Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN

ADA PASIEN DPR DENGAN PENYAKIT CHRONIC GOUTHY ARTHRITIS


DI RUANG ANGSOKA 2 RSUP SANGLAH DENPASAR
TANGGAL 5-8 JUNI 2015
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 5 Juni 2015 pukul 12.00 wita di ruang 201 bed 2
ruang Angsoka 2 RSUP Sanglah, Denpasar. Data diperoleh dari pasien, keluarga pasien,
melalui teknik anamnesa, pemeriksaan fisik, observasi, dan catatan medis pasien. Pasien
masuk rumah sakit pada tanggal 28 Mei 2015 pukul 13.40 wita dengan No RM:
15029031
Identitas Pasien
Nama
: DPR
Jenis Kelamin
:Laki-laki
Usia
: 47 tahun
Status perkawinan : Menikah
Agama
: Hindu
Suku Bangsa
: Indonesia
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
:PNS
Alamat
: Br. Pelaga Petang Badung
Sumber biaya
: BPJS Askes Wajib
Diagnosa Medis : Chronic Gouthy Arthritis
Hub. Dgn pasien :

Penanggung Jawab
: PM
: Perempuan
: 43tahun
: Menikah
: Hindu
: Indonesia
: SMP
: Ibu Rumah Tangga
::: Istri

B. RIWAYAT KESEHATAN
a. Alasan Masuk Rumah Sakit
Pasien merupakan rujukan dari Rumah Sakit Kapal Badung dan sempat dirawat di
rumah sakit tersebut karena nyeri pada lutut kirinya. Pasien dibawa oleh keluarganya
ke Rumah Sakit Sanglah Denpasar untuk mendapatkan pengobatan lanjutan dengan
keluhan nyeri yang makin memberat dan bengkak serta kemerahan di lutut kiri. Pasien
sudah merasakan nyeri sejak 2 minggu yang lalu.
b. Keluhan utama
Pada saat pengkajian pasien mengeluh nyeri pada lutut kiri yang menjalar ke kaki kiri,
nyeri dirasakan terus menerus dan berkurang jika diistirahatkan, skala nyeri 4 (0-10).
c. Kronologi Kejadian
Pasien mengeluh nyeri pada lutut kiri dengan skala nyeri 4/10 sejak 2 minggu yang
lalu (sebelum masuk rumah sakit Sanglah), kaki makin lama makin membesar dan
memerah, tidak disertai demam. Sebelumnya pasien sempat dirawat di rumah sakit
Kapal Badung. Pada tanggal 29 Mei 2015 pukul 13.40 pasien dibawa oleh
keluarganya ke rumah sakit Sanglah Denpasar, pasien diterima di triage interna dan

mendapatkan penanganan di Triage RSUP Sanglah Denpasar, pasien langsung di


bawa ke ruang Angsoka 2 RSUP Sanglah Denpasar. Pasien kemudian mendapatkan
pengobatan lebih lanjut, dengan therapy :
1. IVFD NaCl 0,9%
20tpm
2. Diet TKTP rendah purin
3. Paracetamol 3x750mg
4. Cefoperazone 2x1gr (IV)
5. Colchicine 3x0,5mg
3. RIWAYAT KESEHATAN
A. Kesehatan Sebelumnya
a. Riwayat Imunisasi
Pasien mengatakan pasien lupa dengan imunisasi yang sudah di dapatkan.
b. Riwayat Alergi
Pasien mengatakan pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat,
makanan dan minuman, serta binatang.
c. Riwayat Kecelakaan
Pasien mengatakan tidak pernah

mengalami

kecelakaan

yang

menyebabkan beliau dirawat di rumah sakit.


d. Riwayat di rawat di RS
Keluarga pasien mengatakan sebelum dirawat di RSUP Sanglah, pasien
pernah masuk Rumah Sakit dan dirawat di Rumah Sakit Kapal Badung
karena nyeri pada lutut kiri.
e. Riwayat Pemakian Obat
Pasien mengatakan selain mengonsumsi dan memakai obat-obatan yang
telah diberikan/diresepkan oleh dokter dan yang diberikan di rumah sakit
Sanglah. Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pasien sudah
rutin mengonsumsi voltadex dan kortodex.
f. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Pasien mengatakan sudah puluhan tahun merasakan nyeri pada lutut
kirinya.
B. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang memiliki keluhan/penyakit
yang sama dengan dirinya. Pasien juga mengatakan dalam keluarganya tidak ada
anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit keturunan seperti hipertensi,
jantung, dll.
C. KEBUTUHAN BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
a. Bernafas
Pasien mengatakan sebelum MRS pasien tidak mengalami gangguan dalam
bernafas seperti sesak. Saat pengkajian pasien mengatakan tidak mengalami
gangguan dalam bernafas. RR = 20x / menit

b. Makan dan Minum


- Makan : sebelum MRS, Keluarga pasien mengatakan pasien biasa makan 1
porsi nasi dan lauk dengan porsi sedang dengan frekuensi makan 3 x
sehari, setelah Pasien dirawat inap, makan pasien habis 1 porsi dengan
frekuensi 3 x sehari namun dengan diet TKTP Rendah Purin yaitu energi
-

sebanyak 2200 kkal dan diet protein sebanyak 85 gr.


