Anda di halaman 1dari 18

2.

EVAPOTRANSPIRASI POTENSIAL
Kebutuhan air bagi tanaman pada dasarnya adalah upaya untuk menggantikan air
yang hilang adanya penguapan air dari tanah dan tanaman (evapotranspirasi).
Evapotranspirasi (ETo) umumnya dinyatakan dalam bentuk evapotranspirasi potensial
(potential evapotranspiration) atau evapotranspirasi nyata (actual evapo-transpiration).
Analisis ET0 telah banyak dimodelkan dan diklasifikasikan sebagai berikut: 1) model
temperature (persamaan Blaney-Criddle), 2) model radiasi (persamaan Priestley dan
Taylor), 3) model pan-evaporation, dan 4) model kombinasi (Penman-Monteith). Dalam
banyak kasus di Indonesia, cara Penman cukup popular dan digunakan karena adanya
pertimbangan dua musim.
Pemakaian air untuk irigasi bervariasi dengan waktu dan ditetapkan berdasarkan
tingkat pertumbuhan, yang selanjutnya disebut sebagai koefisien tanaman. Koefisien
tanaman (Kc) secara umum ditunjukkan oleh Doorenbos dan Pruit (1977) dan Chow dkk.
(1988) seperti pada Gambar 2.8a. Koefisien tanaman sejak pembentukan anakan hingga
panen ditunjukan oleh Pusposutardjo (1983) dalam Gambar-1b. Telaah pustaka
mengisyaratkan bahwa koefisien tanaman perlu ditetapkan sesuai dengan faktor-faktor
yang terdapat di lokasi kajian.
Dalam Gambar-1a ditunjukkan tahap awal pertumbuhan (initial stage) dengan
bilangan 1, tahap pertumbuhan (development stage) ditunjukkan dengan bilangan 2, tahap
pertengahan musim (mid season stage) ditunjukkan dengan bilangan 3, dan tahap akhir
musim (late season stage) ditunjukkan dengan bilangan 4.

1
Koef. tanaman, kc
Koef. tanaman, kc

pembentukan
2

berbunga
1 4

anakan

panen
t1 t2 t3 t4 Waktu, t Waktu, t
a) b)
Gambar-1. a) Nilai Kc tiap tahap pertumbuhan,
b) Nilai Kc sejak pembentukan anakan

2
Kebutuhan air bagai tanaman yang didekati dengan perhitungan evapotranspirasi
potensial tergantung pada kondisi iklim, hujan, jenis tanaman, jenis tanah.
Adapun perhitungan evapotranspirasi potensial mutlak hanya tergantung pada
kondisi iklim yang meliputi antara lain suhu udara, kecepatan angin, penyinaran matahari,
kelembaban udara relatif.
Data iklim diperoleh dengan menempatkan peralatan khusus pada suatu tempat
dengan syarat penempatan tertentu. Hampir di semua airport dan pelabuhan laut terdapat
alat ini. Tempat untuk menempatkan alat tersebut dinamakan stasiun pencatat iklim.
Alat dan data ini dikelola, khususnya di Indonesia, oleh Badan Meteorologi dan
Geofisika (BMG). Meskipun ada kemungkinan instansi lain juga memiliki dan mengelola
peralatan ini, seperti Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Dinas
Kehutanan, dll. Gambar-1 adalah foto stasiun pencatat iklim dan hujan di halaman belakang
kantor Balai Besar Wilayah Sungai, Pabelan, Solo. Gambar-2. Alat pencatat penyonaran
matahari.

Gambat-1. Stasiun Iklim Gambar-2. Pencatat Sinar Matahari

Gambar-3 adalah panci evaporasi, Gambar-4 adalah baling-baling untuk mengukur


kecepatan angin.

3
Gambar-3. Panci evaporasi Gambar-4.Baling-baling kecepatan angin

Gambar-5 alat pengukur hujan otomatis dan Gambar-6 adalah tempat penyimpan
alat untuk mencatat grafik untuk alat pencatat hujan otomatis.

