Anda di halaman 1dari 4

Laporan Perhitungan Bakteri

Perhitungan Bakteri
Tujuan
Melatih mahasiswa terampil dalam menghitung jumalah mikroba.
Dasar Teori
Pertumbuahan adalah penambahan secara teratur semua komponen sel suatu
jasad. Pembelahan sel adalah hasil dari pertumbuhan sel. Pada jasad yang bersel
tunggal, pembelahan atau perbanyakan sel merupakan pertumbuhan jumlah
individu. Misalnya pembelahan sel pada bakteri akan menghasilakan
pertambahan jumlah sel bakteri itu sendiri. Pada jasad bersel banyak,
pembelahan sel tidak menghasilakn pertambahan jumalah individunya, tetapi
hanya merupakan pembentukan jaringan atau pertambahan besar jasadnya.
Dalam membahas pertumbuhan mikroba harus dibedakan antara pertumbuhan
masing-masin individu sel dan pertumbuhan kelompok sel atau pertumbuhan
populasi (Suharjono,2006)
Kecepatan pertumbuhan merupakan perubahan jumlah atau massa sel per unit
waktu. Pertumbuhan mikroba dalam suatu medium mengalami fase-fase yang
berbeda, yang berturut-turut disebut dengan fase lag, fase eksponensial, fase
stasioner, fase kematian. Pada fase kematian eksponensial tidak diamati pada
kondisi umum pertumbuhan kultur bakteri, kecuali bila kematian dipercepat
dengan penambahan zat kimia toksik, panas atau radiasi. (Sofa, 2008)
Perhitungan bakteri secara langsung, ada beberapa cara perhitungan secara
langsung, antara lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan
(preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruan hitung
(counting chamber). (Sutedjo, 1991)
Enumerasi mikroba dapat dilakukan secara langsung yaitu dengan menghitung
jumlahnya tanpa ditumbuhkan terlebih dahulu dalam suatu medium, dalam
teknik ini semua sel mikroba baik yang hidup maupun yang mati akan terhitung.
Untuk melakukan enumerasi mikroba dalam suatu bahan seringkali diperlukan
pengenceran bertingkat.( Rukmi, MG.I., A.T. Lunggani, A. Suprihadi, 2008)
Perhitungan bakteri secara tidak langsung, Sedangkan perhitungan cara tidak
langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan
yang masih hidup saja (viabel count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara
yaitu : perhitungan pada cawan petri (total plate count / TPC), perhitungan
melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN methode),
dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri) (Sutedjo, 1991).
Berdasarkan kekeruhannya, Mikroba dalam suatu bahan cair dapat dideteksi
berdasarkan kekeruhannya. Pertumbuhan sel bakteri didalam suatu medium cair
akan meningkatkan kekeruhan media, yang akan mempengaruhi jumlah sinar
yang dapat ditransmisikan menembus medium(Rukmi, MG.I., A.T. Lunggani, A.
Suprihadi, 2008).
Berdasarkan jumlah lempeng total (plate count).

Berdasarkan lempeng total, Cara ini adalah cara yang paling umum digunakan
untuk menentukan jumlah mikroba yang masih hidup, berdasarkan jumlah koloni
yang tumbuh. Teknik ini diawali dengan pengenceran sampel secara seri, dengan
kelipatan 1 : 10. Masing-masing suspensi pengenceran ditanam dengan metode
tuang (pour plate) atau sebar (spread plate). Bakteri akan bereproduksi pada
medium agar dan membentuk koloni setelah 18-24 jam inkubasi. Untuk
menghitung jumlah koloni dalam cawan petri dapat digunakan alat colony
counter yang biasanya dilengkapi dengan pencatat elektronik. (Rukmi, MG.I.,
A.T. Lunggani, A. Suprihadi, 2008).
Alat dan Bahan
1. Empat tabung reaksi berisi aquades steril 9 ml
2. Alat penghitung koloni
3. Lima pipet 1 ml
4. Lampu spiritus
5. Alkohol 95%
6. Empat cawan petri kosong steril
7. Empat tabung (@12ml) NA cair bersuhu 50oC
Cara Kerja
Siapkan 7 tabung reaksi steril dan 7 cawan petri steril
Tabung reaksi pertama diisi aquades,
Siapkan pula media agar yang akan digunakan,
Gunakan micropipette untuk mengambil bakteri dan diencerkan pada atabung
reaksi pertama dangan dikocok mengguanakan micropipette.
Enceran diambil 1 ml kemudian di taruh ke tabung reaksi ke dua kemudian kocok
lagi,
Ambil enceran sebanyak 1 ml pada tabung pertama, kemudian buka cawan dan
dekatkan pada Bunsen, semprotkan berlahan enceran ke cawan,
Tuangkan media di cawan yang suadah ada enceran bakteri,
Tutup cawan kemudian putar membentuk angka delapan,
Didiamakan sampai membeku atau mengental
Dibalik kemudian dibungkus dengan kertas dan di inkubasi.
Amati pertumbuahan bakteri dan dihitung jumlah koloninya dalam setiap 3 jam
dalam 48 jam.
Hasil Pengamatan dan Pembahasan
Tabel Data Pertumbuhan Bakteri Perkelompok,
NO
Kelompok & Bahan
Jumlah Akhir
1
Kelompok 1
Media NA
30 X 10-1
Media MC
660 X 10-1
2
Kelompok 2
Media NA
280 X 10-2
Media MC
456 X 10-2
3
Kelompok 3
Media NA
850 X 10-3
Media MC
1732 X 10-3
4
Kelompok 4
Media NA
269 X 10-4

