinasi tersebut saat ini
Kabupaten Lahat telah mengembangkan pola rencana tata ruang bagi
kawasan budidaya yang diperuntukan untuk lahan basah, lahan kering dan
lahan pemukiman. Implikasi dari perbedaan karakteristik lahat tersebut perlu
dilakukan berbagai penyesuaian untuk pengembangan budidaya di kawasan
tersebut.
Bentuk permukaan Tanah di Kabupaten Lahat sangat bervariasi dari
datar, berbukit, sampai bergunung pada alur bukit barisan dan gugusannya
menyebabkan kawasan ini rata-rata pada ketinggian 400 - 1000 Meter Dpl.

Ketinggian tempat menentukan potensi sumber daya alam apa saja


yang bisa dikembangkan secara spesifik di suatu daerah. Bentuk permukaan
seperti umumnya yang ada di Kabupaten Lahat sangat cocok untuk daerah
perkebunan, pertanian dan pariwisata. Seperti halnya ketinggian tempat, untuk
kemiringan lereng ini pun bervariasi, diklasifikasikan menjadi 4 bagian yaitu,
kemiringan lahan 0-3%, 3-12% terluas di Kecamatan Kikim barat,Kikim Timur
dan Kikim Selatan, kemiringan lahan 12-40% dan 40% keatas terluas di
Kecamatan Kikim Timur. Berdasarkan derajat kemiringan tanah di Kabupaten
Lahat dataran rendah sampai dengan 100 meter dpl seluas 17,28%, lebih dari
100 meter dpl seluas 28,77%, dataran tinggi > 500 Meter seluas 37,20% dan
dataran tinggi > dari 1000 meter dpl seluas 16,74%. Daerah yang mempunyai
permukaan bergunung adalah Kecamatan Tanjung Sakti, Kota Agung dan
Jarai.

3. Jenis Tanah
Jenis Tanah dipengaruhi oleh faktor-faktor pembentuknya, faktor-faktor
tersebut adalah batuan induk, Tofografi, umur, iklim dan vegetasi/biologi. Akibat
pengaruh tersebut tanah terus berproses sehingga terbentuk jenis tanah.
Adapun macam dan jenis tanah yang ada di Kabupaten Lahat terdiri dari 5
jenis tanah utama meliputi Aluvial, Regosol, Podsolik, Latosol, asosiasi litosol
dan latosol serta Kompleks Podsolik dan Litosol. Tanah aluvial terdapat di
sepanjang Sungai Musi, Sungai Lematang, Sungai Kikim dan Sungai Endikat
(terdiri dari tiga seri tanah). Jenis tanah yang memiliki sebaran terluas adalah
podsolik merah kuning yang hampir dijumpai diseluruh wilayah Kecamatan.

4. Penggunaan Lahan
Dari seluruh Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Lahat dapat
diklasifikasikan atas lahan basah dan lahan kering. Dari seluruh Kecamatan
yang tersebar di Kabupaten Lahat, sebahagian besar pola penggunaan lahan
merupakan lahan kering yaitu sekitar 96.62 persen,selebihnya (3.38 persen)
merupakan lahan basah yang diperuntukan untuk tanaman padi sawah.
Sementara lahan kering dimanfaatkan merupakan lahan tegalan, Pekarangan,
Padang pengembalaan, kolam, perkebunan, hutan rakyat dan hutan negara
serta penggunan lainnya. Jika dilihat pola penggunaan dalam lima tahun
terakhir menunjukan potensi penggunaan lahan semakin berkurang. Hai ini
selain disebabkan dari adanya pemekaran Kabupaten Empat Lawang, juga
semakin meningkatnya areal lahan produktif yang tidak diusahakan, yaitu
sekitar 13,2% dari luas areal penggunaan lahan di Kabupaten Lahat.
Pola penggunaaan lahan juga dapat dilihat dari peruntukannya untuk
komoditi utama dan hasil-hasil yang memberi kontribusi bagi perekonomian
Kabupaten Lahat. Terlihat bahwa tahun 2009 produksi tanaman bahan
makanan padi sawah di Kabupaten Lahat mencapai 165,630,35 ton,
sedangkan komoditas perkebunan besar di Kabupaten Lahat adalah komoditas
kelapa sawit dan karet. Penggunaan lahan untuk hutan lindung dan konservasi
sumber daya alam juga memberikan kontribusi yang cukup besar.

B. WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

Secara Administratif Pembentukan Kabupaten Lahat ditetapkan dengan


Undang-Undang

Republik

Indonesia

Nomor

28

Tahun

1959

tentang

Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kota Praja di Sumatera Selatan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor. 1821).

Sejak diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia No.1 Tahun


2007 tentang Pembentukan Kabupaten Empat Lawang di Provinsi Sumatera
Selatan sebagai Kabupaten pemisahan dari Kabupaten Lahat, maka luas wilayah
Kabupaten Lahat menjadi berkurang, yang semulanya 6.618,27 Km atau 661.827
Ha, menjadi sekitar 4.361,83 Km atau 436.183 Ha. Ibukota Kabupaten Lahat di
Lahat berjarak 225 Km dari Palembang ditempuh melalui Jalan lintas Tengah
Sumatera dengan waktu kurang lebih 5 jam perjalanan dari Ibukota Provinsi dan
juga dilewati jalur kereta api jurusan Palembang-Lubuk Linggau. Pembagian
wilayah di Kabupaten Lahat terdiri dari 21 Kecamatan, 357 Desa definitif dan 17
Kelurahan.
Sejak Tahun 2006 Pembagian wilayah di Kabupaten Lahat telah dibentuk
Kecamatan pemekaran Baru yaitu Kecamatan Lahat dengan ibu kota Kecamatan
Lahat dengan Luas wilayah, 217,23 Km, Kecamatan PSEKSU ibukota Lubuk
mabar dengan luas wilayah 265,63 Km, selanjutnya Kecamatan Gumay Talang
Luas wilayahnya adalah 274.51 Km, ibukotanya Batay, Merapi Timur ibukotanya
Lebuay Bandung dan Merapi Barat, ibukota Merapi.
Kecamatan Pulau Pinang Luas wilayahnya adalah 200 Km, ibukotanya
Jati Kecamatan Pagar gunung ibukota Karang agung seluas 150 Km,

dan
6

terakhir adalah pemekaran dari Kecamatan Tanjung sakti yaitu Kecamatan


Tanjung Sakti Pumu beribukota Simpang Tiga Pumu dengan luas wilayah 229,59
Km dan Kecamatan Tanjung Sakti Pumi beribukota Pajar Bulan seluas 271 Km.
Secara rinci pembagian daerah administratif, banyaknya desa/kelurahan
menurut klasifikasinya disajikan pada tabel 1-17 berikut ini
Tabel 1
Pembagian Daerah Administratif Kabupaten Lahat
Kecamatan
01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.

Tj. Sakti Pumi


Tj. Sakti Pumu
Kota Agung
Mulak Ulu
Tanjung Tebat
Pulau Pinang
Pagar Gunung
Gumay Ulu
Jarai
Pajar Bulan
Muara Payang
Kikim Barat
Kikim Timur
Kikim Selatan
Kikim Tengah
Lahat
Gumay Talang
Pseksu
Merapi Barat
Merapi Timur
Merapi Selatan

Ibu Kota

Pajar Bulan
SimpangTiga Pumu
Kota Agung
Muara Tiga
Tanjung Tebat
Jati
Karang Agung
Tinggi Hari
Jarai
Sumur
Lawang Agung
Saung Naga
Bunga Mas
Pagar Jati
Tanjung Aur
Lahat
Batay
Lubuk Mabar
Merapi
Lebuay Bandung
Perangai
Sukamerindu
Sukamerindu
Jumlah/Total ..

Jumlah Sesuai SK
Desa
18
14
22
26
14
14
20
9
21
30
7
19
32
17
9
19
15
11
19
13
9
10
367

Kelurahan
16
1
17

Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kab. Lahat

Kebijakan ini diambil untuk mengantisipasi luasnya jangkauan wilayah


pembangunan dan adanya pembentukan Kabupaten Baru yaitu Kabupaten Empat
Lawang yang ibukota Kabupatennya bertempat di Tebing Tinggi, yang telah
dilaksanakan pada Tahun 2007. Wilayahnya meliputi Kecamatan Muara Pinang,

Lintang kanan, Pendopo, Talang Padang, Ulumusi dan Pasemah Air Keruh, yang
dulunya merupakan wilayah Kabupaten Lahat.
C. STRUKTUR ORGANISASI
Menindaklanjuti Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang sekarang
diganti menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pemerintah Kabupaten
Lahat telah melakukan penataan Kelembagaan Perangkat Daerah Kabupaten
Lahat yang ditandai dengan telah diterbitkannnya Peraturan Daerah dengan
berpedoman kepada Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000

jo.

Peraturan pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi


Perangkat daerah, selanjutnya yang terbaru Peraturan pemerintah Nomor 41
Tahun 2007, tentang organisasi perangkat Daerah.
Untuk menindaklanjuti peraturan tersebut mulai 21 Mei Tahun 2008,
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Lahat mengalami perubahan
sebagai berikut :
a. Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah merupakan unsur staf Pemerintah Daerah yang dipimpin
oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati. Tugas pokok dan fungsi dari Sekretariat Daerah ini
mencakup: (1) pengkoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah Daerah,
(2)

penyelenggaraan

dan

pengendalian

administrasi

pemerintahan,

pembangunan, kemasyarakatan serta organisasi dan tata laksana, (3)


pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, prasarana dan sarana
pemerintahan daerah, dan (4) pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Secara Rinci Organisasi Pemerintah Kabupaten Lahat sebagai berikut :
1. Sekretariat Dewan
8

2. Sekretariat Daerah, terdiri dari 1 Sekretariat, 4 Asisten, 12 Bagian.


3. Dinas Daerah, terdiri dari 18 Dinas Daerah.
4. Lembaga Teknis Daerah, terdiri dari 10 Badan, 1 Inspektorat dan 6
Kantor.
5. 21 Kecamatan
6. 17 Kelurahan.
7. 359 Desa
Asisten terdiri dari :
Asisten bidang ketataprajaan (Asisten I)
Asisten bidang ekonomi keuangan dan pembangunan (Asisten II)
Asisten bidang umum dan kesejahteraan rakyat (Asisten III) serta
Asisten Bidang Administrasi (Asisten IV).
Bagian terdiri dari 12 Bagian sebagai berikut :
Bagian Tata Pemerintahan
Bagian Bagian Hukum
Bagian Pertanahan
Bagian Perekonomian
Bag. Keuangan
Bag. Administrasi pembangunan
Bag. Umum
Bagian Organisasi dan Tatalaksana
Bagian Kesejahteraan
Bagian Perlengkapan
Bagian Humas dan Protokol dan
Bagian Aset daerah.

b. Dinas Daerah di Kabupaten Lahat


Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah
yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas
Daerah di Kab. Lahat sebanyak 18 Dinas adalah sebagai berikut :
1. Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pengairan
2. Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang
3. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;
4. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
5. Dinas Pendidikan
6. Dinas Kesehatan
7. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
8. Dinas Peternakan dan Perikanan
9. Dinas Kehutanan dan Perkebunan
10. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
11. Dinas Koperasi dan UKM
12. Dinas Pengelolaan Pasar, Kebersihan Pertamanan dan Keindahan
Kota
13. Dinas Pertambangan dan Energi
14. Dinas Pemuda dan Olahraga
15. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah
16. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
17. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
18. Dinas Kesejahteraan Sosial

c. Lembaga Teknis Daerah


Lembaga Teknis Daerah merupakan perangkat kelembagaan
daerah yang berupa Badan/Kantor yang dikepalai oleh seorang Kepala
Badan/Kepala Kantor sebagai unsur penunjang, berfungsi membantu
Bupati dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk bidang-

bidang tertentu. Kepala Badan/Kepala kantor berada dibawah dan


10

bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Sampai


dengan tahun 2009, Lembaga Teknis terdiri dari 10 Badan dan 6 Kantor.
Lembaga Teknis berupa Badan adalah sebagai berikut :
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
2. Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat
3. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
4. Badan Lingkungan Hidup
5. Badan Ketahanan Pangan
6. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
7. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Keluarga.
8. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Daerah
9. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
10. Badan Penanggulan Bencana Daerah
Sedangkan berupa Kantor adalah sebagai berikut :
1. Kantor Inspektorat Wilayah
2. Kantor PDE, Arsip dan Sandi Daerah
3. Kantor Perpustakaan Daerah
4. Kantor Pelayanan Kesehatan RSUD Kabupaten Lahat
5. Kantor Pemberdayaan Perempuan
6. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
d. Pemerintah Kecamatan
Pemerintah Kecamatan merupakan perangkat daerah yang dipimpin
oleh seorang Camat yang berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Sampai Dengan Tahun 2008,
sejak berdirinya kabupaten Empat lawang sesuai Undang-Undang Nomor
1 Tahun 2007 dan bersamaan dengan penerapan PP. 41 Tahun 2007,
Jumlah Kecamatan yang ada pada Tahun 2009 terdiri dari 21 (Dua Puluh
Satu) Kecamatan. Nama-nama Kecamatan yang ada tersebut yaitu :