Minum : Keluarga pasien mengatakan sebelum MRS pasien biasa minum
5-7gelas per hari. Setelah MRS pasien tidak mengalami perubahan dalam

pola dan jumlah minumnya.


c. Eliminasi
- BAK : sebelum dan sesudah MRS, keluarga pasien mengatakan biasa
BAK 4 5 x sehari, berwarna kuning jernih , bau khas urine, volume
-

500 ml / hari.
BAB : Sebelum maupun sesudah MRS, keluarga pasien mengatakan biasa
BAB 1 x sehari dengan konsistensi padat, berbentuk silinder, bau khas

feses, serta tidak merasakan nyeri saat BAB


d. Gerak Dan Aktivitas
Sebelum MRS, keluarga pasien mengatakan masih dapat beraktivitas dan bekerja
seperti biasanya, namun setelah MRS, pasien mengatakan sulit beraktivitas /
bergerak karena pasien merasakan nyeri pada lutut kirinya dan bengkak, pasien
lebih banyak tidur di atas tempat tidur.
e. Istirahat dan Tidur
Sebelum MRS pasien mengatakan biasa tidur selama 1 jam saat siang hari dan 6
jam saat malam hari. Setelah MRS pasien mengatakan sulit tidur dikarenakan nyeri
pada lutut kirinya, pasien hanya tidur selama kurang lebih 5 jam perharinya.
f. Pengaturan Suhu Tubuh
Sebelum masuk RS suhu tubuh pasien 36,5 C .Saat pengkajian suhu tubuh pasien
36 C
g. Kebersihan Diri
Sebelum MRS pasien biasa mandi 2 kali sehari , setelah dan selama MRS pasien
biasa di lap air hangat oleh keluarganya hanya dibagian luarnya saja. Saat
pengkajian pasien terlihat cukup bersih dan rapi.
h. Rasa Nyaman
Sebelum masuk rumah sakit
Sebelum sakit dan dirawat di rumah sakit pasien mengatakan terganggu
dengan nyeri yang dirasakan pada lutut kirinya.
Saat masuk rumah sakit

Pada saat pengkajian, pasien mengatakan rasa nyamannya terganggu karena


rasa nyeri pada lutut kirinya dan bengkak.
i. Rasa Aman
Saat pengkajian, pasien mengatakan sebelum ataupun sesudah masuk rumah sakit
pasien merasa aman dengan keadaan dirinya maupun lingkungannya
j. Komunikasi dan Sosialisasi
Pasien dapat berkomunikasi dengan jelas dan lancar, hubungan pasien dengan
petugas kesehatan, pasien lain, dan orang-orang disekitarnya baik.
k. Bekerja
Sebagai seorang pegawai, sejak masuk dan dorawat dirumah sakit pasien tidak
dapat menjalankan aktivitas seperti biasanya seperti bekerja, mengikuti kegiatan
keagamaan dan sosial di masyarakat.
l. Spiritual
Pasien dan keluarganya beragama hindu. Pasien hanya berdoa dari tempat tidurnya
saja. Pasien dan keluarganya yakin, penyakit yang dialaminya karena penyakit
medis, bukan karena pengaruh hal-hal magis/mistis.
m. Pengetahuan dan Belajar
Saat pengkajian pasien dan keluarga mengatakan sudah cukup mengerti tentang
penyakitnya dan tindakan keperawatan yang dilakukan, serta bersedia mengikuti
prosedur keperawatan.
n. Rekreasi
Sebelum masuk rumah sakit pasien mengatakan biasa berekreasi ke tempat wisata
bersama keluarganya. Namun selama dirawat, pasien hanya mengobrol dengan
keluarganya untuk mengisi waktu luang.
D. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum (Lemah)
Kesadaran
: Compos Mentis. GCS : E4V5M6
Postur tubuh
: Tegak
Warna kulit
: Sawo matang
Turgor kulit
: Baik, elastis
Status Gizi
: TB = 170 cm ; BB = 74kg, IMT : 24,6 kg / m2
b. Gejala Kardinal
Suhu
: 36 C
TD
: 110/80 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
RR
: 20 x/menit
c. Keadaan Fisik
1. Kepala : Bentuk simetris, lesi (-), benjolan (-), nyeri (-). rambut hitam, pendek,
bergelombang.
2. Mata : Bentuk simetris konjungtiva normal, sklera putih, bentuk simetris,
pupil isokor
3. Hidung: Bentuk simetris, sekret (-), pendarahan (-), lesi (-).
4. Telinga : Bentuk simetris, nyeri (-), pendarahan (-), benjolan (-), lesi (-)

5. Wajah : Wajah oval simetris, lesi(-), benjolan (-), nyeri (-)


6. Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis, dan kelenjar tiroid, lesi (+)
7. Thorak :
- Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada lesi
- Palpasi
: Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
- Perkusi
: Pulmo;sonor
- Auskultasi : Suara napas vesikuler, bunyi jantung S1, S2 reguler
8. Abdomen:
- Inspeksi
: Bentuk normal, tidak ada lesi, Perut tidak buncit, bersih
- Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan
- Auskultasi : Bising usus 12 x / menit
- Perkusi
: Suara Timpani
9. Ektermitas
Atas : Terpasang infus pada tanggan kiri, tidak ada lesi, nyeri teka (-), dan
edema (-), hangat
Bawah :
Kanan : Nyeri (-), oedema (-), merah (-), lesi (-), hangat.
Kiri : Nyeri (+), oedema (+), merah (+), lesi (-), hangat.
Look
Merah (+), Bengkak (+), Deformitas (+)
Feel
Nyeri tekan (+)
Move
ROM terbatas.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium Darah Lengkap pada tanggal 6 Juni 2015
Parameter
Result
Normals
Unit
WBC
9,77
4,1 11,0
10^3/L
RBC
3,15
4,0 5,2
10^6/L
HGB
9,01
13,5 17,5
g/dL
HCT
26,5
41,0 53,0
%
MCV
84,1
80,0 - 100,0
fL
MCH
28,5
26,0 34,0
Pg
MCHC
33,9
31,0 36,0
g/dL
CHCM
35,6
30 37
g/dL
%RDW
10,7
11,5 14,5
%
HDW
4,20
2,2 6,8
g/dL
PLT
307
140 440
10^3/L
MPV
7,5
6,80 10,0
fL
%NEUT
86,3
47,0 80,0
%
%LYMPH
6,4
13,0 40,0
%
%MONO
5,2
2,0 11,5
%
%EOS
0,5
0,0 5,0
%
%BASO
0,1
0 1,5
%
%LUC
1,5
0,0 4,0
%
NEUT
8,43
2,5 7,5
10^3/L
LYMPH
0,63
1,0 - 4,0
10^3/L

