Anda di halaman 1dari 15

MASALAH KEPENDUDUKAN NEGARA BANGLADESH

TUGAS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kependudukan dan Keluarga Berencana
Dosen pengampu: Sri Winarni, M.Kes

Disusun oleh:
Septi Rani Dafeni

25010113120040

Nisriina Rahayuni Utami

25010113120154

Dianita Desti Kartikasari

25010113140218

Arif Maulana

25010113130360

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Perubahan struktur penduduk yang terjadi di suatu negara atau wilayah

disebabkan oleh adanya proses demografi seperti kelahiran (fertilitas), kematian


(mortalitas) dan adanya migrasi penduduk. (Purnami, 2012)
Bangladesh merupakan negara yang terletak di Asia tenggara dengan luas
wilayah 147.570 km . Pada tahun 2007, Bangladesh memiliki angka kelahiran
kasar (CBR) sebesar 27/1000 penduduk. Semakin tinggi angka kelahiran akan
menyebabkan meningkatnya jumlah penduduk suatu negara. Jumlah penduduk
Bangladesh

pada

pertengahan

2007

mencapai

147

juta

penduduk

(Streatfield,2008) dan telah meningkat menjadi 160 juta penduduk pada tahun
2015. Jumlah tersebut menempatkan Bangladesh pada urutan ke-8 sebagai negara
dengan jumlah penduduk tertinggi di dunia.
Selain kelahiran, angka kematian juga menjadi salah satu faktor perubahan
struktur penduduk. Angka kematian kasar (CDR) Bangladesh pada tahun 2007
sebesar 8/1.000 penduduk. (Streatfield,2008) Angka kematian ibu pada tahun
2010 sebesar 194/100.000 kelahiran hidup. (Sarker, 2016)
Tahun 2015, 24% populasi penduduk Bangladesh merupakan remaja.
(Kabir, 2015) Banyaknya remaja yang menikah sebelum menginjak usia 18 tahun
menjadi salah satu penyebab masalah kependudukan yang harus dihadapi oleh
pemerintah Bangladesh. Dengan menikah diusia muda kemungkinan remaja hamil
pada usia dini akan meningkat. Selain itu, pernikahan di usia muda akan
menyebabkan remaja berhenti sekolah. Tingkat pendidikan rendah dapat menjadi
penyebab semakin meningkatnya angka kemiskinan. Padahal 47 juta penduduk
(1/3 penduduk Bangladesh) telah tergolong sebagai penduduk miskin.

Berdasarkan data diatas, perlu dilakukan analisis lebih dalam mengenai


masalah demografi yang terjadi mulai dari penyebab masalah kependudukan,
dampaknya serta pengolahan data yang ada di Bangladesh yang berkaitan dengan
masalah yang ada.

1.2

Tujuan

1.3

Manfaat

BAB II
PEMBAHASAN

Masalah kependudukan sudah merupakan masalah serius yang bukan saja


dihadapi oleh Negara-negara karena banyak menyangkut segi kehidupan. Bahkan
tahun-tahun belakangan ini para ahli ekonomi telah memusatkan perhatiannya
kepada hubungan antara pembangunan ekonomi dan pertumbuhan penduduk.
Perencanaan

pembangunan

ini

dituangkan

kesejahteraan rakyat baik di daerah perkotaan

dalam

upaya

meningkatkan

maupun di daerah pedesaan

dimana kependudukan perlu dipertimbangkan sebagai tolak ukur pembangunan


masyarakat. Penduduk merupakan objek dan sekaligus sebagai subjek dalam
pembangunan

Nasional. Kebijaksanaan di bidang kependudukan bukan saja

hanya menyangkut jumlah dan kepadatan penduduk, arus imigrasi, kelahiran,


serta kematian tetapi juga kebijakan dalam mengendalikan pertumbuhan
penduduk yang tinggi serta mengarahkan mobilitas dan sebaran penduduk yang
lebih merata, terutama di daerah yang jarang penduduknya. (Manulang, 2013)

