Lampiran
4.3. CONTOH PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR POLA TANAM
Program Tatap
Fakultas Kode MK Disusun Oleh
Studi Muka
0
Teknik Sipil dan Program A61111EL Ir.Hadi SSilo.MM
Perencanaan Studi Teknik
Sipil
4
Abstract Kompetensi
Memberikan gambaran umum proses perencanaan Mahasiswa diharapkan dapat merencanakan
kebutuhan air untuk pola tanam, perhitungan debit kebutuhan air untuk pola tanam, kehilangan air dan
rencana pengambilan di intake dari air sungai dan penetapan debit rencana pengambilan air dari
perhitungan kehilangan air pada jaringan irigasi sungai / intake.
Pengaturan pola tata tanam adalah kegiatan mengatur awal masa tanam, jenis tanaman dan varitas tanaman dalam suatu tabel
perhitungan.
Tujuan utama dari penyusunan pola tanam adalah untuk mendapatkan besaran kebutuhan air irigasi pada musim kemarau sekecil
mungkin.
Di dalam penyusunan pola tata tanam dilakukan simulasi penentuan awal tanam.
Misalnya alternatif pertama, jika awal tanam padi pada awal bulan Oktober, alternatif kedua, jika awal tanam padi pada awal bulan
November begitu seterusnya hingga alternatif kedua belas yang awal tanam padi dimulai pada awal September. Dari keduabelas
alternatif tadi dipilih alternatif yang “kebutuhan air irigasi”nya paling rendah.
Tabel penyusunan pola tata tanam biasanya seperti berikut : lihat tabel.
Keterangan tabel :
Penyusunan pola tata tanam didasarkan pada tengah bulanan atau tiap 15 harian, artinya besaran-besaran yang ikut di dalam
perhitungan (seperti besaran Eto, Pd, P&I) dihitung selama 15 harian (bukan bulanan atau bukan harian) yaitu ditandai dengan
adanya angka 1 dan 2.
Penyusunan pola tata tanam dilakukan selama 1 tahun dengan disisipi 1 musim untuk tanaman palawija (tanaman jagung, kacang,
kedele, singkong atau ubi), misalnya pola tata tanam : padi pertama, sesudah padi pertama maka dilanjutkan dengan pengolahan
tanah untuk persiapan tanam padi kedua, sesudah padi kedua panen, maka lahan ditanami dengan palawija, tidak dengan padi
lagi.
Hal ini dimaksudkan untuk memutus rantai serangan hama pada tanaman padi serta memberi kesempatan tanah untuk
memulihkan unsur-unsur haranya setelah berturut-turut ditanami padi.
Notasi pola tanam dibuat miring-miring, dimaksudkan bahwa penanaman untuk seluruh areal persawahan tidak dilakukan serentak
tetapi bertahap, berperiode setengah bulanan (15 harian) dan ada waktu kosong (time lag) selama 15 hari (1 kali setengah
bulanan) sebelum pengolahan/penyiapan lahan (land preparation). Total waktu penyiapan lahan adalah 2 bulan.
Koefisien tanaman c sangat erat hubungannya dengan awal masa tanam, jenis tanaman dan varietas tanaman.
Pada contoh tersebut, jenis tanaman yang ditanam adalah padi dengan tabel koefisien tanaman seperti berikut : harga C1 adalah
koefisien tanaman bagi kelompok penanaman awal, C2 adalah koefisien tanaman bagi penanaman gelombang kedua, C3 adalah
koefisien tanaman bagi gelombang terakhir, koefisien rata-rata adalah harga rata-rata dari C1, C2 dan C3.
Bulan FAO
Padi Padi
Sumber : Standar Perencanaan Irigasi, KP-01, Departemen Pekerjaan Umum ; Irigasi dan Bangunan Air. Ir. Agus Suroso .MT
Baris ke 3 :
Koefisien tanaman k rata-rata adalah : harga rata-rata dari k1, k2, dan k3.
Baris ke 4 :
Evapotranspirasi potensial (ETo) adalah hasil perhitungan dari tabel sebelumnya (tabel evapotranspirasi metode Penman
modifikasi) yaitu hasil perkalian antara faktor koreksi c dengan evapotranspirasi sebenarnya ETo*.