11

1. Kecamatan Lahat

12. Kecamatan Kikim Selatan

2. Kecamatan PSEKSU

13. Kecamatan Kikim Barat

3. Kecamatan Gumay Talang

14. Kecamatan Kota Agung

4. Kecamatan Merapi Timur

15. Kecamatan Mulak Ulu

5. Kecamatan Merapi Barat

16. Kecamatan Jarai

6. Kecamatan Pulau Pinang

17. Kecamatan Pajar Bulan

7. Kecamatan Pagar Gunung

18. Kecamatan Merapi Selatan

8. Kecamatan Tanjung Sakti PUMU

19. Kecamatan Gumay Ulu

9. Kecamatan Tanjung Sakti PUMI

20. Kecamatan Tanjung Tebat

10. Kecamatan Kikim Timur

21. Kecamatan Muara Payang

11. Kecamatan Kikim Tengah

D. Jumlah Aparatur Pendukung Kinerja


Jumlah Aparatur

sesuai golongan dan ruang untuk menunjang kinerja

pembangunan pada unit kerja pemerintah Kabupaten Lahat sebagaimana


tercantum dalam tabel berikut ini :

Tabel 2
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Golongan
Pada Pemerintahan di Kabupaten Lahat
Golongan
N0
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Unit Kerja
Dinas Pendidikan
SLTP/SMU Se Kab. Lahat
SD Se Kab. Lahat
Kantor perpustakaan daerah
Dinas Kesehatan
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
dan Pengairan
Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya
dan Tata Ruang
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA)
Dinas Perhubungan Komunikasi dan
Informatika
Badan Lingkungan Hidup
Dinas Kependudukan & Catatan Sipil
Kantor Pemberdayaan Perempuan

II

III

IV

Jumlah

2
9
4
8
3

83
118
737
9
337
119
39

182
919
1.525
8
317
100
69

100
229
481
2
7
5
3

365
1.268
2.752
19
665
232
114

19

43

65

22

35

62

49

44

100

1
-

11
7
7

17
31
7

3
3
2

31
42
16

12

Badan KB dan PK
Dinas Kesejahteraan Sosial
Dinas Tenaga Kerja
Dinas Koperasi & UKM
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
dan Penanaman Modal Daerah
19. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
20. Dinas Pemuda dan Olah Raga
21. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
22. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
23. KDH dan WKDH
24. Sekretariat Daerah
25. Bagian Pertanahan
26. Sekretariat DPRD
27. Dinas PPKD
28. Inspektorat Kabupaten
29. Kecamatan Lahat
30. Kecamatan Pseksu
31. Kecamatan Gumay Talang
32. Kecamatan Merapi Timur
33. Kecamatan Merapi Barat.
34. Kecamatan Kikim Timur
35. Kecamatan Kikim Barat
36. Kecamatan Kikim Tengah
37. Kecamatan Kikim Selatan
38. Kecamatan Pulau Pinang
39. Kecamatan Pagar Gunung
40. Kecamatan Kota Agung
41. Kecamatan Mulak Ulu
42. Kecamatan Tanjung Sakti PUMI
43. Kecamatan Tanjung Sakti PUMU
44. Kecamatan Jarai
45. Kecamatan Pajar Bulan
46 Kecamatan Gumay ULu
47. Kecamatan Merapi Selatan
48. Kecamatan Tanjung Tebat
49. Kecamatan Muara Payang
50. BKD dan Diklat
51. BPM dan Pemerintahan Desa
52. Kantor PDE, Arsip dan Sandi Daerah
53. Dinas TPH
54. Dinas Kehutanan dan Perkebunan
55. Dinas Peternakan dan Perikanan
56. Badan Ketahanan Pangan
57. Badan P4K
58. Dinas Pertambangan dan Energi
59. Dinas P2KP dan Keindahan Kota
60. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
61. Sekretaris Desa
62. CPNS Honor Formasi 2008
63. CPNS Umum Formasi 2008
Jumlah
Sumber: BKD Kab. Lahat
14.
15.
16.
17.
18.

2
1
0
1

12
6
16
13

80
25
43
26

6
3
6
3

100
35
65
43

1
4
1
3
2
10
1
1
2
1
1
1
1
1
1
12
1
45
7
130

11
11
7
9
46
117
8
1
72
9
63
2
2
9
5
1
1
5
4
4
6
7
3
5
3
1
3
1
43
12
8
17
50
11
7
27
3
58
9
84
137
113
2.399

16
21
19
17
7
92
6
46
72
23
128
8
10
14
7
12
8
6
4
9
8
8
9
7
9
10
10
10
8
7
8
79
22
7
56
64
34
17
80
24
26
18
33
202
4.510

5
3
5
5
2
15
1
5
6
6
0
1
1
12
1
1
1
1
6
3
1
5
5
3
4
7
4
5
968

33
39
32
31
58
2
234
15
57
151
38
192
8
13
17
19
23
13
8
5
14
12
13
16
15
13
16
13
12
11
7
9
128
37
16
78
119
51
27
111
35
100
33
129
177
315
8.499

13

Selain pegawai pada Pemerintah Daerah di Kabupaten Lahat juga terdapat


pegawai instansi vertikal yang diperbantukan di daerah ini. Untuk mengetahui
Jumlah Pegawai vertikal baik laki-laki maupun Perempuan berdasarkan Klasifikasi
pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Laki-Laki Menurut Klasifikasi Pendidikan
pada Instansi di Kabupaten Lahat
N0.

Unit Kerja

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

Badan pusat Stastistik


Departemen Agama
BPN
Pengadilan Negeri
Pengadilan Agama
Kantor
Pelayanan
PBB
Perum Bulog Lahat
Kantor Pengadaian
Cabang Perumtel
Polres Lahat
Pos dan Giro
KPPN
Kejaksaan Negeri
KPKN Lelang Lahat
FERUM Kereta Api
PT. PLN

Jumlah

Pendidikan
S3/S2
1
2
2
1
1
2
-

S1
4
92
4
14
14
14
4
2
1
10
16
1
12

SMP
18
1
2
10
2
12
2

D1/D2
18
2
13
3
1
3
-

SMA
6
2
11
6
2
10
5
3
2
12
4
3
2
23
39

SMP
1
2
1
11
3
15
3

SD
4
1
1
7
1
-

JML
10
132
26
25
18
48
9
5
3
31
21
20
20
40
56

175

33

37

66

15

13

348

Sumber : Dari masing-masing dinas/instansi

14

Tabel 4
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Perempuan Menurut Klasifikasi
Pendidikan pada Instansi di Kabupaten Lahat
Pendidikan
D1/D2 SMA

N0

Unit Kerja

S3/S
2

S1

SMP

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16

Badan pusat Stastistik


Departemen Agama
Badan Pertahanan Nasional
Pengadilan Negeri
Pengadilan agama
Kantor Pelayanan PBB
Perum Bulog Lahat
Kantor Pengadaian
Cabang Perumtel
Polres Lahat
Pos dan Giro
KPPN
Kejaksaan Negeri
KPKN Lelang Lahat
FERUM Kereta Api
PT. PLN

2
1
1
-

54
3
6
8
2
1
8
2

31
1
2
4

18
3
6

8
2
1
5
2
1
5
6
2
1
4

38

27

37

Jumlah
4
84
Sumber : Dari masing-masing dinas/instansi

SM
P

S
D

JML

10
103
5
9
14
4
1
7
7
2
11
1
16

190

Sumber Daya Manusia (Human Resources) dapat dilihat dari dua aspek,
yaitu kuantitas dan kualitas. Kuantitas menyangkut jumlah sumber daya manusia
dan kualitas, merupakan sumber daya manusia aparatur (PNS) yang dimiliki
oleh pemerintah Kabupaten Lahat berdasarkan pangkat dan golongan / ruang.

E.

SISTEMATIKA PENYUSUNAN LAKIP TAHUN 2012


Sistematika penyusunan LAKIP Kabupaten Lahat Tahun 2012 adalah sebagai
berikut :
BAB 1.

PENDAHULUAN
Bab ini

menguraikan

tentang Profil Kabupaten Lahat, Gambaran

Umum Organisasi, Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Lahat,


dan Sistematika Penyusunan LAKIP 2012.

15

BAB 2.

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA


Bab ini diuraikan tentang Pernyataan Visi dan Misi Kabupaten Lahat,
Tujuan, Sasaran Stratejik Program, dan Rencana Kinerja Tahun
2012, Rencana Anggaran Kinerja Tahun 2012, serta Penetapan
Kinerja Tahun 2012.

BAB 3.

AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2010


Bab ini menguraikan tentang Metode Pengukuran Pencapaian Kinerja
Tahun 2012, Analisis

Atas

Pencapaian Sasaran Stratejik,

serta

Analisis Pencapaian Keuangan dan Kegiatan Tahun 2012.

BAB 4.

PENUTUP
Lampiran-lampiran :
- Formulir Rencana Kinerja Tahunan
- Formulir Pengukuran Kinerja

16

BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN
LAHAT 2009-2013
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahap Ketiga
Kabupaten Lahat yang berpedoman Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) 2005-2025 dan disinkronkan dengan visi dan misi Bupati
terpilih, telah disahkan dengan Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2009,
disusun dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu
2009-2013, dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada
atau mungkin timbul selama kurun waktu tersebut.

Rencana Stratejik

ini

mencakup Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program serta cara
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lahat
akan memberikan arah dan prioritas pada pembangunan untuk kurun waktu
2009-2013. RPJMD tidak terikat pada kuantitas dan kualitas kelembagaan atau
organisasi pemerintah yang ada, tetapi lebih melihat pada urgensitas masalah
yang harus segera ditangani secara sistematis terpadu dan berkesinambungan.
Berdasarkan PP. 8 Tahun 2008, tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Bab
VII tentang ketentuan peralihan, pada point pertama yang menyebutkan, Bagi
daerah yang belum menyusun RPJMD dapat berpedoman pada dokumen
rencana Pembangunan Daerah sebelumnya dan point kedua adalah dokumen
rencana pembangunan yang telah disusun dan masih berlaku tetap digunakan
sampai tersusunnya rencana pembangunan sesuai peraturan yang berlaku.
17

Untuk program kegiatan masih berpedoman pada Permendagri No. 13 Tahun


2006 dan RPJMD

yang sudah diperdakan. Pada Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lahat Tahun Anggaran 20092013 telah ditetapkan 7 Tujuan, 7 Sasaran, dan 109 Program.
Substansi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Lahat 2009-2013, adalah sebagai berikut :
1. Pernyataan Visi dan Misi
Sebagai Konsekuensi logis dari dinamika perubahan lingkungan yang
begitu cepat dan

tuntutan masyarakat akan pelayanan prima mendorong

Pemerintah Kabupaten Lahat perlu secara terus menerus mengembangkan


peluang dan inovasi agar tetap eksis dan unggul dengan senantiasa
mengupayakan perubahan kearah perbaikan. Perubahan tersebut harus
disusun dalam tahapan yang terencana, konsisten dan berkelanjutan
sehingga dapat menigkatkan akuntabilitas kinerja yang berorientasi pada
pencapaian hasil atau manfaat.
Untuk itu diperlukan Visi sebagai cara pandang ke depan tentang
kemana Pemerintah Kabupaten Lahat akan diarahkan dan apa yang akan
dicapai. Visi Kabupaten Lahat yang disusun berdasarkan kriteria kriteria
penulisan Visi, yaitu singkat, jelas, mudah diingat, menarik dan menantang.
Sejalan dengan Visi RPJPD Kabupaten Lahat dari tahun 2005 sampai 2025
adalah LAHAT EMAS (Ekonomi, Mandiri, Agribisnis, dan Sejahtera),
yang berarti:

Terwujudnya Ekonomi Kerakyatan yang Mandiri Berbasis


Agribisnis Menuju Masyarakat Sejahtera.

