1.1 PRINSIP
DASR
DESAIN
TURBIN
DAN
SEDIKIT
TENTANG
PERKEMBANGANNYA
Turbin uap adalah suatu pergerak mula yang mengubah energi potensial uap menjadi
energi kinetik dan enrgi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanis dalam
bentuk putaranporos turbin. Poros turbin, langsung atau dengan bantuan roda gigi
reduksi, dihubungkan dengan mekanisme yang digerakkan.
Perubahan energi potensial uap mnjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros
dilakukan dengan berbagi cara.
Turbin uap secara umum dikelasifikasikan kedalam tiga jenis: impuls, reaksi, dan
gabungan (impuls reaksi),yang tergantung pada cara perolehan pengubahan energi
potensial menjadi energi kinetik semburan uap.
Ide turbin ini sudah lama. Sudah umum diketahui bahwa kira-kira tahun 120 S.M. hero di
Alexandria membuat prototipturbin yang pertama yang bekerja pada saat prinsip reaksi.
Alat ini menjelma menjadi instalasi tenaga uap yang primitif (Gambar 1-1) terdiri dari
sumber kalor 1, bejan 2, yang diisi dengan air, penampang berbentuk bola 3 dengan pipa
penyembur (nosel) 5. Akibakalor, air yang ada didalam bejana dipanaskan dan diluapkan
yang menghasilkan uap jenuh, mengalir melalui mpipa-pipa vertikal (tegak lurus0 4 dan
pipa-pipa mendatar (aksel) 6 yang dimasukkan kedalam penampung berbentuk bola tadi.
Dengan kenaikan tekanan, uap yang ada didalam penampung berbentuk bola itu
dikeluarkan ke atmosfer melalui nosel 5.
Sembura uap yang kekuar dari nosel ini akan menyebabkan terjadinya gaya reaksi pada
nosel itu sendiri dan memaksa ola itu berputar pada sumbu mendatarnya.
Beberapa abad kemudian, pada tahun 1629, Geovanni Branca memmberikan gambaran
sebuah mesin, yang dibuatnya, seperi ditunjukkan pada Gambar 1-2. mesin itu terdiri
dari ketel uap 1, yang tutupnya diberi berbentuk manusia, pipa yang panjang (nosel) 2,
roda mendatar dengan sudu-sudunya, poros 4 dan roda gigi transmisi 5 untuk
menggerakkan kilang penumbuk 6. Uap yang dibangkitkan di dalam ketel sesudah
diekspansikan pada nosel 2 memperoleh kecepatan tinggi. Semburan uap yang
berkecepatan tinggi ini menubruk sudu-sudu roda 3 yang kemudian akan memutar roda
ini. Kepesatan putar roda 3 ini dan momen putarnya pada poros 4 tergantung pada
kecepatan dan jumlah aliran uap per satuan waktu. Mesin buatan Branca,dari prinsip
aksinya, adalah pototip turbin impuls.
Gambar 1-1, Mesin buatan Hero.
Gambar 1-2, Mesin buatan Branca
Pada tahun 1806-1813, dipabrik Zuzunsky di Altai, seorang pencipta berkebangsaan
rusia, Polikarp Zalesov, mambuat sejumlah model turbin uap (steam).
Pada tahun tiga puluhan abad ke-19, pekerja di Nizhy Tagil membuat sebuah turbin uap
yang sekalipun demikian, tidak dapat dipakai dalam industri.
Kemajuan yang besar pada pengembangan dan konstruksi turbin uap dirasakan pada
akhir abad ke-19. Pada tahun 1890, ahli turbin uap cakram tunggal yang paling sederhana
terdiri dari bagian-bagian utama yang berikut ini (gambar 1-3): nosel ekspansi 4, poros 1
dan cakram 2, dengan sudu-sudu 3 yang dipasang pada pinggirannya. Poros 1 yang
padanya cakram 2 dipasang merupakan bagian terpenting turbin ini dan dikenal sebagai
rotor, yang dipasangdi dalam rumah turbin (turbine casing).
