puan musyrik; dan perempuan pezina tidak akan dinikahi kecuali oleh laki-laki pe
zina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang m
u'min" (QS. An-Nur, 24:3).
"Wanita-wanita yang jahat adalah untuk laki-laki yang jahat, dan laki-laki yang
jahat adalah untuk wanita yang jahat pula; dan wanita-wanita yang baik adalah un
tuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanitwanita yang b
aik pula" (QS. An-Nur, 24:26).
Disamping itu, Allah lah yang berkehendak apakah seseorang itu akan diberi ketur
unan atau tidak. Sehingga, rumah tangga tidak perlu goyah hanya lantaran suara t
angisan bayi belum juga kunjung terdengar. Dia pula yang menentukan apakah rumah
tangga itu dikaruniai keturunan berupa anak laki-laki atau anak perempuan. Semu
a sama dimata Allah. Tidak ada hak bagi anggota rumah tangga itu untuk kecewa.
"Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menciptakan apa yang Dia kehe
ndaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan me
mberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki. Atau Dia menganugerahi
kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang Dia kehendaki), dan Dia m
enjadikan mandul siapa saja yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui
lagi Maha Kuasa" (QS. Asy-Syura, 42:49-50).
Kedua, adalah taqwa yang berkait dengan aspek uluhiyyah. Bahwa ketenteraman bati
n dan kasih sayang yang hakiki yang dirasakan seseorang di dalam perkawinan meru
pakan kepuasan psikologis yang tidak mungkin didapatkan diluar perkawinan. Keten
teraman ini bukanlah seperti ketenteraman yang diperoleh seseorang ketika terlep
as dari bermacam kesulitan atau beban pikiran, atau ketenteraman yang datang kar
ena mendapatkan benda-benda yang menyenangkan. Tetapi diperoleh karena kepuasan
hati yang dilandasi cinta kasih yang hakiki.
Ikatan cinta
. Ikatan ini
i orang yang
hwa sakinah,
an hati yang
Allah swt adalah Sang Penyatu hati. Maka kepada-Nyalah kita memohon dipadukan ha
ti, dan memohon mawaddah dan rahmah-Nya.
"Dan Allah-lah yang mempersatukan hati mereka. Walaupun kamu membelanjakan semua
(kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mer
eka, akan tetapi Allah-lah yang mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana" (QS. Al-Anfal, 8:63).
Tetapi untuk mempersatukan hati di antara manusia, memerlukan syarat. Syaratnya,
hati itu telah ter-shibghah dengan nilai-nilai taqwa. Surat An-Nisa' ayat perta
ma di atas ditutup dengan kalimat: "Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengaw
asi kalian". Ini mengandung pesan bahwa, hendaknya manusia jangan sekali-kali be
rani melakukan tindak pelanggaran syari'at Allah dalam proses membangun rumah ta
ngga ini, sebab Dia Maha Melihat lagi Maha Mengetahui.
Sedangkan di dalam surat Al-Ahzab ayat 70-71, terkandung pesan agar selalu menja
ga perkataan dan sikap atau perilaku yang benar dalam berumah tangga. Inilah res
ep membangun rumah tangga samara yang dibingkai oleh nilai-nilai taqwa.
Fungsionalisasi peran suami isteri
Setelah meletakkan paradigma yang benar, langkah selanjutnya dalam mewujudkan ru
mah tangga samara adalah melakukan fungsionalisasi peran suami dan isteri secara
proporsional dan adil. Secara tersirat Allah swt telah menggariskan masalah ini
dalam salah satu ayat-Nya:
"Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemamp
uanmu, dan janganlah kamu menyusahkan mereka hingga menyempitkan (hati) mereka".
(QS. Ath-Thalaq:6).
Sebagai penjelas ayat tersebut, Allah swt menjabarkan fungsi-fungsi yang harus d
itegakkan suami isteri untuk terwujudnya samara, dalam ayat berikut:
"Kaum laki-laki adalah pemimpin (qawwam) bagi kaum wanita, oleh karena Allah tel
ah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan
karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Maka wan
ita yang shalihat, adalah yang tunduk dan taat (qanitat) serta mampu menjaga (ha
fizhat) ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka". (
QS. An-Nisa':34).
Apabila diilustrasikan secara singkat, maka membangun rumah tangga samara itu se
perti layaknya membangun rumah yang proses pembangunannya meski dikerjakan secar
a berurutan, dan menempatkan bagian-bagian rumah tersebut secara tepat dan harmo
nis. Sebagai fondasinya adalah taqwa. Kemudian, di atas fondasi itu dibangun pil
ar-pilar atau tiang-tiang utama yang berupa sifat qawwam suami. Tegak atau condo
ngnya pilar qawwam ini akan mempengaruhi tegak atau condongnya bangunan yang nan
tinya akan berdiri.
Setelah itu, di atas fondasi yang sama dan bersandar pada tiang-tiang utama tadi
, dibangunlah dinding yang berfungsi sebagai pembentuk bangunan tadi, pembatas d
ari area luar dan penyekat antara ruangan. Cantik atau tidaknya bangunan, tergan
tung dari penempatan dan pengaturan dinding tadi. Dinding ini adalah sifat shali
hat seorang isteri.
Pada dinding tadi, dibuat pula jendela yang berfungsi sebagai pengatur keluar ma
suknya cahaya matahari dan udara segar. Makin baik jendela tadi berfungsi, tentu
makin lancar pula sirkulasi cahaya dan udara segar. Jendela inilah sifat qanita
t isteri.
Pada dinding itu pula tentu dibuat pintu, yang berfungsi sebagai tempat lalu lal
angnya orang-orang yang keluar masuk rumah. Pada saat-saat tertentu pintu itu di
buka, dan di saat-saat tertentu ditutup. Inilah fungsi hafizhat seorang isteri.
Tetapi walaupun itu semua telah dibuat dan ditegakkan, belumlah bangunan tadi di
sebut rumah. Sebab ia membutuhkan atap sebagai pelindung dari panas maupun hujan
. Ketika panas, ia berfungsi sebagai peneduh dan penyejuk. Ketika hujan ia berfu
ngsi sebagai pemayung dan penghangat. Inilah yang disebut Al-Qur'an sebagai Mu'a
syarah bil-ma'ruf, yang harus ditegakkan di dalam kehidupan berumah tangga.
"Dan pergaulilah pasanganmu dengan ma'ruf (baik). Apabila kamu tidak menyukai (s
alah satu sifat) mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai s
esuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak (di sisi lain)". (
QS. An-Nisa:19).
Manakala setiap pasangan menjalankan fungsi-fungsi tadi dengan baik, yakinilah b
ahwa Allah swt pasti akan memberikan kado istimewa-Nya berupa rumah tangga yang
sakinah, mawaddah wa rahmah. Wallahu a'lam bish-shawab.
Index Rubrik |
kirim