MONO
EOS
BASO
LUC

0,51
0,05
0,01
0,14

0,1 1,25
0,0 0,55
0,0 0,1
0 0,4

10^3/L
10^3/L
10^3/L
10^3/L

Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik pada tanggal 28 Mei 2015


Parameter
SGOT
SGPT
BS acak
BUN
Creatini
Albumin
Natrium
Kalium

Hasil
15
14,25
224
11
1,13
2,88
135
4,89

Satuan
U/L
U/L
mg/dL
mg/dL
mg/dL
g/dL
mmol/L
mmol/L

Nilai Rujukan
11-33
11,00-50,00
70,0-140,0
15-45
0,6-1,2
3,4-4,8
136-145
3,50-5,10

Remarks
High
Low
Low

Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik pada tanggal 28 Mei 2015


Parameter
Hasil
Satuan
Nilai Rujukan
D-Dimer
7,59
g/dL
<0,5

Remarks
Tinggi

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO.
2.

DATA FOKUS

MASALAH

NORMAL

KEPERAWATAN

DS : Pasien mengatakan 1. Pasien


sakit

pada

lutut

kiri

.Dengan skala nyeri 4 dari

1.

DATA STANDAR
mengatakan Nyeri

akut

nyeri berkurang/hilang berhubungan


dengan skala nyeri 0 agen

cidera

dengan
biologis

rentang (0-10).
dari rentang (0-10).
pembengkakan sendi
DO:
2. TTV dalam batas
1. TD : 110/80 mmHg
normal.
N : 80 x/menit.
3.
Pasien lebih rileks
S : 360C
RR : 20 x/menit.
yang ditandai dengan
2. Pasien
tampak
pernapasan normal.
meringis kesakitan.
DS : Pasien mengatakan 1. Dapat
melakukan Hambatan
mobilitas
kaki

kiri

digerakan
DO :
1. Pasien
berbaring
tidur.

tidak

dapat

aktivitas

fisik fisik

seoptimal mungkin.
tampak
ditempat

dengan

2. Tidak terbatas dalam persendian


melakukan pergerakan.
3. Dapat melakukan ADL

berhubungan
nyeri

2. Tampak
dalam

keterbatasan

secara mandiri.

melakukan

pergerakan.
3. Tidak dapat melakukan
ADL secara mandiri
3.

DS : Pasien mengatakan
tidak dapat tidur dengan
nyenyak karena nyeri pada
lutut kiri.
DO :
1. Pasien tampak lemas
2. Terdapat
lingkaran

1. Pasien tidak lemas


Gangguan pola tidur
2. Tidak
terdapat
berdasarkan nyeri pada
lingkaran
hitam
pembengkakan
disekitar mata

hitam disekitas mata


Diagnosa Keperawatan sesuai Prioritas
1) P
: Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis pembengkakan sendi
ditandai dengan pasien mengatakan sakit pada lutut kiri dengan skala nyeri 4 dari
rentang (0-10), TD : 110/80 mmHg, N : 80 x/menit, S : 36 0C, RR : 20 x/menit, pasien
tampak meringis kesakitan.
E
: Pada pasien yang telah menderita gout selama lebih dari 10 tahun, akan
timbul benjolan-benjolan disekitar sendi yang sering meradang yang disebut dengan
Tofus. Tofus ini akan mengakibatkan rusaknya sendi dan tulang disekitarnya. Tofus
ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan deposit
dari kristal monosodium urat. Peradangan akibat kristal-kristal asam urat ini akan
menyebabkan sakit, kaku, pembesaran dan penonjolan sendi, dan bengkak.
S
: Nyeri Akut.
2) P

: Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian ditandai

dengan pasien mengatakan kaki kiri tidak dapat digerakan, keterbatasan dalam
beraktivitas, dan ADL dibantu.
E
: Timbunan asam urat yang terus meluas mengakibtakan semakin banyaknya
peradangan yang terjadi yang diakibatkan oleh kristal kristal asam urat (kristal
monosodium urat) yang mengakibatkan timbulnya rasa nyeri, sakit, kaku, dan
bengkak yang menyebabkan terjadinya hambatan dan keterbatasan dalam melakukan
aktivitas.
S
: Luka akibat tirah baring yang lama (dekubitus)

3) P

: Gangguan pola tidur berdasarkan nyeri pada pembengkakan ditandai dengan

pasien tampak lemas dan terdapat lingkaran hitam disekitar mata.


E
: Adanya kristal-kristal asam urat yang menimbulkan nyeri, kaku dan bengkak
menimbulkan rasa gelisah dan tegang pada tubuh sehingga menyebabkan
terganggunya kualitas dan kuantitas tidur seseorang.
S
: Lemas.

G. INTERVENSI KEPERAWATAN
H.
Dx 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis pembengkakan sendi ditandai dengan pasien
mengatakan sakit pada lutut kiri dengan skala nyeri 4 dari rentang (0-10), TD : 110/80 mmHg, N : 80 x/menit,
S : 36 0C, RR : 20 x/menit, pasien tampak meringis kesakitan.
I. Diagnosa
M.