Gambar 1-3 Turbin impuls sederhana
KLASIFIKASI TURBIN UAP
Turbin uap dapat diklasifikasikan ke dalam kategori yang berbeda yang tergantung pada
konstruksinya, proses penurunan kalor,kondisi-kondisi awal dan akhir uap dan
pemakaiannya dibidang industri sebagai berikut:
1. Menurut jumlah tingkat tekanan:
a)
turbin satu tingkat dengan satu atau lebih tingkat kecepatan yang biasanya
berkapasitas kecil; turbin ini kebanyakan dipakai untuk menggerakkan
kompressor sentrifugal dan mesin-mesin lain yang serupa;
b)
turbin impuls dan reaksi nekatingkat; turbin ini dibuat dalam jangka
kapasitas yang mulai dari yang kecil hingga yang besar.
2. Menurut arah aliran uap:
a)
turbin aksial, yang uapnya mengalir dalam arah yang sejajar tehadap
sumbu turbin; tegak lurus terhadap sumbu turbin satu atau lebih tingkat
kecepatan-rendah pada turbin itu dibuat aksial.
b)
Turbin radial,yang uapnya mengalir dalam arah yang tegak lurus tehadap
sumu turbin;
3. Menurut jumlah silinder:
a)
turbin silinder-tunggal,
b)
turbin silinder-ganda
c)
turbin tiga-silinder, dan
d)
turbin empat-silinder.
Turbin nekatingkat yang rotornya dipasang pada satu dan poros yang sama dan dikopel
dengan generator-tunggal yang dikenal sebagai turbin poros-tunggal; turbin dengan poros
rotor yang terpisah untuk masing-masing silinder yang dipasang sejajar satu dengan yang
lainnya dikenal sebagai turbin neka-aksia!
4. Menurut metode pengaturan:
a) turbin dengan pengaturan pencekikan (throttling) yang uap segarnya masuk melalui
satu atau lebih (yang tergantung pada daya yang dihasilkan) katup pencekik yang
dioperasikan serempak;
b) turbin.dengan pengaturan nosel yang uap segarya masuk melalui dua atau lebih
pengatur pembuka (opening regulator) yang berurutan;
c) turbin dengan pengaturan langkau (by-pass governing) yang uap segarnya di samping
dialirkan ke tingkat pertama juga langsung dialirkan ke satu, dua atau bahkan tiga tingkat
menengah turbin tersebut.
5. Menurut prinsip aksi uap:
a) turbin impuls, yang energi potensial uapnya diubah menjadi energi kinetik di dalam
nosel atau laluan yang dibentuk oleh sudu-sudu diam yang berdekatan, dan di dalam
sudu-sudu gerak, energi kinetik uap diubah menjadi energi mekanis; menurut praktek
turbin. impuls yang dilakukan sekarang ini, pengklasifikasian ini adalah relatif, karena
turbin ini beroperasi dengan derajat reaksi yang agak membesar pada sudu-gerak tingkattingkat yang berikutnya (pada turbin kondensasi).
b) turbin reaksi aksial yang ekspansi uap di antara laluan sudu baik sudu pengarah
maupun sudugerak tiap-tiap tingkat berlangsung hampir pada derajat yang sama;
c) turbin reaksi radial tanpa sudu pengarah yang diam;
d) turbin reaksi radial dengan sudu pengarah yang diam.
6. Menurut proses penurunan kalor:
a turbin kondensasi (condensing turbine) dengan regenerator; pada turbin jenis ini uap
pada tekanan yang lebih rendah dari tekanan atmosfer dialirkan ke kondenser; di samping
itu uap juga dicerat dari tingkat-tingkat menengahnya untuk memanaskan air pengisian.
