Anda di halaman 1dari 5

1.

SKEMA ALUR DISTRIBUSI PENGOLAHAN PRODUK

Alur distrubusi
Distributor, Agen, atau Pengecer membeli ke perusahaan dalam jumlah tertentu kemudian dipas
arka kembali hingga kemudian ke konsumen.
Konsumen juga dapat membeli produk langsung ke perusahaan. Untuk konsumendikenak
an harga sesuai dengan harga eceran untuk menjaga kestabilan harga di pasaran.Sedangkan distri
butor, agen, atau pengecer dikenakan harga sesuai jumlah pembelian.

Yang membedakan tingkat agen, tingkat distributor, atau pengecer adalah jumlahpembelian prod
uk per bulan.

2. SKEMA ALUR DISTRIBUSI OBAT


Good Distribution Practice yang sering disingkat GDP adalah yang mengatur tentang tata cara
bekerja di sektor farmasi misalnya Good Pharmaceutical Practice (GPP) dan Good
Manufacturing Practice (GMP). Jika dibahasa Indonesiakan, GDP disebut juga Cara Distribusi
Obat yang Baik. Pedoman ini disusun oleh Badan POM RI Jakarta.

Ada 5 elemen penting yang diatur oleh CDOB. Yakni :

Manajemen mutu

Manajemen mutu adalah sistem manajemen yang berorientasi pada mutu produk. Dalam
manajemen mutu ada dua hal yang harus ada di lembaga distribusi obat. Pertama sistem mutu
dan kedua jaminan mutu. (beribet yah..? ). Dalam konteks sistem mutu, lembaga distribusi obat
harus memiliki struktur organisasi yang jelas (jadi personil yang bertanggung jawab dalam
berbagai bidang dapat terlihat jelas dari struktur organisasi ini), Standar Prosedur operasional
(disusun dan diperbaharui oleh Apoteker Penanggung Jawab), sistem dokumentasi (bisa secara
manual atau terkomputerisasi) dan sumber daya. Sedangkan pada konteks jaminan mutu, suatu
lembaga distribusi harus membuat sistem yang mengatur langkah sistematis yang menjamin
kepercayaan bahwa produk baik dari segi pelayanan maupun dokumentasinya mendukung
kualitas. Jadi ada tuntutan kepada lembaga distribusi untuk membuat sistem bagaimana caranya
agar produk yang mengalir di mereka terjamin kualitas, keabsahan, keamanan dan
kemanjurannya. (Bahasa UU ribet deeh )

Personalia

Singkatnya, dalam aturan tentang personalia ini suatu lembaga distribusi diwajibkan untuk
mempekerjakan orang-orang yang berkompeten di bidangnya. Dengan latar belakang pendidikan
atau pengalaman yang sesuai. Apoteker harus ada sebagaipenanggung jawab. Apoteker
penanggung jawab dapat dibantu oleh Apoteker pendamping atau Tenaga Teknis Kefarmasian.
Selain itu, personil yang bekerja di lembaga distribusi ini diharuskan mengikuti pelatihan tentang
CDOB secara periodik untuk meningkatkan kompetensi.

Bangunan dan Fasilitas

Bangunan tempat menyimpan produk wajib menjamin keselamatan obat dari banjir, binatang
pengerat dan lainnya, pengaruh suhu dan kelembaban. Selain itu, bangunan haruslah bersih

dengan luas yang memadai, sirkulasi udara dan ventilasi bagus. Kemudian, bangunan harus
memilliki ruang-ruang yang dapat digunakan untuk administrasi, penerimaan barang,
penyimpanan narkotik dan prikotropik serta penyimpanan vaksin yang khusus. (Ketiga jenis
produk tersebut wajib mendapatkan perlakuan khusus loh..). Untuk fasilitasnya sendiri, lembaga
distribusi obat harus memiliki instrumen untuk monitoring keadaan bangunan seperti pengatur
suhu dan kelembaban, dan alat pemadam api yang diletakkan di setiap ruangan. Terkhusus untuk
lembaga distribsui bahan obat maka lembaga tersebut harus memiliki laboratorium pengujian.