Keperawatan
Nyeri akut

J. Kriteria
Hasil
N. Setelah

berhubungan dengan

dilakukan

agen cidera biologis

asuhan

pembengkakan sendi

keperawatan

ditandai dengan

selama 3x24

pasien mengatakan

jam diharapkan

sakit pada lutut kiri

nyeri pasien

dengan skala nyeri 4

berkurang

dari rentang (0-10),

dengan kriteria

TD : 110/80 mmHg,

hasil :

N : 80 x/menit, S : 36
0

C, RR : 20 x/menit,

pasien tampak
meringis kesakitan

K.

Intervensi Keperawatan

1. Kaji lokasi, intensitas,dan tipe

1. Nyeri merupakan respon subjektif yang

nyeri.Observasi kemajuan nyeri ke

dapat dikaji dengan menggunakan skala

daerah yang baru.


2. Bantu
klien

nyeri. Klien melaporkan nyeri biasanya


dalam

mengidentifikasi factor pencetus.


3. Jelaskan dan bantu klien terkait
dengan

tindakan

pereda

nyeri

nonfamakologi dan non invasif..


4. Ajarkan metode distraksi selama
nyeri akut.
5. Tingkatkan pengetahuaan tentang
penyebab nyeri dan hubungan

1. Pasien
menyatakan
nyeri pada
sendi
berkurang(skala
nyeri 1-3)

L. Rasional

dengan berapa lama nyeri akan


berlangsung.
6. Hindarkan

di atas tingkat cedera.


2. Nyeri dipengaruhi oleh kecemasan dan
peradangan pada sendi.
3. Pendekatan
dengan
relaksasi

dan

menunjukan

menggunakan
farmakologilain

keefektifan

dalam

mengurangi nyeri.
4. Mengalikan perhatian klien terhadap
nyeri ke hal yang menyenangkan.
5. Pengetahuan
tersebut
membatu
mengurangi nyeri dan dapat menbatu

klien

meminum

alcohol, kafein, dan obat diuretic.


7. Kolaborasi dengan tim medis
untuk pemberian colchicine
P.

meningkatkan kepatuhan klien terhadap


rencana terapeutik.
6. Pemakaian alkohol, kafein, dan obatobatan

diuretik

akan

menambah

2. Ekspresi wajah

peningkatan kadar asam urat dalam

rileks/tenang
3. Pasien dapat

serum.
7. Colchicine

mengatasi nyeri

dapat

meringankan

aksi

inflamasi gejala yang ditimbulkan oleh

yang dialami

gout
Q.

O.
R.

1) Dx 2 : Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian ditandai dengan pasien mengatakan
kaki kiri tidak dapat digerakan, keterbatasan dalam beraktivitas, dan ADL dibantu.
S.
T. Diagnosa
Keperawatan
1) Hambatan mobilitas
fisik

berhubungan

dengan
persendian
dengan

nyeri

U. Kriteria
Hasil
Y. Setelah
dilakukan
asuhan

ditandai

keperawatan

pasien

selama 3x24

mengatakan kaki kiri

jam diharapkan

tidak

klien mampu

dapat

digerakan,

melaksanakan

keterbatasan

dalam

beraktivitas,

dan

aktifitas fisik
sesuai dengan

V.

Intervensi Keperawatan

W. Rasional

1. Kaji mobilitas yang ada dan observasi 1. Mengetahui tingkat kemampuan pasien
adanya peningkatan kerusakan.
dalam beraktifitas
2. Ajarkan klien melakukan latihan 2. Gerakan aktif memberikam masa tonus dan
gerak aktif pada ekstermitas yang

gerakan otot,serta memperbaiki fungsi

tidak sakit.
jantung dan pernafasan.
3. Bantu klien melakukan latihan ROM 3. Untuk mempertahankan fleksibilitas sendi
dan perawatan diri sesuai toleransi.
sesuai kemampuan.
4. Pantau kemajuan dan perkembangan 4. Untuk mendeteksi perkembangan pasien
Z.
kemampuan klien dalam melakukan
aktifitas.

ADL dibantu.
X.

kemampuannya
dengan kriteria
hasil :
1. Pasien ikut dalam
program latihan
2. Pasien
tidak
mengalami
kontraktur sendi
3. Kekuatan
otot
pasien bertambah
4. Pasien
menunjukkan
tindakan

untuk

meningkatkan
mobilitas

dan

mempertahankan
koordinasi
optimal.
AA.
AB.
AC.

Dx 3 : Gangguan pola tidur berdasarkan nyeri pada pembengkakan ditandai dengan pasien tampak lemas dan
terdapat lingkaran hitam disekitar mata.

AD.
AE.

Diagno

AF.Kriteria

AG.

Intervensi Keperawatan

AH.

Rasional

sa
AI.

