Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

ASUHAN KEPERAWATAN OTITIS EKSTERNA


Dosen Pengampu : Dwi Sri Handayani S.kep,Ns

Disusun Oleh :

Ernawati
Maretha Heni Purwati
Mafdalena Vian H
Rohmawati

ROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DUTA GAMA
2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat dan rahmatNYA lah, kami
sebagai penulis makalah ini bisa menyelesaikan makalah ini tepat waktu dengan judul Asuhan
Keperawatan Anak Dengan Penyakit Otitie esterna . Kepada semua pihak yang baik secara langsung
maupun tidak langsung membantu penulis dalam menyempurnakan makalah ini yang telah rela
mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran demi kesempurnaan makalah ini.

Syukur alhamdulilah berkat bantuan teman-teman, makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Penulis senantiasa terbuka untuk menerima masukan, kritik, dan saran demi
penyempurnaan makalah ini agar bermanfaat bagi kita semua untuk penulis khususnya dan pembaca
umumnya.

Klaten,19 Maret 2012

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis disebabkan oleh bakteri
dapat terlokalisir atau difus, telinga rasa sakit. Faktor penyebab timbulnya otitis eksterna ini,
kelembaban, penyumbatan liang telinga, trauma lokal dan alergi. Faktor ini menyebabkan
berkurangnya lapisan protektif yang menyebabkan edema dari epitel skuamosa. Keadaan ini
menimbulkan trauma lokal yang mengakibatkan bakteri masuk melalui kulit, inflasi dan menimbulkan
eksudat.
Bakteri patogen pada otitis eksterna akut adalah pseudomonas (41 %), strepokokus (22%),
stafilokokus.aureus (15%) dan bakteroides (11%). Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang
telinga bagian luar yang dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya
seluruh liang telinga terlibat, tetapi pada furunkel liang telinga luar dapat dianggap pembentukan lokal
otitis eksterna. Otitis eksterna difusa merupakan tipe infeksi bakteri patogen yang paling umum
disebabkan oleh pseudomonas, stafilokokus dan proteus, atau jamur.
Penyakit ini merupakan penyakit telinga bagian luar yang sering dijumpai, disamping
penyakit telinga lainnya. Berdasarkan data yang dikumpulkan mulai tanggal Januari 2000 s/d
Desember 2000 di Poliklinik THT RS H.Adam Malik Medan didapati 10746 kunjungan baru dimana,
dijumpai 867 kasus (8,07 %) otitis eksterna, 282 kasus (2,62 %) otitis eksterna difusa dan 585 kasus
(5,44 %) otitis eksterna sirkumskripta. Penyakit ini sering diumpai pada daerah-daerah yang panas
dan lembab dan jarang pada iklim- iklim sejuk dan kering.

B.
I.

TUJUAN
TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM
Setelah dilaksanakan diskusi, pembuatan makalah dan dipresentasikannya Asuhan keperawatan klien
dengan Otitis Eksterna, diharapkan mahasiswa mampu dan mengerti tentang asuhan keperawatan
klien dengan Otitis Eksterna.

II.

TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah dilaksanakan diskusi, pembuatan makalah dan dipresentasikannya asuhan keperawatan klien
dengan Otitis Eksterna, diharapkan mahasiswa mampu:
1.
Menjelaskan pengertian dari Otitis Eksterna
2.
Menjelaskan tanda dan gejala yang dirasakan akibat penyakit otitis eksterna
3.
Mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien otitis eksterna

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN
Otitis eksterna adalah radang telinga bagian luar yang di sebabkan oleh jamur parasitic,
ditandai dengan pengerasan struktur telinga. (Dongoes, 1998)
Otitis eksterna ialah radang liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan oleh bakteri, sulit
dibedakan dengan radang yang disebabkan oleh jamur, alergi atau virus. (file:///E:/Laporan-KasusOtitis-Eksterna.htm)
Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang dapat menyebar ke pina,
periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya seluruh liang telinga terlibat, tetapi pada furunkel
liang telinga luar dapat dianggap pembentukan lokal otitis eksterna.
Otitis eksterna dibagi 3 jenis :
a.