Baris ke 5 :
Kebutuhan air tanaman ET adalah hasil perkalian antara koefisien tanaman rata-rata k pada baris ke 3 dengan Evapotranspirasi
potensial ETo pada baris ke 4.
Baris ke 6 :
Kebutuhan air untuk penyiapan lahan (Pd) adalah hasil perhitungan harga Pd berdasarkan rumus vd. Goor – Zijlstra.
Baris ke 7 :
Ratio penyiapan lahan adalah perbandingan antara total penyiapan lahan (2 bulan) dengan angka 4 (yang merupakan periode 15
harian).
Baris ke 8 :
Kebutuhan air untuk penyiapan lahan dengan ratio merupakan perkalian antara kebutuhan air untuk penyiapan lahan (baris ke 6)
dengan ratio penyiapan lahan (baris ke 7).
Baris ke 9 :
Perkolasi adalah air yang hilang akibat proses perkolasi, besarnya 1.5 mm/hari.
Baris ke 10 :
Penggantian lapisan air WLR1, WLR2 dan WLR3 adalah sejumlah air yang diperlukan untuk mengganti lapisan air di sawah
sesudah 1.5 bulan dan 2 bulan dari penyiapan lahan, besarannya adalah 50 mm per 15 hari atau 3.3 mm per hari. Sedangkan
harga rata-rata WLR adalah rata-rata dari WLR1, WLR2 dan WLR3.
Baris ke 11 :
Ratio luas tanaman adalah perbandingan antara luas lahan yang sudah ditanami dengan luas total. Untuk warna hijau yang penuh,
nilainya adalah 1, yang tidak penuh mungkin 0.75 atau 0.25.
Baris ke 12 :
Kebutuhan air untuk ET + P + WLR, merupakan perkalian antara ratio luas tanaman (baris ke 11) dengan penjumlahan baris ke 5,
baris ke 9 dan baris ke 10.
Baris ke 13 :
0,7
Re x R80
N
Curah hujan efektif adalah curah hujan yang dimanfaatkan oleh tanaman untuk memenuhi kebutuhannya. Dihitung dengan rumus
Baris ke 14 :
Total ratio adalah penjumlahan antara ratio penyiapan lahan (baris ke 7) dengan ratio luas tanaman (baris ke 11).
Baris ke 15 :
Curah hujan efektif dengan ratio adalah perkalian antara ratio total (baris ke 14) dengan curah hujan efektif (baris ke 13).
Baris ke 16 :
- Jika besar curah hujan efektif dengan ratio (baris ke 15) lebih besar dari penjumlahan kebutuhan air untuk pengolahan
lahan dengan ratio (baris ke 8) dengan kebutuhan air untuk (ET + P + WLR) pada baris ke 12, maka hasilnya = 0. Artinya
curah hujan efektif masih mampu memenuhi kebutuhan untuk ET + P + WLR dan Pd.
- Jika besar curah hujan efektif dengan ratio (baris ke 15) lebih kecil dari penjumlahan kebutuhan air untuk pengolahan lahan
dengan ratio (baris ke 8) dengan kebutuhan air untuk (ET + P + WLR) pada baris ke 12, maka hasilnya = (ET + P + WLR)
pada baris ke 12 dikurangi besar curah hujan efektif dengan ratio (baris ke 15).
Baris ke 17 :
Kebutuhan air di sawah netto (ltr/dt per ha) adalah kebutuhan air di sawah netto (baris 16) dikalikan 0.1157.
Baris ke 18 :
Efisiensi irigasi adlaah total efisiensi mulai dari saluran primer, sekunder dan tersier. Besarnya adalah 0.65
Baris ke 19 :
Kebutuhan air diintake (DR) adalah kebutuhan air netto di sawah (baris ke 17) dibagi efisiensi irigasi (baris ke 18).
Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi Untuk Daerah Kampung Baru
Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
No Uraian Satuan
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
LP LP
LP LP
k1 0.820 0.450 LP LP 1.080 1.070 1.020 0.670 0.320 0.000 LP LP 1.080 1.070 1.020 0.670 0.320 0.000 0.500 0.750 1.000 1.000
k2 1.000 0.820 0.450 LP LP 1.080 1.070 1.020 0.670 0.320 0.000 LP LP 1.080 1.070 1.020 0.670 0.320 0.000 0.500 0.750 1.000
k3 1.000 1.000 0.820 0.450 LP LP 1.080 1.070 1.020 0.670 0.320 LP LP 1.080 1.070 1.020 0.670 0.320 0.000 0.500 0.750
3 Rerata koefisien tanaman 0.940 0.757 0.635 0.450 1.080 1.075 1.057 0.920 0.670 0.495 0.320 LP LP 1.080 1.075 1.057 0.920 0.670 0.495 0.320 0.500 0.625 0.750 0.917
4 Evapotranspirasi Potensial (ETo) mm/hr 4.694 4.694 4.601 4.601 4.406 4.406 4.273 4.273 3.349 3.349 3.665 3.665 3.850 3.850 3.775 3.775 3.544 3.544 3.663 3.663 3.924 3.924 3.856 3.856
5 Kebutuhan air bagi tanaman (ET) mm/hr 4.413 3.552 2.922 2.071 4.759 4.737 4.516 3.932 2.244 1.658 1.173 0.000 0.000 4.158 4.058 3.989 3.261 2.375 1.813 1.172 1.962 2.453 2.892 3.535
6 Keb. Air untuk penyiapan lahan (Pd) mm/hr 10.478 10.478 10.138 10.138 9.689 10.585 10.585 9.744
7 Ratio penyiapan lahan 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250
9 Perkolasi (P) mm/hr 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500
Rerata WLR 1.100 1.100 2.200 1.100 1.100 1.100 1.100 2.200 1.100 1.100
11 Ratio luas tanaman 1.000 1.000 0.750 0.250 0.250 0.750 1.000 1.000 1.000 1.000 0.750 0.250 0.000 0.250 0.750 1.000 1.000 1.000 1.000 0.750 0.500 0.750 1.000 1.000
12 Kebutuhan air untuk (Etc + P + WLR) mm/hr 4.413 3.552 2.191 0.518 1.565 5.503 7.116 7.632 4.844 4.258 2.005 0.375 0.000 1.414 4.994 6.589 6.961 4.975 4.413 2.004 1.731 1.840 2.892 3.535
13 Curah hujan efektif (Re) mm/hr 5.507 0.000 1.307 0.747 1.073 0.219 0.700 1.540 0.700 0.263 5.180 4.988 4.650 3.750 7.793 2.756 1.587 1.353 2.053 0.613 0.000 0.000 2.707 2.100
14 Ratio luas hujan efektif (Total ratio) 1.000 1.000 1.000 0.500 0.500 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.750 0.500 0.250 0.500 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.750 0.500 0.750 1.000 1.000
15 Curah hujan efektif dengan ratio mm/hr 5.507 0.000 1.307 0.373 0.537 0.219 0.700 1.540 0.700 0.263 3.885 2.494 1.163 1.875 7.793 2.756 1.587 1.353 2.053 0.459 0.000 0.000 2.707 2.100
16 Kebutuhan air netto di sawah (NFR) mm/hr 0.000 3.552 3.504 2.764 3.563 7.818 6.416 6.092 4.144 3.995 0.000 0.303 1.484 2.186 0.000 3.833 5.374 3.621 2.360 1.545 1.731 1.840 0.186 1.435
17 Kebutuhan air netto di sawah dalam Vdt/ha Vdt/ha 0.000 0.411 0.405 0.320 0.412 0.905 0.742 0.705 0.479 0.462 0.000 0.035 0.172 0.253 0.000 0.443 0.622 0.419 0.273 0.179 0.200 0.213 0.021 0.166
18 Efisiensi irigasi (e) 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650 0.650
19 0.000 0.624 0.492 0.634 1.392 1.142 1.084 0.738 0.389 0.000 0.682 0.957 0.645 0.420 0.275 0.308 0.327 0.033 0.255
Keterangan tambahan :
a) Penyiapan lahan
Penyiapan lahan adalah merupakan pekerjaan pengolahan tanah secara basah mulai dari pemberian air yang pertama, membersihkan jerami
dan akar-akar sisa tanaman padi yang lalu sampai siap ditanami. Tanah permukaan dibajak atau dicangkul sedalam 20-30 cm agar tanah
menjadi lunak dan membalikkan permukaan, kemudian digemburkan lalu dibuat rata dan siap untuk ditanami bibit padi yang diambil dari
tempat persemaian.
