Anda di halaman 1dari 9

Mata Kuliah Irigasi

BAB 2
POLA TANAM STANDART
Pengaturan pola tanam dari tanaman sangat penting untuk mencapai
panen yang optimal, dikarenakan faktor faktor yang menunjang
pertumbuhan tidak selalu sama, dari iklim sampai kadar keasaman tanah,
sedangkan pengaturan pola tanam adalah kegiatan atau usaha mengatur
awal dari masa tanam, jenis tanaman dan varitas tanaman dalam suatu tabel
perhitungan.
Tujuan utama dari penyusunan pola tanam adalah untuk mendapatkan
suatu kondisi dimana kebutuhan air irigasi pada musim kemarau sekecil
mungkin, sehingga panen bisa optimal meskipun dilanda musim kemarau.

Gambar 2.1 pola tanam standart padi tebu.

Gambar 2.2 pola tanam standart dalam setahun.

Bab II Pola Tanam Standart

Mata Kuliah Irigasi

MENGHITUNG KEBUTUHAN AIR BERDASARKAN POLA TANAM

Untuk mencari besarnya air yang dibutuhkan digunakan rumus :

Dimana :
DR
NFR
Etc
Eto
e

= Devertion Requirement (Besarnya Kebutuhan Penyadapan


dari Sumber)
= Net Field Requirement (Kebutuhan Bersih Air di Sawah)
= Evaporasi Konsumtif (Evaporasi Tanaman)
= Evaporasi Tanaman Acuan (rumput pendek 0,25 m)
= Efisiensi di saluran
Saluran Primer
= 0,9
Saluran Sekunder = 0,9
Saluran Tersier
= 0,8

Untuk Contoh perhitungan.


Bila Diketahui :
Waktu penyiapan lahan ( T ) = 30 Hari
Awal tanam adalah awal bulan November
Data yang tersedia 15 harian
Perhitungan Refektif = Re = Hujan efektif, bisa dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1 perhitungan R efektif

% kejadian untuk R = 50 mm 6x kejadian

Bab II Pola Tanam Standart

Mata Kuliah Irigasi

=
% kejadian untuk R = 30 mm 12x kejadian
=

Berarti

= 1,4
Untuk pergantian lapisan air (WLR), bila waktu penyiapan lahan
(T)=30hari dan awal tanam November 1 maka :
Tabel 2.2 Perhitungan WLR dengan T=30 hari dan awal tanam november

Untuk pergantian lapisan air (WLR), bila waktu penyiapan lahan


(T)=45hari dan awal tanam November 1 maka :
Tabel 2.3 Perhitungan WLR dengan T=45 hari dan awal tanam november

Bab II Pola Tanam Standart

Mata Kuliah Irigasi

Untuk harga koefisien evaporasi polowijo, padi dan tebu yang


menggunakan standart FAO yang bisa dilihat pada tabel dibawah
Tabel 2.4 Harga koefisien evaporasi polowijo FAO

Tabel 2.5 Harga koefisien evaporasi padi FAO

Tabel 2.6 Harga koefisien evaporasi tebu FAO

Bab II Pola Tanam Standart

Mata Kuliah Irigasi

Dalam pengaturan pola tanam ada waktu dimana lahan dipersiapkan


dulu sebelum ada penanaman tanaman, sehingga dapat dihitungkan berapa
besar kebutuhan air berdasarkan nilai evaporasi dan perkolasi selama
penyiapan lahan pada tabel 2.7 dibawah.
Tabel 2.7 Kebutuhan Air irigasi selama penyiapan Lahan

Dimana
Eo
S

: Evaporasi Air Terbuka (1,1 Eto selama penyiapan lahan) (mm/hari)


: Air yang dibutuhkan untuk penjenuhan 50 mm.

Karena tabel diatas digunakan untuk angka Eo+P yang bernilai bulat,
maka untuk yang bernilai desimal digunakan cara interpolasi, dicontohkan
pada perhitungan dibawah.
Pada November 1
Eto
= 5,2 mm / hari
Eo
= 1,1 x 5,2 mm/ hari = 5,72 mm/hari
Eo + P
= (5,72 + 2) mm / hari = 7,72 mm / hari
(lihat gambar 2.2 (air cukup, padi-padi-polowijo) dan tabel 2.7)
Penyiapan lahan 30 hari (T = 30 hari)
Air yang dibtuhkan untuk penjenuhan = (s = 250 mm)
Maka interpolasi sebagai berikut
Eo + P
= 7,5 Lp = 12,6 mm/hari
Eo + P
=8
Lp = 13,0 mm/hari
Eo + P

= 7,72 Lp =

Bab II Pola Tanam Standart

Mata Kuliah Irigasi

= 12,776 12,78 mm/hari


Pada November 2
Eto
Eo
Eo + P

= 5,2 mm / hari
= 1.1 x 5,2 mm/ hari = 5,72 mm/hari
= (5,72 + 2) mm / hari 7,72 mm / hari

Karena sama maka Lp Nov 2 = Lp Nov 1 = 12,78 mm/hari


Pada maret 1 dan maret 2 (sama)
Eto
= 4,4 mm / hari
P
= 2 mm/hari
Eo + P
= (4,4 + 2) mm / hari = 6,4 mm / hari
(lihat gambar 2.2 (air cukup, padi-padi-polowijo) dan tabel 2.7)
Penyiapan lahan 30 hari (T = 30 hari)
Air yang dibtuhkan untuk penjenuhan = (s = 250 mm)
Maka interpolasi sebagai berikut
Eo + P
=6
Lp = 11,7 mm/hari
Eo + P
= 6,5 Lp = 12,0 mm/hari
Eo + P

= 6,4 Lp =
= 12,94 mm/hari

Lp maret 1 = Lp maret 2 = 11,94 mm/hari


Maka besarnya kebutuhan penyadapan dari sumber air (DR) sudah dapat di
hitung pada tabel 2.8

Bab II Pola Tanam Standart

10

Mata Kuliah Irigasi

Tabel 2.8 perhitungan kebutuhan debit,padi-padi-polowijo, jenis padi unggul, awal tanam nov 1, waktu penyiapan lahan (T) = 30 hari

Bab II Pola Tanam Standart

11

Mata Kuliah Irigasi

Tabel 2.9 perhitungan kebutuhan debit, padi-padi-polowijo, jenis padi unggul, awal tanam nov 2, waktu penyiapan lahan (T) = 30 hari

Selanjutnya perbandingan debit yang dibutuhkan (Water balance) antara masa tanam awal november 1 dan masa tanam
awal november 2 dapat di dilihat di halaman selanjutnya pada tabel 2 .10

Bab II Pola Tanam Standart

12

Mata Kuliah Irigasi

Tabel 2.10 Perhitungan Water Balance antara masa tanam awal november 1 dan awal tanam awal november 2

Dari tabel 2.10 dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan hasil panen yang optimal disarankan untuk memulai awal
tanam pada awal november 1, karena tidak ada lahan pertanian yang kekurangan air dan hasil dari pertanian bisa maksimal.

Bab II Pola Tanam Standart

13

Anda mungkin juga menyukai