ketel, jumlah penceratan yang demikian itu biasanya dari 2-3 hingga sebanyak 8-9. Kalor
laten uap buang selama proses kondensasi semuanya hilang pada. turbin ini. Turbin
kapasitas kecil pada desain yang terdahulu. sering tidak mempunyai pemanasan air
pengisian. yang regeneratif;
b) turbin kondensasi dengan satu atau dua penceratan. dari tingkat menengahnya pada
tekanan tertentu untuk keperluan-keperluan industri dan pemanasan;
c) turbin tekanan lawan (back pressure turbine), uap buang dipakai untuk keperluankeperluan industri dan pemanasan; ke dalam turbin jenis ini dapat juga ditambahkan
(dalam artian yang relatif) turbin dengan kevakuman yang dihilangkan (deteriorated),
yang uap buangnya dapat dipakai untuk keperluan-keperluan pemanasan dan proses;
d) turbin tumpang; turbin ini juga adalah jenis turbin tekanan lawan dengan perbedaan
bahwa uap buang dari turbin jenis ini lebih lanjut masih dipakai untuk turbin-turbin
kondensasi tekanan menengah dan rendah. Turbin ini secara umum, beroperasi pada
kondisi tekanan dan temperatur uap awal yang tinggi, dan dipakai kebanyakan untuk
membesarkan kapasitas pembangkitan pabrik,' dengan maksud untuk mendapatkan
efisiensi yang lebih baik;
e) turbin tekanan lawan (back pressure turbine) dengan penceratan uap dari tingkattingkat menengahnya pada tekanan tertentu; turbin jenis ini dimaksudkan untuk
mensuplai uap kepada konsumen pada. berbagai kondisi tekanan. dan temperatur;
Semua jenis turbin yang telah dijelaskan di atas ini yang tergantung pada
kepesatan putar dapat dihubungkan langsung atau melalui roda gigi reduksi dengan
mesin-mesin yang digerakkan.
Dalam pelajaran Turbin Uap yang sekarang ini hanya turbin-turbin uap jenis
stasioner yang beroperasi pada kepesatan konstan saja yang akan dibahas. Tabel-tabel 11, 1-2. dan 1-3 memberikan spesifikasi berbagai jenis turbin uap yang dibuat di Uni
Soviet.
Contoh-contoh turbin dengan desain yang direvisi dengan penandaan baru.
Turbin kondensasi tanpa penceratan (extraction) dengan kapasitas 6.000 kW pada
tekanan awal uap 35 ata:
Turbin uap K-6-36 GOST' 3618-58
Serupa dengan turbin yang dijelaskan di atas, bedanya turbin ini mempunyai ceratan;
Turbin uap T-6-35 GOST 3618-58.
Serupa dengan yang di atas, mempunyai kapasitas sebesar 6.000 kW dengan penceratan
untuk mensuplai uap proses pada tekanan 5 ata. 2
Turbin uap P-6-35/5 GOST 3618-58.
Serupa dengan yang di atas bedanya kapasitas turbin ini sebesar 50.000 kW pada tekanan
awal uap 130 ata dan penceratan untuk uap proses pada tekanan 7 ata ataupun untuk
pemanasan air pengisian ketel:
Turbin uap PT-50- 130/7 GOST 3618- 58.
Turbin tekanan-lawan (back pressure turbine) dengan kapasitas sebesar 12.000 kW yang
beroperasi pada tekanan awal uap 90 ata dan tekanan buang 13 ata:
Turbin uap P-12-90/13 GOST 3618-58.
1.4. PRINSIP AKSI TURBIN UAP
Semburan uap, yang keluar dari nosel atau satu grup nosel diam akan,memberikan gaya
pada sudu turbin yang besarnya Pu (kg) dalam arah putarannya. Gaya Pu yang dihasilkan
oleh uap sewaktu uap tersebut di dalam laluannya melalui sudu turbin diubah menjadi
kerja mekanis pada pinggir sudu. Kerja yang dilakukan oleh 1 kg uap pada sudu dalam
satu detik adalah:
L=P,,u fkgm/detik],
(1-2)
P"~ 9
dengan T - periode saya P. bekerja pada sudu, detik;
G- jumlah uap yang mengalir dari nosel atau grup nosel untuk selang waktu yang sama,
kg;
g- 9,81 m/detik2 - percepatan gravitasi untuk benda yang jatuh bebas;
cl r-kecepatan uap teoretis pada sisi keluar nosel (tanpa memperhatikan kerugian energi
yang terjadi pada praktek yang akan dibahas kemudian), m/detik;
C2 - kecepatan uap sesudah mengalami perubahan arah alirannya, m/detik.
Dengan mensubstitusikan T= 1 det. dan G = 1 kg ke dalam persamaan (1-2), kita peroleh
P.
~- (C,t - cj)-
(1-2a)
Persamaan (1-2a), kita akan mendapat gaya yang diberikan yang searah dengan
kecepatan cl f
P,
(196,2 - 0) = 20 kg.