Hasil

Keperawatan
Gangguan pola

AJ. Setelah

Diskusikan perbedaan individual

a Rekomendasi yang umum untuk tidur 8 jam

tidur berdasarkan

dilakukan

dalam kebutuhan tidur berdasarkan hal

tiap malam nyatanya tidak mempunyai

nyeri pada

asuhan

usia, tingkat aktivitas, gaya hidup

fungsi dasar ilmiah individu yang dapat

pembengkakan

keperawatan

tingkat stress.

rileks dan istirahat dengan mudah

ditandai dengan

selama 3x24

AL.

pasien tampak lemas

jam diharapkan b

Tingkatkan relaksasi, berikan

dan terdapat lingkaran

pola tidur

lingkungan yang gelap dan terang,

hitam disekitar mata.

pasien dapat

berikan kesempatan untuk memilih

teratasi dengan

penggunaan bantal, linen dan selimut,

kriteria :

berikan ritual waktu tidur yang

1. Pasien tidak lemas


2. Tidak terdapat
lingkaran hitam
disekitar mata

memerlukan sedikit tidur untuk merasa


segar kembali dengan bertambahnya usia,

menyenangkan bila perlu pastikan


ventilasi ruangan baik, tutup pintu

waktu tidur.
AN.
bTotal secara umum menurun, khususnya tidur
tahap IV dan waktu tahap meningkat. Tidur
akan sulit dicapai sampai tercapai relaksasi,
lingkungan rumah sakit dapat mengganggu
relaksasi

ruangan bila klien menginginkan


AM.

pasien.
AK.
AO.
AP.IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
AQ.
Catatan keperawatan pasien DPR di ruang Angsoka 2 pada hari/tanggal Jumat, 2 Juni 2015 8 Juni
2015.
AR. AS.

Hari/

AT.

AU.

Tindakan Keperawatan

AV.

Evaluasi Formatif

AW.

No tanggal
AX. AY. Jumat

Dx
CT.

1.

1,2,

, 5-6-2015
AZ. Pukul
12.00
BA.
BB.
BC.
BD. Pukul
12.30
BE.
BF.
BG.
BH.
BI.
Pukul
13.00
BJ.
BK.
BL.
BM.
BN. Pukul
14.00
BO.
BP.
BQ. Pukul
14.15
BR.
BS.
BT.

3
CU.
CV.
CW.
CX.
CY.
CZ.
1
DA.
DB.
DC.
DD.
DE.

EW.
EX.
EY.
EZ.
FA.
FB.

FC.Mengkaji skala nyeri dari


rentang (0-10). Dengan teknik
PQRST

FG.

TD : 110/80
N : 80x/menit
S : 36 C
RR : 20x/menit
KU lemas, sesak (-), batuk (-)
Nyeri pada lutut kiri menjalar hingga ke

kaki, nyeri jika digerakan dengan skala nyeri 4


(nyeri sedang) dari skala 0-10 dan berkurang

Memberikan makanan dan 1porsi dari makanan yang disediakan. Minum 2-3

minuman. (Diet TKTP Rendah gelas air putih.


GQ. Obat (+), alergi (-)
Purin). Memberikan obat
GR.
sesuai indikasi
GS. Pasien
tampak
FH.
FI.
FJ. Mengkaji imobilitas pasien.
FK.
FL.

2
DK.
DL.
DM.
1
DN.

GH.
GI.
GJ.
GK.
GL.
GM.
GN.

apabila diistirahatkan.
GO.
GP.
Makan dan minum (+), makanan habis

FD.
FE.
FF.

1,2,
3
DF.
DG.
DH.
DI.
DJ.

Mengobservasi TTV.

terbatas

dalam

menggerakan tubuhnya terutama kaki kiri.


GT.
GU. Pasien kooperatif dan mengikuti instruksi,
pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang.
GV. Pasien mengatakan lebih nyaman

FM.

FN.
FO.

araf
HQ.

Mengajarkan

teknik

dibandingkan sebelumnya.
relaksasi nafas dalam, masase GW.
GX. Pasien kooperatif melakukan
sekitar nyeri.
gerakan pada organ tubuh yang normal.
GY.

sedikit

BU.
BV.

Pukul

15.00
BW.
BX.
BY. Pukul
17.00
BZ.
CA.
CB. Pukul
17.30
CC.
CD.
CE.
CF.
Pukul
18.00
CG.
CH.
CI.
CJ.
CK. Pukul
19.00
CL.
CM.
CN.
CO.
CP.
Pukul
20.00
CQ.

DO.
DP.
DQ.
DR.
2
DS.
DT.
DU.
1
DV.
DW.
DX.
1
DY.
DZ.
EA.
EB.
1,2,
3
EC.
ED.
EE.
EF.
EG.
1
EH.
EI.
EJ.
EK.

FP.

GZ.
FQ.

Mendorong

partisipasi

Memberikan efek relaksasi pada bagian

yang sakit dan meringankan oedema


klien pada aktivitas terapeutik HA.
HB. Pasien dan keluarga kooperatif mengikuti
atau rekreasi.
instruksi yang diberikan.
FR.
HC.
FS. Memberikan kompres hangat HD.
HE. Makan dan minum (+), makanan habis
pada kaki sebelah kiri
FT.
1porsi dari makanan yang disediakan. Minum 2-3
FU. Memberikan HE pada
gelas air putih.
klien untuk tidak mengonsumsi HF.
Obat (+), alergi (-)
HG.
alcohol, kafein, dan obat
HH. Nyeri pada lutut kiri menjalar hingga ke
diuretic.
kaki, nyeri jika digerakan dengan skala nyeri 4
FV.
(nyeri sedang) dari skala 0-10 dan berkurang
FW. Memberikan makanan dan
apabila diistirahatkan.
minuman. (Diet TKTP Rendah HI.
HJ.
Pasien
tampak
terbatas
dalam
Purin)
Memberikan
obat
menggerakan tubuhnya terutama kaki kiri.
sesuai indikasi
HK.
FX.
HL. TD : 110/70
FY.
HM. N : 80x/menit
FZ.Mengkaji skala nyeri dari
HN. S : 36,4 0 C
rentang (0-10). Dengan teknik HO. RR : 20x/menit
HP.
KU lemas, sesak (-), batuk (-)
PQRST
GA.
GB.

CR.
CS.

