Anda di halaman 1dari 6

STUDI PERENCANAAN PLTP 2X2,5MW

UNTUK KETENAGALISTRIKAN DI LEMBATA,


NUSA TENGGARA TIMUR
Cherian Adi Purnanta
2205 100 147
Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya 60111

Abstrak: Propinsi Nusa Tenggara Timur adalah


salah satu wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang kaya akan potensi energi panas
bumi. Ironisnya potensi yang besar ini belum
dimanfaatkan dengan baik sehingga potensi ini
seolah-olah menjadi sia-sia. Salah satu daerah
yang berpotensi adalah Lembata, dengan potensi
sebesar 40MW (menurut data 2005) sampai saat
ini masih nihil dimanfaatkan karena sebagian
besar pembangkit listrik yang ada menggunakan
tenaga diesel. Lembata memiliki penduduk sekitar
104,4ribu jiwa dengan 48,4ribu kepala keluarga
dan memiliki rasio elektrifikasi 1,4%. Kondisi yang
demikian menyebabkan Kabupaten Lembata
mengalami krisis energi. Krisis energi dapat
menjadi sebuah masalah yang pelik dalam hal
pembangunan dan perbaikan sumber daya
manusia, sebagai salah satu solusi yang dapat
dipertimbangkan
untuk
dapat
menyokong
pembangunan adalah dengan memanfaatkan
potensi panas bumi yang ada dengan membangun
PLTP dengan mempertimbangkan berbagai aspek
terkait.
Kata Kunci : PLTP, Panas Bumi, Geothermal,
Atadei, Nusa Tenggara Timur.
I.

PENDAHULUAN
Salah satu daerah di indonesia yang
mengalami kekurangan energi listrik adalah
wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur. Meskipun
propinsi ini mengalami kekurangan energi, namun
wilayah Nusa Tenggara Timur memiliki potensi
yang cukup besar yang dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan energinya sendiri. Potensi
yang tersedia diwilayah ini adalah panas bumi,
dengan memanfaatkan sumber panas bumi ini
maka dapat dibangun PLTP untuk memenuhi
kebutuhan listrik disana.
Salah satu daerah yang memiliki sumber
daya panas bumi di Nusa Tenggara Timur adalah
Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata. Sampai
saat ini beban puncak di daerah itu hanya 1,2MW
sedangkan potensi yang tersedia sekitar 40MWe.
Dengan demikian pembangunan pembangkit ini
dapat memanfaatkan sumber daya alam yang ada

seoptimal
mungkin
untuk
mendukung
perkembangan dan kemajuan Propinsi Nusa
tenggara Timur, secara khusus Kabupaten
Lembata.
Rencana
pembangunan
PLTP
di
Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur ini
diharapkan dapat mengatasi krisis energi listrik di
wilayah tersebut. Dengan mengingat kebijakan
pemerintah tentang diversifikasi dan konservasi
energi, mendorong kami untuk melakukan studi
ketenagalistrikan
tentang
PLTP
dengan
memanfaatkan potensi energi panas bumi yang ada
berkaitan dengan krisis listrik yang terjadi di
Propinsi Nusa Tenggara Timur.
II. TEORI DASAR PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA PANAS BUMI
Jenis-jenis sumber panas bumi dapat dilihat
berdasarkan jenis-jenis uap yang dihasilkan dan
dimanfaatkan sebagai sumber energi utama sebuah
pembangkit energi listrik. Berdasarkan kondisi
geologinya sumber panas bumi yang ada di
Indonesia dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu:
1.Energi panas bumi Uap Panas
2.Energi panas bumi Air Panas
3.Energi panas bumi Batuan Panas
PLTP memiliki beberapa teknik untuk
memanfaatkan panas bumi sebagai sumber uap
yang digunakan untuk memutar turbin, yaitu dry
steam, flash steam, dan binary cycle.