Gambar-5. Tabung penangkap hujan Gambar-6. Alat pencatat grafik hujan

4
Doorenbos dan Pruitt (1977) mengadopsi rekomendasi yang dirumuskan oleh grup
Crop Water Requirements dari FAO pada saat pertemuan di Lebanon tahun 1971 dan di
Roma tahun 1972. Dalam papernya dituliskan bahwa dari 4 (empat) cara menghitung
evapotranspirasi potensial (ETo), yang direkomendasikan, yakni cara Blaney-Criddle,
Radiation, Penman, dan Pan-Evaporation, maka cara Penman dinyatakan memberikan hasil
terbaik dengan kemungkinan kesalahan ±10% untuk selama musim panas, dan mencapai
20% dalam keadaan low evaporatif.
Sejak ditetapkannya rekomendasi FAO yang diuraikan oleh Doorenbos dan Pruitt
(1977), kajian terhadap prakiraan ETo terus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih
teliti (Allen dkk., 1998). Hasil kajian menunjukkan bahwa cara Penman yang
direkomendasikan oleh FAO seringkali overestimate. Selanjutnya, Allen dkk. menjelaskan
bahwa pada bulan Mei 1990, FAO mengorganisir para konsultan ahli dan peneliti
berkolaborasi dengan International Commission for Irrigation and Drainage dan World
Meteorological Orgnization untuk meninjau kembali dan memberikan saran pada revisi dan
memperbaharui prosedur perhitungan ETo. Dari panel para ahli akhirnya
merekomendasikan untuk mengadopsi cara kombinasi Penman-Monteith sebagai standar
baru untuk perhitungan ETo dan memberikan saran pada prosedur perhitungan beragam
parameter yang terkait.

2.1. Metode Blaney-Criddle


Metode Blaney-Criddle (1950) khususnya untuk daerah yang hanya memiliki data
rerata temperatur udara. Data lain seperti kelembaban udara relatif, penyinaran matahari,
kecepatan angin dapat diperkirakan dari keadaan lapangan pada umumnya. Besarnya
evapotranspirasi potensial dihitung menggunakan pendekatan rumus sebagai berikut:
ET0  C. p. 0,46.T  8 (1)
C   0,0311.T  0,34  k (2)
Dengan:
ETo = evapotranspirasi potensial pada bulan yang dipertimbangkan (mm/hari)
C = factor penyesuai (adjustment factor)
ρ = prosentase penyinaran matahari rerata harian (Tabel-1)
T = temperature rerata harian (oC), dalam bulan yang diperhitungkan
k = factor tanaman (Tabel-2)
Tabel-1 Prosentase penyinaran matahari rerata harian (ρ),

5
Lint Utara * Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nop Des
Lint selatan * Jul Aug Sep Okt Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei Jun
40 22 24 27 30 32 34 33 31 28 25 22 21
35 23 25 27 29 31 32 32 30 28 25 23 22
30 24 25 27 29 31 32 31 30 28 26 24 23
25 24 26 27 29 30 31 31 29 28 26 25 24
20 25 26 27 28 29 30 30 29 28 26 25 25
15 26 26 27 28 29 29 29 28 28 27 26 25
10 26 27 27 28 28 29 29 28 28 27 26 26
5 27 27 27 28 28 28 28 28 28 27 27 27
0 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
Sumber: Doorenbos dan Pruit,1977

Tabel -2. Harga factor Tanaman (K)


Jenis Tanaman K Daerah Pantai K Zona Kering
Jeruk 0.50 0.65
Kapas 0.60 0.65
Kentang 0.65 0.75
Jagung 0.70 -
Tomat 0.70 -
Biji-bijian 0.75 0.86
Padi 1.00 -
Sumber: Suyono, 1978

Contoh 2.1:
Wilayah pertanian di Karanganyar yang terletak pada 15O Lintang Selatan pada bulan
Januari ditanami Tomat, temperatur rerata harian 25oC. Berapa besarnya nilai
evapotranspirasi potensial pada bulan tersebut?
Penyelesaian:
T = 25
p = 26 = 0.26
C = (0.0311 . T + 0.34) + k = (0.0311 . 25 + 0.34) + 0.7 = 1.81
ETo = C.p (0.46 . T + 8) = 1.81 . 0.26 . (0.46 . 25 + 8) = 2.78 mm/hari
Jadi nilai evapotranspirsi potensial pada bulan Januari: ETo = 2.78 mm/hari

6
Sumber: Doorenbos dan Pruitt, 1977

7
8
9
10
2.2. Metode Radiasi
Metode Radiasi didasarkan pada rumus Makking (1957). Metode ini untuk daerah
yang memiliki data temperature udara, penyinaran matahari, radiasi atau keadaan awan.
Kecepatan angin dan kelembaban udara relative didasarkan pada nilai perkiraan. Nilai
evapotranspirasi potensial menurut Makking dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
ET0  C.W .Rs  (4)
 n
Rs   0,25  0.50  . Ra (5)
 N
dengan:
C = factor penyesuai pengaruh RH dan kecepatan angina
W = factor bobot pengaruh temperature dan ketinggian, Tabel-3
Rs = radiasi matahari ( mm/hari
n/N = rasio penyinaran matahari aktual dan maksimal, harga N pada Tabel-4
Ra = radiasi yang diterima permukaan bumi, Tabel-5