18

untuk mempertahankan konsistensi dan kesinambungan pembangunan maka


VISI dan MISI RPJMD 2009-2013 difokuskan pada penguatan pelayanan dan
pengembangan teknologi, maka Visi dinyatakan :
Visi Kabupaten Lahat adalah sebagai berikut :
Terwujudnya penguatan ekonomi rakyat yang mandiri berbasis
agribisnis melalui pengembangan IPTEK.
Penjelasan Visi tersebut di atas adalah sebagai berikut :
1) Terwujudnya penguatan ekonomi rakyat yang mandiri berbasis
agribisnis melalui ;
2) pengembangan IPTEK, dapat diartikan sebagai berikut :
Visi Kabupaten Lahat tahun 2009-2013, memperhatikan kebutuhan
pemangku kepentingan daerah juga mengarah pada upaya pencapaian
Visi Propinsi Sumatera Selatan dan Nasional dalam kerangka NKRI, sebagai
satu kesatuan Negara Republik Indonesia sejalan dengan makna yang
tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Makna keinginan dan komitmen terhadap Terwujudnya penguatan
ekonomi rakyat yang mandiri berbasis agribisnis melalui pengembangan
IPTEK dengan mempertimbangkan : Makna keinginan dan komitmen
terhadap Terwujudnya penguatan ekonomi rakyat yang mandiri
berbasis

agribisnis

melalui

pengembangan

IPTEK

dengan

mempertimbangkan :
a. Struktur perekonomian Kabupaten Lahat dalam kurun waktu 10 tahun
masih didominasi oleh sektor primer yang sistem pengelolaannya masih
sangat tradisional. Perkembangan sektor ini masih kalah cepat dengan
19

pertumbuhan daerah-daerah lainnya. Disamping itu pengelolaan sektor


primer belum banyak melibatkan perangkat-perangkat teknologi untuk
percepatan pertumbuhan.
b. Penguatan ekonomi rakyat adalah suatu proses untuk meningkatkan nilai
tambah di sektor primer melalui seperangkat teknologi baik secara phisik
maupun intelektual dengan cara-cara berpikir

inovatif dan kreatif.

Penciptaan nilai tambah di sektor primer dapat ditingkatkan melalui


pengembangan teknologi atau transfer pengetahuan dengan cara-cara
yang lebih efisien dan produktif.
c. Penguatan ekonomi rakyat juga dilakukan melalui kemudahan fasilitasi
yang diberikan oleh pemerintah secara adil sehingga setiap pelaku
ekonomi mendapatkan hak yang sama dalam mengembangkan potensi
ekonomi daerah.
d. Penguatan ekonomi rakyat juga dengan memperhatikan sektor-sektor
prioritas sebagai penyanggah utama pertumbuhan ekonomi daerah dan
keberpihakan pada masyarakat.
e. Sejalan dengan isu pembangunan nasional bahwa ditengah persaingan
persaingan global bangsa Indonesia, harus mempunyai suatu jati diri yang
ditandai dengan kemandirian bangsa, termasuk di dalamnya kemandirian
ekonomi. Hal ini dapat terwujud jika dimulai dari tingkat masyarakat yang
paling bawah.
f. Potensi sumber daya yang ada dengan kondisi geografis, topografi,
potensi lahan, potensi sumber daya air, potensi tambang dan jumlah
penduduk sebagai modal dasar untuk membangun ekonomi kerakyatan,
perlu didayagunakan seoptimal mungkin.

20

g. Nilai-nilai sosio ekonomi masyarakat yang dijiwai nilai kebersamaan,


semangat gotong royong, etos kerja keras sebagai faktor pendukung
untuk mewujudkan ekonomi kerakyatan berbasis agribisnis.
h. Pencanangan Sumatera Selatan sebagai lumbung pangan dan lumbung
energi

sebagai

motivasi

Kabupaten

Lahat

untuk

memfokuskan

pembangunan pada pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis sumber


daya.
i.

Mandiri, diartikan dalam arti luas, kemandirian bukanlah menghilangkan


saling ketergantungan, keterisolasian, dan menutup diri dari hubungan
interaksi pihak luar akan tetapi konsep yang dinamis. Pembangunan
ekonomi yang mandiri di Kabupaten Lahat diartikan dengan pembangunan
sektor-sektor ekonomi khususnya sektor agribisnis yang mengarah pada
upaya-upaya peningkatan kompetensi, daya saing dalam menghadapi
tingkat kompleksitas dan heterogenitas yang semakin besar. Dukungan
terhadap terwujudnya ekonomi yang mandiri haruslah dibekali oleh
tersedianya infrastruktur dasar, kualitas sumberdaya manusia, teknologi,
dan sumberdaya alam.

j. Agribisnis diartikan sebagai produksi kegiatan ekonomi yang meliputi


produksi, pengolahan hasil produksi (industri), dan pemasaran komoditi
pertanian tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan,
peternakan dan kehutanan.
k. IPTEK memiliki kaitan yang erat dengan pendidikan, terutama untuk
pengembangan ilmu pengetahuan. Setiap perkembangan IPTEK harus
diakomodasi oleh pendidikan yakni dengan segera memasukkan hasil
pengembangan IPTEK ke dalam bahan ajar yang didasari nilai nilai

21

IMTAQ. Pengetahuan yang memenuhi kriteria dari segi ontologis,


epistomologis dan aksiologis secara konsekuen dan penuh disiplin biasa
disebut ilmu atau ilmu pengetahuan (science). Pengembangan dan
pemanfaatan IPTEK pada umumnya ditempuh rangkaian kegiatan :
penelitian dasar, penelitian terapan, pengembangan teknologi, dan
penerapan teknologi, serta biasanya diikuti pula dengan evaluasi ethnispolitis-religius. Dengan demikian, pengetahuan meliputi berbagai cabang
ilmu (ilmu sosial/social sciences dan ilmu alam/natural sciences),
humaniora (seni, filsafat, bahasa, dsb). Oleh karena itu, istilah ilmu atau
pengetahuan itu dapat bermakna kumpulan informasi, memperoleh
informasi serta manfaat dari informasi itu.
l. Sejahtera diartikan terjadi peningkatan taraf hidup masyarakat dari tahun
ke tahun dalam hal peningkatan kualitas ekonomi, kualitas sumber daya
manusia dan kualitas sosial dengan meningkatnya indeks pembangunan
manusia (pendidikan, kesehatan, dan daya beli masyarakat) serta
kebutuhan sosial lainnya.
Misi yang merupakan penjabaran dari Visi yang harus dilaksanakan oleh
instansi Pemerintah agar tujuan organisasi dapat

terlaksana dan berhasil

dengan baik sehinga mampu mewujudkan Visi yang telah ditetapkan.


Adapun Misi Pemerintah Kabupaten Lahat ditetapkan sebagai berikut :
1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

melalui Peningkatan

Penguasaan dan Pemanfaatan IPTEK dan IMTAQ


2. Penguatan Kapasitas Kelembagaan Aparatur dan Masyarakat
3. Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan

Lingkungan

secara berkelanjutan yang berpihak pada kepentingan rakyat dan


kepentingan strategis daerah
22

4. Membangun

pondasi

Ekonomi

Kerakyatan

yang

Mandiri

Berbasis

Agribisnis

2. Tujuan dan Sasaran Strategis


Tujuan merupakan implementasi atau penjabaran dari pernyataan
Misi dan merupakan result (hasil) yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1
(satu) sampai dengan 5 (lima) tahun kedepan atau gambaran kondisi yang
ingin dicapai dimasa datang. Ada 11 (sebelas)

rumusan tujuan stratejik

pembangunan Kabupaten Lahat yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1


(Satu) sampai 5 (Lima) tahun kedepan.Tujuan Stratejik tersebut dijabarkan
dari misi pertama sampai dengan misi keempat sebagai berikut :
Tujuan dan Sasaran Strategis Misi Pertama :
Misi

Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia melalui


Peningkatan Penguasaan dan Pemanfaatan IPTEK dan
IMTAQ

Tujuan

1.1 Terbukanya akses terhadap pendidikan pada seluruh


lapisan masyarakat yang berkualitas didasari nilai - nilai
IPTEK dan IMTAQ
1.2 Terpenuhinya hak dasar masyarakat (khususnya kelompok
miskin) atas layanan kesehatan yang bermutu
1.3 Terwujudnya pemenuhan hak - hak dasar masyarakat dalam
kehidupan sosial

Sasaran 1.1 Terpenuhinya hak dasar pelayanan pendidikan yang


Strategis
berkualitas
1.2 Terjangkaunya fasilitas pelayanan kesehatan yang
berkualitas bagi seluruh masyarakat
1.3

Meningkatnya jumlah kesempatan kerja

23

Tujuan dan Sasaran Strategis Misi Kedua :


Misi

Penguatan

kapasitas

Kelembagaan

Aparatur

dan

masyarakat
Tujuan

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur dan layanan


terhadap masyarak Meningkatkan kualitas Sumber Daya
Aparatur dan layanan terhadap masyarakat.

Sasaran :
Strategis

Meningkatnya kualitas Sumber Daya Aparatur

Tujuan dan Sasaran Strategis Misi Ketiga :


Misi

Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan


Lingkungan secara berkelanjutan yang berpihak pada
kepentingan rakyat dan kepentingan strategis daerah

Tujuan

Optimalisasi pemanfaatan tata ruang dan eksploitasi SDA


sesuai dengan daya dukung lingkungan

Sasaran :
Strategis

Meningkatnya sumber pendapatan daerah dan masyarakat


secara berkelanjutan dengan memperhatikan fungsi daya
dukung lingkungan

Tujuan dan Sasaran Strategis Misi Keempat :


Misi

Membangun pondasi Ekonomi Kerakyatan yang Mandiri


Berbasis Agribisnis dengan tujuan sebagai berikut

Tujuan

4.1 Meningkatkan pendapatan masyarakat melalui sektor-sektor


ekonomi.
4.2 Meningkatkan penyediaan Fasilitas Pembangunan untuk
mewujudkan wilayah strategis dan menunjang Infrastruktur

24

Sasaran 4.1
Strategis
4.2

Pembangunan Sektor-sektor Ekonomi (Pertanian Tanaman


Pangan, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan, Industri
Kecil, Pariwisata dan Perdagangan)
Terwujudnya akselerasi pembangunan wilayah pedesaan
dalam rangka pemerataan akses pembangunan.