Gambar 1
Skema pembangkit listrik tenaga panas bumi
dengan sistem binary cycle

Pembangkit dengan tipe Dry Steam adalah tipe


PLTP yang langsung memanfaatkan uap yang
dihasilkan dari sumur anas bumi untuk memutar
turbin, Flash Steam adalah tipe PLTP yang yang
memanfaatkan uap yang telah dipisahkan dengan
cairan/fluida yang diambil dari sumur panas bumi
untuk memutar turbin, sedangkan Binary Cycle
adalah tipe PLTP yang memanfaatkan sumur panas
bumi untuk memanaskan cairan yang memiliki titik
didih lebih rendah, kemudian menggunakan uap
yang dihasilkan untuk memutar turbin.
Secara umum teknik pembangkitan PLTP
sama dengan PLTU namun sumber uap yang
digunakan adalah berbeda. Pada PLTU uap yang
digunakan berasal dari hasil pemanasan air dengan
menggunakan bahan bakar (biasanya bahan bakar
fosil) sedangkan pada PLTP uap yang digunakan
berasal dari sumur panas bumi.
2.1 Biaya Pembangkitan Tenaga Listrik
Untuk menghitung biaya pembangkitan total
tanpa biaya eksternal diperoleh dari penjumlahan
dari biaya modal, biaya bahan bakar, serta biaya
operasional dan perawatan.
Biaya pembangkitan = CC + FC + GS
Dimana:
CC
= Capital Cost (biaya modal)
FC
= Fuel Cost (biaya bahan bakar)
OMC = Operation and Maintenance Cost
(biaya operasi dan perawatan)
2.2 Analisis Investasi
Sebelum suatu proyek dilaksanakan perlu
dilakukan analisis dari investasi tersebut sehingga
dapat diketahui kelayakan proyek tersebut dilihat
dari sisi ekonomi investasi. Ada berapa metode
yang digunakan untuk menilai kelayakan suatu
proyek investasi, yaitu:
1. Net Present Value (NPV)
n

At
investasi
t 0 (1 k )

NPV

dimana :
K = Discount rate yang digunakan
At = Cash flow pada periode t
N = Periode terakhir dimana cash flow diharapkan
Jika nilai NPV positif maka investasi layak
dilaksankan dan jika nilai NPV negatif investasi
tidak layak dilaksanakan
2.

Return of investment (ROI)


Jika didapatkan nilai ROI positif selama masa
operasi maka investasi layak dilaksankan dan jika
nilai ROI negatif selama masa operasi maka
investasi tidak layak dilaksanakan.

ROI

Bennefit t Investment Cost


t

Investment Cost

Dengan:
n

Bennefit t

= Jumlah keuntungan sampai

tahun ke-t
Investment Cost = Biaya Investasi
Bennefitt
= CIFt COFt
CIFt
= Pemasukan tahun ke-t
COFt
= Pengeluaran tahun ke-t
Kecepatan mendapatkan nilai ROI positif pada
masa operasi menunjukkan kecepatan balik modal
investasi yang dinyatakan dalam satuan tahun.
III. KONDISI KELISTRIKAN KABUPATEN
LEMBATA
3.1 Neraca Daya
Tabel 1
Neraca Daya (MW) di Nusa Tenggara Timur
Tahun Kapasitas
Daya
Beban
RE
Terpasang Mampu Puncak
(%)
2001
97.30
53.22
54.31
2002
103.10
64.40
56.80
2003
105.27
69.20
57.44
22.02
2004
127.76
77.67
63.58
22.12
2005
131.21
79.17
66.63
22.32
2006
129.77
82.26
69.52
21.79
2007
124.76
80.24
74.74
22.56
2008
124.76
78.25
53.25
22.53
Sumber: Statistik PLN 2008 (diolah kembali)

Dengan melihat neraca daya diatas maka


program pembangunan pembangkit baru harus
segera dilaksanakan karena kebutuhan sudah sangat
mendesak, dengan angka rasio elektrifikasi yang
sangat rendah menyebabkan kualitas hidup
masyarakat sangat memprihatinkan.
Tabel 2
Jumlah pelanggan Listrik di Nusa Tenggara Timur
Tahun Rumah Industri Bisnis Publik
tangga
2001
178.614
117
7.021 6.829
2002
181.634
119
7.864 7.016
2003
188.372
127
8.610 7.444
2004
192.983
123
8.799 7.511
2005
199.390
124
9.212 7.841
2006
203.267
126
9.602 8.560
2007
203.645
129 14.169 9.016
2008
218.662
117 17.748 9.829
Sumber: Statistik PLN 2008 (diolah kembali)