Tabel 3 Faktor bobot pengaruh temperature dan ketinggian (W)


Elevasi Temperatur oC
(m) 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40
0 0.71 0.75 0.75 0.77 0.78 0.80 0.82 0.83 0.84 0.85
500 0.72 0.74 0.76 0.78 0.79 0.81 0.82 0.84 0.85 0.86
1000 0.73 0.75 0.77 0.79 0.80 0.82 0.83 0.85 0.86 0.87
2000 0.77 0.79 0.79 0.81 0.82 0.84 0.85 0.86 0.87 0.88
3000 0.79 0.81 0.82 0.82 0.84 0.85 0.86 0.88 0.88 0.89
4000 0.79 0.81 0.83 0.83 0.85 0.86 0.88 0.89 0.90 0.90
Sumber: Doorenbos dan Pruit, 1977

Tabel 4 Faktor penyinaran matahari maksimum (N) ,


Lint Bulan
Utara Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nop Des
Selatan Jul Aug Sep Okt Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei Jun
40 9.6 10.7 11.9 13.3 14.4 15.0 14.7 13.7 12.5 11.2 10.0 9.3
35 10.1 11.0 11.9 13.1 14.0 14.5 14.3 13.5 12.4 11.3 10.3 9.8
30 10.4 11.1 12.0 12.9 13.6 14.0 13.9 13.2 12.4 11.5 10.6 10.2
25 10.7 11.3 12.0 12.7 13.3 13.7 13.5 13.0 12.3 11.6 10.9 10.6
20 11.0 11.5 12.0 12.6 13.1 13.3 13.2 12.8 12.3 11.7 11.2 10.9
15 11.3 11.6 12.0 12.5 12.8 13.0 12.9 12.6 12.2 11.8 11.4 11.2
10 11.6 11.8 12.0 12.3 12.6 12.7 12.6 12.4 12.1 11.8 11.6 11.5
5 11.8 11.9 12.0 12.2 12.3 12.4 12.3 12.3 12.1 12.0 11.9 11.8
0 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1