EL.
Pukul

21.00

2
EM.
EN.
EO.
1,2,

HR. HS.
2.

3
EP.
EQ.
ER.
ES.
ET.
EU.
EV.
Sabtu, JS.

6-06-2015
1. HT. Pukul
08.00 Wita.
HU.
HV.
HW. Pukul
08.30 Wita.
HX.
HY.
HZ.
IA.
Pukul
09.30 wita
IB.
IC.

1,2,
3
JT.
JU.
JV.
JW.
JX.
JY.
1
JZ.
KA.
KB.
KC.
KD.

GC.
GD.

Mengkaji

imobilitas

pasien.
GE.
GF.
GG.

Mengobservasi TTV

ML.

Mengobservasi TTV.

MM.
MN.
MO.
MP.
MQ.
MR.

Mengkaji skala nyeri dari

rentang (0-10). Dengan teknik


PQRST
MS.
MT.
MU.
MV. Memberikan makanan dan
minuman. (Diet TKTP Rendah

ON.
OO.
OP.
OQ.
OR.
OS.
OT.

TD : 110/80
N : 80x/menit
S : 36,5C
RR : 20x/menit
KU lemas, sesak (-), batuk (-)
Nyeri pada lutut kiri menjalar hingga ke

kaki, nyeri jika digerakan dengan skala nyeri 4


(nyeri sedang) dari skala 0-10 dan berkurang
apabila diistirahatkan.
OU.
OV. Makan dan minum (+), makanan habis
1porsi dari makanan yang disediakan. Minum 2-3

QJ.

ID.
IE.

1,2,
Pukul

10.00 wita
IF.
IG.
Pukul
11.00 wita
IH.
II.
Pukul
11.30 wita
IJ.
Pukul
12.00 wita
IK.
IL.
Pukul
12.30 wita
IM.
IN.
Pukul
13.00 wita
IO.
IP.
IQ.
Pukul
13.30 wita
IR.
IS.
IT.
IU.
Pukul
14.30 wita
IV.
IW.

3
KE.
KF.
KG.
KH.
KI.
2
KJ.
KK.
KL.

Purin).

sesuai indikasi
MW.
MX.
MY.
Mengkaji
pasien.

NB.

2
KP.
KQ.

2
KU.
KV.
KW.
1
KX.
KY.

NF.

obat gelas air putih.


OW. Obat (+), alergi (-)
OX.
OY. Pasien
tampak

terbatas

dalam

imobilitas menggerakan tubuhnya terutama kaki kiri.


OZ.
PA.
Pasien kooperatif dan mengikuti instruksi,

MZ.
NA.

1
KM.
KN.
KO.

1
KR.
KS.
KT.

Memberikan

pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang.


PB.
teknik PC.
Pasien mengatakan lebih nyaman

Mengajarkan

relaksasi nafas dalam, masase dibandingkan sebelumnya.


PD. Memberikan efek relaksasi pada bagian
sekitar nyeri.
NC.
yang sakit dan meringankan oedema
ND. Mendorong
partisipasi PE.
PF.
Pasien belum mampu melakukan gerak
klien pada aktivitas terapeutik
aktif dan pasif pada organ yang mengalami
atau rekreasi.
NE. Memberikan
kompres oedema.
PG.
hangat padakaki sebelah kiri
PH. Pasien dan keluarga kooperatif mengikuti
NG.

NH.
NI.

Membantu pasien untuk instruksi yang diberikan.


PI.
rentang gerak aktif dan pasif.
PJ.
PK. Makan dan minum (+), makanan habis
Memberikan

pada

1porsi dari makanan yang disediakan. Minum 2-3

klien untuk tidak mengonsumsi

gelas air putih.


PL.
Obat (+), alergi (-)
PM.
PN. Nyeri pada lutut kiri menjalar hingga ke

alcohol,
diuretic.

kafein,

HE
dan

obat

IX.
IY.

Pukul

15.00 wita
IZ.
JA.
Pukul
16.00 wita
JB.
JC.
JD.
JE.
JF.
Pukul
16.30 wita
JG.
JH.
Pukul
17.00 wita
JI.
JJ.
Pukul
18.00 wita
JK.
JL.
Pukul
18.30 wita
JM.
JN.
JO.
Pukul
20.00 wita
JP.
JQ.
JR.
Pukul

KZ.
LA.
1,2,
3
LB.
LC.
LD.
LE.
LF.
1
LG.
LH.
LI.
LJ.
LK.
2
LL.
LM.
LN.
1,2,
3
LO.
LP.
LQ.
LR.
LS.
LT.
2
LU.

NJ.

kaki, nyeri jika digerakan dengan skala nyeri 4


NK.

Memberikan makanan dan (nyeri sedang) dari skala 0-10 dan berkurang

minuman.(Diet TKTP Rendah apabila diistirahatkan.


PO.
Purin)
Memberikan
obat
PP.
Pasien
tampak
terbatas
dalam
sesuai indikasi
menggerakan tubuhnya terutama kaki kiri.
NL.
PQ.
NM.
PR.
TD : 120/70
NN. Mengkaji skala nyeri dari
PS.
N : 88x/menit
rentang (0-10). Dengan teknik PT.
S : 36 0 C
PU. RR : 22x/menit
PQRST
PV.
KU lemas, sesak (-), batuk (-)
NO.
PW.
NP.
PX. Pasien kooperatif melakukan sedikit
NQ.
gerakan pada organ tubuh yang normal.
NR. Mengkaji
imobilitas PY.
PZ.
Memberikan efek relaksasi pada bagian
pasien.
yang sakit dan meringankan oedema
NS.
QA.
NT.
QB. Pasien belum mampu melakukan gerak
NU. Mengobservasi TTV
aktif dan pasif pada organ yang mengalami
NV.
oedema.
NW.
QC.
NX.
QD. Makan dan minum (+), makanan habis
NY.
NZ.
OA.