IV. ANALISIS PEMBANGUNAN PLTP


ATADEI 2X2,5MW
4.1 Potensi Panas Bumi Atadei

Potensi energi pada tingkat terduga di daerah


Atadei adalah :

Sebaran area panas bumi yang mempunyai


prospek cukup baik adalah seluas 4.5 km2
Temperatur geotermometer 180C
Temperatur cut-off 145C
maka potensi energi di daerah panas bumi Atadei
dapat dihitung ;
Q = k x A x ( Tres. - Tcut-off ) Mwe
Dimana:
Q
: potensi energi panas bumi terduga (Mwe)
k
: faktor konversi = 0.1158
A
: luas prospek panas bumi
Tres : temperatur reservoir = 180 C.
Tcut-off : temperatur cut-off = 145 C
Sehingga potensi energi pada tingkat terduga
Atadei :
Q = 0.1158 x 4.5 x (180 145) = 18.238 MWe
Tabel 3
Sistem Pembangkitan Panas Bumi
No Sistem Pembangkitan
Klasifikasi
1
Vapor dominated system >370oC
2
Flash steam system
170-370oC
3
Binary cycle system
150-205oC
Dari data-data tentang Atadei dan tabel 3
maka sistem pembangkitan panas bumi di Atadei
menggunakan binary cycle system.
4.2 Peralatan Listrik PLTP Atadei
Spesifikasi dari peralatan listrik yang akan
dipasang pada PLTP Atadei ini terdiri dari turbin
uap dan generator seperti yang dijelaskan di bawah
ini :
1.

Turbin Uap
Tabel 3 Spesifikasi Turbin
Brand
General Electric
Serial Number
64468
Power Generation 4,600kW
Fuel
Steam
Frequency
50 Hz
Turbine Speed
6000 rpm
Inlet pressure
410psig
Exhaust pressure
21.5 in Hg Abs
(back pressure)
Exhaust pressure 1 bar/14.5 psi
(condensing)
Jenis turbin uap yang bisa digunakan pada
pembangkit ini adalah sebuah turbin uap
buatan General Electric dengan kapasitas 24,6 MW. Secara teknis turbin yang digunakan
merupakan sebuah turbin yang telah menjadi
satu paket dengan generator.

2.

Generator
Tabel 4 Spesifikasi Generator
Brand
General Electric
Type
Air-cooled 3
Serial Number
5891460
Power Generation
2800 KVA
Frequency
50 Hz
Turbine Speed
3000 rpm
Armature Amps
3368 A
Armature Volts
480 V
Field Amps
129 A
Excitation Volts
125 V
Power Factor
0.94
Jenis generator yang digunakan dalam
pembangkit ini adalah generator tipe pendingin
udara, 3 phase, 2kutub, dengan putaran 3600rpm.
Pada PLTP Atadei digunakan 2 buah genetator,
jadi toatal kapasitasnya adalah 2x2,5 MW = 5MW.
4.3 Peramalan Beban dengan Regresi Linier
Berganda
Peramalan beban diperlukan dalam proses
perencanaan pembangunan pembangkit karena
dengan mengetahui perkiraan kebutuhan kedepan
bisa dibangun sebuah pembangkit yang bisa
memenuhi kebutuhan beban selama masa produksi
dari pembangkit.
Tabel 5
Konsumsi Energi Listrik per Kelompok Pelanggan Nusa
Tenggara Timur (GWh)
Rumah
Tahun
Industri Bisnis Publik
Total
tangga
2001 120.190
4.829 32.923 23.974 181.916
2002 131.266
5.016 35.272 25.712 197.266
2003 140.862
6.189 37.106 28.853 213.010
2004 151.659
3.557 39.207 33.889 228.312
2005 167.379
7.766 43.207 38.870 257.222
2006 177.785
8.695 45.853 43.069 275.402
2007 189.337
9.016 58.476 49.267 306.096
2008 197.864
6.382 82.823 51.505 338.574
2009 210.981
8.713 73.536 56.107 348.189
Dengan menggunakan metode peramalan Regresi
linear berganda didapatkan informasi bahwa kondisi
konsumsi energy listrik sampai tahun 2033 adalah
sebagai berikut:
Tabel 6
Proyeksi Konsumsi Energi Listrik per Kelompok
Pelanggan Nusa Tenggara Timur (GWh)
Rumah
Tahun
Industri
Bisnis
Publik
Total
tangga
2010 222.437 9.2204
79.306
60.341 371.304
2011 233.872 9.7275
85.205
64.604 393.409
2012 245.307 10.2346 91.105
68.867 415.514
2013 256.742 10.7418 97.004
73.131 437.619
2014 268.178 11.2489 102.904 77.394 459.725
2015 279.613 11.7560 108.803 81.657 481.830
2016 291.048 12.2631 114.703 85.921 503.935
2017 302.484 12.7702 120.603 90.184 526.041
2018 313.919 13.2774 126.502 94.448 548.146
2019 325.354 13.7845 132.402 98.711 570.251