9,81
Kasus (b)
Dengan mengabaikan kerugian akibat gesekan pada permukaan yang melengkung, akan
diperoleh cI cl,. Jadi gaya P2 yang bekerja searah dengan kecepatan c1r, dari
persamaan (1-2a), akan sama dengan
P2
981
Kasus (c)
Dengan mengabaikan kerugian-kerugian pada permukaan sudu seperti pada kasus
(b), sekali lagi diperoleh c2 c It.
Dalam hal ini semburan uap pada tempat masuk ke permukaan sudu begitu juga pada
tempat keluar dari sudu tidak mengalir dalam arah yang sejajar dengan arah gaya P3.
yang bekerja pada benda tersebut, dan oleh sebab itu segera terbukti bahwa pada sukusuku kecepaian cl r dan c2l harus disubsituskan nilai-nilai proyeksi kecepatan semburan
uap tadi terhadap arah aksi gaya P3.
Komponen-komponen kecepatan c I . dan C2 yang searah dengan garis aksi P3 dengan
demikian adalah sama dengan
c
c 1, cos 3 (f
C'2
C2 cos 300
ditunjukkan pada kasus (c), semburan uap diarahkan dengan suatu besar sudut tertentu
baik dari sisi keluar nosel diam maupun dari sudu-gerak. Akan tetapi, sudut kemiringan
ini terhadap bidang putar sudu-sudu dibuat sekecel mungkin (biasanya dari 11 hingga
16).
Untuk bisa mendapatkan kerja yang berguna dari aksi uap, adalah perlu bahwa
benda yang ditubruknya dapat bergerak dengan leluasa. Bila kita andaikan bahwa bendabenda A, B dan C, akibat aksi uap, berpindah searah dengan tanda panah, maka dengan
mengetahui kecepatan perpindahan u, kita dapat dengan mudah menghitung gaya P, dan
kerja L. Anggap bahwa, akibat aksi semburan uap, benda-benda A, B, dan C berpindah
searah dengan gaya P, dengan kecepatan-kecepatan u yang sama. Maka gaya P, pada
ketiga kasus tersebut untuk 7 = 1 detik dan G = 1 kg akan ditentukan dari pertimbanganpertirnbangan berikut:
Kasus (a)
Kecepatan uap relatif terhadap benda A yang bergerak akan sama dengan
W, ~c't - U.
Kecepatan w, dikenal sebagai kecepatan relatif.
Kecepatan relatif uap sesudah perubahan arah aliran pada benda A akan sama dengan
W. ~ C' ~0Dari mana gaya yang diberikan oleh uap ditentukan dari persamaan
P.~-j4W, --W,)~ -j (C I_u
(1-3) Kasus (b)
Kecepatan relatif semburan uap yang menubruk permukaan benda B yang cekung akan
sama dengan
c1t - it.
Kecepatan relatif uap yang meninggalkan permukaan sudu benda B akan sama dengan
W2, ~ E~I. ~ - C't Cos 30' + u
Oleh sebab itu, gaya yang diberikan oleh semburan uap pada benda B akan sama dengan
1
1
2
P,
(W~ - w.)
(C'
(1-3a),
Kasus (C)
Proyeksi kecepatan relatif semburan uap yang menubruk benda C yang searah
dengan kecepatan u akan sama dengan
zvjl, ~~ C,t cos 300 - u.
Komponen kecepatan relative uap yang meninggalkan permukaan sudu C akan
ditentukan dari persamaan
W~" ~ to , " ~ - r I f CO." 30 + 14
Dan gaya yang diberikan
P, I
1 (c, , cos 300 - it),
9
Bila sekarang diandaikan bahwa kecepatan awal uap c, t dan kecepatan perpindahan u
ketiga benda A, B dan C pada ketiga hal tersebut adalah sama, yakni, cj t = 196,2 m/detik
dan u = 98,1 m/detik, maka dengan mensubstitusikan kecepatan-kecepatan ini ke dalam
persamaan-persamaan (1-3), (1-13a), dan (I -3b), kita peroleh nilai numerik gaya P
untuk Kasus (a)
1(196,2 - 98,1) ~ 10 kg;
9,81
untuk Kasus (b)
2
P2
9,81
9,81
Kerja yang dilakukan oleh 1 kg uap selama 1 detik pada ketiga hal tersebut di atas yang
memindahkan ketiga benda itu dengan kecepatan u ditentukan dengan bantuan
persamaan(1-1).
