Inversi Non Linear Dengan Pendekatan Linear
Inversi Non Linear Dengan Pendekatan Linear
OUTLINE
1.Deret Taylor
2.Matrik Jacobian
3. Inversi non Linear dengan
Pendekatan Linear
4. metode iteratif dengan inversi
5. Aplikasi Penentuan Parameter Kenematik
Gempa Bumi berdasarkan Inversi Non-linier
Deret Taylor
Jika suatu fungsi f(x) diketahui di titik xi dan semua
turunan f terhadap x diketahui pada titik tersebut, maka
dengan deret Taylor dapat dinyatakan nilai f pada titik
xi+1 yang terletak pada jarak x dari titik xi .
x
x 2
x 3
x n
n
f ( xi 1 ) f ( xi ) f ' ( xi ) f ' ' ( xi )
f ' ' ' ( xi )
..... f ( xi )
Rn
1!
2!
3!
n!
f(xi )
f(x)
Order 2
Order 1
xi
xi+1
: fungsi di
titik xi
f(xi+1 )
: fungsi di
titik xi+1
f, f,..., f
: turunan
pertama,
kedua, ...., ke
n dari fungsi
: jarak antara
xi dan xi+1
Deret Taylor
Deret
Taylor berguna dalam metode
numerik
untuk
menghitung
atau
menghampiri nilai-nilai fungsi yang
susah dihitung secara manual seperti
nilai sin x, cos x, ex, log x atau ln (x + 1)
Bentuk umum Deret Taylor :
Secara ringkas dapat ditulis dengan :
Deret Taylor
Deret Taylor
Dimana,
Matriks Jacobian
n merupakan
gradien, bukan divergen.
Matriks Jacobian
Bila
fungsi dalam sistem koordinat kartesian, maka
matriks Jacobian dari fungsi vektorial :
Matriks Jacobian
dapat digunakan untuk
Jacobian
Contoh 1
Fungsi f : R2 R2 :
Contoh 2
Fungsi F : R+ x [0 , 2] R2 (pada koordinat
spheris):
Determinan matriksr
Contoh 3
F : R+ x [0 , ] x [0 , 2] R3 (pada koordinat
spheris):
Fungsi
Determinan matriksisr2sin
Contoh 4
Fungsi F : R3 R4 :
Contoh 5
Fungsi F : R3 R3 :
Determinan Matriks JF
d = g(m) (1)
d=data
g= fungsi pemodelan ke depan
m= parameter model.
d= g(m0)+J0m0 ..(2)
Dengan
= matrik Jacobi
dengan komponen berupa turunan parsial fungsi g(m)
terhadap setiap elemen parameter model m yang
dievaluasi pada m = m0 dan m0 = [ m - m0].
mencari solusi m0
yang menghasilkan (d
(g(m0) + J0 m0)
minimum
maka model m
pada
ke[J
n+1,
ditulis:
n+1 iterasi
nT n dapat
= mn +
J ]-1JnT(d
-
g(mn)) .............(4)
Permasalahannya
menjadi tidak sederhana
titra
Untuk
linearisasi
masalah,
diasumsikan
bahwa
hiposenter yang sebenarnya cukup dekat dengan
hiposenter perkiraan, sehingga residual travel-time
pada hiposenter perkiraan merupakan fungsi linier dari
koreksi-koreksi yang harus dilakukan untuk memperoleh
hiposenter yang lebih baik
METODE ITERATIF
....
(8)
Metode Iteratif
r=Jx
... (9)
r = vektor residual
J = matrix turunan parsial dg elemen
1 pada kolom terakhir
x = vektor koreksi unknown utk
hiposenter dan OT
Bagaimana persamaan matrixnya??
Metode Iteratif
... (10)
Metode Iteratif
Turunan parsial ke arah x0, y0 dan
z0 adalah:
Metode Iteratif
Perkiraan awal hiposenter dan origin time selanjutnya
dikoreksi menjadi (x0+x), (y0+y), (z0+z) dan
(t0+t)
Perkiraan yang sudah dikoreksi tersebut digunakan
sebagai input perkiraan baru untuk melakukan hitung
ulang proses yg sama => disebut proses iterasi
Metode iteratif tersebut pertama kali ditemukan oleh
Geiger (1910) sehingga terkenal dengan sebutan
metode Geiger untuk penentuan hiposenter
Metode Iteratif
Proses iterasi biasanya berlangsung konvergen
dengan cepat, kecuali jika konfigurasi data
observasinya buruk atau perkiraan awalnya terlalu
jauh dari solusi terbaik yang seharusnya diperoleh.
Persamaan (9) dan (10) berlaku untuk model bumi
datar maupun sferis (utk skala lokal ataupun global).
Perhitungan travel-time untuk skala lokal biasanya
digunakan model 1D, sedangkan untuk skala global
digunakan interpolasi tabel travel-time IASP91.
Diagram
alir
penyusunan program
penentuan
parameter kinematik
gempa bumi
Apa rahasianya ??
Inilah
bekerja
layar !!
di
yang
balik
Gempa bumi 3
Gempa bumi 4
Gempa bumi 5
Contoh Kasus
Menentukan
Hiposenter di G. Kelud
Cecep Subarya (2010)