2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033

336.789
348.225
359.660
371.095
382.530
393.966
405.401
416.836
428.271
439.707
451.142
462.577
474.012
485.448

14.2916
14.7987
15.3058
15.8130
16.3201
16.8272
17.3343
17.8414
18.3485
18.8557
19.3628
19.8699
20.3770
20.8841

138.301
144.201
150.100
156.000
161.899
167.799
173.698
179.598
185.497
191.397
197.297
203.196
209.096
214.995

102.974
107.238
111.501
115.764
120.028
124.291
128.554
132.818
137.081
141.344
145.608
149.871
154.134
158.398

592.356
614.462
636.567
658.672
680.777
702.883
724.988
747.093
769.198
791.304
813.409
835.514
857.619
879.725

4.4 Analisis Pertumbuhan Beban Puncak dan


Rasio Elektrifikasi
Tabel 7
Proyeksi Energi Terjual, Beban Puncak dan Rasio
Elektrifikasi Nusa Tenggara Timur (GWh)
Rasio
Energi
Beban
Tahun
Elektrifikasi
Terjual
Puncak
(%)
2010
356.1789
69.994
34.347
2011
376.3722
71.441
37.562
2012
396.5633
72.888
40.776
2013
416.7551
74.335
43.991
2014
436.9446
75.783
47.205
2015
457.1364
77.230
50.420
2016
477.3283
78.677
53.635
2017
497.5208
80.125
56.849
2018
517.7127
81.572
60.064
2019
537.9007
83.019
63.278
2020
558.094
84.466
66.493
2021
578.285
85.914
69.707
2022
598.4769
87.361
72.922
2023
618.6671
88.808
76.136
4.5 Analisis ekonomi
Analisis ekonomi pembangunan PLTP ini terlihat
seperti tabel di bawah ini:
Tabel 8
Biaya Pembangkitan Energi Listrik
Suku Bunga
Perhitungan
6%
9%
12 %
Biaya Pembangkitan
2500
2500
2500
(US$ / kW)
Umur Operasi (Tahun)
25
25
25
Kapasitas (MW)
5
5
5
B. O & M (US$ / kWh)
0,0086
0,0086
0,0086
Biaya Modal (US$ / kWh)
0,0383 0,04822 0,05592
Total Cost (US$ / kWh)
0.0469
0,0568
0,0645
Total Cost (IDR / kWh)
469
568
645
Investasi (jutaUS$)
12.500
12.500
12.500

Tabel 9
Perbandingan Daya Beli, BPP PLTP Atadei
dengan PLTD di NTT
Daya Beli
BPP
BPP
PLTP Atadei
PLTD
Rp.724/kWh Rp.790/kWh Rp.2.438/kWh

Dari tabel di atas dapat kita lihat, daya beli


masyarakat NTT lebih rendah daripada harga BPP
PLTP Atadei meskipun demikian PLTP Atadei ini
bisa meringankan beban pembelian listrik karena
BPP PLTP Atadei sangat jauh dibawah BPP PLTD
di NTT yang hingga saat ini adalah sebesar Rp.
2438/kWh. Penentuan BPP baru daerah Nusa
Tenggara Timur di tentukan dengan perhitungan :
Daya sebelum pembangunan PLT Panas Bumi
Atadei 2x2,5 MW, adalah :
PLTD
= 123,68 MW x 0,8 x 8760
= 866.75 GWh
PLTA
= 1,08 MW x 0,8 x 8760
= 7.57 GWh
Total daya sebelum pembangunan PLT Panas
Bumi Atadei 2x2,5 MW, adalah :
Daya Total = PLTD + PLTA
= 866.75 GWh + 7.57 GWh
= 874.32 GWh
BPP sebelum pembangunan PLT Panas Bumi
Atadei 2 x 2.5 MW, adalah :
BPP PLTD
= (866.75/874.32) x Rp. 2.438,= Rp. 2.416,89/kWh
BPP PLTA
= (7.57/874.32) x Rp. 119,= Rp. 1,03/kWh