3. Kebijakan dan Program Prioritas Pembangunan Kabupaten Lahat


Kebijakan merupakan ketentuan ketentuan yang telah disepakati
pihak -pihak terkait dan ditetapkan oleh yang berkewenangan untuk
dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan
aparatur pemerintahan ataupun masyarakat agar tercapai kelancaran dan
keterpaduan dalam upaya pencapaian tujuan, sasaran, visi dan misi
organisasi.
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Lahat 2009-2013 yang telah disepakati bersama ada berapa
urusan pemerintahan yang menjadi prioritas utama yang urgen sifatnya
dilaksanakan di Kab. Lahat pada tahun 2009 yaitu urusan pendidikan dan
kebudayaan, kesehatan, Pekerjaan Umum pembangunan prasarana dasar
meliputi

lingkungan

permukiman,

transportasi

dan

pelayanan

pada

masyarakat. Selanjutnya pertanian, kehutanan dan perkebunan, peternakan,


perikanan, pertambangan, dan pariwisata.
Dengan memperhatikan visi, misi, tujuan sasaran pembangunan
Kabupaten Lahat, arah kebijakan pembangunan sesuai dengan prioritas
utama pembangunan Kabupaten Lahat 2009-2013 dirumuskan sebagai
berikut :

25

a. Kebijakan Umum Misi Pertama


Penjabaran Misi pertama : Meningkatkan Kualitas Sumber Daya
Manusia melalui Peningkatan Penguasaan dan Pemanfaatan IPTEK dan
IMTAQ dijabarkan dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia
melalui Peningkatan Penguasaan dan Pemanfaatan IPTEK dan IMTAQ
yang wajib seperti : Pendidikan, Kesehatan, Sosial, Perencanaan
Pembangunan, Kependudukan dan Capil, Pemberdayaan Perempuan,
Keluarga Berencana, Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah, Pemerintahan
Umum, Kepegawaian, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pemuda
dan Olahraga dan Ketenagakerjaan. Kebijakan tersebut dibagi lagi
menjadi urusan pemerintah Sebagai berikut :
Urusan

Pendidikan,

Sosial,

Pemberdayaan

Perempuan,

Ketenagakerjaan, Kepegawaian, kesatuan bangsa dan politik


daerah.
Kebijakannya adalah :
1. Memfasilitasi

penyelenggaraan

perayaan

keagamaan

dan

kelompok keagamaan yang kondusif


2. Memfasilitasi peningkatan kualitas sarana dan prasrana ibadah
3. Memfasilitasi untuk pemenuhan standar kualitas PAUD dan
memberi kesempatan yang seluas-luasnya pada anak usia dini
untuk mengikuti PAUD secara berkualitas
4. Pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana Pendidikan
dasar sesuai kebutuhan
5. Memberikan subsidi pendidikan terhadap prestasi siswa dan
penduduk kurang mampu
6. Pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana sesuai
kebutuhan
26

7. Memfasilitasi peningkatan mutu kelulusan dan akreditasi sekolah


serta daya saing memasuki jenjang pendidikan tinggi
8. Memberi subsidi pendidikan dan penghargaan terhadap prestasi
siswa dan penduduk kurang mampu
9. Memfasilitasi

dan

memberi

kesempatan

seluas-luas

bagi

masyarakat untuk mengembangkan pendidikan non formal dan


balai latihan kerja serta model kemitraan dengan dunia usaha
secara berkualitas
10. Memfasilitasi masyarakat dan memberi kesempatan seluas luasnya untuk mengikuti pendidikan luar biasa
11. Memfasilitasi sertifikasi guru dan akreditasi sekolah
12. Meningkatkan dan mengembangkan kapasitas manajerial tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan
13. Memfasilitasi lingkungan yang kondusif agar tercipta budaya baca
peserta didik dan masyarakat dan

pemberdayaan masyarakat

dalam upaya memotivasi budaya baca


Programnya adalah sebagai berikut :
1. Program peningkatan pemahaman, penghayatan, pengamalan, dan
pengembangan nilai-nilai keagamaan
2. Program peningkatan pelayanan kehidupan beragama
3. Program pengembangan dan peningkatan lembaga-lembaga sosial
keagamaan
4. Program peningkatan dan pengembangan sarana prasarana ibadah
5. Program Penendidikan Anak Usia Dini
6. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun
7. Program pendidikan menengah
8. Program pendidikan non formal
9. Program pendidikan luar biasa
10. Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan
27

11. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan


12. Program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan
13. Program pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial
14. Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja
15. Program peningkatan kesempatan kerja Program peningkatan
kesempatan kerja
16. Program pengembangan hubungan industrial dan perlindungan
tenaga kerja

Urusan Kesehatan, Olah raga dan Kependudukan


Kebijakannya adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau
bagi masyarakat, khususnya bagi masyarakat ekonomi lemah
dengan memberi subsidi pelayanan kesehatan
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan kesehatan
dan melakukan penanggulangan serta pencegahan terhadap
penyakit menular
3. Membangun, meningkatkan dan memelihara fasilitas sarana dan
prasarana layanan kesehatan berbasis pemberdayaan masyarakat
4. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan ibu,
bayi dan balita
5. Memfasilitasi dan sosialisasi informasi tentang pengasuhan dan
pembinaan tumbuh kembang anak
6. Memfasilitasi dan membantu penyediaan alat kontrasepsi, obat
esensial dan perbekalan kesehatan yang bermutu
7. Memfasilitasi dan mengembangkan penyediaan rumah yang layak
dan sehat yang terjangkau bagi masyarakat miskin
8. Mengembangkan dan mempertahankan nilai-nilai keragaman dan
kekayaan budaya daerah
28

9. Membangun fasilitas sarana dan prasarana serta memberi intensif


dan penghargaan bagi masyarakat yang berprestasi di bidang
olahraga
Programnya adalah sebagai berikut :
1. Program obat dan perbekalan kesehatan
2. Program upaya kesehatan masyarakat
3. Program pengawasan obat dan makanan
4. Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
5. Program standarisasi pelayanan kesehatan
6. Program pelayanan kesehatan penduduk miskin
7. Program kemitraan pelayanan kesehatan
8. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan
9. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
10. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
11. Program Lingkungan Sehat
12. Program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
13. Program pengadaan peningkatan dan perbaikan sarana prasarana
kesehatan pustu dan jaringan
14. Program pengadaan sarana prasarana rumah sakit
15. Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit
16. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
17. Program Peningkatan dan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
18. Program Pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan
pembinaan tumbuh kembang anak
19. Program perbaikan gizi masyarakat
20. Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga
21. Program pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU
29

22. Program Keluarga Bencana


23. Program Kesehatan Reproduksi Remaja
24. Program pengawasan obat serta pengadaan alat kontrasepsi dan
perbekalan kesehatan
25. Program Pelayanan Kontrasepsi
26. Program Pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan
KB/KR yang mandiri
27. Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling
KRR
28. Program Penanggulangan Narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS
29. Program pengembangan perumahan
30. Program pengembangan lingkungan sehat perumahan
31. Program pemberdayaan komunitas perumahan
32. Program perbaikan perumahan akibat bencana alam
33. Program pengembangan nilai budaya
34. Program pengelolaan kekayaan budaya
35. Program pengelolaan keragaman budaya
36. Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya
37. Program pengembangan keserasian dan kebijakan pemuda
38. Program peningkatan peran serta kepemudaan
39. Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan
kecakapan hidup pemuda
40. Program pencegahan upaya penyalahgunaan narkoba
41. Program pengembangan kebijakan dan manajemen olahraga
42. Program pembinaan dan pemasyarakatan olahraga
43. Program peningkatan sarana & prasarana Olahraga.

30

b. Kebijakan Umum Misi Kedua


Penguatan kapasitas Kelembagaan Aparatur dan masyarakat. Kebijakan
urusan

pilihan

seperti

Pertanian,

Peternakan

Perikanan,

Kehutanan,

Perkebunan, Industri Perdagangan, Koperasi, PU, Perhubungan Sesuai


dengan penjabaran Misi Kedua : Meningkatkan kualitas Sumber Daya
Aparatur dan layanan terhadap masyarakat .
Kebijakan Umum dari urusan diatas adalah sebagai berikut :
1. Memfasilitasi peningkatan pendidikan dan pengembangan aparatur serta
jenjang karir sesuai dengan tupoksinya
2. Membangun sistem kelembagaan yang terintegrasi dan terkordinasi
diantara fungsi-fungsi kelembagaan terkait dan meningkatkan kerjasama
antar pemerintah daerah
3. Memberikan pelayanan seluas-luasnya kepada masyarakat dalam upaya
memberikan pelayanan prima

dan penegakan hak dan kewajiban

masyarakat
4. Membangun dan memfasilitasi terselenggaranya sistem pengembangan
dan pengelolaan keuangan daerah yang transparan dan akuntabel serta
efisien
5. Meningkatkan kualitas informasi melalui peningkatan

akurasi dan

kecepatan tersedianya data/informasi


6. Meningkatkan kerjasama dengan pihak lain atau daerah sekitarnya untuk
pembangunan daerah
7. Menyusun dan mendokumentasikan perencanaan dan pembangunan
daerah
8. Meningkatkan kualitas perencanaan di bidang pembangunan ekonomi
9. Meningkatkan kualitas perencanaan di bidang perencanaan sosial budaya

31

10. Meningkatkan

Sosialisasi

dan

pemberdayaan

masyarakat

untuk

meningkatkan rasa aman dan nyaman terhadap lingkungan


11. Meningkatkan

sosialisasi

dari

pemberdayaan

masyarakat

dalam

meningkatkan tata hukum peraturan daerah


12. Memfasilitasi kajian dan kegiatan kemitraan berwawasan kebangsaan
13. Meningkatkan

sosialisasi

dari

pemberdayaan

masyarakat

dalam

penanggulangan ancaman keamanan


14. Meningkatkan sistem pendidikan politik bagi masyarakat
Program Peningkatan Kualitas Sumber Daya Aparatur dan Kelembagaan
Meliputi :
1. Program Peningkatan disiplin aparatur
2. Program fasilitasi pindah/purna tugas PNS;
3. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur;
4. Program pendidikan kedinasan;
5. Program pembinaan dan pengembangan aparatur;
6. Program peningkatan kapasitas aparatur desa;
7. Program fasilitasi peningkatan SDM bidang infokom;
8. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
9. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
10. Program peningkatan kapasitas sarana dan prasarana kerja aparatur;
11. Program Penataan Daerah Otonomi Baru
12. Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan
daerah;
13. Program peningkatan kerjasama antar PEMDA;
14. Program peningkatan kapasitas lembaga Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah;
15. Program peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah / wakil kepala
daerah;
16. Program optimalisasi pemanfaatan teknologi dan informasi;
17. Program penataan adm. Kependudukan;
32

18. Program perbaikan sistem adm. Kearsipan;


19. Program penyelamatan dan pelestarian dokumen / arsip daerah;
20. Program pemeliharaan rutin/berkala sarana prasarana kearsipan;
21. Program peningkatan kualitas pelayanan informasi;
22. Program pengkajian bidang informasi dan komunikasi;
23. Program fasilitasi pengembangan infokom;
24. Program Peningkatan Pelayanan Informasi
25. Program Kerjasama Informasi dengan Mass Media
26. Program Sosialisasi Peraturan dan Perundang-Undangan
27. Program Pendataan, Pemantauan, Pengawasan Pupuk Bersubsidi, HET,
Rskin, Situ & Sembako
28. Program penataan peraturan per UU an;
29. Program peningkatan sarana prasarana kebinamargaan;
30. Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan;
31. Program peningkatan pelayanan angkutan;
32. Program pengendalian dan keamanan lalu lintas;
33. Program peningkatan kelaikan kendaraan bermotor;
34. Program rehabilitasi dan pemeliharaan sarana prasarana LLAJ;
35. Program pembangunan sarana dan fasilitas perhubungan.
36. Program Peningkatan & Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
37. Program Pembinaan & Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten / Kota
38. Program Pembinaan & Fasilitas Pengelolaan Keuangan Desa
39. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal

& Pengendalian

Pelaksanaan Kebijakan KDH


40. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa & Aparatur
Pengawasan
41. Program Peningkatan pengembangan sistem Pelaporan Capaian Kinerja &
Keuangan
42. Program Pengembangan Data / Informasi
43. Program Peningkatan Pengelolaan dan Pemanfaatan Aset/Barang Daerah
44. Program Pengembangan Data / Informasi / Statistik Daerah
45. Program Kerjasama Pembangunan
46. Program Perencanaan Pembangunan Daerah
47. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
33

48. Program Perencanaan Sosial Budaya


49. Program Peningkatan keamanan & kenyamanan lingkungan
50. Program pemeliharaan kantrantibmas & pencegahan tindak kriminal
51. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
52. Program Pencegahan Dini Penanggulangan Korban Bencana Alam
53. Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan
54. Program pemberdayaan Masyarakat untuk menjaga ketertiban dan
keamanan
55. Program Pendidikan Politik Masyarakat
56. Program Pendidikan dan Peningkatan Partai Politik, Organisasi Profesi,
Organisasi Keagamaan dan LSM
c. Kebijakan Umum Misi Ketiga
Kebijakan

pada

Pembangunan

misi

ketiga

merupakan

urusan

pilihan

seperti

Perencanaan SDA, Pembangunan Pemanfaatan &

Optimalisasi SDM, Pengendalian SDA, Sesuai dengan penjabaran Misi


Ketiga : Optimalisasi sumber daya alam.
Kebijakan Umum adalah sebagai berikut :
1. Menyusun dan mensosialisasikan penataan ruang pada
kepentingan

pembangunan

dalam

mengoptimalkan

pemangku

pertumbuhan

&

perkembangan kota
2. Meningkatkan Eksploitasi SDA dengan memperhatikan fungsi daya dukung
lingkungan dan kepentingan strategis daerah
3. Meningkatkan Pemanfaatan Tata Ruang sesuai dengan daya dukung
lingkungan dan kesesuaian lahan
4. Tercapainya kualitas lingkungan hidup yang berkelanjutan, melalui
penegakan hukum secara konsisten
Program Sebagai Berikut:
1) a. Pembangunan perencanaan SDA
Program Untuk Perencanaan SDA meliputi:
1. Program perencanaan tata ruang;
2. Program perencanaan dan pengembangan hutan;
3. Program perencanaan wilayah strategis cepat tumbuh;
34

4. Program perencanaan prasarana wilayah & SDA;


5. Program perencanaan pembangunan daerah rawan bencana;
6. Program penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan
tanah;
7. Program perencanaan teknis pembanguna jaringan irigasi;
8. Program Perencanaan pengembangan kota - kota menengah & besar
9. Program Perencanaan Pertambangan dan Energi.