2.1

Permasalahan
Tercatat pada CIA World Fact Book tahun 2012 terdapat 161,083,804 juta

penduduk di Bangladesh sedangkan di tahun 2015 tercatat penduduk sebanyak


168,957,745 juta, hal tersebut menunjukkan terjadinya peningkatan populasi
penduduk dari tahun 2012 ke tahun 2015, sebanyak 31,5 % dari jumlah penduduk
yang ada berada dibawah garis kemiskinan. Jumlah usia muda di Bangladesh
tahun 2015 lebih banyak dibandingkan usia tua atau lansia dengan dependency
ratio usia muda sebesar 46% dan dependency ratio usia tua sebesar 7,3%, selain
itu teratat sebanyak 8000 orang penderita HIV/AIDS dan 400 orang meninggal
dunia akibat HIV/AIDS. (CIA, 2015)
Angka usia harapan hidup warga Bangladesh untuk pria ialah 67 tahun dan
untuk wanita 69 tahun.. (BDHS, 2011) Bangladesh merupakan salah satu negara

dengan angka pernikahan dini tertinggi di dunia, hamper dua sampai tiga remaja
perempuan berstatus menikah (10-19 tahun). Pada tahun 2014 tercatat satu dari
empat wanita yang pernah menikah uasia 15-49 tidak pernah mengenyam
pendidik yang memadai, sedangkan 14% wanita telah menempuh tingkat sekolah
dasar (SD) atau pendidikan yang lebih tinggi. (BDHS, 2014)
Tabel 2.1 Kehamilan Usia Remaja

Tabel 2.2 Presentase distribusi wanita pernah menikah usia 15-49, Bangladesh 2014

Sejak tahun 1970-an terjadi penurunan kesuburan. Total Fertility Rate


(TFR) menurun tajam dari 6,3 kelahiran per perempuan di 1971-1975 menjadi 5,1
kelahiran per perempuan di 1984-1988, diikuti oleh penurunan ;ain dalam dekade
berikutnya 1,8 kelahiran per perempuan mencapai 3,3 kelahiran per perempuan
pada tahun 1994-1996. Selama jarak dekade yang jauh dari tahun 1990 samapi
2011, Total Fertility Rate (TFR) pada 1990-an di sekitar 3,3 kelahiran per

perempuan, Total Fertility Rate (TFR) menurun lebih lanjut dengan satu anak dan
tetap pada 2,3 kelahiran per perempuan sejak BDHS 2011.
Tabel 2.3 Spesifikasi usia dan Total Fertility Rate (TFR) pada wanita usia 15-49 tahun, Bangladesh
1975-2014

Bangladesh berhasil mencapai Millenium Development Goals 4 target


untuk mortalitas dibawah 5 tahun (48 per 1000 kelahiran tahun 2015) sebelumnya.
Mortalitas dibawah 5 tahun dalam survey 5 tahun terdahulu (kira-kira tahun 20102014) sebanyak 46 per 1000 kelahiran. (BDHS, 2014)
Tabel 2.4 Early Childhood Mortality Rates

Tabel 2.5 Perbandingan mortalitas anak tahun 1993-2014

Grafik 2.1 Childhood Mortality Rates tahun 1989-2014

Post Natal Care adalah jangka waktu 6 minggu yang dimulai setelah
kelahiran bayi sampai pemulihan kembali organ-organ reproduksi seperti sebelum
kehamilan. (Bobak, MI 2000)
Tabel 2.6 Post Natal Care

Grafik 2.2 Post Natal Care tahun 2004-2014

Masalah lainnya yang terjadi adalah hanya 10% dari kelahiran yang
terdaftar. Setiap tahun terjadi banjir lokal, pembangunan menjadi terhambat
dikarenakan oleh banjir, topan dan kekeringan. Banjir di tahun 2007 mengenai 9,2
juta penduduk, menghancurkan 1,22 juta hektar lahan pertanian dan menewaskan
405 jiwa. Angin Topan yang melanda Bangladesh dengan kecepatan 240km/jam
mengenai 8oorang dan menewaskan lebih dari 3.360 jiwa.
Studi nasional UNICEF tahun 2004 mengungkapkan penyebab utama
kematian di kalangan anak-anak usia 1-4 tahun diantaranya tenggelam, kemudian
diikuti oleh pneumonia, kekurangan gizi dan diare. Anak-anak usia 5 sampai
dengan 14 tahun banyak yang bekerja, banyak yang dalam kondisi berbahaya.
Kemiskinan yang menyebabkan banyak pekerja dibawah umur. (UNICEF, 2008)
2.2