Lama pekerjaan penyiapan lahan tergantung jumlah tenaga kerja, hewan dan peralatan yang digunakan serta faktor-faktor sosial setempat.
Biasanya pengolahan lahan dilakukan sebelum masa tanam padi dan berlangsung selama 30-45 hari. Untuk penyiapan lahan digunakan
rumus empiris vd Goor dan Zijlstra.
M .e k
Pd
(e k 1)
dengan :
Pd = kebutuhan air irigasi di tingkat persawahan pada saat pengolahan lahan (mm/hari)
M = kebutuhan air untuk mengganti/mengkompensasi air yang hilang akibat evaporasi air terbuka selama penyiapan lahan (1.1 x
ETo) dan akibat perkolasi, atau M = (1.1 x ETo) + P, dalam mm/hari.
K = MT/S
Tabel perhitungan kebutuhan air untuk penyiapan lahan adalah seperti tabel 3 berikut :
Tabel 3. Kebutuhan Air untuk Penyiapan Lahan pada Daerah Irigasi Kampung Baru
No Hitungan Satuan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Keterangan
1 ETo mm/hari 3.67 3.85 3.78 3.54 3.66 3.92 3.86 4.69 4.60 4.41 4.27 3.35 Perhitungan kebutuhan air
2 1,1 . ETo 4.03 4.23 4.15 3.90 4.03 4.32 4.24 5.16 5.06 4.85 4.70 3.68 untuk penyiapan lahan
3 P 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 dengan metode :
4 M = 1.1. ETo + P 5.53 5.73 5.65 5.40 5.53 5.82 5.74 6.66 6.56 6.35 6.20 5.18 Vd Goor dan Zijlstra
5 T 31.00 28.00 31.00 30.00 31.00 30.00 31.00 31.00 30.00 31.00 30.00 31.00
6 S 200.00 200.00 200.00 200.00 200.00 200.00 200.00 200.00 200.00 200.00 200.00 200.00 - e = 2.7183
7 k= M . T 0.86 0.80 0.88 0.81 0.86 0.87 0.89 1.03 0.98 0.98 0.93 0.80
S - Pd = kebutuhan air
8 ek 2.33 2.18 2.38 2.20 2.33 2.37 2.42 2.81 2.68 2.67 2.53 2.18 untuk penyiapan
k
9 e -1 1.33 1.18 1.38 1.20 1.33 1.37 1.42 1.81 1.68 1.67 1.53 1.18 lahan
k
10 Pd = M . e 9.69 10.58 9.74 9.89 9.69 10.06 9.79 10.35 10.48 10.14 10.26 9.56
ek - 1
Keterangan :
- ETo = Evapotranspirasi potensial yang dihitung dengan metode Penman
- 1.1.ETo = Evaporasi pada permukaan air bebas, diambil 1.1 x Eto
- P = Perkolasi
- M = Kebutuhan air sebagai pengganti akibat evaporasi dan perkolasi
- T = Waktu penyiapan lahan
- S = Air yang dibutuhkan untuk penjenuhan ditambah dengan 50 mm
b) Perkolasi
DEBIT ANDALAN
Debit andalan adalah besarnya debit dengan kemungkinan 80% terpenuhi atau tidak terpenuhi 20% dari serangkaian waktu.
Sesudah diurutkan dari kecil ke besar, maka bentuk tabel data adalah seperti berikut :
Tabel 2. Debit rata-rata bulanan sesudah diurutkan dari kecil ke besar (m3/dt)
No Prosentase Bulan
tak Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des
Dari tabel di atas tampak bahwa urutan ke 5 yaitu probabilitas/kemungkinan tidak terpenuhi 20%. Baris no 5 itulah yang dinamakan debit
andalan (Qandalan) dengan satuan m3/dt, yang digunakan untuk perhitungan luas areal sawah yang bisa diairi.