BPP

= BPP PLTD + BPP PLTA


= 2.416,89/kWh + 1,03/kWh
= Rp. 2.417,92/kWh

Daya setelah pembangunan PLT Panas Bumi


Atadei 2x2,5 MW, adalah :
PLTD
= 123,68 MW x 0,8 x 8760
= 866.75 GWh
PLTA
= 1,08 MW x 0,8 x 8760
= 7.57 GWh
PLTP
= 5 MW x 0,8 x 8760
= 35.040 GWh
Total daya setelah pembangunan PLT Panas
Bumi Atadei 2x2,5 MW, adalah :
Daya Total = PLTD + PLTA + PLTP
= 866.75+ 7.57 + 35.04 GWh
= 909.36 GWh
BPP setelah pembangunan PLT Panas Bumi
Atadei 2x2,5 MW adalah :
BPP PLTD
BPP PLTA
BPP PLTP

BPP

= (866.75/909.36) x Rp. 2.438,= Rp. 2.323.76/kWh


= (7.57/909.36) x Rp. 119,= Rp. 0.99/kWh
= (35.04/909.36) x Rp. 790,= Rp. 27.89/kWh

= BPP PLTD + BPP PLTA + BPP PLTP


= 2.323.76/kWh + 0.99/kWh + 27.89/kWh
= Rp. 2.352,64/kWh

4.6 Analisis Investasi


Net Present Value (NPV)
Tabel 10
Nilai CIF dan NPV (Million USD) tanpa subsidi
untuk suku bunga 6%, 9% dan 12%
Investasi (COF)
12,5 Million USD
6%
9%
12%
Suku Bunga
1.12
0.77
0.51
CIF
7.6
3.97
Total PV 14.35
1.85
-4.86
-8.52
NPV
Dari hasil analisis diatas, didapat nilai NPV
negatif yang berarti investasi tidak layak dilakukan
jika seluruh biaya investasi ditanggung investor.
Maka agar investasi ini layak dilakukan secara
ekonomi, pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah harus ikut menangung lebih dari 50 % dari
biaya investasi. Dengan asumsi bahwa proyek
pembangunan PLTP Atadei ini merupakan proyek
penyediaan prasarana bukan sebagai proyek
komiditi.
Return of Investment (ROI)
Tabel 11
Return of Investement Untuk Suku Bunga 6%,9%,12%
Investasi = 12,5 Million USD
Suku
Suku
Suku
Tahun bunga 6%
bunga 9%
bunga12%
ROI (%)
ROI (%)
ROI(%)
1
-91.04
-93.84
-95.92
2
-82.08
-87.68
-91.84
3
-73.12
-81.52
-87.76
4
-64.16
-75.36
-83.68
5
-55.20
-69.20
-79.60
6
-46.24
-63.04
-75.52
7
-37.28
-56.88
-71.44
8
-28.32
-50.72
-67.36
9
-19.36
-44.56
-63.28
10
-10.40
-38.40
-59.20
11
-1.44
-32.24
-55.12
12
7.52
-26.08
-51.04
13
16.48
-19.92
-46.96
16
43.36
-1.44
-34.72
17
52.32
4.72
-30.64
18
61.28
10.88
-26.56
19
70.24
17.04
-22.48
20
79.20
23.20
-18.40
21
88.16
29.36
-14.32
22
97.12
35.52
-10.24
23
106.08
41.68
-6.16
24
115.04
47.84
-2.08
25
124.00
54.00
2.00

Dari Tabel 11 dapat diketahui bahwa dengan


suku bunga 6% dana investasi PLTP Atadei dapat
dikembalikan dalam waktu 12 tahun, sedangakn
untuk suku bunga 9% dana investasi PLTP dapat
dikembalikan dalam waktu 17 tahun, dan untuk
suku bunga12% dana investasi PLTP dapat
dikembalikan dalam waktu 25 tahun.