Inspeksi diri

Introspeksi diri kerap dilakukan dalam lembaga-lembaga di farmasi baik di pabrik, lebaga
pelayanan farmasi dan lembaga distribusi. Inspeksi diri dilakukan untuk mengukur kinerja dan
mengetahui apakah sistem yang direncanakan dan dijalankan sudah memenuhi standar. Inspeksi
diri di lembaga distribusi dilakukan minimal setahun sekali. Hal hal yang diinspeksi
diantaranya, personalia, dokumentasi, sistem dokumentasi, bangunan dan peralatan.

Dokumentasi

Dokumentasi dilakuakn dengan tujuan menjamin semua pelaksanaan distribusi berjalan sesuai
dengan panduan mutu dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dari sistem
dokumentasi perjalanan distribusi dapat ditelusuri. Jika terjadi penyelewengan sistem, dapat
diketahui dari sini. Dokumen yang dibuat harus disimpan dalam waktu sekurang-kurangnya 5
tahun dari tanggal pembuatan dokumen. Manfaat nyata yang dapat dirasakan dari sistem
dokumentasi ini adalah bila nanti BPOM atau industri farmasi menyatakan untuk menarik suatu
produk dari pasaran, lembaga distribusi dapat terbantu untuk menelusuri jejak transportasi
produk yang dimaksud sehingga tujuan objek penarikan dapat diketahui hingga ke tingkat
konsumen. Setiap PBF (Pedagang Besar Farmasi) harus melaporkankegiatannya setiap 3 bulan
sekali kepada BPOM.

3. SKEMA ALUR DISTRIBUSI SPARE PART MOTOR


Kebijakan Saluran Distribusi (place) Menurut Kotler (2009 : 106), Saluran distribusi adalah
sekelompok organisasi yang saling bergantung dan terlibat dalam proses pembuatan produk
atau jasa yang disediakan untuk digunakan atau dikonsumsi. Saluran distribusi merupakan
seperangkat alur yang diikuti produk atau jasa setelah produksi, berakhir dalam pembelian dan
digunakan oleh pengguna akhir. Distribusi memperlihatkan berbagai kegiatan yang
dilakukan perusahaan untuk menjadikan produk atau jasa dapat diperoleh dan tersedia bagi
konsumen sasaran.

Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan, maka dalam penentuan
saluran distribusi menjadi hal yang sangat penting untuk kelancaran arus barang dari
produsen ke konsumen. Produsen mempunyai banyak alternatif untuk menjangkau pasar
mereka dapat menjual langsung satu, dua, atau tiga tingkat saluran. Untuk memutuskan jenis
saluran yang digunakan, diperlukan analisi kebutuhan pelanggan, menentukan tujuan, dan
mengidentifikasi serta mengevaluasi alternatif utama, termasuk jenis dan jumlah perantara
yang terlibat dalam saluran. Untuk menyalurkan barang perusahaan ke pedagang besar atau
konsumen perusahaan harus memiliki saluran distribusi yang efektif.

PT. ASTRA HONDA MOTOR

PT.Tunas Dwipa Matra

Dealer dealer Kecil

Konsumen

Berdasarkan gambar 1 terlihat bahwa dijelaskan PT Tunas Dwipa Matra menggunakan dua
saluran distribusi yakni saluran distribusi langsung dan saluran distribusi tidak langsung.
Saluran distribusi langsung, yaitu saluran yang menyalurkan barang-barang yang dibeli
secara langsung oleh konsumen tanpa melalui perantara. Sedangkan Saluran distribusi tidak
langsung, yaitu saluran yang menggunakan pihak luar untuk membantu menyalurkan barang
kepada konsumen dengan melalui perantara.

Anda mungkin juga menyukai