Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIKUM II

DIFUSI dan OSMOSIS


(Penentuan Potensial Air Jaringan Tumbuhan)

A. Rumusan Masalah:
1. Bagaimana pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap perubahan panjang
potongan jaringan tumbuhan ?
2. Bagaimana konsentrasi larutan sukrosa yang tidak menyebabkan perubahan
panjang irisan jaringan umbi ?
3. Bagaimana nilai potensial air jaringan tumbuhan ?
B. Tujuan Percobaan:
1. Menjelaskan pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap perubahan panjang
potongan jaringan tumbuhan.
2. Mengidentifikasi konsentrasi larutan sukrosa yang tidak menyebabkan perubahan
panjang irisan jaringan umbi.
3. Menghitung nilai potensial air jaringan tumbuhan.
C. Hipotesis:
Semakin tinggi konsentrasi larutan sukrosa, maka potongan ketela pohon akan
mengalami perubahan panjang.
D. Kajian Pustaka
Potensial air merupakan energy yang dimiliki air untuk bergerak atau untuk
mengadakan rekasi. Dengan kata lain, potensial air merupakan tingkat kemampuan
molekul-molekul air untuk melakukan difusi. Pada potensial air, air bergerak dari
potensial tinggi kepotensial rendah (dari larutan encer ke larutan pekat). potensial
kimia adalah energy bebar per mol substansi di dalam suatu system kimia. Oleh
karena itu, potensial kimia atau senyawa dibawah kondisi tekanan dan temperature
konstan tergantung kepada jumlah mol substansi yang ada. Dalam hal hubungan air
dan tanaman, potensial kimia dari air sering dinyatakan dengan istilah potensial air.
Selanjutnya, bila potensial kimia dapat dinyatakan sebagai ukuran energy dari suatu
substansi yang akan bereaksi atau bergerak, maka potensial air merupakan ukuran dari
energy yang tersedia dalam air untuk bereaksi atau bergerak. Dengan kata lain
potensial

air

merupakan

tingkat

kemampuan

molekul-molekul

air

untuk

molekuldifusi. Potensial air murni adalah nol (0), adanya beberapa substansi yang
terlarut di dalam air tersebut akan menurunkan potensial airnya, sehingga potensial air

dari suatu larutan adalah kurang dari nol. Definisi ini hanya berlaku pada tekanan
atmosfir. Apabila tekanan di sekitar system ditingkatkan atau diturunkan, maka secara
otomatis potensial air akan naik atau turun sesuai dengan perubahan tekanan tersebut.
(Frank B.s & Cleon W Ross. 1995)
Hubungan antar potensial air adalah dengan melibatkan peristiwa osmosis
karena osmosis merupakan peristiwa difusi dimana antara 2 tempat tersedianya difusi
dipisahkan oleh membran. Maka dapat diartikan bahwa dinding sel atau membran
protoplasma adalah merupakan membran pembatas antara zat yang berdifusi karena
pada umumnya sel tumbuh - tumbuhan tinggi mempunyai dinding sel maka sebagian
besar proses fitokimia dalam tumbuh - tumbuhan adalah merupakan proses osmosis
(Heddy, 1987)
Air dalam Tumbuhan
Dalam sel, air diperlukan sebagai pelarut unsur hara sehingga dapat digunakan
untuk mengangkutnya, selain itu air diperlukan juga sebagai substrat atau reaktan untuk
berbagai reaksi biokimia misalnya proses fotosintesis. Tanaman yang kekurangan air
akan menjadi layu, dan apabila tidak diberikan air secepatnya akan dapat menyebabkan
kematian. Terdapat lima mekanisme utama yang menggerakkan air dari suatu tempat ke
tempat lain, yaitu melalui proses difusi, osmosis, tekanan kapiler, tekanan hidrostatik,
dan gravitasi.
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/ berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari
bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian berkonsentrasi rendah. Contoh yang sederhana
adalah pemberian gula pada cairan the tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh
lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara.
Osmosis ialah proses pergerakan molekul pelarut (contoh:air) dari satu larutan
yang cair (larutan hipotonik) ke satu larutan yang lebih pekat (larutan hipotonik) melalui
membrane semipermeable. Potensial osmosis selalu bernilai negative. Karena titik nol
dari potensial osmosis diambil dari air murni yang bebas ion. (Dwijoseputro. 1985)
Di dalam proses osmosis, disamping komponen potensial air dan potensial
tekanan, terdapat pula potensial osmotik. Hubungan antara potensial (PA), potensial
osmotik (PO), dan potensial tekanan (PT) dapat dinyatakan dengan hubungan sebagai
berikut :
PA = PO + PT

Untuk menentukan nilai potensial air jaringan tumbuhan, dilakukan dengan


mencari konsentrasi larutan sukrosa yang tidak menyebabkan perubahan panjang
potongan silinder umbi jalar, dan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
PA = - TO

PO = - TO

Keterangan :
PA
TO

: Nilai potensial air


: Tekanan osmotik

: Konsentrasi larutan yang tidak menyebabkan perubahan panjang potongan


silinder umbi jalar.

: Temperatur mutlak (273 + toC)

E. Variabel Penelitian:
1. Variabel Manipulasi
2. Variabel Kontrol

: Konsentrasi larutan sukrosa (0 M; 0,2 M; 0,4 M; 0,6


``M; 0,8 M; 1 M)
: Jenis ketela pohon, panjang potongan awal ketela
``pohon (2cm), volume larutan (25 ml), waktu

3. Variabel Respon

``perendaman.
: Perubahan panjang potongan umbi ketela pohon.

F. Definisi Operasional Variabel:


1. Variabel manipulasi adalah variable yang dibuat berbeda yaitu konsentrasi
sukrosa. Yang digunakan ialah konsentrasi larutan sukrosa 0 M; 0,2 M; 0,4 M; 0,6;
M; 0,8 M; 1 M. karena untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan sukrosa
terhadap perubahan panjang potongan ketela pohon.
2. Variabel kontrol adalah perlakuan yang dibuat sama, yaitu jenis ketela pohon,
potongan ketela pohon, dan volume larutan.
3. Variable respon adalah variable yang diamati, yaitu perubahan panjang potongan
umbi ketela pohon.
G. Alat dan Bahan:
Adapun alat dan bahan yang digunakan saat praktikum adalah:
Alat:
1. Gelas plastic
6 buah
2. Gelas ukur 50 ml
1 buah
3. Karet gelang
6 buah
4. Alat pengebor gabus
1 buah
5. Pinset
1 buah
6. Plastik
6 buah

7. Penggaris
8. Pisau tajam/ silet

1 buah
1 buah

Bahan:
1. Umbi ketela pohon.
2. Larutan sukrosa sukrosa 0 M; 0,2 M; 0,4 M; 0,6; M; 0,8 M; 1 M

H. Rancangan Percobaan

Menyiapkan larutan
sukrosa dengan
konsentrasi 0 M ; 0,2 M ;
0,4 M ; 0,6 M ; 0,8 M ;
1,0 M sebanyak 25 ml
pada tiap gelas kimia.

Memilih bengkoang yang


cukup besar dan baik,
kemudian membuat
silinder ketela pohon
dengan alat pengebor
gabus, selanjutnya ketela
pohon dipotong-potong
sepanjang 2 cm.

Setelah 1,5 jam, mengeluarkan setiap


potongan silinder ketela pohon dan
mengukur kembali panjangnya.

I. Langkah Kerja:
1. Mengukur dan mengidentifikasi. Mengisi masing masing gelas kimia
dengan larutan sukrosa sebanyak 25 mL. Beri label pada masing masing
gelas kimia tersebut.
2. Mengerjakan praktikum. Memilih ketela pohon yang cukup besar dan baik,
kemudian membuat silinder ketela pohon dengan alat pengebor gabus,
selanjutnya silinder ketela pohon dipotong-potong sepanjang 2 cm.
3. Memasukkan 4 potong silinder ketela pohon pada masing-masing gelas kimia
yang berisi larutan sukrosa berbeda konsentrasi dengan rentang waktu 5
menit pada setiap gelas kimia. Mencatat waktu pada saat memasukkan
potongan ketela pohon dan menutup rapat gelas kimia.
4. Mengamati dan mengukur. Setelah 1,5 jam, mengeluarkan setiap potongan
silinder ketela pohon dan mengukur kembali panjangnya.
5. Menghitung. Hitung nilai rata - rata pertambahan panjang potongan silinder
bketela pohon pada setiap konsentrasi larutan sukrosa.