4.7 Analisis Dampak Lingkungan

4.7.1 Dampak Negatif


Lahan produktif berkurang karena harus ada
pembebasan lahan untuk pembangunan PLTP.
Penurunan kualitas udara oleh debu akibat arus
mobilisasi material-material pembangunan dan
para pekerja proyek.
Timbulnya polusi suara (kebisingan) dan
getaran pada saat pengoperasian Pembangkit.
Penurunan kualitas dan kuantitas air tanah
selama masa pengoperasian pembangkit.
Gangguan ekosistem karena pengaruh belerang
dan air panas dari sumur panas bumi.
4.7.2 Dampak Positif
Meningkatnya pendapatan pemerintah.
Timbulnya lapangan kerja baru.
Belerang yang diolah dan dimanfaatkan dapat
dijual.
4.8 Analisis Pengambilan Keputusan
Analisis berikut adalah analisis pengambilan
keputusan sebuah pembangkit Listrik yang ditinjau
dari segi teknis, ekonomis, dan lingkungan. Dari
hasil analisis yang dilakukan terhadap aspek-aspek
yang telah disebutkan didapatkan hasil bahwa
tenaga panas bumi saat ini sudah ditetapkan
sebagai WKP (wilayah kerja pertambangan) di
NTT dan menunjukkan bahwa PLTP Atadei
memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan
jenis PLT yang ada saat ini yaitu PLTD sebagai
penyedia sumber daya listrik di wilayah NTT.
Jenis Pembangkit

Analisis
Teknis

Ketersediaan
bahan baku
Penguasaan
teknologi

Analisis
Ekonomis

Analisis
Lingkungan

TOTAL

Penanganan
limbah
Penanggulangan
pencemaran
Akibat
pencemaran
terhadap rumah
tangga

PLTP

PLTD

+10

-10

+10

+10

-5

-10

+10

+5

+10

+5

+10

-10

+45

-10

V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan
yang telah dilakukan dapat diambil beberapa
kesimpulan antara lain :
1. Propinsi Nusa Tenggara Timur, secara khusus
di kabupaten Lembata memiliki potensi energi
panas bumi terhitung sebesar 18.238 MWe
yang siap dikembangkan menjadi sumber
energi listrik untuk memenuhi kebutuhan
konsumen di kabupaten Lembata.

2. Kondisi Ketenagalistrikan pada Propinsi Nusa


Tenggara Timur hampir semua tergantung dari
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel yaitu sekitar
99,4% dengan total kapasitas terpasang 124.76
MW, daya mampu 78,25 MW dan beban
puncak 53,25 MW sehingga berdasarkan
standart PLN 2008 maka Propinsi Nusa
Tenggara Timur mengalami defisit listrik.
3. Dari hasil peramalan beban dengan
menggunakan metode regresi diketahui bahwa
kebutuhan energi listrik di Nusa Tenggara
Timur dalam jangka pendek sampai tahun 2033
terus mengalami peningkatan. Penambahan
PLTP Atadei hanya dapat mencukupi
kebutuhan sampai tahun 2013 saja, dan pada
tahun 2014 akan mengalami krisis penyediaan
energi listrik sebesar 2.62 MW.
4. a). Ditinjau dari aspek ekonomi dengan total
investasi sebesar 12.5juta USD dan subsidi 70%
serta suku bunga 6%, kemungkinan keuntungan
akan didapat pada tahun ke 11 atau ke 12
setelah pembangkit ini beroperasi.
b). Ditinjau dari aspek teknis peralatan, PLT
Panas Bumi Atadei memiliki potensi panas
bumi jenis uap panas, Tipe pembangkit yang
bisa dikembangkan adalah System Binary Cycle
Power Plant. Karena memiliki emisi gas yang
rendah, PLT Panas Bumi Atadei memiliki
kesempatan
untuk memanfaatkan
Clean
Development Mechanism (CDM) produk
Kyoto Protocol sebesar 388 Rp/kWh.
c.) Ditinjau dari aspek lingkungan, PLT Panas
Bumi dapat dikatakan ramah lingkungan
karena menggunakan sumber energi terbarukan
dan tidak memiliki emisi atau sisa-sisa operasi
yang berbahaya bagi lingkungan.
5. Dengan pembangunan PLT Panas Bumi di
kabupaten Lembata, BPP untuk daerah tersebut
mengalami penurunan sebesar Rp. 92.28/kWh.
5.2 Saran
Beberapa saran agar PLT Panas Bumi dapat
terealisasi dan memiliki efisiensi baik, antara lain:
1. Masyarakat Lembata khususnya masyarakat
kecamatan Atadei sebagai calon penerima
manfaat PLT Panas Bumi harus ikut serta
berperan aktif dalam usaha pembangunan PLT
Panas Bumi. PLT PAnas Bumi di Kecamatan
Atadei tidak akan terealisasi jika masyarakat
sendiri tidak memilki kemauan besar untuk
mewujudkan.
2. Analisis perkiraan kebutuhan energi listrik
Atadei tahun 2009 sampai dengan tahun 2033
ini dapat dijadikan pertimbangan dalam
merealisasikan pembangunan PLTP Atadei
2x2,5MW.
3. Dalam analisis pembangunan PLTP Atadei
perlu dikaji juga mengenai struktur bangunan
yang digunakan dalam PLTP tersebut.
Pemilihan pemodelan bangunan PLTP Atadei