Penyebab Permasalahan

2.3

Dampak Permasalahan
Banyaknya kelahiran tidak terdaftar (sebanyak 90%) menyebabkan

meledaknya angka populasi dari tahun ke tahun yang tidak sebanding dengan
penurunan angka fertilitas yang terdaftar pada Bangladesh Demography and
Health Survey 2014

Kemiskinan yang terjadi di Bangladesh mengakibatkan

rendahnya pendidikan, kualitas kesehatan rendah dan rendahnya status gizi warga
di negara itu sendiri.
2.4

Pengelolaan data kependudukan negara Bangladesh


Republik Rakyat Bangladesh adalah sebuah negara yang terletak di Asia

Selatan dan merupakan sebuah negara dengan penduduk mayoritas muslim


terbesar ke-4 di dunia. Luas daratan Bagladesh adalah 147.570 km2 dan menurut
Bank Dunia, jumlah penduduk Bangladesh adalah 154.695.368 jiwa. Bangladesh
merupakan negara terpadat ke-7 di dunia dan terbanyak ke-8 di dunia. Negara ini

berbatasan dengan negara India dan Myanmar. Jumlah penduduk di Negara


Bangladesh pada hasil sensus 15 maret 2011 14,97,72,364 jiwa, yang meliputi
jumlah penduduk laki-laki sebesar 7,49,80,386 dan jumlah penduduk perempuan
7,47,91,978. (Statistics, 2012)
Sama hal nya dengan di Indonesia, Bangladesh sendiri mempunyai badan
pusat statistik yang dikenal dengan Bangladesh Biro Statistic (BBS). Bangladesh
Biro Statistik telah ada selama lebih dari 38 tahun,

yang terbentuk dari

penggabungan empat lembaga lainnya pada tahun 1974. Sejak awal, perannya
telah membantu pemerintah

dan negara secara keseluruhan dengan statistik

informasi untuk memandu pengambilan keputusan dan proses pembangunan.


Biro dan sistem statistik nasional yang merupakan organisasi apex, yang perlu
diperkuat dan ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan informasi dari negara
dalam dua puluh abad pertama.

2.5

Sistematika Bangladesh biro statistic (BBS)


Sistematika Bangladesh biro statistic (BBS) dalam pelaksanaan sensus

dilakukan dengan menggambarkan kegiatan rinci dengan timeline yang spesifik,


dan dilengkapi dalam proposal proyek pembangunan (Development Project
Proposal/DPP) dari proyek dengan maksud untuk kelancaran sensus. Rencana
kerja tersebut berisi deskripsi singkat dari semua kegiatan sensus dari awal sampai
akhir dari proses awal termasuk sensus percobaan. BBS juga sudah
mengembangkan Digital mouza Maps yang digunakan sebagai peta dasar dalam
penyusunan wilayah perhitungan (enumeration area/EA) peta dan supervisor peta
dalam melakukan semua sensus. Geocodes dan peta yang sudah diperbaharui
disiapkan selama operasi zonal sebelum sensus dilakukan. Proses ini juga dapat
membantu dalam mengurangi tingkah kesalahan yang terjadi ada saat
berlangsungnya sensus. (Planning, n.d.)
Semua prosedur operasional yang berkaitan dengan desain kuesioner,
metodologi, rencana pengumpulan data, program pelatihan dan prosedur, kontrol
lapangan, kebutuhan tenaga kerja, deskripsi pekerjaan personel sensus