J. Rancangan Tabel Pengamatan

No

Konsentrasi

Panjang Awal

Panjang Akhir

Sukrosa

(a)

(b)

Rata-rata
Pertambahan
Panjang
(b-a)

0 M (25 ml)

2,1

2,1

0,12 cm

0,2 M (25 ml)

0,4 M (25 ml)

0,6 M (25 ml)

0,8 M (25 ml)

1 M (25 ml)

2,2

2,1

Rata-rata = 2,0 cm

Rata-rata = 2,12 cm

2,1

2,3

2,1

2,2

Rata-rata = 2,0 cm

Rata-rata = 2,17 cm

2,1

2,1

1,9

2,0

Rata-rata = 2,0 cm

Rata-rata = 2,025 cm

2,1

2,0

2,1

1,9

Rata-rata = 2,0 cm

Rata-rata = 2,025 cm

2,0

1,9

2,0

1,9

Rata-rata = 2,0 cm

Rata-rata = 1,95 cm

2,0

2,0

2,0

1,95

Rata-rata = 2,0 cm

Rata-rata = 1,98 cm

0,17 cm

0,025 cm

0,025 cm

-0,05 cm

-0,02 cm

0.76
M

K. Rencana Analisis Data


Berdasarkan tabel diatas dapat dianalisis bahwa:
- Pada konsentrasi 0 M, panjang ubi jalar 2 cm, setelah direndam keempat potongan
ketela pohon tersebut mengalami perubahan panjang, potongan ketela pohon
pertama menjadi 2,1 cm, potongan kedua menjadi 2,1 cm, potongan ketiga 2,2 cm,
dan potongan keempat 2,1 cm. Sehingga rata-rata pertambahan panjang sebesar
-

2,12 cm.
Pada konsentrasi 0 M, panjang ubi jalar 2 cm, setelah direndam keempat potongan
ketela pohon tersebut mengalami perubahan panjang, potongan ketela pohon
pertama menjadi 2,1 cm, potongan kedua menjadi 2,3 cm, potongan ketiga
menjadi 2,1 cm, dan potongan keempat menjadi 2,2 cm. Sehingga rata-rata

pertambahan panjang sebesar 2,17 cm.


Pada konsentrasi 0 M, panjang ubi jalar 2 cm, setelah direndam keempat potongan
ketela pohon tersebut mengalami perubahan panjang, potongan ketela pohon
pertama menjadi 2,1 cm, potongan kedua menjadi 2,1 cm, potongan ketiga
menjadi 1,9 cm, dan potongan keempat tetap 2,0 cm. sehingga rata-rata panjang

sebesar 2,025 cm.


Pada konsentrasi 0 M, panjang ubi jalar 2 cm, setelah direndam keempat potongan
ketela pohon tersebut mengalami perubahan panjang, potongan ketela pohon
pertama menjadi 2,1 cm, potongan kedua tetap 2,0 cm, potongan ketiga menjadi
2,1 cm, dan potongan keempat menjadi 1,9 cm. sehingga rata-rata panjang sebesar
2,025 cm.

Pada konsentrasi 0 M, panjang ubi jalar 2 cm, setelah direndam keempat potongan
ketela pohon tersebut mengalami perubahan panjang, potongan ketela pohon
pertama tetap 2,0 cm, potongan kedua menjadi 2,1 cm, potongan ketiga tetap 2,0
cm, dan potongan keempat menjadi 1,9 cm. sehingga rata-rata panjang sebesar

1,95 cm.
Pada konsentrasi 0 M, panjang ubi jalar 2 cm, setelah direndam keempat potongan
ketela pohon tersebut mengalami perubahan panjang, potongan ketela pohon
pertama tetap 2,0 cm, potongan kedua tetap 2,0 cm, potongan ketiga tetap 2,0 cm,
dan potongan keempat menjadi 1,95 cm. sehingga rata-rata panjang sebesar 1,98

cm.
Berdasarkan grafik diatas dapat dianalisis bahwa potongan ketela pohon yang
direndam

menggunakan

larutan

sukrosa

dengan

konsentrasi

yang

berbeda-beda selama 1,5 jam menunjukkan bahwa konsentrasi larutan


sukrosa yang tinggi yaitu 0,4 M dan 0,6 M. Dengan 0,76 M merupakan
konsentrasi yang tidak menyebabkan pertambahan panjang.