1) b. Pembangunan Pemanfaatan dan Optimalisasi SDM


Program Peningkatan Pemanfaatan dan Optimalisasi SDA meliputi:
1. Program peningkatan kualitas dan akses informasi SDA & LH;
2. Program pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH);
3. Program pemanfaatan ruang;
4. Program pemanfaatan potensi sumber daya hutan;
5. Program pemanfaatan kawasan hutan industri;
6. Program pembangunan sistem pendaftaran tanah;
7. Program pengembangan sistem informasi pertanahan;
8. Program pengembangan ekowisata dan jasa lingkungan di kawasan
kawasan konservasi laut dan hutan;
9. Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan;
10. Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah;
11. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Pedesaan
12. Program pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan;
13. Program pengembangan energi dan sumber daya mineral;
14. Program pengembangan wilayah perbatasan;
15. Program pengelolaan areal pemakaman;
16. Program pengembangan, pengelolaan, dan konservasi sungai dan sumber
daya air lainnya;
17. Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan;
18. Program Pengembangan Pertambangan Terpadu dan Migas
19. Program pembinaan dan penertiban industri hasil hutan;
20. Program pembangunan turab/talud/bronjong;
21. Program pembangunan saluran drainase/gorong gorong;
22. Program pembangunan sistem informasi / data base jalan dan jembatan.
35

1) c. Pembangunan

Eksploitasi

Sumberdaya

Energi

dengan

Memperhatikan Fungsi Daya Dukung Lingkungan


Program Eksploitasi SDA yang Berkelanjutan meliputi:
1. Program pengendalian pemanfaatan ruang;
2. Program penyelesaian konflik konflik pertanahan;
3. Program pengendalian banjir;
4. Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup;
5. Program rehabilitasi dan pemulihan cadangan SDA;
6. Program peningkatan pengendalian polusi;
7. Program pengendalian kebakaran hutan;
8. Program rehabilitasi hutan dan lahan;
9. Program perlindungan dan konservasi sumber daya hutan;
10. Program pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi
merusak lingkungan;
11. Program peningkatan mitigasi bencana alam.
12. Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran

d. Kebijakan Umum Misi Keempat : Membangun pondasi Ekonomi


Kerakyatan yang Mandiri Berbasis Agribisnis diarahkan pada:
1. Memfasilitasi

terbentuknya kelembagaan ekonomi masyarakat dalam

pengembangan kelembagaan ekonomi rakyat (koperasi & UKM


masyarakat dan kelompok agribisnis)
2. Memfasilitasi dan menyediakan iklim kondusif pengembangan UKM
berbasis kemitraan antar instansi/pemerintah dengan lembaga swasta
3. Memfasilitasi, mensosialisasikan serta membangun faktor penunjang
penerapan IPTEK di sektor ekonomi agribisnis berbasis kemitraan
4. Mengembangkan iklim investasi yang kondusif bagi peningkatan
investasi/ penanaman modal, pemberdayaan BUMD dan optimalisasi
manajemen aset daerah
5. Peningkatan kualitas SDM untuk meningkatkan produksi dan konsumsi
masyarakat melalui pengembangan teknologi, dan pengembangan
wisata agro
6. Meningkatkan areal perikanan air tawar tiap tahun
36

7. Peningkatan kualitas petani untuk meningkatkan pendapatan


8. Mensinergikan potensi agro sebagai kawasan wisata.
9. Pengawasan dan regulasi yang kondusif dan memfasilitasi promosi
produk unggulan daerah
10. Memfasilitasi pengembangan industri berbasis kemitraan dan bantuan
modal usaha mikro
11. Membangun dan memelihara jaringan irigasi
12. Meningkatkan wilayah strategis desa dan membangun infrastruktur
pedesaan
13. Peningkatan pelayanan lalu lintas dan sarana/prasarana perhubungan
14. Membangun dan meningkatkan sarana dan prasarana pedesaan
berbasis pemberdayaan kelembagaan dan masyarakat pedesaan

Misi 4 : Membangun pondasi Ekonomi Kerakyatan yang Mandiri Berbasis


Agribisnis
a. Pembangunan Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Masyarakat
Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Masyarakat meliputi :
1. Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi (di berbagai sektor);
2. Program penciptaan iklim usaha UKM yang kondusif (sektor ekonomi rakyat,
agribisnis & industri kecil);
3. Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UKM;
4. Program pembangunan sistem pendukung usaha bagi UMKM.
5. Program pembangunan infrastruktur pedesaan dan wilayah transmigrasi
6. Program pengembangan sarana produksi dan distribusi di pedesaan dan
wilayah transmigrasi
7. Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi

b. Pembangunan Pengembangan SDM dan IPTEK dalam Ekonomi Masyarakat


Program Pengembangan SDM dan IPTEK meliputi:
1. Program peningkatan penerapan teknologi peternakan;
2. Program peningkatan penerapan teknologi pertanian / perkebunan;
3. Program peningkatan kapasitas IPTEK sistem produksi;
4. Program pelatihan SDM berwawasan IPTEK pada sistem produksi;
37

5. Program peningkatan kemampuan teknologi industri;


6. Program pengembangan sistem penyuluhan sub sektor perikanan;
7. Program pemberdayaan penyuluhan peternakan / pertanian / perkebunan
lapangan.
c.

Pembangunan Iklim Investasi Masyarakat


Program Iklim Investasi Masyarakat meliputi:
1. Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi;
2. Program penyiapan potensi sumber daya, sarana dan prasarana daerah;
3. Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi.

d. Pembangunan Pengembangan Sektor-sektor Ekonomi Masyarakat


Program Pengembangan Sektor-sektor Ekonomi Masyarakat meliputi:
1. Program

peningkatan

ketahanan

pangan

(Tanaman

Pangan

dan

Perkebunan);
2. Program Peningkatan Produksi Peternakan
3. Program peningkatan produksi pertanian / perkebunan;
4. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan;
5. Program peningkatan produksi hasil peternakan;
6. Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan;
7. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak;
8. Program Pengembangan Budidaya Perikanan
9. Program pengembangan perikanan tangkap;
10. Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air tawar
11. Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan;
12. Program peningkatan kesejahteraan petani;
13. Program pengembangan pemasaran pariwisata;
14. Program pengembangan destinasi pariwisata;
15. Program pengembangan kemitraan;
16. Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan;
17. Program Pengembangan Pasar & Distribusi Barang/Produk
18. Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri;
19. Program pembinaan pedagang kaki lima dan asongan;
20. Program peningkatan dan pengembangan ekspor
38

21. Program pengembangan Industri Kecil Menengah;


22. Program penataan struktur industri;
23. Program pengembangan sentra-sentra industri potensial.
e. Pembangunan Sarana dan Prasarana Ekonomi Masyarakat
Program Sarana dan Prasarana Ekonomi Masyarakat meliputi:
1. Program rehabilitasi / pemeliharaan jaringan irigasi;
2. Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh;
3. Program pembangunan infrastruktur pedesaan;
4. Program rehabilitasi / pemeliharaan jalan dan jembatan;
5. Program rehabilitasi dan pemeliharaan talud / bronjong;
6. Program inspeksi kondisi jalan dan jembatan;
7. Program tanggap darurat jalan dan jembatan;
8. Program pembangunan jalan dan jembatan;
9. Program peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan;
10. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan;
11. Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa.

B. RENCANA KINERJA TAHUNAN 2012


Rencana Kinerja tahun 2012

menjabarkan target kinerja yang harus

dicapai dalam satu tahun pelaksanaan.Target kinerja ini menunjukkan nilai


kuantitatif yang melekat pada setiap indikator kinerja, baik pada tingkat sasaran
stratejik maupun tingkat kegiatan, dan merupakan pembanding bagi proses
pengukuran keberhasilan pembangunan di Kabupaten Lahat pada Tahun 2012
yang dilakukan setiap akhir periode pelaksanaan.
Kegiatan yang diukur adalah kegiatan belanja langsung yang programnya
sesuai permendagri No. 13 Tahun 2006, yang sudah disinkronkan dengan
program yang ada di RPJMD Kabupaten Lahat Tahun 2009-2013 yang dinilai
bahwa semakin tinggi realisasi kemajuan fisik menunjukan pencapaian kinerja
yang semakin baik. Rencana Kinerja Tahun 2012 ini merupakan komitmen
39

seluruh anggota organisasi untuk mencapai kinerja yang sebaik-baiknya dan


sebagai bagian dari upaya memenuhi visi dan misi organisasi. Dengan
demikian, secara umum seluruh proses perencanaan dan pengendalian aktivitas
operasional Pemerintah Kabupaten Lahat Tahun Anggaran 2012 sepenuhnya
dapat mempedomani Rencana Kinerja Tahun 2012 ini.

C. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2012


Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah meningkatkan
akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata komitmen
antara penerima amanah dengan pemberi amanah sebagai dasar penilaian
keberhasilan/kegagalan

pencapaian

tujuan

dan

sasaran

organisasi,

menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar pemberian reward atau


penghargaan dan sanksi.
Pemerintah Kabupaten Lahat telah membuat Penetapan Kinerja Tahun
2012 sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsi yang ada. Penetapan Kinerja
Pemerintah Lahat Tahun 2012 disusun dengan berdasarkan pada Rencana
Kinerja Tahun 2012 yang telah ditetapkan sehingga secara Substansial
Penetapan Kinerja Tahun 2012 tidak ada perbedaan dengan Rencana Kinerja
Tahun 2012. Penetapan Kinerja Tahun 2012 selengkapnya yaitu sebagai berikut
:

40

FORMULIR PENETAPAN KINERJA


TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT
Kabupaten : Lahat
Tahun Anggaran : 2012

No
1

Sasaran
Strategis

Indikator Kinerja

Target Tahun 2012

Terpenuhinya hak
dasar pelayanan
pendidikan yang
berkualitas

Angka Partisipasi Sekolah

Terjangkaunya
fasilitas pelayanan
kesehatan yang
berkualitas bagi
seluruh masyarakat

- 7 - 12 Thn
- 13 - 15 Thn
- 16 - 18 Thn
Angka Harapan Hidup

2
3
4
5

Meningkatnya
jumlah kesempatan
kerja
Pembangunan
Sektor-sektor
Ekonomi
(Pertanian
Tanaman Pangan,
Perkebunan,
Peternakan dan
Perikanan, Industri
kecil, Pariwisata
dan Perdagangan)

1
2
1

Status Gizi Buruk


Angka Kematian bayi /
seribu kelahiran
Indeks
Pembangunan
Manusia (IPM)
Tingkat
Keluhan
Kesehatan
Tingkat Pengangguran

99,00
98,00
66,00
69,00

%
%
%
tahun

0 %
27 %
71,5 %
24,00 %
3,00 %

Tingkat
Pengangguran
6,00 %
Terbuka
Pendapatan
Regional
Perkapita
- Dengan Migas
Rp.14.890.729
- Tanpa Migas
Pertumbuhan
(PDRB)

Rp.13.161.854
Ekonomi

- Dengan Migas

Rp. 5.724.880

- Tanpa Migas

Rp. 5.041.065

Tingkat Inflasi

5,3 %

41

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2012.
Pengukuran tingkat capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Lahat tahun
2012 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi
masing-masing

indikator kinerja sasaran. Secara umum terdapat beberapa

keberhasilan pencapaian tujuan, sasaran strategis berikut indikator kinerjanya,


namun demikian juga terdapat

beberapa

sasaran

strategis

yang

tidak

berhasil diwujudkan pada tahun 2012 ini.