sangat
diperlukan
untuk
kelangsungan
pembangkit ini agar bisa beroperasi sampai 30
tahun kedepan.
4. Sebaiknya rencana pembangunan PLT Panas
Bumi
di
Kecamatan
Atadei
segera
direalisasikan mengingat kondisi kelistrikan di
daerah tersebut masih defisit dan memiliki rasio
elektrifikasi yang sangat rendah.
VI. DAFTAR PUSTAKA
1. Sitorus, Kastiman. Karakteristik Geotermal
Sumur Eksplorasi At-1,Lapangan Panas Bumi
Atadei, Kabupaten Lembata Ntt, 2005
2. Purwono, J. Harga Patokan Dalam Pembelian
Tenaga Listrik
Harga Patokan Dalam
Pembelian Tenaga Listrik Dari Pembangkit
Tenaga Listrik Swasta. Jakarta, 2008
3. Yohanes, Bria. Peta Potensi Energi terbarukan
di Nusa Tenggara Timur.
4. Peraturan Menteri dan Energi Sumber Daya
Mineral no.7 2010 tentang tarif Tenaga Listrik
yang Disediakan Oleh Perusahaan Perseroan
PT. Perusahaan Listrik Negara
5. http://www.esdm.go.id/renew.html
6. http:// bps-ntt.com
7. Wahyuningsih, R. 2005, Potensi dan Wilayah
Kerja Pertambangan Panas Bumi di Indonesia,
Kolokium
Hasil
Lapangan
Direktorat
Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Jakarta .
8. Nanlohy, Fredy. Program Pengembangan
Lapangan Panas Bumi Atadei Kabupaten
Lembata Nusa Tenggara Timur.

RIWAYAT HIDUP
Cherian Adi Purnanta
dilahirkan di kota Klaten,
18 April 1987. Penulis
adalah anak ketiga dari tiga
bersaudara dari pasangan
Nikodemus Suramto dan
Ribkah Suharti. Penulis
memulai
jenjang
pendidikan di SD Negeri
Granting 2 Klaten (19921997), SD Negeri Sumberejo 2 Klaten (19971999), SMP Negeri 2 Klaten (1999-2002),
kemudian melanjutkan ke SMA Negeri 1 Klaten
pada tahun 2002 hingga lulus pada tahun 2005.
Penulis kemudian melanjutkan pendidikan di
Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS melalui jalur
SPMB dan mengambil bidang keahlian Teknik
Sistem Tenaga. Pada tahun 2010 penulis aktif
sebagai asisten di Laboratorium Konversi Energi
Listrik untuk praktikum Konversi Tenaga Listrik,
Mesin Arus Bolak-balik, dan Elektronika Daya.
Penulis dapat dihubungi di e-mail:
cherianadipurnanta@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai