Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

Bintang & Dinamikanya


(Matahari Sebagai Bintang, Jarak dan
Gerak Bintang, Magnitudo Bintang, dan
Konstelasi)

Oleh : Kelompok 7
Annisa Rahmawati

(06111181320001)

Tiara Delvika Rany

(06111181320009)

Randhy Raviza

(06111181320017)

Murtika Sari

(06111181320001)

Widya Sari

(06111181320001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
1

2015

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... 1
DAFTAR ISI .................................................................................................. 2
KATA PENGANTAR ..................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 5
1.3 Tujuan....................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 6
2.1

Matahari sebagai bintang..................................................... 6

2.2

Jarak Bintang........................................................................ 9

2.3

Gerak Bintang...................................................................... 11

2.4

Magnitudo Bintang............................................................... 15

2.5

Konstelasi (Rasi Bintang) 17

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 26


3.1

Kesimpulan........................................................................... 26

3.2

Saran..................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA .. 28
2

KATA PENGANTAR
Segenap puji syukur penyusun haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
Allah SWT yang telah memberikan ridhonya atas terselesaikannya makalah ini.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi
dan Antariksa (IPBA) pada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sriwijaya.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu penyusun ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan
dalam penyelesaian makalah ini.
Besar harapan penyusun bila segenap pemerhati memberikan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan selanjutnya.
Akhirnya penyusun berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Amin.

Inderalaya, November 2015

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

LATAR BELAKANG
Pada era yang kita katakan modern saat ini, perkembangan ilmu
astronomi sudah sedemikian maju. Seiring dengan banyaknya penemuanpenemuan terbaru membuat ilmu ini semakin berjalan dinamis. Teori-teori
mengenai jagad raya pada umumnya serta tatasurya pada khususnya selalu
terus diuji kevaliditasannya. Tatasurya tak ubahnya merupakan halaman
belakang rumah astronomi kita. Di luar itu, terhampar samudera jagad raya
yang seolah tanpa batas yang menunggu untuk diarungi. Sementara itu,
perkembangan pengetahuan tata surya yang memanfaatkan instrumentasi
bertekhnologi tinggi dan berbagai wahana mutakhir yang dikirim membuat
kita harus selalu merevisi koleksi buku-buku astronomi kita. Matahari, sebagai
aktor utama dibalik segala macam hal yang terjadi di tata surya, merupakan
salah satu topik pembahasan yang paling menarik untuk diikuti. Pada tulisan
yang singkat ini, akan sedikit dijelaskan beragam fakta mengenai matahari
termasuk struktur dan sejarah kelahirannya serta pengaruhnya terhadap
lingkungan sekitarnya.
Para ahli astronomi dahulu kala mengira Bumi adalah pusat tatasurya,
bahkan beberapa diantaranya mengira bumi adalah pusat alam semesta. Semua
benda langit seperti matahari, bulan, bintang dan planet bergerak mengitari
bumi. Pandangan ini dikenal dengan teori Geosentris (berarti bumi sebagai
pusat), yang dikemukakan oleh seorang astronom Yunani-Mesir bernama
Claudius Ptolemeus pada pertengahan abad ke-2 SM lewat bukunya yang
terkenal Almagest, atas dasar pandangan Pytagoras dan Aristoteles.
Setelah bertahan selama lebih dari 1500 tahun, pendapat ini ternyata
keliru. Pada tahun 1543, seorang astronom Polandia bernama Nicolaus
Copernicus, lewat bukunya yang berjudul De Revolutionibus Orbium
Coelestium, berpendapat bahwa semua planet termasuk Bumi bergerak
mengitari matahari. Teori ini dikenal dengan teori Heliosentris (berarti
4

matahari sebagai pusat)1, teori ini semakin kuat setelah pada awal abad ke-16,
astronom Austria bernama Johannes Keppler menemukan hukum peredaran
planet atau yang dikenal dengan Hukum Keppler. Ia mendasarkan teorinya
pada hasil pengamatan gerak planet Mars sehingga teorinya benar-benar
merupakan hasil analisis data empiris. Penemuan astronom Italia bernama
Galileo Galilei pada tahun 1610 akan adanya 4 satelit Jupiter dapat disebut
turut mendukung konsep Heliosentris. Dalam teori ini, matahari-lah yang
merupakan pusat tata surya dan bukan bumi. Dengan begitu, matahari
memegang peranan yang sangat penting dalam segala dinamika yang terjadi di
tata surya.
Dari uraian diatas, marilah kita tinjau kembali bagaimana Matahari
penting keberadaannya bagi tata surya yang akan disajikan dalam makalah.
1.2.

RUMUSAN MASALAH
Berkaitan dengan uraian latar belakang di atas, maka beberapa
permasalahan yang dapat dirumuskan dalam makalah ini sebagai berikut :
a. Bagaimana struktur matahari sebagai bintang?
b. Bagaimana jarak dan gerak bintang?
c. Apa dan bagaimana magnitudo sebuah bintang?
d. Apa dan macam-macam konstelasi atau rasi bintang?

1.3.

TUJUAN
Berdasarkan rumusan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
pemaparan makalah ini adalah :
a. Mengetahui struktur bintang
b. Mengetahui jarak, gerakan, serta magnitudo bintang
c. Mengetahui macam macam rasi bintang

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Struktur Matahari sebagai Bintang


Bintang adalah benda angkasa yang mempunyai cahaya sendiri dan gas

pijar. Kekuatan cahaya bintang ditentukan berdasarkan magnitude (tingkat


5

terang). Matahari disebut bintang karena matahari mampu menghasilkan dan


memancarkan cahaya sendiri melalui reaksi fusi nuklir. Matahari merupakan
bintang terdekat dengan bumi yang menjadi pusat dari tata surya, sehingga
matahari mampu manarik dan mengatur anggota tata surya lainnya. Cahaya
matahari dibandingkan bintang yang lain terasa lebih cemerlang. Hal itulah yang
menyebabkan pada waktu siang hari kita tidak dapat melihat bintang selain
matahari.
Matahari adalah bintang terdekat dengan Bumi dengan jarak rata-rata
149.680.000 kilometer (93.026.724 mil). Matahari serta kedelapan buah planet
(yang sudah diketahui/ditemukan oleh manusia) membentuk Tata Surya. Matahari
dikategorikan sebagai bintang kecil jenis G.
Matahari adalah suatu bola gas yang pijar dan ternyata tidak berbentuk
bulat betul. Matahari mempunyai katulistiwa dan kutub karena gerak rotasinya.
Garis tengah ekuatorialnya 864.000 mil, sedangkan garis tengah antar kutubnya
43 mil lebih pendek. Matahari merupakan anggota Tata Surya yang paling besar,
karena 98% massa Tata Surya terkumpul pada matahari.
Di samping sebagai pusat peredaran, matahari juga merupakan pusat
sumber tenaga di lingkungan tata surya. Matahari terdiri dari inti dan tiga lapisan
kulit, masing-masing fotosfer, kromosfer dan korona. Untuk terus bersinar,
matahari, yang terdiri dari gas panas menukar zat hidrogen dengan zat helium
melalui reaksi fusi nuklir pada kadar 600 juta ton, dengan itu kehilangan empat
juta ton massa setiap saat.
Matahari dipercayai terbentuk pada 4,6 miliar tahun lalu. Kepadatan massa
matahari adalah 1,41 berbanding massa air. Jumlah tenaga matahari yang sampai
ke permukaan Bumi yang dikenali sebagai konstan surya menyamai 1.370 watt
per meter persegi setiap saat. Matahari sebagai pusat Tata Surya merupakan
bintang generasi kedua. Material dari matahari terbentuk dari ledakan bintang
6

generasi pertama seperti yang diyakini oleh ilmuwan, bahwasanya alam semesta
ini terbentuk oleh ledakan big bang sekitar 14.000 juta tahun lalu.
Matahari memancarkan energi dalam bentuk cahaya ke segala arah. Energi
yang dipancarkan tersebut, hanya sebagian kecil yang sampai di bumi. Namun
sejumlah energi yang kecil tersebut sudah cukup sebagai sumber energi di bumi.
Berdasarkan hasil penelitian, setiap 1 cm2 atmosfir bumi rata-rata menerima
energi matahari sebesar 2 kalori setiap menit (8,4 joule/menit). Nilai 2 kalori per
menit ini selanjutnya disebut konstanta matahari. Berdasarkan penelitian diperoleh
bahwa matahari merupakan bola gas yang sangat panas. Bola gas tersebut terdiri
atas 70 % gas hidrogen, 25 % gas helium, dan 5 % unsur-unsur lain seperti gas
oksigen, karbon, neon, besi, nitrogen, silikon, magnesium, nikel, dan belerang
(sulfur).
Wujud matahari adalah bola gas berpijar yang sangat besar. Berpijarnya bola
gas tersebut disebabkan oleh adanya reaksi fusi di bagian inti matahari. Oleh
karena itu. inti matahari mempunyai suhu yang paling tinggi dibandingkan
bagian-bagian yang lain. Berdasarkan letaknya, susunan lapisan matahari dapat
dibedakan menjadi empat macam. Lapisan-lapisan tersebut mulai dari yang
terdalam berturut-turut adalah lapisan inti, fotosfer, kromosfer, dan korona.

Inti.
Inti merupakan bagian yang paling dalam dari matahari. Suhu di lapisan ini
diperkirakan mencapai l6 juta oC. Oleh karena itu, di lapisan inilah reaksi fusi
dapat berlangsung. Energi hasil reaksi fusi dipancarkan ke luar secara radiasi.

Fotosfer (Lapisan Cahaya)


Fotosfer merupakan permukaan matahari yang tebalnya kurang lebih 350 km.
Lapisan inilah yang memancarkan cahaya sangat kuat. Oleh karena itu.
fotosfer juga disebut lapisan cahaya. Suhu di fotosfer diperkirakan rata-rata
6.000 oC. Pada suhu tersebut, suatu benda memancarkan cahaya berwarna
kuning. Hal ini sesuai dengan cahaya matahari yang berwarna kekuningkuningan.

Kromosfer.
Kromosfer merupakan lapisan gas dli atas fotoser yang tebalnya sekitar
l6.000 km. Oleh karena itu, kromosfer sering disebut lapisan atmosfer
8

matahari. Di lapisan bawah (dekat fotosfer). suhu kromosfer diperkirakan


sekitar 4.000 oC. Makin ke atas. suhu kromosfer makin tinggi. Pada lapisan
yang paling atas.,suhu kromosfcr diperkirakan mencapai 10.000

C.

Kromosfer.hanya dapat dilihat pada saat terjadi gerhana matahari total. Pada
saat itu. Kromosfer tampak seperti gelang atau cincin yang berwarna merah.

Korona.
Korona mempakan lapisan matahari yang paling luar. lapisan ini juga sering
disebut lapisan atmosfer matahari bagian luar. Korona juga merupakan
lapisan gas yang sangat tipis. Gas tersebut sering tampak seperti mahkota
putih cemerlang yang mengelilingi rnatahari. Oleh karena itu, lapisan gas
tersebut disebut korona, artinya mahkota. Karena merupakan lapisan gas tipis.
bentuk korona selalu berubah-ubah. Tebal korona diperkirakan mencapai 2,5
juta km. Adapun suhunya diperkirakan mencapai 1 juta oC Korona dapat
diamati setiap saat dengan teleskop. Teleskop yang digunakan untuk
mengamati korona disebut koronagraf.

2.2

Jarak Bintang

Bintang yang terdekat dari kita setelah matahari (jarak 150.000.000 km)
adalah bintang Proksima Centauri yang berjarak 40.000.000 km. Begitu
banyaknya angka yang harus ditulis membuat astronom menggunakan satuan lain
9

untuk menyatakan jarak bintang. Dengan mengetahui bahwa dalam 1 detik cahaya
bergerak melintasi 300.000 km, maka astronom mendefinisikan satuan cahaya (1
tahun cahaya = 9,46 x 1012 km) sebagai acuan jarak bintang. Dengan demikian,
cahaya membutuhkan waktu sekitar 500 detik untuk sampai ke bumi dari
matahari, dan 4,3 tahun dari bintang Proksima Centauri. Dengan kata lain jarak
bumi-Proksima Centauri adalah 4,3 tahun cahaya.
Penentuan jarak bintang baru dapat dilakukan pada abad ke-19, dan
dikenal dengan nama cara paralaks trigonometri. Akibat gerak edar bumi
mengelilingi matahari, maka bintang yang dekat akan terlihat bergeser letaknya
relative terhadap bintang-bintang yang lebih jauh. Bintang tersebut seolah
bergerak menempuh lintasan berbentuk elips yang sebenarnya merupakan
pencerminan gerak bumi. Jika sudut p adalah bentangan sudut yang dibentuk
antara posisi bintang saat tertentu relative pada saat acuan, maka dari trigonometri
sederhana dapat dirumuskan sebagai p = o/ dengan o adalah jarak matahari
bumi, dan adalah jarak bumi ke bintang. Karena p sudut yang kecil. Maka jika
dinyatakan dalam radian dapat dituliskan sin p = o /.
Sebagai ilustrasi, bintang 61 Cygni (di rasi Cygnus) diukur paralaksnya 0,3
detik busur, maka dengan rumus di atas dengan mudah dapat dihitung jaraknya
1014 km. Astronom kerapkali menggunakan satuan jarak parsek, yang
didefinisikan sebagai jarak bintang yang paralaksnya 1 detik busur. Hubungan
yang diperoleh adalah 1 parsek = 3,26 tahun cahaya.
Tabel : Bintang-bintang yang terdekat dengan matahari yang sudah
ditentukan paralaksnya
Bintang

Paralak s ()

Jarak (pc)

Jarak (ly)

Proxima Centauri

0,76

1,31

4,27

Alpha Centauri

0,74

1,35

4,40

Barnard

0,55

1,81

5,90

Wolf 359

0,43

2,35

7,66
10

2.3

Lalande 21185

0,40

2,52

8,22

Sirius

0,38

2,65

8,64

Gerak Bintang
Bintang tidak diam, tetapi bergerak di ruang angkasa. Pergerakan bintang

ini sangat sukar diikuti karena jaraknya yang sangat jauh, sehingga kita melihat
bintang seolah-olah tetap diam pada tempatnya sejak dulu hingga sekarang.
Bila diamati, bintang selalu bergerak di langit malam, baik itu tiap jam
maupun tiap hari akibat pergerakan bumi relatif terhadap bintang (rotasi dan
revolusi bumi). Walaupun begitu, bintang sebenarnya benar-benar bergerak karena
mengitari pusat galaksi, namun pergerakannya itu sangat kecil sehingga hanya
dapat dilihat dalam pengamatan berabad-abad. Gerak semacam inilah yang
disebut gerak sejati bintang. Gerak sejati biasanya diberi symbol dengan dan
dinyatakan dalam detik busur pertahun. Bintang yang gerak sejatinya terbesar
adalah bintang Barnard dengan = 10,25 per tahun (dalam waktu 180 tahun
bintang ini hanya bergeser selebar bulan purnama).
Gerak sejati bintang dibedakan menjadi dua berdasarkan arah geraknya,
yaitu:
1. Kecepatan radial

:Kecepatan bintang menjauhi atau mendekati


pengamat (sejajar garis pandang).

2. Kecepatan tangensial : Kecepatan bintang bergerak di bola langit (pada


bidang pandang).
Sedangkan kecepatan total adalah kecepatan gerak sejati bintang yang sebenarnya
(semua komponen).
KECEPATAN RADIAL
Kecepatan radial, seperti telah dijelaskan sebelumnya, adalah kecepatan
bintang menjauhi atau mendekati pengamat. Kecepatan ini biasanya cukup besar,
11

sehingga terjadi peristiwa pergeseran panjang gelombang. Kecepatan radial


bintang dapat diukur dengan metode Efek Doppler.

atau dengan pendekatan untuk vr<<c dapat digunakan versi nonrelativistik yaitu:

Kebanyakan gerak bintang-bintang yang dapat diaamati geraknya


memiliki kelajuan yang jauh di bawah kelajuan cahaya, sehinggi kita gunakan saja
persamaan yang kedua. Penting untuk mengetahui kecepatan bintang dan galaksi
umumnya dinyatakan dalam km/s.
KECEPATAN TANGENSIAL
Kecepatan tangensial adalah kecepatan gerak bintang pada bola langit.
Misalkan pada suatu tahun, bintang tersebut berada pada , sekian, namun pada
tahun berikutnya posisinya berubah. Perubahan koordinat dalam tiap tahun ini
disebut proper motion () yang merupakan kecepatan sudut bintang (perubahan
sudut per perubahan waktu). Kecepatan liniernya dinyatakan dalam satuan
kilometer per detik. Kecepatan linier inilah yang dikatakan kecepatan tangensial,
yang dapat dicari dengan menggunakan rumus keliling lingkaran. Misal
perubahan posisi bintang dari x ke x, yaitu sebesar (detik busur) setiap
tahunnya.
Perhatikan gambar gerak tangensial bintang :

12

d (parsec) dan ()
kita juga memiliki hubungan d = 1/p untuk d dalam parsec dan p dalam detik
busur
Keliling = 360 = 1296000
Keliling = 2d = 2/p

dan mengingat definisi kecepatan sudut, v = d, maka:

KECEPATAN TOTAL

13

Di atas kita telah membahas kecepatan bintang dalam arah radial dan
tangensial, sekarang kita akan mencari kecepatan total bintang, v. Karena arah
sumbu radial dan tangensial tegak lurus, maka dengan mudah kita dapat
menyelesaikannya menggunakan dalil Pythagoras atau trigonometri. Ingatlah
sudut yang dibentuk antara sumbu radial dan vektor kecepatan bintang disebut
sudut .

Gambar : diagram kecepatan total


v2 = vr2 + vt2
vr = v cos
vt = v sin

2.4

Magnitudo Bintang
Bintang merupakan benda langit yang amat besar. Jika kita amati secara

seksama, maka warna bintang di langit berbeda beda, ada yang kekuning
kuningan, merah, dan biru. Dapat kita simpulkan ( dengan hokum Wien pada
14

fisika radiasi, dimana maks T = konstan ) bahwa bintang yang biru memiliki suhu
tinggi, sedang yang bersuhu rendah berwarna merah. Jadi, dengan mengamati
warna bintang astronom dapat mengukur suhu bintang tersebut. Pada
kenyataannya diperlukan alat ukur yang sangat teliti untuk keperluan pengukuran
warna bintang.
Kalau diperhatikan, maka jelas kita memiliki kesan ada bintang yang
terang dan ada yang lemah cahayanya. Hipparchus (100 SM) mencoba secara
kuantitatif memberikan skala terang bintang dalam konsep magnitude, yang dalam
versi modernnya digambarkan sebagai berikut. Ua bintang yang salah satunya
lebih terang 100 kali memiliki magnitude 5 kali lebih kecil, atau dengan kata lain,
jika E1 adalah fluks enegi bintang 1 dan E2 adalah fluks enegi bintang 2. m1 adalah
magnitude bintang 1, m2 adalah magnitude bintang 2, maka dapat dirumuskan:
m1 m2 = -2,5 log(E2/E1)
Terang bintang yang diukur di bumi hanyalah terang semu (magnitude
nisbi), yaitu terang yang kita lihat , bukan terang sebenarnya. Ada bintang yang
sebenarnya sangat terang, tetapi karena begitu jauhnya maka tampak redup.
Sebaliknya ada bintang yang sebenarnya tidak terlalu terang, tetapi karena dekat,
jadi tampak berkilau. Untuk mengetahui keadaan intrinsik suatu bintang,
astronom perlu mengetahui terang sebenarnya (terang mutlak) bintang, yakni
magnitude mutlak. Magnitude mutlak suatu bintang adalah terang bintang dalam
magnitude jika diamati dari jarak 32,6 tahun cahaya atau 10 parsek (pc), dan
dirumuskan:
m M = -5+5log d(pc)
dengan m magnitude semu (nisbi), M magnitude mutlak, dan d(pc) adalah jarak
bintang dalam satuan parsek. Oleh karena itu, jarak sebuah bintang merupakan
informasi yang amat penting dalam astronomi.