Kasus (a)
Kasus (b)
P.u ~ 20 x 98,11.962 kg M/detik;
Kasus (c)
L, = P,u - 14,65 X 98,1 ~ 1.445 kg m/detik.
Oleh sebab itu, dari persamaan (1-3b) tefnyata bahwa gaya P3 semburan uap tergantung
pada nilai kosinus sudut . Dengan nilai yang mininum-nol, gaya P3 akan mencapai
nilai batasnya P'2. Dalam hal nilai sudut yang membesar, gaya. yang diberikan yang
searah dengan arah putaran akan terus berkurang sampai pada nilai , = 90 gaya ini
akan menjadi not. Jadi kecermatan harus diberikan sewaktu memilih nilai yang sesuai
untuk nosel-nosel dan sudu-sudu turbin uap. Pada turbin uap, praktek yang biasa
dilakukan ialah memakai nilai sudut I dan 11 sampai 14 untuk tingkat-tingkat yang
pertama dan 20 sampai 30 untuk tingkat-tingkat tekanan rendah turbin, kondensasi
kapasitas besar.
Sekarang kita perhatikan proses operasi pada suatu tingkat turbin. Gambar 1-10
menunjukkan susunan tingkat impuls (a) dan tingkat reaksi (b) (derajat reaksi p = 0,5)
sebuah turbin.
Ekspansi uap dari tekanan awalnya po hingga ke tekanan akhir p pada tingkat
impuls, terjadi seluruhnya pada nosel 1. Energi kinetik uap, yang diperoleh selama
pengekspansiannya di dalam nosel, dikonversi menjadi kerja mekanis pada sudu gerak 2.
Pada Gambar 1-10, a garis 1-2-3 menunjukkan variasi tekanan uap di dalam sudugerak turbin tingkat impuls. Selama berekspansi di dalam nosel, kecepatan uap
bertambah dari nilai awalnya sebesar co hingga nilai maksimumnya cit pada sisi keluar
nosel.Garis a-b-c-d menunjukkan variasi kecepatan mutlak pada tingkat impuls.Bila
kecepatan uap, pada sisi masuk nosel co = 0, maka variabel kecepatan mutlak akan
ditunjukkan oleh garis a-b-c-d. Kecepatan uap pada sisi keluar sudu akan sama dengan
C2.Kerja ideal dan actual yang dilakukan oleh 1 kg uap dalam tingkat turbin dapat
ditentukan dari persamaan-persamaan energi kinetik.
Pada tingkat turbin karakteristik, energi kinetik 1 kg uap akan sama dengan:
2
pada sisi masuk nosel ~! [kg mlkgl
29
I
pada sisi keluar nosel ~!L [kg m/kgl
2g
29
pada nosel mengakibatkan penurunan kandungan kalor uap dari iq menjadi ij!, Oleh
sebab itu, kita dapat menulis suatu persamaan untuk proses yang terjadi di dalam nosel.
Gambar l-10. Tingkat impuls (a) dan tingkat reaksi (b) sebuah turbin
1 - nosel, 2 dan 4 - sudu-gerak, 3 - sudu pengarah.
C't
C:
2g
T4F
(1-4)
Bila pada sisi masuk nosel uap mempunyai kecepatan co = 0, maka energi yang
berdayaguna untuk melakukan kerja diperoleh akibat adanya penurunan kandungan kalor
sewaktu berekspansi di dalam nosel. Dalam hal ini:
C21
[kg mlkgl.
(1-4a)
2g
Sewaktu kukus mengalir melalui sudu-sudu tingkat impuls terjadi penurunan pada
energi kinetiknya yang besarnya
c
'I
-Tg- - Y9
I L [kg ml,kgj-
Kerja mekanis diperoleh dengan penurunan energi uap ini. Oleh sebab itu
hubungan yang berikut dapat dirumuskan:
ct
it
L jkg mjkgJ,
2g
Tg
di mana L.-kerja yang dilakukan oleh 1 kg uap pada sudu turbin impuls atau pada poros
turbin impuls baris-tunggal satu-tingkat yang ideal.