Otitis eksterna sirkumsripta

b.

Otitis eksterna difus

c.

Otomikosis

B. ETIOLOGI
Staphylococus aureus, staphylococus albus.
Faktor predisposisi:
1.

PH (PH yang basa akan menurunkan proteksi terhadap infeksi).

2.

Udara yang hangat dan lembab, kuman dan jamur mudah tumbuh.

3.

Trauma ringan (ketika mengorek telinga) atau karena berenang yang menyebabkan perubahan

kulit karena kena air.

C. PATOFISIOLOGI
Saluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang sel-sel kulit yang
mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. Membersihkan saluran telinga dengan cotton bud
(kapas pembersih) bisa mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit
yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana.
Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan penimbunan air yang
masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah dan lembut pada saluran
telinga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur.

PATHWAY
Invasi bakteri

Infeksi telinga tengah

Proses peradangan Peningkatan produksi cairan serosa

tekanan udara telinga ( -) Pengobatan


tak tuntas/episode berulang

Mk : nyeri
Reaksi
membran
timpani
Akumulasi
cairan mukus
dan serosa

Infeksi lanjut
pada telinga
dalam

Hantaran suara
udara yang
diterima

Terjadi erosi
pada kulit
semisirkular

Tindakan
mastoidekto
mi

MK
:Resiko
MK :
gangguan

D. MANISFESTASI KLINIK
1. Rasa sakit pada telinga ( rasa tidak enak, rasa penuh pada telinga, perasaan seperti terbakar hingga
rasa sakit yang hebat, serta berdenyut ).
2. Nyeri yang hebat bila daun telinga disentuh,
3. Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu rasa sakit
4.

Gangguan pendengaran bila furunkel besar dan menyumbat liang telinga,edema pada kulit telinga

Menurut MM. Carr secara klinik otitis eksterna terbagi menjadi 4:


a. Otitis Eksterna Ringan : kulit liang telinga hiperemis dan eksudat, liang telinga menyempit.
b. Otitis Eksterna Sedang : liang telinga sempit, bengkak, kulit hiperemis dan eksudat positif
c. Otitis Eksterna Komplikas : Pina/Periaurikuler eritema dan bengkak
d. Otitis Eksterna Kronik : kulit liang telinga/pina menebal, keriput, eritema positif

E. PENATALAKSANAAN
1. Antibiotik dalam bentuk salep (neomisin, Polimiksin B atau Basitrasin).
2. Antiseptik (asam asestat 2-5% dalam alkohol 2%) atau tampon iktiol dalam liang telinga selama 2
hari.
3. Bila furunkel menjadi abses, diaspirasi secara steril untuk mengeluarkan nanahnya.
4. Insisi bila dinding furunkel tebal, kemudian kemudian dipasang drain untuk mengalirkan nanah.

5.

Obat simptomatik : analgetik, obat penenang.

F. KOMPLIKASI
Osteomielitis tulang temporal dan basis kranii ------ kelumpuhan syaraf fasial serta syaraf otak lain
------ kematian.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIN DENGAN GANGGUAN OTITIS ESTERNA

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a.

Keluhan Utama: Biasanya pasien merasakan nyeri pada telinga kanan, perasaan tidak enak
pada telinga, pendengaran berkurang, ketika membersihkan telinga keluar cairan berbau

b.

busuk
Riwayat penyakit sekarang: pasien mengatakan Tanyakan sejak kapan keluhan dirasakan,
apakah tiba-tiba atau perlahan-lahan, sejauh mana keluhan dirasakan, apa yang memperberat

c.

dan memperingan keluhan dan apa usaha yang telah dilakukan untuk mengurangi keluhan.
Riwayat penyakit dahulu: Tanyakan pada klien dan keluarganya ; apakah klien dahulu
pernah menderita sakit seperti ini, apakah sebelumnya pernah menderita penyakit lain,
seperti panas tinggi, kejang, apakah klien sering mengorek-ngorek telinga dengan jepit
rambut atau cutton buds sehingga terjadi trauma, apakah klien sering berenang.
d. Riwayat penyakit keluarga: Apakah ada diantara anggota keluarga klien yang menderita penyakit seperti klien saat ini
dan apakah keluarga pernah menderita penyakit DM.

3.

Pemeriksaan Fisik
a.

b.
c.

Inspeksi
Inspeksi liang telinga, perhatikan adanya cairan atau bau, pembengkakan pada MAE, warna kulit
telinga, apakah terdapat benda asing, peradangan, tumor.
Inspeksi dapat menggunakan alat otoskopik (untuk melihat MAE sampai
ke membran timpany). Apakah suhu tubuh klien meningkat.
Palpasi
Lakukan penekanan ringan pada daun telinga, jika terjadi respon nyeri dari klien, maka dapat
dipastikan klien menderita otitis eksterna sirkumskripta.

Contoh kasus :
Tuan Y umur 56 tahun,alamat : Jln Radio dalam no 34 Kebayoran baru Jakarta Selatan ,Agama :
islam Pekerjaan : supir taxi,Status perkawinan : sudah kawin,suku : jawa.Tanggal masuk rumah sakit
17 Maret 2012 (jam 09.45 WIB ) Diagnosa medis :Otitis Eksterna.Sebelum masuk rumah sakit Tn

Y mengeluhkan nyeri pada telinga kirinya,telinga terasa berdenging sulit untuk mendengarkan
suara-suara yang pelan.Tn Y mengatakan 4 bulan yang lalu pernah memeriksaan telinganya di
klinik THT dengan kasus yang sama dan dikeluhkan.Pada saat pengkajian klien masih mengeluhkan
nyeri,telinga berdenging dan nyeri dan telinga tampak ada pus dengan warna kuning,berbau busuk
dan juga ada campuran sedikit berdarah. TD : 140/ 90 mmHg,RR : 23 kali/menit,N : 89 kali/
menit ,S : 38,3 C. Mendapatkan terapi khloramfenikol 3 x 50 mg,ketorolac 3 x 50 mg. Pemeriksaan
lab didapatkan WBC : 12.500 g/dl, Hb : 8,5 g/dl.

B. ANALISA DATA

Data Fokus

Problem

Etiologi

o
1

DS : klien mengatakan telinganya terasa

Nyeri akut

Agen biologis

kesakita
DS : klien mengatakan telinga sebelah kiri

Gangguan persepsi

Perubahan fungsi

sudah tidak mampu mendengar dengan

sensori

organ

Resiko infeksi

Port de entri

nyeri dan kadang berdenging


DO : kesadaran umum : composmentis
TD : 140/90 mmHg
N :89 kali/menit
S : 38,3 C
Tampak menahan nyeri tampak meringis
2

jelas, disertai berdenging


DO : Tampak adanya benda asing berupa
pus warna kekuningan, disertai sedikit
3

darah
DS : klien mengatakan telinga bagian
kanan dan sebagian kepala terasa panas
DO : KU : compos mentis
TD: 130/80 mmHg
RR : 24 x/mnt
N : 88 x/mnt
S : 38,6 c
Leukosit /WBC :
HB :

mikroorganisme

Hct :
Tampak pus berwarna kuning, berbau
khas, tampak ada sedikit darah

C. PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri akut berhubungan dengan agent biologis
2. Gangguan persepsi pendengaran berhubungan dengan perubahan funfsi organ
3. Resiko infeksi berhubungan dengan port de entri imkroorganisme

D. TUJUAN DAN KRITERIA HASIL

Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut b.d agen biologis

Tujuan dan Kriteria hasil


NOC :
Pain level

Intervensi
NIC :
1. lakukan pengkajian

Pain control

nyeri secara

Comfort level

komperhensif termasuk

Setelah dilakukan tindakan

lokasi,karakteristik,dura

keperawatan selama 3 x 24 jam

si dan frekuensi,kualitas

diharapkan klien tidak

dan faktor prepitasi.

mengalami nyeri dengan


kriteria hasil :
1.

Mampu mengontrol
nyeri ( tahu penyebab

2. Observasi reaksi non


verbal dari
ketidaknyamanan
3. Ajarkan teknik non

nyeri,mampu

farmakologi dengan

menggunakan teknik

nafas dalam,distraksi

non farmakologi untuk

dan relaksasi

mengurangi

4. Berikan analgesik untuk

nyeri,mencari bantuan )
2. Melaporkan bahwa

mengurangi rasa nyeri


5. Berikan informasi

nyeri berkurang dengan


menggunakan

tentang nyeri
6. Monitor vital sign

manajemen nyeri

sebelum dan sesudah

3. Mampu mengenali

pemberian analgesik.

nyeri skala dan


intensitas,frekuensi dan
tanda nyeri.
4. Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
5. Tanda vital dalam
rentang normal.
Gangguan persepsi

NOC :

NIC :

pendengaran b.d penurunan

Kognitive orientation

fungsi organ

Comunicative reseceptive
ability

1. Berbicara dengan sura


yang jelas
2. Mendengarkan dengan

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama 2 x 24

baik
3. Menggunakan kalimat

jam,gagguan persepsi sensori

atau bahasa yang

dapat teratasi dengan kriteria

mudah dimengerti

hasil :

4. Berdiri dihadapan klien

Mampu menunjukan
Resiko tinggi infeksi b.d port de

pemahaman / sinyal respon


NOC :

entri mikroorganisme

Imune status
Knowledge,infection control
Risk control

saat berbicara
NIC :
1. Pertahankan teknik
aseptik
2. Cuci tangan sebelum

Setelah dilakukan tindakan

dan setelah melakukan

keperawatan selama 3 x 24 jam

tindakan

diharapkan resiko tinggi infeksi


dapat teratasi dengan kriteria
hasil :

3. Berikan terapi
antibiotik
4. Ajarkan klien atau

1. Klien bebas dari tanda


dan gejala infeksi

keluarga untuk
mengetahui tanda dan

2. Menunjukan

gejala infeksi

kemampuan untuk
mencegah timbulnya
infeksi
3. Leukosit dalam batas
normal
4. Menunjukan perilaku
hidup sehat

E. IMPLEMENTASI

Tanggal/jam
18 Maret 202012

No Dx
1

Implementasi
1. Melakukan pengkajian
nyeri secara
komperhensif termasuk
lokasi,karakteristik,dura
si dan frekuensi,kualitas
dan faktor prepitasi .
2. Mengobservasi reaksi
non verbal dari
ketidaknyamanan
3. Mengajarkan teknik
non farmakologi
dengan nafas
dalam,distraksi dan
relaksasi
4. Memberikan analgesik

untuk mengurangi rasa


nyeri
5. Memberinformasi
tentang nyeri
6. Memonitor r vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik.
1. Berbicara dengan sura
yang jelas
2. Mendengarkan dengan
baik
3. Menggunakan kalimat
atau bahasa yang
mudah dimengerti
4. Berdiri dihadapan klien
saat berbicara
1. Memertahankan teknik
aseptik
2. Mencuci tangan
sebelum dan setelah
melakukan tindakan
3. Memberikan terapi
antibiotik
4. Mengajarkan klien atau
keluarga untuk
mengetahui tanda dan
gejala infeksi

DAFTAR PUSTAKA

Nanda internasional. Diagnosis Keperawatan 2009-2011.Jakarta : EGC


Nursing OutCome Clasificasion
Nursing Intervension Clasificasion
(file:///E:/Laporan-Kasus-Otitis-Eksterna.htm)diakses pada tanggal 16 Maret 2012

Anda mungkin juga menyukai