15

Dari pembicaraan mengenai matahari diungkapkan bahwa gelombang


elektromagnetik yang dipancarkan sebagai cahaya polikromatik dapat diuraikan
ke dalam warna warna. Uraian cahaya inilah yangn disebut spectrum. Dengan
hokum Kirchoff untuk spectrum kontinu (malar), emisi dan absorbs, maka dasar
spektroskopi(ilmu penelaahan spectrum cahaya) dibentuk.
Bila spectrum berbagai bintang diamati, terlihat pola garis spektrumnya
berbeda beda. Astronom mengelompokkan spectrum bintang berdasarkan
kemiripan susunan garis spektrumnya. Klasifikasi spectrum bintang dalam
astronomi modern dinyatakan dengan symbol symbol kelas spectrum O, B, A, F,
G, K, dan M. Untuk memudahkan mengingat urutan klasifikasi spectrum bintang
tersebut dibuat jembatan keledai sebagai berikut: Oh Be A Fine Girl (Cuy) Kiss
Me Awalnya perbedaan pola spectrum bintang diduga arena perbedaan komposisi
kimiawi bintang, tetapi ternyata teori struktur dan angkasa bintang modern
menunjukkan bahwa penyebab utamanya adalah perbedaan suhu bintang. Unsur
dasar yang paling dominan dalam tubuh bintang adalah hydrogen, diikuti oleh
Helium dan dengan fraksi kecil sekali unsur unsur atom berat.
Tabel Klasfikasi Spektrum Bintang
Kelas spectrum
O
B
A
F
G
K
M

Suhu
> 25.000 K
11.000 25.000 K
7.500 11.000 K
6.000 7.500 K
5.000 6.000 K
3.500 5.000 K
< 3.500 K

Warna
Biru
Biru
Biru
Biru keputih putihan
Putih kekuning kuningan
Jingga kemerah merahan
Merah

2.5 Kontelasi / Rasi Bintang


2.5.1 Rasi Bintang
Suatu rasi bintang atau konstelasi adalah sekelompok bintang yang tampak
berhubungan membentuk suatu konfigurasi khusus. Dalam ruang tiga dimensi,
16

kebanyakan bintang yang kita amati tidak memiliki hubungan satu dengan
lainnya, tetapi dapat terlihat seperti berkelompok pada bola langit malam.
Manusia memiliki kemampuan yang sangat tinggi dalam mengenali pola dan
sepanjang sejarah telah mengelompokkan bintang-bintang yang tampak
berdekatan menjadi rasi-rasi bintang. Susunan rasi bintang yang tidak resmi, yaitu
yang dikenal luas oleh masyarakat tapi tidak diakui oleh para ahli astronomi atau
Himpunan Astronomi Internasional, juga disebut asterisma. Bintang-bintang pada
rasi bintang atau asterisma jarang yang mempunyai hubungan astrofisika; mereka
hanya kebetulan saja tampak berdekatan di langit yang tampak dari Bumi dan
biasanya terpisah sangat jauh.
Pengelompokan bintang-bintang menjadi rasi bintang sebenarnya cukup
acak, dan kebudayaan yang berbeda akan memiliki rasi bintang yang berbeda
pula, sekalipun beberapa yang sangat mudah dikenali biasanya seringkali
ditemukan, misalnya Orion atau Scorpius.
Himpunan Astronomi Internasional telah membagi langit menjadi 88 rasi
bintang resmi dengan batas-batas yang jelas, sehingga setiap arah hanya dimiliki
oleh satu rasi bintang saja. Pada belahan bumi (hemisfer) utara, kebanyakan rasi
bintangnya didasarkan pada tradisi Yunani, yang diwariskan melalui Abad
Pertengahan, dan mengandung 1igrap-simbol Zodiak.

2.5.2. Graf
Teori graf adalah cabang kajian yang mempelajari sifat-sifat graf. Secara
informal, suatu graf adalah himpunan benda-benda yang disebut simpul (vertex
atau node) yang terhubung oleh sisi (edge). Biasanya graf digambarkan sebagai
kumpulan titik-titik (melambangkan simpul) yang dihubungkan oleh garis-garis
(melambangkan sisi) atau garis berpanah (melambangkan busur). Suatu sisi dapat
menghubungkan suatu simpul dengan simpul yang sama. Sisi yang demikian
dinamakan gelang (loop).
17

Banyak sekali struktur yang bisa direpresentasikan dengan graf, dan


banyak masalah yang bisa diselesaikan dengan bantuan graf. Perkembangan
algoritma untuk menangani graf akan berdampak besar bagi ilmu komputer.1.

Sebuah struktur graf bisa dikembangkan dengan memberi bobot pada tiap
sisi. Graf berbobot dapat digunakan untuk melambangkan banyak konsep
berbeda.
Sebagai contoh jika suatu graf melambangkan jaringan jalan maka
bobotnya bisa berarti panjang jalan maupun batas kecepatan tertinggi pada jalan
tertentu.
Ekstensi lain pada graf adalah dengan membuat sisinya berarah, yang
secara teknis disebut graf berarah atau digraph (directed graph).
Sebuah lintasan dapat dibentuk oleh sembarang graf. Lintasan tersebut
dapat berupa lintasan yang berawal dan berakhir pada simpul yang sama ataupun
yang berbeda. Lintasan yang berawal dan berakhir pada simpul yang sama disebut
sirkuit (circuit). Sedangkan graf yang tidak memiliki lintasan disebut pohon.
Dua buah graf dapat dikatakan sama jika mempunyai jumlah simpul,
derajat, dan bentuk geometri yang sama. Jika bentuk geometrinya bisa berbeda
atau tidak sedangkan jumlah simpul dan derajatnya sama maka graf tersebut
disebut graf isomorfik.