11
Sumber: Doorenbos dan Pruit, 1977

Tabel 5 Radiasi di permukaan bumi (Ra) dalam mm/hari


Belahan Bumi Utara Lint
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nop Des
6.9 9.0 11.8 14.5 16.4 17.2 16.7 15.3 12.8 10.0 7.5 6.1 38
7.4 9.4 12.1 14.7 16.4 17.2 16.7 15.4 13.1 10.6 8.0 6.6 36
7.9 9.8 12.4 14.8 16.5 17.1 16.8 15.5 13.4 10.8 8.5 7.2 34
8.3 10.2 12.5 15.0 16.5 17.0 16.8 15.6 13.6 11.2 9.0 7.8 32
8.8 10.7 13.1 15.2 16.5 17.0 16.8 15.7 13.9 11.6 9.5 8.3 30
9.3 11.1 13.4 15.3 16.5 16.8 16.7 15.7 14.1 12.0 9.9 8.8 28
10.8 11.9 13.7 15.3 16.4 16.7 16.6 15.7 14.3 12.3 10.3 9.3 26
10.2 11.9 13.3 15.4 16.4 16.6 16.5 15.8 14.5 12.6 10.7 9.7 24
10.7 12.3 14.2 15.5 16.3 16.4 16.4 15.8 14.6 13.0 11.1 10.2 22
11.2 12.7 14.4 15.4 16.6 16.4 16.3 15.9 14.8 13.3 11.6 10.7 20
11.6 13.9 14.6 15.6 16.1 16.1 16.1 15.8 14.9 13.6 12.0 11.1 18
12.0 13.3 14.7 15.6 16.0 15.9 15.9 15.7 15.0 13.9 12.4 11.6 16
12.4 13.6 14.9 15.7 15.8 15.7 15.7 15.7 15.1 14.1 12.8 12.0 14
12.6 14.5 15.1 15.7 15.7 15.5 15.5 15.6 15.2 14.4 13.3 12.5 12
13.2 14.2 15.3 15.7 15.5 15.3 15.3 15.5 15.3 14.7 13.6 12.9 10
13.6 14.5 15.3 15.6 15.3 15.0 15.1 15.4 15.3 14.8 13.9 13.3 8
13.9 14.8 15.4 15.4 15.1 14.7 14.9 15.2 15.3 15.0 14.2 13.7 6
14.3 15.0 15.5 15.5 14.9 14.4 14.6 15.1 15.2 15.1 14.5 14.1 4
14.7 15.3 15.6 15.3 14.6 14.2 14.3 14.9 15.3 15.3 14.8 14.4 2
15.0 15.5 15.7 15.3 14.4 13.9 14.1 14.8 15.3 15.4 15.1 14.8 0
Belahan Bumi Selatan Lint
17.9 15.8 12.8 9.6 7.1 5.8 6.3 8.3 11.4 14.4 17.0 18.3 38
17.9 16.0 13.2 10.1 7.5 6.3 6.8 8.8 11.7 14.6 17.0 18.2 36
17.8 16.1 13.5 10.5 8.0 6.8 7.2 9.2 12.6 14.9 17.1 18.2 34
17.8 16.2 13.8 10.9 8.5 7.3 7.7 9.6 12.4 15.1 17.2 18.1 32
17.8 16.4 14.0 11.3 8.9 7.8 8.1 10.1 12.7 15.3 17.3 18.1 30
17.7 16.4 14.3 11.6 9.3 8.2 8.6 10.4 13.0 15.4 17.2 17.9 28
17.6 16.4 14.4 12.0 9.7 8.7 9.1 10.9 13.2 15.5 17.2 17.8 26
17.5 16.5 14.6 12.3 10.2 9.1 9.5 11.2 13.4 15.6 17.1 17.7 24
17.4 16.5 14.8 12.6 10.6 9.6 10.0 11.6 13.7 15.7 17.0 17.5 22
17.3 16.5 15.0 13.0 11.0 10.0 10.4 12.0 13.9 15.8 17.0 17.4 20
17.1 16.5 15.1 13.2 11.4 10.4 10.8 12.3 14.1 15.8 16.8 17.1 18
16.9 16.4 15.2 13.5 11.7 10.8 11.2 12.6 14.3 15.8 16.7 16.8 16
16.7 16.4 15.3 13.7 12.1 11.2 11.6 12.9 14.5 15.8 16.5 16.6 14
16.6 16.3 15.4 14.0 12.5 11.6 12.0 13.2 14.7 15.8 16.4 16.5 12
16.4 16.3 15.5 14.2 12.8 12.0 12.4 13.5 14.8 15.9 16.2 16.2 10
16.1 16.1 15.5 14.4 13.1 12.4 12.7 13.7 14.9 15.8 16.0 16.0 8
15.8 16.0 15.6 14.7 13.4 12.8 13.1 14.0 15.0 15.7 15.8 15.7 6
15.5 15.8 15.6 14.9 13.8 13.2 13.4 14.3 15.1 15.6 15.5 15.4 5
15.3 15.7 15.7 15.1 14.1 13.5 13.7 14.5 15.2 15.5 15.3 15.1 2
15.0 15.5 15.7 15.3 14.4 13.9 14.1 14.8 15.3 15.4 15.1 14.8 0
Sumber: Doorenbos dan Pruit, 1977

12
Contoh 2.2
Daerah pertanian Karanganyar terletak pada 15o Lintang Selatan dan ketinggian 500
m, pada bulan Januari ditanami Tomat, temperature rerata 25oC, kelembaban relatif
udara 75%, kecepatan angin siang malam rerata 4m/detik, perbandingan kecepatan
angin siang dan malam adalah 3, penyinaran matahari rerata 4 jam/hari. Berapa
besar evapotranspirasi potensial pada bulan tersebut.
Penyelesaian:
Usiang/Umalam = 3, maka koreksi Usiang sesuai tabel 2.9 = 1,5
Usiang = 1.5 x 4 = 6 m/detik
Untuk 15oLS dan bulan Januari , sesuai tabel 2.4, nilai N = 12.9 jam
Maka n/N = 4/12.9 = 0.31
Untuk 15oC, Januari, sesuai tabel 2.5,maka Ra = ( 16.9 + 16.7 )/2 = 16,8 mm/hari
Untuk elevasi 500m dan t = 25oC, sesuai tabel 2.3, maka W = ( 0.63 + 0.65)/2= 0.64
Untuk t = 25oC, sesuai tabel 2.8 nilai ea = 17 mbar
ed = ea . RH/100 = 12.75 mbar
Rs = ( 0.25 + 0.50 n/N ) Ra = ( 0.25 + 0.50 x 0.31 ) 16.8 = 6.80 mm/hari
W.Rs =0.64 x 6.8 = 4.35 mm/hari
Dengan Usiang = 6 m/dt, W.Rs 4.35 mm/hari, dan RH = 75 %, maka sesuai gambar 2.1
blok IV, besarnya ETo = 3.8 mm/hari
Jadi besarnya evapotranspirasi potensial untuk bulan Januari ETo = 3.8 mm/hari