L. Hasil Analisis Data


1. Analisis
Pada percobaan penentuan potensial air jaringan tumbuhan yang telah
dilakukan, diketahui bahwa ternyata konsentrasi larutan berpengaruh terhadap
perubahan panjang pada silinder ketela pohon setelah dilakukan proses perendaman
selama 1,5 jam. Ini membuktikan adanya aliran molekul air yang bergerak dari dalam
jaringan ketela pohon ke lingkungan yang menunjukkan bahwa larutan perendam
bersifat lebih hipertonis dibandingkan jaringan tumbuhan.
Namun seharusnya, pada ketela phon yang direndam pada larutan sukrosa
dengan konsentrasi 0 M tidak mengalami perubahan panjang yang mencolok. Tetapi
pada percobaan yang telah dilakukan, rata-rata perubahan panjangnya mencapai 0,12
cm. Pada konsentrasi 0,4 dan 0,6 M terjadi perubahan rata-rata yang sama sebesar
0,025 cm, dan pada konsentrasi tinggi 0,8 dan 1 M justru terjadi perubahan rata-rata
panjang yang tidak begitu mecolok, yaitu sebesar -0,05 dan -0,02 M. Hasil percobaan
ini tidak sesuai dengan apa yang ada di dalam hipotesis kami. Karena seharusnya

Semakin tinggi konsentrasi larutan sukrosa, maka potongan ketela pohon akan
mengalami perubahan panjang. Hal ini kemungkinan terjadi kerena beberapa factor
seperti adanay human error yang dapat berupa tidak telitinya dalam melakukan
pengukuran. Adanya larutan rendaman yang menguap sehingga mempengaruhi
konsentrasi larutan, sehingga saat larutan itu sudah siap harus segera dimasukkan
potongan ketela pohon yang sudah disiapkan dan segera ditutup. Juga waktu yang
kurang maksimal untuk melakukan perendaman potongan ketela pohon, karena
dimungkinkan belum terjadi keseimbangan antara larutan dan konsentrasi dalam
jaringan. Sehingga menyebabkan hasil percobaan kami kurang sempurna.
Dari percobaan tersebut konsentrasi yang tidak mengalami perubahan ada pada
konsentrasi 0,76 M, karena memotong sumbu x yang sama saja menunjukkan nilai nol
atau tidak mengalami perubahan panjang. Maka nilai potensial air yang kami
dapatkan sebesar -18,58 (perhitungan terlampir).

2. Diskusi
1. Mengapa perlu dicari nilai konsentrasi larutan sukrosa yang tidak
menyebabkan pertambahan panjang potongan silinder umbi jalar dalam
menentukan potensial air (PA) ?
2. Mengapa nilai potensial air sel umbi jalar yang tidak berubah panjangnya
sama dengan nilai potensial osmosis larutan sukrosa yang tidak
menyebabkan pertambahan panjang ubi jalar tersebut ?
Jawab:
1. Nilai konsentrasi larutan sukrosa yang tidak menyebabkan pertambahan
panjang potongan silinder perlu diketahui karena dalam menentukan
potensial air perlu dicari nilai potensial tekanan dan potensial osmosis.
Dalam hal ini diketahui bahwa nilai PT = 0 karena tidak ada potensial
tekanan yang terjadi. Sehingga nilai PA sama dengan nilai PO yang berarti
pada larutan sukrosa yang tidak menyebabkan perubahan panjang silinder
mempunyai PO yang sama dengan PA yang dimiliki oleh silinder umbi
jalar sehingga ubi jalar tetap, yaitu tidak terjadi keluar masuknya air
kedalam sel atau sebaliknya.

2. Karena pada saat tidak ada pertambahan panjang silinder umbi jalar
konsentrasi didalam sel dengan larutan sukrosa adalah sama, sehingga nilai
PT =0 karena tidak ada tekanan balik dari sel, jadi nilai potensial air sama
dengan nilai potensial osmosis.
M. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Konsentrasi larutan sukrosa berpengaruh terhadap perubahan panjang
potongan jaringan tumbuhan
2. Konsentrasi larutan sukrosa yang tidak menyebabkan perubahan panjang
irisan jaringan ketela pohon adalah 0,76 M
3. Nilai potensial air pada jaringan ketela pohon adalah sebesar -18,58.

N. Daftar Pustaka
http://dokumen.tips/documents/fistum-penentuan-potensial-air-jaringantumbuhan.html (diakses tgl 25 Feb 2016, pukul 16.50 WIB)
http://documents.tips/documents/laporan-praktikum-pengukuran-potensial-osmotikdan-potensial-air-jaringan-tumbuhan.html (diakses tgl 26 Feb 2016, pukul
18.43 WIB)
www.scribd.com/mobile/doc/56210600/LP-Fistum-Potensial-Air (diakses tgl 26 Feb
2016, pukul 19.50 WIB)

LAMPIRAN

Pemembuatan silinder ketela pohon


dengan alat pengebor gabus.

Potongan ketela pohon yang telah di


potong dengan panjang 2 cm.

Perendaman ketela
pohon selama 1,5
jam.

Anda mungkin juga menyukai