18

Suatu graf dikatakan graf bipartite yang himpunan simpulnya dapat


dipisah menjadi dua himpunan bagian U dan V, sehingga setiap sisi pada graf
tersebut menghubungkan sebuah simpul di U ke sebuah simpul di V.
2. GRAF PADA RASI BINTANG ZODIAK
Di antara rasi-rasi bintang yang sangat banyak tersebut, terkenal 13 rasi
bintang yang disebut rasi bintang zodiak. Rasi bintang zodiak adalah semua rasi
bintang yang berada di sepanjang lingkaran ekliptika yang dihubungkan dengan
nasib manusia melalui ilmu astrologi. Di sini tidak akan dibahas tentang ilmu
astrologi 13 rasi bintang zodiak tersebut. Yang akan dibahas di sini adalah
kaitannya teori graf dalam rasi bintang zodiak.
2.1. Rasi Bintang Aries
Rasi bintang Aries merupakan rasi bintang yang terletak di antara Pisces di
sebelah barat dan Taurus di sebelah timur. Bintang-bintang yang membentuk garis
konstelasinya adalah Ari, Ari, Ari, dan 41 Ari.
Rasi bintang ini dapat dinyatakan sebagai graf, yaitu graf dengan 4 bintang
sebagai simpul-simpulnya dan 3 garis konstelasi sebagai sisi-sisinya. Graf ini
merupakan graf terhubung dan tidak ada sirkuit sederhana yang terbentuk. Graf
ini juga termasuk graf planar. Graf ini juga memiliki lintasan Euler dan Hamilton.
2.2. Rasi Bintang Taurus
Rasi bintang Taurus terletak di antara Aries di sebelah barat dan Gemini di
sebelah timur; di sebelah utara terdapat Perseus dan Auriga, di sebelah barat daya
terdapat Orion, dan di sebelah tenggara terdapat Eridanus dan Cetus. Garis
konstelasinya terbentuk dari 12 bintang, yaitu Tau, Tau, Tau, Tau, Tau, 1
Tau, 3 Tau, 2 Tau, Tau, Tau, Tau, dan 27 Tau.
Graf yang merepresentasikan rasi bintang tersebut adalah graf dengan 12
bintang penyusun rasi sebagai simpul-simpulnya dan 12 garis konstelasi sebagai
19

sisi-sisinya. Graf ini termasuk graf planar karena dapat digambarkan pada bidang
datar dengan sisi-sisi yang tidak saling bersilangan. Graf terdapat mengandung
sirkuit pada daerah Tau, Tau, 1 Tau, 3 Tau, 2 Tau, dan Tau.
2.3. Rasi Bintang Gemini
Rasi bintang ini adalah bagian dari langit musim dingin, berada antara
Taurus di sebelah barat dan Cancer yang redup di sebelah timur, dengan Auriga
dan Lynx yang hampir tak kelihatan di sebelah utara, serta Monoceros dan Canis
Minor di sebelah selatan. Terdapat 17 bintang yang membentuk garis konstelasi
rasi bintang ini, yaitu Gem, Gem, Gem, Gem, Gem, Gem, Gem,
Gem, Gem, Gem, Gem, Gem, Gem, Gem, Gem, Gem, dan 1 Gem.
Rasi ini dapat digambar sebagai graf dengan 17 bintang sebagai simpulnya
dan 16 garis konstelasi sebagai sisinya. Graf yang terbentuk ini lebih mirip
sebagai pohon karena tidak terdapat sirkuit sederhana.
2.4. Rasi Bintang Cancer
Rasi bintang yang digambarkan sebagai kepiting ini terletak di antara
Gemini di sebelah barat dan Leo di sebelah timur, Lynx di sebelah utara serta
Canis Minor dan Hydra di sebelah selatan. Rasi ini terbentuk dari garis konstelasi
yang menghubungkan bintang Cnc, Cnc, Cnc, Cnc, Cnc, dan Cnc.
Garis konstelasi rasi bintang ini membentuk suatu graf yang terdiri dari 6
simpul dan 5 sisi dengan 2 simpul berderajat 3. Graf ini merupakan graf planar
karena tidak ada sisi-sisi yang saling bersilangan. Graf ini juga tidak mempunyai
sirkuit sederhana dan merupakan graf terhubung.
2.5. Rasi Bintang Leo
Rasi bintang Leo merupakan rasi bintang yang secara simbolis dianggap
sebagai rasi bintang singa. Leo berada di antara Cancer di sebelah barat dan Virgo

