7 paspor warga negara asing dyang terjaring razia oleh petugas Imigrasi kelas I, Jakarta Selatan,
22 Januari 2015. iKetujuh warga negara asing tersebut telah menyalahgunakan izin kunjungan
dengan menjadi seorang model di Indonesia. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO , Tangerang : Kantor Imigrasi Soekarno-Hatta menangkap dua warga India,
Monty Sharma, 37 tahun, dan Manik Sharma, 23 tahun, karena diduga memalsukan dokumen
keimigrasian. "Keduanya memiliki KTP dan paspor Indonesia, tapi tidak bisa berbahasa
Indonesia. Kami curiga dokumen mereka palsu," ujar Kepala Seksi Pengawasan Imigrasi
Bandara Soekarno-Hatta Achmad Husny, Jumat 8 Mei 2015
Berdasarkan dokumen, Monty, yang mengaku kelahiran Medan, 18 April 1978, memiliki paspor
Indonesia yang dikeluarkan oleh Kantor Imigrasi Kelas I Denpasar dan KTP bernomor
3203131804780005 yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan Catatan Sipil Kabupaten
Cianjur. Begitu juga dengan Manik yang mengaku kelahiran Medan, 25 Desember 1992, dan
memiliki KTP bernomor 32031332512920008 yang dikeluarkan Kabupaten Cianjur.
Kecurigaan petugas menguat setelah Manik mengaku bahwa dia warga negara India, bukan
warga Indonesia seperti dalam dokumen. "Dia mengaku saat kami interogasi," kata Husny.
Menurut pengakuan Manik, ia bukan orang Medan, tapi orang India yang tinggal di Indonesia
Atas perbuatannya, kedua pelaku diancam hukuman enam tahun penjara. "Mereka melanggar
pasal 263 KUHP," kata Asep.
Dicurigai Terkait ISIS, Permohonan Paspor Jazman Akkas Ditolak (santri)
Rabu, 18 Maret 2015 10:50 WIB
8 Turis Korsel Ditangkap Karena Alih Profesi Jadi Buruh Bangunan (elsa)
Jumat, 19 Juni 2015 14:51 WIB
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Delapan Warga Negara Asing (WNA) asal Korea Selatan
yang bekerja sebagai buruh bangunan sebuah karoke di kawasan Melawai, Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan, Kamis (18/6/2015) diamankan petugas Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan.
Mereka ditangkap karena menyalahi aturan kedatangan ke Indonesia dengan visa kunjungan
wisata.
Namun, dalam dua minggu belakangan ini mereka malah bekerja sebagai buruh bangunan.
Setelah melakukan pemantauan di lokasi, akhirnya petugas Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta
Selatan berhasil menangkap para WNA asal Korea Selatan itu yang sempat menjadi buronan.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan, Cucu Koswala mengatakan pihaknya
sedang mencari tahu siapa orang yang mendatangkan mereka untuk menjadi buruh bangunan
sebuah karoke.
Delapan orang WN Korea Selatan yang diamankan yaitu Jong Sik (56), Intaek (57), Jungwan
(60), Youngjin (39), Jaewon (40), Keedon (40), Gyutae (60) dan Euljin (60).
"Mereka datang ke Indonesia pada tanggal 24 Mei 2015 melalui Bandara Soekarno Hatta dengan
visa kunjungaan wisata, tapi mereka menyalahgunakan visanya dengan bekerja sebagai buruh
bangunan," kata Cucu di kantornya, Jumat (19/6/2015).
Ia menjelaskan, mereka bekerja sebagai buruh bangunan dan saat ini sedang membangun gedung
serta instalasi yang nantinya akan dijadikan tempat karaoke. Beberapa alat canggih yang diduga
berasal dari Korea Selatan ikut disita aparat.
"Untuk alat berat kita kerjasama dengan bea cukai untuk mengidentifikasi alat-alat yang
digunakan para WNA itu,"
Ia menambahkan, pihaknya saat ini masih mengumpulkan bukti dan mencari dalang yang diduga
ada keterlibatan orang Indonesia yang mempekerjakan mereka secara ilegal. "Kami dalami lebih
lanjut siapa yang merekrut mereka," katanya lagi.
Menurut dia, dari hasil pemeriksaan sementara mereka kuat diduga melanggar peraturan tentang
keimigrasian dan akan dikenakan sanksi berupa deportasi serta penangkalan.
"Tapi jika ditemukan dua alat bukti yang cukup, maka dapat diancam pidana penjara paling lama
5 tahun dan denda Rp 500 juta karena telah menyalahgunakan izin yang diberikan sesuai pasal
122 huruf a UU Nomor 6 tahun 2011 tentang keimigrasian," ucapnya. (Bintang Pradewo)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Hendak menjadi model toko fashion online, tiga orang
Warga Negara Asing (WNA) ditangkap Petugas Keimigrasian Jakarta Selatan di beberapa lokasi
di wilayah Jakarta Selatan, Jumat (29/8) sore kemarin. Ketiganya ditangkap karena diketahui
telah menyalahi izin tinggal yang diberikan.
Kepala Kantor Imigrasi Jakarta Selatan, Yudi Kurniadi mengatakan, ketiga WNA tersebut yakni
Natalia Kucinska (21) WN Polandia, Julie Sveen Wessel (24) WN Norwegia dan Meen Teraniti
(24) WN Thailand berhasil diamankan pihaknya karena terbukti melanggar Pasal 122 A UU No 6
Tahun 2011 tentang Keimigrasian.
Sebab berdasarkan pemeriksaan terhadap salah satu toko fashion online Z yang berkantor di
bilangan Menara Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, diketahui kalau ketiga WNA tersebut telah
bekerja menjadi model untuk katalog fashion toko online khusus perempuan tersebut.
"Berdasarkan pemeriksaan Keimigrasian per tanggal 27 Agustus 2014 lalu, ditemukan adanya
pelanggaran keimigrasian terhadap toko online Z. Ketiga WNA yang memiliki visa kunjungan
melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan maksud serta tujuan visa on arrival, izin
kunjungannya," jelasnya.
Karena telah melanggar peraturan keimigrasian, ungkapnya, ketiganya diancam dengan Pasal
122 A UU No 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian dengan ancaman pidana maksimal 5 tahun
penjara atau denda maksimal sebesar Rp 500 juta," tegasnya.