B. Analisis Capaian Kinerja.


Pemerintah Kabupaten Lahat telah dapat melaksanakan tugas utama yang
menjadi tanggung jawab organisasi. Dari 7 sasaran yang ditetapkan telah dilaksanakan
seluruhnya, namun tingkat keberhasilanya belum dapat diwujudkan secara optimal.
Rincian analisis capaian masing-masing tujuan dan sasaran dapat diuraikan sebagai
berikut :

TUJUAN 1 DARI
MISI PERTAMA

Terwujudnya akses terhadap pendidikan


pada seluruh lapisan masyarakat yang
berkualitas didasari nilai nilai IPTEK dan
IMTAQ

Untuk mewujudkan tujuan pertama dari misi pertama telah ditetapkan 1 (satu)
sasaran strategis. Dalam tahun 2012 telah dilaksanakan upaya pencapaian 1 (satu)
sasaran dengan tingkat pencapaian dijelaskan di bawah ini.

Terpenuhinya hak dasar pelayanan pendidikan yang berkualitas

42

Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian


sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut :

Indikator Kinerja
Satuan
1

Angka Partisipasi Sekolah


- 7-12 Thn
- 13-15 Thn
- 16 18 Thn

Capaian
Tahun 2012
Target Realisasi

%
%
%

99,50
98,00
66,00

96,9
91,4
66,4

97,39
93,27
100,61

Angka partisipasi sekolah pada tahun 2012 berdasarkan kelompok usia sekolah
cukup mencapai target yang di tetapkan. Angka partisipasi sekolah penduduk usia 7-12
tahun atau usia SD di Kabupaten Lahat telah mencapai di atas 96%. Angka partisipasi
penduduk usia SD yang yang cukup tinggi bila dibanding dengan kelompok usia sekolah
lainnya dan bebas kesenjangan antara laki-laki dan perempuan. Ini tercapai bersamaan
dengan adanya komitmen dan kemauan pemerintah untuk melakukan berbagai upaya
intervensi, melalui program wajib belajar 6 tahun yang dicanangkan sejak tahun 1984,
yang kemudian diperluas menjadi program wajib belajar 9 tahun sejak tahun 1994.
Angka partisipasi sekolah merupakan proporsi penduduk usia tertentu yang masih
sekolah terhadap total jumlah penduduk pada usia tersebut. Semakin tinggi angka
partisipasi penduduk menunjukkan tingkat kesadaran penduduk terhadap pentingnya
pendidikan semakin baik.
Dari tabel di atas ini diketahui bahwa semakin tinggi kelompok umur penduduk
menurut jenjang sekolahnya, angka partisipasi sekolah penduduk semakin menurun.
Fenomena ini sudah terjadi bertahun-tahun dan belum bisa diatasi sampai sekarang.
Penelitian yang dilakukan BPS (BPS, 2000) menunjukkan bahwa biaya pendidikan
merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi partisipasi sekolah masyarakat.
Biaya pendidikan yang cenderung semakin mahal pada jenjang pendidikan yang lebih
tinggi mengakibatkan sebagian siswa yang telah menamatkan suatu jenjang pendidikan
terpaksa tidak dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Kondisi ini pada akhirnya

43

mempengaruhi pola APS secara umum yang cenderung semakin menurun pada jenjang
pendidikan yang semakin tinggi.

Perbandingan capaian indikator kinerja tahun 2012 dengan capaian indikator kinerja
tahun 2009, tahun 2010 dan tahun 2011 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Indikator Kinerja

Satuan

1
Angka Partisipasi Sekolah
- 7-12 Thn
- 13-15 Thn
- 16 18 Thn

Capaian
2012
(%)

Capaian
2011
(%)

Capaian
2010
(%)

Capaian
2009
(%)

%
rata-rata
capaian

101,56
100,75
138,22

97,13
92,98
93,83

100,51
99,24
123,50

99,65
96,56
114,04

2
%
%
%

99,39
93,27
100,61

Perbandingan capaian indikator kinerja tahun 2012 dengan capaian indikator kinerja
tahun 2009, tahun 2010 dan tahun 2011 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Capaian
Indikator Kinerja
1

Satuan

Angka Partisipasi Sekolah


- 7-12 Thn
- 13-15 Thn
- 16 18 Thn

%
%
%

Realisasi
2009

2010

2011

98,5
92,30
70,40

98,5
92,30
70,40

95,67
88,33
56,30

2012

96,9
91,4
66,4

Naik
(Turun)

1,23
3,07
10,1

Ket

Naik
Naik
Naik

Angka partisipasi sekolah pada tahun 2012 meningkat di banding tahun-tahun


sebelumnya, dengan adanya dukungan Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten dalam
program pendidikan gratis. Fenomena lain yang ditunjukkan oleh tabel diatas adalah
bahwa secara umum pada semua kelompok umur APS untuk perempuan cenderung
lebih tinggi dari APS laki-laki. Terutama pada kelompok SLTP dan SLTA perbedaannya
cukup signifikan. Namun bila diperhatikan lebih seksama belum terlihat adanya
penurunan angka partisipasi sekolah untuk semua jenjang pendidikan di Kabupaten
Lahat dalam kurun waktu satu tahun terakhir, angka APS cenderung berfluktuasi.
Apabila dilihat dari perbandingan capaian indikator kinerja sampai dengan tahun
2012 dengan target kinerja lima tahunan yang direncanakan dapat diuraikan sebagai
berikut :

Capaian
Indikator Kinerja
1

Angka Partisipasi
Sekolah
- 7-12 Thn

2011

2012

Realisasi
sd
2012

95,67

96,9

96,9

Realisasi
Satuan

2009

98,5

2010

98,5

Target
2013

Capaian
%

100,00

96,9

44

Capaian
Indikator Kinerja
- 13-15 Thn
- 16 18 Thn

Realisasi
Satuan

2012

Realisasi
sd
2012

Target
2013

Capaian
%

2009

2010

2011

92,30

92,30

88,33

91,4

91.4

99,00

92,32

70,40

70,40

56,30

66,4

66,4

70,00

94,86

Capaian indikator kinerja pada tahun 2012 terhadap target pada tahun 2013 adalah
sebagai berikut :
Angka partisipasi sekolah sampai dengan tahun 2012 telah tercapai rata-rata di
atas 90%. Pemerintah Kabupaten Lahat akan terus berupaya mencapai target pada
tahun 2013 melalui dukungan program pendidikan gratis yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan maupun Pemerintah Kabupaten Lahat.

TUJUAN 2 DARI
MISI PERTAMA

Terpenuhinya hak dasar masyarakat atas


layanan kesehatan yang bermutu

45

Untuk mewujudkan tujuan pertama dari misi pertama telah ditetapkan 1 (satu)
sasaran strategis. Dalam tahun 2012 telah dilaksanakan upaya pencapaian 1 (satu)
sasaran dengan tingkat pencapaian dijelaskan di bawah ini.

Terjangkaunya fasilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi


seluruh masyarakat
Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian
sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut :

Capaian
Indikator Kinerja

Tahun 2012
Satuan

1
2
3
4
5

Angka Harapan Hidup


Status Gizi Buruk
Angka Kematian bayi per
seribu kelahiran
Indeks Pembangunan Manusia
(IPM)
Tingkat Keluhan Kesehatan

Target

Realisasi

69,00
0,25

68,57
0,19

99,38
124

27

31,18

84,52

71,50

71,83

100,46

24,00

18,2

124,17

tahun
%

Adapun capaian indikator kinerja di atas, dapat di jelaskan sebagai berikut :


1. Angka harapan hidup pada tahun 2012 mencapai 68,57 tahun. Angka harapan
hidup menunjukkan peluang lamanya hidup seseorang dari lahir sampai mati,
dinyatakan dalam satuan tahun hidup. Dengan semakin baiknya derajat kesehatan
penduduk maka biasanya berdampak pada semakin panjangnya angka harapan
hidup penduduk. Hal ini terbukti di negara-negara maju, seperti di Jepang, yang
penduduknya rata-rata berumur panjang.

2. Status gizi buruk pada tahun 2012 mencapai 0,19% telah melebihi target yang di
tetapkan sebesar 0,25%. Kondisi gizi seseorang sangat menentukan status

kesehatannya, karena status gizi merupakan keadaan dari struktur tubuh


dan metabolisme yang dipengaruhi oleh zat gizi dalam makanan yang
dikonsumsi. Sebagai indikator gizi masyarakat biasanya dapat dilihat dari
status gizi penduduk usia dibawah lima tahun (balita) karena mereka
tergolong rawan gizi. Disebut begitu karena konsumsi makanan balita
46

sangat tergantung kepada orang dewasa di sekitarnya dan mereka sangat


rentan terhadap penyakit.
3. Angka kematian bayi per seribu kelahiran pada tahun 2012 mencapai

31,18% telah melebihi target yang di tetapkan sebesar 27%. Angka kematian
bayi atau IMR (Infant Mortality Rate) merupakan indikator yang menunjukkan
banyaknya kematian bayi dari setiap 1.000 kelahiran dalam satu tahun. Secara
implisit indikator ini dapat menunjukkan derajat kesehatan penduduk, tingkat
pendidikan penduduk, dan tingkat kesejahteraan penduduk. Terdapat korelasi
negatif antara derajat kesehatan, tingkat pendidikan dan kesejahteraan terhadap
angka kematian bayi. Yaitu bila derajat kesehatan, tingkat pendidikan dan
kesejahteraan penduduk baik, maka angka kematian bayi cenderung rendah.
4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada tahun 2012 mencapai 71,83 telah
melebihi target yang di tetapkan sebesar 71,50. Pembangunan manusia (Human
Development Report) adalah merupakan upaya untuk memberikan gambaran
seberapa besar pencapaian pembangunan yang diraih oleh suatu wilayah dengan
menggunakan alat ukur berupa Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
5. Tingkat keluhan masyarakat pada tahun 2012 mencapai 18,20% telah melebihi di
bawah target yang ditetapkan. Tingkat keluhan masyarakat ini merupakan alat ukur
untuk tingkat kesehatan masyarakat sehingga akan di ketahui angka kesehatan
atau morbiditas di Kabupaten Lahat. Pada tahun 2012 ini , bila dilihat berdasarkan
jenis kelamin, hampir pada setiap tahun tidak terjadi kesenjangan yang berarti
antara

angka

keluhan

kesehatan

penduduk

perempuan

dengan

laki-laki.

Sementara itu, angka keluhan kesehatan penduduk perempuan lebih tinggi dari
penduduk laki-laki. Fenomena ini terjadi karena biasanya laki-laki sebagai kepala
rumah tangga lebih banyak bekerja diluar rumah sehingga lebih rentan terhadap
penyakit.