20

di sebelah timur. Garis konstelasi rasi bintang ini menghubungkan bintang Leo,
Leo, Leo, Leo, Leo, 1 Leo, Leo, Leo, dan Leo.
Graf dalam rasi bintang ini terdiri dari 10 sisi dan 9 simpul dan merupakan
graf planar. Graf ini terdapat sirkuit sederhana maupun tak sederhana. Graf ini
bukan merupakan pohon karena mengandung sirkuit.
2.6. Rasi Bintang Virgo
Rasi bintang Virgo merupakan rasi bintang yang berada di antara Leo di
sebelah barat dan Libra di sebelah timur, rasi ini adalah salah satu dari rasi bintang
terbesar di langit. Virgo bisa ditemukan dengan mudah melalui bintang -nya,
Spica, yang dalam gambar terletak di dekat telapak tangan kiri.
Rasi bintang ini tersusun atas bintang Vir, 13 Vir, Vir, Vir, Vir, Vir,
Vir, Vir, 19 Vir, Vir, Vir, dan Vir yang membentuk garis konstelasi
Graf yang terbentuk dari rasi bintang Virgo ini terdiri dari 12 bintang
sebagai simpulnya dan 12 garis konstelasi sebagai sisinya. Graf dari rasi bintang
ini hamper mirip dengan graf dari rasi bintang Taurus. Yang membedakan dari
kedua graf tersebut adalah jumlah simpul dalam sirkuitnya. Graf Virgo ini
termasuk graf planar.
2.7. Rasi Bintang Libra
Rasi bintang Libra adalah suatu rasi bintang yang redup dan tidak
memiliki bintang dengan magnitudo pertama, berada di antara Virgo di sebelah
barat dan Scorpius di sebelah timur. Rasi ini mempunyai penggambaran sebagai
timbangan. Garis konstelasinya dibentuk oleh bintang Lib, 2 Lib, Lib, Lib,
dan Lib.
Rasi bintang ini membentuk suatu graf yang dapat dikatakan sederhana
jika dibandingkan dengan rasi bintang lainnya. Graf ini terbentuk dari 5 simpul
dan 5 sisi dan mengandung sirkuit. Graf ini merupakan graf planar karena tidak
21

mengandung sisi-sisi yang saling memotong. Graf ini juga memiliki lintasan Euler
dan Hamilton.
2.8. Rasi Bintang Scorpius
Rasi bintang Scorpius atau Kalajengking ini berada di antara Libra di
sebelah barat dan Sagitarius di sebelah timur serta merupakan salah satu rasi besar
yang terletak di belahan selatan dekat pusat Bima Sakti. Bintang Sco, Sco, 1
Sco, Sco, Sco, 1 Sco, 1 Sco, Sco, Sco,
Sco, Sco, Sco, dan 1 Sco membentuk garis konstelasi dari rasi
bintang ini. Garis konstelasi ini berjumlah 12 buah yang juga berarti 12 sisi dalam
graf. Jumlah bintang dalam garis konstelasi ini berjumlah 13 buah yang
merupakan 13 buah simpul dalam 12 sisi graf. Terdapat 1 buah simpul yang
memiliki derajat 4 yaitu simpul bintang Sco. Graf yang dibentuk ini tidak
mengandung sirkuit sederhana dan termasuk graf planar.
2.9. Rasi Bintang Sagittarius
Rasi bintang Sagittarius dengan gambar seorang pemanah seperti pada
gambar di atas berada di antara Scorpius di sebelah barat dan Capricornus di
sebelah timur. Rasi bintang ini terdiri dari 21 bintang yang menyusun 24 garis
konstelasi. Bintang-bintang tersebut adalah 2 Sgr, Sgr, Sgr, 1 Sgr, c Sgr, h1
Sgr, Sgr, Sgr, Sgr, 2 Sgr, Sgr, d Sgr, 1 Sgr, Sgr, Sgr, Sgr, Sgr,
Sgr, 3 Sgr, Sgr, dan Sgr. Dari seluruh rasi bintang zodiak, rasi bintang
Sagittarius memiliki bintang penyusun konstelasi paling banyak.
Graf yang terbentuk dari garis konstelasi Sagittarius mempunyai 21 simpul
dan 24 sisi yang mempunyai sirkuit sederhana. Graf ini juga termasuk graf planar.
Graf ini memiliki simpul dengan derajat maksimum sejumlah 4 derajat.
2.10. Rasi Bintang Capricornus

22

Rasi bintang Capricornus ini melambangkan kambing bertanduk,


sekalipun kadang banyak yang menyebutnya kambing laut dan biasa dikenal
sebagai Capricorn. Caprikornus adalah salah satu dari 88 rasi bintang modern, dan
juga satu dari 48 rasi bintang yang didaftar oleh Ptolemy. Dalam batas rasi bintang
modern, rasi ini dikelilingi oleh Akuila, Sagitarius, Mikroskopium, Piscis
Austrinus dan Aquarius.
Rasi bintang ini dibentuk oleh bintang 2 Cap, Cap, Cap, Cap,
Cap, Cap, Cap, Cap, dan Cap. Graf yang dibentuk oleh graf ini mempunyai
9 simpul dan 9 sisi. Selain terdapat sirkuit sederhana, graf ini juga termasuk graf
planar dan bukan merupakan pohon karena terdapat sirkuit sederhana.
2.11. Rasi Bintang Aquarius
Rasi bintang Akuarius, atau pembawa air, adalah salah satu dari 88 rasi
bintang di langit dan termasuk rasi bintang zodiak. Rasi bintang ini terdiri dari 15
bintang yang membentuk garis konstelasi, yaitu c2 Aqr, Aqr, Aqr, Aqr, Aqr,
Aqr, Aqr, Aqr, Aqr, Aqr, 1 Aqr, Aqr, Aqr, 1 Aqr, dan b1 Aqr.
Garis konstelasi di rasi bintang ini membentuk 14 sisi graf dan bintangbintang dalam garis konstelasi ini membentuk 15 simpul. Graf ini membentuk
pohon dengan Aqr sebagai akarnya karena tidak memiliki sirkuit sederhana.
2.12. Rasi Bintang Pisces
Rasi bintang Pisces (Ikan) berada di antara Akuarius di sebelah barat dan
Aries di sebelah timur. Pisces merupakan lambang astrologi ke-12 dalam sebuah
zodiak, yang berasal dari Konstelasi Pisces. Dalam astrologi, Pisces identik
dengan lambang feminin atau negatif. Juga merupakan perlambangan air. Dalam
zodiak dilambangkan dengan sepasang ikan yang berenang dengan arah
berlawanan. Rasi bintang Pisces disusun oleh 19 garis konstelasi dan 18 bintang
yang dilewati garis tersebut. Kedelapanbelas bintang yang menyusun rasi bintang