pengawasan, publisitas sensus, dan distribusi bahan sensus, pengolahan data &
analisis dan publikasi rencana juga digambarkan dalam rencana kerja. Sebuah
kalender kegiatan sensus dengan kerangka waktu yang rinci juga disiapkan dan
operasi sensus dicapai mengikuti kalender sensus.
Untuk proses Coding mengacu menempatkan sejumlah angka untuk
klasifikasi statistik. Hal ini digunakan untuk mengelompokan dan mengatur
informasi bermakna dan sistematis dalam format standar yang berguna untuk
menentukan kesamaan ide, peristiwa, benda atau orang. Kegiatan coding dan
editing sangat diawasi oleh petugas yang mengawasi pelatihan selama empat hari
di Markas Besar BBS, dan petugas tersebut adalah pelatih utama di pelatihan
tingkat lapangan. Selain itu semua pemrogram, pengawas serta pelatih utama
diberikan Buku Coding di buat dengan bentuk yang BASIC di Bengali dan BCPC
untuk memastikan coding khusus. pada kuesioner yang diisi juga diedit yaitu
masing-masing kuesioner dari buku itu benar-benar diverifikasi secara manual
sebelum coding di kantor bidang BBS untuk menyempurnakan data. Kegiatan
editing dilakukan mengikuti prosedur yang sama dengan coding.
Setelah selesai editing dan coding, data dibuat masuk dalam komputer di
Union Informasi dan Pusat Service (USCIS) di seluruh wilayah untuk
menyelesaikan kegiatan dalam waktu sesingkat mungkin. Selain itu, data berbagai
perusahaan kota seperti Dhaka, Chittagong, Rajshahi, Khulna, Barisal, Rangpur,
Sylhet dan Gazipur yang didapatkan langsung kantor pusat BBS. Data di USCIS
secara otomatis ditransfer ke, dan disimpan di server pusat, khusus untuk Sensus
di Kantor Pusat BBS. Langkah terakhir data-data tersebut diunggah, diolah dan
dianalisis di kantor pusat dan
dibutuhkan. (Planning, n.d.)

menhasilkan beberapa tabel statistik yang

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Planning, M. O. F. (n.d.). ( In Abridged Form ) BANGLADESH BUREAU OF


STATISTICS ( BBS ).
Statistics, B. B. of. (2012). Population and Housing Census 2011, Bangladesh at a
glance. Population and Housing Census 2011, (July), 1. Retrieved from
http://www.bbs.gov.bd/WebTestApplication/userfiles/Image/Census2011/Ban
gladesh_glance.pdf
Bobak, Jensen dan Lowdermilk. 2004. Maternity Nursing. 7 th edition. St Loius:
Mosby
Hossain, Mohammad Wahid. 2015. Bangladesh Demography and Health Survey
2014.

https://www.k4health.org/sites/default/files/bdhs_2014.pdf

diunduh

tanggal 20 februari 2016


Kabir, Md. Humayun. 2013. Bangladesh Demography and Health Survey 2011.
dhsprogram.com/pubs/pdf/fr265/fr265.pdf diunduh tanggal 20 februari 2016

Kabir,H., Nirod CS dan Rukhsana G. Female Unmarried Adolescents


Knowledge On Selected Reproductive Health Issues In Two Low Performing
Areas Of Bangladesh: An Evaluation Study dalam BMC Public Health Vol
15.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4685627/pdf/12889_2015_Ar
ticle_2597.pdf diunduh tanggal 18 Febuari 2016
Manulang, O.. 2013. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Humbang
Hasundutan Tahun 2014 Berdasarkan Data Tahun 2003 2010.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37772/4/Chapter%20I.pdf
diunduh tanggal 20 Februari 2016
Purnami, C T. 2012. Buku Ajar Ilmu Kependudukan. Semarang: UPT Undip Press
Semarang
Sarker, BK, dkk. 2016. Reasons for Preference of Home Delivery with
Traditional Birth Attendants (TBAs) in Rural Bangladesh: A Qualitative
Exploration

dalam

Plos

One

Vol

11

No.1.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4701391/pdf/pone.0146161.p
df diunduh tanggal 18 Febuari 2016
Streatfield, P K dan Zunaid A K. Population Challenges for Bangladesh in the
Coming Decades. Journal of Health, Population and Nutrition Vol. 26 No. 3
Hal.261-272.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2740702/pdf/jhpn00260261.p
df. diunduh tanggal 17 Febuari 2016
UNICEF. 2008. Bangladesh. www.unicef.org/bangladesh/cbg_(18.10.08).pdf
diunduh tanggal 20 Februari 2016

Anda mungkin juga menyukai