1porsi dari makanan yang disediakan. Minum 2-3


Mendorong

gelas air putih.


partisipasi QE. Obat (+), alergi (-)
QF.
Pasien dan keluarga kooperatif mengikuti

21.00 wita

LV.
LW.
1
LX.
LY.
LZ.
2
MA.
MB.
MC.
1,2,

OB.

OC.

Memberikan

kompres sesuai dengan keinginan pasien.

hangat pada kaki sebelah kiri


OD.
OE.

Membantu pasien untuk

rentang gerak aktif dan pasif.


OF.

3
MD.
ME.
MF.
MG.
1
MH.
MI.
MJ.
MK.

klien pada aktivitas terapeutik instruksi yang diberikan.


QG.
atau rekreasi.
QH.
QI.
Keluarga pasien mengatur lingkungan

OG.

Memberikan makanan dan

minuman. (Diet TKTP Rendah


Purin)
OH. Memberikan obat sesuai
indikasi
OI.
OJ. Memberikan HE pada klien
untuk

alcohol,

tidak

mengonsumsi

kafein,

dan

obat

diuretic
OK.
OL.

Mengatur dan memberikan

lingkungan

yang

sesuai

dengan

kebiasaan

pasien,

memilih penggunaan bantal,


linen dan selimut, memastikan
ventilasi ruangan baik, tutup
pintu

QK. QL.
3.

Senin, SN.

08-06-2015
QM. Pukul
08.00 wita
QN.
QO.
QP.
Pukul
08.30 Wita.
QQ.
QR.
QS.
QT.
QU.
QV.
QW.
QX. Pukul
09.30 wita
QY.
QZ. Pukul
10.00 wita

1,2,
3
SO.
SP.
SQ.
SR.
SS.
ST.
1
SU.
SV.
SW.
SX.
1,2,
3
SY.
SZ.
TA.
TB.

ruangan

bila

klien

menginginkan
OM.
VH.
Mengobservasi TTV.
VI.
VJ.
VK.
VL.
VM.
VN.

Mengkaji skala nyeri dari

rentang (0-10). Dengan teknik

XN.
XO.
XP.
XQ.
XR.
XS.
XT.

TD : 100/70
N : 80x/menit
S : 36,5 0 C
RR : 20x/menit
KU lemas, sesak (-), batuk (-)
Nyeri pada lutut kiri menjalar hingga ke

kaki, nyeri jika digerakan dengan skala nyeri 4

(nyeri sedang) dari skala 0-10 dan berkurang


PQRST
VO.
apabila diistirahatkan.
VP.
XU. Makan dan minum (+), makanan habis
VQ. Memberikan makanan dan
1porsi dari makanan yang disediakan. Minum 2-3
minuman. (Diet TKTP Rendah
gelas air putih.
Purin)
XV. Obat (+), alergi (-)
VR. Memberikan obat sesuai XW.
XX. Pasien
tampak
terbatas
dalam
indikasi
VS.
menggerakan tubuhnya terutama kaki kiri.
VT.
XY.
VU. Mengkaji
imobilitas XZ. Pasien kooperatif dan mengikuti instruksi,

ZI.

RA.
RB.

TC.
Pukul

11.00 wita
RC.
RD. Pukul
11.30 wita
RE.
RF.
Pukul
12.00 wita
RG.
RH. Pukul
12.30 wita
RI.
RJ.
RK. Pukul
13.00 wita
RL.
RM.
RN.
RO. Pukul
13.30 wita
RP.
RQ.
RR.
RS.
Pukul
14.30 wita
RT.
RU. Pukul

2
TD.
TE.
TF.
1
TG.
TH.
TI.
2
TJ.
TK.
TL.
1
TM.
TN.
TO.
1
TP.
TQ.
TR.
1
TS.
TT.
TU.
TV.
1,2,
3

pasien.

pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang.


YA.
YB. Pasien kooperatif melakukan sedikit

VV.
VW.
VX.

Mengajarkan

teknik

relaksasi nafas dalam, masase


sekitar nyeri.
VY.
VZ. Mendorong

WA.

gerakan pada organ tubuh yang normal.


YC.
YD.

Memberikan efek relaksasi pada

bagian yang sakit dan meringankan


partisipasi

oedema

klien pada aktivitas terapeutik YE.


YF.
Pasien belum mampu melakukan gerak
atau rekreasi.
aktif dan pasif pada organ yang mengalami

WB.

Memberikan

kompres

oedema
YG.
YH. Pasien dan keluarga kooperatif mengikuti

hangat pada kaki sebelah kiri


WC.
instruksi yang diberikan.
WD. Membantu pasien untuk
YI.
rentang gerak aktif dan pasif.
YJ.
YK. Makan dan minum (+), makanan habis
WE.
1porsi dari makanan yang disediakan. Minum 2-3
WF. Memberikan HE pada
gelas air putih.
klien untuk tidak mengonsumsi
YL. Obat (+), alergi (-)
alcohol, kafein, dan obat YM.
YN. Nyeri pada lutut kiri menjalar hingga ke
diuretic.
WG.
kaki, nyeri jika digerakan dengan skala nyeri 4
WH. Memberikan makanan dan
(nyeri sedang) dari skala 0-10 dan berkurang
minuman. (Diet TKTP Rendah
apabila diistirahatkan.

15.00 wita
RV.
RW.
RX.
RY. Pukul

TW.
TX.
TY.
TZ.
UA.