47

Perbandingan capaian indikator kinerja tahun 2011, 2010 dan 2009 dengan capaian
indikator kinerja tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Indikator Kinerja

1
2
3
4
5

1
Angka Harapan Hidup
Status Gizi Buruk
Angka Kematian bayi
per seribu kelahiran
Indeks Pembangunan
Manusia (IPM)
Tingkat
Keluhan
Kesehatan

Satuan

Capaian
2012
(%)

Capaian
2011
(%)

Capaian
2010
(%)

Capaian
2009
(%)

%
rata-rata
capaian
6

2
tahun

99,38

105,96

101,83

102,88

103,56

124,00

162,00

162,00

99,00

137,60

84,52

134,33

84,27

106,65

85,83

100,46

100,42

100,76

101,43

100,87

124,17

133,70

59,67

51,71

59,23

%
%
%

Apabila dilihat dari perbandingan realisasi indikator kinerja tahun 2012 dengan realisasi
indikator kinerja tahun 2009, tahun 2010 dan tahun 2011, dapat diuraikan sebagai
berikut:

Capaian
Indikator Kinerja
1
2
3
4
5

Angka Harapan Hidup


Status Gizi Buruk
Angka kematian bayi per
seribu kelahiran
Indeks
Pembangunan
Manusia (IPM)
Tingkat
Keluhan
Kesehatan

Satuan

Realisasi
2009

2010

Naik
(Turun)

Ket

2011

2012

tahun

67,90

68,23

68,23

68,57

0,34

Naik

0,99

0,99

0,99

0,19

0,80

Turun

42,66

31,18

31,18

31,18

Tetap

69,99

70,53

71,30

71,83

0,53

Naik

18,1

17,9

17,9

18,20

0,3

Naik

Perbandingan capaian dan realisasi indikator kinerja dari kedua tabel di atas dapat di
uraikan sebagai berikut :

1. Angka harapan hidup di Kabupaten Lahat pada tahun 2012 sebesar 68,57
tahun, artinya seorang bayi yang lahir di Kabupaten Lahat berpeluang
hidup sekitar 67-68 tahun. Angka ini meningkat menjadi 68,23 pada
tahun 2011 dan pada tahun 2012 menjadi 68,57. Peningkatan angka
harapan hidup ini tidak terlepas dari usaha pemerintah daerah dalam hal
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui berbagai program
pembangunan kesehatan, mulai dari fasilitas kesehatan, penyedian

48

tenaga kesehatan dan melengkapi sarana prasarana kesehatan, sehingga


akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan menjadi lebih mudah.

2. Status gizi buruk di harapkan akan terus mengalami penurunan. Status


gizi buruk mengalami penurunan yang sangat signifikan, pada tahun 2011
yang lalu jumlah balita gizi buruk sebanyak 158 orang sedangkan pada
tahun 2012 menjadi 24 balita gizi buruk. Berdasarkan jenis kelamin di

tahun 2012 balita laki-laki lebih banyak menderita gizi buruk dan
kurang dibandingkan balita perempuan sedangkan pada tahun 2011
yang lalu jumlah balita perempuan lebih banyak menderita gizi buruk
dan kurang dibandingkan balita laki-laki.
3. Angka kematian bayi per seribu kelahiran (IMR) pada tahun 2012 sama
dengan tahun 2011. Pada tahun 2011 angka IMR bayi laki-laki di
Kabupaten Lahat lebih tinggi daripada angka IMR bayi perempuan. Ini
berarti kemampuan untuk bertahan hidup bayi perempuan lebih baik
daripada bayi laki-laki.
4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada tahun 2012 meningkat sebesar

0,53 bila dibanding dengan tahun 2011. Peningkatan IPM ini di pengaruhi
oleh meningkatnya indeks angka harapan hidup, indeks pengetahuan meliputi
indeks melek huruf & indeks lama sekolah serta indeks standar hidup layak di
Kabupaten Lahat.
5. Tingkat keluhan masyarakat telah mencapai sebesar 18,20% dan mengalami

peningkatan bila di bandingkan tahun 2011. Fluktuasi angka keluhan


kesehatan masyarakat selama dua tahun terakhir menunjukkan belum
adanya perubahan yang berarti tentang derajat kesehatan masyarakat di

49

Kabupaten Lahat secara umum, hal ini memerlukan langka nyata agar
program lahat sehat dapat tercapai.
Apabila dilihat dari perbandingan capaian indikator kinerja sampai dengan tahun
2010 dengan target kinerja lima tahunan yang direncanakan dapat diuraikan sebagai
berikut :

Realisasi

Capaian
Indikator Kinerja
1
2
3
4
5

Angka Harapan Hidup


Status Gizi Buruk
Angka Kematian Bayi per
seribu kelahiran
Indeks
Pembangunan
Manusia (IPM)
Tingkat Keluhan Kesehatan

Satuan

sd
2012

Realisasi
2009

2010

2011

2012

Target
2013

Capaian

tahun

67,90

67,90

68,23

68,57

68,57

70,00

97,96

0,99

0,99

0,99

0,19

0,19

0,00

99,81

42,66

31,18

31,18

31,18

31,18

25,00

75,28

69,99

70,53

71,30

71,83

71,83

72,00

99,76

18,1

17,9

17,9

18,2

18,2

20,00

91,00

%
%
%

Capaian indikator kinerja pada tahun 2012 terhadap target pada tahun 2013 adalah
sebagai berikut :
1. Angka harapan hidup sampai dengan tahun 2012 mencapai 68,57 tahun dan target
tahun 2013 sebesar 70,00 tahun. Pemerintah Kabupaten Lahat akan meningkatkan
angka harapan hidup melalui program pembangunan kesehatan, mulai dari fasilitas
kesehatan, penyedian tenaga kesehatan dan melengkapi sarana prasarana kesehatan
2. Status gizi buruk sampai dengan tahun 2012 mencapai 0,19% dan target tahun 2013
di harapkan mencapai 0%. Pemerintah Kabupaten Lahat akan terus berupaya
menurunkan status gizi buruk melalui program perilaku sehat dan pemberdayaan
penduduk, program upaya kesehatan dan perbaikan gizi penduduk.
3. Angka kematian bayi per seribu kelahiran sampai dengan tahun 2012 mencapai
31,18% dan target yang di tetapkan pada tahun 2013 sebesar 25%.
Angka kematian bayi per seribu kelahiaran akan terus di tekan melalui peningkatan
derajat kesehatan, tingkat pendidikan dan kesejahteraan penduduk yang baik.

4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sampai dengan tahun 2012 mencapai


71,83 dan target tahun 2013 di harapkan mencapai 72,00. Pemerintah Kabupaten
Lahat akan terus berupaya meningkatkan IPM melalui peningkatan program di bidang
kesehatan, pendidikan dan pendapatan masyarakat.

50

5. Tingkat keluhan masyarakat sampai dengan tahun 2012 mencapai 18,2% dan telah
mencapai di bawah target yang di tetapkan pada tahun 2013 sebesar 20%.
Pemerintah Kabupaten Lahat akan tetap berupaya meningkatkan pemberantasan
penyakit menular dan imunisasi, meningkatkan pelayanan kesehatan reproduksi dan
perbaikan gizi sehingga dapat tetap menekan tingkat keluhan masyarakat.

51

TUJUAN 3 DARI
MISI PERTAMA

Terwujudnya pemenuhan hak-hak dasar


masyarakat dalam kehidupan sosial

Untuk mewujudkan tujuan pertama dari misi pertama telah ditetapkan 1 (satu)
sasaran strategis. Dalam tahun 2012 telah dilaksanakan upaya pencapaian 1 (satu)
sasaran dengan tingkat pencapaian dijelaskan di bawah ini.

Meningkatnya jumlah kesempatan kerja


Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran
serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut :

Capaian
Indikator Kinerja
1.
2.

Tahun 2012

Tingkat Pengangguran
Tingkat Pengangguran
Terbuka

Satuan

Target

Realisasi

3,00

17,50

(383,33)

6,00

4,67

122,17

Adapun capaian indikator kinerja di atas, dapat di jelaskan sebagai berikut :


1. Tingkat pengangguran pada tahun 2012 mencapai 17,50% dan melebihi di atas
target sebesar 3%. Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja
(15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya.
2. Tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2012 mencapai 4,67% dan telah
tercapai

melebihi

di

bawah

target

sebesar

6%.

Besar

kecilnya

tingkat

pengangguran sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial, politik dan ekonomi.


Di bidang sosial pengangguran dapat menyebabkan meningkatnya kriminalitas, di
bidang politik lebih ditekankan pada kemampuan pemerintah menyediakan
lapangan pekerjaan, sedangkan di bidang ekonomi menitik beratkan pada
pengaruhnya terhadap pendapatan masyarakat.

52

Perbandingan capaian indikator kinerja tahun 2012 dengan capaian indikator kinerja
tahun 2009, tahun 2010 dan tahun 2011 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Indikator Kinerja

1.
2.

1
Tingkat Pengangguran
Tingkat Pengangguran
Terbuka

Satuan

Capaian
2012 (%)

Capaian
2011 (%)

Capaian
2010 (%)

Capaian
2009 (%)

%
rata-rata
capaian
7

383,33

136

148,80

166,83

150,54

122,17

164,29

60,89

75,00

100,06

Apabila dilihat dari perbandingan realisasi indikator kinerja tahun 2012 dengan
realisasi indikator kinerja tahun 2009, tahun 2010 dan tahun 2011, dapat diuraikan
sebagai berikut:

Capaian
Indikator Kinerja
1
2

Tingkat Pengangguran
Tingkat Pengangguran
Terbuka

Satuan

2009

Realisasi
2010
2011

Naik
(Turun)

Ket

2012

1,99

2,56

2,56

17,50

14,94

Naik

4,44

4,18

2,50

4,67

2,17

Naik

Perbandingan capaian dan realisasi indikator kinerja dari kedua tabel di atas dapat di
uraikan sebagai berikut :
1. Tingkat pengangguran di upayakan untuk menurun. Menurut Badan Pusat Statistik
(BPS), Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau
seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.
2. Tingkat pengangguran terbuka sampai dengan tahun 2012 mengalami peningkatan
sebesar 2,17%. Peningkatan angka tingkat pengangguran terbuka ini meningkat di
sebabkan oleh naiknya angka tingkat pengangguran penduduk laki-laki dan
perempuan.

Jika dilihat

berdasarkan

jenis

kelamin tingkat

pengangguran

perempuan lebih rendah dari laki-laki. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)


memberikan indikasi tentang penduduk usia kerja yang termasuk dalam kelompok

53

pengangguran. Tingkat pengangguran terbuka diukur sebagai persentase jumlah


penganggur/pencari kerja terhadap jumlah angkatan kerja.

Apabila dilihat dari perbandingan capaian indikator kinerja sampai dengan tahun 2012
dengan target kinerja lima tahunan yang direncanakan dapat diuraikan sebagai berikut
:

Capaian
Indikator Kinerja
1
2

Tingkat Pengangguran
Tingkat
Pengangguran
Terbuka

Satuan

s.d 2012

Target
2013

Realisasi

Realisasi

Capaian

2009

2010

2011

2012

1,99

2,56

2,56

17,5

17,50

2,00

(675)

4,44

4,18

2,50

4,67

4,67

5,00

106,60

Capaian indikator kinerja pada tahun 2012 terhadap target pada tahun 2013 adalah
sebagai berikut :
1. Tingkat pengangguran sampai dengan tahun 2012 mencapai 17,50% dan pada
tahun 2013 di targetkan mencapai 2%. Pemerintah Kabupaten Lahat akan
berusaha melakukan pertambahan lapangan kerja yang lebih tinggi daripada
pertambahan pencari kerja.
2. Tingkat pengangguran terbuka sampai dengan tahun 2012 mencapai 4,67% dan
telah melebihi di bawah target pada tahun 2013 sebesar 5%. Tingkat
pengangguran terbuka ini sebagai acuan pemerintah Kabupaten Lahat dalam
pembukaan lapangan kerja baru. Selain itu, perkembangannya dapat menunjukkan
tingkat keberhasilan program ketenagakerjaan dari tahun ke tahun. Yang lebih
utama lagi indikator ini digunakan sebagai bahan evaluasi keberhasilan
pembangunan selain angka kemiskinan.

54

TUJUAN 1 DARI
MISI KEEMPAT

Meningkatkan
Pendapatan
melalui Sektor-sektor Ekonomi

Masyarakat

Untuk mewujudkan tujuan pertama dari misi keempat telah ditetapkan 1 (satu)
sasaran strategis. Dalam tahun 2012 telah dilaksanakan upaya pencapaian 1 (satu)
sasaran dengan tingkat pencapaian dijelaskan di bawah ini.

Pembangunan Sektor-sektor Ekonomi (Pertanian Tanaman Pangan,


Perkebunan, Peternakan dan Perikanan, Industri kecil, Pariwisata dan
Perdagangan)
Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian
sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut :

Capaian
Indikator Kinerja
1

Pendapatan Regional Perkapita


- Dengan Migas
- Tanpa Migas
Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)
- Dengan Migas
- Tanpa Migas
Tingkat Inflasi

Tahun 2012
Satuan

Target

Realisasi

Rp
Rp

14.890.729
13.161.854

16.713.272
14.821.054

112,24
112,61

Rp
Rp
%

5.724.880
5.041.065
5,3

6.590.697
5.825.490
7,05

115,12
115,56
66,98

Adapun capaian indikator kinerja di atas, dapat di jelaskan sebagai berikut :


1. Pendapatan regional perkapita pada tahun 2012 telah melebihi target yang di
tetapkan.
2. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 telah melebihi target yang di tetapkan.
Pertumbuhan ekonomi sebagai peningkatan dalam kemampuan dari suatu
perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa. Tingkat pertumbuhan ekonomi

55

menunjukkan persentase kenaikan pendapatan nasional riil pada suatu tahun


tertentu dibandingkan dengan pendapatan nasional riil pada tahun sebelumnya.
3. Tingkat inflasi pada tahun 2012 ini melebihi target yang di tetapkan. Inflasi
merupakan kecenderungan dari harga-harga untuk meningkat secara umum dan
terus menerus sepanjang waktu.
Perbandingan capaian indikator kinerja tahun 2012 dengan capaian indikator kinerja
tahun 2011 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Indikator Kinerja

Satuan

Capaian
2012
(%)

Capaian
2011
(%)

Capaian
2010
(%)

Capaian
2009
(%)

%
rata-rata
capaian
7

Pendapatan Regional
Perkapita
- Dengan Migas
- Tanpa Migas
Pertumbuhan
Ekonomi (PDRB)
- Dengan Migas
- Tanpa Migas
Tingkat Inflasi

Rp
Rp

112,24
112,61

104,16
103,98

100,00
100,00

100,00
100,00

104,10
104,15

Rp
Rp
%

115,12
115,56
66,98

111,52
111,36
88,39

100,00
100,00
92,24

100,00
100,00
152,33

106,66
106,73
99,99

Apabila dilihat dari perbandingan realisasi indikator kinerja tahun 2012 dengan
realisasi indikator kinerja tahun 2011, tahun 2010 dan tahun 2009 dapat diuraikan
sebagai berikut:

Indikator
Kinerja
1

Pendapatan
Regional
Perkapita
- Dengan Migas
- Tanpa Migas
Pertumbuhan
Ekonomi
(PDRB)
- Dengan Migas
- Tanpa Migas
Tingkat Inflasi

Capaian
Satuan

Realisasi

Naik
(Turun)

Ket

2009

2010

2011

2012

Rp
Rp

12.340.570
10.818.186

12.876.565
11.266.922

13.412.560
11.715.658

16.713.272
14.821.054

3.300.712
3.105.396

Naik
Naik

Rp
Rp
%

4.981.440
4.366.909
2,86

5.630.267
4.926.452
6,25

6.279.094
5.485.995
6,25

6.590.697
5.825.490
7,07

311.603
339.495
0,82

Naik
Naik
Naik

Perbandingan capaian dan realisasi indikator kinerja dari kedua tabel di atas dapat di
uraikan sebagai berikut :

56

1. Pendapatan regional perkapita pada tahun 2012 meningkat bila dibandingkan tahun
2011.
2. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 meningkat bila dibandingkan tahun 2011.
3. Tingkat inflasi pada tahun yang akan akan terus di upayakan untuk menurun.

Apabila dilihat dari perbandingan capaian indikator kinerja sampai dengan tahun 2011
dengan target kinerja lima tahunan yang direncanakan dapat diuraikan sebagai berikut :

Capaian
Indikator Kinerja
1

Pendapatan
Regional Perkapita
- Dengan Migas
- Tanpa Migas
Pertumbuhan
Ekonomi (PDRB)
- Dengan Migas
- Tanpa Migas
Tingkat Inflasi

Satuan

Realisasi

Realisasi

s.d
2012

Target
2013

Capaian
%

2009

2010

2011

2012

Rp
Rp

12.340.570

13.412.560

13.412.560

16.713.272

16.713.272

16.434.640

98,33

10.818.186

11.715.658

11.715.658

14.821.054

14.821.054

11.739.220

79,21

Rp
Rp
%

4.981.440

6.279.094

6.279.094

6.590.697

6.590.697

6.279.094

95,27

4.366.909

5.485.995

5.485.995

5.825.490

5.825.490

5.485.995

94,17

2,86

6,25

6,25

7,07

7,07

70,72

Capaian indikator kinerja pada tahun 2012 terhadap target pada tahun 2013 adalah
sebagai berikut :
1. Pendapatan regional perkapita pada tahun 2012 telah mengalami peningkatan dan
Pemerintah Kabupaten Lahat optimis untuk mencapai target pada tahun 2013.
2. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 ini telah melebihi target pada tahun 2013.
3. Tingkat inflasi akan di upayakan mengalami penurunan dan Pemerintah Kabupaten
Lahat akan berupaya menekan tingkat inflasi.

57

C. AKUNTABILITAS KEUANGAN
Anggaran dan realisasi belanja pada tahun 2012 dikaitkan dengan pencapaian
sasaran yang telah diukur melalui indikator kinerja adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3
Akuntabilitas Keuangan

No

SASARAN

PROGRAM

1.

Terpenuhinya
hak
dasar
pelayanan
pendidikan yang
berkualitas

Program wajib belajar pendidikan dasar


9 tahun
Program pendidikan menengah
Program pengembangan budaya baca
dan pembinaan perpustakaan
Jumlah

2.

Terjangkaunya
fasilitas
pelayanan
kesehatan yang
berkualitas bagi
seluruh
masyarakat

ANGGARAN
(Rp)
4

REALISASI
(Rp)
5

CAPAIAN

(%)

61.584.724.000,-

60.833.418.242,-

98,78

5.693.840.000,-

5.678.867.000,-

99,74

399.860.000,-

397.845.610,-

99,50

67.678.424.000

66.910.130.852,-

98,86

Program pengawasan obat dan


makanan

162.036.600,-

154.650.000,-

95,44

Program perbaikan gizi masyarakat

128.265.000,-

128.105.000,-

99,88

Program pengembangan lingkungan


sehat

235.000.000,-

234.823.000,-

99,92

1.278.125.000,-

1.252.575.250,-

98,00

45.000.000,-

42.299.500,-

94,00

9.656.144.041,-

6.049.287.066,-

62,65

Program peningkatan pelayanan


kesehatan dan anak balita

70.000.000,-

69.000.000,-

98,57

Program peningkatan pelayanan


kesehatan lansia

55.000.000,-

48.000.000,-

87,27

235.000.000,-

234.823.000,-

99,92

8.000.000,-

6.168.000,-

77,10

585.000.000,-

373.033.780,-

63,77

Program pencegahan dan


penanggulangan penyakit menular
Program pelayanan kesehatan
penduduk miskin
Program kemitraan peningkatan
pelayanan kesehatan

Program upaya kesehatan masyarakat


Program pengembangan lingkungan
sehat
Program pelayanan kesehatan
penduduk miskin

58

3.

Meningkatnya
jumlah
kesempatan
kerja

Program pengadaan peningkatan


sarana dan prasarana RS/RSJ/RS
Paru-paru/RS mata

15.256.102.400,-

13.956.143.243,-

Jumlah

27.713.673.041,-

22.548.907.839,-

81,36

Program peningkatan kualitas dan


produktivitas tenaga kerja

170.000.000,-

169.175.000,-

99,51

Program peningkatan kesempatan kerja

317.000.000,-

316.100.000,-

99,72

Program perlindungan dan


pengembangan lembaga
ketenagakerjaan

148.000.000,-

142.022.000,-

95,96

Jumlah
4.

Program pengembangan data/informasi

Pembangunan
Sektor sektor
Ekonomi
(Pertanian
Tanaman
Pangan,
Perkebunan,
Peternakan dan
Perikanan,
Industri
Kecil,
Pariwisata dan
Perdagangan)

91,48

635.000.000,-

627.297.000,-

98,79

2.133.850.000,-

2.126.797.700,-

99,67
98,39

Program perencanaan tata ruang

735.000.000,-

723.137.400,-

Program pemanfaatan ruang

110.000.000,-

108.470.000,-

98,61

Program kerjasama pembangunan

605.385.000,-

603.895.750,-

99,75

Program perencanaan pembangunan


ekonomi

1.860.200.000,-

1.858.245.000,-

99,89

Program peningkatan ketahanan


pangan

5.933.828.000,-

5.374.357.150,-

90,57

11.378.263.000,-

10.794.903.000,-

94,87

Jumlah

Sasaran-sasaran yang telah dilaksanakan secara efektif dan efisien dilihat dari
pencapaian rata-rata sasaran-sasaran mencapai 100% dan adanya penghematan
penggunaan dana dilihat dari realisasi penggunaan dana untuk melaksanakan programprogram yang mendukung pencapaian sasaran-sasaran tersebut tidak melebihi pagu
anggaran. Adapun sasaran-sasaran yang telah dilaksanakan secara efektif dan efisien
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Terpenuhinya hak dasar pelayanan pendidikan yang berkualitas.
Capaian rata-rata sasaran ini mencapai 97,09% dengan realisasi dana yang di
butuhkan

untuk

mencapai

sasaran

tersebut

pada

tahun

2012

Rp. 66.910.130.852,- atau sebesar 98,86% dari anggaran sebesar

sebesar
Rp.

67.678.424.000,-.
2. Terjangkaunya fasilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi seluruh
masyarakat.
Capaian rata-rata sasaran ini mencapai 106,506% dengan realisasi dana yang di
butuhkan

untuk

mencapai

sasaran

tersebut

pada

tahun

2012

Rp.22.548.907.839,- atau sebesar 81,36% dari anggaran sebesar

sebesar
Rp.

27.713.673.041,-.
3. Meningkatnya jumlah kesempatan kerja.
Capaian rata-rata sasaran ini mencapai (130,58)% dengan realisasi dana yang di
butuhkan

untuk

mencapai

sasaran

tersebut

pada

tahun

2012

sebesar

59

Rp. 627.297.000,- atau sebesar 98,79% dari anggaran sebesar

Rp.

635.000.000,4. Pembangunan Sektor sektor Ekonomi (Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan,


Peternakan dan Perikanan, Industri Kecil, Pariwisata dan Perdagangan).
Capaian rata-rata sasaran ini mencapai 104,50% dengan realisasi dana yang di
butuhkan
Rp.

untuk

mencapai

10.794.903.000,-

atau

sasaran
sebesar

tersebut

pada

94,87%

tahun
dari

2012

sebesar

anggaran

sebesar

Rp. 11.378.263.000,-

60

BAB IV
PENUTUP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2012 Pemerintah
Kabupaten Lahat sebagai wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan pada
Tahun Anggaran 2012 dalam rangka menindaklanjuti INPRES Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Berdasarkan hasil pengukuran, evaluasi dan analisis pencapaian sasaran strategis
terhadap 7 tujuan dari 7 sasaran dengan 15 indikator pencapaian kinerja sasaran dan 128
program adalah sebagai berikut:
1) Keberhasilan di atas 100% sebanyak 9 indikator atau 60,00% dari jumlah indikator
kinerja sasaran.
2) Keberhasilan 75% sampai dengan 100% sebanyak 4 indikator atau 26,67% dari jumlah
indikator kinerja sasaran.
3) Capaian kinerja 51% sampai dengan 75% sebanyak 1 indikator atau 6,67% dari jumlah
indikator kinerja sasaran.
4) Sejumlah 1 indikator capaian belum terealisasi atau 6,67% dari jumlah indikator kinerja
sasaran, karena belum di dukung oleh program dan kegiatan yang harus dilaksanakan
dalam pencapaian indikator kinerja tersebut.
Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten
Lahat Tahun 2012 ini sebagai sarana pertanggungjawaban keberhasilan dan kegagalan
pencapaian kinerja Tahun 2012, untuk dapat digunakan sebagai acuan perbaikan
penyusunan perencanaan dan meningkatkan kinerja pada tahun yang akan datang.

Lahat,

Maret 2013

BUPATI LAHAT,

H. SAIFUDIN ASWARI RIVAI, SE

61

Anda mungkin juga menyukai