Pada turbin reaksi, ekspansi uap dari tekanan awal po hingga ke tekanan akhir p2
terjadi baik pada sudu-sudu pengarah 3 maupun pada sudu-sudu gerak 4. Oleh sebab itu,
pada sudu-sudu gerak turbin reaksi, terjadi pengkonversian energi kator yang serempak
menjadi energi kinetik yang diakibatkan oleh ekspansi uap dan eneigi kinetik menjadi
kerja mekanis pada poros turbin.
Variasi tekanan uap pada turbin-reaksi akan ditunjukkan oleh garis 1- 2 3 - 4
(Gambar 1-10, b), Garis a I -b I -c~j -d 1 menunjukkan perubahan kecepatan mutlak uap
dalam tingkat reaksi. Bila kecepetan uap pada sisi masuk sudu diam (pengarah) sama
dengan C6 0, maka perubahan kecepatan akan ditunjukkan oleh garis ar-bi-cl-di
Bila uap yang keluar dari sudu-sudu pengarah memasuki sudu-sudu gerak dengan
kecepatan relatif sebesar w dan sesudah mengalami perubahan arah, alirannya
meninggalkan sudu-sudu gerak dengan kecepatan relatif w, maka enegi kinetic 1 kg uap
pada sisi masuk sudu akan menjadi w (kg m/kg), dan pada sisi keluar akan sama dengan
w (kg m/kg). Jadi pertambahan energi kinetik 1 kg uap langsung pada sudu gerak akan
sama dengan
Di samping itu, uap memasuki sudu-sudu gerak dengan energi kinetik sam dengan
c (kg m/kg). Kerugian energi kinetik akibat kecepatan keluar kukus c untuk setiap 1 kg
uap dapat ditentukan sama dengan c (kg m/kg).
Oleh sebab itu, kerja yang dilakukan oleh.1kg uap pada tingkat turbin reaksi yang
ideal akan dapat diperoleh dari persamaan
Bab Dua
ALIRAN UAP MELALUI SUATU TINGKAT TURBIN
2.1. EKSPANSI UAP DI DALAM NOSEL DENGAN MENGABAIKAN KERUGIAN
Nosel adalah suatu laluan yang luas penampangnya bervariasi yang di dalamnya
energi potensial uap dikonversi menjadi energi kinetik.Pertambahan kecepatan semburan
uap pada sisi keluar nosel diperoleh sebagai akibat penurunan pada kandungan kalor
uap.Energi total uap yang mengalir,dari ilmu termodinamika,terdiri dari energi dalam
u,energi kinetik c /2g dan kerja pv uap yang diakibatkan oleh tekanannya.Dengan
memberi besaran-besaran ini dengan tanda-tanda 0 dan 1 pada sisi masuk ke, dan sisi
keluar dari nosel, kita dapat menuliskan energi total uap pada sisi masuk nosel sama
dengan
Dan dapat sisi keluar nosel
(Di sini energi kinetik dan kerja tekanan uap dituliskan dalam satuan kalor dengan
mengalirkan besaran-besaran ini dengan ekivalen termal kerja A).
Bila kita perhatikan aliran yang ideal dengan tidak terjadi pertukaran kalor di
sekelilingnya, maka sesuai dengan kaidah kekekalan energi, energi total sebelum dan
sesudah nosel harus sama, yaitu,
Dari sini kita peroleh persamaan umum untuk aliran uap melalui nosel
Akan tetapi (u + A ) adalah kandungan kalor i, oleh sebab itu
Dengan kata lain, pertambahan pada energi kinetik semburan uap selama berekspansi di
dalam nosel adalah sama dengan penurunan pada kandungan kalor,sehingga pada aliran
uap yang ideal (dengan mengabaikan kerugian) yang sedang dibahas ini,penurunan pada
kandungan kalor adalah sama dengan penurunan kalor adiabatik (adiabatic heat drop)
Kecepatan dan kandungan kalor uap pada proses aliran yang ideal di sini ditandai
dengan tikalas (subscript)t.