Dalam bentuk grafik adalah seperti berikut :
Tabel kebutuhan air irigasi di intake (dari rangkuman 12 alternatif pola tata tanam)
Tengah Kebutuhan Air Pada Alternatif (I/det/ha)
No Bulan I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII
Bulanan
I 0.000 0.000 0.230 0.213 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.337 0.382 0.201
1 Januari
II 0.054 0.000 0.371 0.416 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.012 0.264 0.230
I 0.264 0.000 0.094 0.359 0.309 0.210 0.057 0.000 0.011 0.134 0.461 0.543
2 Februari
II 0.389 0.204 0.134 0.622 0.703 0.268 0.000 0.067 0.000 0.000 0.254 0.519
I 0.000 0.087 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.305 0.000
3 Maret
II 0.682 0.436 0.255 0.305 0.786 0.832 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.422
I 0.957 1.014 0.370 0.140 0.603 0.847 0.536 0.000 0.000 0.000 0.000 0.534
4 April
II 0.645 0.889 0.557 0.387 0.534 0.998 1.055 0.378 0.212 0.312 0.096 0.171
I 0.420 0.893 0.782 0.301 0.000 0.378 0.630 0.413 0.000 0.000 0.000 0.000
5 Mei
II 0.275 0.791 1.043 0.619 0.443 0.677 1.149 1.195 0.150 0.000 0.000 0.000
I 0.308 0.809 0.993 1.049 0.370 0.136 0.622 0.892 0.549 0.780 0.657 0.524
6 Juni
II 0.327 0.368 0.731 1.002 0.603 0.415 0.609 1.102 1.158 0.526 0.529 0.640
I 0.033 0.064 0.701 0.950 0.996 0.350 0.110 0.582 0.848 0.517 0.281 0.163
7 Juli
II 0.255 0.041 0.289 0.821 1.087 0.637 0.452 0.701 1.189 1.235 0.326 0.146
I 0.000 0.000 0.000 0.721 1.045 1.099 0.365 0.114 0.641 0.964 0.562 0.000
8 Agustus
II 0.632 0.766 0.392 0.284 0.867 1.190 0.675 0.449 0.721 1.272 1.326 0.555
I 0.624 0.496 0.340 0.201 0.735 1.180 1.241 0.408 0.222 0.779 1.096 0.638
9 September
II 0.492 0.263 0.394 0.116 0.297 0.879 1.195 0.688 0.467 0.735 1.279 1.341
Tabel luasan areal terairi (dari rangkuman 12 alternatif pola tata tanam)
Tabel Luasan Terairi (hektar)
Tengah Debit Luas Lahan Terairi (Ha)
No Bulan
Bulanan Andalan I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII
1 Januari I 14.50 Maks Maks 63,003 68,065 Maks Maks Maks Maks Maks 43,054 37,936 72,269
II 14.50 268,460 Maks 39,078 34,815 Maks Maks Maks Maks Maks 1,193.998 54,839 62,998
2 Februari I 15.40 58,312 Maks 163,452 42,875 49,848 73,343 Maks Maks 1,385.826 114,499 33,382 28,366
II 15.40 39,585 75,482 114,499 24,778 21,903 57,514 Maks 228,331 Maks Maks 60,530 29,651
3 Maret I 17.50 Maks 201,621 Maks Maks Maks Maks Maks Maks Maks Maks 57,414 Maks
II 17.50 25,652 40,094 68,616 57,414 22,259 21,037 Maks Maks Maks Maks Maks 41,430
Minimum Padi-2 8,093.91 1,236.74 1,007.34 947.83 407.98 254.33 241.71 319.33 563.23 802.53 24,927.08 19,656.19
Minimum Palawija 1,423.50 605.09 561.52 710.07 1,009.61 1,113.32 55,568.65 50,928.00 49,636.40 33,602.57 1,522.95 1,561.71
Jumlah 9,804.84 2,341.98 14,581.69 23,789.20 18,829.07 6,393.25 57,417.34 52,154.86 50,9556.65 34.790,22 26,684.54 21,441.64
Jaringan irigasi dapat dimanfaatkan secara optimal jika dipakai alternatif VII
karena mempunyai luas minimum yang terbesar.