23

ini antara lain Psc, Psc, Psc, Psc, Psc, Psc, d Psc, 62 Psc, Psc, Psc,
Psc, Psc, Psc, Psc, Psc, Psc, Psc, dan Psc.
Sepintas rasi bintang Pisces terlihat seperti pohon, namun jika dilihat lebih
teliti maka rasi bintang Pisces merupakan graf biasa karena pada daerah kepala
kedua ikan terdapat sirkuit
Graf yang terbentuk ini terdiri dari 19 sisi dan 18 simpul dan terdapat 2
upagraf yang membentuk sirkuit sederhana. Graf ini juga memiliki lintasan Euler
dan Hamilton.
2.13. Rasi Bintang Ophiuchus
Rasi Bintang Ophiuchus adalah salah satu dari 88 rasi bintang, dan juga
satu dari 48 rasi yang didaftar oleh Ptolemeus. Dari ke-13 zodiak modern (rasi
bintang pada ekliptika), Ofiukus adalah satu-satunya yang tidak termasuk
lambang astrologi. Jika dilihat secara keseluruhan, rasi bintang Ophiuchus
berbentuk gambar seseorang yang memegang ular. Ular tersebut tidak termasuk
dalam rasi bintang Ophiuchus tetapi masuk ke dalam rasi bintang Serpens yang
berupa graf yang tidak terhubung. Rasi bintang Ophiuchus merupakan graf
terhubung dengan 7 simpul berupa bintang-bintang penyusun yang dilewati oleh
garis konstelasi yang membentuk 7 sisi graf.
Ketujuh bintang yang membentuk simpul pada graf adalah Oph, Oph,
Oph, c Oph, Oph, Oph, dan Oph. Graf ini mempunyai upagraf yang
mempunyai sirkuit sederhana dan lintasan Euler dan Hamilton.

24

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Bintang adalah benda angkasa yang mempunyai cahaya sendiri dan gas
pijar.
2. Matahari terdiri dari adalah lapisan inti, fotosfer, kromosfer, dan korona.
3. Bintang terlahir di dalam awan hidrogen dan debu yang sangat besar
yang disebut nebula.
25

4. Bintang yang terdekat dari kita setelah matahari (jarak 150.000.000 km)
adalah bintang Proksima Centauri yang berjarak 40.000.000 km.
5. Gerak sejati bintang dibedakan menjadi dua berdasarkan arah geraknya,
yaitu kecepatan radial dan kecepatan tangensial.
6. Terang suatu bintang dalam astronomi dinyatakan dalam satuan
magnitude
7. Graf yang terbentuk dari rasi bintang zodiak merupakan graf planar.
8. Graf yang terbentuk dari rasi bintang zodiak merupakan graf terhubung.
SARAN
Matahari memegang peranan yang sangat penting dalam segala dinamika
yang terjadi di tata surya dimana merupakan dapur ilmiah raksasa tempat proses
ledakan nuklir yang sangat dahsyat. Dari sekian banyak pengetahuan tentang
matahari, tentunya hanya sedikit yang telah diketahui oleh manusia. Tatasurya
yang terlihat sekarang pun merupakan tatasurya yang sekedar telah teramati.
Masih banyak misteri yang belum terungkap yang terus menggelitik rasa
keingintahuan kita. Berbagai proyek sudah direncanakan. Pengiriman manusia ke
mars, penjelajahan koloni manusia, pencarian makhluk cerdas sebagai teman di
alam semesta maha luas ini dan sebagainya. Tentunya semua itu harus di dukung
oleh peralatan yang canggih bertekhnologi tinggi. Berharap dengan semakin
berkembangnya ilmu pengetahuan, termasuk jaringan kerjasama yang terkait
dengan astronomi dan berbagai bidang keilmuan lain, tentunya rasa optimis untuk
semakin menambah wawasan mengenai tatasurya secara khusus dan jagad raya
secara umum perlu dikedepankan pada generasi masa depan.

26

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2011.Matahari. di dalam http://id.wikipedia.org. tanggal akses 30-03


2011.
Darmodjo & Kaligis.2004. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta:Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka.
Gunawan, Hans.2011.Belajar Astronomi. di dalam
http://hansgunawan-astronomy.blogspot.com. tanggal akses 27-01-2011.
Klinken, Gerry Van.2008.Revolusi Fisika dari Alam Ghaib ke Alam Nyata.
Jakarta:Gramedia Pustaka Utama
Young, H.D.1998.Macmillan Encyclopedia Of Science.New York:Macmillan
Reference.

27

Anda mungkin juga menyukai