Media MC
243 X 10-4
5
Kelompok 5
Media NA
846 X 10-5
Media MC
Rusak
6
Kelompok 6
Media NA
528 X 10-6
Media MC
390 X 10-6
7
Kelompok 7
Media NA
1110 X 10-7
Media MC
250 X 10-7
Tabel Data Pertumbuhan Bakteri
No
Waktu
NA bacillus
.
1
19.30
120
2
22.30
130
3
01.30
178
4
04.30
243
5
07.30
287
6
10.30
337
7
13.30
381
8
16.30
412
9
19.30
567
10
22.30
423
11
01.30
367
12
04.30
319
13
07.30
269
269x10-4

Mc E colli
0
0
0
0
0
1
7
34
79
124
189
217
243
243x10-4

Perhitungan Bakteri yang dilakukan ada dua jenis media yang dipakai yaitu,
Media NA dan Media MC, perbedaan warna media dapat dilihat dengan mata
telanjang yaitu media NA warna kuning bening sedangkan media MC merah
bening. Adanya pengenceran adalah sebagai pemecah koloni bakteri sehingga
bakteri terencerkan dan kemudian diambil untuk tanam pada media, pada kali ini
ada 7 pengenceran sehingga jumlah pertumbuhan pada tiap pengenceran
berbeda-beda dan ini juga dipengaruhi oleh media dan kontaminasi.
Tabung reaksi yang steril sebagai wadah pengenceran dan cawan petri steril
sebagai wadah pertumbuhan, kemudian cawan di berikan enceran bakteri
senbanyak 1 ml, kemudian diberi bahan NA atau MC pada cawan dengan
prosedur disterilkan dengan Bunsen agar tidak terkontaminasi, media yang
diberikan untuk bacillus sp adalah media NA dan untuk E-coli adalah media MC,
setelah penuangan cawan di sterilakan dengan Bunsen pada tepinya kemudian
di ratakan dengan memutar membentuka angka delapan pada meja LAF,
kemudian diamkan biar mendingin, setelah mendingin bahan dibalik kemudian
dibungkus denagan kertas dan diinkubasi.
Untuk enceran yang ke dua sapai ke tuju dilakukan hal yang sama, yang pelu
diperhatikan dalam praktikum ini adalah mengganti tipe pada mikropipet, dan
tetap menjaga cawan dan yang lainya dekat dengan Bunsen agar tidak terjadi
kontaminasi.

Pertumbuhan bakteri melalui beberapa tahap sesuai dengan teori yaitu fase lag,
dimana pada fase ini bakteri melakukan penyesuaian dengan media yang ada
maka keadaan media juga mempengaruhi pertumbuhan bakteri yang di biakkan
adapun media yang rusak ya itu kurang meratanya media pada saat penanaman
bakteri sehingga media menggumpal pada titik tertentu.
Pada fase berikutnya yaitu fase eksponensial dimana bakteri mulai mengalami
pertumbuhan yang sangat cepat dan pesat sehingga akan muncul banyak koloni
koloni atau individu bakteri yang menumbuhi media. Oleh karena itu
penghitungan pertumbuhan bakteri dilakukan 3 jam sekali Karena pertumbuhan
bakteri bias sangat cepat sehingga tidak dapat diperoleh data yang akurat.
Fase stasioner akan terjadi karena pertumbuahan bakteri mengalami titik
optimum yang disebabkan oleh berbagai sebab yaitu, dimungkinkan kurangnya
nutrisi pada media untuk pertumbuhan bakteri karen jumlah semakin meningkat
dan media semakin sedikit sehingga pertumbuhan mengalami stasioner,
sehingga bakteri yang tumbuh dan mati seimbang jumlahnya.
Kemudian bakteri yang sudah optimum pertumbuhannya akan mengalami fase
kematian dikarenakan media yang sudah tidak dapat untuk pertumbuhan
bakteri, karena nutrisi didalamnya sudah terserap atau terpakai tanpa ada
perbaikan nutrisi pada media.
Jumlah pertumbuhan pada beberapa kelompok berbeda-beda ini dapat dijelaskan
sesuai dengan pembahasan diatas.
Kesimpulan
Jumlah sel mikroba yang tumbuh dalam suatu cawan sangat bergantung pada
jumlah generasi yang ada dan waktu generasi bakteri tertentu, sehingga
pengamat harus mengetahui waktu generasi bakteri yang ia biakan agar dapat
memprediksi jumlah sel bakteri denagan baik. Pada media NA dengan bakteri
Bacillus terjadi Fase Krmatian pada waktu ke pengamatan ke 10 atau 30 jam
setelah penanaman, jumlah optimum yang terjadi mencapai 567. Pada media MC
dengan bakteri E-coli pada pengamatan terakhir masi pada fase eksponensial.

Daftar Pustaka
Anonim, 2006. Lingkungan Pertumbuhan Mikroba
Hendri, Bustaman, 2006. Selesai Mikroba Risosfer Antagonis terhadap bakteri
Ralstonia solanaceareum Penyebab Penyakit Layu pada Bakteri pada Taneman
Jahe di Lahan Tertindas, Jurnal ilmu-ilmu pertanian. Volume 8, No.1
Machmud, 2004. Seleksi dan Karakterisasi Mikroba Antogoni.
Michael, 1986. Dasr-dasar Mikrobiologi. UI-press. Jakarta
Suharjono, 2006. Komunitas Kapang Tanak di Lahan Kritis Berkapur DAS Brantas
Pada Musim Kemarau. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Brawijaya. Malang.

Anda mungkin juga menyukai