16.00 wita
RZ.
SA. Pukul

1
UB.
UC.
UD.
UE.
UF.

16.30 wita
SB.
SC.
Pukul
17.00 wita
SD.
SE.
Pukul
18.00 wita
SF.
SG.
SH.
SI.
Pukul
18.30 wita
SJ.
SK.
SL.
SM. Pukul
20.00 wita

2
UG.
UH.
UI.
1,2,
3
UJ.
UK.
UL.
UM.
UN.
2
UO.
UP.
UQ.
1
UR.
US.

Purin)
YO.
WI. Memberikan obat sesuai YP.
indikasi
WJ.
WK.
WL.

Pasien belum mampu melakukan gerak

aktif dan pasif pada organ yang mengalami

oedema.
YQ.
Mengkaji skala nyeri dari
YR. TD : 110/80
rentang (0-10). Dengan teknik YS. N : 88x/menit
YT. S : 36 0 C
PQRST
YU. RR : 22x/menit
WM.
YV. KU lemas, sesak (-), batuk (-)
WN.
YW. Pasien dan keluarga kooperatif mengikuti
WO.
instruksi yang diberikan.
WP. Mengkaji
imobilitas YX.
YY. Memberikan efek relaksasi pada bagian
pasien.
yang sakit dan meringankan oedema
WQ.
YZ.
WR.
ZA. Pasien belum mampu melakukan gerak
WS. Mengobservasi TTV
aktif dan pasif pada organ yang mengalami
WT.
oedema.
WU.
ZB.
WV.
ZC. Makan dan minum (+), makanan habis
WW.
1porsi dari makanan yang disediakan. Minum 2-3
WX. Mendorong
partisipasi
gelas air putih.
klien pada aktivitas terapeutik
ZD. Obat (+), alergi (-)
atau rekreasi.
ZE.
ZF.
Nyeri pada lutut kiri menjalar hingga ke
WY.
kaki, nyeri jika digerakan dengan skala nyeri 4
WZ. Memberikan
kompres

UT.
2
UU.
UV.
UW.
1,2,

hangat pada kaki sebelah kiri


XA.

apabila diistirahatkan
ZG.
XB. Membantu pasien untuk
ZH. Keluarga pasien mengatur lingkungan
rentang gerak aktif dan pasif.
sesuai dengan keinginan pasien.
XC.

3
UX.
UY.
UZ.
VA.
VB.
1
VC.
VD.
VE.
VF.
VG.

(nyeri sedang) dari skala 0-10 dan berkurang

XD.

Memberikan makanan dan

minuman. (Diet TKTP Rendah


Purin)
XE. Memberikan obat sesuai
indikasi
XF.
XG.
XH.

Memberikan

klien

HE

untuk

pada
tidak

mengonsumsi alcohol, kafein,

dan obat diuretic


XI.
XJ.
XK.

Mengatur dan memberikan

lingkungan
dengan

yang

sesuai

kebiasaan

pasien,

memilih penggunaan bantal,


linen dan selimut, memastikan

ventilasi ruangan baik, tutup


pintu

ruangan

bila

klien

menginginkan
XL.
XM.
ZJ.
ZK.
ZL.
ZM.
ZN.
ZO.
ZP.
ZQ.
ZR.
ZS.
ZT.
ZU.
ZV.EVALUASI

ZW. ZX.

Hari/

ZY.

ZZ.

Evaluasi Sumatif

AAA. Paraf

No tgl/jam
o . Dx
AAB.AAC. Senin, AAD. 1 AAI. S : Pasien mengatakan nyeri pada lutut kiri menjalar ke kaki dengan skala nyeri AAM.
1

8 Juni 2015
Pukul 21.00
wita

.
AAE.
AAF.
AAG.
AAH.

4/10
AAJ. O : Pasien tampak meringis.
AAK. A : Tujuan belum tercapai.
AAL. P : Lanjutkan intervensi.

AAN.AAO.

AAP. 2 AAQ.
AAR.
.
AAS.
AAT.
AAU.

S : Pasien mengatakan kaki kiri tidak dapat digerakan


O : ADL dibantu
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi.

AAV.

AAW.AAX.

AAY. 3 AAZ.
ABA.
ABB.
ABC.

S : Pasien mengatakan tidur terganggu karena nyeri dan bengkak di kaki kiri.
O : Tampak lingkaran hitam disekitar mata pasien
A : Tujuan belum tercapai.
P : Lanjutkan intervensi.

ABD.

ABE.ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DPR


DENGAN PENYAKIT CHRONIC GOUTHY ARTHRITIS
ABF. DI RUANG ANGSOKA 2 RSUP SANGLAH DENPASAR
ABG.

TANGGAL 5-8 JUNI 2015

ABH.
ABI.

ABJ.
ABK.

ABL.Oleh :
ABM.

Ni Made Tri Ardiyani


ABN.P07120013025

ABO.

2.1 Reguler

ABP.
ABQ.

ABR.POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR


ABS. JURUSAN KEPERAWATAN
ABT. DENPASAR
ABU.2015
ABV.
ABW.

Denpasar, 9 Juni 2015


ABX. Mengetahui,

ACE. Mahasiswa,

ABY. Pembimbing Praktik


ABZ.
ACA.
ACB.

ACF.
ACG.
ACH.
ACI.
ACJ. ( Ni Made Tri Ardiyani)
ACK. NIM. P07120013025

ACC. (
)
ACD.

NIP.
ACL.
ACM.
ACN.
ACO. Mengetahui,
ACP.
ACQ.
ACR.
ACS. (
ACT. NIP.

ACU.
ACV.

Anda mungkin juga menyukai