13
Sumber: Doorenbos dan Pruitt, 1977

14
15
2.3. Metode Panci Evaporasi
Ada dua macam alat yang berbeda penggunaannya yaitu Panci Klas A dan Panci
Colorado. Panci evaporasi merupakan alat untuk mengukur besarnya evaporasi di lapangan
secara terpadu, Walaupun demikian, kemungkinan ada perbedaan nyata dapat terjadi
karena berbagai faktor. Bila besarnya evaporasi dapat diukur dengan panci evaporasi, maka
evapotranspirasi potensial dapat dicari dengan:

16
Eto = Kp . Ep (6)

dengan : Kp = koefisien panci, lihat tabel 2.10


Ep = rerata harian evaporasi air dalam panci (mm/hari)
Tabel 2.10 Koefisien Panci (Kp)
U L Panci Klas A Panci Colorado
angin Jarak Di areal perdu Di areal tandus Di areal perdu Di areal tandus
Km/ meter RH rerata % RH rerata % RH rerata % RH rerata %
hari < 40 40-70 > 70 < 40 40-70 > 70 < 40 40-70 > 70 < 40 40-70 > 70
<175 1 .55 .65 .75 .70 .80 .85 .75 .75 .80 1.1 1.1 1.1
10 .65 .75 .85 .60 .70 .80 1.0 1.0 1.0 .85 .85 .85
100 .70 .80 .85 .55 .65 .75 1.1 1.1 1.1 .75 .75 .80
1000 .75 .85 .85 .50 .60 .70 .70 .70 .75
175- 1 .50 .60 .65 .65 .75 .80 .65 .70 .70 .95 .95 .95
425 10 .60 .79 .75 .55 .65 .70 .85 .85 .90 .75 .75 .75
100 .65 .75 .80 .50 .60 .65 .95 .85 .95 .65 .65 .70
1000 .70 .80 .80 .45 .55 .60 .60 .60 .65
425- 1 .45 .50 .60 .60 .65 .70 .55 .60 .65 .80 .80 .80
700 10 .55 .60 .65 .50 .55 .65 .75 .75 .75 .65 .65 .65
100 .60 .65 .70 .45 .50 .60 .80 .80 .80 .55 .60 .65
1000 .65 .70 .75 .40 .45 .55 .50 .55 .60
>700 1 .40 .45 .50 .50 .60 .65 .50 .55 .60 .75 .75 .75
10 .45 .55 .60 .45 .50 .55 .65 .70 .70 .55 .60 .65
100 .50 .60 .65 .40 .45 .50 .70 .75 .75 .50 .55 .60
1000 .55 .60 .65 .35 .40 .45 .45 .55 .55
Sumber: Doorenbos dan Pruit, 1977
L = jarak panci terhadap areal tanaman pada arah angin.

Contoh 2.3:
Daerah pertanian Karanganyar dengan kelembaban udara relatif 75%, kecepatan
angin siang tergolong sedang diukur evaporasinya dengan menggunakan Panci
Klas A yang diletakkan pada daerah hijau dengan jarak 10 meter dari rumpun
tanaman. Besarnya E panci terukur = 11 mm / hari. Berapa evapotranspirasi potensial
untuk bulan tersebut ?
Penyelesaian :
Dari Tabel 2.10 untuk RH 75% dan kecepatan angin sedang pada jarak 10 m
diletakkan pada daerah hijau, maka Kp = 0.65
Eto = Kp . Epan = 0.65 x 11 = 7.15 mm / hari
Jadi besarnya evapotranspirasi potensial pada bulan tersebut Eto = 7.15 mm / hari

17
Latihan:
1. Apa yang dimaksud dengan evapotranspirasi?
2. Apa yang dimaksud dengan evapotranspirasi potensial?
3. Ada berapa macam cara menghitung evapotranspirasi potensial ?
4. Metode Blaney Criddle utamanya didasarkan pada data apa?
5. Metode Panci Evaporasi terutaman didasarkan pada data apa?
6. Metode Radiasi didasarkan pada variabel apa saja?
7. Metode Penman didasarkan pada data apa saja?
8. Satuan penggal waktu perhitungan yang digunakan apa? Dan berapa lama?
9. Dimana dapat diperoleh data iklim?
10. Bagaimana cara memperoleh data iklim (temperatur, kecepatan angin, kelembaban
udara, ketinggian, letak lintang, penyinaran matahari)?

18

Anda mungkin juga menyukai