Kecepatan teoretis pada sisi keluar nosel dengan mudah dapat ditentukan dari
persamaan (2-1)
(koefisien koefisien 91,5 dan 8.378 diperoleh sebagai hasil substitusi g = 9,81 m/detik
dan
Bila kecepatan awal uap pada sisi masuk nosel diabaikan (sebagaimana dengan yang
biasa dilakukan pada perhitungan perhitungan turbin ),persamaan di atas disederhanakan
menjadi
Contoh 2-1.Carilah luas penampangan nosel konvergen dari data berikut ini : tekanan dan
temperatur sebelum nosel =12 ata dan =300 C;tekanan sesudah nosel 7,5 ata;jumlah
aliran uap melalui nosel 1,2 kg/detik.Kerugian diabaikan .
Pada diagram i-s diperoleh titik Ao yang bersesuaian dengan kondisi awal uap.Melalui
titik ini kita lukiskan garis adiabatik hingga mencapai tekanan 7,5 ata-titik A (Gambar 22a).Panjang garis
sesuai dengan skala yang dibuat akan memberikan besarnya
penurunan kalor di dalam nosel.Dengan mengukur
ternyata panjangnya sama
dengan =28 kkal/kg.
Sekarang kita akan memperoleh kecepatan uap dari hubungan (2-2a) =91,5 =485
m/detik.
Kondisi-kondisi uap pada sisi keluar nosel diberikan oleh tekanan 7,5 ata dan
temperatur 239 C.Volume spesifik uap yang bersesuaian dengan kondisi uap adalah
=0,315 m /kg,yang diperoleh dari tabel uap bila garis-garis volume konstan tidak
ditunjukkan pada diagram i-s.
Luas penampang untuk sisi keluar nosel ditentukan dari persamaan (2-3) :
Proses ekspansi uapdari tekanan awal hingga ke tekanan akhir ditunjukkan pada
diagram i-s(Gambar 2-2b) Pada garis adiabatik
titik
yang bersesuaian dengan
tekanan kritis
,diberi tanda.Kecepatan kritis uap yang diperoleh pada leher nosel dari
persamaan
Dimana d dan d diameter nosel pada penampang sisi keluar dan leher (atau nilai sisisisinya jika nosel tersebut penampangnya berbentuk bujur sangkar atau persegi panjang);
- sudut divergensi nosel; diserankan bahwa nilai ini dapat dipakai dalam batasbatas 6 sampai 12.
Dengan nilai sudut yang sangat kecil, nosel akan menjadi panjang sedangkan
dengan nilai sudut yang lebih besar ada kemungkinan uap meninggalkan (berpisah dari)
dinding-dalam nosel yang akibatnya akan terjadi kerugian turbelensi.
141C
Volume spesifik uap pada nosel pada sisi keluar nosel
Penampang nosel pada sisi keluar
Penampang minimum nosel ditentukan dari rumus (2-5a):
Biasanya koefisien kecepatan nosel adalah dari 0,91 sampai nilai 0,98; sering
dipakai nilai
rata-rata yaitu 0,95. Nilai
actual untuk nosel-nosel yang berbeda
adalah berbeda pula yang tergantung pada ukuran dan bentuknya dan hanya dapat
ditentukan secara percobaan.
Adanya kerugian-kerugian energi di dalam nosel akan mengurangi kecepatan uap
yang keluar dari nosel. Kerugian energi kinetik di dalam nosel dapat dicari dari
persamaan
Dalam satuan kalor (di sini c /2g energi kinetik 1 kg uap pada sisi-keluar nosel untuk
ekspansi uap actual, kg m/kg). Penetuan ukuran nosel yang memperhatikan kerugiankerugian ikutan dilakukan dengan cara berikut ini.
Dengan mengetahui kondisi uap sebelum nosel dan tekanan keluar, garis adiabatic
A A dapat dicari (Gambar 2-2). Penurunan kalor adiabatic di dalam nosel ditentukan
sebagai perbedaan kandungan-kandungan kalor
Kecepatan uap keluar teoritis yang bersesuaian dengan penurunan kaor ini
ditentukan dengan persamaan (2-2) atau (2-2a). Kecepatan uap aktual c pada sisi-keluar
nosel sesudah itu dicari dari persamaan-persamaan (2-7b) dan (2-7c) untuk nilai
yang telah ditentukan. Kerugian-kerugian kalor h di dalam nosel dihitung dari persamaan
(2-8a). Dengan mengukurkan h kea rah atas dari titik A hingga ke titik B dan dengan
menarik garis kalor konstan dari titik ini (mendatar) sampai garis tersebut memotong
garis tekanan konstan atau isobar p , kondisi-kondisi uap aktual pada sisi-keluar nosel
dapat dicari (titik A). Volume uap spesifik v pada sisi-keluar nosel ditentukan dari
kondisi uap pada titik A (jadi kerugian-kerugian diperhatikan). Penampang sisi-keluar
Tekanan kritis yang dicapai pada leher nosel akan sama dengan
P = 0,546 12 = 6,55 ata
Dari bagian i-s diperoleh
i I
dengan menganggap
bagian leher
penghitungan
seperti cara yang diberikan di atas, yang menganggap =1 ,
sama dengan hasil yang diperoleh dari pemakaian persamaan (2-5a).
Gambar 2-6. variasi kecepatan uap pada sudu-sudu gerak tingkat impuls
Sudu
Akibat lengkungan laluan-laluan sudu, uap akan mengalami perubahan arah alirannya
dan meninggalkan sudu-sudu dengan kecepatan relatif w pada sudut terhadap bidang
putar cakram. Dikenal sebagai sudut keluar. Sudut biasanya lebih kecil dari . pada
prakteknya
= - (2 sampai 10); kadang-kadang = .
Akibat adanya kerugian pada laluan-laluan sudu (lihat Bab Tiga dan Lima),
kecepatan relatif w , dengan kata lain
(L -kerugian energi kinetik pada sudu-gerak )dalam satuan mekanis atau kerja atau
Jumlah aktual energi kinetik uap per kg yang dapat dipakai untuk memperoleh kerja
mekanis pada sudu-sudu turbin impuls dengan memperhitungkan kerugian-kerugian di
atas akan menjadi:
Kerugian energi pada sudu yang disebabkan oleh tahanan gesek dan ynag lain-lainnya
terhadap aliran akan ditransformasikan menjadi kalor.Jadi sewaktu mengalir melalui
laluan sudu,kandungan kalor uap akan bertambah sebesar .Oleh sebab itu,kondisi aktual
uap sesudah melewati sudu-sudu ditentukan oleh titik A (Gambar 2-2)yang diperoleh
dengan cara mengukurkan jumlah
arah ke atas dari titik B Hingga ke titik B dan
menarik garis mendatar melalui titik B hingga garis tersebut berpotongan dengan isobar
P.
2.6.
Penurunan kalor yang digunakan pada sudu pengarah, yang penurunan kalornya
adalah dari
hingga ke
, besarnya
. Selama ekspansi uap pada sudu-gerak
tekanannya turun dari menjadi .
Kecepatan uap pada sisi-keluar sudu pengarah dihitung dengan Persamaan (2-7b)
bila c = 0 dan dihitung dengan Persamaan (2-7c) bila c 0. Kecepatan-kecepatan dan
c , dan sudut-sudut dan ditentukan ,seperti pada titik implus, baik secara grafis
dengan bantuan segitiga kecepatan maupun secara analitis (Gambar 2 -8 ).
Energi 1 kg uap yang tersedia di dalam sudu-gerak, yang sama dengan
ditentukan dari persamaan.
di mana - kecepatan relative teoritis uap pada sisi-keluar nosel tanpa memperhitungkan
kerugian pada sudu. Kecepatan uap diari dari Persamaan-persamaan (2-23) dan (2-24)
Akibat adanya kerugian pada sudu-gerak (lihat Bab Tiga dan Lima), kecepatan actual uap
kelur dari laluan-laluan sudu-gerak akan menjadi
Kecepatan c dan sudu diperoleh dari segitiga kecepatan sisi-keluar di mana dan
masing-masing adlah kecepatan relative sisi-keluar uap dan kecepatan keliling sudu-sudu,
dan adalah sudut sisi-keluar. Umumnya untuk tingkat turbin reaksi
Kerugian energi kinetic per kg uap pada tingakt teraksi ditentukan dari persamaan
BAB EMPAT
PENENTUAN UKURAN-UKURAN NOSEL DAN SUDU
4.1.